BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1.

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. diberikan perlakuan. Penelitian eksperimen menurut Danim (2004) dapat

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yayasan bernardus yang Terakreditasi A. SMA Theresiana Weleri terdiri dari 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Balai ini berada di tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

Petujuk Pengisian Angket

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. guru SMA N 1 Salatiga sebagai SMA RSBI dan guru SMA Muhmmadiyah Plus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini akan diuraikan dalam tahapan tahapan pada setiap

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 8 November 2013, penulis mengurus surat permohonan penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada tanggal 14 November 2013 penulis menyerahkan surat tersebut kepada Kepala Sekolah SD Negeri Bawen 03. Kepala Sekolah SD Negeri Bawen 03 memberikan ijin penelitian kepada penulis. Tabel 4.1. Jadwal penelitian di SD Negeri Bawen 03 No Hari Tanggal Keterangan 1. Sabtu 06 Juli 2013 Uji coba instrumen 1. Sabtu 16 November 2013 Pretest penelitian 2. Rabu 20 November 2013 Sesi 1 3. Sabtu 23 November 2013 Sesi 2 5. Senin 25 November 2013 Sesi 3 6. Rabu 27 November 2013 Sesi 4 52

7. Sabtu 30 November 2013 Sesi 5 8. Senin 2 Desember 2013 Sesi 6 9. Rabu 4 Desember 2013 Sesi 7 10. Sabtu 7 Desember 2013 Sesi 8 11. Senin 9 Desember 2013 Post-test penelitian 4.2. Gambaran Subjek Penelitian SD Negeri Bawen 03 merupakan sekolah yang terletak di lingkungan Berokan Bawen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah 16 siswa kelas VI SDN Bawen 03, yaitu 12 siswa dari kategori tinggi dan 4 siswa dalam kategori sangat tinggi. Selanjutnya mereka dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 siswa pada kelompok eksperimen dan 8 siswa lainnya pada kelompok kontrol. Dari total 35 siswa terdapat 14 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki. 4.3. Pelaksanaan Penelitian 4.3.1. Pre-test (Tes Awal) Dalam penelitian ini tes awal (pre-test) dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 16 November 2013 dengan membagikan skala sikap tindakan bullying yang terdiri dari 23 item pernyataan yang diadaptasi dari penelitian Astia (2011). Skala sikap ini dibagikan kepada 16 siswa. Selanjutnya siswa tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 8 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 8 53

siswa lainnya sebagai kelompok kontrol. Kemudian kelompok eksperimen akan diberi perlakuan/treatment permainan peran psikodrama sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan sama sekali. Tabel 4.2 Data Skor Pre Test Bullying Kelompok Eksperimen No Nama Jenis Kelamin Skor Kategori 1. AG Laki-laki 84 Sangat tinggi 2. NC Laki-laki 75 Tinggi 3. SY Laki-laki 74 Tinggi 4. RF Laki-laki 78 Sangat tinggi 5. KV Laki-laki 67 Tinggi 6. OK Laki-laki 71 Tinggi 7. KP Laki-laki 66 Tinggi 8. AJ Laki-laki 71 Tinggi Jumlah 586 Rata-rata 73,25 Pada tabel skor pretest bullying jumlah kelompok eksperimen sebanyak 8 siswa yang terdiri dari laki-laki semua, dengan skor terendah 66 dan skor tertinggi 84. Jumlah skor kelompok eksperimen 586 dengan rata-rata 73,25. Dari 8 siswa terdiri 6 siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan 2 siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi. 54

Tabel 4.3. Data Skor Pre Test Bullying Kelompok Kontrol No Nama Jenis kelamin Skor Kategori 1. BG Laki-laki 75 Tinggi 2. IB Laki-laki 79 Sangat tinggi 3. DM Laki-laki 70 Tinggi 4. AD Laki-laki 74 Tinggi 5. BN Laki-laki 83 Sangat tinggi 6. HD Laki-laki 67 Tinggi 7. YG Laki-laki 67 Tinggi 8. RD Laki-laki 71 Tinggi Jumlah 586 Rata-rata 73,25 Pada tabel skor pretest bullying jumlah kelompok kontrol sebanyak 8 siswa yang terdiri dari laki-laki semua, dengan skor terendah 67 dan skor tertinggi 79. Jumlah skor kelompok kontrol 586 dengan rata-rata 73,25. Dari 8 siswa terdiri dari 6 siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan 2 siswa masuk dalam kategori sangat tinggi. 55

Tabel 4.4 Mean Rank Pre Test Tindakan Bullying Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Total Score kelompok eksperimen 8 8.50 68.00 kelompok kontrol 8 8.50 68.00 Total 16 Pada tabel jumlah subjek untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 8 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol = 8,50. Sedangkan jumlah ranking untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol = 68,00. Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney U Pre Test Tindakan Bullying Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Test Statistics b Skor Mann-Whitney U 32.000 Wilcoxon W 68.000 Z.000 Asymp. Sig. (2-tailed).1000 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok.1000 a 56

Pada tabel diatas dapat diketahui hasil uji Mann-Whitney U= 32.000 dengan koefisien Asymp.Sig.(2-tailed) 0,1000 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tindakan bullying pada kelompok eksperimen dengan tindakan bullying pada kelompok kontrol, sehingga penelitian dapat dilanjutkan dengan pemberian treatment atau perlakuan dengan metode psikodrama. 4.3.2. Treatment (Perlakuan) Dalam pelaksanaan eksperimen penulis tidak terikat waktu, sehingga eksperimen dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan penulis dengan pihak sekolah, yaitu seminggu 3x pertemuan setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu atau bisa juga hari lain sesuai dengan kebutuhan penulis dan tidak mengganggu proses belajar siswa kelas VI. Treatment yang diberikan dengan memberikan layanan melalui permainan peran psikodrama dengan topik pembahasan seputar bullying. Kegiatan eksperimen ini dilaksanakan mulai tanggal 20 November 2013 sampai 07 Desember 2013. Berikut ini urutan penyajian topik yang akan diberikan pada delapan siswa kelas VI SDN Bawen 03 : 57

Tabel 4.6 Topik Layanan Sesi Frekuensi Topik Yang ingin dicapai Metode 1 1 x 45 - Memahami arti menit bullying. 2-3 2 x 45 menit 4-5 2 x 45 menit 6-7 2 x 45 menit 8 1 x 45 menit - Pengertian bullying. - Contoh kasus-kasus bullying di media. - Menceritakan pengalaman masingmasing. - Terbuka dalam menceritakan masalah yang dialami sebenarnya. - Jenis-jenis bullying. - Menyebutkan bentukbentuk bullying. - bermain psikodrama - Faktor-faktor penyebab bullying. - Karakteristik pelaku bullying. - Konsekuensi/ dampak bullying. - Kebijakan sekolah tentang bullying. - Menyikapi bullying. - Menyebutkan faktorfaktor penyebab bullying. - Menyebutkan sifat-sifat pelaku bullying. - Memahami dampak bullying. - Menguraikan dengan kata-kata sendiri dampak dan bahaya bullying bagi korban, pelaku, penonton, dan nama sekolah. - Menyebutkan kebijakan sekolah tentang bullying. - Dapat menyikapi secara tepat ketika terjadi bullying. - reinforcement terhadap perilaku yang lebih adaptif. - Ceramah - Tanya jawab - Permainan - Sharing - Ceramah - Psikodrama - Sharing - Ceramah - Sharing - Psikodrama - Ceramah - Tanya jawab - Psikodrama - Ceramah - Tanya jawab - Psikodrama Adapun sesi-sesi eksperimen melalui metode psikodrama sebagai berikut: 58

1) Sesi Pertama (1 x 45 menit) Rabu, 20 November 2013. Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan menanyakan kabar siswa, memimpin doa dan menjelaskan pengertian psikodrama sebagai salah satu metode dalam layanan bimbingan kelompok, tahap-tahapannya, tujuan dan manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut. Pemimpin kelompok memperkenalkan diri kemudian menyuruh para siswa memperkenalkan diri. Agar suasana menjadi lebih akrap, pemimpin kelompok memberikan suatu permainan yang disebut nama rantai, para siswa bergiliran memperkenalkan diri dengan nama depan menggunakan nama sendiri dan diikuti nama teman lain secara berurutan, siswa yang mendapatkan giliran terakhir akan memperkenalkan diri dengan nama yang paling panjang karena menyebutkan namanya sendiri dan nama semua temannya secara berurutan. Setelah terjalin hubungan yang lebih akrab didalam kelompok tersebut, pemimpin kelompok mengungkapkan kembali kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan dalam sesi pertama ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan sharing. Topik permasalahan yang pertama adalah pengertian bullying dan kasus-kasus bullying di media massa. Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah menarik empati siswa agar bersedia mengikuti 59

kegiatan layanan dan supaya siswa mampu menjelaskan pengertian bullying dan berbagi pengalaman tentang tindakan bullying yang pernah mereka alami dan rasakan terutama yang terjadi di sekolahnya secara terbuka. Awalnya pemimpin kelompok menjelaskan pengertian bullying dari berbagai pandangan serta kasus-kasus bullying antar siswa yang terjadi di Indonesia. Anggota kelompok terlihat mendengarkan dengan seksama kemudian para anggota juga aktif bertanya serta secara bergantian menceritakan konflik-konflik yang pernah mereka alami dan yang ingin dikemukakan dalam permainan psikodrama dalam pertemuan berikutnya. Kesimpulan dalam kegiatan sesi I ini adalah semua anggota kelompok pernah menjadi pelaku maupun korban dari bullying. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi I akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari para anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya menutup kegiatan dengan doa. 2) Sesi Kedua (1 x 45 menit) Sabtu, 23 November 2013 Pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan menanyakan kabar siswa, memimpin doa dan menjelaskan maksud serta tujuan pertemuan tersebut. Pertemuan ini adalah lanjutan dari pertemuan yang pertama. 60

Kegiatan pada pertemuan yang kedua ini adalah membahas mengenai aspekaspek/jenis-jenis bullying yang sering terjadi di sekolah. Tujuan pemberian topik ini agar siswa dapat menyebutkan jenis-jenis dari tindakan bullying. Sebelum kegiatan ini dimulai pemimpin kelompok mengajak siswa untuk melakukan permainan kata berangkai, dimana salah satu anggota mengucapkan 1 kata dilanjutkan dengan teman lain yang meneruskan abjad terakhir menjadi kata baru dengan cepat dan spontan hingga semua selesai menyebutkannya, permainan ini bertujuan supaya siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan selanjutnya. Pada tahap proses penulis memfokuskan pada topik yang akan dibahas. Pembahasan topik menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan teknik psikodrama (teknik creative imagery dan role reverals). Tahap Pertama, penulis menjelaskan jenis-jenis bullying dan memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan dari psikodrama. Anggota kelompok diminta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang belum jelas. Selanjutnya anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil dan diberi waktu beberapa menit untuk membicarakan konflik-konflik yang pernah mereka alami yang ingin mereka kemukakan dalam permainan psikodrama. Kemudian penulis membagi peran kepada tiap kelompok dengan cerita yang berbeda. Kelompok pertama akan memperagakan cerita pertama dan kelompok kedua akan memperagakan cerita kedua. Siswa menanggapi uraian dan penjelasan penulis dengan 61

antusias. Tahap Kedua, penulis memberikan skenario psikodrama kepada kedua kelompok dan memberikan waktu 15 menit untuk mempelajari dan menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Setelah itu tiap kelompok bertugas untuk menampilkan cerita yang diberikan oleh penulis. Inti cerita yang akan dimainkan adalah: 1. Cerita pertama mengisahkan ada siswa yang pendiam dan ukuran tubuhnya lebih kecil dari siswa lainnya, dia merupakan anak dari seorang penjual gorengan yang belum mempunyai seragam sekolah. Teman-teman sering mengejekinya. Dia hanya bisa diam saat temantemannya menghinanya, namun suatu ketika dia diejek, ada satu teman yang membantu siswa tersebut sehingga anak yang sering diejek menjadi berani menjawab ejekan teman-temannya. Pembagian pemainnya Kv sebagai korban, Kp sebagai teman yang menengahi, Ok dan Nc sebagai pelaku. 2. Cerita kedua, ketika jam istirahat ada dua siswa yang sedang berjalan menuju ke kantin, tetapi tiba-tiba dari belakang ada satu teman yang iseng menjambak rambutnya. Kemudian ada seorang teman yang berani menegurnya dengan tegas. Akhirnya anak yang iseng itu meminta maaf pada teman yang telah ia jambak. Pembagian pemainnya adalah Ag dan Aj sebagai korban, Rk dan Sy sebagai pelaku. 62

Setelah permainan peran psikodrama selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemain. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa jangan suka mengejek kalau tidak mau diejek dan jangan suka menjambak kalau tidak mau dijambak, karena menjadi korban sangatlah menyakitkan, dan suatu saat nanti apapun yang kita lakukan sekarang, perbuatan atau buruk pasti akan kembali pada kita sendiri. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi II akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya menutup kegiatan dengan doa. 3) Sesi Ketiga (1 x 45 menit) Senin, 25 November 2013 Pemimpin kelompok membuka pertemuan dengan menanyakan kabar siswa, memimpin doa dan memberikan uraian singkat mengenai psikodrama. Sebelum kegiatan dimulai, pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok 63

untuk melakukan ice breaking domikado yaitu dengan menyanyikan lagu domikado sambil menepuk tangan teman disebelahnya. Selanjutnya anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai yang mereka kehendaki, kemudian pemimpin kelompok memberikan skenario psikodrama dan meminta kedua kelompok mempersiapkan diri sekitar 15 menit untuk memperagakan cerita yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang sesuai dengan permasalahan yang pernah dialami. Kelompok pertama beranggotakan 4 siswa, Ag sebagai pelaku, Kv sebagai korban dan Sy sebagai pelapor dan Ok sebagai guru. Kelompok pertama bermain peran dengan jalan cerita. Cerita pertama mengisahkan ada satu siswa yang ditakuti karena suka memalak uang jajan dan makanan siswa lain. Siswa lain tidak berdaya melawan karena tubuh siswa tersebut besar. Suatu saat akan merampas uang dan makanan teman lain, ada satu siswa yang berani menegur dan mangadukannya kepada guru dan ia mendapat peringatan jika tetap seperti itu akan dikeluarkan dari sekolah. Setelah kejadian tersebut siswa itu tidak lagi memalak uang jajan dan dapat meminta makanan dengan lebih sopan. Kelompok kedua beranggotakan 4 siswa, Rk sebagai pelaku, Kp sebagai korban, Nc sebagai penegur, dan Aj sebagai penonton. Kelompok kedua bermain peran dengan jalan cerita. Ketika jam istirahat ada satu anak yang iseng menyenggol kemudian menendang kaki temannya dari belakang. 64

Kemudian ada satu teman yang melihat kejadian itu dan berani menegur temannya secara tegas. Akhirnya pelaku meminta maaf pada korban. (kedua kelompok menggunakan teknik cermin dan role reverals). Setelah kedua kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemain. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa janganlah suka memalak kalau kita tidak mau dipalak dan jangan suka melukai oranglain apabila kita tidak ingin dilukai (menendang, menyenggol), karena suatu saat nanti apapun yang kita lakukan sekarang pasti akan kembali pada kita sendiri. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi III akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan doa. 65

4) Sesi Keempat (1 x 45 menit) Rabu, 27 November 2013 Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud serta tujuan pertemuan tersebut. Sebelum memulai kegiatan, pemimpin kelompok memberikan ice breaking angin berhembus agar suasana menjadi lebih hangat. Sebelum kegiatan dimulai, pemimpin kelompok memberikan pemanasan supaya anggota kelompok dapat masuk dalam masalah yang sedang dibahas dengan memberikan penjelasan tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying. Pemimpin kelompok juga memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas dan tentang materi-materi yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah anggota kelompok memahami yang disampaikan oleh pemimpin kelompok, selanjutnya melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu permainan psikodrama sesi ke IV dengan menggunaka teknik cermin dan role reverals. Tahap Pertama, anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil dan diberi waktu beberapa menit untuk membicarakan konflik-konflik yang pernah mereka alami yang ingin mereka kemukakan dalam permainan psikodrama. Kemudian penulis membagi peran kepada tiap kelompok dengan cerita yang berbeda. Kelompok pertama akan memperagakan cerita pertama 66

dengan 4 orang pemain dan kelompok kedua akan memperagakan cerita kedua dengan 8 pemain. Siswa menanggapi uraian dan penjelasan penulis dengan antusias. Tahap Kedua, penulis memberikan skenario psikodrama kepada kedua kelompok dan memberikan waktu 15 menit untuk mempelajari dan menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Setelah itu tiap kelompok bertugas untuk menampilkan cerita yang diberikan oleh penulis. Inti cerita yang akan dimainkan adalah: 1. Cerita pertama, ketika pelajaran dikelas, ada satu anak yang dilempari bola kertas oleh teman-temannya, lalu anak tersebut tidak meladeninya dan langsung mengadukan perbuatan teman-temannya kepada gurunya. Akhirnya teman-temannya ditegur oleh gurunya dan minta maaf kepada anak itu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Korbannya Kp, pelaku Ag dan Rk, sedangkan Sy sebagai penonton. 2. Cerita kedua, pada waktu jam istirahat ada gerombolan siswa kelas VI yang mendatangi dan mengejar-ngejar beberapa siswa kelas V. Setelah mendapatkannya, kemudian siswa-siswa kelas V tersebut diblejeti (dilepasi pakaiannya) oleh siswa kelas VI. Selanjutnya ada satu siswa kelas V yang melihat kejadian itu langsung melaporkan kepada gurunya. Akhirnya siswa kelas VI tersebut didatangi guru dan dimarahi sehingga tidak lagi berani mengerjai adik kelasnya. Pembagian pemainnya Kp, Kv Sy, Rk sebagai korban, sedangkan Ag, Nc, Aj, Ok sebagai pelaku. 67

Setelah kedua kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemain. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa janganlah suka melempari kertas/ barang apapun ke kepala atau tubuh oranglain dan jangan melecehkan adik-adik kelas kita dengan cara memblejeti karena ketika menjadi korban sangat tersiksa dan malu, pikirkan dahulu sebelum berbuat. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi IV akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan doa. 5) Sesi Kelima ( 1x 40 menit ) Sabtu, 30 November 2013 Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud serta tujuan pertemuan tersebut. Sebelum memulai kegiatan, pemimpin kelompok memberikan ice breaking zig-zag agar suasana menjadi lebih hangat. Sebelum kegiatan dimulai, 68

pemimpin kelompok memberikan pemanasan agar anggota kelompok dapat masuk dalam masalah yang sedang dibahas dengan memberikan penjelasan tentang karakteristik pelaku bullying. Pemimpin kelompok juga memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas dan tentang materi-materi yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah anggota kelompok memahami yang disampaikan oleh pemimpin kelompok, selanjutnya melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu permainan psikodrama sesi ke V dengan menggunakan teknik cermin. Tahap Pertama, anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil dan diberi waktu beberapa menit untuk membicarakan konflik-konflik yang pernah mereka alami yang ingin mereka kemukakan dalam permainan psikodrama. Kemudian penulis membagi peran kepada tiap kelompok dengan cerita yang berbeda. Kelompok pertama akan memperagakan cerita kedua dan kelompok kedua akan memperagakan cerita pertama. Siswa menanggapi uraian dan penjelasan penulis dengan antusias. Tahap Kedua, penulis memberikan skenario psikodrama kepada kedua kelompok dan memberikan waktu 15 menit untuk mempelajari dan menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Setelah itu tiap kelompok bertugas untuk menampilkan cerita yang diberikan oleh penulis. Inti cerita yang akan dimainkan dalam cerita yang pertama adalah pada saat jam istirahat ada 2 anak kelas VI yang menghampiri ke kelas V lalu memalak dan mengancam mereka, namun ada 69

anak yang berani menolak dan mengancam juga akan mengadukan kelas VI tersebut pada guru. Akhirnya kelas VI menjadi takut dan meminta maaf kepada siswa kelas V. Pembagian pemainnya Sy, Ag sebagai pelaku, Kp sebagai korban dan Rk sebagai penengah. Sedangkan inti cerita kedua yaitu pada saat istirahat ada 2 anak yang sedang bermain, tiba-tiba ada 1 temannya yang mengganggu mereka akhirnya mereka pun bertengkar dan segera dilerai oleh teman lainnya. Pembagian pemainnya Ok sebagai pelaku, Nc dan Kv sebagai korban, dan Aj sebagai penengah. Setelah kedua kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemain. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa Apapun itu tindakan bullying yang kita lihat jangan pernah takut untuk mengadukan pada guru kita, karena dengan begitu kita akan menolong korban dan memutus tindakan bullying yang tidak baik tersebut. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi V akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya menutup kegiatan dengan doa. 70

6) Sesi Keenam ( 1x 40 menit) Senin, 02 Desember 2013 Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka dengan doa dan menjelaskan maksud pertemuan tersebut. Sebelumnya, penulis terlebih dahulu memberi ice breaking apa kabar? agar anggota kelompok dapat merasa lebih nyaman. Selanjutnya penulis memberikan materi tentang konsekuensi bullying sebelum memasuki sesi ke VI supaya anggota kelompok dapat masuk dalam masalah yang sedang dibahas. Pemimpin kelompok juga memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk bertanya tentang hal yang belum jelas ataupun mengenai materi-materi yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah anggota kelompok memahami yang disampaikan oleh pemimpin kelompok, kemudian melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu sesi ke VI dari psikodrama dengan menggunakan teknik role reverals. Sebelum psikodrama dilaksanakan, pemimpin kelompok membacakan anggota dari kelompok masing-masing. Setiap kelompok kembali diberi tugas seperti pada sesi sebelumnya, tetapi dengan cerita yang berbeda dan karakter yang bergantian. Dengan tugas yang sama, pada saat kelompok lain yang maju, kelompok yang lain bertindak sebagai penonton yang bertugas untuk memberikan saran, masukan, maupun tanggapannya. Urutan bermain peran diubah, kelompok pertama maju urutan kedua, dan kelompok kedua maju 71

pada urutan pertama. Mereka diberi waktu 15 menit untuk mempelajari dan menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Inti cerita yang akan dimainkan adalah: 1) Drama kelompok pertama, pada saat bermain tiba-tiba teman kamu mengejekmu secara berulang-ulang dengan sebutan yang tidak baik. Lalu apa yang akan kamu lakukan? Pemainnya Kv sebagai korban, Aj dan Ok sebagai pelaku, dan Nc sebagai penonton. 2) Drama kelompok kedua, kamu jajan dikantin, saat akan menuju ke kelas, temanmu mendatangimu dan meminta paksa makanan dan uang yang kamu punya. Lalu apa yang akan kamu lakukan? Pemainnya Kp sebagai korban, Sy dan Ag sebagai pelaku dan Rk sebagai penengah. Setelah kedua kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan pemain. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa Apapun itu tindakan bullying yang kita lihat dan alami jangan pernah takut untuk menegur dan menengahi mereka, karena dengan begitu kita akan menolong korban dan memutus tindakan bullying yang tidak baik tersebut. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi VI akan segera berakhir, 72

pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya menutup kegiatan dengan doa. 7) Sesi Ketujuh (1 x 40 menit) Rabu, 04 Desember 2013 Pemimpin kelompok membuka pertemuan dengan menanyakan kabar siswa, dan memimpin doa. Sebelum kegiatan dimulai, pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk melakukan ice breaking marina menari di menara. Selanjutnya anggota kelompok membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai yang mereka kehendaki, kemudian pemimpin kelompok memberikan skenario psikodrama dan meminta kedua kelompok mempersiapkan diri sekitar 15 menit untuk memperagakan cerita yang sudah dipersiapkan sebelumnya yang sesuai dengan permasalahan yang pernah dialami para anggota kelompok. Kelompok pertama beranggotakan 4 siswa, Ok dan Rk sebagai pelaku dan korban, Kv sebagai pelapor, Nc sebagai penonton. Kelompok pertama bermain peran dengan jalan cerita. Cerita pertama pada saat pelajaran dikelas, tiba-tiba ada temanmu yang iseng mendorong kepalamu dari belakang, apa yang akan kamu lakukan? 73

Kelompok kedua beranggotakan 4 siswa, Ag dan Sy sebagai pelaku, Kp sebagai korban, Aj sebagai penengah. Kelompok kedua bermain peran dengan jalan cerita ketika berada di dalam kelas kamu melihat ada temanmu sedang diganggu dan sedang mendapat perlakuan bullying oleh segerombolan temantemanmu. Apa yang akan kamu lakukan? (menggunakan teknik cermin dan role reverals). Setelah kedua kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan protagonis. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa janganlah suka melukai oranglain apabila kita tidak ingin dilukai, karena suatu saat nanti apapun yang kita lakukan sekarang pasti akan kembali pada kita sendiri cepat atau lambat. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi VII akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya pemimpin kelompok menutup kegiatan dengan doa. 74

8) Sesi Kedelapan ( 1x 45 menit) Sabtu, 07 Desember 2013 Penulis bertindak sebagai pemimpin kelompok, membuka dengan doa dan menjelaskan maksud pertemuan tersebut. Sebelumnya, penulis terlebih dahulu memberi ice breaking break the rule agar anggota kelompok dapat merasa lebih nyaman. Selanjutnya penulis memberikan materi yang terakhir yaitu tentang kebijakan sekolah tentang bullying sebelum memasuki sesi ke VIII supaya anggota kelompok dapat masuk dalam masalah yang sedang dibahas. Pemimpin kelompok juga memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk bertanya tentang hal yang belum jelas ataupun mengenai materi-materi yang sudah dibahas sebelumnya. Setelah anggota kelompok memahami yang disampaikan oleh pemimpin kelompok, kemudian melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu sesi ke VIII dari psikodrama. Sebelum psikodrama dilaksanakan, pemimpin kelompok membacakan anggota dari kelompok masing-masing. Setiap kelompok kembali diberi tugas seperti pada sesi sebelumnya, tetapi dengan cerita yang berbeda dan karakter yang bergantian. Dengan tugas yang sama, pada saat kelompok lain yang maju, kelompok yang lain bertindak sebagai penonton yang bertugas untuk memberikan saran, masukan, maupun tanggapannya. Mereka diberi waktu 15 menit untuk mempelajari dan menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. 75

Teknik psikodrama yang digunakan dalam sesi ini adalah teknik cermin dan role reverals. Inti cerita yang akan dimainkan adalah: 1) Ketika di dalam kelas ada 1 anak yang diejek dan diganggu temanmu karena tidak bisa mengerjakan tugas dari guru sampai keduanya bertengkar, lalu apa yang akan kamu lakukan? Pembagian pemainnya, Kp dan Kv sebagai pemain utama, Ag dan Nc sebagai pelerai. 2) Pada saat istirahat, ada teman sekelasmu yang meminta uang secara paksa padamu tetapi kamu hanya diam saja, lalu dia mengancam akan memukulimu sepulang sekolah nanti, apa yang akan kamu lakukan? Pemain, Aj sebagai pelaku, Sy sebagai korban, Ok sebagai penegah. 3) Ketika jam istirahat kamu melihat teman-temanmu memalak dan mengejek adik kelasmu, apa yang akan kamu lakukan? Pemain, Kp dan Kv sebagai korban, Aj dan Sy sebagai pelaku, Ok sebagai penegah. Setelah ketiga kelompok selesai, dilanjutkan pada tahap terakhir yaitu diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan. Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota kelompok memberikan balikannya. Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan protagonis/pemain utama. Selanjutnya anggota kelompok menyimpulkan pesan dari cerita diatas bahwa Apapun itu tindakan bullying yang kita lihat jangan pernah takut untuk mengadukan pada guru kita, karena dengan begitu kita akan menolong korban dan memutus 76

tindakan bullying yang tidak baik tersebut. Kegiatan terakhir pemimpin kelompok mengiformasikan bahwa kegiatan sesi VIII akan segera berakhir, pemimpin kelompok menanyakan kesan-kesan dari anggota kelompok dan membagikan LAISEG kepada anggota kelompok untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing. Selanjutnya menutup kegiatan dengan doa. 4.3.3. Post-Test ( Tes Akhir) Post test diberikan pada hari Senin, 09 Desember 2013 kepada 16 siswa kelas VI SDN Bawen 03. Pada kegiatan ini, penulis membagikan skala sikap tindakan bullying yang berjumlah 23 item yang diadaptasi dari Astia (2011) berdasarkan teori Sejiwa. Penulis kemudian mengolah hasil skala sikap yang telah diisi siswa dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney. 4.4. Analisis Data Setelah dilakukan treatment/perlakuan dengan metode psikodrama pada tanggal 20 November 2013 sampai 07 Desember 2013 dan setelah memberikan post test, penulis kemudian mengolah skala sikap tersebut dan memperoleh data sebagai berikut: 77

Tabel 4.7. Skor Pre Test dan Post Test Bullying Kelompok Eksperimen No Kode Nama Pre Test Post Test 1. AG 84 66 2. NC 75 59 3. SY 74 58 4. KV 67 51 5. RK 78 52 6. OK 71 57 7. KP 66 56 8. AJ 71 57 Jumlah 586 456 Rata-rata 73,25 57 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan skor dari 586 menjadi 456 dan pengurangan rata-rata dari 73,25 menjadi 57. Tabel 4.8. Skor Pre Test dan Post Test Bullying Kelompok Kontrol No Kode Nama Pre Test Post Test 1. BG 75 72 2. IB 79 78 3. DM 70 66 4. AD 74 68 5. BN 83 78 6. HD 67 62 7. YG 67 63 8. RD 71 67 Jumlah 586 554 Rata-rata 73,25 69,25 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan skor dari 586 menjadi 554 dan pengurangan rata-rata dari 73,25 menjadi 69,25. Namun pengurangan ini lebih kecil dibandingkan pada kelompok eksperimen. 78

Tabel 4.9 Mean Rank Pre test dan Post Test Tindakan Bullying Pada Kelompok Eksperimen Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Totalskore Pretest 8 12.44 99.50 Postest 8 4.56 36.50 Total 16 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah subyek sebanyak 8 siswa. Skor rata-rata ranking pada pre test 12,44 dan skor rata-rata ranking untuk post test 4,56. Jumlah ranking pada pre test 99,50 dan jumlah ranking pada post test 36,50. Tabel 4.10 Uji Mann Whitney U Pre Test dan post Test Tindakan Bullying Pada Kelompok eksperimen Test Statistics b Totalskore Mann-Whitney U.500 Wilcoxon W 36.500 Z -3.315 Asymp. Sig. (2-tailed).001 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok.000 a 79

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai hitung Mann-Whitney U= 500 dan koefisien Asymp.Sig. (2-tailed) 0,001< 0,05. Perhitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tindakan bullying siswa pada kelompok eksperimen antara pre test dan post test. Perbedaan tersebut menunjukkan ada penurunan tindakan bullying siswa pada kelompok eksperimen setelah diberi treatment/perlakuan dengan metode psikodrama. Tabel 4.11 Mean Rank Post Test Tindakan Bullying Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks Postest Eksperimen 8 4.81 38.50 Kontrol 8 12.19 97.50 Total 16 Pada tabel jumlah subyek untuk kelompok eksperimen sebanyak 8 siswa dan jumlah subyek pada kelompok kontrol juga 8 siswa. Skor ranking rata-rata untuk kelompok eksperimen = 4,81 dan skor ranking rata-rata untuk kelompok kontrol = 12,19. Jumlah ranking untuk kelompok eksperimen = 38,50 dan jumlah ranking untuk kelompok kontrol = 97,50. 80

Tabel 4.12 Uji Mann Whitney U Post Test Tindakan Bullying Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Test Statistics b Postest Mann-Whitney U 2.500 Wilcoxon W 38.500 Z -3.105 Asymp. Sig. (2-tailed).002 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].001 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kelompok Dari tabel diatas dapat diketahui nilai hitung Mann Whitney U = 2.500 dan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002 < 0,05. Perhitungan statistik tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan tindakan bullying siswa antara kelompok eksperimen dan kontrol. Perbedaan tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan/treatment dengan metode psikodrama. Tabel 4.13 Pengurangan Skor Tindakan Bullying Jumlah siswa yang memperoleh treatment Kategori Range Pre test Post test Eks Kon Eks Kon Sedang 42-59 - - 7 - Tinggi 60-77 6 6 1 6 Sangat tinggi 78-95 2 2-2 Jumlah siswa 16 siswa 16 siswa 81

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 16 siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Pada saat pre test kedua kelompok sama-sama berada dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Dari kelompok eksperimen pada saat pre test terdapat 6 siswa dalam kategori tinggi dan 2 siswa dalam kategori sangat tinggi. Terjadi perubahan pada saat post test menjadi 7 siswa yang masuk dalam kategori sedang dan 1 siswa masuk dalam kategori tinggi. Pada kelompok kontrol jumlah siswa dan kategori pada pre test maupun post test tidak terdapat perubahan. Artinya ada pengurangan tindakan bullying pada kelompok eksperimen secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metode psikodrama dapat digunakan untuk mengurangi tindakan bullying pada siswa kelas VI SDN Bawen 03. 4.5. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Metode psikodrama dapat mengurangi tindakan bullying secara signifikan pada siswa kelas VI SDN Bawen 03. Berdasarkan hasil analisis uji Mann- Whitney U Post test yang dapat dilihat pada tabel 4.10, menunjukkan koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 yang artinya ada perbedaan yang signifikan tindakan bullying siswa pada kelompok eksperimen. Mean Rank pada kelompok eksperimen berkurang dari 12,44 menjadi 4,56. Hal ini menunjukkan hasil yang signifikan berupa pengurangan skor tindakan bullying siswa kelas VI SDN Bawen 03, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima. 82

4.6. Pembahasan Berdasarkan hasil uji homogenitas yang telah dilaksanakan pada saat pre test, tidak ada perbedaan tindakan bullying yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,1000 > 0,05. Setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode psikodrama selama delapan kali pertemuan, terjadi pengurangan tindakan bullying pada siswa kelas VI SDN Bawen 03 secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 untuk pre test dan post test pada kelompok eksperimen. Untuk mengetahui apakah pengurangan yang signifikan tersebut dikarenakan perlakuan metode psikodrama atau karena faktor lain dari luar, maka diadakan pengujian dengan kelompok kontrol. Hasilnya menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,002 < 0,05, ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan metode psikodrama. Jadi hasil post test menunjukkan bahwa metode psikodrama dapat digunakan untuk mengurangi tindakan bullying. Adanya pengurangan tindakan bullying dapat dikatakan berhasil karena dari hasil observasi selama layanan dengan permainan peran psikodrama, kelompok eksperimen mengikuti kegiatan tersebut dengan sangat antusias, gembira, dan memahami topik yang diberikan serta dapat mengaplikasikan materi yang telah didapat pada saat kegiatan permainan psikodrama. 83

Pada kegiatan psikodrama, siswa yang sebagian besar merupakan pelaku bullying mempraktekkan situasi secara spontan dimana siswa dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi korban bullying. Sehingga siswa tersebut dapat merasakan ketidaknyamanan sebagai korban dari tindakan bullying, dengan begitu mereka akan merasa jera dan tidak akan lagi membully teman maupun adik kelasnya. Suasana yang diciptakan, dikendalikan oleh pemimpin kelompok sehingga membuat siswa tidak takut untuk bereksperimen dengan perilakunya yang baru. Setelah pertunjukkan psikodrama selesai, mereka bertugas menilai dan menanggapi tentang pertunjukkan psikodrama yang telah dilakukan oleh kelompok lain, pemimpin kelompok menengahi selanjutnya anggota maupun pemimpin kelompok bersamasama menyimpulkan hasil kegiatan psikodrama tersebut. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Moreno (dalam Romlah, 2001) yang menyatakan bahwa pada dasarnya manusia itu spontan dan kreatif, tetapi spontanitas dan kreativitas ini berkuarang atau hilang karena kesalahan dalam hubungan antar pribadi atau karena hambatan kebudayaan. Selain itu, hasil penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Corey (dalam, Romlah, 2001) yang menyatakan bahwa di dalam psikodrama klien memerankan situasi-situasi dramatis yang dialaminya pada waktu lalu, sekarang, dan yang diantisipasi akan dialami pada waktu yang akan datang, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam mengenai dirinya dan melepaskan tekanan-tekanan yang 84

dialami agar klien dapat mengenali perasaan-perasaannya dan dapat mengungkapkan perasaannya sepenuhnya sehingga terbuka jalan untuk terbentuknya perilaku baru. Tidak hanya berhenti disitu, seminggu setelah layanan selesai tepatnya pada hari Kamis, 19 Desember 2013 yang dimulai sejak pukul 09.00 11.00 WIB, penulis melakukan kegiatan pemantapan dengan memberikan layanan klasikal kepada seluruh siswa kelas VI. Kegiatan ini bertujuan agar semua siswa kelas VI dapat mengetahui tentang dampak dari tindakan bullying dan memerangi bullying sekecil apapun itu. Sebelumnya penulis memberikan ice breaking agar siswa merasa rileks. Kemudian penulis memberikan materi seputar bullying mulai dari pengertian bullying, jenis-jenis bullying, faktor-faktor penyebab bullying, karakteristik pelaku bullying, konsekuensi bullying, dan juga kebijakan sekolah tentang bullying. Penulis menghimbau agar semua siswa bertindak tegas apabila melihat atau menjadi korban bullying, jika tidak berani melawan maka penulis menganjurkan untuk segera melaporkan tindakan bullying yang terjadi kepada guru supaya diberi sanksi yang tegas sehingga pelaku menjadi jera. Selain itu penulis juga menampilkan video tentang yomodoku (salah satu ilmu bela diri), dan menghimbau supaya siswa kelas VI dapat menyalurkan hobinya dalam kegiatan yang lebih positif. Para siswa terlihat sangat antusias dengan layanan yang diberikan. Penulis juga melakukan wawancara dengan guru kelas, siswi kelas VI serta siswa kelas V. Dari hasil pemantapan pada hari tersebut dapat dinyatakan bahwa ada pengurangan intensitas masalah bullying baik fisik, verbal maupun psikologis pada siswa kelas VI SDN Bawen 03. 85