Membangun Logika Anak pra-sekolah - 1

dokumen-dokumen yang mirip
LISENSI PEMAKAIAN. Materi buku ini merupakan salah satu bonus untuk produk Printable Flashcard yang ada di situs Bentang Ilmu.

Pola Kegiatan Keseharian - 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran Desertasi Ishartiwi, 2007) ROGRAM PEMBELAJARAN TERINDIVIDUALISASIKAN SUBJEK A

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

kegiatan sehari hari pelajaran 2

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

Pengukuran Waktu. Tema: Kegiatan Sehari-hari

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

SILABUS TEMATIK KELAS I

Naskah berikut ini disusun oleh Departemen Kesehatan NSW.

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNAGRAHITA

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

Materi Webinar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

Dahulukan Hal yang Harus Didahulukan. 10/28/2013 Softskills 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. Semester 2

mengenal bangun datar

Tim Dosen Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Anak Autis

Kegiatan yang Menyenangkan

Di unduh dari : Bukupaket.com

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KB PAUD JATENG TERPADU RENCANA PROGRAM SEMESTER (PROMES) KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB-A (USIA 2 3 TAHUN)

Mengasah Kecerdasan. di Usia 4-6 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

dengan penuh hormat. rumah. mata.

Ramadan di Negeri Jiran

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Keterampilan 27. Bab 3. Keterampilan

HARAPAN, DOA, DAN SELAMAT

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tunagrahita. Tunagrahita adalah kelambatan perkembangan mental seorang anak.

Pengukuran Panjang dan Berat

INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE. Apek penilaian mendengar dan berbicara. Apek penilaian membaca dan menulis

Mengasah Kecerdasan. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

LAMPIRAN 1: ALAT UKUR UJI COBA

Dokumentasi media flash card. gambar

NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 2017

BILANGAN SAMPAI DENGAN 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI 1 PEMBAHASAN JADWAL. Manjilala

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

Tema 1. Keluarga yang Rukun

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

MATEMATIKA 1. Untuk SD/MI Kelas I. Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi oleh Undang-Undang. : Harris Syamsi Yulianto

pengukuran waktu panjang dan berat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN. 1. TK Kusuma 1 merupakan TK PKK yang beralamat di Jalan Kapulogo, dusun

Ide Kegiatan Indoor - 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

Tema Parenting : (MengasahKecerdasan) SERI BACAAN PARENTING ORANG TUA

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

bab 1 bilangan aku dan keluargaku lingkunganku tema

Di Unduh dari : Bukupaket.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

2-3. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 2-3 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Mengasah Kemampuan Berbahasa. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KD yang dicapai : 1.1, 2.2, 2.8, , , , , ,

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

Matematika. Asyiknya Belajar. Untuk SD/MI Kelas II. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mas Titing Sumarmi Siti Kamsiyati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

Kami sering melakukan kegiatan bersama, yaitu

Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

3-4. Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 3-4 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

bab 4 bangun ruang q menata mainan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra tindakan

penjumlahan dan pengurangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 TEMA : KEBERSIHAN

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) DUNIA MATEMATIKA 1

MENGUNGKAPKAN PERASAANMU (Semuanya, Sekitar Naik, Turun), 15 Desember B. Apa yang dikatakan tentang Mengungkapkan Perasaanmu

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

bangun ruang bab 3 kejadian sehari hari belanja di swalayan hewan dan tumbuhan hewan dan tumbuh-tumbuhan

BAB PENGUKURAN WAKTU, PANJANG, DAN BERAT

KATAKAN HAL ITU DENGAN BIJAKSANA (Taktik Yang Bijaksana), 8 Desember 2012

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK A SEMESTER I

Transkripsi:

Membangun Logika Anak pra-sekolah - 1

Pengantar Salah satu pondasi penting di dalam proses belajar anak dalam jangka panjang adalah membangun kemampuan logikanya. Diantara kemampuan berlogika adalah memahami masalah, mengumpulkan data, mengelompokkan, membandingkan, mencari pola, serta mengambil kesimpulan dari data yang dikumpulkan. Pendidikan logika itu sebenarnya tidak hanya berbentuk pengajaran matematika seperti di bangku sekolah yang sebagian besar mengenai hafalan perkalian, rumus, dan teknik mengerjakan soal. Pendidikan logika bisa mengambil berbagai bentuk, termasuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk belajar. Bagaimana proses belajar logika pada anak usia dini dan pra-sekolah? Pengajaran logika dan matematika pada anak pra-sekolah bukanlah dengan cara memaksa anak untuk duduk serius di kursi, kemudian meminta mereka mendengarkan penjelasan dan mengerjakan tugas di kertas. Proses belajar logika dan Membangun Logika Anak pra-sekolah - 2

matematika pada anak pra-sekolah juga tidak selalu dalam bentuk formal, menggunakan buku dan pensil. Pendidikan logika dan matematika pada anak-anak prasekolah adalah sebuah bentuk pendidikan pendahuluan dan pengenalan tentang logika dan matematika, sebelum mereka belajar secara formal di sekolah. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 3

Prinsip Pengajaran Beberapa prinsip di dalam pengajaran logika dan matematika untuk anak-anak pra-sekolah adalah: a. Proses Belajar Mengikuti Perkembangan Anak Setiap anak unik dan berbeda dengan anak lainnya. Keunikan itu membawa konsekuensi bahwa setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda di dalam perkembangannya. Keunikan setiap anak ini perlu disadari secara nyata oleh setiap orangtua. Ada anak yang lebih cepat berbicara. Ada anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya dibandingkan kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan dalam proses belajar ini adalah mengikuti perkembangan individual yang terjadi pada anak. Jangan menjadikan perkembangan anak lain sebagai acuan. Pada titik di mana anak sudah berkembang, di sana proses belajar dimulai dan dikembangkan. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 4

Orangtua dapat mengenali perkembangan anak ini melalui percakapan dan pengamatan dari proses sehari-hari. Ketika anak sudah mengenal bilangan, proses belajar diteguhkan dengan belajar membilang (counting) benda-benda dalam keseharian. Tetapi jika anak belum siap, maka orangtua bisa mencari area-area lain pada anak yang lebih dahulu dikembangkan. b. Berangkat dari Keseharian Jangan mencari-cari hal yang ideal untuk memulai proses belajar. Jangan menunggu ketersediaan alat belajar atau permainan yang menurut Anda ideal. Jangan menunggu anak sudah mencapai tahap tertentu, misalnya menunggu anak sudah bisa berbicara, baru akan memulai proses belajar. Saat anak belum bisa berbicara, proses belajar paling sederhana adalah merespon ucapan-awal anak yang belum bermakna (bubbling) dan menganggapnya sebagai kata-kata bermakna. Anda dapat merespon dengan senyum, pertanyaan dan kata-kata yang Membangun Logika Anak pra-sekolah - 5

menunjukkan seolah-olah Anda mengerti apa yang diucapkannya. Proses ini dapat dilakukan sepanjang hari saat Anda sedang berinteraksi dengan anak. Semakin besar anak, Anda dapat mengajaknya bercakap-cakap dan bercerita tentang apapun yang terlihat atau sedang dilakukan di sekitar. Mulai saja dari hal-hal sederhana yang biasa Anda jalani bersama anak-anak. Manfaatkan kegiatan sehari-hari yang dijalani anak, mulai bangun tidur, makan, mandi, bermain, hingga tidur lagi di malam hari. Intinya adalah bersikap proaktif dan memanfaatkan semua momen yang sedang terjadi bersama anak. c. Dimulai dari Benda Nyata Yang Dikenal Matematika dan logika adalah sebuah konsep abstrak. Dibutuhkan kesiapan anak untuk mencerna konsep/ gagasan dan hal-hal yang abstrak. Seorang anak yang belum siap menerima hal abstrak tidak bisa dipaksakan untuk mempelajarinya. Jika dipaksakan, kedua pihak akan kecewa, baik anak yang merasa Membangun Logika Anak pra-sekolah - 6

tidak mengerti maupun orangtua yang frustasi kepada anaknya. Oleh karena itu, proses belajar logika dan matematika harus dimulai dari hal-hal fisik, dimulai dari hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan yang dikenalnya. Sebagai contoh, anak bisa belajar melalui makanan, minuman, mainan, dan benda-benda yang ada di sekitarnya. Ketika jangkauan anak sudah semakin luas, Anda bisa mulai membicarakan mobil, film yang ditonton, cerita yang didengarkan, dan sebagainya. d. Belajar Melalui Percakapan & Permainan Proses belajar logika dan permainan pada anak-anak pra-sekolah bisa mengambil bentuk bermacam-macam. Pada anak yang menjelang usia sekolah, sebagian prosesnya mungkin mulai menggunakan kertas lembar kegiatan. Tetapi, sebagian besar kegiatan belajar logika dan matematika anak-anak dilakukan melalui percakapan- Membangun Logika Anak pra-sekolah - 7

percakapan yang dibangun oleh orangtua bersama anak. Percakapan itu bisa dimulai oleh orangtua, misalnya orangtua bertanya berapa jumlah kue yang sedang dipegang anak atau meminta bantuan anak mengambilkan dua butir telur untuk memasak. Tapi, bisa juga percakapan itu dimulai oleh anak dan fungsi percakapan orangtua adalah memperluas dan memperkaya kualitas pembicaraan anak. Sebagai contoh, ketika anak bertanya hari ini hari apa, orangtua mengajak anak ke kalender dan menjelaskan kepada anak tentang hari. e. Kegiatan dalam Waktu Pendek yang Berulang Kegiatan belajar logika dan matematika pada anak tidak berlangsung dalam jangka waktu lama. Prosesnya berlangsung pendek, sekitar 1-15 menit, tetapi dilakukan secara berulang. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 8

Lebih baik kegiatan anak dilakukan secara berulang dan secara periodik daripada dilakukan dalam jangka waktu panjang pada satu waktu tertentu. Sebagai contoh, suatu ketika mungkin anak Anda bertanya tentang jam dan Anda menjelaskan sebentar tentang jam. Lalu, anak langsung pergi bermain lagi setelah mendengarkan penjelasan Anda. Keesokan harinya dia datang lagi dan menanyakan hal yang sama, kemudian Anda menjelaskan lagi sambil menambahkan sedikit pertanyaan kepadanya. Model belajar ini sederhana, menyenangkan, dan lebih efektif daripada memaksa anak duduk dan diam mendengarkan penjelasan Anda tentang jam dan kemudian mengerjakan soal tentang jam. f. Penggunaan Alat Tulis Seiring Perkembangan Motorik Halus Kegiatan menulis dan berhitung menggunakan alat tulis di kertas bukanlah sebuah hal yang ditabukan dalam masa prasekolah. Pokok yang terpenting adalah kegiatan itu tak dilakukan anak dalam keadaan Membangun Logika Anak pra-sekolah - 9

dipaksa. Durasi waktunya juga pendek, kegiatan sudah berhenti sebelum anak merasa bosan atau lelah. Anak bisa mulai diperkenalkan dengan alat tulis yang lunak dan mudah digunakan seperti spidol. Dari coretcoret tak berbentuk, menggambar dan mewarnai, anak kemudian dapat mulai belajar menarik garis dalam permainan matching, menelusuri titik (tracing), hingga akhirnya menulis angka, menggunakan penggaris, dan menggambar bentuk-bentuk geometri dengan lebih rapi. g. Permainan dan game digital Cara belajar logika dan matematika yang lain adalah melalui permainan. Anda dapat mengajak anak bermain kartu, bermain tebak-tebakan, dan sebagainya. Anak merasa sedang bermain, suasana bahagia dan penuh gelak tawa. Padahal anak sebenarnya juga sedang melakukan proses belajar. Alat lain yang bisa digunakan untuk proses belajar adalah game digital, baik game komputer maupun aplikasi game di handphone/tablet. Kunci Membangun Logika Anak pra-sekolah - 10

menggunakan game sebagai alat belajar adalah memilih game yang tepat, biasanya simulasi. Juga, Anda memegang kendali atas alat (gadget/komputer) dan waktu kegiatan anak bermain. Sebaiknya kegiatan bermain game/komputer ini ditunda dan anak lebih banyak dipaparkan pada permainan yang nyata. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 11

Pokok-pokok Materi Belajar Beberapa pokok materi belajar tentang logika dan matematika untuk anak-anak pra-sekolah: a. Memahami sebab akibat. Pemahaman tentang kausalitas (sebab-akibat) adalah pelajaran logika yang berlangsung sejak lahir dan mulai dipelajari anak sejak bayi. Ketika bayi mulai bisa mendengarkan dan melihat yang terjadi di sekitarnya, mereka mulai mencerna dan belajar tentang sebabakibat. Jika dia menangis, akan ada ibunya datang dan menyusui, jika dia tersenyum sekelilingnya ikut tertawa, dan seterusnya. Semakin anak tumbuh besar, pemahaman tentang sebab-akibat pada anak semakin berkembang. Orangtua dapat mengajarkan dan menguatkan anak melalui berbagai kegiatan sebab-akibat, misalnya menyalakan lampu, memutar keran, menekan remote control, menekan tombol on-off pada mainan, dan sebagainya. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 12

Walaupun secara kerangka konseptual pengetahuan anak belum memahami dengan sempurna, pemahaman tentang aksi-reaksi yang dilakukan melalui tindakan-tindakan keseharian anak adalah stimulus penting untuk membangun logikanya. Pemahaman ini akan lebih meresap jika orangtua juga mengkomunikasikannya melalui penjelasan lisan yang sederhana sesuai pemahaman anak. b. Mengenal angka Seiring perkembangan kemampuan berkomunikasi dan indera pada anak, semakin besar ekspose anak pada lambang bilangan. Anak juga sering mendengar angka/ bilangan disebutkan. Ketika anak sudah mencapai kesiapan ini, maka orangtua dapat mengenalkan angka, baik melalui penyebutan angka di dalam percakapan, lagu, cerita, atau tindakan sehari-hari bersama anak. Juga, pengenalan secara lisan dapat diiringi dengan pengenalan tentang lambang angka. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 13

Dengan memperkenalkan lambang bilangan satu sampai sepuluh (1-10), anak akan hafal dan bisa menyebutkan angka satu sampai sepuluh. Pada awal proses ini, anak mulai bisa menyebutkan angka secara urut, menyebut lambang angka tertentu, tetapi masih belum memahami hubungan makna antara angka itu dengan dunia nyata yang ada di sekitarnya. Pada tahap ini, angka diperlakukan sebagai nama/label sebagaimana huruf dan benda-benda lain. c. Membilang (counting) Proses belajar membilang (counting) dilakukan seiring dengan pengenalan angka dengan melibatkan bendabenda nyata yang dikenal anak. Proses belajarnya pun dilakukan saat anak melakukan kegiatan alaminya. Sebagai contoh, ketika anak sedang menemani orangtua untuk merapikan mainan yang sudah selesai dimainkannya, orangtua bisa memasukkan mainan ke kotak penyimpanan dengan membilang satu, dua, tiga, empat, lima. Kata-kata ini diulang terus sampai seluruh mainan masuk ke kotak. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 14

Proses belajar membilang juga bisa dilakukan melalui pertanyaan, misalnya: berapa jumlah kue yang dimiliki kakak? Berapa jumlah kereta api adik? Berapa jumlah kancing di baju Ayah? Kalau anak belum bisa menjawab, orangtua dapat membantunya dengan membilang sambil memegang kue atau benda yang sedang dihitung satu, dua, tiga, dan seterusnya Proses memegang benda yang diiringi ucapan tentang bilangan harus dilakukan untuk mengajarkan kepada anak asosiasi antara jumlah benda dan angka yang diucapkan. d. Operasi matematika sederhana Operasi matematika yang sederhana adalah penjumlahan dan pengurangan. Anak bisa belajar menghitung mainan setelah diberi hadiah mainan yang baru oleh kakek. Kegiatan belajar penjumlahan juga bisa dilakukan pada saat anak menemani orangtua berbelanja. Minta anak untuk mengambil 3 mie, kemudian minta lagi dia Membangun Logika Anak pra-sekolah - 15

mengambil 2 mie, kemudian tanyakan: sekarang semua mie-nya ada berapa? Proses pengurangan bisa dipelajari anak dari proses berbagi kue dengan kakak atau adik. Ketika kue kakak ada 5 kemudian diberikan kepada adik 1, berapa kue yang masih dimiliki kakak? Selain menggunakan benda yang berkaitan dengan anak, proses belajar ini bisa menggunakan bendabenda lain yang dijumpai, misalnya: batu, bantal, baju, telor, dan sebagainya. e. Mengurutkan angka. Selain mengenal angka sebagai lambang dan jumlah (cardinal number), anak bisa belajar tentang urutan angka (ordinal number). Anak tidak perlu tahu istilah cardinal number dan ordinal number, yang penting anak memahami dari praktek yang dijalaninya. Untuk mengenal urutan angka, orangtua dapat menggunakan tangga. Anak naik tangga sambil menghitung. Semakin ke atas semakin membesar. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 16

Sebaliknya, ketika turun berarti menunjukkan angka yang mengecil. Salah satu alat yang bisa digunakan dalam mengenali urutan adalah permainan missing number. Jika anak belum bisa menulis, permainan ini bisa dipelajari menggunakan game yang ada di komputer/gadget. Saat anak sudah bisa menulis, permainan ini bisa dipelajari anak menggunakan lembar kerja (worksheet). f. Mengenali pola yang berulang Dalam proses pertumbuhan, anak akan belajar mengenai pola-pola yang terjadi dalam kehidupannya yang sebagian besar pola itu terjadi begitu saja. Contoh pola keseharian itu adalah jadwal mandi, jadwal sholat setelah adzan (bagi yang muslim), jadwal ke gereja setiap hari Minggu, waktu ayah berangkat ke kantor pukul 7, ayah libur di hari Sabtu dan Minggu, dan seterusnya. Pola-pola harian ini dapat digunakan sebagai sarana mengenalkan waktu, baik jam maupun hari kepada anak. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 17

g. Membandingkan dua kondisi Konsep logika perbandingan memberikan kesempatan kepada anak untuk membandingkan dua fakta. Proses belajar tentang perbandingan ini pada awalnya tidak mudah karena perbandingan bersifat relatif (membandingkan dua hal), sementara hal yang diketahui anak sebelumnya bersifat absolut (satu hal). Sebagai contoh, anak hanya tahu gajah itu besar. Padahal besar memiliki pasangan kecil. Anak belum tahu bahwa gajah besar, tapi pesawat lebih besar lagi. Oleh karena itu, konsep pemahaman terhadap perbandingan ini membutuhkan waktu yang panjang dan orangtua perlu bersikap santai terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak. Konsep perbandingan yang penting dipelajari diantaranya adalah: besar-kecil, tinggi-rendah, panjang-pendek, atas-bawah. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 18

h. Mengelompokkan Pengelompokan adalah pengantar untuk proses belajar mengenai himpunan dan klasifikasi saat anak masuk usia sekolah. Untuk belajar mengenai pengelompokan, banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya mengajari anak memasukkan pakaian bersih ke lemari. Saat anak memasukkan pakaian bersih ke dalam lemari, dia belajar mengelompokkan pakaian berdasarkan pemilik (pakaian ayah, bunda, kakak, adik, dsb). Anak juga belajar memilah jenis-jenis pakaian, misalnya: celana dalam, celana, baju yang harus dimasukkan ke tempat yang sesuai. Pengelompokan juga bisa diajarkan saat anak menemani belanja dengan melihat area penataan supermarket berdasarkan kelompok makanan segar, pakaian, peralatan bayi, dan sebagainya. i. Mengenal bentuk geometris. Pengenalan bentuk-bentuk geometris dasar, baik dua dimensi (lingkaran, bujursangkar, segitiga, persegi panjang) serta tiga dimensi (bola, tabung, piramid) Membangun Logika Anak pra-sekolah - 19

dapat dikenalkan melalui benda-benda yang ada di sekitar. Pendekatan belajar geometri bisa dimulai dengan benda-benda tiga dimensi. Setelah anak mulai mengenal kertas dan bermain-main dengan gambar, bentuk-bentuk dua dimensi dapat diperkenalkan. Proses ini akan terus diulang selama beberapa tahun pertumbuhan anak melalui pengenalan dan perbincangan selintas, juga menggunakan alat bantu lembar kerja saat mereka sudah siap. j. Mengenal waktu Pengenalan waktu (pagi, siang, malam, jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun) berjalan bertahap seiring meningkatnya pemahaman anak terhadap konsep abstrak mengenai waktu. Pendekatan paling efektif dalam proses belajar mengenai waktu adalah mengaitkannya dengan dunia anak dan kepentingan anak, misalnya: jadwal bermain, waktu makan, jadwal film yang disukainya, ulang tahun, dan sebagainya. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 20

Melalui percakapan-percakapan yang berlangsung sehari-hari, orangtua mengenalkan konsep tentang waktu kepada anak menggunakan bahasa yang sederhana dan bisa dimengerti anak. Semakin sering anak diajak berbicang mengenai waktu, pemahaman mereka akan semakin meningkat. Tentu saja, peningkatan itu juga selaras dengan meningkatnya usia mereka. k. Belajar mengukur Belajar mengukur adalah proses awal anak untuk belajar tentang satuan. Ada satuan panjang, satuan luas dan volume. Proses belajar mengenai satuan dapat dilakukan menggunakan ubin. Anak mengukur jarak antardinding, anak mengukur luas kamar, menuang air ke ember hingga penuh, membantu menimbang tepung, dan sebagainya. l. Menyelesaikan masalah sederhana. Menyelesaikan masalah sederhana adalah bagian dari kemampuan anak mengambil keputusan. Inti dari Membangun Logika Anak pra-sekolah - 21

proses ini adalah mengimplementasikan pemahaman tentang teori matematika dengan dunia nyata. Proses ini penting untuk diselenggarakan secara khusus jika proses pembelajaran memisahkan antara teori dan praktik. Tetapi jika proses pembelajaran menggunakan kegiatan keseharian, proses bukan sebuah hal baru. Contoh kegiatan keseharian yang melihat proses penyelesaian masalah adalah meminta anak untuk membantu menyiapkan meja makan pada saat ada tamu. Ada belajar menghitung berapa jumlah orang yang hadir dan kemudian menyediakan gelas/piring sesuai jumlah tersebut. Atau, saat anak berbelanja ke supermarket, ibu meminta anak untuk membeli snack untuk seluruh kakak dan adik, masing-masing 3 bungkus, maka anak akan belajar menghitung berapa bungkus jumlah snack yang harus dibelinya. Membangun Logika Anak pra-sekolah - 22

Penulis Sumardiono, biasa dipanggil Aar, adalah seorang ayah dari 3 (tiga) anak, yaitu Yudhistira (2001), Tata (2004), dan Duta (2008). Bersama isterinya, Mira Julia (Lala), mereka memilih homeschooling untuk pendidikan anak-anaknya. Aar dan Lala menjalani homeschooling sejak anak-anak mereka lahir hingga saat ini. Aar memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan manajemen keuangan. Aar menyelesaikan pendidikan di Teknik Informatika ITB dan Magister Manajemen bidang Keuangan di Lembaga PPM, Jakarta. Sempat berkarir di dunia keuangan, Aar saat ini memilih untuk menjadi bapak rumah tangga dan menjadi Working At Home Dad (WAHD). Dalam dunia homeschooling, Aar aktif menulis dan mengelola blog Rumah Inspirasi (www.rumahinspirasi.com). Aar juga telah menulis buku tentang homeschooling berjudul Homeschooling Lompatan Cara Belajar dan Warna-warni Homeschooling yang diterbitkan oleh penerbit Elex Media Komputindo. Blog: www.rumahinspirasi.com Facebook: https://www.facebook.com/aar.sumardiono Twitter: @AarSumardiono Email: aar@rumahinspirasi.com Membangun Logika Anak pra-sekolah - 23