BAB III METODOLOGI PENELITIAN. belajar siswa dan interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar pada mata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. belajar siswa dan interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar pada mata"

Transkripsi

1 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desan Peneltan Desan peneltan yang dgunakan untuk mengetahu pengaruh kesapan belajar sswa dan nteraks belajar mengajar terhadap prestas belajar pada mata pelajaran membaca gambar teknk n adalah peneltan deskrptf analss menggunakan teknk peneltan korelesaonal, penekanan pada peneltan korelasonal memperkrakan hubungan antara dua atau lenh varabel. Jens peneltan n basanya melput pengukuran statstk dar derajat hubungan, dsebut korelas karena merupakan pernyataan hubungan tentang derajat keterkatan antara varabel, menurut Nana Syaodh (009; 56) peneltan korelasonal adalah peneltan yang dlakukan untuk mengetahu hubungan suatu varabel dengan varabel lan. Dmana hubungan antara satu dengan beberapa varabel lannya dnyatakan dengan besaran koefsen korelas dan sgnfkas secara statstk. Desan peneltan n dplh karena akan memperkrakan hubungan antara varabel kesapan belajar sswa dan nteraks belajar mengajar terhadap prestas belajar pada mata pelajaran membaca gambar teknk dengan pengukuran statstk, dmana hubungan varabel dnyatakan dengan koefsen korelas dan sgnfkas. Korelas pada peneltan n bertujuan untuk menyeldk keterkatan antara unsur penyumbang (varabel X) dan yang dsumbang (varabel Y). Penyumbang merupakan penyebab perubahan stuasonal, yakn nteraks belajar mengajar guru dan sswa mengakbatkan yang dsumbang memperoleh perubahan, yakn hasl belajar sswa pada mata pelajaran Membaca Gambat Teknk.

2 8 Berdasarkan pengertan dan cr-cr peneltan deskrptf d atas, peneltan n berfungs untuk membuktkan hpotess dan membahas permasalahan sekarang untuk kemudan danalss, setelah tu dketahu seberapa kuat hubungan dan keterkatan antara kedua varabel tersebut, maka metode peneltan yang sesua untuk membahas peneltan n adalah metode deskrptf analtk korelasonal. Alur peneltan dperlukan dalam suatu peneltan, alur peneltan n dbuat sebaga penjelas setap tahap peneltan yang sedang dlakukan. Secara keseluruhan, peneltan n mengkut alur yang dgambarkan sebaga berkut: Latar Belakang Masalah Tujuan Peneltan Konsep yang Relevan Hpotess Metodolog yang Dgunakan Instrumen Peneltan Pengumpulan Data Analsa Data Uj Hpotess Temuan Kesmpulan dan Saran Gambar 3.1 Alur Penetan B. Varabel dan Paradgma Peneltan 1. Varabel Peneltan

3 9 Peneltan yang dgunakan mengkut langkah metode deskrptf, sehngga dperlukan varabel-varabel yang terlbat dalam peneltan n. Menurut Arkunto (006: 136) menyatakan, bahwa varabel adalah objek peneltan atau apa yang menjad ttk perhatan suatu peneltan. Varabel peneltan secara gars besar dapat dbag dua kategor yatu varabel bebas (ndependent varable) dan varabel terkat (dependent varable). Menurut Arkunto (006: 97) berpendapat, bahwa ada dua varabel yatu varabel yang mempengaruh dsebut varabel penyebab, varabel bebas atau ndependent varable (X), sedangkan varabel akbat dsebut, varabel terkat, varabel tergantung atau dependent varable (Y). Adapun varabel dalam peneltan n, yatu sesua dengan judul Pengaruh Kesapan Belajar dan Interaks belajar Mengajar Terhadap Prestas Belajar pada Mata pelajaran membaca Gambar Teknk, maka varabelnya sebaga berkut: a. Varabel bebas (X1) dalam peneltan n adalah kesapan belajar sswa pada mata pelajaran membaca gambar teknk b. Varabel bebas (X) adalah nteraks belajar mengajar guru dan sswa pada mata pelajaran membaca gambar teknk c. Varabel terkat (Y) dalam peneltan n adalah prestas belajar dalam pembelajaran mata pelajaran membaca gambar teknk. X1 R1 R Y R X

4 30 Gambar 3. Hubungan Varabel Peneltan

5 30. Paradgma Peneltan Untuk memudahkan dalam mencapa tujuan peneltan yang telah dtetapkan, maka dsusun paradgma peneltan. Paradgma peneltan menurut Sugyono (007: 8) menyatakan, bahwa: Paradgma peneltan merupakan pola pkr yang menujukkan hubungan antara varabel yang akan dtelt yang sekalgus mencermnkan jens dan jumlah rumusan masalah yang perlu djawab melalu peneltan, teor yang dgunakan untuk merumuskan hpotess, jens dan jumlah hpotess, dan teknk analss statstk yang akan dgunakan. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka penuls menggambarkan paradgma peneltan pada gambar dbawah n: Sswa Kelas XI Kompetens Keahlan Teknk Pemesnan SMKN Kota Bandung ENVIRONMENTAL INPUT (Lngkungan)Sosal, Fsk, Kultural, dll Proses KBM Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknk INSTRUMENTAL INPUT (Sarana) Guru, Metode,Teknk, Program, Meda Varabel (X1) Kesapan Belajar Sswa: 1. Pengetahuan. Kemampuan Dasar 3. Waktu Varabel (X): Interaks Belajar Mengajar Guru dan Sswa Aspek yang dungkap: 1. Tahap kegatan sebelum pembelajaran (Pra nstruksonal). Tahap kegatan nt pembelajaran (Instruksonal) 3. Tahap kegatan penutup pembelajaran (Evaluas & tndak lanjut) Varabel (Y): Hasl Belajar Sswa Aspek yang dungkap: Nla Hasl Ujan Semester pada Mata Pelajaran Gambar Teknk Temuan Peneltan Keterangan: Ruang Lngkup Peneltan Gambar 3.3 Paradgma Peneltan Kesmpulan & Saran

6 31 C. Data dan Sumber Data Peneltan 1. Data Peneltan D dalam suatu peneltan past membutuhkan catatan-catatan, sebaga sumber atau bukt untuk menyusun suatu nformas. Menurut Suharsm Arkunto (006: 96) menyatakan bahwa Data adalah hasl pencatatan penelt, bak yang berupa fakta ataupun angka yang dapat djadkan bahan untuk menyusun suatu nformas, sedangkan nformas adalah hasl pengolahan data yang dpaka untuk suatu keperluan. Dalam peneltan n, data yang dperlukan adalah: a. Data tentang nteraks guru dan sswa pada Mata Pelajaran Gambar Teknk, melput: (1) Kegatan sebelum pembelajaran (pra-nstruksonal) yakn mengecek kehadran, tanya jawab pembahasan sebelumnya, tanya jawab mengena mater yang belum dkuasa dan mengulang pelajaran sebelumnya secara sngkat dalam mencptakan konds belajar. () Kegatan nt dalam pembelajaran (nstruksonal) yakn metode pembelajaran yang dgunakan, meda yang dgunakan, tujuan pengajaran, tanya jawab pada pokok mater, dan menympulkan pokok mater (3) Kegatan penutup pembelajaran (evaluas dan tndak lanjut) yakn tanya jawab pokok mater yang telah dbahas, mengulang mater yang belum dkuasa, memberkan tugas atau pekerjaan rumah. Data n dapat dperoleh dar nstrument berupa angket yang dsebar pada sswa kelas XI d SMK Neger Kota Bandung. b. Data tentang hasl belajar sswa yatu berupa nla ujan semester kelas XI pada mata pelajaran Membaca Gambar Teknk. Data n dperoleh dengan teknk dokumentas dar guru yang mengajar mata pelajaran Membaca Gambar Teknk.

7 3 Tabel 3.1 : Data dan Sumber Data No. Data Sumber Data 1. Kesapan belajar Sswa. 3 Interaks Belajar Mengajar Guru dan Sswa Nla tes mata pelajaran Membaca Gambar Teknk Sswa Kelas XI yang mengkut pelajaran Membaca Gambar Teknk Sswa Kelas XI yang mengkut pelajaran Membaca Gambar Teknk Guru yang mengajar pada mata pelajaran Membaca Gambar Teknk Teknk Pengumpulan Data Angket Angket Dokumentas. Sumber Data Peneltan Bahan untuk menyusun suatu nformas dperoleh dar sumber data. Menurut Suharsm Arkunto (006: 107), yang dmaksud dengan sumber data dalam peneltan adalah subjek dar mana data tu dperoleh. Berdasarkan pernyataan datas, maka sumber data dalam peneltan n adalah responden yang memberkan data dan nformas yang dapat menjawab masalah dalam peneltan n. Permasalahan dalam peneltan n, supaya dapat dungkap secara lebh jelas dan mendalam, maka penuls melakukan stud d lngkungan SMK Neger Kota Bandung. Sebaga sumber data utama dalam peneltan n adalah sswa kelas XI tahun pelajaran 010/011 program keahlan Teknk Pemesnan SMK Neger Kota Bandung sebaga responden yang mengs angket peneltan. D. Populas dan Sampel Peneltan 1. Populas Peneltan Suharsm Arkunto (006: 130) mengemukakan bahwa Populas merupakan keseluruhan dar objek peneltan. Populas dalam peneltan n adalah sswa kelas XI Kompetens Keahlan Teknk Pemesnan SMK Neger Kota Bandung tahun

8 33 pelajaran 010/011 dengan jumlah populas 86 sswa. Dtentukannya populas peneltan n berdasarkan pertmbangan sebaga berkut: a. Secara pskologs sswa kelas XI berada pada masa remaja yang selalu mencar kebenaran-kebenaran yang hakk. b. Sswa kelas XI mula nampak keberanan mereka berbcara d depan teman-teman sekelasnya sekalgus beran mengeluarkan pendapat-pendapat yang sesua maupun yang tdak sesua dengan teman-temannya bak ddalam maupun dluar proses belajar mengajar. Tabel 3. Populas Peneltan Sswa Kelas XI Kompetens Keahlan Teknk Pemesnan SMKN Kota Bandung. Sampel Peneltan NO. KELAS JUMLAH SISWA 1 XI TP 1 35 Orang XI TP 36 Orang 3 XI TP 3 35 Orang 4 XI TP 4 35 Orang 5 XI TP 5 36 Orang 6 XI TP 6 36 Orang 7 XI TP 7 36 Orang 8 XI TP 8 35 Orang JUMLAH 84 Orang Sampel merupakan sebagan dar populas yang dapat mewakl dan menggambarkan karakter populas yang sebenarnya, Suharsm Arkunto (006: 131). Penarkan sampel perlu dlakukan karena populas sfatnya sangat luas, sehngga dengan menggunakan sampel dalam peneltan lebh efsen dan efektf. Mempertmbangkan keterbatasan waktu, tenaga dan baya, maka penuls merasa perlu menetapkan jumlah sampel. Penentuan besarnya sampel dalam peneltan n, penuls berpedoman pada ketentuan pengamblan besarnya persentase sampel, yatu menurut Suharsm Arkunto (006: 107) mengemukakan bahwa:

9 34 Apabla subjek populasnya kurang dar seratus, lebh bak dambl semua, sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Selanjutnya jka jumlah subjek populas besar atau lebh dar seratus maka dapat dambl antara 10-15% atau 0-5%. Berdasarkan daftar absens peserta ddk program stud keahlan Teknk Pemesnan, kelas XI SMK Neger Kota Bandung, bahwa populasnya terdr dar 86 orang. Maka dengan pertmbangan dan lteratur yang ddapat, penelt akan mengambl sampel dengan langkah-langkah sebaga berkut: a. Dar kutpan Arkunto (006: 107) mengemukakan bahwa,... apabla jumlah subjek populas besar atau lebh dar seratus maka dapat dambl antara 10-15% atau 0-5% atau lebh. Dsn penelt akan mengambl 15% dar populas, yatu: 15% X 84 orang = 4,6, karena rata-rata sampel tap kelas dambl 5 0rang sehngga sampel dambl 40 sswa. b. Penelt akan mengelompokkan menjad tga kelompok nla yatu kelompok yang mendapat nla unggul, sedang dan rendah (asor). Penentuan pengamblan sampel peneltan yang dlakukan oleh penelt n tentunya telah mempertmbangkan perhal masalah peneltan, tujuan peneltan, hpotess peneltan, metode peneltan, waktu dan baya serta tenaga selama proses peneltan. Tabel 3.3 Sampel Peneltan Sswa Kelas XI SMKN Kota Bandung NO. KELAS JUMLAH SISWA JUMLAH SAMPEL 1 XI TP 1 35 Orang 15% x 35 = 5 Orang XI TP 36 Orang 15% x 36 = 5 Orang 3 XI TP 3 35 Orang 15% x 35 = 5 Orang 4 XI TP 4 35 Orang 15% x 35 = 5 Orang 5 XI TP 5 36 Orang 15% x 36 = 5 Orang 6 XI TP 6 36 Orang 15% x 36 = 5 Orang 7 XI TP 7 36 Orang 15% x 36 = 5 Orang 8 XI TP 8 35 Orang 15% x 35 = 5 Orang JUMLAH 84 Orang = 40 Orang

10 35 E. Teknk Pengumpulan Data Teknk pengumpulan data dperlukan untuk mengumpulkan data yang dgunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang dtelt. Data merupakan suatu bahan yang sangat dperlukan untuk dtelt/danalss, maka dar tu dperlukan suatu teknk pengumpulan data yang relevan dengan tujuan peneltan. Banyak teknk untuk mengumpulkan data yang dperlukan, masng-masng cara mempunya tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebhan masng-masng. Teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah teknk angket atau kuesoner dan dokumentas. a. Teknk Angket Menurut Arkunto (006: 151) mengemukakan bahwa Angket adalah sejumlah pernyataan tertuls yang dgunakan untuk memperoleh data nformas dar responden dalam art laporan tentang prbadnya atau hal-hal yang a ketahu. Pengumpulan data dengan teknk angket n dgunakan untuk mendapatkan data varabel X mengena kesapan belajar dan nteraks belajar mengajar guru dan sswa pada mata pelajaran Membaca Gambar Teknk. b. Teknk Dokumentas Menurut Arkunto (006: 158) mengemukakan bahwa D dalam melaksanakan metode dokumentas, penelt menyeldk benda-benda tertuls sepert buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan haran dan sebaganya. Teknk dokumentas yang dlakukan dalam peneltan n untuk mendapatkan data varabel Y mengena hasl belajar sswa pada mata pelajaran Membaca Gambar Teknk.

11 36 F. Alat Pengumpul Data Sesua dengan rumusan masalah dan untuk menguj hpotess yang dajukan dalam peneltan n, maka dperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data dgunakan agar dapat menggal keterangan dan memperoleh data mengena varabelvarabel dalam peneltan n, yatu: a. Angket peneltan varabel bebas (X1 dan X), dmana varabel n memperoleh data dar sswa mengena kesapan belajar sswa dan nteraks belajar mengajar antara guru dan sswa pada mata pelajaran membaca gambar teknk yang dpaparkan pada alat pengumpul (angket), melput: pengetahuan dasar, keteramplan gambar teknk dasar, peralatan gambar, waktu serta kegatan pada saat membuka pembelajaran (pra nstruksonal), kegatan nt dalam pembelajaran (nstruksonal) dan kegatan dalam menutup pembelajaran (evaluas dan tndak lanjut). Angket yang dgunakan adalah angket tertutup, dalam art alternatf jawaban sudah terseda, dmana responden hanya tnggal memlh jawaban yang telah dsedakan. Angket dbuat berdasrkan ks-ks yang telah dtetapkan sebelumnya. Angket n dgunakan untuk mengungkapkan data mengena varabel bebas (X). Adapun alasan penuls menggunakan teknk angket adalah: a. Angket mudah dbuat dan dtafsrkan, bersfat luas dan fleksbel. b. Mempunya reabltas yang tngg. c. Dgunakan dalam mengukur pada tngkat skala ordnal. d. Hasl pengukuran varabel yang dtelt dapat danalss dan dolah secara statstk dengan tngkat keteltan yang dapat dandalkan. e. Data yang dperoleh kemungknan bersfat objektf f. Pengumpulan data dapat dlakukan dengan mudah dan hemat, bak dtnjau dar seg baya, waktu dan tenaga.

12 37 b. Dokumentas untuk varabel terkat (Y), dmana varabel n memperoleh data dar guru yang mengajar pada mata pelajaran Gambar Teknk, mengena hasl belajar sswa kelas XI berupa blangko nla ujan akhr semester. G. Pengujan Instrumen Peneltan Pengujan n dlakukan agar alat ukur peneltan atau angket yang dgunakan dharapkan dapat mencapa keberhaslan atau setdaknya mendekat kebenaran data yang dharapkan. Suatu alat ukur dkatakan vald apabla alat tu dapat mengukur apa yang hendak dukur. Instrumen yang vald mempunya valdtas yang tngg, sedangkan nstumen yang kurang berart memlk valdtas yang rendah. Tngg rendahnya valdtas nstrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tdak menympang dar gambaran tentang varabel yang dmaksud. Adapun angket yang dgunakan dalam peneltan n dsusun menurut Skala Lkert. Menurut Rduwan (007: 87) mengemukakan bahwa: Skala Lkert dgunakan untuk mengukur skap, pendapat, perseps seseorang atau sekelompok tentang kejadan atau gejala sosal. Dengan Skala Lkert, maka varabel yang akan dukur djabarkan menjad ndkator varabel, kemudan ndkator tersebut djadkan sebaga ttk tolak untuk menyusun tem-tem nstrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setap tem nstrumen yang menggunakan Skala Lkert mempunya gradas dar sangat postf sampa sangat negatf. Untuk keperluan analss kuanttatf, maka jawaban tu dapat dber skor sebaga berkut: Tabel : 3.4 : Skala Jawaban Angket pada Skala Lkert Arah Pernyataan SL SR KD P TP Postf Negatf Keterangan: Selalu (SL), Serng (SR), Kadang-Kadang (KD), Pernah (P),Tdak Pernah (TP) Pertmbangan penuls menggunakan Skala Lkert adalah sebaga berkut:

13 38 1. Penentuan skor lebh mudah dbandngkan dengan pengukuran lannya, Karena tap jawaban dber bobot berupa angka yang dapat memudahkan dalam penjumlahannya.. Skala Lkert mempunya reabltas yang tngg dalam mengurutkan peserta ddk berdasarkan ntenstas tertentu. 3. Skala Lkert n lebh fleksbel dbandngkan dengan alat ukur lannya. Keakuratan data dalam peneltan n dapat dcapa dengan membuat nstrumen sebak mungkn, dalam art memlk tngkat kesahhan (valdtas) yang tngg, serta keandalan (relabltas). Hal n sejalan dengan pendapat Arkunto (006: 144) menyatakan, bahwa Instrumen yang bak harus memenuh dua persyaratan pentng yatu vald dan relabel. 1. Uj Valdtas Sebuah nstrumen yang akan dgunakan dalam peneltan harus dapat mengukur atau mengungkapkan data dar varabel yang dtelt. Hal n dapat dketahu dengan uj valdtas yang menentukan vald tdaknya sebuah nstrumen. Berkatan dengan pengujan valdtas nstrument, menurut Rduwan (004: 109) menjelaskan, bahwa Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukan tngkat keandalan atau kesahhan suatu alat ukur. Merujuk pendapat d atas, maka dalam peneltan n penuls mengadakan pengujan valdtas dengan cara analss butr pernyataan. Untuk menguj valdtas alat ukur, maka terlebh dahulu dhtung harga korelas dengan rumus korelas Product Moment, yatu: r htung n XY X. Y X n. Y n. X Y dmana: r htung = Koefsen korelas

14 39 ΣX ΣY = Jumlah skor tem X = Jumlah skor tem Y ΣXY = Jumlah hasl kal dar skor tem X dan skor tem Y n ΣX ΣY = Jumlah responden = Jumlah kuadrat dar skor tem X = Jumlah kuadrat dar skor tem Y D dalam hal n, nla r htung dartkan sebaga koefsen korelas sehngga krtera yang dgunakan dapat dlhat pada tabel 3.5 Tabel 3.5 : Harga Koefesen Korelas Besarnya Nla r htung Interpretas 0,800-1,000 Sangat Tngg 0,600-0,800 Tngg 0,400-0,600 Cukup Tngg 0,00-0,400 Rendah 0,000-0,00 Sangat Rendah (Tdak Vald) Sumber: Rduwan (007: 98) Pengujan valdtas nstrumen dlakukan dengan cara analss butr (anabut) sehngga perhtungannya merupakan perhtungan tem, hasl perhtungan tersebut kemudan dkonsultaskan kedalam tabel r-product moment dengan taraf sgnfkans atau pada tngkat kepercayaan 95 % dan 99 %. Selanjutnya tem pertanyaan atau pernyataan duj kedalam rumus t dengan krtera apabla t htung > t tabel, maka dnyatakan vald dan jka sebalknya maka dnyatakan tdak vald dengan rumus: r n t 1 r dmana: t = Nla t htung r = Koefsen korelas hasl t htung n = Jumlah responden

15 40 Uj coba valdtas n dlakukan untuk setap angket tem dengan taraf sgnfkan = 0,05 dengan ketentuan apabla tem pernyataan angket setelah dhtung dengan rumus d atas, kemudan dbandngkan dengan t tabel pada taraf sgnfkan yang telah dtentukan, berart tem tersebut vald. Apabla setelah dcocokkan haslnya tdak termasuk taraf sgnfkan, berart tem tersebut tdak vald.. Hasl Uj Coba Instrumen Peneltan a) Hasl uj normaltas sebaran Dar hasl uj normaltas sebaran varabel kesapan belajar sswa (X 1 ) dar 8 tem pertanyaan terdapat 8 (delapan) pertanyaan tdak memenuh persyaratan sebaran normal, yatu nomor 6, 14, 17, 0, 1,, 6, dan 8, sedangkan varabel nteraks belajar mengajar (X ) dar 35 tem pertanyaan terdapat 9 (semblan) pertanyaan yang tdak memenuh persyaratan sebaran normal, yatu momor 1, 13, 15, 4, 5, 9, 30, 34, dan 35. Hasl penghtungan frekuens setap katagor jawaban untuk setap pertanyaan 40 responden secara lengkap dapat dlhat dalam lampran. b) Uj valdtas Dar hasl uj valdtas nstrumen peneltan varabel kesapan belajar sswa (X 1 ), dar 8 tem pertanyaan dnyatakan tdak vald sebanyak 8 (delapan) pertanyaanm yatu pertanyaan nomor 6, 14, 17, 0, 1,, 6, dan 8, sedangkan untuk varabel nteraks belajar mengajar (X ) yang terdr dar 35 tem pertanyaan dnyatakan tdak vald sebanyak 9 (semblan) pertanyaan, yatu nomor 1, 13, 15, 4, 5, 9, 30, 34, dan 35. Hasl uj valdtas setap katagor jawaban untuk setap pertanyaan 40 responden secara lengkap dapat dlhat dalam tabel d bawah n.

16 41 Tabel 4.1. Hasl Pengujan Valdtas Varabel Kesapan Belajar (X1) Item Nla Korelas t htung t tabel Kesmpulan Item 1 0,60,0 1,860 Vald Item 0,70,70 1,860 Vald Item 3 0,80 3,30 1,860 Vald Item 4 0,70,80 1,860 Vald Item 5 0,70,80 1,860 Vald Item 6 0,30 0,90 1,860 Tdak Vald Item 7 0,70 3,0 1,860 Vald Item 8 0,60,10 1,860 Vald Item 9 0,70 3,00 1,860 Vald Item 10 0,50 1,90 1,860 Vald Item 11 0,80 3,70 1,860 Vald Item 1 0,70,90 1,860 Vald Item 13 0,70 3,10 1,860 Vald Item 14 0,10 0,0 1,860 Tdak Vald Item 15 0,70,40 1,860 Vald Item 16 0,60,00 1,860 Vald Item 17-0,60 -,30 1,860 Tdak Vald Item 18 0,70,70 1,860 Vald Item 19 0,70,50 1,860 Vald Item 0 0,10 0,0 1,860 Tdak Vald Item 1 0,00 1,00 1,860 Tdak Vald Item 0,50 1,80 1,860 Tdak Vald Item 3 0,60,70 1,860 Vald Item 4 0,70,70 1,860 Vald Item 5 0,70 3,10 1,860 Vald

17 4 Item 6 0,00-1,00 1,860 Tdak Vald Item 7 0,700,90 1,860 Vald Item 8-0,60 -,10 1,860 Tdak Vald Tabel 4. : Hasl Pengujan Valdtas Varabel Interaks Belajar Mengajar ( X ) Item Nla Korelas t htung t tabel Kesmpulan Item 1 0,70,80 1,86 Vald Item 0,70,80 1,86 Vald Item 3 0,60,40 1,86 Vald Item 4 0,70,40 1,86 Vald Item 5 0,60,0 1,86 Vald Item 6 0,70,70 1,86 Vald Item 7 0,70 3,10 1,86 Vald Item 8 0,80 3,0 1,86 Vald Item 9 0,60,00 1,86 Vald Item 10 0,60,30 1,86 Vald Item 11 0,60,10 1,86 Vald Item 1-0,30-0,80 1,86 Tdak Vald Item 13-0,60 -,10 1,86 Tdak Vald Item 14 0,70,60 1,86 Vald Item 15-0,30-0,80 1,86 Tdak Vald Item 16 0,70,50 1,86 Vald Item 17 0,70 3,00 1,86 Vald Item 18 0,60,0 1,86 Vald Item 19 0,80 3,90 1,86 Vald

18 43 Item 0 0,60,30 1,86 Vald Item 1 0,60,0 1,86 Vald Item 0,70,60 1,86 Vald Item 3-0,50-1,90 1,86 Tdak Vald Item 4 0,00 0,10 1,86 Tdak Vald Item 5 0,70,50 1,86 Vald Item 6 0,70,40 1,86 Vald Item 7 0,70 3,0 1,86 Vald Item 8 0,68,60 1,86 Vald Item 9-0,30-0,90 1,86 Tdak Vald Item 30-0,40-1,30 1,86 Tdak Vald Item 31 0,70 3,0 1,86 Vald Item 3 0,70,50 1,86 Vald Item 33-0,10-0,0 1,86 Tdak Vald Item 34-0,40-1,10 1,86 Tdak Vald Item 35 0,60,30 1,86 Vald 3. Uj Relabltas Pengujan relabltas nstrumen dlakukan untuk mengetahu tngkat ketepatan dar alat ukur tes dan non tes yang dgunakan. Suatu nstrumen dapat dkatakan relabltas apabla nstrumen tersebut dapat dlakukan pada waktu dan kesempatan berbeda dengan hasl yang sama. Relabltas yang dgunakan untuk nstrumen menggunakan metode Alpha.

19 44 Langkah-langkah mencar nla relabltas dengan metode Alpha sebaga berkut: a. Menghtung Varans Skor tap-tap tem dengan rumus: X S N X N dmana: S = varans skor tap-tap tem X = jumlah kuadrat tem X ( X ) = jumlah tem X dkuadratkan N = jumlah responden b. Kemudan menjumlahkan Varans semua tem dengan rumus: S S S S S n dmana: S = jumlah varans semua tem S 1, S, S 3...n = varans tem ke-1,, 3...n c. Menghtung Varans total dengan rumus: S t X N X N dmana : S t = varans total X = jumlah kuadrat X total ( X ) = jumlah X total dkuadratkan N = jumlah responden

20 45 d. Masukan nla Alpha dengan rumus: k S r11 1 k 1 St dmana: r 11 = nla relabltas k = jumlah tem angket S = jumlah Varans skor tap tem S t = varans total Selanjutnya untuk mengetahu koefsen korelasnya sgnfkan atau tdak dkonsultaskan dengan nla (Tabel r Product Moment) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n - 1). Kemudan membuat keputusan membandngkan r 11 dengan r tabel. Adapun kadah keputusan: Jka r 11 > r tabel berart relabel, sebalknya Jka r 11 < r tabel berart tdak relabel. Tabel : Harga Relabltas Instrumen Besarnya Nla r 11 Interpretas 0,800-1,000 Sangat Tngg 0,600-0,800 Tngg 0,400-0,600 Cukup Tngg 0,00-0,400 Rendah 0,000-0,00 Sangat Rendah Sumber: Rduwan (007: 98) Hasl uj relabltas adalah sebaga berkut : 1) Hasl uj relabltas pertanyaan varabel kesapan belajar sswa (X 1 ). Hasl perhtungan tabel analss relabltas yang dperoleh dar pengelompokkan skor tem pertanyaan ganjl dan genap varabel kesapan belajar sswa (X 1 ), sehngga ddapat angka kasar skor korelas belahan pertama dan kedua adalah 0,739, dan angka relabltas nstrumen peneltan sebesar 0,850. Sehngga dapat dsmpulkan dar 0

21 46 pertanyaaan yang akan dgunakan pada peneltan termasuk krtera relabltas tngg. ) Hasl uj relabltas varabel nteraks belajar mengajar (X ). Hasl perhtungan tabel analss relabltas yang dperoleh dar pengelompokkan skor tem pertanyaan ganjl dan genap varabel nteraks belajar mengajar (X ), Sehngga ddapat angka kasar skor korelas belahan pertama dan kedua adalah 0,661, dan angka relabltas nstrumen peneltan sebesar 0,796. Sehngga dapat dsmpulkan dar 6 pertanyaan yang akan dgunakan pada peneltan termasuk krtera relabltas tngg. Dar hasl uj coba nstrumen peneltan varabel kesapan belajar sswa (X 1 ), nteraks belajar mengajar (X ), dan prestas belajar (Y), untuk uj normaltas sebaran, uj valdtas, dan uj reabltas dapat dsmpulkan, bahwa varabel kesapan belajar sswa (X 1 ) dar 8 tem pertanyaan yang drencanakan hanya dgunakan 0 tem pertanyaan dengan tngat relabltas yang sangat tngg, varabel nteraks belajar mengajar (X ) dar 35 tem pertanyaan yang drencanakan hanya 6 tem pertanyaan yang dgunakan dengan tngkat relabltas sangat tngg, sedangkan untuk varabel prestas belajar (Y) dambl dar hasl belajar pada semester dalam hal n adalah nla rapor semester. Secara lengkap hasl pengujan nstrumen peneltan dapat dlhat pada lampran 6, tabel rekaptulas hasl uj coba nstrumen peneltan. H. Teknk Analss Data 1. Langkah-Langkah Analss Data Prosedur yang dtempuh dalam menganalss data n adalah: a. Persapan, melput:

22 47 1) Mengecek kelengkapan nstrumen pengumpul data yatu angket yang bers tem pernyataan dan lembar san dokumentas. ) Mengecek kelengkapan nstrumen pengumpul data yang telah kembal dar responden. b. Tabulas, melput: 1) Memberkan bobot nla untuk setap alternatf jawaban yatu skor 5 sampa 1 untuk pernyataan postf (skor 5 untuk jawaban SL, skor 4 untuk jawaban SR, skor 3 untuk jawaban KD, skor untuk jawaban P dan skor 1 untuk jawaban TP) dan skor 1 sampa 5 untuk pernyataan negatf (skor 1 untuk jawaban SL, skor untuk jawaban SR, skor 3 untuk jawaban KD, skor 4 untuk jawaban P dan skor 5 untuk jawaban TP). ) Menghtung skor mentah yang dperoleh dar tap responden. 3) Merubah skor mentah dar data hasl penyebaran angket menjad skor standar. c. Penerapan data sesua dengan pendekatan peneltan secara kuanttatf, melput: 1) Mengolah data dengan uj statstka. ) Analss data dan pengujan hpotess merupakan dasar dar penarkan kesmpulan.. Pengolahan Skor Mentah Menjad T-Skor Pengolahan data dar skor mentah menjad skor standar, dapat dlakukan melalu langkah-langkah sebaga berkut: a. Menghtung skor rata-rata (Mean), yatu dengan rumus: X X n Y Y n dmana: X = mean untuk varabel X Y = mean untuk varabel Y

23 48 X = jumlah skor tem varabel X Y = jumlah skor tem varabel Y n = jumlah responden b. Menghtung harga smpangan baku, yatu dengan rumus: SD dmana: X X n 1 X = nla tengah kelas nterval X X = devas data c. Mengkonverskan skor mentah Z dan skor T, yatu dengan rumus: Z X SD X T = 10 x Z + 50 Hasl perhtungan selanjutnya dgunakan hasl perhtungan dar T-skor. 3. Uj Normaltas Uj normaltas dapat dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut: a. Menentukan Rentang/Range Skor (R) R = skor terbesar skor terkecl b. Menentukan Banyaknya Kelas Interval () dengan Menggunakan Aturan Sturgers, yatu: = 1 + 3,3 log n dmana: = banyaknya kelas nterval, n = jumlah data c. Menentukan Panjang Kelas Interval (p) R p dmana: R = rentang skor

24 49 = banyaknya kelas d. Menghtung Nla Medan (Me) ( 1) Me n 1 n F Me b p f e. Membuat Tabel Dstrbus Frekuens Tabel 3.7 : Dstrbus Frekuens Kelas Interval X f f.x (X -M) f (X M) Jumlah - Σ f Σ f.x - Σ f (X M) Rata-rata M Standar Devas SD f. Menghtung Nla Rata-Rata ( Mean ) f. X M f g. Mencar smpangan baku (standard devas): SD f. X n 1 M Membuat Tabel Dstrbus Frekuens untuk Harga-Harga yang dperlukan dalam Uj Ch-Kuadrat (χ ) No Kelas Interval Tabel 3.8 : Dstrbus Ch-Kuadrat f BK Z Lo L e χ Σ Mean SD

25 50 1) Menentukan Berat Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval (Xn) dmana: Batas bawah (Bb) kelas nterval sama dengan ujung bawah dkurang 0,5 Batas atas (Ba) kelas nterval sama dengan ujung atas dtambah 0,5 ) Menetukan Nla baku (Z) dengan rumus: Z ( X M ) SD 3) Mencar batas Luas Kelas Interval (Lo) dengan menggunakan Daftar F (luas d bawah lengkung normal standar normal dar 0 ke Z) 4) Mencar Luas Tap Kelas Interval (L ) L = L 1 L 5) Mencar Harga Frekuens Harapan (e ) e = L.Σf 6) Menghtung Nla Ch Kuadrat (χ ) x f e e 7) Krtera pengujan normaltas yang dlakukan adalah: jka Jka χ htung χ tabel artnya data berdstrbus normal pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (dk = k 3), dmana k = kelas nterval, maka data yang duj berdstrbus normal. Dar hasl perhtungan uj normaltas dstrbus n akan dketahu apakah varabel X berdstrbus normal atau tdak. Jka tdak berdstrbus normal, maka dlanjutkan pada statstk non parametrk. 4. Metode Statstk Parametrk a. Uj Lnertas dan Keberartan Regres

26 51 1) Analss Regres Lner Sederhana Regres lner sederhana dgunakan untuk mengetahu apakah terdapat hubungan yang lner antara dua varabel (varabel X dan varabel Y). Model regres lner sederhana berbentuk sebaga berkut: Y ˆ a b. X dmana: Y = varabel terkat X = varabel bebas Koefesen regres a dan b dapat dcar berdasarkan pasangan dua varabel data X dan Y yang dperoleh dar hasl peneltan dengan menggunakan rumus: a Y. X X XY n X ( X ) X Y n XY b n X ( X ) Regres yang ddapat dar perhtungan tersebut dapat dgunakan untuk menghtung harga Y bla harga X dketahu. Dengan syarat regres tersebut harus mempunya kelneran dan keberartan regres. ) Analss Lnertas dan Keberartan Regres Uj kekelruan dapat dlakukan dengan menghtung jumlah kuadrat. Jumlah kuadrat yang dsebut adalah sumber varans. Sumber varans yang perlu dhtung menurut Rduwan (007: 15) sebaga berkut: a) Menghtung jumlah kuadrat total dengan rumus: JK( T) Y b) Mencar jumlah kuadrat regres ( JK a) ) dengan rumus: ( Y ) ( a) n JK reg

27 5 c) Mencar jumlah kuadrat regres ( JK b/ a) ) dengan rumus: JK ( b / a) bxy ( X )( Y ) n d) Mencar jumlah kuadrat resdu ( JK Re s ) dengan rumus: JK Res Y JK b / a) JK a) e) Mencar rata-rata jumlah kuadrat regres ( RJK a) ) dengan rumus: RJK JK a) a) f) Mencar rata-rata jumlah kuadrat regres ( RJK b / a) ) dengan rumus: RJK JK b / a) b / a) g) Mencar rata-rata jumlah kuadrat resdu ( RJK Re s ) dengan rumus: RJK Res JK res n h) Menguj sgnfkans dengan rumus: F htung RJK RJK reg( b / a) res Kadah penguan sgnfkans: Jka F htung F tabel, maka tolak Ho artnya sgnfkan dan F htung F tabel, maka terma Ho artnya tdak sgnfkan dengan taraf sgnfkan (α) = 0,05 Mencar nla F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus: F tabel = F dkregb / a 1,( dkres) ) Menghtung jumlah kuadrat kekelruan (JK E ) dengan rumus: Y ( Y n ) JK E

28 53 Dengan membuat tabel penolong Pasangan Varabel X dan Y untuk mencar (JK E ) Tabel 3.9 : Penolong Pasangan Varabel X dan Y Untuk Mencar (JK E ) NO RESPONDEN X Y 1 Durutkan dar data X terkecl hngga data terbesar j) Mencar Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JK TC ) dengan rumus: Kelompok n Y JK E JK TC = JK res - JK E k) Mencar Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJK TC ) dengan rumus: RJK TC JK TC k l) Mencar Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJK E ) dengan rumus: RJK E JK E n k m) Mencar nla F htung dengan rumus: F htung RJK RJK TC E n) Menentukan keputusan pengujan lnertas Jka F htung F tabel, maka tolak Ho artnya data berpola Lner dan F htung F tabel, maka terma Ho artnya data berpola Tdak Lner Dengan taraf sgnfkans (α) = 0,05 Mencar F tabel = F dktc 1,( dke) o) Semua besaran d atas dapat dperoleh dalam tabel analss varans (ANAVA), langkah berkutnya membuat tabel analss varans (ANAVA) sepert pada tabel berkut n:

29 54 Tabel :Analss Varans (ANAVA) Regres Sumber Varans derajad kebebasan (dk) Jumlah Kuadrat (JK) Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK) Total n ΣY - Regres (a) 1 Regres (b/a) 1 JK JK a) (Y ) n ( X )( Y ) bxy n RJK JK a) a) RJK Re g( b/ a) b/ a) JK b/ a) Resdu n - JK Res Y JK b/ a) JK a) Tuna cocok k - Kesalahan (Error) n - k JK TC = JK res - JK E Y ( Y n ) JK E RJK RJK RJK Res TC E JK res n JKTC k JK E n k F htung RJK reg(b/a) RJK res RJK RJK TC E p) Membuat grafk lnertas varabel X dan Y Yˆ a bx Varabel Y Varabel X b. Analss Korelas 1) Perhtungan Koefsen Korelas Rumus yang dpergunakan adalah koefsen korelas Pearson Product Moment (PPM): r xy n XY X Y X n Y n X Y Selanjutnya harga koefesen korelas (r) yang dperoleh dnterpretaskan pada ndeks korelas, sepert pada tabel berkut:

30 55 Tabel 3.11 : Interpretas Koefesen Korelas Nla r Interval Koefesen Interpretas 0,80-1,000 Sangat tngg 0,60-0,799 Tngg 0,40-0,599 Sedang 0,0-0,399 Rendah 0,00-0,199 Sangat rendah (Tdak Berkorelas) Sumber: Rduwan (007: 138) 6. Perhtungan Uj Gambaran/Kecenderungan Varabel Pertungan uj kecenderungan dlakukan untuk mengetahu kecenderungan suatu data berdasarkan krtera melalu skala penlaan yang telah dtetapkan sebelumnya. Langkah perhtungan uj kecenderungan sebaga berkut: a. Menghtung rata-rata dan smpangan baku dar masng-masng varabel dan sub varabel b. Menentukan skala data > X + 1,5. SD Krtera : sangat bak X + 1,5. SD > x X + 0,5. SD X + 0,5. SD > x X - 0,5. SD X - 0,5. SD > x X - 1,5. SD x < X - 1,5. SD Krtera : bak Krtera : cukup bak Krtera : kurang bak Krtera : sangat rendah c. Menentukan frekuens dan membuat persentase untuk menafsrkan data kecenderungan varabel dan sub varabel. 7. Perhtungan Persentase Varabel Perhtungan persentase nteraks belajar mengajar guru dan sswa serta hasl belajar pada mata pelajaran Membaca Gambar Teknk, dgunakan perhtungan persentase dengan rumus sebaga berkut:

31 56 P Skor Pengumpulan Data SkorTotal/ Skor Ideal x100% Persentase jawaban yang dperoleh d nterpretaskan melalu nterval berkut n: Tabel 3.1 : Krtera Intrepretas Skor Persentase Kategor Sangat Bak Bak Cukup Bak 1 40 Kurang Bak 0 0 Sangat Rendah (Rduwan, 007: 95) 8. Pengujan Hpotess Pengujan hpotess bertujuan untuk menguj apakah hpotess pada peneltan n dterma atau dtolak. Hpotess d bag menjad dua jens yatu hpotess peneltan dan hpotess statstk. Hpotess peneltan dpaka jka yang dtelt populas dan dalam pembuktannya tdak ada sgnfkans, sedangkan hpotess statstk dpaka jka yang dtelt dan dalam pembuktannya ada sgnfkans. Cara untuk menguj kebenaran dar hpotess yang telah drumuskan, dapat dgunakan rumus uj t, yatu: t dmana: r n n r r = koefesen korelas n = jumlah responden Pengujan hpotess dalam peneltan n adalah menerma hpotess kerja (H 1 ). Pengujan hpotess dlakukan dengan membandngkan t htung dengan t tabel untuk

32 57 dstrbus t pada taraf kepercayaan 95% (taraf sgnfkans α = 0,05) dengan dk = n. Krtera pengujan: Jka t htung > t tabel, maka tolak H 0 dan terma H 1 Jka t htung < t tabel, maka terma H 0 dan tolak H 1 H 1 : Terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara kesapan belajar sswa dan nteraks belajar mengajar guru dan sswa dengan hasl belajar sswa. H o : Tdak terdapat hubungan yang postf dan sgnfkan antara kesapan belajar sswa dan nteraks belajar mengajar guru dan sswa dengan hasl belajar sswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014. 4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu, dan Sasaran Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d SMKN 3 Kunngan yang berlokas d d jalan Gunung Kelng,Crendang-Kunngan 4551, tepatnya d Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Setap melakukan peneltan lmah dperlukan suatu metode peneltan tertentu yang dharapkan dapat memberkan arah dan cara dalam memecahkan permasalahan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk A. Metode dan Desan Peneltan 1. Metode Peneltan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara lmah yang dgunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dalam art yang lebh luas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode peneltan Metode peneltan merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknk tertentu untuk suatu kepentngan peneltan. Menurut Suharsm Arkunto (00:136)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metodolog peneltan adalah cara yang dlakukan secara sstemats mengkut aturan-aturan, drencanakan oleh para penelt untuk memecahkan permasalahan yang hdup

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA 009 T u g a s a p l k a s S t a t s t k P a g e 1 A. Soal 1 yg dkerjakan seharan tad ttg regres tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA Persamaan umum regres lnear sederhana adalah : Ŷ = a + bx Contoh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Peneltan Penuls dalam peneltan n mengambl lokas d salah satu Sekolah Menengah Kejuruan Neger d Kabupaten Canjur tepatnya d SMK Neger 1 Tanggeung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB IlI METODE PENELITIAN

BAB IlI METODE PENELITIAN BAB IlI METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas adalah tempat dmana peneltan akan dlaksanakan, lokas dalam peneltan n adalah pada program stud Penddkan Teknk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan d Jurusan Penddkan Teknk Spl, Fakultas Penddkan Teknolog dan Kejuruan, Unverstas Penddkan Indonesa.Yang terdr dar 3 program stud yatu: Penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Sesua dengan permasalahan yang sudah dkemukakan pada bab sebelumnya, peneltan n dlakukan dengan tujuan untuk:. Mengetahu hasl belajar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci