PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O.Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Hak cipta dan karya tulis saya dengan ini saya limpahkan kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2016 Aldi Radifan NIM A

4 ii ABSTRAK ALDI RADIFAN. Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Dibimbing oleh SUPIJATNO. Kegiatan magang dilaksanakan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman teknis dan manajerial tanaman teh serta mempelajari aspek pemangkasan. Secara umum kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mempelajari dan memahami proses kerja secara nyata dan memberikan pengalaman manajerial pada pengelolaan tanaman perkebunan. Adapun tujuan khusus dari magang ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan pemangkasan tanaman teh di Unit Perkebunan Tambi. Kegiatan magang dilaksanakan di Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari sampai Juni Metode langsung dilakukan secara aktif mengikuti dan mengamati kegiatan teknis. Metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan laporan manajemen. Hasil magang menyatakan bahwa kriteria pangkasan yaitu tinggi tanaman < 120 cm dan persentase pucuk burung > 70%; jenis pangkasan yang dilakukan yaitu pangkasan bersih dan jambul; waktu pelaksanaan pemangkasan dibagi menjadi dua semester, semester satu pada bulan Februari - Mei dan semester dua pada bulan September - November; gilir pangkas yang dilaksanakan 5 tahun; jumlah tenaga pemangkas dan kapasitas telah memenuhi standar perusahaan; kriteria tersebut telah memenuhi standar Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK). Pemangkasan menggunakan sabit lebih efisien daripada pemangkasan menggunakan mesin dinilai dari kualitas pangkasan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kerusakan cabang yang dihasilkan. Kata kunci : pemangkasan, pemangkasan mesin, Unit Perkebunan Tambi, teh ABSTRACT ALDI RADIFAN. Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Plantation Unit of Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Central Java. Supervised by SUPIJATNO. Internship activities was conducted in order to improve knowledge, field experience, and to study tea management aspect especially tea pruning. In general internship was to improve students' skills in studying and understanding the real work processes and provide managerial experience in the management of plantation crops. The specific purpose of this internship is to obtain information on the management of pruning Tambi tea plantation unit. Internship activities was conducted at Tambi Plantation, Wonosobo, Central Java from February until June Direct method was conducted by doing and observing. Indirect method was conducted by collecting management report. Results showed that pruning criteria that plant heigt is < 120 cm and percentage of dormant buds is > 70 %; type of pruning is clean prune and lung prune; prunning implementation time is divided into two semesters, the first semester was in February May and the second semester in September - November; prunning round implemented 5 years; the quantity and capacity of the prunner has met the standards of the

5 iii company; all of criteria were complied for Tea and Quinine Research Center (PPTK). Manual prunning more efficien than machine prunning assessed from quality prunning but not significant for branch damaged. Keywords : prunning, prunning machine, Plantation Unit of Tambi, tea

6

7 iv PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH ALDI RADIFAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8 v

9

10

11 PRAKATA Alhamdulillah atas berkat, nikmat dan rahmat Allah SWT sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini berjudul Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Karya ilmiah ini memberikan deskripsi mengenai topik magang yang telah dilakukan penulis sejak Februari - Juni 2015 di Unit Perkebunan Tambi PT.Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Ruwito dan Ibu Dartini selaku orang tua yang telah memotivasi dan mendoakan selama pembuatan skripsi. 2. Bapak Dr Ir Supijatno, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan arahan yang baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS dan Ibu Ir Andri Ernawati, MSc Agr selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan saat ujian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Direksi Unit Perkebunan Tambi dan Bapak Tuyitno selaku Kepala Kebun Unit Perkebunan Tambi yang senantiasa memberikan fasilitas, bimbingan dan kesempatan untuk melaksanan magang di Unit Perkebunan Tambi. 5. Bapak Muhammad selaku Kasubag Kebun Unit Perkebunan Tambi sekaligus pembimbing lapangan yang telah membimbing saya dalam kelancaran di lapangan. 6. Kepada staf dan para mandor yang ada di Unit Perkebunan Tambi khususnya di Blok Taman yang telah menerima baik ketika magang. Bogor, Maret 2016 Aldi Radifan

12

13 ix DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN xi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Botani Teh 2 Syarat Tumbuh Teh 3 Pemangkasan Teh 3 METODE MAGANG 5 Tempat dan Waktu 5 Metode Pelaksanaan 5 Pengumpulan Data 6 Analisis Data 8 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 9 Sejarah Kebun 9 Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 10 Keadaan Iklim dan Tanah 10 Letak Geografi dan Letak Wilayah Administratif 10 Keadaan Tanaman dan Produksi 10 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 12 Kesejehtaraan Karyawan 13 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 14 Aspek Teknis 14 Pembibitan 14 Pemeliharaan Tanaman Teh Belum Menghasilkan (TBM) 15 Pemupukan 16 Pengendalian Gulma 18 Pengendalian Hama dan Penyakit 20 Pemangkasan 21 Pengelolaan Sisa Pangkasan 28 Pemeliharaan Pohon Pelindung 29 Pemetikan 30 Pengolahan Teh Hitam 31 Aspek Manajerial 34 PEMBAHASAN 38

14 x Ketinggian Bidang Petik (Tinggi Tanaman) 38 Diameter Bidang Petik (Diameter Tanaman) 38 Persentase Pucuk Burung 38 Jenis Pangkasan 39 Tinggi dan Diameter Pangkasan 40 Gilir Pangkas 40 Waktu Pelaksanaan Pemangkasan 41 Luas Areal Pemangkasan 42 Alat Pangkas 42 Keterampilan Tenaga Pemangkas 43 Tenaga Pemangkas 43 Pertumbuhan Tunas Setelah Pemangkasan 44 KESIMPULAN DAN SARAN 45 Kesimpulan 45 Saran 45 DAFTAR PUSTAKA 46 LAMPIRAN 48 DAFTAR TABEL 1 Luas areal tanaman di setiap Blok di Unit Perkebunan Tambi tahun Produksi dan produktivitas pucuk di Unit Perkebunan Tambi Kondisi tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi Diameter tanaman berdasarkan umur setelah pangkas 22 5 Rata-rata tinggi pangkasan dan diameter bidang pangkas di Unit Perkebunan Tambi Gilir pangkas beberapa nomor kebun di Unit Perkebunan Tambi Pembagian waktu pelaksanaan pemangkasan di Unit Perkebunan Tambi Persentase kerusakan cabang berdasarkan penggunaan alat pangkas di Unit Perkebunan Tambi Persentase kerusakan cabang berdasarkan usia di Unit Perkebunan Tambi Persentase kerusakan cabang berdasarkan tingkat pendidikan di Unit Perkebunan Tambi Persentase kerusakan cabang berdasarkan lama kerja di Unit Perkebunan Tambi Kapasitas tenaga pemangkas di Unit Perkebunan Tambi

15 xi DAFTAR GAMBAR 1 Kegiatan pembibitan 14 2 Pemupukan dengan cara ditabur 17 3 Penyemprotan PPC lewat daun 18 4 Pengendalian gulma secara kimiawi 19 5 Pemasangan ferotea (Sex Feromon) 21 6 Ketinggian tanaman berdasarkan tahun setelah pangkas 22 7 Persentase pucuk burung dan pucuk peko berdasarkan tahun setelah pangkas di Unit Perkebunan Tambi Jenis pangkasan 24 9 Pertumbuhan tunas setelah pemangkasan di Unit Perkebunan Tambi Cara pemetikan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi DAFTAR LAMPIRAN 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah 49 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah 50 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten/kepala blok di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah 51 4 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping kepala sub bagian kebun di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah 52 5 Peta Unit Perkebunan Tambi Keadaan curah hujan bulanan di Unit Perkebunan Tambi Penggunaan lahan di Unit Perkebunan Tambi Struktur organisasi Unit Perkebunan Tambi

16

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditas yang berperan penting dalam strategi perekonomian Indonesia. Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang menjadi penghasil devisa bagi Indonesia, dengan nilai ekspor sebesar US$ juta dengan volume sebesar juta ton pada tahun 2014 (Ditjenbun 2013). Pada kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2010 hingga 2014, areal perkebunan, produksi dan produktivitas teh di Indonesia terus mengalami penurunan. Luas areal semakin menurun akibat konversi kebun teh yang dilakukan. Luas areal pada tahun 2010 adalah ha, sedangkan pada tahun 2014 luas areal perkebunan teh di Indonesia menurun menjadi ha. Penurunan lahan tersebut mempengaruhi produksi dan produktivitas pada perkebunan teh. Produksi teh pada tahun 2010 sebesar ton dengan produktivitas mencapai kg ha -1, sedangkan pada tahun 2014 produksi yang dihasilkan hanya ton dengan produktivitas hanya kg ha -1 (Ditjenbun 2013). Indonesia memiliki sepuluh provinsi sebagai produsen penghasil teh, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Diantara sepuluh provinsi tersebut Jawa Barat menjadi penghasil terbesar dengan nilai produksi sebesar ton (71.49%), Sumatera Utara sebesar ton (9.22%), Jawa Tengah sebesar ton (6.73%), Sumatera Barat ton (5.30%), dan Jawa Timur (2.75%) ton (Ditjenbun 2013). Budidaya tanaman teh memerlukan perhatian yang intensif. Pembudidayaan tanaman teh bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Demi mendapatkan hasil yang tinggi dan berkesinambungan maka fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin. Semakin panjang masa vegetatif tanaman teh menunjukkan semakin panjang pula masa produksi tanaman. Peningkatan produksi harus diimbangi dengan kualitas yang baik, maka perlu diperhatikan aspek teknis dalam pengelolaan perkebunan yaitu persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan sampai ke bagian pengolahan. Aspek teknis budidaya yang kurang tepat dan efektif dapat menurunkan produktivitas dan kualitas tanaman teh. Teh memiliki dua sifat genetis yang menghambat pertumbuhan pucuk yaitu pertumbuhan kayu yang lebih besar dibandingkan daunnya dan sifat berkala dari pertumbuhan pucuk itu sendiri (Ghani 2002). Kegiatan budidaya yang berperan penting untuk meningkatkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan kayu adalah pemangkasan sedangkan untuk mengatasi sifat berkala pertumbuhan pucuk dapat diatasi dengan pemetikan. Pemangkasan dapat mempertahankan tanaman pada fase vegetatif, merangsang pertumbuhan tunas muda sehingga menghasilkan pucuk lebih banyak, memperbaiki dan mempermudah percabangan tanaman (Suwarto dan Octavianty 2010). Tanaman teh yang tidak dipangkas akan tumbuh menjadi pohon yang tinggi dan dapat mencapai ketinggian 15 m. Tanaman teh yang demikian tidak akan menghasilkan pucuk yang banyak dan pemetikannya akan sulit dilakukan,

18 2 sehingga mengurangi produksi pucuk teh. Oleh karena itu pengelolaan pemangkasan yang baik merupakan salah satu cara untuk mencapai kesinambungan produksi pucuk teh dan mutu teh (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Pemangkasan pada tanaman teh dilakukan pada tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan. Pemangkasan pada tanaman menghasilkan bertujuan untuk mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase vegetatif, membuat bidang petik tetap rendah, membentuk bidang petik seluas mungkin, merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru dan mengatur fluktuasi produksi harian agar stabil. Pemangkasan pada tanaman belum menghasilkan bertujuan untuk membentuk perdu dengan kerangka percabangan yang ideal dan bidang petik yang luas (Pusat Penelitian Teh dan Kina 2006). Apabila produksi pucuk kering yang dihasilkan suatu perkebunan teh semakin meningkat, maka cara dan pengelolaan pemangkasan yang dilakukan sudah cukup baik, karena tujuan utama dari pemangkasan itu sendiri yaitu agar tanaman teh menghasilkan pucuk lebih banyak dan memudahkan dalam pemungutan hasil. Tujuan Secara umum kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pengalaman kerja, keterampilan dan pengetahuan. Secara khusus kegiatan magang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan pemangkasan melalui analisis-analisis aspek pemangkasan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. TINJAUAN PUSTAKA Botani Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk genus Camellia yang berasal dari famili Theaceae. Teh (Camelia sinensis (L.) O.Kuntze) adalah salah satu tanaman penyegar yang sudah cukup dikenal di berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Dalam spesies Camellia sinensis, dikenal beberapa varietas yang penting, seperti varietas Assam, Cina, Cambodia, dan hibrid hibridnya (Setyamidjaja 2000). Camellia sinensis var Cina dapat tumbuh tinggi mencapai 2.75 m dan perdunya berbatang banyak. Daun daunnya lebih kecil dibandingkan dengan daun Camellia sinensis var Assam, berwarna hijau tua, dan ujung daunnya agak tumpul. Camellia sinensis var Assam memiliki batang lebih tinggi dan besar dibandingkan Camellia sinensis var Cina, dan jika dibiarkan tumbuh dapat mencapai 6-8 m. Daunnya lebar, berbentuk lanset dengan ujung meruncing dan berwarna hijau tua mengkilap, hasilnya banyak, dan kualitasnya baik (Setyamidjaja 2000). Akar tanaman teh umumnya dangkal, pertumbuhan akarnya ke arah lateral dan penyebarannya akan dibatasi oleh perdu di dekatnya. Daun teh berwarna hijau, berbentuk lonjong, ujungnya runcing, dan tepinya bergerigi. Perkembangan

19 3 bunga mengikuti tahap perkembangan daun, bunga teh sebagian besar adalah self steril, biji yang dihasilkan dari pembungaan yang menyerbuk sendiri akan menghasilkan tanaman yang tidak subur (Setyamidjaja 2000). Syarat Tumbuh Teh Tanaman teh umumnya tumbuh di ketinggian m di atas permukaan laut. Tanaman teh dapat tumbuh mulai dari pantai sampai pegunungan. Akan tetapi perkebunan teh umumnya dikembangkan di daerah pegunungan yang beriklim sejuk karena semakin tinggi daerah penanaman teh semakin tinggi mutu produk yang dihasilkan (PPTK 2006). Menurut Setyamidjaja (2000) tanah jenis Andosol di Pulau Jawa sangat cocok untuk ditanami teh dan tanah jenis Podsolik yang berada di Pulau Sumatera. Suhu udara yang baik adalah o C yang diikuti oleh cahaya matahari yang cerah serta kelembaban relatif pada siang hari sekitar 70%. Tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, tidak bercadas serta mempunyai derajat kemasaman (ph) antara (PPTK 2006). Pemangkasan Teh Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan budidaya dalam pemeliharaan teh, agar teh dapat dipetik dengan mudah, cepat, dan efisien sehingga diperoleh jumlah pucuk yang banyak. Kegiatan pemangkasan bertujuan membentuk bidang petik seluas mungkin dan merangsang pertumbuhan tunastunas baru sehingga mampu menghasilkan pucuk dalam jumlah yang besar (Setyamidjaja 2000). Pemangkasan dalam budidaya teh dilakukan pada tanaman menghasilkan dan tanaman yang belum menghasilkan. Pemangkasan pada tanaman teh menghasilkan dimaksudkan untuk mengendalikan tinggi tanaman agar mudah dipetik, mempertahankan pertumbuhan pada fase vegetatif dan memelihara serta membentuk bidang petik. Pemangkasan pada tanaman teh menghasilkan dibagi menjadi pangkasan produksi dan pangkasan bentuk. Jenis pangkasan produksi menurut Sukasman (1988) terdiri atas, pangkasan kepris (cut across prune), pangkasan jambul (lung prune), dan pangkasan bersih (clean prune). Pangkasan kepris merupakan pemangkasan yang dilakukan pada ketinggan cm dengan tidak disertai pembuangan cabang dan masih terdapatnya sisa-sisa daun pemeliharaan. Pangkasan bersih dilakukan dengan ketinggian pangkasan cm dengan bidang pangkas yang rata dengan membuang semua ranting-ranting kecil untuk memperbaiki percabangan. Menurut Sukasman (1988) pemangkasan harus dilakukan apabila bidang petik sudah sulit dicapai oleh pemetik, karena dapat menurunkan produksi. Pada tinggi tanaman 120 cm merupakan tinggi maksimal karena sebanding dengan tinggi pemetik di Indonesia yang berkisar antara cm. Apabila tinggi tanaman lebih tinggi dari pemetik maka hasil pemetikan akan rendah karena bidang petik di luar jangkauan pemetik. Kriteria pemangkasan dalam suatu perkebunan disebabkan karena produksi yang telah menurun, ketinggian bidang petik yang lebih besar dari 110 cm, presentase pucuk dorman lebih besar dari 70 % dan kandungan pati akar lebih

20 4 besar dari 13 % (PPTK 2006). Pada perkebunan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pemangkasan antara lain gilir pangkas, ketinggian tanaman, persentase pucuk burung, tingkat produktivitas, kadar pati dan kebijakan kebun. Alat yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan yaitu sabit pangkas, batu asah dan alat ukur ketinggian pangkasan. Ketajaman alat yang digunakan sangat mempengaruhi hasil pangkasan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemangkasan yaitu kerataan, arah kemiringan dan luka pangkas yang tidak pecah. Hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tunas selanjutnya (PPTK 2006). Gilir pangkas atau siklus pangkas pada perkebunan didasari oleh kondisi tanaman, ketinggian tempat, dan produktivitas tanaman (PPTK 2006). Pangkasan di perkebunan teh biasanya dibagi dalam dua semester yaitu semester satu pada bulan Februari-Mei dan semester dua pada bulan Oktober-November, apabila tanaman teh terdapat pada ketinggian m dpl maka pangkasan hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Penentuan waktu yang tepat dalam pemangkasan harus memperhatikan kondisi atau kesehatan tanaman. Johan (2006) mengatakan bahwa kegiatan pemangkasan menyebabkan cadangan pati hilang bersama-sama daun pemeliharaan yang dipangkas. Apabila kadar pati dalam akar kurang dari 12 % saat pemangkasan, maka tanaman teh akan mati, sehingga dalam hal menentukan tinggi rendahnya pangkasan harus mempertimbangkan kesehatan tanaman dan ketinggian tempat (elevasi) (PPTK 2006). Selain dari cadangan makanan (pati) yang terdapat pada batang dan akar, energi tersebut dapat juga berasal dari sisa pangkasan yang dikembalikan lagi ke tanaman. Pengembalian sisa pangkasan berguna pula untuk menghindari tanaman teh dari sengatan matahari langsung. Jika sisa pangkasan dibuang maka bahan organik dan unsur hara ini akan hilang, selain itu adanya sisa pangkasan dapat mencegah penguapan sehingga temperatur permukaan tanah terkendali, erosi terhambat dan penyerapan unsur hara tidak akan terganggu (Syakir 2010).

21 5 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT. Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Februari hingga Juni Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilaksanakan dengan mengikuti semua kegiatan teknis di kebun meliputi pembibitan, pemeliharaan TM dan TBM, pemangkasan, administrasi dan manajerial. Metode tidak langsung dilaksanakan dengan mengambil data sekunder dari arsip-arsip serta laporan-laporan yang ada di perusahaan. Bulan pertama dilaksanakan dengan bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL), kemudian pada bulan kedua dilaksanakan dengan bekerja sebagai pendamping mandor, pada bulan ketiga dilaksanakan dengan bekerja sebagai pendamping kepala blok dan bulan keempat dilaksanakan dengan bekerja sebagai pendamping kepala kebun. Aspek khusus pelaksanaan magang adalah mengenai pengelolaan pemangkasan tanaman teh, sehingga disela-sela waktu kerja penulis, penulis harus mengkhususkan kegiatan tersebut untuk mendapatkan data primer maupun sekunder. Bulan pertama melaksanakan pekerjaan sebagai karyawan harian lepas (KHL) dan melakukan semua kegiatan budidaya tanaman meliputi penanaman, pemeliharaan hingga pemetikan sesuai dengan kegiatan yang dijadwalkan oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL dapat dilihat pada Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas (KHL) (Lampiran 1). Bulan kedua melaksanakan pekerjaan berdampingan dengan mandor atau sebagai pendamping mandor. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkoordinasian karyawan harian lepas dengan pekerjaan yang akan dilakukan, pembagian kerja, pengawasan kerja karyawan harian lepas, prestasi kerja dan lain sebagainya pada setiap aspek pekerjaan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor (Lampiran 2). Bulan ketiga melakukan pekerjaan sebagai pendamping kepala blok. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkoordinasian mandor, pengawasan mandor dan membantu mandor dalam melaksanakan tugas dari setiap aspek yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping asisten / kepala blok dapat dilihat pada Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten / kepala blok (Lampiran 3). Bulan keempat melakukan pekerjaan berdampingan dengan kepala kebun yang kegiatannya meliputi penyusunan rencana kerja, melaksanakan rencana kerja, mengawasi pelaksanaan kerja, membuat anggaran tahunan maupun bulanan, menyelenggarakan administrasi dan operasional kebun, dan mengevaluasi hasil

22 6 kerja. Jurnal harian dibuat setiap hari untuk memastikan kegiatan penulis selama pelaksanaan magang. Pekerjaan sebagai pendamping kepala tidak hanya mempelajari aspek tenis, selain itu mempelajari juga aspek manajerial di kantor kebun. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi pendamping kepala kebun dapat dilihat pada Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping kepala (Lampiran 4). Pengumpulan Data Pengamatan yang dilakukan untuk aspek khusus dalam kegiatan magang ini adalah pemangkasan secara langsung di lapangan. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan peubah primer dan peubah sekunder. Pengamatan primer merupakan pengamatan yang dilakukan pada pemangkasan tanaman teh secara langsung, sedangkan pengamatan sekunder bersumber dari laporan dan asrsip data perusahaan. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan atau mengikuti kegiatan pemangkasan secara langsung dan wawancara dengan pekerja, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan dan arsip perusahaan. Data sekunder yang dikumpulkan dari perusahaan diantaranya data mengenai sejarah kebun, letak wilayah administrasi kebun, kondisi tanah, luas areal dan tata guna lahan kebun, kondisi tanaman (klon dan jenis klon), produksi kebun, peta lokasi kebun, iklim lima tahun terakhir, produksi dan produktivitas, serta hal yang berhubungan dengan aspek khusus yang akan diamati. Pengamatan dilakukan pada tiap blok berdasarkan umur setelah pangkas sesuai dengan data primer yang dibutuhkan sebanyak tiga kali ulangan dengan tanaman contoh sebanyak sepuluh tanaman. Adapun peubah yang telah diamati sebagai berikut : a. Data Primer a. Pengamatan sebelum pemangkasan 1. Tinggi tanaman / tinggi bidang petik. Pengukuran tinggi bidang petik dilakukan dari permukaan tanah sampai ke puncak bidang petik. 2. Diameter bidang petik Pegukuran dilakukan dua arah yaitu barat-timur dan selatan-utara, kemudian dari bidang petik masing-masing diambil rata-ratanya dengan rumus : Diameter bidang petik = 3. Persentase pucuk burung Persentase pucuk burung dihitung dengan rumus : Persentase pucuk burung = 100% Perhitungan pucuk burung dilakukan pada tanaman dengan menggunakan lingkaran yang terbuat dari bambu dengan diameter 75 cm. Bambu tersebut di letakan ke atas perdu, kemudian pucuk burung dan

23 7 pucuk peko yang terdapat di dalamnya dihitung jumlahnya dengan rumus di atas. b. Pengamatan pada saat pemangkasan 1. Tipe / jenis pangkasan Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap jenis pangkasan yang akan dilakukan dan melalui wawancara dengan pembimbing kebun. 2. Tinggi Pangkasan Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman yang telah dipangkas dari permukaan tanah hingga luka bekas pangkasan. 3. Diameter bidang pangkas Pengukuran dilakukan dua arah yaitu barat-timur dan selatan - utara, kemudian dari bidang pangkas masing-masing diambil rata-ratanya dengan rumus : Diameter bidang pangkas = 4. Persentase kerusakan akibat pemangkasan Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah cabang yang pecah atau rusak setelah pangkasan. Pengamatan ini dilakukan pada sepuluh tanaman contoh yang dipangkas dengan alat yang berbeda oleh pekerja. Persentase kerusakan dihitung dengan rumus : Persentase Kerusakan = 100% 5. Luas areal pangkasan / hari Pengamatan berdasarkan luas areal pangkasan yang telah ditetapkan kebun dengan realisasi yang akan dilakukan. Pengamatan ini bertujuan untuk mendapatkan data luas pangkasan yang riil dilakukan di kebun. 6. Kebutuhan tenaga pemangkas / hari Penghitungan tenaga pemangkas dihitung berdasarkan jumlah riil dari tenaga pemangkas per hari dengan menghitung secara langsung maupun wawancara dengan mandor. 7. Alat pangkas Pengamatan dilakukan terhadap alat-alat yang digunakan selama pemangkasan berlangsung. 8. Waktu pelaksanaan pemangkasan Pengamatan dilakukan dengan mewawancarai kesesuaian waktu pelaksanaan pemangkasan di kebun dengan rekomendasi yang ada. c. Pengamatan setelah pemangkasan 1. Pertumbuhan pucuk Pertumbuhan pucuk diamati dengan mengukur tinggi tunas baru setiap satu minggu sekali sejak dua minggu setelah pemangkasan sampai pemetikan jendangan dilakukan. Pengamatan dilakukan pada sepuluh tunas yang tumbuh pada sepuluh tanaman contoh yang diambil secara acak pada blok kebun yang telah dilakukan pemangkasan. Tanaman contoh

24 8 yang diamati ditandai dengan memberikan ikatan kain pada perdu yang sama dan tunas yang sama. 2. Komposisi batang Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung komposisi batang setelah pemangkasan. Cara menghitung komposisi cabang dengan menghitung jumlah batang yang berdiameter < 1 cm, 1 cm sampai dengan 1.99 cm, dan > 2 cm pada sepuluh tanaman contoh. b. Data sekunder 1. Lokasi dan letak geografis Data mengenai lokasi dan letak geografis berhubungan dengan sejarah kebun, letak wilayah administrasi kebun, kondisi tanah, luas areal dan tata guna lahan kebun, kondisi tanaman (klon, jenis klon, umur tanaman), produksi kebun, dan peta lokasi kebun. 2. Data iklim selama 5 tahun terakhir Data iklim sangat mempengaruhi kondisi tanaman dan pertumbuhan pucuk / tunas baru yang tumbuh pada perdu tanaman teh. Data iklim digunakan untuk membandingkan hasil produksi pada tanaman teh yang telah dipangkas dengan pucuk yang dihasilkan. 3. Struktur organisasi Stuktur organisasi dibutuhkan dalam pengelolaan yang baik pada setiap perusahaan. Oleh karenanya struktur organisasi diperlukan sebagai data pada pengamatan ini. Struktur organisasi dimulai dari penggolongan karyawan yang menjadi staf dan non staf. Analisis Data Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat hasil pengamatan primer dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan maupun standar baku yang berlaku pada pemangkasan teh. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji t student pada taraf nyata 5 %, rata-rata dan persentase. Rumus t student yang digunakan yaitu : t student = [ ] sp = Keterangan : = Rata rata pengamatan 1 dan 2 = Ragam contoh 1 dan 2 = Jumlah pengamatan 1 dan 2 Sp = Simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila dan tidak berbeda nyata apabila ; diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5 % dan derajat bebas ( - 2) (Walpole 1990).

25 9 KEADAAN UMUM UNIT PERKEBUNAN TAMBI Sejarah PT Perkebunan Tambi Perkebunan Tambi adalah perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1865, dikelola oleh pengusaha swasta D. Van den Sluijs (Tanjungsari) dan W. D. Jong (Tambi dan Bedakah). Bulan Maret 1880 perkebunan tersebut kemudian dibeli oleh Mr. P. Van den Berg, A. W. Hole, dan Ed. Yacobson yang kemudian berganti nama menjadi Bagelen Thee en Kina Maatschappij. Saat Jepang menduduki Indonesia perusahaan ini berganti nama menjadi Sai Bai Kigyo Rengokai (SKR). Tanggal 17 Agustus 1945 perusahaan tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia yang dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara (PPN). Tanggal 21 Mei 1952 berdasarkan keputusan Gubernur No. AGR 36/1951/6/11/24, mantan pegawai PPN mendirikan kantor bersama yang diberi nama PT NV eks PPN Sindoro Sumbing. Tanggal 3 Juli 1957 diadakan pertemuan di Kebun Tanjungsari yang kemudian dicapai kesepakatan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo dan PT NV Eks Sindoro Sumbing bersama-sama mengelola perkebunan tersebut dengan membentuk perusahaan baru dengan modal masing-masing pihak sebesar 50%. Perusahaan baru ini diberi nama PT NV Perusahaan Perkebunan Tambi dengan akta notaris Raden Sujadi tanggal 13 Agustus 1957 dan pengesahan menteri kehakiman tanggal 18 April 1958 No. JA5/30/25 yang diterbitkan pada lembaran Berita Negara tanggal 12 Agustus 1960 Nomor 65. PT NV Perusahaan Perkebunan Tambi yang saat ini lebih dikenal PT Tambi memiliki tiga unit perkebunan beserta kantor unit perkebunan dan satu unit kantor direksi. Kantor direksi dibangun di pusat kota Wonosobo, tepatnya Jalan Tumenggung Jogonegoro No.39, Wonosobo. Pada tahun 2010 saham PT Perkebunan Sindoro Sumbing dibeli oleh PT Indo Global Galang Pamitra (IGP). PT Tambi saat ini sedang mengembangkan potensi keindahan alam perkebunan sebagai kawasan wisata agro dengan nama Wisata Agro Perkebunan Teh Tambi (Sumber dari arsip Kantor Kebun Unit Perkebunana Tambi, PT Tambi 2012). Visi dan misi PT Tambi sebagai berikut, visi PT Perkebunan Teh Tambi yaitu mewujudkan perusahaan perkebunan teh yang mempunyai produktivitas tinggi, kualitas standar, ramah lingkungan, kokoh, dan lestari. Sedangkan misinya memiliki dua misi yaitu misi bisnis dan misi sosial. Misi bisnisnya yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka pendapatan devisa dan pajak bagi negara. Misi sosialnya yaitu melaksanakan konservasi alam dengan memanfaaatkan tanaman teh sebagai inti lini kedua setelah kehutanan, menyerap tenaga kerja di lingkungan perkebunan sesuai dengan ratio kebutuhan. Letak Geografi dan Letak Wilayah Administratif PT Perkebunan Tambi memiliki tiga unit perkebunan yaitu Unit Perkebunan Tambi, Unit Perkebunan Bedakah dan Unit Perkebunan Tanjungsari. Ketiganya terletak di Wonosobo hanya berbeda lokasi perkebunan. Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten

26 10 Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi terletak pada ketinggian m di atas permukaan laut. Lebih lanjut peta Unit Perkebunan Tambi disajikan pada Lampiran 5. Unit Perkebunan Tambi berjarak 16 km ke arah utara dari kota Wonosobo dan di sebelah barat dari lereng Gunung Sindoro. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan selama sepuluh tahun terakhir ( ) berkisar antara mm dan hari hujan berkisar antara hari. Rata-rata bulan kering 2.8 dan rata-rata bulan basah 8.2, sehingga tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidth-Ferguson adalah tipe B. Suhu di Unit Perkebunan Tambi berkisar antara o C dengan kelembaban udara berkisar pada angka 80-95%. Data curah hujan di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Lampiran 6. Jenis tanah di Unit Perkebunan Tambi adalah Andosol dengan ph Tekstur tanah Unit Perkebunan Tambi adalah Andesit tua dengan kedalaman efektif solum yaitu cm. Keadaan drainase di lahan Unit Perkebunan Tambi adalah sedang sampai dengan cepat. Topografi lahan pada umumnya datar hingga berbukit dengan tingkat kemiringan 0-45%. Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun 2015, luas lahan Unit Perkebunan Tambi adalah ha. Penggunaan lahan di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Lampiran 7. Luas areal tanaman menghasilkan (TM) yaitu sebesar ha dan areal tanaman belum menghasilkan (TBM) dan replanting yaitu sebesar ha, sedangkan sisanya seluas 26 ha digunakan untuk pembibitan, kebun perbanyakan, pabrik, agrowisata serta sarana dan prasarana penunjang. Unit Perkebunan Tambi dibagi menjadi empat blok yaitu Blok Pemandangan seluas ha, Blok Taman seluas ha, Blok Panama seluas ha dan Blok Tanah Hijau dengan luas ha, kemudian setiap luasan blok dibagi menjadi 15 nomer atau leger. Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman klon teh yang di budidayakan di Unit Perkebunan Tambi adalah Cin 143, TRI 2024, TRI 2025, Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, Ranca Bolang 3, Ranca Bolang 8, dan Tambi Merah (TB Merah). Klon yang diunggulkan di Unit Perkebunan Tambi adalah Gambung 3, 4 dan 7 karena lebih tahan penyakit cacar daun, tahan kondisi kekeringan dan produksi pucuknya yang tinggi. Klon TRI 2024 dan TRI 2025 sangat rentan terhadap cacar daun tetapi mempunyai cita rasa yang disukai oleh konsumen. Tanaman teh asal seedling yang dibudidayakan adalah Assamica, Malabar Pasir Sarongge (MPS), Kiara 8, dan Hibrid. Jarak tanam untuk jenis klon yaitu 120 cm x 75 cm, sedangkan untuk seedling yaitu 130 cm x 90 cm atau tidak beraturan. Populasi per hektar untuk jenis klon sekitar pohon dan pohon per hektar untuk jenis seedling. Data terkait luas areal tanaman disajikan pada Tabel 1.

27

28 12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang direktur yang berasal dari salah seorang pemegang saham. Selain itu, direktur mempunyai wakil yang berasal dari pemerintah daerah Wonosobo. Hal ini terkait kepemilikan saham yang sebagian dipegang oleh perorangan dan sebagian dipegang oleh pemerintah daerah Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat oleh Direksi PT Perkebunan Tambi. Pemimpin Unit Perkebunan Tambi bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi setiap kegiatan pengelolaan dan administrasi bagian kebun, pabrik serta kantor untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Pemimpin Unit Perkebunan Tambi secara langsung membawahi Kepala Sub bagian Kantor, Kepala Sub bagian Kebun, Kepala Sub bagian Pabrik dan Kepala Sub bagian Agrowisata. Struktur organisasi Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Lampiran 8. Kepala bagian kantor bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan kantor berupa pengelolaan keuangan, pembukuan, sumber daya manusia dan masalah umum lainnya dalam ruang lingkup Unit Perkebunan Tambi. Kepala bagian kebun bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebun dan tanaman, ketenagakerjaan di kebun serta administrasi kebun. Kepala bagian pabrik bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan administrasi, teknik dan pengolahan teh di pabrik. Kepala bagian Agrowisata bertugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bagian agrowisata, berkewajiban atas pemeliharaan infrastruktur wisata, hotel, dan pekarangan. Tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi meliputi karyawan I, karyawan II (A,B,C,D), dan karyawan borong lepas/tetap. Karyawan I meliputi pimpinan unit perkebunan, asisten kepala sub bagian kantor, kepala sub bagian pabrik, asisten kepala bagian kebun dan sebagian kepala blok. Karyawan II meliputi karyawan pelaksana, karyawan tetap dan karyawan lepas. Karyawan borong tetap/lepas biasanya meliputi para buruh pertanian yang langsung terjun ke lapang seperti tenaga pemetik, tenaga pemeliharaan, dan lain-lain. Sistem pengupahan/gaji yang dibayarkan kepada karyawan II dan karyawan I ditetapkan berdasarkan upah minimal kabupaten (UMK) yang sudah ditetapkan oleh direksi. Tahun 2015 UMK Wonosobo adalah Rp ,00 dan merupakan gaji pokok masing-masing karyawan. Selain itu, karyawan II juga akan mendapatkan fasilitas serupa dengan karyawan borong ditambah dengan tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Karyawan II dibayarkan satu bulan sekali dan biasanya pada tanggal 3. Fasilitas yang diperoleh karyawan I sama dengan karyawan II ditambah dengan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), tunjangan hari raya (THR), pelayanan kesehatan, tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun (Dapen). Sistem penggajian untuk karyawan borongan berdasarkan keputusan pimpinan unit perkebunan dengan besar gaji berdasarkan jumlah hari kerja, sedangkan untuk karyawan harian lepas ditetapkan berdasarkan prestasi kerja. Jumlah dan komposisi tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 3. Indeks

29 13 tenaga kerja (ITK) di Unit Perkebunan Teh Tambi adalah orang/ha. Nilai ITK di Unit Perkebunan Tambi lebih kecil dibandingkan dengan rekomendasinya yaitu ha hok -1 (Iskandar 1988). Tabel 3 Kondisi tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi 2015 No Status Jenis Pendidikan kelamin Jumlah L P S1 D3 SMA SMP SD TT SD Jumlah 1 Karyawan I Karyawan II E Karyawan II D Karyawan II C Karyawan II B Karyawan II A Lepas Tetap ITK= Jumlah : Sumber : RKAP Unit Perkebunan Tambi (2015) ITK= = Orang ha -1 Kesejahteraan Karyawan Unit Perkebunan Tambi menyediakan beberapa fasilitas bagi karyawan antara lain jamsostek, implasemen, tempat ibadah, balai pelayanan kesehatan, koperasi, pakaian kerja, gratifikasi, THR (Tunjangan Hari Raya), kendaraan bermotor, rekreasi dan tempat olahraga. Balai pelayanan kesehatan beroperasi setiap hari senin dan kamis. Karyawan yang mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu karyawan I, II serta keluarganya (tiga orang anak), sedangkan bagi karyawan lepas dan pensiunan hanya untuk dirinya. Perusahaan juga memberikan cuti kerja selama 14 hari dalam satu tahun bagi karyawan. Perusahaan memberikan satu stel pakaian kerja setiap tahun. Kendaraan bermotor diberikan kepada karyawan sesuai dengan tugas dan jabatannya. Kegiatan rekreasi dilaksanakan setiap tahun. Keberadaan koperasi karyawan ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup karyawan.

30

31 15 Media tanam yang digunakan adalah lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil) tanah. Media tanah menggunakan perbandingan 1 : 2 di setiap polybag, tanah lapisan atas sebanyak 2/3 dan tanah lapisan bawah sebanyak 1/3. Lapisan atas tanah dicampur dengan tawas 600 g, SP g, KCl g, Kieserit 250 g, Dithane M g, dan Basamid 200g. Sub soil dicampur dengan tawas g, Dithane M g, Basamid g. Setelah penanaman, setek ditutupi sungkup plastik selama 3 4 bulan. Hal ini bertujuan agar bibit tidak terserang penyakit dan hama. Bibit yang telah berumur 4 bulan dibuka sungkupnya selama 2 jam, kemudian bertambah 2 jam untuk dua minggu berikutnya hingga 6 minggu. Paranet dibuka secara bertahap 25% berselang satu minggu hingga naungan terbuka seluruhnya. Pemeliharaan yang dilakukan pada bibit adalah pemberian pupuk daun dan fungisida setelah sungkup terbuka hingga bibit berumur 6 8 bulan. Setek yang berada di pembibitan diseleksi menjadi tiga grade antara lain grade A, B, dan C. Setek dengan kriteria grade A sudah dapat ditanam di lahan dengan tinggi tanaman 25 cm dan mempunyai 6 helai daun, sedangkan grade B dan C masih dipelihara hingga memenuhi kriteria A agar dapat ditanam. Mahasiswa mengikuti kegiatan penanaman setek sebagai KHL dengan prestasi 127 polybag hok -1. Pemeliharaan Tanaman Teh Belum Menghasilkan (TBM) Sebelum memasuki tahap tanaman menghasilkan (TM) tanaman teh melewati tahap tanaman belum menghasilkan (TBM). Tanaman belum menghasilkan merupakan tanaman teh yang baru ditanam dan berumur kurang dari dua tahun. Kegiatan pemeliharaan pada TBM bertujuan untuk memperpendek masa produktif tanaman serta menjaga kesuburan tanah. Kegiatan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi adalah penyiangan gulma, pembuatan rorak dan pembentukan bidang petik. Tanah sekitar tanaman teh belum menghasilkan harus bersih dari gulma supaya tidak terjadi persaingan hara antara tanaman teh dengan gulma. Unit Perkebunan Tambi sendiri melaksanakan penyiangan gulma setiap 2 bulan sekali dengan cara clean weeding yaitu penyiangan manual dengan menggunakan parang hingga sekitar tanaman teh bersih dari gulma. Rorak merupakan lubang tadah yang dibuat diantara 2-3 baris tanaman yang dibuat secara selang-seling dengan ukuran panjang 2 meter dengan lebar 20 cm dan dalam 40 cm. Rorak berfungsi untuk meresap air hujan, memperbaiki aerasi tanah dan menampung bahan organik. Pembuatan rorak pada TBM berdasarkan elevasi tanah, sehingga rorak akan terlihat sejajar oleh tanaman. Pemeliharaan yang terakhir untuk tanaman teh belum menghasilkan adalah kegiatan centering dan bending untuk pembentukan bidang petik. Centering adalah pemangkasan batang utama pada tanaman teh yang masih muda untuk membentuk bidang petik. Centering dilakukan pada tanaman asal setek dengan kriteria ketinggian minimal 40 cm pada tanaman yang telah berumur 4 bulan dan telah memiliki 2 3 percabangan, ketinggian centering yaitu cm diatas permukaan tanah. Centering bertujuan untuk memacu pertumbuhan cabang sekunder agar membentuk frame melebar dan merata. Kegiatan centering yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu centering I dan centering II. Alat yang digunakan adalah gunting stek dan alat

32 16 ukur. Centering I dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 4 bulan di lapangan yaitu dipangkas setinggi ± cm dengan meninggalkan minimal 5 lembar daun. Tujuan centering I adalah memotong batang utama yang tumbuh ke atas untuk merangsang ranting yang tumbuh ke samping. Centering II dilakukan setelah 7 bulan dari centering I dengan memotong batang yang tumbuh mengarah ke atas setinggi cm. Centering II bertujuan untuk menekan pertumbuhan batang yang mengarah ke atas. Kegiatan centering ini harus dilakukan secara hati-hati dan selektif. Kondisi dari tanaman sangat mempengaruhi keberhasilan dari centering. Keuntungan pembuatan bidang petik dengan cara centering yaitu lebih mudah untuk dilakukan dan biaya yang relatif murah, sedangkan kelemahan dari cara ini yaitu biaya pemeliharaan tinggi, perakaran dapat mengalami gangguan, dan dibutuhkan tenaga ahli. Pemupukan Aplikasi pupuk yang dilakukan melalui dua cara yaitu melalui tanah dan daun. Pelaksanaan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi dilaksanakan berdasarkan dengan prinsip 4 T yaitu, tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu. Pemupukan dilakukan dalam tiga semester, yaitu awal tahun pada bulan Februari Maret, pertengahan tahun pada bulan Mei-Juni dan akhir tahun pada bulan Oktober November. Waktu yang tepat untuk melakukan pemupukan adalah pada kondisi curah hujan mm minggu -1. Curah hujan yang kurang dari 60 mm minggu -1 menyebabkan pupuk tidak terurai dengan baik, sedangkan curah hujan yang lebih dari 200 mm per minggu menyebabkan pupuk hilang tercuci aliran air (PPTK 2006). Kebutuhan pupuk yang ada di Unit Perkebunan Tambi telah ditetapkan oleh direksi berdasarkan produktivitas tahun sebelumnya. Apabila produktivitas yang dihasilkan meningkat maka pupuk yang diberikan juga lebih banyak. Perbandingan pupuk yang digunakan Unit Perkebunan Tambi adalah Urea (46% N) : SP-36 (36% P2O5) : KCl (60% K2O) : Kieserit (27% MgO) (5 : 1 : 2 : 0,5). Perhitungan jumlah pupuk berdasarkan perbandingan unsur N sebesar 8 % dari produksi kering tahun sebelumnya. Jumlah pupuk rata rata yang digunakan Unit Perkebunan Tambi untuk TM yaitu, Urea 390 kg/ha/tahun, SP kg/ha/tahun, KCL 119 kg/ha/tahun dan Kieserit 66 kg/ha/tahun. Unsur N adalah unsur yang paling banyak dibutuhkan tanaman teh untuk pertumbuhan pucuk. Apabila tanaman teh kekurangan unsur N maka pertumbuhan pucuk burungnya lebih banyak dibandingkan pucuk peko. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur ke dalam lubang pupuk yang telah dibuat satu hari sebelumnya. Lubang pupuk TBM dibuat dengan cara ditugal, sedangkan untuk TM dengan cara dibuat lubang kecil menggunakan kored atau cangkul. Kedalaman lubang sekitar 10 cm dan jarak dari pangkal bawah tanaman ± cm. Pupuk diberikan antar dua baris tanaman, jarak lubang terhadap tanaman teh ± 15 cm dari tajuk hal ini diharapkan agar pupuk dapat terserap merata oleh dua tanaman. Lubang pupuk harus segera ditutup setelah pupuk dimasukkan untuk menghindari penguapan. Pemupukan melalui tanah disajikan pada Gambar 2.

33

34 18 dilaksanakan pada bulan Februari hingga November. Kenyataan yang dilakukan di lapangan penggunaan Zinksulfat dilakukan pada 2 3 hari setelah dilakukannya pemetikan. Pemberian Zinksulfat bertujuan untuk mempercepat menyembuhkan luka dan mempercepat pertumbuhan tunas. PPC (Pupuk Pelengkap Cair) diaplikasikan sebanyak 8 kali pada musim kemarau pada bulan Mei Agustus, pengaplikasian di lapangan 2 kali dalam sebulan dengan interval 15 hari. PPC yang digunakan antara lain Green Asri (GA), Fertifort, Sanfor, Super Top Soil (STS) dan Kompeni dengan dosis yang dianjurkan 0,5 l ha -1. PPC tersebut dicampur dengan Urea dengan dosis 500 g ha -1 dan KCl sebanyak 250 g ha -1 dan Zinksulfat sebanyak 1 kg ha -1. Pupuk dan PPC yang telah di dicampur kemudian dilarutkan air sebanyak l ha -1. Alat yang dibutuhkan dalam penyemprotan adalah drum, gelas ukur, ember, selang, pengaduk, mesin diesel dan power sprayer. Cara aplikasi pupuk yang dilakukan Unit Perkebunan Tambi adalah pemupukan lewat daun menggunakan drum plastik yang berkapasitas l. Penyemprotan pupuk daun yang dilaksanakan di lapangan disemprotkan pada bagian atas daun dan mengenai pucuk. Pupuk daun tersebut diaplikasikan pada pagi hari mulai dari pukul enam hingga pukul sepuluh, karena pada pagi hari stomata yang terdapat pada daun terbuka sehingga pupuk dapat terserap oleh daun. Penyemprotan PPC lewat daun dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Penyemprotan PPC lewat daun Pengendalian Gulma Jenis gulma dominan yang tumbuh di areal Unit Perkebunan Tambi antara lain adalah pacar air (Impatien plathypetala), rendengan (Centela asiatica), babadotan (Ageratum conyzoydes), kirinyuh (Chromolaena odorata (L.)), rumput teki (Paspalum conjugatum), Sida acuta, alang-alang (Imperata cylindrica) dan kentangan (Borreria alata). Populasi gulma di Unit Perkebunan Tambi sangat tinggi saat menjelang dilaksanakannya pemupukan dan pengendalian secara manual merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membersihkannya. Gulma dikendalikan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan, pengurangan inang OPT, dan dapat meningkatkan produksi. Pengendalian gulma yang dilakukan melalui tiga cara yaitu kultur teknis, manual (manual weeding) dan kimiawi (chemical weeding). Pelaksanaannya

35 19 disesuaikan dengan kondisi gulma dan kondisi tanaman yang ada di kebun. Gulma banyak ditemukan pada TBM dan TM yang telah dipangkas. Hal ini dikarenakan frame tanaman yang belum rapat serta terbukanya permukaan tanah sehingga cahaya matahari mudah masuk pada areal tersebut yang mengakibatkan pertumbuhan gulma semakin cepat. Pengendalian gulma secara kimiawi disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Pengendalian gulma secara kimiawi Pengendalian gulma secara manual (manual weeding) adalah mengendalikan populasi gulma dengan menggunakan tangan dan alat parang atau sabit. Istilah yang dikenal di Unit Perkebunan Tambi untuk pengendalian gulma secara manual adalah babad bokor. Babad bokor merupakan kegiatan pengendalian gulma yang ada di permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah dengan menggunakan sabit. Babad bokor dilaksanakan menjelang pemupukan, agar populasi gulma yang ada di areal tanaman teh menurun sehingga pemupukan yang dilakukan dapat efektif. Pengendalian gulma dilakukan secara hati hati agar tidak menyebabkan kerusakan pada perakaran dan pangkal batang tanaman teh, karena pada pangkal batang yang rusak dapat menyebabkan masuknya penyakit jamur leher akar. Pengendalian manual kurang efektif pada gulma tahunan yang berkembang biak dengan stolon, rimpang, umbi, sehingga dapat diantisipasi dengan pengendalian gulma secara kimiawi. Herbisida yang digunakan berupa herbisida kontak dan sistemik. Jenis herbisida sistemik yang digunakan Unit Perkebunan Tambi yaitu Bio Up, Round Up, Brangas dan Rambo, sedangkan herbisida kontak yang digunakan yaitu Paracol dan Noxon. Dosis yang digunakan yaitu untuk Bio Up 1.25 l ha -1, Round Up 1.5 l ha -1, dan Rambo 3 l ha -1, sedangkan untuk dosis herbisida kontak yaitu Paracol 1 l dan Noxon 1.5 l ha -1, pada setiap pengaplikasian. Herbisida yang umum digunakan di setiap blok yang ada di Unit Perkebunan Tambi yaitu Round Up dengan bahan aktif Isopropilamina Glifosat. Alat yang digunakan untuk pengendalian gulma secara kimiawi antara lain knapsack sprayer dengan kapasitas 15 l. Pencampuran herbisida dilakukan dekat dengan sumber air dan air yang digunakan adalah air bersih, apabila air yang digunakan kotor akan menyebabkan bahan aktif terikat oleh partikel lain dan mengurangi efektifitas penyemprotan herbisida tersebut.

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij

Lebih terperinci

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH 11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) Pruning at Plantation Unit of

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi 14 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Perusahaan Perkebunan Tambi sekitar tahun 1865 merupakan perusahaan perkebunan milik Belanda dengan nama Bagelen Tehe dan Kina Maatschaappij yang berada di Netehrland.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES

PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES PENERAPAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) PADA PEMELIHARAAN TANAMAN TEH MENGHASILKAN (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMETIKAN DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH MUHAMMAD

Lebih terperinci

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A

MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A 1 MANAJEMEN PEMANGKASAN TEH (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT TAMBI, UNIT PERKEBUNAN TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH NOVRIAN RAHARJA A24063007 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011

PEMBAHASAN. Analisis Petik. Tabel 7. Jenis Petikan Hasil Analisis Petik Bulan Maret - Mei 2011 PEMBAHASAN Analisis Petik Analisis petik merupakan cara yang dilakukan untuk memisahkan pucuk berdasarkan rumus petiknya yang dinyatakan dalam persen. Tujuan dari analisis petik yaitu menilai kondisi kebun

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Wonosobo Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Wonosobo Naelatur Rohmah dan Ade Wachjar * Departemen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH i PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ANDARI TITISARI A24060337 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DI LAPANG

PELAKSANAAN DI LAPANG PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH INTEN PRAMITA SUBAGJO A24052645 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) di Unit Perkebunan Rumpun Sari Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah. Management of Tea Plucking (Camellia sinensis (L.) O Kuntze) at Unit

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) di Karanganyar, Jawa Tengah Pruning Plant Management of Tea (Camelia sinensis (L.) O Kuntze) Karanganyar, Central Java Martini Aji

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan 0 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang dimulai dari bulan Maret hingga Juli

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A24063156 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMETIKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH BANI KURNIAWATI A24061019 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA i PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH, PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH GHULAM NURUL HUDA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang

BAB III BAHAN DAN METODE. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan data berbagai variabel yang dikumpulkan melalui dua percobaan yang telah dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM

KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) KLON GMB 4 DAN GMB 7 PADA BEBERAPA MACAM MEDIA TANAM Oleh ASIYATUL MAHFUDLOH A34104012 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH 1 PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH APRILIA SUMARNO A24060559 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, 2009 PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH

ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH ANALISIS PEMETIKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TANJUNGSARI, PT. TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH INDRIANI NOVITA PRATIWI A24070131

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA

KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci