BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam melaksanakan kegiatannya bersadarkan uraian tugas. Dalam menjalankan kegiatannya diperlukan formulir-formulir dan catatan yang terkoordinir untuk menghasilkan laporanlaporan yang akan digunakan oleh manajemen sebagai bahan untuk mengambil keputusan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Meskipun terdapat berbagai pendapat mengenai pengertian sistem informasi akuntansi, namun pada dasarnya mencakup hal-hal yang sama. Menurut George H Bodnar (2004 : 1) pengertian sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : Is a collection of resources, such as people and equipment, design to transform financial and other data into information. This information is communicated to a wide variety of decision makers. Accounting informasion systems perform this transformation whether they are essentially manual systems or thoroughly computerized. Dari definisi tersebut dapat diartikan sebagai berikut : Sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data keuangan menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan secara luas kepada pihak pengambil keputusan sistem informasi akuntansi menjalankan transformasi ini dengan sistem manual atau melalui komputerisasi.

2 7 Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan orang-orang dan peralatan yang digunakan untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi baik dengan sistem manual atau komputerisasi. Sedangkan pengertian sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah sebagai berikut : Sistem informasi Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelola perusahaan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah pengorganisasian formulir, catatan dan laporan keuangan sehingga memudahkan pengelolaan perusahaan. Lain halnya menurut Warren (1996 : 248) yang diterjemahkan oleh Hyginus Ruswinarto definisi sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : Suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi para pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkepentingan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu alat bagi manajemen untuk mendapatkan informasi dalam menyusun laporan keuangan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan. Dari semua definisi yang dikemukakan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu alat yang mempunyai pengaruh sangat penting bagi manajemen dalam mengorganisasikan formulir-formulir, catatancatatan, laporan-laporan dan peralatan-peralatan untuk mendapatkan informasi keuangan yang dapat digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan.

3 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan dalam menyusun sistem informasi akuntansi harus memperhatikan tujuan yang akan dicapai agar sistem akuntansi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Agar tercapainya suatu tujuan menurut Azhar Susanto (2001 : 40) maka perlu diperhatikan langkah-langkah dalam penyusunan sistem informasi akuntansi sebagai berikut : 1. Survei sistem akuntansi dan pekerjaan pendahuluan (system survey and preliminary work) Pada tahap ini kegiatan dititikberatkan pada penelitian pendahuluan atas gambaran umum perusahaan berikut sistem informasi akuntansi yang berlaku. 2. Analisis sistem informasi akuntansi berikut membuat laporan pendahuluan (System Analysis and Preliminary Report) Setelah ada kesepakatan, selanjutnya dilakukan penelitian secara lengkap 3. Mendisain sistem dan prosedur (System Designing) Berdasarkan atas survei sistem informasi akuntansi yang dilakukan kemudian didisain sistem dan prosedur yang diperlukan. 4. Penerapan sistem informasi akuntansi Apabila sistem informasi akuntansi yang telah disusun disetujui oleh pemberi tugas, kemudian diterapkan dalam perusahaan dan dinilai setelah beberapa bulan dilaksanakan. Kemudian apabila dalam jangka waktu percobaan sistem informasi akuntansi tersebut ditemui kekurangankekurangan, diperlukan koreksi-koreksi untuk penyimpanan.

4 9 Menurut Azhar Susanto (2001 : 37) tujuan utama penyusunan sistem informasi akuntansi bagi organisasi perusahaan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan informasi. Yaitu informasi yang tepat waktu, tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain sistem informasi akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan dengan kandungan informasi yang sesuai dengan yang diperlukan. 2. Untuk meningkatkan kualitas sistem pengendalian intern atau Internal Check Yaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem informasi akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan sistem pengendalian intern (internal check). 3. Harus dapat menekan biaya-biaya tata usaha. Ini berarti bahwa biaya tata usaha untuk menerapkan sistem informasi akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga tujuan tersebut saling berhubungan, sistem informasi akuntansi diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keseimbangkan antara manfaat dan biaya. Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 20) tujuan umum dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru yaitu kebutuhan pengembangan sistem informasi akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

5 10 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada yaitu sistem informasi akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecek intern yang merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu organisasi. 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi yaitu pengembangan sistem informasi akuntansi seringkali ditujukan untuk menghemat biaya informasi merupakan barang ekonomi untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi kegiatan baru bagi perusahaan, untuk memperbaiki informasi yang sudah ada, perbaikan pengendalian akuntansi, pengecek intern dan juga untuk mengurangi biaya-biaya dalam penyelenggaraan catatan akuntansi Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi Sistem yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan pada perusahaan yang bersangkutan. Suatu sistem informasi akuntansi untuk setiap perusahaan baru dapat berfungsi apabila memenuhi unsur-unsur yang merupakan dasar bagi terlaksananya suatu sistem informasi akuntansi yang memadai, menurut Azhar Susanto (2001 : 27) unsur-unsur akuntansi adalah sebagai berikut :

6 11 1. Organisasi. Organisasi merupakan wadah dimana seluruh personil terintegrasi dan terkoordinasi dalam menjalankan aktivitas operasi perusahaan. Dari struktur organisasi yang ada dapat diketahui adanya pemisahaan fungsi dan pekerjaan dalam perusahaan atau terjadinya penggabungan fungsi maupun pekerjaan. 2. Formulir. Formulir merupakan unsur penting dalam sistem akuntansi dan apabila telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang di desain dengan baik dan berfungsi untuk mengembangkan sistem pengendalian intern. 3. Catatan. Catatan-catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar dan buku besar pembantu. a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut mengangkut pendebetan dan pengkreditan posting. b. Buku besar, juga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi, mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. c. Buku besar pembantu, apabila data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

7 12 4. Pelaporan Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran dari sistem informasi akuntansi, dalam hal ini laporan pembelian sebagai pertanggungjawabannya. Kemungkinan penyimpangan dari yang sudah didesain khusus mengenai sistem informasi dan sistem pengendalian intern. Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 3), unsur dari sistem akuntansi adalah : 1. Formulir Merupakan unsur penting dalam sistem akuntansi dan apabila telah diisi menjadi dokumen dasar. Formulir yang didesain dengan baik akan berfungsi menciptakan informasi maupun berfungsi untuk mengembangkan sistem pengendalian intern. 2. Catatan Catatan-catatan akuntansi terdiri dari buku jurnal, buku besar dan buku besar pembantu. a. Buku jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama dalam transaksi keuangan sebelum pengolahan lebih lanjut menyangkut pendebetan dan pengkreditan posting. b. Buku besar, juga merupakan pencatatan akuntansi secara resmi, mengikhtisarkan status dari rekening keuangan. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keungan. c. Buku besar pembantu, apabila data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rincian lebih lanjut dapat dibentuk buku besar pembantu. Buku besar pembantu ini terdiri dari rekening-rekening

8 13 pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. 3. Pelaporan. Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang dibayar, daftar saldo yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang berupa keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Menurut kedua definisi diatas bahwa sistem akuntansi tidak terlepas dari formulir, catatan, dan pelaporan atas kegiatan yang telah dilakukan. 2.2 Persediaan Setiap perusahaan selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu dapat memenuhi permintaan konsumen. Hal ini berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan Pengertian persediaan Sesuai dengan Ikatan Akuntansi Indonesia (1999 : 1403) istilah persediaan dirumuskan sebagai berikut : Persediaan adalah aktiva : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha nominal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan ; atau

9 14 c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) umtuk digunakan dalam pross produksi atau pemberian jasa. Selanjutnya Ikatan Akuntansi Indonesia (1999 : 1403) memperjelas lagi pengertian persediaan : Persediaan meliputi barang yang dibeli, disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Menurut Kieso (2001 : 394) memberikan pengertian tentang persediaan adalah sebagai berikut : Inventories are asset items held for sale in the ordinary course of business or goods that will be used or consumed in the production of goods to be sold. Menurut Mulyadi (2001 : 494) memberikan pengertian tentang persediaan adalah sebagai berikut : Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang yang akan dikonsumsi dalam pengolahan yang akan dijual. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan yang dimaksud dengan persediaan adalah suatu aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan atau persediaan yang masih dalam penyelesaian proses produksi, atau persediaan yang menunggu untuk digunakan dalam proses produksi.

10 Jenis-jenis produksi Sifat barang diklasifikasikan kepada sifat aktivitas perusahaan, mengenai jenisjenis persediaan ada beberapa pengelompokan secara berbeda. Menurut Mulyadi (2001 : 554) membagi dan mengelompokkan persediaan dalam beberapa tipe, yaitu : 1. Persediaan produk jadi 2. Persediaan produk dalam proses 3. Persediaan bahan baku 4. Persediaan bahan penolong 5. Persediaan bahan habis pakai di pabrik, persediaan suku cadang Pengelompokan persediaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Persediaan produk jadi Merupakan hasil produksi suatu perusahaan indistri baik sebagai hasil produksi selesai maupun yang akan digunakan proses produksi lebih lanjut. 2. Persediaan produk dalam proses Merupakan hasil produksi yang akan mengalami proses produksi lebih lanjut, untuk dijadikan suatu barang industri jadi. 3. Persediaan bahan baku Merupakan persediaan yang harus berada dalam perusahaan untuk menjamin kelangsungan suatu proses produksi. 4. Persediaan bahan penolong Merupakan persediaan barang yang dijadikan bahan tambahan untuk suatu proses produksi didalam menghasilkan barang jadi, atau dengan kata lain bisa dikatakan sebagai bahan pembantu atau tambahan.

11 16 5. Persediaan bahan habis pakai di pabrik, persediaan suku cadang Merupakan persediaan barang yang akan digunakan, untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak dari peralatan maupun mesin seperti umur dan lain-lain. Sedangkan menurut Azhar Susanto (2001 : 150) mengemukakan jenis-jenis persediaan dalam perusahaan dagang, industri dan perusahaan jasa terdiri dari : 1. Persediaan bahan baku 2. Persediaan barang dalam proses (work in process), merupakan barang-barang yang diolah antara lain dalam proses produksi dan lain-lain. 3. Persediaan hasil jadi, merupakan hasil produksi dari suatu perusahaan industri baik sebagai hasil produksi selesai, maupun yang akan digunakan proses produksi lebih lanjut. 4. Persediaan suku cadang, merupakan persediaan barang yang akan digunakan untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak dari peralatan maupun mesin. 5. Persediaan bahan bakar, merupakan persediaan yang harus berada didalam perusahaan terutama bagi perusahaan industri yang menggunakan mesin diesel sebagai pembangkit tenaga listrik. 6. Persediaan barang cetakan, alat tulis, merupakan persediaan untuk kebutuhan kantor, memperlancar kegiatan usaha. 7. Persediaan barang dagang, merupakan persediaan yang dipergunakan untuk suatu perusahaan dagang.

12 17 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis persediaan untuk perusahaan manufaktur terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, persediaan bahan penolong, persediaan suku cadang. Sedangkan untuk perusahaan dagang, perusahaan hanya satu golongan yaitu persediaan barang dagang. 2.3 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku Sistem informasi akuntasni persediaan bahan baku, menggunakan formulir, catatan-catatan, laporan-laporan dan prosedur-prosedur mengenai persediaan sehingga dapat pengambilan keputusan Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Adapun tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi persediaan menurut Azhar Susanto (2001 : 150) adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar kekayaan perusahaan terutama perusahan dagang dan industri pada umumnya tertanam dalam persediaan, oleh karenanya perlu disusun sistem dan prosedurnya agar persediaan selain dapat ditingkatkan efisiensinya juga dapat ditingkatkan efektivitasnya. 2. Persediaan bagi perusahaan dagang dan industri harus diamankan dari kemungkinan pencurian, kebakaran, kerusakan dan lain-lain demi mempertahankan kontinuitas perusahaan. 3. Persediaan harus ditangani dengan baik, selain penyimpanan dan pengeluarannya juga masuknya ke perusahaan. Kesalahan dalam pemasukkan yang disebabkan karena hanya dan kualitas akan mempengaruhi baik terhadap hasil produksi juga terhadap harga pokok penjualannya.

13 18 Menurut Mulyadi (2001 : 553) mengenai sistem akuntansi persediaan : Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi persediaan yang disimpan di gudang. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan asset perusahaan yang paling besar, oleh karena itu perlu disusun sistem dan prosedurnya agar terhindar dari resiko-resiko yang akan merugikan perusahaan Bagian-bagian yang Terkait Dengan Persediaan Bahan Baku Setiap aktivitas didalam organisasi perusahaan, harus melibatkan beberapa bagian yang berguna untuk memperlancar persediaan bahan baku. Menurut Azhar Susanto (2001 : 90) bagian-bagian yang terkait dalam persediaan bahan baku adalah sebagai berikut : 1. Bagian penjualan 2. Bagian gudang 3. Bagian penerimaan barang 4. Bagian akuntansi 5. Bagian pembelian 6. Bagian produksi Bagian-bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagian penjualan Bertugas menghitung tingkat penjualan perusahaan dan melayani secara langsung masalah penjualan serta mengeluarkan order bulanan (POB) yang berisi permintaan pembelian barang kepada bagian pembelian. 2. Bagian gudang Bagian gudang bertugas :

14 19 Menerima barang-barang dan melaporkan penerimaan tersebut. Menyimpan barang sebaik-baiknya dan menjaga keamanan atas barang pengeluaran. Menyampaikan secara periodik laporan pertanggungjawaban mengenai penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang tersebut. 3. Bagian penerimaan barang Bagian penerimaan barang bertugas untuk melakukan penerimaan barang yang datang dan melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang menyertainya. 4. Bagian akuntansi Merupakan bagian yang bertugas mencatat seluruh kegiatan perusahaan. Bagian ini bertugas : Mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam perusahaan termasuk transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan baku. Membuat laporan yang diperlukan untuk pimpinan perusahaan. Termasuk laporan persediaan barang. 5. Bagian pembelian Bagian pembelian bertugas melakukan pembelian terhadap pihak luar atau supplier dalam rangka penyediaan pada perusahaan. 6. Bagian produksi Bagian ini merupakan pengguna bahan baku dan pelaksana proses produksi. Tugasnya adalah mengawasi bahan baku dan pengelolaan fisik persediaan. Menurut La Midjan (2001 : 137) dalam perusahaan industri, bagian-bagian yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan adalah sebagai berikut :

15 20 1. Pengelolaan fisik persediaan bahan baku hingga menjadi barang jadi berada dibawah pengawasan bagian produksi. 2. Gudang bahan baku berada dibawah pengawasan bagian produksi, sedangkan gudang barang jadi berada dibawah pengawasan bagian penjualan. 3. Aktivitas pencatatan persediaan berada pada bagian akuntansi. Sedangkan menurut Sofjan Assauri (1996 : 261) bagian yang terkait dengan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang paling penting dan sering digunakan pada saat ini dalam perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Permintaan pembelian 2. Laporan penerimaan 3. Catatan persediaan bahan baku (balance of store forms) 4. Formulir permintaan bahan (material requisition form) 5. Control accounting Bagian-bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Permintaan pembelian Permintaan pembelian merupakan formulir yang digunakan untuk mengadakan permintaan persediaan kepada bagian pembelian agar membeli bahan-bahan atau barang-barang yang sesuai dengan jenis dan jumlah tertentu seperti yang dinyatakan dalam surat permintaan itu. 2. Laporan penerimaan Laporan penerimaan merupakan dokumen yang digunakan untuk mengetahui bahwa barang-barang atau bahan-bahan tersebut telah diterima sesuai dengan standar dan spesifikasi yang diperlukan.

16 21 3. Catatan persediaan bahan baku (balance of store forms) Dokumen ini merupakan catatan yang paling penting dalam pengawasan persediaan karena memberikan informasi bagi pabrik maupun bagi bagian akuntansi. 4. Formulir permintaan bahan (material requisition forms) Formulir ini dibuat oleh petugas gudang untuk dipergunakan bagian pembelian dalam mengadakan pemesanan. Daftar ini juga penting dalam pengawasan persediaan karena dapat menunjukkan bahan-bahan yang perlu segera dibeli untuk pengisian kembali persediaan gudang. 5. Control accounting Catatan ini dibuat oleh bagian akuntansi dalam bentuk jurnal-jurnal untuk menjaga supaya pencatatan yang dilakukan oleh seluruh bagian yang terkait tidak ada perbedaan. Menurut Mulyadi (2001 : 579) bagian-bagian yang terkait dengan persediaan bahan baku sebagai berikut : Panitia perhitungan fisik persediaan Fungsi akuntansi Fungsi gudang Metode pencatatan persediaan Azhar Susanto (2001 : 154) mengemukakan cara pencatatan persediaan dibagi atas : 1. Perpetual inventory system 2. Periodical (physical) inventory system

17 22 Metode pencatatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Perpetual inventory system Dalam hal ini pencatatan atas transaksi persediaan dilaksanakan setiap waktu, baik terhadap pemasukan maupun pengeluaran. Sistem ini dilaksanakan terutama untuk barang-barang yang bernilai agak tinggi atau untuk barangbarang yang mudah untuk dicatat terutama pemakaian dan pengeluarannya dari gudang. 2. Periodical (physical) inventory system Pencatatan atas transaksi persediaan berdasarkan bukti hanya untuk pembelian pemakaian tidak dicatat dan biasanya tidak menggunakan surat permintaan atau pengeluaran barang pada akhir tahun diadakan inventarisasi fisik untuk mengetahui sisa persediaan. Selisihnya sebagai pemakaian atau pengeluaran dimasukkan ke harga pokok penjualan atau produksi. Metode ini sangat tepat untuk barang-barang bernilai rendah atau secara teknis sulit untuk dicatat pemakaian atau pengeluarannya. Sedangkan menurut Horngren (1997 : 452) adalah sebagai berikut : 1. Sistem perpetual 2. Sistem periodik Metode pencatatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Sistem perpetual Dalam sistem perpetual, perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akuntansi persediaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan pada setiap saat. Pencatatan secara perpetual berguna untuk menyediakan laporan bulanan, kuartalan, ataupun laporan intern, dimana

18 23 perusahaan dapat langsung menentukan jumlah dan harga pokok persediaan yang dimilikinya tanpa harus menghitung persediaan fisik terlebih dahulu. Sistem perpetual juga memberikan tingkat pengendalian terhadap yang lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan saat ini. 2. Sistem periodik Dalam sistem periodik ini, perusahaan tidak selalu mencatat mutasi yang terjadi pada perusahaan yang dimilikinya. Akibatnya, pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki pada saat itu. Adapun metode pencatatan menurut Mulyadi (2001 : 556) adalah : 1. Metode Mutasi Persediaan (Perpetual Inventory Method) 2. Metode Persediaan Fisik (Perpetual Periodic Method) Metode pencatatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Metode Mutasi Persediaan Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Metode ini digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan. 2. Metode Persediaan fisik Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat. Metode ini digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok proses

19 24 Berdasarkan beberapa uraian tersebut mengenai metode pencatatan, persediaan dapat diambil kesimpulan bahwa metode pencatatan persediaan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Metode fisik yaitu metode yang digunakan hanya untuk mencatat pembelian barang saja. Setiap mutasi barang persediaan tidak dilakukan pencatatan tetapi dilakukan perhitungan persediaan atau stock opname. 2. Metode perpetual yaitu metode yang melakukan pencatatan terhadap mutasi baik pengeluaran maupun pemasukan barang. Metode penilaian persediaan Warren Reeves (2005 : 460) membagi beberapa cara penilaian persediaan yaitu: 1. First In, First Out 2. Last In, First Out 3. Biaya rata-rata Metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. First In, First Out Cara ini didasrkan asumsi bahwa biaya dimasukkan dalam harga pokok penjualan sesuai dengan urutan terjadinya, karena itu FIFO dapat dikatakan konsisten dengan arus fisik atau pergerakan barang dagang. Metode FIFO memberikan hasil yang sama dengan yang diperoleh melalui pengidentifikasian biaya khusus setiap barang yang dijual dan yang ada dalam persediaan. 2. Last In, First Out Cara ini didasarkan atas biaya dari unit yang dijual merupakan biaya pembelian paling akhir. Pemakaian metode LIFO pada awalnya terbatas untuk situasi yang

20 25 jarang terjadi dimana unit-unit yang dijual diambil dari unit-unit yang dibeli paling akhir. 3. Biaya rata-rata Cara ini didasarkan atas biaya rata-rata perunit untuk masing-masing barang dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Biaya perunit kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok setiap penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan rata-rata baru dihitung. Sedangkan menurut Horngren (1997 : 458) adalah sebagai berikut : 1. Harga pokok spesifik 2. Rata-rata tertimbang 3. Masuk pertama, keluar terakhir (MPKT) 4. Masuk terakhir, keluar pertama (MTKP) Metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Harga pokok spesifik Metode ini dipakai untuk persediaan yang dapat diidentifikasikan secara individu. Metode ini disebut juga metode identifikasi spesifik, metode ini biasanya tidak praktis jika dipakai untuk menilai persediaan yang mempunyai karakter yang relative sama. 2. Rata-rata tertimbang Metode ini didasarkan pada rata-rata tertimbang dari harga pokok persediaan pada periode tersebut. Biaya persediaan didapat dengan membagi harga pokok barang yang dapat dijual (harga pokok persediaan awal ditambah pembelian) dengan jumlah unit yang tersedia untuk dijual.

21 26 3. Masuk pertama, keluar terakhir (MPKT) Dalam metode MPKT, perusahaan harus mempunyai catatan mengenai kapan dan dengan harga berapa pembelian tersebut dilakukan. Harga beli dari barang yang pertama kali masuk dalam persediaan akan menjadi biaya yang pertama kali dibebankan pada harga pokok penjualan. Biaya persediaan akhir didasarkan pada harga pembelian barang yang paling akhir. 4. Masuk terakhir, keluar pertama (MTKP) Dalam metode MTKP, biaya persediaan yang paling akhir yang akan terlebih dahulu dibebankan sebagai harga pokok penjualan. Dengan demikian biaya persediaan akhir terdiri dari harga beli dari barang-barang yang lama yang biasanya merupakan harga pokok persediaan awal. Adapun menurut Kieso (1995 : 511) adalah sebagai berikut : 1. Biaya rata-rata 2. FIFO 3. LIFO Metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Biaya rata-rata Metode biaya rata-rata menetapkan harga barang-barang didalam persediaan atas dasar biaya rata-rata dari semua barang serupa yang tersedia selama periode bersangkutan. 2. FIFO Mengasumsikan bahwa barang yang digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya ; dengan perkataan lain, barang yang pertama dibeli adalah yang pertama untuk digunakan (dalam perusahaan pabrikasi) atau dijual ( dalam

22 27 perusahaan dagang). Persediaan dan harga pokok penjualan akan sama pada akhir bulan apakah yang digunakan sistem perpetual ataupun periodik. 3. LIFO Jika persediaan periodik yang digunakan, maka akan diasumsikan bahwa harga pokok dari total kuantitas yang dijual dan digunakan selama bulan itu akan berasal dari pembelian yang paling baru. Persediaan akhir akan dihargakan dengan menggunakan total unit sebagai dasar perhitungan dan mengabaikan tanggal tepat yang terlibat. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa cara penilaian persediaan dibagi menjadi tiga metode yaitu : 1. FIFO Metode ini dimaksudkan bahwa barang yang keluar dinilai berdasarkan harga pembelian pertama. Persediaan akhir dinilai berdasarkan harga yang terakhir. 2. LIFO Metode ini dimaksudkan bahwa barang yang keluar dinilai berdasarkan harga pembelian terakhir. Persediaan akhir atau yang masih ada dinilai berdasarkan harga pembelian yang pertama. 3. Average (rata-rata tertimbang) Metode ini dimaksudkan bahwa barang dihitung berdasarkan harga rata-ratanya yaitu jumlah harga pokok barang yang tersedia untuk dijual dibagi dengan jumlah unitnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi Organisasi mengantungkan diri pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan kompetensi. Produktivitas, sebagai suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. and equipment, designed to transform financial and other data into information.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. and equipment, designed to transform financial and other data into information. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar (2004 : 1) adalah An accounting information sistem is a collection

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan usaha media masa (surat kabar) yang semakin meningkat akan menyebabkan besarnya persaingan yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan perkembangan dunia usaha, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem akuntansi Setiap yang berkepentingan atas perkembangan suatu organisasi antara lain organisasi perusahaan baik secara intern yang terdiri dari pimpinan puncak, tengah maupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun perusahaan swasta merupakan Sistem Informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.2 Pengertian Persediaan Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang nilainya cukup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun perusahaan swasta merupakan sistem informasi yang menyediakan informasi keuangan yang akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan penting dalam membantu menyediakan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan manufaktur yang satu sama lain saling bersaing untuk memperluas daerah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) yang dimulai sejak pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam memahami suatu konsep dasar sistem informasi maka kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari sistem dan informasi itu sendiri. 1.

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya yang salah satunya adalah untuk memperoleh laba terutama melalui penjualan baik

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Tugas pengolahan data di dalam Lembaga Keuangan maupun perusahaan dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi ( SIA ) yang mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep Konsep Dasar Sistem Konsep Dasar Sistem Akuntansi Konsep Dasar Persediaan

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep Konsep Dasar Sistem Konsep Dasar Sistem Akuntansi Konsep Dasar Persediaan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Konsep dan Definisi Konsep 2.1.1 Konsep Dasar Sistem 1. Sistem adalah kumpulan/group dari bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Pengendalian Intern II.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil maupun besar memerlukan pengendalian intern tanpa terkecuali.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan 8 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntan Publik (SAK ETAP) No.11 tahun 2013, pengertian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan. Sebagai sistem, setiap organisasi menerima masukanmasukan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Romney dan Steinbart (2014:3) menyatakan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi

Lebih terperinci

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok) Karakteristik Persediaan Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa jenis sistem, cukup sulit untuk memberikan definisi yang pas. Namun menurut West Churchman dalam buku Krismiaji (2002;1) sebagai berikut: Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun besar selalu ingin mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam memahami suatu konsep dasar sistem informasi maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam memahami suatu konsep dasar sistem informasi maka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam memahami suatu konsep dasar sistem informasi maka kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari sistem dan informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pesediaan pada umumnya merupakan barang-barang yang tersedia untuk dijual yaitu jika perusahaan itu berbentuk perusahaan dagang, jika perusahaan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi merupakan komponen yang sangat penting yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi merupakan komponen yang sangat penting yang harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem akuntansi merupakan komponen yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada di suatu perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi penggunaan teknologi informasi sangat berguna untuk perusahaan, yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah setiap kegiatan yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit menjalankan kegiatan usaha dengan menghasilkan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit menjalankan kegiatan usaha dengan menghasilkan jasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap rumah sakit menjalankan kegiatan usaha dengan menghasilkan jasa. Pada akhir-akhir ini penekanan manajemen yang banyak dilakukan adalah keberhasilan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam memimpin usahanya seorang pemimpin tentu ingin mengetahui keadaan perusahaannya. Untuk perusahaan yang bidang usahanya sangat luas dan berkembang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jumlah perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin meningkat, baik perusahaan lokal maupun perusahaan multinasional. Jumlah perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pengertian usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut: 2.1.1 Usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Elder (2013) akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang

Lebih terperinci

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi Mina Sari dan Muhammad Dahria Abstrak Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG Neni Agustria Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Sektor

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENCATATAN PERSEDIAAN ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT TIRTAMAS LESTARI PASURUAN Frizka Andriani, Tri Lestari, Juliani Pudjowati Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode Perhitungan Persediaan yang Dilakukan RS. Medika Permata Hijau Menggunakan Metode. Dalam menghitung persediaan RS. Medika Permata Hijau menggunakan metode FIFO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang. digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan

BAB II KAJIAN TEORI. alat-alat pencatatan, laporan-laporan, dan prosedur-prosedur yang. digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi serta melaporkan 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi Menurut Mulyadi (2010:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Metode Rata-Rata Bergerak pada PT. Distribusi Indonesia Jaya

Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Metode Rata-Rata Bergerak pada PT. Distribusi Indonesia Jaya Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagangan dengan Menggunakan Metode Rata-Rata Bergerak pada PT. Distribusi Indonesia Jaya Rahimah 1, Wiwiek Nurkomala Dewi 2, Rahmat Dea Handika 3 1,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi memberikan pengaruh pada perkembangan dunia usaha di seluruh negara, hal ini dapat dirasakan dalam kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. BAB II LADASA TEORI. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan kebutuhan barang dagangan. Perusahan sering menghadapi ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pada masa sekarang sedang dihadapkan dengan era globalisasi yang semakin cepat perkembangannya, salah satunya adalah perkembangan perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Perusahaan yang baik harus memiliki sistem pengendalian intern yang baik pula. Pengendalian intern sangat berperan penting dalam terciptanya suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Pertanyaan Responden Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 Ya Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi memegang peran penting dalam menyediakan informasi bagi manajemen. Kemajuan dalam bidang teknologi apabila dimanfaatkan dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Persaingan bisnis pun terasa semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B a b 1 P e n d a h u l u a n. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan informasi keuangan secara spesifik disebut informasi

BAB I PENDAHULUAN. B a b 1 P e n d a h u l u a n. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan informasi keuangan secara spesifik disebut informasi B a b 1 P e n d a h u l u a n BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup dalam dunia yang sangat kompetitif dan sering berubah, organisasi terus berhadapan dengan kebutuhan atas cara mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan khususnya perusahaan industri, persediaan dalam proses produksi memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk itu

Lebih terperinci