SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI"

Transkripsi

1 ABSTRAK SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI (Studi Kasus pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi) Oleh : Ike Sulistyawati Dosen Pembimbing : Lutfi Harris, SE.,MAk., Ak Kelancaran proses produksi merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah perusahaan. Permintaan konsumen akan produk pakan udang sangat besar, sehingga diperlukan kelancaran proses produksi pada perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian internal pembelian yang bertujuan untuk mengadakan bahan baku saat stok bahan baku di gudang telah menipis. Bagian PPIC akan mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada departemen pembelian. Akan tetapi kelangkaan bahan baku pada pasaran yang disebabkan oleh musim menjadi masalah bagi departemen pembelian. Departemen pembelian akan kesulitan mendapatkan fish meal yang diminta oleh sub departmen PPIC, proses produksi pun terhambat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana system informasi pembelian dan system pengendalian pembelian bahan baku pada perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti berusaha menggambarkan system informasi pembelian dan system pengendaliannya yang diterapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa system informasi pembelian yang diterapkan perusahaan telah efektif. Perusahaan selalu menjadwalkan pembelian bahan baku sebelum bahan baku di gudang habis. Sistem pengendalian pembelian bahan baku pun efektif dengan adanya pemisahan fungsi yang terkait, lengkapnya dokumen dokumen pembelian, audit keuangan dan audit ISO Kata kunci : kelancaran proses produksi, sistem pengendalian internal, kelangkaan bahan baku dan system pembelian. 1

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era persaingan global, suatu industry harus mampu memenuhi kriteria standar yang diinginkan oleh pasar dan peka terhadap perubahan lingkungan, agar tetap eksis dalam persaingan pasar yang semakin ketat. Sebagai bagian penting dari kepekaan lingkungan tersebut adalah bagaimana upaya perusahaan untuk segera merespon preferensi konsumen. Jumlah pesaing yang semakin banyak bermain di industri sejenis memberikan kesempatan lebih luas kepada konsumen untuk memilih produk yang mampu memenuhi harapan konsumen. Situasi inilah yang menuntut pihak perusahaan agar dapat bersikap lebih aktif dan produktif dalam mengelola usahanya sehingga perusahaan bukan hanya mampu bertahan saja tetapi juga mampu untuk menyeimbangkan diri dalam lingkungan usahanya. Pada dasarnya yang bertanggungjawab dalam mengelola aktivitas perusahaan adalah pihak manajemen. Manajemen memerlukan peta yang menggambarkan berbagai kegiatan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta informasi sumber daya yang dikorbankan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Manajemen harus memahami berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Dengan pemahaman ini manajemen dapat melakukan perbaikan terus menerus kegiatan untuk memproduksi dan menyerahkan produk dan jasa kepada konsumen. Persediaan bahan baku adalah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting (Gitusudarmo,2002:94). Dalam aktivitasnya setiap perusahaan yang melakukan proses produksi, keberadaan persediaan bahan baku menjadi salah satu faktor penentu dalam mendukung aktivitas produksi yang dilakukan. Pembelian persediaan baku bertujuan untuk memenuhi tingkat permintaan konsumen yang akan datang. Dalam pembelian persediaan bahan baku perusahaan membutuhkan biaya yaitu pemesanan bahan baku dan penyimpanan bahan baku. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu 2

3 mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimal yang dapat menjamin kelancaran kegiatan proses produksi. Dalam proses produksi yang lancar harus tersedia tenaga kerja mesin, bahan baku, dan dana yang cukup. Dalam melakukan proses produksinya perusahaan sering terjadi kesalahan baik yang bersifat operasional maupun yang tidak. Kesalahan dalam proses produksi yang bersifat operasional dapat menyebabkan terlambatnya hasil produksi atau ketidaksesuaian dalam kualitas hasil produksi, disamping itu keterlambatan dan kesalahan pembelian bahan baku dapat menyebabkan terlambatnya hasil produksi atau ketidaksesuaian dalam kualitas hasil produksi. Kegagalan dalam aktivitas pembelian yang menyangkut masalah harga. Kuantitas dan kualitas mempunyai peranan terhadap aktivitas lainnya, misalnya kualitas bahan baku yang salah akan mengakibatkan kualitas hasil produksi juga akan rendah dan hal ini mempunyai dampak yang luas terhadap aktivitas penjualan. Demikian pula apabila nilai pembelian salah dalam arti perolehan cukup tinggi sebagai akibat adanya manipulasi dan lain lain, akan mengakibatkan harga pokok penjualan akan tinggi sehingga tidak dapat bersaing dalam pemasaran. Dalam hal hal seperti inilah peranan pengendalian pembelian bahan baku sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan, yaitu untuk mencegah dan meminimalisasikan kegagalan dalam pembelian bahan baku. Salah satu cara untuk menunjang kelancaran proses produksi adalah dengan menghindari kesalahan yang dapat terjadi waktu pembelian bahan baku, yaitu dengan adanya pengendalian pembelian bahan baku yang memadai. Pengendalian bahan baku harus mendapat perhatian yang besar dari pihak manajemen perusahaan, karena pengendalian atas pembelian bahan baku yang baik menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Melalui pengendalian pembelian bahan baku yang baik maka dapat mendukung proses produksi agar dapat berjalan dengan lancar. Masalah yang sering muncul adalah ketika musim hujan maka pembelian bahan baku terhambat akibat sulitnya bahan baku tersebut diperoleh. Karena suplier juga kesulitan memenuhi perusahaan atas bahan baku tepung lemuru (fish meal) yang diakibatkan oleh musim penghujan. Pada bulan Desember hingga Maret fish meal yang 3

4 diproduksi tidak mencapai angka kg, hal ini dikarenakan susahnya mendapatkan pasokan fish meal dari suplier. Pada bulan April fish meal meningkat. Puncaknya ada dibulan Agustus fish meal yang diproduksi dapat menembus angka kg. Karena pada bulan April hingga Oktober fish meal mudah didapat. Faktor cuaca berperan dalam hal ini, dimana ketika musim penghujan ikan lemuru yang merupakan bahan baku dari fish meal ini susah didapat,sehingga pasokan fish meal pun terhambat. Atas dasar uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian dan membahas bagaimana Pengendalian Intern Pembelian Bahan Baku Dalam Menunjang Kelancaran Proses Produksi (Studi kasus pada PT Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengingat pentingnya peranan pengendalian intern di dalam pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka (PT. STP), maka penulis mencoba merumuskan masalah: 1. Bagaimana system pembelian bahan baku pada PT. STP? 2. Apakah system pembelian bahan baku pada PT. STP telah efektif? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mencari dan mengetahui jawaban yang tepat atas masalah masalah yang penulis kemukakan dalam bagian perumusan masalah diatas. Tujuan lainnya yaitu penulis ingin menyelesaikan penyusunan skripsi sesuai dengan kenyataan dan berlandaskan ilmiah sehingga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. 1.4 Kontribusi Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi: 1. Kontribusi praktis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam rangka perbaikan dan pengembangan dari praktik praktik yang dianggap sudah memadai. 4

5 2. Kontribusi Akademis a. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah, khususnya terhadap pengendalian internal. b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Agar bisa ditelaah oleh lebih banyak orang yang diharapkan dapat dijadikandasar bagi penelitian dan acuan untuk melakukan penelitian yang berkaitandengan masalah ini dimasa yang akan datang. 5

6 BAB II Metodelogi Penelitian 2.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. (M.Nasir, 2003) menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. Sedangkan pengertian penelitian deskriptif menurut (Supardi, 2005) adalah penelitian yang dilakukan pada taraf dan analisis untuk mengungkapkan keadaan atau peristiwa yang sebenarnya. Sedangkan definisi untuk penelitian studi kasus, (Nasir, 2003) studi kasus adalah penelitian tentang status obyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat berupa individu, kelompok lembaga atau masyarakat. (Indriantoro, 1999) penelitian studi kasus adalah penelitian karakteristeristik yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan penelitian studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam subjek penelitian tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek penelitian tersebut. Lingkup penelitian kemungkinan berkaitan dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu dan kejadian secara keseluruhan (Indriantoro, 1999). Alasan menggunakan pendekatan studi kasus pada penelitian yang dilakukan di perusahaan PT.Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi adalah untuk menganalisis 6

7 pengendalian sistem pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi ketika terjadi kelangkaan ikan pada musim hujan dan untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang latar belakang dan kondisi yang terjadi pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi kemudian mengungkapkannya pada penelitian ini. 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di bagian pembelian PT Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed yang beroperasi di Banyuwangi 2.3 Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui media perantara dan berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Menurut Cooper dan Emory (1997), sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian kita. Data primer dapat berupa opini orang secara individu atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian, dan hasil pengujian. Pada penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal pembelian bahan baku. Penulis juga melakukan wawancara dengan bagian pembelian, bagian QC dan bagian F&A. 7 Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui media perantara (diperoleh dan dicatat dari pihak lain). Menurut Cooper dan Emory (1997), sumber data sekunder adalah studi yang dilakukan oleh pihak lain untuk sasaran mereka sendiri. Data ini dapat berupa dokumen, catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip baik dipublikasi atau pun tidak. Antara lain, gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, deskripsi kerja, prosedur akuntansi untuk pembelian bahan baku, dan penerapan pengendalian internal terhadap pembelian bahan baku. 2.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

8 1. Studi Pustaka Kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan landasan teori yang relevan, dengan membaca literatur, artikel, laporan laporan yang berhubungan dengan penelitian dan sumber sumber lainnya. 2. Studi Lapangan Pencarian data dan informasi dengan cara terjun langsung ke objek penelitian, yaitu PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi. Metode ini dapat dilakukan dengan cara: a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhdap hal hal yang perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik yang ada dilokasi penelitian, dengan cara mempelajari buku buku dan dokumen perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, yang ditujukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan. b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan serta kepala bagian (bagian pembelian, bagian quality control, dan bagian akuntansi dan keuangan) yang berwenang terhadap objek yang diteliti. Tujuan wawancara ini adalah memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pengendalian internal pembelian bahan baku PT. Suri Tani Pemuka Banyuwangi. c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh dari arsip arsip yang dimiliki oleh perusahaan. Metode pengumpulan data ini adalah dengan melakukan pengumpulan dokumen dokumen yang diperlukan dan diperoleh dari objek yang diteliti. 2.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian ilmiah karena dengan menggunakan analisis data data yang diperoleh dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kualitatif atau non statistik dimana data data yang berhasil dikumpulkan diolah dan kemudian dianalisis yang merupakan suatu cara atau langkah dalam mengelola data primer 8

9 untuk memecahkan masalah penelitian. Tahap pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data data dan informasi yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Mengelola dan menganilisis data kemudian dibandingkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka sehingga didapat suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan secara umum PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi yang meliputi sejarah perusahaan, visi, misi, komitmen, tata nilai, bidang usaha, dan struktur organisasi. 2. Menganalisis dan memahami praktik sistem pengendalian internal atas pembelian bahan baku pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi yang dikelola oleh bagian pembelian, bagian quality control, dan bagian akuntansi & keuangan. 9

10 BAB III Hasil dan Pembahasan 3.1 Tujuh Pengendalian Umum Pengendalian umum didesain untuk meyakinkan bahwa lingkungan pengendalian organisasi stabil dan ditangani dengan baik untuk mencapai keefektifan pengendalian aplikasi. Hasil analisis penulis pada tujuh pengendalian umum pada PT. STP Banyuwangi terdiri dari pengendalian organisasi, pengendalian dokumentasi, pengendalian pertanggung jawaban asset, pengendalian praktek manajemen, pengendalian pusat informasi, Pengendalian otorisasi, dan pengendalian hak akses Pengendalian Organisasi Pengendalian Organisasi di dalam siklus pembelian PT. STP Banyuwangi dengan memisahkan tanggung jawab fungsi fungsi yang terkait dalam siklus pembelian. Oder pembelian hanya bisa dilakukan oleh departemen pembelian yang didasarkan pada permintaan pengadaan bahan baku oleh sub departemen PPIC. Penerimaan, pembongkaran, dan penyimpanan bahan baku hanya bisa dilakukan oleh sub departemen gudang yang terpisah dengan sub departemen produksi. Pelaksanaan pembayaran pun hanya bisa dilakukan oleh bagian keuangan, dan pencatatan transaksi pembelian dilakukan bagian akuntansi Pengendalian Dokumentasi Dokumen dokumen yang harus ada pada siklus pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi adalah surat permintaan pengadaan bahan baku yang dibuat oleh sub departemen PPIC. Karena bagian PPIC yang bertugas merencanakan kebutuhan bahan baku dari suatu produk. Bagian PPIC menjadwalkan kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan konsumen terhadap suatu produk. PPIC harus selalu memantau ketersediaan bahan baku di gudang, dan ketika bagian PPIC menjadwalkan 10

11 produksi suatu produk dan menghitung bahan baku yang tersedia tidak mencukupi maka bagian PPIC mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada department pembelian. Bagian pembelian pun mulai mencari pemasok dari bahan baku tersebut, dan melakukan negoisasi harga serta meminta sampel bahan baku untuk dicek apakah bahan baku tersebut sesuai dengan standart PT. STP Banyuwangi. Setelah sampel dikirim sampel akan dicek oleh department QC. Departemen QC akan mengeluarkan hasil analisis yang berisi penilaian mutu bahan baku tersebut apakah layak diterima atau tidak. Jika layak diterima maka hasil analisis dari department QC tersebut dan negosasi harga akan disampaikan kepada Head Of Unit (HOU). Jika HOU tidak setuju dengan harga maka department pembelian melakukan negoisasi ulang, jika tidak ditemukan harga yang sesuai maka department pembelian harus mencari pemasok lain. Jika terjadi kesepakatan harga, order pembelian tersebut divalidasi dan oleh pembelian difax ke pemasok, didistribusikan ke accounting ( lembar 1 & 2) dan untuk arsip pembelian (lembar 3). Pembelian kemudian menginput data order pembelian dan memberitahukan jadwal kedatangan bahan baku kepada departemen gudang, QC, PPIC. Jika bahan baku telah diterima maka departemen pembelian memproses pembayaran tagihan dari pemasok menggunakan bukti barang masuk, surat jalan, bukti timbang, dan hasil analisa bongkaran bahan baku Pengendalian Pertanggungjawaban Aset Pengendalian pertanggungjawaban asset dalam siklus pembelian bahan baku berarti pertanggungjawaban terhadap bahan baku, pemeliharaan bahan baku dilakukan oleh sub departemen gudang. Mereka bertanggung jawab penuh dalam penataan/penyimpanan bahan baku. Pemeriksaan persediaan bahan baku dilakukan dengan membandingkan catatan persediaan bahan baku dengan jumlah fisik bahan baku yang terdapat pada gudang Pengendalian Praktek Manajemen PT. STP Banyuwangi merekrut karyawan sesuai untuk setiap fungsi pembelian. Contohnya karyawan yang berlatar pendidikan akuntansi, manajemen. 11

12 Setiap calon karyawan akan diberi tes wawancara untuk menentukan apakah kompetensi calon karyawan tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. STP Banyuwangi atau tidak. Setelah diterima karyawan tersebut akan diberi training agar mengetahui system yang berjalan pada PT. STP Banyuwangi, dalam hal ini system pembelian bahan baku Pengendalian Pusat Informasi Seperti yang telah dijelaskan diatas pembelian bahan baku didasarkan pada permintaan sub departemen PPIC. Karena bagian PPIC yang bertugas merencanakan kebutuhan bahan baku dari suatu produk. Bagian PPIC menjadwalkan kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan konsumen terhadap suatu produk. PPIC harus selalu memantau ketersediaan bahan baku di gudang, dan ketika bagian PPIC menjadwalkan produksi suatu produk dan menghitung bahan baku yang tersedia tidak mencukupi maka bagian PPIC mengajukan permintaan pembelian bahan baku kepada department pembelian. Bagian pembelian pun mulai mencari pemasok dari bahan baku tersebut, dan melakukan negoisasi harga serta meminta sampel bahan baku untuk dicek apakah bahan baku tersebut sesuai dengan standart PT. STP Banyuwangi. Setelah sampel dikirim sampel akan dicek oleh department QC. Departemen QC akan mengeluarkan hasil analisis yang berisi penilaian mutu bahan baku tersebut apakah layak diterima atau tidak. Jika layak diterima maka hasil analisis dari department QC tersebut dan negosasi harga akan disampaikan kepada Head Of Unit (HOU). Jika HOU tidak setuju dengan harga maka department pembelian melakukan negoisasi ulang, jika tidak ditemukan harga yang sesuai maka department pembelian harus mencari pemasok lain. Jika terjadi kesepakatan harga, order pembelian tersebut divalidasi dan oleh pembelian difax ke pemasok, didistribusikan ke accounting ( lembar 1 & 2) dan untuk arsip pembelian (lembar 3). Pembelian kemudian menginput data order pembelian dan memberitahukan jadwal kedatangan bahan baku kepada departemen gudang, QC, PPIC. Jika bahan baku telah diterima maka departemen pembelian memproses pembayaran tagihan dari pemasok menggunakan bukti barang masuk, surat jalan, bukti timbang, dan hasil analisa bongkaran bahan baku. 12

13 3.1.6 Pengendalian Otorisasi Pengendalian otorisasi pada siklus pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi sebelum terjadi pembelian bahan baku departemen pembelian akan mencarikan pemasok dan penawaran harga dari pemasok. Departemen QC akan mengecek kualitas contoh bahan baku. Saat manajer QC sudah mengatakan bahan baku dari pemasok maka departemen pembelian meminta otorisasi pembelian kepada HOU dengan membawa hasil analisis dari departemen QC dan surat penawaran harga dari pemasok. Jika HOU sudah mengotorisasi baru order pembelian dapat dilaksanakan Pengendalian Hak Akses Pengendalian hak akses berarti karyawan tidak bisa mengakses seluruh kegiatan, hanya beberapa kegiatan yang bisa diakses oleh setiap karyawan. Sebagai contoh hanya bagian keuangan yang mempunyai akses ke ruang penyimpanan kas perusahaan. Beberapa computer pun diberi password agar orang orang yang tidak berpentingan bisa mengakses data yang ada dalam computer. 13

14 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan hasil penelitian pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi (PT. STP Banyuwangi) sebagai berikut: Sistem pembelian bahan baku pada PT. STP Banyuwangi sudah efektif. PT. STP Banyuwangi selalu melakukan perencanaan pemakaian bahan baku, sehingga PT. STP Banyuwangi mengetahui stock bahan baku dan dapat melakukan pembelian bahan baku sebelum bahan baku benar benar habis di gudang. Sistem pengendaliannya pun efektif, dengan adanya pemisahan fungsi, penetapan wewenang dan tanggung jawab, adanya otorisasi, audit keuangan dan audit ISO. Dengan system pengendalian yang efektif ini system pembelian dapat berjalan dengan semestinya, dan mengurangi resiko terjadinya kercurangan dalam system pembelian. Namun perencanaan pembelian bahan baku tidak dapat berjalan lancar ketika musim penghujan dan fish meal mengalami kelangkaan. Kelangkaan fish meal dipasaran membuat PT. STP Banyuwangi kalang kabut, karena produksi akan berjalan tidak sesuai rencana, terutama produksi pakan udang yang menggunakan bahan baku fish meal. PT. STP Banyuwangi terkadang terpaksa menerima fish meal dengan kualitas jelek agar produksi tetap berjalan. Bahkan tidak jarang produksi pakan udang yang berbahan baku fish meal berhenti karena department pembelian tidak dapat menemukan pemasok fish meal walaupun sudah mencari dari beberapa daerah lain. Sehingga PT. STP tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan, tentu saja hal ini dapat mengecewakan pelanggan. 14

15 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, persaingan yang sangat ketat terjadi diantara perusahaan-perusahaan baik dalam bidang industri, jasa maupun perdagangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, kondisi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, kondisi ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi ekonomi, persaingan yang semakin ketat, kondisi ekonomi yang belum pulih akibat krisis moneter yang melanda dunia umumnya dan Indonesia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi penggunaan teknologi informasi sangat berguna untuk perusahaan, yang digunakan untuk mempercepat dan mempermudah setiap kegiatan yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Persaingan bisnis pun terasa semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang mempengaruhi aspek aspek kehidupan, khususnya perekonomian. Kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan tentunya tidak lepas dari kegiatan transaksi untuk pemenuhan tujuan perusahaan dalam rangka menghasilkan barang atau jasa untuk dijual

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) BB PDHULU 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) adalah ancaman terhadap aset dan kualitas informasi perusahaan akibat tidak memadainya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahan baku atau raw material. Karena bisnis manufaktur menekankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahan baku atau raw material. Karena bisnis manufaktur menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Dalam setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pasti memiliki bahan baku atau raw material. Karena bisnis manufaktur menekankan pada pengolahan

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI PADA ERAMOTOR DEALER YAMAHA NAMA : RIZKI INDRA PRATAMA NPM : 21208439 JURUSAN : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Dharma Tintri. E, SE., AK., MBA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG Alvino Yudhistria 1, Luluk Irawati 2, Sri Handayani 2 1 Mahasiswa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) 88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) Daftar pertanyaan untuk wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan siklus penggajian dan pembelian di SMA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1. Tujuan dan Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Tujuan Evaluasi 1. Menganalisis dan mengidentifikasi apakah sistem informasi akuntansi persediaan yang sedang berjalan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT.BROCO MUTIARA ELECTRICAL INDUSTRY merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang elektrikal, beralokasi di Jalan Tanah Abang II no.31,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan untuk memperoleh data yang akurat pada sistem informasi persediaan, perusahaan membutuhkan pencatatan yang lengkap dan benar untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari transaksitransaksi dalam rangka menghasilkan barang atau jasa yang dijual dipasaran. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, pemanfaatan teknologi merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan oleh perusahaan. Seperti yang banyak diketahui, hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum memisahkan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. BATANGHARI TEBING PRATAMA adalah anak perusahaan dari PT. BATANGHARI & GROUP yang beralamat di Menara Kuningan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini dunia usaha mengalami perkembangan yang cukup pesat, memberikan peluang bisnis tersendiri bagi para pelaku bisnis. Peranan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yakni Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang, yang

BAB III METODE PENELITIAN. yakni Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada salah satu koperasi mahasiswa di Malang yakni Koperasi Mahasiswa Padang Bulan UIN Maliki Malang, yang berlokasi di jalan Gajayana

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan di Bab 4 maka simpulan yang dapat ditarik oleh penulis sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04

Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi. Nama : Nammeta Riski A.K Npm : Kelas : 3DA04 Prosedur Persediaan Barang Pada CV. Sunda Jaya Elektronik Bekasi Nama : Nammeta Riski A.K Npm : 41209113 Kelas : 3DA04 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perputaran persediaan adalah faktor atau elemen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, persaingan bisnis yang terjadi semakin kompetitif. Semua perusahaan yang ada bersaing dalam memenangkan pasar. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki beberapa sistem kerja yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, terpadu serta saling bekerjasama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan salah satu unit kegiatan usaha yang memerlukan sistem yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan demi tercapainya tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang berkembang dengan pesat, baik itu dalam usaha dagang, usaha jasa atau usaha manufaktur. Selain itu, banyak perusahaan yang baru

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang pembelian bahan baku yang efisien dan efektif maka dapat

Lebih terperinci

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG Evaluation the procedure of purchasing merchandise at PT CLTM Bandar Lampung Khairun 1), Maryani 2), Nurmala 3) 1) Mahasiswa, 2-3)

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, lingkungan bisnis berkembang semakin pesat begitu juga dengan tingkat persaingannya yang semakin ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya seharihari untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini a. Direktur: (1) Membuat keputusan strategis perusahaan pada seluruh aktivitas operasional; (2) Menentukan kebijakan manajemen atas kegiatan operasional

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan dunia bisnis mengalami kemajuan yang cukup pesat yang ditandai dengan munculnya berbagai jenis usaha baru baik usaha dagang, jasa maupun industri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalankan roda perusahaan, prinsip efektivitas mutlak dipegang teguh dan diterapkan. Penerapan prinsip efektivitas dipandang mutlak karena pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai peranan pengendalian internal pembelian bahan baku dalam menunjang efektivitas proses produksi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha mengalami persaingan yang semakin ketat disertai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. industri yang cukup ketat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan dituntut untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin kompetitif dalam era globalisasi sekarang ini menuntut industri atau perusahaan untuk dapat menyusun strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Prosedur Pencatatan Piutang Pada PT. Tresna Sukses Mandiri. Nama : Yulina Merrys Pradipta Npm :

Prosedur Pencatatan Piutang Pada PT. Tresna Sukses Mandiri. Nama : Yulina Merrys Pradipta Npm : Prosedur Pencatatan Piutang Pada PT. Tresna Sukses Mandiri Nama : Yulina Merrys Pradipta Npm : 57212946 LATAR BELAKANG Pencataan piutang merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep BAB II Dasar Teori 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep 1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2001:5) 2.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Evaluasi Ada beberapa alasan mengapa harus dibuat perencanaan yang baik sebelum melakukan evaluasi yaitu memperoleh bahan bukti yang cukup, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Duta Indah Sejahtera merupakan salah satu perusahaan swasta yang memproduksi tissue. Kegiatan utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk menyediakan sumber daya informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date. Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju ini banyak perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya agar tidak kalah dalam persaingan yang semakin ketat. Untuk itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Perusahaan PD. Harapan Baru adalah sebuah perusahaan yang dijalankan dengan proses utamanya ialah membeli dan menjual barang elektronik.

Lebih terperinci