Tinjauan Pustaka Organisme Pengganggu Tanaman Endemis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Pustaka Organisme Pengganggu Tanaman Endemis"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Dalam era teknologi saat ini, informasi merupakan faktor yang mudah didapat oleh seluruh kalangan di dunia. Internet merupakan salah satu teknologi informasi yang dapat memberikan informasi secara akurat dan cepat bagi seluruh kalangan masyarakat. Dengan banyaknya informasi yang didapat oleh petani tentang Organisme Pengganggu Tanaman dapat membantu petani dalam menentukan langkah - langkah penanganan khususnya tanaman padi. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor penting bagi petani, dikarenakan dengan pengetahuan petani akan Organisme Pengganggu Tanaman dapat membantu para petani untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap hama yang menyerang. Keterlambatan pengetahuan akan Organisme Pengganggu Tanaman akan sangat merugikan petani, oleh karena itu pengetahuan akan Organisme Pengganggu Tanaman dibutuhkan secara akurat dan cepat sampai kepada para petani. Tanaman padi adalah tanaman semusim yang dibudidayakan petani dalam periode masa tanam (tanam - panen) kurang dari 1 tahun. Budidaya tanaman musiman pada umumnya di pengaruhi oleh iklim (curah hujan) yang secara jelas dapat dibedakan polanya. Di Indonesia pada umumnya di bagi menjadi 2 (dua) musim, yaitu musim penghujan dari bulan Oktober sampai bulan Maret dan musim kemarau dari bulan April sampai bulan September. Perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman khususnya tanaman padi di Kabupaten Semarang semakin hari semakin meningkat dengan dibuktikan dengan data yang diperoleh dari Laboratorium Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura untuk hama penggerek batang, tikus, hama putih palsu, dan walangsangit pada tahun 2006 luas gagal panen 87 Ha, tahun 2007 luas gagal panen 94 Ha, tahun 2008 luas gagal panen 113 Ha, tahun 2009 luas gagal panen 127 Ha, dan tahun 2010 luas gagal panen 132 Ha. Analisis pemetaan yang dilakukan di Kabupaten Semarang selama ini membutuhkan data sebanyak 7 (tujuh) musim baik musim kemarau dan musim penghujan. Dengan demikian maka kita perlu data paling sedikit 7 (tujuh) tahun. Data yang dibutuhkan untuk analisis pemetaan adalah luas serangan dan luas gagal panen (puso). Dalam penelitian ini, pengembangan analisis pemetaan berfungsi memberikan informasi yang bermanfaat untuk menekan resiko kegagalan panen, dan memberikan penanganan untuk setiap klasifikasi serangan hama dengan waktu yang relatif singkat. Penulis menggunakan metode kisaran sama (equal range) dalam menentukan luas serangan, luas gagal panen (puso), rasio puso, frekuensi serangan, dan klasifikasi daerah serangan. Dengan lima faktor tesebut penulis berharap klasifikasi daerah serangan Organisme Pengganggu Tanaman dapat di dapatkan secara akurat, sehingga dapat membantu para petani dalam menangani Organisme Pengganggu Tanaman yang selama ini merugikan para petani. 3

2 2. Tinjauan Pustaka Pada penelitian yang berjudul Penyuluhan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman jeruk di kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru Kota Jambi [1] Pada penelitian ini, tanaman yang sudah terserang diamati dengan cermat dengan melihat gejala serangan, melakukan pembandingan denga literatur yang terkait gejala serangan serupa dan akhirnya melakukan identifikasi terhadap OPT. Secara teknis, petani telah ditunjukkan dan mampu mendapatkan serta membiakkan agen pengendalian hayati. Tetapi sistem ini hanya mengamati dan memberikan solusi penanganan secara hayati, sehingga perlu diupayakan agar media pengendalian hayati tersebut terus ada. Pada penelitian yang berjudul Analisis kelayakan usaha tani padi pada sistem pertanian organik dikabupaten bantul [2]. Pada penelitian ini, analisis kelayakan usaha tani didasarkan faktor kesehatan dan keamanan melalui sistem pertanian organik dan sistem pertanian anorganik Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini akan dibangun pengembangan sistem pemetaan wilayah endemis Organisme Pengganggu Tanaman di Kabupaten Semarang dengan menggunakan dua komponen yaitu luas terkena hama dan luas daerah daerah gagal panen. Sistem ini menampilkan peta berdasarkan klasifikasi intensitas serangan hama yang akan ditampilkan berdasarkan musim dan jenis hama yang menyerang tanaman padi. 3. Organisme Pengganggu Tanaman Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu penghambat produksi dan penyebab ditolaknya produk tersebut masuk ke suat negara, karena dikawatirkan akan menjadi hama baru di negara yang ditujunya. Berdasarkan pengalaman, masih adanya permasalahan OPT yang belum tuntas penanganannya dan perlu kerja keras untuk mengatasinya dengan berbagai upaya dilakukan, seperti lalat buah pada berbagai produk buah dan sayuran buah dan virus gemini pada cabai. Selain itu, dalam kaitannya dengan terbawanya OPT pada produk yang akan diekspor dan dianalis potensial masuk, menyebar dan menetap di suatu wilayah negara, akan menjadi hambatan yang berarti dalam perdagangan internasional [3]. 4. Endemis Endemis Suatu keadaan dimana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu, bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang umum ditemukan disuatu wilayah atau suatu keadaan dimana penyakit secara menetap berada dalam masyarakat pada suatu tempat / populasi tertentu. Epidemik ialah mewabahnya penyakit dalam komunitas / daerah tertentu dalam jumlah yang melebihi batas jumlah normal atau yang biasa.sedangkan pandemik ialah epidemik yang terjadi dalam daerah yang sangat luas dan mencakup populasi yang banyak di berbagai daerah / negara di dunia[4]. 4

3 5. Data Spasial Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, sistem koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan [5]. Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80% informasi mengenai bumi berhubungan dengan informasi spasial [6]. 6. Sistem Informasi Geografi (SIG) SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi [7]. Sistem Informasi Geografi menghasilkan aspek data spasial dan data non spasial. Data geografi yang sudah komputerisasi berperan penting menemukan perubahan bagaimana menggunakan dan mengetahui informasi tentang bumi. 7. Analisis Pemetaan OPT Struktur dan analisis pemetaan OPT disusun berdasarkan data luas serangan dan data luas puso. Metode penyusunan analisis pemetaan OPT dilakukan dengan menggunakan: 1. Rata-rata luas serangan terkena. 2. Rata-rata luas serangan puso. 3. Rasio puso. 4. Frekuensi serangan atau faktor banyaknya terjadi serangan. Berdasarkan keempat parameter diatas dalam kriterian daerah serangan digunakan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), yaitu tertinggi (Maksimal) dibagi menjadi 3 (tiga) kelas. Dengan demikian diperoleh batasan kisaran kelompok data kelas rendah, menengah, dan tinggi. Secara metode analisis pemetaan disajikan sebagai berikut ini [8]: 1. Menggitung Kumulatif Luas Serangan Terkena Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, selanjutnya dibuat tabulasi berdasarkan bulan. Klasifikasi Rata-rata Terkena (Ktj) - Tahap pertama: menghitung rata-rata terkena Rata-rata dari masing-masing lokasi dihitung berdasarkan banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis 5

4 tj = 1 m m i1 Tij t j = Rata rata T untuk masing masing lokasi K-j. m = Banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. Tij = Luas T pada masing masing K-j disetiap musim-i. i = 1,2,3,, m musim. j = 1,2,3,, k K. - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rata-rata terkena Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 (tiga) kelas. St = 1 3 Maks t Maks t = Nilai tertinggi dari t dari seluruh j yang terlibat aadalam analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data t yaitu rendah, menengah, batinggi. - Tahap ketiga: menentukan kelas rata-rata terkena Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 1. Kelas rata-rata terkena Kt j Kisaran t j Kriteria 0 0 Tidak pernah terkena serangan 1 1 sampai St Luas terkena serangan rendah 2 St sampai 2 * St Luas terkena serangan menengah 3 2 * St sampai 3 * St Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT (2006) Klasifikasi Rata-rata Puso (Kpj) - Tahap pertama: menghitung rata-rata puso Rata-rata dari masing-masing lokasi dihitung berdasarkan banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. pj = 1 3 m i1 Pij Pij = Rata rata Pij untuk masing masing pj. M = Banyaknya bulan yang disertakan dalam analisis. Pij = Luas T pada masing masing K-j disetiap musim-i. I = 1,2,3,, m m 6

5 - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rata-rata puso Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 (tiga) kelas. Sp = 1 3 Maks p Maks p Nilai 3 = Nilai tertinggi dari p dari seluruh K yang terlibat dalam aaanalisis. = Tiga kelompok dari data t yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas rata-rata puso Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 2. Kelas rata-rata puso Kp j Kisaran p j Kriteria 0 0 Tidak pernah terkena serangan 1 1 sampai Sp Luas terkena serangan rendah 2 Sp sampai 2 * Sp Luas terkena serangan menengah 3 2 * Sp sampai 3 * Sp Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT (2006) Klasifikasi Rasio Puso (KRpj) - Tahap pertama: menghitung rasio puso Klasifikasi rasio puso untuk masing-masingg lokasi dihitung berdasarkan data rata-rata puso dibagi rata-rata terkena. Rpj = pj tj - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi rasio puso Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), dihitung dari nilai maksimum dibagi3 (tiga) kelas. SRp = 1 3 Maks Rp Maks Rp = Nilai tertinggi dari Rp dari seluruh K yang terlibat dalam analisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas rasio puso Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. 7

6 Tabel 3. Kelas rasio puso Kp j Kisaran p j Kriteria 0 0 Tidak pernah terkena serangan 1 1 sampai SRp Luas terkena serangan rendah 2 SRp sampai 2 * SRp Luas terkena serangan menengah 3 2 * SRp sampai 3 * SRp Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT (2006) Klasifikasi Frekuensi Serangan (KFj) - Tahap pertama: menghitung frekuensi terkena serangan Menghitung banyaknya bulan yang dilaporkan terkena serangan pada masing-masing kecamatan atau disebut frekuensi terkena serangan. Jika banyaknya bulan yang dilibatkan dalam analisis sebanyak 6 (enam) bulan, maka nilai maksimal frekuensi serangan adalah 6 (enam). - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi frekuensi terkena serangan Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), dihitung dari nilai maksimum dibagi 3 (tiga) kelas. SF = 1 3 Maks F Maks F Nilai 3 = Nilai Banyaknya bulan yang dilibatkan dalam analisis. = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, menengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas frekuensi terkena serangan Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 4. Kelas frekuensi serangan Kp j Kisaran p j Kriteria 0 0 Tidak pernah terkena serangan 1 1 sampai SF Luas terkena serangan rendah 2 SF sampai 2 * SF Luas terkena serangan menengah 3 2 * SF sampai 3 * SF Luas terkena serangan tinggi Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT (2006) Analisis Kriterian Daerah Serangan (KtpRpFj) - Tahap pertama: menghitung jumlah Ktj, Kpj, KRpj KFj. Menjumlahkan nilai dari setiap Ktj, Kpj, KRpj KFj KtpRpF j = Kt j + Kp j + KRp j + KF j Ktj = Kelas rata rata terkena(t) masing masing lokasi K-j Kpj = Kelas rata rata puso(p) masing masing lokasi K-j KRpj = Kelas rata rata rasio puso(rp) masing masing lokasi aaaaaaaaaaaa K-j j = 1,2,3,, k Lokasi K 8

7 - Tahap kedua: menentukan kisaran klasifikasi kriteria daerah serangan Selang klasifikasi ditentukan dengan metode klasifikasi kisaran sama (equal range), dihitung dari nilai maksimum dibagi3 (tiga) kelas. SKtpRpFj = 1 3 Maks SKtpRpFj Maks SKtpRpFj = Nilai Banyaknya bulan yang dilibatkan dalam aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaanalisis. Nilai 3 = Tiga kelompok dari data p yaitu rendah, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaamenengah, tinggi - Tahap ketiga: menentukan kelas fkategori daerah serangan Berdasarkan nilai tahap kedua dapat ditentukan kelas dan kisaran untuk masing-masing lokasi sesuai dengan klasifikasi. Tabel 5. Kelas kategori daerah serangan KtpRpF j Kisaran KtpRpF j Kriteria 0 0 Aman Potensial Sporadis Endemis Sumber: Modul pelatihan Sistem Informasi OPT (2006) 8. Perancangan Sistem Dalam tahap ini sistem akan digambarkan melalui use case diagram yang mampu merepresentasikan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya ke dalam bentuk diagram, sehingga mudah untuk mendefinisikan sistem baik secara utuh maupun per bagian. Secara khusus tujuan dari penggunaan use case diagram [9] adalah: 1. Mendeskripsikan bagaimana sistem akan bekerja. 2. Mendeskripsikan kebutuhan fungsi sistem. 3. Mendeskripsikan bagaimana fungsi sistem bekerja dalam lingkungan yang berkaitan. 4. Bisa digunakan sebagai kontrak perjanjian antara pengembang dan client. 5. Bagi pihak client, dapat melakukan koreksi atau validasi terhadap sistem apakah sesuai seperti yang diharapkan. 6. Bagi pihak pengembang, memberi arahan dalam mengembangkan sistem menjadi seperti yang diharapkan. 5.1 Use-case Diagram Dalam sistem ini, terdapat dua pengguna yaitu admin dan user. Untuk masuk ke dalam sistem, admin harus login terlebih dahulu, sedangkan user tidak perlu login. Admin disini adalah pegawai Balai Proteksi Tanaman Pangan V Semarang yang diberi otoritas untuk mengolah dan memanage database. 9

8 Sedangakan user disini adalah pegawai Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura Semarang. Use case Diagram untuk user dan admin secara detail ditunjukkan pada Gambar 1. Use case diagram untuk user, terdapat enam fungsi yang dapat dilakukan oleh user. Perintah lihat informasi kabupaten Semarang berfungsi untuk melihat peta dan informasi geografis kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT berfungsi untuk melihat hasil pemetaan OPT dalam bentuk peta, lihat informasi hama penggerek batang berfungsi untuk melihat informasi hama penggerek batang pada tanaman padi, lihat informasi hama tikus berfungsi untuk melihat informasi hama tikus pada tanaman padi, lihat informasi hama putih palsu berfungsi untuk melihat informasi hama putih palsu pada tanaman padi, lihat informasi hama walang sangit berfungsi untuk melihat informasi hama walang sangit pada tanaman padi. Fungsi untuk admin pada Gambar 1 terdapat tujuh fungsi. Fungsi fungsi tersebut sama seperti fungsi user tetapi ditambah satu fungsi yaitu edit serangan dan puso. Gambar 1 Use case Diagram untuk user dan admin 5.2 Activity Diagram Diagram aktivitas merupakan pengembangan dari diagram use case. Diagram aktivitas menunjukkan alur kegiatan dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di dalam diagram use case. Pada Gambar 2 menggambarkan activity Diagram untuk User. Untuk User tidak memerlukan login terlebih dahulu, tetapi dapat langsung melihat ke beberapa menu, yaitu: Lihat informasi Kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT, lihat penanganan hama penggerek batang, lihat penanganan hama tikus, lihat penanganan hama putih palsu, lihat penanganan hama walang sangit. 10

9 Gambar 2 Activity Diagram untuk user Pada Gambar 3 menggambarkan activity diagram untuk admin. Untuk Admin, selain dapat langsung melihat ke beberapa menu, yaitu: Lihat informasi Kabupaten Semarang, lihat hasil pemetaan OPT, lihat penanganan hama penggerek batang, lihat penanganan hama tikus, lihat penanganan hama putih palsu, lihat penanganan hama walang sangit. Admin juga mempunyai fungi tambahan yaitu edit data serangan dan puso. Untuk memasuki fungsi tersebut admin diwajibkan memasukkann password terlebih dahulu, kemudian sistem akan mengecek apakah username dan password valid atau invalid. Jika username dan password invalid maka sistem akan memgembalikan ke menu username dan password, jika username dan password valid maka sistem akan melanjutkan ke beberapa fungsi diatas. Gambar 3 Activity Diagram untuk Admin 5.3 Sequence Diagram Tujuan penggunaan sequence diagram adalah memodelkan interaksi antar object yang memetakan interaksi sekuensial ke interaksi object. Dengan menggunakan jenis diagram ini, akan terlihat pesan yang dikirimkan dari object satu kepada object yang lainnya. 11

10 Gambar 4 Sequence Diagram untuk admin dan user lihat hasil pemetaan OPT Penjelasan dari sequence diagram untuk melihat pemetaan OPT adalah sebagai berikut: - Aplikasi dalam hal ini, peta wilayah Kabupaten Semarang, di tampilkan di form pemetaan. - Admin atau user memilih jenis hama, musim dan tahun yang ingin di hitung dan diketahui pemetaan OPT. - Kemudian dilakukan pengambilan data kecamatan, data serangan dan data puso pada database. - Data kecamatan, data serangan dan data puso diproses di dalam kelas pemetaan OPT, adapun proses pemetaan OPT antara lain: menghiung ratarata terkena serangan, menghitung rata-rata terkena puso, mengitung rasio puso, menghitung frekuensi serangan dan menghitung kriteria daerah serangan. - Hasil perhitungan pemetaan OPT di simpan di dalam temporary table. - Dari temporary table, data tersebut diimplementasikan ke dalam peta kecamatan. - Peta akan ditampilkan di form pemetaan. 5.4 Class Diagram Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut atau properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda atau fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain. 12

11 Gambar 5 Class Diagram Gambar 5 adalah gambaran class diagram. Didalam class diagram berisi tabel Main yang berisi menu utama. Tabel Pemetaan berisi luas terkena, luas puso, tahun, musin, hama. Tabel Info berisi data. Tabel login berisi username dan Password. Tabel Setting berisi menu setting. Tabel Tambah user berisi username dan password. Tabel database berisi kecamatan, luas terkena, luas puso, tanggal, hama. 5.5 Deployment Diagram Deployment atau physical diagram menggambarkan detail bagimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah node adalah server, workstation atau piranti keras lain yang digunakan untuk melakukan deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP atau IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. Deployment Diagram system ini terdapat pada Gambar 6. Gambar 6 Deployment Diagram Dari Gambar 6 terlihat bahwa ada beberapa perangkat yang digunakan saat deployment, yaitu sebuah komputer yang bertugas sebagai server yang di dalamnya terdapat mapserver dan database serta beberapa komputer client yang bertindak sebagai pengguna aplikasi atau client. 13

12 9. Hasil dan Pembahasan Implementasi sistem merupakan hasil dari perancangan sistem yang telah dibahas pada bab 3. Implementasi yang dibahas dalam bab ini meliputi implementasi pengembangan sistem pemetaan wilayah endemis serangan OPT di Kabupaten Semarang yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman ASP.Net, selain itu juga dibahas implementasi pemataan ke dalam sistem, untuk menentukan klasifikasi daerah serangan suatu daerah. Dalam Pengembangan Sistem Pemetaan Wilayah Endemis Organisme Pengganggu Tanaman di Kabupaten Semarang terdapat empat halaman utama, yaitu halaman Home, Pemetaan, Setting, dan about. Halaman Pemetaan Halaman pemetaan merupakan halaman yang menampilkan data-data klasifikasi serangan hama tiap kecamatan yang kemudian data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk peta. Halaman pemetaan memiliki tiga navigasi yaitu: jenis hama, musim, dan tahun. Halaman pemetaan, akan menampilkan peta Kabupaten Semarang, kemudian user memilih jenis hama, musim, dan tahun. Kemudian user menekan button proses untuk mengetahui hasil pemetaan. Misalkan user memilih jenis hama tikus, musim penghujan, tahun Setelah melakukan proses pemilihan, sistem akan melakukan perhitungan pemetaannya, Hasil perhitungan pemetaannya ditampilkan dalam bentuk peta seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7 Hasil Pemetaan hama tikus musim penghujan tahun 2008 Misalkan user memilih memilih Kecamatan Tuntang untuk diketahui hasil proses pemetaannya, Hasil perhitungan pemetaannya ditampilkan pada Gambar 8. 14

13 Gambar 8 Hasil Pemetaan hama tikus musim penghujan tahun 2008 Dalam informasi analisis pemetaan Kecamatan Tuntang pada musim penghujan tahun 2008 terdapat penanganan sesuai dengan kriteria serangan yang terjadi di Kecamatan tersebut, hasil penanganannya ditampilkan pada Gambar 9. Gambar 9 Tampilan Hasil Penanganan Untuk menampilkan Klasifikasi Pemetaan, sistem membutuhkan file kecamatan.shp, jenis hama, musim, tahun, legenda. Proses query menampilkan Klasifikasi ditunjukkan pada Kode Program 1. Menampilkan Peta Setelah klik pada peta, sistem akan melakukan perhitungan analisis pemetaan dengan perincian: 15

14 Menghitung luas terkena serangan, query menghitung luas terkena serangan di tunjukkan pada Kode Pogram 2. Kode Program 2 Rata-rata terkena Menghitung luas gagal panen, query menghitung luas terkena serangan di tunjukkan pada Kode Pogram 3. Kode Program 3 Rata-rata puso Menghitung rasio puso, query menghitung luas terkena serangan di tunjukkan pada Kode Pogram 4. Kode Program 4 Rasio puso Menghitung frekuensi serangan, query menghitung luas terkena serangan di tunjukkan pada Kode Pogram 5. Kode Program 5 Frekuensi serangan 16

15 Menghitung kategori daerah serangan, query menghitung luas terkena serangan di tunjukkan pada Kode Pogram 6. Kode Program 6 Kategori daerah serangan Untuk metode kisaran sama (equal range) dapat dilihat pada query pada Kode Pogram 7. Kode Program 7 Metode kisaran sama. Setelah klik pada peta, untuk perincian penanganan klik penanganan, query klik penanganan di tunjukkan pada Kode Pogram 8. Kode Program 8 Kode Program untuk Klik Perincian 10. Pembahasan Logika Analisis Pemetaan Jumlah data yang digunakan dalam penelitian analisis Pemetaan ini adalah 4320 data serangan dan 4320 data puso (gagal panen) di seluruh Kabupaten 17

16 Semarang. Semua data akan diolah menggunakan analisis Pemetaan untuk menghasilkan Klasifikasi serangan hama suatu wilayah. Untuk memperdalam pembahasan penerapan Analisis Pemetaan dalam menentukan Klasifikasi serangan Hama suatu wilayah, maka digunakan satu sample, sebagai berikut: Menghitung rata-rata terkena Menjumlahkan luas serangan selama satu musim dan dibagi dengan banyaknya bulan yang di sertakan dalam analisis, begitu juga dengan kecamatan-kecamatan yang lain. Menentukan nilai maksimal dari hasil rata-rata terkena dan dibagi menjadi 3 untuk menentukan range kelas rata-rata terkena, kemudian menentukan klasifikasi serangan tiap-tiap kecamatan berdasarkan range rata-rata terkena. Tabel 6. Tabel rata-rata terkena hama tikus musim kemarau. Terkena 18 Rata-Rata terkena Tahun Kaliwungu Bergas ,33 2 Tuntang ,17 3 Pabelan Tengaran ,83 2 Bawen Suruh ,83 1 Ungaran Timur ,5 1 Ungaran Barat ,5 1 Beringin ,83 3 Susukan ,5 2 Bandungan Ambarawa ,5 1 Banyubiru ,67 1 Jambu ,5 1 Pringapus ,67 2 Sumowono ,33 1 Bancak Sumber: Data olahan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan ( ) Klasifikasi Menghitung rata-rata puso Menjumlahkan luas puso selama satu musim dan dibagi dengan banyaknya bulan yang di sertakan dalam analisis, begitu juga dengan kecamatan-kecamatan yang lain. Menentukan nilai maksimal dari hasil rata-rata puso dan dibagi menjadi 3 untuk menentukan range kelas rata-rata puso, kemudian menentukan klasifikasi serangan tiap-tiap kecamatan berdasarkan range rata-rata puso.

17 Tabel 7. Tabel rata-rata puso hama tikus musim kemarau. Tahun 2008 Puso Rata-Rata puso Klasifikasi Kaliwungu Bergas ,17 2 Tuntang ,5 3 Pabelan Tengaran Bawen Suruh Ungaran Timur Ungaran Barat Beringin ,17 1 Susukan Bandungan ,67 2 Ambarawa Banyubiru ,83 1 Jambu ,67 1 Pringapus Sumowono Bancak ,33 1 Sumber: Data olahan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan ( ) Menghitung rasio puso Membagi rata-rata puso dengan rata-rata terkena untuk setiap kecamatan, kemudian menentukan nilai maksimal dari hasil rasio puso dan dibagi menjadi 3 untuk menentukan range kelas rata-rata rasio puso, kemudian menentukan klasifikasi serangan tiap-tiap kecamatan berdasarkan range rata-rata rasio puso. Tabel 8. Tabel rasio puso hama tikus musim kemarau. Tahun 2008 Rasio Puso Klasifikasi Kaliwungu 0 0 Bergas 12,29 1 Tuntang 7,67 1 Pabelan 0 0 Tengaran 0 0 Bawen 0 0 Suruh 0 0 Ungaran Timur 0 0 Ungaran Barat 0 0 Beringin Susukan 0 0 Bandungan 6,6 1 19

18 Ambarawa 0 0 Banyubiru 6,8 1 Jambu 2,25 1 Pringapus 0 0 Sumowono 2,33 1 Bancak 0 0 Sumber: Data olahan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan ( ) Menghitung frekuensi serangan Menghitung banyaknya terkena serangan dalam satu musim (selain nol) untuk setiap kecamatan. kemudian menentukan nilai maksimal dari hasil frekuensi serangan dan dibagi menjadi 3 untuk menentukan range kelas frekuensi serangan, kemudian menentukan klasifikasi serangan tiaptiap kecamatan berdasarkan range frekuensi serangan Tabel 9. Tabel frekuensi serangan hama tikus musim kemarau. Tahun 2008 Frekuensi Serangan Klasifikasi Kaliwungu 0 0 Bergas 6 3 Tuntang 6 3 Pabelan 6 3 Tengaran 5 3 Bawen 6 3 Suruh 2 1 Ungaran Timur 2 1 Ungaran Barat 4 2 Beringin 6 3 Susukan 2 1 Bandungan 5 3 Ambarawa 6 3 Banyubiru 3 2 Jambu 4 2 Pringapus 4 2 Sumowono 2 1 Bancak 0 0 Sumber: Data olahan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan ( ) Menghitung kriteria daerah serangan Menjumlahkan klasifikasi serangan, klasifikasi puso, klasifikasi rasio puso, klasifikasi frekuensi serangan tiap-tiap kecamatan, kemudian menentukan nilai maksimal dari hasil kriterian daerah serangan serangan dan dibagi menjadi 3 untuk menentukan range kelas kriteria daerah serangan, kemudian menentukan klasifikasi serangan tiap-tiap kecamatan berdasarkan range kriteria daerah serangan. 20

19 Tabel 10. Tabel kriteria daerah serangan hama tikus musim kemarau Tahun 2008 Ktj Kpj Krpj KFj Kriteria daerah Serangan Klasifikasi Kaliwungu Aman Bergas Sporadis Tuntang Endemis Pabelan Sporadis Tengaran Sporadis Bawen Sporadis Suruh Potensial Ungaran Timur Potensial Ungaran Barat Potensial Beringin Endemis Susukan Potensial Bandungan Sporadis Ambarawa Potensial Banyubiru Sporadis Jambu Sporadis Pringapus Potensial Sumowono Sporadis Bancak Potensial Sumber: Data olahan dari Balai Proteksi Tanaman Pangan ( ) Dapat dilihat hasil analisis pemetaan hama tikus musim kemarau tahun 2008 pada tabel 5, begitu juga cara menghitung musim-musim yang lain dengan hama yang berbeda dan tahun yang berbeda. 11. Simpulan Dengan pengembangan analisis pemetaan wilayah endemis Organisme Pengganggu Tanaman di Kabupaten Semarang, dapat diketahui secara dini klasifikasi serangan hama baik hama penggerek batang, tikus, hama putih palsu, dan walangsangit, sehingga mendapatkan penanganan secara cepat dan khusus sesuai klasifikasi serangan hama di setiap Kecamatan. Penanganan yang cepat berdasarkan klasifikasi serangan sangat membantu petani khususnya petani padi dalam menanggulangi gagal panen yang diakibatkan oleh hama penggerek batang, tikus, hama putih palsu dan walangsangit, sehingga gagal panen yang akhir-akhir ini merisaukan petani dapat teratasi. Informasi analisis pemetaan yang dihasilkan lebih mudah dipahami dan di mengerti karena berupa data spasial, selain itu dengan proses pewarnaan pada data spasial, user dapat mengetahui dan membandingkan klasifikasi serangan hama dari daerah disekitarnya. 21

20 12. Daftar Pustaka [1] Buharia, Muzar, Hamzah, 2006, Penyuluhan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Jeruk Di Bagan Pete Kecamatan Kota Beru Kota Jambi, Jurnal ilmu ilmu pertanian volume 2: halaman 2 [2] Agus, Suyono, Hermawan,2006, Analisis kelayakan usaha tani padi pada sistem pertanian organik dikabupaten bantul, Jurnal ilmu ilmu pertanian volume 2: halaman 2 [3] Mulyaman, Sinergisme sistem perlindungan tanaman, tantangan dan peluang penanganan opt untuk akses pasar. Jurnal ilmu ilmu pertanian volume 2: halaman 2 [4] Afifatun,2010. Makalah Ekologi Tumbuhan Jenis Endemik Dan Kosmopolit Serta Jenis Penyebarannya, Jurnal ilmu ilmu pertanian volume 2: halaman 2 [5] Tuman, 2001, Overview of GIS, tuman006.htm diakses tanggal (15 Mei 2012) [6] Wulan, 2002, Methodology for Selection of Framework Data : Case Study for NSDI in China. Enschede: Thesis Degree of Master of Science in GeoInformation Manage ment, International Institute fo GeoInformation and Earth Observation (ITC). [7] Aronoff S Geographic Information System : A Management Perspective. WDL Publication. Ottawa. [8] Suwardiwijaya, Edi, 2006, Analisis Pemetaan Daerah Pemetaan Organisme Penggangu Tumbuhan Tanaman Pangan, Modul pelatihan Sistem Informasi OPT [9] Solamo, Weng JEDI- Software Engineering. 22

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map

Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map e-issn : 2598-9421 Sistem Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tanaman Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing Berbasis Google Map Christiana Ari Setyaningrum 1), Sri Yulianto Joko Prasetyo*

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Penelitian ini dimulai dari pengambilan data penjualan PT. Sinar Niaga Sejahtera Point Ambarawa yang kemudian diteruskan dengan permintaan ijin untuk melakukan replikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analis Sistem Yang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagianbagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Yang Berjalan 4.1.1 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan 4.1.1.1 Use Case Konfirmasi Customer Supplier Pemasukan barang Gudang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I Pendahuluan I - 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi geografis ( SIG ), hingga saat ini, merupakan sistem yang sangat menarik. Sistem ini cenderung selalu dibuat untuk interaktif ini dapat mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis menentukan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. atau komponen komputer dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. atau komponen komputer dengan tujuan untuk mengidentifikasi serta BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagianbagian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis pemetaan masyarakat miskin di kecamatan Medan Johor yang meliputi

Lebih terperinci

4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan perancangan sistem baru, dimana kinerja dari suatu sistem yang baru

4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan perancangan sistem baru, dimana kinerja dari suatu sistem yang baru 4. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem dilakukan apabila tahap dari analisis sistem telah selesai dilakukan. Berdasarkan pada hasil analisis sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi cabang komoditas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari terhadap suatu sistem yang sedang dijalanakan oleh suatu organisasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem pemesanan makanan dan minuman yang saat ini sedang berjalan pada Rumah Makan Dapur Runi masih menggunakan cara manual

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan gambaran suatu sistem yang saat ini sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada. Analisis

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat oleh petugas BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi posyandu pada kecamatan di kota medan masih bersifat manual. Bentuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi transportasi saat ini, masyarakat umum tidak bisa lepas dari penggunaan alat transportasi pribadi guna membantu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan 4.1.1 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan 4.1.1.1 Workflow Sistem Informasi Laundry Yang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 39 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Proses pencarian informasi kurang efektif. 2. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu kita menganalisis sistem yang sedang berjalan di perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Bengkel Resmi Honda pada CV. Indako Trading Co masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Bank BTPN di kota Medan yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Sulitnya untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 36 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Dari hasil analisa yang dilakukan oleh penulis pada SMP Harapan Mekar Medan khususnya pada bagian Penerimaan dan Pengeluaran Dana Bantuan Operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1 Analisa Pada bab ini akan dijelaskan gambaran mengenai analisa pembuatan Aplikasi Pembelajaran Mengenai Nama-Nama Provinsi, dimana rancangan nantinya akan terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan 41 BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM 4.1. Analisis sistem yang sedang berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan susatu sistem adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang manual, yaitu dengan melakukan pembukuan untuk seluruh data dan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Saat ini, sistem peminjaman dan pengembalian buku yang dilakukan di perpustakaan SMA Karya Pembangunan 2 Bangun masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 31 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), belum memiliki sebuah sistem informasi yang terprogram, belum adanya aplikasi khusus yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografi Dalam Alokasi Wilah Kerja Perkebunan Kelapa Sawit Pada PT. Socfin Indonesia ng meliputi analisa sistem ng

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis sekolah luar biasa berbasis web masih bersifat manual. Bentuk manual yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERINGATAN DINI PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SAWAH DI KABUPATEN KARAWANG Herry Wiriawan, Wawiko Supeno, Harisno, dan Bens Pardamean Laporan Teknis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Penjualan Alat-Alat Pada Toko Eiger Berbasis Mobile Dan Client-Server yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Proses yang sedang berjalan dalam pencarian lokasi Stokis dan sub stokis

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Proses yang sedang berjalan dalam pencarian lokasi Stokis dan sub stokis BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam pencarian lokasi Stokis dan sub stokis di Kota Medan masih bersifat manual. Bentuk manual yang dibuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

1.2 TUJUAN PENELITIAN

1.2 TUJUAN PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan yang sangat besar akan informasi mendorong berkembangnya teknologi-teknologi baru. Kemajuan di bidang teknologi, menuntut penanganan terhadap segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam Perancangan Sistem Informasi Geografis Objek Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai masih bersifat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh kebagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. utuh kebagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kebagian-bagian komponennya yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Support Center Resmi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. adalah analisis mengenai analisis dokumen, analisis posedur dan analisis proses.

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. adalah analisis mengenai analisis dokumen, analisis posedur dan analisis proses. 59 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai Analisis Sistem Informasi Rental Mobil Di CV tasya Lacaden yang sedang berjalan. Adapun

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi ATM di kota Medan masih bersifat manual. Bentuk manual yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan aplikasi ini dibangun bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai komplek perumahan baru, serta mempermudah pengembang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM. Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang saat ini sedang berjalan dalam hal pemberian cuti pegawai masih dilakukan menggunakan aplikasi sederhana yaitu aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi serta kebutuhan-kebutuhan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya, dengan maksud mengidentifikasi

Lebih terperinci

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: HENDRA WIJAYA L2D 307 014 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009 i ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dihadapi. Dan agar mempermudah dalam pembuatan perancangan sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dihadapi. Dan agar mempermudah dalam pembuatan perancangan sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis Sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana kondisi sebuah sistem yang sedang berjalan saat ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem yang sedang berjalan mengenai informasi data pemasaran selection cotton pada PT.TarunaKusuma Purinusa saat ini masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari pembuatan Sistem Informasi Geografis Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis Web

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Penyewaan Gaun Pengantin di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data SMA dan SMK di Nias Barat masih menggunakan daftar tabel yang tertulis, banyaknya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem informasi geografis pengiriman buah import pada PT. Sekar Mulia Abadi berbasis Web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM 27 BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem adalah uraian keseluruhan bagaimana sistem yang berjalan saat ini baik dilihat dari analisis fungsional dan analaisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh Kantor SAR Banda Aceh adalah kesulitan dalam mengolah dan mencatat penerimaan dan pengeluaran kas yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem evaluasi Pendapatan yang diterapkan pada PT. Catur Karya Sentosa Medan masih dilakukan secara semi komputerisasi, karena

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pemberian Bonus Berdasarkan Kinerja Karyawan ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem aplikasi Android pada E-News, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Analisa terhadap suatu sistem sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan dari suatu sistem informasi. Hasil akhir dari analisis sistem BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis yang Berjalan Analisis sistem merupakan proses memilah-milah suatu permasalahan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil untuk dipelajari guna mempermudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Berjalan Didalam sistem yang sedang berjalan saat ini informasi mengenai data sarana dan prasarana yang ada didalam wilayah kecamatan Medan Deli

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan fase kedua dari proses pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III. 1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Berbagai produsen handphone menawarkan produk dengan berbagai pilihan beragam serta kelebihan yang berbeda dari masing masing

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG PROPINSI SULAWESI SELATAN Data tahun 2002-2011 INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi objek wisata di Pulau Nias memiliki kendala mengenai informasi lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Tidak ada infomasi mengenai lokasi taksi luar kota

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Ada Sistem yang sedang berjalan saat ini dalam melakukan perhitungan PPh 21 dapat dilihat dari beberapa analisa yang penulis temukan berikut ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Nama Anak Islami Dengan Metode SAW yang dapat dilihat

Lebih terperinci