Penalaran Statistik 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penalaran Statistik 2"

Transkripsi

1 Depok, 2011 Penalaran Statistik 2 Penyusun:

2 Lingkup bahasan Ukuran Pusat Kecondongan Ukuran Penyebaran Data Distribusi dan Ukuran Naskah ini disusun lebih mirip sebagai suatu ringkasan diktat dengan tujuan agar mahasiswa dapat menggunakannya untuk belajar mandiri. Isi naskah berupa kalimat-kalimat pendek sebagai pokok atau kunci materi sehingga mahasiswa dapat cepat mempelajari dan mudah mengingatnya. 2

3 Ukuran Pusat Kecondongan 3

4 Bagaimana cara menentukan satu nilai yang dapat mewakili suatu data? Sebuah perusahaan penyewaan mobil, mencatat jumlah mobil yang disewa dalam satu pekan sbb: Tabel 1 Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah mobil yang disewa Ketika pengusaha tsb ingin menyatakan jumlah mobil yang disewa per hari di pekan ini dalam satu nilai saja, dia perlu menentukan satu nilai tsb yang mana nilai ini dapat mewakili nilai-nilai jumlah mobil yang disewa setiap harinya di pekan tsb. Nilai ini merupakan nilai tengah dari satu set data di tabel di atas. Secara umum nilai ini dikenal sebagai nilai rata-rata (average). Di ilmu statistik nilai rata-rata disebut sebagai Ukuran Pusat Kecondongan. Di sini kita akan membahas empat nilai ukuran pusat kecondongan, yaitu: mean, median, mode, dan midrange. Setiap nilai ini dihitung dengan cara yang berbeda, sehingga kita tidak menyebutnya sebagai nilai ratarata, tetapi langsung menyebutnya dengan nama mean, median, mode, atau midrange. 4

5 Menentukan Nilai Rata--rata dengan Menghitung Mean Ketika kita ingin menentukan jumlah mobil yang disewa per hari dari data satu pekan (Tabel 1), pada umumnya orang berfikir dan menghitung dengan cara menjumlahkan semua item data sewa mobil dari hari Senin sampai Minggu dan kemudian membaginya dengan angka 7. Cara penentuan nilai rata-rata seperti ini dikenal dengan menghitung nilai mean. Mean diberi simbul untuk nilai mean dari sampel, dan diberi simbul untuk nilai mean dari populasi. Contoh 1: menghitung nilai mean dari mobil yang disewa per hari untuk data di Tabel 1. Jadi nilai mean jumlah mobil yang disewa per hari di pekan tsb adalah 15,2. Kita dapat menyatakannya: rata-rata ada 15 mobil yang disewa per hari. 5

6 Bagaimana Menyatakan Mean dalam Bentuk Simbul (Rumus Rumus)? Mean adalah jumlah dari semua item data ( = ) dibagi dengan jumlah itemnya ( = 7 ). = = 15,2 Jika setiap item data kita beri simbul xi, yangmana i adalah bilangan 1, 2, 3,, maka setiap item data dapat diidentiikasi: x1 = 10, x2 = 12, x3 = 9,, x7 = 22. Jadi huruf i memberi identitas setiap item data dan mempunyai angka terbesar sama dengan total item data = 7, yang biasanya diberi simbul n (=7). Dengan demikian untuk menghitung mean dapat diberi simbul: ==1 6

7 Contoh 2: Menghitung Mean dengan Rumus Pembangkit listrik tenaga uap membuang sisa air turbinnya ke laut. Agar tidak mengganggu lingkungan, temperatur air tsb selalu dimonitor. Salah satu data hasil monitor temperatur (oc) bulanannya adalah sebagai berikut: Data 2: 36,37,37,38,38,38,38,39,39,39, 39,39,40,40,40,40,40,41,41,41, 41,42,42,42,42,43,43,43,44,44. Hitunglah mean dari temperatur tsb. Penyelesaian: Jumlah item data, n = 30. Rumus mean: Berdasarkan rumus mean, dapat dihitung: = ==1 ==1 =1 = = = = Jadi mean temperatur di bulan tsb = 40,2oC = = 40,2 7

8 Cara Menghitung Mean dengan Distribusi Frekuensi Di Contoh 2 dijumpai beberapa item data dengan nilai yang sama. Kejadian ini memberika ide tentang cara menghitung mean yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan distribusi frekuensi. Marilah kita analisis cara menghitung mean di contoh 2: = 37 x 2 = 38 x 4 =1 =1 = = = = dst Berdasarkan analisis di atas, rumus+mean dapat + 42 dituliskan: = 1206 = 40,2 30 x f : nilai data pengamatan : frekuensi data pengamatan Σ xf : jumlah semua hasil kali data pengamatan dan frekuensi. n : frekuensi total. = = 40 x 5 8

9 Contoh 3: Menghitung Mean dengan Distribusi Frekuensi Hitunglah mean dari data di Contoh 2 dengan menggunakan distribusi frekuensi. Penyelesaian: Setiap item data yang mempunyai nilai sama dihitung frekuensinya, kemudian digunakan untuk menghitung mean dengan cara distribusi frekuensi: = = Item data 1206 = = 40,2 30 Mean temperatur = 40,2oC. Frekuensi Frekuensi total Kita dapat pula menghitung mean dengan menggunakan bantuan tabel distribusi frekuensi. 9

10 Contoh 3: Menghitung Mean dengan Distribusi Frekuensi (lanjutan) Kita dapat membuatkan distribusi frekuensi dari Data 2 di Contoh 2. Sehingga mean dapat dihitung: Tabel 2 x f xf 1206 = = = 40, Item data Frekuensi total Σxf = 1206 f = n = 30 10

11 Contoh 4: Pengaruh nilai item data yang ekstrem terhadap mean Misalnya ada data yang ekstrem di tabel 1. Pada hari Jumat yang tadinya hanya tersewakan 15 mobil, tetapi karena bertepatan dengan hari libur, maka ada 50 mobil yang tersewakan. Maka tabel 1 menjadi. Tabel 3 Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah mobil yang disewa Nilai meannya sekarang adalah: = = 20,1 Sebelumnya kita dapatkan nilai meannya 15,2. Setelah 7 ada perubahan satu item data yang ekstrem yaitu di hari Jumat, ternyata nilai meannya jauh berbeda dari nilai semula. Contoh ini menunjukkan bahwa nilai mean sangat sensitif terhadap perubahan ekstrem nilai item data. Mungkin kita berfikir, lebih baik nilai ekstrem tersebut dibuang saja atau perlu dicara cara perhitungan nilai rata-rata selain mean. 11

12 Median Cara kedua untuk menyatakan nilai rata-rata adalah median. Median merupakan nilai tengah dari suatu set data. Cara mencari median: 1. Urutkan item data dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. 2. Jika jumlah item datanya ganjil, maka nilai mediannya adalah data yang terletak di tengah set data. 3. Ketika jumlah item datanya genap, nilai mediannya adalah mean dari dua item data yang ada di tengah set data. 12

13 Contoh 5: Menentukan Median Kita ambil contoh menghitung median dari data tabel 1. Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Jumlah mobil yang disewa Penyelesaian: Langkah 1: mengurutkan item data dari nilai terkecil sampai terbesar. 9, 10, 12, 15, 17, 21, 22 Nilai tengah/ median Langkah 2: melihat jumlah item data. Total item data adalah 7, jadi bilangan ganjil. Langkah 3: Karena total item datanya ganjil maka median adalah item data yang terletak di tengah, yaitu angka 15. Seandainya hari kerja perusahaan hanya 6 hari per pekan, maka data hari Minggu tidak ada, sehingga jumlah item datanya adalah genap yaitu 6. Sekarang nilai mediannya dapat dihitung sbb: Mengurutkan item data dari nilai terkecil sampai terbesar. 9, 10, 12, 15, 17, 21 Nilai tengah/ median Karena total item datanya genap yaitu 6, maka median adalah mean dari dua item data yang terletak di tengah, yaitu median = ( )/2 = 27/2 = 13,5. 13

14 Contoh 6: Membandingkan Median dan Mean Pada contoh 5, kita sudah menghitung median dari data tabel 1. Mediannya adalah 15. Pada contoh 1, kita telah menghitung mean. Mean dari data tabel 1 adalah 15,2. Dua hasil ini tidak berbeda jauh. Jadi mean dan median tidak berbeda jauh jika tidak dijumpai item data yang bernilai ekstrem (sangat besar atau sangat kecil). Sekarang kita ambil contoh 4, yangmana terdapat data ekstrem (tabel 3). Di data tabel 3, diperoleh mean = 20,1. Jika kita hitung median dari data tabel 3, diperoleh median = 17. 9, 10, 12, 17, 21, 22, 50 Dari perhitungan median data tabel 3, diperoleh hasil yang tidak berbeda jauh dari median data tabel 1, walaupun di tabel 3 dijumpai item data yang ekstrem. Hal yang berlawanan terjadi pada mean data tabel 3, mennya berbeda sangat jauh dengan mean data tabel 1. Kesimpulan: Jika pada data dijumpai nilai ekstrem (sangat besar atau sangat kecil dibandingkan dengan nilai item data lainnya), maka nilai rata-rata yang dianggap lebih mewakili nilai set data adalah median. Nilai tengah/ median 14

15 Mode Cara ketiga untuk menyatakan nilai rata-rata adalah mode. Mode adalah suatu nilai yang sering muncul atau terjadi di suatu set data. Jika dalam suatu set data, semua item data hanya terjadi atau muncul satu kali saja, maka data tersebut tidak mempunyai mode. Di lain pihak, jika ada lebih dari satu item data yang mempunyai frekuensi tertinggi, maka setiap item data tersebut adalah mode. Contoh 7: Data di Tabel 1: 9, 10, 12, 15, 17, 21, 22. Setiap item data hanya muncul satu kali saja, sehingga data ini tidak punya mode. Data di Tabel 2: Temperatur 39 oc dan 40oC, masing-masing mempunyai frekuensi 5 yang merupakan frekuensi tertinggi di data. Jadi mode dari data tabel 2 adalah 39 dan 40. Data seperti ini disebut bimodal (mempunyai dua mode). 15

16 Midrange Cara keempat untuk menyatakan nilai rata-rata adalah midrange. Midrange adalah mean dari nilai terendah dan tertinggi. Contoh 8: Data di Tabel 1: 9, 10, 12, 15, 17, 21, 22. Nilai terendah dan tertinggi dari data adalah 9 dan 22. Jadi midrange datanya adalah (9 + 22)/ 2 = 15,5. Data di Tabel 2: Nilai terendah dan tertinggi dari data adalah 36 dan 44. Jadi midrange temperatur air adalah (39 oc + 40oC)/ 2 = 39,5oC. 16

17 Nilai Rata--rata Mana Yang Tepat Untuk Digunakan?? Pertanyaan ini tidak mudah untuk dijawab. Nilai rata-rata yang sering digunakan adalah mean, median, dan mode. Ketiga nilai ini mempunyai cara perhitungan yang berbeda, sehingga pemilihan nilai rata-rata sangat tergantung dari kebutuhan kita untuk menyimpulkan suatu data. Mean. Nilai rata-rata yang sering digunakan adalah mean. Tetapi perlu diingat bahwa mean sangat sensitif terhadap item data yang ekstrim. Oleh sebab itu di olimpiade, nilai tertinggi dan terendah dari lomba luncur es selalu dibuang. Median. Jika distribusi data tak simetri, maka median lebih tepat untuk digunakan sebagai nilai rata-rata. Misalnya gaji pegawai, pendapatan keluarga, dan pertumbuhan ekonomi. Distribusi data ini sangat tidak simetri, sehingga median lebih tepat (lebih mempunyai arti) jika digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dari pada mean. Mode. Mode adalah satu-satunya ukuran yang selalu menampilkan nilai item data itu sendiri. Seorang pengusaha atau perancang mode (sepatu, baju, dll.) selalu menggunakan mode untuk memutuskan barang yang dijualnya. Misalnya, dari survei diperoleh data bahwa ukuran sepatu yang paling laku (mode) adalah 37 dan 40. Maka perancang sepatu tidak akan memutuskan untuk membuat sepatu dengan ukuran 38,5 lebih banyak lagi. 17

18 Ukuran Penyebaran Data 18

19 Lampu LCD Projector Mana yang Kita Pilih?? Dua perusahaan lampu LCD Projector menuliskan spesifikasi lampu sbb: Perusahaan A: Waktu hidup rata-rata lampu 5000 jam. Perusahaan B: waktu hidup rata-rata lampu 4000 jam. Sepintas lalu, kita akan memilih lampu dari perusahaan A, karena mempunyai waktu hidup yang lebih lama. Akan tetapi, pada waktu uji kualitas diperoleh data, semua lampu B mempunyai waktu hidup tidak keluar dari angka 500 jam dari nilai rata-ratanya, sedangkan lampu A waktu hidupnya sangat bervariasi. Beberapa lampu A bahkan mempunyai waktu hidup 2000 jam di bawah waktu hidup rata-ratanya. Riwayat informasi data ini menyimpulkan bahwa lampu A dapat mempunyai waktu hidup sampai serendah = 3000 jam, sedangkan lampu B waktu hidupnya paling rendah adalah 3500 jam. Dengan demikian kita akan memilih lampu B. Cerita ini memberikan pengertian, meskipun nilai rata-rata diambil dari distribusi data, tetapi tidak dapat bercerita tentang riwayat data. Dengan demikian kita perlu mengembangkan suatu metode untuk mengukur sebaran dari suatu data. 19

20 Bagaimana mengukur sebaran data secara langsung?? Dua orang mahasiswa A dan B disurvei tentang waktu (dalam jam) yang digunakannya untuk olah raga setiap pekan. Diperoleh data survei sbb: Tabel 4 Pekan ke Mean Median Mhs. A Mhs. B Jika dilihat mean dan median dari kedua mahasiswa, maka diambil kesimpulan keduanya menghabiskan waktu rata-rata yang sama untuk olah raga, yaitu 7 jam per pekan. Tetapi jika dilihat dari sebaran data di tabel, mahasiswa A lebih konsisten dalam berolah raga mingguan dibandingkan dengan mahasiswa B. Sebaran data menunjukkan jam per pekan dari mhs. B sangat bervariasi jauh dari nilai rata-ratanya. Cara termudah untuk mengukur sebaran data adalah dengan menghitung range, yaitu nilai tertinggi di data dikurangi dengan nilai terendah di data. Berdasarkan data di atas Range dari mhs A = 9 5 = 4, sedangkan mhs B = 13 1 = 12. Nilai range ini menunjukkan dengan jelas mhs B mempunyai sebaran data 3 kali mhs A. 20

21 Range adalah ukuran penyebaran data yang kasar Kita harus berhati-hati dengan nilai range. Range dapat menjerumuskan kita jika tidak ditafsirkan secara bijak. Marilah kita ambil contoh berikut. Pada kontes menyelam diperoleh data waktu selam (menit) dari dua peserta (A dan B), sbb: Tabel 5 Penyelaman ke Mean Median Range Peserta A Peserta B Jika dilihat nilai rangenya, peserta A (range = 10) lebih konsisten karena rangenya lebih kecil dibandingkan peserta B (range = 22). Bagaimanapun kenyataanya peserta B lebih konsisten. Sebaran data menunjukkan waktu selam B lebih seragam kecuali ada satu item data, yaitu 6 yang ekstrem. Angka 6 ini mungkin disebabkan ada kesalahan teknis saat menyelam atau ada kesalahan lainnya. Perhatikan pula: Data B mediannya tidak terpengaruh oleh nilai ekstrem. Contoh ini menuntut kita untuk mencari cara yang lebih baik dalam mengukur sebaran data. 21

22 Deviasi standar adalah ukuran penyebaran data yang dapat diandalkan Marilah kita mengamati peyimpangan (deviasi) setiap item data dari nilai mean di tabel 5. Penyelaman ke Mean Median Range Peserta A Penyimpangan item data ( ) x dari mean ( = x =5 = -1 =-2 =3 =-5 ) Jika dianalisis total penyimpangan item data dari mean selalu sama dengan nol, karena mean adalah pusat data. Sebagian data akan menyimpang di sebelah kiri (negatif) dan sebagian lainnya di sebelah kanan (positif), sehingga saling meniadakan. Dengan kata lain perhitungan penyimpangan seperti ini tidak bermanfaat. Agar jumlah semua penyimpangan tidak nol, masing-masing nilai simpangan kita kuadratkan. Metode perhitungan simpangan seperti ini menghasilkan deviasi standar. Rumus deviasi standar ( s ) dari suatu sampel dengan jumlah item data n adalah =

23 Contoh 9: Menghitung Deviasi Standar Marilah kita menghitung deviasi standar data di tabel 5. Penyelaman ke Mean Median Range Peserta A Penyimpangan item data ( ) x dari mean ( = x =5 = -1 =-2 =3 =-5 ) Di data ini, mean = 23, n = 5, sehingga nilai deviasi standar dapat dihitung sbb: = = 1 Nilai deviasi standar = = = =

24 Arti deviasi standar dan mean suatu data Satu set data dapat diwakili oleh nilai mean dan deviasi standar. Nilai mean menunjukkan akurasi dari data tersebut, sedangkan deviasi standar (s) menunjukkan sebaran (konsistensi) datanya. Contoh 10: Perusahaan cat mengisikan cairan cat sebayak 1 liter ke dalam kaleng dengan keran otomatik. Perusahaan ini menggunakan dua keran A dan B secara bergantian. Hasil pengukuran berulang pada volume cat dalam kaleng, untuk keran A dan B adalah Kesimpulan: Amean = 1,05 liter, As = 0,20 liter ; Bmean = 1,20 liter, Bs = 0,05 liter Keran A mempunyai nilai mean (1,05) yang baik/akurat karena dekat dengan nilai 1 liter, tetapi konsistensinya tidak baik, sebab deviasi standarnya besar (0,25). Keran B mempunyai masalah dengan akurasi, karena meannya (1,20) jauh dari nilai 1 liter, walupun begitu konsistensi keran baik, sebab deviasi standarnya kecil (0,05). Hasil ini dapat digambarkan sbb: 9,6 9,7 9,8 9,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 9,6 9,7 9,8 9,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 Keran A Keran B 24

25 Bagaimana cara membandingkan dua distribusi data yang berbeda? Walaupun satu set data dapat diwakili oleh nilai mean dan deviasi standarnya, tetapi ketika kita ingin membandingkan dua set (atau lebih) data, nilai deviasi standar tidaklah mencukupi untuk menentukan kulitas suatu data. Contoh 11: Seandainya dua keran A dan B seperti contoh sebelumnya dites berulang pada daerah ukuran yang berbeda dan diperoleh datanya, keran mana yang mempunyai kualitas lebih baik? Data: Keran A: 12,13,16,18,18, 20 ml; Penyelesaian: Keran B: 125, 131, 114, 158, 168, 193 ml. Setelah dihitung: Amean= 16,167ml, As= 3,125 ml ; Bmean= 153,167ml, Bs= 25,294ml Berdasarkan hasil hitungan standar deviasi, keran A mempunyai nilai deviasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan keran B. Tetapi karena nilai mean kedua keran mempunyai daerah ukuran yang berbeda, maka kualitas keran tidak dapat ditentukan secara langsung dengan besar atau kecilnya nilai standar deviasi. Maka diperlukan cara lain untuk membandingkan dua set data yang mempunyai nilai mean yang berbeda daerah ukurannya, yaitu koefisien variasi. 25

26 Koefisien Variasi Koefisien variasi menggunakan ukuran pusat kecondongan (mean) dan deviasi standar sekaligus untuk membandingkan dua set (atau lebih) data. Koefisien Variasi (V) dihitung dengan: =.100 untuk data sampel =. 100 untuk data populasi Di sini terlihat bahwa ukuran kualitas data ditentukan oleh nilai relatif dari standar deviasi terhadap mean. Jika nilai koefisien variasi data adalah kecil, maka datanya berkualitas (mempunyai konsistensi yang tinggi pada daerah ukuran tertentu). Contoh 12: Berdasarkan contoh 11, hitunglah nilai koefisien variasi dari keran A dan B, jika: Amean= 16,167ml, As= 3,125 ml ; Bmean= 153,167ml, Bs= 25,294ml Penyelesaian: Berdasarkan hasil perhitungan koefisien variasi, terlihat bahwa nilai VB lebih kecil dibandingkan dengan nilai VA, dengan demikian kualitas keran B lebih baik dari pada keran A. 26

27 Distribusi dan Ukuran 27

28 Distribusi Frekuensi dan Distribusi Induk Kita telah belajar mengorganisir data hasil sampling menjadi distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi yang diperoleh dari data sampel disebut sebagai distribusi sampel. Jika distribusi tersebut diperoleh dari data populasi, disebut distribusi induk. Distribusi sampel Distribusi induk Grafik distribusi yang dihaluskan Frekuensi Nilai yang diamati 28

29 Bagaimana hubungan Distribusi dan Ukuran? Distribusi data dapat diwakili oleh dua parameter (nilai) yaitu ukuran pusat kecondongan dan ukuran penyebaran data. Dimana letak nilai-nilai ukuran pusat kecondongan di suatu distribusi data? Nilai mode mudah ditentukan yaitu nilai yang mempunyai frekuensi paling tinggi. Pada distribusi tak sismetri, nilai mean akan berada lebih dekat di daerah sisi miring dan nilai median terletak di antara nilai mode dan mean. Median Mode Median Mean 29

30 Distribusi Normal Distribusi normal adalah simetri dan sering digunakan di kehidupan sehari-hari. Rkarena simetri, letak mode, median, dan mean ( ) berimpit di pusat distribusi. Bentuk distribusi normal bisa ramping atau melebar tergantung dari ukuran penyebaran datanya atau deviasi standarnya (σ ). Mode Median Mean Deviasi standar besar σ Deviasi standar kecil σ 30

31 Sifat--sifat Distribusi Normal Distribusi normal adalah simetri, berbentuk lonceng, dan sering digunakan di kehidupan sehari-hari. Karena simetri, letak mode, median, dan mean ( ) berimpit di pusat distribusi dan mempunyai nilai yang sama. Kaidah empiris yang berlaku pada setiap distribusi normal: 68% Kira-kira 68% dari seluruh data berada dalam satu deviasi standar dari mean (antara 1σ dan +1σ ). µ 3σ µ 2σ µ 1σ 95% 99,7% µ+1σ µ+2σ µ+3σ Kira-kira 95% dari seluruh data berada dalam dua deviasi standar dari mean (antara 2σ dan +2σ ). Kira-kira 99,7% dari seluruh data berada dalam tiga deviasi standar dari mean (antara 3σ dan +3σ ). 31

32 Penggunaan Distribusi Normal Distribusi normal dapat digunakan untuk memprediksi sifat-sifat populasi. Contoh 13: Suatu Rumah Sakit Umum Daerah mencatat, pada tahun 2010 telah menangani 2000 persalinan. Analisis data menunjukkan mean berat badan bayi sama dengan 3700 g dan deviasi standarnya 50 g. A.Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan antara g? B.Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan antara g? Penyelesaian: C.Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan lebih dari 3850 g? Data berat badan bayi mengikuti distribusi normal, sehingga kita harus meninjau permasalahan ini dengan sifat-sifat distribusi normal. Berdasarkan data, jumlah populasi (N) = 2000 bayi, mean ( ) = 3700 g, dan deviasi standar (σ) = 50 g. Jika informasi ini digambarkan pada grafik normal, akan didapatkan penyelesaian jawaban A, B, dan C lebih sederhana. 32

33 Contoh 13 (lanjutan) N = 2000, = 3700, = 50 68% 68% 95% 95% 99,7 % 99,7 % µ 3σ µ 2σ µ 1σ µ+1σ µ+2σ µ+3σ A. Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan antara g? Jumlah bayi dengan berat badan antara g berdasarkan distribusi normal (kedua grafik di atas) = antara 1σ dan +1σ = 68% populasi = 0,68 x 2000 = 1360 bayi. B. Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan antara g? Daerah = daerah antara dan +2σ = 0,5 x 95% populasi = 0,5 x 0,95 x 2000 = 950. Jadi jumlah bayi dengan berat badan antara g adalah 950 bayi. C. Berapa jumlah bayi yang mempunyai berat badan lebih dari 3850 g? Angka 3850 = +3σ. Daerah antara 3σ dan +3σ = 99,7% populasi. Jadi jumlah di luar daerah 3σ sampai +3σ = 0,3% populasi, sehingga jumlah bayi dengan berat di atas 3850g = 0,5 x 0,3% x 2000 = 3 bayi. 33

34 Kesimpulan Suatu distribusi data dapat diwakili dengan dua parameter yaitu ukuran pusat kecondongan dan deviasi standar. Ukuran pusat kecondongan merupakan nilai rata-rata dari suatu set data. Nilai ini dapat dinyatakan dalam mean, median, mode, dan midrange. Kita harus memilih nilai rata-rata yang tepat untuk mewakili suatu set data. Ukuran penyebaran data dinyatakan dalam deviasi standar. Koefisien variasi digunakan untuk membandingkan kualitas dua set (atau lebih) data. Pada distribusi normal (simetri) nilai mean, median, dan modus adalah sama dan terletak di tengan distribusi data, sedangkan untuk distribusi tak simetri, ketiga nilai tersebut berbeda. Kita dapat memprediksi sifat-sifat suatu populasi dengan menggunakan distribusi normal. 34

35 Daftar Pustaka Angel, R.A, Abbott, D.C, Runde, C.D. 2009, A Survey of Mathematics with Application, Ed. Ke-8, Boston, Pearson Addison Wesley. Blitzer, R. 2008, Thinking mathematically, Ed. Ke-4, New Jersey, Pearson Addison Wesley. Miller, D.C, Heeren, E.V, Hornsby, J, Morrow, L.M, Newenhizen, V.J, 2008, Mathematical Ideas, Ed. Ke-11, Boston, Pearson Addison Wesley. Pirnot, L.T, 2007, Mathematics All Around, Ed.Ke-3, Boston, Pearson Addison Wesley. 35

36

Penalaran Statistik 1

Penalaran Statistik 1 Depok, 2011 Penalaran Statistik 1 Penyusun: Lingkup bahasan Data dan Sampling Data Organisasi dan Visualisasi Data Distribusi Data Naskah ini disusun lebih mirip sebagai suatu ringkasan diktat dengan tujuan

Lebih terperinci

Kesalahan-kesalahan di Statistik

Kesalahan-kesalahan di Statistik Depok, 2011 Kesalahan-kesalahan di Statistik Penyusun: Lingkup bahasan Kesalahan di Statistik Kesalahan di Sampling Kesalahan Analisis Data Penggunaan Kata--kata Multi Tafsir Kesimpulan yang Salah Kesalahan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN SIFATNYA. Penyusun: Bevina D. Handari. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia

FUNGSI DAN SIFATNYA. Penyusun: Bevina D. Handari. Dipergunakan hanya di lingkungan akademik Universitas Indonesia FUNGSI DAN SIFATNYA Penyusun: Bevina D. Handari DAFTAR ISI 1. Mengapa karakteristik grafik penting? 2. Fungsi Naik, Fungsi Turun 3. Titik Maksimum, Titik Minimum 4. Titik Maksimum Relatif, Titik Minimum

Lebih terperinci

Relasi antar dua variabel

Relasi antar dua variabel Relasi antar dua variabel Penyusun: Bevina D.Handari Seorang pelanggan air minum setiap bulan membayar tagihan dengan perincian sebagai berikut: biaya pemeliharaan meter Rp 5.200, biaya beban tetap Rp

Lebih terperinci

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik memberikan kemudahan bagi kita untuk menggambarkan data dan membuat kesimpulan terhadap sifat data. Namun tabel dan grafik belum

Lebih terperinci

Statistika Materi 5. Ukuran Penyebaran. (Lanjutan) Hugo Aprilianto, M.Kom

Statistika Materi 5. Ukuran Penyebaran. (Lanjutan) Hugo Aprilianto, M.Kom Statistika Materi 5 Ukuran Penyebaran (Lanjutan) Hugo Aprilianto, M.Kom UKURAN PENYEBARAN RELATIF yaitu mengubah ukuran penyebaran dari berbagai satuan menjadi ukuran relatif atau persen. Penggunaan ukuran

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif. Statistik Farmasi 2015

Statistik Deskriptif. Statistik Farmasi 2015 Statistik Deskriptif Tujuan perkuliahan Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Meringkas data, dengan menggunakan pengukuran tendensi sentral seperti rata-rata, median, modus dan

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. STATISTIKA INDUSTRI I Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERTEMUAN-1 DATA Data Hasil pengamatan pada suatu populasi Untuk mendapatkan informasi yang akurat Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data

Lebih terperinci

Statistika Farmasi

Statistika Farmasi Bab 1:,, Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Data Populasi dan Sampel Menurut Websters New World Dictionary, data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap. Dengan demikian, data dapat memberikan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal

Lebih terperinci

Oleh Azimmatul Ihwah

Oleh Azimmatul Ihwah Oleh Azimmatul Ihwah Kasus: Di 5 perusahaan sejenis di kota Malang, yaitu perusahaan A, B, C, D dan E, seorang manufacturer ingin mengetahui perusahaan mana dengan kinerja karyawan terbaik. Diambil 50

Lebih terperinci

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN Tita Talitha, MT DISTRIBUSI FREKWENSI PENGERTIAN distribusi frekwensi adalah suatu tabel dimana banyaknya kejadian / frekwensi didistribusikan ke dalam kelas-kelas

Lebih terperinci

PENGUKURAN DESKRIPTIF

PENGUKURAN DESKRIPTIF PENGUKURAN DESKRIPTIF STATISTIK INDUSTRI I Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang 1 PENGUKURAN DESKRIPTIF Suatu pengukuran yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data yang diperoleh

Lebih terperinci

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation) DISPERSI DISPERSI DATA Ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Normal Salah satu distribusi frekuensi yang paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang

Lebih terperinci

Median Median dari data yang belum dikelompokkan

Median Median dari data yang belum dikelompokkan Median Median merupakan salah satu ukuran pemusatan atau sebuah nilai yang berada ditengah-tengah data, setelah data tersebut diurutkan. Mungkin Anda bertanya, mengapa perlu median setelah Anda mempelajari

Lebih terperinci

Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah

Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis dalam Kehidupan Sehari-hari Apakah yang dimaksud dengan berfikir kritis? Berfikir Kritis Berfikir kritis

Lebih terperinci

Pengukuran Kesehatan

Pengukuran Kesehatan 1 Pengukuran Kesehatan Ukuran Sentral: Mean atau Arithmetic Mean Median Modus Ukuran Variasi: Range Mean Deviasi Standar deviasi, Standar Error, 95%CI Coefisien Variasi Ukuran Posisi: Median Kuartil Desil

Lebih terperinci

STATISTIKA -deskripsi data-

STATISTIKA -deskripsi data- STATISTIKA -deskripsi data- PERTEMUAN KE-3 Oleh: MUHAMMAD YUSUF AWALUDDIN 2 overview : Deskripsi data : Sering digunakan peneliti, khususnya dalam memperhatikan perilaku data dan penentuan dugaan-dugaan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1

DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1 DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1 Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam banyak teori

Lebih terperinci

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan Pengantar Statistik Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id Sekilas tentang sejarah Statistik Statistik: pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi mengenai pajak,

Lebih terperinci

PENGUKURAN TENDENSI SENTR T AL

PENGUKURAN TENDENSI SENTR T AL PENGUKURAN TENDENSI SENTRAL Pengertian Nilai sentral atau tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang mewakili rangkaian data tersebut. Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut : 1. Harus dapat

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1 Adam Hendra Brata Variabel Acak Kontinyu - Variabel Acak Kontinyu Suatu variabel yang memiliki nilai pecahan didalam range tertentu Distribusi

Lebih terperinci

statistika untuk penelitian

statistika untuk penelitian statistika untuk penelitian Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Delayota Experiment Team (D Expert) 2013 Freeaninationwallpaper.blogspot.com Apa itu Statistika? Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,

Lebih terperinci

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya BAB 2 Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya Misalnya seorang penjaga gudang mencatat berapa sak gandum keluar dari gudang selama 15 hari kerja, maka diperoleh distribusi data seperti berikut.

Lebih terperinci

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 6

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 6 PENGANTAR STATISTIK JR113 Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI 2008 Pertemuan 6 MODUS Modus (Mo) adalah sebuah ukuran untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si

STATISTIKA DESKRIPTIF. Wenny Maulina, S.Si., M.Si STATISTIKA DESKRIPTIF Wenny Maulina, S.Si., M.Si Ukuran Pemusatan Ukuran pemusatan ukuran ringkas yang menggambarkan karakteristik umum data tersebut. Modus (Mode): Nilai pengamatan yang paling sering

Lebih terperinci

Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI

Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI Pengukuran Statistik Deskriptif UKURAN PUSAT, UKURAN VARIASI DAN UKURAN POSISI Besral: Departemen Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012 SAP Statistika

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS KONTINYU. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016

DISTRIBUSI PROBABILITAS KONTINYU. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016 DISTRIBUSI PROBABILITAS KONTINYU Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016 DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU Berbeda dengan variabel random diskrit, sebuah variabel random kontinyu adalah variabel yang dapat

Lebih terperinci

MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA

MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA MENGHITUNG NILAI RATA-RATA SUATU DISTRIBUSI DATA AMIYELLA ENDISTA SKG.MKM Email : amiyella.endista@yahoo.com Website : www.berandakami.wordpress.com Perhitungan Nilai Gejala Pusat Mean Median Modus Range

Lebih terperinci

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi.

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi. TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS Fitri Yulianti, SP. MSi. UKURAN PENYIMPANGAN Pengukuran penyimpangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tinggi rendahnya perbedaan data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2011 dengan lokasi penelitian berada di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

Tidur Malam? (Lanjutan)

Tidur Malam? (Lanjutan) Tidur Malam? (Lanjutan) Coba ingat lagi eksplorasi 2.2 ketika Anda mengeinvestigasi apakah, rata-rata, murid dalam sekolah Anda yang tidur kurang dari 8 jam semalam kemarin. Meskipun 8 jam sering dikatakan

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK

UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK UKURAN PEMUSATAN DATA STATISTIK Pengantar Dari setiap kumpulan data, terdapat tiga ukuran atau tiga nilai statistik yang dapat mewakili data tersebut, yaitu rataan (mean), median, dan modus. Ketiga nilai

Lebih terperinci

KURVA NORMAL. (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana)

KURVA NORMAL. (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana) KURVA NORMAL (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana) Distribusi Normal (Distribusi GAUSSE) Kurva Normal Suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Seni dan Kerajinan (E4-4) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Seni dan Kerajinan (E4-4) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul DOKUMEN NEGARA 00 EP90 SANGAT RAHASIA UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 00/00 SMK Matematika Non Teknik Seni dan Kerajinan (E) PAKET (UTAMA) SELASA, MEI 00 Pukul 07.0 09.0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Hak

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK. Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC

KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK. Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC KEGIATAN BELAJAR ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA NUMERIK Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC Published by: Forum Ilmiah Kesehatan (Forikes) Ponorogo, Indonesia 2014 1 DESKRIPSI MATERI KEGIATAN

Lebih terperinci

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL DISTRIBUSI NORMAL CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL Berbentuk lonceng simetris terhadap x = μ distribusi normal atau kurva normal disebut juga dengan nama distribusi Gauss, karena persamaan matematisnya ditemukan

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

Kuliah 4. Ukuran Penyebaran Data

Kuliah 4. Ukuran Penyebaran Data Kuliah 4. Ukuran Penyebaran Data Mata Kuliah Statistika Dr. Ir. Rita Rostika MP. 21 Maret 2012 Prodi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Content Rentang Data Rentang

Lebih terperinci

Distribusi Normal, Skewness dan Qurtosis

Distribusi Normal, Skewness dan Qurtosis Distribusi Normal, Skewness dan Qurtosis Departemen Biostatistika FKM UI 1 2 SAP Statistika 1, minggu ke-4 4 Membekali mahasiswa agar lebih paham dan menguasai teori terkait: menghitung ukuran penyimpangan

Lebih terperinci

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA TUGAS II STATISTIKA Oleh Butsiarah / 15B20020 Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015 1. Penelitian terhadap nilai mahasiswa S1 Jurusan

Lebih terperinci

Ukuran Nilai Sentral

Ukuran Nilai Sentral Ukuran Nilai Sentral Nilai Sentral Pengertian Nilai Sentral Nilai sentral suatu rangkaian data adalah nilai dalam rangkaian data yang dapat mewakili data tersebut. Suatu rangkaian data biasanya memiliki

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT Nilai tunggal yang dinilai dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data dianggap sebagai rata-rata (averages). Nilai rata-rata dihitung bedasarkan keseluruhan nilai yang terdapat

Lebih terperinci

MUHAMMAD HAJARUL ASWAD A MT.KULIAH: STATISTIKA DESKRIPTIF UNANDA, 2016

MUHAMMAD HAJARUL ASWAD A MT.KULIAH: STATISTIKA DESKRIPTIF UNANDA, 2016 MUHAMMAD HAJARUL ASWAD A MT.KULIAH: STATISTIKA DESKRIPTIF UNANDA, 2016 RATA- RATA nilai matakuliah mahasiswa tsb adalah B Sumber: https://sinarnetri.files.wordpress.com/2010/04/khs.png Aswad2016 Titik-titik

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif STK 211 Metode statistika Materi 2 Statistika Deskriptif 1 Statistika Deskriptif Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Penyajian data dapat dilakukan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL MATEMATIKA WAKTU : 0 menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PETUNJUK UMUM 1. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum menjawab.. Jawaban dikerjakan pada lembar

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh STK 211 Metode statistika Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Apa yang disajikan dan diringkas? --> PEUBAH Univariate vs Bivariate vs Multivariate

Lebih terperinci

Pertemuan 8 UKURAN PENYEBARAN. A. Ukuran Penyebaran untuk Data yang tidak Dikelompokkan. Terdapat empat ukuran penyebaran absolut yang utama, yaitu:

Pertemuan 8 UKURAN PENYEBARAN. A. Ukuran Penyebaran untuk Data yang tidak Dikelompokkan. Terdapat empat ukuran penyebaran absolut yang utama, yaitu: Pertemuan 8 UKURA PEYEBARA 1. Pengertian Penyebaran (Dispersi) Penyebaran adalah perserakan data individual terhadap nilai rata-rata. Data homogen memiliki penyebaran (dispersi) yang kecil, sedangkan data

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130 Data 1. Besaran Statistika berbicara tentang data dalam bentuk besaran (dimensi) Besaran adalah sesuatu yang dapat dipaparkan secara jelas dan pada prinsipnya dapat

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2003 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2004

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2003 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 2004 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 003 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA TAHUN 004 Bidang Matematika Waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

Makalah Statistika Distribusi Normal

Makalah Statistika Distribusi Normal Makalah Statistika Distribusi Normal Disusun Oleh: Dwi Kartika Sari 23214297 2EB16 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma 2015 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

Lebih terperinci

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Pertemuan III Statistika Deskripsi dan Eksplorasi (2) Septian Rahardiantoro - STK IPB 1 Misalkan diketahui data sebagai berikut Data 1 No Jenis Kelamin Tinggi Berat Agama

Lebih terperinci

PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014

PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014 PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014 Daftar Isi: 1. Definisi Statistik 2. Unit Analisis & Lingkup Analisis 3. Pengukuran Nilai Sentral 4. Pengukuran

Lebih terperinci

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data Statistik Dasar 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data 3. Ukuran Tendensi Sentral, Ukuran Penyimpangan 4. Momen Kemiringan 5. Distribusi Normal t Dan

Lebih terperinci

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA ALAT UJI STATISTIK Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Penggunaan Statistik Statistik merupakan sekumpulan metode yang digunakan untuk menarik kesimpulan masuk akal dari suatu data. Statistik yang digunakan

Lebih terperinci

Ukuran Statistik Bagi Data

Ukuran Statistik Bagi Data Ukuran Statistik Bagi Data Ahmad Zakaria, Ph.D. September 19, 2013 1 Ahmad Zakaria, Ph.D. Ukuran Statistik Bagi Data Definisi Parameter 2 Ahmad Zakaria, Ph.D. Ukuran Statistik Bagi Data Definisi Parameter

Lebih terperinci

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif maupun teknik mendekripsikan data secara grafis maupun secara angka. Sebagai ilustrasi aplikasi

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif

Pengukuran Deskriptif Pengukuran Deskriptif 2.2 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi

Lebih terperinci

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Tanpa mengurangi keterumuman, pembahasan analisis deskriptif kali ini difokuskan kepada pembahasan tentang Ukuran Pemusatan Data, dan Ukuran Penyebaran Data Terlebih dahulu penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

Kenapa Data Harus Diringkas?

Kenapa Data Harus Diringkas? 1 Kenapa Data Harus Diringkas? Agar data berguna, pengamatan yang diperoleh harus disusun dalam bentuk yang lebih terorganisir. Peringkasan data akan memudahkan pengambilan kesimpulan Peringkasan data

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif Ukuran Dispersi

Statistik Deskriptif Ukuran Dispersi MAKALAH STATISTIKA DASAR Statistik Deskriptif Ukuran Dispersi Oleh: Kelompok 1 Dwireta Ramadanti Aliv Vito Palox Arif Rahman Hakim Asrar Halim Desi Anggraini Eki Maruci Hary Sentosa Monalisa Muhammad Irvand

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana. BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Intensitas Curah Hujan Menurut Joesron (1987: IV-4), Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun waktu. Analisa intensitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.1. Karakteristik Data Pengamatan karakteristik tegakan hutan seumur puspa dilakukan pada dua plot di Hutan Pendidikan Gunung Walat dengan luas masing-masing plot berukuran 1

Lebih terperinci

SOLUSI ISIAN SINGKAT

SOLUSI ISIAN SINGKAT SOLUSI ISIAN SINGKAT NO. s.d. 5. Jawaban: 9 Misalnya bilangan pecahan itu adalah x, maka 0x,... x 0,... 9x x 9 Jadi, bilangan pecahan itu adalah 9.. Jawaban:.080 o Jarum menit dalam jam berputar 60 o.

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN SKOR HASIL EVALUASI

TEKNIK PENGOLAHAN SKOR HASIL EVALUASI TEKNIK PENGOLAHAN SKOR HASIL EVALUASI MENGOLAH SKOR MENTAH MENJADI NILAI HURUF MENGOLAH SKOR MENTAH MENJADI SKOR STANDAR 1-10 MENGOLAH SKOR MENTAH MENJADI SKOR STANDAR Z MENGOLAH SKOR MENTAH MENJADI SKOR

Lebih terperinci

Statistika (MMS-1403)

Statistika (MMS-1403) Statistika (MMS-1403) Dr. Danardono, MPH danardono@ugm.ac.id Program Studi Statistika Jurusan Matematika FMIPA UGM MMS-1403 p.1/93 Distribusi Sampling Statistik Populasi: himpunan keseluruhan obyek yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR,

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisa Harga Saham BBCA Sebelum melakukan analisis dengan penerapan simulasi Monte Carlo dan VaR, penulis akan menganalisa pergerakan harga saham BBCA. Data yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 1. Hasil dari 635 + 175 225 =... A. 575 B. 585 C. 800 D. 900 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 Wijaya : Statistika 0 I. PENDAHULUAN Statistika adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pembangkitan Gelombang Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin tersebut akan menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan adanya metode penelitian, metode penelitian ini berfungsi sebagai pendekatan dalam mendapatkan data dari penelitiannya

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel Junaidi, Junaidi I. Prosedur Statistik Deskriptif pada Excel Statistik deskriptif adalah statistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA

BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA 1.1. Pengertian: Statistik inferensial, Sampel, Populasi, Disain eksperimen Pada awal tahun 1980 dan berlanjut sampai abad 1, industri di Amerika menekankan

Lebih terperinci

Ukuran Penyebaran Suatu ukuran baik parameter atau statistik untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dengan nilai rata-rata hitungnya.

Ukuran Penyebaran Suatu ukuran baik parameter atau statistik untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dengan nilai rata-rata hitungnya. UKURAN PENYEBARAN 1 Bab 4 PENGANTAR Ukuran Penyebaran Suatu ukuran baik parameter atau statistik untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dengan nilai rata-rata hitungnya. Ukuran penyebaran membantu

Lebih terperinci

1. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan :

1. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan : BAB I BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan bukan pecahan yang terdiri dari bilangan : Bulat positif (,,, 4, 5, ) Nol : 0 Bulat Negatif (,-5,-4,-,-,-) Himpunan Bilangan bulat A = {, -4,

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani    / Pengukuran Deskriptif 3 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi Pengukuran

Lebih terperinci

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP STATISTICS WEEK 6 Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL Pengantar: Dalam pokok bahasan disini memuat beberapa distribusi kontinyu yang sangat penting di bidang statistika. diantaranya distribusi normal.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional Deskripsi data ini penulis lakukan untuk mengetahui data mengenai kecerdasan emosional (variabel X), yang diperoleh melalui penyebaran

Lebih terperinci

5/3/2012. Objective. Objective STATISTIKA DALAM HIDROLOGI STATISTIKA DALAM HIDROLOGI STATISTIKA DALAM HIDROLOGI

5/3/2012. Objective. Objective STATISTIKA DALAM HIDROLOGI STATISTIKA DALAM HIDROLOGI STATISTIKA DALAM HIDROLOGI Week 11 & 12 HYDROLOGIC STATISTICS (and Frequency Analysis) Introduction Frequency and Probability Function Statistical Parameters Fitting a Probability Distribution Probability Distributions for Hydrologic

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan

PERTEMUAN 5. Teori Himpunan PERTEMUAN 5 Teori Himpunan Teori Himpunan Definisi 7: Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang terdfinisi dengan jelas Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Enumerasi artinya menuliskan semua elemen (anggota)

Lebih terperinci

By Syarifah Hikmah JS. MK Statistika (MAM 4137)

By Syarifah Hikmah JS. MK Statistika (MAM 4137) By Syarifah Hikmah JS MK Statistika (MAM 4137) Daftar Isi Wilayah/Rentang Deviasi rata-rata terhadap nilai tengah Ragam Simpangan baku Ukuran Statistik Untuk menjelaskan ciri-ciri data yang penting maka

Lebih terperinci

Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA. Untuk SMP / MTS. Semester gasal. Nama :... Kelas :... Sekolah:...

Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA. Untuk SMP / MTS. Semester gasal. Nama :... Kelas :... Sekolah:... Berdasarkan kurikulum yang berlaku MATEMATIKA Untuk SMP / MTS 7 7 Semester gasal Nama :... Kelas :... Sekolah:... Melakukan Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Pecahan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) III. DISTRIBUSI FREKUENSI 3.1 Pendahuluan Tujuan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi adalah untuk mengatur data mentah (data yang belum dikelompokkan) ke dalam bentuk yang rapi tanpa mengurangi inti

Lebih terperinci

Statistika & Probabilitas

Statistika & Probabilitas Statistika & Probabilitas Dispersi Data Dispersi Data Dispersi adalah ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data. Beberapa jenis ukuran dispersi data : Jangkauan (range) Simpangan rata-rata

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 IV. PENDUGAAN PARAMETER Populasi Sampling Sampel N n Rata-rata : μ Simp.

Lebih terperinci

PENGAYAAN ULANGAN AKHIR SEMESTER SMP ISLAM SABILILLAH MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGAYAAN ULANGAN AKHIR SEMESTER SMP ISLAM SABILILLAH MALANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PNGYN ULNGN KHIR SMSTR SMP ISLM SILILLH MLNG THUN PLJRN 2014/2015 http://matematohir.wordpress.com/ Mata Pelajaran Kelas / Semester : Matematika : IX / Ganjil Nama : Mathematics Sport Hari, Tanggal : http://m2suidhat.blogspot.com/.

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009

Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 Soal-soal dan Pembahasan UASBN Matematika SD/MI Tahun Pelajaran 2008/2009 1. Hasil dari 635 + 175 225 =... A. 575 B. 585 C. 800 D. 900 BAB I Bilangan Penjumlahan dan pengurangan derajatnya sama, pengerjaannya

Lebih terperinci

DAN ANALISIS DATA. Sari Numerik. MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011 Utriweni Mukhaiyar. 1. Statistik dan Statistika. 2. Populasi dan Sampel

DAN ANALISIS DATA. Sari Numerik. MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011 Utriweni Mukhaiyar. 1. Statistik dan Statistika. 2. Populasi dan Sampel PENGANTAR STATISIK DAN ANALISIS DATA 1. Statistik dan Statistika 2. Populasi dan Sampel 3. Jenis-jenis Observasi 4. STATISTIKA DESKRIPTIF Sari Numerik Penyajian Data MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011

Lebih terperinci

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu:

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu: DESKRIPSI DATA A. Ukuran Pemusatan Ukuran pemusatan ini digunakan untuk memudahkan peneliti dalam membuat deskripsi sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu: rata-rata

Lebih terperinci

Penyimpulan data numerik & kategorik. Elsa Roselina Dewi Gayatri

Penyimpulan data numerik & kategorik. Elsa Roselina Dewi Gayatri Penyimpulan data numerik & kategorik Elsa Roselina Dewi Gayatri P. data numerik Tendensi sentral (mean, median, modus) Hubungan mean, median, modus Ukuran variasi (range, interkuartil range, mean deviasi,

Lebih terperinci

Statistika Deskriptif

Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif Materi 2 - STK511 AnalisisStatistika September 26, 2017 Sep, 2017 1 Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Apa yang disajikan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS

DISTRIBUSI PROBABILITAS BAB 7 DISTRIBUSI PROBABILITAS Kompetensi Menjelaskan distribusi probabilitas Indikator 1. Menjelaskan distribusi hipergeometris 2. Menjelaskan distribusi binomial 3. Menjelaskan distribusi multinomial

Lebih terperinci

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D.

1 m, maka jumlah anak yatim yang menerima. menerima Bilangan 3 jika dinyatakan dalam bentuk akar menjadi... A. 9 3 C. 5 2 B. 6 3 D. PREDIKSI UCUN THP I Sukses Ujian Nasional 204 No. Kisi-Kisi Jabaran Soal Prediksi Soal Menentukan hasil operasi hitung campuran bilangan bulat 2 Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pembagian

Lebih terperinci

Soal-soal dan Pembahasan Matematika Dasar SNMPTN 2010

Soal-soal dan Pembahasan Matematika Dasar SNMPTN 2010 Soal-soal dan Pembahasan Matematika Dasar SNMPTN 010 1. Pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran sama dengan pernyataan, Jika bilangan ganjil sama dengan bilangan genap, maka 1 + bilangan ganjil adalah

Lebih terperinci

STATISTIK. Rahma Faelasofi

STATISTIK. Rahma Faelasofi STATISTIK Rahma Faelasofi 1 BAB 3 VARIABILITAS Pengertian Jangkauan Mean deviasi Standar deviasi 2 Pengertian Pengukuran penyebaran adalah pengukuran tingkat penyebaran nilai dalam suatu kumpulan data

Lebih terperinci

Pembahasan Soal Matematika Ebtanas/UN SMP/MTs Terkait Topik Statistika Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 Oleh Th.Widyantini

Pembahasan Soal Matematika Ebtanas/UN SMP/MTs Terkait Topik Statistika Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 Oleh Th.Widyantini Pembahasan Soal Matematika Ebtanas/UN SMP/MTs Terkait Topik Statistika Tahun 006 sampai dengan Tahun 010 Oleh Th.Widyantini Soal Matematika Ebtanas SMP Terkait Topik StatistikaTahun 006 Soal Nomer 16 Kode

Lebih terperinci