BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi serta refleksi. Berikut adalah uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian yang telah dilaksanakan Pelaksanaan Siklus Perencanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus 1, dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Pada tahap perencanaan, penelitian dirancang dengan jenis tindakan model action learning. Tahap perencanaan dimulai dari menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 yang akan diujikan, kemudian menentukan indikator dengan lebih spesifik dan menyeluruh menggunakan aturan penulisan indikator yang tepat. Setelah itu materi disusun dengan urut, lengkap dan berisi terkait indikator yang sudah ditentukan. Setelah menentukan indikator, kemudian dibuat kisi-kisi soal dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus 1. RPP dan kisi-kisi soal dibuat dengan beracuan pada indikator yang telah ditentukan. Indikator dalam RPP kemudian dibuat menjadi tujuan yang dirumuskan secara lengkap dengan memberikan unsur action, behavior, condition dan degree. Penyusunan RPP dan kisi-kisi soal telah dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pembimbing. Selain kisi-kisi soal dan RPP, juga disusun kisi-kisi angket motivasi belajar dengan beracuan dari indikator yang dipakai untuk mengukur motivasi belajar yaitu tanggung jawab dan respon terhadap pelajaran, umpan balik atas perbuatan (tugas) yang dilakukannya, tingkat kesulitan tugas, ketekunan dan keuletan individu, penuh pertimbangan dan perhitungan (tidak berspekulasi dalam tugas), serta dorongan untuk belajar. 54

2 55 Kisi-kisi soal yang dibuat pada siklus 1 berjumlah 40 butir soal pilihan ganda dan kemudian diujikan di kelas 6 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Butir-butir soal yang valid kemudian diambil 20 soal untuk evaluasi siklus 1. Kisi-kisi motivasi belajar dibuat sejumlah 32 butir pernyataan dan diujikan pula di kelas 6. Uji instrument soal dilakukan di kelas 6 SDN Tegalrejo 05 pada hari sabtu, tanggal 8 Maret 2014 dengan jumlah siswa 30 anak. Untuk pelaksanaan observasi, maka perlu dibuat pula lembar observasi keterlaksanaan sintaks. Untuk itu dibuat kisi-kisi lembar keterlaksanaan sintaks untuk guru dan untuk siswa dengan beracuan pada sintaks atau langkah-langkah pembelajaran pada model action learning. Masing-masing lembar observasi keterlaksanaan sintaks dibuat satu untuk setiap pertemuan di setiap siklus. Untuk persiapan implementasi RPP atau tahap pelaksanaan, maka sebelumnya perlu adanya pembahasan dan diskusi mengenai RPP bersama guru dan penjelasan mengenai langkah-langkah yang benar mengajar materi pembentukan tanah akibat pelapukan batuan menggunakan model action learning. Hal ini dimaksudkan agar guru kelas yang akan mengajar paham betul sintaks dari model action learning dan bagaimana cara mengajarnya. Selain persiapan-persiapan tersebut, media dan alat pembelajaran juga disiapkan dengan teliti seperti membuat bagan yang kreatif dan menarik tentang jenis-jenis batuan, contoh nyata batuan dan gambar-gambar batuan, serta memperbanyak soal evaluasi dan lembar motivasi belajar Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap pelaksanaan dan observasi merupakan implementasi dari RPP dan perencanaan yang telah disusun. Tahap pelaksanaan siklus 1 dilakukan dalam tiga pertemuan, dimana pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 24 maret 2014, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat tanggal 28 maret 2014 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari senin tanggal 31 maret Masing-masing pertemuan dilakukan selama dua jam pelajaran (2x35 menit).

3 56 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, setelah upacara bendera selesai, dan berlangsung selama 70 menit dimulai pada pukul dan selesai pada pukul Guru memberikan materi dengan menggunakan model action learning sesuai RPP yang telah disusun. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah jenis-jenis batuan. Guru memberi penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari sesuai yang tertulis dalam RPP, kemudian mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dan membentuk kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin. Setiap kelompok berisi 4 sampai 5 orang. Dalam kegiatan pembelajaran pertemuan pertama guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok untuk berdiskusi tentang bagan jenis dan contoh batuan kemudian meminta action dari siswa yaitu dengan menentukan jawaban yang tepat dari bagan jenis-jenis batuan. Setelah kelompok secara bergantian mengisi bagan, siswa (masih dalam kelompok) diberikan contoh-contoh nyata dari batuan dan dibebaskan untik mengamati contoh-contoh tersebut setelah itu guru meminta kelompok menentukan nama dan jenis batuan dengan tepat. Bagian akhir dari pertemuan pertama adalah laporan dari tiap kelompok tentang jenis-jenis batuan yang dipelajarinya. Pada pertemuan pertama ini siswa masih segan dan belum begitu berani melaporkan hasil yang diperolehnya di depan kelas. Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat jam pertama dan kedua yaitu dimulai pukul dan berakhir pada pukul Guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah yang hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi dengan melanjutkan materi yaitu materi pembentukan tanah akibat pelapukan. Materi ini adalah lanjutan dari materi sebelumnya yaitu jenis-jenis batuan. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak diminta berkelompok tetapi siswa bekerja secara individu. Meskipun bekerja secara inividu, siswa tetap menunjukkan keaktifannya selama proses pembelajaran. Terlihat dari antusiasme dan banyaknya siswa yang mulai berani bertanya seputar materi. Setelah memberikan penjelasan singkat tentang materi dan identifikasi masalah yaitu bagaimana proses pembentukan tanah akibat pelapukan batuan, guru memberikan kisi-kisi tentang pengertian proses pembentukan tanah. Untuk menarik keaktifan siswa kemudian guru meminta siswa menyusun tentang

4 57 pengertian proses pembentukan tanah dari kisi-kisi yang ada dan mengemukakan dengan kata-kata siswa sendiri. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu bertindak atau berbuat dalam menentukan jawaban dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan. Dengan begitu, siswa akan lebih memperhatikan dan termotivasi untuk menemukan jawaban meskipun secara individu. Disamping itu terjadi persaingan yang sehat antar siswa untuk menunjukkan keberanian dan kemampuannya dalam berpendapat. Setelah itu guru menyediakan gambar dan contoh tentang faktor-faktor penyebab pelapukan batuan dan meminta siswa untuk menggolongkan faktor tersebut ke dalam jenis pelapukan fisika, kimia atau biologi. Di akhir kegiatan inti siswa menyusun hasil yang diperolehnya selama proses pembelajaran dan meminta beberapa siswa untuk melaporkannya di depan kelas. Pada pertemuan kedua ini antusiasme siswa lebih besar untuk menyampaikan pendapat dibanding dengan pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari senin setelah upacara bendera, guru hanya mengulang sekilas seputar materi yang telah diberikan pada pertemuan pertama dan kedua kemudian melakukan evaluasi (tes formatif) siklus 1 serta membagikan lembar motivasi belajar untuk mengukur sejauh mana motivasi siswa setelah dilakukan tiga kali pertemuan siklus 1 menggunakan model action learning. Siswa mengerjakan evaluasi dengan tertib dengan diberikan waktu selama 40 menit untuk 20 soal pilihan ganda. Observasi juga dilakukan selama jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga siklus 1. Kegiatan observasi dilakukan sendiri oleh observer dengan menggunakan lembar observasi tentang keterlaksanaan sintaks. Lembar observasi keterlaksanaan sintaks ini ada dua macam yaitu lembar observasi keterlaksanaan sintaks untuk guru dan lembar observasi keterlaksanaan sintaks untuk siswa. Jadi observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran apakah guru dan siswa sudah mengikuti proses pembelajaran sesuai sintaks atau belum.

5 58 Pada siklus 1 pertemuan pertama guru sudah berhasil melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah yang benar dan cukup sesuai sintaks, terbukti dari hasil lembar observasi keterlaksanaan sintaks bahwa hampir semua langkah action learning telah dilaksanakan, hanya ada dua langkah yang terlewatkan oleh guru yaitu memeriksa kesiapan peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru cukup berhasil melakukan proses pembelajaran sesuai dengan sintaks yang tertuang dalam RPP siklus 1 pertemuan pertama. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 pertemuan pertama (terlampir), dapat dilaporkan secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam Tabel 23 sebagai berikut. Tabel 23 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 1 Pertemuan 1 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdasarkan Tabel 23 dapat terlihat bahwa dari 16 butir langkah pembelajaran atau sintaks yang ada, guru telah melaksanakan 14 diantaranya dan hanya dua yang tidak terlaksana. Namun masih ada kekurangan yaitu alokasi waktu yang dilakukan selama proses pembelajaran masih kurang tepat dari perencanaan dalam RPP siklus 1 pertemuan pertama, dimana diskusi siswa membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang ditentukan sehingga rangkuman dilakukan dengan cepat untuk menyingkat waktu yang berlebih dalam diskusi. Pada pertemuan kedua, guru telah melaksanakan seluruh sintaks dengan baik. Hal ini terbukti dari lembar observasi tentang keterlaksanaan sintaks untuk pertemuan kedua yang semua butirnya terlaksana. Berdasarkan hasil observasi

6 59 keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 pertemuan kedua (terlampir), dapat dilaporkan secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam Tabel 24 sebagai berikut. Tabel 24 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 1 Pertemuan 2 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Pada pertemuan ketiga, pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang sekilas materi pada pertemuan pertama dan kedua kemudian memberikan evaluasi siklus 1 dan angket motivasi belajar. Pada pertemuan ketiga, semua langkah dilakukan dengan benar oleh guru. Terbukti dari hasil observasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 pertemuan ketiga (terlampir), dapat dilaporkan secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam Tabel 25 sebagai berikut. Tabel 25 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 1 Pertemuan 3 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 1 1 0

7 60 Selain observasi keterlaksanaan sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru, juga diobservasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan observasi keterlaksanaan sintaks pada siswa pada siklus 1 pertemuan pertama yang hasilnya terlampir, dapat disajikan data secara ringkas dalam Tabel 26 sebagai berikut. Tabel 26 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 1 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Dari Tabel 26 dapat terlihat bahwa sebagian besar langkah pembelajaran didikuti dengan baik oleh siswa. Terbukti dari 16 item (langkah pembelajaran) yang ada, 14 item sudah dilakukan dan 2 item belum dilakukan oleh siswa yaitu menyimak dan menulis tujuan pembelajaran serta merefleksikan hasil pembelajaran. Dua item yang belum dilakukan tersebut terdapat pada kegiatan awal dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti semua item (langkah pembelajaran) sudah dilakukan. Sementara itu berdasarkan observasi keterlaksanaan sintaks pada siswa pada siklus 1 pertemuan kedua yang hasilnya terlampir, dapat disajikan data secara ringkas dalam Tabel 27 sebagai berikut. Tabel 27 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 2 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2 2 0

8 61 Berdasarkan Tabel 27 pada pertemuan kedua siklus 1 dapat diperoleh data bahwa siswa sudah lebih mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik. Siswa menyimak dengan baik dan melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Terbukti dari 14 item langkah-langkah pembelajaran sudah dilaksanakan semuanya oleh siswa. Berdasarkan observasi keterlaksanaan sintaks oleh siswa siklus 1 pada pertemuan ketiga yang hasilnya terlampir, maka dapat disajikan data dalam Tabel 28 sebagai berikut. Tabel 28 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 1 Pertemuan 3 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdasarkan Tabel 28 dapat diperoleh data bahwa siswa sudah mengikuti semua sintaks atau langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada pertemuan ketiga ini, siswa hanya menyimak ulasan sekilas materi pada pertemuan pertama dan kedua kemudian mengerjakan evaluasi siklus 1 dan angket motivasi belajar. Siswa mengerjakan evaluasi dan angket motivasi belajar dengan tenang dan sungguh-sungguh. Tidak ada siswa yang bekerja sama dalam mengerjakan evaluasi siklus Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga kemudian diadakan refleksi dalam bentuk diskusi terkait proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Diskusi dilakukan bersama guru

9 62 kelas guna untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang terdapat pembelajaran siklus 1 yang dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus 2. Dalam diskusi yang dilakukan bersama guru kelas, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Adapun kelebihan dari pembelajaran yang telah dilakukan dalam siklus 1 diantaranya yaitu : 1)Rancangan atau rencana pembelajaran telah disusun dengan baik bersama dengan guru. 2)Persiapan yang dilakukan sudah cukup matang, dari penyusunan RPP sampai pada media dan alat pembelajaran yang digunakan sudah disiapkan sebaik mungkin. 3)Pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai sintaks, dilakukan dengan baik dan urut oleh guru. 4)Dengan adanya diskusi dan pembelajaran berbuat (mengamati dan menentukan secara langsung), mulai tumbuh keaktifan siswa selama megikuti jalannya proses pembelajaran. 5)Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, pembelajaran sudah berlangsung dua arah, terbukti dengan adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa dengan beberapa pertanyaan yang diajukan siswa. 6)Siswa saling berlomba dengan kelompok lain secara sportif untuk mendapatkan jawaban yang terbaik. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, terdapat beberapa kekurangan selama proses pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Beberapa kekurangan tersebut yaitu: 1)Alokasi waktu kurang sesuai dengan yang ditentukan, ada beberapa langkah pembelajaran yang melebihi batas waktu meskipun tidak terlalu banyak. 2)Pembagian kelompok tidak berjalan dengan mulus karena ada beberapa siswa yang protes ketika guru membagi kelompok secara heterogen. 3)Masih ada beberapa siswa yang mengganggu jalannya diskusi dengan ramai sendiri. 4)Siswa masih agak takut untuk mengemukakan pendapat di depan kelas, dorongan untuk berani berpendapat masih kurang. 5)Masih ada beberapa siswa yang kebingungan dengan model pembelajaran action learning yang digunakan.

10 Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 juga dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi Perencanaan Tahap perencanaan siklus 2 sama dengan siklus 1 yaitu dimulai dari menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA kelas 5 yang akan diujikan. Standar kompetensi yang dipilih sama dengan standar kompetensi pada siklus 1, tetapi kompetensi dasarnya berbeda. Pada siklus 2 kompetensi dasar yang dipakai adalah KD 7.2 yaitu mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Setelah KD diketahui kemudian menentukan indikator dengan lebih spesifik dan menyeluruh menggunakan aturan penulisan indikator yang tepat. Setelah itu materi disusun dengan urut, lengkap dan berisi terkait indikator yang sudah ditentukan. Setelah menentukan indikator, kemudian dibuat kisi-kisi soal dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk siklus 2. RPP dan kisi-kisi soal dibuat dengan beracuan pada indikator yang telah ditentukan. Indikator dalam RPP kemudian dibuat menjadi tujuan yang dirumuskan secara lengkap dengan memberikan unsur action, behavior, condition dan degree. Penyusunan RPP dan kisi-kisi soal telah dikonsultasikan dengan guru kelas serta dosen pembimbing. Kisi-kisi soal yang dibuat pada siklus 2 berjumlah 30 butir soal pilihan ganda dan kemudian diujikan di kelas 6 untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Butir-butir soal yang valid kemudian diambil 20 soal untuk evaluasi siklus 1. Untuk menguji motivasi belajar, instrument yang digunakan masih sama dengan yang digunakan pada siklus 1, karena itu tidak perlu dirancang lagi. Untuk pelaksanaan observasi siklus 2, maka dibuat pula lembar observasi keterlaksanaan sintaks untuk siklus 2. Untuk persiapan implementasi RPP atau tahap pelaksanaan, maka diadakan kembali pembahasan RPP bersama guru, tetapi tidak lagi menjelaskan mengenai langkah-langkah yang benar mengajar menggunakan model action learning.

11 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap pelaksanaan pada siklus 2 juga dilakukan dalam tiga pertemuan, dimana pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat tanggal 04 April 2014, pertemuan kedua pada hari senin tanggal 07 April 2014 dan pertemuan ketiga pada hari kamis tanggal 10 april Masing-masing pertemuan dilakukan selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari jumat berlangsung selama 70 menit dimulai pada pukul dan selesai pada pukul Guru memberikan materi dengan menggunakan model action learning sesuai RPP yang telah disusun. Guru memberi penjelasan singkat tentang materi yang akan dipelajari sesuai yang tertulis dalam RPP, kemudian mengidentifikasi masalah yang akan dibahas serta membentuk kelompok secara heterogen berjumlah 4 sampai 5 orang setiap kelompok. Setelah itu guru membiarkan siswa bekerja dalam kelompok untuk mengamati jenis-jenis tanah yang telah disiapkan oleh guru. Setelah siswa selesai mengamati contoh yang ada, guru membimbing siswa untuk ke luar kelas dan mengamati tanah yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Jenis tanah yang ada di lingkungan sekolah harus diamati dan dicatat oleh siswa termasuk ke dalam jenis tanah yang mana. Setelah kelompok selesai dengan pengamatan atau actionnya di luar, kemudian siswa kembali ke kelas dengan masih berkelompok. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil yang diperolehnya di depan kelas. Pada pertemuan kedua, guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah yang hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi dengan melanjutkan materi yaitu pemanfaatan jenis-jenis tanah. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak diminta berkelompok tetapi secara individu. Siswa bekerja di dalam kelas mengamati contoh-contoh benda hasil pemanfaatan jenis tanah tertentu. Selain itu siswa juga diminta melaporkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga guru hanya mengulang sekilas materi kemudian melakukan evaluasi (lembar soal) serta membagikan lembar motivasi belajar untuk mengukur sejauh mana motivasi siswa setelah dilakukan tiga kali pertemuan siklus 2 menggunakan model action learning.

12 65 Observasi dilakukan selama jalannya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan lembar observasi tentang keterlaksanaan sintaks. Lembar observasi keterlaksanaan sintaks ini ada dua macam yaitu lembar observasi keterlaksanaan sintaks untuk guru dan lembar observasi keterlaksanaan sintaks untuk siswa. Pada siklus 2 pertemuan pertama guru berhasil melakukan pembelajaran dengan langkah-langkah yang benar dan sesuai sintaks, terbukti dari observasi keterlaksanaan sintaks yang hasilnya terlampir dapat dilaporkan data dalam Tabel 29 sebagai Berikut. Tabel 29 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 2 Pertemuan 1 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdasarkan Tabel 23 dapat terlihat bahwa dari 16 butir langkah pembelajaran atau sintaks yang ada, guru telah melaksanakan semuanya. Alokasi waktu yang dilakukan selama proses pembelajaran sudah cukup tepat dari perencanaan dalam RPP siklus 1 pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, guru juga melaksanakan seluruh sintaks dengan baik. Hal ini terbukti dari lembar observasi tentang keterlaksanaan sintaks untuk pertemuan kedua yang semua butirnya terlaksana. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru pada siklus 2 pertemuan kedua (terlampir), dapat dilaporkan secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam Tabel 24 sebagai berikut.

13 66 Tabel 30 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 2 Pertemuan 2 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdasarkan Tabel 30 dapat dilihat bahwa semua item langkah-langkah pembelajaran sudah dilakuakn dengan baik oleh guru. Pada pertemuan ketiga, pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang sekilas materi pada pertemuan pertama dan kedua kemudian memberikan evaluasi siklus 2 dan angket motivasi belajar. Pada pertemuan ketiga, semua langkah dilakukan dengan benar oleh guru. Terbukti dari hasil observasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 pertemuan ketiga (terlampir), dapat dilaporkan secara ringkas hasil observasi aktivitas guru dalam Tabel 31 sebagai berikut. Tabel 31 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Guru pada Siklus 2 Pertemuan 3 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Selain observasi keterlaksanaan sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus 2, juga diobservasi keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan observasi

14 67 keterlaksanaan sintaks pada siswa pada siklus 1 pertemuan pertama yang hasilnya terlampir, dapat disajikan data secara ringkas dalam Tabel 32 sebagai berikut. Tabel 32 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 1 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Dari Tabel 32 dapat terlihat bahwa sebagian besar langkah pembelajaran didikuti dengan baik oleh siswa. Terbukti dari 16 item (langkah pembelajaran) yang ada, 15 item sudah dilakukan dan hanya 1 item belum dilakukan oleh siswa yaitu merefleksikan hasil pembelajaran. Satu item yang belum dilakukan tersebut terdapat pada an kegiatan akhir. Pada kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, dan kegiatan inti semua item (langkah pembelajaran) sudah dilakukan. Sementara itu berdasarkan observasi keterlaksanaan sintaks pada siswa pada siklus 2 pertemuan kedua yang hasilnya terlampir, dapat disajikan data secara ringkas dalam Tabel 33 sebagai berikut. Tabel 33 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 2 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir 2 2 0

15 68 Berdasarkan Tabel 33, pada pertemuan kedua siklus 2 dapat diperoleh data bahwa siswa sudah mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan baik. Siswa menyimak dengan baik dan melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Terbukti dari 14 item langkah-langkah pembelajaran sudah dilaksanakan semuanya oleh siswa. Berdasarkan observasi keterlaksanaan sintaks oleh siswa siklus 2 pada pertemuan ketiga yang hasilnya terlampir, maka dapat disajikan data dalam Tabel 34 sebagai berikut. Tabel 34 Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks bagi Siswa pada Siklus 2 Pertemuan 3 Waktu Keterangan No Jumlah item Pelaksanaan Terlaksana Tidak 1. Pra Pembelajaran Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Berdasarkan Tabel 34 dapat diperoleh data bahwa siswa sudah mengikuti semua sintaks atau langkah-langkah pembelajaran sebanyak 6 item sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada pertemuan ketiga ini, pembelajaran yang dilakukan hanya mengulang sekilas materi pada pertemuan pertama dan kedua kemudian memberikan evaluasi siklus 2 dan angket motivasi belajar. Siswa mengerjakan evaluasi dan angket motivasi belajar dengan tenang dan sungguh-sungguh. Tidak ada siswa yang bekerja sama dalam mengerjakan evaluasi siklus 2.

16 Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka kemudian diadakan refleksi kembali dalam bentuk diskusi terkait proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam diskusi yang dilakukan bersama guru kelas, ditemukan lebih banyak kelebihan dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kelebihan-kelebihan tersebut adalah: 1)Rancangan atau rencana pembelajaran telah disusun dengan sangat baik bersama dengan guru. 2)Persiapan yang dilakukan sudah cukup matang, dari penyusunan RPP sampai pada media dan alat pembelajaran yang digunakan sudah disiapkan sebaik mungkin. 3)Pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai sintaks, dilakukan dengan baik dan urut oleh guru. 4)Dengan adanya diskusi dan pembelajaran berbuat (mengamati dan menentukan secara langsung), mulai tumbuh keaktifan siswa selama megikuti jalannya proses pembelajaran. 5)Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, pembelajaran sudah berlangsung dua arah, terbukti dengan adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa dengan beberapa pertanyaan yang diajukan siswa. 6)Siswa saling berlomba dengan kelompok lain secara sportif untuk mendapatkan jawaban yang terbaik. 7)Ada interaksi siswa dengan lingkungan yang menyebabkan siswa lebih nyaman dan mudah belajar. 8)Siswa mulai berani mengeluarkan pendapat dan berani melaporkan hasil kerjanya di depan kelas. 9)Siswa yang mengganggu jalannya pembelajaran berkurang karena merasa senang dengan model action learning yang digunakan. Kekurangan-kekurangan dari siklus 1 sudah tidak terlihat lagi di siklus kedua, hanya mungkin masih ada satu dua siswa yang gaduh dan ramai. Namun hal itu tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. 4.2 Hasil Penelitian Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang meliputi siklus 1 dan siklus 2, didapatkan hasil penelitian yang disajikan dalam deskripsi data dan analisis data dengan uraian sebagai berikut.

17 Deskripsi Data Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 1 maupun siklus 2, dilakukan kegiatan evaluasi untuk mengukur hasil belajar IPA siswa dan angket motivasi belajar untuk mengukur bagaimana motivasi belajar IPA siswa setelah diterapkan model action learning. Pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan kualitas. Akibatnya keaktifan dan kerja sama siswa kemudian meningkat. Demikian pula motivasi belajar dan sikap siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Semua peningkatan ini berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang ditunjukkan oleh meningkatnya hasil tes secara signifikan Data Siklus 1 Setelah dilakukan pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan model action learning yang terdiri dari 3 pertemuan, diperoleh adanya peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar IPA siswa pada akhir siklus 1. Hasil belajar yang diperoleh disajikan dalam tabel distribusi frekwensi hasil belajar sebagai berikut. Tabel 35 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 2/ No Interval Frekwensi Persentase Jumlah Dari Tabel 35 dapat diperoleh data bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 yang diperoleh melalui evaluasi siklus 1 sebanyak 4% siswa memperoleh nilai pada interval 40-51, 12% siswa memperoleh nilai pada interval 52-63, 44% siswa memperoleh nilai pada interval 64-75, 32% siswa memperoleh nilai pada interval dan sebanyak 8% siswa memperoleh nilai tertinggi pada interval

18 71 Motivasi belajar IPA pada akhir siklus 1 juga diukur dengan menggunakan instrumen butir-butir pernyataan. Hasil dari pengukuran motivasi belajar IPA siklus 1 disajikan dalam Tabel 36. Tabel 36 Hasil Motivasi Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 2/ No Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase 1. Tinggi Sedang Rendah Jumlah Dari Tabel 36 dapat diperoleh data bahwa tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 1, sebanyak 68% berada pada tingkat motivasi belajar yang tinggi, sebanyak 28% berada pada tingkat motivasi belajar sedang dan hanya 4% siswa yang berada pada tingkat motivasi belajar yang rendah Data Siklus 2 Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus 2, kembali dilakukan evaluasi (tes formatif). Setelah hasil evalusasi diolah, diperoleh adanya peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar IPA siswa yang lebih baik dari siklus 1. Hasil belajar yang diperoleh dari evaluasi siklus 2 disajikan dalam Tabel 37 sebagai berikut. Tabel 37 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 2/ No Interval Frekwensi Persentase Jumlah

19 72 Dari Tabel 37 dapat diperoleh data bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 2 sebanyak 4% siswa memperoleh nilai pada interval 60-67, sebanyak 32% siswa memperoleh nilai pada interval 68-75, sebanyak 14% siswa memperoleh nilai pada interval 76-83, sebanyak 40% siswa memperoleh nilai pada interval dan sebanyak 8% siswa memperoleh nilai tertinggi pada interval Motivasi belajar IPA pada akhir siklus 2 juga diukur dengan menggunakan instrumen butir-butir pernyataan dalam lembar angket motivasi belajar yang sama dengan siklus 1. Setelah model action learning kembali diterapkan pada kegiatan pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan motivasi belajar IPA siswa dibandingkan siklus 1. Hasil dari pengukuran motivasi belajar IPA siswa pada siklus 2 disajikan dalam Tabel 38 sebagai berikut. Tabel 38 Hasil Motivasi Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 2/ No Kategori Interval Skor Frekuensi Persentase 1. Tinggi Sedang Rendah Jumlah Dari Tabel 38 dapat diperoleh data bahwa tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 2, sebanyak 84% berada pada tingkat motivasi belajar yang tinggi, sebanyak 16% berada pada tingkat motivasi belajar sedang dan tidak ada siswa yang berada pada tingkat motivasi belajar yang rendah Analisis Data Analisis data pada siklus 1 maupun siklus 2 dilakukan melalui dua tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Berikut akan diuraikan analisis data selengkapnya.

20 Analisis Ketuntasan Analisis ketuntasan dilakukan untuk menganalisis hasil belajar IPA siswa dengan membandingkan data mentah dengan skor KKM mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan oleh sekolah. Berikut disajikan tabel ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 siklus 1 pada Tabel 39. Tabel 39 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 1/ No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1. Tuntas Tidak Tuntas 5 20 Rerata 73.8 Maksimum 95 Minimum 40 Berdasarkan Tabel 39 terlihat bahwa pada siklus 1, sebanyak 80% siswa sudah mencapai ketuntasan dan masih ada sebanyak 20% siswa yang belum mencapai ketuntasan atau KKM IPA yaitu 68. Data pada Tabel 39 dapat digambarkan dalam grafik seperti yang tergambar pada Gambar 2 sebagai berikut. 20% Tuntas 80% Tidak Tuntas Gambar 2. Grafik ketuntasan hasil belajar IPA siklus 1 siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Salatiga

21 74 Analisis ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada siklus 2 disajikan dalam Tabel 40 sebagai berikut. Tabel 40 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 1/ No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1. Tuntas Tidak Tuntas 1 4 Rerata 80 Maksimum 95 Minimum 60 Berdasarkan Tabel 40 terlihat bahwa pada siklus 2, sebanyak 96% siswa sudah mencapai ketuntasan dan hanya sebanyak 4% siswa (1 orang siswa) yang belum mencapai ketuntasan atau KKM IPA yaitu 68. Data pada Tabel 40 dapat digambarkan dalam grafik seperti yang tergambar pada Gambar 3 sebagai berikut. 4% Tuntas 96% Tidak Tuntas Gambar 3. Grafik ketuntasan hasil belajar IPA siklus 2 siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Salatiga

22 Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis ketuntasan, maka analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra-siklus. Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model action learning (hasil pra-siklus), siswa yang mampu mencapai ketuntasan hanya sebanyak 6 orang atau sebesar 24%. Apabila dibandingkan dengan hasil belajar pra-siklus, hasil yang diperoleh pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan seperti yang tersaji pada Tabel 41 sebagai berikut. No Tabel 41 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 1/ Ketuntasan Pra-siklus Siklus 1 Siklus 2 f % F % f % 1. Tuntas Tidak tuntas Rerata 61, Maksimum Minimum Berdasarkan Tabel 41 terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari pra-siklus ke siklus 1, terbukti dari persentase siswa yang mencapai ketuntasan dari pra siklus yang hanya sebanyak 24% naik sebanyak 64% ke siklus 1 menjadi 80%. Kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 naik sebanyak 16% menjadi 96%. Apabila dibandingkan dengan indikator kinerja yaitu sebanyak 80% siswa harus mencapai ketuntasan, maka hasil yang diperoleh pada siklus 1 maupun siklus 2 sudah memenuhi dari indikator kinerja yang telah ditetapkan.

23 76 Selain proporsi jumlah siswa yang mencapai ketuntasan, dapat terlihat pada siklus 1 dan siklus 2 bahwa rerata nilai IPA yang diperoleh siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari pra-siklus yang sebesar 61,12 naik menjadi sebesar 73,8 pada siklus 1 kemudian naik lagi menjadi sebesar 80,6 pada siklus 2. Nilai maksimum pada kedua siklus sama tinggi yaitu 95. Nilai minimum dari siklus 1 mengalami perbaikan yaitu dari nilai 40 di siklus 1 menjadi nilai 60 di siklus 2. Kondisi meningkatnya ketuntasan siswa dari pra-siklus ke siklus 1 dan siklus 2 tergambar dalam grafik pada Gambar 4 sebagai berikut Pra-siklus Siklus 1 Siklus 2 Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.Grafik perbandingan proporsi ketuntasan hasil belajar IPA pra-siklus dan antar siklus siswa kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas 5 sebelum diberikan tindakan dan setelah diberikan tindakan dengan model action learning, maka analisis komparatif juga dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran motivasi belajar IPA antar siklus dan pra-siklus. Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model action learning (hasil pra-siklus), siswa

24 77 yang memiliki motivasi belajar IPA tinggi hanya sebanyak 4 orang atau sebesar 16%, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah masih banyak yaitu 9 siswa atau 36%, sedangkan 12 siswa lainnya hanya memiliki motivasi belajar IPA pada tingkat sedang. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran prasiklus, tingkat motivasi yang ditunjukkan siswa pada hasil pengukuran motivasi pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan seperti yang tersaji pada Tabel 42 sebagai berikut. No Tabel 42 Analisis Komparatif Tingkat Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Tegalrejo 05 Semester 1/ Tingkat Motivasi Pra-siklus Siklus 1 Siklus 2 f % f % f % 1. Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan Tabel 42 terlihat bahwa tingkat motivasi belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari pra-siklus ke siklus 1, terbukti dari persentase siswa yang memiliki motivasi tinggi dari pra-siklus yang hanya sebanyak 24% naik sebanyak 44% ke siklus 1 menjadi 68%. Kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 naik sebanyak 20% menjadi 88%. Apabila dibandingkan dengan indikator kinerja yaitu sebanyak 80% siswa harus memiliki motivasi tinggi, maka hasil yang diperoleh pada akhir siklus 2 sudah memenuhi dari indikator kinerja yang telah ditetapkan. Selain itu pada akhir siklus, sudah tidak ada siswa yang berada pada tingkat motivasi belajar IPA rendah setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model action learning.

25 78 Kondisi meningkatnya motivasi belajar IPA siswa dari pra-siklus ke siklus 1 dan siklus 2 tergambar dalam grafik peningkatan tingkat motivasi belajar IPA pada Gambar 5 sebagai berikut % Pra-siklus Siklus 1 Siklus 2 Motivasi Tinggi Motivasi Sedang Motivasi Rendah Gambar 5. Grafik perbandingan proporsi tingkat motivasi belajar IPA pra-siklus dan antar siklus siswa kelas 5 SDN Tegalrejo Pembahasan Berdasarkan analisis data, kegiatan pembelajaran IPA yang berlangsung selama dua siklus di kelas 5 SDN Tegalrejo 05 dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA setelah diterapkan model pembelajaran action learning. Hasil belajar IPA siswa dengan nilai rerata 61,12 pada kondisi pra-siklus, setelah dilakukan pembelajaran dengan action learning pada siklus 1, mengalami peningkatan rerata menjadi 73,8 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40. Walaupun masih terdapat nilai di bawah KKM, pembelajaran pada siklus 1 dapat dikatakan telah berhasil karena indikator keberhasilan telah tercapai yaitu proporsi

26 79 jumlah siswa yang dapat mencapai KKM adalah 80% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 25 anak. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja hasil belajar pada siklus 1 dipengaruhi oleh adanya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model action learning yang bervariasi, menyenangkan dan memungkinkan siswa mengalami pembelajaran yang nyata. Dengan pembelajaran yang demikian, mulai tumbuh motivasi, partisipasi dan keaktifan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan antusias dan sungguh-sungguh, sehingga ketika dilakukan tes formatif pada akhir siklus 1 didapatkan hasil sebanyak 80% siswa sudah mencapai ketuntasan. Dalam pembelajaran Siklus 1 walaupun indikator kinerja telah tercapai pada akhir siklus 1, tetapi masih ada 20% siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang action learning, sehingga siswa-siswa tadi belum begitu antusias dalam kegiatan pembelajaran, belum berani mengungapkan pendapat dan belum sepenuhnya aktif dalam diskusi kelompok yang berlangsung. Kebanyakan siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan ini, apabila dilihat dari latar belakang prestasinya termasuk siswasiswa yang menempati rangking bawah di kelas. Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam siklus 1 kemudian dilakukan perbaikan dalam pembelajaran siklus 2. Siswa yang tadinya belum antusias mengikuti pembelajaran sekarang lebih antusias dan aktif dalam bertanya jawab, berdiskusi kelompok, bahkan memperhatikan ketika perwakilan kelompok lain sedang membacakan hasil kerja kelompoknya. Selain itu siswa tidak lagi bergurau ketika diminta melakukan pengamatan di luar kelas. Dilihat dari hasil belajar pada akhir siklus 2, indikator kinerja kembali tercapai dengan peningkatan yang cukup baik ditandai dengan terjadinya peningkatan proporsi jumlah siswa yang mencapai ketuntasan yaitu sudah mencapai 96% atau sebanyak 24 orang dari 25 siswa. Selain itu pada siklus 2 rerata kelas naik menjadi 80,6 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 60.

27 80 Adanya peningkatan proporsi jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari siklus 1 ke siklus 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah meningkatnya antusiasme dan motivasi belajar IPA siswa karena mengalami pembelajaran action learning yang menyenangkan, menantang dan nyata. Pembelajaran pada siklus 2 yang lebih baik dibanding siklus 1 menyebabkan siswa juga mengalami peningkatan aktivitas. Terlihat dari beberapa siswa yang awalnya pasif mulai berani untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan mengungkapkan pendapatnya. Peningkatan-peningkatan inilah yang kemudian menyebabkan tingkat motivasi belajar maupun hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Adanya satu siswa yang belum mampu mencapai ketuntasan pada akhir siklus 2, setelah dianalisis dalam refleksi bersama guru kelas lebih lanjut ternyata disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dari 6 kali pertemuan dalam 2 siklus yang berlangsung, siswa tersebut tercatat satu kali tidak mengikuti proses pembelajaran di kelas (tidak masuk) tanpa alasan. Kedua, dari hasil observasi yang telah dilakukan sepanjang kegiatan pembelajaran yang berlangsung, memang siswa tersebut seringkali tidak memperhatikan penjelasan dan hanya pasif dalam diskusi kelompok sehingga hasil yang diperolehnya belum maksimal. Ketiga, dari pendapat beberapa teman sekelas siswa tersebut memang agak sulit untuk bersosialisasi dengan teman lain dan prestasi belajarnya di kelas juga tidak terlalu baik. Dilihat dari hasil observasi selama proses pembelajaran, keaktifan siswa sudah cukup besar. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model action learning. Model pembelajaran ini mampu memberikan pembelajaran yang menarik tidak hanya terpusat pada guru melainkan berpusat pada siswa dengan lingkungan sekitarnya berfungsi sebagai sumber belajar yang baik dan mampu memberikan hal-hal yang positif kepada siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar IPA. Dilihat dari tingkat motivasi belajar siswa pra-siklus ke siklus 1, juga mengalami peningkatan. Terbukti pada pra-siklus, ketika dilakukan pengukuran tingkat motivasi belajar IPA siswa, hanya sebanyak 24% siswa saja yang memiliki

28 81 tingkat motivasi belajar yang tinggi dan masih ada sebanyak 36% siswa yang motivasi belajarnya rendah. Sedangkan pada siklus 1 setelah diterapkan model pembelajaran action learning, terdapat sebanyak 68% siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dan hanya 4% siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Keberhasilan meningkatnya proporsi jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar IPA tinggi pada siklus 1 dipengaruhi oleh pembelajaran action learning yang mampu memberi kontribusi positif dalam diri siswa untuk lebih aktif dan antusias dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model baru yang menyenangkan mampu meningkatkan motivasi belajar IPA siswa yang awalnya rendah sampai sedang menjadi tinggi. Pada siklus 2, setelah kembali diterapkan model action learning dalam kegiatan pembelajaran, antusiasme dan keaktifan siswa lebih meningkat dibanding siklus 1. Terbukti dari proporsi jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar tinggi pada siklus 2 sebanyak 88% dan sudah tidak ada siswa yang memiliki tingkat motivasi belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa model action learning yang diterapkan dengan benar sesuai langkah-langkah yang ada mampu meningkatkan motivasi belajar IPA pada siswa kelas 5 yang awalnya kurang antusias pada mata pelajaran IPA. Setelah membandingkan dengan teori-teori model pembelajaran action learning, didapatkan hasil yang sepaham dalam penelitian ini. Melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan langkah-langkah action learning yang menekankan kepada pembelajaran berbuat yang nyata dan menyenangkan, terbukti mampu meningkatkan hasil belajar maupun motivasi belajar IPA siswa. Teori Michael J. Marquadt yang menyatakan bahwa belajar dengan bertindak apabila dilaksanakan secara sistematis, dapat secara efektif dan efisien memecahkan masalah dengan strategi inovatif dan mempertahankan, mengembangkan tim yang terus meningkatkan kemampuan mereka sejalan dengan hasil penelitian yaitu meningkatnya hasil belajar dan motivasi belajar IPA siswa diiringi dengan peningkatan kerjasama dan interaksi antar siswa untuk

29 82 memecahkan masalah (action) sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Teori Revans yang menyatakan bahwa action learning mengajarkan suatu konsep atau pengetahuan yang kemudian dihubungkan dengan tindakan dan pengalaman langsung, sehingga dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih nyata juga sejalan dengan hasil penelitian. Terlihat dari kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama dua siklus dengan pembelajaran berbuat yang nyata, siswa dapat lebih memahami pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Kondisi yang demikian kemudian secara bertahap menyebabkan motivasi belajar IPA siswa meningkat dan kemudian mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa sehingga dapat meningkat pula. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh David Kristian Setiaji pada tahun 2012 dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Action Learning bagi siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pajerukan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas Semester II tahun Ajaran 2011/ Hasil penelitian milik David memaparkan pula bahwa melalui model action learning, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Peningkatan ini ditunjukkan dengan proporsi jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari prasiklus sebesar 45% meningkat pada siklus 1 menjadi 65% dan pada siklus 2 menjadi 100%.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Tejosari yang terletak di Kelurahan Tejosari,

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kecandran 01 dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, deskripsi siklus II. Deskripsi pra siklus membahas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Ada beberapa aspek dalam hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan tindakan, deskripsi data dan analisis data sebagai berikut : 4.2. Siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 pada masing-masing siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas V berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N Regunung 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPA dengan materi yang diajarkan

Lebih terperinci

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah keadaan siswa kelas III MI Tholabiyah Gaji pada semester satu diperoleh data yaitu dari 28 siswa dikategorikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Adapun faktor penghambat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SD Negeri Samban 02 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Barukan 01 merupakan sekolah dasar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Sekolah Dasar Negeri Clapar terletak di Desa Clapar, wilayah Kecamatan Karanggayam bagian utara. Berjarak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Pajerukan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Pada semester II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN 1 Ringinharjo Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Ringinharjo Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Dilihat dari segi geografisnya SDN 1 Ringinharjo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Pra Siklus Pada pra siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian siswa kelas V SDN Candirejo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada semester II

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahapan prosedur penelitian sesuai dengan rencana tindakan yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Salatiga 01 yang terletak di Jln. Diponegoro 13 dan masuk di wilayah Kelurahan Salatiga Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini akan dijelaskan berbagai uraian tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2. Analisis data berdasrkan pengamatan

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat di uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS 5 SDN TEGALREJO 05 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Tegalrejo 04 Salatiga yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 21 perempuan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sebelum diadakan penelitian hampir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada subbab ini akan dibahas mengenai tindakan penelitian yang dilakukan di SD Negeri Walitelon Utara yang terdiri dari dua siklus yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Blotongan 03 Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa 40 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins yang dikutip oleh Sudarwan Danim (2010, 85) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran daerah penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kronggen 1, yaitu di KecamatanBrati, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Negeri Kronggen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di SDN 1 Ringinharjo, kelas 5 Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tahap Pra Siklus Penelitian pada tahap pra siklus ini diawali dengan kegiatan pencarian datadata untuk mengetahui kondisi awal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 08 Salatiga. Subyek yang menjadi fokus penelitian adalah siswa kelas 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Sekolah Dasar Negeri Dukuh 02 Salatiga. Penelitian ini rancang dengan menggunakan tahap-tahap penelitian seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan tentang deskripsi sebelum tindakan, deskripsi siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan tahap

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, yaitu merupakan salah satu SD Negeri yang berada di daerah kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang terletak di Desa Glagahombo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci