KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

dokumen-dokumen yang mirip
Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

Pengantar Teori Bilangan

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

Setelah mengikuti materi Bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 2. Mendefinisikan factor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB, dan KPK.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

Pemfaktoran prima (2)

PERSAMAAN KUADRAT. Persamaan. Sistem Persamaan Linear

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 BARISAN BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

TEORI BILANGAN (3 SKS)

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

EKSPLORASI BILANGAN. 1.1 Barisan Bilangan

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

BIDANG MATEMATIKA SMA

BAB V BILANGAN BULAT

Keterbagian Pada Bilangan Bulat

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN METODE EBIK

BAB I BILANGAN BULAT dan BILANGAN PECAHAN

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

TEORI KETERBAGIAN.

Penulis : Tyas Rangga Kristianto, M.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

Diktat Kuliah. Oleh:

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

MATEMATIKA KONSEP DAN APLIKASINYA Untuk SMP/MTs Kelas VII

DIKTAT MATEMATIKA II

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

Pertemuan 4 Pengantar Teori Bilangan

BAB VI BILANGAN REAL

OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS MATERI : TEORI BILANGAN

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

Sumber: Kamus Visual, 2004

3 OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

FAKTORISASI SUKU ALJABAR

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

DASAR-DASAR ALJABAR MODERN: TEORI GRUP & TEORI RING

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2004/2005

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Tentukan semua bilangan bulat x sedemikian sehingga x 1 (mod 10). Jawab. x 1 (mod 10) jika dan hanya jika x 1 = 10 k untuk setiap k bilangan bulat.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BENTUK PANGKAT (EKSPONEN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

STRUKTUR ALJABAR: RING

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: DAERAH IDEAL UTAMA DAN DAERAH EUCLID

Contoh-contoh soal induksi matematika

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

PERANGKAT PEMBELAJARAN

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-nya lah dan hidayah-nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk dijadikan referensi yang lengkap dan menyeluruh tentang Keterbagian, FBB dan KPK. Makalah ini disusun secara khusus dan sistemika untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Teori Bilangan dan penyusunannya dilakukan secara kelompok. Substansi yang terdapat dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi buku dan literature-literatur lain, ditambah pula dari sumber-sumber lain yang berasal dari media elektronik melalui pengambilan bahan dari internet. Sistematika penyusunan makalah ini terbentuk melalui kerangka yang berdasarkan acuan atausumber dari buku maupun literatue-literatur lainnya. Makalah yang berjudul Keterbagian, FPB, dan KPK ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan juga sebagai bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Teori Bilangan banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca. Rantauprapat,11 April 2016 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teori bilangan adalah salah satu cabang pelajaran matematika. Dalam teori bilangan ada bab yang berjudul keterbagian bilangan. Keterbagian bilangan merupakan bagian dasar dari berbagai sifat teori bilangan, oleh karenanya kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi pendidikan matematika harus mempelajari dan memahami keterbagian bilangan. Menyikapi hal tersebut kami sebagai penyusun makalah ini berusaha menyajikannya dalam bentuk catatan yang Insya Allah akan menambah pengetahuan kita semua sebagai mahasiswa pendidikan matematika. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa definisi dari keterbagian bilangan? 2. Apa saja sifat-sifat keterbagian bilangan? 3. Bagaimana teorema dalam FPB dan KPK? C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui pengertian dari keterbagia. 2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari keterbagian. 3. Untuk mengetahui dan mampu menyelesaikan soal-soal FPB dan KPK. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Defenisi Keterbagian Keterbagian atau divisibility artinya, sudut pandang matematika yang mempelajari suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain. Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat sebarang; b pembagi a jika dan hanya jika ada bilangan bulat c sedemikian sehingga a = bc. Jika ba maka b adalah suatu faktor atau suatu pembagi a, dan a adalah suatu kelipatan dari b.

Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat b ditulis a b, jika dan hanya jika ada bilangan bulat k sedemikian hingga b = ka. Jika a tidak membagi (habis) b, maka ditulis a b Contoh: 1) 3 12, sebab ada bilangan bulat 4 sedemikian sehingga 12 = (4) 3. 2) 3-30, sebab ada bilangan bulat -10 sedemikian sehingga 30 = (-10)3. Apabila a, b, dan k adalah bilangan-bilangan bulat dengan a 0 dan b = ka, maka k disebut hasil bagi (quotient) dari b oleh a. Maka k disebut sebagai faktor dari b. 2.2. Sifat-Sifat Keterbagian Jika a,b,c bilangan bulat maka berlaku: 1) a b a bc, untuk setiap c bilangan bulat. Bukti Jika d a maka ada suatu bilangan bulat k sehingga a = dk. Dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan di atas dengan n, kita peroleh a(n) = dk(n). Dengan menggunakan sifatsifat komutatif, asosiatif, dan ketertutupan perkalian pada bilangan bulat, kita peroleh n.a = d (nk). Jadi d na. 2) (a b, b c) a c. Bukti a b dan b k maka menurut definisi, terdapat bilangan bulat f dan g sedemikian sehingga k = bg = (af)g = a(fg). Jadi, k = a(fg). Akibatnya menurut definisi, a k. 3) (a b, b a) a = ± b. 4) (a b, a c) a (b ± c). Bukti d a mengakibatkan a = md, m suatu bilangan bulat. d b mengakibatkan b = nd, n suatu bilangan bulat a + b = md + nd = (m + n)d Karena m dan n bilangan bulat, m + n juga bilangan bulat, d (a + b). Dengan demikian, d membagi a + b, atau ditulis d (a + b). 5) (a b, a c) a (ax + by) untuk setiap x,y bilangan bulat. Bukti j a dan j b maka terdapat bilangan bulat f dan g sedemikian sehingga dan b =jg sehingga, ka + lb = kjf + ljg = j(kf+lg). Akibatnya, j (ka+lb). Untuk selanjutnya ax + by disebut kombinasi linear dari b dan c 6) ( a>0, b > 0 dan a b) a b. 7) a b ma mb untuk setiap m bilangan bulat dan m 0 8) ( a b dan a b+c ) a c. 2.3. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Defenisi FPB 2.3.1 Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka bilangan bulat d disebut faktor persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika d c dan d b. Defenisi FPB 2.3.2

Jika a dan b bilangan-bilangan bulat yang sekurang-kurangnya di antaranya tidak sama dengan nol, maka Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari a dan b diberi simbol (a,b) adalah suatu bilangan bulat positif, misalnya d, yang memenuhi: Contoh Defenisi 2.3.2 Faktor-faktor bulat dari -12 adalah 1,2,3,4,6,12 Faktor-faktor bulat dari 30 adalah 1,2,3,5,6,10,15,30 Maka Faktor persekutuan yang positif dari -12 dan 30 adalah 1,2,3,6 Jadi Faktor Persekutuan Terbesar dari -12 dan 30 adalah 6 Ditulis dengan singkat menjadi : (-12,30) = 6 Teorema 2.3.1 Jika b = a.q + r, maka (b,a) = (a,r) Contoh Teorema 2.3.1 Carilah (5767,4453) Penyelesaian: Kita gunakan algoritma pembagian (Teorema 2.3.1) 5767 = 1. 4453 + 1314, maka (5767,4453) = (4453, 1314) 4453 = 2. 1314 + 511, maka (4453,1314) = (1314,511) 1314 = 2. 511 + 292, maka (1314, 511) = ( 511, 292) 511 = 1. 292 + 219, maka ( 292, 511) = ( 292,219) 219 = 3. 73 + 0, maka ( 292, 219) = ( 219, 73) Jadi, (5767,4453) = ( 219, 73) Teorema 2.3.2 Apabila a dan b dua bilangan bulat tidak nol, maka a dan b saling prima, jika dan hanya jika ada bilangan-bilangan bulat x dan y yang memenuhi ax + by = 1 Contoh Teorema 2.3.2 Hitunglah (247,299) dan tentukan bilangan-bilangan bulat m dan n yang memenuhi 247m + 299n = (247,299). Jawab: 299 = 247.1 + 52 247 = 52.4 + 39 52 = 39.1 + 13 39 = 13.3 + 0 Jadi, (247,299) = 13 13 = 52 39.1 = 52 (247) 52. 4)

= (299 247).5 247 = 299.5 + 247.(-6) Jadi m = -6 dan n=5 2.4. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Misalkan kelipatan bulat positif dari 3 adalah 3,6,9,12,15,18,,... Kelipatan bulat positif dari 4 adalah 4,8,12,16,20,24,28,... Maka kelipatan persekutuan dari 3 dan 4 adalah 12,24,36,48,... Sehingga Kelipatan persekutuan terkecil dari 3 dan 4 adalah 12 Defenisi 2.4.1. Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat. M adalah kelipatan persekutuan dair a dan b jika dan hanya jika a m dan b m. Defenisi 2.4.2. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b adalah suatu bilangan bulat positif m ditulis [a, b] = m, apabila memenuhi: i) a m dan b m ii) a c dan b c maka m c. Contoh Defenisi 2.4.2. [6, 8] = 24, maka 6 24 dan 8 24 Kelipatan persekutuan yang lain, misalnya 48,72,96,... masing-masing lebih besar dari 24 Defenisi 2.4.3. Jika c > 0, maka [ca, cb ] = c [a,b] Contoh Defenisi 2.4.3. 1 [105,45 ] = [15. 7, 15.3 ] = 15 [7,3 ] = 315 Defenisi 2.4.4. Jika a dan b bilangan- bilangan bulat yang keduanya positif, maka : Contoh Defenisi 2.4.4. 1) (16,20) = 4 dan [16,20 ] = 80 (a, b) [a,b ] = ab

(16,20) [16,20 ] = 4. 80 = 320 = 16. 20 A. KESIMPULAN BAB III PENUTUP 1. Keterbagian atau divisibility artinya, sudut pandang matematika yang mempelajari suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain. Misalkan a dan b bilangan-bilangan bulat sebarang; b pembagi a jika dan hanya jika ada bilangan bulat c sedemikian sehingga a = bc. Jika ba maka b adalah suatu faktor atau suatu pembagi a, dan a adalah suatu kelipatan dari b. Bilangan bulat a membagi (habis) bilangan bulat b ditulis a b. 2. Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka bilangan bulat d disebut faktor persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika d c dan d b. 3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b adalah suatu bilangan bulat positif m ditulis i) a m dan b m [a,b] = m, apabila memenuhi: ii) a c dan b c maka m c. REFERENSI : Sukirman,H. 2004. Pengantar Teori Bilangan.Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta