ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI"

Transkripsi

1 ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROP. SULAWESI SELATAN Data INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN Mei 2012

2 KATA PENGANTAR Pengaruh Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah salah satu resiko dalam budidaya tanaman dan merupakan salah satu factor pembatas dalam usaha peningkatan produksi tanaman pangan. Untuk menentukan langkah langkah dalam rangka mengantisipasi terjadinya pengaruh DPI di suatu daerah diperlukan informasi tentang penyebaran dan kriteria tingkat kerusakan tanaman yang menjadi ancaman pada pertanaman padi. Dengan informasi tersebut usaha pencegahan dan pengendalian dalam rangka persiapan ancaman DPI dapat dilaksanakan dengan lebih terencana dan hasilnya akan lebih efektif dan dapat menekan kerusakan yang akan terjadi. Oleh karenanya, dalam rangka keperluan tersebut maka kami pimpinan IP3OPT/LPHP Tiroang Pinrang membuat pengolahan data/analisis data untuk membuat Peta kriteria Daerah/lokasi yang rawan terkena DPI untuk pertasnaman padii di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang Prop. Sulawese Selatan. Semoga hasil kerja ini bisa bermamfaat bagi kita semua, khususnya di bidang Perlindungan Tanaman khususnya dalam mengantisipasi bencana Banjir dan Kekeringan pada tanaman padi. Pinrang, 19 April 2012 Penyusun ( Ir.H. RUSLAN PATIHONG ) NIP

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... i ii PENDAHULUAN.. 1 Latar Belakang... 1 Tujuan.. 1 PELAKSANAAN.. 2 Waktu dan Tempat. 2 Istilah dan Batasan Pengolahan Data.. 3 Analisis Data. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.. 9 Kategori Daerah Bencana alam dan Serangan OPT Tanaman Padi LAMPIRAN LAMPIRAN....

4 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dampak Perubahan Iklim (DPI) merupakan salah satu hambatan dalam usaha peningkatan produksi pangan selama ini. Berdasarkan tingkat kerusakan yang diakibatkan pengaruh DPI di Wilayah IP3OPT Pinrang Propinsi Sulawesi Selatan, ada 2 kendala pada tanaman padi diantaranya adalah banjir dan Kekeringan. Berdasarkan frekuensi dan tingkat kerusakan pengaruh DPI, pada wilayah Kecamatan dari setiap Kabupaten mempunyai kategori kerusakan yang berbeda beda. Oleh karena itu, tindakan yang paling tepat dalam mengantisipasi dan pengendaliannya adalah didasarkan pada prioritas kategori tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu disusun strategi dalam mengantisipasi dan pengendalian pengaruh DPI yang tepat, terencana berdasarkan kategori daerah /lokasi sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam penanganan. Sebelum menyusun strategi pengendalian dilapang, maka akan dilakukan analisis data kategori kerusakan banjir dan kekeringan untuk menentukan kategori adalah kerusakan berdasarkan kriteria criteria yang telah ditetapkan. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk peta penyebaran OPT yang dilengkapi dengan tabulasi data yang disusun menurut Kecamatan disetiap Kabupaten/Kota di Wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan. TUJUAN - Menganalisis dan mengidentifikasi daerah sumber yang rawan terjadi kerusakan tanaman padi akibat pengaruh DPI di seluruh Kecamatan disetiap Kabupaten/Kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan. - Menyusun peta penyebaran daerah berdasarkan kategori serangannya (endemis, sporadic, potensial dan aman) terhadap pengaruh akibat DPI.

5 PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Penentuan kategori kerusakan/serangan dianalisis berdasarkan data historis Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) bulanan selama kurun waktu 10 tahun ( ). Data yang dianalisis berasal dari 43 Kecamatan, 5 Kabupaten/Kota, yang merupakan hasil pengamatan selama kurun waktu 10 tahun. Istilah dan Batasan - Dampak Perubahan Iklim (DPI) adalah semua pengaruh iklim/cuaca yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kerusakan/kematian pada tanaman; termasuk didalamnya adalah Bencana Banjir dan kekeringan. - Luas Serangan (LS) adalah luas tanaman terserang yang dinyatakan dalam hektar, rumpun atau pohon. - Luas Tambah Serangan (LTS) adalah luas serangan baru yang terjadi atau yang ditemukan pada periode laporan. - Kumulatif Luas Tambah Serangan (KLTS) adalah penjumlahan luas tambah serangan pada tiap tiap periode laporan; baik bulanan, musiman maupun tahunan. - Tingkat Serangan adalah tingkat kerusakan tanaman akibat serangan OPT yang ditentukan berdasarkan intensitas kerusakannya yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam intensitas Ringan(R ), Sedang (S), Berat (B), dan Puso (P). - Terkena Serangan (T) adalah total luas kerusakan tanaman karena serangan DPI, termasuk didalamnya puso. - Puso (P) adalah tanaman yang menunjukkan gejala kematian akibat serangan DPIdengan tingkat kerusakan akibat DPI %. - Daerah Serangan adalah lokasi serangan DPI yang ditetapkan berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan. endemis, Daerah serangan dibagi ke dalam kategori daerah

6 3 - sporadic, potensial, dan aman berdasarkan Krtiteria rata rata luas terkena,frekuensi serangan, dan proporsi puso. - Kecamatan (KK) adalah batas wilayah administrasi pemerintahan yang menjadi satuan dalam analisis data dan pembuatan pemetaan disetiap Kabupaten/Kota. Pengolahan Data 1. Rekapitulkasi dan tabulasi data Data direkap dalam bentuk tabulasi database yang disesuaikan dengan kebutuhan analisis. Tabulasi disusun dalam bentuk data historis bulanan selama 10 (sepuluh) tahun dalam kolom table dan banyaknya data (nama KK) disusun dalam baris. 2. Verifikasi data Verifikasi data sangat diperlukan dalam manajemen database, untuk mengidentifikasi adanya kehilangan dan/atau kesalahan data, yang selanjutnya dilakukan perbaikan atau melengkapi data yang hilang. 3. Menghitung KLTS berdasarkan kategori Terkena dan Puso Jumlah dari seluruh tingkatan serangan (RSBP) dikelompokkan kedalam kategori Terkena (T), dan untuk tingkat serangan Puso dikelompokkan tersendiri dalam kategori Puso (P). 4. Perhitungan data serangan berdasarkan Musim tanam Untuk masing masing data T dan P bulanan di jumlahkan menjadi data serangan musim hujan (MH) bulan April sampai September data musim kemarau (MK) bulan Oktober sampai Maret

7 4 ANALISIS DATA 1. Klasipikasi Rata rata Terkena a. Menghitung rata rata Terkena Rata rata T dari masing masing KK dihitung berdasarkan banyaknya musim yang Disertakan dengan rumus : 1 m RTj = E Tij M i=1 RTj M Tij I J = Rata rata T untuk masing masing KK-j = Banyaknya musim tanam yang disertakan dalam analisis = Luas T pada masing masing KK-j disetiap musim I = 1,2,3,.., m musim = 1,2,3,., k KK b. Menentukan kisaran klasifikasi rata-rata Terkena Kisaran klasifikasi RTj ditentukan berdasarkan ambang T (AT = rata rata T propinsi) yang dihitung dari rata rata T berdasarkan banyaknya KK di propinsi Sulawesi Selatan yang di laporkan adanya serangan. Ambang T dihitung denan rumus : 1 k AT = E RTj K j=1 5

8 AT = Ambang T (rata rata T Propinsi RTj = Rata rat T untuk masing masing KK-j K J = Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan = 1,2,3., k KK c. Menghitung Standar Error dari Ambang Kendali Terkena Untuk menetapkan batasan kisaran RTj perlu dihitung standar Error (SE) dari AT sebagai batasan interval dengan rumus : S SE = k SE = Standar Error dari AT S K = Standar deviasi dari AT = Banyaknya KK yang dilaporkan terjadi serangan d. Menentukan Kelas, Kisaran, Kriteria Rata rata Terkena Berdasarkan nilai AT dan SE dapat ditentukan kelas, kisaran dan criteria RTj sebagai berikut : Kelas RTj Kisaran RTj Kriteria 0 0 Tidak pernah terjadi 1 0 sampai AT SE Jauh dibawah rata-rata 2 AT SE sampai AT Dibawah rata rata 3 AT sampai AT + SE Di atas Rata rata 6

9 2. Klasifikasi Frekuensi Serangan Banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan pada masing masing KK-j disebut frekuensi serangan (Fj). Dari 10 musim yang dianalisa maka nilai maksimal Fj adalah 10, maka berdasarkan nilai tersebut di buat kelas, kisaran dan criteria Fj sebagai berikut Kelas F Kisaran Fj Kriteria 0 0 Tidak pernah terjadi Pernah terjadi Beberapa kali terjadi Sering/terus terjadi 3. Klasifikasi Rasio Puso a. Analisa Rasio Puso Menghitung rasio P dari T untuk masing masing kabupaten j pada setiap musim (RPiJ) yang diikutkan dalam analisis dengan rumus : Pij RPij = Tij RPij = Rasio puso untuk masing masing KK-j setiap musim i Pij = Luas P dimasing masing KK-j pada setiap musim i Tij = Luas T dimasing masing KK-j pada setiap musim i I = 1,2,3, m musim J = 1,2,3,, k KK 7

10 Nilai RPij berkisar antara o (nol = tidak pernah terjadi puso atau serangan yang terjadi termasuk intensitas ringan, sedang, berat) sampai 1 (satu = serangan dilaporkan seluruhnya terjadi puso). b. Analisis Rata rata rasio puso Menghitung rata rata rasio P untuk masing masing KK (RRPj) berdasarkan banyaknya musim yang dilaporkan terjadi serangan (Fj) dengan Rumus M E RPij I = 1 RRPj = Fj RRPj = Rata rata rasio Puso masing masing KK-j RPij Fj I J = Rasio puso untuk masi g masing KK-j setiap musim i = Frekuensi serangan masing masing KK-j = 1,2,3,, m musim = 1,2,3,., k KK c. Menentukan kelas rasio Puso Berdasarkan nilai RRpj dapat ditentukan kelas rasio puso untuk masing masing KK-j (KRRPj) sebagai berikut : Kelas, kisaran dan criteria rata rata rasio puso : Kelas RTj Kisaran RTj Kriteria 0 0 Tidak pernah terjadi 1 >0 0,25 Luas Puso 25 % 2 >0,25 0,50 Luas puso % 3 >0,50 + 0,75 Luas Puso % 8

11 4. Analisis Kategori Daerah Serangan Analisa kategori daerah serangan OPT untuk masing masing KK-j ditentukan berdasrkan nilai klasiupikasi RTj, Fj, dan RRPj melalui 2 tahap berikur ini : a. Menghitung rata rata kelas daerah serangan untuk masing masing KK j (RKDS) dengan rumus sebagai berikut : RKDSj = ( KRTj + KFj + KRRPj ) /3 RKDSj = Rata rata kisaran daerah serangan masing masing KK-j KRTj = Kelas rata rata Terkena masing masing KK-j KFj = Kelas frekuensi serangan masing masing KK-j KRRPj = Kelas rata rata Rasio Puso masing masing KK-j J = 1,2,3, k KK b. Menentukan kelas, kisaran dan criteria daerah serangan Berdasrkan nilai RKDSj maka dapat ditentukan kelas daerah serangan (kelas DSj), kisaran rata rata kelas daerah serangan (Kisaran RKDSj) dan criteria daerah serangan untuk masing masing kabupaten sbb : Kelas DSj Kisaran RKDSj Kriteria 0 0 Aman 1 >0 1 Ptensial 2 >1 2 Sporadik 3 >2 + 3 Endemik

12 HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria daerah yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) Bencana alam banjir dan kekeringan pada tanaman padi untuk masing masing kecamatan disetiap kabupaten/kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, propinsi Sulawesi Selatan diperoleh dengan melihat kisaran nilai rata rata kelas daerah serangan (RKDS) adapun kriteria daerah serangan yang ditentukan berdasarkan kisaran RKDS adalah Aman, Potensial, Sporadic, dan Endemic. Penilaian criteria daerah yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) tanaman Padi untuk masing masing kecamatan disetiap Kabupaten/kota dilakukan dengan memperhatikan yaitu aspek yaitu: Luas terkena DPI, frekuensi serangan dan proporsi puso terhadap luas serangan. Berdasrkan hasil analisis data yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) Padi selama sepuluh tahun yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil bahwa dari 43 Kecamatan dalam 5 Kabupaten / Kota di wilayah IP3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawese Selatan pada umumnya beberapa kecamatan disetiap Kabupaten ada yang termasuk criteria daerah endemic terhadap bencana alam dan serangan OPT utama Padi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Hasil selengkapnya analisis data yang terkena pengaruh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) padi dapat dilihat pada table dan Lampiran setiap kabupaten. Criteria daerah bencana alam dan serangan OPT utama Padi di wilayah Ip3OPT/LPHP Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan pada Musim hujan dan musim kemarau adalah sebagai berikut :

13 Kriteria lokasi Kecamatan rawan Kekeringan pada Tanaman Padi MT. April-September Kab. Sidrap 2012 SIDRAP Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Baranti Endemis P.Rijang Sporadis Kulo Endemis MaritengaE Sporadis Sidenreng Sporadis Wt.Pulu Endemis Pitu Riase Potensil Pitu Riawa Potensil Dua Pitue Potensil T.Limpoe Sporadis P.Lautang Sporadis Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang Kriteria lokasi Kecamatan rawan Banjir pada Tanaman Padi MT. April-September 2012 Kab. Sidrap SIDRAP Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Baranti Potensil P.Rijang Potensil Kulo Endemis MaritengaE Potensil Sidenreng Potensil Wt.Pulu Potensil Pitu Riase Potensil Pitu Riawa Potensil Dua Pitue Potensil T.Limpoe Potensil P.Lautang Potensil Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang

14 Kriteria lokasi Kecamatan rawan Kekeringan pada Tanaman Padi MT. April-September Kab. Pinrang 2012 PINRANG Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Wt. Sawitto sporadis Tiroang sporadis Paleteang Potensil Cempa sporadis Duampanua Endemis Patampanua Endemis Lembang sporadis B. Lappa Potensil Mt. Sompe sporadis Mt. Bulu Endemis Lanrisang sporadis Suppa sporadis Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang Kriteria lokasi Kecamatan rawan Banjir pada Tanaman Padi MT. April-September 2012 Kab. Pinrang PINRANG Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Wt. Sawitto potensil Tiroang Endemos Paleteang Sporadis Cempa Sporadis Duampanua potensil Patampanua potensil Lembang potensil B. Lappa Sporadis Mt. Sompe potensil Mt. Bulu Sporadis Lanrisang potensil Suppa potensil Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang

15 Kriteria lokasi Kec. rawan Kekeringan pada Tanaman Padi MT. April-september MT Kab. Barru BARRU Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria T. Riaja Endemis T.Tilau Sporadis Barru Endemis Sop.Riaja Sporadis Mal.Tasi Potensil Balusu Endemis Pujanantin Potensil Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang Kriteria lokasi Kec. rawan Banjir pada Tanaman Padi MT. April-september MT Kab. Barru BARRU Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria T. Riaja Aman T.Tilau Endemis Barru Aman Sop.Riaja Aman Mal.Tasi Aman Balusu Aman Pujanantin Aman Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang

16 18 Kriteria lokasi Kec. rawan Kekeringan pada Tanaman Padi MT. April-september Kab. Enrekang 2012 ENREKANG Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Alla Potensil Baraka Sporadis Anggeraja Potensil Curio Potensil Masalle Aman Enrekang Sporadis Cendana Sporadis Maiwa Endemis Bungin Sporadis Baroko Potensil Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang Kriteria lokasi Kecamatan rawan Banjir pada Tanaman Padi MT. April-september 2012 Kab. Enrekang ENREKANG Kriteria Rerata Analisa Klasifikasi Kecamatan Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Alla Aman Baraka Aman Anggeraja Aman Curio Aman Masalle Aman Enrekang Sporadis Cendana Potensil Maiwa Endemis Bungin Sporadis Baroko Aman Jumlah Rata rata Nilai Max Nilai Selang

17 20 Kriteria lokasi Kecamatan rawan Bencana Kekeringan pada Tanaman Padi MT.2012 Kodya Parepare KRETERIA A N A L I S A Kecamatan Rerata Klasifikasi Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Soreang Aman Ujung Aman Bacukiki Aman Jumlah Aman Rata rata Nilai Max Nilai Selang Kriteria lokasi Kecamatan rawan Bencana Banjir pada Tanaman Padi MT.2012 Kodya Parepare KRETERIA A N A L I S A Kecamatan Rerata Klasifikasi Freq Terkena Puso RP Freq Terkena Puso RP Jum DE Kriteria Soreang Aman Ujung Aman Bacukiki Aman Jumlah Aman Rata rata Nilai Max Nilai Selang

18 KABUPATEN ENREKANG

19 Tabel 1. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (April September) di Kabupaten Pinrang Kecamatan Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Wt. Sawitto Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Endemis Endemis Endemis Aman Aman Tiroang Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Endemis Aman Aman Paleteang Potensil Potensil Sporadis Sporadis Potensil Sporadis Potensil Aman Aman Cempa Sporadis Sporadis Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Endemis Aman Aman Duampanua Sporadis Endemis Potensil Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Aman Aman Patampanua Potensil Sporadis Sporadis Potensil Potensil Endemis Potensil Aman Aman Lembang Potensil Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Aman Potensil Aman Aman B. Lappa Aman Potensil Sporadis Potensil Potensil Aman Potensil Aman Aman Mt. Sompe Potensil Endemis Endemis Endemis Potensil Aman Endemis Aman Aman Mt. Bulu Sporadis Sporadis Endemis Endemis Endemis Aman Endemis Aman Aman Lanrisang Aman Sporadis Endemis Endemis Potensil Aman Endemis Aman Aman Suppa Sporadis Sporadis Potensil Sporadis Potensil Sporadis Aman Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim kemarau (Oktober - Maret) di Kabupaten Pinrang Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Wt. Sawitto Potensil Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Endemis Aman Tiroang Endemis Potensil Sporadis Sporadis Endemis Potensil Potensil Sporadis Aman Paleteang Sporadis Potensil Potensil Sporadis Potensil Potensil Aman Potensil Aman Cempa Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Potensil Aman Duampanua Potensil Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Sporadis Sporadis Endemis Aman Patampanua Potensil Potensil Endemis Endemis Potensil Endemis Potensil Aman Aman Lembang Potensil Potensil Potensil Sporadis Potensil Aman Aman Aman Aman B. Lappa Potensil Potensil Potensil Potensil Aman Aman Potensil Aman Aman Mt. Sompe Potensil Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Aman Endemis Aman Aman Mt. Bulu Potensil Endemis Sporadis Sporadis Endemis Aman Endemis Endemis Aman Lanrisang Aman Potensil Endemis Sporadis Potensil Aman Potensil Aman Aman Suppa Aman Potensil Potensil Potensil Aman Aman Potensil Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran

20 Tabel 3. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (April September) di Kabupaten Sidrap Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringa Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan n Baranti Sporadis Endemis Endemis Sporadis Sporadis Potensil Endemis Aman Aman P.Rijang Potensil Endemis Endemis Endemis Sporadis Aman Sporadis Aman Aman Kulo Potensil Endemis Endemis Sporadis Potensil Potensil Endemis Sporadis Aman Maritengae Sporadis Endemis Endemis Sporadis Endemis Potensil Sporadis Endemis Aman Sidenreng Endemis Endemis Endemis Sporadis Endemis Potensil Endemis Aman Aman Wt.Pulu Sporadis Sporadis Sporadis Endemis Sporadis Potensil Endemis Potensil Aman Pitu Riase Potensil Sporadis Sporadis Endemis Endemis Potensil Sporadis Sporadis Aman Pitu Riawa Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Sporadis Aman Dua Pitue Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Sporadis Sporadis Aman T.Limpoe Endemis Sporadis Sporadis Endemis Potensil Aman Sporadis Potensil Aman P.Lautang Sporadis Potensil Potensil Endemis Sporadis Aman Sporadis Sporadis Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) Tabel 4. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim kemarau (Oktober - Maret) di Kabupaten Sidrap Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Baranti Sporadis Endemis Sporadis Sporadis Aman Aman Endemis Aman Aman P.Rijang Sporadis Endemis Endemis Endemis Endemis Aman Potensil Aman Aman Kulo Aman Endemis Endemis Endemis Sporadis Aman Aman Aman Aman Maritengae Sporadis Sporadis Endemis Endemis Potensil Endemis Sporadis Aman Aman Sidenreng Endemis Endemis Endemis Sporadis Potensil Sporadis Aman Aman Aman Wt.Pulu Endemis Sporadis Endemis Endemis Potensil Aman Aman Aman Aman Pitu Riase Aman Potensil Sporadis Sporadis Sporadis Aman Aman Aman Aman Pitu Riawa Endemis Endemis Sporadis Endemis Endemis Sporadis Aman Aman Aman Dua Pitue Endemis Sporadis Endemis Endemis Sporadis Potensil Aman Aman Aman T.Limpoe Sporadis Endemis Sporadis Sporadis Endemis Aman Aman Aman Aman P.Lautang Potensil Sporadis Sporadis Endemis Sporadis Aman Aman Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran

21 Tabel 5. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (April September) di Kabupaten Barru Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Tanete Riaja Aman Sporadis Sporadis Endemis Endemis Aman Aman Aman Aman Tanete Rilau Endemis Sporadis Endemis Sporadis Aman Aman Aman Aman Aman Barru Aman Endemis Endemis Endemis Aman Aman Aman Aman Aman Soppeng Riaja Aman Sporadis Endemis Sporadis Aman Aman Aman Aman Aman Mallusettasi Aman Potensil Sporadis Sporadis Aman Aman Aman Aman Aman Balusu Aman Sporadis Potensil Endemis Aman Aman Aman Aman Aman Pujananting Aman Aman Potensil Potensil Aman Aman Aman Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran Tabel 6. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim kemarau (Oktober - Maret) di Kabupaten Barru Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Tanete Riaja Sporadis Aman Sporadis Endemis Endemis Endemis Aman Sporadis Aman Tanete Rilau Endemis Potensil Endemis Endemis Sporadis Endemis Aman Endemis Aman Barru Endemis Aman Endemis Sporadis Sporadis Endemis Aman Endemis Aman Soppeng Riaja Endemis Potensil Endemis Endemis Sporadis Potensil Aman Sporadis Aman Mallusettasi Endemis Potensil Potensil Endemis Potensil Potensil Aman Aman Aman Balusu Sporadis Aman Endemis Sporadis Sporadis Aman Aman Sporadis Aman Pujananting Potensil Aman Potensil Potensil Aman Potensil Aman Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran Tabel 7. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (April September) di Kabupaten Enrekang Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Alla Aman Sporadis Sporadis Sporadis Endemis Aman Aman Aman Endemis Baraka Aman Endemis Sporadis Potensil Endemis Aman Aman Aman Sporadis Anggeraja Aman Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Aman Aman Aman Endemis Curio Aman Potensil Potensil Potensil Sporadis Aman Aman Aman Potensil Masalle Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Enrekang Potensil Sporadis Endemis Endemis Endemis Aman Aman Aman Potensil Cendana Potensil Endemis Potensil Sporadis Endemis Potensil Endemis Aman Aman Maiwa Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Sporadis Aman Aman Bungin Sporadis Aman Potensil Potensil Aman Aman Endemis Aman Aman Baroko Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Malua Aman Aman Potensil Potensil Sporadis Aman Aman Aman Potensil Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran

22 Tabel 8. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim kemarau (Oktober - Maret) di Kabupaten Enrekang Kecamatan Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Alla Aman Sporadis Sporadis Potensil Sporadis Endemis Aman Aman Sporadis Baraka Aman Endemis Sporadis Sporadis Endemis Aman Aman Aman Potensil Anggeraja Aman Endemis Sporadis Potensil Potensil Aman Aman Aman Sporadis Curio Aman Potensil Potensil Potensil Aman Sporadis Aman Aman Endemis Masalle Potensil Aman Aman Potensil Aman Aman Aman Aman Aman Enrekang Potensil Endemis Potensil Sporadis Endemis Potensil Sporadis Aman Aman Cendana Endemis Aman Potensil Potensil Potensil Aman Endemis Aman Aman Maiwa Aman Sporadis Endemis Endemis Endemis Potensil Endemis Endemis Potensil Bungin Endemis Potensil Potensil Potensil Aman Aman Aman Aman Potensil Baroko Aman Aman Aman Malua Aman Aman Sporadis Aman Aman Aman Endemis Endemis Potensil Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2000 sampai 2009) dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (Oktober - Maret) di Kabupaten Pinrang Kecamatan Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Wt. Sawitto Tiroang Paleteang Cempa Duampanua Patampanua Lembang B. Lappa Mt. Sompe Mt. Bulu Lanrisang Suppa Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Potensil Potensil Sporadis Endemis Sporadis Potensil Potensil Endemis Potensil Potensil Sporadis Endemis Endemis Aman Potensil Sporadis Potensil Endemis Sporadis Sporadis Potensil Potensil Aman Sporadis Potensil Potensil Sporadis Sporadis Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Potensil Sporadis Sporadis Potensil Endemis Sporadis Sporadis Potensil Potensil Sporadis Endemis Endemis Endemis Aman Endemis Endemis Potensil Sporadis Sporadis Potensil Potensil Aman Aman Potensil Potensil Endemis Potensil Aman Aman Aman Aman Endemis Potensil Sporadis Endemis Potensil Aman Endemis Aman Potensil Potensil Sporadis Endemis Endemis Aman Endemis Sporadis Aman Potensil Endemis Endemis Potensil Aman Potensil Aman Aman Potensil Sporadis Potensil Aman Aman Potensil Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2001 sampai 2010) dapat dilihat pada Lampiran

23 Tabel 2. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (Oktober - Maret) di Kabupaten Sidrap Kecamatan Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek W.sangit Baranti Potensil Endemis Sporadis Sporadis Potensil Aman Endemis Potensil Aman P.Rijang Sporadis Endemis Sporadis Sporadis Endemis Aman Potensil Potensil Endemis Kulo Potensil Endemis Endemis Endemis Endemis Aman Endemis Sporadis Aman MaritengaE Sporadis Sporadis Endemis Endemis Potensil Endemis Endemis Endemis Aman Sidenreng Endemis Endemis Endemis Sporadis Potensil Sporadis Potensil Amaan Sporadis Wt.Pulu Potensil Sporadis Endemis Endemis Potensil Aman Potensil Sporadis Endemis Pitu Riase Aman Sporadis Sporadis Sporadis Potensil Aman Aman Potensil Aman Pitu Riawa Endemis Endemis Sporadis Endemis Endemis Sporadis Aman Sporadis Aman Dua Pitue Potensil Sporadis Endemis Endemis Sporadis Sporadis Aman Potensil Aman T.Limpoe Sporadis Endemis Sporadis Endemis Endemis Aman Potensil Potensil Potensil P.Lautang Potensil Endemis Sporadis Endemis Endemis Aman Sporadis Sporadis Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2001 sampai 2010) Tabel 3. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim hujan (Oktober - Maret) di Kabupaten Barru Kecamatan Tanete Riaja Tanete Rilau Barru Soppeng Riaja Mallusettasi Balusu Pujananting Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Sporadis Aman Endemis Endemis Sporadis Sporadis Sporadis Endemis Endemis Endemis Endemis Potensil Endemis Endemis Endemis Aman Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Endemis Potensil Potensil Sporadis Endemis Endemis Endemis Endemis Potensil Potensil Potensil Sporadis Aman Endemis Endemis Potensil Aman Sporadis Potensil Aman Sporadis Endemis Aman Aman Potensil Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2001 sampai 2010) dapat dilihat pada Lampiran

24 Tabel 4. Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan terserang OPT utama pada Musim kemarau (Oktober - Maret) di Kabupaten Enrekang Kriteria lokasi tanaman padi yang rawan kerusakan akibat Kecamatan Banjir Kekeringan Tikus P.Batang Grayak W.coklat Tungro Kresek Cendawan Alla Aman Sporadis Sporadis Potensil Aman Endemis Aman Aman Sporadis Baraka Aman Sporadis Sporadis Potensil Potensil Aman Aman Aman Potensil Anggeraja Potensil Endemis Sporadis Potensil Potensil Aman Aman Aman Sporadis Curio Aman Potensia Sporadis Potensil Aman Sporadis Aman Aman Sporadis Masalle Sporadis Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Enrekang Sporadis Aman Sporadis Sporadis Endemid Potensil Endemis Aman Aman Cendana Endemis Aman Endemis Potensil Aman Aman Endemis Aman Aman Maiwa Aman Endemis Endemis Endemis Endemid Potensil Endemis Endemis Potensil Bungin Potensil Potensia Potensil Aman Aman Aman Endemis Sporadis Potensil Malua Aman Aman Sporadis Potensil Aman Aman Aman Aman Endemis Baroko Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Analisis data 10 tahun terakhir (mulai tahun 2001 sampai 2010) dapat dilihat pada Lampiran

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROP. SULAWESI SELATAN Data 2001 2011 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT PENGARUH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TANAMAN PADI DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROP. SULAWESI SELATAN Data MT.2002/2003 2011/2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROPINSI SULAWESI SELATAN Data tahun 2002-2011 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Mei 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,

Lebih terperinci

Laporan Singkat Kejadian Serangan Tikus di Desa Mallongilongi, Kec.Lanrisang, Kab.Pinrang

Laporan Singkat Kejadian Serangan Tikus di Desa Mallongilongi, Kec.Lanrisang, Kab.Pinrang Laporan Singkat Kejadian Serangan Tikus di Desa Mallongilongi, Kec.Lanrisang, Kab.Pinrang Potensi sawah Desa Mallongilongi luas 660 ha, realisasi tanam 600 Ha. Pengairan Teknis (Lokasi ujung pengairan)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Pewilayahan Hujan Provinsi Sulawesi Selatan Karakteristik pola hujan wilayah Berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan bulanan dari 142 stasiun hujan, wilayah Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT

LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN WILAYAH (IP3OPT) TIROANG PINRANG Yang di laksanakan di ; KABUPATEN PINRANG, SIDRAP & BARRU DINAS PERTANMIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara kota

Lebih terperinci

ANGKA SEMENTARA HASIL SENSUS PERTANIAN 2013

ANGKA SEMENTARA HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Enrekang tahun 2013 sebanyak 34.663 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Enrekang Tahun 2013 sebanyak 2 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG. Pendahuluan 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Selama ini pembangunan di sektor sanitasi dan pengelolaannya kurang mendapatkan perhatian dan prioritas di berbagai daerah di Indonesia, dimana baru

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012

DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012 KEMAMPUAN TANAMAN PERANGKAP MENANGKAP TIKUS DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang) INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) TIROANG - PINRANG

Lebih terperinci

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

Statistik Tanaman Holtikultura Kabupaten Pinrang 2016 i i STATISTIK PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN PINRANG 2016 Nomor Publikasi : 73153.006 Katalog BPS : 3311004.7315 Ukuran Buku : 21 x 15 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH PERAN UPTD PROTEKSI DALAM MENDUKUNG KEGIATAN UPSUS TP DAN PENINGKATAN KUALITAS DATA SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 *) BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH *) Disampaikan pada : Pertemuan

Lebih terperinci

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap

Gbr1. Lokasi kejadian Banjir dan sebaran Pos Hujan di Kabupaten Sidrap BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH IV MAKASSAR STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I MAROS JL. DR. RATULANGI No. 75A Telp. (0411) 372366 Fax. (0411)

Lebih terperinci

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Phonska) di Provinsi Sulawesi Selatan

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Phonska) di Provinsi Sulawesi Selatan Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Phonska) di Provinsi Sulawesi Selatan No. KABUPATEN/KOTA KECAMATAN 1 KEPULAUAN SELAYAR PASIMARANNU 200 200 2 PASILAMBENA 0 0 3 PASIMASSUNGGU 200 200 4 TAKABONERATE

Lebih terperinci

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI.

Lebih terperinci

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Pelangi) + Jerami 2 ton/ha di Provinsi Sulawesi Selatan

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Pelangi) + Jerami 2 ton/ha di Provinsi Sulawesi Selatan Rekomendasi Penggunaan Pupuk Majemuk (NPK Pelangi) + Jerami 2 ton/ha di Provinsi Sulawesi Selatan NPK Pelangi 20-10-10 NPK Pelangi 20-10-10 1 KEPULAUAN SELAYAR PASIMARANNU 250 125 2 PASILAMBENA 0 0 3 PASIMASSUNGGU

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : KEPULAUAN SELAYAR 3.01 KEPULAUAN SELAYAR 63.489 66.99 130.486 1 3.01.01 BENTENG 10.98 11.525 22.323 2 3.01.02 BONTOHARU 6.568 6.58 13.326 3 3.01.03 BONTOMATENE 6.561.259 13.820 4 3.01.04

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI JAGUNG DAN KEDELAI DI KABUPATEN PINRANG Matheus Sariubang, dkk. ABSTRAK

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI JAGUNG DAN KEDELAI DI KABUPATEN PINRANG Matheus Sariubang, dkk. ABSTRAK PENDAMPINGAN SL-PTT PADI JAGUNG DAN KEDELAI DI KABUPATEN PINRANG Matheus Sariubang, dkk. ABSTRAK Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah program Nasional pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Selatan 150.254 68.159 57.839 53.331 33.203 64.811 45.948 30.028 74.175 285.160 581.860 2 Bantaeng 2.402 821 421 530 370 948 532 344 1.285 3.145 7.716 3 Bantaeng 257 240 37 27 15 20 36 32 157

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Selatan 196,203 34,545 28,522 41,970 44,897 72,731 64,501 42,678 48,876 295,299 580,431 2 Bantaeng 1,564 117 303 1,214 1,156 1,091 545 494 1,069 4,803 7,717 3 Bantaeng 105 3 9 177 308 129 49

Lebih terperinci

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013

Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 Press Release Katam Terpadu MT I 2013/2014 untuk Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai Jakarta, 26 September 2013 (1) Berdasarkan prakiraan BMKG dan beberapa lembaga penelitian lain mengindikasikan

Lebih terperinci

SULAWESI SELATAN. Total Kabupaten/Kota

SULAWESI SELATAN. Total Kabupaten/Kota SULAWESI SELATAN Total Kabupaten/Kota Total Kecamatan Total APBN (Juta) Total APBD (Juta) Total BLM (Juta) : 24 : 304 : Rp. 415.977 : Rp. 26.938 : Rp. 442.915 268 of 342 PERDESAAN PERKOTAAN KAB ALOKASI

Lebih terperinci

Potensi Sumber Daya Alam Kab. Enrekang Tahun 2017

Potensi Sumber Daya Alam Kab. Enrekang Tahun 2017 Bagian SDA Sekretariat Daerah Kab. Enrekang Hal. 55 TABEL 2.1: JUMLAH POPULASI TERNAK SAPI PEDAGING, SAPI PERAH DAN PRODUKSI SUSU NO KECAMATAN SAPI JENIS TERNAK SAPI PERAH JT BT JML JT BT JML PRODUKSI

Lebih terperinci

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN

POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN POTENSI LIMBAH TANAMAN PANGAN SEBAGAI SUMBER PAKAN SAPI POTONG DALAM MENDUKUNG INTEGRASI TERNAK-TANAMAN DI KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN Jasmal A. Syamsu 1, Ilyas 2 dan Irsyam Syamsuddin 3 1 Fakultas

Lebih terperinci

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Press Release PREDIKSI DAMPAK DINAMIKA IKLIM DAN EL-NINO 2014-2015 TERHADAP PRODUKSI PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN I. Prediksi Iklim hingga Akhir 2014/Awal 2015 1. Prediksi berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : POTENSI SUMBER DAYA ALAM SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN ENREKANG

LAMPIRAN 2 : POTENSI SUMBER DAYA ALAM SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN ENREKANG TABEL 2.1: JUMLAH POPULASI TERNAK SAPI PEDAGING DAN SAPI PERAH NO JENIS TERNAK SAPI PEDAGING SAPI PERAH JANTAN BETINA JUMLAH JANTAN BETINA JUMLAH LAMPIRAN 2 : POTENSI SUMBER DAYA ALAM SEKTOR PETERNAKAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PINRANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PINRANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PINRANG Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kab. Pinrang Tahun 2013 sebanyak 47 743 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kab. Pinrang Tahun 2013

Lebih terperinci

17. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SULAWESI SELATAN

17. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SULAWESI SELATAN 17. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SULAWESI SELATAN 206 Sulawesi Selatan 1. Bissappu 250 50 50 230 50 0 225 0 30 Bantaeng 2. Bantaeng

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK KERJA JASA KONSULTANSI Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 1 Enrekang

PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK KERJA JASA KONSULTANSI Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 1 Enrekang PEMERINTAH KABUPATEN ENREKANG UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK KERJA JASA SI Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. Enrekang PENGUMUMAN HASIL PRAKUALIFIKASI Nomor : 00/UMUM.PRC/ULP-SI/III/20 Berdasarkan Berita

Lebih terperinci

5.1 AREA BERESIKO SANITASI

5.1 AREA BERESIKO SANITASI INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 1 Bab - 5 Indikasi Permasalahan Dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Geografis

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Geografis GAMBARAN UMUM WILAYAH 1 Bab - 2 Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik GAMBARAN UMUM WILAYAH 1 Bab - 2 Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Pinrang merupakan wilayah provinsi Sulawesi Selatan yang secara geografis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH i ii BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Identifikasi kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang meliputi karakteristik fisik, kependudukan, administratif, keuangan

Lebih terperinci

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) No. 22/03/51/Th. IX, 2 Maret 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014) PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 2,74 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung di Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu sentra produksi jagung di Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PINRANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PINRANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PINRANG TAHUN 2012-2032 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PINRANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan

a. Kepala Balai ; b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha; c. Kepala Seksi Proteksi Tanaman Pangan; d. Kepala Seksi Proteksi Hortikultura; e. Kelompok Jabatan BAB XXII BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PADA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI BANTEN Pasal 98 Susunan Organisasi Balai Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura terdiri dari:

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb

Dihasilkan : 23-Feb 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 5 6 7 AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH KOMODITAS : PADI SAWAH REKAPITULASI KALENDER TANAM PROVINSI : DKI JAKARTA (31) No Kabupaten Indek Adm Luas Baku Sawah (ha) Potensi Tanam MT I/ MH MT II/ MK I

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU VERSI 1.3

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU VERSI 1.3 PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU VERSI 1.3 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN Oleh : Sumaryanto Muhammad H. Sawit Bambang Irawan Adi Setiyanto Jefferson Situmorang Muhammad Suryadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II 2013 TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung LATAR BELAKANG Keniscayaan perubahan dan dinamika iklim global serta lokal. Pilihan pola tanam bersifat spesifik lokasi dan

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN Pendahuluan KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN 1. Dalam upaya mewujudkan stabilitas harga beras, salah satu instrumen kebijakan harga yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan harga dasar dan harga maksimum,

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN BERBASIS METODE ANALISIS MULTI KRITERIA

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN BERBASIS METODE ANALISIS MULTI KRITERIA STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN BERBASIS METODE ANALISIS MULTI KRITERIA Nur Ali 1, Muhammad Isran Ramli 2 dan Muralia Hustim 3 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung

Lebih terperinci

DATA AGREGAT PERKECAMATAN

DATA AGREGAT PERKECAMATAN KABUPATEN BARRU DATA AGREGAT PERKECAMATAN Jumlah penduduk Kabupaten Barru berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 165.900 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 0,51 persen per tahun BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

Dicetak : 19-Sep-2013

Dicetak : 19-Sep-2013 0 Dicetak : 19-Sep-2013 1 Dicetak : 19-Sep-2013 2 Dicetak : 19-Sep-2013 3 Dicetak : 19-Sep-2013 4 Dicetak: 19-Sep-2013 5 Dicetak: 19-Sep-2013 6 Dicetak : 19-Sep-2013 7 PROVINSI : DKI JAKARTA (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Pinrang Tahun I - 1

LAPORAN AKHIR. Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Pinrang Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (hasil amandemen UU 22 tahun 1999) memberikan kewenangan kepada Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi

Lebih terperinci

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Dihasilkan : 23-Feb-2013 0 Dihasilkan : 23-Feb-2013 1 Dihasilkan : 23-Feb-2013 2 Dihasilkan : 23-Feb-2013 3 Dihasilkan : 23-Feb-2013 4 Dihasilkan : 23-Feb-2013 5 Dihasilkan : 23-Feb-2013 6 PROVINSI : DKI JAKART (31) KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

b) Struktur Organisasi BKD Kabupaten Enrekang; SEKRETARIS Kasubag. Kabid. Mutasi /Informasi Pegawai Kasubid. Mutasi Tenaga Administrasi

b) Struktur Organisasi BKD Kabupaten Enrekang; SEKRETARIS Kasubag. Kabid. Mutasi /Informasi Pegawai Kasubid. Mutasi Tenaga Administrasi PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang berkantor di jalan Jenderal Sudirman Nomor 13, Nomor Telpon (0420) 21243, website : bkdenrekang.wordpress.com,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran 47 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat memanfaatkan limbah ternak menjadi sumber energi. Biogas (Gas Bio) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN ENREKANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN ENREKANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR : 7 Tahun 20 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN ENREKANG TAHUN 20208 BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Pembangunan dapat dimaknai

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018 LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI 1. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI MK 2018 2. LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN:

PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN: Isu Aktual OUTLINE I. PENDAHULUAN II. UJICOBA ASURANSI PERTANIAN: ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) DAN TERNAK SAPI (ATS) III. PROGRAM BANTUAN PREMI ASURANSI: UJICOBA ASURANSI USAHATANI PADI (AUTP) Fitur

Lebih terperinci

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN PENDAHULUAN Bambang Sayaka Gangguan (shocks) faktor-faktor eksternal yang meliputi bencana alam, perubahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RPJMD KAB. SIDENRENG RAPPANG i

KATA PENGANTAR. RPJMD KAB. SIDENRENG RAPPANG i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sidenreng Rappang 2014-2018

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka Organisme Pengganggu Tanaman Endemis

Tinjauan Pustaka Organisme Pengganggu Tanaman Endemis 1. Pendahuluan Dalam era teknologi saat ini, informasi merupakan faktor yang mudah didapat oleh seluruh kalangan di dunia. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primernya tersebut adalah makanan

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

DAK BIDANG KEDAULATAN PANGAN SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017

DAK BIDANG KEDAULATAN PANGAN SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017 DAK BIDANG KEDAULATAN PANGAN SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017 DISAMPAIKAN OLEH: BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, 2 Mei 2016 PERANAN DAK SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017

Lebih terperinci

RICE GARDEN. KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.

RICE GARDEN. KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab. RICE GARDEN KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang) INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim membawa dampak pada hampir semua aspek kehidupan dan aktivitas ekonomi. Dampak yang dirasakan ada yang bersifat langsung seperti pada sektor pertanian

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Iklim adalah suatu kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan

Lebih terperinci

MITIGASI DAERAH RENTAN GERAKAN TANAH DI KABUPATEN ENREKANG

MITIGASI DAERAH RENTAN GERAKAN TANAH DI KABUPATEN ENREKANG MITIGASI DAERAH RENTAN GERAKAN TANAH DI KABUPATEN ENREKANG Abdul Rachman Rasyid, Isfa Sastrawati, Syahriana Syam & Fajar Sukma Jaya Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

Journal of Economic Education

Journal of Economic Education JEE 5 (1) (2016) Journal of Economic Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA TANAMAN PADI DI JAWA TENGAH Efriyani Sumastuti, Nuswantoro Setyadi Pradono 1 FPIPSKR,

Lebih terperinci

Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012.

Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012. Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012. INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) Wilayah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH i BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Identifikasi kondisi dan karakteristik wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang meliputi karakteristik fisik, kependudukan, administratife, keuangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Sahat M. Pasaribu selaku Kelompok Kerja Asuransi Pertanian.

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Sahat M. Pasaribu selaku Kelompok Kerja Asuransi Pertanian. LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 Analisis Wawancara Wawancara dengan Bapak Sahat M. Pasaribu selaku Kelompok Kerja Asuransi Pertanian. Apa yang menjadi kendala dalam menerapkan asuransi pertanian? Dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 5 TAHUN 2008 PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KEBIJAKAN AKSELERASI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI LUAR PULAU JAWA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KEBIJAKAN AKSELERASI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI LUAR PULAU JAWA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KEBIJAKAN AKSELERASI PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI DI LUAR PULAU JAWA Oleh : Bambang Irawan Adreng Purwoto Frans B.M. Dabukke Djoko Trijono PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map e-issn : 2598-9421 Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map Christiana Ari Setyaningrum 1), Sri Yulianto Joko Prasetyo*

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kerusakan tanaman yang disebabkan gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) baik hama, penyakit maupun gulma menjadi bagian dari budidaya pertanian sejak manusia

Lebih terperinci

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU KERJASAMA KEMENTAN DENGAN BMKG KALENDER TANAM TERPADU Pedoman atau

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Geografis Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis

Lebih terperinci

Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015

Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 Indikator Sosial Ekonomi Makro Kabupaten Pinrang 2015 ISBN : No. Publikasi : Katalog BPS : 1301001.7315 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

Potensi Sumber Daya Alam Kab. Enrekang Tahun 2017

Potensi Sumber Daya Alam Kab. Enrekang Tahun 2017 Bagian SDA Sekretariat Daerah Kab. Enrekang Hal. 70 TABEL 4.1 : LOKASI BATU BARA, KAOLIN, SERPIH, PASIR KUARSA DAN ANDESIT LOKASI LUAS LAHAN POTENSI Desa Batunoni, 30,219 Anggeraja Kp Kotu, Desa Bambapuang

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG Oleh: Muchjidin Rachmat*) Abstrak Tulisan ini melihat potensi lahan, pengusahaan dan kendala pengembangan palawija di propinsi Lampung. Potensi

Lebih terperinci

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan

Lebih terperinci

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 10/25/2009 STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN Tim BBSDLP BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 Latar Belakang Ancaman Bagi Revitalisasi Pertanian

Lebih terperinci

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang saat ini telah menjadi penyebab berubahnya pola konsumsi penduduk, dari konsumsi pangan penghasil energi ke produk penghasil

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON

DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON DAMPAK PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUJAN TERHADAP FENOMENA BANJIR DI AMBON Happy Mulya Balai Wilayah Sungai Maluku dan Maluku Utara Dinas PU Propinsi Maluku Maggi_iwm@yahoo.com Tiny Mananoma Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci