DAILY REPORT 11 September 2015

dokumen-dokumen yang mirip
WEEKLY REPORT 14 September 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 15 September 2015

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 16 September 2015

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 20 April 2016

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 04 August 2014

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

WEEKLY REPORT 18 August 2014

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 17 September 2014

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 15 April 2016

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 14 October 2016

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Sep 2017

DAILY REPORT 18 Maret 2016

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

DAILY REPORT 03 September 2015

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT. 09 October 2013

WEEKLY REPORT 11 April 2016

WEEKLY REPORT 18 May 2015

DAILY REPORT 02 January 2014

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 11 Agustus 2015

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 19 March 2014

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 26 Maret 2015

DAILY REPORT 23 September 2015

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 11 February 2014

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 21 September 2016

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 22 Maret 2016

WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 31 August 2016

DAILY REPORT 12 May 2015

DAILY REPORT 24 Februari 2015

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Jumat, 29 Januari Moody s Tetapkan Peringkat RI di Investment Grade

DAILY REPORT 09 January 2014

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 27 September 2016

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 05 August 2016

DAILY REPORT 13 Mei 2016

DAILY REPORT 28 Juli 2017

WEEKLY REPORT 18 Juli 2016

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 03 Mei 2016

WEEKLY REPORT 19 Desember 2016

DAILY REPORT 31 Mei 2016

DAILY REPORT 03 Jun 2014

DAILY REPORT 15 November 2013

DAILY REPORT 03 Juni 2016

DAILY REPORT 02 February 2017

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 21 Oktober 2014

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 27 Juli 2017

DAILY REPORT 23 September 2016

DAILY REPORT 01 Maret 2016

DAILY REPORT 14 May 2014

WEEKLY REPORT 27 April 2015

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 05 August 2014

DAILY REPORT 08 November 2016

DAILY REPORT 15 August 2014

DAILY REPORT 30 Aug 2017

DAILY REPORT 15 April 2015

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART. Major trend Up. CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Bn) IHSG LQ

DAILY REPORT 04 September 2015

DAILY REPORT 24 October 2013

Transkripsi:

DAILY REPORT NEWS HEADLINES TLKM siap dukung proyek LRT TLKM sisihkan capex 20% terhadap revenue di 2015 & 2016 TBIG akan emisi obligasi Rp 1 triliun SMBR bukukan penjualan Rp880 miliar SMBR proses pinjaman sindikasi WSKT raih kontrak baru Rp17 triliun GWSA geser proyek Jakbar ke 2016 BRMS ajukan perpanjangan jatuh tempo Eksplorasi TINS di laut peroleh hasil KRAS proses pinjaman US$395 juta BMRI wilayah VIII targetkan kredit mikro tumbuh 35% YoY BBNI proyeksikan kredit tumbuh 18% pada 2016 BBRI targetkan 75 ribu BRILink pada 2016 BBRI proyeksi laba tahun 2016 tumbuh 6% BBKP bidik bisnis ritel BBCA targetkan kartu kredit beredar di tahun 2015 naik 6-7% MAYA siapkan rights issue untuk perkuat modal BFIN batal eksekusi opsi pinjaman USD 75 juta KREN akan beli saham 2 perusahaan Singapura LTLS tambah setoran modal ke PT. Lautan Natural Krimerindo Anak usaha ABBA akan IPO JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Sinyal teknikal mengkonfirmasikan positif bagi IHGS, seperti tercermin dari Support leading Level indicator maupun 4308/4273/4255 lagging indicator. Indikatpr MACD dan Stochastic Resistance terindikasi Level positif bagi 4361/4379/4414 IHSG. Demikian dengan sinyal dari MA5 Major dan Trend MA20 terkonfirmasi positif Down bagi ihsg. Minor Trend Down JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4343.261-4.016 4,971.98 4,184.66 LQ-45 731.493-0.739 1,168.41 2,942.95 MARKET REVIEW Pada hari Kamis (10/9), IHSG ditutup melemah 4,02 poin (0,09%) ke level 4.343,26, mengikuti bursa regional yang mayoritas di zona merah. Dari domestik, paket kebijakan ekonomi tahap satu dinilai belum bisa meredam tekanan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Hal ini terjadi karena sifat dari paket kebijakan ekonomi ini lebih mengarah untuk jangka waktu menengah dan panjang. Rupiah menyentuh level Rp 14.300 per Dollar AS hari ini. Dari global, Indeks bursa Wall Street mengakhiri perdagangan kemarin dengan ditutup di zona negatif. Hal ini didorong kekhawatiran investor menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan sehingga terjadi aksi jual menjelang penutupan pasar. Kehati-hatian mulai terasa, terutama setelah laporan mengisyaratkan pengetatan lebih besar di pasar pekerjaan yang merupakan penentu penting untuk kenaikan suku bunga The Fed. Adapun Departemen Tenaga Kerja JOLTS (Job Openings and Labor Turnover Survey) mencatat bahwa lowongan pekerjaan meningkat menjadi 5,75 juta pada bulan Juli, tingkat tertinggi sejak data pertama kali dilaporkan pada 2000. Di sisi lain, Bank Sentral AS mencatat, kredit konsumen naik lebih tinggi dari proyeksi. Per Juli 2015, kredit konsumen di AS tumbuh 6,7% YoY menjadi US$ 19,1 miliar. Data ekonomi yang mulai membaik akan memberikan sentimen positif bagi kenaikan bunga The Fed. Dari regional, saham-saham Asia ditutup melemah pada Kamis (10/9), seiring data perekonomian 2 negara penting di Asia yakni Jepang dan China yang meningkatkan kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi global. Indeks Nikkei 225 melemah 470,89 poin (2,51%) ke level 18.299,62 akibat data pesanan mesin inti Jepang yang turun 3,6% pada Juli dari bulan sebelumnya. Indeks Shanghai Composite juga ditutup turun 45,20 poin (1,39%) ke level 3.197,89. Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat indeks harga konsumen (CPI) Tiongkok naik 2% pada Agustus dari tahun sebelumnya. Namun, indeks harga produsen (PPI) turun 5,9%. Barang pabrik yang diproduksi China telah jatuh karena pertumbuhan telah melambat dan permintaan luar negeri menyusut, sementara pasar properti juga telah melemah, memukul permintaan untuk bahan konstruksi. Indeks Hang Seng juga mengalami pelemahan sebesar 568,81 poin (2,57%) ke level 21.562,50. Dari Eropa, saham-saham Eropa tentatif bergerak turun pada awal perdagangan. MARKET VIEW Perdana Menteri Li Keqiang kembali meyakinkan kalangan pelaku pasar tentang optimisme terhadap perekonomian negaranya. PM Li Keqiang mengatakan Cina punya kemampuan untuk menjaga perekonomiannya dari ancaman hard landing atau terjun bebas. Salah satu cara untuk melindungi ekonomi domestik adalah dengan memberikan ruang bagi bank sentral untuk menjalankan amanatnya. People's Bank of China sudah mendapat izin untuk berinvestasi di pasar uang antarbank. Bank sentral juga akan sistem pembayaran lintas batas berbasis Yuan sebelum akhir tahun 2015. Pada bulan Juli lalu, China sudah lebih dulu memberi izin bank sentral dan bank investasi dari luar negeri untuk masuk ke pasar obligasi domestik. Kendati PM Li optimis terhadap ekonomi, namun pelaku pasar tetap cemas Cina tidak mampu memenuhi target pertumbuhan 7% per tahun tanpa adanya stimulus baru. Sebelumnya PM Li Keqiang, menyatakan penyesuaian Yuan beberapa waktu lalu sangat kecil dan pemerintahannya tidak berencana untuk melanjutkan langkah devaluasi mata uang, karena menurutnya jika devaluasi dilanjutkan akan menyulitkan internasionalisasi Yuan. Perlambatan ekonomi global telah berdampak bagi perekonomian negara-negara berkembang, salah satunya Brazil. Negara ini selama 7 tahun terakhir, sukses menghindar dari rating 'junk' karena pertumbuhan ekonominya selalu bagus. Namun sejak mengalami resesi, kepercayaan investor pada negara ini terus menurun terutama karena pemerintahnya dianggap tidak bagus mengurus negara. Berkenaan dengan itu, Standard & Poor's (S&P) menurunkan status surat hutang negara Brazil. Bukan hanya itu, outlook hutangnya juga dipangkas menjadi 'negatif' karena perekonomian domestik sedang resesi. S&P memberikan predikat BB+ disertai negative outlook untuk surat hutang Brazil, artinya masih ada peluang penurunan rating lanjutan. Dengan demikian maka rating hutang negara itu masuk dalam kategori Junk sehingga makin sulit pula pemerintahnya meminjam uang ke pasar kredit internasional. Peringkat yang diberikan S&P ini akan menjadi kecemasan pasar aka nada negara-negara berikutnya yang mengalami penurunan peringkat. Hal ini kian mendorong suramnya, peluang investasi pada asset berisiko saat ini. Sementara itu, paket kebijakan ekonomi tahap I yang dikeluar pemerintah belum berhasil mendorong kekuatan bagi IHSG untuk bertengger di teritori positif, lantaran pelaku pasar masih harus menunggu efektifitas ari kebijakan ini. Kondisi ini kembali akan membawa IHSG bergerak mixed dan rawan dibayangi tekanan. 1

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menyatakan siap mendukung proyek Light Rail Transit (LRT) Indonesia sesuai dengan kompetensi bisnis yang dimiliki. Telkom bisa menggarap dari sisi sistem komunikasi, signaling, atau e-tikecting dari jenis transportasi massal LRT. Dari sisi backbone, Telkom memiliki jaringan kabel optik sepanjang 75.000 kilometer yang terbentang di seluruh Indonesia. Jaringan kabel optik itu nanti ditarik ke LRT untuk transmisi dan lainnya. Pembangunan jaringan fiber optik itu memungkinkan Telkom beralih ke bisnis broadband atau bisnis data. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) terus melakukan investasi di tengah pelemahan nilai tukar dan perlambatan ekonomi. Telkom akan menyisihkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 20% terhadap revenue untuk tahun 2016 dan tahun 2015. Telkom membelanjakan modal untuk pembangunan jaringan backbone fiber optic dari Banda Aceh hingga Jayapura sepanjang 77.000 km dan 13,2 juta homepass. Proyek fiber optic ini sedang dalam uji coba atau pilot project dengan rencana operasional pada kuartal IV 2015. Jika sudah operasional, selanjutnya Telkom akan menghubungkan pulaupulau utama di Indonesia dengan jaringan fiber optic. Perseroan optimis akan mencapai target namun tidak akan tumbuh dua digit atau tidak mencapai 20%, karena beban operasional meningkat seiring dengan perlambatan ekonomi dan pelemahan rupiah. Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berencana menerbitkan obligasi minimal senilai Rp 1 triliun. Surat utang tersebut dijadwalkan terbit pada Oktober atau November 2015. Perseroan akan menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk melunasi sebagian utang yang jatuh tempo pada kuartal IV-2015. Jumlah utang yang jatuh tempo mencapai USD 200 juta. Selain obligasi, TBIG juga akan merestrukturisasi sebagian utang valas dengan opsi perpanjangan tenor. Di tengah melemahnya permintaan semen, Semen Baturaja (SMBR) membukukan penjualan bersih Rp880,1 miliar pada delapan bulan pertama tahun ini atau tumbuh 29% dibandingkan dengan Rp682,3 miliar pada periode yang sama 2014. Penjualan tersebut berasal dari volume penjualan semen perseroan yang tumbuh 29% menjadi 925.034 ton pada Agusutus 2015 dibandingkan dengan 714.863 ton pada periode yang sama 2014. Meningkatnya volume penjualan perseroan disumbang dari pertumbuhan volume penjualan semen di bulan Agustus sebesar 48% menjadi 152.782 ton dari periode yang sama tahun lalu sebesar 103.107 ton. Dari volume penjualan Agustus, perseroan membukukan penjualan bersih Rp144,2 miliar apda Agustus 2015 atau meningkat 44% dibandingkan dengan Rp100,4 miliar pada periode yang sama 2014. Semen Baturaja (SMBR) tengah memproses pinjaman sindikasi yang akan dialokasikan untuk membiayai ekspansi pabrik Baturaja II. Sesuai rencana, perseroan akan memfinalisasi pinjaman tersebut pada kuartal IV tahun ini. SMBR akan memperbesar nilai pinjaman dari rencana awal yang sebesar Rp 750 miliar. Hal ini disebabkan nilai tukar Rupiah yang masih melemah terhadap USD. Pembangunan pabrik Baturaja II diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas produksi perseroan dari 2 juta ton menjadi 3,85 juta ton pada 2016. Waskita Karya (WSKT) telah memperoleh kontrak baru senilai Rp17 triliun. Perolehan kontrak baru tersebut setelah ditambah pengerjaan proyek ruas tol Solo-Kertosono yang baru saja diperoleh perseroan. Greenwood Sejahtera (GWSA) menggeser rencana pembangunan proyek apartemen di kawasan Jakarta Barat (Jakbar) ke 2016. Awalnya, pengembangan proyek di Jakbar tersebut direncanakan dimulai tahun ini. Tahun ini perseroan akan memfokuskan ke proyek The City Center (TCC) II Batavia di Jakarta dan Capital Square yang berlokasi di Surabaya. Bumi Resources Minerals (BRMS) masih memproses perpanjangan fasilitas pinjaman yang jatuh tempo tahun ini dari Credit Suisse AG senilai US$445,94 juta. Fasilitas tersebut diperoleh pada Maret 2010 dengan nilai awal US$200 juta. Pinjaman itu memiliki jangka waktu dua tahun dan digunakan untuk kebutuhan modal kerja, membiayai debt reserve account, dan membayar sebagian pinjaman anak usaha yaitu PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Namun, nilainya ditambah dalam dua tahap masing-masing sebesar US$100 juta dan US$60 juta. Fasilitas ini pun beberapa kali mendapat perpanjangan jatuh tempo dengan waktu perpanjangan terakhir pada 3 April 2015. Timah (TINS) pada bulan Agustus 2015 melakukan kegiatan eksplorasi di laut berupa kegiatan pemboran prospeksi & pemboran rinci di perairan Bangka dengan menggunakan 4 unit kapal bor. Biaya yang dikeluarkan untuk eksplorasi di darat dan di laut di daerah Bangka serta Kundur hingga Agustus 2015 sebesar Rp 102.057.528.762 dengan rincian sebesar Rp 59.835.592.026 untuk biaya operasional dan Rp 42.221.936.736 untuk biaya investasi. Kegiatan eksplorasi di laut mendapatkan Sumber Daya Tereka sebesar 4.678 ton, sumber daya tertunjuk sebesar 3.628 ton dan sumber daya terukur sebesar 11.616 ton semuanya merupakan tipe endapan timah aluvial. Sedangkan kegiatan di darat mendapatkan sumber daya tipe endapan timah primer dan tipe endapan timah alluvial. Untuk tipe endapan timah primer mendapatkan Sumber Daya Tereka sebesar 63.081 ton, Sumber Daya Tertunjuk sebesar 7.846 ton dan Sumber Daya Terukur sebesar 4.974 ton. Krakatau Steel (KRAS) memproses pinjaman senilai US$395 juta dari bank milik negara untuk keperluan reposisi utang jangka pendek milik perseroan. Fasilitas tersebut dianggap akan meningkatkan rasio likuiditas (current ratio) perseroan. Bank Mandiri (BMRI) Wilayah VIII menargetkan penyaluran kredit mikro Rp 1,5 triliun di tahun 2015, atau tumbuh 35% YoY. Per Juni BMRI sudah menyalurkan Rp 800 miliar atau tumbuh 31%. Sisanya sebesar Rp 700 miliar akan dikejar sampai akhir tahun 2015. Bank Negara Indonesia (BBNI) memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 16-18% dan total aset sekitar 13-15% pada 2016. Guna menekan laju NPL, perseroan sudah menggunakan restrukturisasi untuk semua segmen kredit BBNI. Pada akhir tahun ini, perseroan memperkirakan total kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp 2,5 triliun. Pada akhir 2015, total laba BBNI diproyeksikan turun di kisaran 10-20%. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menargetkan 75 ribu transaksi dari agen BRILink, melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka keuangan inklusif di seluruh Indonesia pada 2016. Saat ini, jumlah agen BRILink mencapai 34.800 dengan total transaksi 10,7 juta transaksi finansial dan total volume sebesar Rp 16,65 triliun. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memproyeksikan hingga akhir tahun 2015 total kredit perseroan tumbuh 10%. Perlambatan ekonomi yang terjadi pada semester I 2015 memiliki pengaruh 2

besar terhadap total pertumbuhan kredit dan laba perseroan. Khusus kredit mikro sampai saat ini masih bisa tumbuh hingga 19%. Meskipun demikian perseroan optimis pertumbuhan kredit dan laba tahun 2016 akan lebih baik dibandingkan tahun 2015. BBRI menargetkan pertumbuhan kredit senilai Rp 634,9 triliun atau tumbuh 14,6% pada tahun 2016 dari target akhir 2015 mencapai Rp 553,9 triliun. Sementara rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada tahun 2016 berada di level 2,5% atau sama dengan target NPL hingga akhir tahun 2015. Namun BRI menargetkan laba tahun 2016 hanya single digit saja yakni tumbuh 6% menjadi Rp 26,1 triliun dari proyeksi akhir tahun 2015 yang senilai Rp 24,5 triliun. Bank Bukopin (BBKP) menyasar bisnis ritel untuk pemanfaatan uang elektronik (b-money) yang ditargetkan dapat terealisasi pada kuartal empat mendatang. B-money dapat digunakan di layanan laku pandai milik perseroan yang saat ini sudah tersebar hingga 22.000 titik di berbagai wilayah Indonesia. Bank BCA (BBCA) menargetkan jumlah kartu kredit yang beredar sampai akhir tahun 2015 mengalami kenaikan antara 6%-7% menjadi 2,73 juta-2.76 juta kartu. Seiring dengan itu diprediksi tingkat transkasi dan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga mengalami kenaikan. Hingga akhir tahun NPL diprediksi ada kenaikan tapi tidak signifikan. Untuk menjaga NPL, BBCA akan lebih berhati-hati dalam memberikan approval kartu kredit serta lebih prudent dan tidak terlalu berlebihan dalam mengejar kredit underwriting. Bank Mayapada (MAYA) berupaya memperkuat struktur permodalan dan menargetkan naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) III dalam dua tahun atau pada 2017. Untuk meningkatkan modal, dalam 3 tahun terakhir ini, perseroan rutin melakukan rights issue. RUPSLB yang diselenggarakan pada 10 September 2015 menyetujui langkah MAYA untuk melakukan rights issue dalam jumlah 391.310.798 saham biasa atas nama seri B dengan nilai nominal per saham Rp 100. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperluas usaha dan meningkatkan kredit. mengalihkan saham dengan cara inbreng saham-saham perseroan dalam PT Radio Attahiriyah dan PT Suara Irama Indah sebanyak masing-masing 20% ke dalam PT Mahaka Radio Integra. Selanjutnya perseroan memiliki dua perusahaan tersebut melalui PT Mahaka Radio Integra. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengatakan ada 7 peraturan presiden, satu rancangan peraturan pemerintah, dan satu peraturan menteri yang akan diterapkan pemerintah di sektor ESDM. Kebijakan-kebijakan yang disiapkan di sektor energi akan diterbitkan pada Oktober 2015. Kebijakan tersebut sebagai fokus dalam sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) guna meningkatkan investasi dan membangkitkan gairah perekonomian di Indonesia. Kebijakan pertama adalah mengenai Permendag yang terkait letter of credit (L/C) dalam kegiatan ekspor. Hanya ekspor migas yang mendapatkan pengecualian untuk tidak mencantumkan L/C saat kegiatan ekspor. Kedua, terkait pembangunan kilang bahan bakar minyak (BBM). Ketiga, peraturan presiden terkait tata kelola gas bumi. Keempat, peraturan presiden terkait kebijakan harga gas bumi. Dalam peraturan ini, pemerintah mengurangi bagiannya untuk mendapatkan harga gas industri yang lebih kompetitif. Harga baru ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2016. Kelima, regulasi mengenai penyediaan pendistribusian dan penetapan harga elpiji untuk kapal perikanan nelayan kecil. Dengan perpres ini akan menjadi dasar nelayan untuk memperoleh bahan bakar dengan harga yang lebih murah. Keenam, konversi BBM ke BBG untuk sektor transportasi. Regulasi ini memungkinkan Kementerian ESDM membuat konverter gas sendiri, yang selama ini hanya bisa dibuat oleh Kementerian Perindustrian. Ketujuh, peraturan pemerintah tentang kegiatan usaha pertambangan. Dengan regulasi ini, para pemegang kontrak maupun Izin Usaha Pertambangan (IUP) bisa melakukan perpanjangan kontraknya paling cepat 10 tahun sebelum kontraknya selesai. Kedelapan, terkait proyek listrik 35.000 megawatt (MW). Kesembilan, terkait bahan bakar nabati (BBN). Kesepuluh, terkait krisis energi dan daulat energi yang diamanatkan oleh kebijakan energi nasional (KEN). BFI Finance (BFIN) tidak akan mengeksekusi opsi penambahan pinjaman senilai USD 75 juta. Saat ini, perseroan telah memiliki dana yang cukup untuk menyalurkan kredit hingga akhir tahun ini. Selain itu, BFIN juga membatalkan rencana penerbitan obligasi tahun ini. Perlambatan ekonomi berpengaruh terhadap penyaluran kredit perseroan. BFIN memilih untuk mempertahankan kualitas kredit. Hingga Agustus 2015, penyaluran kredit perseroan tercatat sebesar Rp 6,8 triliun, setara dengan 65% dari target pembiayaan tahun ini senilai Rp 10,5 triliun. Kresna Graha Investama (KREN) berencana membeli saham M- DAQ Pte Ltd dan DominoPos Pte Ltd, dua perusahaan start up di Singapura. Perusahaan tersebut bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk jasa keuangan. KREN kemungkinan mengambil sekitar kurang dari 20%. Lautan Luas (LTLS) menambah setoran modal kepada anak usahanya yaitu PT Lautan Natural Krimerindo sebesar Rp 12.7000 pada 9 September 2015. Setelah penambahan modal tersebut, Lautan Luas kini memiliki setoran modal sebesar Rp 168.715.0000 yang mewakili 168.715 saham atau 99,994%. Mahaka Media (ABBA) akan mempersiapkan anak usahanya, yaitu PT Mahaka Radio Integra untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO). Guna menyiapkan rencana tersebut perseroan 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 45,52-0,40 TLKM (US) 38 13.698-25 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,68 0,00 ANTM (GR) 0,02 323 0 Gold (US$)/Ounce 1111,95 1,19 Nickel (US$)/MT 10450,00 350,00 Tin (US$)/MT 15375,00 450,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 57,80-4,60 Coal (RB) (US$)/MT* 52,55-10,81 CPO (ROTH) (US$)/MT 607,50 12,50 CPO (MYR)/MT 1978,00 34,00 Rubber (MYR/Kg) 669,00 6,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 807,95 3,45 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 16330,40 0,47-8,37 14,87 13,65 2,78 2,61 4.946,0 USA NASDAQ COMPOSITE 4796,25 0,84 1,27 20,93 18,30 3,24 3,02 7.567,5 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6155,81-1,18-6,25 15,21 13,87 1,73 1,67 1.498,4 CHINA SHANGHAI SE A SH 3350,19-1,39-1,16 13,41 11,88 1,61 1,46 4.116,7 CHINA SHENZHEN SE A SH 1851,45-1,59 25,23 26,71 20,96 3,13 2,79 2.729,5 HONG KONG HANG SENG INDEX 21562,50-2,57-8,65 10,74 9,95 1,14 1,06 1.728,4 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4343,26-0,09-16,91 14,45 12,35 2,18 1,94 290,4 JAPAN NIKKEI 225 18299,62-2,51 4,86 17,23 15,70 1,56 1,46 2.811,7 MALAYSIA KLCI 1614,02 0,66-8,36 15,62 14,23 1,74 1,64 220,2 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2888,03-1,37-14,18 12,39 11,46 1,07 1,02 335,5 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 14.332,50 70,50 1000 IDR/ USD 0,07-0,0003 EUR/IDR 16.172,94 133,61 EUR / USD 1,13 0,0004 JPY/IDR 118,84 0,25 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 10.141,37 21,89 SGD / USD 0,71 0,0001 AUD/IDR 10.135,51 23,72 AUD / USD 0,71 0,0000 GBP/IDR 22.129,81 90,29 GBP / USD 1,54-0,0005 CNY/IDR 2.247,46 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000 MYR/IDR 3.323,29 16,66 MYR / USD 0,23 0,0000 KRW/IDR 12,00 0,01 100 KRW / USD 0,08-0,0003 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 7.36 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 4.60 SHIBOR (RENMINBI) China 3.01 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description August-15 July-15 Description Rate (%) Inflation YTD % 2.29 1.90 SBI (9M) 6,66058 Inflation YOY % 7.18 7.26 SBIS (9M) 6,66058 Inflation MOM % 0.39 0.93 Foreign Reserve (USD) 105.35 Bn 107.55 Bn GDP (IDR Bn) 2,866,909.10 2,728,847.00 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 11 Sep US PPI MoM Turun menjadi -0.1% dari 0.2% 11 Sep US PPI YoY Turun menjadi -0.9% dari -0.8% 12 Sep US Monthly Budget Statement Sekitar -$84.1 Bn 15 Sep Indonesia Trade Balance -- 15 Sep Indonesia Total Exports YoY -- 15 Sep Indonesia Total Imports YoY -- 15 Sep US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi 0.4% dari 0.6% 15 Sep US Empire Manufacturing Naik menjadi 0.50 dari -14.92 15 Sep US Industrial Production MoM Turun menjadi -0.2% dari 0.6% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt SMGR IJ 10300 11.35 6.53 BBRI IJ 9650-2.77-7.04 TLKM IJ 2765 1.28 3.70 BBNI IJ 4485-3.86-3.49 BDMN IJ 3795 7.36 2.59 UNTR IJ 17375-3.47-2.45 LPPF IJ 16100 5.40 2.52 BMRI IJ 8600-1.15-2.42 INTP IJ 18625 3.19 2.22 ASII IJ 6050-0.82-2.12 SCMA IJ 2650 3.92 1.53 UNVR IJ 37750-0.66-2.00 TBIG IJ 6750 3.85 1.26 ADRO IJ 540-6.90-1.34 KLBF IJ 1555 1.63 1.23 AALI IJ 16500-4.62-1.32 CPIN IJ 1895 3.27 1.03 AMRT IJ 585-4.10-1.09 EXCL IJ 2610 4.19 0.94 PNBN IJ 940-3.09-0.75 UPCOMING IPO'S Company Gelombang Seismic Indonesia IPO Issued Business Offering Date Listing Underwriter (IDR) Shares (Mn) Trade & Service 130-170 150 TBA TBA Panca Global Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment DVLA 30 Cash Dividend 14 Sep-15 15 Sep-15 17 Oct-15 08 Oct-15 CTRA TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRS TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CTRP TBA Stock Bonus 29 Sep-15 30 Sep-15 02 Oct-15 19 Oct-15 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA SRAJ Rights Issue 3:2 200 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep 14 Sep 15 ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15 10 Sep 16 Sep 15 BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15 15 Sep 21 Sep 15 MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep 01 Oct 15 HMSP Rights Issue 65:4 63000-99000 28 Sep-15 29 Sep-15 05 Oct 09 Oct 15 BABP Rights Issue 5:2 100 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 22 Oct 15 BCAP Rights Issue 25:2 1642.00 02 Oct-15 05 Oct-15 09 Oct 20 Oct 15 MAIN Rights Issue 4:1 1200-1600 08 Oct-15 09 Oct-15 16 Oct 22 Oct 15 ANTM Rights Issue 25:26-37 371.00 15 Oct-15 16 Oct-15 22 Oct 28 Oct 15 UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep 15 TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda INVS RUPSLB 14-Sep-15 RALS RUPSLB 16-Sep-15 ADHI RUPSLB 16-Sep-15 HEXA RUPST/LB 17-Sep-15 RIGS RUPSLB 22-Sep-15 ADHI RUPSLB 22-Sep-15 MIKA RUPSLB 23-Sep-15 BABP RUPSLB 25-Sep-15 INPP RUPSLB 29-Sep-15 BCIC RUPST 29-Sep-15 PNBS RUPSLB 02-Okt-15 BBNI RUPSLB 02-Okt-15 BMRI RUPSLB 05-Okt-15 ANTM RUPSLB 07-Okt-15 BBNP RUPSLB 09-Okt-15 6

TLKM S1 2720 R1 2800 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 2640 R2 2880 TLKM Downward Sloping Channel 3,100 2765 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area netral 3,000 2,885 2,874.62 2,900 2,832.69 2,832.69 2,796.25 2,800 2,767.5 2,765 2,765 2,700 2,765 2,747 2,680 2,600 Trading range Rp 2720-Rp 2800 Entry Rp 2765, take Profit Rp 2800 Stochastics 53.99 Positif MACD 7 Positif True Strength Index (TSI) -21.11 Positif Bollinger Band (Mid) 2791 Negatif MA5 2747 Positif 2,500 2,495.65 February March April May Jun Jul August September 2,495.65 80 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 27.98, Stochastic %K = 40.69, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 3 5 6 7 9 40.6899 40.6899 27.981 27.981 TLKM - MACD (5,3) = 3.69, Signal() = 8.32 3 8.32485 3.68772 - - 64,256,500 TLKM - TSI(3,5,3) = -21.11, Volume() = 64,256,500 6 0000 - -6 - - -21.1057-23.1074 TLKM - William's % R(14) = -42.11, Volume() = 64,256,500-42.1053 KLBF S1 1525 R1 1575 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 1475 R2 1625 1555 MACD line dan signal line indikasi negatif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band KLBF Upward Sloping Channel 1,900 1,800 1,728.33 1,728.33 1,700 1,620 1,614.38 1,600 1,590.25 1,579 1,555 1,555 1,500 1,555 1,527.14 1,527.14 1,400 1,451.7 Trading range Rp 1525-Rp 1625 Entry Rp 1555, take Profit Rp 1625 Stochastics 58.42 Positif MACD -11.87 Negatif True Strength Index (TSI) -51.28 Positif Bollinger Band (Mid) 1595 Negatif MA5 1579 Negatif February March April May Jun Jul August September 80 KLBF - Stochastic %D(6,3,3) = 19.81, Stochastic %K = 16.67, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 10 3 5 6 7 9 20 19.8052 19.8052 KLBF - MACD (5,3) = 16.46, Signal() = 16.78 16.6667 16.6667 3 16.7797 16.4617 - - KLBF - TSI(3,5,3) = -51.28, Volume() = 44,050,200 44,050,200 6 0000-6 - - -39.8895-44,050,200-51.284 KLBF - William's % R(14) = -58.00, Volume() = 44,050,200-58

PTPP S1 3400 R1 3590 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 3210 R2 3780 3515 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi negatif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band PTPP Downward Sloping Channel 4,500 3,934.27 3,535 3,515 4,000 3,515 3,515 3,485.25 3,500 3,475 3,415 3,110 3,000 2,915 2,915 2,500 Trading range Rp 3400-Rp 3590 Entry Rp 3515, take Profit Rp 3590 Stochastics 70.64 Negatif MACD 19.81 Positif True Strength Index (TSI) 33.77 Positif Bollinger Band (Mid) 3455 Positif MA5 3475 Positif 2,000 85.2949 1,830.71 85.2949 February March April May Jun Jul August September 1,830.71 82.3222 PTPP - Stochastic %D(6,3,3) = 82.32, Stochastic %K = 85.29, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 10 5 6 7 9 82.3222 80 3 PTPP - MACD (5,3) = -25.53, Signal() = -26.16 10 1 6-25.5306-6 - - 10,924,100-26.1579 PTPP - TSI(3,5,3) = 33.77, Volume() = 10,924,100 6 33.7668 27.531 - -6 - - 10,924,100 0000 PTPP - William's % R(14) = -26.62, Volume() = 10,924,100-26.6187 INTP S1 17950 R1 19000 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 16900 R2 20050 18625 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp 17950-Rp 19000 Entry Rp 18625, take Profit Rp 19000 Stochastics 57.78 Positif MACD -10.96 Positif True Strength Index (TSI) -9.37 Positif Bollinger Band (Mid) 18279 Positif MA5 18305 Positif INTP Broadening Wedge 24,000 20,336.5 22,000 20,060 20,060 18,800 20,000 18,625 18,625 18,625 18,000 18,390.6 18,305 18,301.3 16,000 17,500 13,089.3 February March April May Jun Jul August September 13,089.3 80 INTP - Stochastic %D(6,3,3) = 33.47, Stochastic %K = 55.11, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 10 3 5 6 7 9 55.1109 55.1109 33.472 33.472 INTP - MACD (5,3) = -19.47, Signal() = 23.92 20 23.9183 100 200 300 400-300 -200-100 -19.472 0 1,817,500 INTP - TSI(3,5,3) = -9.37, Volume() = 1,817,500 6 0000 - -6 - - -9.3669-13.0497 INTP - William's % R(14) = -32.41, Volume() = 1,817,500-32.4138 14,000

BDMN S1 3605 R1 3900 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 3310 R2 4195 3795 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band BDMN Downward Sloping Channel 4,800 3,927.58 3,795 4,200 3,795 3,795 3,620 3,586 3,600 3,546.25 3,448.89 3,448.89 3,000 3,400 3,379.75 2,400 Trading range Rp 3605-Rp 3900 Entry Rp 3795, take Profit Rp 3900 Stochastics 89.84 Positif MACD 46.79 Positif True Strength Index (TSI) 36.82 Positif Bollinger Band (Mid) 3341 Positif MA5 3586 Positif 1,934.21 80 February March April May Jun Jul August September 1,934.21 64.8402 BDMN - Stochastic %D(6,3,3) = 57.72, Stochastic %K = 64.84, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 10 3 5 6 7 9 64.8402 57.7245 57.7245 20 BDMN - MACD (5,3) = -54.40, Signal() = -35.87 15 10 5-35.87-5 4,472,100-54.3953 BDMN - TSI(3,5,3) = 36.82, Volume() = 4,472,100 6 36.8198 30.3574 - -6 - - 0000 4,472,100 BDMN - William's % R(14) = -1.81, Volume() = 4,472,100-1.80995 DGIK S1 60 R1 80 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 50 R2 90 68 MACD line dan signal line indikasi positif Stochastics fast line & slow indikasi positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area lower band Trading range Rp 60-Rp 80 Entry Rp 68, take Profit Rp 80 Stochastics 14.45 Positif MACD -0.46 Positif True Strength Index (TSI) 23.44 Positif Bollinger Band (Mid) 68 Negatif MA5 59.8 Positif DGIK Downward Sloping Channel 20 1 16 1 1 116 108.034 10 69.45 68 68 68 6 59.8 59.375 80 February March April May Jun Jul August September 55 70.6349 DGIK - Stochastic %D(6,3,3) = 45.94, Stochastic %K = 70.63, Overbought Level = 0, Oversold Level = 0 51.5116 48.5 5 6 7 70.6349 45.9436 48.5 3 45.9436 48.5 DGIK - MACD (5,3) = -1.52, Signal() = -0.49 20 3.0 4.0 2.0-0.486248 1.0 22,081,400-1.0-1.52456 DGIK - TSI(3,5,3) = 23.44, Volume() = 22,081,400 6 23.4409-10 - -6 - - 0000 22,081,400-14.5569 DGIK - William's % R(14) = -45.83, Volume() = 22,081,400-45.8333

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 10-09-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Sell 16500 16500 16025 15075 16025 16975 17925 Negatif Negatif Positif 21450 14425 LSIP Trading Sell 1140 1140 1115 1055 1115 1175 1235 Negatif Negatif Positif 1425 910 SGRO Trading Sell 1320 1320 1295 1215 1295 1375 1455 Negatif Negatif Negatif 1750 1290 Mining PTBA Trading Sell 5575 5575 5500 5300 5500 5700 5900 Negatif Negatif Negatif 6625 5025 ADRO Trading Sell 540 540 530 500 530 560 590 Negatif Negatif Negatif 650 467 MEDC Trading Buy 1355 1355 1370 1290 1330 1370 1410 Positif Positif Positif 2590 1240 INCO Trading Buy 1455 1455 1480 1370 1425 1480 1535 Positif Positif Positif 2250 1190 ANTM Trading Sell 482 482 479 471 479 487 495 Positif Negatif Negatif 655 450 TINS Trading Sell 590 590 570 570 585 600 615 Negatif Negatif Positif 705 510 Basic Industry and Chemicals WTON Trading Buy 925 925 960 885 910 935 960 Positif Positif Negatif 1140 830 SMGR Trading Buy 10300 10300 10750 8050 9400 10750 12100 Positif Positif Positif 10325 7100 INTP Trading Buy 18625 18625 19000 16900 17950 19000 20050 Positif Positif Positif 21150 16175 SMCB Trading Buy 1085 1085 1130 970 1050 1130 1210 Positif Positif Positif 1495 895 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 6050 6050 6125 5725 5925 6125 6325 Positif Positif Positif 6875 5450 GJTL Trading Sell 461 461 470 442 456 470 484 Negatif Negatif Negatif 760 418 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 4960 4960 5125 4790 4900 5000 5125 Positif Positif Negatif 6325 4560 GGRM Trading Sell 41750 41750 42025 40775 41400 42025 42650 Negatif Negatif Negatif 50075 41000 UNVR Trading Sell 37750 37750 38200 36600 37400 38200 39000 Negatif Negatif Negatif 40400 33000 KLBF Trading Buy 1555 1555 1625 1475 1525 1575 1625 Positif Positif Negatif 1745 1405 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1480 1480 1500 1380 1440 1500 1560 Positif Positif Negatif 1845 1285 PTPP Trading Buy 3515 3515 3590 3210 3400 3590 3780 Positif Negatif Positif 3980 2960 WIKA Trading Buy 2720 2720 2765 2585 2675 2765 2855 Positif Positif Positif 2920 2370 ADHI Trading Buy 2205 2205 2255 2085 2170 2255 2340 Positif Positif Positif 2665 1665 WSKT Trading Buy 1625 1625 1850 1560 1605 1650 1695 Positif Positif Positif 1845 1505 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell 2485 2485 2345 2135 2345 2555 2765 Negatif Negatif Negatif 4065 2150 JSMR Trading Buy 5000 5000 5100 4875 4950 5025 5100 Positif Positif Positif 5750 4810 ISAT Trading Buy 3760 3760 3805 3605 3705 3805 3905 Positif Positif Negatif 4400 3695 TLKM Trading Buy 2765 2765 2800 2640 2720 2800 2880 Positif Positif Positif 2970 2590 Finance BMRI Trading Sell 8600 8600 8450 8450 8550 8650 8750 Negatif Negatif Negatif 10075 8125 BBRI Trading Sell 9650 9650 9400 9400 9575 9750 9925 Negatif Negatif Negatif 10875 9025 BBNI Trading Sell 4485 4485 4405 4245 4405 4565 4725 Negatif Negatif Negatif 5250 4070 BBCA Trading Buy 11925 11925 12050 11550 11800 12050 12300 Positif Positif Negatif 13900 11000 BBTN Trading Sell 1010 1010 970 970 1000 1030 1060 Negatif Negatif Negatif 1255 935 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 17375 17375 17800 16450 17125 17800 18475 Positif Positif Negatif 20750 16050 MPPA Trading Sell 2355 2355 2380 2230 2305 2380 2455 Negatif Negatif Positif 2935 2020