Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust"

Transkripsi

1 Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust Oleh : Laudine Henriette Geraldin *) I Nyoman Pujawan **) Dyah Santhi Dewi ***) ABSTRAK Dunia kita selalu dipenuhi oleh ketidakpastian, jika suatu bencana terjadi maka akan berdampak pada timbulnya gangguan bisnis dalam skala besar Gangguan pada supply chain berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap perusahaan dan banyak perusahaan yang tidak mampu pulih secara cepat dari dampak negatif tersebut Bila suatu bencana besar terjadi, sektor bisnis juga akan ikut terserang, akibatnya banyak supply chain yang mengalami break down dan banyak pula diantaranya yang tidak dapat pulih kembali Namun terdapat pula beberapa supply chain yang robust yakni mampu bertahan dan bahkan tetap memenuhi kebutuhan pelanggannya di tengah badai krisis yang terjadi Pada penelitian ini akan dilakukan analisa dan evaluasi resiko yang berpotensi timbul pada suatu supply chain Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang telah ada terletak pada pembuatan framework baru yang merupakan pengembangan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam penelitian ini akan dikembangan suatu formulasi nilai indeks prioritas risiko untuk menentukan prioritas agen risiko yang akan dimitigasi Pengembangan matriks house of quality (HOQ) digunakan untuk memetakan framework yang terbentuk dan memetakan mitigation actions dalam menangani agen resiko yang berpotensi timbul pada supply chain perusahaan Kata kunci : supply chain, FMEA, indeks prioritas risiko, QFD, HOQ, robust, mitigation actions PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia kita selalu dipenuhi oleh ketidakpastian dan hal yang tidak terduga seperti serangan teroris, gempa, tsunami, krisis ekonomi, devaluasi nilai tukar uang, pemogokan dan lain sebagainya Ketika bencana terjadi maka akan berdampak pada timbulnya gangguan bisnis dalam skala besar Berdasarkan penelitian oleh Hendricks dan Singhal (2003) diketahui bahwa gangguan pada supply chain berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap perusahaan dan banyak perusahaan yang tidak mampu pulih secara cepat dari dampak negatif tersebut Bila suatu bencana besar terjadi, sektor bisnis juga akan *) Mahasiswa Program S-2 Manajemen Rantai Pasok - ITS **) Dosen Teknik Industri FTI-ITS ***) Dosen Teknik Industri FTI-ITS ikut terserang, akibatnya banyak supply chain yang mengalami break down dan banyak pula diantaranya yang tidak dapat pulih kembali Namun terdapat pula beberapa supply chain yang robust yang mampu bertahan dan bahkan mampu tetap memenuhi kebutuhan pelanggannya di tengah badai krisis yang terjadi Oleh karenanya, dibutuhkan suatu supply chain yang robust terhadap berbagai gangguan yang terjadi Pada penelitian ini akan dilakukan analisa dan evaluasi risiko yang berpotensi timbul pada suatu supply chain dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Penggunaan pendekatan FMEA didasarkan pada alasan bahwa metode ini merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan analisa penyebab potensial timbulnya suatu gangguan, probabilitas kemunculannya dan bagaimana JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 53

2 cara mencegah atau menanganinya (Nord dan Johansson, 1997; Christopher, 2003) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang telah ada terletak pada pengembangan metode QFD (Quality Function Deployment) untuk merancang suatu strategi proaktif yang diharapkan dapat me-mitigasi dampak risiko yang timbul Strategi tersebut akan digunakan sebagai panduan dalam menangani risiko yang timbul sehingga diharapkan supply chain yang robust dapat tercipta Permasalahan Berbagai gangguan yang timbul akibat ketidakstabilan di negara kita semakin meningkat selama satu dekade terakhir, oleh karena itu suatu perusahaan membutuhkan rantai pasok yang robust Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi risiko, analisa risiko serta perancangan strategi proaktif yang sesuai bagi perusahaan agar dapat menangani risiko yang berpotensi timbul dalam rantai pasok perusahaan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian tesis dengan menggunakan pengembangan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan pengembangan metode QFD (Quality Function Deployment) ini antara lain adalah untuk : 1 Mengidentifikasi risiko atau gangguan yang berpeluang untuk timbul 2 Melakukan analisa risiko dengan menggunakan pengembangan metode FMEA 3 Memetakan strategi proaktif untuk memitigasi risiko yang berpotensi timbul dengan pengembangan metode QFD 4 Menciptakan rantai pasok yang robust terhadap gangguan tidak terduga TINJAUAN PUSTAKA Konsep Supply Chain dan Supply Chain Management Istilah Supply Chain Management (SCM) mulai muncul pada akhir tahun 1980-an yang kemudian mulai digunakan secara luas pada tahun 1990-an Sebelum itu, perusahaan lebih banyak menggunakan istilah seperti logistik dan manajemen operasi daripada istilah SCM (Hugos, 2003) Dengan menggabungkan berbagai definisi yang dikembangkan oleh beberapa sumber (Ganeshan dan Harisson, 1995; Lambert et al, 1998; Chopra dan Meindl, 2001; Pujawan, 2005) maka didapatkan definisi supply chain sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan retailer) yang bekerjasama dan terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan, dimana perusahaan-perusahaan tersebut melakukan fungsi pengadaan material, proses transformasi material menjadi produk setengah jadi dan produk jadi, serta distribusi produk jadi tersebut hingga ke end customer Sedangkan definisi SCM oleh Tang pada tahun 2006 (mengutip dari Christopher, 1992; Council of Supply Chain Management Professional (wwwcscmporg); Ritchie dan Brindley, 2001) yaitu manajemen aliran material, informasi dan finansial melalui suatu jaringan organisasi (supplier, manufacturer, logistic provider, wholesaler/distributor dan retailer) yang bertujuan untuk memproduksi dan mengantarkan produk atau jasa kepada JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 54

3 konsumen secara efektif dan efisien Kegiatan tersebut meliputi koordinasi dan kolaborasi dari berbagai proses dan aktivitas berbeda, antar fungsional yang berbeda seperti pemasaran, penjualan, produksi, perancangan produk, pengadaan, logistik, keuangan dan teknologi informasi, di dalam suatu jaringan organisasi Konsep Risiko Setelah mengetahui konsep dan framework yang telah dikembangkan oleh beberapa peneliti terkait dengan vulnerability di dalam supply chain, maka selanjutnya akan dijelaskan mengenai konsep risiko Terdapat berbagai definisi risiko yang dikembangkan oleh berbagai peneliti Diantaranya, Alijoyo (2006) memberikan definisi risiko berdasarkan dua sudut pandang: Sudut pandang hasil atau output, risiko adalah sebuah hasil atau output yang tidak dapat diprediksikan dengan pasti, yang tidak disukai karena akan menjadi kontra produktif Sudut pandang proses, risiko adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, sehingga terjadi konsekuensi yang tidak diinginkan Definisi lain risiko menurut Svensson (2000) adalah deviasi yang menyebabkan konsekuensi negatif bagi perusahaan yang terlibat di dalam supply chain Sedangkan menurut Australian/New Zealand Standard Risk Management (AS/NZ Standard), risiko merupakan kemungkinan terjadinya sesuatu hal yang dapat memberikan dampak negatif atau positif bagi suatu tujuan tertentu Risiko diukur berdasarkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan konsekuensi-nya (consequences) Setelah mengetahui berbagai definisi risiko/ketidakpastian, maka perlu diketahui kategori risiko/ketidakpastian, penyebabnya dan jenis risiko/ketidakpastian yang termasuk di dalam kategori tersebut Pemahaman ini diperlukan agar tidak terjadi kerancuan dan untuk menyamakan persepsi mengenai kategori dan jenis risiko Beberapa peneliti melakukan pengkategorian risiko dari berbagai sudut pandang Konsep Robust Supply Chain Definisi robust design adalah suatu desain yang bertujuan untuk meminimasi gangguan dari faktor noise maupun faktor terkendali Sedangkan yang dimaksud dengan robust supply chain adalah supply chain yang mampu bertahan ketika dihadang oleh berbagai macam gangguan dan bencana yang tak terduga (Tang, 2005) Untuk mereduksi kerentanan supply chain terhadap gangguan, maka Chopra dan Sodhi (2004) menyediakan berbagai rencana efektif seperti meningkatkan kapasitas produksi, persediaan, fleksibilitas dan lain sebagainya Menurut Tang (2005), ketika suatu gangguan muncul, rencana-rencana tersebut hanya dapat dilaksanakan hanya bila perusahaan telah menjalankan berbagai strategi proaktif terlebih dahulu METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dalam penelitian ini mengacu pada suatu framework (kerangka kerja) yang dikembangkan dari studi literatur yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya Oleh karena konsep supply chain risk management yang luas, maka pengembangan framework ini perlu dilakukan Kerangka kerja ini berisi langkah-langkah dan landasan dalam JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 55

4 melakukan indentifikasi, analisa, evaluasi risiko dan perancangan strategi mitigasi dalam supply chain perusahaan Standar framework risk management yang digunakan merupakan modifikasi dari berbagai standar yang telah ada dengan acuan utama standar AS/NZ 4360 (Australia) dan BSI (Inggris) Sedangkan untuk proses perancangan strategi, dilakukan dengan mengembangkan metode quality function deployment (QFD), dimana akan menggunakan bantuan matriks house of quality (HOQ) untuk menyusun mitigation actions dalam menangani risiko yang berpotensi timbul pada supply chain Proses perancangan strategi ini mengacu pada framework (kerangka kerja) yang dikembangkan oleh peneliti Untuk mengetahui tahapan-tahapan dari metodologi penelitian yang akan digunakan dapat dilihat lebih lanjut pada gambar 21 Proses perancangan strategi dilakukan dengan mengembangkan metode QFD, dimana akan menggunakan bantuan matriks house of quality (HOQ) untuk menyusun mitigation actions dalam menangani risiko yang berpotensi timbul pada supply chain Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses perancangan strategi ini mengacu pada framework (kerangka kerja) yang dikembangkan oleh peneliti Peneliti membagi tahapan perancangan strategi ke dalam dua tahapan yakni fase identifikasi risiko (risk identification) dan fase perlakuan risiko (risk treatment) Dalam fase identifikasi risiko, konsep risiko yang digunakan mengacu pada definisi risiko menurut AS/NZ 4630 Strategi mitigasi yang digunakan mengacu pada strategi proaktif yang dikembangkan oleh Tang (2005) Gambar 1 Risk Identification (Indentifikasi Risiko) JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 56

5 Dimana : E i = Kejadian risiko (Risk Events) dimana i = 1, 2,, n C i = Dampak yang mungkin ditimbulkan dari resiko yang ada (Potential Causes of risk); dimana i = 1, 2,, n A j = Penyebab risiko (Risk Agents) dimana j = 1, 2,, m S i = Tingkat dampak suatu risiko (Severity level of risk) k S S i = i1 Si2 K Sik i ; dimana i = 1, 2, n; k = penilaian orang ke-k O j = Tingkat kemunculan risiko (Occurance level of risk) O j = k O j1 O j2 K O jk j ; dimana j = 1, 2, m; k = penilaian orang ke-k R ij = Hubungan (korelasi) antara agen risiko j dengan risiko i; R ij {0,1}, untuk R ij = 1 maka terdapat korelasi antara risiko i dengan agen risiko j dan R ij = 0 bila sebaliknya P j = Prioritas risiko (Risk Priority Index) n P j = O i =1 j S i x (R ij x w ij ) j ; dimana j = 1, 2, m; R ij {0,1}; w ij = bobot korelasi antara agen risiko j dengan risiko i Step 1 To be treated risk agents A1 A2 A3 An Step 3 Mitigation actions in strategic level (Proactive strategy) MS1 MS2 MS3 MSm Step 4 Mitigation actions in tactical level MT1 MT2 MT3 MTm Step 5 Relationship between mitigation actions and to be treated risk agent MS1 MS2 MS3 MSm T1 T2 T3 Tn R11 R12 R13 R1m R21 R22 R23 R2m R31 R32 R33 R3m Rn1 Rn2 Rn3 Rnm Rn1 Rn2 Rn3 Rnm Step 2 Risk events occurred E1 E2 E3 En Gambar 2 Risk Treatment (Penanganan Risiko) MS j = Aksi mitigasi di level strategik (j = Dimana : A i = Agen risiko yang akan di treatment (i = 1, 2, m) MT j = Aksi mitigasi di level taktis (j = 1, 2, 1, 2, n) m) E i = Kejadian risiko yang timbul akibat agen risiko ke i (i = 1, 2, n) Rnm = Hubungan antara aksi mitigasi dengan risiko yang akan di treat Rnm {0,1}, untuk Rnm = 1 maka ada hubungan dan 0 sebaliknya JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 57

6 ANALISA DAN INTERPRETASI DATA House Of Risk (HOR) fase identifikasi risiko Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam melakukan perancangan strategi mitigasi untuk menciptakan rantai pasok yang robust, peneliti melakukan pengembangan metode QFD dan FMEA untuk menyusun suatu framework dalam mengelola risiko Dalam penelitian ini, tool HOQ pada metode QFD akan dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi risiko dan merancang strategi untuk mengurangi atau mengeliminasi (me-mitigasi) agen/penyebab risiko yang telah teridentifikasi Oleh karena perubahan fungsi HOQ dari tool perencanaan produk menjadi tool perencanaan strategi mitigasi risiko, maka istilah house of risk (HOR) akan digunakan di dalam penelitian ini untuk mengganti istilah HOQ Pengembangan perhitungan nilai prioritas risiko (RPN) dengan metode FMEA dilakukan untuk melakukan penaksiran risiko (risk assessment) di dalam HOR tersebut Secara garis besar, tahapan dalam framework perencanaan strategi dengan menggunakan bantuan tool HOR, dibagi menjadi dua fase yakni fase identifikasi risiko (risk identification) dan fase penanganan risiko (risk treatment) Adapun tahapan input data ke dalam model HOR fase pertama (fase identifikasi risiko) yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tahap 1 Identifikasi proses bisnis / aktivitas supply chain perusahaan berdasarkan model SCOR (plan, source, make, deliver dan return) Pembagian proses bisnis ini bertujuan untuk mengetahui dimana risiko tersebut dapat muncul (where are the risk) Selain proses bisnis, dalam tahap pertama ini, juga diidentifikasi departemen/biro yang bertanggung jawab dalam proses bisnis tersebut (risk owner) dan spesifikasi risiko untuk masing-masing proses bisnis Tahap 2 Identifikasi kejadian risiko (risk events) untuk masing-masing proses bisnis yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya Risiko ini merupakan semua kejadian yang mungkin timbul dan menimbulkan gangguan dalam pencapaian tujuan perusahaan (yang ditandai dengan tidak tercapainya KPI) Tahap 3 Identifikasi tingkat dampak (severity) suatu kejadian risiko terhadap proses bisnis perusahaan Nilai severity ini menyatakan seberapa besar gangguan yang ditimbulkan oleh suatu kejadian risiko terhadap proses bisnis perusahaan Adapun skala yang digunakan di dalam menentukan tingkat dampak suatu risiko merupakan tingkat skala 1-10 Tahap 4 Identifikasi akibat (potential causes) suatu kejadian risiko terhadap proses bisnis perusahaan Akibat risiko ini menyatakan gangguan yang mungkin timbul bila terjadi suatu kejadian risiko Tahap 5 Identifikasi agen penyebab risiko (risk agents), yaitu faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 58

7 kejadian risiko yang telah teridentifikasi Tahap 6 Identifikasi korelasi (correlation) antara suatu kejadian risiko dengan agen penyebab risiko Bila suatu agen risiko menyebabkan timbulnya suatu risiko, maka dikatakan terdapat korelasi Nilai korelasi ini dilambangkan dengan notasi R ij dimana : R ij {0,1}, untuk R ij = 1 maka terdapat korelasi antara kejadian risiko i dengan agen risiko j dan R ij = 0 bila sebaliknya Nilai korelasi ini juga memiliki bobot (w), dimana semakin besar korelasi antara suatu agen risiko dengan kejadian risiko maka akan ditandai dengan skala nilai yang semakin besar Bobot ini menyatakan seberapa besar suatu agen risiko menyebabkan timbulnya kejadian risiko Adapun skala yang digunakan adalah 9 (bila korelasi kuat), 3 (bila korelasi sedang) dan 1 (bila korelasi lemah) Tahap 7 Identifikasi peluang kemunculan (occurance) suatu agen risiko Occurance ini menyatakan tingkat peluang frekuensi kemunculan suatu agen risiko sehingga mengakibatkan timbulnya suatu atau beberapa kejadian risiko yang dapat menyebabkan gangguan pada proses bisnis dengan tingkat dampak tertentu Skala yang digunakan di dalam penentuan peluang Tahap 8 kemunculan suatu agen risiko merupakan skala 1-10 Perhitungan nilai indeks prioritas risiko (P j ) Indeks prioritas ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan prioritas agen risiko mana yang perlu dilakukan perancangan strategi mitigasi-nya Penentuan nilai indeks prioritas risiko (P j ) dari agen risiko menggunakan rumus sebagai berikut: n P j = O i =1 j S i x (R ij x w ij ) j (1) Dimana: j = 1, 2, m; S i = Tingkat dampak suatu risiko (Severity level of risk) S i = k S i1 Si2 K Sik i ; dimana i = 1, 2, n; k = penilaian orang ke-k O j = Tingkat kemunculan risiko (Occurance level of risk) O j = k O j1 O j2 K O jk j ; dimana j = 1, 2, m; k = penilaian orang ke-k R ij {0,1}; merupakan fungsi binary untuk R ij = 1 bila ada korelasi antara agen risiko j dengan risiko i, dan R ij = 0 jika sebaliknya w ij = bobot korelasi antara agen risiko j dengan risiko i JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 59

8 House Of Risk (HOR) fase penanganan risiko Setelah menyelesaikan tahapan proses pada fase ke-1 house of risk (HOR), maka langkah selanjutnya adalah memasuki fase ke-2 dari HOR Pada fase ke-2 dari HOR ini berupa perancangan strategi mitigasi untuk melakukan penanganan (risk treatment) agen risiko yang telah teridentifikasi dan berada pada level risiko tinggi Output dari HOR fase 1 akan digunakan sebagai input pada fase 2 ini Dari fase pertama HOR, akan didapatkan nilai prioritas risiko dan level risiko dari masing-masing agen risiko yang telah teridentifikasi Agen risiko yang terdapat pada level risiko tinggi akan menjadi input data pada tahap 1 dari HOR fase ke-2 ini Adapun penjelasan singkat mengenai tahapan proses pada fase ke-2 HOR adalah sebagai berikut: Tahap 1 Penentuan agen risiko yang akan dilakukan penanganan berdasarkan hasil ouput level risiko pada fase 1 HOR Tahap 2 Pemetaan kejadian risiko yang mungkin timbul akibat agen-agen risiko tersebut Tahap 3 Perancangan strategi mitigasi untuk level strategik Tahap 4 Perancangan strategi mitigasi untuk level taktik Program House of Risk (HOR) Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh framework yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan kelemahan dalam aspek teknis input data Jika jumlah data risiko yang dimasukkan dan diolah di dalam matriks HOR sangat besar, maka tentunya user akan menemui kendala teknis berupa kesulitan dalam memasukkan data dalam jumlah yang sangat besar tersebut Kesulitan ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam memasukkan data sehingga hasil yang diperoleh dapat menjadi tidak valid (invalid) Sehingga, untuk mengatasi permasalahan ini maka peneliti juga merancang dan membuat suatu program yang dinamakan dengan program House of Risk (HOR) Program HOR ini dibuat dengan menggunakan bantuan software Visual Basic yang terdapat di dalam program Microsoft Excel Keuntungan yang akan didapat dengan menggunakan bantuan program ini antara lain adalah memungkinkan user untuk melakukan input data secara tersistematis dan meminimasi kesalahan dalam input data Dari perhitungan indeks P j dengan menggunakan rumus (1) untuk contoh kasus di PT Petrokimia Gresik maka maka didapatkan hasil seperti yang terlihat pada gambar 41 Sesuai dengan urutan nilai P j terbesar maka dapat dikehatui bahwa 5 besar agen risiko adalah agen risiko A47 (Kedatangan kapal tidak sesuai jadwal), A39 (Ketidaksesuain jadwal pengiriman), A17 (Permintaan barang tidak menyebutkan spec yang jelas), A13 (Permintaan yang mendadak) dan A12 (Keterlambatan pengadaan barang) Dengan pertimbangan bahwa nilai P j yang dimiliki kelima agen risiko ini cukup besar yakni diatas 1000 dan termasuk dalam ranking atas (top rank) prioritas risiko, maka diputuskan bahwa agen risiko yang memerlukan penanganan dengan membuat strategi mitigasi-nya adalah agen risiko A47, A39, A17, A13 dan A12 Namun perlu diperhatikan, meskipun nilai indeks prioritas tidak terlalu besar bukan berarti agen risiko ini tidak mungkin muncul dan tidak menimbulkan JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 60

9 dampak tertentu Sehingga idealnya, jika tidak membicarakan masalah keterbatasan biaya dan waktu maka semua agen risiko yang berpotensi timbul seharusnya memiliki strategi mitigasi masing-masing Strategi mitigasi yang dipilih untuk masing-masing agen risiko didasarkan pada pertimbangan kejadian risiko yang ditimbulkan oleh agen risiko, serta akibat yang terjadi bila kejadian risiko tersebut timbul Penjelasan singkat strategi robust supply chain untuk masing-masing agen risiko dapat dilihat pada tabel pada lampiran tabel Indeks Prioritas Indeks Prioritas Risiko (Pj) dari terbesar ke terkecil A47 A12 A18 A20 A36 A51 A53 A3 A31 A32 A38 A43 A10 A24 A30 Agen Risiko Gambar 3 Pareto Diagram Nilai Indeks Prioritas Risiko KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen rantai pasok dan aksi mitigasi untuk menciptakan rantai pasok yang robust ini antara lain adalah : 1 Dari hasil identifikasi risiko dengan menggunakan bantuan tool matriks house of risk (HOR) untuk fase identifikasi risiko (risk identification) terdapat 50 risiko dan 58 agen risiko yang teridentifikasi pada keseluruhan tahapan proses akitvitas intern supply chain perusahaan dengan Pj menggunakan model SCOR (terbagi ke dalam tahapan plan, source, make, deliver dan return) Dari fase pertama HOR ini diketahui bahwa suatu agen risiko dapat pula menyebabkan berbagai kejadian risiko dengan nilai bobot korelasi tertentu 2 Dengan pengembangan metode FMEA maka didapatkan nilai indeks prioritas risiko yang merupakan hasil perkalian tingkat occurance agen risiko dengan nilai korelasi-nya Dari hasil perhitungan indeks prioritas risiko (risk priority index), maka didapatkan ranking agen risiko yang akan diprioritaskan untuk di-mitigasi Dalam hal ini, agen risiko yang mendapat prioritas untuk dirancang strategi mitigasi-nya adalah agen risiko A47 (kedatangan kapal tidak sesuai dengan jadwal) dengan nilai indeks prioritas 2144, A39 (ketidaksesuaian jadwal pengiriman) dengan nilai indeks prioritas 1554, A17 (permintaan tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas) dengan nilai indeks prioritas 1530, A13 (permintaan yang mendadak) dengan nilai indeks prioritas 1404 dan A12 (keterlambatan pengadaan barang) dengan nilai indeks prioritas Hasil output pada HOR fase pertama (fase identifikasi risiko), merupakan input pada HOR fase kedua (fase penanganan risiko) Dimana pada fase kedua ini merupakan pemetaan strategi mitigasi untuk agen risiko yang diprioritaskan untuk dilakukan mitigasi dengan menggunakan strategi proaktif agar tercipta rantai pasok yang robust 4 Strategi proaktif yang disarankan untuk memitigasi agen risiko di dalam penelitian JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 61

10 ini adalah strategi proaktif supply dan produk serta strategi supply chain coordination, sedangkan strategi level taktis yang digunakan antara lain adalah strategic stock, flexible supply base, flexible transportation dan silent product rollover Idealnya, semua agen risiko yang teridentifikasi di-mitigasi dengan strategi proaktif sehingga rantai pasok yang robust dapat tercipta DAFTAR PUSTAKA Alijoyo, A (2006) Enterprise Risk Management Jakarta: PT Ray Indonesia Anggraini, M (2006) Analisis dan Evaluasi Risiko Supply Chain di Lamp Component Factory PT Philips Lighting Surabaya Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Besterfield, HDale, Carol, H Glen dan Mary (1999) Total Quality Management, 2 nd Edition New Jersey: Prentice Hall International Inc Chan, Lai-Kow dan Wu, Ming-Lu (2004) A systematic approach to quality function deployment with a full illustrative example Omega: The International Journal of Management Science Chopra, S dan Meindl, P (2004) Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operations, 2 nd Edition Upper Saddle River, NY: Prentice-Hall Chopra, S dan Sodhi, SM (2004) Managing Risk to Avoid Supply-Chain Breakdown Sloan Management Review, Vol 46, no1, hal Christopher, M (2003) Creating Resilient Supply Chains: A Practical Guide [online] Diambil dari : < [diakses 9 September 2006] Hart, B (2006) Risk Management AS/NZS 4360:2004 Holmen, E dan Kristensen, PS (1998) Supplier roles in product development: Interaction versus task partitioning European Journal of Purchasing & Supply Management, Vol4, hal Hugos, M (2003) Essentials of Supply Chain Managements New Jersey: John Wiley & Sons Kobillard, L (2001) Integrated Risk Management Framework Treasury Board of Canada Secretariat Lambert, DM, James, RS, dan Lisa ME (1998) Fundamentals of Logistics Management Boston: McGraw-Hill Pujawan, I Nyoman (2005) Supply Chain Management Surabaya: Gunawidya Shahin, A (2003) Integration of FMEA and the Kano Model An Exploratory Examination Emerald: International Journal of Quality and Reliability Management, vol21 no7, hal Shortreed, J, Hicks J, Craig, L (2003) Basic Frameworks for Risk Management The Ontario Ministry of the Environment [online] Diambil dari: < meworkmar2003pdf> [diakses 26 September 2006] Tang, SC (2005) Proactive Product, Supply and Demand Strategies for Constructing Robust Supply Chains [online] Diambil dari: < areas/fac/dotm/supply_chainpdf> [diakses 11 September 2005] Tang, SC (2005) Robust Strategies for Mitigating Supply Chain Disruptions [online] Diambil dari: < uclaedu/x3258xml> [diakses 26 September 2005] Tang, SC (2006) Perspectives in Supply Chain Risk Management: A Review International Journal Production Economics, vol 103, hal JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 62

11 LAMPIRAN Tabel Deskripsi Strategi Mitigasi Strategi level Agen Risiko taktik Strategic stock Kedatangan kapal tidak sesuai dengan jadwal Flexible transportation Silent product rollover Penjelasan Rencana Kedatangan kapal yang tidak sesuai dengan jadwal dapat mengakibatkan terjadinya shortage/overstock barang di gudang Agar dapat merespon permintaan user/pelanggan dengan cepat setelah risiko terjadi, maka dapat dengan meningkatkan ketersediaan barang Strategic stock diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan ketersediaan barang ini sehingga tidak terjadi shortage barang di gudang Gresik maupun gudang penyangga Dengan menggunakan multi-carrier transportation model, maka kiriman barang dapat dipisah untuk beberapa perusahaan forwarder yang berbeda sehingga bila terjadi keterlambatan oleh satu forwarder maka masih dapat di-cover oleh forwarder yang lain Kedatangan kapal tidak sesuai jadwal dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan pengiriman pupuk ke pelanggan akibatnya dapat terjadi shortage di gudang penyangga Untuk mengatasi permasalahan ini maka dapat dengan menerapkan strategi silent product rollover sehingga pelanggan akan lebih memilih pupuk yang tersedia JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 63

12 Agen Risiko Ketidaksesuain jadwal pengiriman Permintaan barang tidak menyebutkan spec yang jelas Permintaan yang mendadak Keterlambatan pengadaan barang Strategi level taktik Strategic stock Flexible transportation Silent product rollover Strategic stock Coordination Strategic stock Flexible supply base Coordination Penjelasan Rencana Lanjutan Tabel 42 Ketidaksesuaian jadwal pengiriman dapat mengakibatkan terjadinya shortage/overstock barang di gudang Agar dapat merespon permintaan user/pelanggan dengan cepat setelah risiko terjadi, maka dapat dengan meningkatkan ketersediaan barang Strategic stock diharapkan dapat me-mitigasi risiko shortage maupun overstock barang Dapat menggunakan metode multi-carrier transportation maupun multiple routes Dengan menggunakan multi model transportation maka dapat mencari alternatif jasa forwarder yang digunakan, sehingga bila salah satu forwarder tidak memenuhi kesepakatan dalam kontrak maka dapat dengan segera switch ke forwarder yang lain Sedangkan dengan multiple routes maka dapat dicari rute alternatif pengiriman sehingga barang dapat terkirim sesuai dengan jadwal Ketidaksesuaian jadwal pengiriman mengakibatkan terjadinya shortage di gudang penyangga Untuk mengatasi permasalahan ini maka dapat dengan menerapkan strategi silent product rollover sehingga pelanggan akan lebih memilih pupuk yang tersedia Permintaan barang yang tidak menyebutkan spesifikasi yang jelas dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pengadaan barang Dampak yang ditimbulkan dari risiko keterlambatan pengadaan barang ini adalah terjadinya shortage barang sehingga strategic stock dapat diterapkan untuk memitigasi risiko ini Agen risiko ini merupakan faktor internal dari user sehingga perlu dilakukan koordinasi dengan user agar melakukan permintaan dengan lebih spesifik atau dengan membuat suatu standar spesifikasi umum Permintaan yang mendadak mengakibatkan terjadinya keterlambatan penerimaan bahan baku Agar dapat memitigasi permintaan yang mendadak yang menimbulkan risiko keterlambatan penerimaan bahan baku maka dapat menggunakan strategic stock Dengan strategi flexible supply base maka dapat memitigasi agen risiko permintaan yang mendadak oleh karena dapat dengan mudah berganti supplier yang mampu memenuhi permintaan yang mendesak Koordinasi dengan user agar permintaan barang sesuai dengan rencana, tidak mendadak dan disesuaikan dengan waktu pengadaan barang Strategic stock Keterlambatan pengadaan barang berakibat pada terjadinya shiortage/overstock barang sehingga dapat menerapkan strategi strategic stock untuk me-mitigasi agen risiko ini JURNAL TEKNOLOGI DAN REKAYASA TEKNIK SIPIL TORSI / MARET 2007 / 64

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK

PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Suatu supply chain dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan yang terdiri atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 ANALISIS STRATEGI MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT. PAL INDONESIA (PERSERO) Ari Fendi 1 dan Evi Yuliawati 2 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT. PAL INDONESIA (PERSERO) ANALISIS STRATEGI MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT. PAL INDONESIA (PERSERO) Ari Fendi 1 dan Evi Yuliawati 2 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK BATIK KRAKATOA DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Maria Ulfah 1), Siti Murni 2), Nindy Chandra Sari 3), Muhamad Ganivan Maryunani Sidek 4), Fitri Anjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan yang meningkat pada masyarakat Indonesia diikuti peningkatan kesadaran akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka permintaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ)

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) (Studi Kasus di PT. XYZ) RISK MANAGEMENT IN THE SUPPLY CHAIN USING THE METHOD OF HOUSE OF RISK (HOR) (CASE STUDY : PT.

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA RANTAI PASOK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) (Studi Kasus di PT Tiara Kurnia, Malang) RISK MANAGEMENT STRATEGY IN THE SUPPLY CHAIN

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ

ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ ANALISIS PENYEBAB RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK PADA DIVISI PENGADAAN PT XYZ Dyah Lintang Trenggonowati Dosen Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon

Lebih terperinci

ANALISA DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA

ANALISA DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA ANALISA DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA Syahidan Hidaya 2508 100 054 Dosen Pembimbing Imam Baihaqi, ST, M.Sc. Ph.D NIP 197007211997021001 Contents 1 2 3 4 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PADA SUPPLY CHAIN BAHAN BAKU KULIT Bayu Rizki Kristanto dan Ni Luh Putu Hariastuti Abstract: Dalam aktivitas supply chain selalu berpotensi untuk

Lebih terperinci

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru

Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan Kapal Baru JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) G52 Studi Implementasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Keterlambatan Material dan Komponen Impor pada Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY PADA PERUSAHAAN JASA PENYEDIA LAYANAN DATA DAN INTERNET (STUDI KASUS : PRODUK SPEEDY PADA PT TELKOM DCS TIMUR) Penyusun Nur Aflakha 2507 100 070 Pembimbing Prof

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.222-226 ISSN 2302-495X Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House of Risk Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010

Lebih terperinci

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ

Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Pengelolaan Risiko Supply Chain dengan Metode House Of Risk di PT. XYZ Flora Tampubolon 1, Achmad Bahaudin 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD

BAB 3 METODE PENELITIAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN ANALISA DATA PEMETAAN PROSES ALIRAN IMPOR CKD BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan model House of Risk (HOR) yang merupakan integrasi dari metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Menurut (Eko, 2005) supply chain pertama kali digunakan oleh beberapa konsultan logistik pada sekitar tahun 1980-an, yang kemudian oleh para akademisi

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN

APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN APLIKASI MODEL HOUSE OF RISK (HOR) UNTUK MITIGASI RISIKO PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN Dewi Kurniasari Purwandono*, I. Nyoman Pujawan** Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY

RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY Maria Ulfah Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email : maria67_ulfah@yahoo.com Abstrak. Dalam

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013 ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO PADA PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA DENGAN PENDEKATAN METODE INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELLING (ISM), ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP), DAN HOUSE OF RISK (HOR) Chendrasari

Lebih terperinci

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk

Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk . Perancangan Strategi Mitigasi Resiko Supply Chain di PT Atlas Copco Nusantara dengan Metoda House of Risk Retno Utari - NRM 9111202 805 Dosen Pembimbing : Imam Baihaqi, PhD PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah

Lebih terperinci

5) BAB V (Kesimpulan dan Saran) Bab ini membahas tentang Kesimpulan dan saran.

5) BAB V (Kesimpulan dan Saran) Bab ini membahas tentang Kesimpulan dan saran. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan situasi yang ada, perlunya dilakukan penelitian mengenai manajemen risiko supply chain pada PetroChina International Companies in Indonesia dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL

ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL ANALISIS STRATEGI MITIGASI RESIKO PADA SUPPLY CHAIN CV SURYA CIP DENGAN HOUSE OF RISK MODEL Yoana Ellen Pertiwi*), Dr. Aries Susanty, S.T., M.T. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PT. INDUSTRI KERETA API (Persero) UNTUK MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN RISIKO DI PT. INDUSTRI KERETA API (Persero) UNTUK MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN RISIKO DI PT. INDUSTRI KERETA API (Persero) UNTUK MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN SUPPLY CHAIN Yuris Permana Yoga Utama*, I Nyoman Pujawan** Jurusan Manajemen Industri Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

RISIKO RANTAI PASOK MINUMAN SARI APEL DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY

RISIKO RANTAI PASOK MINUMAN SARI APEL DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY RISIKO RANTAI PASOK MINUMAN SARI APEL DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRACEABILITY Dwi Iryaning Handayani Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Panca Marga Probolinggo Jalan Yos Sudarso 107 Pabean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT LAPORAN E-BISNIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : PHAZA HENDRA KUMARA (08.11.2243) S1 TI 6F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi

Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Evaluasi Strategi untuk Mengurangi Instabilitas Jadwal dan Dampaknya pada Rantai Pasok dengan Simulasi Dosen Pembimbing: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan M.Eng., Ph.D., CSCP Pranostika Heryanti 2509 100 051

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN DI PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR Dimas Satria Rinaldy, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR)

IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) IDENTIFIKASI RISIKO PEMBUATAN KUE GIPANG SEBAGAI MAKANAN TRADISIONAL KHAS BANTEN DENGAN METODE HOUSE OF RISK (HOR) Nurul Ummi. ST., MT 1, Akbar Gunawan. ST., MT 2, Muhamad Ridwan 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo

Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo Analisis Penerapan Supply Chain Management di Industri Tas Tanggulangin, Sidoarjo Trisna Yulia Junita Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya Surabaya, Indonesia trisna.y@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI SUPPLY PADA PERUSAHAAN JASA PENYEDIA LAYANAN DATA DAN INTERNET (STUDI KASUS : PRODUK SPEEDY PADA PT TELKOM DCS TIMUR) NUR AFLAKHA, SUPARNO Jurusan Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II Tinjauan Pustaka ini berisi tentang konsep aktivitas supply chain, Inventory Raw material, Inventory Cost, dan formulasi Basnet dan Leung. 2.1 Supply Chain Semua perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Association for Information Systems Indonesia chapter (AISINDO) 1 ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA DIVISI KAPAL PERANG PT. PAL INDONESIA DENGAN METODE HOUSE OF RISK Putri Amelia 1, Iwan Vanany 2, Indarso

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENENTUAN LANGKAH PERBAIKAN KINERJA DI BIDANG PROCUREMENT Wahyu Harwina, I Nyoman Pujawan Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : 56703 / Manajemen Rantai Pasok Revisi 1 Satuan Kredit Semester : 3 sks Tgl revisi : 1 Februrari 2014 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang berpotensi mengganggu kualitas produk antara lain gangguan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis 1 Pengelolaan Risiko Menggunakan Metode FMECA (Failure Modes and Effects Criticality Analysis) dan Simulasi Berbasis Proses Bisnis Pada Rantai Pasok Makanan Dhina Yuskartika, Iwan Vanany, dan Dody Hartanto

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB)

ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB) ANALISA RISIKO RANTAI PASOK DAN MITIGASINYA DENGAN METODE FMEA DAN QFD DI PERUSAHAAN DAERAH AIR BERSIH (PDAB) Aris Zamrozi Fahrudin 1 ) dan Iwan Vanany 2) 1) 1) Jurusan Magister Manajemen Industri, Program

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. Nurlela 1 Heri Suprapto 2 IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Nurlela 1 Heri Suprapto 2 1,2 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 1,2

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah bentuk koordinasi yang kompleks dan juga berbagai aktivitas dan kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan muncul

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RISIKO RANTAI PASOK BERBASIS SISTEM TRACEABILITY PADA MINUMAN SARI APEL

IDENTIFIKASI RISIKO RANTAI PASOK BERBASIS SISTEM TRACEABILITY PADA MINUMAN SARI APEL IDENTIFIKASI RISIKO RANTAI PASOK BERBASIS SISTEM TRACEABILITY PADA MINUMAN SARI APEL Dwi Iryaning Handayani Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Panca Marga Probolinggo Jalan Yos Sudarso

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI GUDANG PENYANGGA REGIONAL PT PETROKIMIA GRESIK YANG OPTIMAL UNTUK PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI JAWA TENGAH

PENENTUAN LOKASI GUDANG PENYANGGA REGIONAL PT PETROKIMIA GRESIK YANG OPTIMAL UNTUK PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI JAWA TENGAH PENENTUAN LOKASI GUDANG PENYANGGA REGIONAL PT PETROKIMIA GRESIK YANG OPTIMAL UNTUK PENDISTRIBUSIAN PUPUK DI JAWA TENGAH Evvy Triana Setiyowati, Ahmad Rusdiansyah Program Pascasarjana Magister Manajemen

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI)

ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI) ANALISIS RISIKO DAN MITIGASI RISIKO DENGAN PENDEKATAN METODE HOUSE OF RISK (STUDI KASUS PADA UKM BATIK KUMBANG ALI-ALI) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

Oleh : Dhina Yuskartika NRP Pembimbing : Iwan Vanany ST., MT., Ph.D Co-pembimbing : Dody Hartanto, ST., MT.

Oleh : Dhina Yuskartika NRP Pembimbing : Iwan Vanany ST., MT., Ph.D Co-pembimbing : Dody Hartanto, ST., MT. Pengelolaan Risiko Menggunakan Metode FMECA (Failure Modes and Effects Criticality Analysis) dan Simulasi Berbasis Proses Bisnis pada Rantai Pasok Makanan Oleh : Dhina Yuskartika NRP. 2508100061 Pembimbing

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah para pelaku konstruksi yang bekerja dalam suatu proyek konstruksi gedung yang ada di kota Yogyakarta. Responden terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management Menurut Punjawan (2005) definisi dari supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA

ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA ANALISIS RISIKO DAN AKSI MITIGASI RISIKO PADA AKTIVITAS SUPPLY CHAIN PT COCA COLA AMATIL INDONESIA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Perancangan jaringan supply chain merupakan kegiatan strategis yang perlu dilakukan. Tujuanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang permintaanya berubah secara dinamis

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA!

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA! ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA! ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO SUPPLY CHAIN PADA CV. APAISER DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Supply Chain Management 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5.

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA

ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA ANALISIS RISIKO PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HOR (HOUSE OF RISK) PADA PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat tiga belas kejadian risiko pada produk POTS dan dua puluh

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini prosentase kontribusi ekonomi kreatif Indonesia didalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) nasional telah mencapai 7,1% dan telah berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia DISUSUN OLEH: NISMAH MAULIDA2506100178 PEMBIMBING: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan,

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Prof. Made Pujawan Pendahuluan Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

FM-UII-AA-FKA-05/RO Versi : 1 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2011 PENJABARAN MATA KULIAH (COURSE OUTLINE)

FM-UII-AA-FKA-05/RO Versi : 1 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2011 PENJABARAN MATA KULIAH (COURSE OUTLINE) UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-05/RO Versi : 1 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2011 PENJABARAN MATA KULIAH (COURSE OUTLINE) A. IDENTITAS MATA KULIAH Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam dunia industri modern saat ini adalah sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari pengiriman barang dari

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS) Santoso 1*, David Try Liputra 2, Yoanes Elias 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan strategi pemasaran dan daya saing perusahaan, saat ini banyak perusahan yang hanya berfokus kepada peningkatan produktivitas dan penghasilan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN Rescha Dwi A. Putri 1, *), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Naning A. Wessiani 3)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah. BAB 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab permasalahanpermasalahan penelitian yang dilakukan secara ilmiah. 3.1 Metode Pengumpulan Data Pendekatan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Perancangan kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam upaya memahami

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-05/RO Versi : 1 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 September 2011 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Program Studi Fakultas : Manajemen : Ekonomi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON

DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON DESAIN SISTEM INFORMASI PRODUKSI DI PT INDOSIPA BETON David Sundoro* dan Arif Djunaidy** * PT Indosipa Beton Raya Surabaya-Mojokerto Km 19, Sepanjang, Sidoarjo email : david.sundoro@gmail.com ** Program

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

ANALISIS DAN PERBAIKAN MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK GULA RAFINASI DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Jurnal Teknologi Industri Pertanian 26 (1):87-103 (2016) Maria Ulfah, Mohamad Syamsul ISSN Maarif, 0216-3160 Sukardi, EISSN Sapta 2252-3901 Raharja Terakreditasi DIKTI No 56/DIKTI/Kep/2012 ANALISIS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat, salah satunya adalah sayur-sayuran yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat, salah satunya adalah sayur-sayuran yang cukup banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura (buah dan sayuran) yang beraneka ragam. Iklim tropis menjadi kemudahan dalam menanam

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir. Pendekatan Supply Chain Risk Management pada Aktivitas Supply Chain PG. Pesantren Baru

Sidang Tugas Akhir. Pendekatan Supply Chain Risk Management pada Aktivitas Supply Chain PG. Pesantren Baru Sidang Tugas Akhir Pendekatan Supply Chain Risk Management pada Aktivitas Supply Chain PG. Pesantren Baru Nyka Fahma Utami - 2509100106 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK

IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK IDENTIFIKASI FAKTOR KRITIS PADA RENCANA PEMBANGUNAN UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO LODOYO BLITAR DENGAN PENDEKATAN HOUSE OF RISK Putu Gevani Saraswati 1) dan Nugroho Priyo Negoro 2) 1) Jurusan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT) SEBAGAI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN

PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT) SEBAGAI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN PENGELOLAAN RISIKO RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN RISK MANAGEMENT) SEBAGAI KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN Sherlywati, S.E., M.M. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha sherlywati.limijaya@gmail.com

Lebih terperinci

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center Petunjuk Sitasi: Wati, P. E., Nuha, H., & Murnawan, H. (2017). Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H70-74). Malang: urusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA

ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA 1 ANALISIS DAN MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PADA PT. CRAYFISH SOFTSHELL INDONESIA Syahidan Hidaya dan Imam Baihaqi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

PEMETAAN AKTIVITAS RANTAI PASOK DALAM MEMBANGUN SISTEM TRACEABILITY PADA INDUSTRI SARI APEL

PEMETAAN AKTIVITAS RANTAI PASOK DALAM MEMBANGUN SISTEM TRACEABILITY PADA INDUSTRI SARI APEL PEMETAAN AKTIVITAS RANTAI PASOK DALAM MEMBANGUN SISTEM TRACEABILITY PADA INDUSTRI SARI APEL Dwi Iryaning Handayani 1 dan Iwan Vanany 2 1) Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci