Banking Sector. Push for lower lending rate. Overweight (Maintain) Samuel Equity Research. Sector Update

dokumen-dokumen yang mirip
Telecommunication (Overweight)

Cement (Underweight) 8M17 cement sales jumped on Java s demand hike. Sector Update. Samuel Equity Research 14 September 2017

Jasa Marga Bloomberg: JSMR.IJ Reuters: JSMR.JK

Perusahaan Gas Negara Bloomberg: PGAS.IJ Reuters: PGAS.JK

Summarecon Agung Bloomberg: SMRA.IJ Reuters: SMRA.JK

Indofood Sukses Makmur (INDF) Bloomberg: INDF.IJ Reuters: INDF.JK

Malindo Feedmill Bloomberg: MAIN.IJ Reuters: MAIN.JK

Ramayana Lestari Sentosa Bloomberg: RALS.IJ Reuters: RALS.JK

Semen Indonesia. Earnings Flash

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indosat. Enjoying online transportation boon. BUY (Maintain) Company Update. Samuel Equity Research 25 April 2017

Update 1Q: Technical Outlook 2015

Nippon Indosari Corpindo Bloomberg: ROTI.IJ Reuters: ROTI.JK

Summarecon Agung Bloomberg: SMRA.IJ Reuters: SMRA.JK

Bank Tabungan Negara Bloomberg: BBTN:IJ Reuters: BBTN.JK

Retailer Sector (Neutral)

Semen Baturaja (Persero)

AKR Corporindo Bloomberg: AKRA.IJ Reuters: AKRA.JK

Riset Teknikal Saham Harian

Sector Update : Otomotif (Astra Group)

Sector Update 21 Januari 2010

PT Wismilak In Makmur Tbk

Commodity Sector. Higher supply expectations! Sector Update. Samuel Research 20 April 2017

Bank BNI Bloomberg: BBNI:IJ Reuters: BBNI.JK

Riset Teknikal Saham Harian

Bank BRI Bloomberg: BBRI:IJ Reuters: BBRI.JK

SAMUEL MARKET CHARTS. Daily Edition, February 18, 2016

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Cipaganti Citra Graha

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk.

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

PT Jaya Bersama Indo Tbk.

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Saratoga Investama Sedaya

RISET EKUITAS COMPANY FOKUS

Riset Teknikal Saham Harian

PT Adi Sarana Armada Tbk

Buy Dec 2017 TP (IDR) 85,550 Consensus Price (IDR) 77,068 TP to Consensus Price +11.0% vs. Last Price +22.0%

Bank Permata Bloomberg: BNLI:IJ Reuters: BNLI.JK

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

Riset Teknikal Saham Harian

IPO Update. PT Karisma Aksara Mediatama Tbk. Jadwal Penawaran Umum: (tentative)

Sector Update : Metal Mining June 2009

Buy Dec 2017 TP (IDR) 10,200 Consensus Price (IDR) 9,138 TP to Consensus Price +11.6% vs. Last Price +16.2%

Laporan Ekonomi Bulanan

Riset Teknikal Saham Harian

PT Steel Pipe Industry of Indonesia

Ultrajaya Milk Industry Bloomberg: ULTJ.IJ Reuters: ULTJ.JK

PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Page 2 of 7

Rekomendasi HOLD. Konservatif. Bank Central Asia. 2 Juni Fokus Perusahaan

Hold Dec 2018 TP (IDR) 1,050 Consensus Price (IDR) 1,140 TP to Consensus Price -7.9% vs. Last Price +6.6%

Sector Update : COAL MINING April 2009

Analisis Ekonomi Mingguan

Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015

Ultrajaya Milk Industry Bloomberg: ULTJ.IJ Reuters: ULTJ.JK

Batavia Technical Corner

Riset Teknikal Saham Harian

Laporan Ekonomi Bulanan

DELTA DUNIA MAKMUR Bloomberg: DOID.IJ Reuters: DOID.JK

IPO Update. PT Intermedia Capital Tbk. Jadwal Penawaran Umum: (tentative)

SAMUEL MARKET CHARTS. Daily Edition, January 11, 2016

RISET SAHAM HARIAN. IHSG berpeluang naik, namun terbatas

Weekly Report. 2 Maret 2015

Daily Wraps Rabu, 22 November 2017

BUY. PT BPD Jawa Timur Tbk. Stock Update. Ratna Lim. Sektor : Bank.

RISET SAHAM HARIAN. IHSG diprediksi bergerak melemah

Batavia Technical Corner

PT Express Transindo Utama Tbk

IPO Update. PT Chitose Internasional Tbk. Jadwal Penawaran Umum: (tentative)

Laporan Ekonomi Bulanan

Batavia Technical Corner

Mempertahankan Soliditas

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR.

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

Delta Dunia Makmur Bloomberg: DOID.IJ Reuters: DOID.JK

Banking Sector. Kinerja Perbankan Grafik Pertumbuhan DPK Bank Umum (miliar Rupiah)

Buy Dec 2017 TP (IDR) 1,550 Consensus Price (IDR) 1,578 TP to Consensus Price -1.8% vs. Last Price -23.6%

Bumi Serpong Damai Bloomberg: BSDE.IJ Reuters: BSDE.JK

Riset Teknikal Saham Harian

Medco Energi Internasional Bloomberg: MEDC.IJ Reuters: MEDC.JK

Batavia Technical Corner

Trisula International

IPO Update. PT Wijaya Karya Beton Tbk. Jadwal Penawaran Umum: (tentative)

Batavia Technical Corner

Transkripsi:

Sector Update Banking Sector 24 February 2016 Samuel Equity Research Push for lower lending rate Pemerintah melalui OJK tengah gencar mengupayakan penurunan suku bunga kredit dengan cara antara lain menurunkan bunga KUR, mendorong program efisiensi perbankan untuk menurunkan NIM, dan membatasi suku bunga deposito. BBRI paling berpotensi untuk dirugikan apabila penurunan bunga KUR dan program efisiensi dilakukan. Untuk pembatasan bunga deposito, bank-bank dalam coverage kami secara umum bisa diuntungkan. Kami melihat rencana pemerintah tersebut sebenarnya positif demi pertumbuhan ekonomi, namun perlu dilakukan secara bertahap dan tidak tergesa-gesa. Karena langkah yang akan ditempuh pemerintah terkait penurunan bunga kredit masih belum jelas, kami belum memfaktorkan hal tersebut pada valuasi kami, sehingga kami belum mengubah rekomendasi kami untuk semua saham dalam coverage kami. Namun, kami juga menyajikan beberapa scenario analysis seiring rencana penurunan bunga kredit. Overweight (Maintain) Bank Rec. Last Price Target Price (Rp) (Rp) 2016 2017 2016 2017 BBCA Buy 13,175 15,300 16.7 14.4 3.0 2.6 BBRI Buy 10,600 13,000 9.9 8.5 2.0 1.7 BMRI Buy 9,175 10,200 9.6 8.0 1.6 1.4 BBNI Buy 4,960 5,900 7.5 6.5 1.2 1.1 PE PBV Scenario Estimated Impact Penurunan bunga KUR Bank harus menanggung penurunan bunga sebesar 2%. BBRI: TP turun menjadi 12.700 Penurunan bunga kredit keseluruhan Bunga kredit diturunkan menjadi single digit. BBCA: TP turun menjadi 13.900 Resiko bank bertambah sehingga ada re-rating BBRI: TP turun menjadi 8.500 (penurunan) PBV. BMRI: TP turun menjadi 8.900 BBNI: TP turun menjadi 4.900 Banking: downgrade ke neutral Upaya menurunkan suku bunga kredit. Pemerintah melalui OJK dan BI tengah gencar mengupayakan penurunan bunga kredit untuk menggenjot sektor riil. Sejumlah upaya yang akan dilakukan seperti diberitakan di media massa antara lain: penurunan bunga KUR, program efisiensi dan insentif untuk menurunkan NIM, dan pembatasan suku bunga deposito yang lebih ketat. Kami melihat rencana ini positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun perlu dilakukan secara bertahap sehingga bank memiliki waktu untuk persiapannya. Dalam jangka panjang, kami percaya penurunan bunga kredit akan diikuti oleh peningkatan volume kredit. Penurunan bunga KUR. Pemerintah mulai menyusun program KUR bersubsidi untuk tahun depan dengan bunga 7%, turun 2% dari saat ini 9%. Belum jelas apakah pemerintah atau bank penyalur yang akan menanggung beban sebesar 2% tersebut. BBRI sebagai penyalur KUR terbesar berpeluang untuk dirugikan apabila harus menanggung beban itu. Hasil sensitivity anaysis kami untuk kinerja tahun ini apabila total bunga KUR dan subsidi yang diterima turun 2%, maka NIM akan berkurang 0,15% dan laba bersih akan lebih rendah 4-5%. Kami belum memfaktorkan peningkatan permintaan sehubungan dengan bunga yang lebih rendah. Program efisiensi dan insentif untuk menurunkan NIM. OJK menyatakan tidak akan membatasi NIM namun akan mendorong perbankan untuk melakukan efisiensi demi menurunkan NIM. Bank yang berhasil akan mendapat insentif antara lain berupa kemudahan dalam meluncurkan produk baru dan membuka kantor cabang baru. Belum dijelaskan langkah apa yang akan diambil OJK dalam program tersebut. Kami melihat, di antara coverage kami, BBRI berpotensi untuk Andy Ferdinand, CFA +62 21 2854 8148 andy.ferdinand@samuel.co.id Page 1 of 5 DISCLAIMERS: Analyst Certification: The views expressed in this research accurately reflect the personal views of the analyst(s) about the subject securities or issuers and no part of the compensation of the analyst(s) was, is, or will be directly or indirectly related to the inclusion of specific recommendations or views in this research. The analyst(s) principally responsible for the preparation of this research has taken reasonable care to achieve and maintain independence and objectivity in making any recommendations. This document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Samuel Sekuritas Indonesia.

terkena dampak terbesar karena saat ini NIM nya paling tinggi (BBRI: 8,1%, BMRI: 5,9%, BBNI: 6,4%, BBCA: 6,6%). Pembatasan suku bunga deposito. Berita terakhir adalah rencana pemerintah membatasi bunga deposito bagi dana milik BUMN dan kementerian/lembaga sebesar maksimal 1% di atas inflasi (atau = 5% dengan target inflasi tahun ini sebesar 4%) dan bunga deposito bagi deposan besar atau special rate maksimal 1% di atas BI rate (atau = 8% dengan BI rate saat ini 7%). Rencana ini mungkin akan ditetapkan untuk BUKU III dan IV, namun BUKU III mungkin akan diberikan batas yang lebih longgar. Kami melihat hal ini jauh lebih baik daripada berita/rumor sebelumnya bahwa bunga deposito akan dibatasi maksimal 2% di bawah BI rate untuk semua bank, dimana hal ini berpotensi mendorong sebagian deposan memasukkan dananya ke instrumen lain seperti obligasi sehingga menyebabkan masalah likuiditas bagi bank. Rencana pembatasan bunga bagi deposan BUMN dan kementerian/lembaga serta special rate itu kami lihat positif dalam rangka menurunkan cost of fund bagi bank, terutama yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap deposito atau yang memiliki CASA ratio kecil, terutama BUKU III. Untuk BUKU IV, CASA ratio relatif tinggi (BBCA: 77%, BMRI: 66%, BBRI: 59%, BBNI: 62%). Apakah perusahaan BUMN akan lebih tertarik untuk menyimpan dananya di obligasi daripada bank, menurut kami tidaklah demikian karena obligasi mempunyai karakteristik berbeda yang belum tentu cocok dengan kebutuhan operasional perusahaan BUMN. Kinerja industri di 2015 relatif mixed. Sepanjang 2015 kredit di industri tumbuh 10,4% yoy, sedikit di bawah ekspektasi kami yang sebesar 11-12%, seiring perlambatan pertumbuhan ekonomi. Likuiditas semakin ketat terutama pada 4Q15 dimana pertumbuhan dana pihak ketiga hanya 7,3% yoy. JIBOR menguat pada kuartal tersebut seiring langkah BI menyerap likuiditas rupiah demi menjaga nilai tukar rupiah. Hal ini berpengaruh ke LDR yang meningkat dari 88,5% pada Sep 15 menjadi 92,1% pada Des 15. Kualitas kredit mulai membaik di 4Q15 dengan NPL dan special mention loan yang menurun. Hal ini tidak terlepas dari program restrukturisasi kredit yang dilakukan sejumlah besar bank menyusul penurunan suku bunga deposito dan kredit serta pelonggaran aturan LTV. Untuk bank-bank dalam coverage kami, BMRI, BBNI, dan BBRI telah melaporkan kinerja FY15 yang relatif inline. BBCA menjadwalkan rilis laporan keuangan FY15 dalam minggu depan dan kami perkirakan akan inline juga. Pertumbuhan kredit diperkirakan membaik di tahun ini. Kami belum memfaktorkan rencana OJK untuk memangkas bunga kredit karena belum ada kejelasan yang cukup. Kami masih mempertahankan view bahwa kredit akan meningkat 13-14% di tahun ini ditopang oleh antara lain perbaikan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh belanja pemerintah. Masalah likuiditas diperkirakan akan berangsur mereda seiring penurunan BI rate dan GWM, dan terutama setelah pemerintah selesai melakukan front loading atau penerbitan obligasi di awal tahun demi mendukung APBN. NPL masih perlu diwaspadai terutama jika kondisi eksternal memburuk sehingga mempengaruhi kondisi makro domestik, seperti nilai tukar rupiah. Sementara mempertahankan rating overweight untuk sektor perbankan. Sehubungan belum jelasnya langkah yang akan ditempuh OJK untuk menekan bunga kredit, kami masih mempertahankan rating overweight untuk sektor ini. Target price emiten-emiten dalam coverage kami juga belum direvisi (BBCA: Buy, TP: 15,300, BBRI: Buy, TP: 13,000, BMRI: Buy, TP: 10,200, BBNI: Buy, 5,900). Namun, kami sangat mencermati perkembangan seputar rencana OJK atau pemerintah tersebut dan terbuka peluang lebar untuk melakukan downgrade (lihat tabel di halaman depan). Figure 1. COF, NIM, and Lending Rate of Some Big Banks 1 1 1 BBCA BMRI BBNI BBRI COF (Cust Deposit) NIM (Bank Only) Lending Rate (Loan) Source : Companies, SSI Research www.samuel.co.id Page 2 of 5

Figure 2. Commercial Banks Loan Growth (yoy) 1 12.5% 1 1% 11.0% 10.5% 9.5% 9.0% 8.5% Figure 5. Commercial Banks NIM 7.0% 5.0% 1.0% Figure 3. Commercial Banks Deposits Growth (yoy) 1 1 1 1 Figure 6. Commercial Banks Gross NPL 2.9% 2.8% 2.7% 2.6% 2.5% 2.4% 2.3% 2.2% 2.1% 7.0% 5.0% 1.0% NPL (LHS) Special Mention (RHS) Figure 4. Commercial Banks LDR 94% 92% 90% 88% 86% 84% 82% 80% Figure 7. Commercial Banks BOPO 160% 140% 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% www.samuel.co.id Page 3 of 5

Table 1. Valuation Comparison with Regional Banks Bank Bloomberg Market Cap Last Price PE 2016 PBV 2016 ROE 2016 Code (Rp tn) Indonesia (IDR) BCA BBCA IJ Equity 324 13,175 16.7 3.0 18.1% BRI BBRI IJ Equity 261 10,600 9.9 2.0 19.7% Mandiri BMRI IJ Equity 214 9,175 9.6 1.6 16.8% BNI BBNI IJ Equity 92 4,960 7.5 1.2 16.3% Average 10.9 2.0 17.7% Singapore (SGD) DBS DBS SP Equity 322 13.46 7.9 0.8 10.1% OCBC OCBC SP Equity 314 8.01 9.1 0.9 9.9% UOB UOB SP Equity 262 17.08 9.0 0.9 Average 8.7 0.9 Malaysia (MYR) Malayan MAY MK Equity 267 8.63 12.1 1.4 11.6% CIMB CIMB MK Equity 116 4.29 9.3 0.9 9.6% Public PBK MK Equity 225 18.36 14.3 2.1 14.9% Average 11.9 1 Thailand (THB) Siam Commercial SCB TB Equity 178 140.00 9.6 1.4 14.6% Kasikornbank KBANK TB Equity 154 171.00 9.7 1.3 13.4% Bangkok BBL TB Equity 115 161.00 8.6 0.8 9.3% Average 9.3 1.2 12.4% Figure 8. BBCA s PBV Band 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 Figure 10. BBRI s PBV Band 3.5 3.0 2.5 2.0 1.0 PBV- Forward ST dev +2 ST dev -2 Figure 9. BMRI s PBV Band 3.3 2.8 2.3 1.8 1.3 0.8 Figure 11. BBNI s PBV Band 2.3 2.1 1.9 1.7 1.3 1.1 0.9 0.7 0.5 www.samuel.co.id Page 4 of 5

www.samuel.co.id Page 5 of 5