III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboraorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakulur, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB. Pengujian kualias air dilakukan di Laboraorium Lingkungan, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB. Pemeliharaan ikan sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan di Yohanes Tropical Fish Farm, Desa Cogreg, Parung. 3.2. Tahapan Peneliian Peneliian ini erdiri dari beberapa ahap, yaiu penenuan lama puasa maksimum, penenuan suhu opimum pengepakan, penenuan kepadaan opimal dalam media pengangkuan, dan pemeliharaan ikan seelah pengangkuan. Daa peneliian dilampirkan pada Lampiran 2. 3.3. Kondisi Umum Benih Benih yang digunakan dalam peneliian ini berasal dari pengumpul benih ikan pain siam (Mira Mina Nusanara) yang berukuran 0,75, 1,00, dan 1,25 inci (Gambar 1). Seluruh benih yang digunakan pada peneliian elah erbiasa memakan pele sebagai pakannya kecuali benih berukuran 0,75 inci yang baru 1 hari memakan pele. Kondisi umum benih disajikan pada Tabel 1. a b c Sumber: Dokumenasi Pribadi Gambar 1. Benih ikan pain siam (Pangasius hypophalmus) yang digunakan dalam peneliian: a) 0,75 inci; b) 1 inci; dan c) 1,25 inci
13 Tabel 1. Kondisi umum benih yang digunakan Keerangan Ukuran ikan 0,75 inci 1,00 inci 1,25 inci Bobo (gram) 0,09-0,1 0,19-0,22 0,4-0,5 Panjang baku (cm) 2 2,6 3,1 Panjang Toal (cm) 2,4-2,5 3,1-3,2 3,6-3,7 Volume/100 ekor ikan (ml) 20 40 62,5 umur pemeliharaan (hari) 12-16 16-21 27-35 3.4. Prosedur Peneliian 3.4.1 Penenuan lama puasa maksimum Lama puasa maksimum dienukan dari waku gerakan ikan mulai lemas dan ikan mengalami kemaian dalam keadaan dipuasakan. Tiga ukuran benih pain yaiu 0,75, 1,00, dan 1,25 inci masing-masing sebanyak 100 ekor diempakan dalam akuarium berdimensi 100 x 50 x 35 cm yang diisi air pada keinggian 30 cm anpa aerasi. Ikan dipelihara selama 10 hari anpa diberi makan. Makanan erakhir yang diperoleh ikan ialah pele saa perama kali ikan dipindahkan dalam wadah, pele diberikan sekenyangnya. Selama pemeliharaan idak dilakukan perganian air. Pengamaan erhadap ikan yang dipuasakan adalah perilaku ikan dan kemaian ikan yang erjadi. 3.4.2 Penenuan suhu opimum pengepakan Suhu opimum pengepakan dienukan dengan memperimbangkan suhu eknis dalam percobaan Tingka Konsumsi Oksigen (TKO), yaiu TKO erendah. Pada peneliian ini TKO dielii pada suhu 20, 24, dan 28 o C. TKO dienukan dengan menyiapkan 9 buah akuarium berukuran 25 x 15 x 15 cm 3 yang elah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian diisi air sebanyak 3 lier yang sebelumnya elah diaerasi selama 24 jam (sampai kandungan oksigen dalam air jenuh) dan diaur pada suhu 20, 24, dan 28 o C dengan penambahan es bau. Ikan uji yang elah dipuasakan selama 24 jam dimasukkan ke dalam wadah masing-masing sebanyak 30 ekor kemudian diuup dengan uup syrofoam yang elah dilubangi sebelumnya unuk pengukuran sampel. Lalu diukur kandungan DO dengan menggunakan DO-meer TOA dan dilakukan pengukuran suhu dengan
14 ermomeer seiap sau jam selama 6 jam. Persamaan yang digunakan unuk penenuan TKO adalah (Goddard, 1996): DO DO0 TKO/bobo = x v W. DO DO0 TKO/ekor = x v n. Keerangan: TKO/ ekor TKO/bobo DO DO 0 W n v = ingka konsumsi oksigen/ ekor ikan (mg O 2 /ekor/jam) = ingka konsumsi oksigen/bobo ikan (mg O 2 /gram/jam) = DO akhir = DO awal = Bobo oal ikan (gram) = waku (jam) = jumlah ikan (ekor) = volume air (l) 3.4.3 Penenuan kepadaan opimal pada suhu opimum Penenuan kepadaan yang epa dalam kemasan eruup berujuan unuk menghindari kemaian benih karena ruang gerak yang erbaas akiba kepadaan yang erlalu inggi. Penenuan kepadaan ikan opimum dilakukan dengan mengepak benih ikan ukuran 0,75 inci dengan pada pengepakan 600, 800, 1000, dan 1200 ekor/lier; benih ukuran 1,00 inci dengan pada pengepakan 400, 600, 800, dan 1000 ekor/lier; dan benih 1,25 inci dengan pada pengepakan 200, 400, 600, 800 ekor/lier. Benih yang akan diperlakukan sebelumnya dipuasakan erlebih dahulu selama 24 jam. Benih ikan dihiung secara manual dan dimasukkan ke dalam kanong plasik berukuran 28 x 50 cm 2 dengan air sebanyak 1,2 lier (200 ml diperhiungkan unuk pengambilan sampel). Oksigen murni dimasukkan ke dalam kanong dengan perbandingan air : oksigen = 1:3, kemudian kanong diika dengan kare gelang. Air unuk perlakuan diurunkan sampai suhu 24 o C dengan penambahan es bau. Kanong yang elah berisi ikan uji dimasukkan ke dalam koak syrofoam. Perlakuan dilakukan selama 8 jam dan diukur kualias air (DO, suhu, NH 3, ph, dan CO 2 ) seiap 2 jam. Sau jam perama perlakuan dan seelah perlakuan, benih diransporasikan menggunakan sepeda moor selama sau jam unuk simulasi goncangan selama pengiriman.
15 Kelangsungan hidup ikan dihiung dengan rumus: SR = N N 0 100% Keerangan SR = Kelangsungan hidup (survival rae) (%) N = jumlah ikan akhir (ekor) N 0 = jumlah ikan awal (ekor) 3.4.4 Prosedur pemeliharaan ikan seelah perlakuan Seelah diberikan perlakuan selama 8 jam, kanong ikan dibuka dan oksigen murni dimasukkan kembali selama 10 meni unuk memulihkan kondisi ikan. Seelah iu, dilakukan pemeliharaan selama 3 hari dalam akuarium berukuran 100 x 50 x 35 cm 2 unuk meliha pengaruh kepadaan pengepakan erhadap kesehaan benih pasca ransporasi. Benih diberi makan pele udang (proein 40%) dengan inerval 8 jam sekali sekenyangnya. Jumlah ikan yang mai, gerakan ikan dan respon ikan erhadap pemberian pakan dicaa. 3.5. Rancangan Peneliian Perlakuan yang digunakan pada peneliian ini adalah perbedaan kepadaan pengepakan ikan unuk meliha pengaruhnya erhadap kelangsungan selama ransporasi. Perlakuan dikenakan pada benih ikan pain berukuran 0,75, 1,00 dan 1,25 inci selama 8 jam seperi yang diampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perlakuan yang digunakan dalam peneliian Perlakuan Ukuran ikan (inci) 0,75 1 1,25 1 600 ekor/lier 400 ekor/lier 200 ekor/lier 2 800 ekor/lier 600 ekor/lier 400 ekor/lier 3 1000 ekor/lier 800 ekor/lier 600 ekor/lier 4 1200 ekor/lier 1000 ekor/lier 800 ekor/lier
16 Rancangan percobaan yang digunakan dalam peneliian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL). Masing-masing perlakuan erdiri dari 3 kali ulangan. Model rancangan yang digunakan ialah: yij = μ + τi + εij (Seel dan Torrie, 1993). yij = daa pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = nilai engah daa τi = pengaruh perlakuan ke-i εij = kesalahan percobaan pada perlakuan ke-j dan ulangan ke-i 3.6. Analisis Daa Daa yang elah diperoleh kemudian dianalisis ragam (anova) dengan uji F pada selang kepercayaan 95% unuk menenukan apakah perlakuan berpengaruh erhadap kelangsungan hidup benih ikan pain siam. Apabila berpengaruh nyaa, unuk meliha perbedaan anar perlakuan akan diuji lanju menggunakan uji wilayah-berganda Duncan (Walpole, 1995).