BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Depskripsi Subjek Penelitian Peneliti memilih tempat untuk penelitian di SMA Kristen 1 Salatiga, sekolah ini beralamatkan di kota Salatiga Jln. Osamaliki no. 32 dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, dengan jumlah 19 siswa yang memiliki kategori rendah kemampuan komunikasi interpersonalnya. Subyek penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kontrol. Delapan (8) siswa kelas XI IPS 1 untuk kelompok eksperimen dan sebelas (11) siswa kelas XI IPS 2 dan 3 untuk kelompok kontrol. 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Tes Awal (Pre test) Tes awal (pre test) dilakukan pada tanggal 23-24 Juli 2013 dengan cara menyebarkan skala kemampuan komunikasi interpersonal yang terdiri dari 35 item pernyataan. Skala kemampuan komunikasi interpersonal ini dibagikan kepada 74 siswa SMA Kristen 1 Salatiga, yang terdiri dari 3 kelas XI IPS 1, 2 dan 3. Hasil dari pengolahan data diperoleh bahwa ada 19 siswa kelas XI IPS yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal dalam katagori rendah. Kesembilanbelas 52
siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 siswa kelas XI IPS 1 kelompok eksperimen dan 11 siswa kelas XI IPS 2 dan 3 kelompok kontrol. Pembagian kelompok eksperimen dan kontrol ini berdasarkan nilai skor dari hasil penyebaran skala sikap kemampuan komunikasi interpersonal. Selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Tabel 4.1 Data Skor Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Kode Nama Skor No Nama Kode Skor 1 DS 107 1 AL 112 2 ER 100 2 VT 93 3 FB 98 3 YD 105 4 NA 107 4 CN 104 5 NV 103 5 DN 100 6 WG 101 6 IT 100 7 YN 98 7 NY 110 8 ND 104 8 RY 105 9 AN 96 10 VN 108 11 YH 104 Total 818 Total 1137 Rata-rata 102,3 Rata-rata 103,4 Hasil yang didapat dari tabel 4.1 di atas dapat dijabarkan bahwa data skor pre test perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat selisih nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 102,3 sedangkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 103,4. 53
Tabel 4.2 Hasil Uji Mann-Whitney Homogenitas Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Nilai Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Kelompok eksperimen 8 10.31 82.50 kelompok kontrol 11 9.77 107.50 Total 19 Test Statistics b Nilai Mann-Whitney U 41.500 Wilcoxon W 107.500 Z -.209 Asymp. Sig. (2-tailed).835 Exact Sig. [2*(1-tailed.840 a Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.2 di atas dari hasil pre test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui uji Mann-Whitney diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,835>0,050. Sedangkan mean rank pre test kelompok eksperimen adalah 10,31 dan mean rank pre test kelompok kontrol adalah 9,77 dengan selisih perbedaan sebesar 0,54. Dari hasil perhitungan dapat dikatakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan (homogen) secara signifikan dalam kemampuan komunikasi interpersonal. 54
4.2.2 Layanan (Treatment) Pelaksanaan pemberian layanan (treatment) untuk kelompok eksperimen dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran BK yang disepakati oleh guru BK dan 8 siswa kelompok eksperimen. Layanan bimbingan kelompok dilakukan secara bertahap pada hari kamis pukul 12.05 WIB, dan bisa juga hari lain yang memang sudah disepakati. Materi layanan bimbingan kelompok yang diberikan berdasarkan dari indikator yang terendah yaitu yang membahas mengenal komunikasi interpersonal, empati, perspektif sosial, keluwesan perilaku, mendengarkan, pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi, memonitor diri dan kepekaan. Kegiatan bimbingan kelompok ini dimulai pada tanggal 10 Oktober sampai dengan 14 November 2013 sebanyak 8 pertemuan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan bimbingan kelompok sebagai berikut: a. Tahap pertama dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2013 Tahap Pembentukan Tahap pertaman ini fasilitator memulai dengan menjelaskan secara singkat mengenai bimbingan kelompok, azas-azasnya dan cara melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Setelah itu dilanjutkan dengan kesepakatan kontrak waktu antara fasilitator dengan anggota kelompok. Fasilitator dan angggota 55
kelompok saling memperkenalkan diri masing-masing. Selanjutnya menjelaskan aturan permainan mengenai komunikasi interpersonal. Tahap Peralihan Fasilitator menjelaskan kembali mengenai kegiatan kelompok, menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memasuki kegiatan dan melakukan permainan yang diberikan oleh fasilitator. Tahap Kegiatan Pada tahap kegiatan ini fasilitator membagikan kertas kepada anggota kelompok dan menyuruh anggota kelompok untuk menuliskan pesan berupa unek-unek, pendapat atau hal lainnya yang ingin disampaikan kepada salah satu peserta lainnya. Selanjutnya dari isi pesan yang sudah dituliskan tadi, peserta disuruh untuk mengungkapkan secara langsung kepada peserta yang dimaksud dalam tulisan tersebut untuk menanggapinya. Setelah itu fasilitator menjelaskan mengenai materi komunikasi interpersonal, kemudian diskusi dan sharing mengenai komunikasi interpersonal melalui permainan yang baru saja dilakukan. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap pertama ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan 56
kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan tahap kedua. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan ini anggota kelompok kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan permainan ini, anggota kelompok kurang memahami tujuan dari layanan ini sehingga, belum tercapai sesuai dengan harapan. Pada tahap ini masih ada anggota kelompok yang tidak fokus dan kurang berkonsentrasi. Sehingga pada kegiatan tahap pertama ini belum bisa dikatakan berhasil. b. Tahap kedua dilakukan pada tanggal 17 Oktober 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap kedua. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas adalah empati. 57
Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kedua ini. Permainan ini diberi judul dengarkan ceritaku. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap kedua ini. Tahap Kegiatan Fasilitator membacakan sebuah cerita pendek yang berjudul Pengorbanan. Setiap anggota kelompok diminta untuk memperhatikan dan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh fasilitator dengan baik. Setelah cerita selesai dibacakan, setiap anggota kelompok diharapkan bisa memberikan tanggapan dan respon atas cerita yang sudah didengarkan. Dan terakhir saling berdiskusi apakah peserta sudah bersikap empati dengan cerita yang dibacakan tadi. Selanjutnya fasilitator menjelaskan mengenali empati kepada anggota kelompok. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap kedua ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas 58
mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya tahap ketiga. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan hasil observasi, pada kegiatan ini bisa dikatakan berhasil karena peserta lebih bisa menunjukkan perasaannya saat mendengarkan cerita yang sedih dan terharu. Merespon apa yang disampaikan dengan baik. Pada tahap diskusi peserta juga mengikuti dengan baik, dengan cara dapat menjelaskan, menjawab apa yang ditanyakan oleh fasilitator dengan baik. Pada pertemuan ini dapat berjalan sesuai harapan fasilitator. c. Tahap ketiga dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap ketiga. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai perspektif sosial. Fasilitator menjelaskan sedikit gambaran mengenai apa itu perspektif sosial kepada anggota kelompok yaitu mengungkapkan pandangan dan pendapat mengenai kemungkinan-kemungkinan perilaku lawan bicaranya. 59
Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap ketiga ini. Permainan ini diberi judul buah komunikasi. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap ketiga ini. Tahap Kegiatan Permainan pada tahap ini anggota kelompok dibagi menjadi 4 kelompok yamg terdiri dari 2 orang berpasang-pasangan. Setiap anggota kelompok disuruh memilih buah yang paling disukai. Setelah itu secara acak pasangan yang terpilih maju dalam waktu 5 menit setiap pasangan menyebutkan buat yang peserta pilih secara pergantian begitu seterusnya sampai pada pasangan yang terakhir. Setelah semua peserta bermain, lalu diadakan diskusi dan disimpulkan mengenai permainan yang baru saja dimainkan. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap ketiga ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan 60
selanjutnya tahap keempat. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan hasil observasi, pada tahap kegiatan ini bisa dikatakan cukup berhasil, namun masih ada peserta yang kurang begitu fokus mengikuti kegiatan tersebut. Peserta melaksanakan permainan sangat bersemangat tetapi saat giliran peserta lain yang bermain peserta tidak fokus, sibuk sendiri dan kurang konsentrasi. Pada tahap ini dapat dikatakan cukup berhasil karena masih ada yang kurang sesuai dengan harapan fasilitator.. d. Tahap keempat dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap keempat. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai keluwesan perilaku. Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai 61
tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap keempat ini. Permainan ini diberi judul lakukan untukku. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap keempat ini. Tahap Kegiatan Sebelum kegiatan dilakukan fasilitator membagi anggota kelompok menjadi berpasang-pasangan. Setiap pasangan diberikan masing-masing kertas lipat, dan diminta untuk membuat sesuatu dari kertas lipat tersebut, namun sesuai dengan apa yang diminta oleh pasangan masing-masing dalam waktu 10 menit. Anggota kelompok tersebut saling menanggapi hasilnya apa sudah sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu anggota kelompok diajak berdiskusi mengenai permainan yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan bahwa setiap orang harus bisa bersikap fleksibel dan tidak kaku dan itu semua tergantung dari bagaimana anggota kelompok melakukan dan menanggapinya. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap keempat ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan 62
selanjutnya tahap kelima. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini bisa dikatakan berhasil karena keantusiasan anggota kelompok untuk dapat membuatkan sesuatu untuk temannya ya walaupun kadang ada yang belum sesuai dengan harapan temannya tapi peserta tetap menikmatinya. Sampai ada yang berusaha membuatkan walaupun sebenarnya tidak bisa tapi pasangannya tetap menyemangati untuk dapat berhasil dan menyelesaikannya. Pada tahap diskusi setiap anggota kelompok berusaha untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing, bertanya dan berusaha menjawab apa yang fasilitator tanyakan. Anggota kelompok sudah mulai fokus mengikuti dan memperhatikan kegiatan yang dilakukan, sehingga pada pertemuan kali ini bisa berjalan sesuai dengan harapan fasilitator. e. Tahap kelima dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap kelima. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. 63
Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai mendengarkan. Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kelima ini. Permainan ini diberi judul sepatu lapangan. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap kelima ini. Tahap Kegiatan Fasilitator membagi anggota kelompok menjadi dua kelompok yang masing-masing peserta terdiri dari 4 orang. Fasilitator menyuruh setiap kelompok memilik salah satu anggota kelompok untuk menjadi pembicara kelompok. Selanjutnya setiap kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di lapangan dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan. Setelah itu pembicara kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi ini sekaligus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap peserta dikelompoknya masing-masing. Setelah semua kelompok selesai, kemudian saling berdiskusi dan sharing apakah pembicara telah 64
menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat? Adakah yang dikurangi dan yang ditambah? Sudahkan pembicara menjadi pendengar yang baik?. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap kelima ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya tahap keenam. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan dari observasi, pada kegiatan ini bisa dikatakan berhasil karena anggota kelompok saat antusias dalam mengikuti permainan sepatu lapangan yang dibuat oleh fasilitator, serta pembicara kelompok bisa penyebutkan pendapat dari setiap anggota kelompoknya dengan baik. Pada tahap diskusi anggota kelompok juga dapat menjelaskan tentang menjadi pendengar yang baik dan menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan oleh fasilitator, sehingga pada tahap ini berjalan sesuai dengan harapan fassilitator. 65
f. Tahap keenam dilakukan pada tanggal 5 November 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap keenam. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi. Fasilitator menjelaskan sedikit gambaran mengenai apa itu pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi kepada anggota kelompok. Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap keenam ini. Pada pertemuan kali ini anggota kelompok akan bermain peran. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan bermain peran pada tahap keenam ini. Tahap Kegiatan Pada permainan ini fasilitator menjelaskan tentang skenario ceritanya pada semua anggota kelompok, agar lebih bisa pemahami, fokus dan menghayati peran yang akan mereka perankan. Diharapkan dalam berperan anggota kelompok dapat 66
berekspresi, spontan dan apa adanya. Setelah selesai bermain peran fasilitator dan anggota kelompok saling berdiskusi dan sharing terhadap permainan bermain peran tadi dan pengalaman apa saja yang didapatkan dari permainan tersebut. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap keenam ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya tahap ketujuh. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena anggota kelompok sangat antusias dan senang mengikuti permainan bermain peran ini. Anggota kelompok berusaha menjiwai peran yang diberikan dengan semangat dan penuh ekspresi. Yang menjadi penonton memberikan komentar yang sangat membangun. Pada tahap diskusi anggota kelompok juga dapat berinteraksi dengan baik, menjawab pertanyan dan bisa saling melengkapi sehingga, pertemuan kali ini berjalan sesuai dengan harapan fasilitator. 67
g. Tahap ketujuh dilakukan pada tanggal 7 November 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap ketujuh. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai memonitor diri. Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap ketujuh ini. Permainan ini diberi judul sambung kata. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap ketujuh ini. Tahap Kegiatan Fasilitator membagi anggota kelompok menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 4 orang peserta dari masing-masing kelompok. Selanjutnya diminta masing-masing kelompok berdiri berbanjar dengan pemimpin kelompok berada dipaling ujung. Pemimpin kelompok disuruh mengambil kertas yang didalamnya berisikan sebuah pesan yang harus disampaikan kepada anggota 68
kelompoknya, tetapi hanya boleh diulang sebanyak 2 kali saja. Kemudian pesan tersebut disampaikan secara berurutan oleh anggota kelompok lainnya dengan benar dan sesuai, itulah pemenangnya. Setelah itu fasilitator dan anggota kelompok berdiskusi. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap ketujuh ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Fasilitator membahas mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya tahap kedelapan. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok. Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena anggota kelompok sangat antusias mengikuti permainan sambung kata. Meskipun pesan ditentukan dan dibatasi oleh fasilitator, tetapi anggota kelompok tidak ada yang keberatan dan tetap berusaha menyampaikan pesan tersebut dengan baik dan berusaha mengingatnya. Pada tahap diskusi setiap anggota kelompok dapat menjelaskan, serta dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Anggota kelompok sangat senang dan menikmati permainan. Yang 69
diperoleh pada tahap ini anggota kelompok dapat belajar berkomunikasi dengan orang lain, penyampaikan pesan yang benar dan baik, belajar lebih jeli, fokus dan konsentrasi serta lebih perhatian. Sehingga, pada tahap ini dapat dikatakan berjalan sesuai dengan harapan fasilitator. h. Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 14 November 2013 Tahap Pembentukan Fasilitator mengumpulkan anggota kelompok diruang kelas untuk melakukan kegiatan bimbingan kelompok tahap kedelapan. Sebelum memulai kegiatan fasilitator menanyakan mengenai topik minggu lalu kepada anggota kelompok. Selanjutnya fasilitator melakukan apersepsi mengenai materi yang akan disampaikan. Pada tahap ini topik yang akan dibahas mengenai kepekaan. Tahap Peralihan Fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk memulai kegiatan ini. Kemudian fasilitator menjelaskan mengenai tujuan dan tata cara permainan pada pertemuan tahap kedelapan ini. Permainan ini diberi judul lanjutkan ceritaku. Fasilitator memberikan kesempatan kepada anggota kelompok bertanya mengenai permainan pada tahap kedelapan ini. 70
Tahap Kegiatan Pada permainan ini setiap anggota kelompok diharapkan dapat fokus dalam cerita yang disampaikan fasilitator. Supaya saat anggota kelompok ditunjuk untuk melanjutkan cerita bisa melanjutkan cerita dengan baik dan menyambung secara bergiliran sesuai dengan urutan yang ditunjuk. Setelah semua anggota kelompok bercerita, fasilitator mengajak anggota kelompok untuk berdiskusi tentang permainan yang baru saja dilakukan. Selanjutnya fasilitator menjelaskan dan memberikan pertanyaan pada anggota kelompok. Tahap Pengakhiran Pada tahap pengakhiran ini fasilitator memberitahukan bahwa kegiatan tahap kedelapan ini akan diakhiri. Fasilitator menanyakan kesan-kesan kepada anggota kelompok. Fasilitator memberikan penilaian segera terhadap kegiatan bimbingan kelompok yang baru saja dilakukan. Kemudian, fasilitator menutup kegiatan bimbingan kelompok ini dengan ucapan terima kasih atas partisipasi anggota kelompok selama kegiatan ini berlangsung. Berdasarkan dari observasi, kegiatan ini berhasil karena anggota kelompok sangat antusias dan senang mengikuti permainan lanjutkan ceritaku ini dan peserta dapat melanjutkan cerita dan bisa menjadikan cerita ini lebih baik lagi dengan 71
kreatifitas dan imajinasi yang dimiliki. Pada tahap diskusi anggota kelompok juga melaksanakan dengan baik dengan memberikan pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan dari fasilitator maupun dari anggota kelompok lain. Saat mengikuti layanan ini yang diperoleh Anggota kelompok yaitu mendapat pengalaman, dapat berimajinasi, belajar lebih peka lagi saat berkomunikasi, bisa menjelaskan peka itu seperti apa dan bisa berkreasi. Pada tahap terakhir ini berjalan sesuai dengan harapan pemimpin kelompok. 4.2.3 Tes Akhir (Post test) Tes akhir (post test) dilakukan pada tanggal 21-22 November 2013 di SMA Kristen 1 Salatiga. Peneliti menyebarkan skala kemampuan komunikasi interpersonal yang sudah valid yang berjumlah 35 item pernyataan kepada 19 siswa yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 kelompok eksperimen kelas XI IPS 1 yang sudah diberikan layanan (treatment)dan 11 kelompok kontrol kelas XI IPS 2 dan 3 yang tidak diberikan layanan (treatment)sma Kristen 1 Salatiga. Hasil dari post test skala kemampuan komunikasi interpersonal yang disebarkan tadi diolah melalui SPSS 16.0 dengan teknik analisis Mann-Whitney yang dapat dilihat sebagai berikut ini : 72
Tabel 4.3 Data Skor Post Test Kelompok Eksperimen No Kode Nama Skor 1. DS 115 2. ER 105 3. FB 103 4. NA 115 5. NV 116 6. WG 108 7. YN 105 8. ND 117 Total 884 Rata-rata 110,5 Hasil yang didapat dari tabel 4.3 di atas dapat dijabarkan, data skor post test kelompok eksperimen siswa yang telah melakukan layanan (treatment) skor terendah adalah 103 dan skor tertinggi adalah 117 dengan nilai rata-rata 110,5. Tabel 4.4 Data Skor Post Test Kelompok Kontrol No Kode Nama Skor 1. AL 112 2. VT 93 3. YD 105 4. CN 104 5. DN 100 6. IT 100 7. NY 110 8. RY 105 9. AN 96 10. VN 108 11. YH 104 Total 1137 Rata-rata 103,4 73
Hasil yang didapat dari tabel 4.4 di atas dapat dijabarkan, data skor post test kelompok kontrol siswa yang tidak diberikan layanan (treatment) yaitu skor terendah adalah 93 dan skor tertinggi adalah 112 dengan nilai rata-rata 103,4. Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Nilai Eksperimen 8 13.31 106.50 Kontrol 11 7.59 83.50 Total 19 Test Statistics b Nilai Mann-Whitney U 17.500 Wilcoxon W 83.500 Z -2.202 Asymp. Sig. (2-tailed).028 Exact Sig. [2*(1-tailed.026 a Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.5 di atas dari hasil post test antara kelompok eksperimen dan kontrol melalui uji Mann-Whitney diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,028 0,050. Sedangkan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 13,31 dan mean rank post test kelompok kontrol adalah 7,59 dengan selisih perbedaan sebesar 5,72. Sehingga dapat dikatakan 74
adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol yang diberi layanan (treatment) dengan yang tidak mengenai komunikasi interpersonalnya. Tabel 4.6 Perbedaan Data Skor Pre test dan Post Test Kelompok Eksperimen No Kode Nama Skor Pre Test Skor Post Test 1. DS 107 115 2. ER 100 105 3. FB 98 103 4. NA 107 115 5. NV 103 116 6. WG 101 108 7. YN 98 105 8. ND 104 117 Total 818 884 Rata-rata 102,3 110,5 Hasil dari tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa perbedaan antara pre test dan post test kelompok eksperimen setelah diberikan layanan (treatment) bimbingan kelompok dengan teknik permainan oleh peneliti terdapat selisih nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata pre test sebelum diberikan layanan sebesar 102,3 sedangkan nilai rata-rata post test setalah diberikan layanan sebesar 110,5. Tabel 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen Ranks Kel.Eksp erimen N Mean Rank Sum of Ranks Nilai Pre test 8 5.44 43.50 Post test 8 11.56 92.50 Total 16 75
Test Statistics b Nilai Mann-Whitney U 7.500 Wilcoxon W 43.500 Z -2.583 Asymp. Sig. (2-tailed).010 Exact Sig. [2*(1-tailed.007 a Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kel.Eksperimen Hasil pengolahan uji statistik pada tabel 4.7 di atas dari hasil pre test dan post test kelompok eksperimen melalui uji Mann-Whitney diperoleh hasil yaitu Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,010 0,050. Sedangkan mean rank pre test kelompok eksperimen adalah 5,44 dan mean rank post test kelompok eksperimen adalah 11,56 dengan peningkatan sebesar 6,12. Sehingga dapat dikatakan adanya peningkatan komunikasi interpersonal pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen 1 Salatiga yang yang sangat signifikan setelah diberikannya layanan (treatment) bimbingan kelompok dengan teknik permainan. 4.3 Uji Hipotesis Hasil dari analisis yang telah dilakukan, maka terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, setelah kelompok eksperimen diberikan layanan bimbingan kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji nampak Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,010 0,050. Sedangkan mean rank pre test adalah 5,44 dan mean 76
rank post test adalah 11,56 dengan peningkatan sebesar 6,12. Sehingga dapat dikatakan adanya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen 1 Salatiga yang yang sangat signifikan setelah diberikannya layanan (treatment) bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Sedangkan dari hasil uji Mann-Whitney post test antara kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,028 0,050 dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol yang diberikan layanan dan yang tidak diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Sehingga, hipotesis yang berbunyi Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal secara signifikan siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga yang diajukan peneliti dinyatakan diterima. 4.4 Pembahasan Hasil penelitian pengungkapkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik permainan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pada siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga, secara signifikan pada dilihat dari hasil Asymp. Sign. 2-tailed sebesar 0,028 0,050 dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Serta mean rank pre test sebesar 5,44 dan mean rank post test sebesar 11,56, meningkat sebesar 77
6,12. Sehingga dapat dikatakan adanya peningkatan komunikasi interpersonal pada siswa kelas XI IPS 1 di SMA Kristen 1 Salatiga yang yang sangat signifikan setelah diberikannya layanan (treatment) bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti (2010) yang menunjukkan bahwa bimbingan kelompok sangat berperan dalam upaya meningkatkan komunikasi antar pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun 2010/2011 dengan teknik permainan. Begitupun dengan hasil penelitian Rani (2009) menunjukkan bahwa siswa yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan perilaku komunikasi antapribadinya mengalami peningkatan yang signifikan. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007). Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, melalui layanan bimbingan kelompok peneliti menggunakan teknik permainan untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Melalui layanan bimbingan kelompok siswa yang menjadi kelompok eksperimen tidak merasa terbebani, namun dapat merasa senang dengan melakukan permainan dalam setiap kegiatan yang sedang dilakukan untuk dapat membantu meningkatkan komunikasi interpersonalnya. Hal itu 78
bisa dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan selama layanan berlangsung siswa-siswa merasa bebas untuk dapat berekspresi, melakukan permainan dengan semangat, cepat tanggap dalam menjalankan tugas yang diberikan peneliti, menjawab pertanyaan dengan baik dan antusias. Teknik permainan merupakan pilihan yang bisa dikatakan tepat untuk dapat meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, karena siswa tidak akan merasa sedang dibimbing. 79