3 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
|
|
- Yandi Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 18 3 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara dikhususkan pada desa percontohan budidaya rumput laut yakni Desa Sathean Kecamatan Kei Kecil Timur dan Desa Letvuan Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku. Lokasi penelitian di pilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di Desa Sathean dan Desa Letvuan memiliki potensi yang tinggi untuk perkembangan produksi Rumput Laut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari nelayan rumput laut, Pedagang pengumpul lokal, Pengecer yang merupakan pelaku rantai nilai budidaya rumput laut yang terdapat di Desa Sathean, Kecamatan Kei Kecil Timur dan Desa Letvuan, Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku dengan alasan bahwa dua Desa ini merupakan Desa percontohan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara karena banyaknya hasil budidaya rumput laut. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, mempelajari data-data yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan BPS Kabupaten Maluku Tenggara. Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Pemilihan Sampel Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan sengaja memilih sampel yang diteliti sebagai responden dengan pertimbangan bahwa responden yang dipilih merupakan responden yang berkompeten dan memiliki pengalaman kerja minimal 1(satu) tahun dalam rantai nilai dapat memberi gambaran informasi tentang peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi serta disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Responden yang dipilih merupakan pelaku rantai nilai sebanyak 41 orang, sesuai dengan aktifitas utama meliputi supplier/penyedia sarana sebanyak 8 orang, nelayan rumput laut dan pengelola rumput laut sebanyak 24 orang yang diambil dari dua desa percontohan, pedagang pengumpul lokal 6 orang dan instansi pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 3 orang dari masingmasing dinas yang terkait yaitu dinas kelautan dan perikanan, dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas badan pusat statistik. Tabel 4 menyajikan sebaran responden rantai nilai budidaya rumput laut.
2 19 Tabel 4 Sebaran responden rantai nilai budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku No. Jenis Responden Jumlah (org) Keterangan 1. Supplier/Penyedia sarana 8 a. Bibit 4 Kuisioner 1a (Lampiran 1 ) b. Pupuk dan Obat-obatan 4 Kuisioner 1b (Lampiran 2) 2. Nelayan Budidaya Rumput Laut 14 Kuisioner 2 (Lampiran 3) 3. Pengolah Rumput Laut 10 Kuisioner 3 (Lampiran 4) 4. Pedagang Pengumpul Lokal 6 a. Skala Besar 3 Kuisioner 4a (Lampiran 5 ) b. Skala Kecil 3 Kuisioner 4b (Lampiran 6) 5. Instansi Pemerintah (Kabupaten) 3 a. Dinas Kelautan dan Perikanan 1 Kuisioner 5 (Lampiran 7) b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan c. Badan Pusat Statistik 1 Jumlah 41 1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode wawancara dengan kelengkapan kuesioner (Lampiran 1-7). Data Primer yang dikumpulkan adalah: 1. Rantai nilai produksi budidaya rumput laut dalam aktifitas utama yang meliputi: a. logistik ke dalam diantaranya persediaan dan pengendalian bibit rumput laut, penjadwalan transportasi/ kendaraan, persiapan perancangan pengolahan rumput laut dari nelayan rumput laut. b. operasional diantaranya pengolahan rumput laut, pemeliharaan dalam proses pengolahan, proses pemanenan dan pasca panen, pengawasan dan pengendalian mutu c. Logistik keluar diantaranya pengumpulan hasil setelah pasca panen, penyimpanan/penggudangan, penerimaan pesanan hasil produksi, perencanaan pengantaran produksi rumput laut. d. Penjualan dan pemasaran diantaranya penetapan harga oleh pedangan pengumpul, pengiriman hasil budidaya kepada pedagang pengumpul, proses penjualan hasil budidaya, proses penjualan hasil kepada konsumen lokal. e. Evaluasi pelayanan konsumen dalam kelompok nelayan budidaya rumput laut.
3 20 2. Rantai nilai produksi budidaya rumput laut dalam aktifitas pendukung yang meliputi: a. Infrastruktur produksi diantaranya transportasi, jalan, dan telekomunikasi, dan fasilitas seperti pabrik pengolahan rumput laut yang sementara dibangun. b. Sumber daya manusia meliputi ketersedian bantuan teknis budidaya (dari pemerintah, swasta, atau pendidikan dan penyuluhan yang praktis dapat dilaksanakan dengan model budidaya yang diintrodusir), pelatihan-pelatihan yang berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. c. Pengembangan teknologi berupa bantuan alat-alat pabrik serta pembudidayaan rumput laut untuk daerah. d. Pembelian dalam konteks pemasaran kaitannya dengan harga produksi budidaya rumput laut yang tidak tetap atau tetap. 3. Strategi pemasaran yang meliputi analisis potensi berupa kekuatan dan peluang serta kelemahan dan ancaman dari proses pemasaran produksi budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara dari rantai pemasaran, serta strategi pemasaran yang tengah digunakan dalam pemasaran produksi budidaya rumput laut. Data sekunder yang dikumpulkan adalah perkembangan 5 tahun terakhir hasil produksi rumput laut, populasi masyarakat pesisir dari desa percontohan, dan perkembangan harga rumput laut yang di jual dari beberapa tahun terakhir di Kabupaten Maluku Tenggara, serta dengan studi dokumentasi dengan mempelajari data-data yang berasal dari BPS, Dinas perikanan dan Kelautan, Dinas perindustrian dan perdagangan. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Value chain analysis produk rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara Analisis rantai digunakan untuk mengetahui berbagai macam aktifitas dan kondisi rantai nilai produk industri rumput laut. Pola rantai nilai dari produk industri rumput laut dipetakan menggunakan metode survei dan wawancara terhadap aktor pelaku rantai nilai baik dalam aktifitas utama maupun aktifitas pendukung produksi rumput laut. Setelah diperoleh gambaran tentang rantai nilai, maka informasi tentang permasalahan dan peluang dapat terlihat pada rantai nilai tersebut. Rantai nilai produk rumput laut yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara dapat di bagi menjadi aktifitas utama dan aktifitas pendukung. Dalam aktifitas utama dapat dikaji dari persiapan dan pengendalian bibit rumput laut, penjadwalan transporasi dan perencanaan kegiatan pengolahan rumput laut sebagai awal berkembangnya proses budidaya dalam logistik kedalam.
4 21 Setelah kualitas mutu telah sesuai dengan standar yang ditetapkan maka hasil panen dapat dikumpulkan dan disimpan/ proses penggudangan hasil panen dilanjutkan dengan proses penerimaan pesanan hasil budidaya dan perencanaan pengiriman/ pengantaran hasil. Dalam bagian pemasaran dan penjualan yang merupakan bagian dari logistik keluar, masalah penetapan harga ditentukan oleh pedagang pengumpul karena pembudidaya rumput laut tidak memiliki akses dan pilihan unuk menjual ke alternatif lain, setelah itu pengiriman dilakukan ke pedagang pengumpul dilanjutkan proses penjualan hasil dari pedangan pengumpul ke konsumen lokal (Makassar dan Surabaya). Hasil budidaya rumput laut kemudian diekspor kembali ke luar negeri (China). Dengan mempelajari rantai nilai rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, peningkatan nilai produksi rumput laut diharapkan dapat mencapai tingkat maksimal serta menata kembali struktur tataniaga pemasaran budiya rumput laut sehingga pendapatan asli daerah dapat meningkat dan kesejahteraan masyarakat pesisir dapat terjamin dengan baik. Berikut ini merupakan gambaran umum dari bentuk value chain dalam aktifitas utama dari produk rumput laut yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara yang diuraikan dalam Gambar 4. Pembudidaya Rumput Laut Logistik ke dalam - Persediaan dan Pengendal ian Bibit Rumput Laut - Penjadwal an transporta si/ kendaraan - Persiapan perancang an pengolaha n rumput laut. Operasi - Pengolah an budidaya rumput laut - Pemelihar aan dalam proses pengolaha n - Proses pemanena n dan pasca panen budidaya rumput laut. - Pengawas an dan pengendal ian mutu oleh laboratori um yang ada di luar Logistik ke luar - Pengumpu lan hasil setelah pasca panen - Penyimpa nan/pengg udangan hasil olahan budidaya rumput laut - Proses penerimaa n pesanan hasil olahan. - Perencana an pengantar an produk rumput Pemasaran & Penjualan - Penetapa n harga oleh pedagang pengump ul - Pengirim an hasil olahan kepada pedagang pengump ul - Proses penjuala n hasil olahan kepada konsume n lokal - Konsume n lokal mengeks por hasil olahan kepada Pelayanan - Evaluasi layanan konsum en. Gambar 4 Value chain rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara
5 22 Selain aktifitas utama, dalam penelitian ini perlu dianalisis juga aktifitas pendukung yang menunjang aktifitas utama produk rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara. Peranan lembaga pemerintahan dalam aktifitas pendukung ini lebih mendominasi diantaranya pada (1) Infrastruktur yang sedang dalam proses penyelesaian pabrik pengolahan rumput laut di Desa Levuan/ Ohoi Letvuan Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara yang melibatkan kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, (2) Sumber Daya Manusia dalam kaitannya dengan pengolahan rumput laut telah disediakan beberapa kegiatan pelatihan secara berkala bagi pembudidaya maupun tenaga penyuluh yang berasal dari pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pemerintah pusat. Secara garis besar, aktifitas pendukung dari rantai nilai produk rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara pada Tabel 5. Tabel 5 Aktivitas pendukung AKTIFITAS PENDUKUNG Infrastruktur Sumber Daya Manusia Pengembangan Teknologi Pembelian Sumber : Data diolah (2012) Pabrik dalam proses penyelesaian, sarana transportasi cukup memadai, tetapi ketersedian jalan masih belum memadai. Adanya pelatihan-pelatihan yang disediakan Dinas Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Pusat. Bantuan alat-alat pabrik serta pemudidayaan rumput laut untuk daerah telah disediakan oleh Kemnterian Kelautan dan Perikanan Pusat. Pangsa pasar hasil budidaya rumput laut di daerah masih sangat minim sehingga pembudidaya tidak memiliki alternatif untuk menjual hasil. b. Poin utama yang dievaluasi dalam rantai nilai produk rumput laut Beberapa poin penting yang dievaluasi dalam rantai nilai komoditi rumput laut meliputi: 1. Sarana Prasarana dalam budidaya rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, diantaranya: a. Ketersediaan bibit/ Jenis Bibit (sumber atau asal bibit, misalnya skala industri rumah tangga, atau skala industri besar, atau benih berasal dari alam untuk pengembangan jumlah stok atau sub sistem, nilai atau harga bibit) b. Ketersediaan bantuan teknis budidaya (dari pemerintah, swasta, atau pendidikan dan penyuluhan yang praktis dapat dilaksanakan dengan model budidaya yang diintrodusir) c. Ketersediaan bantuan finansial (ketersedian akses terhadap kredit bank, dan perencaanaan/ jasa finansial lokal atau LKM/ Lembaga Keuangan Mikro). d. Aksesibilitas terhadap sarana produksi e. Infrastruktur produksi diantaranya transportasi, jalan, dan telekomunikasi. f. Budidaya rumput laut yang menjadi aktifitas dari sebagian masyarakat wilayah pesisir diuraikan dalam profil komoditi produksi rumput laut Kabupaten Maluku Tenggara produksi rumput laut Kering secara umum dalam permusim (45) hari di tahun 2008 sebesar: 394 ton, 2009, 521 ton diperkirakan menjadi 600 ton, di tahun 2010 namun meningkat hingga
6 ton. Dengan demikian total produksi rumput laut Kering di Kabupaten Maluku Tenggara dalam tahun 2010 adalah sebesar ton, yang didapat dari 1220 dikali minimal 6X musim panen. Jumlah tenaga kerja pada sektor budidaya rumput laut kurang lebih orang saat ini (30% jumlah penduduk Malra), maka peluang untuk lebih meningkatkan hasil komoditi rumput laut sangat dimungkinkan dengan lebih meningkatkan keterkaitan dalam rantai nilai produk rumput laut. g. Pengolahan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara yang dilakukan, akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan dan perlu untuk dievaluasi antara lain: h. Proses produksi rumput laut memiliki beberapa tahapan antara lain : i. Pemilihan lokasi dalam hal ini lokasi budidaya tidak beresiko aman, memiliki kemudahan dalam sarana budidaya serta keadaan ekologi diantaranya keadaan air, arus yg harus disesuaikan dan keadaan alam lainya. ii. Faktor pendukung diantaranya faktor musim, manajemen pemilikan budidaya serta kemampuan mengelola tanaman, juga tata letak arah arus maupun gelombang. Persiapan penanaman merupakan bagian dari faktor pendukung ini. iii. Pemilihan bibit harus berkualitas baik dan sesuai strandar sehingga proses pertumbuhannya lebih terjamin. iv. Metode Penanaman pada umumnya memiliki beberapa metode diantaranya metode dasar (bottom method) di dalam tambak dengan menebarkan bibit pada dasar tambak dan metode lepas dasar (off bottom method) seperti budidaya Echeuma sp, yaitu dengan cara mengikat bibit pada tali ris (ropeline) kemudian diikatkan pada patok-patok atau pada rakit. Dikembangkan pula budidaya gracilaria dengan metode rakit (floating rack method) dan metode rawai (longline method). Yang paling diminati adalah metode rawai. v. Pemeliharaan budidaya rumput laut diantaranya mengawasi perkembangan konstruksinya secara terus menerus, membersihkannya dan lainnya. vi. Penanganan panen dan pasca panen untuk produksi, rumput laut di panen jika berumur 6-8 minggu (45-60 hari) dan menggunakan metode pemanenan yang dianjurkan. Setelah di panen, dilakukan pencucian rumput laut dari kotoran-kotoran, pengeringan dan penjemuran 2-3 hari pada kondisi panas yang baik, sortasi dan pengepakan. Pengendalian mutu produksi hasil panen rumput laut sangat penting untuk diketahui, karena ukuran hasil panen berkualitas telah ditentukan oleh konsumen, sehingga diperlukan pengujian secara klinis di laboratorium guna mengetahui tingkat kualitas hasil panen yang ada. i. Pemasaran i. Profil pasar dan konsumen dalam produksi rumput laut perlu di evaluasi dengan metode rantai nilai baik dari penawaran maupun permintaan, karena belum adanya standar regulasi yang baku terhadap keadaan pasar produksi rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara sehingga dapat terjadi kemungkinan ketidak seimbangan dinamika harga pasar
7 24 walaupun informasi harga bisa saja terdapat di sarana komunikasi internet. ii. Rantai pemasaran produk rumput laut dalam keadaan kering di daerah penelitian Kabupaten Maluku Tenggara secara umum mempunyai 5 tahap dalam proses pemasaran yang meliputi: o Proses pembudidayaan rumput sampai panen dan penanganan pasca panen serta penggudangan laut oleh nelayan, o Setelah diperoleh hasil budidaya, maka nelayan menjual hasil tersebut kepada pedagang pengumpul lokal I dengan harga yang telah ditentukan sendiri oleh pedagang pengumpul. yang dimaksud dengan pedagang pengumpul lokal skala kecil disini adalah pedagang yang berada dekat dengan lokasi budidaya dan juga memiliki akses lanjutan untuk mengumpulkan dan mengantar hasil panenan ke pedagang pengumpul yang jauh dari lokasi pembudidayaan. o Hasil pembelian dan pengumpulan yang ada pada pedagang pengumpul skala kecil kembali dijual kepada pedagang pengumpul lokal skala besar. Dalam hal ini, pedangan pengumpul lokal skala besar dapat langsung membeli hasil panen budidaya rumput laut pada nelayan, karena rata-rata memiliki modal yang cukup besar untuk menjangkau lokasilokasi budidaya. o Hasil pembelian yang ada pada pedagang pengumpul seterusnya dijual dan dikirim kepada pengecer yang berada di luar daerah seperti Makassar dan Surabaya melalui transpotasi laut milik pribadi maupun sewaan. o Pengecer yang telah membeli hasil panen budidaya rumput laut dapat langsung mengekspor ke luar negeri misalnya china dengan harga yang lebih baik. Rantai Pemasaran hasil budidaya rumput laut dapat dilihat pada Gambar 5. NELAYAN PEDAGANG PENGUMPUL Skala Kecil PEDAGANG PENGUMPUL Skala Besar EKSPOR KE CHINA PENGECER (SURABAYA& MAKASAR) Gambar 5 Rantai pemasaran j. Sarana prasarana dari hasil pengolahan produksi rumput laut dalam hal ini keadaan pasar serta promosi untuk pemasaran produksi rumput laut perlu di lakukan evaluasi mengingat bahwa sarana prasarana merupakan elemen penting dalam memberikan kemajuan hasil produksi serta pendapatan kepada setiap pelaku dalam keterkaitan rantai nilai.
8 25 c. Analisis matrik SWOT Matrik SWOT merupakan alat untuk merumuskan berbagai alternatif strategi yang diterapkan, dimana analisis ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat tipe kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO merupakan srategi yang menggunakan kekuatan untuk memenfaatkan peluang, strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari/mengurangi dampak ancaman, strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang dan strategi WT, yaitu meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Kombinasi dari faktor internal dan eksternal dalam matrik SWOT dapat disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Matrix SWOT EFE IFE OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktorpeluang eksternal THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal Sumber : Rangkuti (2005) STRENGHT (S) Tentukan 5-10 faktorfaktor kekuatan internal STRATEGI (SO) Menciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang. STRATEGI (ST) Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal STRATEGI (WO) Menciptakan strategi yang mengurangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI (WT) Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Analisis Matriks Internal Eksternal (IE) Menurut David (2009) Matrik IE terdiri atas dua (2) dimensi, yaitu total skor dari matrik IFE pada sumbu x dan total skor dari matrik EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE total 1,0-1,99 menunjukkan posisi internal adalah lemah; skor 2,0-2,99 posisinya dianggap sedang; dan skor 3,0-4,0 adalah posisi kuat. Pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0-1,99 adalah posisi rendah; skor 2,0-2,99 dianggap posisi sedang; dan skor 3,0-4,0 adalah posisi tinggi. Matriks IE menurut David (2009) dapat dilihat pada Gambar 6. Skor bobot tabel EFE Tinggi ( 3,0) Menengah(2,0) Lemah (1,0) Skor Bobot Total IFE Kuat Menengah Lemah I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 6 Matrix IE (David 2009)
III. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian
III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data
19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara
20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel
39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:
TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
37 IV. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Loka Farm yang terletak di Desa Jogjogan, Kelurahan Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi ini
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinci4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data
15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data akan dilakukan disebuah industri pengolahan dengan sub sektor industri pakaian jadi yang berlokasi di Jl. Wader Blok G.II No. 25 RT/RW 010/012
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang
III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan
Lebih terperinciVIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kegiatan budidaya rumput laut telah berkembang dengan pesat di Kabupaten Bantaeng. Indikasinya dapat dilihat dari hamparan budidaya rumput laut yang
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data
27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama
Lebih terperincipestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,
35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciVII. FORMULASI STRATEGI
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi
Lebih terperinciSeminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciPuryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING MANGGA MANALAGI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PELAKU RANTAI PASOK (STUDI PADA PEDAGANG PENGUMPUL MANGGA DI SITUBONDO) Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Kampar, Kecamatan Tapung, Tapung Hulu, dan Tapung Hilir. Lokasi ini secara sengaja dipilih dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten
Lebih terperinci5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR
45 Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh armada pancing di perairan Puger adalah jenis yellowfin tuna. Seluruh hasil tangkapan tuna yang didaratkan tidak memenuhi kriteria untuk produk ekspor dengan
Lebih terperincipenelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) (Gambar 3). Lokasi Taman Burung TMII ini berada di Kompleks TMII, Jalan Pondok
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling
METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data
13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus
Lebih terperinciRiyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)
135 STRATEGI USAHA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR JUMIANG DI KELOMPOK USAHA BERSAMA MITRA BAHARI DESA TANJUNG KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di
38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 1 Maret 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN MANISAN CARICA CV YUASAFOOD KABUPATEN WONOSOBO Witono, Dyah Panuntun Utami, Uswatun Hasanah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,
98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknis pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan teknik survei, yaitu cara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sektor UKM memiliki peran dan fungsi sangat strategik dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, tetapi kredit perbankan untuk sektor ini dinilai masih
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan Rajawali No. 86, Kelurahan Labuhbaru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Lokasi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,
Lebih terperinciAGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : ISSN :
AGRITECH : Vol. XVII No. 1 Juni 2015 : 11 23 ISSN : 1411-1063 ANALISIS SWOT TATANIAGA SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KELEMBAGAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) Pujiharto 1) dan Sri Wahyuni 2) 1) Fakultas
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU Sri Ayu Kurniati Dan Jumanto Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Pekanbaru 28284
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di jalur sepeda Sentul City, Bogor, Indonesia (Gambar 4). Adapun waktu kegiatan penelitian ini kurang lebih selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2006) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal
Lebih terperinciSumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol
10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga
Lebih terperinciLampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran. Tipe dan Sumber Data. - Data sekunder melalui telaah literatur
113 Lampiran 1. Tahapan kajian berdasarkan target keluaran Tujuan Kajian Kegiatan Kajian Tipe dan Sumber Data Teknik Pengolahan Data Target Output (Keluaran) Tujuan 1 Menganalisis kelayakan sederhana dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data
12 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
25 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL
BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciB. Jenis dan Sumber Data
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek /SubyekPenelitian Penetapan obyek penelitian sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan data yang deperoleh. Oleh karena itu, maka obyek penelitian harus ditetapkan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data
III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan
36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%
Lebih terperinci