BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diberikan perlakuan. Penelitian eksperimen menurut Danim (2004) dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa yang berprestasi dengan kepribadian unggul.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Balai ini berada di tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. guru SMA N 1 Salatiga sebagai SMA RSBI dan guru SMA Muhmmadiyah Plus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 CEPU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yayasan bernardus yang Terakreditasi A. SMA Theresiana Weleri terdiri dari 2

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

AlokasiWaktu : 2 x 40 menit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM PADA SISWA KELAS XI SMA KANISIUS AMBARAWA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Pretest-posttest control group design. Rancangan penelitian ini

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 12 siswa SMK Sudirman 02 Ambarawa yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku disiplin belajar rendah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sebagai kelompok kontrol dan eksperimen, dimana kelompok eksperimen nantinya akan dikenakan perlakukan Tabel 4.1 Deskripsikelompok eksperimen dan kontrol No. Nama Kelompok Jenis kelamin 1 DV Eksperimen Perempuan 2 MY Eksperimen Perempuan 3 PT Eksperimen Perempuan 4 JY Eksperimen Perempuan 5 KN Eksperimen Perempuan 6 MC Eksperimen Perempuan 7 NT Kontrol Laki-laki 8 DM Kontrol Laki-laki 9 NR Kontrol Perempuan 10 ST Kontrol Perempuan 11 12 SS GT Kontrol Kontrol Perempuan Perempuan 4.2Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Penelitian Pada kegiatan awal penulis memberikan surat ijin penelitian kepada pihak sekolah (Kepala Sekolah) SMK Sudiman 02 Ambarawa yang prosedur pemberian surat ijin awal diberikan kepada bagian Tata Usaha SMK Sudirman 02 Ambarawa, dalam surat perijinan tersebut telah disetujui oleh Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UKSW yang kemudian diserahkan kepada pihak Kepala Sekolah SMK Sudirman 02 Ambarawa. 28

Dalam perijinan tersebut penulis menyampaikan maksud kepada Kepala Sekolah dimana penulis akan melaksanakan beberapa kegiatan di sekolah tersebut diantaranya uji instrumen penelitian, pre test, post test,dan treatment yang akan diberikan kepada siswa kelas XI. Uji instrumen penelitian dan pre test dilaksanakan pada bulan Maret, sedangkan untuk pelaksanaan treatment atau pemberian layanan dan post testdilaksanakan pada Mei 2014 sampai selesai, dan pelaksanaan kegiatan dilakukan diluar jam sekolah yaitu saat jam pulang sekolah dengan perijinan dari orang tua siswa, guru BK, Kepala Sekolah, dan siswa yang bersangkutan. 4.2.2 Tes Awal (Pre Test) Tes awal atau Pre test dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 18 Maret 2014 dengan menyebarkan skala kedisiplinan belajar kepada seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 27 siswa. Setelah itu penulis menganalisis skala disiplin belajar yang telah diisi oleh siswa kelas XI untuk mengetahui kelas mana yang memiliki tingkat Disiplin belajar rendah, Terdapat 6 siswa yang memiliki tingkat disiplin belajar yang rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara acak menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol yang berjumlah 6siswa dan kelompok eksperimen yang berjumlah 6 siswa. Selanjutnya berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16 for windows, dari kedua kelompok tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan. 4.2.3 Perlakuan (Treatment) Penulis memberikan treatment dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik role play (bermain peran) sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat oleh penulis selama 8 sesi dan dilaksanakan setiap seminggu 2 kali atau 29

sesuai dengan kesepakatan siswa setelah jam kegiatan sekolah usai.layanan yang diberikan penulis dapat dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role play selama 8 kali pertemuan selesai dan diberikan post test menunjukan perubahan kedisiplinan belajar. 30

4.2 Berikut ini merupakan susunan program layanan yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen Sesi / Frekue nsi 1 (2 x 45 menit) 2-3 (2 x 45 menit) 4-5 (2 x 45 menit) 6-7 (2 x 45 menit) Indikator Topik Yang ingin dicapai Disiplin menaati belajar disekolah. Disiplin menaati belajar di rumah. Disiplin dalam berpendap at di sekolah. - Pengertian disiplin. - Pentingnya disiplin belajar -Sharing pengalaman siswa. Kewajibanku adalah belajar -Belajar di rumah yang mengasyikkan. Manfaat aktif berpendapat di kelas - Memahami pentingnya disiplin belajar bagi siswa. - Terbuka dalam menceritakan masalah yang dialami siswa terkait dengan disiplin belajar. - Menyebutkan bentuk-bentuk disiplin belajar di sekolah - Bermain Role Play untuk meningkatkan disiplin belajar pada saat di sekolah. - Bermain Role Play untuk meningkatkan kesadaran siswa belajar ketika berada di rumah. - Bermain Role Playberpendapat mengenai suatu tema pada saat di kelas. Metode - Ceramah - Sharing - Tanya jawab - Permainan (Ice Breaking) - Ceramah - Role Play - Sharing - Ceramah - Role Play - Sharing - Ceramah - Role Play - Sharing 8 (1 x 45menit ) Kesankesan dan manfaat disiplin belajar siswa Manfaat disiplin belajar pada siswa Siswa mampu menyebutkan dampak atau manfaat ketika siswa memiliki disiplin belajar yang tinggi. - Ceramah - Tanya jawab - Sharing 31

Adapun sesi kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role playatautreatmentsebagaiberikut : 1. Pertemuan pertama (Sesi 1) 17 Mei 2014 a. Tahap pembentukan (Perencanaan) Pertemuan pertama atau sesi 1 ini dilakukan pada hari Sabtu17 Mei 2014 setelah jam sekolah berakhir yaitu pada pukul 11.00. Sesi pertama merupakan awal dari kegiatan treatment yang dilakukan, akan tetapi pada pertemuan pertama kali ini penulis tidak secara langsung memberikan kegiatan bimbingan kelompok teknik role play tetapi memberikan layanan klasikal terlebih dahulu. Tujuan dari pemberian layanan klasikal ini adalah untuk memperkenalkan dan menjalin kedekatan antara penulis dengan siswa-siswa yang akan diajak melakukan treatment. Topik yang diangkat dalam pertemuan yang pertama ini adalah pengertian disiplin, selain itu penulis juga memiliki tujuan untuk memperkenalan siswa mengenai disiplin, khususnya disiplin belajar yang terjadi di lingkungan sekolah. b. Tahap Peralihan Dalam tahap ini penulis menanyakan kembali kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal pada tahap atau sesi pertama, dan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. 32

c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan) Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang topik yang akan dibahas mengenai pengertian disiplin melalui tampilan power point. Penulis menjelaskan mengenai apa itu disiplin belajar faktor penyebab tidak disiplin. Selain itu, penulis juga memberikan contoh mengenai ketidak disiplin belajar di sekolah yang terjadi di Indonesia.Penulis juga mengajak siswa untuk bersama-sama bercerita mengenai pengalaman mereka selama bersekolah yang berkaitan dengan ketidak disiplinan. Siswa juga diajak untuk melakukan permainan Angin berhembus. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan pikiran siswa setelah melakukan kegiatan treatment, sehingga siswa kembali bersemangat. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan dalam sesi pertama akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa untuk melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, selanjutnya menarik kesimpulan dari kegiatan pada sesi pertama.selain itu, penulis juga meminta para siswa untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berisi seputar materi yang telah dibahas dalam sesi pertama ini. Penulis juga meminta kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan serta hal apa yang siswa dapat dalam kegiatan di sesi pertama ini. Penulis juga menyampaikan rencanan layanan sesi selanjutnya dan kegiatan diakhiri dengan doa. 33

2. Pertemuan kedua ( sesi kedua, Sabtu 7 juni 2014 ) a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) Sesi kedua dilaksanakan pada hari Sabtu seusai siswa (anggota kelompok) mengikuti jam pelajaran yaitu pada pukul 10.45 WIB. Pada sesi kedua ini penulis memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada sesi kedua kali ini. Pada sesi kedua kali ini penulis mengajak kelompok untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau bermain peran. Pada sesi ini penulis menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play, menyepakati kontrak waktu, memberikan semangat agar anggota kelompok antusias dalam melakukan layanan yang diberikan. Materi yang akan dibahas dan diperankan siswa dalam kegiatan sesi kedua ini mengenai bentuk disiplin belajar. Penulis mengangkat judul cerita yaitu Kewajibanku adalah belajar. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah siswa mampu memahami mengenai kewajibannya secara lebih mendalam dan detail, siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa mampu mengembangkan diri dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. b. Tahap peralihan Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. 34

c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan) Tahap kegiatan sesi ke dua diawali penulis dengan membagikan materi mengenai bentuk bentuk disiplin belajar yang, contoh disiplin belajar, serta hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidakdisiplinan belajar. Kemudian penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan kelompok teknik roleplay. Kemudian penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang akan melakukan kegiatan bimbinganroleplay kali ini, setelah semua peran terbentuk siapa yang menjadi pelaku yang tidak disiplin, kemudian penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akan memaikan peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami peran yang akan mereka peragakan. Tidak lupa penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai pengamat dalam kegiatan layanan kali ini. Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai mengajak siswa untuk memerankan kegiatan role playyang dilaksanakan sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut. Dalam cerita ini satu orang temannya melakukan tindakan ketidakdisiplinan. Akan tetapi, dalam cerita ini lebih ditonjolkan bahwa korban mampu mengatasi ajakan temannya yang tidak disiplin yang dilakukan pelaku dengan teknik-teknik yang sudah tertera dalam naskah drama. Sampai pada akhirnya siswa tersebut sadar kalau tidak disiplin merugikan. D. Tahap penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi kedua dalam kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.selain itu, penulis juga mempersilahkan H untuk membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian dikomentari oleh anggota 35

kelompok. Setelah semua selesai penulis menjelaskan bahwa masih akan ada sesi ketiga setelah siswa istirahat, dimana masih dengan materi yang sama tetapi kita melakukan rolling atau pergantian pemain dan peran. Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa sangat baik, selain itu menurut hasil pengamatan H, anggota kelompok mampu memerankah tokoh sesuai dengan karakter masing-masing tokoh walaupun masih ada sedikit kesalahan atau lupa naskah dalam pemberian layanan, anggota kelompok juga mampu memahami cara yang tepat dalam mencegah ketidak disiplinan saat nanti di sekolah. 3. Pertemuan ketiga (Sesi 3), hari Sabtu, 7 juni 2014 a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) Pada kegiatan sesi ketiga ini, penulis masih menggunakan hari yang sama untuk melakukan layanan yaitu Sabtu, 7 Juni 2014 namun waktu pelaksanaan layanan diberikan pukul 12.30 WIB. Pada kegiatan sesi ketiga ini penulis kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik. Topik yang dipilih dalam pertemuan ketiga ini masih sama dengan topik pertemuan kedua yaitu Kewajibanku adalah belajar. Tujuan yang ingin dicapai siswa mampu memahami belajar merupakan kewajiban secara detail dan mendalam, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play secara bergantian dengan mengangkat tema kewajibanku adalah belajar agar siswa mampu mengembangkan diri dan kedisiplinan belajar siswa meningkat. b. Tahap Peralihan 36

Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan) Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi ketiga. Pada sesi ketiga ini topik yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi kedua yang berjudul Kewajibanku adalah belajar, namun bedanya pada sesi ketiga ini peran yang siswa lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi kedua menjadi siswa yang disiplin yang menjadi disiplin berperan sebagai orang yang tidak disiplin, begitu pula seterusnya. Setelah penulis menentukan para pemain, penulis juga menunjuk salah seorang siswa sebagai pengamat. Setelah itu siswa kembali memerankan peran siswa sesuai naskah dan skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskah dan penyelesaiannya. Kegiatan pada sesi ketiga ini bertujuan agar siswa sama-sama bisa merasakan bagaimana perasaan orang yang tidak disiplin kemudian gagal dalam nilainya. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi ketiga akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi seluruh kegiatan pada pertemuan hari Sabtu secara keseluruhan, yaitu pada sesi kedua dan ketiga.selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya. 37

Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai tema Kewajibanku adalah belajar pada sesi kedua dan ketiga, dari hasil pengambilan kesimpulan diketahui bahwa siswa memahami mengenai Kedisiplinan belajar, contoh kedisplinan belajarl, dan bagaimana cara belajar secara baik dan benar. Selain itu siswa juga diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan pada sesi 2 dan 3. 4. Pertemuan keempat (Sesi 4), hari Senin, 16 Juni 2014 a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) Sesi keempat dilaksanakan pada hari Senin, 16 Juni 2014 seusai jam sekolah usai yaitu pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi keempat ini penulis memberikan penjelasan mengenai kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play meliputi pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play, menyepakati kontrak waktu, memberikan semangat agar anggota kelompok antusias dalam melakukan layanan yang diberikan. Penulis mengangkat judul cerita yaitu Belajar dirumah yang mengasikkan, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah siswa mampu memahami mengenai disiplin menaati belajar dirumah secara lebih mendalam dan detail, siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa mampu disiplin belajar dirumah. b. Tahap peralihan Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan) 38

Tahap kegiatan diawali penulis dengan membagikan materi mengenai disiplin belajar dirumah dimana materi tersebut berisi tentang cara belajar yang mengasikkan, serta hal yang dapat dilakukan untuk mencegah ketidakdisiplinan, naskah permainan peran dengan topik belajar yang asyik. Selanjutnya, penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa yang akan melakukan kegiatan bimbingan kelompok teknik role play kali ini, ada yang berperab sebagai pelaku yang disiplin belajar dirumah dan yang tidak. Selanjutnya, penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akanmemaikan peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami karakter yang akan mereka peragakan. Tidak lupa penulis menunjuk salah seorang siswa yang tidak mendapatkan peran sebagai pengamat dalam kegiatan layanan kali ini. Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai mengajak siswa untuk mulai memerankan kegiatan role play yang dilaksanakan sesuai dengan karakter tokoh masing-masing siswa dalam cerita tersebut.pada sesi keempat ini siswa terlihat sangat bersemangat dikarenakan mereka bisa menunjukan ekspersi mereka saat mendalami karakter dalam kegiatan role play. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi keempat dalam kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.selain itu, penulis juga mempersilahkan R sebagai pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian dikomentari oleh anggota kelompok. Setelah semua selesai, penulis menjelaskan bahwa masih akan ada sesi kelima setelah siswa istirahat, dimana masih dengan materi yang sama tetapi kita melakukan rolling atau pergantian pemain dan peran. 39

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa sangat baik, selain itu menurut hasil pengamatan R, anggota kelompok mampu memerankah tokoh sesuai dengan karakternya masing-masing dengan penuh penghayatan. 5. Pertemuan kelima (Sesi 5), hari Senin, 16 juni 2014 a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) Pada kegiatan sesi kelima ini, penulis masih menggunakan hari yang sama seperti pada sesi 4 untuk melakukan layanan yaitu Senin 16 juni 2014 namun waktu pelaksanaan layanan diberikan setelah siswa selesai istirahat makan siang sekitar pukul 12.15 WIB. Pada kegiatan sesi kelima ini penulis kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik seperti pada layanan sebelumnya. Topik yang dipilih dalam pertemuan kelima ini masih sama dengan topik pertemuan keempat yaitu Belajar yang asyik. Tujuan yang ingin dicapai siswa mampu memahami tips tips belajar yang asyik, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play secara bergantian. b. Tahap Peralihan Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan) Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi kelima. Pada sesi kelima ini topik yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi 40

keempat yang berjudul Belajar yang asyik, namun bedanya pada sesi kelima ini peran yang mereka lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi keempat menjadi siswa yang belajarnya baik dengn siswa yg tidak pernah belajar, begitu pula seterusnya. Setelah penulis menentukan para pemain, tidak lupa juga penulis menunjuk salah seorang siswa sebagai pengamat. Setelah itu siswa kembali memerankan peran mereka sesuai naskah dan skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskah dan penyelesaiannya. Dalam kegiatan layanan sesi keempat dan kelima ini siswa terlihat sangat antusias dalam melakukan kegiatan role play, mereka terlihat sangat menjiwai dan mendalami karakter saat memerankan perannya. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi kelima akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi seluruh kegiatan pada pertemuan hari Sabtu secara keseluruhan, yaitu pada sesi keempat dan kelima.selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya. Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai disiplin belajar dirumah dengan tema Belajar yang asyik pada sesi keempat dan kelima, dari hasil pengambilan kesimpulan diketahui bahwa siswa memahami mengenai disiplin belajar dirumahakibat tidak disiplin belajar danselain itu siswa juga diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan pada sesi 4 dan 5. 6. Pertemuan keenam (Sesi 6), Selasa 1 Juli 2014 a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) 41

Pada treatment sesi keenam kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa, 1 juli 2014 jam 11.00 WIB. Pada kegiatan awal sesi keenam ini, seperti biasa penulis memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bimbingan kelompok dengan teknik role play. Pada sesi ini penulis menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play, menyepakati kontrak waktu, serta memberikan motivasi agar anggota kelompok antusias dalam melakukan layanan yang diberikan. Materi yang akan dibahas dan diperankan siswa dalam kegiatan sesi keenam ini mengenai Disiplin dalam berpendapat di kelas, Pada sesi ini Penulis mengangkat judul cerita yaitu Manfaat aktif berpendapat dikelas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah siswa mampu memahami mengenai berpendapat dikelasmental secara lebih mendalam dan detail, siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play, dan siswa mampu mengembangkan diri untuk berpendapat dikelas. b. Tahap peralihan Penulis menjelaskan kembali prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. c. Tahap kegiatan (Pelaksanaan) Tahap kegiatan diawali penulis dengan membagikan materi mengenai disiplin berpendapat dikelas yang berisi pengertian berpendapat, manfaatberpendapat dikelas. Selanjutnya, seperti biasa penulis mulai membagi peran yang akan diperagakan oleh siswa dalam kegiatan permainan peran ini, setelah semua peran 42

terbentuk siapa yang menjadi siswa yang mampu berpendapat dan yang tidak aktif berpendapat, kemudian penulis memberikan waktu 20 menit kepada siswa yang akan memaikan peran dalam kegiatan ini untuk membaca naskah dan mendalami karakter yang akan mereka peragakan. Tidak lupa seperti pada layanan sebelumnya, penulis menunjuk salah seorang siswa untuk berperan sebagai pengamat dalam kegiatan layanan kali ini. Setelah waktu pendalaman karakter selesai, kemudian penulis mulai mengajak siswa untuk memerankan kegiatan role play yang dilaksanakan sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut. Dalam cerita ini siswa layanan inilah peran siswa yang tidak bisa menghargai pendapatorang lain benar-benar harus dihayati dan ditonjol. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup, penulis menjelaskan bahwa sesi keenam dalam kegiatan ini akan segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang berlangsung.selain itu, penulis juga mempersilahkan pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya untuk kemudian dikomentari oleh anggota kelompok. Setelah semua selesai penulis menjelaskan bahwa masih akan ada sesi berikutnya (ketujuh) setelah siswa istirahat makan siang, dimana masih dengan materi yang sama tetapi kita melakukan rolling atau pergantian pemain dan peran. Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusias siswa baik, selain itu menurut hasil pengamatan observer, anggota kelompok mampu memerankan tokoh sesuai dengan karakter yang mereka perankan dengan baik. 43

7. Pertemuan Ketujuh (Sesi 7) 1 Juli 2014 a. Tahap pembentukan kelompok (Perencanaan) Pada kegiatan sesi ketujuh role play kali ini, seperti biasa penulis masih menggunakan hari yang sama seperti pada sesi-sesi sebelumnya untuk melakukan layanan yaitu pada hari Selasa, 1 juli 2014 namun waktu pelaksanaan layanan diberikan setelah siswa selesai istirahat makan siang sekitar pukul 14.00 WIB. Pada kegiatan sesi ketujuh ini penulis kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan bimbingan kelompok teknik role play. Serta memberi motivasi kepada siswa agar layanan berjalan dengan lancar dan baik seperti pada layanan sebelumnya. Topik yang dipilih dalam pertemuan ketujuh ini masih sama dengan topik pertemuan keenam yaitu Manfaat aktif berpendapat dikelas. Tujuan yang ingin dicapai siswa mampu lebih memahami dan memahami disiplin berpendapat disekolah, selain itu siswa mampu melakukan peran dalam kegiatan role play secara bergantian dengan mengangkat tema disiplin berpendapat disekolah agar siswa mampu mengembangkan diri dan mampu berpendapat dengan baik. b. Tahap Peralihan Penulis menegaskan kembali prosedur kegiatan bimbingan kelompok teknik role play dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti layanan. c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan) Dalam tahap kegiatan ini penulis kembali menjelaskan tentang topik yang akan siswa perankan dalam layanan pada sesi ketujuh. Pada sesi ketujuhini 44

topik yang diangkat masih merupakan topik yang sama dengan kegiatan di sesi keempat yang berjudul AKtif dikelas, namun bedanya pada sesi ketujuh ini peran yang mereka lakukan diputar bergantian dimana siswa yang pada sesi keeenam, yang menjadi siswa yang tidak bisa menghargai pendapat orang lain menjadi siswa yang mampu mengharrgai pendapat oranglain, begitu pula seterusnya. Setelah penulis menentukan para pemain, tidak lupa juga penulis menunjuk salah seorang siswa sebagai pengamat. Setelah itu siswa kembali memerankan peran mereka sesuai naskah dan skenario yang sudah ditentukan penulis, akan tetapi siswa juga diperbolehkan berimprovisasi sesuai keinginan mereka, asalkan tidak merubah inti dari naskahdan penyelesaiannya. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan pada sesi ketujuh akan segera berakhir, selain itu dengan berakhirnya sesi ketujuh berarti menandakan pula selesainya kegiatan bimbingan kelompok teknik role playpada layanan ini. Penulis mengajak siswa berdiskusi dan mengevalusi seluruh kegiatan pada pertemuan hari Selasa secara keseluruhan, yaitu pada sesi keenam dan ketujuh.selain itu penulis juga mempersilahkan pengamat untuk membacakan hasil pengamatanya. Kemudian penulis mengajak siswa untuk mengambil kesimpulan dari kegiatan layanan bimbingan kelompok teknik role play yang membahas mengenai disiplin dalam berpendapat, dari hasil pengambilan kesimpulan diketahui bahwa siswa memahami mengenai kedisiplinan belajar. Selain itu siswa juga diminta untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan pada sesi 6 dan 7. 45

Penulis juga menyampaikan bahwa kegiatan bimbingan kelompok sudah selesai dilakukan namun masih ada satu pertemuan lagi antara siswa dan penulis pada hari Jumat, 18 juli 2014. 8. Pertemuan kedelapan (Sesi 8), Hari Jumat, 18 juli 2014 a. Tahap Pembentukan Kelompok (Perencanaan) Pertemuan terakhir dalam layanan ini dilakukan pada sesi kedelapan pada hari Jumat, 18 juli 2014, setelah jam sekolah berakhir yaitu pada pukul 11.00. Sesi kedelapan merupakan akhir dari kegiatan treatment yang dilakukan, pada sesi ini penulis mengajak siswa melakukan layanan klasikal yang membahas mengenai manfaat disiplin belajardandampak memiliki disiplin belajar yang tinggi. Topik yang diangkat dalam pertemuan yang pertama ini adalah Manfaat disiplin belajar bagi siswa, selain itu penulis juga memiliki tujuan agar siswa mengetahui manfaat disiplin belajar.tujuan dari pemberian layanan klasikal ini adalah siswa mampu memahami mengenai dampak bagi siswa yang tidak disiplin belajar, siswa mampu mengetahui pentingnya disiplin dalam belajar. b. Tahap Peralihan Dalam tahap ini penulis menanyakan kembali kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal sesi kedelapan. c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan) Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan tentang topik yang akan dibahas mengenai manfaat disiplin belajar, dampak tidak disiplin melalui power point. Penulis menjelaskan mengenai mengenai materi yang disampaikan, selainitu penulis juga memberikan contoh-contoh gambaran kebijakan sekolah dalam menangani siswa yang tidak disiplin, kemudian penulis juga menanyakan kepada siswa apakah kebijakan di SMK Sudirman 02 Ambarawa hampir sama 46

dengan kebijakan yang dicontohkan penulis. Selain itu, penulis juga memberikan refrensi kebijakan di sekolah-sekolah lain di dalam menangani dampak apabila siswa tidak disiplin. Untuk mencairkan suasana setelah siswa mendapatkan layanan, kemudian penulis mengajak siswa-siswa untuk melakukan permainan Kata Berantai. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan pikiran siswa setelah melakukan kegiatan treatment, sehingga siswa kembali bersemangat.. d. Tahap Penutup (Penilaian) Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa kegiatan dalam sesi kedelapan akan segera berakhir. Penulis mengajak siswa untuk melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, selanjutnya menarik kesimpulan dari kegiatan pada sesi kedelapan.selain itu, penulis juga meminta para siswa untuk mengisi lembar evaluasi kegiatan yang berisi seputar materi yang telah dibahas dalam sesi kedelapan ini. Penulis juga meminta kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan serta hal apa yang mereka dapat selama mengikuti layanan ini, mulai dari sesi pertama sampai dengan sesi kedelapan ini. Penulis merasa senang, karena siswa mengungkapkan bahwa banyak ilmu yang mereka dapat selama mengikuti layanan ini, mulai dari mengerti apa yang dimaksud dengan pengertian disiplin, siswa mengerti kewajiban mereka adalah belajar, siswa mengerti cara belajar yang menyenangkan, serta mengetahui dampak apabila tidak disiplin. Selain itu, hal terpenting adalah siswa menjadi memahami bahwa disiplin penting bagi siswa terutama disiplin dalam belajar. Sebelum menutup kegiatan dalam sesi ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para anggota kelompok atas partisipasinya selama 47

kegiatan dari sesi 1 sampai 8, tidak lupa penulis mengajak siswa berjabat tangan, dan berfoto bersama. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan doa penutup dan salam perpisahan. 4.2.4 Hasil Observasi Menurut hasil observasi yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa selama mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok siswa cukup antusias selama kegiatan berlangsung. Siswa menunjukkan keseriusan dan dapat memerankan perannya saat kegiatan role play dengan baik.yang paling penting adalah siswa jadi memahami disiplin penting bagi siswa terutama disiplin belajar.siswa juga mengungkapkan bahwa banyak ilmu yang mereka dapat saat mengikuti kegiatan layanan ini. 4.2.5Analisis Hasil Eksperimen Post test dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 juli 2014 dengan menyebarkan skala disiplin belajar yang berjumlah 30 item pernyataan pada subyek penelitian, yaitu 6 siswa kelas XI SMA Sudirman 02 Ambarawa. 6 orang siswa pada kelompok kontrol dan enam orang siswa pada kelompok eksperimen. Tabel 4.3 dibawah ini akan menjelaskan mengenai skor pre test dan post test kelompok eksperimen. Tabel 4.3 Hasil pre test dan post test skala disiplin belajar kelompok eksperimen Pre Test Post Test No. Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori 1 DN 29 Rendah 1 DN 40 Cukup 2 DV 33 Rendah 2 DV 45 Cukup 3 JY 34 Rendah 3 JY 40 Cukup 48

4 KN 33 Rendah 4 KN 49 Cukup 5 MY 34 Rendah 5 MY 47 Cukup 6 NO 33 Rendah 6 NO 39 Cukup Dari tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala kedisiplinan belajarmasing-masing subyek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala kedisiplinan belajar pre testkelompok eksperimen menyatakan bahwa enam subyek penelitian merupakan siswa yang memiliki kedisiplinan belajar kategori rendah,yaitu skor antara 20-34. Sedangkan hasil pos test kedisiplinan belajaryang telah disebarkan kepada siswa, diketahui bahwa skor skala kedisiplinan belajarmasingmasing siswa meningkat dan berkategori cukup, yaitu skor antara 35-49. Perbedaan hasil pre test dan post test kelompok kontrol dan eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Analisis data menggunakan SPSS16,0 for windows.tabel 4.4 merupakan perbandingan hasil post test skala kedisiplinanbelajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.4 tabel perbandingan hasil post test skala Disiplin Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No. Nama Skor Kategori No. Nama Skor Kategori 1 DN 40 Cukup 1 DT 34 Rendah 2 DV 45 Cukup 2 MY 34 Rendah 3 JY 40 Cukup 3 NR 35 Rendah 4 KN 49 Cukup 4 NT 33 Rendah 5 MY 47 Cukup 5 SA 35 Rendah 6 NO 39 Cukup 6 RI 34 Rendah Berikut ini merupakan analisis data perbandingan hasil post test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji dengan menggunakan analisis data Mann Whitney. 49

Tabel 4.5 Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ranks VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks VAR00001 kelompok eksperimen 6 9.50 57.00 kelompok control 6 3.50 21.00 Total 12 Test Statistics b VAR00001 Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W 21.000 Z -2.913 Asymp. Sig. (2-tailed).004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].002 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: VAR00002 Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik role play pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala kedisiplinan belajar pada kelompok ini sebesar 9.50 sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapat treatment berupa layanan bimbingan kelompok teknik role play, jumlah mean rank hasil skala kedisiplinan belajarpada kelompok ini sebesar 3.50 sehinggamean rank hasil skala kedisiplinan belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan mean rank hasil skala kedisiplinan belajar kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil skala kedisiplinan belajar kelompok eksperimen dan 50

kontrol.hal tersebut dibuktikan dengan hasil skor Asymp.Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.004< 0.01. Berikut ini merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kedisiplinan belajarpada kelompok eksperimen yang diuji dengan menggunakan Mann Whitney. Tabel 4.6 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen Ranks VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks VAR00003 pre test 6 3.50 21.00 Post test 6 9.50 57.00 Total 12 Test Statistics b VAR0001 Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W 21.000 Z -2.913 Asymp. Sig. (2-tailed).004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].002 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: VAR00002 Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala kedisiplinan belajar 51

adalah 3.50, sedangkan mean rank post test skala kedisiplinan belajar adalah 9.50, sehinggaterdapat peningkatan mean rank kelompok eksperimen sebesar 6.00 dan mean rank hasil post test skala kedisiplinan belajar lebih tinggi dari pada mean rank hasil pre test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala kedisiplinan belajar pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan skor Z -2.913 dan hasil Asymp.Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.004< 0.01, dan mean rank pre test sebesar 3.50 meningkat menjadi sebesar 9.50 setelah dilakukan eksperimen. 4.3Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan penulis adalah Layanan bimbingan kelompok teknik role play dapat meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas XI SMK Sudirman 02 Ambarawa. Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dankelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar0.004< 0.01, sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dan eksperimen.selain itu, ada peningkatan kedisiplinan belajar yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp.Sig (2- tailed) 0.004< 0.01, sehingga dinyatakan signifikan.berdasarkan analisis data tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima. 4.4Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.004< 0.01 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu, ada peningkatan 52

kedisiplinan belajar yang signifikan yaitu sebesar 6.00, dibuktikan dengan hasil analisis data mean rank pre testyaitu 3.50 dan mean rank post test sebesar 9.50 pada kelompok eksperimen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan belajar adalah melalui kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik role play atau bermain peran. Benett (dalam Romlah, 2001) menyebutkan bahwa role playatau bermain peran adalah suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi yang pararel dengan yang terjadi dengan kehidupan yang sebenarnya.. Melalui teknik ini, siswa diminta untuk memerankan peran siswa yang tidak disiplin, dalam teknik ini pula, siswa diberikan naskah atau skenario yang berisi skrip percakapan yang didalamnya diberikan teknik atau cara agar siswa menjadi disiplin. Selain itu dalam kegiatan role play ini, peran pun juga diputar secara bergantian, sehingga siswa dapat merasakan masing-masing peran dalam situasi yang didramatisir. Dengan menggunakan ketiga peran yang diperankan secara bergantian, siswa dapat memahami karakter dan dampak yang berbeda pula pada masing-masing peran. Melalui teknik ini, jika siswa mampu melakukan peran abstrak sesuai scenariodan peran yang siswa lakukan dalam role play secara sungguh-sungguh, maka siswa juga dapat melakukan peran yang sama pula dalam kehidupan yang nyata, dengan demikian siswa dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara mengontrol dan membawa diri siswa dalam lingkungan pergaulan untuk mencegah agar siswa tidak disiplin belajar, saat mereka berada dalam lingkungan pergaulan, selain itu role play juga memberikan kesempatan untuk siswa menuangkan ekspresi 53

dan perasaan secara lebih tepat dan benar sebelum siswa diperhadapkan pada kondisi nyata. Dalam penelitian ini, terdapat 2 kelompok yang menjadi subjek penelitian. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang diberikan treatment berupa bimbingan kelompok teknik role play, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan treatment. Dalam setiap sesinya, anggota kelompok eksperimen memainkan peran secara bergantian dengan naskah yang sudah disusun penulis dengan topik yang berbeda-beda di setiap sesinya.layanan bimbingan kelompok teknik diskusi diberikan kepada kelompok eksperimen dalam 8 sesi pertemuan.penyusunan topik layanan berdasarkan pada aspek-aspek kedisiplinan belajar. Dalam setiap sesi layanan bimbingan kelompok teknik role play dilakukan evaluasi dengan melibatkan observer yang juga merupakan anggota kelompok. Dengan menggunakan hasil pengamatan observer diketahui bahwa di setiap sesi layanan anggota kelompok sangat antusias, memberikan respon yang baik terhadap layanan yang diberikan dan menunjukkan sikap yang diharapkan sesuai dengan tujuan layanan pada setiap sesinya. Layanan diberikan di tempat yang nyaman sehingga anggota kelompok dapat mengikuti layanan dengan baik dan dapat berjalan lancar. Untuk mendukung penelitian penulis, penulis juga memasukan penelitian Agustin Yahya Mardiangsih (2012) dengan judul Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Sekolah Siswa Kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok role play efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. dan dari hasil analisis data dapat diambil kesimpulan ada perubahan 54

signifikan kedisiplinan belajar siswa siswa kelas XI SMK Sudirman 02 Ambarawa pada kelompok eksperimen setelah mengikuti layanan yang diberikan, perubahan tersebut dikarenakan perlakuan bimbingan kelompok teknik role play yang telah diikuti kelompok eksperimen, dimana terjadi peningkatan kedisiplinan belajar dari pre test 12 siswa berkategori rendah, dan menjadi 6 siswa berkategori cukup dari hasil post test. Hasil penelitian penulis pun juga sejalan dengan penelitian yang dilakukanagustin Yahya Mardiangsih (2012) dengan judul Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Di Sekolah Siswa Kelas VIII SMPN 26 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok role playing efektif untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah. Hasil penelitian penulis menunjukan peningkatan kedisiplinan belajar kelompok eksperimen yang berjumlah 6 siswa yang berkategori kedisiplinan siswa rendah, 6 siswa berkategori rendah setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok teknik role play. Sehingga dari hasil penelitian Agustin Yahya Mardianingsih dapat mendukung dan melengkapi penelitian penulis, bahwa bimbingan kelompok teknik role play dapat meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa. 55