8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di L 2 (a, b)

dokumen-dokumen yang mirip
4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

3. Kekonvergenan Deret Fourier

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

Hendra Gunawan. KK Analisis & Geometri FMIPA-ITB. Bandung, Maret 2001 [Edisi Revisi II: Mei 2014]

BAB IV DERET FOURIER

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

13. Aplikasi Transformasi Fourier

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

Analisis Fourier dan Wavelet

MA3231 Analisis Real

12. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L 2 (R)

BAB 2 LANDASAN TEORI

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

16. Analisis Multi Resolusi

MA3231 Analisis Real

9. Teori Aproksimasi

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

10. Transformasi Fourier

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Analisa Numerik. Teknik Sipil. 1.1 Deret Taylor, Teorema Taylor dan Teorema Nilai Tengah. 3x 2 x 3 + 2x 2 x + 1, f (n) (c) = n!

MA5032 ANALISIS REAL

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

SISTEM DINAMIK DISKRET. Anggota Kelompok: 1. Inggrid Riana C. 2. Kharisma Madu B. 3. Solehan

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

6. Himpunan Fungsi Ortogonal

7. Transformasi Fourier

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

MASALAH INTERPOLASI 1-D DAN 2-D

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part I

SIFAT SPEKTRAL DARI MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL DENGAN POTENSIAL COULOMB

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part II

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

17. Transformasi Wavelet Kontinu dan Frame

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

dari ruang vektor berdimensi hingga V (dimana I adalah suatu himpunan indeks) disebut basis bagi V jika V = span(ψ) dan vektorvektor

BAB I DERIVATIF (TURUNAN)

MA3231 Analisis Real

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Linearisasi Persamaan Air Dangkal

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

log2 PEMBAHASAN SOAL TRY OUT = = 2 1 = 27 8 = 19 Jawaban : C = = = 2( 15 10) Jawaban : B . 4. log3 1 2 (1) .

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Analisis Riil II: Diferensiasi

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA3231 Analisis Real

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

matematika TURUNAN TRIGONOMETRI K e l a s A. Rumus Turunan Sinus dan Kosinus Kurikulum 2006/2013 Tujuan Pembelajaran

MA3231 Analisis Real

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Reflektor Gelombang 1 balok

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

SISTEM PERSAMAAN LINEAR ( BAGIAN II )

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Gambar 1. Gradien garis singgung grafik f

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso.

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 10, Dosen FMIPA - ITB

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

TEKNIK ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

MA3231 Analisis Real

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

PEMBAHASAN UN SMA IPA TAHUN AJARAN 2011/2012

Bab 3 Fungsi Elementer

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

Ruang Vektor Euclid R n

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Ketaksamaan Cauchy-Schwarz, Ketaksamaan Bessel, dan Kesamaan Parseval di Ruang n-hasilkali Dalam Baku. Hendra Gunawan

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

BAB I LIMIT-LIMIT Limit-limit Fungsi

PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan

Transkripsi:

8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di L (a, b) 8.1 Deret Fourier yang Diperumum Jika {ϕ n } 1 adalah basis ortonormal untuk L (a, b) dan f L (a, b), maka f, ϕ n disebut koefisien Fourier yang diperumum dari f terhadap {ϕ n } 1, dan deret f, ϕ n ϕ n disebut deret Fourier yang diperumum dari f terhadap {ϕ n } 1. Pertanyaan kita adalah: apakah himpunan ortonormal pada pembahasan deret Fourier klasik merupakan basis ortonormal, yakni apakah f = n=1 f, ϕ n ϕ n untuk setiap f L ( π, π)? Ingat bahwa kita baru membuktikan ini untuk fungsi di P S(a, b). Teorema. (a) Himpunan {e inx } dan {cos nx} 1 {sin nx} 1 untuk L ( π, π). Bukti. n=1 merupakan basis ortogonal (b) Himpunan {cos nx} 0 dan {sin nx} 1 merupakan basis ortogonal untuk L (0, π). Akan dibuktikan (a) bagian pertama saja, yang berkenaan dengan himpunan {e inx }. Bagian lainnya dapat dibuktikan secara serupa. Misalkan f L ( π, π) dan ϵ > 0. Berdasarkan teorema tentang topologi ruang L (a, b) secara umum, terdapat fungsi f yang kontinu dan mulus bagian demi bagian pada [ π, π] sedemikian sehingga f f < ϵ 3. Misalkan c n = 1 π f, ψ n dan c n = 1 π f, ψ n, dengan ψ n (x) = e inx, n Z, adalah koefisien Fourier dari f dan f, berturut-turut. Menurut teorema kekonvergenan seragam deret Fourier, n= c nψ n konvergen seragam ke f. Akibatnya, jika N cukup besar, maka f < ϵ 3. Selanjutnya, menurut Teorema Pythagoras dan Ketaksamaan Bessel, = N c n c n 34 n= c n c n f f < ( ϵ ). 3

Jadi, jika kita tulis f = (f f) ( N + f ) ( N + dan gunakan Ketaksamaan Segitiga, maka kita peroleh f ϵ 3 + ϵ 3 + ϵ 3 = ϵ. ), N Jadi f = lim N c nψ n = n= c nψ n dalam norm, dan ini membuktikan bahwa himpunan fungsi {ψ n } merupakan basis ortonormal untuk L ( π, π). (QED) Sebagai rangkuman, sejauh ini kita telah membahas: jika f periodik, maka deret Fourier dari f akan konvergen ke f (i) secara seragam, mutlak, dan dalam norm, untuk f yang kontinu dan mulus bagian demi bagian pada [a, b]; (ii) secara titik demi titik, untuk f yang mulus bagian demi bagian pada [a, b]; (iii) dalam norm, untuk f L (a, b). 8. Hampiran Terbaik di L (a, b) Teorema berikut menyatakan bahwa deret dengan koefisien Fourier untuk f (terhadap suatu himpunan ortonormal di L (a, b)) merupakan hampiran terbaik untuk f di antara semua uraian deret yang mungkin (terhadap himpunan ortonormal tersebut). Teorema. Misalkan {ϕ n } adalah suatu himpunan fungsi ortonormal, yang terhingga atau terbilang banyaknya, di L (a, b). Maka f f, ϕ n ϕ n f c n ϕ n untuk sembarang pilihan {c n } dengan c n <. Lebih jauh, kesamaan dipenuhi jika dan hanya jika c n = f, ϕ n untuk setiap indeks n. Bukti. Kita tulis f c n ϕ n = (f ) f, ϕ n ϕ n + [ ] f, ϕn c n ϕn. 35

Perhatikan bahwa g := f f, ϕ n ϕ n ϕ m atau g, ϕ m = 0, untuk setiap m. Jadi, g [ f, ϕ n c n ] ϕn, sehingga menurut Teorema Pythagoras, f cn ϕ n = f f, ϕn ϕ n + f, ϕn c n f f, ϕn ϕ n, dan kesamaan dipenuhi jika dan hanya c n = f, ϕ n untuk setiap n. (QED) 8.3 Masalah Sturm-Liouville Reguler Himpunan fungsi ortogonal {cos nx} 0 dan {sin nx} 1 di L (0, π) diperoleh dari masalah nilai batas u (x) + λ u(x) = 0, u (0) = u (π) = 0 dan u (x) + λ u(x) = 0, u(0) = u(π) = 0. Demikian juga himpunan fungsi ortogonal {e inx } di L ( π, π) dapat diperoleh dari masalah nilai batas u (x) + λ u(x) = 0, u( π) = u(π), u ( π) = u (π). Pada bagian ini kita akan melihat bahwa ada (banyak) masalah nilai batas yang berujung pada himpunan fungsi ortogonal du L (a, b). Secara khusus, kita akan membahas masalah Sturm-Liouville reguler, yang berbentuk (rf ) + pf + λwf = 0, dengan syarat batas B 1 (f) = 0 dan B (f) = 0. Di sini r, r dan p bernilai real dan kontinu pada [a, b], r > 0 pada [a, b], dan w > 0 dan kontinu pada [a, b]. Sementara itu, B 1 dan B merupakan fungsional yang self-adjoint. Lebih khusus lagi, kita akan meninjau masalah Sturm-Liouville berikut pada [0, L]: f + λf = 0, f (0) = αf(0), f (L) = βf(l). ( ) Di sini λ merupakan nilai eigen dari operator T, dengan T f = f. Dapat ditunjukkan bahwa nilai eigen dari masalah ini senantiasa bernilai real. 36

Perhatikan jika λ = 0, maka f = 0 memberikan f(x) = c 1 + c x, dan dari syarat batas kita peroleh c = αc 1 dan c = β(c 1 + c L). Akibatnya c 1 = c = 0 atau β = Tentu saja kita tidak menghendaki solusi trivial f = 0, karena itu kita penuhi β = dan ambil c 1 = 1, c = α. α 1+αL. α 1+αL Selanjutnya, kita asumsikan λ 0, katakan λ = ν dengan ν > 0 atau ν = µi, µ > 0 (tergantung apakah λ > 0 atau λ < 0). Solusi umum dari (*) adalah f(x) = c 1 cos νx + c sin νx. Karena f(0) = c 1 dan f (0) = νc, syarat batas di 0 memberikan νc = αc 1. Dalam hal ini, ambil c 1 = ν dan c = α, sehingga f(x) = ν cos νx + α sin νx. [1] Sekarang syarat batas di L akan memberikan ν sin νl + α cos νl = β(ν cos νl + α sin νl) atau (α β)ν cos νl = (αβ + ν ) sin νl atau tan νl = (α β)ν αβ + ν. [a] Jika ν = µi, maka (mengingat tan ix = i tanh x) persamaan [a] menjadi tanh µl = (α β)µ αβ µ. [b] Dalam kedua kasus, kita hanya perlu meninjau nilai ν dan µ positif karena nilai eigen dari operator T adalah ν atau µ. Jika ν memenuhi [a], maka fungsi f yang memenuhi [1] merupakan fungsi eigen untuk masalah (*). Secara umum, f tidak normal, namun kita dapat menormalisasi f bila dikehendaki. 37

Untuk memberikan gambaran fungsi eigen seperti apa yang diperoleh, tinjau kasus α = 1, β = 1, L = π. Dalam hal ini, persamaan [a] menjadi tan νπ = ν ν 1, [c] sementara persamaan [b] menjadi tanh µπ = µ µ + 1. [d] Ada banyak solusi persamaan [c]: 0 < ν 1 < ν < ν 3 < dengan ν n n 1 untuk n besar, namun tidak ada satupun solusi positif persamaan [d]. Jadi, terdapat tak terhingga banyak nilai eigen λ n = ν n untuk (*), dengan λ n (n 1) untuk n besar. Fungsi eigen yang berpadanan dengan λ n adalah f n (x) = ν n cos ν n x + sin ν n x. Dapat diperiksa bahwa himpunan fungsi eigen ini membentuk himpunan ortogonal terhadap hasilkali dalam f, g := π 0 sedang kita bahas pada kesempatan ini. f(x)g(x)w(x) dx, dengan w 1 untuk contoh yang 8.4 Soal Latihan 1. Diketahui f(x) = x, x [0, π]. Tentukan hampiran terbaik (dalam norm) untuk f, di antara fungsi-fungsi yang berbentuk (a) a 0 + a 1 cos x + a cos x. (b) b 1 sin x + b sin x. (c) a cos x + b sin x.. Buktikan bahwa himpunan fungsi eigen {f n } pada 8.3 merupakan himpunan ortogonal. 38