BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pada setiap siklusnya ada 3 kegiatan pokok yaitu, tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan tindakan (action) dan tahap observasi (observation), dan tahap refleksi (reflection). Uraian adanya kegiatan pada tiap siklusnya dapat dilihat dalam deskripsi berikut. 4.1.1. Pelaksanaan Siklus 1 4.1.1.1.Tahap Perencanaan Satu minggu sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan kegiatan perencanaan. Kegiatan dilakukan pada tahap perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain : a. Mengadakan pertemuan pendahuluan atau pertemuan perencanaan dengan teman teman sejawat. Dan menunjuk Ibu Purwo Asri, S.Pd sebagai observer. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan yaitu langkahlangkah dan konteks pembelajaran, fokus observasi, kriteria observasi, lama pengamatan, dan cara pengamatan. b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. c. Meyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yaitu alat peraga berupa gambar peristiwa alam, dan alat pelajaran berupa kartu kata dan kartu jawaban. d. Menyiapkan LKS (lembar Kerja Siswa) untuk kegiatan eksplorasi dan kartu kata dan jawaban untuk pelaksanaan Make A-match. e. Menyiapkan lembar observasi dengan fokus observasi dan kriteria yang telah disepakati dengan teman sejawat. Sepuluh menit sebelum melaksanakan tindakan dilakukan terlebih dahulu melakukan persiapan akhir. Langkah-langkah yang dilakukan menjelang pelaksanaan adalah:

32 a. Memeriksa kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun, sambil membaca ulang dan mencari kembali setiap butir langkah-langkah yang telah direncanakan. b. Memeriksa kembali apakah semua lat peraga dan sarana lain yang akan digunakan sudah tersedia. c. Memeriksa urutan kegiatan yang sudah dirancang. d. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya pembelajaran. e. Memeriksa ketersediaan alat pengumpul data f. Memastikan apakah teman sejawat yang akan membantu sudah siap di kelas ketika pelajaran akan dimulai. 4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan dan Observasi Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 03 April 2013 dan dimulai setelah jam istirahat sekitar pukul 09.15 10 20 WIB. Pada pertemuan pertama ini semua siswa kelas VI hadir dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pokok bahasan yang akan dibahas pada pertemuan pertama ini yaitu tentang mengidentifikasi peristiwa alam yang menguntungkan, merugikan manusia, gejala atau faktor penyebab terjadinya peristiwa alam. Pada kegiatan awal, guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan tes penjajagan tentang pokok cara menghadapi bencana alam yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman dan kemampuan awal siswa mengenai mengidentifikasi peristiwa alam yang menguntungkan, merugikan manusia, gejala atau faktor penyebab terjadinya peristiwa alam, dilanjutkan dengan apersepsi. Setelah apersepsi kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk penjajagan siswa dalam mempelajari pelajaran yang akan diajarkan. Untuk lebih menjadikan suasana belajar semakin menyenangkan guru mengajak siswa untuk menyayikan lagu peristiwa alam dengan gubahan dari lagu menanam jagung. Pada kegiatan inti siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan jumlah tiap kelompok 5-6 siswa. Dilanjutkan dengan membagi LKS kepada masing-masing kelompok sebagai bahan untuk eksplorasi, lalu guru menjelaskan petunjuk untuk mengisi LKS tersebut. Pada kegiatan

33 selanjutnya siswa akan dibawa belajar menggunakan permainan Make A-Match setelah terlebih dahulu guru menjelaskan aturan-aturan permainannya. Dalam kegiatan Make A- Match ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar dan masing-masning kelompok terdiri dari 13 anak. Satu kelompok memegang 13 kartu soal sedangkan kelompok yang lain memegang 13 kartu jawaban yang keduanya terlebih dahulu sudah diacak. Untuk pembahasan pada pertemuan pertama adalah tentang mengidentifikasi peristiwa alam yang menguntungkan, merugikan manusia. Dalam kegiatan Make A-match selanjutnya guru memerintahkan untuk kelompok yang memegang kartu soal supaya berdiri di sebelah kanan dan kelompok yang memegang kartu jawaban untuk berdiri di sebelah kiri kelas. Permainan dilanjutkan dengan menemukan jawaban antara kartu soal dengan kartu jawaban sehingga berpasangan anatara kartu soal dan kartu jawaban dalam waktu 2 menit. Untuk siswa yang sudah menemukan pasangannya akan diberi poin berdasarkan urutan nomornya. Urutan dalam menemukan pasangannya akan dicatat pada kelompok semula. Adapun siklus 1 pertemuan pertama selesai sampai pada satu putaran yang akan dilanjutkan pada siklus 1 pertemuan kedua. Siklus 1 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 April 2013 pukul 09.15 10.25 WIB. Untuk kegiatan awal pada pertemuan pertama ini masih sama dengan siklus 1 pertemuan pertama. Pokok bahasan yang akan dibahas pada pertemuan kedua ini juga masih sama dengan pertemuan pertama. Yang membedakan kegiatan inti pada pertemuan kedua ini adalah melanjutkan permainan Make A-match tahap berikutnya untuk membahas tentang gejala atau faktor penyebab terjadinya peristiwa alam. Pelaksanaan Make A-match pada pertemuan kedua ini dapat dirasakan oleh siswa sebagai metode yang sudah tidak asing lagi karena sudah ernah melakukannya. Kegiatan Make A-match selanjutnya guru memerintahkan untuk kelompok yang memegang kartu soal supaya berdiri di sebelah kanan dan kelompok yang memegang kartu jawaban untuk berdiri di sebelah kiri kelas. Permainan dilanjutkan dengan menemukan jawaban antara kartu soal dengan kartu jawaban sehingga berpasangan anatara kartu soal dan kartu jawaban dalam waktu 2 menit. Untuk siswa yang sudah menemukan pasangannya akan diberi poin berdasarkan urutan nomornya. Kegiatan Make A-match diakhiri setelah beberapa putaran dan dengan soal yang berbeda pula.

34 Setelah kegiatan permainan Make A-match selesai, guru memerintahkan kelompok semula untuk menghitung jumlah point yang didapatnya. Untuk kelompok dengan point 3 yang tertinggi mendapatkan reward atau penghargaan berupa hadiah sebagai motivasi untuk kegiatan selanjutnya. Lima belas menit sebelum pelajaran berakhir, siswa beserta guru menyimpulkan isi dari pembelajaran. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang sudah diberikan pada pertemuan pertama untuk lebih memantapkan kesimpulan pada siklus 1 ini. Pada siklus 1 pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 April 2013 dimulai pada pukul 09.15-10.25. pada pertemuan ketiga ini akan diadakan tes formatif sebagai evaluasi dari oembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua yang lalu. Tes formatif dilakukan dengan mengerjakan soal evaluasi setelah terlebih dahulu mengulang sedikit materi yang telah diajarkan. Pada tahap observasi ini guru dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yaitu ibu Purwo Asri, S.Pd. dalam melakukan pengamatan observer mengambil posisi yang strategis untuk melakukan pengamatan sehingga tidak mengganggu pelaksanaan KBM yang sedang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan proses dan hasil tindakan yang terfokus pada perilaku mengajar guru, belajar siswa, dan interaksi antar guru dan siswa. Pengamatan dilakukan dengan menginterprestasikan data sesuai dengan lembar observasi guru dan siswa yang telah tersedia dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom yang ada. Selain lembar pengamatan observer juga mewawancarai beberapa siswa sebagai sampel untuk dimintai komentar tentang dampak tindakan yang baru saja dilaksanakan berupa penerapan Make A-match tentang peristiwa alam. Data yang terkumpul dari observer selanjutnya akan dijadikan acuan untuk melaksanakan tahap refleksi. 4.1.1.3 Tahap Refleksi Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan hasil tes formatif siswa, dapat disimpulkan beberapa hasil yaitu pembelajaran sudah menyenangkan tetapi pada saat mencari pasangan soal dan jawaban serta pada saat melaporkan urutan saat memperoleh pasangan siswa masih berebut untuk menjadi yang tercepat sehingga kelas menjadi ramai. Pada saat diskusi kelompok untuk mengisi LKS masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Pada saat kegiatan mencari pasangan kartu dan jawaban sudah dilakukan, dan siswa

35 melaporkan kepada guru terjadi keributan dan kelas menjadi kurang terkontrol. Hal tersebut dikarenakan siswa saling berebut untuk lebih dulu melaporkan, untuk mengatasi permasalahan ini observer memberi saran supaya diberikan nomor urut untuk melaporkan, jadi setelah mereka mendapat pasangannya, melaporkan sesuai urut nomor yang diberikan setelah mendapat pasangan. Dan untuk kegiatan mencari pasangan, observer menyarankan untuk melakukan kegiatan ini di luar kelas supaya lebih leluasa dan anak lebih merasa nyaman. Setelah dilakukan evaluasi pada siklus I didapatkan hasil yang belum mencapai indikator kinerja penelitian tindakan kelas, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lagi untuk mendapatkan data yang benar-benar meyakinkan. Maka diputuskan untuk diadakan penelitian lagi pada siklus yang kedua. 4.1.2 Pelaksanaan Siklus 2 Proses pembelajaran siklus 1 telah dilaksanakan, berdasarkan hasil refleksi siklus 1 diputuskan untuk melanjutkan mengadakan siklus 2 sebagai berikut: 4.1.2.1.Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus 2 antara lain: 1) Mematangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siklus 2 beserta skenario yang akan dilaksanakan 2) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung seperti alat peraga (peta ASEAN, kartu kata dan kartu jawaban) 3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kegiatan eksplorasi dalam kelompok dan lembar tes formatif untuk evaluasi 4) Menyiapkan lembar observasi dengan fokus kriteria yang telah disepakati dengan teman sejawat Adapun kompetensi dasar yang akan dibahas pada siklus 2 ini adalah tentang menemutunjukan pada peta lokasi terjadimya bencana alam / peristiwa alam. 4.1.2.2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi Siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 11 April 2013 pada pukul 09.15-10.25 WIB yang dihadiri oleh semua siswa kelas VI. Pada pertemuan pertama siklus 2 ini akan membahas tentang menemutunjukan pada peta lokasi terjadinya bencana alam.

36 Pada kegiatan awal siklus 2 ini guru seperti biasa guru mengawali dengan membuka pelajaran yang diikuti mengucapkan salam kepada siswa kelas VI dilanjutkan dengan melakukan absensi untuk mengetahui kehadiran siswa yang akan mengikuti pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian pertemuan pertama semua siswa hadir di dalam kelas. Sebelum masuk pada kegiatan inti pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan penjajagan dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa. Kegiatan inti pada pertemuan pertama ini adalah siswa membentuk kelompok kecil seperti pada siklus 1. Kemudian guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok. Setelah semua siswa lengkap maka di adakan permainan Make A-match seperti pada siklus 1. Tapi, pada siklus 2 ini guru ingin mengadakan permainan di luar kelas agar suasana menjadi lebih sedikit menyenangkan dibanding dengan siklus 1. Dalam kegiatan Make A-match selanjutnya guru memerintahkan untuk kelompok yang memegang kartu soal supaya berdiri di sebelah kanan dan kelompok yang memegang kartu jawaban untuk berdiri di sebelah kiri kelas. Permainan dilanjutkan dengan menemukan jawaban antara kartu soal dengan kartu jawaban sehingga berpasangan anatara kartu soal dan kartu jawaban dalam waktu 2 menit. Untuk siswa yang sudah menemukan pasangannya akan diberi poin berdasarkan urutan nomornya. Urutan dalam menemukan pasangannya akan dicatat pada kelompok semula. Adapun siklus 2 pertemuan pertama selesai sampai pada satu putaran yang akan dilanjutkan pada siklus 2 pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama ini siswa lebih antusias dibandingkan pada siklus pertama. Siklus 2 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 April 2013 pukul 09.15 10.25 WIB. Untuk kegiatan awal pada pertemuan pertama ini masih sama dengan siklus 1 pertemuan pertama. Pokok bahasan yang akan dibahas pada pertemuan kedua ini juga masih sama dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ini siswa melanjutkan permainan Make A-match untuk putaran selanjutnya selama beberapa putaran tentunya dengan kartu soal dan kartu jawaban yang berbeda dan diacak. Setelah kegiatan permainan Make A-match selesai, guru memerintahkan kelompok semula untuk menghitung jumlah point yang didapatnya. Untuk kelompok dengan point 3 yang tertinggi mendapatkan reward atau penghargaan berupa hadiah sebagai motivasi untuk kegiatan selanjutnya.

37 Lima belas menit sebelum pelajaran berakhir, siswa beserta guru menyimpulkan isi dari pembelajaran. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang sudah diberikan pada pertemuan pertama untuk lebih memantapkan kesimpulan pada siklus 1 ini. Pada siklus 1 pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 18 April 2013 dimulai pada pukul 09.15-10.25. pada pertemuan ketiga ini akan diadakan tes formatif sebagai evaluasi dari oembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua yang lalu. Tes formatif dilakukan dengan mengerjakan soal evaluasi setelah terlebih dahulu mengulang sedikit materi yang telah diajarkan. Pada tahap ini observer masih tetap sama seperti siklus 1. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan proses dan hasil tindakan yang terfokus pada perilaku mengajar guru, belajar siswa, dan interaksi antar guru dan siswa. Pengamatan dilakukan dengan menginterprestasikan data sesuai dengan lembar observasi guru dan siswa yang telah tersedia dengan membubuhkan tanda cek ( ) pada kolom yang ada. Selain lembar pengamatan observer juga mewawancarai beberapa siswa sebagai sampel untuk dimintai komentar tentang dampak tindakan yang baru saja dilaksanakan berupa penerapan Make A-match tentang peristiwa alam. Data yang terkumpul dari observer selanjutnya akan dijadikan acuan untuk melaksanakan tahap refleksi. 4.1.2.3. Tahap Refleksi Pada siklus kedua dari hasil pengamatan pembelajaran menggunakan Make A-Match sudah berjalan baik sesuai sintaknya dengan beberapa perubahan kecil, misalnya pada saat menemukan pasangan siswa melaporkan sesuai nomor urut. Situasi kelas lebih terkontrol dan peserta didik terlihat lebih semangat dalam melakukan kegiatan di siklus II karena mereka tidak hanya belajar di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Dari hasil evalusi siklus II didapatkan hasil yang lebih meningkat daripada siklus I dan sudah dapat menmenuhi indikator kinerja yang ditetapkan. Untuk itu disepakati tidak akan melanjutkan pada siklus ketiga, karena data-data yang diperoleh sudah dirasa cukup. 4.2. Hasil Penelitian Berdasarkan temuan observasi baik observasi dari penskoran hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada perubahan hasil belajar belajar

38 terhadap jumlah siswa yang signifikan dengan mengembangkan hasil belajar siswa yang di desain dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Make A-match dalam IPS pada setiap siklusnya. 4.2.1. Deskripsi Data Disini akan disajikan mengenai deskripsi data hasil penelitian dari siklus I dan siklus II 4.2.1.1 Data Siklus 1 Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus I Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 No Interval Frekwensi Persentase 1 77-90 2 69-76 3 61-68 4 53-60 5 45-52 14 7 0 4 1 54% 19% 0% 15% 4% 26 100% Dari data Tabel 8 dapat dilihat sejumlah 1 (4% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di interval 45-52, 4 (15% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di rentang interval 53-60, 7 (19% dari jumlah siswa kelas dua) siswa berada di rentang interval nilai 69-76, 14 (54% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di rentang interval nilai 77-90. Data hasil belajar IPS pada siklus I juga tampak pada gambar diagram batang berikut ini.

39 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 45-52 53-60 61-68 69-76 77-90 Persentase 4% 15% 0% 27% 54% Gambar 1. Diagram Batang Distribusi Frekwensi Siklus I Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Petanahan Kebumen Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dari 26 siswa, yang memperoleh nilai 45 sampai 52 sebesar 4%. Siswa yang memperoleh nilai 53 sampai 60 sebesar 15%. Siswa yang memperoleh nilai 69 sampai 76 sebesar 19%. Siswa yang memperoleh nilai 77 sampai 90 sebesar 54%. 4.2.1.2. Data Siklus 2 Hasil belajar pada siklus 2 ini juga digambarkan dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 9 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Siklus 2 Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Semester II /2012-2013 No Interval Frekwensi Persentase 1 78-100 21 81% 2 71-77 2 8% 3 64-70 1 4% 4 57-63 1 4% 5 50-56 1 4% 26 100%

40 Dari data tabel 8 dapat dilihat sejumlah 1 (4% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di interval 50-56, 1 (4 % dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di rentang interval 57-63, 14 % dari jumlah siswa kelas dua) siswa berada di rentang interval nilai 64-70, 2 (8% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di rentang interval nilai 71-77. Dan 21 (81% dari jumlah siswa kelas 6) siswa berada di rentang interval nilai 78-100. Data hasil belajar IPS pada siklus I juga tampak pada gambar diagram batang berikut ini. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 50-56 57-63 64-70 71-77 78-100 Persentase 4% 4% 4% 8% 81% Gambar 2. Diagram Batang Persentase Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPS Kelas 6 SD Negeri Grujugan Siklus II Pada Gambar menunjukkan bahwa dari 26 siswa, yang memperoleh nilai 50 sampai 56 sebesar 4%. Siswa yang memperoleh nilai 57 sampai 63 sebesar 4%. Siswa yang memperoleh nilai 64 sampai 70 sebesar 4%. Siswa yang memperoleh nilai 71 sampai 77 sebesar 8%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai 78 sampai 100 sebesar 81%. 4.2.2. Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu analisa deskriptif kualitatif dengan membandingkan nilai tes antara siklus I dan siklus II, dengan melihat nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata. Skor ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.

41 4.2.2.1. Analisis Ketuntasan Berdasarkan temuan observasi baik observasi dari penskoran hasil belajar siswa, maupun observasi dari implementasi RPP, yang diperoleh dari proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, terbukti menunjukkan ada peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Terbukti banyak siswa terhadap jumlah siswa yang signifikan dengan mengembangkan hasil belajar siswa yang di desain dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Make A-match dalam IPS pada setiap siklusnya. Data ketuntasan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 10. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1 Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Semester 1/2012-2013 No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1 Tuntas 21 81% 2 Tidak Tuntas 5 19% Rerata 74.8 Maksimum 90.0 Minimun 45 Dari tabel analisis ketuntasan pada siklus II diperoleh data rata-rata hasil belajar IPS siklus I sebesar 74,8. Nilai maksimum 90 dan nilai minimum 45. Hasil belajar sejumlah 21 atau 81% dari jumlah siswa sudah tuntas. Hasil belajar sejumlah 5 siswa atau sebesar 19% siswa tidak tuntas.

42 Disajikan pula diagram lingkaran analisis ketuntasan belajar IPS siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan pada siklus I. Grafik dapat dilihat pada gambar berikut: Belum Tuntas 19% Tuntas 81% Gambar 3 Diagram Lingkaran Analisis Ketuntasan Belajar IPS Siklus I Pada Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Petanahan kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013 Dari gambar digram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPS Siklus I pada siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan diperoleh data sebanyak 19% siswa tidak tuntas dan sebanyak 81% siswa sudah tuntas. Tahap analisis ketuntasan siklus II dilakukan dengan membandingkan data mentah hasil evaluasi siklus II dengan skor Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran IPS SD Negeri Grujugan Untuk hasil analisis ketuntasan pada siklus II disajikan dalam tabel 11 ini. Tabel 11 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II Siswa Kelas VI SD Negeri Grujugan Semester 1/2012-2013 No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1 Tuntas 24 92 % 2 Tidak Tuntas 2 8 % Rerataa Maksimum Minimun 87.5 100.0 50

43 Dari Tabel 11 analisis ketuntasan pada siklus II diperoleh data rata-rata hasil belajar IPS siklus II sebesar 87,5. Nilai maksimum 100 dan nilai minimum 50. Hasil belajar sejumlah 24 atau 92% dari jumlah siswa sudah tuntas. Hasil belajar sejumlah 2 siswa atau sebesar 8% siswa tidak tuntas. Disajikan pula diagram lingkaran analisis ketuntasan belajar IPS siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan pada siklus II. Diagram lingkaran dapat dilihat pada Gambar 4. Tidak Tuntas 8% Tuntas 92% Gambar 4. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II melalui Make A- Match pada siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan Dari gambar diagram lingkaan ketuntasan hasil belajar IPS Siklus I pada siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan diperoleh data sebanyak 8% siswa tidak tuntas dan sebanyak 92% siswa sudah tuntas. 4.2.2.2. Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis ketuntasan yang sudah diolah, analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis dilakukan dengan menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan II dalam satu tabel. Data dalam tabel tersebut bandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Data hasil analisis dapat dilihat pada tabel 12.

44 Tabel 12 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 6 SD N Grujugan, Petanahan, Kebumen Semester II /2012-2013 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 f % f % f % 1 Tuntas 8 31.0% 21 81.0% 24 92.0% 2 Tidak Tuntas 18 69.0% 5 19.0% 2 8.0% Rerata 58,5 74.8 87.5 Maksimum 86 90.0 100.0 Minimun 30 45 50.0 Dari data tabel 12 analisis komparatif dapat dilihat bahwa pada pra siklus rata- rata hasil belajar IPS 58,5 nilai maksimumnya 86 nilai minimumnya 30. Pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar IPS 74,8 dengan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 45. Pada siklus II menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar IPS 87,5 dengan nilai maksimum 100 dan nilai minimum 50. Hasil analisis komparatif dapat dilihat juga pada gambar diagram batang analisis komparatif pra siklus, siklus I, dan siklus II berikut ini. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas 31% 81% 92% Belum Tuntas 69% 19% 8% Gambar 5. Diagram Batang Analisis Komparatif Hasil Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

45 Berdasarkan Gambar 5 dapat terlihat dengan jelas bahwa ketuntasan hasil belajar siswa mencapai peningkatan dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Ketuntasan hasil belajar IPS siswa kelas 6 SD Negeri Grujugan sebelum dilaksanakan tindakan atau pra siklus adalah 31%. Setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A-Match pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar IPS siswa mencapai 81% dan setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A-Match pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar IPS siswa dapat mencapai 92%. Berdasarkan Gambar dapat terlihat juga terjadinya penurunan siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar pada pra siklus sebesar 69%. Setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A-Match pada siklus 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar IPS turun menjadi 19% dan setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A- Match pada siklus 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar IPS turun lagi menjadi 8%. Rata-rata hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan rerata hasil belajar IPS siswa dapat dilihat dalam Gambar berikut ini: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Rata-rata 58,5 74,8 87,5 Gambar 6. Diagram Batang Rata-Rata Perolehan Hasil belajar IPS Siswa Kelas 6 SD Negeri Grujugan pada Pra siklus, siklus I, siklus II Berdasarkan Gambar dapat terlihat dengan jelas bahwa rata rata hasil belajar siswa mencapai peningkatan dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Rerata hasil belajar IPS siswa kelas 6 SD Negeri Grujugan pada pra siklus adalah 58,5. Setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A-Match pada siklus 1 rata-rata hasil belajar IPS siswa meningkat

46 menjadi 74,8. dan setelah dilaksanakan tindakan menggunakan Make A-Match pada siklus 2 rata-rata hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan lagi menjadi 87,5. 4.3. Pembahasan Dari hasil analisis komparatif baik pra siklus maupun antar siklus dapat menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa. Dapat dilihat pada analisis ketuntasan pra siklus hanya sejumlah 8 siswa atau 31% dari jumlah siswa yang tuntas, sejumlah 18 siswa atau 69% siswa tidak tuntas. Pada siklus I terjadi kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sejumlah 21 siswa atau 81% dari jumlah siswa sudah tuntas, sejumlah 5 siswa atau 19 % dari jumlah siswa tidak tuntas. Dan pada siklus II terjadi peningkatan dibandingkan siklus I kenaikan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu sejumlah 24 siswa atau 92% dari jumlah siswa sudah tuntas, sejumlah 2 siswa atau 8% dari jumlah siswa tidak tuntas. Hasil analisis komparatif juga menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar dari pra siklus adalah 58,5, siklus I adalah 74,8 dan siklus II adalah 87,5. Dan tindakan yang dilakukan dikatakan sudah berhasil, karena indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian yaitu 80% siswa mencapai nilai KKM, ini sudah tercapai pada siklus kedua dimana menunjukkan hasil 92% siswa mencapai KKM. Pada siklus I indikator kinerja sudah tercapai, sebab mencapai persentase ketuntasan 81%, untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan dilakukan tindakan lagi pada siklus kedua dengan perencanaean yang lebih matang. Setelah dilaksanakan siklus kedua dan indikator kinerja tercapai, disepakati untuk tidak mengadakan siklus ketiga. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya serta hasil tindakan siklus kedua sudah dirasa cukup memuaskan. Dalam penelitian ini, meningkatnya nilai hasil belajar IPS ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata tiap siklus yang meliputi semua aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian bukan hanya dilakukan dengan menggunakan nilai tes tertulis, tetapi dengan mempertimbangkan perbuatan dan sikap siswa di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dari tabel dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I pertemuan I yaitu dari 17 item tampak menjadi 20 item tampak. Dari hasil tes hasil belajar IPS terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan guru dan pembelajaran yang menggunakan Make A-Match. Pada pembelajaran konvensional siswa pasif, hanya mendengarkan penjelasan dari guru, alat peraga terbatas pada buku dan papan tulis. Sedangkan pada

47 pembelajaran dengan menggunakan Make A-Match siswa lebih aktif, merasa senang dengan cara belajar seperti ini. Hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui Make A- Match pada Kelas 6 SD Negeri Grujugan terbukti berhasil. Terjadi peningkatan baik hasil belajar, aktivitas belajar siswa, maupun kinerja guru. Pada penelitian tindakan kelas yang relevan oleh peneliti lain juga terbukti bahwa penggunaan Make A-Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh: Ayu Febriana (2011) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A-match dapat meningkatkan keterampilan guru, siswa, dan hasil belajar sehingga berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. Penelitian serupa yang dilakukan oleh; Iin Karina1, Nur Hardini Warastiti2, Rina Marlina3, Imam Suyanto4, Kartika Chrysti Suryandari.5 FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi no. 36A, Surakarta 57126. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model Make A-match dapat meningkatkan pembelajaran di Sekolah Dasar, yang meliputi peningkatan dalam proses dan hasil belajar siswa kelas V di SD N 2 Jogomulyo, SD N Mudal, SD N Sumberadi. Penelitian penelitian serupa juga menunjukkan hasil yang sama, jadi penelitian tindakan kelas ini bisa dikatakan berhasil karena ternyata ada peningkatan hasil belajar yang signifikan seperti harapan penulis.