Pemodelan Proses Bisnis Melalui Perspektif Manajemen Pengetahuan Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan Proses Bisnis Melalui Perspektif Manajemen Pengetahuan Oleh"

Transkripsi

1 Pemodelan Proses Bisnis Melalui Perspektif Manajemen Pengetahuan Oleh Oleh : Eriya Oleh : Eriya, S.Kom, MT (Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi) Abstrak Abstrak Dalam pertumbuhan ekonomi ke era informasi dan post-industrial, informasi dan pengetahuan menjadi sumber daya yang penting dalam organisasi. Paper ini membahas mengenai bagaimana peran dan kontribusi dari pemodelan proses bisnis dalam manajemen pengetahuan dan dalam pengetahuan manajemen perusahaan yang spesifik. Pemodelan Proses bisnis merupakan alat untuk manajemen pengetahuan mentransformasikan pengetahuan informal ke dalam pengetahuan formal dan memfasilitasi externalisasi dan berbagi pengetahuan. Paper ini juga membahas proses pemetaan dari konsep pemodelan proses ke dalam siklus hidup pengetahuan. Kata kunci : proses bisnis, knowledge management, manajemen pengetahuan I. Pendahuluan Knowledge Management (KM) merupakan suatu teknik yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan dan berbagi pengetahuan, pengalaman dan keahlian. Beberapa daya penggerak yang menjadikan Knowledge management sesuatu yang menarik adalah Sejak ditemukannya KM pada awal tahun 1990 an, KM telah berkembang dari pengenalan bagaimana sulitnya berhubungan dengan kompleksitas dalam suatu lingkungan kompetisi yang terus meningkat karena adanya perkembangan teknologi dan permintaan customer, KM memberikan penjelasan mengenai kemampuan manajer, komunikasi mereka dan menciptakan kesadaran bahwa pengetahuan merupakan asset ekonomi yang penting yang dapat meningkatkan daya saing organisasi. Beberapa organisasi telah mengadopsi konsep KM dan menjadikannya sabagai komponen untuk implementasi KM. Hasil dari belajar organisai, proses bisnis reengineering, model proses bisnis, manajemen kualitas dan bisnis inteligen dapat digunakan sebagai pondasi untuk mengadopsi konsep KM secara menyeluruh dan membangun perusahaan yang berbasis pengetahuan. II. Analisis Masalah Masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah bagaimana hubungan antara pemodelan proses bisnis dengan manajemen pengetahuan dalam sebuah perusahaan. Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 1

2 III. Solusi Masalah 3.1 Proses Bisnis dan Pemodelan Proses Bisnis Defenisi dari proses bisnis dapat dilihat sebagai berikut : The Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1999) mendefenisikan proses sebagai rangkaian kegiatan atau operasi yang berguna untuk suatu akhir atau sebagai kumpulan perubahan-perubahan yang menghasilkan suatu hasil. Proses bisnis adalah kumpulan kegiatan untuk merubah system input menjadi system output yang diinginkan dengan aplikasi dari sumber daya system. Menurut Davenport (1993) dan ISO9000:2000 Proses bisnis adalah sesuatu yang tersusun dan terukur, mengatur dan mengontrol kumpulan dari kegiatan yang berhubungan dan berinteraksi dengan menggunakan sumber daya untuk mengubah input menjadi output yang spesifik (barang dan jasa) untuk customer atau pasar. 3.2 Model Proses Bisnis Model Adalah kumpulan fakta tentang sebuah entity yang ditangkap dalam beberapa struktur dan dokumentasi. Kumpulan fakta akan menjadi sebuah model hanya jika semua fakta yang berhubungan ditangkap. Sebagai contoh model M memodelkan entity A, jika model M menjawab semua pertanyaan yang berhubungan dengan A. Pemodelan adalah sebuah abstraksi dan proses pemetaan dunia nyata menjadi sebuah representasi formal, dimana hubungan antar fakta diekspresikan dalam istilah formal yang disebut dengan bahasa pemodelan. Model proses bisnis merupakan model enterprise yang berfocus pada deskripsi dari karakteristik dan fitur-fitur dari proses bisnis. Sebagai contoh model proses bisnis digunakan untuk mendefenisikan fungsional dan struktur dari sebuah proses ( sub proses, kegiatan dan operasi), urutan kegiatan dan hubungannnya, biaya dan karakteristik pemakaian sumber daya. Model proses bisnis digunakan untuk mencapai hal berikut : (Vernadat, 1996) 1. Pemahaman yang lebih baik dari proses yang kompleks. 2. Memperbaiki transparansi dari perlakuan system yang dapat membuat manajemen proses bisnis lebih baik. 3. Pemahaman yang lebih baik dan representasi yang seragam dari sebuah entity. 4. Modal dari pengetahuan bisnis yang diperoleh dan perbaikan reusabilitynya. 5. Perbaikan proses ( untuk memperbaiki karakteristik dari proses bisnis) 3.3 Kategori Model Proses Bisnis dan Type Proses Bisnis Tujuan pemodelan adalah untuk menentukan fitur-fitur atau property apa dari proses bisnis yang perlu untuk direpresentasikan. Ada dua kategori utama dari model proses bisnis yaitu model aktivitas dan model tingkah laku 1. Model aktivitas konsern pada fungsionalitas dari proses bisnis, seperti kegiatankegiatan dan operasi yang ada dalam proses tersebut. Menjelaskan kegiatankegiatan proses bisnis dan hubungannya dengan produk dan sumber daya. Model aktitas menentukan sebuah proses dengan menjelaskan: a. Struktur proses (subproses dan kegiatan) b. Kebutuhan Input dan output yang dihasilkan untuk setiap sub proses atau kegiatan Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 2

3 c. Control/pengendalian d. Sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dan objek-objek yang berperan di dalamya. 2. Model Tingkah laku menangkap aliran control yang ada dalam sebuah proses. Aturan-aturan dalam setiap kegiatan harus penuhi. Dapat dilakukan secara eksplisit (menjelaskan sebuah prosedur) atau secara implicit (menjelaskan aturanaturan perubahan). Model tingkah laku tidak menjelaskan objek dan sumber daya yang digunakan atau yang diproduksi oleh proses. Model tingkah laku cocok digunakan untuk analisa dan desain proses bisnis yang real time dan event-event yang kritis seperti pengembangan model simulasi. Type Proses bisnis terdiri dari 1. Manufaktur 2. Proses bisnis lainnya seperti engineering, desain, produksi, dan lain-lain. 3.4 Pengetahuan Beberapa defenisi pengetahuan : The Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1999) Mendefenisikan pengetahuan sebagai fakta, perasaan atau pengalaman yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang. Menurut Baker et al. (1997) pengetahuan adalah ide-ide, pendapat, bakat, alasan, hubungan, perspektif dan konsep. Pengetahuan dapat dihubungkan dengan customer, produk, kebudayaan, keahlian dan pengalaman dan keterampilan. Bender and Fish (2000) memikirkan bahwa pengetahuan berasal dari kepala individu yang mempunyai ide, fakta, konsep, data dan teknik yang terekam dalam memori berdasarkan informasi yang diubah dan diperkaya oleh pengalaman pribadi, kepercayaan dan nilai-nilai yang relevan dengan maksud di atas. Pengetahuan yang dibentuk oleh seseorang bisa berbeda dengan orang lain yang menerima informasi yang sama. Baker et al. (1997) mendefenisikan pengetahuan dalam rumus yang sederhana: Pengetahuan = Informasi + [keahlian + pengalaman + kemampuan personal] Pengetahuan diciptakan dari data yang telah diolah menjadi informasi yang diinterpretasikan dan diingat oleh seseorang dengan keterampilan-keterampilan yang diberikan, pengalaman dan kemampuan personal. Pengetahuan memberikan kemampuan kepada seseorang dengan menggunakan informasi untuk memandu tindakan seseorang dengan cara dan situasi yang sesuai. 3.5 Kategori Pengetahuan Pengetahuan dibagi menjadi dua kategori : 1. Explicit knowledge 2. Tacit knowledge Polanyi (1966) mendefenisikan tacit knowledge sebagai pengetahuan yang dinyatakan secara tidak langsung dan tidak bisa didokumentasikan secara nyata, meskipun demikian individu mengetahuinya dari pengalaman, dari orang lain atau dari kombinasi beberapa sumber. Explicit knowledge merupakan pengetahuan yang dapat dilihat secara eksternal dan dapat didokumentasikan Skyrme and Amidon (1997) mendefenisikan explicit knowledge sebagai formal, objektif dan sistematis dan secara umum dapat disusun dalam kata-kata dan angka-angka. Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 3

4 Explicit knowledge diperoleh dari beberapa sumber termasuk data internal perusahaan, proses bisnis, kebijakan dan prosedur juga dari sumber-sumber eksternal. Polanyi (1958) juga memberikan defenisi yang terinci dan substansial dari kategori pengetahuan. Dia melihat tacit knowledge sebagai bentuk pengetahuan seseorang yang diperoleh dari pengalaman langsung. Tacit knowledge adalah pengetahuan dibentuk dari sesuatu yang non-verbal, oleh karena itu pemilik tidak dapat menjelaskannya kepada orang lain. Tacit knowledge menjadi sesuatu yang tersembunyi, sebagai contoh kebiasaan sehari-hari dan kebudayaan. Explicit knowledge dapat diekspresikan ke dalam symbol-simbol dan dapat dikomunikasikan dengan orang lain dengan menggunakan symbol-simbol tersebut. Beijerese (1999) menetapkan bahwa explicit knowledge adalah ditandai dengan kemampuannya untuk dinyatakan sebagai kata atau angka dalam bentuk data, rumusrumus, manual, file-file computer, dokumen-dokumen, hak paten dan prosedur standar atau aturan-aturan pekerjaan umum yang dapat dengan mudah disebarkan. Sebaliknya implicit (tacit) knowledge sulit untuk disusun sehingga sulit juga untuk disebarkan. Pengetahuan ini ada dalam hati dan pikiran manusia. Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan eksplisit (explicit knowledge) adalah pengetahuan yang dapat disusun dengan jelas dan dituliskan dengan demikian pengetahuan ini dapat dibagi dan disebarkan secara konskuen. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dikembangkan dan diturunkan dari lingkungan praktis. Tacit knowledge dapat dipahami dan digunakan tapi tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Walaupun tacit knowledge tidak dapat disebarkan secara langsung tapi dapat membantu orang lain untuk mendapatkan pengalaman yang sama. Tacit knowledge bisa terdiri dari penilaian, keterampilan, model mental, intuisi dan kepercayaan dan dapat dibagi melalui percakapan langsung, berbagi cerita dan pengalaman. Gambar 1. Kategori Pengetahuan Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 4

5 3.6 Proses Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan Literatur manajemen pengetahuan menunjukkan bermacam-macam kerangka dan aktivitas manajemen pengetahuan. Beberapa kerangka kerja tersebut disusun dari kegiatan tingkat rendah sampai ke kegiatan tingkat tinggi. Nonaka and Takeuchi (1995) mendefenisikan empat proses pengetahuan: 1. Internalisasi, merupakan proses dimana setiap orang menyimpan pengetahuan eksplisit untuk menciptakan pengetahuan tacit. 2. Externalisasi merpakan proses dimana seseorang mengubah tacit knowledge nya menjadi Pengetahuan eksplisit melalui dokumentasi dan verbalisasi. 3. Kombinasi adalah proses dimana pengetahuan eksplisit baru diciptakan melalui kombinasi dari pengetahuan ekspilisit lainnya. 4. Sosialisasi merupakan proses pemindahan pengetahuan tacit antara individuindividu melalui observasi dan dengan seorang mentor atau dengan orang yang mempunyai keahlian atau pengetahuan yang lebih. Davenport and Prusak (1998) mengidentifikasikan 4 (empat) proses pengetahuan: 1. Generasi Pengetahuan /knowledge generation Proses penciptaan dan akusisi pengetahuan 2. Penyusunan pengetahuan/knowledge codification Proses penyusunan dan penyimpanan pengetahuan 3. Transfer Pengetahuan /knowledge transfer Prose perpindahan pengetahuan 4. Aplikasi pengetahuan / knowledge application Proses ini dapat dinyatakan sebagai perubahan-perubahan diantara kategori pengetahuan Alavi and Marwick (1997) mendefenisikan 6 (enam) aktivitas Manajemen pengetahuan: 1. Perolehan (Acquisition). 2. Penyusunan (Indexing). 3. Penyaringan (Filtering). 4. Klasifikasi, pendaftaran dan penggabungan. 5. Distribusi (Distributing). 6. Penggunaan aplikasi atau pengetahuan Holsapple and Joshi (2002) memberikan 4 (empat) kategori utama dari kegiatan manipulasi pengetahuan: 1. Kegiatan untuk mendapatkan Merupakan kegiatan yang mengidentifikasikan pengetahuan dalam lingkungan eksternal dan merubahnya ke dalam sebuah representasi yang dapat dijadikan pengetahuan internal dan digunakan. 2. Pemilihan kegiatan Mengidentifikasikan pengetahuan yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, kegiatan ini sama dengan perolehan, kecuali menggunakan sumber-sumber yang sudah ada dalam organisasi. 3. Internalisasi termasuk menggabungkan atau membuat pengetahuan organisasi. 4. Menggunakan. Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 5

6 Kegiatan ini menggambarkan terbentuknya pengetahuan baru dengan proses pengetahuan yang sudah ada, dan mengeksternalisasikan pengetahuan sehingga pengetahuan tersebut tersedia di luar organisasi. Dari proses pengetahuan di atas dapat disimpulkan, bahwa aliran proses pengetahuan yang lengkap terlihat dari aliran antara organisasi dengan dunia luarnya dan aliran antara individu-individu dengan lingkungan luar organisasi. Hal ini penting karena individu-individu professional organisasi memiliki komunitas yang berbeda. Dan hubungan komunitas ini sama pentingnya dengan hubungan individu tersebut dengan organisasinya. 3.7 Sumber Pengetahuan. Holsapple and Joshi (2002) membagi sumber pengetahuan ke dalam dua sumber yaitu: 1. Schematic resources 2. Content resource. Kedua skema ini merupakan bagian yang penting dari sumber pengetahuan sebuah organisasi. Content knowledge diwujudkan dalam representasi yang dapat digunakan. Peserta mempunyai keahlian memanipulasi pengetahuan dan mereka dapat menyimpan pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan skematik adalah representasi atau penyampaian kerja sebuah organisasi. Pengetahuan ini menunjukkan tingkah laku organisasi. Persepsi dari Pengetahuan skematik dapat ditangkap dan disimpan dalam ingatan peserta. Sumber pengetahuan skematik saling berhubungan satu sama lain. Ada 4 (empat) sumber pengetahuan skematik : 1. Kebudayaan sebagai asumsi dasar dan kepercayaan yang bisa dibagi oleh anggota-anggota organisasi 2. Infrastruktur Pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan yang telah didefenisikan untuk seluruh anggota organisasi 3. Tujuan Mendefenisikan tujuan atau alasan mengapa organisasi itu ada 4. Strategi Mendefenisikan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Sebagai tambahan sumber pengetahuan sebuah organisasi dapat mengambilnya dari lingkungan yang merupakan sumber pengetahuan potensial. Melalui kontak dengan lingkungannya sebuah organisasi dapat melengkapi sumber pengetahuannya. Sumber pengetahuan yang berasal dari lingkungan tidak diambil secara langsung oleh organisasi, tetapi dikontrol terlebih dulu. 3.8 Model Proses Pengetahuan Model ini mendefenisikan dua kategori utama dari proses pengetahuan: 1. Proses pengetahuan eksternal 2. Proses pengetahuan internal Proses pengetahuan internal, merupakan pengetahuan yang berasal dari lingkungan dimana pengetahuan itu diturunkan, menggunakan 2 (dua) mekanisme utama : Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 6

7 a. Proses pemilihan pengetahuan internal yang berasal dari dalam sumber pengetahuan. b. Proses mendapatkan pengetahuan yang berasal dari luar sumber pengetahuan. Proses Pengetahuan eksternal termasuk artikulasi dan penyusunan pengetahuan ke dalam bentuk formal atau nonformal. Pengetahuan formal dapat dieksternalisasi dengan model dan penjelasan formal, sedangkan pengetahuan informal dapat diekternalisasi dengan menggunakan penjelasan informal atau model yang tidak lengkap. Gambar 2. Model Proses Pengetahuan 3.9 Pemodelan Proses Bisnis dan Manajemen Pengetahuan Sistem Manajemen Pengetahuan berfocus pada solusi untuk pengaturan dan distribusi pengetahuan. Rouggles (1998) menemukan empat projek manajemen pengetahuan secara umum yang dilakukan oleh organisasi yaitu : a. Menggunakan internet b. Gudang pengetahuan (knowledge repositories) c. Tool pendukung keputusan (decisionsupport tools) d. Groupware untuk mendukung kolaborasi. Spender (2002) menetapkan bahwa yang menjadi penting dalam manajemen pengetahuan adalah system computer dan aplikasi pengumpulan data enterprise dan manajemen kolaborasi yang meningkatkan volume komunikasi, ketepatan waktu dan ketelitian. Pendekatan manajemen pengetahuan berfocus pada teknik dan tool yang digunakan untuk menangkap informasi yang tersedia, dan teknik dan tool ini dapat menjamin bahwa informasi yang ditangkap berkualitas tinggi dan dapat diinterpretasikan dengan cara yang diinginkan. Berdasarkan fitur-fitur dari pemodelan proses bisnis dan persoalan-persoalan dalam penangkapan dan berbagi pengetahuan, pemodelan proses bisnis tidak hanya penting untuk process engineering tetapi juga merupakan pendekatan yang mengubah pengetahuan informal menjadi pengetahuan formal. Dan dapat memfasilitasi eksternalisasi, sharing dan internalisasi pengetahuan. Pemodelan proses bisnis mempunyai kekuatan untuk meperbaiki ketersediaan dan kualitas pengetahuan yang ditangkap, meningkatkan reusability, dan secara konsekuen mengurangi biaya transfer pengetahuan. Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 7

8 3.10 Hubungan Pemodelan Proses Bisnis dan Manajemen Pengetahuan Pada awalnya pengembangan metode pemodelan proses bisnis hanya untuk analisa dan desain proses bisnis, berkonsentrasi pada bagaimana model ini dapat mendukung tim analisa dan desain dalam melakukan analisa dan desain proses, sedangkan bagaimana model ini dapat digunakan untuk efektifitas dan efisien dalam pembagian informasi antara stakeholder perusahaan tidak banyak mendapat perhatian. Jika model-model enterprise seperti model proses bisnis, memasukkan pengetahuan proses maka model akan menjadi lebih baik untuk dipahami pada tingkat apa dan bagaimana pengetahuan proses yang telah ada dapat dieksternalisasi sebagai model formal, dan dibawah kondisi apa model ini bisa dikomunikasikan secara efektif diantara stakeholder Model Siklus Hidup Pengetahuan Gambar 3. Siklus Hidup Pengetahuan Model perusahaan merupakan objek yang diinterpretasikan secara semantic oleh peserta-peserta dalam sebuah percakapan dan menetapkan criteria untuk pemahaman umum. Pemahaman merupakan bagian yang sangat penting dalam berbagi pengetahuan. Model pengetahuan perusahaan hanya dapat diterjemahkan dengan benar oleh orang yang menghasilkan pengetahuan tersebut. Gambar 3 merepresentasikan hubungan antara tipe-tipe pengetahuan yang berbeda yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja teoritis. Agar karyawan mampu melaksanakan produksi, layanan atau proses-proses pengambilan keputusan, mereka harus menguasai pengetahuan bekerja (working knowledge) seperti proses-proses fungsional, kebutuhan input dan output yang dihasilkan, organisasi, manajemen dan sebagainya. Pengetahuan bekerja terus menerus dikembangkan dan diperbaharui melalui penerimaan informasi yang berasal dari lingkungan internal dan dari lingkungan eksternal melalui proses perolehan pengetahuan. Pengetahuan bekerja dari perspektif pemilik pengetahuan biasanya tersembunyi. Pemilik pengetahuan tidak perlu menggunakan pengetahuan yang dikuasainya secara eksplisit yang disusun untuk mendukung tindakan-tindakan mereka. Mereka memahami Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 8

9 dan mengetahui apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mereka harus menyelesaikan tugas-tugas mereka. Menggunakan pengetahuan eksplisit formal biasanya akan melambatkan tindakan. Pengetahuan bekerja dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu : pengetahuan formal dan pengetahuan non formal. Formalitas dan deskripsi structural dari prosesproses inovatif dan kreatif seperti manajemen, proses desain dan engineering merupakan tugas yang sulit untuk dilakukan, karena fakta-fakta dari proses tersebut tidak dikenal ataupun dipahami dengan baik oleh orang-orang yang mempunyai pengetahuan tersebut. Secara konsekuen pengetahuan proses jenis ini dimasukkan ke dalam tipe tacit knowledge karena tidak bisa diformalisasikan. Pengetahuan formal merupakan pengetahuan tentang struktur proses. Pengetahuan ini sangat penting dan berharga untuk manajemen pangetahuan karena memungkinkan untuk didistribusikan dan dibagi dengan relatif mudah. Proses perubahan bentuk pengetahuan non formal ke dalam pengetahuan formal menggambarkan suatu proses yang penting dalam manajemen pengetahuan. Biaya dari manajemen pengetahuan yang diukur dari tingkat penggunaan kembali dan pengembalian investasi perusahaan untuk pengetahuan eksplisit formal menjadi lebih rendah dari pada pengetahuan tacit. Agar mampu melakukan proses formalitas di atas kita membutuhkan kemampuan tambahan yang dikenal sebagai berbagi bersama secara kultural atau pengetahuan situasi seperti pengetahuan yang dibagi bersama oleh masyarakat yang mengharapkan keseragaman dalam menginterpretasikan model formal dari tujuan proses. Pembagian pengetahuan secara kultural memainkan peran yang penting dalam pemahaman proses atau entitas yang dimasalahkan dan dalam struktur formalisasinya, seperti proses akuntansi hanya bisa dikerjakan oleh orang yang memahami akuntansi itu sendiri. Tapi dalam bentuk formal bisa diinterpretasikan oleh individu lain yang mempunyai asumsi yang telah mendapat pengetahuan secara kultural. Tipe pengetahuan (eksplisit dan tacit) menggunakan tool dan pendekatan yang berbeda dalam menangkap pengetahuan : 1. Tacit knowledge, baik formal maupun non formal dipindahkan melalui demontrasi langsung, cerita dari orang ke orang, atau dalam bentuk persentasi informal, pengetahuan tacit formal juga dapat ditemukan melalui proses penelitian dan dapat dibuat menjadi eksplisit. 2. Explicit knowledge dapat ditangkap dan dipersentasikan dalam persentasi eksternal melalui proses penangkapan pengetahuan atau dikenal sebagai penyusunan pengetahuan. Sebuah persentasi eksternal dapat menjadi formal atau informal. Sebuah persentasi pengetahuan eksternal yang informal disertai dengan interpretasi yang dapat secara langsung membangun working (tacit) knowledge meskipun penggunaan persentasi ini hanya dalam situasi yang terbatas dan sulit untuk memverifikasi kebenaran interpretasi dan kelengkapan perpindahan pengetahuan tersebut, akan tetapi verifikasi dari kebenaran interpretasi dan kelengkapan dapat melalui pemeriksaan langsung pemahaman dari individu internal pada tipe pengetahuan ini. Sebuah persentasi eksternal yang formal seperti model proses bisnis dikembangkan dalam bahasa pemodelan menjadi interpretasi utama untuk digunakan. Untuk menafsirkan isi seperti penangkapan informasi dalam model ini memerlukan keahlian pengetahuan proses. Keahlian interpretasi model formal adalah umum dan Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 9

10 tidak tergantung pada situasi oleh karena itu sekelompok orang yang berjauhan dapat membaginya. Representasi formal harus diinterpretasikan dengan acuan untuk berbagi pengetahuan bersama secara cultural, pengetahuan yang diasumsikan sehingga isi dari pengetahuan formal (informasi yang ditangkap dalam model proses bisnis) dapat dipahami dan diinterpretasikan dalam cara yang diinginkan. Penggunaan ulang dari pengetahuan eksternal yang formal mempunyai dampak efsiensi dalam pelaksanaan proses. Belajar proses secara formal mengalami suatu proses internalisasi, oleh karena itu perpindahan pengetahuan formal yang diperoleh ke dalam tacit knowledge adalah proses pelajaran yang alami dan penting untuk efisiensi. Di samping pentingnya proses formalisasi/struktur dari pengetahuan, kemudahan akses dan penyaluran dari model proses bisnis adalah kunci utama yang menentukan agar berhasilnya Manajemen Pengetahuan dalam organisasi. Organisasi dapat menggunakan infrastruktur informasi dan bermacam-macam teknologi seperti internet, web tool, dan sebagainya untuk mendukung penyimpanan, penyusunan, klasifikasi kegiatan transfer dan sharing. Menggunakan model proses distribusi seperti itu dapat menyediakan informasi untuk semua stakeholder dan akses mereka dapat dilakukan dengan platform hardware dan software yang independent. IV. Kesimpulan Pemodelan proses bisnis merupakan salah satu komponen yang bermanfaat untuk mengimplementasi manajemen pengetahuan dan sebuah komponen kunci dari manajemen pengetahuan. Pemodelan proses bisnis merupakan alat yang penting untuk manajemen pengetahuan yang dapat merubah pengetahuan informal menjadi pengetahuan formal dan memudahkan dalam eksternalisasi dan sharing pengetahuan. Disamping itu pemodelan proses bisnis mempunyai potensi untuk menetapkan criteriakriteria untuk pemahaman yang seragam dan memperbaiki ketersediaan dan kualitas pengetahuan yang ditangkap, meningkatkan reusability, dan secara konsekuen mengurangi biaya-biaya perpindahan pengetahuan. Karena model proses bisnis harus mewujudkan pengetahuan proses, pemahaman yang lebih baik dan tingkat komunikasi yang efektif dari proses bisnis, maka diperkenalkan bagaimana model atau kerangka kerja perusahaan menangkap dan membagi pengetahuan yang terbungkus di dalam proses bisnis tersebut. Kerangka kerja ini juga dapat : 1. Membantu menghindari harapan-harapan yang tidak realistis dari usaha pemodelan bisnis. 2. Menyajikan kategori-kategori pengetahuan utama, langkah-langkah dalam perubahan bentuk pengetahuan dan aktivitas dalam proses ini. 3. Menggambarkan hubungan antara pengetahuan formal dan nonformal dan tipetipe proses. 4. Menekankan pentingnya proses perubahan bentuk pada bagian formal dari pengetahuan ke dalam persentasi formalnya sebagai suatu proses penting dalam manajemen pengetahuan. Daftar pustaka K. Brane, B,Peter (2006), Business Modelling Through The Knowledge Management Perspective, Journal of Knowledge Management, Vol. 10 No. 3, pp Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 10

11 P.Giorgos, M.Gregoris (2003), Knowledge Modelling in Weakly- Structured Business Process, Journal of Knowledge Management, Vol. 7 No. 2, pp C.Heinrich, K.Christian, E. Daniela (2007), Business Process Modeling and Requirements Modeling, Proceedings of the First International Conference on the Digital Society (ICDS'07) Jurnal MEDIA SISFO Vol. 4, No.2, Nopember 2010 STIKOM Dinamika Bangsa - Jambi 11

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh: Armiastho Adi Saputro P056100132.35E MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir. 2.1 Knowledge Knowledge adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) People Process Technology 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Knowledge Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence (Tiwana: 2002) knowledge didefinisikan sebagai berikut : "Knowledge merupakan campuran dari

Lebih terperinci

21/09/2011. Pertemuan 1

21/09/2011. Pertemuan 1 Pertemuan 1 Manajemen pengetahuan organisasi j p g g (bukan individu) untuk menciptakan nilai bisnis (business value) dan menghasilkan keunggulan daya saing (competitive advantage) 1 People Process Technology

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG) Andreas Eko Wijaya Program Studi Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Knowledge Management Taryana Suryana. M.Kom taryanarx@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Knowledege dapat didefinisikan sebagai pemahaman terhadap sesuatu melalui proses atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Data, Informasi Dan Knowledge Management Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan pengetahuan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Knowledge Pengetahuan dalam Kusumadmo (2013), adalah penggunaan informasi dan data secara penuh yang dilengkapi dengan potensi ketrampilan, kompetensi, ide, intuisi, komitmen,

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 3 Sistem Informasi Manajemen Komputer: Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Latar Belakang Latar

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) A. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN DALAM PERUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN DALAM PERUSAHAAN 4 Bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Ditinjau dari jenis datanya tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Data, Informasi, dan Pengetahuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Bergeron dalam Sangkala (2007) data adalah bilangan, terkait dengan angka-angka atau atribut-atribut yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengetahuan. Dalam membicarakan pengetahuan sangatlah abstrak, karena pengetahuan mempunyai arti yang sangat dalam dan lebih luas dari data atau informasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY

BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY BAB III ANALISIS PROSES BELAJAR DAN KONSEP KNOWLEDGE LIBRARY Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis dari konsep belajar sebagai proses knowledge management. Selain itu, akan dijabarkan pula konsep

Lebih terperinci

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Hal IIB - 355 EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM Amelia Kurniawati 1, Luciana Andrawina 2, Firmansyah Wahyudiarto 3, Andy Surya Setiawan 4 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Knowledge Secara umum, terdapat dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem dan teknologi informasi sebagai aspek teknis dalam pengembangan berbagai aplikasi dan mekanisme berbasis informasi memberikan new core competency dalam penerapannya

Lebih terperinci

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI

BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI BAB I PERAN SIA DALAM ORGANISASI Peran/posisi SIA dalam Proses Bisnis SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Kebijakan, Prosedur, Dokumentasi, Pengolahan/Transmisi Data, Pelaporan, Teknologi Informasi, SDM) SIA dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan yang kompleks, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T

REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS. Eriya, S.Kom, M.T REVIEW METODOLOGI BUSINESS PROCESS ENGINEERING UNTUK EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BISNIS Eriya, S.Kom, M.T Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan yang begitu cepat dan persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan-perusahaan di dunia untuk selalu berkembang dan melahirkan inovasiinovasi baru demi

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3 KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat

Lebih terperinci

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PT ASTRA GRAPHIA TBK

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DI PT ASTRA GRAPHIA TBK KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dibuat sebagai

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi. I Gde Dharma Nugraha

Konsep Sistem Informasi. I Gde Dharma Nugraha Konsep Sistem Informasi I Gde Dharma Nugraha Perkembangan Sistem Teknologi Informasi Era Akuntansi (1950-1960-an): Fokus aplikasinya adalah untuk aplikasi seperti aplikasi penggajian, piutang dagang, kas,

Lebih terperinci

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis

Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Review Metodologi Business Process Engineering untuk Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Oleh : Eriya, S.Kom, MT (Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi) Abstrak Proses business merupakan serangkaian aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah, pengertian dan penalaran konsep diperlukan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menafsirkan makna konsep yang dipakai sehubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis Defri Kurniawan Content: Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis (-e-bisnis) Jenis Sistem Informasi Bisnis Konsep Dasar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bagian ini membahas tentang teori - teori yang digunakan sebagai landasan pada penelitian ini. 3.1 Sistem Informasi Data merupakan bahan baku yang akan di proses untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Dengan adanya dukungan teknologi informasi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi saat ini, memacu Perusahaan PT. DASS untuk terus memaksimalkan dalam mempertahankan dan meningkatkan sistemsistem yang ada saat

Lebih terperinci

Soal dan Jawaban Sub-BAB: Sistem Informasi

Soal dan Jawaban Sub-BAB: Sistem Informasi Soal dan Jawaban Sub-BAB: Sistem Informasi 1. Seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan disebut a. sistem - b. informasi c. data d. pengetahuan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI INVENTORY PADA PT VISION NET MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0. Herlina Trisnawati

SISTEM INFORMASI INVENTORY PADA PT VISION NET MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0. Herlina Trisnawati SISTEM INFORMASI INVENTORY PADA PT VISION NET MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Herlina Trisnawati Pada saat ini proses pencatatan data persediaan barang pada PT VISION Net masih dilakukan dengan secara manual,

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Perancangan Aplikasi Basis Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan 02 Perancangan Aplikasi Basis Data by: Ahmad Syauqi Ahsan Latar Belakang 2 Metodologi perancangan basis data dapat menggunakan alat bantu seperti Designer 2000 dari Oracle, ERWin, BPWin, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kompetitif dewasa ini memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagi pengetahuan merupakan hal penting bagi organisasi yang menggunakan pengetahuan mereka sebagai aset untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka didapat beberapa hasil rumusan masalah, antara lain:

1. Pendahuluan. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka didapat beberapa hasil rumusan masalah, antara lain: 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda untuk mendidik diri mereka sendiri seumur hidup mereka-(robert Maynard Hutchins). Pendidikan merupakan hal yang menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal..

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan Daya Saing UMKM, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 10 No. 2 Oktober 2013, hal.. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal intelektual kini banyak dibicarakan dan dianggap penting oleh banyak praktisi. Modal Intelektual atau intellectual capital kini disadari merupakan faktor yang

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Pengertian Sistem dan Informasi Sistem Suatu jaringan kerja dari

Lebih terperinci

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong

Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Sistem E-Learning Berbasis Knowledge Management Pada SMK Generasi Madani Cibinong Salman Alfarisi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Email

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom KNOWLEDGE MANAGEMENT Perangkat Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management Tools) Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Agar mahasiswa mengerti perangkat manajemen pengetahuan apa saja yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi

Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh. Open Resource? Apa itu? Maksudnya apa sih? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi OPEN RESOURCE Makhluk Apakah itu? Aini&Saleh LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini

Lebih terperinci

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II

Teknologi dan Informasi. Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II Teknologi dan Informasi Stefany Y. Bara langi, S.Si., MT Aplikasi Komputer Pertemuan II - 2012 Teknologi David L. Goetsch People tools, resources, to solve problems or to extend their capabilities. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut McLeod (2001, p11), sistem adalah elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencari suatu tujuan, dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, tekransformasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila mereka menjadi satu kesatuan (Bennet et al, 2010, p22). Selain itu, O Brien dan Marakas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL

BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 71 BAB 4 PENGEMBANGAN MODEL 4.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pertimbangan konsep-konsep yang telah dibahas pada Bab 2, teori yang dikemukakan Nonaka dan Takeuchi (1995) mengenai penciptaan pengetahuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. Tinjauan Pustaka... 3 A. Pengetahuan (Knowledge)... 3 B. Manajemen Pengetahuan... 4 C. Knowledge Sharing... 5 III.

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK bidang TEKNIK MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK ADAM MUKHARIL BACHTIAR Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Dalam pembangunan sebuah sistem ada satu tahap yang merupakan titik awal

Lebih terperinci

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen

Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen MODUL PERKULIAHAN Technologi Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen Can IT contribute to competitive advantage? Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi Dan Bisnis Magister Akuntansi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY (Sumber : Hilmi Aulawi, Rajesri Govindaraju, Kadarsah Suryadi, Iman Sudirman) Fakultas Teknologi Industri, Program

Lebih terperinci

Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi

Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Sekilas Knowledge Management dalam Organisasi Knowledge Management (KM) atau manajemen pengetahuan menurut definisi bebasnya adalah pengelolaan informasi atau data yang disertai dengan tacit knowledge

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dunia saat ini dihadapkan dengan adanya suatu dinamika perubahan dan ketidakpastian. Untuk dapat bertahan hidup, bersaing, dan berhasil suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan.

2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan. Topik 3 : Analisis 2.1 Definisi Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah proses menemukan permasalahan dan menghasilkan alternatif pemecahan yang relevan. Tujuan tahap analisis adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Jogiyanto (2008:5), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE

BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISIS MOXIE Pada bab ini akan dibahas hasil dari perencanaan dan analisis pengembangan Moxie. Moxie merupakan sebuah knowledge library yang dikembangkan dengan studi kasus yang

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem

SISTEM INFORMASI. Konsep Dasar Sistem SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu sistem keuangan,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK

Outline. Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Tinjauan SPK Outline Definisi SPK Tujuan SPK Fitur SPK Karakteristik dan Kemampuan SPK Komponen SPK Definisi Menurut Keen dan Scoot Morton : Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumber sumber

Lebih terperinci

APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SOFTWARE ERP BERBASIS ISO/IEC 9126

APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SOFTWARE ERP BERBASIS ISO/IEC 9126 APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN SOFTWARE ERP BERBASIS ISO/IEC 9126 Andharini Dwi Cahyani Program Studi Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Kamal, Bangkalan, 61256,

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan memiliki beberapa faktor penting di dalam menentukan maju atau mundurnya sebuah perusahaan tersebut. Faktor penting tersebut diantaranya adalah Sumber

Lebih terperinci

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Ratna Wardani Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University Hirarki Materi Pemodelan Sistem Rekayasa Informasi Rekayasa Perangkat Lunak Konsep dan Prinsip Analisis Analisis persyaratan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K. Ani Rachmaniar. Abstrak

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K. Ani Rachmaniar. Abstrak PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KAS PADA BAGIAN KEUANGAN DI STMIK JAKARTA STI&K Ani Rachmaniar 92103029 Abstrak Aktivitas kas merupakan salah satu bagian dari mata rantai siklus akuntansi, Aktivitas

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS Rapat Koordinasi Penyiapan Teknis SIMPUS Departemen Kesehatan Surabaya 29 Mei 2007 Hadwi Soendjojo - Kepala Pusat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Data sering disebut sebagai bahan mentah informasi. Tapi menurut Murdick, dkk (1984) merumuskan bahwa data adalah fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan (Knowledge) Dalam konteks teknologi informasi, pengetahuan dibedakan dengan data dan informasi. Data adalah sekumpulan fakta, pengukuran-pengukuran yang kemudian akan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah Management Information Semester Tiga Kode BMH2X3 System Prodi Manajemen Dosen Puspita Kencana Sari SKS 3 Capaian Pembelajaran Analisis Pengelolaan SI pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR

SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI I. KONSEP DASAR A. KONSEP DASAR SISTEM Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama sama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Manajemen pengetahuan pada dasarnya muncul untuk menjawab pertanyaan bagaimana seharusnya mengelola pengetahuan. Kesadaran untuk menerapkan pendekatan

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Definisi rekayasa ulang menurut Hammer & Champy (1993) adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI)

PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) PEMODELAN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN (STUDI KASUS: DOSEN TIDAK TETAP STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI) Brestina Gultom Program Studi Informasi, STIKOM Dinamika Bangsa, Jambi Jl. Jend Sudirman Jambi 36138

Lebih terperinci