ISSN No Media Bina Ilmiah 43

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN No Media Bina Ilmiah 43"

Transkripsi

1 ISSN No Media Bina Ilmiah 43 PROSEDUR PERMINTAAN BAHAN KITCHEN KE STOREROOM UNTUK PENGENDALIAN STANDARD FOOD COST HOTEL THE OBEROI LOMBOK INDONESIA oleh: I Wayan Nuada Dosen STIE 45 Mataram Abstrak : Pengendalian standard food cost tidak bisa ditawar-tawar mengingat food cost merupakan dasar penentuan harga jual makanan yang menentukan kemampuan hotel mempertahankan pelanggan, dan memperoleh keuntungan yang layak. Food cost merupakan sejumlah uang yang menggambarkan pemakaian keseluruhan bahan makanan. Bahan makanan di hotel umumnya disimpan di storeroom, sehingga untuk pengendaliannya perlu adanya prosedur permintaan bahan. Prosedur permintaan bahan kitchen ke storeroom Hotel The Oberoi Lombok adalah mengecek bahan yang habis dan persediaan yang masih ada, mendata kebutuhan, mengisi Storeroom Requisition (SR), minta otorisasi Chef, menyerahkan (SR) tersebut ke storeman sehari sebelumnya, bahan yang diterima dari storeman akan di cek ulang oleh yang meng-order. Secara normatif prosedure tersebut sesuai dengan prinsif pengendalian. Peningkatan food cost percentage karena; over cooking, over portion, cancelation food, complementary, spoil karena kurang diindahkannya prinsip fifo (first in first out). Kata Kunci: Prosedur, permintaan, kitchen, storeroom, pengendalian, standard food cost. PENDAHULUAN Hotel sebagai industri jasa memiliki ciri khas yaitu produk yang ditawarkan tidak tahan lama dengan tingkat perputaran penjualan yang demikian tinggi. Produk yang dimaksud adalah makanan dan minuman dari restaurant, coffe shop, room service, bar, discotheque, pub, night club, banquette, serta service lainnya. Berdasarkan data industri komposisi sumber penghasilan hotel adalah penjualan kamar hotel 45%, penjualan food and beverage 34%, laundry 7%, dan operasi telpon 5%. Hal ini hampir senada dengan hasil penelitian Harry G. Clement bahwa pemencaran pengeluaran wisatawan digunakan untuk hal-hal sebagai berikut : accomodation 24,5%, foods & beverage 38,8%, Phurchases 26,3%, Local Transportation 4,5%, Others 5,0% (Yoeti, 1978 : 13). Hal senada juga dikemukakan oleh Wiyasha seperti tampak pada tabel berikut: Tabel 1 : Struktur Pendapatan Hotel Sumber-sumber Pendapatan Proporsi (%) Kamar 59,9 Makanan 24,3 Minuman 9,0 Lain-lain 6,8 Jumlah 100 Sumber: Wiyasha (2007:10) Dari tabel di atas tampak bahwa penjualan makanan merupakan sumber pendapatan hotel terbesar ke-dua setelah kamar. Fasilitas makanan dan minuman sangatlah penting peranannya untuk mrenunjang pelayananan kepada para wisatawan, karenanya perlu dikelola dengan professional. Restoran dan bar merupakan komponen pariwisata yang bersifat fisik, yang berfungsi sebagai salah salah satu fasiltas pariwisata yang sangat menunjang pelayanan jasa. Hasil penelitian Spark dkk dalam Suastini (2012 : 189) di daerah wisata Sidney, Melbourne, dan Brisbane, Australia menemukan bahwa restoran memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menentukan tempat tujuan berlibur wisatawan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa 20% dari wisatawan yang diteliti yang baru pertama kali mengunjungi kawasan wisata setuju bahwa resotan memainkan peranan yang sangat penting dalam pemilihan daerah tujuan wisata. Sedangkan 46 % dari wisatawan yang telah memperoleh pengalaman positif di restoran di daerah tujuan wisata tersebut setuju untuk kembali berkunjung pada kesempatan berikutnya yang disebabkan oleh alasan agar dapat kembali menikmati pelayanan di restoran yang sama. Penjualan makanan nominalnya kecil namun frekuensinya tinggi sehingga mampu menduduki posisi ke-dua setelah kamar dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan hotel. Frekuensi penjualan yang tinggi tentu sangat membutuhkan pengendalian biaya untuk mempertahankan standard food cost. Bagian pengendalian biaya pada industri

2 44 Media Bina Ilmiah ISSN No jasa perhotelan lebih dikenal dengan istilah cost controller. Tugas pokok bagian ini adalah untuk mencatat transaksi biaya berdasarkan formulir permintaan bahan/barang yang biasanya disebut storeroom requisition. Kemudian menghitungnya serta menyusun laporan untuk pengendalian harga pokok baku (standard cost percentage) dari makanan dan minuman yang terjual. Keberadaan bagian ini sangat diperlukan oleh sebuah hotel. Manajemen atau pemilik hotel kecil, sedang maupun hotel besar memanfaatkan bagian ini untuk memprediksi ke depan tentang kelangsungan hidup (survival) hotelnya. Begitu vitalnya bagian ini sehingga manajemen atau pemilik hotel mengibaratkannya sebagai sebuah thermometer. Dari laporan bagian pengendalian biaya manajemen atau pemilik hotel bisa mengetahui keadaan hotel miliknya. Bila standard cost percentage berdasarkan laporan bagian pengendalian biaya menunjukkan angka tinggi/di atas standard dalam kurun waktu yang telah ditentukan berarti hotel miliknya dalam keadaan tidak sehat (Suarsana, 2007: 1-6). Food cost merupakan sejumlah uang yang menggambarkan pemakaian keseluruhan bahan makanan (ingridient) yang meliputi makanan yang dijual kepada tamu, kepada karyawan, maupun yang dikomsumsi karyawan setiap harinya. Harga pokok makanan ( food cost) adalah sejumlah uang yang menggambarkan pemakaian bahan makanan yang dijual kepada tamu. Dalam komposisi penentuan harga jual ( selling price ) produk makanan suatu hotel food cost menduduki posisi paling atas atau komposisi terbesar seperti tergambar pada tabel berikut: Tabel 2 : Komposisi Harga Jual Makanan (Food) Komponen Biaya dan Profit Komposisi (%) Material/Food Cost 30% - 35 % Labour Cost 15% - 20% Overhead Cost 20% - 30 % Profit 10% - 15% Selling Price 100% Sumber: Suarsana(2007:43) Harga Pokok yang dikatakan standar (standard cost percentage) untuk makanan (food) dianggap normal oleh sebagian besar hotel berbintang di Indonesia seperti tergambar pada tabel 1.2 di atas yaitu antara 30% - 35 %. Tetapi pada kenyataannya manajemen atau pemilik hotel di Indonesia sering menetapkan prosentase stnadar baku untuk makanan pada angka baku 35 persen. Hal ini karena beberapa alasan yang terkait dengan kualitas bahan makanan yang tersedia di Indonesia. Bahan makanan di hotel pada umumnya disimpan di gudang. Volume 7, No. 1, Januari 2013 Pengendalian harga pokok baku makanan merupakan suatu yang tidak bisa ditawar-tawar mengingat frekuensi penjualannya relatif tinggi disamping sebagai sumber pendapatan hotel terbesar kedua setelah kamar. Harga pokok makanan harus dikendalikan agar mencapai sasaran yaitu harga pokok makanan yang standar dan kualitas makanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh manajemen. Seperti telah diuraikan di atas bahwa food cost merupakan sejumlah uang yang menggambarkan pemakaian keseluruhan bahan makanan (ingridient). Bahan makanan di hotel secara umum disimpan di gudang. Gudang (store) merupakan suatu tempat yang disiapkan khusus untuk menyimpan barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Karena store merupakan tempat penyimpanan barang persediaan, setiap outlet / departement yang memerlukan seuatu barang, maka outlet tersebut tidak harus mengadakan sendiri kebutuhan barangnya. Biasanya setiap outlet yang membutuhkan barang, akan menghubungi store departement untuk meminta barang-barang yang diperlukan. Untuk menjaga agar food cost standar, maka seyogianya pihak hotel melakukan pengendalian intern terhadap permintaan bahan makanan. Dengan pengendalian intern yang baik, pihak hotel diharapkan mampu memberikan jaminan bahwa seluruh kegiatan operasionalnya berjalan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapakn. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap segala kecurangan yang kemungkinan merugikan hotel itu sendiri. Mencermati uraian di atas untuk pengendalian standard food cost perlu adanya prosedur permintaan bahan kitchen ke store untuk menjamin bahwa bahan makanan digunakan secara bijak dan bertanggung jawab sesuai kebutuhan. Mencermati uraian dari di atas, maka dalam tulisan ini akan dicoba untu mengungkap prosedur permintaan bahan kitchen ke store untuk pengendalian standard food cost Hotel The Oberoi Lombok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan prosedur permintaan bahan kitchen ke store untuk pengendalian standard food cost. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan informasi bagi manajemen dan pemilik hotel (owner) mengenai pelaksanaan prosedur permintaan bahan kitchen ke store dalam rangka mendukung pengendalian harga pokok makanan di hotel. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

3 ISSN No Media Bina Ilmiah 45 deskriptif menurut Ulber dalam Wulandari (2012: 40-41) adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama memberikan gambaran atau deskrif tentang suatu keadaan secara obyektif. Data dikumpulkan dari beberapa karyawan bagian F&B Kitchen Hotel The Oberoi Lombok yang sedang mengikuti perkuliahan Pengendalian Biaya di Akademi Pariwisata Mataram. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Sekilas Tentang Pengertian Hotel Secara sederhana pengertian hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersiil disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (Marpaung, 1984: 152). Sedangkan menurut Hotel Proprietors Act, 1956, Hotel dapat diberi pengertian sebagai suatu usaha yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, makanan dan minuman serta kamar untuk tidur bagi pejalan yang mampu membayar pantas sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan dengan tidak membuat perjanjian khusus (Marfaung, 2002: 163). Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang digunakan untuk pelayanan kamar, makanan, dan minuman serta rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial (Soewiryo, 2003:1). Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel. Mencermati ke-empat pengertian hotel di atas, maka sesungguhnya hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial dengan menyediakan jasa pelayanan fasilitas berupa kamar, makanan, minuman dan fasilitas pendukung lainnya, semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu dan tentunya mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. b. Prosedur Pengendalian (Control Procedure) Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan( Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidak beresan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib. 2. Pelimpahan tanggung jawab. 3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait. 4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional. Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang) ( ) c. Standar Harga Pokok Makanan (Standard Food Cost) Pengertian Harga pokok (cost) menurut Prawironegoro (2005: 15) adalah kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan di masa mendatang. Lebih lanjut harga pokok (cost ) adalah segala pengeluaran dan pengorbanan yang tak terhindarkan untuk mendapatkan barang atau jasa ( Ismaya, 2006: 341). Harga pokok yang menjadi topik tulisan ini adalah harga pokok makanan dan minuman (food and beverage cost). Yang dimaksud dengan food cost adalah pembiayaan secara langsung terhadap bahan-bahan utama yang digunakan untuk memproduksi suatu hidangan atau pun makanan atau dengan kata lain yaitu bahan baku langsung makanan dan tidak termasuk biaya tetapnya (overhead) seperti gaji, listrik, air dan sebagainya (Sihite, 2000: 35). Barnard dan Sally Stone dalam Suarsana (2007: 12), mengatakan bahwa: biaya (cost) standard yang baku untuk makanan dan minuman pada perusahaan (hotel)

4 46 Media Bina Ilmiah ISSN No yang sepenuhnya mencari keuntungan adalah berkisar antara persen dari keseluruhan biaya operasional yang dikeluarkan. Dalam hal ini biaya yang dimaksud ialah biaya atau harga pokok makanan dan minuman yang dipakai dalam proses produksi jasa boga dan proses penyiapan minuman di bar, sampai bisa dijual/disajikan kepada pelanggan atau tamu di restoran atau di bar. Menurut Sudiara, (2000 : 6) disebutkan bahwa : Harga pokok makanan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk semua bahan makanan yang senyatanya akan digunakan dalam mengolah makanan yang sesuai dengan kualitas yang ditetapkan atau dibakukan. Menurut Paul Wyman (1996 : 46 ) menyatakan bahwa : Dish cost or food cost is the cost associated with producing one items according to a standard recipe, artinya harga pokok makanan adalah gabungan biaya per bahan makan untuk memproduksi satu jenis item menu berdasarkan resep baku. Resep baku merupakan data yang mencantumkan nama menu item, nama bahan makanan, jumlah bahan makanan yang diperlukan, biaya per bahan makanan, garnish menu item tersebut, total hasil produksi, ukuran per porsi, total biaya, biaya per porsi, presentase biaya (cost percentage) dan metode pengolahan. Sehingga yang dimaksud dengan harga pokok makanan (dish cost) adalah recipe cost (biaya yang tercantum dalam resep) ( pengertian-harga-pokok-makanan.html ) Dalam mengendalikan harga pokok makanan diperlukan informasi cepat dan akurat sehingga manajemen dapat dengan cepat dan tepat melakukan koreksi bila terjadi penyimpangan. Untuk itulah diperlukan laporan harian harga pokok makanan yang dibuat oleh Food Controller. Laporan ini akan memberikan gambaran mengenai perkembangan harian harga pokok makanan yang terjadi di Restoran Hotel. Formula perhitungan harga pokok adalah sebagai berikut: Harga Pokok Makanan = Jumlah Bahan Makanan yang keluar dari Gudang Makanan (Wiyasha, 2007: 170). Jumlah bahan makanan yang keluar dari gudang makanan dapat dihitung dari permintanan barang gudang (storeroom requisition) tentunya yang telah dilengkapi oleh bagian dapur/kitchen. Namun perlu diketahui bahwa di hotel sering terjadi bahan makanan tidak sempat masuk gudang, begitu datang langsung dikirim ke dapur karena sangat diperlukan untuk hari itu, barang seperti ini disebut direct issue. Dalam hal ini formula untuk menghitung harga pokok makanan menjadi: Volume 7, No. 1, Januari 2013 Harga Pokok Makanan = Jumlah Bahan Makanan yang Keluar dari gudang +Direct Issue (Wiyasha, 2007: 170). Jadi sesungguhnya yang dimaksud harga pokok makanan dan minuman adalah seluruh harga pokok bahan makanan dan minuman yang dikorbankan untuk memproduksi makanan atau minuman sampai siap saji atau dikonsumsi tamu. Food Cost Persentage dapat dihitung dengan membagi harga pokok makanan per porsi ( Food Cost sesuai resep baku) dengan harga jual bersih ( nett sales). Standar cost percentage untuk makanan ditetapkan 30 persen sampai dengan 35 persen. Tetapi kenyataannya manajemen atau pemilik hotel di Indonesia sering menetapkan 35 persen. Adapun formula untuk menghitung Food Cost Percentage : Sumber: Sursana (2007:16). Formula di atas menggambarkan bahwa Food Cost Percentage bahan makanan yang dikonsumsi untuk menyiapkan makanan di hotel. Hal ini berarti betapa pentingnya memperhatikan prosedur permintaan bahan kitchen ke storeroom untuk mempertahankan harga pokok baku ( standard cost percentage ) makanan di hotel. d. Pengertian Kitchen Dapur hotel merupakan salah satu bagian hotel yang tugas utamanya adalah mengolah makanan atau memproduksi makanan. Dapur hotel memegang peranan yang tidak kalah penting dengan bagian-bagian lain yang ada di hotel. Dapur hotel dibagi menjadi beberapa sub bagian yang mempunyai fungsi dan tugas sesuai dengan jenis makanan yang harus disiapkan, seperti soup,vegetable,sauce,pastry,pantry dan butcher. Dalam mengolah makanan,seorang karyawan dapur atau juru masak harus mengerti tentang kesehatan dan kebersihan,pengetahuan memasak,standar resep,standar pelayanan penggunaan alat dapur dan hal lain tentang makanan. Dengan produksi makanan yang baik maka tamu akan tetap berlangganan pada hotel itu ( restoran/) Menurut Syamsul Rijal (2000:14) dapur adalah suatu ruangan khusus yang diperuntukkan sebagai tempat untuk memasak makanan. Dapur dapat ditemui baik di dalam rumah, warung, rumah makan, restoran maupun hotel. Sedang Bagus Putu Sudiara (1996:1-4) menyebutkan pengertian dan kedudukan dapur dalam sebuah hotel sebagai berikut

5 ISSN No Media Bina Ilmiah 47 : kitchen is a room or other space (as a wall area or special building) with facilities for cooking. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa sebuah dapur adalah suatu ruangan atau tempat khusus yang memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan( 2011/11/20/dapur-hotel/). e. Gudang (Storeroom) Guna menjaga keberlangsungan operasional suatu hotel lebih-lebih hotel berbintang, tentu sangat dibutuhkan adanya sarana maupun fasilitas pendukungnya. Salah satunya adalah sebuah gudang yang lebih akrab dengan sebutan store-room Macam-macam barang yang disimpan di dalam store-room tergantung dari besar kecilnya hotel. Tidak semua hotel memiliki tempat penyimpanan barang yang disebut store-room. Pada umumnya hotel akan menyimpan barang ke dalam store room berdasarkan jenis dan karakter dari pada barang tersebut. Seperti dry store adalah gudang yang menyimpan: supplies store, chemical store, printing store, dry food store, enggenering store. Sedangkan cold store dapat berupa main frezzer ( -14 F ), main chiller ( 3 F ), maupun beverage store ( com /2012 ) Keberadaan gudang memang selayaknya harus ada pada sebuah hotel, dengan adanya gudang tempat menyimpan barang untuk persediaan, hotel akan lebih mudah dalam melakukan kegiatan operasional. Bagi sebuah perusahaan atau hotel besar seperti The Oberoi Lombok yang berbintang lima atau bahkan telah mendapat penghargaan sebagai hotel "five star diamond" tentu store-room menjadi kebutuhan vital. Dengan tersedianya persediaan barang baik berupa bahan makanan, minuman, dan material lainnya di gudang, maka pihak hotel akan merasa aman atau paling tidak merasa percaya diri dalam menawarkan pelayanannya kepada para pelanggan atau calon pelanggan/tamu. Tujuan pengadaan persediaan di hotel adalah untuk: 1. Menjaga kontinuitas usaha 2. Mencegah over investment dan barang yang rusak/busuk 3. Menghindari kerugian akibat waktu penyerahan dan menghemat biaya pemesanan 4. Membuat perencanaan pembelian yang optimal 5. Menjaga kebutuhan barang dapat seimbang antara pembelian dengan gudang 6. Mencegah slow moving item Barang-barang yang tahan lama seperti material supplies, disimpan di General Store, sedangkan barang-barang yang mudah rusak dan minuman disimpan di Daily Store. f. Prosedur Permintaan Bahan Kitchen Ke Storeroom Hotel The Oberoi Lombok Sebelum menguraikan bagaimana prosedur permintaan bahan khitchen ke storeroom Hotel The Oberoi Lombok akan dipaparkan sedikit tentang langkah permintaan barang secara umum. Langkah-langkah permintaan barang 1. Unit atau bagian mengajukan kebutuhan barang ke bagian gudang atau logistik dengan surat atau bon permintaan barang. 2. Bagian gudang memeriksa dan menyiapkan barang-barang sesuai dengan yang diminta dalam bon. 3. Apabila tersedia, barang tersebut diserahkan dan bon permintaan barang ditandatangani, baik oleh bagian gudang maupun oleh unit yang meminta barang ( com/2012/08/28). Dalam prosedur permintaan barang ke store, maka setiap departement harus mengisi barang barang yang akan diminta tersebut ke dalam format Store Request ( SR). Jika SR tersebut sudah diisi maka SR tersebut akan diserahkan ke petugas store, dan selanjutnya petugas store akan mengeluarkan barang-barang yang diminta dari outlet berdasarkan sistem FIFO. Sesungguhnya ada beberapa dokumen yang digunakan terkait dengan permintaan barang ke store-room. Dokumen yang dimaksud antara lain: 1. Storeroom requisition (SR), biasanya dibuat untuk masing-masing jenis persediaan, seperti makanan, minuman, material, SR digunakan sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang dan sebagai dasar pembebanan biaya departemen. 2. Bincard, merupakan kartu barang yang menyebutkan nama barang, barang masuk, barang keluar serta sisa barang. 3. Cardex, adalah kartu barang yang menyebutkan nama barang, ukurannya, harga satuan, barang masuk, barang keluar, dan sisa barang. Cardex digunakan sebagai alat kontrol oleh cost control. Sedangkan Laporan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. General food,beverage cost, yang berisi perhitungan biaya makanan dan minuman. 2. Stock opname report, laporan yang menjelaskan tentang hasil inventarisasi persediaan pada akhir periode, untuk dipakai sebagai dasar mencocokkan dengan saldo akhir pada cardex/bincard. 3. Cost reconciliation, merupakan rekonsiliasi atas pengeluaran biaya makanan dan minuman, yang akan dipakai sebagai dasar menghitung food/beverage cost.

6 48 Media Bina Ilmiah ISSN No Flash cost/daily food cost, merupakan laporan yang menunjukkan perbandingan antara total sales dengan total cost Prosedur penggunaan persediaan dari gudang (store-room) hotel pada umumnya adalah: 1. Departemen yang memerlukan barang menyiapkan Storeroom requisition (SR) yang berisi tentang jenis dan jumlah satuan dari barang yang diperlukan, dimana SR tersebut harus disetujui oleh head departement, yang kemudian diserahkan ke bagian gudang. 2. Gudang akan mengecek dan menyiapkan barang yang diminta, kemudian menyerahkan barang dan meminta tanda terima dari petugas yang menerima barang tersebut, setelah itu bagian gudang akan menandatangani SR tersebut. SR pada umumnya dibuat dalam rangkap 3 dengan distribusi sebagai berikut: a). Cost control, sebagai dasar mencatat pada cardex b). Gudang c). Departemen yang memerlukan barang, sebagai arsip d). Gudang akan mencatat pengambilan barang tersebut pada bincard sebagai pengurang berdasarkan SR. Pengeluaran barang persediaan barang gudang hanya dapat dilakukan bila ada permintaan dari bagian/departemen yang dilengkapi dengan storeroom requization yang telah diisi dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang misalnya Chef de Cuisine, F &B Manager, Restaurant Manager. Dalam rotasi pengeluaran bahan makanan sebaiknya menggunakan sistem fifo (first in-first out) artinya bahan makanan yang masuk gudang lebih awal lebih awal juga dikeluarkan untuk menghindari kerusakan bahan makanan khususnya untuk bahan yang perishable. Bagian Khitchen The Oberoi Lombok Hotel dalam meminta bahan ke Bagian Storeroom untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya dengan prosedur sebagai berikut: 1. Staf/ karyawan mengecek bahan yang habis dan persediaan yang masih ada. 2. Staf/karyawan mendata kebutuhannya akan bahan untuk mendukung operasionalnya. 3. Staf/karyawan mengisi formulir Storeroom Requisition (SR) sesuai dengan daftar kebutuhannya. 4. Staf/karyawan mengajukan SR ke Exc. Chef sebagai penanggung jawab cost untuk meminta persetujuan atau otorisasi demi absahnya permintaan akan bahan tersebut. 5. Setelah disetujui/ditandatangani oleh Chef, maka Chef akan mengirimkan SR tersebut ke Storeman. Volume 7, No. 1, Januari Pengoderan dilakukan satu hari sebelumnya ( 1 hari sebelumnya bahan dibutuhkan) dalam operasionanya. 7. Setelah barang dikeluarkan oleh Storeman, bagian yang meng-order akan mengecek ulang kesesuaian antara bahan diterima dengan yang di-order. 8. Bila bahan yang di-order ternyata persediaan/stock-nya habis maka bahan tersebut tidak dikeluarkan dan Storeman akan membubuhkan tanda rumput/mencentang kolom issued Adapun formulir Storeroom Requisition yang digunakan oleh bagian Khitchen The Oberoi Lombok Hotel adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Storeroom Requisition (SR) Food. Fungsi Storeroom Requisition (SR) Food adalah untuk memesan/meng-order : a) Bahan-bahan ke Dry Store. Istilah dry/ groceries di Indonesia sangat popular dengan sebutan sembako seperti: balsamic vinegar, rice pepper seed, mori seed, kikoman sauce, tepung, beras (rice),cobram oliv oil, white wine vinegar, japanise vinegar, kacang-kacangan, minyak goreng, bumbu dalam botol atau kaleng dan lain sebagainya. b) Bahan-bahan ke Frozen Miscellaneous Storeroom c) Bahan-bahan berupa material, supplies amunities. d) Formulir ini juga digunakan untuk memesan/meng-order beverage karena Store untuk Food dan Beverge di F&B- nya digabung jadi satu. 2. Bentuk Formulir Storeroom Requisition (SR) Food Adapun Storeroom Requisition (SR) Food formulir yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sumber : Hotel The Oberoi Lombok Gambar 1. Form Storeroom Requisition (SR) untuk Food Keterangan :

7 ISSN No Media Bina Ilmiah 49 Date : tanggal, bulan, dan tahun pemesanan/peng-order-an Department : nama departemen dari section/outlet yang memesan / meng-order misalnya; FB Kitchen atau FB Service. Location : lokasi /tempat section /outlet pengorder misalnya: gardermanger main khitchen, butcher, pastry. Exc. Chef Signature : tempat tanda tangan Chef sebagai pejabat penanggung jawab food cost untuk persetujuan atas peng-order-an bahan tersebut. Requistion number: nomor urut permintaan/order REQ D : jumlah bahan atau barang yang diorder. UNIT : Ukuran unit dari bahan/barang yang di-order misalnya : Can/(botle), pack, kg, liter, jar ON HAND : persediaan yang masih tersedia di lokasi peng-order bahan. DESCRIPTION : nama bahan yang diminta/di-order. ISSUED : jumlah bahan yang dikeluarkan oleh storeman sesuai permintaa/order. UNIT COST : harga satuan/per unit dari bahan yang diminta/di-order. TOTAL COST: harga total dari bahan yang diminta (jumlah unit yang diminta x harga/unit). CODE NO : nomor kode bahan/barang yang diminta. Meat : total harga daging Fish & Seafood : total harga ikan dan ikan laut Fruit & Vegetables: total harga buah dan sayuran Dairy : total biaya produk dairy misalnya: telor, susu, ice cream, keju, yoghurt, fresh cream Groceries : total biaya produk sembako Ordered by : nama yang meminta/meng-order. Issued by : nama yang mengeluarkan bahan/barang (Storeman) Received by : nama yang menerima/mengambil bahan/barang sesuai dengan permintaan/order Approved by : persetujuan F&B Cost Controller selaku pengendali biaya food dan beverage. 3. Pendistribusian Storeroom Requisition (SR) untuk Food Formulir Storeroom Requisition (SR) untuk Food dibuat 3 (tiga) rangkap dengan perincian sebagai berikut: a) Aslinya berwarna putih diserahkan ke Storeman untuk menyiapkan bahan sesuai permintaan. b) Tindasan pertama berwarna merah untuk cost controller dalam hal ini adalah F&B Cost Controller selaku pejabat yang bertanggung jawab dalam pengendalian food and beverage cost. c) Tindasan kedua berwarna kuning outlet/section yang meng-order/meminta, guna mengecek kembali pada saat penerimaan bahan yang diminta. Formulir Storeroom Requisition (SR) untuk Food ini digunakan baik untuk memesan bahan yang tergolong food maupun beverage karena gudangnya di gabung jadi satu. Berdasarkan informasi dari Peti, Luh Sri Suastini, dan L. Moh Sidin selaku karyawan bagian khitchen menjelaskan bahwa bagian Storeman juga merangkap sebagai Receiving. 4. Transfer Form Untuk permintaan bahan beverage yang diperlukan sedikit digunakan Transfer Form seperti untuk permintaan white wine, two island chardonny, red wine, two island shiraz, bechive brandy, savingnoun blanc. Biasanya bahanbahan beverage tersebut diminta ke Tokek Bar, untuk guest canapé biasanya F&B Kitchen minta ke Room Sevice. Adapun bentuk formulirnya adalah sebagai berikut: Sumber : Hotel The Oberoi Lombok Gambar 2. Tranfer Form. Keterangan: From : outlet/section yang mengirim/ memberikan bahan. To : outlet/section yang meminta/mengorder bahan. Date : tanggal, bulan, tahun permintaan. Item : nama bahan yang diminta. Qty : jumlah unit bahan yang diminta. Unit Cost : satuan unit bahan yang diminta. : harga bahan yang diminta (Unit: harga per unut, Total : harga total = qty x harga/unit).

8 50 Media Bina Ilmiah ISSN No Authorized by: persetujuan atasan outlet/section yang meminta bahan. Delivered by : pengirim bahan yang diminta. Received by : penerima bahan yang diminta. g. Standar Food Cost Hotel The Oberoi Lombok Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Peti, Luh Sri Suastini, dan L.Moh. Sidin karyawan bagian kitchen Hotel The Oberoi Lombok bahwa standar food cost percentage untuk makanan/food ditetapkan oleh pihak manajemen sebesar 28 %. Namun Peti lebih lanjut menjelaskan sering actualnya mencapai 29% bahkan kadang bisa mencapai 40 %, hal ini dikarenakan kadang karena kelalaian cook sehingga makanan menjadi gosong (over cooking), sering tidak dihindahkannya prinsip fifo (first in first out) sehingga sering terjadi spoil/bahan rusak akibat daluwarsa. Adanya complementary, over portion, kekeliruan penanganan penyimpanan bahan, demikian juga kejadian cancelation food: karena tamu kelamaan menunggu, rasa/taste yang tidak sesuai dengan harapan tamu, makanan tidak fresh, kesalahan penangan/mencatat oder tamu oleh pramusaji (waiter/witeress). Memperhatikan pendapat Barnard dan Sally Stone dalam Suarsana (2007: 12), mengatakan bahwa: biaya (cost) standar yang baku untuk makanan dan minuman pada hotel yang sepenuhnya mencari keuntungan berkisar antara % dari keseluruhan biaya operasional. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa food cost percentage Hotel The Oberoi Lombok masih berada dalam kondisi normal, namun tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan. PENUTUP a. Simpulan Berdasarkan uraian pembahaasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Prosedur permintaan bahan kitchen ke storeroom untuk pengendalian standard food cost Hotel The Oberoi Lombok adalah mulai dari mengecek bahan yang habis dan persediaan yang masih ada, mendata kebutuhan, mengisi formulir Storeroom Requisition (SR), minta otorisasi Chef sebagai penanggung jawab food cost, menyerahkan (SR) tersebut ke storeman sehari sebelumnya bahan tersebut akan digunakan. Bahan yang keluar dari Storeman bagian yang meng-order akan mengecek ulang kesesuaian antara bahan diterima dengan yang di-order. 2. Secara normatif prosedure permintaan bahan kitchen ke storeroom sudah sesuai dengan Volume 7, No. 1, Januari 2013 prinsif pengendalian intern untuk pengendalian standard food cost. 3. Peningkatan food cost percentage dari dari standard yang telah ditetapkan bukan disebabkan karena prosedur permintaan bahan kitchen ke storeroom, namun disebabkan berberapa hal seperti; over cooking, over portion, cancelation food, complementary, spoil karena sering tidak diindahkannya prinsip fifo (first in first out). b. Saran Memperhatikan kesimpulan di atas disarankan untuk menjaga standard food cost percentage dapat terpenuhi sesuai dengan yang telah ditetapkan yaitu 28 % perlu dibangun kerjasama dan pengawasan yang lebih untuk mengurangi kejadian over cooking, over portion, cancelation food, complementary, spoil karena sering tidak diindahkannya prinsip fifo (first in first out). DAFTAR PUSTAKA Anonim, Permintaan dan Pencatatan Penerimaan Barang : /2012 /08/28/ prosedur-permintaan-danpencatatan-penerimaan-barang/ diakses tanggal 8 Desember 2012 pukul wita Anonim, Hotel Stoore and Purchasing Department: blogspot. com /2012/03/hotel-store-andpurchasing-department.html / diakses tanggal 8 desember 2012 pukul wita Anonim,2013. Pengertian Gudang: library.upnvj.ac.id/pdf/ 2s1teknikkapal /bab2. pdf /diakses tanggal 08 januari 2013 pukul wita. Anonim, Pengendalian Intern: intern/diakses tanggal 17 Januari 2013 Anonim, Restoran wordpress.com/restoran/diakses tanggal 17 Januari 2013 Pukul wita Anonim, Akparperhotelan: hotelan.wordpress.com/2011/11/20/dapurhotel/ diakses tanggal 17 Januari 2013 Pukul wita. Anonim, Jenis-Jenis Pembelian Dairy Product : /12/ jenis-jenis-pembelian-dairyproduct.html/diakses tanggal 17 Januari 2013 Pukul Wita.

9 ISSN No Media Bina Ilmiah 51 Anonim, Hotel management :( otel-management. html / diakses tanggal 15 januari 2013 pukul wita) Anonim: Anonim: diakses tanggal 17 Januari intern /diakses tanggal 17 Januari 2013 Bayu, Made Pengertian Harga Pokok Makanan: com/ 2010/04/ pengertian-harga-pokokmakanan.html / diakses tanggal 18 Desember 2012 pkl wita Ismaya, Sujana., Kamus Akuntansi, Cetakan I, Bandung: CV Pustaka Grafika. Marfaung, Happy., Himpunan Peraturan Pariwisata Indonesia, Cetakan Pertama, Bandung: Penerbit Alfabeta. Marfaung, Happy., Pengetahuan Kepariwistaan, Cetakan Kedua, Edisi Revisi Bandung: Penerbit Tonis PO. BOX 175. Prawironegoro, Darsono., Akuntansi Manajemen, Cetakan Pertama, Jakarta: Diadit Media. Sihite, Richard., Hotel Accounting & Cashier (Pembukuan dan Kasir Hotel), Cetakan 5, Surabaya: Penerbit SIC. Soewiryjo, Darmo Herdi S., Teori & Praktik Akuntansi Perhotelan, Edisi I, Yogyakarta: Andi Offset. Suarsana, Nyoman., Pengendalian Biaya Departemen F&B di Perhotelan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Suarsana, Nyoman., Siklus Pengadaan barang Aplikasi di Perhotelan dan Restoran, Edisi Pertam Cakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Wiyasha, IBM., Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran, Yogyakarta: CV Andi Offset.. Wulandari FT., 2012 Ekstrak Umbi Gadung dan Ekstrak Biji Mimba Sebagai Bahan Pengawet kayu Ramah Lingkungan, dalam Media Bina Ilmiah, Vol.6 No.4, Mataram: LPSDI Bina Patria. Yoeti, Oka. A., Pemasaran Pariwisata, cetakan II, Badung: Angkasa.

52 Media Bina Ilmiah ISSN No

52 Media Bina Ilmiah ISSN No 52 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 KALKULASI HARGA POKOK MAKANAN (FOOD COST) HARIAN UNTUK PENGENDALIAN BIAYA DI HOTEL Volume 7, No. 4, Juli 2013 Oleh: I Wayan Nuada Dosen STIE 45 Mataram Abstrak :

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 81

ISSN No Media Bina Ilmiah 81 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 81 PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN UNTUK PENGENDALIAN HARGA POKOK MAKANAN DAN MINUMAN DI HOTEL Oleh: I Wayan Nuada Dosen pada STIE 45 Mataram Abstrak: Hotel merupakan industri

Lebih terperinci

PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA. Oleh

PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA. Oleh 1 PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Peranan penerimaan barang

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Industri Perhotelan adalah salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita ketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam industri pariwisata, hotel bukan satu-satunya bentuk akomodasi bagi wisatawan akan tetapi masih banyak jenis akomodasi tambahan seperti biro perjalanan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSTITAS UDAYANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSTITAS UDAYANA AKUNTANSI PERHOTELAN (Memahami, menganalisis dan mendesain prosedur pengeluaran kas pada usaha perhotelan) Oleh : MADE DWINDA KHARISMA (1106305107) INA INTAN D. LARIMANU (1106305121) NI LUH DEWI TRESNA

Lebih terperinci

JURNAL LPKIA. Abstrak

JURNAL LPKIA. Abstrak PEMBANGUNAN APLIKASI PERSEDIAAN GROCERIES BERBASIS KOMPUTER DI HOTEL HORISON BANDUNG Tri Ramdhany 1, Nurul Nurhaida Rizkiani 2 Program Studi Komputerisasi Akuntansi PKN LPKIA Jln. Soekarno Hatta No. 456

Lebih terperinci

Pengendalian Harga Pokok Makanan dan Minuman BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB.

Pengendalian Harga Pokok Makanan dan Minuman BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. Pengendalian Harga Pokok Makanan dan Minuman BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 3 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017 Capaian Pembelajaran 1. Mampu memahami pengertian harga pokok makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Industri pariwisata saat ini mempunyai peran yang besar dalam membantu meningkatkan perekonomian khususnya untuk perekonomian Indonesia. Hal tersebut terbukti

Lebih terperinci

Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017

Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017 Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menentukan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan nilai dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini belum memenuhi harapan. Salah satu penyebabnya adalah karena masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini belum memenuhi harapan. Salah satu penyebabnya adalah karena masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah bertumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri sendiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun ada pendapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA JUAL MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI JASA PERHOTELAN. Oleh: I Wayan Nuada Dosen pada STIE 45 Mataram

KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA JUAL MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI JASA PERHOTELAN. Oleh: I Wayan Nuada Dosen pada STIE 45 Mataram Media Bina Ilmiah77 KEBIJAKAN PENETAPAN HARGA JUAL MAKANAN DAN MINUMAN INDUSTRI JASA PERHOTELAN Oleh: I Wayan Nuada Dosen pada STIE 45 Mataram Abstrak:Kebijakan penetapan harga (price) makanan dan minuman

Lebih terperinci

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya.

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Store/Gudang Gudang atau ruangan gudang/store room adalah sebagai tempat menyimpan barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang persediaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Pemeriksaan operasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan untuk menilai apakah perusahaan telah melakukan kegiatan operasionalnya dengan efektif

Lebih terperinci

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri andalan bagi Indonesia karena penyumbang devisa Negara yang besar. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan memiliki beragam budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan yang terbesar di dunia yang memiliki kira-kira dua puluh delapan ribu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini industri pariwisata adalah industri yang mengalami perkembangan pertumbuhan yang sangat pesat dan cepat. Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Food and Beverage Product Department adalah salah satu departemen

BAB I PENDAHULUAN. Food and Beverage Product Department adalah salah satu departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Food and Beverage Product Department adalah salah satu departemen yang sangat penting di sebuah hotel, karena Food and Beverage Product Departement bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian pertama dari Ni Made Sri Ayu Damayanti (2006) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian pertama dari Ni Made Sri Ayu Damayanti (2006) yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian pertama dari Ni Made Sri Ayu Damayanti (2006) yang berjudul Analisis Pengendalian Biaya Food And Beverage Pada Amanusa Resort di Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memenuhi kebutuhan pokok tamu yang menginap dihotel.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memenuhi kebutuhan pokok tamu yang menginap dihotel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Hotel di dalam pengoperasiannya harus menyediakan fasilitas atau saranasarana yang mendukung sistem operasional kerja di dalam hotel. Salah satu fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. sarana akomodasi, objek wisata, biro perjalanan usaha, restaurant, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, fasilitas penunjang kepariwisataan juga meningkat seperti sarana akomodasi,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum memisahkan tanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk bersenang-senang maupun melakukan kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, untuk melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk bersenang-senang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hotel Pengertian hotel menurut Sulastiyono (2011:5), Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Angkasa Internasional Medan Pada tahun 1930 dibawah pimpinan kolonial belanda Grand Angkasa International hotel bernama Hotel Astoria.

Lebih terperinci

SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON

SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON NIM : 092204056 PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, bahkan dapat dipercaya sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dewasa ini mulai banyak perusahaan-perusahaan baru yang berdiri di Indonesia. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, ditambah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan yang erat. Bisa dikatakan bahwa industri perhotelan menjadi salah satu pondasi pendukungpembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan dunia usaha dalam bidang jasa di Indonesia, khususnya pada industri perhotelan sedang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Sumber pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya dibagi menjadi 3, yaitu Food & Beverage, Room dan Space Rental. Pendapatan food & beverage berasal dari 6 outlet restoran

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia menurut Maslow,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, dilihat dari kebutuhan lainnya dalam bertahan hidup. Seiring dengan peningkatan jumlah manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

Almond Accounting Software

Almond Accounting Software Almond Accounting Software ABOUT THIS PRODUCT Sebuah Software Akuntansi yang mengakomodasi proses transaksi retail / distribusi barang dagangan perusahaan yang saling terintegrasi antar modul. Sehingga

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak jawaban

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Industri Perhotelan adalah salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita ketahui

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA Oleh: Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Intisari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang tinggi mendorong perusahaan untuk terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Perusahaan harus mampu bersaing dan beradaptasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Room Service Room service merupakan salah satu bagian penting lainnya di lingkungan Food and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman. Dalam suatu hotel terdapat section lain yang berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel merupakan salah satu fasilitas penting dalam dunia parwisata. Hotel tidak hanya menyediakan jasa penginapan akan tetapi juga menawarkan section makanan dan minuman.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... v. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... v. Daftar Isi... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... v Daftar Isi... viii Daftar Istilah... ix Daftar Gambar... xi Intisari... xiii BAB

Lebih terperinci

PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEBERSIHAN KITCHEN DI LOJI HOTEL SURAKARTA

PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEBERSIHAN KITCHEN DI LOJI HOTEL SURAKARTA PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEBERSIHAN KITCHEN DI LOJI HOTEL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam penelitian skripsi ini, penulis mengambil topik mengenai Peranan Auditor Internal Terhadap Efektifitas Proses Pembelian Perlengkapan Linen dengan studi kasus

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel dan restoran, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pulau Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia merupakan sumber devisa negara yang telah banyak memberikan sumbangan dan turut memajukan perekonomian nasional.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Prosedur Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pemeriksaan operasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Pada kesempatan ini, telah dilakukan pemeriksaan operasional terhadap pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait. Lampiran 1. SOP Akitivitas Penjualan Tunai CV. MAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE Prosedur Penjualan Tunai 1. TUJUAN Tujuan dari standard operating procedure untuk prosedur penjualan tunai hingga penerimaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung. Sumber : Disbudpar Kota Bandung 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan industri pariwisata di Indonesia pada saat ini dimana dunia usaha berkembang pesat, pengusaha dituntut untuk bekerja lebih efisien dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya wisatawan asing dan orang dari luar kota yang datang ke Surabaya untuk berlibur membuat semakin banyak munculnya hotel-hotel berbintang. Hal ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan dalam proses pembelian adalah purchase order, faktur,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan dalam proses pembelian adalah purchase order, faktur, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa pada Graha Residen Serviced Apartment Surabaya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada Graha Residen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Hotel Cianjur, Cabang Cianjur, peran sistem informasi akuntansi penjualan dalam pengendalian

Lebih terperinci

Judul : Prosedur Pembelian Kredit Food, Beverage and Materials pada Fontana Hotel Bali, a PHM Collection Kuta Nama : Kadek Muliani NIM :

Judul : Prosedur Pembelian Kredit Food, Beverage and Materials pada Fontana Hotel Bali, a PHM Collection Kuta Nama : Kadek Muliani NIM : Judul : Prosedur Pembelian Kredit Food, Beverage and Materials pada Fontana Hotel Bali, a PHM Collection Kuta Nama : Kadek Muliani NIM :1406013072 ABSTRAK Fontana Hotel Bali, a PHM Collection Kuta masih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pitagiri Hotel adalah hotel berbintang dua yang berlokasi di Jl. Palmerah Barat No. 110 Jakarta Barat. Berada pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sudah sangat terkenal dengan pariwisata oleh karena itu, pemerintah provinsi Bali sangat mengandalkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber 4.1.1 Prosedur Pemesanan Fiber 1. Bagian PPIC menerima Laporan Stock Fiber (LSF) dari Bag. Inventory (Bag.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK 1. TUJUAN Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan PT. Soon Poh Technologies Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan terdiri dari tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perhotelan merupakan salah satu industri pariwisata yang semakin menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin berkembangnya objek-objek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Food and Beverage Menurut Rachman Arief, Abd (2005:113) menyebutkan bahwa food and beverage department yaitu bagian yang bertugas mengolah, memproduksi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN Lampiran 1. Persediaan Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN 1. TUJUAN Standard Operating Procedure sistem

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI ABSTRAK SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI (Studi Kasus pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi) Oleh : Ike Sulistyawati Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R O, M. A B. P E R T E M U A N 4HT

E VA D A E L U M M A H K H O I R O, M. A B. P E R T E M U A N 4HT PENGELOL A AN BIAYA PRODUKSI F&B E VA D A E L U M M A H K H O I R O, M. A B. P E R T E M U A N 4HT PENDAHULUAN Aktivitas produksi makanan merupakan aktivitas yang penting dalam pengendalian Harga Pokok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia terus meningkat tiap tahunnya. Menurut Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil Analisis Sistem

Bab IV. Hasil Analisis Sistem Bab IV Hasil Analisis Sistem 4.1 Hasil Analisis Sistem Pengembangan sistem RAD pada RM. Saputra menggunakan metode Rapid Application Development (RAD). Tahap pengembangan sistem RAD diantaranya adalah

Lebih terperinci

PERANAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER THE ROLE OF FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT AT ISTANA HOTEL JEMBER

PERANAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER THE ROLE OF FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT AT ISTANA HOTEL JEMBER PERANAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER THE ROLE OF FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT AT ISTANA HOTEL JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang Prosedur prosedur yang dilakukan oleh PT. Alliyah Agro Nusantara di dalam kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1. Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis melakukan magang di hotel Novotel Jakarta Gajah Mada divisi Accounting & Finance. Kegiatan Magang ini dilaksanakan tiga bulan dimulai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG ACCOUNTING

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG ACCOUNTING BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG ACCOUNTING 2.1. Pengertian dan Fungsi ing Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu seni dalam mencatat, menggolongkan, mengikhtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, Front Office, Housekeeping, Accounting, Enginering, Food and

BAB I PENDAHULUAN. misalnya, Front Office, Housekeeping, Accounting, Enginering, Food and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel adalah salah satu contoh akomodasi, hotel tidak hanya menyediakan jasa penginapan saja akan tetapi jasa makan, minum dan pelayanan. Dalam suatu hotel terdapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STANDARD RECIPE BAHAN BAKU SAYURAN TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI MAIN KITCHEN HOTEL LORIN SOLO. Oleh

PENGARUH PENERAPAN STANDARD RECIPE BAHAN BAKU SAYURAN TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI MAIN KITCHEN HOTEL LORIN SOLO. Oleh PENGARUH PENERAPAN STANDARD RECIPE BAHAN BAKU SAYURAN TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI MAIN KITCHEN HOTEL LORIN SOLO Oleh Putu Ayu Magarista Alip Suroto Suraji (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta)

Lebih terperinci

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya   ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG Lime POS Software ABOUT THIS PRODUCT Berfokus pada pembelian dan penjualan baik retail maupun kasir, manajemen stok barang juga tersedia dalam aplikasi ini. System dapat terintegrasi dengan laporan kalkulasi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja BAB II PROFIL MUSIC COFFEE A. Sejarah Ringkas Berdirinya Music Coffee berawal dari pertemuan antara Tengku Zainal (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja sama dengan Robin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta. Hotel Hyatt berpusat di Amerika dan mempunyai beberapa Hotel Hyatt yang tersebar di

Lebih terperinci