PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

WALIKOTA BANJARMASIN

Penerapan Masalah Transportasi

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

Aljabar Linear Elementer

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

Pergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

Trihastuti Agustinah

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

2.1 Pelinieran Model Matematik dengan Ekspansi Deret Taylor

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

BAB III PENDEKATAN TEORI

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

Trihastuti Agustinah

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

Daya Dukung Tanah LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 7

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN STEAM TURBIN-GENERATOR BERBASIS MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC) DI PT GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG JAWA TENGAH

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

Galeri Soal. Dirangkum Oleh: Anang Wibowo, S.Pd

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

38 Soal dengan Pembahasan, 426 Soal Latihan

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

1. Persamaan Energi Total

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

BAB II PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDO SATU

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

Metode Identifikasi Rekursif. Zulkifli Hidayat Laboratorium Teknik Sistem Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim)

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

BAB 3 METODE PENELITIAN

Diferensial fungsi sederhana

NAVIGASI ROBOT MOBIL DALAM LINGKUNGAN DINAMIK DAN TAK TERSTRUKTUR

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

SEISMIK REFRAKSI (DASAR TEORI & AKUISISI DATA) SUSILAWATI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara posisi (baik x dan y) serta orientasi (θ) yang dibat robot dengan nilai referensi lintasan yang diberikan seminimm mngkin Istilah yang sering dipakai ntk masalah ini ialah trajectory tracking ata penelsran lintasan Untk menyelesaikannya dignakan metode Neral Network Predictive Control (NNPC) NNPC jga merpakan sat jaringan saraf tiran, hanya saja model ini sering dignakan sebagai alat prediksi ata estimator Dasar dari NNPC ialah meminimmkan sat cost fnction ata fngsi ongkos yang kdratik dalam beberapa iterasi Fngsi ongkos tersebt mengandng galat antara hasil prediksi dengan referensi dan perbahan maskan sistem sebagai akibat dari prediksi Sistem persamaan rang keadaan DDMR yang diperoleh sebelmnya terdiri atas kelaran n = 3 dan maskan m = 2 Untk sistem seperti ini definisikan 22

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN23 fngsi ongkos kadratiknya sebagai berikt dengan ê = V (k) = 2h p ê T Lê + 2h T R, (4) x(k + ) ˆx(k + ) (k + ) (k) x(k + h p ) ˆx(k + h p ) (k + 2) (k + ) y(k + ) ŷ(k + ) dan = (k + h ) (k + h ) y(k + h p ) ŷ(k + h p ) 2 (k + ) 2 (k) θ(k + ) ˆθ(k + ) θ(k + h p ) ˆθ(k 2 (k + h ) 2 (k + h ) + h p ) ê merpakan galat antara referensi dan prediksi lintasan aktal Misalkan = V R dan 2 = V L sebagai maskan sehingga menggambarkan perbahan maskan akibat hasil prediksi yang mncl Sementara hp dan h merpakan penent banyak iterasi yang ditentkan berdasarkan wakt temph dan selang wakt antar iterasi, serta k Z adalah langkah iterasi Matriks bobot (weight matrices) L R n(hp ) n(hp ) dan R R mh mh menentkan seberapa besar perbahan dan 2 yang akan terjadi dan galat ê yang timbl dapat dipertimbangkan Fngsi ongkos V(k) hars dihitng dan diminimmkan ntk setiap iterasi k Untk meminimmkan V(k) terdapat da tahap yang hars dilakkan yait: Memprediksi ata mengestimasi lintasan aktal yang akan dibentk robot 2 Mengoptimasikan nilai m (k + j) ntk k =,, h dan m = ata 2 Keda tahap ini akan diraikan dalam sb bab berikt

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN24 4 Prediksi Lintasan Aktal DDMR Tjan dari tahap pertama ini adalah mengetahi nilai dari ê k ntk k =,,hp Untk it nilai referensi lintasan x(k), y(k), dan θ(k) ntk k =,,hp hars diketahi Karena jaringan saraf tiran dapat dignakan sebagai aproksimator fngsi, maka kelebihan ini dimanfaatkan ntk melakkan prediksi lintasan aktal robot Langkah pertama ialah membangn jaringan dari sistem yang diprediksi Model jaringan recrrent yang dipilih Alasannya, karena tipe jaringan ini dapat melakkan mpan balik yang memngkinkan jaringan ntk melakkan perhitngan galat antara hasil prediksi (maskan pada jaringan) dengan targetnya Selain it, tipe jaringan recrrent memiliki nit delay sehingga jaringan ini bisa melakkan perhitngan secara rekrsif Untk mendapat gambaran lebih mengenai jaringan yang dipilih, pada Gambar (5) disajikan model jaringannya Tipe jaringan recrrent maskan Lapisan ( tan-sigmoid - ) Lapisan 2 ( prelin) kelaran x(k) y(k) θ(k) (k) 2 (k) w, w 4, b b 2 b 3 b 4 2 w, 2 w,3 q 2 b xˆ( k ) yˆ( k ) ^ θ(k+) Gambar 4: Model Jaringan Recrrent ntk Sistem DDMR yang dignakan ialah tipe Elman Jaringan Elman di atas terdiri atas da lapisan yang memiliki lima maskan dan tiga kelaran Lapisan pertama terdapat empat bah neron dengan tan-sigmoid sebagai fngsi transfer Sementara lapisan keda terdiri atas tiga neron dengan prelin sebagai fngsi transfernya Jaringan di atas di-training menggnakan backpropagation dengan algoritma Levenberg-

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN25 Marqardt dan Mean Sqare Error (MSE) sebagai kran kinerja Levenberg- Marqardt merpakan algoritma yang paling cepat dalam proses back propagation Untk lebih jelas mengenai algoritma Levenberg-Marqardt dapat dilihat pada Lampiran B Hasil dari training pada jaringan ialah estimasi dari posisi dan orientasi ntk selang wakt beriktnya Sehingga estimasi dari kelaran ntk iterasi selanjtnya dan ˆθ(k + + i) dapat dihitng secara rekrsif melali ˆx(k + i + ) = f 2 (f (x(k + i),y(k + i),θ(k + i), (k + i), 2 (k + i))) (42) Begit pla ntk ŷ(k + + i) dan ˆθ(k + + i) dengan bentk yang serpa seperti (42) f dan f 2 bertrt-trt adalah fngsi transfer tan-sigmoid dan prelin Untk iterasi pertama (k+i) dan 2 (k+i) yang dipilih konstan dan sama dengan kondisi awalnya, yait (0) dan 2 (0) 42 Optimisasi Maskan Optimisasi dilakkan menggnakan algoritma Gass-Newton (lebih jelas tentang algoritmanya dapat dilihat di Lampiran A) Setelah melakkan estimasi pertama ntk langkah ke k+, kita dapat menghitng x(k +) ˆx(k +), y(k +) ŷ(k +), dan θ(k + ) ˆθ(k + ) yang merpakan galat Selanjtnya kita misalkan ê l (k + ) menggantikan tiga bentk pengrangan sebelmnya dengan m mewakili x(k), y(k), dan θ(k) Oleh karena it, ntk iterasi selanjtnya kita memiliki ê m (k + + i) dengan i [;h p ] Beriktnya, ê m (k + + i) diekspansi dengan deret Taylor orde sat, yait ê m (δ l ) = ê m,0 + ê m δ l = ê m,0 Ẑ δ l, (43) l l [ dengan Ẑ = ˆx ŷ ˆθ ] Tdan δl merpakan variasi dari l ntk l = dan 2 Untk menghitng persamaan (43) defnisikan matriks D lk R hp h sebagai berikt D lk = Ẑ(k + + i), (44) l (k + j) dengan i [;h p ] danj [;h ] Bentk trnan ini dapat dihitng secara rekrsif dalam pembagian sebagai berikt:

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN26 i = j, perhitngan dilakkan secara langsng, yait Ẑ(k + + i) l (k + j) = f 2(f (Ẑ(k + i),y(k + i),θ(k + i), (k + i), 2 (k + i)) l (k + j) (45) 2 i > j, dihitng secara bertahap dari Ẑ(k + + i) n Ẑ(k + + i) = l (k + j) Ẑr(k + j) 3 i < j, Ẑ(k++i) l (k+j) = 0 r= Ẑr(k + i) l (k + j) (46) Bentk trnan pada (45) dan bagian pertama dari (46) dihitng dari stktr jaringan yang dibat sebelmnya Oleh karena it, dari strktr pada Gambar (4) Ẑ(k + + i) l (k + j) n n 2 = ( Ws Ns (o s (k + ))w,sl )( Ws 2 Ns 2 (Ws )wss), 2 (47) s= dengan N s adalah trnan dari fngsi transfer f dengan maskan o s yang berbentk n n o s (k + ) = w,sl l (k + i) + w Z,sn Z(k + i) (48) s= w,sl adalah bobot ntk k pada lapisan, w Z,sn adalah bobot ntk Z pada lapisan sat, dan w 2 ss adalah bobot ntk lapisan da W s = f (Zw y + k w ) dan W 2 s = f 2 (W s w ss ), ntk s =,,n 2 n dan n 2 masing-masing adalah banyaknya neron pada lapisan sat dan da s= s= Modifikasi perbahan maskan menjadi bentk sebagai berikt: (k + ) (k) + δ (k + ) (k + 2) (k + ) + δ (k + 2) δ (k + ) = (k + h ) (k + h ) + δ (k + h ) δ (k + h ) 2 (k + ) 2 (k)δ 2 (k + ) 2 (k + h ) 2 (k + h ) + δ 2 (k + h ) δ 2 (k + h ) (49)

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN27 Bentk di atas dapat ditlis menjadi dengan [ dan l = l = T l + T 2 δ l, (40) 0 0 0 0 0 T = R h hp+, (4) 0 0 0 0 0 0 0 T 2 = 0 R h h, (42) 0 0 ] T l (k) l (k + h p ) Dari persamaan (43) dan (40) fngsi ongkos pada persamaan (4) dapat ditlis lang menjadi V (δ) = 2h p (ê 0 + Dδ) T L(ê 0 + Dδ) + 2h ( T + T 2 δ) T R( T + T 2 δ), (43) dimana D R n(hp ) mh dibentk dari matriks D lk, serta T R mh m(hp+) dan T 2 R mh mh masing-masing dibentk dari matriks T dan T 2 Persamaan (43) diekspansi dan ditrnkan terhadap δ, ntk meminimmkannya bat trnannya sama dengan nol Kemdian dicari solsi dalam bentk δ sedemikian sehingga diperoleh hasilnya sebagai berikt: δ = ( h p D T LD + h T T 2 R T 2 ) ( h p D T Lê 0 + h T T 2 R T ) (44) δ inilah yang ditambahkan pada awal dan dengan memilih t < (agar iterasinya stabil) diperoleh: bar = + tδ (45) Dengan bar ini iterasi beriktnya bermanfaat ntk memprediksi langkah selanjtnya (iterasi beriktnya δ tidak perl dihitng lagi) Permasalahan selanjtnya

BAB 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN28 ialah pemilihan matriks bobot L dan R serta melakkan perhitngan secara rekrsif ntk memprediksi lintasan dan orientasi sampai akhir iterasi, yait h p