PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ("

Transkripsi

1 PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo ( )

2 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

3 Tantangan yang semakin ketat dan kompleks di hampir semua sektor usaha, Harapan customer atas produk yang lebih baik, Dibutuhkan metode baru dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, Manajemen rantai pasok salah satu solusi terkait penghantaran produk ke end user

4 Manajemen rantai pasok konteks proyek konstruksi kegiatan mengatur seluruh pihak yang terlibat dalam mensuplai sumberdaya dari hulu hingga hilir rantai kegiatan Penerapan konsep yang relatif baru juga berpeluang menghasilkan risiko yang baru Diperlukan pendekatan dalam mengelola risiko melalui manajemen risiko.

5 Adanya kebutuhan yang membahas lebih dalam tentang manajemen rantai pasok proyek konstruksi gedung sebagai langkah melengkapi penelitianpenelitian yang ada

6 1) Bagaimana tingkat risiko para pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 2) Faktor risiko apa saja yang paling dominan terhadap para pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 3) Bagaimana hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam rantai pasok proyek konstruksi gedung.

7 1) Mengetahui tingkat risiko pihak-pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 2) Mendapatkan faktor risiko yang paling dominan terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pola hubungan rantai pasok proyek konstruksi gedung. 3) Mengetahui hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam konteks rantai pasok proyek konstruksi.

8 Dapat memberikan wawasan baru pada bidang manajemen risiko terkait rantai pasok di Indonesia.

9 1) Objek penelitian adalah para pelaku proyek konstruksi gedung yang sedang dalam proses konstruksi di Kota Surabaya. 2) Persepsi risiko hanya diambil dan difokuskan pada para pelaku yang terlibat dalam proses konstruksi gedung yaitu; kontraktor, subkontraktor, dan supplier. 3) Persepsi risiko pihak subkontraktor dan supplier yang ditinjau bukan merupakan subkontraktor maupun supplier yang ternominasi oleh owner.

10 4) Kategori-kategori jaringan dalam rantai pasok yang ditinjau pada penelitian ini yaitu kategori jaringan fisik, jaringan finansial, jaringan informasi, jaringan relasional, dan jaringan inovasi. 5) Bentuk kontrak yang ditinjau dalam penelitian adalah bentuk konvensional yaitu, penyedia jasa utama dalam melaksanakan pekerjaan dapat dibantu oleh sub penyedia jasa melalui ikatan kontrak kerjasama. Sedangkan supplier merupakan organisasi yang terikat kontrak kerjasama dengan penyedia jasa utama atau sub penyedia jasa.

11 2. Tinjauan Pustaka

12 Suatu metode terintegrasi diantara pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menghasilkan produk atau jasa dimulai pada proses mendapatkan bahan baku dari supplier menuju ke proses produksi dan berakhir pada proses penghantaran kepada pengguna akhir yang berlandaskan pada semangat kolaborasi demi mewujudkan tujuan bersama yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

13

14 - The Project Management Institute 2004; - Australian/New Zealand Standard 4360; - The Association of Project Management Sebagai suatu sistem pendekatan pengambilan keputusan untuk mengurangi dampak & probabilitas keadaan yang tidak diharapkan serta meningkatkan dampak & probabilitas keadaan yang diharapkan terhadap pencapaian sasaran proyek.

15 Planning Identification Qualitative Analysis Quantitative analysis Response Planning Monitoring & Control Define Project Focus PRAM Identification Assessment Planning Management Establish Context Risk Identification Risk Analysis Risk Evaluation Risk Treatment Monitoring & Review

16 Beberapa kategori jaringan yang dikelola dalam manajemen rantai pasok (Cavinato, et.al, 2006) yaitu: Jaringan Fisik Jaringan Finansial Jaringan informasi Jaringan Relational Jaringan Inovasi

17 3. Metodologi Penelitian

18

19 Populasi penelitian: Pelaku proyek konstruksi bangunan gedung yang sedang dalam proses konstruksi di Kota Surabaya Sampel penelitian: Kontraktor, subkontraktor dan supplier Responden: para pengambil keputusan baik sebagai pimpinan proyek atau pimpinan perusahaan dalam organisasi kontraktor, subkontraktor dan supplier dari proyek bersangkutan (lampiran A)

20 Didasarkan pada tujuan dari manajemen rantai pasok yaitu berupaya dalam peningkatan kinerja proyek melalui kerjasama strategis, terintegrasi dan berjangka panjang diantara pihak-pihak yang terlibat pada proyek tersebut, sehingga dapat meningkatkan daya layan kepada pengguna akhir (end user).

21 Kuesioner: - Tujuan: mendapatkan persepsi risiko responden - Lampiran B Wawacara: - Tujuan: mendapatkan data subkontraktor dan supplier pada proyek bersangkutan

22 Pernyataan Frekuensi Terjadinya Risiko Nilai Keterangan Selalu terjadi 5 Sering terjadi 4 Kadang kadang terjadi 3 Hampir tidak pernah terjadi Tidak pernah terjadi 1 2 Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko > 50 % Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko % Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko % Jika frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko < 10 % Apabila frekuensi kemungkinan munculnya kejadian risiko tidak ada

23 Pernyataan Frekuensi Terjadinya Risiko Nilai Keterangan Sangat besar 5 Besar 4 Sedang 3 Kecil 2 Sangat kecil 1 Apabila risiko ketidaktepatan > 50 % terhadap hasil (delivery) Apabila risiko ketidaktepatan % terhadap hasil (delivery) Apabila risiko ketidaktepatan % terhadap hasil (delivery) Apabila risiko ketidaktepatan % terhadap hasil (delivery) Apabila risiko ketidaktepatan < 10 % terhadap hasil (delivery)

24 Analisis Probabilitas & Dampak Tujuan: mengetahui besar/kecil nilai risiko variabel melalui matriks probabilitas-dampak Rumus: R = P x I Cara : 1) Menghitung mean probabilitas dan mean dampak setiap responden 2) Menghitung nilai risiko (R) 3) Pemetaan pada diagram Probability-Impact

25 No Peneliti Penelitian Ke, et.al. (2009) Wagner and Bode (2005) Bing, et.al. (1999) Shen (1997) Risk in China s PPP Projects Risk Management in Supply Chain Risk Management in International Joint Venture Metode Analisis Metode Pengukuran Mean Skala 1-5 Mean Skala 1-5 Mean Skala 1-5 Risk Management Mean Skala 1-8

26 Analisis Faktor Tujuan: mengetahui besar/kecil nilai risiko variabel melalui matriks probabilitas-dampak Rumus: R = P x I Cara : 1) Menghimpun data faktor 2) Menggunakan nilai R sebagai data analisis 3) Melakukan pengelompokkan ke dalam beberapa faktor dominan berdasarkan output hasil analisis software 4) Menentukan nama faktor baru sesuai variabel penyusun

27 4. Hasil Analisis & Pembahasan

28 1. Variabel Kontraktor terhadap Subkontraktor No. Kategori Kode Uraian 1 A1 Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak 2 A2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar Jaringan fisik 3 A3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan 4 A4 Perubahan desain atau terjadi pekerjaan tambah-kurang pada saat proses konstruksi berlangsung 5 Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja B1 Jaringan sama 6 keuangan Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem B2 pembayaran 7 C1 Manipulasi informasi oleh subkontraktor Jaringan Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang 8 informasi C2 dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi 9 D1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa 10 Jaringan Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya D2 relasional peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor 11 D3 Koordinasi yang lemah dengan subkontraktor Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode 12 E1 konstruksi yang baru Jaringan inovasi Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya 13 E2 metode konstruksi yang baru

29 2. Variabel Kontraktor terhadap Supplier No. Kategori Kode Uraian 1 F1 Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengan kontrak 2 Jaringan fisik F2 Ketidakstabilan supply material oleh supplier 3 F3 4 G1 Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material 5 Jaringan keuangan G2 Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang 6 G3 Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa 7 Jaringan informasi H1 Manipulasi informasi oleh supplier 8 I1 9 Jaringan relasional I2 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan supplier 10 I3 Kesulitan mencari supplier pengganti 11 Jaringan inovasi J1 Pembengkakan biaya material dengan adanya metode konstruksi yang baru 12 J2 Munculnya penolakan dari owner

30 3. Variabel Subkontraktor terhadap Kontraktor No. Kategori Kode Uraian 1 K1 Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak 2 K2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar 3 K3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan 4 Jaringan K4 Kekurangan tenaga kerja yang dimiliki subkontraktor 5 fisik Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam pekerja, K5 material dan peralatan 6 K6 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan 7 K7 Birokrasi perizinan yang berbelit 8 Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor L1 Jaringan karena keuangan kontraktor yang bermasalah 9 keuangan L2 Harga kurang kompetitif 10 L3 Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa 11 M1 Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan informasi 12 Jaringan M2 Minimnya kepercayaan subkontraktor terhadap Kontraktor 13 informasi Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam M3 mengelola pertukaran informasi 14 N1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas 15 Jaringan N2 pelanggaran yang telah dilakukan relasional 16 N3 Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang

31 4. Variabel Subkontraktor terhadap Supplier No. Kategori Kode Uraian 1 P1 Cacat pada material 2 P2 Keterlambatan supplai material 3 Jaringan fisik Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses P3 konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material 4 P4 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier 5 Jaringan Q1 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran 6 keuangan Q2 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa 7 Jaringan R1 8 informasi R2 9 S1 Ketidakjelasan supplier dalam memberikan informasi Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama 10 Jaringan S2 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa 11 relasional S3 Supplier sering saling melempar tanggung jawab 12 S4 Koordinasi yang lemah dengan supplier 13 S5 Kesulitan mencari supplier pengganti 14 Jaringan inovasi T1 Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi

32 5. Variabel Supplier terhadap Kontraktor No. Kategori Kode Uraian 1 U1 Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang jelas/sulit dilalui 2 Jaringan U2 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit 3 fisik U3 Pembatasan impor material dan peralatan 4 U4 Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material ke lokasi Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena 5 Jaringan V1 keuangan kontraktor yang bermasalah keuangan 6 V2 Harga kurang kompetitif 7 W1 Ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi 8 Jaringan W2 Minimnya kepercayaan supplier terhadap kontraktor 9 informasi Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan W3 pada proses pertukaran informasi 10 Hubungan psikologis supplier yang terganggu dengan adanya konsekuensi X1 Jaringan atas pelanggaran yang telah dilakukan 11 relasional X2 Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang 12 X3 Kontraktor sering melempar tanggung jawab 13 Y1 Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru Jaringan 14 inovasi Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang Y2 telah ditetapkan terkait adanya inovasi

33 6. Variabel Supplier terhadap Subkontraktor No. Kategori Kode Uraian 1 Z1 Tidak tersedianya bahan baku Jaringan 2 Z2 Pembatasan impor material dan peralatan fisik 3 Z3 Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena 4 AA1 keuangan subkontraktor yang bermasalah Jaringan 5 AA2 Harga kurang kompetitif keuangan 6 AA3 Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar 7 AA4 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa 8 Jaringan informasi AB1 Minimnya kepercayaan supplier terhadap subkont`raktor 9 AB2 Manipulasi informasi oleh subkontraktor Jaringan Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan 10 informasi AB3 dalam mengelola pertukaran informasi 11 AC1 Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama 12 Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas AC2 Jaringan pelanggaran yang telah dilakukan 13 relasional Kurangnya kesadaran subkontraktor dalam membina hubungan jangka AC3 panjang 14 AC4 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab 15 Jaringan inovasi AD1 Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru

34

35 1. Hasil Penilaian Risiko kon-sub VH 5 H 4 Probabilitas ME 3 A3,A4 L 2 A1,B1,C1, C2,D2,E1 A2,B2, D1,D3,E2 VL VL L ME H VH Dampak negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

36 2. Hasil Penilaian Risiko kon-supp VH 5 H 4 Probabilitas ME 3 I2 F2,G3 L 2 F3,G1,H1, I3,J1,J2 F1,G2,I1 VL VL L ME H VH Dampak Negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

37 3. Hasil Penilaian Risiko sub-kon VH 5 H 4 K1,K6, L1,O1 Probabilitas ME 3 K3,K5,K7, L3,M2,M3, N1,N2,N3 K2,K4, L2,M1,N4 L 2 VL VL L ME H VH Dampak Negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

38 4. Hasil Penilaian Risiko sub-supp VH 5 H 4 T1 Probabilitas ME 3 P3,Q1,R1, R2,S1,S2, S4,S5 P1,P2, P4,S3 L 2 Q2 VL VL L ME H VH Dampak Negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

39 5. Hasil Penilaian Risiko Supp-Kon VH 5 Probabilitas H 4 ME 3 U3 V1,V2, W3,X3 U1,U4,X2, W1,W2,Y2 Y1 L 2 U2,X1 VL VL L ME H VH Dampak Negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

40 6. Hasil Penilaian Risiko Supp-Sub VH 5 H 4 AA1 Probabilitas ME 3 L 2 AC2 Z1,AA2,AA3, AB3,AD1 Z2,Z3,AA4, AB2,AC1,AC3 AB1, AC4 VL VL L ME H VH Dampak Negatif 1. Sangat Rendah 3. Sedang 5. Sangat tinggi 2. Rendah 4. Tinggi

41

42 1. Analisis Faktor Persepsi Risiko Kontraktor terhadap Subkontraktor Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I Risiko dominan II Risiko dominan III Risiko dominan IV Risiko dominan V D2 Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya peringatan sanksi hukuman kepada subkontraktor C1 Manipulasi informasi oleh subkontraktor D1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa E1 Pembengkakan biaya konstruksi dengan adanya metode konstruksi yang baru B1 Kesalahan harga dengan yang tertera pada kontrak kerja sama E2 Ketidakpastian kualitas hasil pekerjaan dengan adanya metode konstruksi yang baru A4 Perubahan desain atau terjadi pekerjaan tambah-kurang pada saat proses konstruksi berlangsung A2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar A3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan B2 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran C2 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi D3 Koordinasi yang lemah dengan subkontraktor A1 Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak 0.609

43 2. Analisis Faktor Persepsi Risiko Kontraktor terhadap Supplier Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I Risiko dominan II Risiko dominan III Risiko dominan IV Risiko dominan V G1 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material I3 Kesulitan mencari supplier pengganti H1 Manipulasi informasi oleh supplier G3 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa J1 Pembengkakan biaya konstruksi J2 Munculnya penolakan dari owner F3 Risiko keterlambatan yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti G2 Risiko akibat fluktuasi (perubahan naik-turun) kurs mata uang F1 I2 Spesifikasi dan mutu material yang terkirim tidak sesuai dengan kontrak Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan supplier I1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa F2 Ketidakstabilan supply material oleh supplier 0.866

44 3. Analisis Faktor Persepsi Risiko Subkontraktor terhadap Kontraktor Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I Risiko dominan II Risiko dominan III L1 Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor karena keuangan kontraktor yang bermasalah N4 Kontraktor sering melempar tanggung jawab K2 Kualitas hasil produk konstruksi di bawah standar K6 Menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan L2 Harga kurang kompetitif K1 Spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak K3 Keterlambatan penyelesaian pekerjaan M1 Ketidakjelasan pihak kontraktor dalam memberikan informasi K5 Permasalahan keamanan di lingkungan proyek yang mengancam pekerja, material dan peralatan N1 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa K7 Birokrasi perizinan yang berbelit L3 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa N3 Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang M2 Minimnya kepercayaan subkontraktor terhadap kontraktor M3 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi 0.765

45 4. Analisis Faktor Persepsi Risiko Subkontraktor terhadap Supplier Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I Risiko dominan II P4 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier P1 Cacat pada material S1 Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama 0.71 R1 Ketidakjelasan supplier dalam memberikan informasi S4 Koordinasi yang lemah dengan supplier S3 Supplier sering saling melempar tanggung jawab Q1 Terjadi kesalahan kebijaksanaan harga terkait sistem pembayaran R2 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi 0.77 S2 Keterlambatan pemecahan masalah sengketa T1 Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi Q2 Terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa P2 Keterlambatan supplai material P3 Kesalahan desain oleh konsultan perencana selama proses konstruksi berlangsung sehingga mengganggu suplai material Risiko dominan S5 Kesulitan mencari supplier pengganti 0.835

46 5. Analisis Faktor Persepsi Risiko Supplier terhadap Kontraktor Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I Risiko dominan I Risiko dominan II Risiko dominan III Risiko dominan IV V1 Pembayaran yang terlambat/bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah V2 Harga yang kurang kompetitif X3 Kontraktor sering melempar tanggung jawab W3 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan pada proses pertukaran informasi Y1 Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru U4 Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material ke lokasi W2 Minimnya kepercayaan supplier terhadap kontraktor U1 Kegagalan pengiriman material karena lokasi proyek yang kurang jelas/sulit dilalui U2 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit Y2 Spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi X2 Kurangnya kesadaran kontraktor dalam membina hubungan jangka panjang U3 Pembatasan impor material dan peralatan X1 Hubungan psikologis supplier yang terganggu dengan adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan 0.832

47 6. Analisis Faktor Persepsi Risiko Supplier terhadap Subkontraktor Faktor Kode Uraian Nilai Risiko dominan I AB1 Minimnya kepercayaan supplier terhadap subkontraktor AC3 Kurangnya kesadaran subkontraktor dalam membina hubungan jangka panjang AA2 Harga kurang kompetitif AA1 Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan subkontraktor yang bermasalah Risiko dominan I Risiko dominan II Risiko dominan II Risiko dominan III AC2 Hubungan psikologis yang terganggu terkait adanya konsekuensi atas pelanggaran yang telah dilakukan AC4 Subkontraktor sering melempar tanggung jawab Z1 Tidak tersedianya bahan baku AD1 Tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yang baru AB3 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan dalam mengelola pertukaran informasi AB2 Manipulasi informasi oleh subkontraktor AC1 Ketidakjelasan klausul-klausul dalam kontrak kerjasama AA3 Risiko akibat kenaikan harga bahan bakar Z2 Pembatasan impor material dan peralatan Z3 Birokrasi perizinan pengadaan material khusus yang berbelit 0.811

48 5. Kesimpulan

49 Kesimpulan I Berdasarkan hasil analisis risiko yang telah dilakukan didapatkan persepsi risiko terbesar yang terjadi antara: 1. Kontraktor terhadap subkontraktor yaitu, - keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan - perubahan desain atau terjadi pekerjaan tambahkurang pada saat proses konstruksi berlangsung, 2. Kontraktor terhadap supplier yaitu, - ketidakstabilan supply material oleh supplier; - terjadi peningkatan tarif pajak barang dan jasa

50 Kesimpulan I 3. Subkontraktor terhadap kontraktor yaitu, - spesifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak; - menurunnya produktifitas pekerja atau peralatan; - pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya subkontraktor oleh kontraktor; - pembengkakan biaya dengan adanya metode konstruksi yang baru 4. Subkontraktor terhadap supplier yaitu, - spesifikasi dan mutu material yang tidak tercapai dengan persyaratan yang telah ditetapkan terkait adanya inovasi,

51 Kesimpulan I 5. Supplier terhadap kontraktor yaitu, - tidak tersedianya material dengan adanya metode konstruksi yg baru, 6. Supplier terhadap subkontraktor yaitu, - pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan subkontraktor yang bermasalah.

52 Kesimpulan II Berdasarkan hasil analisis faktor yang telah dilakukan didapatkan faktor-faktor dominan yang terjadi antara: 1. Kontraktor terhadap subkontraktor didominasi oleh faktor sanksi, kejujuran dan kemampuan. 2. Kontraktor terhadap supplier: faktor biaya, alternatif supplier dan kejujuran 3. Subkontraktor terhadap kontraktor: faktor keuangan dan tanggung jawab.

53 Kesimpulan II 4. Subkontraktor terhadap supplier: faktor kemampuan dan hukum. 5. Supplier terhadap kontraktor: faktor finansial, kemampuan dan tanggung jawab. 6. Supplier terhadap subkontraktor: faktor kedekatan, kemampuan dan tanggung jawab.

54 Kesimpulan III Berdasarkan hasil analisis analisis yang telah dilakukan didapatkan hubungan antara tingkat risiko dengan faktor risiko dalam rantai pasok proyek konstruksi pada masingmasing hubungan kerjasama yaitu : 1. Kontraktor terhadap subkontraktor variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kemampuan. 2. Kontraktor terhadap supplier: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor biaya dan penolakan serta kelompok faktor kemampuan

55 Kesimpulan III 3. Subkontraktor terhadap kontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor keuangan dan tanggung jawab serta kelompok faktor sumberdaya. 4. Subkontraktor terhadap supplier: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kemampuan dan hukum, serta kelompok faktor kemampuan, tanggung jawab dan finansial.

56 Kesimpulan III 5. Supplier terhadap kontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor finansial, kemampuan dan tanggung jawab. 6. Supplier terhadap subkontraktor: variabel-variabel dengan kategori risiko tinggi termasuk dalam kelompok faktor kedekatan hubungan, kemampuan dan tanggung jawab.

57 LAMPIRAN

58 Thank You for Your Attention

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA

MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA MANAJEMEN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Hendro Sutowijoyo, I Putu Artama W 2, dan Sri Pingit W 3 Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Analisis Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Cahyono Bintang Nurcahyo, I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Hotel Batiqa Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Hotel Batiqa Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6,. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-44 Analisis Risiko Rantai Pasok Beton Ready Mix pada Proyek Hotel Batiqa Surabaya Arvin Irshad Prabowo dan Cahyono Bintang Nurcahyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan yang dihadapi oleh dunia usaha saat ini semakin kompleks, termasuk pula pada sektor jasa konstruksi. Persaingan global antar perusahaan penyedia jasa konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi saat ini memiliki tantangan dan persaingan yang semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang saling bersaing dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang harus dicapai dengan beberapa spesifikasi tertentu, memiliki awal dan akhir, dengan keterbatasan sumber

Lebih terperinci

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi

POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA. Manajemen Bisnis Konstruksi POLA-POLA PENGEMBANGAN SISTIM RANTAI PASOK PERUSAHAAN DALAM MEMBANGUN DAYA SAING USAHA JASA KONSTRUKSI DI INDONESIA Manajemen Bisnis Konstruksi ISI PRESENTASI Pendahuluan Tinjauan Pustaka Pola rantai pasok

Lebih terperinci

Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember. Sutoyo Soepiadhy NRP

Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember. Sutoyo Soepiadhy NRP Pengaruh Rantai Pasok terhadap Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember Latar Belakang Peran industri jasa konstruksi Jaminan hasil pekerjaan dari kontraktor Kinerja kontraktor Keterlibatan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. proyek ini adalah metode kontrak umum (generally contract method), dengan BAB IV Bab IV Analisis dan Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Proyek studi kasus adalah proyek konstruksi bangunan gudang yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan beras. Proyek gudang ini memiliki kapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rantai pasok merupakan suatu konsep yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Industri konstruksi mengadopsi konsep ini untuk mencapai efisiensi mutu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengembangan Perumahan Pengembangan perumahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengembang secara mandiri maupun bersama dengan pihak lain untuk mencapai tujuan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manokwari adalah Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sebagai Provinsi baru tentu saja perubahan yang terjadi sangat drastis. Pembangunan di sektor perkantoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian studi Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Cost Overrun Pada Proyek Konstruksi di Yogyakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI STUDI PENERAPAN MANAJEMEN RANTAI PASOK PENGADAAN MATERIAL PROYEK KONSTRUKSI Steven 1, Richard Ch Ali 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK : Pengadaan material dalam sebuah proyek konstruksi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat, salah satunya adalah sayur-sayuran yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat, salah satunya adalah sayur-sayuran yang cukup banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura (buah dan sayuran) yang beraneka ragam. Iklim tropis menjadi kemudahan dalam menanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana pembangunan, terutama pembangunan gedung sangatlah pesat. Maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982). 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi resiko: 1. Kejadian yang sering terjadi pada event tertentu atau faktor yang terjad selama proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). 2. Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah bentuk koordinasi yang kompleks dan juga berbagai aktivitas dan kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan muncul

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK KAPAL. Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) MATERIAL UNTUK MEMINIMALKAN RISIKO PADA GALANGAN KAPAL Budiawan Program Magister Bidang Keahlian Teknik Produksi dan Material Kelautan, ITS Surabaya Mei 2010

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran VI. Bab VI Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Berdasarkan proses pengukuran dan kajian terhadap kinerja supply chain dari empat proyek konstruksi bangunan sebagai studi kasus yang telah dilakukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam

BAB I PENDAHULUAN. darurat (contingency planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan strategi pemasaran dan daya saing perusahaan, saat ini banyak perusahan yang hanya berfokus kepada peningkatan produktivitas dan penghasilan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material. 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Identifikasi manajemen risiko pada industri konstruksi yang telah dilakukan pada bab analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan di seluruh dunia terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya agar lebih efisien dan efektif dengan menerapkan teknologi

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rantai pasok merupakan suatu konsep yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Industri konstruksi mengadopsi konsep ini untuk mencapai efisiensi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN

IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL BAB II TINJAUAN PUTAKA. RIIKO DALAM PROYEK KONTRUKI MERUPAKAN PROBABILITA KEJADIAN YANG MUNCUL 5 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN KUISIONER PENILAIAN KEJADIAN RISIKO (RISK EVENT) DATA RESPONDEN Nama : Umur : Jenis Kelamin : Bagian : PETUNJUK PENILAIAN Melalui kuesioner akan diketahui kemungkinan dampak yang akan terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain : 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Supply Chain Management Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain : 1. Levi, et.al (2000) mendefinisikan Supply Chain Management (Manajemen Rantai

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. PENDAHULUAN Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran dasar manajemen risiko yaitu dengan melakukan identifikasi risiko hingga analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO TERHADAP WAKTU PENYELESAIAN PROYEK PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERUMAHAN DI SURABAYA Julius Arie H. dan I Putu Artama W. Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan ketat dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam hal memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan dapat meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) merupakan salah satu faktor kunci strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan tujuan organisasi yang

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA

ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS (Pembengkakan Biaya ) PADA PROYEK- PROYEK PT.MECO INOXPRIMA Imam Kholiq Universitas Wijaya Putra kholiqimam@gmail.com ABSTRAK Proyek pembuatan Plan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi mempunyai peran yang penting dan strategis, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN...

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini prosentase kontribusi ekonomi kreatif Indonesia didalam peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto) nasional telah mencapai 7,1% dan telah berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan

Lebih terperinci

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus

5.1. Analisa Pengukuran Kinerja Supply Chain Pada Proyek Studi Kasus BAB V PENERAPAN INDIKATOR KINERJA SUPPLY CHAIN PADA PROYEK STUDI KASUS Pada bab 4 telah coba dikembangkan 10 (sepuluh) indikator penilaian kinerja supply chain yang didasarkan atas telaah terhadap studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pembangunan Grand Ballroom Royal Ambarrukmo dan cara yang digunakan untuk mengurangi keterlambatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

MANAJEMEN RISIKO PROYEK MANAJEMEN RISIKO PROYEK 1. D E F I N I S I R I S I K O 2. D E F I N I S I M A N A J E M E N R I S I K O 3. T O L E R A N S I T E R H A D A P R I S I K O 4. P R O S E S M A N A J E M E N R I S I K O 1 DEFINISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Proyek Pembangunan Gedung Kuningan City dibangun pada lahan seluas 27.247 m2 yang terdiri dari apartement 50 lantai dengan luas 43.858,55 m2, office 41 lantai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dalam hal ini pemilik proyek (owner). Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan perdagangan bebas yang cukup ketat atas keunggulan kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan, informasi yang cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dalam pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Supply chain mempunyai peranan penting dalam aktivitas perusahaan mulai dari kegiatan pemasokan bahan baku sampai dengan melakukan pengiriman hasil produksi kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN III.1. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian Metoda penelitian tentang analisis supply system pada proyek konstruksi untuk menuju lean construction ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Skema bagan alir dalam tahapan penelitian kajian tentang manajemen kualitas dengan kegagalan kosntruksi dapat dilihat pada gambar skema di bawah ini :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci