BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013

JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN / WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK KOTA

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

PROFIL DINAS KESEHATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

KATA PENGANTAR. Magelang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

PROFIL KESEHATAN ACEH TAHUN 2011

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KESEHATAN KOTA TEGAL TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

PROFIL KESEHATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi. iii

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Profil Kesehatan Provinsi NTB

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

dr. ZULMAN ZURI AMRAN Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

Penyakit Endemis di Kalbar

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014

Ruteng, April Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. dr. Yulianus Weng, M.Kes Pembina Tkt. I NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

K O T A B I M A T A H U N P R O F I L K E S E H A T A N

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG V isi pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah Pelayanan Kesehatan Profesional Menuju Kemandirian Masyarakat Sehat 2017. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat, didokumentasikan, dan dikelola dengan baik dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Sistem informasi kesehatan yang evidence based diarahkan untuk penyajian data dan informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu. Untuk itu peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Pengelolaan Manajemen kesehatan membutuhkan informasi data kesehatan yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Keberhasilan pengelolaan manjemen kesehatan sangat ditentukan tersedianya data dan informasi, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan Pengelolaan manajemen kesehatan yang baik akan mendukung pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan. Salah satu produk dari sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan disajikan dalam bentuk yang sederhana tetapi informative. Sebagai buku statistik profil kesehatan berguna untuk memonitor kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun. Profil kesehatan disusun melalui dua tahap yaitu tahap pengumpulan data yang berperan sebagai lampiran-lampiran dan tahap kedua berupa penulisan narasi serta finalisasi. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 5

Profil kesehatan merupakan buku statistik kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat disuatu wilayah. Profil kesehatan ini berisi data atau informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta cara pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen. Oleh karena itu profil kesehatan dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi pembangunan kesehatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen dari tahun ke tahun serta berfungsi sebagai alat untuk acuan dalam penentuan kebijakan. Pengumpulan data untuk penyusunan Profil Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen dilakukan secara aktif dan pasif. Secara aktif dengan cara petugas pengelola data di Dinas Kesehatan berupaya aktif ke sarana-sarana kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Secara pasif, petugas pengolah data di Dinas Kesehatan menunggu laporan yang berasal dari sarana-sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta merangkum hasil evaluasi kinerja Puskesmas. B. TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan ini adalah untuk memberikan gambaran pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Kabupaten Kepulauan Yapen. Adapun tujuan khusus dari penyusunan buku Profil Kesehatan ini adalah: 1. Sebagai laporan hasil pencapaian pembangunan kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen. 2. Menyajikan informasi tentang Derajat Kesehatan yang terdiri dari Angka Kematian, Angka Kesakitan, dan Status Gizi Masyarakat. 3. Menampilkan data upaya kesehatan pada tahun 2015 yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. 4. Menampilkan data sumber daya kesehatan antara lain sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 6

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : BAB 1: BAB 2: BAB 3: BAB 4: BAB 5: PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan berserta sistematika penyajiannya. GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Kepulauan Yapen dengan uraian letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yang terdiri dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar dan perbaikan gizi masyarakat. Selain itu berisi program-program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan serta upaya-upaya yang telah dilaksanakan yang memuat diantaranya hasil cakupan Stándar Pelayanan Minimal ( SPM ). SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sumber daya kesehatan meliputi sumber daya manusia, sarana kesehatan yang dipunyai dan sumber pembiayaan pembangunan kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 7

BAB 6: KESIMPULAN Bab ini berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan porgram/kegiatan berdasarkan indikator-indikator bidang kesehatan untuk dapat ditelaah lebih jauh dan untuk bahan perencanaan pembangunan kesehatan serta pengambilan keputusan di Kabupaten Kepulauan Yapen LAMPIRAN Berisi resume atau angka pencapaian kabupaten dan 81 tabel data yang sebagian diantaranya merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 8

BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFI K abupaten Kepulauan Yapen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua yang mempunyai posisi strategis karena berbatasan dengan Kabupaten Biak Numfor di sebelah utara, Kabupaten Waropen di sebelah selatan dan timur, serta Kabupaten Manokwari di sebelah barat. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Yapen terletak antara 135º7 1.698 137º21,964 Bujur Timur dan 1º27 47,714-1º58 36,376 Lintang Selatan. Kabupaten Kepulauan Yapen mempunyai luas wilayah 7.146,16 Km 2, yang terdiri atas 14 distrik (160 kampung/ 5 Kelurahan). Luas wilayah (Km 2 ) Kabupaten Kepulauan Yapen dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut : No Distrik Luas Wilayah (km²) Persentase (%) 1. Yapen Timur 168,96 6,95 2. Pantura Yapen 386,41 15,89 3. Teluk Ampimoi 266,04 10,94 4. Raimbawi 179,93 7,40 5. Pulau Kurudu 21,49 0,88 6. Angkaisera 159,06 6,54 7. Kepulauan Ambai 27,39 1,13 8. Yapen Selatan 58,28 2,40 9. Kosiwo 362,79 14,91 10. Yapen Barat 243,16 10,00 11. Wonawa 123,72 5,09 12. Pulau Yerui 90,06 3,70 13. Poom 123,16 5,06 14. Windesi 222,04 9,13 Luas Wilayah Daratan 2.432,49 34,04 Luas Wilayah Perairan 4.713,67 65,95 Kepulauan Yapen 7.146,16 100.00 Sumber : Kepulauan Yapen Dalam Angka, 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 9

Distrik Pantura Yapen merupakan distrik terluas dengan luas wilayah 386,41 Km 2 atau sekitar 15,89% dari total luas wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. Sedangkan distrik terkecil adalah Distrik Pulau Kurudu dengan luas 21,49 Km 2 atau sekitar 0,88% dari luas wilayah. Dilihat dari topografinya Kabupaten Kepulauan Yapen berada pada tingkat kemiringan lahan antara 0-40% yang disebut sebagai daerah pantai. Sedangkan kimiringan lahan antara 40-60% disebut daerah bergelombang hingga bukit, lahan ini lebih dominan sekitar Pulau Yapen. Ketinggian wilayah pantai berada pada kisaran 0-10 m diatas permukaan laut (dpl), sedangkan bagian tengah berada pada ketinggian 200-1.500 m diatas permukaan laut (dpl) dengan suhu udara maksimum 27,9 0 C dengan rata-rata kelembapan udara antara 80-86%. B. KEADAAN PENDUDUK 1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (Proyeksi Penduduk 2010 2035 dan Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen), pada tahun 2015 jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 91.404 jiwa. Ada pertambahan penduduk sebanyak 1.640 jiwa dari tahun 2014 (89.764 jiwa) dengan laju pertumbuhan 1,83%. Penyebaran penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen belum sepenuhnya merata, dengan luas wilayah daratan sebesar 2.432,49 km 2 dengan rata rata kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen berkisar antara 37,58 jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ). Wilayah dengan kepadatan penduduk terbesar di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah Distrik Yapen Selatan dengan tingkat kepadatan penduduk 719 jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ), sedang wilayah dengan kepadatan penduduk terkecil adalah Distrik Pulau Yerui dengan tingkat kepadatan 4 jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 10

Jumlah Rumah Tangga yang tercatat di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 19.728 rumah tangga. Dengan jumlah penduduk 91.4040 jiwa, maka rata rata jumlah anggota rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 4,63 jiwa untuk setiap rumah tangga. Data mengenai kependudukan dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN PERSENTASE 2011 83.593 642 0,77 2012 87.574 3981 4,55 2013 88.611 1.037 1,17 2014 89.764 1.153 1,28 2015 91.404 1.640 1,83 Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010 2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen 2. Sex Ratio ( Rasio Jenis Kelamin) Tingkat perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perbandingan jenis kelamin, yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Yapen, pada tahun 2015 jumlah penduduk laki-laki sebanyak 47.025 jiwa (51,45%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 44.379 jiwa (48,55%). Sehingga didapat rasio jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 105,96. Dengan demikian pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen untuk setiap 100 penduduk ada sekitar 106 penduduk laki laki. Untuk lebih jelasnya mengenai sex ratio (rasio jenis kelamin) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 2.1 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 11

Jlh Penduduk 70-74 60-64 50-54 40-44 30-34 20-24 10-14 0-4 Gambar 2.1 Piramida Penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 457 469 569 850 1.422 2.268 2.635 2.931 3.091 3.430 3.806 4.573 4.909 4.937 5.031 5.647 448 513 613 811 1254 2153 2592 2985 2822 3043 3789 4070 4551 4660 4748 5329 8.000 6.000 4.000 2.000 0 2.000 4.000 6.000 L P Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010 2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen Pada grafik dibawah ini dapat dilihat jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen menurut jenis kelamin dalam lima tahun terakhir. Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 2011 2012 2013 2014 2015 Laki-Laki 42.957 45.108 45.589 46.182 47.025 Perempuan 40.636 42.466 43.022 43.582 44.379 Total 83.593 87.574 88.611 89.764 91.404 Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010 2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 12

3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur Struktur/komposisi penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen dirinci menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki di Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki proporsi terbesar berada pada kelompok umur 0-4 tahun dengan proporsi 12%, sedangkan penduduk perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 0 4 tahun dengan proporsi 12%. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 2.1 Adapun perbandingan komposisi proporsional penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen menurut usia produktif pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Kelompok Usia Produktif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 Kelompok Usia Jenis Kelamin ( Tahun ) Laki-laki Perempuan Total 0 14 15.615 14.737 30.352 15-64 29.915 28.067 57.982 65 keatas 1.496 1.574 3.070 Sumber : BPS (Proyeksi Penduduk 2010 2035 & Pusdatin Kemenkes RI) dan dipadukan dengan data dari Dinkes Kab. Kepulauan Yapen 4. Angka Harapan Hidup Hasil penghitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2011 menunjukan bahwa Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah 68,55 tahun, hampir sama dengan tahun 2010 yaitu 68,04 tahun sedangkan pada tahun 2009 adalah 67,52 tahun. Tabel 2.4 Angka Usia Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2007 s/d 2011 Capaian/Kondisi Kinerja Kab. Kepulauan Yapen 2007 2008 2009 2010 2011 UHH 66,57 67,01 67,52 68,04 68,55 Sumber : RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2013-2017 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 13

C. KEADAAN EKONOMI 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) baik berdasarkan harga berlaku maupun harga constant. Perkembangan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen cukup signifikan, hal ini ditunjukkan dengan PDRB per kapita yang meningkat tajam dari 6.732.639.58 pada tahun 2007 menjadi 9.374.644.42 pada tahun 2011, serta pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan yang mencapai 8,28 tahun 2011. Indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kabupaten Kepulauan Yapen periode 2007 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut : Tabel 2.5 Indikator Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2007 s/d 2011 Indikator Kesejahteraa & Pemerataan Ekonomi Pertumbuhan PDRB PDRB per kapita Laju inflasi provinsi Capaian/Kondisi Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 6,86 6,15 5,12 7,89 8,28 6.732.639.58 7.638.125.58 8.164.639.49 9.287.796.95 9.374.644.42 10,35 12,55 1,92 4,48 3,4 Sumber : RPJMD Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2013-2017 2. Angka Beban Tanggungan Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka untuk Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 57,64 yang berarti Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 14

untuk setiap 100 penduduk Kabupaten kepulauan Yapen usia produktif (usia 15 64 tahun) menanggung sekitar 57 sampai 58 penduduk usia belum produktif (0 14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas). Untuk lebih jelasnya mengenai Angka Beban Tanggungan dapat dilihat pada lampiran tabel 2.3 D. KEADAAN PENDIDIKAN Pada Tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen, jumlah murid TK sebanyak 745 orang, jumlah murid SD/MI sebanyak 16.203 orang, jumlah SMP/MTs sebanyak 5.747 orang, dan jumlah murid SMA/SMK/MA sebanyak 4.361 orang. Tabel 2.6 Jumlah Sekolah Kabupaten Kepulauan Yapen Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2015 Kabupaten Kepulauan Yapen Jumlah Sekolah PT/Akademi SMU/SMK SMP SD TK Jumlah 3 17 28 123 13 Sumber : Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kepulauan Yapen, 2015 E. KEADAAN SOSIAL BUDAYA Gambaran sosial dapat dilihat diantaranya dari sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana tempat ibadah yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut: Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 15

Tabel 2.7 Banyaknya Sarana Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Yapen Berdasarkan Distrik Tahun 2015 Distrik PT/ Akademi SMU/ MA SMK SMP/ MT SD/MI TK SLB Yapen Timur 0 1 1 2 9 1 0 Pantura Yapen 0 0 0 1 7 0 0 Teluk Ampimoi 0 0 0 1 7 0 0 Raimbawi 0 0 0 1 5 0 0 Pulau Kurudu 0 0 0 1 3 0 0 Angkaisera 0 0 1 2 8 1 0 Yawa Kukat 0 0 0 0 3 0 0 Kepulauan Ambai 0 0 0 2 9 0 0 Yapen Selatan 2 5/1 2 6/1 20/2 9 1 Anotaurei 1 3 0 2 5 2 0 Kosiwo 0 0 0 2 10 0 0 Yapen Barat 0 1 1 3 13 0 0 Wonawa 0 0 0 1 5 0 0 Pulau Yerui 0 0 0 0 2 0 0 Poom 0 1 0 1 7 0 0 Windesi 0 0 0 2 8 0 0 Jumlah 3 11/1 5 27/1 121/2 13 1 Sumber : Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kepulauan Yapen, 2015 Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan ádalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Adapun sarana kesehatan yang ada di Kabupaten kepulauan Yapen pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.8 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 16

Tabel 2.8 Banyaknya Sarana Kesehatan di Kabupaten kepulauan Yapen Berdasarkan Distrik Tahun 2015 Distrik Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus lainnya BP Paru Puskes mas Puskes mas pembantu Klinik Yapen Timur 0 0 0 0 0 1 4 0 Pantura Yapen 0 0 0 0 0 1 4 0 Teluk Ampimoi 0 0 0 0 0 1 4 0 Raimbawi 0 0 0 0 0 1 4 0 Pulau Kurudu 0 0 0 0 0 0 2 0 Angkaisera 0 0 0 0 0 1 2 0 Yawakukat 0 0 0 0 0 0 4 0 Kepulauan Ambai 0 0 0 0 0 1 2 0 Yapen Selatan 0 0 0 0 0 1 5 2 Anotaurei 1 0 0 0 0 1 4 0 Kosiwo 0 0 0 0 0 1 8 0 Yapen Barat 0 0 0 0 0 1 5 0 Wonawa 0 0 0 0 0 1 3 0 Pulau Yerui 0 0 0 0 0 0 1 0 Poom 0 0 0 0 0 1 3 0 Windesi 0 0 0 0 0 1 6 0 Jumlah 1 0 0 0 0 13 61 2 Sumber : Bagian Penyusunan Program Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Selain sarana pendidikan dan sarana kesehatan, tersedia pula sarana tempat ibadah, tempat ibadah di Kabupaten kepulauan Yapen pada tahun 2014 mencapai 350 buah terdiri dari 330 buah atau 94,29% merupakan tempat ibadah umat kristen, 15 buah atau 4,3% sarana ibadah umat Islam, 3 buah atau 0,86% sarana ibadah umat Katolik, 1 buah atau 0,29% sarana ibadah Budha dan 1 buah atau 0,29% sarana ibadah umat Hindu. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 17

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN D erajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga di pengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Indikator yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen ádalah Angka Kematian (Mortalitas), dan Angka Kesakitan (Morbiditas). Angka Kematian terdiri dari Angka Kematian Ibu Maternal (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) sedangkan Angka Kesakitan terdiri dari Angka Kesakitan Penyakit Menular dan Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular sedangkan Status Gizi Masyarakat diwakili kondisi kesehatan bayi dan balita. A. ANGKA KEMATIAN Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan melakukan pendataan dan penelitian. Kabupaten Kepulauan Yapen belum melakukan survei/penelitian tentang AKI, AKB, serta AKABA dan hanya berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan puskesmas dan jejaringnya sehingga data yang ditampilkan berupa jumlah kematian ibu. Angka Kematian (mortalitas) merupakan jumlah kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 18

tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini adalah AKI, AKB dan AKABA. 1. Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate (MMR) yaitu jumlah kematian ibu maternal / wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu atau AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran serta ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen terdapat kasus 11 kematian ibu maternal. Kesebelas kasus kematian ibu diantaranya 4 kasus kematian ibu hamil, 6 kasus kematian ibu bersalin dan 1 kasus kematian ibu nifas. Kasus kematian ibu yang terjadi berada di wilayah kerja Puskesmas Menawi 3 kasus; Puskesmas Wooi 1 kasus; Puskesmas Windesi 1 kasus; Puskesmas Poom 2 kasus dan RSUD Serui 4 kasus, sehingga didapat Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 sebesar 452,86 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), masih jauh yang ditargetkan MDGs tahun 2015 yaitu 112 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka Kematian Ibu / AKI pada tahun 2015 lebih rendah jika dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu tahun 2014 terdapat 12 kasus kematian ibu dengan AKI sebesar 465,7 per 100.000 KH. Angka Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 19

MMR per 100.000 KH Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen dapat dilihat pada gambar 3.1 600 500 Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 400 300 200 100 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKI 441,9 484,1 324,8 307,9 364,9 461,8 465,7 452,86 Tahun Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Penyebab kematian ibu pada tahun 2015 adalah infeksi sebanyak 2 kasus (16,7%), dan perdarahan 9 kasus (50%). Gambar 3.2 Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 2 kasus (18 %) 9 kasus (82 %) Infeksi Pendarahan Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 20

Mengantisipasi tingginya tingkat kematian maternal maka diperlukan terobosan-terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran bidan. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR). Selain itu melalui pengembangan Desa Siaga dengan pembangunan POSKESKAM yang merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam menurunkan AKI. 2. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi (anak usia 0 - < 1 tahun) dalam 1 tahun per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Indikator ini merupakan indikator yang mencerminkan permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat kesehatan ibu dan bayi, upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak, status gizi ibu, upaya KB, kondisi kesehatan lingkungan dan sosial ekonomi keluarga. Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan suatu daerah. Dari laporan jumlah kematian bayi yang disampaikan dari masing-masing Puskesmas, dapat diperkirakan bersumber dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility based) dan dari laporan masyarakat atau kader (community based). Kasus kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 38 kasus, dimana 4 kasus terjadi di wilayah kerja Puskesmas Warari; Puskesmas Menawi 7 kasus, Puskesmas Mumbeai 2 kasus; Puskesmas Tindaret 1 kasus, Puskesmas Perawatan Ansus 1 kasus; dan Puskesmas Wooi 1 kasus, Puskesmas Perawatan Poom 1 kasus, Puskesmas windesi 1 kasus, Puskesmas Kosiwo 1 kasus dan RSUD 19 sehingga Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 sebesar 15,6 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2015 lebih tinggi dari Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014 sebesar 3,1 per 1.000 KH dengan 8 kasus. AKB tahun 2013 sebesar 18,9 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 21

AKB Per 1.000 KB per 1.000 KH dengan 45 kasus, tahun 2012 yang sebesar 8,86 per 1.000 KH dengan 17 kasus kematian bayi, tahun 2011 sebesar 6,67 per 1.000 KH dengan 13 kasus kematian bayi serta pada tahun 2010 sebesar 4,33 per 1.000 KH dengan 8 kasus kematian bayi. Gambar 3.3 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 20 15 10 5 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKB 12,62 6,99 4,33 6,67 8,86 18,9 3,1 15,6 Tahun Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.3 diatas menunjukkan angka kematian bayi pada tahun 2013 sebesar 18,9 Per 1.000 KH, terjadi penurunan angka kematian bayi secara signifikan pada tahun 2014 sebesar 3,1 per 1.000 KH. Pada tahun 2015 angka kematian bayi meningkat menjadi 15,6 per 1.000 KH. Target MDG s untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 dimana ditargetkan 16 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi pada tahun 2015 adalah Infeksi 12 kasus (31,6), Pneumonia 11 kasus (28,9%), Diare 6 kasus (15,8%), Hipotermi 2 kasus (5,3%), Malaria 1 kasus (2,6%), dan lain-lain 6 kasus (15,8%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 22

Gambar 3.4 Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 6 kasus 1 kasus 11 Kasus 6 kasus 2 kasus 12 kasus Pnemonia Hipotermi Infeksi Diare Lain-lain Malaria Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominant. Faktor aksesbilitas (tersedianya berbagai fasilitas), pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil (masih relatif tingginya persentase penolong persalinan oleh tenaga non medis), tingkat pendidikan para ibu masih rendah, dan juga kemungkinan Audit Maternal yang belum optimal dalam hal ini sistem pencatatan dan pelaporan yang belum akurat, keterbatasan jumlah bidan desa sehingga banyak bidan yang memiliki tugas rangkap dan petugas tidak berada ditempat tugas sehingga berpengaruh terhadap tingkat AKB. 3. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita (AKABA/Crude Mortality Rate (CMR) yaitu jumlah kematian balita usia dibawah 5 tahun (0 59 bulan) per 1.000 Kelahiran Hidup. Indikator ini berguna untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita serta mengetahui tingkat pelayanan dan keberhasilan Kesehatan Ibu Anak (KIA)/Posyandu. Di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 terdapat 54 kasus kematian balita yang terjadi diseluruh wilayah kerja Pukesmas di Kabupaten Kepulauan Yapen. Untuk wilayah Puskesmas Warari 4 kasus, Puskesmas Menawi 8 kasus; Puskesmas Mumbeai 2 kasus, Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 23

AKABA Per 1.000 KB Tindaret 2 kasus, Puskesmas Ansus 1 kasus, Puskesmas Wooi 1 kasus, Puskesmas Poom 1 kasus, Puskesmas Windesi 1 kasus, Puskesmas Kosiwo 1 kasus dan RSUD 33 kasus, sehingga Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2015 sebesar 22,2 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH), tahun 2014 sebesar 6,2 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). AKABA tahun 2013 sebesar 22 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) dengan 16 kasus kematian balita, tahun 2012 sebesar 13 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH), tahun 2011 sebesar 15 per 1.000 KH dengan 29 kasus kematian, tahun 2010 sebesar 5 per 1.000 KH dengan 10 kasus kematian, tahun 2009 sebesar 8,1 per 1.000 KH dengan 15 kasus kematian dan tahun 2008 sebesar 14,52 dengan 23 kasus kematian. Gambar 3.5 Angka Kematian Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 25 20 15 10 5 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKABA 12,62 8,1 5 15 13 22 6,2 22,2 Tahun Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Penyebab kematian balita pada tahun 2015 adalah Infeksi 15 kasus (27,8%), Pneumonia 13 kasus (24,1%), Diare 8 kasus (14,8%), Hipotermi 2 kasus (3,7%), Malaria 10 kasus (18,5%), dan lain-lain 6 kasus (11,1%). Gambar 3.6 Penyebab Kematian Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 24

Tahun 2015 2 kasus 6 kasus 15 kasus 13 kasus 10 kasus 8 kasus Infeksi Malaria Diare Pnemonia Hipotermi Lain-lain Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 Jumlah kematian balita yang dilaporkan puskesmas belum menunjukkan angka yang sebenarnya, karena pelaporan dari puskesmas belum optimal, masih adanya petugas tidak berada di tempat tugas dan cakupan pelayanan Kesehatan Ibu Anak (KIA) belum menjangkau seluruh masyarakat sampai ke kampung-kampung. 4. Angka Harapan Hidup Indikator ini menggambarkan taraf status kesehatan masyarakat suatu daerah atau negara, yang berarti pula merupakan gambaran hasil pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan. Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen belum pernah dihitung secara khusus, namun berdasarkan Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2013-2017 menunjukkan bahwa angka usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2010 sebesar 68,04 meningkat menjadi 68,55 pada tahun 2011. Peningkatan umur harapan hidup (UHH) dapat dilihat pada gambar 3.7 sebagai berikut : Gambar 3.7 Angka Umur Harapan Hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen Periode 2007 s/d 2011 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 25

Umur Harapan Hidup (UHH) 69 68,5 68 67,5 67 66,5 66 65,5 68,04 68,55 67,01 67,52 66,57 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Sumber : RPJMD Kab. Kepulauan Yapen Periode 2013-2017 B. ANGKA KESAKITAN Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari hasil pengumpulan data Dinas Kesehatan dalam hal ini bersumber dari puskesmas, rumah sakit maupun dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. 1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis ( TB) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Jumlah kasus baru BTA+ di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 175 kasus baru BTA+ dan Case Notification Rate (CNR) kasus baru BTA sebesar 191/100.000 penduduk, hal ini menunjukkan jumlah pasien TB semua tipe yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk. Sedangkan jumlah seluruh kasus TB di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 311 atau CNR seluruh kasus Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 26

PER 100.000 PENDUDUK JUMLAH TB di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 340/100.000 penduduk. Kasus TB anak umur 0-4 tahun sebanyak 70 kasus atau sebesar 23%. Gambar 3.8 Jumlah Kasus Baru TB BTA+ dan Seluruh Kasus TB di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2009 s/d 2015 500 400 300 200 100 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Kasus Baru BTA+ 396 82 236 357 159 148 175 Jlh. Seluruh kasus TB 396 159 237 370 359 355 311 TAHUN Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.9 Angka Notifikasi Kasus TB/Case Notifikasi Rate (CNR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2009 s/d 2015 500 400 300 200 100 0 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CNR Kasus baru BTA+ 423 96 268 387 179 165 191 CNR seluruh kasus TB 423 190 286 422 405 395 311 Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Indikator yang digunakan dalam pengendalian TB salah satunya adalah Angka Penemuan Kasus TB/Case Detection Rate (CDR), yaitu persentase jumlah penderita baru BTA+ yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA+ yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 27

CDR (%) Penemuan penderita baru BTA+ di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 175 penderita sehigga didapat angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sebesar 17,3%, tahun 2014 sebanyak 148 penderita sehingga didapat angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sebesar 14,6%. CDR tahun 2014 sama pada tahun 2013. Bila dibandingkan dari tahun dengan tahun sebelumnya, angka penemuan kasus TB baru BTA+ (CDR) sangat tinggi, CDR pada tahun 2012 sebesar 71,69%, CDR tahun 2011 sebesar 61,20%, CDR tahun 2010 sebesar 46,59%, CDR tahun 2009 sebesar 29,7%, dan CDR pada tahun 2008 sebesar 19%. Gambar 3.10 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ (CDR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CDR 19 29,7 46,59 61,2 71,69 14,6 14,6 17,3 Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Angka kesembuhan pengobatan TB (Cure Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 132 (79,52%), meningkat dibandingkan tahun 2014 sebanyak 84 (30%). Angka pengobatan lengkap (Complete Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 119 (71,69), tahun 2014 sebanyak 126 (45%). Sedangkan angka kesuksesan atau keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) pada tahun 2015 sebesar 145,78%, tahun 2014 sebesar 75%, tahun 2013 sebesar 93,37%. Gambar 3.11 Angka Kesembuhan (CR), Angka Pengobatan lengkap &SR Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 28

Persentase (%) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 160 140 120 100 80 60 40 20 Sumber : RSUD Serui&Lap. TB Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Jumlah kematian selama pengobatan pada tahun 2015 sebanyak 3 atau 3 Per 100.000 penduduk. b. Balita dengan Pneumonia ditemukan dan ditangani Pneumonia Balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau sesak pada anak usia Balita (0-5 tahun). Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur atau akibat kecelakaan (menghirup cairan/bahan kimia). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Jumlah Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 11.044 jiwa dengan perkiraan kasus sebanyak 1.104 kasus, sedangkan kasus yang ditemukan atau ditangani sebanyak 26 kasus (2,35). Cakupan penemuan Pneumonia Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015, terjadi peningkatan cakupan dari tahun sebelumnya, dimana cakupan penemuan Pneumonia balita pada tahun 2014 sebesar 1,7% (18 kasus). 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cure Rate 47,6 28,5 3,8 19,2 21 50 30 79,52 Complete Rate 0 0 0,5 27,12 22,56 43,3 45 66,27 Success Rate/SR 0 0 4,31 46,3 43,6 93,37 74,7 151,2 Gambar 3.12 Cakupan Penemuan Pneumonia pada Balita Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 29

JUMLAH Cakupan (%) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 10 8 6 4 2 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cakupan (%) 2,1 7,7 6,6 7,8 6,4 3,2 1,7 2,35 Tahun Sumber : Laporan STP & LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 c. HIV/AIDS Ditangani HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Pada tahun 2015 terdapat kasus HIV/AIDS di Kabupaten kepulauan Yapen 79 kasus (42 laki-laki & 37 perempuan). Gambar 3.13 Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 HIV Kumulatif 8 19 26 32 37 44 48 66 AIDS Kumulatif 81 111 151 192 237 282 338 399 Tahun Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.1 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 30

Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif Menurut Golongan Umur di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Umur HIV Kasus AIDS Jumlah Persentase (%) < 1 Tahun 0 7 7 1,5 1-14 Tahun 0 12 12 2,6 15-19 Tahun 6 20 26 5,6 20-29 Tahun 28 171 199 42,8 30-39 Tahun 23 118 141 30,3 40-49 Tahun 8 53 61 13,1 50-59 Tahun 1 12 13 2,8 60 Tahun 0 6 6 1,3 TOTAL 66 399 465 100,0 Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.2 Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Jenis Kelamin Kasus Persentase Jumlah HIV AIDS (%) Laki-Laki 28 180 208 44,7 Perempuan 38 219 257 55,3 TOTAL 66 399 465 100,0 Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Tabel 3.3 Jumlah Kasus HIV-AIDS Kumulatif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2006 s/d 2015 Tahun Kasus HIV AIDS Jumlah 2006 0 18 18 2007 2 34 36 2008 6 27 32 2009 11 30 41 2010 7 40 47 2011 6 41 47 2012 5 45 50 2013 7 45 52 2014 4 56 60 2015 18 61 79 TOTAL 66 399 465 Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 31

JUMLAH Jumlah kematian akibat AIDS di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 13 kasus. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS pada tahun 2015, maka KPAD dan Dinas Kesehatan telah berupaya melakukan kegiatan penyuluhan, seminar dan penyebaran informasi yang berhubungan dengan Penanggulangan Penyakit HIV-AIDS. Persentase donor darah diskrining terhadap HIV di Kab. Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 807 pendonor (762 laki-laki dan 45 perempuan), dari 807 sampel darah diperiksa/diskrining terhadap HIV didapatkan 13 laki-laki positif HIV. Tabel 3.4 Jumlah Donor Darah Diskrining Terhadap HIV di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Pendonor Sampel diperiksa Positif HIV 2008 455 455 2 2009 380 380 5 2010 557 557 19 2011 613 613 37 2012 650 650 44 2013 482 482 14 2014 642 642 12 2015 807 807 13 Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.14 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 900 600 300 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sampel diperiksa 455 380 557 613 650 482 642 807 Positif HIV 2 5 19 37 44 14 12 13 Tahun Sumber : RSUD Serui&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 32

d. Infeksi Menular Seksual Diobati Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kasus IMS (Infeksi Menular Seksual) yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) dan TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination) positif. Jumlah kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 10 kasus sipilis, tahun 2014 sebanyak 81 kasus Syphilis, tahun 2013 tercatat 7 kasus, tahun 2012 sebanyak 169 kasus IMS, tahun 2011 sebanyak 170 kasus IMS, tahun 2010 sebanyak 236 kasus IMS, tahun 2009 sebanyak 142 kasus IMS dan tahun 2008 sebanyak 19 kasus IMS. Data penemuan tersebut belum menggambarkan kasus sesungguhnya di masyarakat karena biasanya penderita merasa malu untuk berobat karena kasus penyakit tersebut. e. Kasus Diare Ditangani Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Penyakit diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, maupun kotoran yang disertai darah dan lendir. Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, diare disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, parasit) dan alergi (terhadap makanan maupun obat-obatan). Jumlah kasus Diare di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 3.415 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 4.074 kasus dan sebanyak 3.415 kasus yang ditangani atau 100%. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 33

JUMLAH Angka kesakitan diare atau Incident Rate (IR) sebesar 214 per 1.000 penduduk (Kabupaten Kepulauan Yapen belum melakukan survei morbiditas diare sehingga masih menggunakan angka kesakitan nasional hasil survei morbiditas diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk). Bila dilihat dari kondisi pada empat tahun terakhir kasus diare di Kabupaten Kepulauan Yapen berfluktuasi. Pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014, dimana tahun 2014 tercatat 4.074 kasus, tahun 2013 tercatat sebanyak 3.155, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 4.288 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 tercatat 3.685 kasus. Gambar 3.15 Jumlah Kasus Diare Yang ditangani di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 6000 4000 2000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kasus Diare 3013 3395 3536 3719 4288 3155 4074 3415 Ditangani 3013 3395 3536 3719 4288 3155 4074 3415 Tahun Sumber : Laporan STP&LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen, 2015 f. Kusta Penyakit kusta telah dikenal sejak tahun 2000 SM. Secara spontan masyarakat mengasingkan dan mengisolasi penderita penyakit ini karena takut tertular. Seiring perkembangan zaman pengobatan penyakit kusta di Indonesia yang dipelopori oleh Dr. Sitanala juga mengalami perubahan mulai dari mempergunakan Diaminodifenil Sulfon (DDS), diintegrasikan ke Puskesmas serta menggunakan obat Kombinasi Multidrug Terapy (MDT) sesuai dengan rekomendasi WHO. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 34

JUMLAH KASUS BARU Jumlah kasus baru kusta (PB + MB) pada tahun 2015 sebanyak 75 (38 laki-laki dan 37 perempuan), menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 120 (61 laki-laki & 59 perempuan), tahun 2013 sebanyak 106 kasus (55 laki-laki dan 51 perempuan). Tabel 3.5 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Kasus Baru kusta PB Kasus Baru kusta (MB) 2010 19 49 2011 113 247 2012 37 41 2013 44 62 2014 56 64 2015 21 54 Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 3.16 Jumlah Kasus Baru Kusta MB dan PB di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 400 350 300 250 200 150 100 50 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total (MB+PB) 68 360 78 106 120 75 Kusta PB 19 113 37 44 56 21 Kusta MB 49 247 41 62 64 54 Tahun Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR / New Case Detection Rate) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 dilaporkan sebesar 82,05 per 100.000 penduduk. Jenis kasus kusta yang ditemukan yaitu Kusta Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 21 penderita dan Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering sebanyak 54 penderita. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 35

PER 100.000 PENDUDUK Gambar 3.17 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 500 400 300 200 100 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 NCDR 68 434 89,07 119,62 134 75 Tahun Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Jumlah kasus baru 0-14 tahun 2015 sebesar 22,67% atau sebanyak 17 penderita, tahun 2014 sebesar 18,3% atau sebanyak 17 penderita, lebih tinggi dibandingkan 2013 sebesar 14,2% atau sebanyak 15 penderita, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 36% atau sebanyak 28 penderita, tahun 2011 sebesar 22% atau sebanyak 80 penderita dan pada tahun 2010 sebesar 16,8% atau sebanyak 11 penderita. Kasus kusta yang tercatat sebanyak 135 penderita dengan jenis Kusta Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 32 penderita dan Pausi Basiler (PB)/Kusta Kering sebanyak 103 penderita, dengan angka prevalensi 14,77 per 10.000 penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 36

RFT (%) PER 10.000 PENDUDUK Gambar 3.18 Angka Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 50 40 30 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Prevalensi 8,1 45,8 11,3 12,2 14 14,77 Tahun Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From Treatment/RFT) dengan RFT PB sebanyak 9 pendertia atau 28,1% dan RFT MB sebanyak 26 penderita atau 25,2%. Gambar 3.19 Persentase Penderita kusta selesai berobat (RFT) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RFT PB 8,5 10,7 18,18 100 23 25 22,8 28,1 RFT MB 8,5 11,7 10,5 18 51 20,3 17,4 25,2 TAHUN Sumber : Laporan Kusta, STP&Bagian PMK Dinkes Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 37

Jumlah penderita kusta selesai berobat (RFT) sesuai standard masih belum mencapai target (>90%). Hal ini berarti bahwa masih ada penderita yang menyelesaikan pengobatannya tidak sesuai standard waktu pengobatan yang ditetapkan. Masalah lain terkait dengan pencegahan penyakit kusta yang masih ditemukan antara lain belum dilaksanakannya pengisian form pencegahan cacat (POD) secara baik. g. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit yang termasuk dalam PD3I (Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) adalah Polio, Campak, Difteri, Tetanus Neonatorum/Non Neonatorum, Pertusis, dan Hepatitis B. Kasus penyakit PD3I yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 adalah Campak. 1. Angka AFP Acute Flaccid Paralysis (AFP Rate) AFP Rate (Non Polio) < 15 tahun adalah kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Kasus AFP di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus). 2. Difteri Penyakit Difteri adalah Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di tenggorokan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas. Kasus penyakit difteri di Kabupaten Kepulauan pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus). 3. Pertusis Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 38

Penyakit Pertusis adalah penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering. Kasus penyakit pertusis pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus). 4. Tetanus (Non Neonatorum) Penyakit Tetanus (Non Neonatorum) adalah Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralysis. Kasus penyakit Tetanus (Non Neonatorum) pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus). 5. Tetanus Neonatorum Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkumsisi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal. Kasus penyakit Tetanus Neonatorum pada tahun 2015 tidak ditemukan (0 kasus) 6. Campak Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat anak-anak. Kasus campak yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 69 kasus, dimana 11 kasus terjadi Puskesmas Serui Kota, 7 kasus terjadi di wilayah puskesmas Warari, 18 kasus terjadi di wilayah kerja Menawi, 13 kasus terjadi di wilayah kerja puskesmas reradumpi, 9 kasus terjadi di wilayah puskesmas Waindu, 11 kasus terjadi di Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 39

JUMLAH CAMPAK wilayah kerja puskesmas Wooi. Kasus tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2014, dimana tahun 2014 sebanyak 29 kasus. Gambar 3.20 Jumlah Kasus Campak di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 180 150 120 90 60 30 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Campak 48 31 42 29 167 29 29 69 Tahun Sumber : RSUD Serui,Lap.STP,W2&LB1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Berdasarkan data yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus meninggal karena campak serta lima tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus campak yang meninggal atau Case Fatality Rate (CFR) campak 0%. 7. Polio Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. Berdasarkan data yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus polio serta lima tahun terakhir tidak ditemukan adanya kasus polio. 8. Hepatitis B Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 40

Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Kasus Hepatitis B pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus. Demikian juga tahun 2014, 2013 dan 2012 di Kabupaten Kepulauan Yapen tidak ditemukan kasus, namun pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 2 kasus di Puskesmas Serui Kota, pada tahun 2010 ditemukan 7 kasus, diantaranya di Puskesmas Serui Kota 1 kasus, Puskesmas Kosiwo sebanyak 2 kasus, Puskesmas Tindaret 1 kasus, Puskesmas Perawatan Ansus 1 kasus dan Puskesmas Perawatan Poom 2 kasus. Gambar 3.21 Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Hepatitis B 7 2 0 0 0 0 Tahun Sumber : RSUD Serui,Lap.STP,W2&LB1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 h. Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2015 tidak ditemukan di Kabupaten Kepulauan Yapen. i. Malaria Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 41

JUMLAH KASUS Penyakit Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen, angka kesakitan malaria di Kabupaten Kepulauan Yapen dalam kurun waktu tiga terakhir (2012-2015) menunjukkan trend meningkat, kemungkinan besar penyakit ini bisa menimbulkan KLB bahkan hingga mewabah apabila tidak dilakukan penanganan yang memadai. Jumlah kasus tahun 2015 sebanyak 18.821 lebih tinggi dari kasus tahun 2014 sebanyak 11.803 kasus, tahun 2013 sebanyak 10.539 kasus. Perkembangan kasus malaria positif dapat dilihat pada gambar 3.22 sebagai berikut : Gambar 3.22 Perkembangan Kasus Malaria Positif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Malaria Positif 11.96 16.41 19.48 8.259 7.085 10.53 11.80 18.82 Tahun Sumber : RSUD Serui,Lap.Malaria,LB1&Lab Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence/API) merupakan indikator untuk memantau perkembangan penyakit malaria. Angka kesakitan malaria (API) tahun 2015 sebesar 322,6 Per 1.000 penduduk. Perkembangan insiden malaria dapat dilihat pada gambar 3.23 sebagai berikut : Gambar 3.23 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 42

PER 1.000 PENDUDUK Angka Kesakitan Malaria (API) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 350 300 250 200 150 100 50 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 API 105,2 175,3 233 93,9 76,7 118,9 131,5 322,6 TAHUN Sumber : RSUD Serui,Lap.Malaria,LB1&Lab Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Angka kematian/case Fatality Rate (CFR) Malaria tahun 2015 sebesar 0,06% atau sebanyak 12 kasus. Kasus ini tersebar pada RSUD 12 kasus. Adapun bentuk peran serta masyarakat yang diharapkan dalam upaya penanggulangan malaria antara lain melalui: (1) kepatuhan minum obat anti malaria agar setiap penderita dapat minum obat secara tuntas; (2) pencegahan gigitan nyamuk melalui pemakaian kelambu, pemasangan kasat kasa di rumah, pemakaian obat gosok penolak nyamuk (repellent), pemakaian baju tebal dan; (3) pencegahan terjadinya sarang nyamuk malaria melalui pembersihan lumut di tempat-tempat/bagian rumah yang lembab, pencegahan terbentuknya genangan air, memelihara ikan pemakan jentik di genangan air, serta pencegahan terbentuknya sarang nyamuk. j. Filariasis Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020. Di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 ditemukan kasus baru Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 43

PER 100.000 PENDUDUK sebanyak 16 penderita filariasis dan jumlah seluruh kasus tahun 2015 sebanyak 40 kasus. Melalui survey darah tahun 2006, Kabupaten Kepulauan Yapen ditetapkan sebagai wilayah endemis sehingga mulai tahun 2007 pemberian obat filariasis kepada semua penduduk sekali setahun selama lima tahun, sehingga pada tahun 2012 telah berakhir namun sampai akhir tahun 2014 masih ditemukan kasus baru filariasis sebanyak 26 dan tahun 2015 ditemukan 16 kasus baru yang tersebar di Kabupaten kepulauan Yapen. Jumlah Kasus Filariasis yang ditemukan dan diobati selama tahun 2015 sebanyak 16 kasus atau 100%. (Berdasarkan laporan pengobatan filariasis di 13 puskesmas dimana dilaporkan semua puskesmas melakukan pengobatan massal filariasis). Pada umumnya penderita ditemukan sudah dalam kondisi lanjut dimana telah terjadi sumbatan pada saluran kelenjar getah bening dengan manifestasi elephantiasis (pembesaran) skrotum maupun kaki. Gambar 3.24 Angka Kesakitan Filariasis di Kabupaten kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 250 200 150 100 50 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Angka Kesakitan 46,7 48,1 99 207 41 40,6 69,07 43,8 TAHUN Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 44

JUMLAH Gambar 3.25 Jumlah Filariasis Tahun 2008 s/d 2015 di Kabupaten kepulauan Yapen 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jlh. Kasus 52 48 83 82 38 36 62 40 TAHUN Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 k. Cakupan Pengukuran Tekanan darah Tinggi Pengukuran tekanan darah adalah penduduk usia >15 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah disuatu wilayah. Pengukuran dapat dilakukan didalam unit pelayanan kesehatan primer, pemerintah maupun swasta, di dalam maupun di luar gedung. Jumlah penduduk usia >18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak 24.697 jiwa atau sebesar 43,89% dari 56.273 penduduk yang berusia >18 tahun. l. Cakupan Pemeriksaan Obesitas Cakupan pemeriksaan obesitas adalah persentase pengunjung puskesmas dan jaringannya berusia >15 tahun yang dilakukan pemeriksaan obesitas dalam kurun waktu satu tahun. Pada tahun 2015 jumlah yang dilakukan pemeriksaan obesitas sebanyak 7 orang (0,12%). Pemeriksaan ini hanya dilakukan di RSUD Serui, sedangkan pemeriksaan obesitas di puskesmas tidak dilakukan (berdasarkan laporan tidak ada data). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 45

m. Cakupan Pemeriksaan IVA Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) adalah pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Berdasarkan data yang dilaporkan tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen bahwa kegiatan pemeriksaan IVA (deteksi dini kanker leher rahim) hanya dilakukan oleh Puskesmas Serui Kota. Kegiatan pemeriksaan IVA tahun 2015 yang dilakukan di Puskesmas Serui Kota sebanyak 4 orang (0,03%). n. Cakupan Pemeriksaan CBE Pemeriksaan CBE (Clinical Breast Examination) adalah Pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Sama halnya dengan kegiatan pemeriksaan IVA, kegiatan pemeriksaan CBE (deteksi dini kanker payudara) juga belum dilakukan oleh puskesmas dan jaringannya. Berdasarkan data yang dilaporkan tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen bahwa kegiatan pemeriksaan CBE yang melaporkan hanya Puskesmas Serui Kota sebanyak 8 orang (0,06%). o. Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani <24 jam adalah kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan <24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode / kurun waktu tertentu. Yang dimaksud kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 46

Jumlah Kasus kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Sedangkan kelurahan KLB adalah kelurahan yang mengalami peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus KLB. p. Penyakit Tidak Menular 1. Neoplasma Neoplasma atau kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan abnormal dari sel sel tubuh, yang tumbuh tanpa control dan tujuan yang jelas, mendesak dan merusak jaringan normal. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus penyakit kanker begitu pula tahun 2014 dan 2013, namun pada tahun 2012 dilaporkan sebanyak 18 kasus Ca mammae (Kanker Payudara) lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 4 kasus. Gambar 3.26 Jumlah Kasus Penyakit Kanker di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 20 15 10 5 0 2011 2012 2013 2014 2015 Kanker Payudara 4 18 0 0 0 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 2. Diabetes Millitus Diabetes Millitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin, baik absolute maupun relatif. Absolut artinya pankreas sama sekali tidak bisa menghasilkan insulin sehingga harus Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 47

Jumlah Kasus mendapatkan insulin dari luar (malalui suntikan) dan relatif artinya pankreas masih bisa mengahsilkan insulin yang kadarnya berbeda pada setiap orang. (Perkeni 2002). Jumlah Diabetes Mellitus (DM) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2014 sebanyak 32 kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2013 sebanyak 45 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 37 kasus dan pada tahun 2011 sebesar 14 kasus. Dari tahun 2011 2013 mengalami peningkatan kasus DM. Gambar 3.27 Jumlah Kasus Penyakit Diabetes Millitus di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 50 40 30 20 10 0 2011 2012 2013 2014 2015 DM 14 37 45 32 40 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 3. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang mengganggu jantung dan system pembuluh darah seperti jantung koroner, angina pectoris hipertensi, dan stroke. Jumlah kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 adalah angina pektoris sebanyak 0 kasus, stroke sebanyak 4 kasus (0,01%), hipertensi sebanyak 1.626 kasus (6,58%), dan penyakit PJK (Penyakit Jantung Koroner) sebanyak 0 kasus. a. Angina Pektoris Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 48

Prevalensi reversibel. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996). Yapen Prevalensi Angina Pektoris di Kabupaten Kepulauan tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2014 sebesar 0,03% dengan jumlah kasus sebanyak 31 kasus, mengalami penurunan dibandingkan prevalensi tahun 2013 sebesar 0,04% dengan jumlah kasus sebanyak 33 kasus. Sedangkan prevalensi tahun 2012 sebesar 0,01% atau 8 kasus, prevalensi tahun 2011 sebesar 0,04 % atau 35 kasus. Gambar 3.28 Prevalensi Penyakit Angina Pektoris di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0 2011 2012 2013 2014 2015 Prevalensi 0,04 0,01 0,04 0,03 0 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 b. Stroke Stroke adalah suatu penyakit menurunnya fungsi syaraf secara akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak, terjadi secara mendadak dan cepat yang menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke dibedakan menjadi stroke hemoragik yaitu adanya pendarahan otak karena pembuluh darah yang Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 49

Prevalensi pecah dan stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Prevalensi stroke di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 0,04 % dengan jumlah kasus sebanyak 4 kasus, tahun 2014 sebesar 0,01% dengan jumlah kasus sebanyak 9 kasus, jumlah kasusnya sama pada tahun 2013 sebesar 0,01% dengan jumlah 11 kasus, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 0,10% atau 92 kasus dan jauh lebih rendah dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,007% atau 6 kasus. Gambar 3.29 Prevalensi Penyakit Stroke di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0 2011 2012 2013 2014 2015 Stroke 0,007 0,1 0,01 0,01 0,004 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 c. Hipertensi Hipertensi (darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas normal di dalam arteri secara kronis (dalam jangka waktu lama) yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke, penyakit jantung koroner, serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri. Prevalensi kasus hipertensi essensial / hipertensi primer (hipertensi yang belum di ketahui penyebabnya) di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebear 1,78% Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 50

Prevalensi Prevalensi dengan jumlah kasus 1.626 kasus, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,47% dengan jumlah kasus sebanyak 1.324 kasus, tahun 2013 sebesar 1,15% dengan jumlah kasus sebanyak 1.019 kasus. Sedangkan prevalensi hipertensi tahun 2012 sebesar 2,04% dengan jumlah kasus sebanyak 1.787, serta prevalensi tahun 2011 sebesar 1,13% dengan jumlah kasus sebanyak 973 kasus. Gambar 3.30 Prevalensi Penyakit Hipertensi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2011 2012 2013 2014 2015 Hipertensi 1,13 2,04 1,15 1,47 1,78 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 d. Penyakit Jantung Koroner (PJK) Prevalensi PJK tahun 2015 tidak ada kasus, tahun 2014 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebesar 0,003% dengan jumlah kasus sebanyak 3 kasus, hampir sama dengan prevalensi tahun 2013 sebesar 0,002% dengan jumlah kasus sebanyak 2 kasus. Sedangkan prevalensi tahun 2012 sebesar 0,01% dan prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,01 %. Gambar 3.31 Prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 0,025 0,02 0,015 0,01 0,005 0 2011 2012 2013 2014 2015 PJK 0,02 0,01 0,002 0,003 0 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 51

Prevalensi e. Asma Bronkial Asma bronkial terjadi akibat penyempitan jalan nafas yang reversibel dalam waktu singkat oleh karena mucus kental, spasme, dan edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus / bronkeolus, akibat inflamasi eosinofilik dengan kepekaan yang berlebihan. Prevalensi asma bronkial di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 0,57% dengan jumlah kasus 518 kasus, tahun 2014 sebesar 0,59% dengan jumlah kasus sebanyak 531 kasus, lebih rendah dari tahun 2013 sebesar 0,74% dengan jumlah kasus sebanyak 659 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 0,82% atau 714 kasus, dan pada tahun 2011 sebesar 0,74% atau 635 kasus. Gambar 3.32 Prevalensi Penyakit Asma Bronkial di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2011 s/d 2015 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 2011 2012 2013 2014 2015 Asma Bronkial 0,74 0,82 0,74 0,59 0,57 Tahun Sumber : Laporan LB 1 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 52

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN G ambaran masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan ádalah terciptanya individu dan masyarakat tanpa kecuali yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini ingin diwujudkan dengan masyarakat yang berperilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat dengan demikian diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, tersebar secara merata di wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun terakhir, khususnya situasi upaya kesehatan pada tahun 2015. A. UPAYA KESEHATAN 1. PELAYANAN KESEHATAN 1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan. Pelayanan Antenatal yang sesuai standar meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi (minimal 90 hari masa kehamilan), test Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 53

laboratorium (urin, Hb), tata laksana kasus, temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi ( P4K), serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilihat dengan menggunakan indikator cakupan pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) dan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil paling sedikit 4 (empat) kali sesuai standar (K4) oleh tenaga kesehatan. Untuk cakupan pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 1.216 (46,6%), sedangkan untuk kunjungan K4 tahun 2015 sebanyak 1.127 (43,2%), lebih rendah dibanding K1 dengan selisih sebanyak 89 (3,4%). Bila dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi penurunan dimana pada tahun 2014 sebanyak 1.193 (52,5%), sedangkan untuk kunjungan K4 tahun 2014 sebanyak 942 (41,5%), tahun 2013 cakupan kunjungan K1 sebesar 1.076 (48%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 841 (37,5%); tahun 2012 cakupan kunjungan K1 sebesar 1.078 (46,15%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 765 (32,75%); tahun 2011 cakupan kunjungan K1 sebesar 1.026 (44,86%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 839 (36,69%); tahun 2010 cakupan kunjungan K1 sebesar 2.297 (98%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 606 (25,79%); tahun 2009 cakupan kunjungan K1 sebesar 883 (29,4%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 640 (22,6%); serta tahun 2008 cakupan kunjungan K1 sebesar 901 (31,3%) dan cakupan kunjungan K4 sebesar 631 (21,9%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 54

CAKUPAN Gambar 4.1 Cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 K1 31,3 29,4 98 44,9 46,2 48 52,5 46,6 K4 21,9 22,6 25,79 36,69 32,75 37,5 41,5 43,2 TAHUN Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab.Kepulauan Yapen,2015 1.2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya), tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan yang memiliki kompetensi kebidanan / telah memperoleh pelatihan teknis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Dilakukan dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 88,7% (jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 2.213 persalinan), tahun 2014 sebanyak 2.368 persalinan (100%), tahun 2013 sebanyak 2.036 persalinan (95,1%); pada tahun 2012 sebesar 1.631 (73,11%); sedangkan pada tahun 2011 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 1.650 (75,03%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 55

Cakupan (%) Gambar 4.2 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Cakupan 49,3 67,1 78,42 75,03 73,11 95,1 100 88,7 Tahun Sumber : RSUD Serui&Lap KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.3. Cakupan Pelayanan Nifas (KF) dan Mendapat Vitamin A Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam - 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Kunjungan ibu nifas minimal dilakukan 3 kali dengan distribusi waktu, kunjungan nifas pertama (KF1, 6 jam pasca persalinan 3 hari), kunjungan nifas ke-2 (KF2, minggu ke-2 pasca persalinan), kunjungan nifas ke-3 (KF3, minggu ke-6 pasca persalinan). Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; pemberian kapsul vitamin A dan pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 1.734 (69,5%) menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 1.705 (78,9%), tahun 2013 sebanyak 1.743 (81,4%) sedangkan cakupan ibu nifas mendapat Vitamin A pada tahun 2015 sebanyak 1.290 (51,7), tahun 2014 sebanyak 1.009 (46,5%), lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebanyak 864 (40,4%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 56

Cakupan (%) Pada tahun 2012 cakupan pelayanan ibu nifas tercatat sebanyak 1.427 (67,22%) dan cakupan ibu nifas mendapat Vitamin A sebanyak 1.117 (52,61%), sedangkan pada tahun 2011 tercatat sebanyak 1.737 (80,45%) dan cakupan ibu nifas mendapat Vitamin A sebanyak 1.109 (51,37%). Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas & Ibu Nifas mendapat Vitamin A di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 90 60 30 0 200 8 200 9 201 0 KF Sesuai Standar 28,1 22,8 50 80,4 67,2 81,4 78,9 69,5 Bufas mendapat Vit. A 37,5 39,4 39,42 51,4 52,6 40,4 46,5 51,7 Tahun 201 1 201 2 Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab Kepulauan Yapen,2015 201 3 201 4 201 5 1.4. Cakupan Ibu Hamil dengan Imunisasi TT2+ Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT2+ di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun sebesar 59,2% atau sebanyak 1.544 ibu hamil menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 74% atau sebanyak 1.680 ibu hamil, tahun 2013 sebesar 64,2% atau sebanyak 1.440 ibu hamil. Sedangkan tahun 2012 sebesar 68,8% atau sebanyak 1.609 ibu hamil; tahun 2011 sebesar 69,2% atau sebanyak 1.584 ibu hamil; serta tahun 2010 sebesar 74% atau sebanyak 1.740 ibu hamil. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 57

Cakupan (%) Gambar 4.4 Cakupan Ibu Hamil dengan Imunisasi TT2+ di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 75 70 74 68,8 74 65 69,2 60 64,2 59,2 55 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab Kepulauan Yapen,2015 1.5. Cakupan WUS yang Mendapatkan Imunisasi TT Imunisasi TT WUS (Wanita Usia Subur) adalah pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (15 39 tahun) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu berguna bagi kekebalan seumur hidup. Imunisasi TT WUS yang dilakukan pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen yaitu TTI sebanyak 1.516 (8,8%), TT2 sebanyak 864 (5,0%), TT3 sebanyak 347 (2,0%), TT4 sebanyak 89 (0,5%), TT5 sebanyak 54 (0,3%), dan TT2+ sebanyak 1.354 (7,86), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 TT2+ sebanyak 1.246 (6,3%), tahun 2013 yaitu TT2+ sebanyak 953 (4,9%). Sedangkan cenderung menurun pada tahun 2010-2012 yaitu tahun 2012 cakupan WUS dengan TT2+ sebanyak 1.093 (9,4%), tahun 2011 sebanyak 2.424 (12,5%), dan tahun 2010 sebanyak 1.380 (23,9%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 58

Cakupan (%) Gambar 4.5 Cakupan WUS dengan Imunisasi TT2+ di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 30 25 24 20 15 10 6,9 12,5 9,4 6,3 5 7,9 5,1 4,9 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.6. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Pemberian tablet Fe (tablet tambah darah) pada ibu hamil dilakukan untuk menanggulangi dan menurunkan angka anemia pada ibu hamil. Ibu hamil mendapatkan 90 tablet Fe selama periode kehamilannya pada setiap kunjungannya ke fasilitas kesehatan atau dikunjungi petugas kesehatan di rumah atau di posyandu mulai K1 (kunjungan baru ibu hamil). Cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe (Fe3) pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak 1.087 (41,7%) lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebanyak 981 (43,2%), tahun 2013 sebanyak 753 (33,6%). Sedangkan cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe pada tahun 2012 sebanyak 800 (34,25%), dan cakupan pada tahun 2011 sebanyak 962 (42,06 %). Bila diperhatikan maka cakupan Fe3 selalu mengalami penurunan/lebih rendah dari cakupan Fe1, dimana cakupan Fe1 pada ibu hamil pada tahun 2015 mencapai 78,4%, tahun 2014 mencapai 83,4%; tahun 2013 mencapai 74,7%; tahun 2012 sebesar 76,11%; dan tahun 2011 sebesar 90,42%. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 59

Cakupan (%) Gambar 4.6 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Tablet FE1&FE3 di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Fe1 58,2 49,6 74,94 90,42 76,11 74,7 83,4 78,44 Fe3 21,6 32,5 30,81 42,06 34,25 33,6 43,2 41,7 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi. Komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8g%, tekanan darah tinggi (sistole>140 mmhg, diastole >90mmHg), oedeme nyata, eklampsia, pendarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usai kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 254 atau sebesar (48,71%) (dari jumlah perkiraan 20% kasus komplikasi kebidanan yang terjadi yaitu sebanyak 521 kasus) lebih tinggi dari tahun 2014 sebanyak 146 kasus atau sebesar 32%, tahun 2013 sebesar 76,5%. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2012 sebesar 60,36%; tahun 2011 sebesar 46,13 %, tahun 2010 sebesar 38,3%; tahun 2009 sebesar 93% dan tahun 2008 sebesar 43,7% Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 60

Cakupan (%) Gambar 4.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 100 80 93 76,5 60 40 20 43,7 38,3 46,13 60,36 32,1 48,71 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.8. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatus komplikasi merupakan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan neonatal. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 271 atau 75,1% tahun 2014 sebanyak 447 atau 100%, tahun 2013 sebesar 12,6%. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2012 sebesar 26,72% atau sebanyak 74 kasus, cakupan tahun 2011 sebesar 32,80% atau sebanyak 96 kasus, cakupan tahun 2010 sebesar 22,38% atau sebanyak 62 kasus, cakupan tahun 2009 sebesar 87,5% atau sebanyak 56 kasus, dan cakupan tahun 2008 sebesar 55,4% atau sebanyak 46 kasus. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 61

Cakupan (%) Gambar 4.8 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 55,4 87,5 32,8 Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 100 75,1 22,4 26,7 12,6 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun 1.9. Persentase Peserta KB Baru Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi dan/atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Persentase peserta KB baru di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 1.700 (10,3%) dengan rincian IUD sebanyak 17 (1,0%), MOW sebanyak 17 (1%), Implan sebanyak 75 (4,4%), Kondom sebanyak 107 (6,3%), Pil sebanyak 323 (19,0%), dan Suntik sebanyak 1.161 (68,3%). Tabel 4.1 Jumlah Peserta KB Baru di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Peserta KB Baru 2008 850 2009 2.501 2010 2.793 2011 1.074 2012 1.608 2013 1.515 2014 1.318 2015 1.700 Sumber : RSUD Serui & Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 62

Cakupan (%) Gambar 4.9 Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 70 60 50 40 30 20 10 0 68,3 19 1 1 4,4 6,3 IUD MOW Implan Kondom Suntik PIL Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.10. Persentase Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi. Persentase peserta KB Aktif di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 5.752 (35%) dengan rincian IUD sebanyak 70 (1,2%), MOW sebanyak 25 (0,4%), Implant sebanyak 163 (2,8%), Kondom sebanyak 258 (4,5%), Pil sebanyak 826 (14,4%), Suntik sebanyak 4.408 (81,4%) dan lainnya sebanyak 2 (0,03%) Tabel 4.2 Jumlah Peserta KB Aktif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Peserta KB Aktif 2008 4115 2009 5.065 2010 7000 2011 5.193 2012 6.860 2013 5.416 2014 5.169 2015 5.752 Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 63

Cakupan (%) Gambar 4.10 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 80 76,6 70 60 50 40 30 20 14,4 10 1,2 2,8 4,5 0,4 0,03 0 IUD MOW Imlpant Kondom Suntik PIL Lainnya Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.11. Bayi Baru Lahir ditimbang Bayi baru lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir. Cakupan bayi baru lahir ditimbang di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 sebesar 91,8% atau sebanyak 2.230 bayi baru lahir ditimbang dari 2.429 bayi lahir hidup. Sepanjang empat tahun terakhir cakupan bayi baru lahir ditimbang berfluktasi, dimana Tahun 2014 sebesar 92,4% atau sebanyak 1.893 bayi baru lahir ditimbang dari 2.048 bayi lahir hidup, Tahun 2013 sebesar 62% atau sebanyak 1.477 bayi baru lahir ditimbang dari 2.382 bayi lahir hidup, pada tahun 2012 sebesar 86,6% atau sebanyak 1.661, tahun 2011 sebesar 93,2% atau sebanyak 1.816 dan pada tahun 2010 sebesar 83,5% atau sebanyak 1.543. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 64

Cakupan (%) Gambar 4.11 Cakupan Bayi Baru Lahir ditimbang di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 100 83,5 86,6 92,4 80 93,2 91,8 60 40 62 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : RSUD Serui&Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.12. Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Cakupan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi berat lahir <2.500 gram yang ditimbang saat lahir sampai 24 jam pertama setelah lahir, yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standard di sarana pelayanan kesehatan maupun kunjungan rumah. Jumlah BBLR tahun 2015 sebanyak 143 BBLR atau sebesar 6,4% dari 2,230 bayi baru lahir ditimbang, tahun 2014 sebanyak 38 BBLR atau sebesar 2% dari 1.893 bayi baru lahir ditimbang, tahun 2013 sebanyak 152 BBLR atau sebesar 10,3% dari 1.477 bayi baru lahir ditimbang. Tabel 4.3 Jumlah Bayi Baru Lahir ditimbang dan BBLR di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Bayi Baru Lahir ditimbang BBLR 2008 1.584 159 2009 1.859 119 2010 1.543 110 2011 1.816 92 2012 1.661 104 2013 1.477 152 2014 1.893 38 2015 2.230 143 Sumber : RSUD Serui,Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 65

Cakupan (%) Gambar 4.12 Cakupan BBLR di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 12 10 8 6 4 2 0 10 10,3 7,13 6,3 6,4 6,4 5,1 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : RSUD Serui&Lap.KIA&Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.13. Kunjungan Neonatus (KN) Cakupan kunjungan neonatus adalah cakupan neonatus (0 28 hari) yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standard minimal 3 kali di sarana pelayanan kesehatan maupun kunjungan rumah. Cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) tahun 2015 sebesar 71,8 dan kunjungan neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebesar 69,4%, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebesar 100% dan kunjungan neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebesar 94,1%, tahun 2013 dimana KN1 sebesar 77,3% dan KN 3 kali (KN Lengkap) sebesar 70,2%. Tabel 4.4 Jumlah Kunjungan Neonatus (KN1 & KN Lengkap) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Kunjungan Neonatus (KN1) Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 2008 1.193 1.061 2009 1.379 1.097 2010 1.379 1.044 2011 1.816 1.711 2012 1.661 1.455 2013 1.376 1.251 2014 1.805 1.695 2015 1.729 1.670 Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 66

Cakupan (%) Gambar 4.13 Cakupan KN1 & KN 3 kali (KN Lengkap) Di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 KN1 78,5 68,7 75 93 83 77,3 100 71,8 KN Lengkap (KN3) 69,8 54,7 56,62 87,79 73,12 70,2 94,1 69,4 Tahun Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.14. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Bayi dengan ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI (Air Susu Ibu) saja sejak lahir sampai 5 bulan (sebelum mencapai usia 6 bulan). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 20,7% atau sebanyak 498 bayi, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebesar 21,6% atau sebanyak 389 bayi, tahun 2013 sebesar 28,1% atau sebanyak 501 bayi. Bila dilihat dari persentase selama tahun 2008 s/d 2013 cenderung berfluktuasi, dimana persentase tahun 2012 sebesar 30,59 (650 bayi) meningkat dibanding persentase pada tahun 2011 yang sebesar 25,19% (550 bayi), tahun 2010 sebesar 13,67% (274 bayi) lebih menurun dibandingkan pada tahun 2009 yang sebesar 15,2% (364 bayi), sedangkan tahun 2008 masih lebih kecil sebesar 11,5% (305 bayi). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 67

Cakupan (%) Gambar 4.14 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 35 30 25 25,2 30,6 28,1 21,6 20,7 20 15 11,5 15,2 13,67 10 5 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi sesuai standar pada tahun 2015 sebesar 91,8% menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 100%. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 68

Cakupan (%) Tabel 4.5 Jumlah Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Bayi Pelayanan Kesehatan bayi (minimal 4 kali) 2008 2.615 1.144 2009 2.388 913 2010 2.005 1.176 2011 2.183 1.282 2012 2.125 1.089 2013 1.781 1.693 2014 1.801 1.912 2015 2.407 2.210 Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi (Kby) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 95,1 100 80 60 40 43,7 58,7 58,7 51,2 91,8 20 38,2 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan KIA Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.16. Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kelurahan UCI Universal Child Immunization adalah kelurahan dimana >= 80 % dari jumlah bayi yang ada di kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan kelurahan UCI Universal Child Immunization di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 44 kampung dari 165 kampung/kelurahan menurun dibandingkan tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 69

Jlh Kampung/Kel. UCI sebanyak 32 desa dari 111 desa/kelurahan atau sekitar 28,8%, tahun 2013 sebanyak 33 desa dari 111 desa/kelurahan atau sekitar 33%. Tabel 4.6 Jumlah Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Desa/Kelurahan UCI Cakupan (%) 2008 17 15,3 2009 25 22,5 2010 23 20,7 2011 36 32,4 2012 33 29,7 2013 33 29,7 2014 32 28,8 2015 44 26,7 Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.16 Jumlah Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 50 44 40 33 32 30 20 17 25 23 36 33 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.17. Cakupan Imunisasi Campak Bayi Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 11 bulan. Jumlah imunisasi campak pada tahun 2015 sebanyak 1.374 atau sebesar 57,08% lebih rendah dari tahun 2014 sebanyak 1.624 atau sebesar 90,2%, tahun 2013 sebanyak 1.456 bayi atau sebesar 81,8%. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar 64,2% atau sebanyak 1.364 bayi, tahun 2011 sebesar 79,39% atau sebanyak 1.733 bayi, dan tahun 2010 sebesar 70,17 atau sebanyak 1.407 bayi. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 70

Cakupan (%) Gambar 4.17 Cakupan Imunisasi Campak Bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 100 80 79,39 81,8 90,2 60 70,17 64,2 57,08 40 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.18. Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak Drop Out imunisasi merupakan anak anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Persentase Drop Out imunisasi pada bayi dapat diketahui dengan perhitungan yang didasarkan atas persentase penurunan cakupan imunisasi campak (imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi) terhadap cakupan imunisasi DPT1-Hb (imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi). Persentase Drop Out imunisasi DPT1-Campak untuk Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 470 (25,49%), tahun 2014 sebanyak 514 (24%), tahun 2013 sebanyak 364 (20%). Sedangkan persentase drop out tahun 2012 yang sebesar 30,1% atau 586 Drop Out; tahun 2011 sebanyak 313 (15,3%); tahun 2010 sebanyak 491 (25,87%); tahun 2009 sebanyak 244 (13,9%) dan tahun 2008 sebanyak 422 (22,2%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 71

DO RATE (%) Gambar 4.18 DO Rate Imunisasi DPT1-Campak di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 35 30 25 20 15 10 22,2 13,9 25,8 15,3 30,1 20 24 25,49 5 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.19. Cakupan Imunisasi Bayi Dasar Lengkap Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah dan menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita dari penyakit seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typhus, radang selaput otak, radang paru paru, campak, polio adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatiakn dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri (campak, polio). Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat (tetanus). Contoh lain adalah pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap tetanus dan campak. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebanyak 1.148 (47,8%) lebih rendah dibanding tahun 2014 sebanyak 1.174 (65,2%), tahun 2013 sebanyak 1.290 (72,4%). Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 72

Cakupan (%) Pada tahun 2008 s/d 2012 cenderung mengalami kenaikan yakni pada tahun 2012 sebanyak 1.185 (55,5%), tahun 2011 sebanyak 1.685 (80,9%), tahun 2010 sebanyak 1.386 (71,66%), tahun 2009 sebanyak 780 (33,43%) dan tahun 2008 sebanyak 1.377 (52,70%). Gambar 4.19 Cakupan Imunisasi Bayi Dasar Lengkap di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 80,9 71,7 72,4 65,2 52,7 55,5 47,69 33,4 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Imunisasi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.20. Cakupan Pemberian Vitamin A Bayi dan Balita Pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Sasaran pemberian vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6 11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI (1 kali), anak balita (umur 1 4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI (2 kali), dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI (1 kali), sehingga bayinya memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 73

Cakupan (%) Cakupan pemberian vitamin A pada bayi di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 82,72% menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 97,56%, pada 2013 sebesar 100,45%. Sedangkan cakupan pemberian vitamin A pada tahun 2012 mencapai 82,49%, dan tahun 2011 sebesar 62,16%. Sedangkan cakupan pemberian vitamin A 2 kali pada balita pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebesar 44,25% atau 3.822 balita lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 25,27% atau 2.269 balita, tahun 2013 sebesar 28,36% atau 2.515 balita. Sedangkan cakupan pada tahun 2012 sebesar 52,61% atau 1.117 balita, tahun 2011 sebesar 23,34%, atau 2.052 balita, tahun 2010 sebesar 39,42 atau 2.258 balita, tahun 2009 sebesar 28,4 atau 2.656 balita, dan tahun 2008 sebesar 24,4 atau 277 balita. Gambar 4.20 Cakupan Pemberian Vit A pada Bayi dan Vit A 2x pada Balita di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 120 100 80 60 40 20 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Vit. A Bayi 43,8 72,9 85,7 62,2 82,5 100 97,6 82,72 Vit A Balita 2x 24,4 28,4 39,4 23,3 52,6 28,3 25,2 44,25 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.21. Baduta ditimbang Baduta adalah Anak usia 0-23 bulan yang berasal dari seluruh populasi posyandu yang melapor di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Baduta yang ditimbang (S) berat badannya disarana Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 74

pelayanan kesehatan termasuk posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Cakupan baduta yang ditimbang (D/S) di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 63,3% atau sebanyak 2.971 baduta, lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebesar 66,3% atau sebanyak 2.454 baduta dari 3.701 total baduta, tahun 2013 sebesar 48,2% atau sebanyak 1.548 baduta dari 3.210 total baduta. 1.22. Baduta Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) Baduta berat badan dibawah garis merah (BGM) adalah baduta yang hasil penimbangan berat badannya berada dibawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS). Cakupan baduta yang hasil penimbangan berat badannya di bawah garis merah pada KMS di Kabupaten Kepulauan Yapen pada tahun 2015 sebesar 9,0% atau sebanyak 268 baduta BGM dari total 2.848 baduta yang ditimbang lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,1 atau sebanyak 101 baduta BGM dari total 3.701 baduta, tahun 2013 sebesar 7,9% atau sebanyak 122 baduta BGM dari total 3210 baduta. 1.23. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Pelayanan kesehatan bagi anak umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2015 sebesar 48,6% atau 4.196 anak balita lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 35,7% atau sebanyak 3.209 anak balita, tahun 2013 sebesar 37,1% atau sebanyak 3.292 anak balita. Sedangkan tahun 2012 yang sebesar 56,31% atau sebanyak 5.199 anak balita; tahun 2011 sebesar 34,78% atau sebanyak 3.058 anak balita; dan tahun 2010 sebesar 41,37% atau sebanyak 3.458 anak balita. Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 75

Cakupan (%) Tabel 4.7 Jumlah Anak Balita Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Anak Balita Anak Balita mendapat Pelayanan Kesehatan 2010 8.359 3.458 2011 8.792 3.058 2012 9.233 5.199 2013 8.867 3.292 2014 8.980 3.208 2015 8.637 4.196 Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.21 Cakupan Anak Balita Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 60 50 40 30 37,1 56,3 35 41,4 36 48,6 20 10 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.24. Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Balita ditimbang adalah jumlah balita (umur 0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya disarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Jumlah balita ditimbang tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak 6.174 balita dengan cakupan balita ditimbang sebesar 55,9% lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2014 sebanyak 5.240 balita dengan cakupan Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 76

Cakupan (%) balita ditimbang sebesar 48,6%, tahun 2013 sebanyak 3.707 balita dengan cakupan balita ditimbang sebesar 34,8%. Sedangkan pencapaian tahun 2012 sebesar 45,7% atau sebanyak 5.199 balita, dan tahun 2011 yang sebesar 42% atau sebanyak 4.611 balita. Tabel 4.8 Jumlah Balita yang ditimbang dan Cakupan Balita yang ditimbang di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Balita yang ditimbang (D/S) Cakupan (%) 2008 3.494 25 2009 5.171 44 2010 3.458 41,37 2011 4.611 42,01 2012 5.199 45,7 2013 3.707 34,8 2014 5.240 48,6 2015 6.174 55,9 Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.22 Cakupan Balita yang ditimbang (D/S) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 60 50 41,3 45,7 48,6 55,9 40 30 25 44 42 34,8 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.25. Cakupan Balita yang Naik Berat Badannya Jumlah balita yang naik berat badannya adalah jumlah balita yang pada waktu penimbangan naik berat badannya (sesuai Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 77

Cakupan (%) ketentuan program). Jumlah balita yang naik berat badannya pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebanyak sebesar 2.272 balita atau sebesar 39,1%, tahun 2014 sebanyak 2.061 atau sebesar 39,3%, tahun 2013 sebanyak 695 balita dengan cakupan sebesar 18,7%, dan tahun 2012 sebesar 34,7% atau sebanyak 1.806 balita. Tabel 4.9 Jumlah & Cakupan Balita Berat Badan Naik di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Balita Berat Badan Naik (N/D) Cakupan (%) 2008 1.259 36% 2009 1.573 30,4% 2010 1.070 30,9% 2011 1.696 36,7% 2012 1.806 34,7% 2013 695 18,7% 2014 2.061 39,3% 2015 2.272 39,1% Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.23 Cakupan Berat Badan Naik di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 50 40 30 20 36 30,4 30,9 36,7 34,7 39,3 39,1 10 18,7 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.26. Cakupan Balita Bawah Garis Merah Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah jumlah balita yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 78

Cakupan (%) kartu menuju sehat (KMS). Jumlah balita BGM pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen dari hasil penimbangan dari hasil penimbangan sebanyak 791 balita dengan cakupan 12,8%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebanyak 479 balita dengan cakupan sebesar 9,8%, tahun 2013 sebanyak 419 balita dengan cakupan sebesar 11,3%. Bila dibandingkan dengan cakupan tiga tahun sebelumnya, dimana cakupan balita BGM tahun 2012 mencapai 14,4% dengan jumlah kasus sebanyak 779 balita dan cakupan tahun 2011 sebesar 17,7% dengan 820 balita. Tabel 4.10 Jumlah & Cakupan Balita BGM di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Balita Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM/D) Cakupan (%) 2008 682 19,5 2009 739 14,3 2010 745 21,54 2011 820 17,78 2012 779 14,98 2013 419 11,3 2014 479 9,8% 2015 791 12,8 Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.24 Cakupan Balita Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 25 20 15 10 5 19,5 14,3 21,5 17,8 14,9 11,3 9,8 12,8 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 79

Jumlah 1.27. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita dengan gizi buruk yang ditangani disarana pelayanan kesehatan dan atau dirumah oleh tenaga kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dari 34 kasus balita gizi buruk pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen, yang mendapatkan perawatan sesuai standar tata laksana gizi buruk sebanyak 34 kasus atau dengan cakupan sebesar 100%, atau sama sebagaimana pencapaian selama tiga tahun terakhir. Tabel 4.11 Jumlah Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 2008 306 39,9% 2009 112 52,7% 2010 66 93,9% 2011 38 100% 2012 33 100% 2013 16 100% 2014 29 100% 2015 34 100% Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Gambar 4.25 Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 350 300 250 200 150 100 50 0 306 112 66 38 33 16 29 34 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Gizi Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 80

1.28. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/Setingkat Pemeriksaan kesehatan siswa SD/setingkat adalah pemeriksaan kesehatan siswa kelas 1 SD/setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan/tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental dan kebugaran jasmani. Cakupan penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD/setingkat tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebesar 97,8% (1.862 siswa Kelas 1 SD/setingkat), lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar 64,2%, tahun 2013 sebesar 42,9%. Dari 123 SD/setingkat di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebanyak 87 SD/setingkat yang mendapatkan pelayanan kesehatan (penjaringan) SD/setingkat atau sebesar 70,73%. Tabel 4.12 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/Setingkat di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 Tahun Siswa SD/setingkat Kelas 1 Mendapat Penjaringan Kesehatan Cakupan (%) 2010 1.767 31,15 2011 2.056 66,58 2012 2.276 91,96 2013 1.327 42,9 2014 2.003 64,2 2015 1.862 97,8 Sumber : Laporan Promkes & LB 4 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 81

Cakupan (%) Gambar 4.26 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/Setingkat di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 120 100 92 97,8 80 60 66,6 64,2 40 20 31,2 43 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Promkes & LB 4 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.29. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Pelayanan gigi dan mulut merupakan bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan, dan penambalan sementara (tumpatan) yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Rasio tambal/cabut gigi tetap pada tahun 2013 di Kabupaten Kepulauan Yapen sebesar 1,05 lebih tinggi bila dibandingkan dengan rasio tahun 2012 yang sebesar 0,74 dan rasio tahun 2011 sebesar 0,69. Tabel 4.13 Jumlah Tumpatan & Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 Tahun tumpatan gigi tetap pencabutan gigi tetap 2008 226 279 2009 125 313 2010 148 155 2011 243 354 2012 400 539 2013 263 251 2014 72 455 2015 255 319 Sumber : RSUD Serui, Laporan Promkes & LB 4 Pusk. Kab. Kep. Yapen, 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 82

Rasio Gambar 4.27 Rasio Tumpatan & Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2008 s/d 2015 1,2 1 0,8 0,8 1 0,74 1,05 0,8 0,6 0,7 0,4 0,2 0 0,4 0,16 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun Sumber : Laporan Promkes & LB 4 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 1.30. SD/Setingkat yang Melakukan Sikat Gigi Massal Persentase SD/MI yang melakukan sikat gigi massal di Kabupaten Kepulauan Yapen tahun 2015 sebesar 63,4% atau sebanyak 78 SD/MI dari 123 total SD/MI. Tabel 4.14 Jumlah SD/Setingkat yang Melakukan Sikat Gigi Massal di Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2010 s/d 2015 Tahun SD/MI SD/MI Melakukan Sikat Gigi Massal/UKGS 2010 120 40 2011 120 9 2012 122 18 2013 122 46 2014 123 80 2015 123 78 Sumber : Laporan Promkes & LB 4 Puskesmas Kab. Kepulauan Yapen,2015 Profil Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen Tahun 2015 83