BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KLOSET TIPE CE-6 DALAM MEMINIMALISASIKAN BIAYA PADA PT SURYA TOTO INDONESIA TBK

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Strata 1 Semester Ganjil 2005/ 2006

BAB 5 ANALISIS 5.1. Analisis Forecasting (Peramalan)

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HAS IL D AN PEMBAHAS AN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata Kunci : Perencanaan, Material Requirement Planning, Period Order Quantity, Economy Order Quantity, Lot for lot.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

BAB I PENDAHULUAN. kinerja khususnya dalam perencanaan produksi. Salah satu perencanaan produksi

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Outlet Holcim Solusi Rumah Cilodong yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Bina Nusantara

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan global penghasil peralatan listrik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

IMPLEMENTASI METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DALAM PEMESANAN BAHAN BAKU KERIPIK KENTANG DI INDUSTRI KECIL MENENGAH BENCOK 26

USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS SISTEM PERSEDIAAN PART UNTUK ORDER EKSPOR SERVICE PART YANG DIAKIBATKAN OLEH ABNORMAL DEMAND DARI IMPORTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB V HASIL DAN ANALISA

APLIKASI SISTEM MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DI PT. LISA CONCRETE INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

Perhitungan Waktu Siklus Perhitungan Waktu Normal Perhitungan Waktu Baku Tingkat Efisiensi...

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning di PT. Alcorindo Sejahtera

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 1. Pendahuluan. Keadaan perekonomian di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DAN PENYELESAIAN MASALAH

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB III. Metode Penelitian. untuk memperbaiki keterlambatan penerimaan produk ketangan konsumen.

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan Data penjualan grout tipe Fix pada PT.Graha Citra Mandiri mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan pada tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 Tabel 4.1 Data Penjualan Grout tipe Fix Periode 2004 Tahun Bulan Penjualan Satuan Januari 4070 kg Februari 4183 kg Maret 4465 kg April 3988 kg Mei 4628 kg 2004 Juni 4145 kg Juli 4338 kg Agustus 4548 kg September 3893 kg Oktober 4430 kg November 4310 kg Desember 4503 kg

49 Tabel 4.2 Data Penjualan Grout tipe Fix Periode 2005 Tahu Bula Penjuala Satua Janua 464 kg Februa 440 kg Mare 429 kg Apri 479 kg Me 415 kg Jun 447 200 kg Jul 476 kg Agustu 528 kg Septemb 473 kg Oktob 533 kg Novemb 406 kg Desemb 407 kg Tabel 4.3 Data Penjualan Grout tipe Fix Periode 2006 Tahun Bulan Penjualan Satuan Januari 4520 kg Februari 5020 kg Maret 5840 kg April 4483 kg 2006 Mei 5013 kg Juni 5105 kg Juli 5843 kg Agustus 4308 kg September 5005 kg Oktober 4925 kg

50 4.1.2 Data Bahan Baku Tabel 4.4 menunjukkan data-data yang berkaitan dengan bahan baku untuk memproduksi grout tipe fix : Tabel 4.4 Data Bahan Baku No Nama Barang Lead Time Harga/kg Sisa Satuan 1 Semen 0 bulan Rp 800 2120 kg 2 Obat 1 bulan Rp 194,000 54.3 kg 3 Pigmen A 1 bulan Rp 26,190 225 kg 4 Pigmen B 1 bulan Rp 26,190 150 kg 5 Zat K 1 bulan Rp 38,800 3180 kg 4.1.3 Data Bill of material Tabel 4.5 adalah tabel Bill of material untuk memproduksi 1 kg grout tipe fix : Tabel 4.5 Bill of material No Nama Barang Berat (Kg) Persentase 1 Semen 0.7 70.00% 2 Obat 0.05 5.00% 3 Pigmen A 0.05 5.00% 4 Pigmen B 0.05 5.00% 5 Zat K 0.15 15.00% TOTAL 1 100.00%

51 4.1.4 Biaya Simpan dan Biaya Pesan Bahan Baku Data berikut adalah merupakan asumsi dari perusahaan untuk menentukan biaya-biaya yang terkait dalam pemesanan dan penyimpanan bahan baku.. Biaya pesan dan biaya simpan antara lain : 1. Biaya Pesan (Order Cost) Biaya pesan merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali dilakukan pemesanan barang. Biaya-biaya yang terkait dengan biaya pesan bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.6 : Tabel 4.6 Biaya Pesan Keterangan Biaya Telepon & Fax Rp 10,000 Administrasi Rp 10,000 Pemeriksaan & Penerimaan Rp 20,000 Total Biaya Pesan Rp 40,000 2. Biaya Simpan (Holding Cost) Biaya simpan per tahun diasumsikan sebesar 15% dari harga bahan. Di dalamnya sudah termasuk biaya listrik dan biaya perawatan bahan. Tabel 4.7 adalah data biaya simpan masing-masing jenis bahan baku :

52 Tabel 4.7 Biaya Simpan No Jenis Bahan Baku Biaya Simpan 1 Semen Rp 10 2 Obat Rp 2,425 3 Pigmen A Rp 327 4 Pigmen B Rp 327 5 Zat K Rp 485 4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Peramalan Pola data penjualan grout tipe Fix mulai dari Januari 2004 sampai dengan Oktober 2006 ditunjukkan oleh gambar 4.1 : Data Penjualan Grout Type Fix Periode Jan 2004 - Okt 2006 Penjualan 6000 5500 5000 4500 4000 3500 3000 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 Periode Data Penjualan Gambar 4.1 Grafik Penjualan Grout Tipe Fix

53 Dilihat dari grafik diatas jenis data penjualan grout type Fix menunjukan pola data Trend karena menunjukan kenaikan atau penurunan jangka panjang dalam data. Trend merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan. Metode peramalan yang cocok digunakan untuk pola data sifat trend antara lain: Metode Double Moving Average Metode Double Exponential Smoothing Metode Asosiatif Dari ketiga metode peramalan di atas dilakukan perbandingan dan dicari nilai error yang paling kecil untuk meramalkan permintaan 6 bulan ke depan. Hasil peramalan dengan menggunakan ketiga metode di atas ditunjukkan pada tabel 4.8 :

54 Tabel 4.8 Hasil Peramalan No Metode MSE 1 Double Moving Average 3 bulan 14.121.091,14 2 Double Moving Average 4 bulan 10.566.688,66 3 Double Moving Average 5 bulan 8.877.223,58 4 Double Moving Average 6 bulan 7.889.218,44 5 Double Exponential Smoothing α = 0.1 6.495.360,04 6 Double Exponential Smoothing α = 0.2 7.536.429,46 7 Double Exponential Smoothing α = 0.3 8.861.5.3,50 8 Double Exponential Smoothing α = 0.4 10.409.829,18 9 Double Exponential Smoothing α = 0.5 12.293.945,43 10 Double Exponential Smoothing α = 0.6 14.674.801,87 11 Double Exponential Smoothing α = 0.7 17.789.311,54 12 Double Exponential Smoothing α = 0.8 22.011.552,80 13 Double Exponential Smoothing α = 0.9 27.953.680,51 14 Assosiatif 5.206.540,71 4.2.2 Master Production Schedule (MPS) Hasil perhitungan MPS ditunjukkan pada tabel 4.9. Tabel 4.9 MPS Lead Time: 0 Description: Grout type Fix On Hand: 1260 Safety Stock: 800 Periode Past Due 1 2 3 4 5 6 Forecast 5100 5128 5156 5185 5213 5241 Actual Order 0 0 0 0 0 0 Project Available Balance 1260 2060 2860 3660 4460 5260 6060 Available To Promise 7160 7988 8816 9645 10473 11301 Master Schedule 5900 5928 5956 5985 6013 6041

55 4.2.3 Bill of material (BOM) Gambar 4.2 adalah struktur produk untuk memproduksi grout tipe fix Gambar 4.2 Bill of material Produk Grout tipe Fix 4.2.4 Material Requirement Planning (MRP) Perhitungan MRP menggunakan 3 metode, yaitu : MRP teknik Lot For Lot (LFL) Teknik LFL adalah teknik memesan sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak ada sisa persediaan selain safety stock. MRP Teknik Economic Order Quantity (EOQ) Perhitungan dengan metode EOQ ditunjukkan pada tabel 4.10 : Tabel 4.10 Metode EOQ No Jenis Bahan Baku Harga/Kg Biaya Simpan Biaya Pesan Jumlah Demand EOQ 1 Semen Rp 800 10 Rp 40,000 24,754 14,073 2 Obat Rp 194,000 2,425 Rp 40,000 1,768 242 3 Pigmen A Rp 26,190 327 Rp 40,000 1,768 658 4 Pigmen B Rp 26,190 327 Rp 40,000 1,768 658 5 Zat K Rp 38,800 485 Rp 40,000 5,304 936 MRP Teknik POQ

56 MRP Teknik POQ Perhitungan dengan metode POQ ditunjukkan pada tabel 4.11 : Tabel 4.11 Metode POQ No Jenis Bahan Baku Harga/Kg Biaya Simpan Biaya Pesan Jumlah Demand Rata-rata POQ 1 Semen Rp 800 10 Rp 40,000 24,754 4,126 4 2 Obat Rp 194,000 2,425 Rp 40,000 1,768 295 1 3 Pigmen A Rp 26,190 327 Rp 40,000 1,768 295 3 4 Pigmen B Rp 26,190 327 Rp 40,000 1,768 295 3 5 Zat K Rp 38,800 485 Rp 40,000 5,304 885 2 4.3 Analisa Data 4.3.1 Analisa Hasil Peramalan Dari data penjualan, setelah menentukan metode yang akan digunakan, maka kita dapat melakukan permintaan peramalan dengan metode yang telah ditentukan. Metode peramalan yang digunakan yaitu metode Double Moving Average, Metode Double Exponential Smoothing, dan Metode Asosiatif. Ternyata dari hasil perhitungan, nilai error paling kecil adalah metode Assosiatif dengan nilai Mean Square Error (MSE) sebesar 5.206.540,71. Jadi, metode peramalan yang paling tepat untuk digunakan adalah metode Assosiatif bila dibandingkan dengan metode lainnya. Peramalan 6 bulan ke depan dengan menggunakan metode Assosiatif sebagai input ke MPS yaitu : 1. Untuk Bulan November 2006 adalah 5100 kg. 2. Untuk Bulan Desember 2006 adalah 5128 kg. 3. Untuk Bulan Januari 2007 adalah 5156 kg.

57 4. Untuk Bulan Februari 2007 adalah 5185 kg. 5. Untuk Bulan Maret 2007 adalah 5213 kg. 6. Untuk Bulan April 2007 adalah 5241 kg. 4.3.2 Analisa Master Production Schedule (MPS) Pada tabel hasil perhitungan MPS terlihat bahwa ATP tidak ada yang bernilai negatif karena actual order masih bernilai 0, apabila ATP bernilai negatif artinya perusahaan tidak mampu memenuhi sejumlah pesanan (lost sale). 4.3.3 Analisa Material Requirement Planning (MRP) Untuk perhitungan MRP, On Hand diasumsikan nol walaupun sebenarnya terdapat sisa bahan baku, karena pada perhitungan ini hanya dibatasi untuk satu jens produk saja, yaitu type Fix, sedangkan sisa bahan baku (on hand) yang ada adalah untuk keseluruhan jenis produk. Tabel 4.12 adalah tabel total biaya bila menggunakan metode Lot for Lot (LFL) : Tabel 4.12 Total Biaya Metode LFL No Jenis Bahan Baku Pemesanan Biaya Pesan Jumlah Biaya Simpan/ Persediaan Bulan Total Biaya 1 Semen 6 Rp 40,000 212 Rp 10 Rp 242,118 2 Obat 4 Rp 40,000 1394 Rp 2,425 Rp 3,539,723 3 Pigmen A 4 Rp 40,000 1394 Rp 327 Rp 616,263 4 Pigmen B 4 Rp 40,000 1394 Rp 327 Rp 616,263 5 Zat K 6 Rp 40,000 131 Rp 485 Rp 303,584 Total Rp 5,317,949 Pada tabel 4.13 dapat dilihat total biaya dengan menggunakan metode EOQ. Dari hasil perhitungan EOQ menunjukkan jumlah persediaan bahan baku semen

58 cukup banyak, yaitu sebanyak 41.169 kg (± 823 sak). Nilai tersebut bisa sebanyak itu karena sekali pemesanan dengan EOQ sebanyak 14.073 kg (± 280 sak). Jumlah pemesanan bisa sebanyak itu karena perbedaan biaya pesan dengan biaya simpan yang cukup besar. Tabel 4.13 Total Biaya Metode EOQ No Jenis Bahan Baku Pemesanan Biaya Pesan Jumlah Biaya Simpan/ Persediaan Bulan Total Biaya 1 Semen 2 Rp 40,000 41169 Rp 10 Rp 491,688 2 Obat 6 Rp 40,000 912 Rp 2,425 Rp 2,450,873 3 Pigmen A 3 Rp 40,000 1790 Rp 327 Rp 705,903 4 Pigmen B 3 Rp 40,000 1790 Rp 327 Rp 705,903 5 Zat K 6 Rp 40,000 1337 Rp 485 Rp 888,494 Total Rp 5,242,860 tabel 4.13 : Metode ketiga adalah metode POQ, hasil perhitungannya dapat dilihat dari Tabel 4.14 Total Biaya Metode POQ No Jenis Bahan Baku Pemesanan Biaya Pesan Jumlah Biaya Simpan/ Persediaan Bulan Total Biaya 1 Semen 2 Rp 40,000 29512 Rp 10 Rp 375,118 2 Obat 4 Rp 40,000 1394 Rp 2,425 Rp 3,539,723 3 Pigmen A 2 Rp 40,000 2894 Rp 327 Rp 1,027,325 4 Pigmen B 2 Rp 40,000 2894 Rp 327 Rp 1,027,325 5 Zat K 3 Rp 40,000 3081 Rp 485 Rp 1,614,334 Total Rp 7,583,824 Dari hasil perhitungan ketiga metode MRP, ternyata metode EOQ adalah metode yang paling baik digunakan karena total biaya yang paling kecil dibandingkan diantara ketiga metode MRP yang digunakan. Akan tetapi, walaupun total biaya

59 metode EOQ yang paling kecil, pembelian semen sebanyak 280 sak sekali pesan tidak bisa terealisasi dengan keadaan gudang yang sekarang ini. Dengan persediaan semen sebanyak 280 sak, gudang menjadi sempit dan sangat menganggu jalur aliran bahan baku yang lainnya, di samping itu, pemesanan semen dengan menggunakan metode LFL jauh lebih hemat bila dibandingkan dengan metode EOQ. Tabel 4.14 menunjukkan metode terbaik yang digunakan memesan tiap-tiap jenis bahan baku ditinjau dari segi biaya yang dikeluarkan : Tabel 4.15 Kombinasi Metode No Jenis Bahan Baku Metode Metode Metode Biaya Metode LFL EOQ POQ Termurah Terbaik 1 Semen Rp 242,118 Rp 491,688 Rp 375,118 Rp 242,118 LFL 2 Obat Rp 3,539,723 Rp 2,450,873 Rp 3,539,723 Rp 2,450,873 EOQ 3 Pigmen A Rp 616,263 Rp 705,903 Rp 1,027,325 Rp 616,263 LFL 4 Pigmen B Rp 616,263 Rp 705,903 Rp 1,027,325 Rp 616,263 LFL 5 Zat K Rp 303,584 Rp 888,494 Rp 1,614,334 Rp 303,584 LFL TOTAL Rp 4,229,099 Dari tabel kombinasi di atas, dapat ditarik 1 kesimpulan baru, untuk pemesanan bahan baku selain obat menggunakan metode LFL, karena biayanya paling kecil, sedangkan untuk obat, teknik pemesanan menggunakan metode EOQ. 4.4 Evaluasi Kinerja PT. Graha Citra Mandiri merupakan suatu perusahaan yang menerapkan make to order di dalam sistem persediaannya, selama ini perusahaan melakukan pemesanan bahan baku kepada pemasok berdasarkan pengalaman pemakaian bahan baku yang

60 lalu. Metode pemesanan ini kurang menguntungkan karena dapat menyebabkan jumlah pemesanan kurang tepat sehingga dapat menimbulkan kekurangan bahan baku pada saat proses produksi berlangsung. Bila hal ini terjadi, perusahaan akan mengalami berbagai kerugian. Kerugian-kerugian yang mungkin terjadi, antara lain : a. Kekurangan bahan baku akan menyebabkan proses produksi terhambat b. Jadwal pengiriman barang hasil produksi terlambat, dan jika hal ini sering terjadi maka akan memungkinkan pelanggan akan berpaling ke pesaing. Apabila perusahaan mengadakan kekurangan bahan dengan segera, hal ini pun dapat menambah biaya karea pada umumnya pesanan kilat akan lebih mahal daripada pesanan regular. Untuk menghindari hal-hal di atas, maka diusulkan menggunakan metode MRP karena MRP digunakan untuk menentukan besarnya kuantitas persediaan yang dibutuhkan, pada saat kapan akan dilakukan pemesanan bahan baku dan bilamana produk itu akan diproduksi. Dengan demikian pengendalian persediaan lebih optimal, yaitu tersedianya bahan baku yang cukup, dalam arti tidak terjadi kelebihan atau kekurangan bahan baku dan kelancaran produksi dapat terus berjalan.

61 4.5 Rencana Implementasi Salah satu masalah yang sedang dihadapi PT.Graha Citra Mandiri adalah mengenai sistem persediaan, penulisan ini mengusulkan suatu metode sistem persediaan dengan menggunakan teknik Material Requirement Planning (MRP) agar pemesanan bahan baku dapat dilakukan pada saat dan jumlah yang tepat serta dengan biaya yang minimum. Penerapan sistem MRP ini mula-mula diuji coba pada 1 produk terlebih dahulu yaitu grout tipe Fix selama kurang lebih 6-8 periode. Apabila usulan metode ini berjalan dengan sukses, maka secara bertahap untuk produk-produk lainnya juga diterapkan sistem MRP. Selama kurang lebih 6-8 periode dilakukan hal-hal seperti penyuluhan dan bimbingan kepada karyawan mengenai sistem MRP yang akan diterapkan serta persiapan perapihan berkas-berkas yang terkait untuk perhitungan MRP produk lainnya. Untuk memudahkan perhitungan, dalam penerapan MRP di perusahaan dibantu dengan menggunakan program berbasis VB (Visual Basic) dan SQL Server.