PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
|
|
- Adi Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen dan pemberian kompos serta pengaruh kombinasinya terhadap komponen pertumbuhan tanaman lidah buaya. Rancangan yang digunakan adalah RAK Faktorial dengan dosis urea sebagai faktor pertama terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu N0 = 0 g/pot (kontrol), N1 = 2 g/pot, N2 = 4 g/pot dan N3 = 6 g/pot. Faktor kedua adalah perlakuan dosis pupuk kompos yang terdiri dari tiga taraf yakni: K0 = 0 g/pot, K1 = 150 g/pot dan K2 = 300 g/pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan sampai pada umur 12 MST yaitu pada pemberian urea 6 g/pot. Pupuk kompos mempengaruhi diameter batang dan jumlah daun dan pertumbuhan tanaman cukup baik pada pemberian dosis ± 150 g/pot. Kombinasi perlakuan nitrogen dan kompos berpengaruh tidak nyata terhadap semua kombinasi pertumbuhan yang diamati. Kata kunci: Lidah buaya, Komponen pertumbuhan, Nitrogen, Kompos PENDAHULUAN Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17. Ia dimanfaatkan sebagai tanaman hias, paling hanya sesekali dimanfaatkan sebagai obat luka bakar atau mengatasi kebotakan. Baru pada dekade 1990-an, ia dilirik industri makanan dan minuman. Kebutuhan lidah buaya untuk bahan baku industri demikian besar. Memang tidak ada angka pasti kebutuhan nasional. Namun, sekedar menyebut contoh Inaco, salah satu produsen minuman lidah buaya di Jakarta butuh 400 ton per bulan. Belum lagi permintaan industri rumahan. Peluang menjadi pemasok terbuka lebar apalagi budidaya lidah buaya tidak sulit (Anonimus, 2002). Untuk mendapatkan hasil tanaman lidah buaya yang tinggi dan berkualitas baik, di samping perluasan areal pertanaman juga harus diperhatikan beberapa syarat tumbuh terutama pemeliharan tanaman seperti pemupukan. Selama pertumbuhannya, tanaman memerlukan hara dalam jumlah yang cukup untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu perlu dilakukan pemupukan secara berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kekurangan dan kelebihan unsur hara tanaman terutama unsur nitrogen (N ) dapat mengurangi pertumbuhan, produksi serta kualitas produksi tanaman lidah buaya. Pupuk nitrogen adalah unsur esensial untuk pertumbuhan tanaman, yang merupakan penyusun protein dari asamasam nukleat. Peranan utama nitrogen bagi tanaman lidah buaya adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Lidah buaya perlu dipupuk untuk pertumbuhan maksimal. Komposisi per tanaman, 200 g pupuk kandang, 20 g Urea, 10 g TSP, 10 g KCl. Ketiganya tetap diberikan dengan dosis serupa setiap 2 bulan. Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh petani dalam budidaya tanaman adalah faktor keadaan tanah yang kurang subur. Kondisi tanah yang kurang subur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang kurang JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
2 baik. Sifat fisik menyangkut struktur, tekstur dan konsistensi tanah. Sifat kimia menyangkut ph, dan kandungan unsur hara tanah. Untuk sifat biologi, menyangkut minimnya aktivitas mikroorganisme tanah (Hakim et al., 1986). Pemberian pupuk kompos memungkinkan bahan organik dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi. Pupuk kompos berpengaruh nyata pada sifat fisik dan biologi tanah. Asam organik humus dengan cara efektif bereaksi dengan besi dan aluminium dapat mengurangi pengikatan fosfat organik. Jadi hasil dekomposisi bahan organik yang berperan penting dan ketersediaan fosfor dalam tanah. Tujuan pemberian kompos pada lahan atau pertanaman lidah buaya adalah untuk (a) memperbaiki struktur tanah berpasir; (b) memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga tanah yang tadinya berat menjadi lebih ringan; (c) meningkatkan kemampuan penampungan air, sehingga tanah dapat lebih banyak menyediakan air bagi tanaman; (d) memperbaiki drainase dan tata udara tanah, terutama pada tanah berat, sehingga suhu tanah lebih stabil; (e) meningkatkan pengaruh pemberian pupuk buatan, dan (f) meningkatkan daya ikat tanah terhadap zat hara sehingga tidak mudah tercuci oleh air pengairan atau air hujan. Mengingat pentingnya bahan organik bagi tanah dan semakin intensifnya penggunaan pupuk buatan, maka perlu diperhatikan kebutuhan bahan organik tanah (Murbandono, 1988). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan nitrogen, pemberian kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya, serta untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan pemupukan nitrogen dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun 58percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Medan, Jl. Medan Pancur Batu Km 10,5 dengan ketinggian ± 50 m di atas permukaan laut dan dilaksanakan pada tipe tanah andosol dengan keasaman tanah 6,5. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus Bahan dan Alat Bahan yang digunakan meliputi: bibit lidah buaya, pupuk nitrogen (urea), TSP, KCl, kompos, air, pot tanaman ukuran 25 cm x 20 cm, sedang alat yang digunakan meliputi: cangkul, patok, garu, timbangan, sprayer, alat tulis, meteran, timbangan, tali plastik, dan lain-lain yang dianggap perlu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan dua faktor perlakuan yaitu: faktor pertama dosis pupuk nitrogen dengan bahan urea terdiri dari empat taraf yakni: N0 = 0 g/pot (kontrol), N1 = 2 g/pot, N2 = 4 g/pot, N3 = 6 g/pot. Faktor perlakuan kedua yaitu dosis pupuk kompos yang terdiri dari tiga taraf yakni: K0 = 0 g/pot, K1 = 150 g/pot dan K2 = 300 g/pot. Pelaksanaan penelitian. Penanaman tanaman lidah buaya dilakukan dengan menggunakan pot. Media penanaman adalah tanah top soil yang dicampur dengan kompos sesuai dengan taraf perlakuan. Masing-masing pot diisi dengan ± 6 kg tanah. Bibit lidah buaya ditanam satu tanaman per pot, penyiraman dilakukan satu kali dua hari. Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam yaitu 2 g urea, 2 g TSP, 2 g KCl. Pemberian pupuk nitrogen sesuai dengan taraf perlakuan dilakukan pada saat tanam. Pemberian kompos dilakukan satu kali yaitu saat tiga hari sebelum tanam sesuai dengan taraf perlakuan. Sebelum dilakukan parameter pengamatan, terlebih dahulu dibuat ajir untuk tanaman sampel secara acak. Sampel diambil sebanyak tiga. Adapun parameter yang di amati yaitu: tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), diameter batang (mm) dan jumlah anakan. Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)
3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST, berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 10 dan 12 MST, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2. Pemberian pupuk nitrogen yang semakin meningkat akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman (Tabel 1 dan Tabel 2). Hal ini disebabkan nitrogen yang diberikan akan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya daun dan jumlah anakan tanaman. Nitrogen ini merupakan bahan baku penyusun klorofil pada proses fotosintesa. Klorofil yang berfungsi menangkap energi matahari akan menggalakkan proses pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa makro-molekul di dalam sel, misalnya karbohidrat. Hasil sintesa makro-molekul inilah, setelah beberapa kali mengalami perombakan akan menjadi cadangan makanan, dan akan diakumulasikan pada jaringan-jaringan muda yang sedang tumbuh seperti tanaman yang semakin tinggi, jumlah daun dan jumlah anakan yang semakin meningkat. Hubungan dosis pupuk nitrogen dan dosis kompos dengan jumlah daun pada umur 10 MST dan 12 MST dapat dilihat pada Gambar 1 hingga Gambar 4. Setelah terjadi proses fotosintesis, tanaman akan mentranslokasikan sebagian besar cadangan makanannya ke bagian organ vegetatif tanaman meningkatkan pertumbuhan daun sehingga jumlah daun semakin meningkat. Tabel 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Lidah Buaya pada Umur 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 Minggu Setelah Tanam Pertambahan Tinggi Tanaman pada Umur (cm) Perlakuan 4MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 9 MST 10 MST 11 MST 12 MST N0 2,22 1,11 0,07 0,50 0,09 0,44 0,17 0,17 0,20 N1 1,65 0,87 0,11 0,43 0,26 0,50 0,09 0,30 0,15 N2 2,20 1,43 0,67 0,37 0,39 0,45 0,24 0,19 0,24 N3 2,22 0,78 0,17 0,41 0,22 0,41 0,20 0,44 0,21 BNJ (N)0, BNJ (N)0, K0 1,80 1,33 0,31 0,40 0,14 0,36 0,12 0,10 0,24 K1 2,06 0,89 0,21 0,49 0,36 0,45 0,22 0,38 0,13 K2 2,36 0,91 0,25 0,39 0,22 0,54 0,18 0,35 0,24 BNJ (N)0, BNJ (N)0, Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1% Tabel 2. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, Umur 4, 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam Perlakuan Jumlah Daun Tanaman pada Umur (helai) 0 mst 4 mst 6 mst 8 mst 10 mst 12 mst helai N0 6,41 6,48 6,37 6,74 6,81 a 7,04 a N1 6,44 6,44 7,07 7,15 7,15 ab 7,48 ab N2 6,37 6,37 7,04 7,19 7,33 ab 7,63 ab JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
4 N3 6,11 6,11 6,63 6,74 7,67 b 7,74 b BNJ (N)0, ,77 0,62 BNJ (N)0, ,87 0,70 K0 6,22 6,25 6,58 6,72 6,92 a 7,17 a K1 6,44 6,47 6,89 7,03 7,22 ab 7,47 ab K2 6,33 6,33 6,86 7,11 7,58 b 7,78 b BNJ (N)0, ,60 0,49 BNJ (N)0, ,78 0,63 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1% Tabel 3. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, Umur 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam Diameter Batang Tanaman pada Umur (mm) Perlakuan 0 mst 6 mst 8 mst 10 mst 12 mst mm N0 3,81 8,52 8,74 9,04 9,11 N1 3,41 8,30 8,48 8,85 9,11 N2 4,26 8,44 8,67 9,04 9,30 N3 3,56 8,57 8,72 9,19 9,37 BNJ (N)0, BNJ (N)0, K0 3,72 7,69 aa 7,94 a 8,28 aa 8,44 aa K1 3,67 9,11 bb 9,28 b 9,58 bb 9,81 bb K2 3,89 8,57 abab 8,74 ab 9,22 abab 9,42 abab BNJ (N)0,05-1,01 1,00 0,98 0,96 BNJ (N)0,01-1,30 1,29 1,27 1,25 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1% Tabel 4. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Jumlah Anakan Tanaman Lidah Buaya pada Saat Tanam, umur 6, 8, 10 dan 12 Minggu Setelah Tanam Perlakuan Jumlah Anakan pada Umur (anakan) 6 mst 8 mst 10 mst 12 mst ST T ST T ST T ST T... anakan... N0 0,44 2,85 0,78 1,09 1,33 1,31ab 1,70 1,45 ab N1 0,70 3,19 0,96 1,19 1,63 1,43 ab 1,81 1,49 ab N2 1,07 3,53 1,67 1,38 2,52 1,65 b 2,78 1,73 b N3 0,19 2,45 0,44 0,94 0,85 1,13 a 1,07 1,22 a BNJ (N)0, ,45 0,44 BNJ (N)0, ,50 0,49 K0 0,47 2,84 0,86 1,10 1,53 1,36 1,81 1,46 K1 0,56 3,01 0,97 1,17 1,36 1,32 1,67 1,44 K2 0,78 3,17 1,06 1,17 1,86 1,45 2,06 1,51 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom dan kelompok perlakuan yang sama berarti tidak berbeda pada taraf uji 5% dan 1 % ST = Sebelum Transformasi, T = Transformasi pada y = x + 0, 5 60 Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)
5 Jumlah Daun (helai) Dosis Nitrogen (g/pot) Ŷ = 6,83 + 0,14 N; r = 0,99 Gambar 1. Hubungan Dosis Pupuk Nitrogen dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam 8.20 Jumlah Daun (helai) Ŷ = 7,14 + 0,11 N; r = 0, Dosis Nitrogen (g/pot) Gambar 2. Hubungan Dosis Pupuk Nitrogen dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
6 Jumlah Daun (helai) Ŷ = 8,56 + 0,003 K; r = 0,70 Gambar 3. Hubungan Dosis Kompos dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam 8.0 Jumlah Daun (helai) Ŷ = 7,17 + 0,002 K; r = 0, Gambar 4. Hubungan Dosis Kompos dengan Jumlah Daun Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam 62 Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)
7 10.0 Diameter Batang (mm) Ŷ = 7,69 + 0,016 K - 0, K²; R = 0,99 Ymaks = 9,14 mm pada Kopt = 181,82 g/pot 6.0 Gambar 5. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam 10.0 Diameter Batang (mm) Ŷ = 7,94 + 0,015 K - 0, K²; R = 0,99 Ymaks = 9,28 mm pada Kopt = 178,57 g/pot 6.0 Gambar 6. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 8 Minggu Setelah Tanam JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
8 10.5 Diameter Batang (mm) Ŷ = 8,28 + 0,014 K - 0, K²; R = 0,99 Ymaks = 9,60 mm pada Kopt = 189,89 g/pot 6.5 Gambar 7. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 10 Minggu Setelah Tanam 10.2 Diameter Batang (mm) Ŷ = 8,44 + 0,015 K - 0, K²; R = 0,99 Ymaks = 9,88 mm pada Kopt = 192,31 g/pot 7.0 Gambar 8. Hubungan Dosis Kompos dengan Diameter Batang Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam 64 Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)
9 4 Jumlah Anakan (anakan) Ŷ = 1,52 + 0,64 N - 0,114 N²; R = 0,76 Ymaks = 2,42 anakan pada Nopt = 2,81 g/pot Dosis Nitrogen (g/pot) Gambar 9. Hubungan Dosis Nitrogen dengan Jumlah Anakan Tanaman Lidah Buaya pada Umur 12 Minggu Setelah Tanam Pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap diameter batang tanaman berpengaruh tidak nyata. Hal ini diduga fotosintat yang dihasilkan dialokasikan ke pertambahan jumlah daun dan jumlah anakan. Hubungan dosis kompos dengan diameter batang pada umur 6, 8, 10, 12 MST yang mengikuti fungsi kuadratik positif diperlihatkan pada Gambar 5 hingga Gambar 8. Pemberian pupuk nitrogen memiliki dosis optimum terhadap pertumbuhan jumlah anakan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen 2,81 g/pot menghasilkan jumlah anakan tanaman lidah buaya maksimum sebanyak 2,42 anakan (Gambar 9). Hal ini diduga karena fotosintat diarahkan kepada daun sehingga fotosintat yang diarahkan kepada pembentukan anakan menjadi menurun. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya Hasil sidik ragam (Tabel Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST, berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang, akan tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah anakan. Pemberian pupuk kompos berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan sangat nyata terhadap diameter batang tanaman. Hal ini disebabkan pemberian pupuk kompos terutama akan memperbaiki sifat fisik tanah, di mana tanah menjadi lebih gembur, aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik. Perbaikan sifat fisik tanah akan semakin meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Meningkatnya pertumbuhan akar akan diikuti oleh penyerapan unsur hara yang terdapat dalam tanah yang semakin meningkat. Peningkatan serapan unsur hara akan diikuti oleh pertumbuhan vegetatif tanaman yang ditunjukkan oleh peningkatan tinggi tanaman, pembentukan jumlah daun yang semakin banyak dan pembentukan diameter batang tanaman lidah biaya yang semakin besar. Menurut Murbandono (1995) bahwa pemberian kompos akan memperbaiki sifat fisik tanah yang menyebabkan tanah lebih gembur dan kandungan airnya lebih tinggi, sehingga proses pengambilan unsur hara dan air dari akar ke daun berlangsung lebih baik. Dengan JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
10 terbentuknya daun, maka aktivitas fotosintesis akan berlangsung, sehingga dibutuhkan unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Unsur hara yang tersedia akan menunjang pertumbuhan tanaman. Pemberian kompos dapat menyumbangkan berbagai unsur hara pada tanaman. Hal ini juga didukung oleh pendapat Setyamidjaya (1986) yang menyatakan bahwa kompos digunakan dengan maksud memperbaiki sifat-sifat fisik tanah, yaitu memperbaiki struktur tanah, daya resap air hujan, daya mengikat air, tata udara tanah dan ketahanan terhadap erosi yang semakin baik. Pemberian pupuk kompos memberi respons yang positif terhadap pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah daun dan diameter batang, di mana semakin tinggi dosis pemberian pupuk kompos akan diikuti oleh peningkatan jumlah daun tanaman (Tabel Lampiran 1). Pemberian kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman lidah buaya. Hal ini disebabkan kompos lebih berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah, sehingga pertumbuhan akar menjadi lebih baik, sedangkan pembentukan jumlah anakan tanaman lebih dipengaruhi oleh faktor genetis tanaman yang dibudidayakan. Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kompos terhadap Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya Hasil sidik ragam (Tabel Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan interaksi pemberian pupuk nitrogen dan kompos berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan tanaman. Hal ini disebabkan faktor perlakuan pemberian pupuk nitrogen dan kompos bekerja secara sendiri-sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk nitrogen dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman lidah buaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Perlakuan pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, diameter batang. Pertumbuhan tanaman yang paling baik diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen 6 g/pot. 2. Perlakuan dosis pupuk kompos berpengaruh sangat nyata diameter batang, dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman dan jumlah anakan. Pertumbuhan tanaman yang paling baik diperoleh pada pemberian dosis kompos 150 g/pot. 3. Interaksi pupuk nitrogen dan kompos berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah anakan. Saran a. Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman lidah buaya disarankan menggunakan pemberian pupuk nitrogen 6 g/pot dengan dosis pupuk kompos sebanyak 150 g/pot. b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan pemberian dosis pupuk nitrogen dan kompos untuk memperoleh data yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, Tanam Lidah Buaya Skala Komersial. Panduan Praktis. Trubus No.396 Edisi November 2002 (34), hal Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diha, G. B. Hong dan H. H. Bailey, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hal Murbandono, L Membuat Kompos, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Hal Primantoro Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 8. Setyamidjaja, D Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta. Hal. 64. Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) (Noverita S.V.)
11 JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN Volume 3, Nomor 3, Desember 2005:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan
Lebih terperinciVolume 11 Nomor 2 September 2014
Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciRESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA
RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L) Safruddin Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNA,
Lebih terperinciBAHAN METODE PENELITIAN
BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak
PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY Aang Kuvaini Abstrak Kualitas media tanam akan memberikan pengaruh terhadap kualitas pertumbuhan
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL
PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL Nurhadiah Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email: diah.nurhadiah@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciSTUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.a. Parameter Utama 4.a.l. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen (kombinasi kascing dan pupuk
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING
PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING Nining Sri Sukasih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 9, No 1 : 1-6 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) Sri Susanti Ningsih
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9 PENGARUH JENIS DAN DOSIS BAHAN ORGANIK PADA ENTISOL TERHADAP ph TANAH DAN P-TERSEDIA TANAH Karnilawati 1), Yusnizar 2) dan Zuraida 3) 1) Program
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 172 Vol. 1, No. 2: 172 178, Mei 2013 PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.) Mutiara
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciKARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM
KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi tanaman (cm) Hasil pengamatan yang diperoleh terhadap tinggi tanaman jagung manis setelah dilakukan sidik ragam (Lampiran 9.a) menunjukkan bahwa pemberian kompos sampah
Lebih terperinci0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan pupuk urea dan KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, Volume 8, No 3 : 38-42 TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Sari et al.: Pengaruh Dosis dan Ukuran Pupuk Fosfat Super yang Diasidilasi 81 Vol. 4, No. 1: 81 85, Januari 2016 PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertambahan Tinggi Bibit Tanaman (cm) Hasil pengamatan terhadap pertambahan tinggi bibit kelapa sawit setelah dilakukan sidik ragam (lampiran 9) menunjukkan bahwa faktor petak
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan
49 BAB VI PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang sapi dengan varietas kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pertumbuhan, kompenen hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciPola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertambahan Tinggi Bibit (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan bahwa interaksi pupuk kompos TKS dengan pupuk majemuk memberikan pengaruh yang tidak nyata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu merupakan bahan pangan pokok ketiga setelah beras dan jagung. Daunnya dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)
Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perkecambahan benih kopi A. Hasil Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap perkecambahan benih kopi, dilakukan pengamatan terhadap dua variabel yaitu daya berkecambah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Selama percobaan berlangsung curah hujan rata-rata yaitu sebesar 272.8 mm per bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 21 hari per bulan. Jumlah curah hujan tersebut
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P
Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga
Lebih terperinciPEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT
PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA GIVING OF BIOSLURRY FERTILIZER COMBINATION WITH CHICKEN MANURE
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap
TINJAUAN PUSTAKA Pembibitan Kelapa Sawit Pada budidaya kelapa sawit dikenal dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap, namun yang umum digunakan saat ini adalah pembibitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 8 Jurnal Agrotek Tropika 6(1): 08-14, 2018 Vol. 6, No. 1: 08 14, Januari 2018 PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci Analisis kompos kotoran kelinci dilakukan untuk mengetahui kandungan kompos dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Anakan Rukam ( Flacourtian Rukam ) di Persemaian Sri Sumarni Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : sri_nanisumarni@yahoo.co.id
Lebih terperinciEFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)
Agrium, Oktober 2012 Volume 17 No 3 EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Saijo Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan
Lebih terperinciKajian Aplikasi Dosis Pupuk ZA dan Kalium Anak Agung Gede Putra 10
KAJIAN APLIKASI DOSIS PUPUK ZA DAN KALIUM PADA TANAMAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM L) ANAK AGUNG GEDE PUTRA Fakultas Pertanian Universitas Tabanan ABSTRAKSI Tingkat kesuburan tanah yang rendah dan terbatasnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan
Lebih terperinciPERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI
1 PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI Rina Maharany Program Studi Budidaya Perkebunan, STIPAP Medan. Jalan Willem Iskandar, Pancing Medan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September Oktober 2012. Tempat penelitian di Kebun Kartini Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem
14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang
Lebih terperinciPEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)
PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) Karterine Dewiˡ* ), Meihanaˡ, Nasrullahˡ Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama Palembang *) Corresponding
Lebih terperinciPengaruh Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium Fistolosum L.)
Nining Sri Sukasih Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang email : niningskasih@g.mail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perlakuan dalam penelitian ini tersusun atas lima taraf perlakuan. Dalam setiap perlakuan terdapat lima kali ulangan. Kelima perlakuan tersebut
Lebih terperinciS U N A R D I A
EFEKTIVITAS PEMBERIAN STARBIO TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii) Giant PADA MEDIA TANAM CAMPURAN AKAR PAKIS DAN SEKAM BAKAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciRINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT
Jurnal AgroPet Vol. 10 Nomor 1 Juni 2013 ISSN: 1693-9158 PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT Oleh: Endang Sri Dewi.HS. 1) RINGKASAN Peningkatan kebutuhan tomat
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI Ubad Badrudin dan Bambang Suryotomo Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dikebun Percobaan Cikatas,Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian tempat 250 meter di atas permukaan laut.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus
PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN KRINYU (Chromolaena odorata L.) Puja Kesuma, Zuchrotus Salamah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN
AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN 1979 5777 55 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) VARIETAS LOKAL MADURA PADA BERBAGAI JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK FOSFOR Nurul Hidayat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis
26 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis dilakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Jati Tanaman selama masa hidupnya menghasilkan biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Perubahan akumulasi biomassa akan terjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya
Lebih terperinciMenanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur
Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan nitrogen tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Variasi kandungan nitrogen dalam tanah terjadi akibat perubahan topografi, di samping pengaruh iklim, jumlah
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis Parameter yang diamati pada hasil pertumbuhan tanaman kubis terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
Lebih terperinciJurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN
PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur. Analisis sifat kimia tanah dan analisis jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah yang mempunyai prospek menguntungkan untuk dapat dikembangkan. Cabai rawit tidak
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINANG (Areca catechu L.)
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT PINANG (Areca catechu L.) Effect of Compost and Urea on Seedling Growth of Betel Palm (Areca catechu L.) Iwan Wahyudi dan Muhammad Hatta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun
Lebih terperinci