PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH"

Transkripsi

1 1 PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH APRILIA SUMARNO A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 2 RINGKASAN APRILIA SUMARNO. Pengelolaan Pemupukan pada Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. (Dibimbing oleh SUPIJATNO). Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa di lapangan kerja, baik yang menyangkut aspek teknis maupun manajemen sehingga dapat mengetahui, memahami, dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan, khususnya di perusahaan perkebunan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja. Tujuan khusus dari magang adalah mempelajari dan menganalisis pengelolaan pemupukan pada tanaman teh. Magang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2010 di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah bekerja secara langsung di lapangan, pengamatan, pengumpulan dan pengolahan data. Mahasiswa berfungsi sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor (pembimbing), pendamping kepala blok, dan pendamping asisten kepala bagian kebun selama kegiatan magang dilaksanakan. Kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu pembibitan, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, porokan, pembuatan lubang tadah dan guludan, gosok lumut, batas kebun, pemeliharaan pohon pelindung, pemetikan dan pengolahan pucuk teh. Pemupukan merupakan kegiatan pemeliharaan yang berpengaruh langsung terhadap produksi pucuk teh. Penerapan prinsip 4T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara menentukan keberhasilan pemupukan. Keberhasilan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi terlihat pada hasil produksinya. Ketepatan jenis, waktu, dan cara pemupukan diamati secara langsung di lapangan kemudian dibandingkan dengan teori. Ketepatan dosis diamati dengan mengambil sampel untuk kemudian dibandingkan dengan rekomendasi. Hasil analisis dari data primer tersebut menunjukkan baik jenis, waktu, cara, maupun dosis sudah sesuai dengan rekomendasi.

3 3 Dosis pupuk yang diterapkan antara rekomendasi dan realisasi tidak berbeda nyata meskipun dalam realisasi jumlah pupuk yang diberikan lebih sedikit. Dosis pupuk yang baik untuk peningkatan produksi adalah dosis pupuk dengan persentase N 7.98 %. Keberhasilan pemupukan tidak selalu terlihat pada produksi pucuk teh karena masih terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi produksi pucuk teh.

4 4 PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor APRILIA SUMARNO A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 5 Judul Nama NRP : PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN TEH (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH : APRILIA SUMARNO : A Menyetujui: Dosen Pembimbing Ir. Supijatno, M.Si NIP Mengetahui: Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr. NIP Tanggal Lulus:

6 6 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Karanganyar, Surakarta pada tanggal 17 April 1988 dari pasangan Bapak Sumarno dan Ibu Sumini. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Tingkat pendidikan yang pernah dijalani yaitu Taman Kanakkanak Pertiwi Jaten, Surakarta, Jawa Tengah dan meneruskan pada tingkat Sekolah Dasar Negeri VI Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah. Penulis menempuh pendidikan di SLTP Negeri 2 Klampok, Banjarnegara dan melanjutkan di SMA Negeri 1 Banjarnegara, Jawa Tengah. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Selama satu tahun penulis menjalani masa pendalaman materi di Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Penulis diterima di Departemen Agronomi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan minor Ekonomi Pertanian pada tahun kedua. Penulis aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh institusi. Penulis ikut berperan dalam beberapa kepanitiaan yang diadakan oleh organisasi kemahasiswaan. Tahun 2007 penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gentra Kaheman. Penulis juga aktif sebagai pengurus dalam Badan Eksekutif Mahasiswa tahun Penulis mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) tahun Penulis menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Ilmu Tanaman Pangan tahun 2009 dan 2010.

7 7 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga terselesaikannya kegiatan magang di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan selesainya kegiatan magang maka telah selesai juga penyusunan skripsi ini. Skripsi berjudul Pengelolaan Pemupukan pada Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah. Terimakasih disampaikan kepada: 1. Kedua orang tua dan kakak yang telah memberikan dorongan yang tulus, baik moril maupun materiil. 2. Ir. Supijatno, M.Si yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Ade Wachjar, MS dan Ir. Adolf Pieter Lontoh, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi. 4. Ir. Diny Dinarti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik. 5. Ir. Eviati Kusuma Dewi, S.S selaku Kepala Bagian Kebun dan Bapak Muhamad Subandi selaku Asisten Kepala Bagian Kebun yang telah membimbing selama kegiatan magang berlangsung. 6. Dina, Novrian, Bani, Vivi, dan Titis selaku tim magang teh yang telah memberikan bantuan, semangat, dorongan, dan saran selama magang dan penyusunan skripsi. 7. Kustiyana, Nida, Hapshoh, Silvia, dan Yulitha selaku teman dekat penulis, serta teman-teman AGH 43 atas kebersamaannya, dukungan, dan saran, semoga ikatan kita selalu terjaga baik. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi yang memerlukan. Bogor, Desember 2010 Penulis

8 iv DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Botani Tanaman Teh... 4 Ekofisiologi Teh... 4 Pemupukan pada Teh... 5 Pupuk Daun... 7 METODE MAGANG... 9 Tempat dan Waktu... 9 Metode Pelaksanaan... 9 Pengumpulan Data Pengolahan Data KEADAAN UMUM Letak Geografis atau Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah Luas Area dan Tata Guna Lahan Keadaan Tanaman dan Produksi Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Pemeliharaan Pohon Pelindung Pemetikan Pengolahan Teh Hitam di Unit Perkebunan Tambi Aspek Manajerial Pembimbing Pemeliharaan Pembimbing Pemetikan Kapala Blok Asisten Kepala Bagian Kebun PEMBAHASAN Prosedur Gudang Jenis Pupuk Dosis Pupuk... 46

9 Waktu Pemupukan Cara pemupukan Perlengkapan atau Alat Pemupukan Faktor Tenaga Kerja Pelaksanaan Pemupukan Hubungan Dosis Pupuk dan Produksi Pucuk Teh dengan Tahun Pangkas Hubungan Produktivitas dengan Dosis Pupuk KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

10 viii DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Dosis Pemupukan untuk Tanaman Teh Menghasilkan dengan Target Produksi Minimal kg Teh Kering/ha/tahun 5 2. Penggunaan Lahan Unit Perkebunan Tambi Tahun Luas Area Tanaman Menghasilkan Tiap Blok di Unit Perkebunan Tambi Tahun Produksi dan Produktivitas Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun Rencana dan Realisasi Produksi Unit Perkebunan Tambi Tahun Kondisi Tenaga Kerja di Unit Perkebunan Tambi Jumlah Pupuk Rekomendasi dan Realisasinya di Unit Perkebunan Tambi Tahun Dosis Pupuk Tiap Tanaman Teh pada Setiap Blok Jumlah Tenaga Kerja dan Prestasi Kerja Pemupuk di Unit Perkebunan Tambi Jumlah Kecukupan Tenaga Pemupuk di Blok Tanah Hijau Bulan Maret Realisasi Pemupukan (%) dan Realisasi Produksi (%) Unit Perkebunan Tambi... 28

11 ix DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Stek yang Ditanam Rumah Pembibitan Grafik Hubungan Dosis Pupuk dengan Tahun Pangkas Tanaman Teh Blok Tanah Hijau Tahun Grafik Hubungan Produksi Pucuk Teh dengan Tahun Pangkas Tanaman Teh Blok Tanah Hijau Tahun Grafik Hubungan Dosis Pupuk dengan Produksi Pucuk Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun Susunan Pohon Pelindung Mata Susunan Pohon Pelindung Mata Lubang Pupuk Denah Lubang Pupuk Gulma di Sekitar Lubang Pupuk Pemberian Pupuk dengan Takaran.. 52

12 x DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten/Kepala Blok di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah Keadaan Curah Hujan Bulanan di Unit Perkebunan Tambi Tahun Struktur Organisasi Unit Perkebunan Tambi Hasil Analisis t-student pada Taraf 5% untuk Dosis Pupuk Per Pohon Produksi Pucuk Teh Basah dan Dosis Pupuk di Unit Perkebunan Tambi tahun

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol yang dikenal sebagai katekin, zat nutrisi yang terdiri dari berbagai mineral dan vitamin, serta alkaloid antara lain kafein, dan theofilin. Selain itu, daun teh juga mengandung minyak atseri, thiamin, dan pigmen klorofil (Wibowo, 2007). Senyawa katekin dapat meningkatkan daya tahan terhadap virus dan bakteri. Vitamin B-kompleks yang terkandung dalam daun teh bermanfaat menjaga kesehatan mulut, lidah, dan bibir, serta flouride yang baik untuk gigi (Ghani, 2002). Minuman teh juga sangat digemari oleh masyarakat di dunia karena mempunyai rasa yang khas. Luas area perkebunan teh di Indonesia pada tahun 2008 mencapai ha dengan total produksi ton, sehingga produktivitasnya kg/ha/tahun. Luas area perkebunan teh terbesar dimiliki oleh perkebunan besar negara dengan luas ha (47.4 % dari luas total) dengan produksi sebesar ton. Luas area perkebunan teh yang dimiliki oleh perkebunan besar swasta mencapai ha (30.5 % dari luas total) dengan produksi sebesar ton. Luas area perkebunan teh yang dimiliki oleh perkebunan rakyat adalah ha (22.1 % dari luas total) dan produksinya sebesar ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Industri teh nasional menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 1.2 triliun dan menyumbang devisa bersih sekitar US $ 110 juta per tahun (Suprihatini, 2005). Menurut Spillane (1992) keuntungan dari komoditas teh dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu dari segi perekonomian dapat menyumbang devisa negara yang cukup besar. Berdasarkan segi kesejahteraan masyarakat industri teh memberikan kesempatan kerja, menambah pendapatan masyarakat daerah, dan menunjang gerak pembangunan daerah. Berdasarkan segi lingkungan dapat mengurangi erosi dan memperindah lingkungan. Selain itu, dari segi

14 2 kesehatan teh menawarkan minuman yang menyehatkan dengan harga yang terjangkau. Indonesia merupakan negara penghasil teh nomor tujuh di dunia setelah China, India, Kenya, Sri Langka, Turki, dan Vietnam (FAO, 2010). Tahun 2005, volume ekspor teh Indonesia mencapai ton. Volume ekspor tersebut menurun hingga ton dan ton pada tahun 2006 dan Volume ekspor pada tahun 2008 mengalami peningkatan mencapai ton, akan tetapi volume ekspornya belum setara dengan tahun 2005 (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Penurunan volume ekspor disebabkan adanya berbagai permasalahan antara lain, daya saing teh Indonesia di pasar teh dunia yang cukup lemah, komposisi produk teh yang diekspor Indonesia kurang mengikuti kebutuhan negara pengimpor, dan negara-negara tujuan ekspor teh Indonesia kurang ditujukan ke negara-negara pengimpor teh yang memiliki pertumbuhan impor teh tinggi (Suprihatini, 2005). Permasalahan daya saing teh di Indonesia meliputi kualitas dan produktivitas. Para produsen teh di Indonesia selalu berusaha meningkatkan kualitas dan produktivitas. Menurut Spillane (1992), produsen teh dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang dapat menghambat perkembangan produksi tehnya. Masalah yang sekarang semakin mendesak adalah semakin mahalnya harga pupuk dan mesin-mesin pengolahan teh serta tuntutan kenaikan upah buruh. Produksi teh dapat ditingkatkan dengan memperbaiki teknik budidayanya. Pemupukan merupakan salah satu teknik budi daya yang mempengaruhi produksi teh. Menurut Setyamidjaja (2000) pemupukan adalah memberikan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman teh. Pemupukan bertujuan meningkatkan daya dukung tanah terhadap peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman teh. Peningkatan produksi dapat ditentukan dengan melihat produksi pada tahun-tahun sebelumnya. Dosis pupuk yang akan diaplikasikan pada tanaman teh ditetapkan berdasarkan target produksi yang akan dicapai. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan tepat, meliputi tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat cara. Menurut Ghani (2002) pemupukan pada tanaman teh

15 3 dilakukan dengan memberikan pupuk makro (N, P, K, Mg, dan Ca) dan pupuk mikro (Zn, Fe, Mn, dan Cl). Pemberian pupuk tersebut dapat diaplikasikan melalui tanah dan daun. Tujuan Tujuan umum kegiatan magang ini yaitu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa di lapangan kerja, baik yang menyangkut aspek teknis maupun manajemen sehingga dapat mengetahui, memahami, dan memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan, khususnya di perusahaan perkebunan dalam rangka mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja. Tujuan khusus dari magang adalah mempelajari dan menganalisis pengelolaan pemupukan pada tanaman teh.

16 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) tergolong dalam famili Theaceae dan genus Camellia. Tanaman teh berasal dari Cina dan menyebar sampai ke daerah tropis dan subtropis (Eden, 1965). Menurut Adisewojo (1982) Camellia sinensis mempunyai banyak varietas, akan tetapi varietas yang terkenal adalah varietas sinensis dan varietas assamica. Menurut Setiawati dan Nasikun (1991), teh varietas sinensis mempunyai ciri-ciri, antara lain tumbuhnya lambat, jarak cabang dengan tanah sangat dekat, daunnya kecil, pendek, ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau tua. Sedangkan teh varietas assamica mempunyai ciriciri, antara lain tumbuh cepat, cabang agak jauh dari permukaan tanah, daunnya lebar, panjang dan ujungnya runcing serta berwarna hijau mengkilat. Menurut Setiawati dan Nasikun (1991) tanaman teh mempunyai daun yang bergerigi dengan tulang daun menyirip dari tepi dan berpangkal pada ujung daun yang runcing. Pohon teh mempunyai akar yang cukup panjang, masuk jauh ke dalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Bunga teh dapat tumbuh di ketiak daun, di cabang cabang, atau di ujung batang. Bunga teh merupakan bunga tunggal, berwarna putih, berbau harum dengan mahkota sebanyak 5-6 helai. Pada umumnya buah teh mempunyai tiga butir biji meskipun tidak jarang dijumpai buah yang berbiji dua atau tunggal. Biji biji yang masih muda berwarna putih dan berwarna coklat tua bila sudah tua. Ekofisiologi Teh Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik pada iklim subtropis yaitu pada daerah 43 LU hingga 27 LS. Tanaman teh tumbuh pada ketinggian antara meter di atas permukaan laut (m dpl). Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman teh adalah C dengan kelembaban relatif pada siang hari tidak kurang dari 70 %. Persyaratan penting lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan teh, yaitu curah hujan yang cukup tinggi dan merata

17 5 sepanjang tahun. Curah hujan yang dibutuhkan antara mm/tahun (Setyamidjaja, 2000). Tanah merupakan faktor yang cukup menentukan bagi pertumbuhan tanaman teh. Tanah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan tanaman teh adalah tanah yang cukup subur dengan kandungan bahan organik yang cukup, tidak bercadas, serta memiliki derajat keasaman (ph) antara Umumnya tanah yang baik untuk pertumbuhan teh terletak di lereng-lereng gunung berapi yang biasa dinamakan tanah Andosol (vulkanis muda). Selain Andosol masih ada beberapa jenis tanah lain yang cocok ditanami teh, yaitu tanah Latosol dan tanah Podzolik (Setyamidjaja, 2000). Pemupukan pada Teh Menurut Wibowo (2007) perbandingan pupuk N : P 2 O 5 : K 2 O pada tanaman teh adalah 6 : 1 : 2 untuk tanah Andosol, 5 : 1 : 2 untuk tanah Latosol, dan 5 : 1 : 2 untuk tanah Podzolik. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (1997) memberikan pedoman umum dosis pemupukan teh seperti tercantum pada Tabel 1. Tabel 1. Dosis Pemupukan untuk Tanaman Teh Menghasilkan dengan Target Produksi Minimal kg Teh Kering/ha/tahun Jenis pupuk Hara Dosis Optimal (kg/ha/th) Aplikasi setahun (kali) Urea, ZA N TSP, PARP P 2 O * ** 1-2 MOP, ZK K 2 O Kieserit MgO Seng Sulfat ZnO Keterangan : * = untuk jenis tanah Andosol/Regosol ** = untuk jenis tanah Latosol/Podsolik Menurut Lingga (1998) peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Secara fisiologi, nitrogen berfungsi membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Selain itu, nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. Daun teh merupakan produk utama tanaman teh sehingga

18 6 pertumbuhan vegetatif dari tanaman teh tersebut selalu ditingkatkan dalam teknik budidayanya. Dengan demikian, pemberian pupuk yang paling diutamakan adalah pupuk nitrogen. Menurut Lingga (1998) unsur fosfor (P) bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Jika secara fisiologis, fosfor berfungsi membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. Fungsi utama kalium (K) adalah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Selain itu kalium juga berperan memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Menurut Setyamidjaja (2000) nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan unsur makro yang dibutuhkan tanaman teh yaitu unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman teh. Selain unsur makro, unsur mikro seperti magnesium (Mg) juga diperlukan bagi tanaman teh. Oleh karena itu, pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman teh dapat berupa pupuk majemuk atau pupuk campuran dari bahan baku pupuk tunggal dengan imbangan N : P : K : Mg : unsur mikro sesuai dengan rekomendasi pupuk bagi suatu daerah. Menurut Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi pemupukan antara lain tingkat kesuburan tanah aktual dan daya serap tanaman. Tingkat kesuburan tanah aktual diketahui melalui analisis tanah sedangkan daya serap tanaman diketahui melalui penelitian terhadap pupuk di lapangan. Tingkat kesuburan tanah aktual dan daya serap tanaman sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: 1. Iklim Faktor iklim yang berperan adalah curah hujan dan sinar matahari. Curah hujan yang berlebihan dapat mengakibatkan pencucian unsur hara, penghanyutan, dan erosi. Sinar matahari dapat mempercepat proses penguraian bahan organik, sehingga pada tanah-tanah yang terbuka kandungan bahan organiknya cepat menurun. Air hujan dapat memobilisir unsur hara apabila dalam batas yang wajar, sehingga dapat memperbesar daya serap tanah.

19 7 2. Tanah Keserasian tanah untuk tanaman teh didasarkan kepada kemiringan lahan, kedalaman lapisan olah, serta kandungan unsur hara P-total, N-total, dan bahan organik. 3. Pengelolaan Tanah Pengelolaan tanah pada tanaman teh terdiri dari pengolahan tanah, pengendalian erosi, dan pemupukan. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (1997) menyatakan bahwa waktu pemupukan yang terbaik adalah pada kondisi curah hujan mm per minggu, sehingga pupuk yang diberikan terlarut dengan baik tetapi tidak sampai hilang tercuci. Cara pemupukan yang tepat adalah dengan memberikan pupuk pada daerah perakaran yang aktif pada jarak cm dari perdu tanaman teh dengan kedalaman cm dari permukaan tanah. Untuk mencapai hal tersebut, cara pemberian pupuk dapat dilakukan pada rorak untuk lahan yang miring, dalam garitan keliling pada tanaman yang belum menghasilkan, atau dengan penaburan pada tanah yang datar sampai landai serta kebun yang telah menutup. Marsono dan Sigit (2001) menyatakan bahwa cara pembenaman cocok diterapkan pada tanaman tahunan karena bertujuan agar pupuk tersebut tidak terbuang percuma jika dilakukan penyiraman. Pupuk Daun Pupuk daun merupakan pupuk yang cara pengaplikasiannya melalui penyemprotan ke daun. Kelebihan dari pengaplikasian pupuk daun ini adalah penyerapan haranya berjalan lebih cepat sehingga tanaman lebih cepat menumbuhkan pucuknya dan tanah tidak rusak. Keuntungan lain dari pupuk daun adalah di dalamnya terkandung unsur hara mikro yang mayoritas tidak terkandung pada pupuk yang diberikan melalui akar (Lingga dan Marsono, 2006). Pupuk daun ekonomis digunakan sebagai pengganti apabila pada saat yang sama tidak mungkin diberikan pupuk melalui tanah, misalnya pada musim kemarau. Pupuk daun masuk melaui stomata yang terdapat di atas dan bawah permukaan daun. Permukaan daun atas (epidermis atas) memiliki stomata sangat

20 8 sedikit selebihnya daun dilapisi lilin yang disebut kutikula. Lapisan ini berperan sebagai pelindung terhadap menguapnya air dari daun. Stomata pada bagian bawah daun (epidermis bawah) jumlahnya lebih banyak. Sesuai dengan posisi stomata tersebut, cara memupuk daun adalah dengan mengarahkan semprotan ke permukaan daun bagian bawah. Pemupukan pada saat stomata tertutup tidak efektif, oleh karena itu waktu yang ideal untuk memupuk adalah pagi hari hingga pukul dan sore hari setelah pukul (Ghani, 2002).

21 9 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 30 Juni tahun Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah dengan bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan, pendamping mandor (pembimbing) selama satu bulan serta satu bulan sisanya bertugas sebagai pendamping kepala blok dan pendamping asisten kepala bagian kebun. Jurnal kegiatan magang dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, dan 3. Kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL adalah pekerjaan pembibitan, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, porokan, pembuatan lubang tadah dan guludan, gosok lumut, batas kebun, pemeliharaan pohon pelindung, pemetikan, dan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh pihak perkebunan. Selain itu, selama menjadi KHL juga melaksanakan hal-hal berikut: menghitung prestasi kerja, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan bahan, serta menghitung luasan yang dikerjakan oleh pekerja. Pencatatan prestasi kerja dilakukan sebagai bahan perbandingan dengan prestasi kerja karyawan dan standar kerja kebun. Aspek manajerial dipelajari pada saat menjadi pendamping mandor, pendamping kepala blok, dan pendamping asisten kepala bagian kebun. Pekerjaan pada saat berstatus sebagai pendamping mandor adalah melakukan kegiatan pengelolaan pekerjaan yang meliputi pengawasan, menghitung prestasi kerja, membuat perencanaan alat, bahan, tenaga kerja, dan biaya untuk pekerjaan yang dilakukan, dan pembuatan laporan. Pada saat menjadi pendamping kepala blok dan pendamping asisten kepala bagian kebun, tugasnya adalah bertanggung jawab membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja tingkat afdeling atau blok,

22 membuat laporan, mempelajari manajerial tingkat kebun, dan membuat jurnal harian. 10 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan praktik kerja langsung di lapangan dari proses teknis sampai manajemen budi daya tanaman teh. Pengumpulan data primer juga dapat diperoleh dari wawancara dan diskusi dengan karyawan kebun. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan, arsip kebun dan pustaka yang sudah ada di perkebunan yang mencakup keadaan umum perusahaan, keadaan iklim perkebunan (curah hujan), tata guna lahan, produksi setiap blok, jenis pupuk, dosis pupuk setiap blok, waktu pemupukan, jumlah hari orang kerja (HOK) yang tercurah tiap blok dan produktivitas tiap blok tiap tahun. Studi pustaka diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh. Khusus data pemupukan diutamakan data dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Pengamatan secara langsung dilakukan dengan mengamati proses pemupukan berdasarkan empat prinsip tepat yaitu tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat cara. Beberapa pengamatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut: 1. Ketepatan dosis dan ketepatan jenis. Pengamatan dilakukan dengan wawancara kepada mandor dan para pekerja setiap kali ada kegiatan pemupukan pada setiap blok. Pengamatan dosis pupuk dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang digunakan beberapa pekerja. Selain itu, dilakukan pencatatan dosis pupuk yang digunakan tiap hektar. 2. Luas area yang dipupuk. Data luas area pemupukan diperoleh dengan menghitung jumlah patok (1 patok = 400 m 2 ) setiap nomor kebun yang telah dilakukan pemupukan. 3. Cara pemupukan yang dilakukan pekerja. Pengamatannya dilakukan dengan memperhatikan pekerja yang sedang memupuk dan mencatat data yang diperoleh. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan rekomendasi.

23 11 4. Waktu pemupukan. Mencatat waktu pemberian pupuk dengan mencari informasi dan mencatat setiap blok perkebunan yang akan dilakukan pemupukan. 5. Jumlah tenaga kerja pemupuk antara laki-laki dan perempuan. Pengamatannya dilakukan dengan cara mewawancarai mandor dan dihitung sendiri oleh mahasiswa serta mencatat data yang diperoleh. 6. Kapasitas pemupuk. Perhitungan kapasitas pemupuk (ha) dilakukan dengan membagi luasan lahan total yang dipupuk dengan total pekerja. Pengolahan Data Pengolahan data sekunder khususnya data dosis pupuk tiap nomor kebun dihubungkan dengan pola pemangkasan pada perkebunan tersebut. Besarnya dosis pupuk yang digunakan juga dihubungkan dengan data produksi teh tiap nomor kebun per tahun. Data sekunder tersebut diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel untuk melihat korelasinya. Sebagai contoh, data pemakaian dosis pupuk tiap nomor kebun tersebut dikelompokkan ke dalam umur pangkasnya masing-masing. Hal ini dilakukan, karena tiap nomor kebun mempunyai umur pangkas yang berbeda-beda yaitu umur I sampai IV tahun setelah pangkas. Dengan demikian, dosis pupuk yang dipakai setiap umur setelah pangkas pada tanaman teh menunjukkan perbedaan. Pengolahan data primer dilakukan dengan menggunakan uji t-student yang dilakukan pada variabel dosis pupuk dengan menggunakan hipotesis: H o : µ = µ o H 1 : µ µ o Ada pun rumus t-student yang digunakan yaitu: x µ t-student = o S / n dengan, n( xi x) S = i n 1

24 12 Keterangan: = nilai tengah contoh µ o = nilai tengah pada rekomendasi n = ulangan S = Simpangan baku x i = nilai contoh Nilai akan berbeda nyata apabila t hitung > t tabel pada taraf nyata 0.05 dan nilai tidak berbeda nyata akan terjadi apabila t hitung < t tabel pada taraf nyata 0.05.

25 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian m dpl. Jarak dari kota Wonosobo ± 16 km ke arah utara dan di lereng Gunung Sindoro. Batas-batas area Perkebunan Tambi adalah sebagai berikut : - Utara : Dusun Tambi, Desa Kejajar, Perhutani - Timur : Dusun Sikatok, Desa Canggal, Perhutani - Selatan : Dusun Kalitengah, desa Tlogo, Perhutani - Barat : Desa Maron, Perhutani Unit Perkebunan Tambi terbagi menjadi empat blok, yaitu: 1. Blok Taman, yang terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2. Blok Pemandangan, yang terletak di Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 3. Blok Tanah Hijau, yang terletak di Desa Jengkol, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. 4. Blok Panama, yang terletak di Desa Tlogo, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan rata-rata selama sepuluh tahun terakhir ( ) adalah mm per tahun dan rata-rata hari hujannya adalah 154 hari per tahun. Ratarata bulan kering 3.1 dan rata-rata bulan basah 7.9, sehingga tipe iklim berdasarkan curah hujan menurut Schmidth Ferguson adalah tipe C (Lampiran 4). Suhu di Unit Perkebunan Tambi berkisar antara C dengan kelembaban udara berkisar antara %. Jenis tanah di Unit Perkebunan Tambi adalah Andosol dengan ph Keadaan drainase di lahan Unit Perkebunan Tambi adalah sedang sampai

26 dengan cepat. Topografi lahan pada umumnya adalah datar sampai berbukit dengan tingkat kemiringan 0 sampai dengan > 45 %. 14 Luas Area dan Tata Guna Lahan Luas keseluruhan area Unit Perkebunan Tambi berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010 adalah ha. Area tanaman keseluruhannya adalah ha yang meliputi area tanaman tua menghasilkan (TTM) dan area tanaman muda menghasilkan (TMM). Area non tanaman antara lain untuk jalan, emplasemen, pabrik, lapangan, agrowisata dan alur jurang. Data penggunaan lahan di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggunaan Lahan Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 No. Uraian Luas Area (ha) I. Tanaman Teh 1. Tanaman Tua Menghasilkan (TTM) Tanaman Muda Menghasilkan (TMM) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) - 4. Replanting - Jumlah II. Lain-Lain 1. Pembibitan Emplasemen dan kantor Pabrik Agrowisata Jalan Besar Alur Jurang Lapangan Tanaman Akasia - Jumlah Jumlah Total Sumber: RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Unit Perkebunan Tambi terbagi atas empat blok dengan luas area masingmasing blok berbeda. Tanaman teh di Unit Perkebunan Tambi keseluruhannya merupakan tanaman menghasilkan yang terbagi atas tanaman tua menghasilkan (TTM) seluas ha dan tanaman muda menghasilkan (TMM) seluas

27 ha. Tabel 3 menyajikan luas area TM pada masing-masing blok berdasarkan RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun Tabel 3. Luas Area Tanaman Menghasilkan Tiap Blok di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 No Blok Luas Area (ha) TTM TMM Jumlah (ha) 1 Taman Pemandangan Panama Tanah Hijau Jumlah Sumber : RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun Keadaan Tanaman dan Produksi Bahan tanaman yang digunakan di Unit Perkebunan Tambi berasal dari klonal dan seedling. Tanaman asal klonal biasanya merupakan tanaman baru yang diusahakan oleh perusahaan. Tanaman asal seedling umumnya tanaman tua menghasilkan yang merupakan peninggalan jaman Belanda yang umurnya sudah puluhan tahun. Tanaman teh asal klonal yang ditanam di Unit Perkebunan Tambi antara lain Cin 143, TRI 2024, TRI 2025, Gambung 3, Gambung 4, Gambung 7, Ranca Bolang 3, Ranca Bolang 8, dan Tambi Merah (TB Merah). Sedangkan, tanaman teh asal seedling yang ditanam adalah Assamica, Malabar Pasir Sarongge (MPS), Kiara 8, dan Hibrid. Populasi untuk bahan tanam yang berasal dari klonal berkisar tanaman/ha dengan jarak tanam 120 cm x 75 cm. Sedangkan populasi untuk bahan tanam yang berasal dari seedling berkisar tanaman/ha. Jarak tanam pada area seedling tidak diketahui jelas karena merupakan peninggalan jaman Belanda. Klon yang diunggulkan di Unit Perkebunan Tambi adalah Gambung 3, 4 dan 7 karena lebih tahan penyakit cacar daun, tahan kondisi kekeringan dan produksi pucuknya yang tinggi. Klon TRI 2024 dan TRI 2025 sangat rentan terhadap cacar daun tetapi mempunyai cita rasa yang disukai oleh konsumen. Gambung 4 dan 7 mempunyai ciri bentuk yang hampir sama yaitu daun besar dan bulat, tetapi perbedaannya adalah Gambung 4 daunnya terlihat lebih kusam dan Gambung 7 daunnya terlihat mengkilat. Ciri Gambung 3 adalah daun

28 besar meruncing seperti daun mangga dan terlihat mengkilat. Klon TRI 2024 dan TRI 2025 mempunyai ciri yang hampir sama yaitu mempunyai frame yang besar karena merupakan tanaman tua. Klon TRI 2024 mempunyai daun yang sempit dan meruncing serta warnanya terlihat hijau kekuningan. Klon TRI 2025 mempunyai daun bulat dan sedikit lebih lebar dari TRI 2024 serta warna daunnya terlihat hijau tua. Pemasaran produksi yang dilakukan oleh Unit Perkebunan Tambi sebagian besar diekspor ke berbagai negara, seperti India, Jepang, Uni Emirat Arab, USA, dan Rusia. Untuk pemasaran dalam negeri biasanya dalam jumlah sedikit. Tabel 4 menyajikan rincian produksi dan produktivitas teh di Unit Perkebunan Tambi selama 5 tahun terakhir. Produktivitas teh kering mengalami kenaikan dan penurunan pada kisaran tahun 2005 sampai 2009 (Tabel 4). Tahun 2009 produktivitasnya paling rendah yaitu kg/ha/thn. Hal ini disebabkan penurunan kualitas tanaman teh akibat kesalahan teknik pemetikan. Dengan demikian, rata-rata produktivitas teh kering selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah kg/ha/thn. Tabel 4. Produksi dan Produktivitas Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun Tahun Luas TM Produksi Produktivitas (ha) Basah Kering Basah Kering...(kg/tahun)......(kg/ha/tahun) Jumlah Rata-rata Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi (2010) Penurunan produktivitas teh di Unit Perkebunan Tambi tahun 2009 dapat dilihat pada rencana dan realisasi produksi pucuk basah. Unit Perkebunan Tambi merencanakan target produksi pucuk basah pada tahun 2009 sebesar kg, sedangkan realisasi produksi yang tercapai adalah kg atau sebesar % dari produksi yang telah direncanakan. Rencana dan realisasi produksi teh pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 5. 16

29 Tabel 5. Rencana dan Realisasi Produksi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2009 Uraian Rencana Realisasi Persentase Tercapai (%) Luas area TM (ha) Produksi pucuk basah (kg) Produksi teh kering (kg) Produktivitas Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi 17 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT Tambi dipimpin oleh seorang direktur yang berasal dari salah seorang pemegang saham atau wakil yang berasal dari pemerintah daerah Wonosobo sesuai dengan kesepakatan. Hal ini terkait kepemilikan saham yang sebagian dipegang oleh perorangan dan sebagian dipegang oleh pemerintah daerah Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang pemimpin yang diangkat oleh Direksi PT Tambi. Seorang Pemimpin Unit Perkebunan Tambi bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi setiap kegiatan pengelolaan dan administrasi bagian kebun, pabrik dan kantor untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Pemimpin Unit Perkebunan Tambi secara langsung membawahi kepala bagian kantor, kepala bagian kebun, asisten kepala bagian pabrik, asisten kepala bagian kebun beserta seluruh jajarannya. Kepala bagian kantor bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan kantor berupa pengelolaan keuangan, pembukuan, sumber daya manusia dan masalah umum lainnya dalam ruang lingkup Unit Perkebunan Tambi. Asisten kepala bagian pabrik bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan administrasi, teknik dan pengolahan teh di pabrik. Kepala bagian kebun bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebun dan tanaman, ketenagakerjaan di kebun serta administrasi kebun. Struktur organisasi Unit Perkebunan Tambi disajikan pada Lampiran 5.

30 18 Tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi terdiri atas karyawan lepas/borong, karyawan II dan karyawan I. Tingkatan karyawan mulai dari yang tinggi sampai dengan yang rendah adalah karyawan I, karyawan II, dan karyawan lepas/borong. Karyawan borong tetap adalah tenaga pelaksana kegiatan di kebun yang tidak terikat oleh perusahaan seperti tenaga pemetik dan pemeliharaan. Upah seorang karyawan borong tetap dibayar berdasarkan hasil kerja atau pendapatan yang diperolehnya dalam satuan tertentu (patok, ha, m, kg). Sistem pengupahan karyawan borong dilaksanakan setiap sepuluh hari sekali dan biasanya dilaksanakan pada tanggal 3, 13 dan 23. Karyawan II terdiri atas karyawan II A, II B, II C dan II D. Karyawan II merupakan karyawan tetap yang mempunyai hubungan terikat dengan perusahaan. Syarat untuk menjadi karyawan II harus memiliki ijasah minimal SLTP, telah melalui tahapan sebagai karyawan borong, dikaderkan oleh atasan, mengikuti tes kesehatan dan ujian tertulis mengenai pengetahuan jabatan, Bahasa Indonesia, pengetahuan umum dan etika. Calon karyawan yang lulus tes jabatan pertamanya adalah karyawan II A. Kenaikan jabatan dari tahap A ke B sampai E dapat dipertimbangkan dengan melihat jabatan, peningkatan prestasi, dan masa kerja karyawan tersebut di perusahaan Karyawan I merupakan jabatan paling tinggi di Unit Perkebunan Tambi dan merupakan golongan pegawai. Syarat untuk menjadi karyawan I antara lain ijasah minimal SLTA, selama bekerja berprestasi sehingga layak untuk dipromosikan, mengikuti tes kesehatan dan tertulis serta membuat sebuah karya tulis yang kemudian dipresentasikan. Karyawan I biasanya setingkat dengan pimpinan, wakil pimpinan, kepala bagian kantor, kepala bagian pabrik, dan asisten kepala bagian kebun. Gaji yang dibayarkan kepada karyawan II dan karyawan I ditetapkan berdasarkan upah minimal kabupaten (UMK). Tahun 2010 UMK Wonosobo adalah Rp ,00 dan merupakan gaji pokok masing-masing karyawan. Selain itu, karyawan II juga akan mendapatkan fasilitas serupa dengan karyawan borong ditambah dengan tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Gaji karyawan II dibayarkan satu bulan sekali dan biasanya

31 pada tanggal 3. Fasilitas yang diperoleh karyawan I sama dengan karyawan II ditambah dengan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek), tunjangan hari raya (THR), pelayanan kesehatan, tunjangan cuti, bonus dan Dana Pensiun (Dapen). Jumlah dan komposisi tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Indeks tenaga kerja (ITK) pada Unit Perkebunan Tambi adalah 1.27 orang/ha. Status Tabel 6. Kondisi Tenaga Kerja di Unit Perkebunan Tambi 2010 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Tenaga Tingkat Pendidikan Jumlah L P S2 S1 D3 SLTA SLTP SD TTSD 19 Jumlah (orang). Karyawan I Karyawan II E Karyawan II D Karyawan II C Karyawan II B Karyawan II A Pekerja Lepas Gabungan Jumlah: Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi (2010)

32 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan di Unit Perkebunan Tambi dilaksanakan di Blok Panama. Bibit teh yang digunakan berasal dari stek batang sehingga mempunyai keuntungan sifat unggulnya sama dengan pohon induknya. Bahan stek (stekres) diambil dari tanaman teh dengan tahun pangkas I. Tanaman teh yang akan dijadikan bahan stek dipangkas 4 bulan sebelum pembibitan stek dimulai. Pemeliharan kebun untuk bahan stek antara lain pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan tanah, dan pemupukan daun. Pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi yang dilakukan dua kali dengan menggunakan herbisida yang berbahan aktif Glifosat dengan dosis 3 l/ha. Babad gulma juga dilakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan parang. Pengendalian penyakit dilakukan untuk mencegah penyakit busuk daun dengan menggunakan fungisida yang berbahan aktif Mankozeb 80 % dengan dosis 250 g/ha. Pemupukan tanah dilakukan 3 kali aplikasi dengan komposisi N : P 2 O 5 : K 2 O (6 : 1 : 3). Dosis pupuk yang digunakan adalah Urea 225 kg/ha, Rock Phospate 38.5 kg/ha, dan KCl 113 kg/ha. Pupuk daun yang diaplikasikan adalah ZnSO 4 dan Pupuk Pelengkap Cair (PPC). Seminggu sebelum pengambilan bahan stek, dilakukan tipping atau pemetikan pucuk. Batang stek yang cukup matang dipotong setinggi 15 cm dari bidang pangkas. Pemotongan stekres dari tanaman dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Stekres dipotong setiap ruasnya dengan menggunakan pisau tajam dan menyisakan satu lembar daun. Batang stekres dipotong dengan kemiringan 45. Stekres yang telah jadi, direndam ke dalam larutan Mankozeb 80 % ditambah larutan Atonik %. Batang stek kemudian ditanam di dalam polybag yang dinamakan bekong. Arah penanaman batang stek pada intinya daunnya tidak boleh saling menghalangi datangnya arah cahaya matahari (Gambar 1). Bekong yang telah ditanami stek diletakkan pada suatu bedengan dan ditutup dengan menggunakan sungkup dari plastik. Bedengan

33 21 tempat batang stek tersebut diletakkan di dalam rumah pembibitan (Gambar 2). Luas rumah pembibitan tersebut adalah 0.4 ha dan terdapat 108 bedengan. Setiap bedeng berukuran 10 m 2 dan terdapat ± bibit. Tenaga kerja di pembibitan sistemnya adalah borongan yaitu upah 1 hari ditetapkan oleh perusahaan untuk setiap pekerja pembibitan tanpa berdasarkan prestasi kerjanya. Selama mengikuti kegiatan pembibitan, penulis melakukan kegiatan pengisian polybag selama 1 hari dan penanaman stek selama 2 hari. Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada kegiatan pengisian polybag adalah 250 polybag/hk. Pada kegiatan penanaman stek, rata-rata prestasi kerja yang diperoleh penulis adalah polybag/hk. Gambar 1. Stek yang Ditanam Gambar 2. Rumah Pembibitan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Produksi pucuk teh yang tinggi dengan kualitas yang baik dapat diperoleh jika didukung dengan kondisi kebun yang sehat. Kebun yang sehat akan diperoleh jika dilakukan pemeliharaan secara rutin. Pemeliharaan yang umum dilakukan di perkebunan teh antara lain pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, dan konservasi lahan terpadu. Pengendalian gulma. Gulma yang umum tumbuh di Unit Perkebunan Tambi antara lain Ageratum conyzoides, Erechites valerianifolia, Impatien platypetala, Richardia Brasiliensis, Commelina benghalensis, Centela asiatica, Oxalis corniculata, Panicum paludosum, Sida rombifilia, Eclipta prostata, dan remujung. Pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan metode kultur teknis, manual, dan kimiawi.

34 22 Metode kultur teknis yang diterapkan adalah dengan menanam tanaman pupuk hijau seperti Tephrosia spp. dan Crotalaria spp. di antara barisan tanaman teh. Cara lain yang dilakukan adalah penerapan seluruh teknis bercocok tanam teh secara benar dan tepat. Salah satu contoh bercocok tanam teh yang tepat adalah melaksanakan petikan rata agar tajuk tanaman tumbuh melebar dan rapat menutup tanah sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma. Pengendalian gulma dengan menggunakan metode manual yaitu dengan metode babad. Babad gulma terutama dilaksanakan pada saat sebelum dilakukan pemupukan tanah yaitu pada bulan Januari Maret dan bulan Agustus Oktober. Babad gulma dilakukan pada gulma-gulma yang cenderung sulit mati apabila disemprot herbisida. Babad gulma biasanya dilakukan dengan menggunakan parang. Pengecualian untuk gulma Impatien platypetala (pacar air) yang dilakukan dengan mencabut sampai tercabut akarnya. Standar prestasi kerja pekerja babad gulma adalah 0.08 ha/hk atau 2 patok/hk. Babad gulma dilakukan penulis selama 2 hari dengan rata-rata prestasi kerja sebesar 0.05 ha/hk. Pengendalian gulma secara kimiawi dilaksanakan dua kali aplikasi per tahun untuk semua nomor kebun yaitu pada bulan Februari April dan September November. Jenis herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak dan sistemik. Herbisida sistemik yang biasanya diaplikasikan pada tanaman teh tahun pangkas IV adalah herbisida berbahan aktif Glifosat dengan merk dagang Rambo dan Roundup. Dosis herbisida Rambo yang digunakan adalah 3 l/ha sedangkan dosis Roundup yang digunakan adalah 2 l/ha. Area teh pada tahun pangkas I, II, dan III herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak yang berbahan aktif Paraquat dengan merk dagang Noxon. Dosis herbisida Noxon yang digunakan adalah 2 l/ha. Standar prestasi kerja penyemprot gulma adalah 0.9 ha/hk. Pengendalian gulma secara kimiawi dilaksanakan selama 3 hari oleh penulis dengan rata-rata prestasi kerja 0.53 ha/hk. Pemupukan. Pemupukan di Unit Perkebunan Tambi menggunakan pupuk anorganik dan pupuk semi organik. Cara pengaplikasian kedua pupuk tersebut melalui daun yang dikenal dengan pupuk daun dan melalui tanah yang dikenal

35 23 dengan pupuk tanah. Khusus untuk pupuk semi organik diaplikasikan hanya melalui daun. (1) Pupuk daun Pemupukan daun dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pucuk daun teh. Pupuk daun yang biasa digunakan di Unit Perkebunan Tambi selama bulan Februari sampai November adalah ZnSO 4. Pupuk ini berbentuk bubuk berwarna kuning kehijauan dan dosis ZnSO 4 yang diaplikasikan adalah 1 kg/ha/aplikasi. Selain ZnSO 4, pupuk daun yang digunakan adalah PPC yang berupa pupuk cair semi organik. Bentuk pupuk ini berupa cairan yang berwarna hijau tua. PPC diberikan pada musim kemarau yaitu pada bulan Juli September dengan 6 kali aplikasi dan dosis yang digunakan l/ha. Pelaksanaan pemupukan daun di Unit Perkebunan Tambi biasa diaplikasikan pada pukul WIB. Alat yang digunakan adalah mist blower dan knapsack sprayer. Mist blower digunakan pada tanaman teh yang sedang berproduksi sedangkan knapsack sprayer digunakan pada tanaman teh yang baru tumbuh pucuknya setelah dipangkas. Cara pengaplikasian dengan menggunakan mist blower yaitu sudut corong dengan tanaman teh adalah 45. Arah corong tersebut harus searah dengan arah angin. Penyemprotan pupuk daun biasanya dilakukan setelah tanaman teh dipetik. Standar prestasi kerja kegiatan pemupukan daun adalah 1 ha/hk. Penulis melakukan kegiatan pemupukan daun selama 2 hari dengan rata-rata prestasi kerja 1 ha/hk. (2) Pupuk Tanah Kegiatan pemupukan melalui tanah pada tahun 2010 dilaksanakan dua tahap. Semester I dilaksanakan pada bulan Februari April dan semester II dilaksanakan pada bulan Oktober November. Berdasarkan RKAP tahun 2010 jenis pupuk yang digunakan adalah Urea ( N 46 %), Rock Phospate (P 2 O 5 30 %), KCl (K 2 O 60 %), dan Kieserite (MgO 27 %) dengan perbandingan unsur haranya 5 : 1 : 2 : 0.5. Dosis pupuk ditetapkan berdasarkan persentase N, yaitu sebesar 9.44 %. Dasar pemberian pupuk pada tanaman teh tahun pangkas I dan IV adalah 90 %, sedangkan tanaman teh tahun pangkas II dan III adalah 110 %. Pemupukan

36 dilaksanakan dengan cara dibenam sekitar tanaman dengan jarak lubang 20 cm dari tajuk tanaman dan kedalaman lubang cm. Dosis pupuk yang ditetapkan oleh perusahaan terdapat perbedaan dalam realisasinya. Tabel 7 menyajikan jumlah pupuk antara rekomendasi dan realisasi dan terlihat bahwa jumlah masing-masing jenis pupuk tidak ada yang sama antara rekomendasi dan realisasi. Akan tetapi, pelaksanaan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi dapat dikatakan cukup baik karena dosis yang diberikan tidak berbeda nyata antara rekomendasi dan realisasi. Tabel 7. Jumlah Pupuk Rekomendasi dan Realisasinya di Unit Perkebunan Tambi Tahun Jenis Pupuk Rekomendasi Realisasi Persentase (%) (kg)... Urea a a Rhock Phospate a a KCl a a Kieserite a a Sumber : Laporan Tahunan UP Tambi Keterangan: Angka angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji-t 5 % Dasar pemberian dosis pupuk tiap tanaman teh disesuaikan dengan umur pangkasnya. Data dosis pupuk per tanaman teh setiap tahun pangkas dapat dilihat pada Tabel 8. Takaran dosis pupuk yang diberikan di lapangan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan rekomendasi (kecuali Blok Panama). Penyebab perbedaan ini salah satunya adalah tidak digunakannya alat takar oleh beberapa pekerja. Tabel 8. Dosis Pupuk Tiap Tanaman Teh pada Setiap Blok Dosis Pupuk Per Pohon (g) Pemandangan Tanah Hijau Taman Panama Real Rek Real Rek Real Rek Real Rek I 37a 40a II 49a 50a III 47a 50a IV 48a 40a Tahun Pangkas Sumber: Hasil Pengamatan Keterangan: Angka angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji-t 5 % Real = Realisasi Rek = Rekomendasi 24

37 25 Berdasarkan Tabel 8, analisis t-student yang dihasilkan menyatakan tidak terdapat perbedaan antara dosis rekomendasi dengan aplikasi di lapangan. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 6. Tenaga kerja pemupukan di Unit Perkebunan Tambi merupakan tenaga kerja borongan atau karyawan harian lepas (KHL). Jumlah tenaga kerja dan prestasi kerja pemupuk pada keempat blok dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jumlah Tenaga Kerja dan Prestasi Kerja Pemupuk di Unit Perkebunan Tambi Blok Jumlah Tenaga Pemupuk Prestasi Kerja Pemupuk (orang) (ha/hk) Taman Pemandangan Panama Tanah Hijau Keterangan: Laporan Bulanan UP Tambi Standar prestasi kerja pada kegiatan pemupukan adalah 0.15 ha/hk. Berdasarkan Tabel 9, blok yang tepat standar prestasi kerjanya adalah Blok Tanah Hijau. Penulis melakukan kegiatan pemupukan selama 6 hari dengan rata-rata prestasi kerja 0.1 ha/hk. Variasi jumlah kecukupan tenaga kerja pemupuk yang ada di Blok Tanah Hijau dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Kecukupan Tenaga Pemupuk di Blok Tanah Hijau Bulan Maret 2010 Tanggal Jumlah Tenaga Kerja Luas Area Prestasi Kerja (orang) (ha) (ha/hk) Standar Prestasi Kerja (ha/hk) Rata-Rata Keterangan: Laporan Bulanan Blok Tanah Hijau

38 26 Tabel 10 menunjukkan bahwa hampir pada setiap kegiatan pemupukan jumlah tenaga kerjanya tidak selalu sama dengan ketentuan, tetapi rata-rata prestasi kerja yang diperoleh tenaga kerja tersebut sudah sesuai dengan standar. Jumlah tenaga kerja paling banyak adalah 20 orang dan jumlah tenaga kerja paling sedikit adalah 10 orang. Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman teh berdasarkan tahun pangkasnya membentuk suatu grafik yang menyerupai parabola. Gambar 3 menyajikan data pemberian dosis pupuk selama lima tahun berdasarkan tahun pangkasnya di Blok Tanah Hijau. Gambar 3 menunjukkan bahwa dosis untuk semua jenis pupuk mengalami kenaikkan mulai dari tahun pangkas I sampai dengan tahun pangkas IV. Dosis (kg/ha) I II III IV Urea Rock Phospate KCl Kieserit Tahun Pangkas Gambar 3. Grafik Hubungan Dosis Pupuk dengan Tahun Pangkas Tanaman Teh Blok Tanah Hijau Tahun Gambar 4 menyajikan data produktivitas teh berdasarkan tahun pangkasnya di Blok Tanah Hijau. Produktivitas pucuk teh mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak sesuai tahun pangkasnya. Berdasarkan Gambar 4, produktivitas pucuk teh pada tahun pangkas I lebih besar daripada tahun pangkas II. Produktivitas pucuk teh mengalami kenaikkan mulai dari tahun pangkas III sampai tahun pangkas IV. Kenaikkan produktivitas pada tahun pangkas IV biasanya disebabkan adanya pemetikan kasar secara besar-besaran sebelum dilaksanakan pemangkasan.

39 27 Produktivitas pucuk (kg/ha) I II III IV Tahun Pangkas Gambar 4. Grafik Hubungan Produksi Pucuk Teh dengan Tahun Pangkas Tanaman Teh Blok Tanah Hijau Tahun Pemberian pupuk salah satunya bertujuan untuk mencapai target atau rencana produksi yang telah ditetapkan. Pengaruh pemberian pupuk terhadap produksi tanaman teh dapat dilihat pada Gambar 5. Target produksi pada tahun 2006 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan tetapi dosis pupuk yang digunakan mengalami penurunan dibandingkan pada tahun Pemberian dosis pupuk tertinggi terjadi pada tahun 2005 dan dosis pupuk terendah terjadi pada tahun Produksi pucuk teh realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan produksi pucuk teh realisasi terendah terjadi pada tahun Besarnya dosis pupuk secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 7. Produksi Realisasi (kg) Produksi Rencana (kg) Dosis Pupuk (kg) Tahun Gambar 5. Grafik Hubungan Dosis Pupuk dengan Produksi Pucuk Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun

40 Persentase keberhasilan pemupukan secara nyata mempengaruhi produksi pucuk teh. Tabel 11 menyajikan persentase realisasi pemupukan terhadap persentase realisasi produksi. Tahun 2005 merupakan tahun dengan tingkat keberhasilan pemupukan tertinggi (99 %) dengan persentase keberhasilan produksi mencapai %. Rata-rata keberhasilan pemupukan dan keberhasilan produksi yang dicapai selama lima tahun adalah % dan %. Tabel 11. Realisasi Pemupukan (%) dan Realisasi Produksi (%) Unit Perkebunan Tambi Tahun Realisasi Pemupukan Realisasi Produksi (%) (%) Rata-rata Sumber : Laporan Tahunan UP Tambi Pemangkasan. Pemangkasan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi merupakan jenis pemangkasan setengah bersih, tetapi untuk varietas yang memungkinkan seperti Gambung dilakukan pemangkasan bersih. Pangkasan setengah bersih merupakan pangkasan dengan membuang ranting-ranting kecil berukuran kurang dari 1 cm (sebesar pensil) yang berada di bagian tengah-tengah perdu sedangkan yang berada di sisi perdu dibiarkan. Pangkasan bersih adalah pangkasan dengan bidang pangkas yang rata tetapi pada bagian tengahnya agak rendah dengan membuang semua ranting-ranting kecil yang berukuran kurang dari 1 cm (sebesar pensil). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kebun yang tidak melakukan pemangkasan setengah bersih maupun pemangkasan bersih. Hal ini dapat dilihat pada hasil pangkasan yang masih terdapat ranting-ranting berukuran kurang dari 1 cm di tengah maupun di sisi perdu. Hasil pangkasan yang tidak bersih menyebabkan tunas tumbuh dengan cepat tetapi tunas tersebut kecil dan banyak. Tumbuhnya tunas yang kecil tersebut disebabkan oleh banyak ranting-ranting kecil yang berukuran kurang dari 1 cm yang tidak terpangkas. 28

41 29 Daur pangkas yang diterapkan di kebun adalah empat tahun. Daerah perkebunan teh yang mempunyai ketinggian tempat > m memang tepat menerapkan daur pangkas 4 5 tahun. Luas area pangkas adalah 25 % dari total luas area TM dari keempat blok. Pelaksanaan pemangkasan di Unit Perkebunan Tambi dilakukan melalui dua tahap yaitu semester I dengan area yang dipangkas 70 % dan semester II dengan area yang dipangkas 30 %. Pengecualian untuk Blok Pemandangan pemangkasan dilakukan satu kali yaitu 100 % pada semester I. Hal ini disebabkan ketinggian tempat Blok Pemandangan paling tinggi diantara ketiga blok yang lain. Apabila pemangkasan dilakukan dua kali maka pemangkasan pada semester II akan menghadapi musim kemarau. Cara pemangkasan tanaman teh yang biasa dilakukan adalah memotong batang/cabang/ranting rata dengan membentuk sudut 45 menghadap ke dalam perdu. Pemangkasan batang/cabang/ranting tidak boleh pecah atau rusak dan bidang pangkasan harus sejajar dengan permukaan tanah. Alat yang digunakan untuk memangkas tanaman teh adalah sabit khusus untuk memangkas. Tinggi pangkasan dari awal tanaman dipangkas tingginya 45 cm hingga 65 cm. Tinggi pangkasan 45 cm merupakan pangkasan bentuk yaitu perubahan dari TBM ke TM. Pangkasan selanjutnya tingginya 50 cm dan setiap tahunnya naik 5 cm mencapai 65 cm kemudian turun lagi 50 cm. Standar kapasitas kerja pemangkas berdasarkan prestasi kerjanya adalah 0.03 ha/hk. Pemangkasan dilakukan penulis selama 3 hari sehingga rata-rata prestasi kerja yang diperoleh penulis adalah ha/hk. Pengendalian hama dan penyakit. Gangguan hama dan penyakit mengakibatkan kerusakan tanaman dan kemunduran produksi yang cukup berarti. Hama yang pada umumnya ada di Unit Perkebunan Tambi antara lain Helopeltis spp., ulat jengkal, ulat penggulung daun, ulat penggulung pucuk, dan ulat api. Pengendalian hama tidak dilakukan secara kimiawi tetapi dilakukan secara kultur teknis. Pengendalian kultur teknis yang dilakukan dengan cara pemetikan secara bersih daun yang terkena hama tersebut. Jenis penyakit yang sangat mempengaruhi produksi pucuk teh di Unit Perkebunan Tambi adalah cacar daun. Penyebab penyakit cacar daun adalah

42 30 cendawan Exobasidium vexans. Pengendalian penyakit cacar daun dilaksanakan pada bulan Januari April dan September Desember. Penyemprotan dilakukan setelah pemetikan dengan batas maksimal 8 hari sebelum pemetikan berikutnya. Fungisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit cacar daun adalah Tembaga oksiklorida 50 % dengan dosis kg/ha/aplikasi dan Tembaga hidroksida 77 % dengan dosis 0.2 kg/ha/aplikasi. Standar prestasi kerja kegiatan pengendalian cacar daun adalah 1 ha/hk. Penulis melakukan kegiatan pengendalian cacar daun selama 2 hari dengan rata-rata prestasi kerja 5.52 ha/hk. Porokan. Kegiatan porokan dilaksanakan setelah dilakukan pemangkasan. Pelaksanaan porokan maksimal satu bulan setelah pangkas dan biasanya dilaksanakan pada bulan Maret April dan Oktober - Desember. Tujuan dilakukan porokan adalah untuk memperbaiki struktur tanah supaya pori-pori di dalam tanah terbuka lebih lebar sehingga aerasi udara dan air menjadi lancar. Tujuan yang lain adalah memutus akar-akar yang saling bersilangan dan untuk merangsang pertumbuhan perakaran baru. Alat yang digunakan untuk memorok adalah porok yang berbentuk seperti garpu. Standar prestasi kerja kegiatan morok adalah 1 patok/hk atau 0.04 ha/ HK. Penulis melakukan kegiatan morok selama 2 hari dengan rata-rata prestasi kerja 0.03 ha/hk. Pembuatan lubang tadah dan guludan. Lubang tadah dan guludan dibuat pada area yang telah dipangkas yang dilaksanakan secara zig-zag pada setiap baris tanaman. Lubang tadah ini berfungsi sebagai penampung air sehingga tidak terjadi pengikisan tanah pada saat hujan. Guludan dibuat pada area tepi kebun bertujuan untuk menahan air agar tidak keluar dari kebun. Lubang tadah dibuat pada setiap 2 4 baris tanaman dengan jarak 3 m (3 tanaman). Gosok lumut. Tanaman teh asal seedling setelah satu minggu dipangkas dilakukan gosok lumut (lumutan). Lumutan merupakan pekerjaan membersihkan lumut dan tanaman jenis paku-pakuan yang tumbuh menempel pada tanaman teh. Adanya lumut yang menempel di tanaman teh ini dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tunas baru. Standar prestasi kerja kegiatan gosok lumut adalah 0.04 ha/hk. Penulis melakukan kegiatan gosok lumut selama 2 hari dengan rata-rata prestasi kerja ha/hk.

43 31 Batas kebun. Batas kebun merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada area tepi kebun yang digunakan untuk pembatas tanaman teh. Tanaman yang digunakan untuk batas kebun adalah pohon gondani. Pohon tersebut sebagian besar digunakan untuk membatasi area perkebunan teh dengan kebun bukan milik perusahaan. Pemeliharaan batas kebun tersebut dilakukan dengan merempel atau membersihkan cabang-cabang yang sudah mengganggu pertumbuhan tanaman teh yang berada di pinggir. Pemeliharaan Pohon Pelindung Jenis pohon pelindung yang ditanam di Unit Perkebunan Tambi antara lain Acacia decurens, Acacia marensis, Albazia falcata, Leucaena diversifolia (Lamtoro merah), Grivellia robusta (Silver oak), Maesopsis eminii (Saman), dan Tonona sureni (Suren). Penanaman pohon pelindung tersebut menggunakan sistem mata 9 dan mata 13. Maksud dari mata 9 atau 13 adalah pada luasan 400 m 2 kebun teh terdapat pohon pelindung sebanyak 9 atau 13. Susunan pohon pelindung yang berjumlah 9 adalah di bagian pinggir terdapat 8 pohon pelindung dan di bagian tengah terdapat 1 pohon pelindung (Gambar 6). Mata 13 susunannya sama dengan mata 9 hanya saja di bagian arah diagonalnya terdapat 4 pohon pelindung (Gambar 7). 20 m 20 m Gambar 6. Susunan Pohon Gambar 7. Susunan Pohon Pelindung Mata 9 Pelindung Mata 13 Pemeliharaan yang rutin dilakukan adalah memangkas cabang atau ranting yang mengganggu datangnya cahaya matahari pada tanaman teh. Kegiatan tersebut dinamakan merempel dan alat yang digunakan adalah sabit. Standar prestasi kerja kegiatan pemeliharaan pohon pelindung adalah 1.5 ha/hk. Penulis

44 32 melakukan kegiatan pemeliharaan pohon pelindung selama 1 hari dengan prestasi kerja 0.31 ha/hk. Pemetikan Pemetikan pada tanaman teh adalah upaya memungut dan mengumpulkan pucuk yang ada pada perdu teh yang sesuai dengan tujuan pengolahan. Jenis pemetikan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi selama satu daur pangkas terdiri dari petikan produksi dan petikan jendangan. Petikan jendangan dilakukan pada tanaman teh tahun pangkas I. Pemetikan jendangan mulai dapat dilakukan apabila 60 % area telah memenuhi syarat untuk dijendang. Jenis petikan pada pemetikan jendangan adalah petikan medium dengan rumus p + 2 atau pucuk burung dengan satu atau dua daun muda (b + 1m atau b + 2m). Tinggi bidang petik jendangan dari luka pangkasan tergantung pada tinggi rendahnya pangkasan. Tinggi bidang petik jendangan berkisar antara cm bergantung pada tinggi pangkasannya. Alat ukur yang digunakan membantu pengukuran tinggi petikan jendangan disebut caplak. Pemetikan produksi dilakukan pada tanaman teh yang telah melalui pemetikan jendangan. Macam petikan yang diutamakan dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi antara lain petikan halus, petikan medium, dan petikan kasar. Petikan halus merupakan petikan jika pucuk yang dipetik adalah peko dengan satu atau dua lembar daun muda. Petikan medium merupakan petikan jika pucuk yang dipetik adalah peko dengan dua lembar daun atau tiga lembar daun muda dan pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda. Petikan kasar merupakan petikan jika pucuk yang dipetik berjumlah tiga lembar daun atau lebih daun, pucuk burung dengan satu, dua, dan tiga lembar daun tua. Rumus petikan halus adalah p+1 dan p+2m, rumus petikan medium adalah p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m, rumus petikan kasar adalah p+3, p+4, b+1t, b+2t, b+3t. Jenis petikan yang menjadi standar di Unit Perkebunan Tambi adalah jenis petikan medium. Teknik pemetikan ada dua cara, yaitu pemetikan secara manual dan pemetikan dengan bantuan gunting petik. Jika terdapat banyak pucuk burung pada bidang petik tanaman teh, pemetikan dilakukan menggunakan gunting petik. Pemetikan menggunakan gunting petik juga bertujuan agar hanca petik tercapai,

45 33 mempermudah pemetikan daun yang telah kaboler (lewat petik), membentuk bidang petik yang rata, serta mengurangi kerusakan pada luka petik. Pemetikan secara manual dilakukan jika banyak daun tanggung di atas bidang petik dan menghindari pemetikan yang terlalu berat. Jenis pemetikan gendesan adalah jenis pemetikan yang termasuk pemetikan produksi yang dilakukan sebelum tanaman dipangkas dengan memetik semua pucuk daun yang memenuhi syarat olah tanpa memperhatikan daun yang ditinggal di atas perdu. Jenis petikan pada pemetikan gendesan adalah petikan berat. Siklus petik yang diterapkan untuk Blok Taman, Panama, dan Pemandangan adalah hari sedangkan untuk Blok Pemandangan hari. Blok Pemandangan siklusnya lebih panjang dikarenakan lokasinya lebih tinggi daripada ketiga blok lainnya. Lamanya siklus petik tergantung dari pertumbuhan pucuk. Kecepatan tumbuh pucuk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur pangkas, iklim, elevasi atau ketinggian tempat, dan kesehatan tanaman. Hanca petik adalah luasan petik yang harus selesai dalam satu hari. Hanca petik ditentukan berdasarkan kapasitas rata-rata pemetik, siklus petik, kondisi tanaman, topografi dan musim. Semakin pendek siklus petik maka luas lahan yang dapat dipetik per hari semakin luas. Pengaturan hanca petik harus pula mempertimbangkan keseragaman pucuk yang dihasilkan setiap hari dengan komposisi pucuk dari umur pangkas yang seimbang. Luas area yang akan dipetik dapat ditentukan berdasarkan rumus: Luas area petik / hari = luas area yang dipetik daur petik Hanca satu pemetik = luas area yang dipetik (ha) / hari x jumlah patok/ha jumlah tenaga petik Pengaturan hanca petik ditentukan oleh masing-masing pembimbing petik. Dalam satu hari, pemetik harus menyelesaikan luasan petik tersebut. Apabila hanca petik dapat diselesaikan, maka siklus petik pun tercapai sehingga mutu

46 34 pucuk yang dihasilkan baik. Pada realisasi pelaksanaan di lapangan, hanca petik yang telah direncanakan seringkali tidak sama. Hanca yang tidak tercapai tersebut akan diselesaikan pada hari berikunya. Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang dihasilkan oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Kapasitas pemetik dipengaruhi oleh keadaan cuaca, kondisi tanaman, topografi kebun, keterampilan pemetik, populasi tanaman di blok yang akan dipetik, dan umur pangkas tanaman. Standar prestasi kerja kegiatan pemetikan adalah 50 kg/hk. Penulis melakukan kegiatan pemetikan selama 13 hari dengan rata-rata prestasi kerja kg/hk. Tenaga petik mempunyai peranan sangat penting dalam mencapai hasil petikan yang optimum. Keterbatasan tenaga kerja petik sering terjadi di perkebunan teh karena upah tenaga yang relatif rendah. Dalam hubungannya dengan pemetikan menggunakan tenaga pemetik, perlu dipertimbangkan mengenai kebutuhan jumlah tenaga kerja yang tersedia dan keterampilannya dalam melaksanakan pemetikan. Perhitungan rasio pemetik harus diketahui ratarata kapasitas petik/hk dalam satu tahun, jumlah hari kerja (HK) dalam satu tahun, persentase (%) absensi dalam satu tahun (A), dan rata-rata produksi pucuk/ha/tahun. produksi pucuk/ha/tahun x (100 + A)% Rasio tenaga pemetik = kapasitas petik/hk/hari x HK satu tahun Sistem pengupahan pemetik di Unit Perkebunan Tambi ditentukan oleh besarnya jumlah bobot basah pucuk teh masing-masing pemetik dalam satu hari dan analisis pucuk teh. Penetapan harga bobot basah pucuk teh per kilogram di Blok Taman, Panama, dan Tanah Hijau adalah Rp 210,00. Harga bobot basah pucuk teh per kilogram di Blok Pemandangan adalah Rp 240,00. Apabila analisis pucuk minimal 50 % dari standar tercapai, pemetik mendapatkan premi sehingga harga pucuk basah per kilogram menjadi Rp 240,00 Blok Taman, Panama, dan Tanah Hijau dan Rp 260,00 di Blok Pemandangan. Pelaksanaan pemetikan yang pada umumnya dilakukan oleh pemetik dimulai berkisar antara pukul WIB untuk penimbangan pertama dan WIB untuk penimbangan kedua. Waktu penimbangan tersebut

47 35 ditetapkan tergantung kondisi pucuk dan hanca petik yang harus tercapai. Pemetikan dilakukan dengan menggunakan sistem giringan setelah adanya perubahan manajemen yang baru. Sistem pemetikan yang lama adalah sistem sawahan. Sistem giringan yang dimaksud adalah pemetik berbaris pada masingmasing barisan tanaman dan satu pemetik harus memetik semua tanaman dalam barisan tersebut. Sistem pemetikan sawahan yaitu sistem pemetikan berdasarkan wilayah petik masing-masing pemetik. Teknis pelaksanaan pemetikan adalah pucuk teh yang telah masak (manjing) dan pucuk burung di atas bidang petik harus dipetik bersih. Pucuk nanggung atau cadangan ditinggal dan cakar yang berada di atas bidang petik harus dibuang. Tanaman yang biasanya dipetik menggunakan gunting petik adalah tanaman dengan tahun pangkas III dan IV, tanaman teh asal seedling, dan tanaman yang rentan terkena penyakit cacar daun seperti klon TRI 2024 dan TRI Hasil petikan dimasukkan ke dalam waring masing-masing pemetik kemudian dilakukan penimbangan di kebun. Pucuk teh yang telah ditimbang diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Pucuk teh yang telah sampai ke pabrik dilakukan penimbangan lagi dan analisis pucuk sebelum dimulai pengolahan. Pengolahan Teh Hitam di Unit Perkebunan Tambi Pengolahan pucuk teh di Unit Perkebunan Tambi menghasilkan teh hitam. Teh hitam merupakan hasil olahan pucuk teh yang mengalami tahap fermentasi. Tahapan pengolahan teh hitam dimulai dari penerimaan pucuk segar dari kebun, pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi dan pengepakan. Penerimaan pucuk segar dari kebun. Penerimaan pucuk segar dari kebun ditimbang di pabrik. Penimbangan di pabrik bertujuan untuk mengetahui rendemen atau nilai susut yang terjadi pada pucuk sepanjang perjalanan dan mengetahui persentasi layu. Pucuk yang telah ditimbang kemudian diangkut menggunakan trolly menuju ke bak pelayuan (Withering Through). Withering Through berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 24 m, lebar 1.8 m dan tinggi 1 m. Terdapat 17 unit Withering Through di pabrik Unit Perkebunan Tambi yang masing-masing kapasitasnya kg. Pucuk-pucuk segar tersebut

48 36 kemudian dihamparkan di dalam bak pelayuan sambil dilakukan pembeberan. Pembeberan bertujuan untuk memecah gumpalan-gumpalan pucuk teh bekas genggaman para pemetik, sehingga memudahkan udara segar menembus sela-sela pucuk dan menghilangkan aroma tidak enak dari pucuk teh. Pelayuan. Pelayuan merupakan proses persiapan fisik pucuk teh segar agar lebih mudah saat diolah. Pelayuan bertujuan untuk menguapkan sebagian kandungan air dari pucuk teh secara perlahan sehingga menjadi lentur dan lemas menjadikan mudah digiling dan menciptakan aroma segar. Proses pelayuan dilaksanakan setelah pembeberan pucuk selesai. Pemberian udara segar pada pucuk teh sesaat setelah dilakukan pembeberan. Tujuan pemberian udara segar adalah memberikan kesempatan pucuk daun untuk melakukan respirasi atau mengeluarkan udara panas akibat dari naiknya suhu pucuk selama berada dalam waring maupun selama pengangkutan. Pemberian udara panas dilakukan pada jam ke-6 setelah dilakukan pembeberan dan dilakukan pembalikan setiap 6 jam sekali. Pemberian udara panas bertujuan untuk mengkondisikan suhu ruangan pelayuan berkisar pada suhu 26 C dengan kelembaban relatif (RH ) %. Pengiraban dilakukan setelah pucuk layu mencapai 50 %. Pucuk-pucuk layu tersebut diangkut dalam keranjang berkapasitas 50 kg dengan menggunakan trolly menuju cerobong yang terhubung pada mesin Open Top Roller (OTR). Penggilingan. Penggilingan bertujuan untuk mememarkan pucuk, memeras cairan sel, membentuk penampilan dan membentuk fisik teh menjadi menggulung. Proses penggilingan merupakan awal terjadinya fermentasi pada pucuk teh. Mesin-mesin yang digunakan selam proses penggilingan antara lain Open Top Roller (OTR), Rotorvane (RV), Rotary Roll Breaker (RRB), dan ghoogi. Open Top Roller (OTR) adalah mesin yang berfungsi untuk menggulung dan memecahkan sel pada pucuk yang sudah layu. Terdapat tiga unit OTR di pabrik Unit Perkebunan Tambi dengan kapasitas 350 kg. Lamanya waktu yang diperlukan proses di OTR adalah 45 menit. Rotorvane (RV) adalah mesin yang

49 37 berfungsi untuk memperkecil partikel teh dan memeras cairan sel. Rotary Roll Breaker (RRB) adalah mesin yang berfungsi untuk mengayak bubuk basah. Pemisahan bubuk diawali dari OTR 1 dilakukan sortasi menggunakan RRB 1 menghasilkan bubuk 1, kemudian melewati RV 1 masuk RRB 2 menghasilkan bubuk 2, kemudian melewati RV 2 dan masuk RRB 3 menghasilkan bubuk 3 dan masuk mesin ghoogi. Hasil mesin ghoogi adalah bubuk 4 sedangkan bubuk yang tidak lolos ayakan keluar dari ujung ghoogi menghasilkan badag. Pada mesin RRB ukuran nomor mesh ayakan dapat diganti sesuai dengan yang diinginkan. Biasanya menggunakan mesh nomor atau jika ingin menghasilkan grade Pekoe Souchon (PS) dan Broken Pekoe Souchon (BPS). Pemasangan ayakan dengan nomor mesh yang tepat sangat membantu diperolehnya grade yang diinginkan. Selama proses penggilingan, suhu ruangan tidak boleh melebihi 25 o C dan kelembaban dalam ruangan penggilingan berkisar %. Kelembaban dapat diatur dengan menggunakan Humidifier yang berbentuk blower. Fermentasi dan Oksidasi. Fermentasi atau oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa polifenol pada pucuk teh dengan bantuan enzim polifenol oxidase. Tujuan dari proses fermentasi yaitu untuk menghasilkan warna partikel teh, aroma dan rasa. Suhu ruangan fermentasi diatur tidak boleh lebih dari 25 o C dengan kelembaban %. Untuk mempertahankan kelembaban di ruang fermentasi digunakan humidifier. Waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi adalah 120 menit, terhitung sejak pucuk masuk ke mesin OTR sampai ke mesin pengeringan. Khusus di ruangan fermentasi, bubuk basah dibiarkan mengalami fermentsi selama 30 menit agar proses fermentasi lebih sempurna. Pengeringan. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses fermentasi. Proses pengeringan berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam bubuk teh sehingga teh kering akan tahan lama dalam penyimpanan, aman dari gangguan jamur dan serangga (hama gudang). Terdapat tiga unit alat pengering di pabrik Unit Perkebunan Tambi yaitu dua unit Two Circuit Dryer berkapasitas 250 kg/jam dan satu unit Three Circuit Dryer berkapasitas 300 kg/jam.

50 38 Bubuk yang akan dikeringkan diletakkan di atas trays dan diatur ketebalannya dengan menggunakan baling-baling atau spreader sesuai kebutuhan. Secara perlahan trays bergerak memasuki alat pengering dan setelah sampai ujung penggerak, teh akan jatuh dan kemudian keluar dari mesin pengering. Panas untuk pengeringan diperoleh dari kompor (burner), kemudian merambat ke dinding tungku dalam ruang pembakaran dan mengalir ke dalam pipa api oleh tarikan main fan dan masuk ke mesin pengering. Suhu inlet yang dibutuhkan dalam proses pengeringan adalah rata-rata berkisar C. Sisa udara panas yang digunakan untuk mengeringkan bubuk teh disebut suhu outlet. Suhu outlet berkisar antara C. Hasil keringan teh sebelum masuk ke ruang sortasi harus ditimbang sebagai dasar untuk menghitung rendemen teh yang dihasilkan. Tujuan lain dari penimbangan tersebut adalah untuk mengetahui kapasitas mesin pengering, mengetahui hasil kering, dan derajat layu. Sortasi. Sortasi adalah kegiatan memisahkan teh bubuk kering berdasarkan jenis-jenis tertentu sesuai dengan kehendak konsumen. Tujuan sortasi antara lain menyeragamkan bentuk, ukuran dan warna masing-masing grade serta membersihkan teh dari serat, tangkai, debu dan benda asing. Berikut mesin-mesin yang digunakan selama proses sortasi beserta fungsinya antara lain : Bubble Tray : berfungsi untuk memisahkan bubuk teh kering menjadi fraksi kasar dan halus. Vibrex : mesin yang akan mengangkat serat dan partikel yang ringan berdasarkan daya magnetik silinder besi. Chota : mesin berupa ayakan yang berfungsi untuk memisahkan bubuk teh kering menjadi partikel sesuai jenisnya/grade. Crusher : mesin yang akan memperkecil ukuran bubuk teh kering. Winower : mesin yang akan menyaring bubuk teh kering berdasarkan berat jenisnya serta membersihkan debu dan benda asing. Pabrik Unit Perkebunan Tambi memiliki tiga unit mesin sortasi yang fungsinya hampir sama serta terdapat vibrex, crusher dan chota pada masingmasing unit. Mesin tersebut disebut dengan line I, line II dan line III.

51 39 Bubuk teh kering pertama kali dipisahkan pada mesin bubble tray. Pada bubble tray terdapat 5 corong yang masing-masing corong akan menghasilkan bubuk 1, 2, 3, 4 dan 5. Bubuk 1 dan 2 akan disortasi di line I, bubuk 3 dan 4 akan disortasi pada line II sedangkan bubuk 5 akan disortasi di line III. Selain menerima bubuk 3 dan 4 line II juga menerima hasil chota I berupa BOP grof, hasil chota 2 dan 3 berupa BP 2, serta hasil samping dari line I dan line II. Pada chota line I terdapat 5 corong yang akan menghasilkan bubuk teh kering jenis dust, BOP, BOPF, PF dan BOP grof. Pada chota line II, terdapat 4 corong yang akan menghasilkan bubuk teh kering jenis dust, BOPF, PF dan BP 2. Sedangkan pada chota line 3 terdapat 4 corong yang akan menghasilkan bubuk teh kering jenis dust, PF, BP 2 dan BTL. Hasil chota pada line I, II dan III langsung dibawa ke minower untuk disortasi lebih lanjut. Jenis-jenis yang dapat disortasi di minower yaitu dust, BOP, BOPF dan PF. Khusus jenis BTL yang dihasilkan dari chota line 3 dapat langsung dikemas, sedangkan BOP grof dan BP 2 masih disortasi ulang pada line II. Teh hitam yang dihasilkan di pabrik Unit Perkebunan Tambi, dibedakan menjadi tiga grade yaitu : 1. Grade I : PS (Pekoe Souchon), BPS (Broken Pekoe Souchon), BOP (Broken Orange Pekoe), BOPF (Broken Orange Pekoe Fanning), PF(Pekoe Fanning), dust, BP (Broken Pekoe), BT ( Broken Tea) dan BM (Broken Mixed). 2. Grade II : PF 2, Dust 2, BP 2, BT 2, BM 2 dan Fanning Grade III : Dust 3, BM 3, Dust 4 dan Bohea. Selain itu, di pabrik Unit Perkebunan Tambi juga memproduksi teh celup yang biasanya menggunakan bubuk teh kering jenis dust, fanning dan PF. Setelah dihasilkan beberapa jenis bubuk teh kering kemudian dilakukan pengemasan pertama. Bubuk teh kering dikemas dalam karung berkapasitas maksimal 60 kg. Setelah dikemas karung-karung yang telah diisi tersebut disusun di gudang berdasarkan jenis masing-masing. Tumpukan karung tidak boleh bersentuhan langsung dengan dinding dan lantai gudang. Pengepakan. Pengepakan merupakan upaya memberikan wadah pada produk teh dengan tujuan untuk melindungi teh dari kerusakan, mempermudah

52 40 pengangkutan dan efisien selama penyimpanan di gudang. Teh yang akan disimpan di gudang terlebih dahulu dikemas dalam karung plastik. Kriteria gudang yang baik sebagai tempat penyimpanan teh antara lain mempunyai suhu ruang sekitar 24º C dengan kelembaban kurang dari 70 % serta udara dapat mengalir dengan lancar. Lantai gudang dialasi kayu (pallet) setinggi 12 cm. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak langsung antara teh dengan lantai yang dapat menyebabkan kerusakan teh. Pengepakan untuk saat ini pada umumnya menggunakan kemasan karung plastik yang dilapisi dengan kantong plastik jenis polietylen (PE) di dalamnya. Selain karung plastik, kemasan lainnya adalah kertas karton yang disesuaikan dengan jenis kemasan dan jenis teh itu sendiri. Teh yang dikemas menggunakan karton terlebih dahulu dimasukkan kedalam plastik PE sedangkan untuk teh celup bagian dalamnya dilapisi dengan aluminium foil agar tidak lembab. Aspek Manajerial Suatu perusahaan membutuhkan suatu manajemen dalam mengelola usahanya. Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pemantauan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Modal (Capital). Kegiatan yang berhubungan dengan aspek manajerial mulai dijalani penulis pada dua bulan terakhir dari kegiatan magang yaitu sebagai pendamping pembimbing (mandor), pendamping kepala blok serta pendamping asisten kepala bagian kebun. Pembimbing Pemeliharaan Pembimbing pemeliharaan merupakan jabatan yang bertanggungjawab kepada kepala blok dan membawahi secara langsung buruh pemeliharaan. Pembimbing pemeliharaan berfungsi mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kebun, termasuk dalam pengelolaan tenaga kerja, lahan dan kegiatan pemeliharaan lainnya, dalam rangka

53 41 mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Pembimbing pemeliharaan di Unit Perkebunan Tambi dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi langsung dengan kepala blok. Pembimbing pemeliharaan harus merencanakan segala kebutuhan baik tenaga kerja maupun bahan, barang dan perlengkapan dalam kegiatan pemeliharaan kebun untuk kemudian diusulkan kepada kepala blok. Pembimbing pemeliharaan juga berkewajiban membuat laporan resmi, insidentil atau laporan lainnya seputar kegiatan pemeliharaan kebun kepada kepala blok. Pembimbing pemeliharaan memiliki wewenang dalam mengambil keputusan terhadap semua hal yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan pemeliharaan kebun. Uraian tugas pembimbing pemeliharaan di Unit Perkebunan Tambi antara lain memimpin, mengatur, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi tugas/pekerjaan buruh pemeliharaan, termasuk mengawasi efektivitas kerja (penggunaan waktu kerja, target kerja, dan prioritas pekerjaan). Pembimbing pemeliharaan juga mengawasi pencapaian target kerja, pencatatan hasil kerja, pencatatan kehadiran buruh serta bertanggung jawab dalam mengawasi pemeliharaan peralatan dan fasilitas kerja yang ada. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan harus mengacu pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ada. Selama menjadi pendamping mandor pemeliharaan, penulis turut mengawasi beberapa kegiatan seperti pemangkasan, pemorokan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit dan kegiatan pemeliharaan lainnya. Pembimbing Pemetikan Pembimbing pemetikan bertanggung jawab kepada kepala blok dan membawahi langsung kepada tenaga kerja pemetik. Pembimbing pemetikan mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemetikan tanaman, termasuk dalam pengelolaan tenaga kerja, lahan dan kegiatan pemeliharaan lainnya, dalam rangka mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

54 42 Pembimbing pemetikan berkewajiban dalam memimpin, mengatur, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi tugas/pekerjaan tenaga pemetik, termasuk mengawasi efektivitas kerja (penggunaan waktu kerja, target kerja, dan prioritas pekerjaan). Pembimbing pemetikan juga berkewajiban merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas pemetikan tanaman baik jadwal/siklus petik, pembagian kelompok, sistematika kerja dan lain sebagainya serta berkewajiban dalam pengawasan pencapaian target pekerjaan (pencapaian hanca petik per hari), pencatatan hasil pemetikan dan absensi tenaga pemetik. Jumlah pembimbing pemetikan di Unit Perkebunan Tambi sebanyak sembilan orang yang dibagi ke dalam empat blok. Blok Panama, Taman, dan Tanah Hijau masing-masing memiliki dua orang pembimbing petik sedangkan Blok Pemandangan memiliki tiga orang pembimbing petik. Jumlah pembimbing petik di setiap blok ditentukan oleh keluasan total dari setiap blok serta jumlah tenaga pemetik yang harus diawasi. Kepala Blok Kepala blok adalah pimpinan yang mengepalai suatu blok kebun dan bertanggung jawab langsung kepada asisten kepala bagian kebun. Kepala blok memiliki fungsi dalam melaksanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan semua kegiatan blok seperti pembibitan, pemeliharaan, dan pemetikan termasuk dalam pengelolaan tenaga kerja, tanaman, lahan dan kegiatan kebun lainnya, dalam rangka mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tugas seorang kepala blok diantaranya adalah memimpin, mengatur, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi tugas/pekerjaan pembimbing petik, pembimbing pemeliharaan, dan pembimbing keamanan termasuk mengawasi efektivitas kerja, cara kerja, target, dan prioritas kerja. Kepala blok juga berkewajiban mengawasi pencapaian target bloknya baik target produksi maupun target kegiatan pemeliharaan. Kepala blok memiliki wewenang untuk mengambil keputusan semua hal yang berkaitan dengan kelancaran pengelolaan blok kebun dengan persetujuan dari kepala bagian kebun dan asisten kepala

55 43 bagian kebun. Setiap blok di Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang kepala blok yang dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan kepala bagian kebun dan asisten kepala bagian kebun. Asisten Kepala Bagian Kebun Asisten kepala bagian kebun adalah pemimpin di suatu unit perkebunan yang langsung membawahi beberapa blok dan bertanggung jawab kepada kepala bagian kebun. Asisten kepala bagian kebun memiliki fungsi dalam membantu kepala bagian kebun dalam perencanaan pengaturan, pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan kebun, lahan dan kegiatan lainnya dalam rangka mendukung semua tujuan perusahaan. Serangkaian tugas dari asisten kepala kebun antara lain adalah memimpin, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi tugas/pekerjaan kepala urusan dan para pelaksana di bawahnya. Selain itu, asisten kepala bagian kebun juga berperan dalam membantu pihak perusahaan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran pembiayaan semua kegiatan kebun serta memberikan petunjuk dan arahan kepada setiap kepala blok dalam merencanakan, menetapkan dan mengawasi pencapaian target setap blok. Asisten kepala bagian kebun senantiasa berkoordinasi dengan kepala blok dalam menerima, memeriksa, mengkoordinasikan, dan menyetujui laporan rutin dari setiap blok seperti laporan kegiatan pemetikan, laporan pemeliharaan serta laporan anggaran dan realisasi biaya untuk kemudian dikoordinasikan kepada kepala bagian kebun. Asisten kepala bagian kebun memiliki wewenang dalam mengambil keputusan mengenai semua hal yang berkaitan dengan kelancaran kegiatan pengelolaan kebun dengan persetujuan dari kepala bagian kebun. Unit Perkebunan Tambi memiliki seorang asisten kepala bagian kebun yang secara teknis membawahi dua blok dari empat blok yang ada.

56 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi adalah menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman teh sehingga menghasilkan produksi yang optimal. Manfaat pemupukan secara khusus ditujukan untuk tanah dan tanaman teh. Manfaat pemupukan untuk tanah adalah pengembalian unsur hara yang telah tereksploitasi oleh tanaman teh. Manfaat pemupukan untuk tanaman adalah terpenuhinya unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh. Alasan lain bahwa kegiatan pemupukan merupakan kegiatan penting adalah kegiatan ini membutuhkan biaya yang paling banyak sehingga harus dilakukan secara efektif dan efisien. Kegiatan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi dilakukan dengan dua metode, yaitu pemupukan tanah dan pemupukan daun. Pemupukan melalui tanah dilakukan dengan cara memberikan pupuk yang dibenamkan ke dalam tanah. Pemupukan daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk yang disemprotkan ke daun teh. Prosedur Gudang Gudang penyimpanan pupuk yang ada di Unit Perkebunan Tambi ada dua yaitu gudang induk dan gudang kebun. Gudang induk terletak di area kantor induk Unit Perkebunan Tambi. Gudang kebun terletak di lokasi masing-masing kantor blok. Teknis pelaksanaan pemupukan dimulai dari gudang induk, gudang kebun, dan kebun. Pupuk diperoleh dari gudang induk atas permintaan kebun yang telah disetujui oleh kepala bagian kebun dan asisten kepala bagian kebun. Pupuk yang diperoleh disimpan di dalam gudang kebun masing-masing blok. Pencampuran pupuk dilakukan maksimal satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan pemupukan. Pencampuran pupuk dilakukan di dalam gudang kebun sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan.

57 45 Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung memberikan rekomendasi mengenai pencampuran pemupukan, yaitu tidak melebihi waktu 24 jam dari pengaplikasiannya. Dasar pencampuran pupuk dari PPTK Gambung memperhatikan hal-hal di bawah ini: 1. Pupuk-pupuk yang mengandung amoniak (ammonium) tidak dapat dicampur dengan pupuk yang reaksinya alkalis/basa (kapur, fosfat alam) karena dapat menyebabkan mudah hilangnya nitrogen. 2. Pupuk yang mengandung fosfat larut dalam air (TSP, Amonium phospate) tidak boleh dicampur dengan pupuk yang mengandung Ca karena dapat menekan larutnya asam phospate. 3. Berbagai pupuk yang mudah larut dan higroskopis (Urea, KCl, pupuk-pupuk Nitrat) cenderung mengeras atau menggumpal setelah dicampur dengan beberapa pupuk tertentu (PPTK Gambung, 2002) Unit Perkebunan Tambi dilihat dari segi waktu pencampuran pupuk tidak menyimpang dari rekomendasi. Namun dalam hal pencampuran pemupukan, kebun tidak mengikuti rekomendasi. Pencampuran pemupukan dilakukan dengan mencampurkan seluruh pupuk pada satu waktu. Jenis Pupuk Jenis pupuk yang digunakan di Unit Perkebunan Tambi adalah Urea, Rock phospate, KCl, dan Kieserite. Secara umum pemberian jenis pupuk tersebut dapat dikatakan tepat untuk tanaman teh. Unsur hara yang terkandung dalam keempat pupuk tersebut antara lain N, P, K, dan Mg yang merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman teh. Unsur S tidak setiap tahun diberikan karena belerang lebih dimanfaatkan untuk menambah kadar asam pada tanah. Unsur Zn diberikan ke tanaman teh dalam bentuk pupuk daun. Pupuk daun yang digunakan adalah ZnSO 4 dan Pupuk Pelengkap Cair (PPC). Kandungan hara dalam PPC antara lain N, P 2 O 5, K 2 O, Ca, Mg dan beberapa unsur hara mikro seperti Fe, Cu, Zn, Mn, Al, dan S. Jenis pupuk yang direkomendasikan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung adalah pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N), fosfor (P),

58 46 kalium (K), magnesium (Mg), dan seng (Zn) (Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, 1997). Unsur N pada tanaman teh merupakan unsur yang paling dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman teh; unsur P berperan sebagai stimulan dalam pembentukan akar dan jaringan meristem; unsur K pada tanaman teh mempunyai fungsi fisiologis khusus pada asimilasi zat arang; unsur Mg sebagai pengganti klorofil (Sutedjo, 2008). Unsur S selama ini masih belum dianggap penting bagi tanaman teh karena sering hanya dihubungkan dengan perlakuan untuk penurunan ph tanah dan pemberantasan penyakit akar (Wibowo, 2007). Unsur Zn yang terkandung dalam pupuk daun ZnSO 4 berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tunas. Menurut Sutedjo (2008), diperkirakan bahwa persenyawaan-persenyawaan Zn berfungsi pada pembentukan hormon auksin dan penting bagi keseimbangan fisiologis. Dosis Pupuk Dosis pupuk merupakan masalah yang paling kritis dan menentukan dalam pemupukan teh. Penetapan dosis pupuk dipengaruhi oleh formula susunan hara dari pupuk, tingkat kesuburan kimia tanah, tingkat kehilangan hara setelah aplikasi pupuk akibat kesalahan metode aplikasi (faktor efektivitas pupuk), dan kelembaban saat aplikasi. Formulasi pupuk dibuat atas dasar target produktivitas dan kadar hara dalam pucuk teh (Wibowo, 2007). Penetapan dosis sebelumnya lebih ideal dilakukan analisis tanah atau analisis daun. Unit Perkebunan Tambi pada tahun 2010 dan sebelumnya belum menggunakan analisis tanah dan analisis daun dalam menetapkan dosis pupuk tetapi hanya berdasarkan target produksi yang akan dicapai. Pedoman penetapan dosis pupuk di Unit Perkebunan Tambi hanya ditetapkan berdasarkan persentase N. Persentase N ditentukan dengan menghitung produktivitas yang akan dicapai dan menyesuaikan biaya yang tersedia. Keberhasilan pemupukan terlihat produksi atau produktivitas pucuk teh. Tabel 7 menunjukkan ketepatan dosis pupuk yang berdasarkan rekomendasinya. Pelaksanaan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi dapat dikatakan cukup baik

59 47 karena dosis yang diberikan tidak berbeda nyata antara rekomendasi dan realisasi. Pada umumnya semua jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan dosisnya lebih rendah daripada rekomendasi. Hal ini disebabkan anggaran biaya yang disediakan oleh perusahaan tidak mencukupi untuk membeli seluruh pupuk yang sesuai dengan rekomendasi. Selain itu, terbatasnya ketersediaan pupuk untuk tanaman perkebunan pada saat memasuki waktu dilaksanakannya kegiatan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi. Dasar pemberian dosis pupuk setiap tanaman teh berbeda berdasarkan tahun pangkasnya. Tanaman teh tahun pangkas II dan III dosis pupuknya 110 % dari dosis total sedangkan tanaman teh tahun pangkas I dan IV dosis pupuknya 90 % dari dosis total. Perbedaan ini mempunyai alasan yaitu tanaman teh tahun pangkas II dan III kondisinya sedang dalam produksi yang maksimal sehingga membutuhkan hara yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman teh tahun pangkas I dan IV. Tanaman teh tahun pangkas I merupakan tanaman pada kondisi setelah dilakukan pemangkasan sehingga produksinya belum optimal. Sedangkan tanaman teh tahun pangkas IV merupakan tanaman teh yang memasuki masa peremajaan sehingga produksi sudah mulai menurun. Tabel 8 menunjukkan dosis pupuk yang diberikan untuk setiap tanaman teh berdasarkan tahun pangkasnya. Tanaman teh tahun pangkas I dan IV sampel pupuk diambil di Bok Pemandangan dan Panama. Tanaman teh tahun pangkas II dan III sampel pupuk diambil di Blok Tanah Hijau dan Taman. Berdasarkan Tabel 8, terjadi perbedaan dosis antara rekomendasi dengan aplikasi di lapangan. Akan tetapi, analisis t-student yang dihasilkan menyatakan tidak terdapat perbedaan antara dosis rekomendasi dengan aplikasi di lapangan. Waktu Pemupukan Waktu pemupukan di Unit Perkebunan Tambi dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun yaitu pada semester I (Februari April) dan Semester II (Oktober November). Hal ini disebabkan adanya faktor curah hujan yang mempengaruhi keefektifan pupuk. Waktu yang tepat pelaksanaan pemupukan adalah akhir musim hujan dan awal musim hujan yaitu sekitar bulan Februari April dan bulan

60 48 Oktober November. Pelaksanaan pemupukan semester I curah hujannya sudah tidak terlalu tinggi. Curah hujan pada bulan tersebut adala 143 mm per minggu. Hal ini sudah sesuai dengan curah hujan standar untuk pelaksanaan pemupukan yaitu mm per minggu (Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, 1997). Penyemprotan pupuk daun biasanya dilakukan setelah tanaman teh dipetik. Pengaplikasian pupuk daun dilakukan pada pukul WIB. Menurut Ghani (2002), waktu yang ideal untuk memupuk adalah pagi hari hingga pukul dan sore hari setelah pukul WIB. Cara pemupukan Ketepatan cara dan tempat dalam pelaksanaan pemupukan sangat berkaitan erat. Pemupukan dilaksanakan dengan cara dibenam sekitar tanaman dengan jarak lubang 20 cm dari tajuk tanaman dan kedalaman lubang cm (Gambar 8). Peletakkan pupuk pada lubang bertujuan agar pupuk tidak mudah menguap dan terbawa erosi. Gambar 8. Lubang Pupuk Satu lubang untuk 2 4 pohon yang diletakkan secara bergantian di baris tanaman antara pemupukan pertama dengan pemupukan kedua dan seterusnya (Gambar 9). Perakaran tanaman teh yang masih aktif terletak pada jarak cm dari perdu teh (Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia, 1997). Dengan demikian cara pemupukan yang dilakukan oleh Unit Perkebunan Tambi sudah sesuai dengan rekomendasi.

61 49 Gambar 9. Denah Lubang Pupuk Penyemprotan pupuk daun dilakukan di atas permukaan daun teh. Cara pengaplikasian pupuk daun dengan menggunakan mist blower yaitu sudut corong dengan tanaman teh adalah 45. Tujuannya adalah agar pupuk daun dapat menyebar merata di permukaan daun teh. Arah corong tersebut harus searah dengan arah angin. Menurut Ghani (2002), cara memupuk daun adalah dengan mengarahkan semprotan ke permukaan daun bagian bawah karena stomata pada bagian bawah daun (epidermis bawah) jumlahnya lebih banyak. Dengan demikian, secara teknis metode pengaplikasian pupuk daun kurang tepat. Perlengkapan atau Alat Pemupukan Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, peralatan pemupukan disediakan sendiri oleh para pekerja. Perlengkapan pemupuk antara lain ember, alat takar, cangkul, celemek, dan sarung tangan. Ember, alat takar, dan cangkul merupakan alat yang wajib dibawa pekerja yang bertugas sebagai penabur dan pengoak. Alat takar yang digunakan adalah gelas plastik yang ukurannya telah dibuat sesuai dengan dosis pupuk yang akan diberikan. Celemek dan sarung tangan merupakan perlengkapan pelindung bagi para pekerja. Alat yang digunakan dalam pemupukan daun adalah mist blower dan knapsack sprayer. Mist blower digunakan pada tanaman teh yang sedang berproduksi sedangkan knapsack sprayer digunakan pada tanaman teh yang telah tumbuh setelah dipangkas.

62 50 Faktor Tenaga Kerja Manajemen tenaga kerja pemupuk di lapang terdiri dari pengawas/pembimbing, penabur pupuk, penggali lubang (pengoak), langsir, dan laden. Pengawas/pembimbing bertugas mengawasi proses pelaksanaan pemupukan. Pengawas/pembimbing bertanggungjawab mengawasi 5 sampai 7 pasang pemupuk. Pemupuk terdiri dari penabur pupuk dan penggali lubang pupuk (pengoak). Langsir merupakan pekerjaan yang membawa pupuk dari truk sampai dengan tempat yang dekat dengan lahan yang akan dipupuk. Laden merupakan pekerjaan yang membawa pupuk dari tempat diletakkannya pupuk untuk dibagibagikan kepada para penabur pupuk. Standar prestasi kerja pada kegiatan pemupukan adalah 0.15 ha/hk. Berdasarkan Tabel 9, blok yang tepat standar prestasi kerjanya adalah Blok Tanah Hijau. Adapun prestasi kerja yang tidak sesuai standar tersebut tidak berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja pemupukan. Hal ini dikarenakan tenaga pemupuk di Unit Perkebunan Tambi sistem kerjanya adalah borongan. Prestasi kerja yang melebihi standar maka tenaga yang bekerja di lapang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah yang telah ditentukan. Sebaliknya, prestasi kerja yang lebih sedikit dari standar berarti jumlah tenaga yang bekerja di lapang lebih banyak dari jumlah yang ditentukan. Upah untuk satu tenaga kerja pemupuk di Unit Perkebunan Tambi adalah Rp ,00 /ha. Jumlah pemupuk di Blok Tanah Hijau pada Tabel 10 jumlahnya bervariasi. Jumlah pemupuk paling sedikit adalah 10 orang yang bekerja pada tanggal 20 dan jumlah pemupuk yang paling banyak adalah 20 orang yang bekerja pada tanggal 20. Jumlah pemupuk yang berbeda-beda ini disebabkan adanya keterbatasan dalam ketersediaan tenaga kerja untuk kegiatan pemupukan. Akan tetapi, adanya pengaturan luasan lahan yang sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja maka prestasi yang diperoleh tenaga kerja pemupuk sesuai dengan standar. Pelaksanaan Pemupukan Penetapan lokasi pemupukan setiap nomor kebun memerlukan pertimbangan, seperti kebersihan kebun dan jumlah tenaga kerja. Kebersihan

63 51 kebun yang dimaksud adalah lahan yang akan dipupuk harus bersih dari gulma. Kebersihan kebun yang memenuhi syarat untuk pemupukan adalah minimal 10 % kebun bebas dari gulma. Jumlah tenaga kerja juga menentukan area yang akan dipupuk. Misalnya jumlah tenaga kerja yang sedikit maka area akan dipupuk sebelumnya telah ditetapkan pada area yang sempit dan mudah terjangkau. Sistem pemupukan menggunakan sistem giringan. Pengawas atau pembimbing bertugas mengontrol ketepatan pembuatan lubang pupuk dan takaran dosis pupuk. Pelaksanaan pemupukan di lapang pada kenyataannya sedikit berbeda dengan ketentuan. Hal pertama yang terlihat adalah saat pelaksanaan pemupukan areanya belum bersih dari gulma sehingga terjadi persaingan dalam penyerapan hara (Gambar 10). Ketidaksesuaian dengan ketentuan juga terlihat pada kedalaman lubang pupuk yang kurang dari ketentuan bahkan ada yang tidak dibuat lubang pupuk. Selain itu, penutupan lubang setelah peletakkan pupuk ada yang tidak dilakukan sehingga dapat menyebabkan pupuk hanyut terbawa air hujan dan pupuk lebih cepat menguap karena pemanasan matahari. Gambar 10. Gulma di Sekitar Lubang Pupuk Takaran pupuk yang digunakan oleh Unit Perkebunan Tambi biasanya adalah wadah takar yang sudah disesuaikan banyaknya dengan dosis yang diperlukan. Akan tetapi, ada beberapa pekerja yang takarannya dengan menggunakan tangan yang didasarkan pada perkiraan. Hal ini menyebabkan dosis yang diberikan untuk tanaman tidak sesuai dengan ketentuan. Gambar 11 menunjukkan pemberian pupuk dengan wadah takar. Hal-hal yang tidak sesuai ketentuan tersebut menyebabkan ketidakefektifan pemupukan.

64 52 Gambar 11. Pemberian Pupuk dengan Takaran Hubungan Dosis Pupuk dan Produksi Pucuk Teh dengan Tahun Pangkas Berdasarkan Gambar 3, dosis masing-masing jenis pupuk di Blok Tanah Hijau mengalami kenaikan pada tanaman teh tahun pangkas I sampai dengan IV. Secara teori dosis pupuk yang diberikan pada tahun pangkas I dan IV lebih sedikit daripada dosis pupuk pada tahun pangkas II dan III. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya salah perhitungan ketika dalam menetapkan dosis pupuk. Sebab yang lainnya adalah terjadi kesalahan pencatatan pada laporan bulanan. Berdasarkan Gambar 4, produktivitas tanaman teh tidak sesuai dengan tahun pangkasnya. Tanaman teh tahun pangkas II seharusnya mempunyai produktivitas lebih tinggi daripada tanaman teh tahun pangkas I dan IV. Tanaman teh tahun pangkas IV juga seharusnya produktivitasnya lebih rendah daripada tanaman teh tahun pangkas II dan III. Hal ini disebabkan area di Blok Tanah Hijau untuk tanaman tua menghasilkan (TTM) lebih luas daripada area untuk tanaman muda menghasilkan (TMM). TTM merupakan tanaman teh asal seedling yang ditanam dengan jarak tanam yang lebih lebar daripada TMM. Populasi dari TTM tersebut lebih sedikit daripada populasi TMM. Produktivitas yang dihasilkan oleh TTM dapat lebih sedikit daripada produktivitas yang dihasilkan oleh TMM walaupun pada tahun pangkas II. Penyebab lain dari berbedanya grafik produksi terhadap tahun pangkas adalah data yang didapat kurang akurat. Data yang diperoleh tersebut tidak diolah melalui penghitungan secara benar setiap nomor kebun sehingga total produksi setiap nomor kebun tidak tepat. Data produksi

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Kantor induk Unit Perkebunan Tambi terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi ini terletak pada ketinggian 1 200-2

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) termasuk tanaman penyegar yang mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Tiga kandungan utama dalam daun teh antara lain senyawa polifenol

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif 15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi 14 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Perusahaan Perkebunan Tambi sekitar tahun 1865 merupakan perusahaan perkebunan milik Belanda dengan nama Bagelen Tehe dan Kina Maatschaappij yang berada di Netehrland.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH 11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERKEBUNAN

KONDISI UMUM PERKEBUNAN KONDISI UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Tambi Pada tahun 1865, PT Perkebunan Tambi merupakan perkebunan teh milik Pemerintahan Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha swasta Belanda yang bernama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camelia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan salah satu spesies yang berasal dari famili Theaceae. Di seluruh dunia tersebar sekitar 1 500 jenis yang berasal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan METODE MAGANG 10 Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah, mulai tanggal 1 Maret 3 Juli 2010. Metode Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH PENGELOLAAN KETENAGAKERJAAN PADA PEMETIKAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT PERKEBUNAN TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH INTEN PRAMITA SUBAGJO A24052645 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A24063156 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A

PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A PENGELOLAAN PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI PT KUSUMA AGROWISATA, BATU-MALANG JAWA TIMUR BAITURROHMAH A24051966 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A

ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH. Oleh DHIAN SARASWATI A ANALISIS PRODUKTIVITAS TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PT. PAGILARAN, BATANG, JAWA TENGAH Oleh DHIAN SARASWATI A34104066 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman teh (Camellia Sinensis (L) O. Kuntze) merupakan tumbuhan hijau yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara dan 95 o -105

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh : PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI Oleh : BP3K KECAMATAN SELOPURO 2016 I. Latar Belakang PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE Agung Mahardhika, SP ( PBT Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Tanaman teh (Camelia sinensis

Lebih terperinci

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM

PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM PEMANGKASAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis L. (O) Kuntze) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI, PT TAMBI WONOSOBO, JAWA TENGAH ROSIANTIM LYDIA SEPTIANINGRUM DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Tanaman Teh (Cammellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Bedakah, PT Tambi Wonosobo, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Unit Perkebunan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DI LAPANG

PELAKSANAAN DI LAPANG PELAKSANAAN DI LAPANG Pembibitan Aspek Teknis Pembibitan merupakan bagian penting dalam suatu usaha perkebunan teh. Bahan tanam untuk perkebunan teh seluruhnya berasal dari areal pembibitan. Areal pembibitan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Idealnya setiap kebun harus sudah dievaluasi lahannya secara benar. Evaluasi Kelas Kesesuaian Lahan (KKL) pada suatu perkebunan kelapa sawit sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A

PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : LIA RISMAWATI A PENANGANAN PASCA PANEN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : LIA RISMAWATI A24051922 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pengelolaan Pemangkasan Teh (Camellia Sinensis (L.) O. Kuntze) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah Pruning Management of Tea (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) at Kendal, Central Java Ade Wachjar * dan Supriadi

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci