BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada pembelajaran IPA semester I tahun ajaran 2013/2014 belum maksimal. Belum maksimalnya hasil belajar IPA dikarenakan guru dalam menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah, dimana konsep IPA disampaikan dengan ceramah. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Guru mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga pada akhirnya siswa hanya bisa melakukan kegiatan mencatat dan mendengarkan saja. Siswa kurang tertarik dengan penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan materi pembelajaran dengan ceramah tanpa mengunakan media ataupun alat peraga yang mendukung proses pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester I tahun ajaran 2013/2014 yang belum maksimal, maka diperlukan adanya tindakan guna memperbaiki pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Upaya yang perlu dilakukan untuk menindak lanjuti masalah ini yaitu malalui penelitian tindakan kelas atau PTK. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan pendekatan scientific untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran IPA. Pendekatan scientific merupakan cara penyajian pelajaran dimana siswa mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah serta mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari sehingga mendorong mereka untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka seharihari. Pendekatan scientific merupakan respons dari ketidakpuasan praktek pembelajaran yang sangat menekankan pada pengetahuan abstrak atau konseptual 32

33 semata-mata. Oleh karena itu, penerapan pendekatan scientific diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang khususnya pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan data rapor semester I tahun 2013/2014 nampak bahwa hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang berupa ulangan harian tertulis, tugas atau PR, UTS, dan UAS. Sedangkan penilaian proses hasil belajar yang berupa unjuk kerja tidak dilakukan. Dengan demikian maka hasil belajar siswa, dapat dilihat melalui distribusi hasil belajar yang disajikan melalui tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pra Siklus No Skor Hasil Sebelum Tindakan Belajar Frekuensi Persentase Keterangan (%) KKM 75 1. 15-24 1 3,33 belum tuntas 2 25-34 15 50 belum tuntas 3. 35-44 14 46,67 belum tuntas Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor pada interval 15 s/d 24 sebanyak 1 siswa atau 3,33%, skor pada interval 25 s/d 34 sebanyak 15 siswa atau 50%, skor pada interval 35 s/d 44 sebanyak 14 siswa atau 46,67%, Berdasarkan hasil belajar pra siklus, skor maksimal yang diperoleh siswa adalah 44, sedangkan skor minimal adalah 24 dan rata-rata skor secara klasikal adalah 35,5. Secara rinci persebaran distribusi skor hasil belajar IPA pada pra siklus dapat disajikan dalam bentuk grafik batang di bawah ini pada gambar 4.1.

34 Frekuensi 16 14 12 10 8 6 4 2 0 24 25-34 35-44 Interval Jumlah Siswa Gambar 4.1 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Dari gambar 4.1 grafik batang distribusi hasil belajar berdasarkan pengelompokkan skor pra siklus nampak batang tertinggi menunjukan 15 siswa dari 30 siswa atau 50% pada intervaal skor 25 s/d 34. Sedangkan batang yang terendah menunjukkan 1 siswa dari 30 siswa atau 3,33% pada skor 15 s/d 24. Dari gambar 4.1 nampak bahwa hasil belajar seluruh siswa tidak ada yang tuntas dengan KKM 75. Hal itu didukung skor maksimal yang diperoleh siswa sebesar 44 dan skor minimalnya sebesar 24 dengan skor rata-rata 35,5. 4.1.2 Hasil Penelitiann Tindakan Siklus I 1. Rencana Tindakan Perencanaan siklus I ini terdiri dari dua perencanaan pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II dengan rincian sebagai berikut. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dan pertemuan II berlangsung selama 105 menit (3 jam pelajaran) 70 menit pertama penyampaian materi, dan 35 menit berikutnya tes formattif. Tes formatif diberikan pada

35 pertemuan II. Pertemuan I dan II dilaksanakan pada tanggal 2 dan 5 April 2014. Setelah memperoleh informasi pada tahap pengamatan dan wawancara, maka selanjutnya melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum dilaksanakan pembelajaran pada pertemuan I, perlu menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya RPP dan perangkatnya. Langkah berikutnya merancang RPP dengan SK 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya dengan KD 6.1 Mendiskripsikan sifat-sifat cahaya, menyiapkan lembar kerja kelompok, lembar pengamatan guru, lembar pengamatan unjuk kerja kelompok, buku pembelajaran, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan, serta ruang yang digunakan saat pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan di kelas V. Tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah mempersiapkan persiapan fisik dan mental. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan a. Pertemuan I Pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan dilaksanakan pada tanggal 2 April selama 2 jam pelajaran (2x 35 menit) dan terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal membuka pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dengan dipimpin ketua kelas, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Selanjutnya guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang cahaya. Dari beberapa jawaban dari siswa guru mengarahkan kemateri. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan ditulis pada papan tulis dan siswa mendengarkan. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembagian kelompok kepada siswa, pembagian kelompok dengan cara setiap siswa berhitung 1 sampai 5 urut dari depan sampai belakang. Setiap siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan teman yang mendapat 1 satu menjadi kelompok 1. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa dan terbentuk menjadi 5 kelompok, setiap kelompok diberi kartu nomer kelompok seperti kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk memudahkan guru untuk

36 memantau aktivitas siswa serta menilai unjuk kerja siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota kelompok harus saling bekerjasama, kompak dan aktif. Kemudian guru meminta siswa bersama kelompoknya kehalaman sekolah untuk mengamai bayangan temannya yang timbul akibat cahaya tidak dapat menmbus benda gelap. Setelah mengamati fenomena bayangan temannya yang timbul akibat cahaya tidak dapat menembus benda gelap, siswa diminta untuk masuk kedalam kelas kemudian siswa bersama berkelompoknya membuat pertanyaan yang sesuai dengan fenomena bayangan yang diamati, setiap kelompok berdiskusi membuat minimal satu pertanyaan dan pertanyaannya tidak boleh sama dengan kelompok lain. Setelah setiap kelompok mengajukan pertanyan kemudian kelompok lain menjawab supaya terjadi diskusi kelas antar kelompok. Selanjutnya setap kelompok membaca buku dan berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menalar sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa bersama kelompok menginfentarisasi tentang sifat cahaya merambat lurus, sifat cahaya dapat menembus benda bening dan tidak dapat menembus benda gelap, pemantulan cahaya baur dan teratur. Setelah menginfentarisasi tentang sifat cahaya secara berkelompok, siswa bersama kelompok berdiskusi membuat kesimpulan sifat-sifat cahaya. kemudian siswa bersama kelompoknya mempresentasikan sifat-sifat cahaya di depan kelas. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya kemudian guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpukan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan pengamatan terhadap langkah-langkah menggunakan pendekatan scientific, serta guru melakukan penilaian proses terhadap unjuk kerja siswa bersama kelompoknya. b. Pertemuan II Siklus I pertemuan II sebagai lanjutan dan perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan I, pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 5 April selama 3 jam

37 pelajaran (3 X 35 menit) dan terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal membuka pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dengan dipimpin ketua kelas, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian guru memberi apersepi dengan bertanya kepada siswa tentang materi sebelmnya. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan ditulis pada papan tulis dan siswa mendengarkan. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembagian kelompok kepada siswa yaitu siswa berkumpul kembali dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian secara berkelompok siswa mengamati uang koin yang dimasukan kedalam gelas yang berisi air. Setelah mengamati fenomena mengamati uang koin yang dimasukan kedalam gelas yang berisi air, siswa bersama berkelompoknya berdiskusi membuat pertanyaan yang sesuai dengan pengamatan siswa tentang uang yang dimasukan kedalam gelas yang berisi air. Setelah setiap kelompok mengajukan pertanyan kemudian kelompok lain menjawab supaya terjadi diskusi kelas antar kelompok. Selanjutnya setiap kelompok membaca buku dan berdiskusi untuk mengolah/menalar sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa menginfentarisasi tentang pembiasan cahaya, sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan lengkung dan penguraian cahaya matahari. Setelah menginfentarisasi secara berkelompok, siswa bersama kelompok berdiskusi membuat kesimpulan sifat-sifat cahaya. Kemudian bersama kelompok siswa mempresentasikan hasil sifat-sifat cahaya di depan kelas. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya kemudian guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru memberi tes formatif berupa pilihan ganda kepada siswa. Siswa mengerjakan tes dengan tertib. Setelah siswa selesai mengerjakan tes kemudian guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan pengamatan terhadap langkah-langkah menggunakan pendekatan scientific, serta guru melakukan penilaian proses

38 terhadap unjuk kerja siswa bersama kelompoknya.berdasarkan hasil pengamatan implementasi pendekatan scientific siklus I (lampiran 14) keseluruhan sudah dilakukan oleh guru dengan baik, namun ada beberapa kegiatan pembelajaran yang belum dilakukan oleh pengajar. Selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II. 3. Refleksi Langkah yang dilakukan, setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sientific pada siklus I dari pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antar pengamat dan guru serta peneliti, yaitu guru kelas teman sejawat guru kelas dan peneliti terhadap hasil pengamatan implementasi tindakan dengan menggunakan pendekatan sientific. Sementara refleksi untuk hasil belajar dilakukan berdasarkan analisis skor tes dan non tes. Penskoran tes siklus I melalui tes formatif dengan bentuk instrumen pilihan ganda dan penskoran non tes melalui unjuk kerja siswa dalam kelompok. Pembelajaran yang nampak pada siklus I adalah: 1. Pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP. 2. Siswa terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 3. Terlihat keharmonisan siswa dalam kelompok baik. Hal ini terlihat dari cara siswa berkomunikasi dengan teman kelompok ketika melakukan diskusi dan percobaan. 4. Terlihat kecerian siswa dalam mengikuti pembelajaran Namun di sisi lain juga terdapat kelemahan antara lain: 1. Dalam pembentukan kelompok masih terlalu gaduh dan lama, solusinya guru harus mendapingi dan membimbing siswa dalam membentuk kelompok. 2. Kerjasama antar siswa dalam kelompok masih belum maksimal solusinya guru harus memantau dan mendampingi setiap kelompok. 3. Penguasaan kelas masih kurang maksimal solusinya perhatian siswa difokuskan pada materi pembelajaran.

39 4. Alokasi waktu kurang terkontrol dengan baik ketika siswa melakukan kegiatan yang diperintah oleh guru. Solusinya guru harus memberi waktu siswa ketika memrintahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil analisis penelitian setelah menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific yang trdiri dari 2 pertemuan pada siklus I diperoleh distribusi penyebaran skor hasil belajar yang diperoleh dari penilaian tes melalui tes obyektif pilihan ganda dan non tes melalui unjuk kerja seperti pada tabel 4.4 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I No Skor Hasil Sebelum Tindakan Belajar Frekuensi Persentase Keterangan (%) KKM 75 1. 65-74 5 16,66 belum tuntas 2. 75-84 11 36,67 tuntas 3. 85-94 8 26,67 tuntas 4. 95 6 20 tuntas Jumlah 30 100 Dari tabel 4.2 hasil belajar siklus I dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor pada interval 65 s/d 74 sebanyak 5 siswa atau 16,66%, untuk skor pada interval 75 s/d 84 sebanyak 11 siswa atau 36,67%, skor pada interval 85 s/d 94 sebanyak 8 siswa atau 26,67%, skor pada interval 95 sebanyak 6 siswa atau 20%. Dengan perolehan skor maksimal 100, sedangkan perolehan skor minimal 67,33 dan skor rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa 85,33. Persebaran distribuisi ketuntasan hasil belajar pada siklus I secara rinci dapat disajikan dengan grafik batang di bawah ini pada gambar 4.2

40 Frekuensi 12 10 8 6 4 2 Jumlah siswa 0 65-74 75-84 85-94 95 Interval Gambar 4.2 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Dari gambar 4.2 grafik batang distribusi hasil belajar berdasarkan pengelompokkan skor siklus I nampak batang teringgi menunjukan 15 siswa dari 30 siswa atau 50% pada intervaal skor 25 s/d 34. Sedangkan batang yang terendah menunjukkan 5 siswa dari 30 siswa atau 16,67% pada skor 65 s/d 74. Berdasarkan distribusi hasil belajar pada siklus I dengan KKM 75, ketuntasan hasil belajar siswa dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I No Skor KKM Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar 1. 75 Tuntas 2. < 75 Belum Tuntas Jumlah Jumlah Siswa Persentase (%) 25 83,33 5 16,67 30 100

41 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar melalui penggunaan pendekatan scientific jika dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh padaa pra siklus. Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi KKM 75 sebanyak 5 siswa atau 16,67 %, sedangkan siswa yang hasil belajarnya memenuhi KKM sebanyak 25 siswa atau 83,33%. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.3 dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran di bawah ini pada gambar 4.3 17% 83% Tuntas Belum Tuntas Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I Berdasarkan gambar 4.3 nampak bahwa siswa yang hasil belajarnya tuntas dengan KKM 75 persentasenya lebih besar dibandingkan siswa yang tidak tuntas. Sebanyak 83,33% siswa dinyatakan hasil belajarnya tuntas ditunjukan oleh warna biru, sedangkan 16,67% dinyatakan tidak tuntas ditunjukan oleh warna merah pada diagram lingkaran. Penilain siklus I melalui tes dalam bentuk tes objektif dan non tes dalam bentuk unjuk kerja.

42 4.1.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II 1. Rencana Tindakan Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Pertemuan I berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran) dan pertemuan II berlangsung selama 105 menit (3 jam pelajaran) 70 menit pertama penyampaian materi, dan 35 menit berikutnya tes formatif. Tes formatif diberikan pada akhir pertemuan II. Pertemuan I dan II dilaksanakan pada tanggal 8 dan 11 April 2014. Setelah melihat kekurangan dari pembelajaran pada siklus I, selanjutnya melakukan perencanaan pembelajaran pada siklus II sebagai perbaikan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya RPP dengan KD Membuat suatu karya/ model, misal periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Materi pokok pada siklus II mengenai Merancang Karya Sederhana Dengan Menerapkan Sifat Cahaya, kemudian menyiapkan lembar kerja kelompok, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, buku pembelajaran, alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan, serta ruang yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang akan dilaksanakan di kelas V. Tidak kalah pentingnya dalam penelitian ini adalah mempersiapkan persiapan fisik dan mental. 2. Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan a. Pertemuan I Pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan dilaksanakan pada tanggal 8 April 2014 selama 2 jam pelajaran (2x 35 menit) dan terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal membuka pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dengan dipimpin ketua kelas, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan ditulis pada papan tulis dan siswa mendengarkan. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembagian kelompok kepada siswa, pembagian kelompok dengan cara setiap siswa berhitung 1 sampai 5 urut dari

43 depan sampai belakang. Setiap siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan teman yang mendapat 1 satu menjadi kelompok 1. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa dan terbentuk menjadi 5 kelompok, setiap kelompok diberi kartu nomer kelompok seperti kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk memudahkan guru dalam memantau aktivitas siswa sera melakukan penilaian unjuk kerja siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya menjelaskan cara kerja kelompok yaitu anggota kelompok harus saling bekerjasama, kompak dan aktif. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok mengamati gambar kapal selam yang mengintai permukaan laut dengan menggunakan periskop dari bawah laut. Setelah mengamati gambar kapal selam yang mengintai permukaan laut dengan periskop dari bawah laut, kemudian siswa bersama berkelompoknya berdiskusi membuat pertanyaan yang sesuai dengan gambar kapal selam yang mengintai permukaan laut dengan periskop dari bawah laut. Setelah setiap kelompok mengajukan pertanyan kemudian kelompok lain menjawab supaya terjadi diskusi kelas antar kelompok. Selanjutnya siswa membaca buku dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menalar tentang menentukan model periskop yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Kemudian setiap kelompok membuat periskop dari bahan sederhana, setelah itu siswa menginfentarisasi pengamatan luar kelas menggunakan periskop dari bawah jendela, selanjutnya siswa bersama kelompok berdiskusi membuat kesimpulan tentang periskop yang dibuatnya. Kemudian siswa bersama kelompoknya mempresentasikan periskop yang dibuatnya di depan kelas. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya kemudian guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpukan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan pengamatan terhadap langkah-langkah menggunakan pendekatan scientific. serta guru melakukan penilaian proses terhadap unjuk kerja siswa bersama kelompoknya.

44 b. Pertemuan II Siklus II pertemuan II sebagai lanjutan dan perbaikan proses pembelajaran pada pertemuan I, pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 selama 3 jam pelajaran (3 X 35 menit) dan terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal membuka pelajaran, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa dengan dipimpin ketua kelas, mengabsensi siswa, mengatur suasana kelas dan mengecek kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberi apersepsi dengan bertanya siswa tentang materi sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan ditulis pada papan tulis dan siswa mendengarkan. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembagian kelompok kepada siswa yaitu siswa berkumpul kembali dengan kelompok pada pertemuan sebelumnya. Kemudian secara berkelompok siswa mengamati gambar tukang parasi jam yang menggunakan lop. Setelah mengamati gambar tukang parasi jam yang menggunakan lop, siswa bersama berkelompoknya berdiskusi membuat pertanyaan yang sesuai dengan gambar tukang parasi jam yang menggunakan lup yang mereka amati. Setelah setiap kelompok mengajukan pertanyan kemudian kelompok lain menjawab supaya terjadi diskusi kelas antar kelompok. Selanjutnya siswa bersama kelompok membaca buku dan berdiskusi untuk menalar/mengolah informasi tetang menentukan model lop yang akan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa membuat lup dari bahan sederhana. Setelah membuat lop sederhana secara berkelompok, siswa menginfentarisasi pengamatan tulisan/ benda kecil yang ada disekitar siswa menggunakan lop. Setelah menginventarisasi secara berkelompok, siswa bersama kelompok berdiskusi membuat kesimpulan tentang lop buatannya. Kemudian bersama kelompok siswa mempresentasikan lop hasil karyanya. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil kerjanya kemudian guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa serta meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan.

45 Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpukan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru meberi tes formatif dengan bentuk instrumen soal pilihan ganda. Siswa mengerjakan tes dengan tertib. Setelah siswa selesai mengerjakan tes kemudian guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam. Dalam implementasi tindakan, secara bersamaan dilakukan pengamatan terhadap langkah-langkah menggunakan pendekatan scientific. serta guru melakukan penilaian proses terhadap unjuk kerja siswa bersama kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan implementasi pendekatan scientific siklus II (lampiran 14) keseluruhan sudah dilakukan oleh guru dengan baik, semua kegiatan pembelajaran yang direncanakan daam RPP semua sudah dilakukan oleh pengajar. 3. Refleksi Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sientific pada siklus II dari pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi. Refleksi dilakukan melalui diskusi antar observer dan pengajar, yaitu guru kelas dan peneliti terhadap hasil pengamatan implementasi tindakan dengan menggunakan pendekatan sientific. Sementara refleksi untuk hasil belajar dilakukan berdasarkan analisis skor tes dan non tes. Penskoran tes siklus I melalui tes obyektif pilihan ganda dan penskoran non tes melalui unjuk kerja kelompok. Pembelajaran yang nampak pada siklus I adalah: 1. Rencana pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sientific. 2. Pembelajaran nampak berjalan dengan baik dan sesuai dengan RPP 3. Kerjasama kelompok berjalan dengan baik dan dan setiap kelompok kompak dalam melakukan kegiatan. 4. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran Dari hasil analisis penelitian setelah menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific yang trdiri dari 2 pertemuan pada siklus II diperoleh distribusi penyebaran skor hasil belajar yang diperoleh dari penilaian tes melalui tes obyektif pilihan ganda dan non tes melalui unjuk kerja seperti pada tabel 4.4

46 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II No Skor Hasil Belajar 1. 75-84 2. 85-94 3. 95 Jumlah Sebelum Tindakan Frekuensi Persentase (%) 6 20 3 10 21 70 30 100 KKM 75 tuntas tuntas tuntas Dari tabel 4.44 hasil belajar siklus II dapat diuraikan jumlah siswa yang mendapat skor pada interval 75 s/d 84 sebanyak 6 siswa dari 30 siswa atau 20%, untuk skor pada interval 85 s/d 94 sebanyak 3 siswa dari 30 siswa atau 80%, skor pada interval 95 sebanyak 21 siswa dari 30 siswa atau 70 %. Dengan skor maksimal 100 dan skor minimalnya 79,19 sedangkan rata-rataa secara klasikal 93,50. Secara rinci distribuisi skor hasil belajar siklus II dapat disajikan dengan menggunakan grafik batang di bawah ini pada gambar 4.4. 25 20 Frekuensi 15 10 5 Jumlah siswa 0 75-84 85-94 95 Interval Gambar 4.4 Grafik Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II

47 Dari gambar 4.2 grafik batang distribusi hasil belajar berdasarkan pengelompokkan skor siklus II nampak batang tertinggi menunjukkan 21 siswa dari 30 siswa atau 70% pada interval skor 95 Sedangkan batang yang terendah menunjukkan 3 siswa dari 30 siswa atau 10% pada skor interval 65 s/d 74. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi KKM 75 sebanyak 0 siswa, sedangkan siswa yang hasil belajarnya tuntas sebanyak 30 siswa. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II 100% tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada siklus II bila dinyatakan dengan presentase bahwa hasil belajar siswa 100% tuntas. 4.2 Pembahasan Hasil pengamatan sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah, hal ini disebabkan pemahaman siswa tentang materi-materi mata pelajaran IPA diberikan melalui metode ceramah, sehingga siswa hanya membayangkan atau berangan-angan saja, tidak terlibat langsung untuk melakukan percobaan untuk membuktikan suatu konsep. Proses pembelajaran pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa tidak pernah belajar mencari konsep IPA dengan menggunakan metode ilmiah. Tidak ada aktivitas siswa untuk melakukan percobaan, karena tidak diberi respon yang menantang atau sajian pembelajaran yang menantang bagi siswa. Siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan, tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar IPA rendah. Menurut Benjamin S. Bloom dalam Asep Jihad (2013: 14) tiga ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif, psikomotor. Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan teknik tes sedangkan penilaian afektif dan psikomotor dapat digunakan dengan teknik non tes. Hasil belajar siswa pada pra siklus dapat dinyatakan semua siswa kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang hasil belajarnya belum tuntas, dengan skor maksimal 44,5, skor minimal 24 dan skor rata-rata secara klasikal 35,5.

48 Penilaian pada semua siklus I dan II dilakukan dengan tes formatif dan unjuk kerja yang kemudian dijumlah dan dibagi dua atau dengan perbandingan tes 50% : non tes 50%. Tes yang dilakukan dengan menggunakan tes formatif pilihan ganda diberikan pada akhir pemebelajaran pertemuan kedua setiap siklus, sedangakan pengamatan unjuk kerja dilakukan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran. Siswa dinyatakan tuntas apabila total skor hasil belajar yang diperoleh siswa dari skor tes dan skor non tes mencapai KKM 75 sedangkan siswa dinyatakan belum tuntas apabila total skor hasil belajar yang diperoleh siswa < KKM 75. Pada pembelajaran siklus I sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang ada pada RPP dan siswa terlihat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Terlihat juga kerjasama siswa dalam kelompok kompak. Hal ini terlihat dari kerjasama yang dilakukan siswa ketika melakukan percobaan. Dalam pembelajran terlihat kecerian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Namun juga masih ada kendala-kendala seperti dalam pembentukan kelompok masih terlalu gaduh dan lama, kerjasama antar siswa atau kekompakan dalam kelompok masih belum maksimal, penguasaan kelas masih kurang maksimal, alokasi waktu kurang terkontrol dengan baik ketika siswa melakukan kegiatan yang diminta oleh guru. Hasil belajar siklus I menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibanding perolehan hasil belajar pra siklus namun masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM 75. Dari 30 siswa yang sebanyak 5 siswa atau 16,7% dari jumlah seluruh siswa hasil belajarnya belum memenuhi KKM 75, sedangkan siswa yang hasil belajarnya memenuhi KKM 75 sebanyak 25 siswa atau 83,3% dari jumlah seluruh siswa, dengan skor maksimal 100 sedangkan skor minimal 67,33 dan skor rata-rata secara klasikal 85,13. Sehingga indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini belum tercapai karena indikator kinerja dalam penelitian ini bahwa 90% dari jumlah siswa secara klasikal hasil belajarnya tuntas KKM 75. Oleh karena itu diadakan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran siklus II jalan dengan baik sesuai dengan desain yang direncanakan. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, kerjasama kelompok

49 berjalan dengan baik dan dan setiap kelompok kompak dalam melakukan kegiatan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibanding hasil belajar siklus I dan pra siklus. Dari 30 siswa, tidak ada siswa yang hasil belajarnya belum memenuhi KKM 75, atau dapat dikatakan hasil belajar secara klasikal 100% tuntas dengan KKM 75, dengan skor maksimal 100 sedangkan skor minimal 79,17 dan skor rata-rata secara klasikal 93,50. Sehingga indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini telah tercapai karena indikator kinerja dalam penelitian ini bahwa 90% dari jumlah siswa hasil belajarnya secara klasikal tuntas dengan KKM 75, sementara pada siklus II 100 % hasil belajar siswa secara klasikal tuntas. Berikut ini dapat dilihat tabel perbandingan distribusi hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No. Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%) 1 Tuntas 0 0 25 83 30 100 2 Tidak Tuntas 30 100 5 17 0 0 Jumlah 30 100 30 100 30 100 Dari tabel 4.5 tentang perbandingan h distribusi asil belajar IPA dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas dengan KKM 75, pada pra siklus yang hasil belajarnya yang diolah berdasarkan tes dan non tes dari 30 siswa kelas V sebanyak 30 siswa hasil belajarnya tidak tuntas atau 100% siswa kelas V dinyatakan hasil belajarnya tidak tuntas, setelah diadakan tindakan siklus I jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas dengan KKM 75 mengalami peningkatan menjadi 25 siswa atau 83,33% dari jumlah siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa atau 16,67% dari jumlah siswa, kemudian setelah diadakan perbaikan pada siklus II semua siswa tuntas dengan

50 KKM 75 atau 100% siswa hasil belajarnya tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengann menggunakan pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa pada pra siklus, sikluss I dan siklus II dapat disajikan menggunakann histogram 4.3 30 25 Jumlah Siswa 20 15 10 5 Tuntas Tidak Tuntas 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Pembelajaran Gambar 4.5 Histogram Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan gambar 4.5 dapat dlihat bahwa pada pra siklus nampak 30 siswa tidak tuntas ditunjukkan batang warna merah, sedangkan yang dinyatakan tuntas adalah 0 ditunjukkan batang warna biru. Pada siklus I yang dinyatakan tidak tuntas 5 siswa ditunjukkan batang warna merah, sedangkan yang dinyatakan tuntas adalah 25 siswa ditunjukkan batang warna biru. Padaa siklus II yang dinyatakan tidak tuntas adalah 0, sedangkan yang dinyatakan tuntas 30 siswa ditunjukkan pada batang warna biru. Perbandingan skor minimal, skor maksimal, dan rata-rata secara rinci disajikan pada tabel 4.8.

51 Tabel 4.6 Distribusi Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Rata-rata Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor Minimal 24 67,33 79,17 Skor Maksimal 44,5 100 100 Rata-rata 35,5 85,33 93,50 Berdasarkan pada tabel 4.6 nampak bahwa pada pra siklus skor minimalnya adalah 24, sedangkan skor minimalnya 44,5 dan rata-ratanya 35,5. Kemudian pada siklus I skor minimal meningkat menjadi 67,33 dan skor maksimal 100, sedangkan rata-ratanya 85,33. Kemudian pada siklus II skor minimalnya meningkat menjadi 79,17 sedangkan skor maksimalnya 100 dan rataratanya meningkat menjadi 93,50. Peningkatan skor minimal, maksimal dan ratarata berdampak pada ketuntasan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Karangduren 03. Secara lebih rinci dapat disajikan dalam diagram garis pada gambar 4.4 berikut ini. 120 100 80 60 40 Skor Minimal Skor Maksimal Rata-rata 20 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Gambar 4.4 Digram Garis Perbandingan Skor Minimal, Skor Maksimal dan Rata-rata Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

52 Berdasarkan gambar 4.4 nampak bahwa pada pra siklus menunjukkan skor minimal 24, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 67,33, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 79,17 ditunjukkan pada garis warna biru. Skor maksimal pada pra siklus adalah 44,5, kemudian meningkat menjadi 100 oada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada garis warna merah. Rata-rata pada pra siklus adalah 35,5 meningkat pada siklus I menjadi 85,33, pada siklus II meningkat menjadi 93,50. Berdasarkan analisis siklus I dan siklus II nampak bahwa pembelajaran dengan mengunakan pendekatan scientific pada materi Sifat-sifat Cahaya dan Merancang Karya Sederhana dengan Memanfaatkan Sifat Cahaya kelas V SD Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dengan demikian perbandingan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, siklus II mengalami peningkatan.