KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 47 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat memanfaatkan limbah ternak menjadi sumber energi. Biogas (Gas Bio) merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan organik, seperti kotoran hewan, kotoran manusia atau sampah, direndam di dalam air dan disimpan dalam tempat yang tertutup atau anaerob. Biogas pada umumnya dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan bakar alternatif. Teknologi biogas telah lama ditemukan, namun pada kenyataannya, belum sepenuhnya dapat diadopsi oleh peternak. Salah satu syarat diterima teknologi biogas, kesesuaian teknologi dengan karakteristik masyarakat. Kemampuan untuk menentukan sikap menerima teknologi erat hubungannya dengan karakteristik peternak (Umur, Pendidikan, Pendapatan, Motivasi, Keterdedahan peternak pada informasi, Pengalaman Beternak, Jumlah kepemilikan ternak, Jumlah anggota keluarga, kontak dengan anggota kelompok, Keikut sertaan dalam pelatihan biogas (jumlah jam), kontak dengan penyuluh biogas, Jarak rumah peternak dengan instalasi biogas (dalam meter)). Disamping itu juga dipengaruhi oleh sifatsifat teknologi itu sendiri seperti, keuntungan relatif, kompatibiliti, kompleksitas, trialabilitas, dan observabilitas. Menurut Jahi dalam Mursidi et al. (2008), proses adopsi inovasi merupakan proses pengambilan keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi sampai saat membuat keputusan untuk mengadopsi atau menolak suatu inovasi. Penelitian ini ingin diketahui seberapa besar pengaruh beberapa faktorfaktor yang mempengaruhi peternak sapi perah dalam mengadopsi teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Rogers dalam Hanafi (1981: ) bahwa seseorang akan mengadopsi suatu inovasi baru jika inovasi tersebut sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Kecepatan penyebaran inovasi dapat juga ditunjukkan dari persepsi seseorang tentang sifat-sifat inovasi, selain itu para agen pembaharu dapat mempraktekkan inovasi atau mengkaitkannya dengan kepercayaan dan sikap yang ada pada diri seseorang.

2 48 Gambar 4. Hubungan Antara Peubah Karakteristik peternak (X1) 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pendapatan 4. Pengalaman Beternak 5. Jumlah ternak 6. Jumlah anggota keluarga 7. Partisipasi Peternak 8. Kontak dengan penyuluh 9. Jarak instalasi biogas dengan dapur peternak 10. Info teknologi biogas 11. Selang dari peternak tahu tentang teknologi biogas sampai menggunakan 12. motivasi Persepsi Peternak pada Teknologi Biogas (X2) 1. keuntungan relatif (memberikan keuntungan atau tidak) 2. kompatibilitas (keterhubungan inovasi dengan situasi peternak) 3. kompleksitas (tingkat kerumitan) 4. trialibilitas (mudah dicoba) 5. Observabilitas (Dapat diamati) Sikap Peternak (X3) 1. Kepercayaan (kognisi) 2. Perasaan atau keyakinan (afeksi) 3. Kecenderungan bertingkah laku (Konasi) Adopsi Teknologi Biogas oleh Peternak (Y) 1. Investasi terhadap teknologi biogas 2. Menggunakan digester sebagai penampung feses 3. Menggunakan Katup (pengaman) 4. menggunakan Penampung gas 5. Menggunakan kompor LPG sbg kompor biogas 6. Menggunakan biogas untuk keperluan seharihari 7. Melakukan pemeliharaan pada intalasi biogas

3 49 Hipotesis Penelitian 1. Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 2. Karakteristik peternak berhubungan dengan sikap peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 3. Karakteristik peternak berhubungan dengan adopsi peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 4. Karakteristik, persepsi dan sikap peternak berhubungan dengan adopsi peternak tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

4 50 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah semua peternak sapi perah yang telah menggunakan teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jumlah populasi peternak sapi perah di Kabupaten Enrekang sebanyak 242 orang yang tersebar dibeberapa Kecamatan diantaranya, Kecamatan Baraka, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Alla, Kecamatan Maiwa, Kecamatan Cendana, Kecamatan Curio, Kecamatan Bungi, Kecamatan Enrekang dan Kecamatan Buntu Batu. Sampel Unit analisis pada penelitian ini adalah peternak sapi perah yang telah menggunakan biogas. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Simpel Random Sampling. Teknik pengambilan sampel secara Simpel Random Sampling yaitu semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini, semua peternak sapi perah yang ada dalam unit-unit kecamatan diambil secara random dan semua peternak sapi perah mempunyai peluang untuk menjadi responden. Menggunakan rumus Slovin dalam Sevilla (1993), maka ukuran sampel peternak sapi perah dengan tingkat kesalahan 8 % adalah : N n = N(e) 2 Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Standar Error

5 51 Tabel. 2. Populasi sapi perah dan jumlah pengguna teknologi biogas di Kabupaten Enrekang No Kecamatan Populasi Ternak Jumlah Biogas 1 Enrekang Cendana Maiwa 7-4 Anggeraja Alla Baraka 41-7 Malua 10-8 Bungin 0-9 Buntubatu Masalle 0-11 Curio Baroko 40 - Jumlah Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Enrekang, Keseluruhan peternak sapi perah di Kabupaten Enrekang adalah 255 orang dengan populasi ternak perah sebanyak 1151 ekor, namun peternak yang menggunakan biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan sebanyak 53 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, maka secara proporsional dapat ditentukan ukuran sampel sebesar 39 responden. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak geografis kabupaten Enrekang berada di jantung Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (kota Makassar) dengan jalan darat 235 km. Kabupaten Enrekang secara administrasi merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terdiri dari 12 Kecamatan, dengan luas wilayah 1.786,01 km atau sebesar 2,83 persen dari luas provinsi Sulawesi Selatan. Batas administrasi Kabupaten Enrekang sebagai berikur: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Toraja, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng rappang, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang.

6 Gambar. 5. Peta Kabupaten Enrekang 52

7 53 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex Post Facto, yaitu bentuk penelitian untuk menilai peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan faktorfaktor penyebab melalui pengamatan dan penilaian kondisi faktual di lapangan. Pengamatan utama penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peternak dalam mengadopsi teknologi biogas dan mengukur seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dimana pengambilan data melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data diambil dari sampel dengan tujuan untuk mendapatkan generalisasi dari observasi yang dilakukan, sehingga perlu mempertimbangkan teknik pengumpulan data secara benar. Hasil wawancara kemudian diolah dengan menggunakan korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut : Rumus mencari nilai R 2 : Rumus mencari koefisien korelasi ganda (R) : Keterangan : R R 2 r r yx r xx r xy = koefisien kerelasi = koefisien korelasi ganda = koefisien koralsi person = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel Y ke variabel X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X dengan X = hasil perhitungan koefisien korelasi variabel X ke variabel Y

8 54 Data dan Instrumen Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama, status dan lainlain sebagainya, sedangkan data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan. Data sekunder yaitu data pelengkap yang jawaban pertanyaan penelitian diperoleh secara langsung maupun tidak langsung dari responden atau sumber lain. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tabel 3. Peubah, sub peubah dan indikator yang akan diukur pada penelitian A. Karakteristik peternak (X1) No Peubah Sub Peubah Indikator 1 Karakteristik Peternak (X1) Umur Pendidikan Pendapatan Motivasi peternak Motivasi ekonomi Umur adalah jumlah tahun yang dihitung sejak peternak lahir sampai ke tahun terdekat pada saat pengamatan dilakukan. Pendidikan adalah jumlah tahun pendidikan yang ditempuh peternak. Pendapatan adalah besarnya penghasilan yang diterima peternak dalam sebulan, yang dihitung dalam rupiah. Motivasi adalah jumlah skor keinginan yang mendorong peternak untuk menggunakan biogas. a. Skor keinginan peternak mengganti gas LPG/minyak tanah dengan biogas untuk memasak b. Skor keinginan peternak mengolah limbah biogas menjadi pupuk padat c. Skor keinginan peternak mengolah limbah biogas menjadi pupuk cair d. Skor tanggapan peternak tentang biogas dapat menghemat pengeluaran rumah tangga e. Skor peternak menggunakan limbah

9 55 Motivasi social Motivasi pribadi Tingkat keterdedahan peternak pada informasi biogas Pengalaman beternak Jumlah kepemilikan ternak Jumlah anggota keluarga biogas sebagai pupuk dapat mengurangi pengeluaran untuk pupuk urea a. Skor peternak menggunakan biogas, memudahkan bersosialisasi dengan peternak lain b. Skor peternak menggunakan biogas, untuk menjaga kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan peternakan c. Skor tanggapan peternak bahwa biogas dapat mengurangi pencemaran lingkungan d. Skor tanggapan peternak bahwa biogas dapat menjaga kebersihan lingkungan a. Skor pemanfaatan limbah ternak menjadi energi b. Skor penggunaan biogas oleh peternak, agar menjadi contoh untuk peternak lainnya c. Skor penggunaan biogas agar menjadi peternak yang berhasil mengelola peternakan a. Jumlah jam dalam sehari peternak memperoleh informasi biogas dari televisi b. Jumlah jam peternak dalam sehari memperoleh informasi biogas dari radio c. Jumlah jam peternak dalam sehari memperoleh infomasi biogas dari majalah d. Jumlah jam peternak dalam sehari memperoleh informasi biogas dari surat kabar e. Jumlah jam peternak dalam sehari memperoleh informasi biogas dari buku Pengalaman beternak adalah jumlah tahun peternak menjalankan usaha peternaknnya. Jumlah kepemilikan ternak adalah jumlah satuan ternak (ST) sapi perah seorang peternak. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu rumah.

10 56 Kontak dengan anggota kelompok Kontak dengan penyuluh biogas Jarak biogas dengan dapur Intensitas kontak dengan kelompok adalah banyaknya pertemuan kelompok yang dihadiri peternak dalam tiga bulan terakhir. Intensitas kontak dengan penyuluh adalah frekuensi peternak bertemu dengan penyuluh biogas dalam tiga bulan terakhir. Jarak instalasi biogas ke dapur peternak adalah jarak antara instalasi biogas (khususnya penampung feses) dengan dapur peternak, (dalam meter). Persepsi peternak (X2) No Peubah Sub peubah Indikator 1 Persepsi peternak tentang teknologi biogas (X2) Keuntungan relatif Kompatibilitas Kompleksitas a. Skor keuntungan menggunakan biogas dibandingkan dengan menggunakan minyak tanah (dalam rupiah) b. Skor keuntungan menggunakan biogas dibandingkan menggunakan menggunakan gas LPG (dalam rupiah) c. Skor keuntungan menggunakan biogas dibandingkan menggunakan kayu bakar (dalam rupiah) d. Skor keuntungan menggunakan biogas dibandingkan menggunakan arang (dalam rupiah) a. Skor kesesuaian teknologi biogas dengan nilai-nilai yang dipercaya peternak setempat b. Skor kesesuaian teknologi biogas dengan kepercayaan peternak setempat c. Skor kesesuaian teknologi biogas dengan norma-norma peternak setempat d. Skor kesesuaian teknologi biogas dengan kegiatan pengolahan limbah peternakan yang sudah ada sebelumnya a. Skor kesulitan peternak memahami cara merakit instalasi biogas

11 57 Trialabilitas Observabilitas b. Skor kesulitan peternak menggunakan teknologi untuk memasak dibanding menggunakan minyak tanah/lpg c. Skor kesulitan peternak memasukkan feses pada tangki pengurai d. Skor kesulitan peternak menyediakan air untuk teknologi biogas e. Skor kesulitan peternak mengolah limbah biogas f. Skor kesulitan peternak merawat instalasi biogasnya a. Skor seberapa sering peternak memasukkan feses ke tangki pengurai dapat dicoba b. Skor seberapa sering peternak menggunakan gas biogas untuk memasak dapat dicoba c. Skor seberapa sering peternak menggunakan limbah biogas langsung ke tanaman dapat dicoba d. Skor seberapa sering peternak mengolah limbah biogas menjadi pupuk padat dan pupuk cair dapat dicoba a. Skor pembentukan gas pada digester dapat diamati oleh peternak b. Skor lama memasak dengan menggunakan biogas dapat diamati oleh peternak c. Skor penggunaan biogas untuk memasak tidak mempengaruhi bau makanan yang dimasak dapat diamati oleh peternak d. Skor gas dari biogas yang tidak mudah meledak dapat diamati oleh peternak e. Skor pupuk dari limbah biogas dapat diamati penggunaannya langsung pada tanaman f. Skor pengolahan limbah biogas menjadi pupuk padat dan pupuk cair dapat diamati oleh peternak

12 58 B. Sikap Peternak (X3) No Peubah Sub peubah Indikator 1 Sikap peternak tentang teknologi biogas (X3) Kognisi Afeksi Konasi a. Skor tingkat kepercayaan peternak pada biogas tidak mempengauhi bau makanan yang dimasak b. Skor tingkat kepercayaan peternak pada biogas dapat digunakan untuk memasak sama dengan minyak tanah dan LPG c. Skor tingkat kepercayaan peternak pada gas dari biogas tidak mudah meledak d. Skor tingkat kepercayaan peternak tentang limbah biogas yang dapat langsung dimanfaatkan pada tanaman e. Skor tingkat kepercayaan peternak limbah biogas dapat dijadikan pupuk cair dan pupuk padat f. Skor tingkat kepercayaan peternak pada limbah biogas sama baiknya dengan pupuk kimia a. Skor peternak merasa senang gas dari biogas dapat digunakan untuk memasak b. Skor peternak merasa senang bahwa biogas dapat menggantikan minyak tanah dan LPG untuk memasak c. Skor peternak merasa senang karena dengan biogas peternak lebih mudah menangani limbah ternaknya d. Skor peternak merasa senang karena limbah biogas dapat dijadikan pupuk cair dan pupuk padat e. Skor peternak tidak merasa jijik menggunakan teknologi biogas untuk memasak f. Skor peternak merasa senang karena dengan biogas dapat menjaga kebersihan lingkungan g. Skor peternak merasa dengan menggunakan teknologi biogas dapat mengurangi pencemaran lingkungan a. Skor tingkat kemauan peternak berinvestasi pada teknologi biogas

13 59 b. Skor tingkat kemauan peternak memasukkan feses pada tangki pengurai c. Skor tingkat kemauan peternak menyediakan air untuk teknologi biogas d. Skor tingkat kemauan peternak mengganti minyak tanah dan gas LPG untuk memasak e. Skor tingkat kemauan peternak merawat instalasi biogasnya f. Skor tingkat kemauan peternak memanfaatkan limbah biogas menjadi pupuk padat dan pupuk cair C. Derajat pengadopsian Peternak (Y) No Peubah Sub peubah Indikator 1 Adopsi peternak sapi perah pada teknologi biogas (Y) Investasi teknologi biogas Derajat penggunaan digester a. Besarnya biaya untuk membangun konstruksi kandang agar limbah ternak langsung masuk ke tangki pengurai b. Bersarnya biaya untuk bahanbahan konstruksi biogas c. Besarnya biaya membangun digester d. Besarnya upah pekerja e. Besarnya biaya oprasional, biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan a. Menggunakan digester sebagai tangki pengurai b. Menggunakan digester sebagai tempat penampungan feses c. Menggunakan digester agar gas hasil penguraian tidak terbuang begitu saja d. Menjaga digester agar tetap kedap udara e. Menggunakan digester agar feses tidak menumpuk disekitar kandang

14 60 Derajat penggunaan katup Derajat penggunaan penampung Gas Derajat penggunaan kompor Derajat penggunaan biogas untuk keperluan sehari-hari a. Menggunakan katup sebagai pengaman b. Menggunakan katup untuk mengikat air yang ikut bersama gas dari digester c. Menggunakan air dalam katup untuk mengontrol jumlah gas d. Menggunakan air dalam katup agar gas yang digester langsung ke penampung gas dan tidak keluar melalui katup a. Menggunakan penampung gas untuk menampung gas yang secara kontinu diperoduksi pada digester b. Menggunakan penampung gas sebagai tempat cadangan gas c. Menggunakan digester untuk menjaga gas agar tidak menguap di udara d. Penggunaan jenis plastik sebagai penampung gas a. Menggunakan kompor sebagai tempat keluarnya gas pada saat memasak b. Menggunakan kompor biasa menjadi kompor biogas c. Menggunakan kompor biogas sebagai tempat meletakkan panci, wajan dan alat-alat masak lainnya pada saat memasak d. Menggunakan kompor untuk mengontrol besar kecilnya gas yang keluar pada saat memasak a. Menggunakan biogas untuk menampung feses yang keluar setiap hari b. Menggunakan biogas untuk menjaga kebersihan kandang c. Menggunakan biogas agar feses ternak tidak mencemari

15 61 Melakukan pemeliharaan pada instalasi biogas lingkungan sekitar d. Menggunakan biogas agar tidak mengkontaminasi susu yang telah di perah e. Menggunakan biogas untuk mempermudah pekerjaan peternak f. Menggunakan biogas sebagai sumber energi alterbatif a. Intensitas pemeliharaan peternak pada digester b. Intensitas pemeliharaan peternak pada penampung gas c. Intansitas pemeliharaan peternak pada kompor d. Intensitas peternak menjaga agar saluran pada biogas tidak ada yang bocor Instrumentasi Instrumentasi merupakan proses penyusunan instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu berupa kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan peubah penelitian. Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara (1) menentukan peubah-peubah yang ada di dalam penelitian, (2) mengembangkan sub-sub peubah, (3) menetapkan indikator pada setiap peubah, (4) mengembangkan pertanyaan disetiap indikator, (5) menyusun kuesioner. Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmah, instrumen penelitian diuji terlebih dahulu baik validitas maupun realibilitas. Validitas Instrumen Validitas atau kesahihan, menunjukkan seberapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu megukur apa yang ingin diukur. Validitas yang diuji dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu dengan mendasarkan pada konsep dan definisi oprasional.

16 62 Mengetahui syarat kesahihan instrumen penelitian ini, maka dilakukan diantaranya (1) konsultasi pada dosen pembimbing dalam penyusunan instrumen, dan (2) melakukan iju coba instrumen sebelum digunakan dalam pengumpulan data. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemampuan suatu alat ukur dalam mengukur secara konsisten dan sebagai alat ukur yang tepat untuk mengukur gejala yang sama. Suatu penelitian dikatakan reliabel, andal, memiliki ketepatan atau presisi apabila memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama jika pemeriksaan dilakukan berulang-ulang. Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Langkah yang dilakukan untuk memperoleh instrument yang andal (reliable), maka digunakan uji coba lapangan terhadap 13 peternak sapi perah yang telah menggunakan biogas. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji reliabilitas instrument Alfa Cronbach (α) dalam software SPSS17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa alat ukur yang telah diuji coba dapat digunakan dalam penelitian. Muhidin dan Abdurrahman (2007) mengelompokkan nilai uji reliabilitas sebagai berikut: (1) Kurang reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,00 0,20 (2) Agak reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,21 0,40 (3) Cukup reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,41 0,60 (4) Reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,61 0,80 (5) Sangat reliabel, nilai Alpa Cronbach 0,81 1,00

17 63 Pengumpulan Data Data dikumpulakan pada bulan April sampai bulan Mei Pengumpulan data dilakukan pada responden yaitu peternak sapi perah yang telah menggunakan biogas yang tersebar dibeberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (data primer). Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan bantuan dua orang enumerator yang telah telah diberi penjelasan sebelumnya tentang data yang akan dikumpulkan. Selain itu dikumpulkan juga data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Analisis Data Keseluruhan data yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan dalam pembahasan. Langkah awal yaitu mencari koofisien korelasi setiap variabel dengan menggunakan program SPSS, selanjutnya untuk mengetahui hubungan bersama variabel karakteristik (X1) dengan persepsi (X2), karakteristik (X1) dengan sikap (X3), karakteristik (X1) dengan adopsi (Y) dan katakteristik (X1), persepsi (X2) dan sikap (X3) dengan adopsi (Y) digunakan korelasi ganda dengan bantuan program excel 2007.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Jurnal Galung Tropika, September 2012, hlmn. 46-52 Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah Factor Associated with Adoption of Biogas Technology by Dairy Farmer in Enrekang Regency, Sulawesi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Populasi 56 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada Penelitian ini adalah pemukim di bantaran sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang terdiri dari tiga daerah daerah yaitu Jakarta Timur, Jakarta

Lebih terperinci

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena hampir semua aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

METODE PENELITIAN. Populasi. dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. METODE PENELITIAN Populasi Populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penyuluh yang ada di Kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK

PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN Yusriadi Universitas Muhammadiyah Pare-Pare yusry_ady@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda masyarakat. Kelangkaan tersebut menimbulkan tingginya harga-harga bahan bakar, sehingga masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 8 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain cross sectional study. Disain ini dipilih karena ingin mendapatkan data pada saat yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu sejak Juni 2008 sampai September 2008 dilakukan di daerah tujuan wisata Jakarta Timur. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di Desa Haurngombong. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU Tandang Sari (2017), jumlah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian berbentuk survei deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antar gejala (peubah) serta menganalisis hubungan antara peubah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan 108 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai prospek pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas di Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut, maka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

3 METODE Rancangan Penelitian

3 METODE Rancangan Penelitian Peningkatan kesadaran perusahaan terhadap perlunya perilaku tanggung jawab sosial terjadi secara global. Para pengambil kebijakan di perusahaan semakin menyadari bahwa tujuan tanggung jawab sosial adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan

III. METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian deskriptif explanatory dengan jenis dua data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian. Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian. Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas 64 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas Karakteristik peternak terdiri dari peubah umur, pendidikan, pendapatan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN Metoda penelitian ini meliputi unsur-unsur: (1) populasi, sampel, dan responden, (2) desain penelitian, (3) data dan instrumentasi, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif tahun ajaran 2013, Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh: ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram 29 PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: I Made Anggayuda Pramadya 1), I Gusti Lanang Parta Tanaya 2) dan Adinul Yakin 2) 1) Dosen Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan subyek penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian (kuesioner)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di BMT Fajar Bandar Lampung yang beralamat di jalan Ki Maja Way Halim Bandar Lampung 3.2. Jenis Penelitian Menurut Burhan

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini 21 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diamati adalah persepsi dan keterampilan istri peternak sapi perah dalam pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.) PENDAHULUAN Makin mahal dan langkanya BBM, menyebabkan makin tingginya kebutuhan hidup peternak.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode untuk memudahkan penulis untuk memecahkan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2002,hlm.151), metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahanbahan yang dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15

METODE PENELITIAN. = λ 14 X 2 + δ. X2.6 = λ 15 X 2 + δ 15 68 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu bentuk penelitian yang menilai peristiwa yang telah terjadi atau penilaian kondisi faktual di lapangan.

Lebih terperinci

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak Oleh: Dede Sulaeman, ST, M.Si Pemanfaatan kotoran ternak menjadi energi biasa disebut dengan pemanfaatan biogas. Berdasarkan definisinya, biogas

Lebih terperinci

Lampiran 1: Surat IzinPenelitian

Lampiran 1: Surat IzinPenelitian LAMPIRAN Lampiran 1: Surat IzinPenelitian Lampiran 2: Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini akan digunakan untuk keperluan penelitian skripsi mengenai ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2008 di Desa Jono Oge dan Desa Tondo Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metodologi digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe

III. METODE PENELITIAN. sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apakah ada pengaruh persepsi dan sikap mahasiswa terhadap adopsi ebook melalui angka-angka. Karena itu tipe penelitian

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program konversi minyak tanah ke LPG merupakan program pemerintah terkait dengan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar gas LPG. Tujuan diberlakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan penelitian yang menggambarkan pendekatan dan metode yang akan dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang menyatukan secara logis segala upaya untuk sampai kepada penemuan, pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu yang dituju atau diarah secara tepat. Setiap

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya energi mempunyai peran yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, peran energi akan lebih berkembang khususnya guna mendukung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah

METODE PENELITIAN. akibat. Menurut Sumadi Suryabrata, (2003:82). Tujuan penelitian korelasi adalah 25 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Menurut Iskandar (2008:63) penelitian korelasi yaitu penelitian hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang

BAB III METODE PENELITIAN. (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Syariah Malang Jl. Bandung No. 40 Malang 65119 Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS Andhina Putri Herriyanti Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email : andhinaputri@gmail.com Abstrak Biogas adalah salah satu sumber energi alternatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013. Berdasarkan jenis masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat penelitian yakni SMA Negeri I Tibawa, penetapan lokasi tersebut berdasarkan beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi 38 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi (explanatory confirmation) dengan pendekatan kuantitatif dimana penelitian tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Populasi 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Setiabudhi No.229 Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain III. METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Metodologi Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif. Rachmat Kriyantono (2009:55) menjelaskan riset kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi pada awal April 2012 membuat masyarakat menjadi resah, karena energi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory research. Singarimbun dan Effendi (2006:4) menjelaskan explanatory research yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan, Jalan Hariang Banga Nomor 2 Tamansari Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan demikian penelitian ini di kategorikan sebagai explanatory research. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan koesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Dengan demikian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Biogas Pengertian Biogas

TINJAUAN PUSTAKA Biogas Pengertian Biogas 7 TINJAUAN PUSTAKA Biogas Pengertian Biogas Biogas (gas bio) merupakan gas yang timbul dari hasil fermentasi bahanbahan organik seperti, kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam di dalam air

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian Kuantitatif adalah suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.7 Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah survei dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara persepsi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemetaan kompetensi dan analisis kebutuhan pelatihan. Dua tahap ini merupakan satu rangkaian yang tidak dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan energi fosil yang ada di bumi semakin menipis. Bila hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari adanya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap kompetensi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut rancangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan kekuatan di luar kemauan

Lebih terperinci

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia dari tahun ketahun semakinÿ meningkat, menyebabkan harga minyak melambung. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga

Lebih terperinci