ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

IV. METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

III. METODE PENELITIAN

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

LATIHAN SOAL KWU XII

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

IV METODE PENELITIAN

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

Riska Dewi 1), Yusmini 2), Susy Edwina 2) Agribusiness Department Faculty of Agriculture UR ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Transkripsi:

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian Universias Riau Mirfanasrori_agb09nr@yahoo.com/085265646854 ABSTRACT The propose of his sudy is o analyze he financial feasibiliy and analyze he level of sensiiviy in he agro-business ahu in he Labuh Baru Bara vilage Payung Sekaki disric Pekanbaru. Number of respondens one person (Mr. Riyadi). Research mehods using case sudies. To deermine he financial feasibiliy of he agro-business ahu use invesmen crieria, namely: ne presen value (NPV), rae of reurn (IRR) and Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C). Resuls of his sudy indicae ha he agro-busines ahu is feasible obe developed in erms of financial feasibiliy crieria ha demonsrae he business value of NPV (posiive) Rp. 2,601,408,907, IRR 38.99 (DF greaer han 16%), Ne B/C 2:24 (Ne B/C>1) and PBP 5 years 1 monh which means ha his business has been able o cover he cos of he invesmen before he end of business life. Based on invesmen crieria obained in agro-business ahu feasible o develop. The sensiiviy analysis i can be concluded ha he limi price in creasesin soybean ha can sill olelir by 10% and 20% for NPV Rp. (posiive), he value of IRR (DF 16% greaer), and value (Ne B/C<1). Meanwhile, when he price of soybeans increased by 30% effor is no worh i o run as a negaive NPV, IRR values (less han 16% DF) and (Ne B/C<1). Decrease in producion scale limis can be oleraed is a 10% because he value of NPV (posiive), he value of IRR (DF greaer han16%), and value (Ne B/C<1). Meanwhile, when a decline in he scale of producion by 20% effor is no feasible because of he value of NPV (negaive), IRR (less han 16% DF), and value (Ne B/C<1). Keywords: Agroindusry Tahu, Financial Feasibiliy Analysis, Sesnsiiviy PENDAHULUAN Peranian merupakan sekor yang sanga pening dalam perekonomian Indonesia, karena iu sekor peranian eap memegang peranan uama. Perkembangan produksi pangan dan bahan baku indusri dalam negeri sera bahan ekspor yang dihasilkan dari sekor ini akan eapi memiliki pengaruh yang sanga besar erhadap perkembangan harga, persediaan bahan menah dan penyumbang devisa negara. Pembangunan indusri sebagai bagian dari usaha pembangunan ekonomi diarahkan unuk mencipakan srukur ekonomi dengan iik bera indusri maju didukung dengan peranian yang angguh. Dalam hal ini pemerinah elah mencanangkan era indusrialisasi di bidang peranian dengan ujuan dapa meningkakan nilai ambah dari hasil peranian melalui agroindusri.

Pada dasarnya kegiaan agroindusri adalah meningkakan kemampuan pelaku agribisnis dalam meningkakan pendapaan, menyerap enaga kerja lebih banyak, mampu memberikan dampak posiif erhadap sekor lain dan memberikan nilai ambah dari proses ersebu, karena dengan hal ini sekor peranian dapa memperpanjang siklus usaha, menghasilkan produk sekunder yang bermuu, sehingga pihak yang erliba yaiu peani dan pelaku agroindusri memperoleh nilai ambah. Dengan kaa lain nilai ambah merupakan balas jasa dari alokasi enaga kerja dan keunungan pelaku agroindusri. Dalam perusahaan skala rumah angga, pemilik berindak apa saja; mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan bahkan sampai penjualan hasil agroindusri ersebu, karena dalam agroindusri skala rumah angga idak jelas pembagian ugas (Soekarawi, 2001). Agroindusri adalah indusri yang mengolah hasil peranian sebagai bahan baku aau produk akhir yang dapa meningkakan nilai ambah aas komodias peranian sekaligus merubah peranian radisional menjadi modern, akan dapa meningkakan pendapaan dan lapangan kerja di pedesaan yang enunya menuru skala usaha ani yang ekonomis sera efisien (Soekarawi, 2000). Riau merupakan propinsi yang perkembangan ekonominya sebagian besar didukung oleh sekor peranian dan sekor indusri pengolahan, maka Propinsi Riau mempunyai poensi besar sebagai empa berkembangnya indusri pengolahan berbahan baku produk peranian yang dikenal dengan agroindusri berbasis sumberdaya alam. Salah sau hasil indusri pengolahan yang memiliki nilai ekonomis inggi dan mempunyai peluang unuk dikembangkan adalah agroindusri ahu. Indusri pengolahan di Provinsi Riau sebagian besar masih dalam skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada Tahun 2010, di Provinsi Riau yang paling banyak erdapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah Koa Pekanbaru yaiu sebanyak 93.095 pelaku usaha. Selanjunya diikui oleh Kabupaen Indragiri Hilir yang mencapai 54.595 pelaku usaha UMKM (Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, 2011). Salah sau agroindusri pengolahan pangan di Koa Pekanbaru yang berkembang dengan baik adalah agroindusri ahu. Perkembangan agroindusri ahu diliha dari aspek produksi dan aspek pasar semakin lama umbuh dan berkembang menjadai besar dan mampu memenuhi kebuuhan pasar yang ada di koa pekanbaru. Agroindusri Adi Jaya Tahu merupakan salah sau pelaku usaha yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku kedelai menjadi produk ahu. Skala produksi agroindusri Adi Jaya Tahu cukup besar dan cukup berkembang baik. Semakin besar suau usaha dijalankan anpa adanya pengelolaan dari segi manajemen maupun pengelolaan finansial yang epa, maka akan semakin besar resiko yang dihadapinya. Resiko lain yang di hadapi oleh pengusaha agroindusri ahu yaiu adanya pesaing usaha sejenis yang banyak bermunculan dan adanya peningkaan harga inpu bahan baku maupun bahan penunjang. Peningkaan harga bahan baku kedelai dan bahan baku penunjang dapa menyebabkan para pelaku usaha agroindusri ahu di Koa Pekanbaru semakin besar dalam mengeluarkan biaya produksi yang digunakan unuk kegiaan produksi. Hal ini akan sanga mempengaruhi erhadap pendapaan pelaku usaha agroindusri ahu di Koa Pekanbaru bila idak dianisipasi dengan baik.

Berdasarkan kondisi yang ada penulis erarik unuk melakukan peneliian enang Analisis Kelayakan Finansial Usaha Agroindusri Tahu (Sudi Kasus Di Agroindusri Adi Jaya Tahu di Kelurahan Labuh Baru Bara Kecamaan Payung Sekaki Koa Pekanbaru. Tujuan peneliian unuk mengeahui: 1. Kelayakan finansial usaha agroindusri Adi Jaya Tahu ahu diliha dari nlai NPV, IRR, Ne B/C, dan PP). 2. Menganalisis ingka kepekaan (sensiivias) pada agroundusri Adi Jaya Tahu, apabila erjadi perubahan ingka harga bahan baku dan penurunan skala produksi. METODE PENELITIAN Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Kecamaan Payung Sekaki karena Kecamaan ini merupakan daerah senra pengembangan indusri ahu di Koa Pekanbaru. Agroindusri Adi Jaya Tahu dipilih sebagai responden dengan perimbangan bahwa agroindusri ini mempunyai skala usaha yang cukup besar sera elah ercaa dalam daa Disperindag Koa Pekanbaru dan belum pernah melakukan sudi kelayakan finansial erhadap usahanya. Meode Pengambilan Daa Meode yang dipergunakan dalam peneliian ini adalah meode sudi kasus (Case Sudy) dengan mengadakan pengamaan langsung di lapangan, mencari informasi awal enang usaha agroindusri ahu yang akan dijadikan responden. Sudi kasus (Case Sudy) merupakan suau peneliian inensif mencangkup semua informasi relevan erhadap seorang aau beberapa orang (Karano dan Gulo, 2000) dan pengerian yang kedua Sudi Kasus merupakan informasi informasi hisoris aau biografis enang seorang individu, seringkali mencangkup pengalamannya dalam suau bidang. Sumber daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini erdiri dari daa primer dan daa sekunder. Daa primer diperoleh berupa daa langsung dari agroindusri ahu melalui wawancara langsung dengan Bapak Riyadi sebagai pemilik usaha agroindusri. Daa sekunder diperoleh dari kepusakaan, Dinas Perindusrian dan Perdagangan Koa Pekanbaru, Badan Pusa Saisik, peneliian erdahulu, lieraur yang ada hubungannya dengan peneliian ini dan insansiinsansi yang erkai lainnya. Analisis Daa Analisis daa dilakukan sesuai dengan ujuan peneliian. Daa yang diperoleh erlebih dahulu diabulasi kemudian baru dianalisis dengan berbagai perhiungan: Analisis Trend Linier Persamaan rend dengan menggunakan meode leas squares mehod dijabarkan sebagai beriku: Y c a b(x)

Dimana: Y c = nilai yang diperkirakan a,b = nilai konsana dan coefisien dalam sebuah persamaan rend x = rangkaian ahun Analisis Krieria Invesasi Analisis Krieria invesasi anara lain; NPV (Ne Presen Value),Ne B/C Raio, IRR (Iner Rae of Reurn), Pay Back Periode (PBP). Unuk menganalisis kelayakan usaha agroindusri ahu, digunakan rumus : (Ibrahim,2009) 1. Ne Presen Value (NPV) Ne Presen Value (NPV) merupakan selisih anara presen value dari benefi dan presen value dari biaya selama umur proyek yang dapa dihiung dengan rumus : di mana : NB C i n keerangan : NPV > 0 NPV < 0 NPV = 0 NPV = i (1 + i) -n = Ne Benefi = Benefi - Cos = Biaya Invesasi + Biaya Operasi = Benefi yang elah di-discoun = Cos yang elah di-discoun = Discoun fakor = Tahun (waku), Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan,, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan,, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin 2. Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR adalah suau ingka discoun rae yang menghasilkan NPV = 0 (nol), dengan demikian jika: Unuk menenukan besarnya nilai IRR harus dihiung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai posiif maka discoun facor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan ersebu maka IRR berada anara nilai NPV posiif dan NPV negaif yaiu pada NPV = 0 Formula : IRR = i 1 +. Dimana: i 1 = ingka discoun rae yang menghasilkan NPV 1 i 2 = ingka discoun rae yang menghasilkan NPV 2 keerangan : IRR > SOCC, Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan IRR = SOCC, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin IRR < SOCC, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan

3. Ne Benefi Cos Raio Ne Benefi Cos Raio merupakan perbandingan anara ne benefi yang elah didiskon posiif (+) dengan ne benefi yang elah didiskon negaive (-) dengan formula sebagai beriku: Ne B/C = Keerangan : Ne B/C > 1 Ne B/C = 1 Ne B/C < 1, Usaha ersebu feasible (go) unuk dilaksanakan, Usaha ersebu berada dalam keadaan break even poin, Usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan 4. Pay Back Period (PBP) PBP adalah jangka waku erenu yang menunjukkan erjadinya arus penerimaan (cash in flows) yang secara kumulaif sama dengan jumlah invesasi dalam benuk presen value. PBP digunakan unuk mengeahui berapa lama proyek dapa mengembalikan invesasi Rumus: HASIL DAN PEMBAHASAN Kelayakan Usaha Agroindusri Tahu Analisis finansial dilakukan unuk meliha sejauh mana usaha agroindusri ahu ini dapa dikaakan layak dari aspek finansial. Unuk menilai layak aau idak usaha ersebu dari aspek finansial digunakan krieria kelayakan invesasi. Krieria kelayakan invesasi yang digunakan dianaranya Ne Presen Value(NPV), Ne Benefi Cos Raio (Ne B/C), Inernal Rae of Reurn (IRR), dan Payback period (PBP). Analisis krieria kelayakan invesasi ersebu menggunakan arus kas (cash flow) unuk mengeahui besarnya manfaa dan biaya yang dikeluarkan selama umur bisnis. Usaha agroindusri ni adalah usaha yang baru berjalan selama ± 5 ahun, yaiu dari ahun 2007-2011 sehingga analisis finansial dalam peneliian ini bersifa evaluasi kelayakan usaha berdasarkan daa yang elah diperoleh dilapangan. Sudi kelayakan dilakukan unuk meliha apakah usaha agroindusri ini dalam waku 10 ahun kedepan masih layak unuk dikembangkan aau idak. Dalam analisis kelayakan usaha ini ingka inflasi yang dipergunakan sebesar 7.5 % dari raa-raa inflasi BI pada ahun 2003 sampai dengan 2012 dan ingka bunga yang dipergunakan sebagai discoun facor sebesar 16 % sesuai dengan ingka suku bunga pinjaman modal kerja yang di peroleh dari Koperasi Simpan Pinjam ULAM dikenakan bunga sebesar 16%.

Tabel 1. Nilai dan Kreeria Invesasi Agroindusri Tahu Kreeria Invesasi Nilai NPV Rp. 2.601.408.907 Ne B/C 2,24 IRR 38,99% PBP 5 ahun 1 bulan Sumber: Daa Olahan (2013) Dari Tabel 1, kia dapa mengeahui bahwa NPV yang merupakan selisih dari nilai sekarang dari invesasi dengan nilai sekarang dari pendapaan bersih, di masa yang akan daang NPV bernilai posiif sebesar Rp 2.601.408.907,-. Nilai Ne B/C pada usaha agroindusri ahu 2.24 sehingga usaha agroindusri ahu layak di jalankan (Ne B/C> 1). Nilai IRR sebesar 38,99% (lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunkan 16 %), BP 5 ahun 1 bulan yang berari usaha ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhiungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak unuk dijalankan. Ne Presen Value Ne presen value (NPV) dihiung dari selisih benefi dengan Cos yang elah didiscoun facorkan erlebih dahulu aau NPV dapa menunjukkan kelebihan benefi dibandingkan dengan biaya. Dalam perhiungan nilai NPV digunakan discoun facor16%, sesuai dengan ingka suku bunga kredi modal kerja yang dipinjam dari Koperasi Simpan Pinjam ULAM. Berdasarkan abel 10 diunjukan bahwa dengan ingka discoun facor (DF) 16% akan menghasilkan nilai Ne presen value (NPV) sebesar Rp 2.601.408.907 yang berari bahwa dengan ingka pengembalian bunga (Discoun Facor) sebesar 16% usaha ini akan memberikan keunungan sebesar Rp 2.601.408.907, selama umur proyek 10 ahun menuru nilai waku uang sekarang. Tabel 2. Ne Presen Value Usaha Agroindusri Tahu Tahun Benefi DF (16%) Presen Value a DF 16% (Rp) 0 (2.096.900.012) 1,00 (2.096.900.012) 1 563.407.975 0,86 485.696.530 2 734.773.176 0,74 546.056.165 3 823.252.459 0,64 527.423.005 4 920.912.444 0,55 508.611.745 5 996.381.363 0,48 474.390.135 6 1.163.350.501 0,41 477.488.202 7 1.287.472.136 0,35 455.545.661 8 1.420.467.490 0,31 433.278.745 9 1.564.029.252 0,26 411.266.153 10 1.670.110.108 0,23 378.586.577 Toal 9.047.222.891 2.601.408.907 Sumber :Daa primer, olah daa 2012

Tabel 2 diaas dapa diliha bahwa nilai NPV dengan discoun facor 16% adalah sebesar Rp 2.601.408.907 yang bernilai posiif. Ini menandakan bahwa nilai dari NPV lebih besar dari sau, hal ini menunjukkan bahwa usaha agroindusri ahu ini layak unuk dikembangkan. Inernal Rae of Reurn (IRR) Inernal Rae of Reurn adalah suau krieria invesasi yang digunakan unuk mengeahui persenase keunungan kegiaan usaha seiap ahun. Pengerian IRR menuru krieria ini jika IRR lebih besar dari ingka bunga maka invesasi layak unuk dikembangkan. Nilai IRR dicari dengan cara coba-coba (Trial and error) yaiu dengan menggunakan ingka suku bunga. Cara ini dilakukan dengan menaikkan nilai discoun facor unuk mendapakan nilai IRR yang posiif dan negaif. Semakin inggi nilai discoun facor maka nilai presen valuenya semakin rendah. Dengan menggunakan meode ini maka ingka discoun facor yang digunakan adalah sebesar 37% dan 42%. Nilai NPV posiif berada pada ingka suku bunga 37% dengan nilai NPV Rp.127.850.579 dan pada ingka suku bunga 42% menunjukan nilai NPV negaif lebih kecil dari nol dengan nilai NPV Rp. (194.027.689). Dari hasil ersebu dapa dihiung besar nilai IRR sebagai beriku: IRR 37% 127.850.579 127.850.579 (-194.027.689) (42% 37%) IRR 37% 127.850.579 321.878.268 5% IRR 38,99% Dari perhiungan diaas dikeahui bahwa nilai IRR sebesar 38,99%, nilai ini lebih besar dari ingka bunga pinjaman yang digunakan dalam perhiungan (16%) yang berari bahwa ingka pengembalian yang hasilkan dari invesasi pada pengembangan usaha agroindusri ini lebih besar nilainya dibandingkan ingka pengembalian yang dihasilkan dari invesasi yang dilakukan pada bank dengan suku bunga yang berlaku. Dengan demikian, krieria unuk usaha agroindusri ahu ini dinilaimasih layak unuk dikembangkan pada ingka suku bunga pinjaman yang berlaku di masyaraka (SOCC) maksimum 38,99%. Ne Benefi Cos Raio Ne benefi cos raio merupakan perbandingan anara ne benefi yang elah di discoun posiif (+) dengan ne benefi yang elah di discoun negaif (-). Presen value yang posiif diperoleh dengan mengurangkan pendapaan oal dengan biaya yang bernilai posiif (+). Sedangkan presen value yang bernilai negaif diperoleh dari hasil pengurangan pendapaan koor dengan oal biaya pada ahun nol usaha berdiri, dimana nilai presen valuenya negaif.

Ne B/C = n n 0 0 Ne B/C = 2,24 B B C C Berdasarkan perhiungan Ne B/C, maka diperoleh nilai Ne B/C adalah sebesar 2,24 nilai ersebu menunjukkan bahwa usaha aroindusri ahu ini layak unuk dikembangkan karena nilai Ne B/C lebih besar dari sau. Pay Back Periode (PBP) Analisis Payback Period (PBP) dilakukan berujuan unuk mengeahui jangka waku pengembalian invesasi, yang dihiung dari arus penerimaan bersih yang elah di-discoun facor. Beriku ini perhiungan nilai Payback Period (PBP) sebagai beriku : PBP 5 2.096.900.012 2.067.787.445 474.390.135 PBP 5 29.146.567 474.390.135 PBP 5 0,06 PBP 5 ahun 1bulan Tabel 2. menunjukkan bahwa unuk nilai T p-i dihiung secara kumulaif dari nilai benefi yang elah di discoun (485.696.530 + 546.056.165 + 527.423.005 + 508.611.745 = Rp.2.067.787.445, karena pada ahun ke empa erdapa kumulaif benefi yang berada dibawah jumlah invesasi yang elah di discoun. Apabila diambil kumulaif benefi hingga ahun kelima, disini jumlah benefi lebih besar dari jumlah invesasi. Selanjunya nilai B p yaiu jumlah benefi pada PBP adalah sebesar Rp. 474.390.135, arinya pada ahun kelima erdapa jumlah kumulaif benefi sama dengan jumlah invesasi. Hasil perhiungan Payback Period (PBP) agroindusri ahu ini akan mencapai iik pengembalian pada saa usaha berumur 5 ahun 1 bulan. Bila di injau dari umur usaha agroindusri yang mencapai 10 ahun, hal ini berari bahwa usaha agroindusri ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir, maka usaha ini memungkinkan dan layak unuk dikembangkan karena jangka waku pengembalian invesasi lebih kecil dari umur proyek. Analisis Sensiivias Seelah melakukan perhiungan dengan menggunakan krieria penilaian kelayakan finansial, maka perlu dilakukan analisis sensiivias unuk menganisipasi beberapa fakor kemungkinan yang akan erjadi (Musa 2012).

Analisis sensiivias perlu dilakukan unuk memperkirakan kesalahan pendugaan erhadap suau resiko proyek/usaha. Kesalahan dapa selalu erjadi karena fakor manusia dan fakor lingkungan. Fakor manusia arinya bahwa manusia seringkali melakukan kesalahan dalam memperhiungakan segala sesuau. Sedangkan fakor lingkungan arinya adanya kemungkinan kenaikan harga inpu secara mendadak keika proyek dilaksanakan. Akiba kenaikan harga inpu kedelai yang sering erjadi selama ini anpa di ikuinya kenaikan harga produk ahu maka akan menyebabkan suau resiko pada produsen jika idak dianisipasi secara baik. Oleh karena iu analisis sensiivias dilakukan erhadap beberapa komponen yang mungkin menimbulkan kenaikan biaya, dan mengakibakan penurunan produksi yaiu: 1. Harga Fakor Produksi Kedelai Tabel 3. Analisis Sensiivias Terhadap Kenaikan Harga Bahan Baku Kedelai (Dalam Rupiah) Kenaikan Kedelai (%) NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C (Rp) Normal 2.601.408.907 38,99% 2,24 10%+ 1.587.259.535 29,52% 1,71 20%+ 573.110.163 20,87% 1,24 30%+ (441.039.209) 11,50% 0,83 Sumber :Daa primer, olah daa 2012 2. Analisis Sensiivias Terhadap Perubahan Penurunan Skala Produksi Tabel 4. Analisis Sensiivias Pada Perubahan Tingka Produksi Perubahan Tingka Produksi (%) NPV (Rp) IRR (%) Ne B/C (Rp) Normal 2.601.408.907 38,99% 2,24 10%- 981.807.162 25,22% 1,47 20%- (-637.794.583) 6,92% 0,70 Sumber :Daa primer, olah daa 2012 Hasil analisis sensiivias dapa disimpulkan bahwa baas kenaikan harga kedelai yang masih dapa di olelir sebesar 10% dan 20% karena nilai NPV Rp. (posiif), nilai IRR (lebih besar DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1). Sedangkan bila harga kedelai meningka sebesar 30% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV negaif, nilai IRR (lebih kecil dari DF 16%) dan (Ne B/C<1). Baas penurunan skala produksi yang dapa diolelir adalah sebesar 10% karena nilai NPV (posiif), nilai IRR (lebih besar dari DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1). Sedangkan bila erjadi penurunan skala produksi sebesar 20% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV (negaif), nilai IRR (lebih kecil dari DF 16%), dan nilai (Ne B/C<1).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian yang dilakukan pada usaha agroindusri ahu dapa diambil kesimpulan sebagai beriku: 1. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial menunjukkan nilai NPV Rp. 2.601.408.907 (posiif), nilai IRR 38,99% (lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunakan 16 %), nilai Ne B/C 2.24 (lebih besar dari sau ) dan PBP 5 ahun 1 bulan yang berari usaha ini sudah dapa menuup biaya invesasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhiungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak unuk dijalankan. 2. Hasil analisis sensiivias dapa disimpulkan bahwa baas kenaikan harga kedelai yang masih dapa di olelir sebesar 10% dan 20% karena nilai NPV Rp. (posiif), IRR (berada diaas discoun facor 16%), danne B/C berada diaas baas penerimaan kelayakan yaiu lebih besar dari sau (Ne B/C>1). Sedangkan bila harga kedelai meningka menjadi 30% usaha idak layak unuk dijalankan lagi karena nilai NPV negaif, nilai Ne B/C berada dibawah baas penerimaan kelayakan yaiu lebih keci dari sau (Ne B/C<1) dan nilai IRR (lebih kecil dari discoun facor 16%). Baas penurunan skala produksi yang dapa diolelir adalah sebesar 10% karena karena menghasilkan nilai NPV (posiif), nilai IRR (lebih besar dari discoun facor), dan nilai Ne B/C lebih besar dari sau (Ne B/C>1). Sedangkan bila erjadi penurunan skala produksi sebesar 20% usaha idak layak unuk dijalankan karena nilai NPV (negaif), nilai IRR (lebih kecil dari discoun facor 16%), dan nilai lebih kecil dari sau (Ne B/C<1). Saran 1. Meliha prospek usaha agroindusri ahu yang memberikan keunungan yang besar, disarankan agar agroindusri ini sebaiknya mulai melakukan pembukuan usaha yang melipui daa penjualan, daa pengeluaran usaha dan daa produksi agar dikeahui secara pasi angka penjualan, pemasukan dan pengeluaran dari usaha agroindusri. 2. Dalam melakukan pengembangan usaha kedepannya pengusaha agroindusri perlu memperhaikan besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada saa erjadi kenaikan harga bahan baku dan bahan penunjang produksi agar dapa mengopimalkan produksi. DAFTAR PUSTAKA Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, 2011. Buku Peunjuk Penumbuhan Usaha Mikri dan Usha Kecil Menengah. Provinsi Riau. Dinas Perindusrian dan Perdagangan Koa Pekanbaru, 2011. Dafar Pengusaha Tahu dikoa Pekanbaru, Pekanbaru

Gevisioner, 2008. Pengaruh Gejolak Harga Kedelai Terhadap Indusri Tahu/Tempe di Provinsi Riau. Balai Peneliian dan Pengembangan Provinsi Riau. Ibrahim. 2009. Sudi Kelayakan Bisnis. Jakara. PT Rineka Cipa. Jakara. Kadariah. 1986. Evaluasi Proyek Kepuusan Invesasi. PT Pusaka Binaman Pressindo, Jakara. Karono dan Golo, 2000. Analisis Meode Sudi Kasus hp://www.scribd.com/doc/22415602/sudi-kasus (Diakses jm 10 juni 2-12) Pasaribuan, Ali Musa. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Agribisnis. Andi Offse. Yogyakara Soekarawi, 2000. Sraegi pembangunan peranian yang berwawasan agribisnis dan agroindusri, PT Raja Grafindo Persada, Jakara Soekarawi, 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo press Jakara.