RICE GARDEN. KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RICE GARDEN. KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab."

Transkripsi

1 RICE GARDEN KEGIATAN UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI DI KEBUN IP3OPT PINRANG MT.2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang) INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) TIROANG - PINRANG UPTD.BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN

2 i Kata Pengantar Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Taufik Nya, sehingga laporan Rice Garden (Uji ketahanan beberapa varietas utama tanaman padi terhadap OPT Musim Tanam 2012) yang merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan di Instalasi Pengamatan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (IP3OPT) Tiroang Pinrang dapat di selesaikan dengan baik. Pada Laporan ini berisi gambaran ketahanan jenis varietas terhadap beberapa jenis OPT dengan tingkat kerusakan yang relatif berbeda, tingkat kesuburan tanaman serta produksi hasil ubinan. Kegiatan rice garden ini merupakan juga tanaman indikator yang digunakan sebagai wakil pertanaman yang ada dilapang termasuk tingkat kesenangan terhadap populasi OPT. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, kritikan dan saran yang sifatnya melengkapi laporan ini diucapkan banyak terima kasih. Namun demikian kami mengharap agar data ini dapat dijadikan dasar dan sumber informasi bagi pengembangan kegiatan perlindungan tanaman pangan dimasa yang akan datang. Amin Tiroang, 24 September 2012 Pimp. IP3OPT Pinrang Ir. H.RUSLAN PATIHONG NIP

3 ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. ii DAFTAR TABEL... iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan, Sasaran Masukan Keluaran, Manfaat... 2 II. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan Pengamatan 4 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah anakan Populasi OPT dan Intensitas serangan tiap Varietas Produksi Ubinan. 7 IV. KESIMPULAN V. DAFTAR PUSTAKA.. 14

4 iii DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1. Hasil produksi ubinan setiap jenis varietas dan ulangan Yang dikonversi menjadi Kg/Hektar MT DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1. Hasil produksi ubinan setiap jenis varietas yang tanaman padi Pada petak pengujian Rice Garden MT , 3 & 4. Perbandingan serangan/populasi OPT yang dominan Disetiap umur dan varietas tanaman padi yang ditanam MT & 6. Perkembangan populasi musuh alami yang dominan Disetiap varietas tanaman padi yang ditanam MT Papan informasi Rice garden semai Tgl 25 Mei 2012 Dan tanam Tgl 17 Juni Situasi Letak perlakuan dan ulangan kegiatan Rice garden Tampak dari pematang sawah bagian barat DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman 1. Hasil produksi ubinan rata2 setiap jenis varietas dan sidik ragan Hasil perhitungan Rancangan Acak Lengkap (RAK) Hasil Pengamatan rata2 populasi/serangan OPT dan Musuh alami setiap varietas tanaman padi yang ditanam Data hasil Pengamatan C.hujan harian SMPK Tiroang-Pinrang Priode MT

5 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman padi akan tetap memegang peranan strategis, karena masih harus memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang terus meningkat dan mengingat sektor ini masih merupakan andalan sebagian besar angkatan kerja untuk mendapatkan sumber mata pencaharian utamanya di pedesaan. Tak dapat disangkal lagi bahwa dalam peningkatan produksi padi Rata rata 5 % Tahun 2010 merupakan tantangan yang kita akan menghadapi. Berbagai hambatan dan masalah yang merupaka resikon yang tidak hanya timbul karena gejolak harga produksi pertanian, akan tetapi juga terjadi selama proses produksi, kuhususnya gangguan Organisme Penggangggu Tanaman (OPT) dan iklim. Kehilangan hasil akibat OPT masih tinggi dan penerapan PHT padi di Propinsi Sulawesi Selatan dengan perakitan komponen utama yaitu tanam serempak pada waktu yang tepat, penggunaan varietas tahan hama penyakit dengan potensi produksi tinggi disertai dengan pergiliran varietas, pada ekosistem tertentu telah terbukti memberikan dampak yang sangat positif. Upaya ini perlu terus ditingkatkan dengan pengembangan strategis teknologi dan pemasyarakatan PHT dan PTT yang bersifat menyeluruh tanpa mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhinya baik akibat serangan OPT maupun ekologi. Informasi tentang keaneka ragaman varietas yang mempunyai produksi cukup tinggi, demikian pula mengenai perbedaan ketahanan terhadap beberapa jenis OPT utama, untuk itu pelu dilakukan Uji Laboratorium beberapa varietas utama padi yang banyak ditanam petani dalam bentuk Rice garden MT.2011/2012 (Oktober- Maret). 2. Tujuan Pelaksanaan kegiatan Rice garden bertujuan untuk mengetahui : - Gambaran perkembangan agronomi masing masing jenis varietas yang ditanam. - Sebagai tanaman indikator jenis varietas yang ditanam petani diwilayah ini. - Produktivitas masing masing jenis varietas yang tanam di Rice garden. 3. Sasaran Mendapatkan inpormasi mengenai tingkat kepekaan terhadap OPT pada masing masing jenis varietas yang ditanam petani dilapangan.

6 2 4. Masukan - Dukungan dana dari pemerintah - Sarana pelaksanaan kegiatan - Sumber daya manusia (SDM) 5. Keluaran - Diperoleh informasi mengenai jenis varietas yang produtivitas cukup baik dan tahan/toleran terhadap serangan OPT padi dilapangan 6. Manfaat - Meningkatnya inplementasi teknologi PHT - Meningkatnya nproduktivitas tanaman padi menurunnya kerusakan akibat dari serangan OPT.

7 II. BAHAN DAN METODE 1. Tempat dan Waktu Kegiatan Rice Garden (Uji Ketahanan beberapa varietas utama tanaman padi yang umum ditanam Petani) untuk daerah sekitar Kabupaten Pinrang dan Sidrap dilaksanakan di kebun IP3OPT Pinrang, dengan luas 5,2 Are lokasi di dalam hamparan sentra pertanaman padi. Kegiatan ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai bulan September 2012 (MT.2012) di Kabupaten Pinrang, Jarak lebih kurang 200 Km arah utara Kota Makassar. 2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih tanaman padi dari 10 varietas yaitu Inpari 4, Inpari 6, Inpari 9, Mekongga, Ciherang, Cigeulis, Way apoburu, Cisantana, Membramo, dan Sembada 168. Asal benih sebagian diperoleh dari Loka Penelitian Tungro Lanrang dan Benih Sembada 168 berlabel dari Dinas terkait. Takaran pupuk yang digunakan adalah Urea 200 kg/ha kg/npk Pelangi. Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis, cangkul, Caplak tanam, Ajir dan Papan informasi, label, ember, bak plastik, cutter, aspirator, hancounter,. 3. Metode Pelaksanaan a. Rancangan Percobaan Kegiatan ini merupakan uji beberapa varietas utama (Rice garden) ditanam petani yang merupakan juga tanaman indicator pengamatan jenis varietas yang mewakili lapang. Pengujian ini menggunakan 14 jenis varietas utama dengan 3 ulangan, dengan ukuran petak perlakuan 5 x 5 meter dengan jumlah tanaman setiap plot 400 rumpun jarak tanam 25 x 25 Cm.

8 4 b. Pemeliharaan Lahan yang akan ditanami diolah dengan menggunakan mesin hantraktor dan selanjutnya diadakan penggarukan untuk menghasilkan pengolahan tanah yang sempurna. Benih yang akan ditanam direndam selama 1 x 24 jam kemudian di peram selama 1 x 24 jam. Lalu disemaikan Tgl 25 Mei 2012, setelah tumbuh dan berumur 14 hari benih dicabut/dipindahkan ke lahan uji. Sebelum penanaman dilakukan ploting dengan mengatur letak dan ukuran petak setiap perlakuan dan ulangan seeara acak. Penanaman dilakukan dengan sistem (Caplak) tanam pindah, dengan jarak tanam 25 x 25 Cm. Penyiangan dilakukan berdasarkan umur tanaman sebelum waktu pemberian pupuk ke II yakni umur 30 Hst dan pemupukan ke III umur 45 Hst. 4. Pengamatan Ditentukan 5 rumpun tanaman sample setiap plot secara sistimatis, pengamatan dimulai pada umur 14 hari setelah tanam dan seterusnya dilakukan sampai panen dengan frekwensi pengamatan setiap minggu. Dengan melakukan perhitungan populasi OPT dan musuh alami serta menghitung intensitas serangan yakni - Serangan OPT Mutlak digunakan Rumus : a. P = x 100 % N Dimana P = Kerusakan tanaman (%) a. = Jumlah tanaman terserang/plot N = Jumlah tanaman yang diamati/plot

9 5 - Serangan OPT Tidak Mutlak digunakan rumus; ( n x v) P = x 100 % Z x N Dimana P = Kerusakan tanaman dalam (%) Nilai (skor) kerusakan (v) berdasarkan luas daun seluruh tanaman yang terserang yakni ; 0 = Tidak ada kerusakan sama sekali 1 = Luas kerusakan 0 20 % 3 = Luas kerusakan % 5 = Luas kerusakan % 7 = Luas kerusakan % 9 = Luas kerusakan % n = Jumlah tanaman yang memiliki nilai v yang sama Z = Nilai kategori serangan tertinggi (v = 9) N = Jumlah tanaman yang diamati 10.

10 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil pengamatan yang dilakukan pada kegiatan Rice garden (uji kepekaan lingkungan masing-masing jenis varietas) dijelaskan sebagai kerikut ; 1. Jumlah anakan Dalam grafik perkembangan jumlah anakan setiap jenis varietas yang ditanam di lokasi IP3OPT Pinrang pada umunya umur Hst adalah puncak jumlah anakan, Pada umur 72 Hst semua jenis varietas yang diuji sudah menurun kecuali Varietas Inpari 9 masih bertambah anankannya. (Lihat gambar 1) Gambar 1. Hasil produksi ubinan setiap jenis varietas tanaman Padi pada Petak kajian Rice Garden MT Populasi OPT dan Intensitas seranga setiap jenis varietas Hasil pengamatan terhadap populasi dan Intensitas serangan masing masing jenis varietas yang ditanam kelihatan sangat kecil dan jauh dibawah batas ambang kendali. Yang ditemukan adalah Serangan OPT Tikus, Penggrek Batang, sedangan populasi yang

11 7 ada Wereng hijau, Wereng Pg.Putih, Wereng coklat, Ulat Grayak. Kerusakan dan populasi OPT ini ditemukan sangat jauh dibawah batas ambang kendali. Salah satu serangan OPT yang dominan diantara 6 jenis populasi/gejala serang OPT yang ditemukan adalah gejala serangan Penggerek Batang dan populasi Walang sangit, walaupun sebenarnya tidak pernah diperlakukan aplikasi dengan Pestisida Kimia, kecuali serangan OPT.Penggereh Batang (Sundep). Keadaan ini mungkin di pengaruhi oleh cuaca yang selalu cerah dan kering, sehingga populasi OPT tidak mampu berkembang pada MT.2011/2012 untuk jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Produksi ubinan Untuk mengetahui besarnya produksi pada setiap Jenis varietas padi yang ditanam dilakukan pengambilan ubinan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Produksi ubinan kelihatan sangat tinggi antara kg/ha sampai Kg/ha, perbedaan ini sangat berarti yaitu selisi Kg/Ha. Hasil uji statistik dengan menggunakan Rancangan acak kelompok yang lansung dilakukan uji tingkat kesalahan BNT 5 persen telah memberikan hasil perbedaan yang sangat nyata pada perbedaan hasil produksi 10 varietas yang diuji, untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh Dampak Pengaruh Iklim (DPI) dan Penotipe (Genotipe + Lingkungan) yang sangat berperan dari masing masing varietas. Hasil produksi yang didapat setelah di konversi ke Kg/Ha kelihatan produksi yang paling tinggi berturut turut adalah jenis varietas Inpari 9, Ciherang, Cisantana, Membramo, Way apoburu, Inpari 4, Inpari 6, Inpari 9, Cigeulis, Ciherang, W.Apoburu, Mekongga, Sembada 168 (Hybrid), dan Membramo. untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

12 Populasi (Ekor/Rpn) Ints.Serangan (%) Ints,Serangan (%) 8 3 Perbandingan besar serangan Tikus pada setiap umur dan varietas tanaman padi MT Cihrg Cigelis WAburu Mekoga Cistana Mbramo Sembada Inp.4 Inp.6 Inp Perbandingan Serangan P.Batang setiap umur dan jenis varietas Tanaman padi MT Cihrg Cigelis WAburu Mekoga Cistana Mbramo Sembada Inp.4 Inp.6 Inp.9 2 Perbandingan jumlah populasi ditemukan pada tiap jenis varietas tanaman padi MT Cihrg Cigelis WAburu Mekoga Cistana Mbramo Sembada Inp.4 Inp.6 Inp.9 Gambar 2,3 & 4. Perbandingan Serangan atau populasi OPT yang dominan disetiap umur dan varietas Tanaman padi yang ditanam MT.2012

13 Populasi (Ekor/Rpn) Populasi (Ekor/Rpn) Perkembangan populasi Laba Laba setiap umur dan varietas tanaman padi MT Cihrg Cigelis WAburu Mekoga Cistana Mbramo Sembada Inp.4 Inp.6 Inp.9 Perkembangan Populasi Coccinelled pada umur dan varietas tanaman padi MT Cihrg Cigelis WAburu Mekoga Cistana Mbramo Sembada Inp.4 Inp.6 Inp.9 Gambar 5 & 6. Perkembangan populasi Musuh Alami yang dominan disetiap varietas Tanaman padi yang ditanam MT.2011/2012

14 Tabel 1. Hasil produksi ubinan rata rata setiap jenis varietas dan ulangan yang dikonversi menjadi Kg/Hektar MT.2012 Jumlah anakan Hasil ubinan Transf Taraf Uji No. Jenis Varietas Max (Kg/6.25 m) (Kg/Ha) BNT (0.050) 1 Ciherang g 2 Cigeulis b 3 W.A.buru d 4 Mekongga c 5 Cisantana f 6 Membramo e 7 Sembada a 8 Inpari d 9 Inpari b 10 Inpari h Keterangan ; Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada hasil ubinan dinyatakan berbeda sesuai hasil uji statistic (Uji BNT 5 %) Data pada tabel 1 menunjukkan hasil produksi setiap varietas menunjukkan 10 varietas Inpari 9 dan Ciherang, memberikan produksi diatas 12 Ton/Hektar GKP, sedangkan varietas lainnya (Inpari 6, Sembada 168, Ciugelis, dan Mekongga) produksi dibawah 9 Ton/Hektar GKP artinya masih cukup baik. Hasil yang didapatkan setiap jenis varietas pada MT.2012 berbeda dengan produksi varietas yang sama pada musim sebelumnya (MT.2011/2012). Dari hasil yang didapat diatas terkesan bahwa pengaruh iklim yang berbeda pada setiap musim (Oktober Maret dan April Septembert). Contoh varietas faforit petani (Inpari 9) MT.2012 produksi paling tinggi yaitu Kg/Ha, tapi pada MT.2011/2012 produksinya hanya Kg/Hektar GKP.

15 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan. - Perkembangan Agronomi tanaman padi yaitu jumlah anakan maximum umumnya terjadi pada umur Hst dan anakan paling banyak (31 batang/rumpun) pada varietas Inpari 9 dan Cisantana - Keadaan populasi dan Serangan OPT pada masing masing jenis varietas relatif hampir sama besarnya dibawah batas ambang kendali, serangan OPT Penggerek batang dan Populasi Walang sangit yang dominan. - Produksi yang dicapai paling tinggi masing masing jenis varietas Inpari 9 (8.18 Kg/6.25 m 2 ) dan Ciherang (7.74 Kg/6,25 m2) angka di konversi ke Kg/Ha dan Kg//Ha. - Varietas Inpari 9 masih menduduki produksi ( Kg/Ha) rengking paling atas diantara 10 jenis varietas yang diuji. 2. Saran Saran - Keadaan ini adalah pertanaman padi yang banyak mendapat cuaca yang cerah diwaktu pertumbuhan Fase Vegetatif sampai anakan Maksimum dan terjadi hujan sehingga suplai air mencukupi pada saat pengisian malai sehingga produksi cukup baik. - Kegiatan ini adalah penanaman varietas padi dilakukan hanya satu kali aplikasi pestisida sehingga perkembangan populasi OPT dan Musuh alami masih mampu mengingimbangi.

16 11 Gambar 5. Papan informasio Rice garden Semai Tgl 31 Mei 2011 dan tanam Tgl 20 Juni 2011 Gambar 6. Supervisi dari BPTPH Provinsi Sulawersi Selatan yang memberika support terhadap pelaksanaan kegiatan MT.2012.

17 11 Gambar 7. Pengamatan Langsung terhadap sampel rumpun tanaman padi oleh pelaksana Rice garden dan Team Supervisi. Gambar 8. Situasi letak perlakuan dan ulangan kegiatan Rice Garden Nampak dari pemantang sawah sebelah kiri.

18 DAFTAR PUSTAKA A.Abdul Rahman Syafar, Modul 1 & 2 Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas Islam Makassar. Anonim, Laporan Tahunan Loka Penelitian Penyakit Tungro. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. 20 hal. Hasanuddin, A Pengendalian Penyakit Tungro Terpadu Strategi dan Implementasi. Dalam orasi pengukuhan ahli peneliti utama. Pusat Penelitian dan Pengemangan Tanaman Pangan. Bogor. Juni Anonim Petunjuk Operasional Laboratorium Pengamatan dan Peramalan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta Ati Wasiati et al., Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian Jakarta. Pius Sunaryo Pestisida dan Teknik Aplikasi. Pendidikan Program Diploma Satu Pengendalian Hama Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

19 Lampiran 1. Hasil produksi ubinan rata rata setiap jenis varietas dan ulangan ` yang dikonversi menjadi Kg/Hektar MT No. Jenis Varietas Hasil ubinankg/6.25 m Tranf Ke V(x + 0.5) I II III Rata2 I II III Rata2 1 Ciherang Cigeulis W.A.buru Mekongga Cisantana Membramo Sembada Inpari Inpari Inpari Analisa sidik ragam Rancangan Acak kelompok perlakuan 10 varietas padi Sumber D.Bebas J.Kwadrat Kwad.Tengah F.hitung Uji Tabel F keragaman Ulangan ** Perlakuan ** Galat Total V (KT.Galat) KK. = x 100 % = 5.29 % X umum KT.Galat SY = v = R Sd = V(2 KT.Galat)/r = Uji BNJ 0.05 = Sd x Nilai Tabel t - 5 % = = Sd x Nilai Tabel t - 1 % =

20 Lampiran 2. Hasil Pengamatan rata2 populasi/serangan OPT dan Musuh Alami pada beberapa varietas tanaman padi yang di tanam MT Umur tanaman : 14 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 2, Cigeulis 4, W.A.buru 4, Mekongga 5, Cisantana 5, Membramo 3, Sembada 3, Inpari 4 3, Inpari 6 5, Inpari 9 3, Umur tanaman : 21 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 6, Cigeulis 7, W.A.buru 10, Mekongga 8, Cisantana 8, Membramo 7, Sembada 6, Inpari 4 7, , Inpari 6 8, Inpari 9 8, Umur tanaman : 28 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 7, Cigeulis 10, W.A.buru 12, Mekongga 12, Cisantana 12, Membramo 8, Sembada 6, Inpari 4 9, , Inpari 6 11, Inpari 9 10,

21 Umur tanaman : 35 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 13, Cigeulis 17, W.A.buru 18, Mekongga 19, Cisantana 20, Membramo 15, Sembada 9, Inpari 4 16, Inpari 6 17, Inpari 9 19, Umur tanaman : 42 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 25, Cigeulis 28, , W.A.buru , Mekongga 24, , Cisantana 30, , Membramo 21, , Sembada 14, , Inpari 4 24, , Inpari 6 27, Inpari 9 30, , Umur tanaman : 49 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 27, Cigeulis 30,3 1, W.A.buru 28, Mekongga 24, Cisantana 31, Membramo 24, Sembada 15,73 2, Inpari 4 26,7 0, Inpari 6 29,5 0, Inpari 9 29,

22 Umur tanaman : 56 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang Cigeulis , W.A.buru Mekongga Cisantana Membramo Sembada , Inpari Inpari ,3 0 0, Inpari , , Umur tanaman : 63 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 27, Cigeulis 28, W.A.buru 28, Mekongga 28, ,06 0, Cisantana 34, , Membramo 25, , Sembada 16, , Inpari 4 26, Inpari 6 29, Inpari 9 28, , Umur tanaman : 70 Hst Varietas Jumlah Pop/serangan OPT M.Alami Anakan Tks W.Sgt P.Btg W.Hijau W.Cklt WPP U.gryk Laba Coc Pderus Ciherang 28, , Cigeulis 20, , W.A.buru 24, , Mekongga 22, , Cisantana 25, Membramo 23, Sembada 18, ,06 0, Inpari , Inpari 6 16, , Inpari 9 23, ,

23 Lampiran 4. Data hasil pengamatan Curah hujan harian SMPK Tiroang Priode MT 2012 Tgl. C.hujan harian setiap bulan (Mm/Hari) April Mei Juni Juli Agust Sept Jml Keterangan ; 17 Semai Tgl. 25 Mei 2012 Tanam Tgl. 7 Juni 2012 Priode pengamatan mingguan Masa Panen beberapa varietas

DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012

DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012 KEMAMPUAN TANAMAN PERANGKAP MENANGKAP TIKUS DI Wilayah IP3OPT PINRANG MT.2011/2012 (Kelurahan Marawi, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang) INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN DAN PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) TIROANG - PINRANG

Lebih terperinci

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA LAMPOKO, KECAMATAN BALUSU, KABUPATEN BARRU, MT.2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT

LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN WILAYAH (IP3OPT) TIROANG PINRANG Yang di laksanakan di ; KABUPATEN PINRANG, SIDRAP & BARRU DINAS PERTANMIAN

Lebih terperinci

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN (IP3OPT) TIROANG PINRANG DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI Oleh: Edi Suwardiwijaya Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Jl. Raya Kaliasin. Tromol

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan tanaman serealia penting dan digunakan sebagai makanan pokok oleh bangsa Indonesia. Itulah sebabnya produksi padi sangat perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan

Lebih terperinci

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang dilakasanakan pada musim gadu bulan Juli-Oktober 2012. Pengamatan dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH

EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH Amran Muis, Lintje Hutahaean, dan Syamsul Bakhri Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 111 BAHAN DAN METODE

BAB 111 BAHAN DAN METODE BAB 111 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jl. Bina Widya Km

Lebih terperinci

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU Nurmegawati dan Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl Irian km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Pemanfaatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanaman padi sawah di Desa Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN

TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN Astiani Asady, SP., MP. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE 2014 OUT LINE: PENDAHULUAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR Khairatun Napisah dan Muhammad Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat 4

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROPINSI SULAWESI SELATAN Data tahun 2002-2011 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung di Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA 8 AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN 1979 5777 KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA (THE

Lebih terperinci

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu) Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan

Lebih terperinci

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan 5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu Tanaman (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawahkecamatan medan baru dengan ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat 3.331810 LU dan

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada 105 13 45,5 105 13 48,0 BT dan 05 21 19,6 05 21 19,7 LS, dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU KERJASAMA KEMENTAN DENGAN BMKG KALENDER TANAM TERPADU Pedoman atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang 17 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang diuji

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini antara lain pengamatan selintas dan pengamatan Utama 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, dengan ketinggian 60 m dpl, jenis tanah Podsolik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Karakteristik Lokasi Penelitian Luas areal tanam padi adalah seluas 6 m 2 yang terletak di Desa Langgeng. Secara administrasi pemerintahan Desa Langgeng Sari termasuk dalam

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di desa Batur, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah. Lokasi memiliki ketinggian ±1600 m dpl. Penelitian

Lebih terperinci

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan) Memasuki musim hujan tahun ini, para petani mulai sibuk mempersiapkan lahan untuk segera mengolah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

TINGKAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BEBERAPA VARIETAS INPARI DI BEBERAPA WILAYAH PENGEMBANGAN PADI DI SULAWESI UTARA

TINGKAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BEBERAPA VARIETAS INPARI DI BEBERAPA WILAYAH PENGEMBANGAN PADI DI SULAWESI UTARA TINGKAT SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BEBERAPA VARIETAS INPARI DI BEBERAPA WILAYAH PENGEMBANGAN PADI DI SULAWESI UTARA Luice.A. Taulu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara Kompleks Kampus

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar 1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2

Lebih terperinci

Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012.

Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012. Observasi perkembangan populasi/serangan OPT Penggerek batang padi terhadap waktu tanam padi di Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap MT.2012. INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN & PENGENDALIAN OPT (IP3OPT) Wilayah

Lebih terperinci