UNIVERSITAS INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2-24 SEPTEMBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER BHATA BELLINDA, S.Farm ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014

2 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2-24 SEPTEMBER 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker BHATA BELLINDA, S.Farm ANGKATAN LXXVII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JANUARI 2014 ii

3 iii

4 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Bhata Bellinda, S.Farm. NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 17 Januari 2014 iv

5 KATA PENGANTAR Penulis panjatkan syukur kepada Allah Tritunggal Maha Kudus yang telah memberikan penyertaannya, anugerah, serta kasih karunianya yang selalu setia mendampingi dan menuntun saya selama proses pengerjaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI), khususnya di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya mulai tanggal 2 September s.d 24 September Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Profesi Apoteker untuk dapat memperoleh gelar Apoteker dan merupakan sarana untuk memperluas wawasan mahasiswa Program Profesi Apoteker dibidang pemerintahan. 1. Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes, selaku Ka. Sub. Dit. Standardisasi Produk Pangan, juga selaku pembimbing dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan PKPA; 2. Dr. Amarila Malik, M.Si., Apt selaku Dosen Pembimbing PKPA dari Fakultas Farmasi yang telah berkenan menyediakan waktu dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan serta arahan dalam upaya penyusunan laporan PKPA; 3. Dra. Lucky S. Slamet, M.Sc., selaku Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan PKPA di Badan POM selama periode 2 September 2013 s.d. 24 September 2013; 4. Ir. Tetty H. Sihombing., MP, Direktur Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia atas kesempatan yang diberikan selama pelaksanaan PKPA di Direktorat Standardisasi Produk Pangan; 5. Dr. Mahdi Jufri, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia. v

6 6. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt., sebagai Pj.S. Dekan Fakultas Farmasi sampai dengan 20 Desember Dr. Harmita, Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi sekaligus pembimbing akademik; 8. Seluruh staf dan karyawan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, khususnya Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, yang telah memberikan bantuan dan perhatian selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker. 9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi atas didikan dan bantuannya selama perkuliahan di pendidikan profesi apoteker. 10. Papa, mama, dan kak Abi yang telah memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan perkuliahan di pendidikan profesi apoteker. 11. Seluruh teman-teman Apoteker UI Angkatan 77 yang telah berjuang bersamasama melaksanakan PKPA untuk mendapatkan gelar apoteker. 12. Seluruh pihak yang telah membantu penulisan laporan PKPA yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Saya menyadari laporan PKPA ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini. Semoga apa yang saya sajikan dalam laporan ini dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi perkembangan peranan profesi Apoteker di pemerintahan pada umumnya. Keterbatasan pada dasarnya dapat menjadi sumber pelajaran bagi perkembangan berikutnya dan kesempatan adalah titik awal perjuangan untuk menjadi lebih baik. Jakarta, Januari 2014 Penulis vi

7 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Bhata Bellinda, S.Farm NPM : Program Studi : Apoteker Fakultas Jenis karya : Farmasi : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23, JAKARTA PUSAT PERIODE 2 SEPTEMBER 24 AGUSTUS 2013 beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada Tanggal : 17 Januari 2014 Yang menyatakan (Bhata Bellinda, S.Farm.) vii

8 ABSTRAK Nama : Bhata Bellinda, S. Farm Program Studi : Profesi Apoteker Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Periode 2-24 September 2013 Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan bertujuan untuk memahami tugas pokok dan fungsi secara khusus di Direktorat Standarisasi Produk Pangan, serta secara umum mengenal dan memahami dari masing-masing Direktorat lain yang terdapat dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menyelenggarakan suatu sistem yang mampu memberikan perlindungan bagi pihak yang memproduksi maupun yang mengkonsumsi. Sehingga meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa calon Apoteker dalam menjalankan profesinya terutama di bidang pemerintahan. Tugas khusus yang diberikan berjudul Kajian Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia 1 (RSNI 1) Keripik Bayam, yang bertujuan mengetahui dan mempelajari tujuan SNI, serta pembuatan RSNI pada terutama pada produk pangan olahan seperti keripik bayam. Kata kunci : Praktek Kerja Profesi Apoteker, Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Rancangan Standar Nasional Indonesia xiii + 45 halaman : 8 lampiran Daftar Pustaka : 18 ( ) viii

9 ABSTRACT Name : Bhata Bellinda, S. Farm Study Program : Pharmacist Profession Judul :. Report of Pharmacist Internship Program at Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat September 2 nd - September 24 th 2013 Period Practice Pharmacist in the Directorate of Food Product Standardization Agency of Drug and Food aims to understand the duties and functions specifically in the Directorate of Food Product Standards and generally know and understand each other Directorate contained in the Food and Drug Administration. It is necessary to know the government's efforts to organize a system that is able to provide protection for those who produce or are consumed. Thus increasing the knowledge and practical ability of candidates Pharmacists in their profession, especially in the areas of government. Special task given draft study entitled Indonesian National Standard 1 (RSNI 1) Spinach chips, which aims to discover and learn the purpose of the SNI, and the making of RSNI on mainly on processed food products such as spinach chips. Key Words xiii + 45 pages :. Pharmacist Internship Direktorat Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Rancangan Standar Nasional Indonesia : 8 appendixes Bibliography : 18 ( ) ix

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.... xiii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat... 2 BAB 2 TINJAUAN UMUM BADAN POM RI Definisi Badan POM RI Tujuan dan Proses Standarisasi Nasional Indonesia Visi dan Misi Badan POM RI Kewenangan Badan POM RI Struktur Organisasi Badan POM RI Sistem Pengawas Obat dan Makanan (SISPOM) Budaya Organisasi Badan POM RI BAB 3 TINJAUAN KHUSUS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN Visi dan Misi Tugas dan Fungsi Dasar Hukum Standardisasi Produk Pangan Kebijakan Program Kegiatan Umum. 13 x

11 3.7 Kegiatan Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun Anggaran Struktur Organisasi Strategi Tahap Penyusunan Regulasi atau Peraturan Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) Jenis Produk Standardisasi Jenis Standar Pelayanan Publik Direktorat Standardisasi Produk Pangan BAB 4 PELAKSANAAN PKPA Kegiatan PKPA di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Kegiatan PKPA di SubDirektorat Standar Pangan Olahan Kegiatan PKPA di SubDirektorat Pangan Khusus Kegiatan PKPA di SubDirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan BAB 5 LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN Landasan Teori Pembahasan 32 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA xi

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan POM RI... 5 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan 15 Gambar 3.2 Tahap Penyusunan Regulasi/Peraturan Gambar 3.3 Tahap Perumusan SNI (Standar Nasional Indonesia). 21 Gambar 5.1. Logo Khusus Pangan Iradiasi xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Kategori Pangan, Label dan Iklan Pangan Lampiran 2 Konsultasi Terkait Proses Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Kategori Pangan, Label dan Iklan Pangan Lampiran 3 Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Penolong Lampiran 4 Konsultasi Terkait Proses Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Penolong Lampiran 5 Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Klaim Gizi Dan Kesehatan, Bahan Baku, Zat Gizi dan Nongizi 48 Lampiran 6 Konsultasi Terkait Proses Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Klaim Gizi dan Kesehatan, Bahan Baku, Zat Gizi dan Nongizi. 48 Lampiran 7 Permohonan Pengkajian Keamanan Pangan PRG. 49 Lampiran 8 Konsultasi Terkait Proses Pengkajian Keamanan Pangan PRG xiii

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan yang cepat dan signifikan pada industri pangan di Indonesia. Kemampuan teknologi yang berkembang memungkinkan produk-produk pangan dapat terdistribusi dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dalam waktu singkat. Selain itu, pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Pangan merupakan kebutuhan alamiah manusia, seiring dengan kemajuan teknologi manusia cenderung menyukai hal-hal yang praktis termasuk dalam memilih pangan, sehingga banyak ditemukan produk-produk pangan instan baik yang diproduksi oleh industri pangan atau yang dibuat oleh rumah tangga atau biasa dikenal dengan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) (1). Keamanan, mutu, dan gizi pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat. Berdasarkan dari peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting perannya bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta peningkatan kecerdasan masyarakat. Selain dari pada itu masyarakat juga perlu dilindungi dari bahaya pangan yang dapat merugikan atau membahayakan kesehatan (8). Penyelenggaraan suatu sistem yang mampu memberikan perlindungan bagi pihak yang memproduksi maupun yang mengkonsumsi pangan dianggap sangat diperlukan sehingga konsumen mampu untuk memilah pangan yang akan dikonsumsi terkait keamanan, mutu dan gizinya (1,8). Industri harus mampu menjaga keamanan, mutu dan gizi produk pangan yang akan diedarkan. Pemerintahan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi produk pangan yang beredar agar senantiasa memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan, instansi tersebut salah satunya di Indonesia adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) yang mengawasi pangan olahan (9). Direktorat Standardisasi Produk Pangan merupakan salah satu unit kerja eselon II di Badan POM RI. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM RI No. 1

15 /SK/KBPOM tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan tanggal 26 Februari 2001, maka Direktorat Standardisasi Produk Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan. Salah satu praktisi yang mampu berperan dalam bidang ini haruslah yang berkualitas, antara lain adalah Apoteker (4). Berdasarkan latar belakang di atas, maka Program Profesi Apoteker bekerja sama dengan Badan POM RI dalam penyelenggaraan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Badan POM RI guna terlahirnya lulusan Apoteker yang berkualitas, berpengetahuan luas dan berdaya guna tinggi sehingga lebih kompeten dalam dunia kerja. 1.2 Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktis mahasiswa calon Apoteker dalam menjalankan profesinya terutama di bidang pemerintahan. 2. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran dan fungsi Badan POM RI. 3. Memahami peran apoteker khususnya di Direktorat Standarisasi Produk Pangan Badan POM RI.

16 BAB 2 TINJAUAN UMUM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (4) 2.1 Definisi Badan Pengawas Obat dan Makanan Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000 dan nomor 103 tahun 2001, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Badan POM RI melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengawasan obat dan makanan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2.2 Ruang Lingkup Tugas dan Fungsi Badan POM RI Tugas Badan POM RI adalah melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Badan POM RI menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan makanan. 2. Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan. 3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM RI. 4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan. 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. 2.3 Visi dan Misi Badan POM RI Badan POM RI sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang mempunyai kewenangan dalam hal pengawasan obat dan makanan di Indonesia mempunyai visi dan misi sebagai berikut: 3

17 4 Visi Badan POM RI: Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel dan Diakui secara Internasional untuk Melindungi Masyarakat. Misi Badan POM RI: 1. Melakukan pengawasan pre-market dan post-market berstandar internasional. 2. Menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten. 3. Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini. 4. Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan. 5. Membangun organisasi pembelajar (Learning Organization). 2.4 Kewenangan Badan POM RI Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pengawas obat dan makanan di Indonesia, Badan POM RI memiliki kewenangan sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang pengawasan obat dan makanan. 2. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidang pengawasan obat dan makanan. 4. Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aditif) tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman pengawasan peredaran obat dan makanan. 5. Pemberian izin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri farmasi. 6. Penetapan pedoman penggunaan, konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman obat.

18 5 2.5 Struktur Organisasi Badan POM RI KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN INSPEKTORAT SEKRETARIAT UTAMA 1. Biro Perencanaan dan Keuangan 2. Biro Kerjasama Luar Negeri 3. Biro Hukum dan Perhubungan Masyarakat 4. Biro Umum Pusat Penyidikan Obat dan Makanan Pusat Riset Obat dan Makanan Pusat Informasi Obat dan Makanan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional DEPUTI I Bidang Pengawasan Terapetik, Narkotika Psikotopika, dan Zat Adiktif (NAPZA) 1. Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi 2. Direktorat Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT 3. Direktorat Pengawasan Produksi Produk Terapetik dan PKRT 4. Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT 5. Direktorat Pengawasan NAPZA DEPUTI II Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen 1. Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetika 2. Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen 3. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen 4. Direktorat Obat Asli Indonesia DEPUTI III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 1.Direktorat Penilaian Keamanan Pangan 2. Direktorat Standardisasi Prooduk Pangan 3. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk Pangan 4. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 5. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Unit Pelaksana Teknis Badan POM Balai Besar / Balai POM Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

19 Kepala Badan POM RI Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) mempunyai tugas: a. Memimpin Badan POM RI sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. b. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas Badan POM RI. c. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas Badan POM RI yang menjadi tanggung jawabnya. d. Membina dan melaksanakan kerjasama lintas sektor dengan instansi dan organisasi lain Sekretariat Utama Sekretariat utama bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan Badan POM RI. Dalam melaksanakan tugasnya, sekretariat utama menyelenggarakan fungsi: a. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi perencanaan, penganggaran, penyusunan laporan, pengembangan pegawai termasuk pendidikan dan pelatihan, serta perumusan kebijakan teknis di lingkungan Badan POM RI. b. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi penyusunan peraturan perundang-undangan, kerjasama luar negeri, hubungan antar lembaga, kemasyarakatan dan bantuan hukum yang berkaitan dengan tugas Badan POM RI. c. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga. d. Pembinaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pusat-pusat dan unit-unit pelaksana teknis di lingkungan Badan POM RI. e. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan POM RI, sesuai dengan bidang tugasnya.

20 7 f. Sekretariat utama membawahi Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Kerjasama Luar Negeri, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat, Biro Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional Deputi I : Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA melaksanakan penilaian dan evaluasi khasiat, keamanan dan mutu obat, produk biologi dan alat kesehatan sebelum beredar di Indonesia dan juga produk uji klinik. Selanjutnya melakukan pengawasan peredaran produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Disamping itu melakukan sertifikasi produk terapetik dan inspeksi penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, inspeksi sarana produksi dan distribusi, sampling, penarikan produk, public warning sampai pro justicia. Didukung oleh antara lain Komite Nasional Penilai Obat Jadi, Komite Nasional Penilai Alat Kesehatan dan Tim Penilai Periklanan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional dan Suplemen Makanan Deputi II : Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk Komplemen Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melaksanakan penilaian dan registrasi obat tradisional, kosmetik dan suplemen makanan sebelum beredar di Indonesia. Selanjutnya melakukan pengawasan peredaran obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen, termasuk penandaan dan periklanan. Penegakan hukum dilakukan dengan inspeksi Cara Produksi yang Baik, sampling, penarikan produk, public warning sampai pro justicia. Didukung oleh antara lain Tim Penilai Obat Tradisional dan Tim Penilai Kosmetik Deputi III : Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya melaksanakan penilaian dan evaluasi keamanan pangan sebelum beredar di

21 8 Indonesia dan selama peredaran seperti pengawasan terhadap sarana produksi dan distribusi maupun komoditinya, termasuk penandaan dan periklanan, dan pengamanan produk dan bahan berbahaya. Disamping itu melakukan sertifikasi produk pangan. Produsen dan distributor dibina untuk menerapkan Sistem Jaminan Mutu, terutama penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB), Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP), Cara Distribusi Makanan yang Baik (CDMB) serta Total Quality Management (TQM). Disamping itu diselenggarakan surveilan, penyuluhan dan informasi keamanan pangan dan bahan berbahaya. Didukung antara lain oleh Tim Penilai Keamanan Pangan Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) Organisasi Unit Pelaksana Teknis Badan POM RI terdiri dari Balai Besar POM RI dan Balai POM RI, merupakan unit organisasi yang melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan obat dan makanan di wilayah kerjanya, diatur dengan keputusan Kepala Badan POM RI setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Unit pelaksana teknis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM RI. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretaris Utama Badan. Unit pelaksana teknis dipimpin oleh seorang Kepala Balai. 2.6 Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) Prinsip dasar SisPOM adalah sebagai berikut : 1. Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat, dan professional. 2. Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat resiko dan berbasis buktibukti ilmiah. 3. Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus proses. 4. Berskala nasional atau lintas propinsi, dengan jaringan kerja internasional. 5. Otoritas yang menunjang penegakkan supremasi hukum.

22 9 6. Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang berkolaborasi dengan jaringan global. 7. Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk. Pengawasan obat dan makanan memiliki aspek permasalahan berdimensi luas dan kompleks. Oleh karena itu diperlukan sistem pengawasan yang komprehensif, semenjak awal proses suatu produk hingga produk tersebut beredar di tengah masyarakat. Untuk menekan sekecil mungkin resiko yang biasa terjadi, dilakukan SisPOM 3 lapis, yaitu: a. Subsistem pengawasan konsumen Sistem pengawasan oleh masyarakat dilakukan melalui peningkatan kesadaran dan pengetahuan mengenai kualitas produk yang digunakan dan cara penggunaan produk yang rasional. Pengawasan oleh masyarakat sendiri sangat penting dilakukan karena pada akhirnya masyarakatlah yang mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan suatu produk. Konsumen dengan kesadaran dan tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap mutu dan kegunaan suatu produk, di satu sisi dapat membentengi dirinya sendiri terhadap penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat dan tidak dibutuhkan, sedang pada sisi lain akan mendorong produsen untuk lebih menjaga kualitas. b. Subsistem pengawasan pemerintah atau Badan POM RI Sistem pengawasan oleh pemerintah melalui pengaturan dan standardisasi, penilaian keamanan dan mutu produk sebelum diizinkan beredar di Indonesia, inspeksi, pengambilan sampel dan pengujian laboratorium produk yang beredar serta peringatan kepada publik yang didukung penegakkan hukum. Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat konsumen terhadap mutu, khasiat dan keamanan produk, maka pemerintah juga melaksanakan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi. c. Subsistem pengawasan produsen Sistem pengawasan internal oleh produsen melalui pelaksanaan cara produksi yang baik atau good manufacturing practices (GMP) agar setiap bentuk penyimpangan dari standar mutu dapat dideteksi sedini mungkin. Secara hukum produsen bertanggung jawab atas mutu dan keamanan produk yang dihasilkannya. Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadap standar

23 10 yang telah ditetapkan maka produsen dikenakan sanksi, baik administratif maupun pro justicia. 2.7 Budaya Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Untuk membangun organisasi yang efektif dan efisien, budaya organisasi Badan POM RI dikembangkan dengan nilai-nilai dasar sebagai berikut: a. Professionalism Menegakkan profesionalisme dengan integritas, obyektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi. b. Credibility Memiliki kredibilitas yang diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional. c. Speed Tanggap dan cepat dalam bertindak mengatasi masalah. d. Teamwork Dengan mengutamakan kerjasama tim.

24 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN (2) 3.1 Visi dan Misi (2) Visi Terwujudnya standardisasi produk pangan dalam rangka meningkatkan perlindungan dari pangan yang tidak layak, tidak aman dan dipalsukan serta meningkatkan efisiensi dan daya saing produk pangan nasional. Misi a. Melindungi kesehatan masyarakat dari produk pangan yang tidak memenuhi syarat. b. Mewujudkan jaminan mutu dan keamanan produk pangan. c. Menunjang dihasilkannya produk pangan yang berdaya saing. d. Memberdayakan sumber daya dalam negeri. 3.2 Tugas dan Fungsi (2) Tugas Direktorat Standardisasi Produk Pangan mempunyai tugas penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan. Fungsi Direktorat Standardisasi Produk Pangan menyelenggarakan fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan 11

25 12 pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi pangan khusus. c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang pengaturan dan standardisasi pangan olahan. d) Penyusunan rencana dan program standardisasi produk pangan. e) Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di standardisasi produk pangan. f) Evaluasi dan penyusunan laporan standardisasi produk pangan. g) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. 3.3 Dasar Hukum Standardisasi Produk Pangan 1) Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan. 2) Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 3) Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional. 4) Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. 5) Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. 3.4 Kebijakan (2) 1) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap standar dan budaya mutu dan keamanan produk pangan. 2) Peningkatan perlindungan masyarakat dan lingkungan melalui penerapan standar jaminan mutu dan keamanan pangan serta penegakan hukum. 3) Peningkatan perumusan standar dan penyelarasan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk pangan dengan Standar Internasional. 4) Peningkatan infrastruktur standardisasi produk pangan. 5) Peningkatan peran aktif dalam kerjasama standardisasi nasional, bilateral, regional dan multilateral.

26 Program (2) 1) Pengembangan sistem informasi standardisasi produk pangan. 2) Sosialisasi standardisasi produk pangan. 3) Pengembangan penerapan Cara Pengawasan yang baik atau Good Regulatory Practice (GRP). 4) Peningkatan pemberlakuan SNI produk pangan wajib. 5) Penyusunan sistem penerapan dan pemanfaatan standar produk pangan. 6) Penyusunan dan pengembangan sistem pengawasan produk pangan. 7) Perumusan standar prioritas. 8) Penyelarasan Standar Nasional Indonesia terhadap Standar Internasional. 9) Penilaian kesesuaian standar pangan yang memperoleh pengakuan di tingkat regional dan internasional. 10) Pengembangan kerjasama internasional untuk ketelusuran standar produk pangan nasional. 11) Peningkatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana standardisasi produk pangan yang kredibel. 12) Penelitian dan pengembangan standardisasi. 13) Peningkatan kerjasama standardisasi produk pangan di tingkat nasional, bilateral, regional dan multilateral. 14) Pengembangan saling pengakuan (Mutual Recognition Agreement). 3.6 Kegiatan Umum 1) Penyusunan dan pemantapan sistem standardisasi produk pangan. 2) Penyusunan standar produk pangan, bahan baku dan bahan tambahan pangan, produk pangan olahan serta pangan khusus. 3) Harmonisasi standar produk pangan. 4) Evaluasi standar produk pangan. 5) Sosialisasi dan advokasi standardisasi produk pangan. 6) Seminar dan pelatihan di dalam dan luar negeri.

27 Kegiatan Direktorat Standardisasi Produk Pangan Tahun Anggaran 2013 Standar 1) Penyusunan Peraturan Bahan Baku, Bahan Penolong, Cemaran, serta Standar Mutu dan Keamanan Bahan Tambahan Pangan. 2) Pembaharuan/revisi Peraturan Kepala Badan POM RI tentang Kategori Pangan dan Pedoman Periklanan Pangan. 3) Penyusunan Peraturan, Standar, Pedoman, Kode Praktis di Bidang Pangan Khusus. 4) Kegiatan Kodeks Pangan. 5) Penyusunan Pedoman Cara Ritel Pangan di Pasar Tradisional. Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) 1) Pedoman PJAS untuk Pengawas/Penyuluh dan Pedoman Kandungan. 2) Pedoman PJAS untuk Anak Sekolah. 3) Pedoman PJAS untuk Komunitas Sekolah. UMKM (Usaha Mikro, Kecil Menengah) 1) Forum Koordinasi Pelaksanan Survei Kemampuan UMKM. 2) Pelaksanaan intervensi UMKM 3) Pelaksanaan survei monitoring 4) Perumusan hasil survei Pendukung Tupoksi (TOP) 1) Antisipasi Harmonisasi ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ) Prepared Foodstuff Product Working Group (PFPWG). 2) Partisipasi Aktif dalam Sidang-sidang Codex Pangan Dunia, Asia, Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), ACCSQ, PFPWG, Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), dan International Life Sciences Institute (ILSI). 3) Sosialisasi Implementasi Standardisasi Produk Pangan. 4) Intensifikasi Komunikasi dalam rangka Penerapan Standar Produk Pangan.

28 15 5) Perkuatan Jejaring Lintas Sektor dalam rangka Standardisasi Produk Pangan. 6) Evaluasi dan Perencanaan Program Standardisasi Produk Pangan. 7) Peningkatan Potensi SDM Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 8) Antisipasi Pengembangan Sistem, Manajemen Mutu (QMS) Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 3.8 Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan Seksi Standardisasi Produk Pangan Seksi Kodeks Pangan Seksi Tata Operasional Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetika & Iradiasi Seksi Standardisasi Pangan Fungsional Seksi Standardisasi Bahan Baku Seksi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan Gambar 3.1 Struktur Organisasi Direktorat Standardisasi Produk Pangan Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan olahan.

29 16 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana dan program standardisasi pangan olahan. 2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta melaksanakan pengaturan dan standardisasi produk pangan. 3) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta melakukan penyusunan kodeks pangan. 4) Melakukan evaluasi dan menyusun laporan standardisasi pangan olahan. 5) Melaksanakan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Subdirektorat Standardisasi Pangan Olahan terdiri dari tiga seksi yaitu: 1) Seksi Standardisasi Produk Pangan Seksi Standardisasi Produk Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan pengaturan dan standardisasi produk pangan. 2) Seksi Kodeks Pangan Seksi Kodeks Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan penyusunan kodeks pangan. 3) Seksi Tata Operasional Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat Standardisasi Produk Pangan Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

30 17 pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan khusus. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana dan program standardisasi pangan khusus. 2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi pangan hasil rekayasa genetika dan iradiasi. 3) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta melaksanakan pengaturan dan standardisasi produk pangan fungsional. 4) Melakukan evaluasi dan menyusun peraturan laporan standardisasi pangan khusus. Subdirektorat Standardisasi Pangan Khusus terdiri dari : 1) Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetika dan Iradiasi Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetika dan Iradiasi mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan pengaturan dan standardisasi pangan hasil rekayasa genetika dan iradiasi. 2) Seksi Standardisasi Pangan Fungsional Seksi Standardisasi Pangan Fungsional mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan pengaturan dan standardisasi pangan fungsional Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan mempunyai tugas melaksanakan persiapan materi perumusan kebijakan teknis,

31 18 penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi serta pelaksanaan pengaturan dan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana dan program standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. 2) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta melaksanakan pengaturan dan standardisasi bahan baku. 3) Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta melaksanakan pengaturan dan standardisasi bahan tambahan pangan. 4) Melakukan evaluasi dan menyusun laporan standardisasi bahan baku dan bahan tambahan pangan. Subdirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan terdiri dari : 1) Seksi Standardisasi Bahan Baku Seksi Standardisasi Bahan Baku mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan pengaturan dan standardisasi bahan baku. 2) Seksi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan Seksi Standardisasi Bahan Tambahan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan rencana dan program, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, evaluasi dan penyusunan laporan, serta melakukan pengaturan dan standardisasi bahan tambahan pangan.

32 Strategi 1) Peningkatan kemampuan sumber daya. 2) Pelaksanaan evaluasi standardisasi produk pangan. 3) Pelaksanaan harmonisasi standar produk pangan. 4) Pelaksanaan sosialisasi dan advokasi standardisasi produk pangan. 5) Peningkatan jaringan kerja antar lembaga dan pemangku kepentingan lainnya. 3.10Tahap Penyusunan Regulasi atau Peraturan Tahap penyusunan regulasi atau peraturan yang diterapkan di Direktorat Standardisasi Produk Pangan, seperti gambar sebagai berikut: Pengumpulan Materi & Kajian Pustaka Pemetaan dan Kaji Banding (Nasional, Regional, Internasional) Draft Awal Pengaturan Produk Pangan Draft 1 Pengaturan Produk pangan Pembahasan I (Prakonsensus) Narasumber & Stakeholder Pembahasan II Nara Sumber & Stakeholder Draft 2 Pengaturan Produk Pangan Draft Akhir Pengaturan Produk Pangan Pembahasan Akhir (Konsensus) Narasumber & Stakeholder Gambar 3.2 Tahap Penyusuanan Regulasi/ Peraturan

33 Penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) (10) Standar yang ada di Indonesia disebut Standar Nasional Indonesia. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (10). Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak (10). SNI merupakan salah satu output dari proses standardisasi. SNI adalah Standar yang ditetapkan Badan Standarisasi Nasional yang berlaku secara Nasional (11). Dalam proses penyusunan SNI dilaksanakan oleh Panitia Teknis (PANTEK), yang terdiri dari wakil Pemerintah, wakil ahli/perguruan tinggi, wakil Industri/Usaha, wakil dari konsumen yang diusulkan oleh koordinator PANTEK dan ditetapkan oleh BSN. Direktorat Standardisasi Produk Pangan mempunyai 2 panitia teknis untuk menyusun SNI dibidang pangan yaitu : 1. Panitia teknis : Pangan Olahan Tertentu Ruang Lingkup : Pangan olahan tertentu termasuk makanan untuk bayi (makanan dalam kemasan dan makanan siap saji untuk pangan bayi, pangan balita, pangan ibu hamil dan menyusui, pangan orang yang menjalankan diet khusus, pangan manula, pangan bagi penderita penyakit tertentu). 2. Panitia teknis : Bahan Tambahan Pangan dan Kontaminan Ruang Lingkup: a. Bahan tambahan pangan b. Bahan dan benda yang bersentuhan dengan pangan.

34 21 Gambar 3.3 Tahap Perumusan SNI (Standar Nasional Indonesia)

35 Jenis Produk Standardisasi a. Peraturan/Regulasi Peraturan/regulasi di Indonesia diartikan sebagai sumber hukum formal berupa peraturan perundang-undangan yang memiliki beberapa unsur, yaitu merupakan suatu keputusan yang tertulis, dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang, dan mengikat umum. Dalam hal ini peraturan mengenai keamanan, mutu dan gizi pangan yang bersifat mandatory (wajib) untuk di laksanakan karena ada perundangundangannya dan mengikat secara hukum. Contoh : Peraturan Kepala BPOM RI No. HK tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan (3). b. Standar Standar Nasional Indonesia, bersifat voluntary (sukarela), terutama untuk acuan syarat mutu, dikecualikan untuk SNI yang wajib dan diberlakukan dengan SK institusi terkait. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. c. Pedoman Pedoman adalah hal (pokok) yg menjadi dasar (pegangan, petunjuk) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu. Pedoman bersifat voluntary (sukarela). Contohnya: Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan Pangan Industri Rumah Tangga. Dimana pedoman tersebut akan menjadi petunjuk bagi industri untuk menciptakan produk pangan yang aman, bermutu dan bergizi. d. Kode Praktis Pedoman yang lebih bersifat teknis. Contohnya: Cara Iradiasi yang Baik untuk Menghambat Pertunasan pada Umbi Lapis dan Umbi Akar atau Cara Iradiasi yang Baik untuk Memperpanjang Masa Simpan Pisang, Mangga, dan Pepaya yang diterbitkan tahun e. SOP (Standar Operasional Prosedur) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,

36 23 administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good govermance Jenis Standar Pelayanan Publik Direktorat Standardisasi Produk Pangan Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI No. 39 tahun 2013 tentang Standar pelayanan publik di lingkungan badan pengawas obat dan makanan, maka dalam hal pelayanan publik Direktorat Standardisasi Produk Pangan melakukan empat (4) standar pelayanan publik antara lain : 1. Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Kategori Pangan, Label dan Iklan Pangan 2. Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Penolong 3. Permohonan Pengkajian Keamanan, Mutu, Gizi dan Manfaat Pangan Untuk Klaim Gizi dan Kesehatan, Bahan Baku, Zat Gizi dan Nongizi 4. Permohonan Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG)

37 BAB 4 PELAKSANAAN PKPA Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) dimulai sejak tanggal 2-24 September 2013 yang dibuka oleh Kepala Biro Umum Badan POM RI dengan memberikan kegiatan kuliah umum tentang pengenalan Badan POM RI. Setelah itu dilanjutkan dengan kuliah umum oleh perwakilan dari masing-masing Direktorat, Pusat-pusat, dan Balai Besar/Balai POM RI. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari dan bertempat di aula gedung C, Badan POM RI. Direktorat Standardisasi Produk Pangan sebagai unit kerja PKPA kami di Badan POM RI, dilaksanakan dari tanggal 6 September 2013 hingga 20 September Direktorat Standardisasi Produk Pangan merupakan unit kerja eselon II di Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya (kedeputian III) yang menangani penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standardisasi produk pangan dengan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya. Direktorat Standardisasi Produk Pangan memiliki tiga SubDirektorat yang mendukung tugas pokok dan fungsinya, yaitu SubDirektorat Standardisasi Pangan Olahan, SubDirektorat Standardisasi Pangan Khusus, serta SubDirektorat Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan. Berikut ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh kami sebagai peserta PKPA di Direktorat Standardisasi Produk Pangan. 4.1 Kegiatan PKPA di Direktorat Standardisasi Produk Pangan Di hari pertama kami berada di unit kerja Direktorat Standardisasi Produk Pangan, kami diterima oleh pembimbing kami, Kepala SubDirektorat Standardisasi Pangan Olahan. Kami diberikan penjelasan secara umum tentang Direktorat Standardisasi Produk Pangan mulai dari tugas pokok dan fungsi di Direktorat Standardisasi Produk Pangan, struktur organisasi Direktorat 24

38 25 Standardisasi Produk Pangan, definisi-definisi yang berhubungan dengan pangan dan tata tertib selama PKPA. Kami dijelaskan juga, bahwa dalam penyusunan standar dan pedoman yang dilakukan Direktorat Standardisasi Produk Pangan selalu berdasarkan bussiness process Badan POM RI telah tersertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan standar internasional dari sistem managemen mutu. Direktorat Standardisasi Produk Pangan masuk ke dalam POM 01 yang merupakan proses penyusunan standar dan yang setara dengan hal tersebut dan terdiri dari berbagai Standar Operasional Prosedur (SOP). Setelah itu, kami diberikan penjelasan oleh Kepala Seksi Tata Operasional terkait tugas pokok dan fungsi di Seksi Tata Operasional, pengenalan Direktur, Kepala SubDirektorat, Kepala Seksi, dan staf yang menjabat serta tugas pokok dan fungsinya secara umum, serta pembagian kerja kami di SubDirektorat masing-masing. 4.2 Kegiatan PKPA di SubDirektorat Standar Pangan Olahan 1. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Kepala SubDirektorat Standar Pangan Olahan mengenai tugas pokok, fungsi, struktur organisasi, dan kegiatan yang dilakukan di SubDirektorat Standar Pangan Olahan. 2. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Kepala Seksi Standardisasi Produk Pangan mengenai kategori pangan dan pedoman periklanan pangan, dan retail pangan. 3. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Staf Seksi Kodeks Pangan mengenai Codex Alimentarius Commission, tugas pokok dan kegiatan yang dilakukan Seksi Kodeks Pangan. 4. Mempelajari mengenai Kategori Pangan dan Pedoman Periklanan Pangan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintahan Nomor 28 Tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan; Keputusan kepala Badan POM RI No. HK tahun 2006 tentang Kategori Pangan; dan

39 26 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik. 5. Mencari referensi berupa landasan hukum tentang outline Pedoman Cara Ritel Pangan pada Pasar Tradisional. 6. Membandingkan Pedoman Periklanan Pangan menurut Badan POM RI dengan Etika Pariwara Indonesia, serta memantau iklan pangan yang telah ditayangkan dan tidak sesuai dengan Pedoman Periklanan Pangan menurut Badan POM RI. 7. Melakukan pengkajian definisi dan karakteristik dasar dari minuman baru yang diimpor dari luar negeri, seperti minuman Soju, sehingga dapat diketahui kategorinya dalam pangan. 4.3 Kegiatan PKPA di SubDirektorat Pangan Khusus 1. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Kepala SubDirektorat Standardisasi Pangan Khusus mengenai struktur, tugas pokok dan standar wajib yang dijadikan sebagai acuan pembuatan Produk Pangan Khusus. 2. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Kepala Seksi Standardisasi Pangan Hasil Rekayasa Genetik (PHRG) dan Iradiasi mengenai tugas pokok dan fungsi yang dilakukan dan Peraturan yang mengatur semua hal yang berkaitan dengan Pangan Khusus seperti pangan fungsional, PHRG dan Iradiasi, serta Pangan Olahan Oganik. 3. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Kepala Seksi Standardisasi Pangan Fungsional mengenai tugas pokok dan fungsi, beserta kegiatan yang dilakukan staf seksi standardisasi pangan fungsional, definisi dan penggolongan pangan fungsional beserta regulasi yang mengatur komposisi dan pelabelannya. 4. Mendapat penjelasan dan pengarahan dari Staf Standardisasi Pangan Fungsional dan Staf Standardisasi PHRG dan Iradiasi mengenai tugas dan fungsi serta pelayanan publik yang mereka lakukan. 5. Mempelajari peraturan peraturan Kepala Badan POM RI yang telah dikeluarkan terkait dengan SubDirektorat Pangan Khusus, seperti

40 27 Peraturan Kepala Badan POM RI No. 30 tahun 2013 tentang Pengawasan Formula Lanjutan, Peraturan Kepala Badan POM RI No. 31 tahun 2013 tentang Pengawasan Formula Pertumbuhan, Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tahun 2011 tentang Pengawasan Klaim dalam Label dan Iklan Pangan Olahan, Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tahun 2012 tentang Pengawasan Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetika, Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Hasil Rekayasa Genetika, Peraturan Kepala Badan POM RI No. 26 tahun 2013 tentang Pengawasan Pangan Iradiasi, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 701/MENKES/PER/VII/2009 tentang Pangan Hasil Iradiasi, dan Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tahun 2008 tetang Pangan Olahan Oganik, Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK tahun 2011 tentang Pengawasan Formula Bayi dan Formula Bayi untuk Keperluan Medis Khusus. 6. Mempelajari bagaimana cara melakukan pengecekan klaim sesuai dengan peraturan yang telah berlaku secara nasional, regional dan internasional, seperti Food and Drug Administration (FDA), European Food Safety Authority (EFSA), atau Codex General Guideline and Claim. 7. Melakukan pemetaan konsep dengan membandingkan secara nasional (seperti: Undang-Undang yang berlaku) dan internasional (seperti: Codex General Guideline and Claim) yang telah berlaku dalam menyusun Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). 8. Melakukan pencarian referensi mengenai makanan yang dapat menimbulkan / pencetus alergi yang berasal dari organisasi pangan di berbagai negara di dunia (Codex Alimentarius Commission, FDA dari US, EU dari perhimpunan negara-negara di benua eropa, FSANZ dari Australia). 9. Melakukan pengkajian mengenai MCT (Medium Chain Trygliceride) sebagai zat tambahan pada pangan yang berfungsi menurunkan berat badan.

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG II. KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG 2.1 Sejarah dan Perkembangan BPOM RI Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertugas untuk mengawasi obat dan makanan sehingga dapat melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan

Lebih terperinci

DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN

DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN Oleh: Dra. Deksa Presiana, Apt., M.Kes. Kasubdit. Standardisasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan Pangan Disampaikan Pada Acara: Praktek Kerja Profesi Apoteker Jakarta,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau 1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENILAIAN OBAT TRADISIONAL, SUPLEMEN MAKANAN DAN KOSMETIK BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUK DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 4 29 JULI 2011 LAPORAN PRAKTEK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN Disampaikan oleh: Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP Direktur Standardisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Visi dan Misi Badan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUK DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/ LEMBAGA : BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya BPOM 1.1

Lebih terperinci

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat

Obat dan Makanan Terjamin Aman, Bermutu dan Bermanfaat Sejalan dengan prioritas pembangunan jangka menengah, tantangan, beban dan tanggung jawab pengawasan obat dan makanan dirasakan semakin berat. Untuk itu, Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JALAN PERCETAKAN NEGARA NOMOR 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2-26 SEPTEMBER 2014 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 4 JULI 29 JULI 2011

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN JALAN PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor

2017, No beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor No.180, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KELEMBAGAAN. Badan Pengawas Obat dan Makanan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengawasan Obat dan

Lebih terperinci

LAKIP TAHUN BADAN POM i

LAKIP TAHUN BADAN POM i alam rangka menciptakan good governance dan clean government di lingkungan Badan POM, LAKIP Badan POM tahun 2011 ini disusun. Sebagai bentuk penjabaran prinsip transparansi dan akuntabilitas, penyampaian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2 26 SEPTEMBER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA DEPUTI II DIREKTORAT STANDARDISASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK DAN PRODUK KOMPLEMEN PERIODE

Lebih terperinci

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi

PETA BISNIS PROSES. Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan POM-02. Evaluasi Produk dan Administrasi PETA BISNIS PROSES Pemerintah Registrasi Obat dan Produk Biologi, Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan Pembentukan Undang-undang Perundangundangan dan POM-02 Evaluasi Produk dan Administrasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENILAIAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JALAN PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 4-26 FEBRUARI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUKSI PRODUK TERAPETIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI JL. PERCETAKAN NEGARA

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PERIODE 4 JULI 2011 29 JULI 2011 DEPUTI II BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK TERAPETIK (PT) DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi,

Lebih terperinci

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan

Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan Daftar Rekapitulasi Bisnis Proses Badan Pengawas Obat dan Makanan CODE PROCESS NAME SUB PROCESS SUB PROCESS CODE CFM CFM CODE POM-01 Pengelolaan Perundang-undangan dan Standar Pembentukan undang-undang

Lebih terperinci

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM

PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM PENERAPAN QMS ISO 9001:2015 BPOM DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L 2 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (2) 3 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (3) 4 DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN K/L (4) DASAR HUKUM KETATALAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 1 APRIL 24 APRIL

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DITJEN BINFAR DAN ALKES KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JL. H.R. RASUNA SAID

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN) SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN) 1 SISTEM STANDARDISASI NASIONAL 1. Tatanan jaringan sarana dan kegiatan standarisasi yang serasi, selaras dan terpadu serta berwawasan nasional. 2. Merupakan dasar dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Bimbingan Teknis Ujian Dinas Tingkat I dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat Tahun 2017 Jakarta, 18 Juli 2017 DASAR HUKUM, TUGAS,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 199, 2000 BADAN STANDARISASI. Standarisasi Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat BBPOM Kota Bandar Lampung Pada awalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK TERAPETIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA JL. PERCETAKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JALAN PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA PUSAT PERIODE 2-24 SEPTEMBER 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DEPUTI I BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF JALAN PERCETAKAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN Target Program Lampiran 1 RKT RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian mutu, keamanan, dan khasiat permohonan pendaftaran

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2 24 SEPTEMBER 2013 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan.

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN Uraian. permohonan. Pengawasan. pendaftaran Produk. pangan sebelum Berbahaya. dan Bahan. Lampiran 2 PKK PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN BADAN POM TAHUN 2007 Sasaran 1. Terawasinya secara efektif 1. Proporsi penyelesaian berkas 90% 1.1.1 Penilaian permohonan pendaftaran produk permohonan Dana (Rp)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL 1 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Standar adalah spesifikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN PRODUK KOMPLEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANN JL. PERCETAKAN NEGARA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI BIRO HUKUM DAN HUBUNGAN MASYARAKAT BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. Percetakan Negara No. 23 Jakarta 10560 Tanggal 04 Februari 26 Februari

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI) BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI

BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI BAB II. KEADAAN UMUM INSTANSI A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN INSTANSI Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000, Badan POM ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang bertanggung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23 JAKARTA PUSAT PERIODE 4 29

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun Tentang : Standardisasi Nasional Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 Tentang : Standardisasi Nasional Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna produksi, mutu barang,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM)Pekanbaru. Pembentukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru diawali oleh terbentuknya

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : KONSEP DASAR PENYUSUNAN PERATURAN/STANDAR/PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2000 TENTANG STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung peningkatan produktivitas, daya guna

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013 UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PUSAT PENYIDIKAN OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI PERIODE 4-26 FEBRUARI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER NETI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKAN NOMOR: HK. 00. 05. 24.01634 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Menimbang : 1. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN

PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN PENGAWASAN POST MARKET PRODUK PANGAN DIAN PUTRANTI Kepala Subdit Inspeksi Produksi dan Peredaran Produk Pangan DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN & BAHAN

Lebih terperinci

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI MATA PELAJARAN : KEBIJAKAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya KATA PENGANTAR Tahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan

Lebih terperinci

BAB III PENGAWASAN PEREDARAN OBAT KUAT IMPOR OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB III PENGAWASAN PEREDARAN OBAT KUAT IMPOR OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BAB III PENGAWASAN PEREDARAN OBAT KUAT IMPOR OLEH BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN A. Keberadaan BPOM di Indonesia 1. Terbentuknya Badan Pengawas Obat dan Makananan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 58/Permentan/OT.140/8/2007 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU

PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU PROPIL BALAI BESAR POM DI PEKAN BARU Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs, Sumaryanta,Apt.MSI NIP. 19620401 199202 1 001 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru mempunyai

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN RENCANA STRATEGIS 2015 2019 DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2015 KEPUTUSAN DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN 1.1 Balai Pengawas Obat dan Makanan 1.1.1 Kedudukan, tugas, fungsi, dan kewenangan balai POM Republik Indonesia Berdasarkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.23.3644 TE N TA N G KETENTUAN POKOK PENGAWASAN SUPLEMEN MAKANAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN SUPLEMEN KESEHATAN FILE EDIT 16 November 2016 Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email mmi_stand_ot@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.05.21.1732 TAHUN 2008 TENTANG GRAND STRATEGY BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 (63) () (63..6) PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN SATUAN KERJA (44) DEPUTI III BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF (NAPZA) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JL. PERCETAKAN NEGARA NO. 23 JAKARTA

Lebih terperinci

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib

Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara Wajib LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 20118.A/PER/BSN/2/2010 TANGGAL : 1 Februari 2011 Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 301 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberlakuan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

LAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAYANAN INFORMASI PUBLIK Laporan Tahunan LAYANAN INFORMASI PUBLIK 1 Gambaran Umum Kebijakan Pelayanan Informasi Publik di Badan POM 2 Gambaran Umum Pelaksanaan Pelayanan Informasi Publik 3 Rincian Pelayanan Informasi Publik di

Lebih terperinci

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut :

Sesuai dengan struktur organisasi, tugas tiap bidang sebagai berikut : Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di daerah, Balai Besar POM Bandar Lampung melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. PKPA Tahun 2017

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. PKPA Tahun 2017 Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI PKPA Tahun 2017 VISI DAN MISI Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci