BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis jalr sebenarnya merpakan perkembangan korelasi yang diraikan menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimblkannya. Lebih lanjt analisis jalr memiliki kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merpakan bentk khss dari analisis jalr. Teknik ini jga dikenal sebagai model sebab akibat (casing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalr memngkinkan penggna dapat mengji proposisi teoritis mengenai hbngan sebab akibat tanpa memaniplasi variabel-variabel (Sarwono, 007).. Pengertian Analisis Jalr Dalam telaah statistika dinyatakan bahwa tjan peramalan ata pendgaan nilai Y atas dasar nilai-nilai,,.. i, pola hbngan yang sesai adalah pola hbngan yang mengikti model regresi sedangkan ntk menganalisis pola hbngan kasal antar variabel dengan tjan ntk mengetahi pengarh langsng dan tidak langsng, secara serempak ata mandiri beberapa variabel penyebab terhadap sebah variabel akibat, maka pola yang tepat adalah analisis jalr. Analisis jalr merpakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Jadi model path analysis yang dbicarakan adalah pola hbngan sebab akibat ntk menganalisis pola hbngan

2 antar variabel dengan tjan ntk mengetahi pengarh langsng mapn tidak langsng seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)... Manfaat Analisis Jalr (Path Analysis) Manfaat path analysis ata analisis jalr adalah ntk:. Penjelasan terhadap fenomena yang dipelajari ata permasalahan yang diteliti.. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kalitatif. 3. Faktor determinan yait penentan variabel bebas () mana yang berpengarh dominan terhadap variabel terikat (Y), jga dapat dignakan ntk menelsri mekanisme (jalrjalr) pengarh variabel bebas () terhadap variabel terikat (Y). 4. Pengjian model, menggnakan theory trimming baik ntk ji reliabilitas konsep yang sdah ada atapn ji pengembangan konsep bar... Asmsi-asmsi Analisis Jalr Asmsi-asmsi yang mendasari analisis jalr adalah sebagai berikt: 5. Hbngan antar variabel bersifat linier, aditif, dan kasal 3 6. Variabel-variabel residal dalam model tidak berkolerasi dengan variabel-variabel bebas. 7. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala kr interval dan rasio. 8. Menggnakan sampel probability sampling...3 Diagram Jalr dan Persamaan Strktral

3 Pada saat akan melakkan analisis jalr, disarankan terlebih dahl menggambarkan secara dragmatik strktr hbngan kasal antara variabel penyebab dan variabel akibat. Diagram ini disebt dengan Diagram Jalr bentknya ditentkan oleh teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertent. Diagram jalr merpakan gambar yang meragakan strktr hbngan kasal antar variabel bebas dengan variabel terikat. Sebah diagram jalr, tanda panah berjng ganda mennjkkan hbngan korelasional dan tanda panah sat arah mennjkkan hbngan kasal ata pengarh langsng dari variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen) Y. Lebih jelasnya perhatikan gambar ilstrasi berikt: Ganbar. Diagram Jalr Yang Menyatakan Hbngan Kasal Dari Sebagai Penyebab Ke Y Sebagai Akibat Y Gambar tersebt menyatakan bahwa Y dipengarhi langsng oleh, tetapi dilar it masih banyak penyebab lain yang tidak dikr. Penyebab-penyebab lain it dinyatakan oleh. Persamaan strktral yang dimiliki oleh gambar tersebt adalah Y y Selanjtnya tanda panah sat arah menggambarkan pengarh langsng dari variabel eksogens terhadap variabel endogens. Gambar.

4 Diagram Jalr Yang Menyatakan Hbngan Kasal dari,, 3 ke Y ρy r ρy ρy r3 Y r3 ρy3 3 Gambar. mennjkkan terdapat tiga bah variabel eksogen yait,, 3, sebah variabel endogen Y, dan sebah variabel resid. Pada diagram tersebt jga ditnjkkkan bahwa hbngan antara dengan Y, dengan Y, dan 3 dengan Y adalah hbngan kasal. Sedangkan hbngan antara dengan, dengan 3, dan 3 dengan masing-masing adalah hbngan korelasional. Dengan bentk persamaan strktralnya adalah: Y y y y Koefisien Jalr Besarnya pengarh langsng dari sat variabel eksogens terhadap variabel endogens tertent, dinyatakan oleh besarnya koefisien jalr. Langkah-langkah kerja yang dilakkan ntk menghitng koefisien jalr adalah:. Gambarkan dengan jelas diagram jalr yang mencerminkan asosiasi yang diajkan, lengkap dengan persamaan strktralnya.. Menghitng matriks korelasi antar variabel.

5 R r r r n n Formla ntk menghitng koefisien korelasi yang dicari adalah menggnakan Prodct Moment oefficient dari Karl Pearson. Alasan penggnaan teknik koefisien Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala interval. Formlanya: r y N Y Y N N Y Y 3. Identifikasi sb-strktr dan persamaan yang akan dihitng koefisien jalrnya. Misalkan saja dalam sb strktr yang telah kita identifikasi terdapat k bah variabel eksogens dan sebah variabel endogens yang dinyatakan oleh persamaan: k k Kemdian hitng matriks korelasi antar variabel eksogens yang menyssn sb strktr tersebt. R r r r n n 4. Menghitng matriks invers korelasi eksogens, dengan rms: R k k k kk 5. Menghitng sema koefisien jalr p i, dimana i=,, k; melali rms:

6 k k k kk r r k..5 Besarnya Pengarh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen Pengarh yang diterima oleh sebah variabel endogens dari da ata lebih variabel eksogens dapat secara sendiri-seniri atapn secara bersama-sama. Pengarh secara sendiri-sendiri (parsial) bisa berpa pengarh langsng, bisa jga pengarh tidak langsng, yait melali variabel eksogen lainnya. Menghitng besarnya pengarh langsng, pengarh tidak langsng, serta pengarh total variabel eksogens terhadap variabel endogens secara parsial, dapat dilakkan dengan rms:. Besarnya pengarh langsng variabel eksogens terhadap variabel endogens = ρ i ρ i. Besarnya pengarh tidak langsng variabel eksogens terhadap variabel endogens = p i r p i 3. Besarnya pengarh total variabel eksogens terhadap variabel endogens adalah penjmlahan besarnya pengarh langsng dengan tidak langsng = (ρ i ρ i )+ (p i r p i) Selanjtnya pengarh bersama-sama (simltan) variabel eksogens terhadap variabel endogens dapat dihitng dengan rms: R,,... k i k r r r k

7 Keterangan: R,,... k : koefisien determinasi total,,. k terhadap ata besarnya pengarh variabel eksogens secara bersama-sama terhadap variabel endogens. i k : koefisien jalr (r r.r k ) : koefisien variabel eksogens,, k dengan variabel endogens =..6 Pengjian Koefisien Jalr Mengji kebermaknaan setiap koefisien jalr yang telah dihitng, baik secara sendiri-sendiri (parsial) mapn secara bersama-sama (simltan), serta mengji besarnya perbedan pengarh masing-masing variabel eksogens terhadap variabel endogens dapat dilakkan dengan langkah kerja berikt:. Nyatakan hipotesis statistik yang akan diji H o : p i = 0 artinya tidak terdapat pengarh variabel eksogens ( ) terhadap variabel endogens ( i ). H : p i 0 artinya terdapat pengarh variabel eksogens ( ) terhadap variabel endogens ( i ).. Gnakan statistik ji yang tepat, yait: - Untk mengji setiap koefisien jalr: t P R,.., n k i k ii N m ata t hitng r r Keterangan: i =,, k k = banyaknya variabel eksogens dalam sb strktr yang diji

8 t = mengikti tabel distribsi t, dengan derajat bebas = n-k- Kriteria pengjian, tolah H 0 bila t hitng > t tabel - Untk mengji koefisien jalr secara keselrhan ata bersama-sama: F n k R,,... k k R,,... k ata F hitng R R / n k Keterangan: i =,,, k k = banyaknya variabel eksogens dalam sb strktr yang diji.3 Perencanaan Karier Sat masalah yang sering dialami mahasiswa setelah lls adalah slitnya mencari kerja. Ketika it tiba, mereka menyesali kenapa sejak awal tidak seris dalam belajar dan tidak mempersiapkan diri dengan baik. Maka dari it diperlkan perencanaan karier sejak ddk di bangk kliah. Menrt Zlkarnain Djamin (993) perencanaan adalah sat alat ata cara ntk mencapai tjan dengan lebih baik mendapatkan alasan lebih kat. Menrt Simamora (00) karier adalah Urtan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilak-perilak, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidp orang tersebt. Perencanaan karier merpakan proses yang disengaja di mana dengan melalinya seseorang menjadi sadar akan atribt-atribt yang berhbngan dengan karier personal dan serangkaian langkah sepanjang hidp memberikan smbangan pemenhan karier.

9 Pendapat Ekaningrm (00) karier adalah tidak lagi diartikan sebagai adanya penghargaan institsional dengan meningkatkan keddkan dalam hirarki formal yang sdah ditetapkan dalam organisasi. Menrt Dalil S (00) karier merpakan sat proses yang sengaja diciptakan persahaan ntk membant karyawan agar membant partisipasi ditempat kerja. Sementara it Gleck (997) menyatakan karir individal adalah rtan pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan yang dialami seseorang selama masa kerjanya. Sehingga karier individ melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai kesempatan tetapi dari sdt pandang organisasi karier merpakan proses regenerasi tgas yang bar. Sedangkan pendapat Ekaningrm (00) karier dignakan ntk orang-orang pada masing-masing peran ata stats. Karir adalah sema jabatan (pekerjaan) yang memiliki tanggng jawab individ. Sehingga dapat disimplkan bahwa karier adalah sat rangkaian ata pekerjaan yang dicapai seseorang dalam krng wakt tertent yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilak dan motivasi dalam individ. Perencanaan karier dapat diartikan sebagai sat cara ata alat ntk mencapai sat tjan yang lebih baik kedepan dan dianggap sebagai syarat mtlak bagi realisasi saha yang ingin dicapai ata dalam arti yang lebih ringkas perencanaan karier merpakan proses di mana sesorang menyeleksi tjan karier dan ars karier ntk mencapai tjan tersebt..3. Hal-hal Yang Perl Diperhatikan Dalam Merecanakan Karier Berikt ini adalah beberapa faktor penting yang perl diperhatikan dalam merencanakan karier, yait :

10 . Motivasi sangat terkait dengan tjan yang ingin dicapai. Tjan yang realistis namn sekaligs menantang akan menimblkan motivasi ntk meraihnya. Tjan yang sangat mlk-mlk tanpa memperhatikan kewajarannya dapat melemahkan motivasi bahkan menimblkan pts asa mengingat keslitan ntk mencapainya. Jadi ntk membangn motivasi dalam perencanaan karir batlah tjan karir yang menantang sekaligs realistis.. Kompetensi melipti selrh aspek pengetahan, keterampilan dan sikap yang hars dimiliki. Jika ingin meneliti karier dalam bidang tertent, katakanlah dalam bidang pemasaran, anda hars meningkatkan pengetahan anda tentang pemasaran, meningkatkan keterampilan pemasaran dan bersikap bagaikan seorang marketer. 3. Keberhasilan pencapaian perencanaan karier ditentkan pla oleh jejaring yang kita miliki. Sejah mana orang lain mengenal diri kita, sejah mana orang lain mengenal kemampan kita. Jejaring jga akan membka akses, memberikan pelang bagi kita ntk lebih meningkatkan pencapaian karier. Tent hal ini tetap hars berlandaskan motivasi dan kompetensi. 4. Pelang adalah faktor yang relatif ncontrollabel, dilar kendali kita. Namn, kita ditntt jeli melihatnya, sering disebt pelang jarang berlang da kali begit diperoleh kita hars jeli melihatnya dan segera menangkap apabila hal tersebt selaras dengan perencanaan karier yang telah dibat. 5. Beriktnya adalah konsistensi dan feksibilitas. Sengaja keda hal ini penlis satkan, mengingat disat sisi hal ini sesngghnya tidak saling terpisahkan namn disisi lain kita pn hars jeli kapan hars tetap konsisten dan kapan bisa fleksibel. Menrt penlis kita hars tetap konsisten jika menyangkt nilai dasar kita dalam merencanakan karier. Nilai adalah

11 prinsip dan hars ditegakkan secara konsisten. Selain it ntk tjan yang bersifat jangka panjang kita pn hars konsisten..3. Alasan Yang Mendasari Perencanaan Karier Merencanakan sebah karier sejak di bangk kliah sangat penting, berikt beberapa hal yang mendasarinya :. Mencari pekerjaan tidak mdah Mencari sat pekerjaan it tidak mdah. Itlah sebabnya mengapa seseorang hars merencanakan karier jah-jah hari sebelm terjn di dnia kerja. Apakah dengan membat perencanaan pasti menjamin seseorang dapat pekerjaan? Memang tidak ada jaminan, tapi minimal sdah siap, dan memiliki tindakan jika seandainya memang slit mencari kerja.. Persaingan kerja yang banyak Hampir setiap tahn riban sarjana bar bermnclan dan hampir sebagian besar dari mereka mencari kerja. Dengan perencanaan yang baik, seseorang akan lebih mamp bersaing dalam persaingan yang ketat. Dengan adanya mahasiswa yang memiliki perencanaan karier sejak dini, akan mempersiapkan segala hal yang mendkng tercapainya karier yang diinginkan. 3. Kepasan kerja Kepasan kerja adalah dampak psikologis yang mncl dikarenakan seseorang berhasil melakkan sebah pekerjaan. Dengan sebah perencanaan yang baik pasti karier yang dipilih adalah karier yang memang benar-benar diinginkan. Dengan kata lain pekerjaan tersebt sdah menjadi gairah. Jika seperti it maka besar kecil penghasilan yang diperoleh tidak akan membat tidak bahagia.

12 4. Sema orang ingin skses Tidak ada orang skses tanpa sebah perencanaan. Meskipn awalnya hanya mencoba tetapi ketika sdah melangkah tetap akan merencanakan berbagai hal ntk mengembangkan kariernya. Itlah beberapa alasan yang mendasari pentingnya sebah perencanaan karier. Jadi tidak perl rag ntk merencanakan karier dari sekarang..3.3 Manfaat Perencanaan Karier Berikt ini adalah beberapa manfaat dari perencanaan karier, yait :. Mendorong pertmbhan, dimana perencanaan karier yang baik akan dapat mendorong semangat kerja ntk tmbh dan berkembang. Dengan demikian motivasi dapat terpelihara.. Memenhi kebthan-kebthan organisasi akan smber daya mansia di masa yang akan datang. 3. Memberikan informasi kepada organisasi dan individ yang lebih baik mengenai jalr potensial karier di dalam sat organisasi. 4. Perencanaan karier membant membangn penawaran internal atas talenta yang dapat dipromosikan ntk dipertemkan dengan lowongan yang disebabkan oleh masa pensin, berhenti bekerja dan pengembangan. 5. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional, organisasi global menggnakan perencanaan karier ntk membant mengidentifikasikan dan mempersiapkan penempatan di lar negeri.

13 6. Membant menciptakan keanekaragaman angkatan kerja, ketika mereka diberikan bantan perencanaan karier, pekerja dengan latar belakang berbeda dapat belajar tentang harapanharapan organisasi ntk pertmbhan sendiri dan pengembangan. 8. Membka jalan bagi karyawan yang potensial, perencanaan karier memberikan keberanian kepada karyawan ntk melangkah maj kemampan potensial mereka karena mereka mempnyai tjan karier yang spesifik, tidak hanya mempersiapkan pekerja ntk lowongan di masa depan. 9. Mengrangi kelebihan, perencanaan karier menyebabkan karyawan, manajer dan departemen smber daya mansia menjadi berhati-hati atas kalifikasi karyawan, mencegah manajer yang ingin menang sendiri dari pembatasan sb-ordinat knci. 0.Membant pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetji, perencanaan karier dapat membant anggota kelompok agar siap ntk jabatan-jabatan penting, persiapan ini akan membant pencapaian rencana-rencana kegiatan yang telah disetji..3.4 Tjan Perencanaan Karier. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya sat pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan kegiatan yang ditjkan.. Dengan perencanaan maka dilakkan sat perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal masa pelaksanaan yang akan dilali. 3. Perencanaan memberikan kesempatan ntk memilih berbagai alternatif tentang kesempatan ntk memilih kombinasi cara yang terbaik. 4. Dengan perencanaan dilakkan penysnan skala prioritas.

14 5. Dengan adanya rencana maka akan ada sat alat pengkr ata standar ntk mengadakan evalasi..4 Motivasi Motivasi berprestasi adalah sat keinginan ntk berhasil, bersaha keras dan mengnggli orang lain berdasarkan sat standar mt tertent. Selain it, motivasi berprestasi merpakan sat dorongan ata keinginan dalam diri ntk mencapai kesksesan yang setinggi mngkin sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi. Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa yang sedang ia kerjakan, maka kemngkinan akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakkan. Belajar ata melakkan sesat yang didasarkan pada keterpaksaan akan mempengarhi psikis seseorang sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantngan dan ketidaknyamanan. Dorongan ntk beprestasi hars ditmbhkan baik dari dalam diri mapn dari lar. Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berpa kesadaran ntk meraih hasil yang tinggi. Dorongan dari lar misalnya antara lain adalah kondisi sasana kamps, peran senior, dan organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari dalam diri (faktor internal) merpakan faktor yang menentkan seseorang dalam mencapai sesat. Faktor eksternal jga mempengarhi seseorang dalam hal mencapai sesat yang diinginkan tapi hanya mempengarhi bkan menentkan. Motivasi berprestasi sangat tergantng oleh saha dan paya seseorang it sendiri.

15 Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya paya yang mendorong seseorang ntk melakkan sesat. Menrt Sardiman (006) motif merpakan daya penggerak dari dalam ntk melakkan kegaiatan ntk mencapai tjan. Definisi motivasi adalah perbahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timblnya perasaan dan reaksi ntk mencapai tjan (Hamalik, 99). Dalam Sardiman (006) motivasi adalah perbahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan mnclnya felling dan didahli dengan tanggapan terhadap adanya tjan. Dimyati dan Mdjiono (00) mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekatan mental, kekatan mental it berpa keinginan dan perhatian, kemaan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalrkan dan mengarahkan sikap dan perilak individ dalam belajar. Jadi dapat disimplkan bahwa motivasi adalah keselrhan daya penggerak didalam diri seseorang yang menimblkan kegiatan belajar menjamin kelangsngan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tjan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merpakan kekatan mental ntk melakkan kegiatan dalam rangka pemenhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tjan..4. Fngsi Motivasi Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlkan. Sebab seseorang yang tidak mempnyai motivasi dalam belajar, tidak akan mngkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlkan dalam menentkan intensitas saha belajar bagi para siswa. Menrt Djamarah (00) ada tiga fngsi motivasi:

16 Motivasi sebagai pendorong perbatan. Motivasi berfngsi sebagai pendorong ntk mempengarhi sikap apa yang seharsnya diambil. Motivasi sebagai penggerak perbatan. Motivasi sebagai pengarah perbatan Menrt Hamalik (003) fngsi motivasi adalah : Mendorong timblnya sat kelakan ata perbatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak akan timbl perbatan seperti belajar. Motivasi berfngsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbatan ke pencapaian tjan yang diinginkan. Motivasi berfngsi sebagai penggerak. Motivasi berfngsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentkan cepat lambatnya sat pekerjaan. Menrt Sardiman (006) ada 3 fngsi motivasi : Mendorong mansia ntk berbat, jadi sebagai penggerak ata motor yang melepaskan energi. Menentkan arah perbatan, yait kearah tjan yang hendak dicapai Menyeleksi perbatan yakni menentkan perbatan-perbatan apa yang hars dikerjakan yang serasi gna mencapai tjan dengan menyisihkan tjan-tjan yang tidak bermanfaat bagi tjan tersebt..4. Jenis-jenis Motivasi Menrt Dimyati dan Mdjiono (00) motivasi sebagai kekatan mental individ memiliki jenis tingkat kekatan, yait:

17 a. Motivasi Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar tersebt berasal dari segi biologis ata jasmani mansia. Tingkah lak terdiri dari pemikiran tentang tjan dan perasaan sbjektif dan dorongan mencapai kepasan contoh mencari makan, rasa ingin tah dan sebagainya. b. Motivasi Seknder Motivasi seknder adalah motivasi yang dipelajari. Motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan krasif, sehingga motivasi seknder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam saha pencapaian prestasi belajar..4.3 Faktor-faktor Yang Mempengarhi Motivasi Menrt Ma Darsono, dkk (000) ada beberapa faktor yang mempengarhi motivasi belajar adalah: a. ita-cita ata inspirasi ita-cita ata inspirasi adalah sat target yang ingin dicapai. ita-cita akan memperkat motivasi belajar. b. Kemampan belajar Dalam belajar dibthkan berbagai kemampan. Kemampan ini melipti beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri seseorang, misalnya penghematan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.

18 c. Kondisi mahasiswa Kondisi mahasiswa yang mempengarhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang yang kondisi jasmani dan rohani yang tergangg, akan mengangg perhatian belajar, begit jga sebaliknya. d. Kondisi lingkngan Kondisi lingkngan merpakan nsr-nsr yang datang dari lar diri seseorang. Kondisi lingkngan yang sehat, kerknan hidp, ketertiban pergalan perl dipertinggi mtnya dengan lingkngan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mdah diperkat. e. Unsr-nsr dinamis dalam belajar. Unsr-nsr dinamis dalam belajar adalah nsrnsr yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil, kadang-kadang kat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya keadaan emosi, gairah belajar, sitasi dalam kelarga dan lain-lain..5 Keaktifan Berorganisasi Mahasiswa adalah pemda yang mempnyai peran besar dalam menentkan arah perbaikan bangsa ini. Sebagai mansia yang lebih tercerahkan (enlightenment people) dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharsnya mempnyai kepekaan dan kepedlian terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedlian terhadap kondisi sekelilingnya ini hars berdasarkan sat pemahaman ata pengetahan yang nantinya dapat mendasari mahasiswa dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempnyai kekatan ntk memperbaiki dan memperbari kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, harslah mempnyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita.

19 Mahasiswa hars mempnyai pemahaman keilmaan yang holistik, artinya berpengatahan las. Namn tidak ckp sebatas berpengetahan las saja, melainkan hars mempnyai kemampan (skill), visi, karakter, jah lebih maj dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Karena it, mahasiswa hars sadar akan tanggng jawab dan konsekensi moralnya ini, sehingga kam intelektal ini hars berlomba-lomba ntk berprestasi: mempnyai pencapaian diatas rata-rata kebanyakan mansia dengan kelebihan masing-masing. Tmbhnya semangat maj dan berprestasi berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermla dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dnia akademik kamps yang membant pergran tinggi mencetak intelektal mda nggl. Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa mmnya akan lebih cepat memahami dirinya sendiri, menemkan jati diri dan prinsip hidpnya, sehingga mereka dapat mengatr diri dan wakt dengan baik ntk mencapai target-target mereka. Fakta telah membktikan hal tersebt. Berorganisasi cenderng akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidp, karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: Berorganisasi memnclkan teman. Berteman melahirkan pergalan. Pergalan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada kematangan hidp sebagai seorang pembelajar..6 Indeks Prestasi Kmlatif IPK ( Indeks Prestasi Kmlatif ) adalah tingkat keberhasilan stdi yang dicapai oleh mahasiswa dari sema kegiatan akademik yang telah diikti mahasiswa selama mengikti pendidikan perkliahan. Tjan dignakannya Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) adalah sebagai evalasi stdi.

20 Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) yang baik ata yang selal ditargetkan mahasiswa ialah Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) antara 3,5-4,0 ata yang biasa disebt IPK kmlat..7 Pengembangan Model.7. Kerangka Berfikir Mamp menyelesaikan kliah tepat wakt dengan nilai Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) yang baik merpakan proses belajar individ dalam mencapai aktalisasi diri yang sesai dengan citacita lhr setiap mahasiswa. Dengan nilai yang bags maka mahasiswa tidak hanya mendapatkan gelar kellsan tetapi harapan ntk karier yang telah direncanakan menjadi lebih cepat. Perencanaan karier dianggap sebagai indikator yang mempengarhi keberhasilan stdi mahasiswa, karena dengan perencanaan karier mahasiswa akan berpaya mendapatkan nilai yang baik dan mamp menyelesaikan kliahnya tepat wakt serta bisa mempersiapkan diri lebih matang ntk pekerjaan yang bags. Dalam penelitian ini, perencanaan karier dipengarhi oleh beberapa faktor yait Motivasi, Keaktifan Berorganisasi, dan Indeks Prestasi Kmlatif (IPK). Untk selengkapnya pengarh hbngan antar variabel dapat dilihat dalam gambar.3.

21 Gambar.3 Kerangka Pemikiran Teoritis Motivasi (cita-cita) H Keaktifan Berorganisasi H Perencanaan Karir Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) H3 Smber: dikembangkan dalam penelitian ini.7. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbkti melali data yang terkmpl. Adapn hipotesis penelitian yang akan dikr dalam penelitian ini adalah: H: Ada hbngan yang signifikan antara variabel Motivasi dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU. H: Ada hbngan yang signifikan antara variabel Keaktifan Berorganisasi dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

22 H3: Ada hbngan yang signifikan antara variabel Indeks Prestasi Kmlatif (IPK) dengan Perencanaan Karier Mahasiswa D3 FMIPA USU.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN _ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG FORUM KOORDINASI PEJABAT PEMERINTAHAN DAN VERTIKAL DI DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pembahasan pada bab ini, merpakan pembahasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebt melipti mata ang, pelak yang berperan, faktor-faktor yang mempengarhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Statistika Statistika merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa, dan memberi informasi serta

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) Aditya Eka Mlyono, Smardi 2 Jrsan Teknik Elektro, Fakltas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG _'C.. BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR Ahmad Zbair, Riswal K, Wlandari ABSTRAK Stdi tentang Identifikasi IPAL Komnal dan

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Fun Tuesday With NataProperty Tips & Trik Jualan Property: Membangun Hubungan dengan Customer

Fun Tuesday With NataProperty Tips & Trik Jualan Property: Membangun Hubungan dengan Customer Fn Tesday With NataProperty Tips & Trik Jalan Property: Membangn Hbngan dengan Cstomer By Beny Saptro beny@nataproperty.com 25 Oktober 2016 @nataproperty office Tips & Trik Jalan Property: Membangn Hbngan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS bstrak NISIS SIFT MEKNIS BJ KRBN KIBT EMBEBNN DINMIS hmad Seng rgram Stdi Teknik Mesin Fakltas Teknik, Universitas Khairn Kamps II Unkhair Gambesi Ternate, Telp : 91-311356 Fax : 91-311356 E-mail : ahmadseng@yah.cm,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG _ t WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA HIBAH UNTUK PENATAAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI TERPADU KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN - WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN 1 PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN BAB 5.1. 5.2. 1 SUB POKOK BAHASAN : Jenis-jeins Jembatan Bagian-bagian Strktr Jembatan 1. Tjan Pembelajaran Umm : Mamap mengenal jenis-jenis Jembatan Balok

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM KESEHATAN KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang Mengingat a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

Perbaikan Antarmuka dan Pengembangan Fitur Baru Situs Web Indonesian Future Leaders Chapter Malang menggunakan Framework Affordance-Based Design

Perbaikan Antarmuka dan Pengembangan Fitur Baru Situs Web Indonesian Future Leaders Chapter Malang menggunakan Framework Affordance-Based Design Jrnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilm Kompter e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Febrari 208, hlm. 759-767 http://j-ptiik.b.ac.id Perbai Antarmka dan Pengembangan Fitr Bar Sits Web Indonesian Ftre

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd . RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. 5 BAB TIJAUA PUSTAKA.1 Daya Dkng Tanah Pasir Kapasitas dkng menyatakan tahanan geser tanah ntk melawan penrnan akibat pembebanan, yait tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang

Lebih terperinci

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan: PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERJMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM "DELTA TIRTA'' KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, y J BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang Mengingat a. bahwa pembangnan kesehatan

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) USAHA PENGOLAHAN KURMA TOMAT MENGHADAPI PERMASALAHAN INTENSITAS PERUBAHAN CUACA PADA POSDAYA MANALAGI VI DAN VII DUSUN SUMBERMULYO DESA MADIREDO KECAMATAN PUJON Samsl Arifin

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMPUH LAS DAN MENDAPAT PERLAKUAN PANAS ANNEALING DAN NORMALIZING

SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMPUH LAS DAN MENDAPAT PERLAKUAN PANAS ANNEALING DAN NORMALIZING SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMUH LAS DAN MENDAAT ERLAKUAN ANAS ANNEALING DAN NORMALIZING Nkman (1) (1) Jrsan Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya rabmlih

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, v Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO,

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 0 TAHUN 2O1s TENTANG LAPORAN HARTA KEI(AYAAN BAGI PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH I(ABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KONTRAK PEMBELAJARAN (Pedoman Pembelajaran bagi Dosen dan Mahasiswa) Mata Kliah PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK 2 SKS / SEMESTER IV Pengamp / Pembelajar Agng Setya Wardana, STP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju. ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju. ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin PROSES PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI KELUARGA MISKIN PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT ANGGREK KELURAHAN KALI RUNGKUT KECAMATAN RUNGKUT SURABAYA POOR FAMILY EMPOWERMENT THROUGH TRAINING

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 32 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO)

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) Pratnya Paramitha O., Stikno dan Heri Kswanto 3 Mahasiswa Jrsan Statistika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Analisis jalur sebenarnya

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

lensa objektif lensa okuler Sob = fob 23 jekti ler S = ~ S = A B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: jekti d ler S = ~ S S A B S Teropong Pantl (Teleskop Releksi) Teropong jenis ini menggnakan sat positi, sat cermin

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur 9 BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci