2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

Transkripsi

1 RESUME ETIKA ADMINISTRASI UNTUK PERSIAPAN UTS 1. Makna Penting Administrasi sebagai Filosofi in Action Filsafat merupakan sikap terhadap kegiatan tertentu. Semua administrator memiliki filosofi yang merupakan panduan sistem nilai cara yang disepakati administrator untuk menangani masalah organisasi. Dalam organisasi administrasi digunakan dasar dalam melakukan kegiatan. Misalnya: meyakinkan bahwa organisasi harus mencari pertumbuhan, efisiensi, kekuatan, pemimpin kuat dll. 2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholder menurut the Clarkson Centre for Business Ethics (1999) dibagi menjadi dua yaitu stakeholder primer dan stakeholder sekunder. 1. Primary stakeholders merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko. Contoh :investor, kreditor,karyawan, pemerintah, komunitas lokal. 2. Secondary stakeholders dimana sifat hubungan keduanya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contoh adalah media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya. Adapun referensi lain ada yang membagi menjadi dua macam lagi. Yakni stakeholders internal dan eksternal. Pihak berkepentingan internal adalah orang dalam dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham, manajer dan karyawan. Sedangkan pihak berkepentingan eksternal adalah orang luar dari suatu perusahaan, orang atau instansi yang tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen, masyarakat, pemerintah, lingkungan hidup dan kompetitor.

2 Fungsinya: (berhubung sulit untuk mencari referensi masing-masing stakeholder, kami penulis hanya dapat memberi gambaran. Stakeholder berfungsi untuk menetapkan, mengarahkan dan mengkondisikan hal-hal yang berkaitan untuk memajukan perusahaan, mutu kepada pelanggan serta memikat pelanggan sebisa mungkin dan menanggulangi adanya daya saing dari kompetitor. Sedangkan yang external berfungsi sebagai kacamata atau tolok ukur dari stakeholder internal untuk mengetahui tingkat kemajuan perusahaan.) 3. Etika dan Etika Bisnis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat dikatakan dunianya filsafat, nilai dan moral. Sedangkan administrasi adalah dunianya keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan administrasi lebih konkrit dan harus mewujudkan apa yang diinginkan. Pembicaraan tentang etika dalam administrasi adalah bagaimana mengaitkan keduanya, bagaimana gagasan-gagasan administrasi seperti ketertiban, efisiensi, kemanfaatan, produktivitas dapat menjelaskan etika dalam praktiknya dan bagaimana gagasan-gagasan dasar etika dapat mewujudkan dengan baik dan dapat menghindari yang buruk serta dapat menjelaskan hakikat administrasi. Hakikat administrasi ialah menyoroti moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis, karyawan, manajer, pemilik perusahaan, perusahaan/badan usaha dan stakeholder bisnis. Sejauh ini dalam dunia bisnis, etika dipakai sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat agar dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji, yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Sedangkan etika bisnis adalah etika yang digunakan dan dipakai oelh semua pelaku dalam dunia bisnis tanpa terkecuali. Etika bisnis disini mengajarkan bagaimana kita seharusnya bersikap, bertindak maupun membuat suatu keputusan yang tidak bertentangan dengan apa yang harus dilakukan di dalam dunia bisnis.

3 4. Keterkaitan antara Etiket, Norma, Hukum dan Agama. Etiket, norma, hukum dan agama memiliki keterkaitan dengan etika. a. Etiket Etiket merupakan cara yang tepat untuk melakukan perbuatan dalam suatu kalangan tertentu. Sedangkan etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah, etika menyangkut manusia dari segi rohaniahnya. Orang yang bersikap etis adalah yang benar-benar baik, dimana nilai moralnya sudah terinternalisasi dalam hati nuraninya. b. Norma Moralitas merupakan pedoman standar yang dimiliki oleh individu atau kelompok mengenai benar atau salah dan baik atau buruk. Sedangkan etika pengkajian/penilaian sistem nilai yang dianut pribadi, kelompok atau komunitas tertentu. c. Hukum Hukum mencakup ketentuan yang dirumuskan secara tertulis dan nilai-nilai konvensi yang telah menjadi norma dalam masyarakat. Sedangkan etika mencakup lebih banyak ketentuan yang tidak tertulis dan bagaimana mengatur manusia berperilaku agar tidak menyalahi hukum yang telah dibuat. d. Agama Agama menjadi dasar berperilaku manusia yang berdasarkan wahyu Tuhan. Di dalam agama terkandung nilai-nilai akhlak yang dijalankan penganutnya. Sedangkan etika adalah aktivitas yang dijalankan berdasarkan nilai-nilai rasional berdasarkan kesepakatan kelompok yang melaksanakan. Etika sendiri ialah yang mendukung akan keberadaan agama. 5. Makna Penting CSR Menurut Business for Social Responsibility, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah pencapaian kesuksesan komersil dalam artian penghargaan terhadap nilai kesusilaan dan penghormatan terhadap manusia, masyarakat dan lingkungan. Sedangkan di Indonesia sendiri,

4 sebagaimana yang tertuang dalam pasal 74 UUPT, CSR memliki defenisi sebagai komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. 6. Fungsi CSR Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Salah satu implementasi program CSR adalah dengan pengembangan atau pemberdayaan masyarakat (Community Development). Program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre). Disisi lain masyarakat mempertanyakan apakah perusahaan yang berorientasi pada usaha memaksimalisasi keuntungan-keuntungan ekonomis memiliki komitmen moral untuk mendistribusi keuntungan-keuntungannya membangun masyarakat lokal, karena seiring waktu masyarakat tak sekedar menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan, melainkan juga menuntut untuk bertanggung jawab sosial. Contoh: Perusahaan X yang bergerak dalam bidang bisnis, memberikan CSR dalam bidang pendidikan. Memberikan akses terhadap pendidikan dengan prioritas di sekitar wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif. Meningkatkan kualitas pendidikan secara prioritas disekitar wilayah operasi dan masyarakat luas secara selektif. Meningkatkan tata kelola pendidikan yang lebih baik. 7. Tiga Teori tentang Lingkungan Teori etika lingkungan dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk membangun dasar-dasar rasional bagi sebuah sistem prinsip-prinsip moral yang dapat dipakai sebagai panduan bagi upaya manusia untuk memperlakukan ekosistem alam dan lingkungan sekitarnya. Dalam teori lingkungan, dibagi menjadi tiga teori, yaitu:

5 -Antroposentrisme: teori lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat alam semesta, Dalam teori ini, manusia dan kepentingannya dianggap paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang berhubungan dengan alam -Biosentrisme: teori ini memandang setiap kehidupan atau makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Biosentrisme ini menolak dari teori antroposentrisme. -Ekosentrisme: teori ini memandang bahwa etika diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun yang mati. 8. Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan 1. Prinsip Tanggung Jawab Prinsip ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya. 2. Prinsip Solidaritas Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan. 3. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian Prinsip satu arah, menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam 4. Sikap Hormat terhadap Alam Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. 5. Prinsip No Harm Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu dan turut serta dalam menjaga kelestarian alam.

6 6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam Ini berarti pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia tanpa memikirkan dampak yang nantinya diakibatkan karena eksploitasi tersebut. 7. Prinsip Keadilan Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari. 8. Prinsip Demokrasi Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, rusaktidaknya, suatu sumber daya alam. 9. Prinsip Integritas Moral Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam. 9. Etika Pemasaran dalam Praktik Etika Bisnis Etika pemasaran dalam konteks produk: -Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat. -Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit -Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi -Produk yang dapat memuaskan masyarakat Etika pemasaran dalam konteks harga: -Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.

7 -Perusahaan mencari margin laba yang layak. -Harga dibebani cost produksi yang layak. Etika pemasaran dalam konteks tempat / distribusi: -Barang dijamin keamanan dan keutuhannya. -Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat. Etika Pemasaran dalam konteks promosi: -Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif. -Sebagai sarana untuk membangun image positif. -Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen. -Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran. -Tidak mengecewakan konsumen. 10. Etika Produksi dalam Etika Bisnis Perlindungan terhadap konsumen, meliputi: 1. Konsumen berhak tahu informasi yang memadai tentang suatu produk yang ditawarkan 2. Masalah preferensi konsumen: konsumen sering kali tidak memerhatikan pentinganya informasi produk, dan pasar seringkali mengalami monopoli dan oligopoli 3. Teori kontraktual Dalam teori kontraktual itu sendiri terdapat empat kewajiban bisnis kepada konsumen, antara lain: 1. Kewajiban untuk memenuhi keandalan dari sebuah produk, masa layanan, perbaikan atau reparasi, dan keamanan produk selama digunakan

8 2. Informasi yang memadai 3. Informasi yang salah paham harus dihindari: produsen dilarang menipu atau menyesatkan konsumen 4. Menghindari pemaksaan: memasarkan dan menawarkan produk itu syah, namun memaksa itu bertentangan dengan etika, jadi pemaksaan tidak diperkenankan 4. Teori keadilan Asumsi: Produsen lihai dalam soal mencari keuntungan karena kepandaiannya dan keahliaannya berada pada posisi yang lebih menguntungkan daripada konsumen. Sehingga timbulan pokok-pokok prinsip keadilan: 1. Kemasan sering kali menyesatkan dan tidak menggunakan kualitas produk sesungguhnya. 2. Konsumen memang sangat variativ, namun kebanyakan tidak paham apa yang terdapat dalam sebuah produk 3. Produsen wajib memperhatikan kepentingan konsumen dan dilarang sengaja melukai konsumen 5. Masalah biaya sosial Disini produsen harus siap menanggung risiko bila produknya cacat atau membahayakan konsumen. 11. Etika Periklanan Prinsip prinsip Etis Dalam Iklan -Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen. -Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk yang diiklankan. -Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan. -Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas dan berbau SARA.

9 Sumber Acuan: 1. Slide PPt Ibu Hamidah 2. Slide PPt Ibu Ika Ruhana 3. Internet: