VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL"

Transkripsi

1 VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 7.1. Analisis Laba-Rugi Perusahaan Laba-Rugi perusahaan dihitung berdasarkan jumlah penerimaan dikurangi dengan jumlah pengeluaran (biaya-biaya) dan pajak. Besarnya laba pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah membandingkan data laporan penjualan pada tahun 2008 hingga 2010, dengan perbandingan asumsi hinggá sembilan tahun masa produktif. Tujuan lainnya dari laporan laba-rugi perusahaan yaitu mengevaluasi apakah terjadinya peningkatan atau penurunan pada penjualan perusahaan. Data mengenai laporan laba-rugi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 4. Melihat dari data laporan laba-rugi, pada tahun 2009 Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel mendapatkan pendapatan usaha yang meningkat setiap tahunnya, adapun data rincian pendapatan usaha berdasarkan menu yang disajikan terdapat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Pajak yang ditetapkan pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel mengacu pada undang-undang Republik Indonesia tentang Perpajakan Tahun Dalam inflow atau arus penerimaan terdapat komponen penerimaan usaha dan nilai sisa yang dimasukkan pada tahun kesembilan akhir umur proyek. Pendapatan usaha yang dimasukkan pada tahun pertama merupakan pendapatan usaha dari tahun 2009 dan pada tahun kedua merupakan pendapatan usaha pada tahun 2010 dan diasumsikan sama hingga tahun ke sembilan. Pendapatan usaha di tahun pertama yaitu 2009 sebesar Rp ,00 dan tahun kedua pada 2010 Rp ,00 yang diasumsikan sama dari tahun kedua hingga tahun kesembilan umur proyek. Nilai sisa dimasukan dalam inflow di tahun kesembilan sebesar Rp ,00. Pada arus pengeluaran atau outflow terdapat biaya operasional sebesar Rp ,00 pada tahun pertama dan pada tahun kedua sebesar Rp ,00. Biaya penyusutan termasuk dalam komponen outflow yang diperoleh dari perhitungan harga peralatan investasi dikurangi nilai sisa dan dibagi dengan umur ekonomis peralatan investasi, adapun besar biaya penyusutan sebesar Rp ,00.

2 Setelah diketahui total inflow dan outflow maka dapat diketahui jumlah laba bersih sebelum pajak yaitu sebesar Rp ,00 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 hingga tahun kesembilan umur proyek Rp ,00. Laba bersih sebelum pajak menjadi turun dengan selisih Rp ,00, hal ini disebabkan karena meningkatnya biaya operasional tahun 2009 hingga Besar pajak yang dikeluarkan oleh Retoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdasarkan laba bersih sebelum pajak dengan perhitungan yang diperoleh dari ketentuan klasifikasi pendapatan yang dikalikan dengan persentase 10 persen, 15 persen hingga 30 persen. Jumlah pajak yang dikeluarkan oleh Retoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdasarkan klasifikasi persentase tersebut pada tahun 2009 adalah Rp ,00 dan tahun 2010 hingga akhir proyek sebesar Rp , Aspek Finansial Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Retoran Pastel Pizza and Rijsttafel merupakan suatu kegiatan ekonomi yang menggunakan sumberdaya dari modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Permasalahan yang terjadi adalah usaha ini belum mencapai target penjualan yang maksimal dan hingga saat ini belum ada perhitungan keuangan secara terperinci tentang kelayakan usaha, sehingga diperlukan perhitungan yang tepat dalam penggunaan sumberdaya yang ada. Adapun besar target Retoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah 13 persen peningkatan keuntungan setiap tahunnya. Analisis kelayakan ini berkaitan dengan keputusan investasi agar mendapatkan keuntungan yang maksimal dan menghindari adanya pemborosan sumberdaya secara periode jangka panjang. Kriteria yang digunakan dalam perhitungan meliputi NPV, Net B/C, IRR, payback period serta analisis nilai pengganti (switching value). Tingkat diskonto yang digunakan adalah sebesar enam persen pertahun yang merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Rakyat Indonesia periode Maret Analisis kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha, yang merupakan usaha yang dimulai dari tahun ke nol dan belum memiliki asset sama sekali. Pada saat pembelian peralatan investasi dimulai pada tahun ke nol yaitu tahun 2007 akhir, tahun 2008 usaha mulai dilakukan, namun data yang dimasukan 58

3 pada perhitungan laba rugi dan cashflow merupakan data yang dimulai di tahun 2009 sampai dengan 2010, dan dengan asumsi sampai dengan tahun kesembilan umur proyek besar inflow dan outflow disamakan dengan data tahun Arus Tunai Arus tunai pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel ini terdiri dari arus manfaat dan arus biaya, dalam analisis ini dibatasi pada manfaat dan biaya yang dapat diperhitungakan (tangible). Umur ekonomis yang dimiliki dari komponen investasi maksimal adalah 10 tahun namun arus tunai yang diperhitungkan dalam analisis ini dimulai pada tahun ke nol hingga tahun kesembilan. Hal ini disebabkan karena penelitian dimulai pada tahun 2009 dengan komponen investasi yang sudah dipakai selama setahun sehingga mengurangi umur ekonomis yang tersisa sebanyak sembilan tahun. Tahun awal dimulai investasi dan persiapan komponen peralatan investasi dipersiapkan di akhir tahun 2007, dan pada tahun pertama 2008 perusahaan sudah dapat menjual produknya Arus Penerimaan Arus penerimaan dari usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berupa nilai total penjualan. Nilai penjualani total usaha pada tahun pertama selama satu tahun, pada tahun ke nol perusahaan baru melakukan kegiatan investasi berupa surat-surat perizinan tempat, promosi dan pemesanan peralatan, sehingga pada tahun pertama perusahaan baru dapat memproduksi. 1) Nilai Produksi Total Nilai produksi total Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berasal dari data produksi keseluruhan produk restoran, diasumsikan bahwa kapasitas produksi pada tahun pertama hingga ketiga sesuai dengan keadaan nyata, untuk tahun keempat hingga kesepuluh pada setiap tahunnya diasumsikan konstan. Pada tahun ke nol perusahaan melakukan kegiatan investasi, sehingga pada tahun pertama perusahaan baru dapat memproduksi. Diketahui pada Tabel 8 total produksi keseluruhan menu setiap tahunnya mengalami peningkatan, tahun pertama 2008 selama setahun periode Januari hingga Desember adalah sebanyak unit. Produksi pada tahun kedua 2009 berlangsung periode Januari hingga Desember adalah sebanyak unit. 59

4 Produksi pada tahun kedua 2010 diasumsikan berlangsung selama setahun juga periode Januari hingga Desember adalah sebanyak unit. Tabel 8. Data Produksi Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun No. Macam Menu Satuan Jumlah Produksi Per Tahun Pastel Schotel Loyang Pastel Snack Buah Pizza Meter Rijsttafel Hidangan Selingan Piring Tambahan Piring Pancake Piring Fruit Drink Gelas Favorite Drink Gelas Pitcher Teko Total Pada Tabel 8 dapat dijelaskan untuk produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yang diproduksi terdapat 10 macam produk, empat diantaranya merupakan produk unggulan yang telah disediakan sebelum adanya pemesanan dari konsumen. Enam produk lainnya merupakan produk yang dimasak setelah adanya pemesanan dari konsumen, sehingga tidak adanya produk yang tersisa. Pada produk pastel snack jumlah pemesanan lebih banyak, dan terus meningkat hingga tahun Peningkatan antara tahun 2008 dan tahun 2009 adalah 4,59 persen sedangkan antara tahun 2009 dan tahun 2010 adalah 6,65 persen. Perbeadaan ini disebabkan karena ukuran pastel yang kecil hingga sedang dan biasa dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh konsumen untuk acara kantor atau pertemuan kelompok. Menu Pastel Snack merupakan menu yang memiliki jumlah produksi lebih banyak dari menu lainnya yaitu berjumlah buah pada tahun 2008, buah pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 yang diasumsikan produksi hingga bulan Desember buah. Pada menu Pizza meteran jumlah yang diproduksi mencapai meter pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebanyak meter dan meter pada tahun ) Nilai Penjualan Total Penjualan dapat dinyatakan dalam nilai nominal adalah penjualan tahun 2008 hingga tahun Pada Tabel 9 menjelaskan data tentang jumlah penjualan 60

5 setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2008 hingga tahun Sepuluh macam produk yang ditampilkan pada Tabel 9 ini sudah mewakili dari keseluruhan produk yang ditawarkan oleh Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel. Pada awalnya tahun 2008 jenis produk yang ditawarkan oleh restoran ini sebanyak 65 jenis. Pada tahun 2009 jenis produk yang ditawarkan bertambah enam jenis sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 71 jenis. Tabel 9. Data Penjualan Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun No 1 Macam Menu Satuan Rata-Rata Harga Produk (Rp) Jumlah Penjualan Per Tahun Jumlah Penjualan (unit) Total Penjualan (Rp) Rata-Rata Harga Produk (Rp) Jumlah Penjualan (unit) Total Penjualan (Rp) Jumlah Penjualan (unit) Total Penjualan (Rp) Pastel Schotel Loyang Pastel Snack Buah Pizza Meter Rijsttafel Hidangan Selingan Piring Tambahan Piring Pancake Piring Fruit Drink Gelas Favorite Drink Gelas Pitcher Teko Total Rata-Rata per Bulan Terdapat juga perbedaan harga produk pada tahun 2008 dan tahun 2009, dikarenakan adanya perubahan peningkatan harga pada tahun 2009, yang disebabkan naiknya harga bahan baku di pasaran. Muncul perbedaan harga pada tahun 2008 dan tahun 2009 tersebut maka dibedakan menjadi dua tabel rata-rata harga pada Tabel 10. Jumlah penjualan pada Tabel 9 diperoleh dari rata-rata harga produk dikalikan penjualan produk per unit produk. Penjualan tahun pertama 2008 total keseluruhan penjualan sebesar Rp ,00, pada tahun 2009 total penjualan Rp ,00, dan Rp ,00 total penjualan pada tahun

6 Pada Tabel 9 dapat dijelaskan untuk produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel tahun 2008 hingga tahun 2010 yang diproduksi menghasilkan data dengan total penjualan per tahun sebanyak unit pada tahun 2008, tahun 2009 menghasilkan unit, dan unit pada tahun Presentase dari jumlah penjualan per unit produk antara tahun 2008 dan 2009 adalah 3,85 persen dan antara tahun 2009 dan 2010 adalah 7,20 persen per unit produknya. Pada produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yang menghasilkan penjualan terendah berdasarkan jumlah unit produk yang terjual adalah produk minuman dalam sajian pancake yaitu sebanyak 174 unit per tahun pada tahun 2008, 195 unit produk pada tahun 2009, dan 235 unit produk pada tahun Berdasarkan total penjualan produk terendah yang terjual adalah produk favorite drink yaitu Rp ,00 pada tahun 2008, Rp ,00 pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 adalah Rp ,00. Pada produk yang terjual dengan jumlah unit produk tertinggi adalah pastel snack sebanyak unit produk di tahun 2008, unit produk pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 sebanyak unit produk yang terjual. Pada total penjualan produk tertinggi pada tahun 2008 adalah menu pizza dengan total penjualan Rp ,00, pada tahun 2009 dan tahun 2010 total penjualan pizza meningkat yaitu Rp ,00 pada tahun 2009 dan tahun 2010 sebesar Rp ,00. Tabel 10. Presentase Perubahan Harga Produk dan Jumlah Penjualan Produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun No. Macam Menu Satuan Presentase Harga (%) Perubahan Jumlah Penjualan (%) Pastel Schotel Loyang ,57 5,64 2 Pastel Snack Buah 15,39 3,71 7,00 3 Pizza Meter 11,22 1,61 6,06 4 Rijsttafel Hidangan -7, ,14 5 Selingan Piring 19,74 1,18 9,57 6 Tambahan Piring 19,50 17,24 17,14 7 Pancake Piring 21,05 10,77 17,02 8 Fruit Drink Gelas 13,22 11,43 2,00 9 Favorite Drink Gelas 1,79 11,61 17,33 10 Pitcher Teko 18,06 10,00 17,65 Rata-rata (%) 14,15 7,37 10,76 62

7 Pada Tabel 9 pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel diketahui 10 macam menu mengalami perbedaan harga di tahun 2008 dan tahun Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan harga yang terjadi pada tahun 2008, tahun 2009, dan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel 10 terdapat besar presentase perubahan harga pada setiap menu yang disajikan pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel antara tahun 2008 dengan tahun 2009 dan perubahan total penjualan per unit produk antara tahun 2008 dengan tahun 2009 serta perubahan total penjualan antara 2009 dengan tahun Presentase perubahan harga pada tahun 2008 dan 2009 dengan nilai presentase tertinggi terdapat pada produk pastel schotel sebesar 29,43 persen. Hal ini disebabkan karena naiknya harga bahan baku pada tahun Pada presentase perubahan harga terendah terdapat pada menu rijsttafel, yaitu minus 7,87 persen, nilai minus ini disebabkan adanya tambahan menu pada Rijsttafel, yaitu menjadi dua klasifikasi antara menu rijsttafel porsi regular dan rijsttafel porsi mini pada tahun 2009, sehingga ketika dirata-ratakan harga pada produk rijsttafel ini mengalami penurunan presentase harga jual. Pada tahun 2008 hingga tahun 2010 terdapat perubahan jumlah penjualan dalam satuan unit yang dijelaskan dalam bentuk nilai presentase. Tujuan dilakukan pembandingan terhadap jumlah penjualan dari 10 macam produk Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel yaitu untuk mengetahui seberapa besar selisih kenaikan ataupun penurunan jumlah penjualan pada setiap unit produk di setiap tahunnya. Perbandingan jumlah penjualan tersebut dibandingkan antara tahun 2008 dengan tahun 2009 yang diketahui rata-rata perubahan yang terjadi adalah 14,15 persen. Perbandingan antara tahun 2009 dengan tahun 2010 yang diketahui rata-rata perubahan yang terjadi adalah 7,37 persen. Antara tahun 2008 dengan tahun 2010 perbandingan perubahannya adalah 10,76 persen. 3) Nilai Sisa Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama umur proyek dan dinilai masih memiliki umur ekonomis karena belum terpakai seluruhnya. Nilai sisa dihitung diakhir proyek, dan dimasukkan ke dalam komponen inflow. Pada usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel memiliki umur proyek 10 tahun, tetapi karena penelitian dimulai pada tahun 2009 di tahun kedua 63

8 usaha sudah berjalan sehingga umur proyek yang dianalisis menjadi sembilan tahun. Mempertimbangkan juga komponen peralatan investasi yang umur ekonomisnya habis di tahun kesepuluh. Umur ekonomis dari suatu barang investasi pada usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel beragam mulai dari umur ekonomis 10 tahun, lima tahun, tiga tahun, dan dua tahun. Peralatan investasi dibeli pada akhir tahun 2007, data investasi tersebut dimasukan pada umur proyek tahun ke nol, sehingga waktu produktifnya digunakan pada tahun pertama. Pada umur ekonomis 10 tahun, lima tahun, dan dua tahun tidak adanya nilai sisa karena semua peralatan yang digunakan oleh perusahaan umur ekonomis dari suatu barang investasi tersebut habis sesuai umur proyek perusahaan. Pada peralatan yang umur ekonomis tiga tahun memiliki nilai sisa sebanyak dua tahun umur ekonomis, sehingga dapat diperhitungkan dengan penjumlahan total investasi ditahun kesembilan. Pada Tabel 11 nilai sisa diperoleh dari total harga investasi dikalikan sisa umur ekonomis kemudian dibagi umur ekonomis peralatan investasi ditotalkan keseluruhan peralatan tersebut adalah Rp , Arus Pengeluaran Arus pengeluaran (outflow) dalam usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel terdiri dari biaya investasi, dan biaya operasional perusahaan. Pada komponen biaya investasi yang dikeluarkan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel dapat dilihat pada Tabel 11. Pada Biaya investasi terdapat empat jenis, yaitu investasi bangunan, investasi peralatan dapur, investasi peralatan makan, dan investasi peralatan lainnya. Selain itu terdapat juga keterangan tentang jumlah unit, umur ekonomis, sisa umur ekonomis, harga per unit, peralatan investasi berikut dengan hasil dari nilai sisa hingga umur ekonomis 10 tahun. Struktur pembiayaan pada usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel ini terdiri dari biaya investasi, biaya reinvestasi, biaya operasional, dan biaya penyusutan. A. Biaya Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat awal proyek. Pada Tabel 11 biaya investasi meliputi investasi peralatan dapur, peralatan makan, 64

9 perlengkapan umum, serta kendaraan operasional yang menggunakan harga pada tahun Karena di tahun ini peralatan dan perlengkapan investasi dipersiapkan, dan untuk siap digunakan pada tahun Peralatan dapur terdapat 19 macam, contohnya kompor, oven, loyang, panci, mixer, blander, kulkas, dan peralatan dapur lainnya dengan total biaya investasi Rp ,00. Terdapat 16 macam peralatan dapur yang memiliki umur ekonomis 10 tahun, untuk umur ekonomis lima tahun terdapat tujuh macam peralatan, dan terdapat empat macam peralatan pada umur ekonomis tiga tahun. Peralatan makan terdapat sembilan macam, antara lain sendok, garpu, gelas, piring, pisau, cangkir, mangkuk dan peralatan makan lainnya, dengan total biaya investasi Rp ,00. Pada peralatan makan terdapat lima macam peralatan yang memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan terdapat 10 macam peralatan yang memiliki umur ekonomis lima tahun, serta pada umur ekonomis tiga tahun terdapat hanya satu macam peralatan makan. Pada peralatan lainnya besar biaya investasinya Rp ,00 yang terdiri dari perlengkapan administrasi seperti kalkulator, komputer, alat pembayaran mesin debet, perlengkapan sajian antara lain serbet, meja, kursi, tempat saos, tempat merica, dan lainnya dengan total 13 macam perlengkapan umum. Pada perlengkapan umum terdapat empat jenis umur ekonomis, antara lain umur ekonomis 10 tahun yang terdapat dua macam perlengkapan umum, lima macam perlengkapan umum pada umur ekonomis lima tahun, dan umur ekonomis tiga tahun terdapat empat macam, serta pada umur ekonomis dua tahun terdapat dua macam perlengkapan umum. Investasi kendaraan pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel terdapat motor beroda tiga dengan total biaya investasinya adalah Rp ,00. Pada kendaraan ini tidak memiliki nilai sisa karena umur ekonomis kendaraan ini 10 tahun sehingga tidak ada kegiatan reinvestasi selama umur proyek 10 tahun. Harga-harga dan jumlah unit peralatan investasi pada nilai investasi bersumber dari wawancara langsung (data primer) dengan pemilik dan supervisor Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel. 65

10 Tabel 11. Komponen Biaya Investasi Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun 2007 No A. Bangunan Jenis Investasi Jumlah Unit Umur Ekonomis (Tahun) Sisa Umur Ekonomis Harga Per Unit Total Investasi (Rp/unit) Nilai Sisa (Rp) Penyusutan Per Tahun (Rp) 1 Bangunan 800 m Renovasi Jumlah B. Peralatan Dapur 1 Mesin penggilingan cool storage Oven (gas) Oven listrik Loyang pizza Loyang pastel snack Loyang pastel schotel Panci kecil Panci besar Baskom Stainless Mixer Blander Kompor gas Tabung gas Kulkas Lemari peralatan makan Galon Air Lemari sajian minuman Rak piring dan gelas Jumlah C. Peralatan makan 1 Poci Piring kecil Piring oval Piring besar Mangkuk Nampan Kayu Asbak Gelas (cold drink) Gelas (hot drink) cangkir Sendok Garpu Dispenser Pisau Jumlah D. Peralatan Lainnya 1 Mesin Debet (CDM) Komputer Kalkulator Meja Kursi Tempat sampah Tempat tisu Serbet Botol saus Botol kecap Botol merica Botol garam Daftar menu Jumlah E. Kendaraan 1 Motor roda tiga Jumlah Total Keseluruhan Investasi

11 B. Biaya Reinvestasi Biaya reinvestasi adalah biaya yang dikeluarkan kembali karena umur ekonomis dari peralatan yang telah habis, sedangkan umur proyek masih berjalan. Adapun biaya reinvestasi dikeluarkan untuk asset yang memiliki umur ekonomis selama dua tahun, tiga tahun dan lima tahun karena umur ekonomis kurang dari umur proyek yaitu sepuluh tahun. Pada saat pembelian peralatan investasi dilakukan tahun 2007 akhir, tahun 2008 usaha mulai dilakukan, namun data yang dimasukan pada perhitungan laba rugi dan cashflow merupakan data yang dimulai di tahun 2009 sampai dengan 2010, dan dengan asumsi sampai dengan tahun kesembilan umur proyek besar inflow dan outflow disamakan dengan data tahun Komponen investasi yang sudah dipakai selama setahun sehingga mengurangi umur ekonomis yang tersisa sebanyak sembilan tahun. Pada tahun ke nol yang dimulai pada tahun 2007 merupakan tahun awal dimulai investasi dan persiapan komponen peralatan investasi dipersiapkan di akhir tahun 2007, dan pada tahun pertama 2008 perusahaan sudah dapat menjual produknya. Peralatan yang umur ekonomisnya dua tahun antara lain serbet, loyang, panci, poci, botol sajian bumbu, dan daftar menu. Total biaya reinvestasi pada umur ekonomis dua tahun adalah Rp ,00. Total biaya reinvestasi pada peralatan dengan komponen peralatan investasi umur ekonomis tiga tahun berjumlah Rp ,00 dan waktu reinvestasinya pada tahun ketiga, keenam, kesembilan. Biaya reinvestasi pada tahun kelima sebesar Rp ,00. Peralatan yang umur ekonomisnya telah habis digunakan selama lima tahun adalah oven, panci, mixer, blander, galon air, piring, mangkuk, nampan kayu, mesin debet atau EDC (Electronic Data Capture), kalkulator, tempat sampah, tempat tisu, komputer, dan kalkulator. Peralatan dengan umur ekonomis sepuluh tahun antara lain mesin penggilingan, cool storage, kompor, piring, mangkuk, gelas, sendok, garpu, dispenser, meja, kursi, dan peralatan lainnya pada umur ekonomis 10 tahun tidak ada biaya reinvestasi karena tepat pada umur proyek di tahun kesembilan penelitian ini berakhir, sehingga tidak diperhitungkan kembali biaya reinvestasinya. 67

12 C. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajiaban dalam menunjang kegiatan operasional. Biaya oprasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya tergantung pada output yang akan diproduksi. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Besarnya biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 12 yang dikeluarkan pada tahun pertama penelitian yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 di tahun kedua penelitian dan hingga tahun kesembilan disumsikan konstan. Tabel 12. Biaya Operasional Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Tahun No Biaya Operasional Biaya Per Tahun (Rp) Biaya Variabel 1 Bahan Baku Utama Biaya Bahan Baku Pelengkap Biaya Gas Elpiji Total Biaya Variabel Biaya Tetap 1 Biaya PDAM Biaya Telepon Biaya Listrik Transport Gaji Karyawan Perawatan, Kebersihan Biaya Tak Terduga Promosi PBB Total Biaya Tetap Total Biaya Operasional Besar biaya operasional yang dikeluarkan oleh Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel pada tahun 2009 sebesar Rp ,00 dan pada tahun Rp ,00. Peningkatan biaya yang berbeda jauh dengan selisih Rp ,00 pada tahun kedua dikarenakan proses produksi yang meningkat. Biaya variabel pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel terdiri dari biaya bahan baku dan biaya isi ulang Gas Elpiji untuk menunjang proses produksi. Total Biaya variabel pada tahun 2009 adalah Rp ,00 dan pada tahun 2010 adalah Rp ,00. Besar biaya tetap yang dikeluarkan setiap tahunnya dimulai pada tahun 2009 adalah Rp ,00 dan Rp ,00 pada tahun Adapun macam biaya yang dikeluarkan pada biaya tetap antara lain biaya telepon, biaya PDAM (Perusahaan Daerah Air 68

13 Minum), dan biaya listrik, biaya transportasi, gaji karyawan, kebersihan, biaya tak terduga, promosi, dan PBB. D. Biaya Penyusutan Perhitungan nilai penyusutan asset pertahun sesuai dengan perkiraan umur ekonomis. Dalam penelitian ini metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus, sehingga penyusutan semua asset perusahaan diasumsikan sama untuk setiap tahunnya. Perhitungan penilaian penyusutan pertahun adalah harga pembelian peralatan dan perlengkapan investasi awal dibagi umur ekonomis. Pada nilai penyusutan per tahunnya diperoleh dari total harga investasi dikurangi nilai sisa dibagi umur ekonomis, dan memiliki total hasil nilai penyusutan adalah Rp , Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPV, Net B/C, IRR dan Payback Period. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito Bank Rakyat Indonesia periode Maret Perhitungan kelayakan ini menggunakan manfaat bersih (net benefit) yang diperoleh dari selisih antara biaya dan manfaat setiap tahunnya dengan dikurangi pajak berdasarkan tarif pajak yang ditentukan didalam peraturan pemerintah. Tarif pajak yang digunakan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia tentang Perpajakan tahun Berdasarkan kriteria kelayakan finansial pada tingkat diskonto enam persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp ,00 (positif) atau lebih besar dari nol. Hal ini berarti bahwa usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel ini layak untuk dilaksanakan, karena memberikan keuntungan selama umur proyek berjalan yaitu sembilan tahun dengan nilai sekarang (present value) Rp ,00. Net B/C yang dihasilkan adalah sebesar 2,01, nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,00 akan menghasilkan manfaat sebesar 2,01 kali dari biaya yang dikeluarkan. Nilai Net B/C lebih besar daripada nol menunjukan bahwa proyek layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 26,76 persen (IRR > 6 persen) artinya proyek yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tingkat pengembalian 69

14 proyek terhadap investasi yang dikeluarkan sebesar 26,76 persen. Sedangkan hasil analisis tingkat pengembalian investasi (payback period) yang berdasarkan nilai sekarang dengan tingkat diskonto enam persen, memperlihatkan bahwa untuk memperoleh kembali nilai investasi yang telah dilakukan diperlukan waktu selama lima tahun lima bulan. Hal ini menunjukan bahwa usaha dapat mengembalikan modal sebelum umur proyek berakhir, sehingga usaha yang dilakukan masuk kedalam kriteria layak untuk diusahakan. Tabel 13. Hasil Analisis Finansial Usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel Kriteria Investasi Nilai NPV (Rp) Net B/C 2.01 IRR (%) 26,76 Payback Period 5 tahun 5 bulan Dari keempat kriteria NPV, IRR, Net B/C Dan Payback Period kelayakan yang dilakukan, menunjukan bahwa usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel adalah layak untuk dilakukan. Perhitungan arus tunai (cash flow) dapat dilihat pada Lampiran Analisis Nilai Pengganti (Switching Value) Analisis nilai pengganti (switching value) merupakan salah satu variasi dari analisis sensitivitas. Pada switching value digunakan untuk mengetahui sampai pada titik berapa peningkatan atau penurunan suatu komponen yang dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu ambang batas kelayakan proyek sehingga dapat diketahui sampai batas berapa usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel masih layak. Kondisi pada Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel komponen switching value yang diukur antara lain meningkatnya komponen outflow, yaitu peningkatan biaya bahan baku pada cakupan biaya operasional, dan penurunan komponen inflow, yaitu penurunan tingkat penjualan yang langsung berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Kondisi tersebut dibuat sampai mencapai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu dan nilai IRR mendekati tingkat diskonto. 70

15 Pada usaha Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel kenaikan BBM di tahun 2008 dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di tahun 2009 yang berdampak pada peningkatan harga bahan baku terigu, dan pengaruh juga terhadap daya beli konsumen sehingga terdapat penurunan tingkat penjualan. Penurunan tingkat penjualan juga dipengaruhi karena kegiatan promosi yang kurang maksimal. Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdasarkan analisis switching value mengalami peningkatan komponen outflow yaitu peningkatan harga bahan baku utama dengan batas tingkat kelayakannya hingga 131,85 persen. Hal ini membuktikan bahwa usaha ini tidak sensitif terhadap peningkatan tersebut. Terdapat juga kondisi penurunan komponen inflow, yaitu penurunan volume penjualan yang langsung berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Kondisi penurunan komponen inflow ini batas kelayakannya sampai penurunan tingkat penjualan hingga 10,32 persen maka diketahui tingkat kepekaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel relatif besar atau sensitif terhadap penurunan tersebut. Perhitungan switching value dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. 71

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL

V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL V GAMBARAN UMUM USAHA RESTORAN PASTEL PIZZA AND RIJSTTAFEL 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Pastel Pizza and Rijsttafel berdiri pada tanggal 18 Agustus 2008. Restoran ini didirikan oleh tiga orang pengusaha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi L A M P I R A N 17 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi I. IDENTITAS RESPONDEN No. Pertanyaan Jawaban 1 Nama 2 Usia tahun 3 Jenis Kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. VI.1 Kebutuhan dana Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha :

BAB VI ASPEK KEUANGAN. VI.1 Kebutuhan dana Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN VI.1 Kebutuhan Dana 1. Aktiva tetap : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana No Komponen Investasi Aktifa tetap 1. Piring 50 buah @3000 Rp150.000 2. Mangkok ayam 50 buah @4000 Rp200.000 3. Sendok

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir :

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner penelitian A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : B. Identitas Usaha Nama Usaha : Nama Pemilik : Bidang Usaha : Jumlah

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING (Kasus Pada Baso Urat Gatot Kaca) Karangan Ilmiah yang Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Biaya Oleh Hasan Sunarto

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

Harga Pokok Penjualan 1,864,574,370 2,072,033,539 2,247,407,250 2,595,729,053 3,237,358,520

Harga Pokok Penjualan 1,864,574,370 2,072,033,539 2,247,407,250 2,595,729,053 3,237,358,520 Lampiran 1 Cash Flow Tahun 2008-2012 KETERANGAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 Penjualan 3,275,950,480 3,932,121,700 4,528,434,560 5,384,076,680 6,552,813,600 Harga Pokok Penjualan 1,864,574,370 2,072,033,539

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biayabiaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Untuk memproduksi Gezond diperlukan bahan baku dan peralatan. Berikut adalah rincian harga bahan baku yang digunakan untuk 1 bulan pertama: Tabel 6.1.1 Kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci