Hubungan Antara Etika, Ekonomi, dan Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Etika, Ekonomi, dan Hukum"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Etika, Ekonomi, dan Hukum oleh: suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Kepemimpinan Magelang Abstrak: Perilaku yang etis merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu organisasi secara jangka panjang. Berdasarkan argumen makro menyatakan bahwa pentingnya etika dalam suatu sistem ekonomi. Sedangkan argumen mikro memandang pentingnya etika dalam organisasi sebagai individual. Perilaku yang tidak etis akan menyebabkan menurunnya kinerja dalam jangka panjang. kata kunci: etika, ekonomi, hukum dan organisasi A. Pengantar Bisnis adalah organisasi ekonomi yang beroperasi dalam lingkungan hukum, dan didirikan dengan tujuan untuk menyediakan barang-barang dan jasa, Keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada efisiensi atas operasinya. Dalam sistem ekonomi kapitalis, untuk mendapatkan keuntunngan perusahaan harus bersaing secara efektif dalam suatu pasar terbuka. Persaingan tersebut menurut pebisnis barat diibaratkan sebagai sebuah game, perusahaan dimungkinkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin namun tetap mematuhi aturan permainan (the rule of the game) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Ekonomi dan hukum merupakan dua hal yang penting dalam pembuatan keputusan bisnis. Seperti halnya dalam suatu pertandingan sepak bola dimana kedua tim yang bertanding harus menjujung tinggi sportifitas dan dalam bisnis, juga demikian. Mereka yang bersaing harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Dalam suatu sistem bisnis yang kompetitif, dimana setiap orang bebas untuk bertindak asal tidak bertentangan dengan etika. Dengan demikian hubungan etika bisnis terhadap ekonomi dan hukum adalah sangat kompleks dan tidak mudah untuk dijabarkan. Berikut ini diskusi yang akan menjelaskan hubungan tersebut. Hubungan Etika dan Ilmu Ekonomi (The Relationship of Ethics and Economics) Berdasarkan teori ekonomi, perusahaan dalam suatu pasar bebas yang menggunakan sumber daya yang langka atau faktor produksi (tenaga kerja, bahan baku, dan modal) dalam rangka

2 menghasilkan barang dan jasa (output). Permintaan atas barang dan jasa tersebut ditentukan oleh preferensi konsumen secara individu untuk memilih diantara barang dan jasa yang tersedia dengan tujuan untuk memaksimalkan kepuasan dari preferensinya yang disebut utility. Perusahaan juga berusaha untuk memaksimalkan preferensinya atau utility dengan menaikkan outputnya sampai dengan titik tertentu dimana jumlah yang mereka terima dari penjualan barang dan jasa sama dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja, membeli bahan baku, modal dan berbagai pengeluaran lainnya, dimana pendapatan marjinal (marginal revenues) sama dengan biaya marjinal (marginal costs). Ilmu ekonomi menyediakan berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan berbagai pilihan yang bersifat ekonomi baik bagi individu maupun perusahaan. Alasan utama berkaitan dalam berbagai pilihan adalah untuk memaksimalkan utility. Etika memberikan berbagai pertimbangan selain pertimbangan bersifat ekonomi dengan berbagai alasannya, termasuk kebenaran, keadilan dan nilai-nilai diluar ekonomi. Justifikasi Terhadap Sistem Pasar (Justification of the Market System) Justifikasi atas suatu pasar bebas dalam sistem kapitalis, antara lain untuk memperoleh keuntungan selain itu organisasi bisnis berupaya mendorong terjadinya kemakmuran untuk seluruh masyarakat. Untuk itu perlu diciptakan suatu kondisi agar aktivitas bisnis bermanfaat bagi masyarakat. Aturan itu mencakup ketaatan terhadap pengendalian moral minimal untuk mencegah pencurian, kecurangan, dan sejenisnya. Pasar seharusnya benar-benar kompetitif, mudah untuk masuk dan keluar pasar, dan informasi mudah diperoleh. Selain itu seluruh biaya produksi harus direfleksikan dalam harga yang dibayar baik oleh perusahaan maupun individu. Berbagai Kondisi Untuk Pasar Bebas (Some Conditions for Free Market) Pemerintah berperan untuk menciptakan aturan main yang harus dipatuhi oleh para manajer dalam membuat keputusan terutama yang menyangkut ekonomi. Tugas untuk menjaga agar aturan main benar-benar dipatuhi tidak hanya diserahkan pada pemerintah, melainkan juga kepada semua pihak yang terlibat di dalamnya. Ketika ilmu ekonomi digunakan untuk membuat kebijakan publik maka harus juga digunakan nilainilai yang bersifat nonekonomi khususnya etika.

3 Hubungan Etika dan Hukum (The Relation of Ethics and Law) Aktivititas bisnis berada dalam wilayah hukum, dan sebagian orang berasumsi bahwa hukum hanya merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam aktivitas bisnis. Mereka berasumsi, hanyalah hukum yang merupakan pedoman yang relevan bukan etika. Berikut ini akan dibahas dua pendapat tentang hubungan etika dan hukum. Pendapat pertama adalah bahwa hukum dan etika merupakan dua wilayah yang berbeda. Hukum berlaku dalam kehidupan masyarakat, dimana etika merupakan sesuatu yang bersifat pribadi. Hukum secara jelas didefinisikan seperangkat aturan yang mengikat yang diterapkan kepada setiap orang, sedangkan etika merupakan opini yang bersifat pribadi yang mengarahkan kehidupan kita sendiri. Sebagai bentuk dari kontrol sosial, hukum memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan etika. Hukum menyediakan aturan yang tepat dan terinci dibandingkan etika dan aparat penegak hukum tidak hanya melaksanakan aturanaturan tersebut dengan kekuasaan dari pemerintah tetapi juga menginterpretasikan ketika kalimatnya tidak jelas. Di negara dimana sistem hukumnya telah sangat maju, hukum merupakan aturan yang relatif lengkap untuk kegiatan bisnis. Segala sesuatu yang tidak sesuai dengan etika (unethical) adalah tidak sah (illegal). Sebaliknya di negara dimana sistem hukumnya belum begitu maju, etika merupakan sumber utama sebagai pedoman, bukan hukum. Etika diperlukan tidak hanya karena berbagai situasi yang tidak dicakup oleh hukum tetapi juga sebagai pedoman untuk menciptakan hukum yang baru. Dengan demikian hubungan antara etika dan hukum sesuai dengan moto sebagai berikut : Jika sesuatu adalah legal, maka secara moral adalah legal (If it s legal, then it s morally okay). Mengapa Hukum Saja Tidak Cukup (Why the Law Is Not Enough) Jika seorang manajer hanya mempertimbangkan dari aspek hukum saja dalam membuat suatu keputusan. Maka hal ini tidak hanya salah tetapi juga sangat berbahaya. Manajer harus mempertimbangkan baik dari aspek etika maupun hukum dalam membuat suatu keputusan dikarenakan beberapa alasan, antara lain adalah sebagai berikut: Pertama, hukum tidak mengatur tentang segala aspek aktivitas bisnis. Belum tentu segala sesuatu yang tidak sesuai dengan moral (immoral) adalah tidak sah (illegal ). Menuntut yang berlebihan kepada anak buah dan mencerca secara tidak pantas kepada seorang pegawai adalah tindakan yang merupakan objek dari etika, namun hal itu bukan dari objek hukum.

4 Kedua, hukum kadangkala lambat berkembang terhadap suatu objek/wilayah baru. Hal ini menimbulkan adanya kekosongan hukum karena belum ada produk hukum yang mengaturnya. Cristopher D. Stone (Where the Law Ends), menunjukkan bahwa hukum bersifat reaktif, menjawab permasalahan dimana orang berada dalam dunia bisnis dapat mengantisipasi dan berhubungan sebelumnya sebelum permasalahan tersebut menjadi perhatian masyarakat. Ketiga, hukum itu sendiri sering menggunakan konsep-konsep moral yang tidak didefinisikan secara jelas, sehingga hal ini tidak memungkinkan dalam berbagai kejadian dapat mengerti hukum tanpa mempertimbangkan permasalahan yang bersifat moral. Keempat, hukum itu sendiri kadangkala tidak pasti, sehingga untuk menetapkan apakah suatu tindakan adalah legal/sah harus diputuskan oleh pengadilan. Dan dalam membuat suatu keputusan, pengadilan sering berpedoman pada pertimbangan moral. B. Etika dan Manajemen (Ethics and Management) Sebagian besar para manajer berpikir bahwa mereka adalah termasuk orang yang memiliki etika, namun sebagian dari mereka masih bertanya apakah etika relevan terhadap peran mereka sebagai seorang manajer. Merupakan suatu hal yang penting bagi mereka yang terlibat dalam bisnis untuk bertindak sesuai dengan etika, tetapi menjadikan etika sebagai dasar dalam bisnis adalah tidak berbeda dengan menjadikan etika sebagai dasar dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian seorang manajer hendaknya merupakan seorang yang menjunjung tinggi etika dalam setiap langkahnya. Meskipun tidak ada etika secara khusus dalam bisnis, peristiwa-peristiwa yang muncul dalam bisnis ternyata tidak dengan mudah untuk diatasi dengan menggunakan aturan-aturan etika. Untuk itu manajer tingkat atas memiliki tanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara iklim perusahaan yang sesuai dengan etika sehingga dapat melindungi organisasi terhadap tindakan yang bertentangan dengan etika dan melawan hukum yang dilakukan oleh para anggotanya. Manajemen yang Etis dan Manajemen Etika (Ethical Management and Management of Ethics) Etika bisnis sering diartikan sebagai tindakan yang mendasarkan suatu etika oleh seorang manajer dengan melakukan sesuatu yang benar (doing right thing). Inilah yang disebut dengan manajemen yang etis. Bertindak dengan mendasarkan atas etika adalah faktor penting bagi keberhasilan individu dan efektifitas suatu organisasi.

5 Manajemen etika adalah bertindak secara efektif dalam situasi yang memiliki aspekaspek etika baik yang terjadi di lingkungan intern maupun ekstern. Efektifitas dari fungsi-fungsi organisasi juga tergantung pada penerimaan terhadap aturan, kebijakan, dan berbagai pedoman yang lain. Penerimaan ini mensyaratkan suatu keterbukaan persepsi dan penuh komitmen. Untuk dapat melaksanakan manajemen yang etis dan manajemen etika, maka pihak manajemen perlu memiliki berbagai ilmu pengetahuan. Berbagai isu tentang etika yang memiliki latar belakang yang faktual juga harus dipahami secara baik. Untuk membuat keputusan yang sesuai dengan etika dan menerapkannya dalam lingkungan organisasi maka diperlukan ketrampilan yang berkaitan dengan pengalaman dan latihan. Sebagian manajer membuat suatu kesalahan karena mereka gagal memahami dimensi etika dalam suatu situasi. Etika dan Peran Manajer (Ethics and the Role of Managers) Pada dasarnya setiap orang yang ada dalam suatu organisasi memiliki suatu peran. Peran tersebut berkaitan dengan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu organisasi. Misalnya, manajer pembelian memiliki kewenangan untuk melakukan pembelian atas nama perusahaan dan memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan pembelian yang menguntungkan bagi perusahaan. untuk dapat memahami secara baik tentang tugas-tugas seorang manajer kita harus mengetahui kewajiban apa saja yang harus dilakukannya. Manajer melayani seluruh tingkatan yang ada dalam organisasi puncak, menengah, dan rendah, selain itu manajer memainkan peran untuk seluruh tingkatan tersebut. Tugas dan tanggung jawab dari setiap tingkatan tersebut tertulis pada uraian jabatan (job description). Semakin tinggi posisinya semakin besar tugas dan tanggung jawabnya terutama manajemen puncak yang memegang kendali dalam pembuatan keputusan yang bersifat kebijakan dan strategis. Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan etika bagi manajer puncak adalah terjadinya benturan kepentingan (conflicts of interest) diantara tiga peran utama dari seorang manajer. 1. Manajer sebagai Aktor Ekonomi (Managers as Economic Actors). Salah satu syarat utama peran dari seorang manajer adalah membuat keputusan yang bersifat ekonomi sehingga perusahaan dapat sukses dalam pasar yang sangat kompetetif. Sebagai seorang aktor ekonomi, para manajer diharapkan memperhatikan

6 khususnya faktor-faktor ekonomi dalam pembuatan keputusan dan ukuran utama atas keberhasilan tersebut adalah kemampuan untuk menghasilkan keuntungan (profitability). Manajer merupakan agen dari para pemegang saham (agents of the shareholders), yang memiliki kewajiban menjalankan perusahaan untuk kepentingan pemegang saham, terutama memaksimalkan hasil atas investasi yang telah dilakukan. 2. Manajer sebagai Pemimpin Perusahaan (Managers as Company Leaders). Sebagai pemimpin dari organisasi bisnis, manajer dipercaya untuk mengelola aktiva/kekayaan yang sangat besar nilainya dan menggunakan aktiva tersebut secara bijak (prudently). Karyawan, pemasok, pelanggan, investor, dan yang lainnya yang disebut stakeholders memiliki kepentingan dalam keberhasilan dari suatu perusahaan. Manajer diharapkan mampu memenuhi keinginan dari berbagai pihak tersebut dan berupaya untuk menyeimbangkan terjadinya benturan kepentingan. Untuk memenuhi berbagai tuntutan tersebut, manajer puncak membentuk dan memelihara budaya organisasi, mengembangkan visi yang bersifat strategik, dan hal yang sangat penting adalah mereka berhasil mengatasi tantangan dan menciptakan peluang untuk kelangsungan hidup perusahaan. 3. Manajer sebagai Pemimpin Komunitas (Managers as Community Leaders). Manajer puncak dari suatu organisasi memiliki kekuasaan yang besar baik dari dalam maupun luar organisasi. Meskipun manajer tidak dipilih melalui suatu proses demokrasi. Pimpinan (CEO) dari suatu perusahaan besar juga bertindak sebagai duta besar, mewakili perusahaan dengan para konstituennya. Mereka diharapkan dapat menunjukkan kepemimpinan perusahaan yang melayani kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Mempelajari etika bisnis adalah sangat penting bagi para manajer tidak hanya karena kebutuhan untuk bertindak secara etis sebagai seorang manajer (ethical management) tetapi juga karena para manajer harus mengelola lingkungan organisasi yang menjujung tinggi etika (the management of ethics). Kedua tugas tersebut mensyaratkan para manajer untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh melalui belajar etika bisnis. C. Etika Bisnis dan Teori Etika Secara umum istilah morality dan ethics dapat saling menggantikan. Morality berasal dari bahasa Latin moralitas dan ethics berasal dari bahasa Yunani ethikos. Kedua

7 istilah tersebut tidak ada perbedaan artinya. Morality digunakan untuk menjelaskan fenomena yang bersifat sosiologis, yaitu keberadaan suatu aturan dan etika dalam suatu masyarakat. Setiap masyarakat memiliki suatu morality, karena morality merupakan dasar untuk melakukan interaksi yang saling menguntungkan diantara mereka. Tanpa adanya aturan yang mendasar, misalnya dilarang membunuh (do not kill) dan dilarang mencuri (do not steal) maka sulit untuk mewujudkan masyarakat yang damai. Tidak semua aturan merupakan bagian dari morality, misalnya makan kue dengan menggunakan pisau adalah pelanggaran etiket (tatacara) dan secara moral tidak salah. Nasehat yang menyatakan Lihatlah kedua sisi jalan sebelum menyebrang jalan merupakan aturan kehati-hatian bukan morality. Etiket dan kehati-hatian merupakan aturan yang tidak termasuk moral. Moralitas juga bersifat spesifik untuk suatu masyarakat dan eksis pada waktu dan tempat tertentu. Moralitas suatu bangsa berbeda dari suatu waktu ke waktu tergantung dari kemajuan perabadan yang dimiliki. D. Etika Dalam Era Global Bisnis merupakan hubungan yang bersifat ekonomi diantara kelompok orang yang dikenal sebagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders), yang meliputi : pelanggan, karyawan, pemegang saham, pemasok, para pesaing, pemerintah, dan masyarakat secara umum. Manajer saat ini harus memperhatikan seluruh stakeholder perusahaan, tidak hanya para pemegang saham. Pada era globalisasi, Stakeholder perusahaan tidak hanya berasal dari satu Negara. Masing-masing memiliki kepentingan yang kadangkala saling bertentangan. Para pemegang saham berupaya untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atas investasinya. Karyawan lokal akan berusaha untuk mempertahankan pekerjaannya. Sedangkan karyawan dari Negara lain akan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Masyarakat lokal akan berusaha untuk memproteksi tarif pajak dan pemerintah berkepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Bagaimanapun keputusan yang akan dibuat oleh seorang manajer akan sangat sulit untuk dapat memuaskan semua pihak. Setiap keputusan kadangkala akan menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain. Pada bab ini akan akan dibahas isu-isu yang berkaitan dengan etika dalam kaitannya dengan hubungan bisnis yang begitu kompleks. Isu yang berkaitan dengan etika dapat diklasifikasikan kedalam lima kategori umum dari masalah etika, yaitu : penyuapan (bribery),

8 paksaan (coercion), penipuan (deception), pencurian (theft), dan diskriminasi yang tidak fair (unfair discrimination). Penyuapan (Bribery) Suap digunakan untuk memanipulasi orang dengan membeli pengaruh yang dimiliki. Penyuapan dapat didefinisikan sebagai : penawaran (offering), pemberian (giving), penerimaan (receiving), atau meminta (soliciting) sesuatu yang bernilai dengan tujuan untuk mempengaruhi (influencing) tindakan dari seorang pejabat dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan masyarakat atau hukum. Barang yang digunakan untuk menyuap dapat berupa pembayaran langsung berupa uang atau harta benda. Atau dapat juga berbentuk kickback setelah transaksi selesai. Penyuapan dapat menimbulkan konflik kepentingan diantara orang yang menerima suap dan unit organisasi dimana mereka bekerja. Penyuapan sering digunakan untuk mendapatkan penjualan, memasuki pasar baru, atau untuk mengubah atau menghindari kebijakan publik. Sangat sulit untuk menetapkan apakah adanya pemberian sesuatu dapat dikelompokkan kedalam penyuapan. Suatu pemberian (gift) yang diberikan sebagai ucapakan terima kasih (courtesy) yang bersifat tidak mengikat, atau pemberian tersebut mengandung arti untuk mempengaruhi keputusan dimasa mendatang. Pertanyaan kunci kiranya berkaitan dengan maksud dan jawabannya adalah sesuatu yang diharapkan. Jika pemberian yang diberikan dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku, hal ini termasuk penyuapan. Jika pemberian benar-benar mempengaruhi perilaku, apakah memiliki maksud untuk mempengaruhi atau tidak, maka pemberian tersebut berfungsi sebagai suap. Sebaliknya, jika pemberian tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku dimasa mendatang, maka pemberian tersebut tidak berfungsi sebagai suatu suap. Ancaman (Coercion) Coercion adalah mengendalikan orang lain melalui kekuatan atau ancaman. Coercion didefinisikan sebagai : tekanan (compulsion); pembatasan (constraints); pemaksaan (compelling) melalui kekuatan atau kekuasaan atau ancaman baik secara aktual, langsung atau positif, dengan menggunakan kekuatan fisik yang digunakan untuk memaksa melakukan tindakan melawan kehendak seseorang atau hukum. Coercion dapat berbentuk ancaman untuk tidak dipromosikan, kehilangan pekerjaan, penolakan keanggotaan dalam suatu industri. Coercion digunakan untuk memaksa seseorang untuk melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan keyakinannya.

9 Penipuan (Deception) Deception memanipulasi orang dan perusahaan dengan cara menyesatkannya. Deception adalah tindakan untuk menipu; dengan sengaja berkata dusta atau melakukan tindakan yang menyesatkan. Mengetahui dan berkeinginan membuat pernyataan atau penyajian yang palsu, menyatakan atau menyimpulkan tidak berdasarkan pada fakta yang sebenarnya. Perilaku yang tidak jujur ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam terjadinya pelanggaran etika. Deception mencakup hal-hal sebagai berikut : mengubah (distorting) atau memalsukan (falsifying) data riset atau data akuntansi, membuat advertensi yang menyesatkan, memalsukan laporan biaya, memalsukan produk, menyajikan secara keliru terhadap posisi keuangan, dan memalsukan penilaian kinerja. Rentang Deception dari kebohongan yang bersifat kecil yang tidak begitu berbahaya, yang akan menyebabkan kerugian kecil hingga sangat berbahaya yang akan menyebabkan kerugian besar atau cacat fisik, termasuk kematian. Kasus yang menarik terhadap deception adalah terjadi deception yang terjadi pada sebuah bengkel mobil. Sebagian besar dari kita memiliki pengetahuan yang sangat terbatas terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang mekanik pada sebuah bengkel mobil, sehingga kita menarik kepercayaan sepenuhnya kepada kepada manajer bengkel. Pihak bengkel memberikan insentif kepada para mekanik atas pekerjaan mereka. Sehingga para mekanik berusaha untuk menambah pekerjaan servis yang sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga pihak pelanggan sangat dirugikan karena harus membayar lebih dari servis yang sebenarnya tidak diperlukan untuk memperbaiki sebuah mobil. Pencurian (Theft) Pencurian adalah mengambil suatu barang milik orang lain tanpa seijin empunya. Josep Nolan and Jacqueline Nolan-Haley mendefinisikan theft sebagai tindakan mencuri. Mengambil harta kekayaan tanpa ijin pemiliknya. Yang dimaksud harta kekayaan dapat berbentuk secara fisik atau maupun nonfisik. Pencurian terjadi pada kasus insider trading ketika seseorang menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang dimiliki. Pencurian juga terjadi ketika perusahaan menjual produk palsu atau seseorang menetapkan harga yang telah dimanipulasi. Kolusi dalam penetapan harga menghasilkan pencurian karena kolusi tersebut menetapkan harga lebih tinggi dari harga normal dan mengambil uang kelebihan tersebut dari pembeli yang sebenarnya tidak diperlukan dalam rangka pertukaran. Ketidakjujuran dalam membuat kontrak juga menghasilkan pencurian. Menipu pelanggan seperti halnya mengambil harta kekayaan orang lain tanpa seijinnya, terjadinya harga yang tidak wajar.

10 Diskriminasi Yang Tidak Wajar (Unfair Discrimination) Unfair Discrimination adalah perlakuan tidak fair terhadap seseorang karena ras, agama, jenis kelamin, kebangsaan atau agama. Seseorang diterima menjadi pegawai karena kualifikasi yang bersangkutan diperlukan dalam pekerjaan tersebut dan para pegawai akan menerima kompensasi berdasarkan kontribusi yang telah mereka berikan kepada organisasi. Unfair Discrimination terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang mendapat perlakuan khusus dibandingkan dengan yang lain tidak berdasarkan suatu kriteria yang relevan, misalnya : prestasi kerja. Kata kuncinya adalah kriteria yang digunakan. Apakah kriteria yang relevan yang mempersyaratkan suatu jabatan atau fungsi? E. Penutup Perilaku yang etis merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu bisnis/organisasi secara jangka panjang. Berdasarkan argumen makro menyatakan bahwa pentingnya etika dalam suatu sistem ekonomi. Perilaku yang tidak etis akan menyebabkan distorsi sistem pasar, yang pada akhirnya terjadinya ketidakefisienan dalam pengalokasian sumber daya. Sedangkan argumen mikro memandang pentingnya etika dalam perusahaan sebagai individual. Perilaku yang tidak etis akan menyebabkan menurunnya kinerja dalam jangka panjang. Perilaku yang sesuai dengan etika (Ethical Behavior) adalah perilaku yang sesuai dengan peraturan (rules) atau standar untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang benar atau sesuai dengan moralitas (morality). Etika dapat diartikan seperangkat aturan yang menjadi pedoman atau standar bagi setiap orang atau masyarakat apakah suatu tindakan adalah benar dan salah atau baik dan buruk. Daftar Pustaka: Fritzsche, David J Business Ethics. New York: McGraw-Hill. Robbin, Stephen P Organizational Behavior. Eight Edition, New Jersey : Prentice- Hall International, 1998 Solomon, Jill Corporate Governance and Accountability. Second Edition. England: John Wiley & Sons, Inc.

LOGO ETIKA BISNIS. Week-1. By Ida Nurnida. School of Communication & Business Telkom University

LOGO ETIKA BISNIS. Week-1. By Ida Nurnida. School of Communication & Business Telkom University ETIKA BISNIS Week-1 By Ida Nurnida Contents 1 2 3 Pemahaman Etika Unethical behavior Membangun Etika Bisnis 1. PEMAHAMAN ETIKA Etika merupakan sistem tentang pertimbangan moral berkaitan dengan kebenaran

Lebih terperinci

Bagaimana berbisnis dengan ETIS??

Bagaimana berbisnis dengan ETIS?? Bagaimana berbisnis dengan ETIS?? Cara Pria dan Wanita dalam Penyelesaian Masalah Etika PRIA WANITA 1. Lebih memperhatikan masalah hak 1. Lebih memperhatikan perasaan 2. Menanyakan siapa yang benar 2.

Lebih terperinci

Kompleksitas bisnis 3 sudut pandang bisnis : ekonomi, hukum, etika Ekonomi à motivasi untuk menghasilkan lebih banyak untung melalui interaksi (bukan

Kompleksitas bisnis 3 sudut pandang bisnis : ekonomi, hukum, etika Ekonomi à motivasi untuk menghasilkan lebih banyak untung melalui interaksi (bukan ETIKA BISNIS Kompleksitas bisnis 3 sudut pandang bisnis : ekonomi, hukum, etika Ekonomi à motivasi untuk menghasilkan lebih banyak untung melalui interaksi (bukan perbuatan sepihak yg tdk mengharapkan

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel PERSEPSI MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH DAN BADAN USAHA MILIK SWASTA DI JAWA TIMUR TERHADAP MANAGEMENT AUDIT SEBAGAI STRATEGI...(AK-20) 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manajer yang mengelola

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja. KODE ETIK PT INTERMEDIA CAPITAL TBK ( Perusahaan ) I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Kode Etik ini disusun dalam rangka meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA

KODE ETIK GLOBAL TAKEDA KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Pendahuluan Prinsip-prinsip Dasar dan Penerapannya Sudah merupakan komitmen kuat Takeda Pharmaceutical Company Limited dan semua perusahaan yang terafiliasi (secara bersama-sama,

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS LORD Corporation ( LORD ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan integritas dan standar etika tertinggi. Kami juga berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri

Lebih terperinci

BAB V ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN LEGAL BISNIS

BAB V ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN LEGAL BISNIS BAB V ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN LEGAL BISNIS Dunia bisnis harus menemukan keseimbangan yang tepat antara melakukan apa yang benar dengan melakukan apa yang menguntungkan. Namun tidaklah selalu mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis RESUME ETIKA ADMINISTRASI UNTUK PERSIAPAN UTS 1. Makna Penting Administrasi sebagai Filosofi in Action Filsafat merupakan sikap terhadap kegiatan tertentu. Semua administrator memiliki filosofi yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

ETHIKA BISNIS. Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum ETIKA BISNIS 6/5/2012

ETHIKA BISNIS. Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum ETIKA BISNIS 6/5/2012 ETHIKA BISNIS Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. 6/5/2012 www.jamalwiwoho.com 08122601681. ETIKA BISNIS 1 ETHIKA BISNIS Ethika adalah konsep tentang tindakan yang benar dan salah. Secara luas

Lebih terperinci

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis menimbulkan persaingan yang cukup tajam. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis dituntut untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia merupakan sumber pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Sumberdaya manusia merupakan aset organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan sekarang ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Good Corporate Governance, sehingga prinsip dasar Astra diterjemahkan lagi dalam etika bisnis

Good Corporate Governance, sehingga prinsip dasar Astra diterjemahkan lagi dalam etika bisnis L 1 WAWANCARA Hasil wawancara dengan Bapak Yakub Liman (Chief Astra Management Development Institute PT Astra International Tbk) yang dilakukan pada hari Rabu, 21 Desember 2005 pukul 14.00 di PT Astra

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University LOGO TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN By: Ida Nurnida CONTENTS 1 PEMAHAMAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 2 EVALUASI KINERJA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN 3 MENGELOLA REAKSI TERHADAP TUNTUTAN SOSIAL

Lebih terperinci

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Identitas Grup Pirelli menurut sejarahnya telah terbentuk oleh seperangkat nilai-nilai yang selama bertahun-tahun telah kita upayakan dan lindungi. Selama bertahuntahun,

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI MISI NILAI-NILAI GRUP PIRELLI PENDAHULUAN PRINSIP-PRINSIP PERILAKU KERJA - SISTEM KONTROL INTERNAL PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN Pemegang saham, investor, dan komunitas

Lebih terperinci

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu:

Materi Minggu 3. Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) Menurut David (1999) dalam proses manajemen strategik ada tiga tahap, yaitu: M a n a j e m e n S t r a t e g i k 15 Materi Minggu 3 Model Deskriptif Manajemen Strategik (Bagian 1) 3.1 Proses Manajemen Strategik Manajemen strategik merupakan proses tiga tingkatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Keagenan Dalam rangka memahami good corporate governance maka digunakanlah dasar perspektif hubungan keagenan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dan ekonomi di era globalisasi saat ini sudah berkembang semakin pesat, sehingga mengakibatkan persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

Lebih terperinci

Kebijakan Pengungkap Fakta

Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA 1. Ikhtisar Amcor berkomitmen terhadap standar tertinggi praktik etis dan hubungan yang jujur, serta perlindungan bagi individu yang melaporkan kejadian atau dugaan terjadinya

Lebih terperinci

Etika di Sekolah : Sebuah Model Program Pemberantasan Korupsi di USA

Etika di Sekolah : Sebuah Model Program Pemberantasan Korupsi di USA Etika di Sekolah : Sebuah Model Program Pemberantasan Korupsi di USA Oleh Suradi Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Palembang Ringkasan Pendidikan Model Kode Etik, yang dirancang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya dikarenakan ruang lingkup dan luas perusahaan yang telah meluas

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya dikarenakan ruang lingkup dan luas perusahaan yang telah meluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang masih mempunyai ukuran relatif kecil dimana operasi atau kegiatan perusahan dapat dikerjakan beberapa orang, pemilik atau pemimpin dapat mengawasi dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) DAFTAR ISI DAFTAR ISI SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero) i ii I. PENDAHULUAN 1 II. PEMEGANG SAHAM 3 II.1 HAK PEMEGANG SAHAM 3 II.2 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) 3 II.3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Auditing Seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah, Kode Etik Akuntan merupakan salah satu faktor penting dalam profesi akuntan,

Lebih terperinci

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero) 1 CODE OF CONDUCT PT. BARATA INDONESIA (Persero) TUJUAN Penyusunan Code of Conduct dimaksudkan untuk memberikan pedoman berperilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh insan PT. Barata Indonesia

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

LINGKUNGAN ETIKA DAN HUKUM PERTEMUAN KELIMA

LINGKUNGAN ETIKA DAN HUKUM PERTEMUAN KELIMA LINGKUNGAN ETIKA DAN HUKUM PERTEMUAN KELIMA Memahami hubungan antara etika dan hukum Memahami pentingnya berperilaku etis dalam bisnis Menyebutkan dan menjelaskan empat sumber etika bisnis Menjelaskan

Lebih terperinci

Bagian 1. Tanggung Jawab Kewajiban Kepada Konsumen

Bagian 1. Tanggung Jawab Kewajiban Kepada Konsumen LG Kode Etik Kita, di LG, saling berbagi dan percaya pada 2 kunci filosofi perusahaan yakni Menciptakan nilai bagi pelanggan dan Manajemen yang menjunjung martabat manusia. Berdasarkan filosofi ini dan

Lebih terperinci

KELOMPOK 2. Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial

KELOMPOK 2. Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial KELOMPOK 2 Materi Pokok Pembahasan : Pengertian Stakeholders Etika Bisnis Pengertian Tanggungjawab Sosial Perusahaan Areal Tanggungjawab Sosial PEMBAHASAN A. Stakeholders 1. Pengertian Stakeholders Stakeholders

Lebih terperinci

BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA. khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan

BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA. khotbah-khotbah, patokan-patokan, serta kumpulan peraturan dan BAB 2 ETIKA BISNIS DAN RUANG LINGKUPNYA 2.1 Pengertian Etika Bisnis Apakah yang dimaksud dengan etika? Pengertian etika sering kali disamakan begitu saja dengan pengertian ajaran moral. Franz Magnis-Suseno

Lebih terperinci

01. KODE ETIK UNTUK KARYAWAN. (Revisi 2, sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Dewan Direksi No 1/2014, 12 Januari 2014)

01. KODE ETIK UNTUK KARYAWAN. (Revisi 2, sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Dewan Direksi No 1/2014, 12 Januari 2014) 01. KODE ETIK UNTUK KARYAWAN (Revisi 2, sesuai dengan persetujuan dalam Rapat Dewan Direksi No 1/2014, 12 Januari 2014) Kode Etik ini berlaku untuk semua Karyawan Indorama Ventures PCL dan anak perusahaan

Lebih terperinci

KAJIAN FILOSOFIS TENTANG ETIKA PERUSAHAAN KEPADA KONSUMEN OLEH : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

KAJIAN FILOSOFIS TENTANG ETIKA PERUSAHAAN KEPADA KONSUMEN OLEH : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG KAJIAN FILOSOFIS TENTANG ETIKA PERUSAHAAN KEPADA KONSUMEN OLEH : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG ABSTRAKSI Kegiatan bisnis dalam masyarakat berperan untuk

Lebih terperinci

Standar Kita. Pentland Brands plc

Standar Kita. Pentland Brands plc Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia mengalami perubahan ketika memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan Indonesia terlibat dalam kawasan perdagangan

Lebih terperinci

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S

S P E E THE CODE OF M Y BUSINESS CONDUCT J E P A S S N T R E S P E O J E M Y N E THE CODE OF BUSINESS CONDUCT N O I S S C T P A PESAN UNTUK SELURUH KARYAWAN HEINEKEN telah berkembang menjadi produsen bir global terkemuka dan Heineken menjadi merek bir paling

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN PELAKSANAAN T E RJEMAH A N R ES MI AKASTOR PERATURAN PELAKSANAAN - Halaman 1 - Kepada Rekan-Rekan Sejawat Kita semua harus merasa bangga karena kita bekerja untuk sebuah perusahaan dengan standar etika yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Agency Theory Agency theory menjelaskan permasalahan yang mungkin timbul ketika kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan umumnya menerapkan etika yang harus dipatuhi oleh para karyawannya, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Etika itu sendiri adalah

Lebih terperinci

PT Indosat Tbk. (didirikan di Republik Indonesia sebagai perseroan terbatas) Kode Etik

PT Indosat Tbk. (didirikan di Republik Indonesia sebagai perseroan terbatas) Kode Etik PT Indosat Tbk. (didirikan di Republik Indonesia sebagai perseroan terbatas) Kode Etik 1 I. PENDAHULUAN Kode Etik ini merangkum dasar-dasar berperilaku yang sudah lama dianut PT Indosat Tbk. ( Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Salah satunya adalah memperoleh laba. Dalam mencapai tujuan ini, perusahaan harus memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati

Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Prinsip Tempat Kerja yang Saling Menghormati Pernyataan Prinsip: Setiap orang berhak mendapatkan perlakuan hormat di tempat kerja 3M. Dihormati berarti diperlakukan secara jujur dan profesional dengan

Lebih terperinci

dan merupakan standar untuk membantu kita menentukan apa yang benar atau salah, dan baik bukan hanya menunjukkan apa yang di-inginkan

dan merupakan standar untuk membantu kita menentukan apa yang benar atau salah, dan baik bukan hanya menunjukkan apa yang di-inginkan Value keyakinan abadi jangka panjang tentang apa yang penting dalam berbagai situasi dan merupakan standar untuk membantu kita menentukan apa yang benar atau salah, dan baik atau buruk. bukan hanya menunjukkan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak akan pernah habisnya untuk dibicarakan dan telah menarik banyak perhatian media

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan Point Pembahasan Definisi manajemen pemasaran Trend bisnis saat ini dan dampaknya pada perubahan konsep manajemen pemasaran Tugas seorang pemasar/departemen pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat. Tantangan yang dihadapi oleh para pelaku bisnis pun semakin beragam, mulai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Good Corporate Governance Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate Governance in IndonesialFCGl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala bidang kegiatan bisnis. Globalisasi tersebut mencakup global competition, global business,

Lebih terperinci

Mata kuliah - Administrasi Bisnis

Mata kuliah - Administrasi Bisnis EtikaBisnisdanTanggungjawab Sosial-1 Mata kuliah - Administrasi Bisnis 1. Menjelaskan tanggung jawab perusahaan terhadap : a. Pelanggan b. Pekerja c. Kreditor d. Komunitas disekitar lingkungan usaha 2.

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJER DAN LINGKUNGAN ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA

BAB 5 MANAJER DAN LINGKUNGAN ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA BAB 5 MANAJER DAN LINGKUNGAN ORGANISASI, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA Pendahuluan Lingkungan selalu mempengaruhi organisasi dalam melakukan aktifitas, baik secara langsung maupun secara tak langsung.

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. Maya Dewi Savitri, MSi.

PERILAKU KONSUMEN. Maya Dewi Savitri, MSi. PERILAKU KONSUMEN Maya Dewi Savitri, MSi. PERTEMUAN 12 Etika pemasaran, Konsumerisme, dan Tanggung Jawab Sosial Etika pemasaran, Konsumerisme, dan Tanggung Jawab Sosial Materi 1. Etika pemasaran 2. Konsumerisme

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di era globalisasi ini menuntut setiap perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif. Hal tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Kebijakan Pengungkap Fakta KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA Pernyataan Etika Perusahaan (Statement of Corporate Ethics) Amcor Limited menetapkan kebijakannya terhadap pengungkapan fakta dan komitmennya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya sebuah perusahaan didirikan sudah tentu memiliki tujuan. Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk mencari keuntungan atau profit yang sebesar-besarnya.

Lebih terperinci

TATANAN PERILAKU AGC GROUP

TATANAN PERILAKU AGC GROUP TATANAN PERILAKU AGC GROUP SAMBUTAN DARI MANAJEMEN PUNCAK AGC Tatanan Perilaku AGC Group Untuk Perkembangan dan Pertumbuhan dengan Rasa Bangga atas Perusahaan Kepada semua Anggota AGC Group Lahan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawakan, kondisi ini disebut Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawakan, kondisi ini disebut Good Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar tercipta adanya transparansi dan akuntabilitas, agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi atau yang dalam bahasa pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam pemberitaan media yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian. Landasan teori ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

MATA KULIAH ETIKA BISNIS MATA KULIAH ETIKA BISNIS [KODE/SKS : IT023270/ 2 SKS] BISNIS DAN ETIKA BISNIS DAN ETIKA Mitos Bisnis Amoral Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini karena kalau bisnis dimaknai sebagai kegiatan untuk menghasilkan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

Piagam dan Kebijakan. Kode Perilaku dan Etika Bisnis

Piagam dan Kebijakan. Kode Perilaku dan Etika Bisnis Piagam dan Kebijakan Kode Perilaku dan Etika Bisnis TMS International Corporation dan anak perusahaan langsung dan tidak langsungnya (secara bersama-sama disebut "Perusahaan") berusaha menjalankan bisnis

Lebih terperinci