PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2013

2 No amount of guilt can change the past and no amount of worrying can change the future, by. Umar Ibn Al -Khattab Profiill Kesehatan Kabupaten Siiak Tahun 2013 Buku ini diterbitkan oleh : Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Propinsi Riau Tahun 2014 Komplek Perkantoran Pemda Sei Betung Siak Sri Indrapura Telp./Faximille : diskessiak.program@gmail.com Web site : ii

3 KATA PENGANTAR ب س م هللا الر ح من الر ح يم Keberhasilan Pembangunan Kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai amanat Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi sangat diperlukan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya Saya menyambut baik terbitnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 ini. Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 menggambarkan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Siak pada tahun Kedua periode Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun Komitmen Kepala Daerah yang sangat tinggi terhadap pembangunan kesehatan akan kita jadikan peluang untuk mewujudkan Visi, Masyarakat Siak yang Sehat dan Mandiri pada Tahun Saatnya kita sekarang untuk berpikir, bekerja dan bertindak out the box. Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, khususnya kepada Sekaretaris dan Kepala Bidang Dilingkungan Dinas Kesehatan, pengelola program dan Kepala UPTD Puskesmas se Kabupaten Siak serta semua lintas sektor terkait, yang telah membantu dan berkontribusi sehingga tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun Siak Sri Indrapura, Maret 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIAK dr. H.R TONNY CHANDRA A, M.Kes NIP i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL Halaman i iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. Keadaan Penduduk 4 B. Keadaan Ekonomi 6 C. Keadaan Lingkungan 7 D. Keadaan Perilaku Masyarakat 8 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 9 A. Angka Kematian (Mortalitas) 9 B. Angka Harapan Hidup 14 C. Angka Kesakitan (Morbiditas) 14 D. Status Gizi 31 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 35 A. Pelayanan Kesehatan Dasar 35 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 52 C. Pemberantasan Penyakit Menular 53 D. Perbaikan Gizi Masyarakat 61 E. Standar Pelayanan Minimal (SPM) 65 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN 67 A. Sarana Kesehatan 67 B. Tenaga Kesehatan 71 C. Pembiayaan Kesehatan 73 BAB VI. KESIMPULAN 78 LAMPIRAN iii

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Trend Jumlah Penduduk Kabupaten Siak Tahun Gambar 2.2 Persentase Penduduk Menurut Golongan Umur di 5 Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 2.3 Persentase Distribuasi Penduduk Kabupaten Siak 6 menurut Kecamatan Tahun 2013 Gambar 2.4 Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten Siak 8 Tahun Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.4 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan seluruh Kasus Per Penduduk di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.5 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA Positif 18 (CDR) di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.6 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru TB BTA Positif 18 (CDR) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.7 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita 19 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.8 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita 20 Menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.9 Angka Kesakitan Diare per Penduduk di 22 Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.10 Angka Kesakitan Diare per penduduk menurut 22 Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.11 Non Polio AFP Rate per pada Anak Usia < 15 Tahun 24 di Kabupaten Siak Tahun iv

6 Halaman Gambar 3.12 Annual Parasite Incidence (API) per Penduduk 25 Beresiko di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.13 Jumlah Kasus Malaria menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 26 Tahun 2013 Gambar 3.14 Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD 27 Di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.15 Jumlah Kasus DBD menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 28 Tahun 2013 Gambar 3.16 Rata-Rata Kasus DBD setiap bulan di Kabupaten Siak 28 Tahun Gambar 3.17 Jumlah Kasus GHPR dan Pemakaian VAR di Kabupaten 29 Siak Tahun Gambar 3.18 Jumlah Kasus GHPR menurut Puskesmas di Kabupaten Siak 30 Tahun 2013 Gambar 3.19 Distribusi Penderita Filariasis menurut Kecamatan 30 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.20 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) 31 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.21 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) 32 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.22 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) 32 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 3.23 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) 33 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 3.24 Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kabupaten Siak 34 Tahun Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 36 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) menurut 37 Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 v

7 Halaman Gambar 4.3 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) menurut 38 Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.4 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 39 Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga 39 Kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.6 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Siak 40 Tahun Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas menurut Puskesmas 41 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) 42 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) 43 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Siak 44 Tahun Gambar 4.11 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi menurut Puskesmas 44 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 45 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.13 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 46 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.14 Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/ 47 Setingkat di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.15 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Siak 48 Tahun Gambar 4.16 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi 48 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.17 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten Siak 50 Tahun vi

8 Halaman Gambar 4.18 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten 50 Siak Tahun 2013 Gambar 4.19 Persentase Pencapaian UCI di Tingkat Desa/Kelurahan 51 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.20 Persentase Cakupan Imunisasi Polio-4 menurut Puskesmas 54 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.21 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru 55 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.22 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru per Puskesmas 56 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.23 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) 57 Penderita BTA (+) di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.24 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) 57 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.25 Persentase Rumah/Bangunan Bekas Jentik Nyamuk Aedes 59 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.26 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil 61 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.27 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-3) pada 62 Ibu Hamil menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.28 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita 63 di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.29 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita 63 Menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 4.30 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten 64 Siak Tahun 2013 Gambar 4.31 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif menurut Puskesmas 65 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Gambar 5.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Siak 69 Tahun 2013 vii

9 Halaman Gambar 5.2 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Siak 71 Tahun Gambar 5.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran (dalam jutaan Rupiah) 74 Dinas Kesehatan dari APBD Kab. Siak Tahun Gambar 5.4 Persentase Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan (Belanja 75 Langsung dan Belanja Tidak Langsung) dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran Gambar 5.5 Alokasi Anggaran Belanja Langsung (dalam jutaan rupiah) 76 Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran Gambar 5.6 Persentase Alokasi Anggaran Belanja Langsung Dinas 76 Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran Gambar 5.7 Persentase Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak 77 Langsung Dinas Kesehatan Kab. Siak Tahun viii

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Cakupan Indikator Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Siak 7 Tahun 2013 Tabel 3.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten/ 14 Kota di Propinsi Riau Tahun 2013 Tabel 3.2 Pola 10 Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan 15 di Puskesmas untuk semua Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2013 Tabel 4.1 Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) 66 Bidang Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun 2013 Tabel 5.1 Rasio Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes per Satuan 68 Penduduk Tahun Tabel 5.2 Rasio Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan di Desa/ Kelurahan 68 Per Satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013 Tabel 5.3 Rasio Posyandu per Satuan Balita di Kabupaten Siak 70 Tahun Tabel 5.4 Rasio Posyandu per Satuan Balita menurut Kecamatan 70 di Kabupaten Siak Tahun 2013 Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan 72 Per penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013 Tabel 5.6 Jumlah Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja di Kabupaten 72 Siak Tahun 2013 Tabel 5.7 Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Siak 73 Tahun Anggaran ix

11 BAB I. PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan, yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pemerintah juga berkewajiban memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Profil Kesehatan Kabupaten merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan di kabupaten/kota. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profil kesehatan kabupaten/kota ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten/kota. Dalam tatanan desentralisasi atau otonomi daerah di bidang kesehatan, kualitas dari sistem informasi kesehatan Regional dan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari sistem informasi kesehatan Kabupaten/Kota. Sistem informasi kesehatan kabupaten dapat memberikan arah dalam penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan di Kabupaten berdasarkan fakta (Evidence based decision making). Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Tahun 2013 ini merupakan tahun kedua dari Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 ini dapat dijadikan alat ukur sejauhmana capaian indikator kinerja pembangunan kesehatan di Kabupaten Siak sampai tahun Profil Kesehatan Kab. Siak,

12 Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 terdiri dari 6 (enam) bab yaitu : BAB-1 : PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 dan sistematika penyajiannya. BAB-2 : GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Siak. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. BAB-3 : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. BAB-4 : SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. BAB-5 : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB-6 : KESIMPULAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Siak tahun Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Profil Kesehatan Kab. Siak,

13 BAB II. GAMBARAN UMUM Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang berdiri pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Luas wilayah Kabupaten Siak ± 8.556,09 km 2. Kabupaten Siak terletak pada posisi Lintang Utara sampai dengan Lintang Utara dan Bujur Timur sampai dengan Bujur Timur dengan ketinggian wilayah antara 2 8,4 dari permukaan laut. Secara umum Kabupaten Siak beriklim tropis dengan suhu udara/temperatur antara derajat celcius dengan kelembaban dan curah hujan yang cukup tinggi yang mencapai mm/tahun. Permukaan tanah terdiri atas dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di bagian barat dan selatan. Struktur tanah terdiri dari podsolik merah dan kuning dan alluvial serta tanah argonosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa. Wilayah Kabupaten Siak dibelah oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur internasional yang terkenal dengan kedalamannya. Di samping itu juga banyak terdapat tasik/danau yang tersebar disemua wilayah Kabupaten Siak yang merupakan daya tarik tersendiri untuk objek wisata masa depan. Batas wilayah Kabupaten Siak terdiri dari : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru. Profil Kesehatan Kab. Siak,

14 Jarak Ibu Kota Siak Sri Indrapura dari Ibu Kota Propinsi Riau di Pekanbaru ± 120 km, dapat ditempuh melalui jalur sungai dan jalur darat dengan waktu tempuh ± 2 jam. Administarasi Pemerintahan, Kabupaten Siak terdiri dari 14 Kecamatan yaitu: Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan Tualang, Kecamatan Kandis, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Sungai Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Koto Gasib, Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Mempura dan Kecamatan Pusako. Bupati dan Wakil Bupati yang saat ini menjabat periode tahun yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Drs. H. Alfedri, M.Si. A. KEADAAN PENDUDUK Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, jumlah penduduk Kabupaten Siak pada Bulan Desember 2012 sebanyak orang, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2012 sebesar 10,31%. Trend jumlah penduduk Kabupaten Siak setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Trend Jumlah Penduduk Kabupaten Siak Tahun (dalam ribuan jiwa) Jml Penddk 238, ,9 296,2 302,6 312,5 318,5 315,6 356,7 328,6 388,5 427,8 472 Profil Kesehatan Kab. Siak,

15 Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 109 yang artinya jumlah penduduk laki-laki 0,9 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 109 laki-laki. Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur, dapat diperoleh gambaran komposisi penduduk Kabupaten Siak Tahun 2013 sebagaimana disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini. Gambar 2.2 Persentase Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2013 Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 301,00%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 67,00% dan yang berusia tua ( 65 tahun) sebesar 2,01%. Dengan demikian maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 49,26%. Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Siak tahun 2013 yaitu sebesar 55,17 jiwa per km 2. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tualang yakni 369 jiwa per km 2 dan terendah di Kecamatan Sungai Mandau yakni 4,07 jiwa per km 2. Pola penyebaran penduduk di Kabupaten Siak sangat tidak merata. Kecamatan Tualang dengan luas wilayah 343,6 km 2 jumlah penduduknya pada tahun 2013 sebanyak jiwa sementara Kecamatan Sungai Mandau dengan luas wilayah km 2 jumlah penduduknya hanya jiwa. Profil Kesehatan Kab. Siak,

16 Gambar 2.3 Persentase Distribusi Penduduk Kabupaten Siak Menurut Kecamatan Tahun 2013 Berdasarkan Gambar 2.3 di atas terlihat adanya ketimpangan penyebaran penduduk. Sebanyak 26,88% penduduk Kabupaten Siak bermukim di Kecamatan Tualang dan 17,66% bermukim di Kecamatan Kandis, sedangkan di Kecamatan Sungai Mandau hanya 1,47% dan Kecamatan Pusako hanya 1,37%. Hal ini terjadi karena Kecamatan Tualang merupakan daerah industri dengan beberapa perusahaan besar seperti PT. Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP), demikian juga dengan Kecamatan Kandis. Sementara itu Kecamatan Sungai Mandau dan Kecamatan Pusako merupakan Kecamatan baru pemekaran. B. KEADAAN EKONOMI Menurut Badan Statistik Kabupaten Siak, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Siak tahun 2012 mencapai 7.54% dan tumbuh rata-rata 7,33% selama 10 tahun terakhir. Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebesar 74,27 juta rupiah meningkat 1,12 kali dibanding PDRB tahun Secara riil (dengan menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB per kapita Kabupaten Siak naik 1,03 kali dibanding tahun sebelumnnya. Selain itu, angka kemiskinan makro Kabupaten Siak sesuai data BPS pada tahun 2012 sebesar 5,22%, terjadi penurunan sebesar 1,27% dari tahun 2010 yang Profil Kesehatan Kab. Siak,

17 mencapai angka 6,49%. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan dari 73,50 tahun 2005 menjadi 77,44 tahun C. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikatorindikator seperti; rumah sehat, akses terhadap sumber air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, Tempat-tempat Umum memenuhi syarat kesehatan dan Desa STBM. Data yang disajikan berasal dari laporan penanggung jawab kesehatan lingkungan di Puskesmas. Tabel 2.1 Cakupan Indikator Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Siak Tahun 2013 No Indikator Capaian 1. Persentase Rumah Sehat 23,83% 2. Penduduk yang memiliki akses air minum layak 42,06% 3. Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 14,30% 4. Desa STBM 0,76% 5. Tempat-tempat Umum memenuhi syarat kesehatan 27,45% Sumber: Bidang P3PL Dari Tabel 2.1 di atas terlihat masih rendahnya persentase penduduk yang memiliki akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar layak. Target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak, dan 62,41% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap sanitasi layak akan sulit untuk dicapai. Diperlukan kerja sama lintas sektor yang lebih intens terutama dengan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam hal penyediaan sarana air bersih dan sarana sanitasi layak. Profil Kesehatan Kab. Siak,

18 D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu) indikator yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah. Rumah tangga yang ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 51,32% atau sebanyak rumah dari rumah yang dipantau. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka rumah tangga ber PHBS di Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 48,85%, tetapi lebih rendah dari rumah tangga ber PHBS secara Nasional tahun 2012 yang mencapai 56,7%. Persentase rumah tangga ber PHBS dari tahun dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini. Gambar 2.4 Persentase Rumah Tangga ber PHBS di Kabupaten Siak Tahun ,36 67,1 50,6 69,12 54,81 51,32 48, Riau 2012 Nasional ,7 Profil Kesehatan Kab. Siak,

19 BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut H.L. Blum ada 4 (empat) faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan angka status gizi masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Siak tahun 2012 dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI). A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per kelahiran hidup pada tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKB tahun 2013 kurang dari 7 per kelahiran hidup. Jumlah bayi meninggal yang dilaporkan tahun 2013 sebanyak 50 orang dari kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung Angka Kematian Bayi sebesar 5 per kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6 per kelahiran hidup Profil Kesehatan Kab. Siak,

20 dengan jumlah bayi meninggal yang dilaporkan sebanyak 56 orang dari kelahiran hidup. Target AKB tahun 2013 kurang dari 7 per kelahiran hidup sudah tercapai. Gambaran perkembangan Angka Kematian Bayi yang dilaporkan di Kabupaten Siak sejak tahun 2006 sampai tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Target MDGs SDKI, Riau Nasional Gambar 3.1 menunjukkan trend penurunan AKB di Kabupaten Siak dari tahun 2009 sampai dengan tahun AKB di Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibanding AKB di Propinsi Riau yang mencapai 24 per kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKB Nasional yang mencapai 32 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). Beberapa upaya yang dilakukan terkait penurunan AKB tersebut melalui dana APBD kabupaten Siak Tahun Anggaran 2013 adalah Pelatihan Peningkatan Kapasitas Dokter di Puskesmas dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Sebayak 15 orang Dokter Puskesmas selama lima hari telah mengikuti pelatihan tersebut. Disamping itu juga dilaksanakan Penelusuran Sebab Kematian Bayi dan Balita oleh Tim dari Kabupaten untuk mengevaluasi faktor penyebab terjadinya kematian pada bayi dan Balita. Profil Kesehatan Kab. Siak,

21 Melalui dana BOK tahun Anggaran 2013 juga telah dilaksanakan beberapa kegiatan untuk menurunkan angka kematian bayi, antara lain: kunjungan neonatus, pemantauan neonatus risiko tinggi, deteksi dini bayi risiko tinggi, pemantauan bayi resiko tinggi, imunisasi, dan sweeping bayi yang tidak terdata. 2. Angka Kematian Balita (AKBA) Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian per kelahiran hidup pada anak sebelum berusia lima tahun. Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 32 per kelahiran hidup pada tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKBA tahun 2013 kurang dari 9 per kelahiran hidup. Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2013 sebanyak 56 orang atau 6 per kelahiran hidup. dengan jumlah kelahiran sebanyak orang. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah Balita meninggal sebanyak 63 orang atau 7 per kelahiran hidup dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak orang. Terjadi penurunan jumlah Balita yang meninggal pada tahun 2013 ini jika dibandingkan dengan tahun Target MDGs tahun 2015 AKBA 32 sudah tercapai. Gambaran AKBA di Kabupaten Siak periode tahun dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini. Gambar 3.2 Angka Kematian Balita dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun Target MDGs SDKI, Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak,

22 Gambar 3.2 menunjukkan trend penurunan AKBA dari tahun 2009 sampai dengan tahun AKBA di Kabupaten Siak tahun 2013 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan AKBA di Propinsi Riau yang mencapai 28 per kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKBA secara Nasional yang mencapai 40 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per penduduk. Salah satu target MDGs adalah menurunkan AKI menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Siak menargetkan AKI pada tahun 2013 kurang dari 120 per kelahiran. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan bahwa AKI di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2012 ternyata AKI di Indonesia meningkat menjadi 359 per kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2013 di Kabupaten Siak sebanyak 8 orang dari kelahiran hidup. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung Angka Kematian Ibu tahun 2013 sebesar 84 per kelahiran hidup. AKI tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan AKI tahun 2012 yang mencapai 127 per kelahiran hidup dengan jumlah kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 11 orang dari kelahiran hidup. Berdasarkan waktu kematian ibu, diketahui bahwa 4 (empat) orang ibu meninggal pada masa kehamilan, 1 (satu) orang pada saat persalinan dan 3 (tiga) orang pada masa nifas. Berdasarkan usia diketahui bahwa 1 (satu) orang berusia kurang dari 20 tahun, 5 (lima) orang berusia antara tahun dan 1 (satu) orang berusia lebih dari 35 tahun. Profil Kesehatan Kab. Siak,

23 Gambaran Angka Kematian Ibu yang dilaporkan di Kabupaten Siak dari tahun dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut. Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu dilaporkan per Kelahiran Hidup di Kabupaten Siak Tahun SDKI, Target MDGs Riau Nasional Gambar 3.3 terlihat bahwa AKI di Kabupaten Siak AKI menunjukkan trend naik turun mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun AKI di Kabupaten Siak tahun 2013 di bawah AKI Propinsi Riau yang mencapai 281 per kelahiran hidup (SDKI, 2012) dan AKI Nasional yang mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012). Target AKI tahun 2013 kurang dari 120 per kelahiran hidup sudah tercapai. Beberapa upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu adalah peningkatan kompetensi petugas kesehatan khususnya Bidan melalui Workshop Kajian Standar Kinerja Pelayanan Bidan. Sebanyak 146 orang Bidan di Kabupaten Siak sudah mengikuti workshop tersebut. Melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) juga dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: deteksi dini dan pemantauan ibu hamil risiko tinggi, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ibu hamil Kurang Energi Kalori (KEK), Kelas ibu hamil, pelacakan kasus kematian ibu hamil, termasuk otopsi verbal, pendampingan P4K, Posyandu (pemeriksaaan kehamilan, imunisasi, pemberian tablet Fe, konsultasi kehamilan dan persalinan, dan lainnya), kemitraan bidan dan dukun dalam menolong persalinan, sweeping ibu hamil yang tidak terdata. Profil Kesehatan Kab. Siak,

24 B. ANGKA HARAPAN HIDUP Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat Angka Harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Selain itu, Angka harapan Hidup juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kondisi IPM Kabupaten Siak pada tahun 2013 berada pada peringkat ketiga di Propinsi Riau setelah Kota Pekanbaru dan Kota Dumai. Angka Harapan Hidup di Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 72,07 tahun. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Riau Tahun 2013 Sumber: BPS Propinsi Riau, Agustus 2014 C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 1. Pola 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Data angka kesakitan yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2013 menempatkan pasien terbanyak kasus baru dengan penyakit ISPA sebesar 43,79%, diikuti dengan Influenza Profil Kesehatan Kab. Siak,

25 sebesar 10,05% dan Diare sebesar 8,14%. Tingginya kasus ISPA dan Influenza di Kabupaten Siak juga dipengaruhi oleh terjadinya bencana asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Siak ataupun daerah lainnya hampir setiap tahun. Gambaran 10 penyakit terbanyak untuk semua golongan umur di Puskesmas pada tahun 2013 disajikan pada Tabel 3.2 berikut. No Tabel 3.2 Pola 10 Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas untuk semua Golongan Umur di Kabupaten Siak Tahun 2013 Nama Penyakit Kasus Baru Jumlah % 1 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya ,79 2 Influensa ,05 3 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) ,14 4 Gastritis dan duodenitis ,46 5 Dermatitis dan Eksim ,40 6 Gangguan Jaringan lunak lainnya (Reumatik) ,70 7 Hipertensi ,60 8 Infeksi Kulit dan Jaringan Subkutan/ Pioderma ,28 9 Dispepsia ,18 10 Penyakit pulpa dan periapikal ,39 Jumlah ,00 Sumber : SP2TP tahun Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobakterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Beban penyakit yang disebabkan oleh Tuberkulosis dapat diukur dengan insiden (jumlah kasus baru dan kasus kambuh yang muncul dalam periode satu Profil Kesehatan Kab. Siak,

26 tahun), prevalensi (jumlah kasus pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas (kematian akibat tuberculosis dalam jangka waktu tertentu). 1) Kasus baru dan Prevalensi BTA+ Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2013 sebanyak 193 kasus, yang tersebar di 12 wilayah Puskesmas. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan BTA+ tahun 2012 yang hanya 140 kasus. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki hampir 2,3 kali lebih banyak dari kasus BTA+ pada perempuan. Sebesar 69,95% kasus BTA+ yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 30,05% berjenis kelamin perempuan. Tetapi tidak semua kasus yang ditemukan di 12 wilayah kerja Puskesmas tersebut lebih banyak pada laki-laki. Di wilayah Puskesmas Siak ternyata jumlah kasus pada perempuan lebih banyak dari pada jumlah kasus pada laki-laki. 2) Proporsi Pasien Baru BTA+ diantara Semua Kasus Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB Paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila pasien baru BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular. Jumlah semua kasus TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 302 kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 193 kasus atau 63,91% dari semua kasus. Angka ini ternyata masih lebih rendah dari 65% sesuai target yang diharapkan. 3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notifcation Rate (CNR) Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien TB Paru. Profil Kesehatan Kab. Siak,

27 Gambar 3.4 Angka Notifikasi Kasus BTA+ dan seluruh Kasus per Penduduk di Kabupaten Siak Tahun , ,12 32,72 42,99 41,18 40, Semua Kasus TB Kasus TB BTA+ Gambar 3.4 menunjukkan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA+ meningkat dari 32,73 per penduduk tahun 2011 menjadi 40,89 per penduduk pada tahun Demikian juga dengan angka notifikasi semua kasus TB Paru yang ditemukan dari 34,12 per penduduk tahun 2011 menjadi 63,98 per penduduk pada tahun Hal ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan dalam pencarian dan penemuan kasus baru TB Paru. 4) Angka Penemuan Kasus Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO menetapkan target penemuan CDR minimal 70%. Kementerian Kesehatan menargetkan CDR tahun 2014 sebesar 90%. Pada tahun 2013 CDR Kabupaten Siak sebesar 36,51%. Angka ini lebih tinggi dibanding CDR tahun 2012 yang hanya 29,17%. Jika dibandingkan dengan cakupan CDR Propinsi Riau Tahun 2012 sebesar 53,32%, cakupan CDR Kabupaten Siak masih lebih rendah, apalagi jika dibanding dengan CDR Nasional tahun 2012 yang sudah mencapai 82,38% CDR Kabupaten Siak sangat jauh tertinggal. Persentase cakupan CDR periode tahun sebagaimana disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

28 Gambar 3.5 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru BTA Positif (CDR) di Kabupaten Siak Tahun Kemenkes 2014 = 90% Standar WHO 70% Kemenkes, , , ,2 35,8 33,85 29,5 36,78 29, ,51 53, Riau Nasional Gambar 3.5 menunjukan bahwa CDR Kabupaten masih belum mencapai target yang ditetapkan WHO sebesar 70% maupun target Kementerian Kesehatan sebesar 90%. Berikut gambaran persentase cakupan penemuan kasus baru TB BTA positif (CDR) per Puskesmas Tahun Gambar 3.6 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Baru TB BTA Positif (CDR) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Kemenkes 2014 = 90% Standar WHO 70% Gambar 3.6 menunjukkan bahwa hanya capaian CDR Puskesmas Perawang yang sudah di atas target WHO, sementara Puskesmas lainnya masih di bawah target WHO. Profil Kesehatan Kab. Siak,

29 b. Penyakit HIV/AIDS HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 dilaporkan sebanyak 1 kasus dan kasus AIDS sebanyak 4 kasus. Kasus AIDS terbanyak berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 3 kasus dan perempuan sebanyak 1 kasus. Sedangkan 1 kasus HIV berjenis kelamin laki-laki. c. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan seperti malnutrisi dan gangguan immunologi. Jumlah perkiraan penderita Pneumonia pada Balita tahun 2013 sebanyak kasus (10% dari jumlah Balita). Realisasi ditemukan penderita pneumonia pada Balita sebanyak kasus (47,33%). Semua penderita yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar penanganan kasus Pneumonia. Gambaran penemuan kasus Pneumonia pada Balita dari tahun terlihat pada Gambar 3.7 berikut ini. Gambar 3.7 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 100% ,14 61,67 68,01 63,28 86,49 63,69 44, ,33 60 Kemenkes, ,33 23, Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak,

30 Gambar 3.7 menunjukkan sejak tahun 2010 sampai 2013, angka cakupan penemuan kasus Pneumonia Balita mengalami penurunan. Selama kurun waktu tahun 2006 sampai 2013 target Standar Pelayanan Minimal (SPM) tidak pernah tercapai. Angka cakupan Kabupaten Siak tahun 2013 juga terlihat lebih tinggi dibandingkan angka cakupan Propinsi Riau dan Nasional tahun Cakupan penemuan kasus Pneumonia pada Balita per Puskesmas tahun 2013 disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini. Gambar 3.8 Persentase Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target SPM = 100% Gambar 3.8 menunjukkan bahwa cakupan penemuan Balita di Puskesmas Perawang dan Puskesmas Bunga Raya sudah mencapai target SPM. Puskesmas lainnya masih di bawah target SPM. d. Kusta Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis Kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut: 1) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa. Profil Kesehatan Kab. Siak,

31 2) Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot. 3) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA positif). Pada tahun 2013 jumlah kasus Kusta baru ditemukan sebanyak 5 kasus dengan tipe Multi Basiler (MB)/Kusta Basah sebanyak 4 kasus yang berasal dari Kecamatan Kerinci Kanan sebanyak 1 kasus, Kecamatan Bunga Raya sebanyak 1 kasus dan Kecamatan Kandis sebanyak 2 kasus. Sementara 1 kasus yang ditemukan di wilayah Puskesmas Minas dengan tipe Pausi Basiler (PB)/Kusta kering. Angka penemuan kasus baru atau NCDR = 1,06 per penduduk. Jumlah kasus Kusta tercatat pada tahun 2013 sebanyak 8 kasus dengan angka prevalensi sebesar 0,17 per penduduk. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 16. e. Diare Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga penyakit potensial KLB dan sering menimbulkan kematian. Hasil survey morbiditas diare menunjukkan penurunan angka kesakitan diare yaitu dari 411 per penduduk tahun 2010 turun menjadi 214 per penduduk pada tahun Jumlah kasus Diare tahun 2013 sebanyak kasus (Incidence Rate = 28,84 per penduduk). Tidak dijumpai adanya penderita meninggal. Realisasi penemuan penderita diare mencapai 134,8% dari perkiraan jumlah kasus sebesar kasus. Jumlah kasus diare tahun 2013 lebih banyak dibandingkan tahun 2012 (jumlah kasus tahun 2012 sebanyak kasus) tetapi Incidence Rate lebih rendah (IR Diare tahun 2012 = 31,57 per penduduk). Profil Kesehatan Kab. Siak,

32 Pada tahun 2013 tidak ada dilaporkan adanya KLB Diare di Kabupaten Siak. Trend angka kesakitan diare tahun sebagaimana Gambar 3.9 berikut ini. Gambar 3.9 Angka Kesakitan Diare per Penduduk di Kabupaten Siak Tahun , ,79 43,44 37,74 42,33 42,04 35,35 39,81 31,57 28, Angka kesakitan Diare tertinggi tahun 2013 terjadi di wilayah Puskesmas Sungai Mandau yaitu sebesar 63,73 per penduduk, kemudian di wilayah Puskesmas Pusako sebesar 55,40 per penduduk dan di wilayah Puskesmas Mempura sebesar 50,18 per penduduk. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.10 di bawah ini. Gambar 3.10 Angka Kesakitan Diare per penduduk menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Profil Kesehatan Kab. Siak,

33 3. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit yang termasuk kelompok PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Polio dan AFP. a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kejadian Tetanus Neonatorum dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higiene ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Pada tahun 2013 tidak dijumpai adanya laporan kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Siak. b. Campak Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Pada tahun 2013 dijumpai sebanyak 60 kasus campak di Kabupaten Siak. Tidak ada kasus meninggal karena campak (CFR = 0%). c. Difteri Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae yang menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher, demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Sepanjang tahun 2013 tidak dijumpai adanya laporan kasus Difteri di Kabupaten Siak. d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita Profil Kesehatan Kab. Siak,

34 mengalami kelumpuhan. Penyakit yang umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku) atau terjadi penurunan kekuatan otot dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh, layuh, akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio. Kementerian Kesehatan menargetkan penemuan Non AFP Rate minimal 2 per populasi anak usia kurang dari 15 tahun. Jumlah kasus Non Folio AFP ditemukan di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 3 kasus (AFP Rate = 2,05 per penduduk usia kurang dari 15 tahun). Angka ini masih di bawah angka Propinsi Riau yang mencapai 2,15 per dan angka Nasional 2,77 per Target Kementerian Kesehatan, AFP Rate minimal 2 per sudah tercapai. Ketiga kasus AFP tersebut ditemukan di Kecamatan Tualang sebanyak 1 kasus, Kecamatan Bunga Raya sebanyak 1 kasus dan Kecamatan Lubuk Dalam sebanyak 1 kasus. Berikut gambaran penemuan Non Polio AFP Rate per penduduk pada anak usia < 15 tahun periode tahun Gambar 3.11 Non Polio AFP Rate per pada Anak Usia < 15 Tahun di Kabupaten Siak Tahun ,59 6 4,55 5 2,59 2,33 2, Kemenkes, ,15 2,77 Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak,

35 4. Penyakit Bersumber Binatang a. Malaria Malaria disebabkan oleh Parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anhopeles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Malaria positif adalah kasus Malaria dengan gejalan klinis Malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Salah satu indikator MDGs dalam penanggulangan penyakit Malaria adalah menurunnya Angka Kesakitan Malaria (Malaria positif) per penduduk. Pada tahun 2013 jumlah suspek Malaria yang ditemukan sebanyak 361 suspek. Semua suspek sudah diperiksa sediaan darahnya. Hasilnya 15 suspek dinyatakan positif Malaria. Berdasarkan hal tersebut diketahui Angka Kesakitan Malaria atau Annual Parasite Incidence (API) sebesar 0,05 per penduduk beresiko. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan API tahun 2012 yang mencapai 1,15 per penduduk. Trend API di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut ini. Gambar 3.12 Annual Parasite Incidence (API) per Penduduk Beresiko di Kabupaten Siak Tahun ,05 Target Kemenkes 2014 < 1 2,05 Kemenkes, ,69 1,55 1,15 1,55 1,05 0,55 0,37 0,36 0,89 0,55 1,05 0,55 0,05 0,2 0,05 0, Riau Nasional Profil Kesehatan Kab. Siak,

36 Gambar 3.12 menunjukkan bahwa API Kabupaten Siak tahun 2013 sudah jauh lebih rendah dari API Propinsi Riau tahun 2012 yang mencapai 0,2 per penduduk dan API secara Nasional yang mencapai 1,69 per penduduk. Target API kurang dari 1 per penduduk beresiko sudah tercapai. Kasus Malaria tahun 2013 di Kabupaten Siak ditemukan di 8 (delapan) wilayah Puskesmas yaitu wilayah Puskesmas Lubuk Dalam, Sungai Mandau, Kandis, Tualang, Minas, Kerinci Kanan, Kerinci Kanan, Koto Gasib dan Puskesmas Perawang. Kasus terbanyak dijumpai di wilayah Puskesmas Perawang sebanyak 153 kasus, kemudian Puskesmas Koto Gasib sebanyak 86 kasus. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut ini. Gambar 3.13 Jumlah Kasus Malaria menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 b. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus Dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah masa inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Profil Kesehatan Kab. Siak,

37 Jumlah kasus DBD di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 134 kasus (Incidence rate/ir = 28,4 per penduduk). Jumlah kematian dilaporkan 1 orang (Case Fatality Rate/CFR = 0,75%). Terjadi penurunan jumlah kasus jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang saat itu mencapai 161 kasus dengan IR = 37,63 per penduduk dan kasus meninggal sebanyak 1 orang (CFR = 0,62%). Semua penderita DBD yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar. Target SPM penemuan dan penanganan DBD sebesar 100% sudah terpenuhi. Berikut gambaran Incidence Rate dan Case Fatality Rate DBD periode tahun sebagaimana pada Gambar 3.14 berikut ini. Gambar 3.14 Incidence Rate (IR) dan Case Fatality Rate (CFR) DBD di Kabupaten Siak Tahun IR CFR 80 63,32 50, ,14 36,75 37,63 23,86 23,73 28,440 2,54 1,32 0 1,27 2,56 0, ,62 0, Kemenkes, ,11 19,43 1,44 0,9 Riau Nasional Gambar 3.14 menunjukkan adanya penurunan yang cukup signifikan Incidence Rate DBD dari tahun 2011 sebesar 63,32 menjadi 28,40 per penduduk pada tahun Jika dibandingkan dengan Incidence Rate DBD Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 19,43 per penduduk, maka Incidence Rate DBD Kabupaten Siak tahun 2013 jauh lebih tinggi, tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan Incidence Rate DBD Nasional tahun 2012 yang mencapai 37,11 per penduduk. Jumlah kasus DBD terbanyak tahun 2013 terjadi di Kecamatan Tualang sebanyak 50 kasus (Puskesmas Perawang 43 + Puskesmas Tualang 7 kasus). Sementara di wilayah Puskemas Sungai Mandau, Puskesmas Bunga Raya dan Profil Kesehatan Kab. Siak,

38 Puskesmas Pusako tidak dijumpai kasus DBD. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini. Gambar 3.15 Jumlah Kasus DBD menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, setiap Bulan dijumpai adanya kasus DBD. Kasus terbanyak selalu terjadi pada Bulan Maret dan Bulan Nopember setiap tahunnya. Faktor cuaca banyak berpengaruh pada bulan-bulan tersebut. Perlu langkah-langkah antisipasi sebelum masa penularan. Berikut trend kasus DBD selama 10 tahun terakhir di Kabupaten Siak dari tahun sebagaimana Gambar 3.16 berikut ini. 25 Gambar 3.16 Rata-Rata Kasus DBD setiap Bulan di Kabupaten Siak Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nop Des Profil Kesehatan Kab. Siak,

39 c. Rabies Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, musang dan serigala yang dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies, yaitu: kasus GHPR (Gigitan Hewan Pembawa Rabies), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Lyssa. Pada tahun 2013 dilaporkan terjadi 296 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dengan jumlah pemberian Vaksin Anti Rabies sebanyak 220 keur. Sedangkan jumlah kasus penyakit GHPR yang menyebabkan kematian (lyssa) tidak dijumpai sepanjang tahun Jumlah kasus GHPR dan pemakaian VAR periode tahun akan disajikan pada Gambar 3.17 berikut ini. Gambar 3.17 Jumlah Kasus GHPR dan Pemakaian VAR di Kabupaten Siak Tahun GHPR VAR Kasus gigitan terbanyak tahun 2013 terjadi di wilayah Puskesmas Minas sebanyak 92 kasus, kemudian Puskesmas Perawang sebanyak 59 kasus dan Puskesmas Dayun sebanyak 42 kasus. Sementara di wilayah Puskesmas Sabak Auh, Puskesmas Sungai Mandau dan Puskesmas Pusako tidak ada dilaporkan kasus gigitan hewan pembawa rabies selama tahun Selengkapnya sebagaimana Gambar 3.18 di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

40 Gambar 3.18 Jumlah Kasus GHPR menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 d. Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria yang terdiri dari Wuchereria bancrofi, Brugia malayi dan Brugia timori. Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital. Jumlah penderita Filariasis di Kabupaten Siak sebanyak 20 orang. Tidak dijumpai adanya kasus baru. Pada tahun 2013 sudah dilaksanakan pemberian obat massal filariasis. Distribusi penderita filariasis menurut kecamatan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.19 berikut ini Gambar 3.19 Distribusi Penderita Filariasis menurut Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun 2013 Sungai Apit Pusako Sungai Mandau Sabak Auh Kerinci Kanan Jml.Kasus Profil Kesehatan Kab. Siak,

41 e. Flu Burung atau Avian Influenza (AI) Avian Influenza atau Flu Burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A (H5N1) yang umumnya menginfeksi unggas dan sedikit kemungkinan menginfeksi babi. Penyakit ini bisa menular kepada manusia dan dapat menimbulkan penyakit flu yang berakibat kematian. Pada tahun 2013 tidak dijumpai adanya kasus suspek Flu Burung pada manusia atau pada hewan. D. STATUS GIZI 1. Balita yang Naik Berat Badannya Balita yang naik (N) berat badannya adalah Balita yang ditimbang (D) di Posyandu maupun di luar Posyandu yang berat badannya naik berturut-turut selama 2 (bulan) dan mengikuti garis pertumbuhan pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Cakupan Balita yang naik berat badannya pada tahun 2013 sebesar 55,91%. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2012 yang mencapai 66,07%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini. Gambar 3.20 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) di Kabupaten Siak Tahun ,9 68,9 63,8 57,4 56,3 58,7 59,9 53,4 66, , Persentase tertinggi Balita yang naik (N) berat badannya pada tahun 2013 dari Puskesmas Sungai Apit yaitu sebesar 73,71%, kemudian Puskesmas Minas sebesar 70,41% dan Puskesmas Koto Gasib sebesar 70,08%. Sementara cakupan terendah Puskesmas Perawang yaitu 28,81%. Selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 3.21 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

42 Gambar 3.21 Persentase Cakupan Balita Naik Berat Badan (N/D) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Balita Bawah Garis Merah (BGM) Balita BGM adalah Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak Balita BGM atau 7,19% dari seluruh Balita yang ditimbang ( Balita). Jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya 3,1% Balita BGM, maka pada tahun ini terjadi peningkatan cukup signifikan. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.22 berikut ini. Gambar 3.22 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kabupaten Siak Tahun ,8 3,5 2 3,7 5,61 3,82 2,2 3,1 7, Profil Kesehatan Kab. Siak,

43 Persentase tertinggi Balita BGM pada tahun 2013 terjadi di wilayah Puskesmas Pusako yaitu sebesar 17,9%, kemudian Puskesmas Sabak Auh sebesar 16,72% dan Puskesmas Sungai Mandau sebesar 14,98%. Sementara persentase terendah Balita BGM terjadi di wilayah Puskesmas Bunga Raya yaitu 0,83%%, kemudian Puskesmas Kandis sebesar 3,06%% dan Puskesmas Kerinci Kanan sebesar 3,17%. Selengkapnya ditampilkan dalam Gambar 3.23 berikut ini. Gambar 3.23 Persentase Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Masalah gizi dipengaruhi banyak faktor yang saling terkait secara komplek. Ditingkat rumah tangga, keadaan gizi dipengaruhi oleh kemampuan rumah tangga menyediakan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup. Asupan gizi ibu dan anak juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan perilaku, serta keadaan kesehatan anggota rumah tangga. 3. Balita dengan Gizi Buruk Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 22 kasus Balita gizi buruk dengan prevalensi sebesar 0,1% dari Balita yang ditimbang. Jumlah Balita gizi buruk Profil Kesehatan Kab. Siak,

44 tahun 2013 lebih banyak dari tahun 2012 yang hanya 20 orang. Target prevalensi Balita gizi buruk tahun 2013 kurang dari 2% sudah tercapai. Prevalensi kasus gizi buruk periode tahun selengkapnya disajikan pada Gambar 3.24 berikut. Gambar 3.24 Prevalensi Balita Gizi Buruk di Kabupaten Siak Tahun ,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0,16 0,06 0,03 0,08 0,01 0,02 0,08 0,1 0, Perawatan standar terhadap Balita Gizi Buruk yang diberikan di TFC mencakup: - Pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemi dan hipotermia; - Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB; - Pemberian larutan elektrolit dan multi-micronutrient serta pemberian makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi; - Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta; - Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan berat badan; - Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak. Profil Kesehatan Kab. Siak,

45 BAB IV. SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak seperti pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Pelayanan Imunisasi. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Target Pelayanan Kesehatan Dasar terkait pelayanan kesehatan ibu dan anak yang harus dicapai sampai tahun 2015 sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah : 1) cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 95%, 2) cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 80%, 3) cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan sebesar 90%, dan 4) cakupan pelayanan nifas sebesar 90%. Sedangkan target yang sudah harus tercapai sampai tahun 2010 adalah: 1) cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 80%, 2) cakupan kunjungan bayi sebesar 90%, 3) cakupan pelayanan anak Balita sebesar 90%, 4) cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin sebesar 100%, 5) cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100%, 6) cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 100%, dan 7) cakupan peserta KB Aktif sebesar 70%. Profil Kesehatan Kab. Siak,

46 a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan kunjungan ibu hamil (K1) di Kabupaten Siak pada tahun 2013 sebesar 97,01%. Angka ini lebih rendah dibandingkan cakupan tahun 2012 yang mencapai 99,45%. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2013 sebesar 95,07%, sedikit meningkat dibanding cakupan K4 tahun 2012 yang hanya 94,86%. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) Kabupaten Siak tahun 2013 lebih tinggi jika dibanding cakupan ibu hamil (K4) Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 86,04% dan Nasional hanya 90,18%. Target SPM tahun 2015 sebesar 95% untuk cakupan K4 sudah tercapai. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kabupaten Siak Tahun , ,96 102,26 94,6 99,45 97, , , , ,86 95,07 82, K4 K1 86,04 Kemenkes, ,36 Riau K4 96,84 90,18 Nasional K1 Profil Kesehatan Kab. Siak,

47 Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat adanya kesenjangan antara cakupan K1 dengan K4. Pada tahun 2006 terjadi selisih antara cakupan K1 dengan K4 sebesar 4,5% dan pada tahun 2013 semakin kecil yaitu 1,94%. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan. Pada tahun 2013 sebanyak 10 Puskesmas cakupan K1 sudah di atas 95% dan 5 Puskesmas lainnya masih di bawah 95% yaitu Puskesmas Minas, Puskesmas Bunga Raya, Puskesmas Sabak Auh, Puskesmas Siak dan Puskesmas Koto Gasib. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 menurut Puskesmas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini. Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Cakupan K4 Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 95,07% sudah di atas target SPM. Sebanyak 8 (delapan) Puskesmas cakupan K4 nya sudah di atas 95% yaitu Puskesmas Lubuk Dalam, Puskesmas Tualang, Puskesmas Pusako, Puskesmas Perawang, Puskesmas Dayun, Puskesmas Kandis, Puskesmas Mempura dan Puskemas Sungai Apit. Selengkapnya disajikan pada Gambar 4.3 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

48 Gambar 4.3 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Dari Gambar 4.2 dan 4.3 tersebut di atas dapat diketahui angka drop out K1-K4 tertinggi adalah Puskesmas Siak sebesar 7,22%. b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Periode persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu. Kematian saat bersalin dan satu minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Salah satu target MDGs adalah meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Pada tahun 2013, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Siak sebesar 90,26%. Angka ini lebih rendah dibanding tahun 2012 yang mencapai 94,27%. Gambaran cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sejak tahun 2006 sampai tahun 2011 cenderung meningkat dari 80,15% tahun 2006 menjadi 99,16% tahun 2011 dan pada tahun 2012 ini mengalami penurunan menjadi 94,27%. Tahun 2013 ini kembali menurun menjadi 90,26%. Selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 4.4 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

49 Gambar 4.4 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 90% Kemenkes, ,1 88,8 95,1 90,21 90,9 99,16 94, , ,24 88, Riau Nasional Target SPM cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2015 sebesar 90% sudah berhasil dicapai. Hasil cakupan tahun ini di atas hasil cakupan Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 79,24% dan hasil cakupan Nasional yang hanya sebesar 89,64%. Puskesmas dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan paling tinggi adalah Puskesmas Lubuk Dalam (101,5%) dan yang terendah adalah Puskesmas Sungai Apit (79,60%). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan selengkapnya seperti terlihat pada Gambar 4.5. berikut ini. Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target SPM = 90% Profil Kesehatan Kab. Siak,

50 c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di Posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2013 di Kabupaten Siak sebesar 90,26%. Terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan cakupan tahun Target SPM sebesar 90% sudah berhasil tercapai. Jika dibandingkan dengan hasil cakupan pelayanan Nifas Propinsi Riau dan Nasional tahun 2012, cakupan pelayanan nifas Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan pelayanan ibu nifas tahun dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut. Gambar 4.6 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kabupaten Siak Tahun ,62 Target SPM = 90% 78,14 87, Kemenkes, ,14 83,12 86,03 90, ,62 85, Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan pelayanan ibu nifas tertinggi pada tahun 2013 adalah Puskesmas Lubuk Dalam sebesar 101,5%, kemudian Puskesmas Pusako sebesar 97,97% dan Puskesmas Tualang sebesar 96,38%. Selengkapnya akan disajikan pada Gambar 4.7 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

51 Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target SPM = 90% Dari Gambar 4.7 di atas terlihat bahwa Puskesmas Dayun (87,58%), Pukesmas Perawang (87,51%), Puskesmas Sabak Auh (84,78%), Puskesmas Sungai Apit (85,74%), Puskesmas Koto Gasib (82,8%) dan Puskesmas Kerinci Kanan (81,67%) merupakan Puskesmas dengan hasil cakupan pelayanan ibu nifas yang masih di bawah target SPM sebesar 85%. d. Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu 6 jam 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3 7 hari dan hari ke 8 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hiptermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat dan pemberian imunisasi), Profil Kesehatan Kab. Siak,

52 pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 96,04%. Target Kementerian Kesehatan tahun 2014 sebesar 88% sudah tercapai. Jika dibandingkan dengan cakupan KN Lengkap Propinsi Riau tahun 2012 sebesar 84,95% dan Nasional sebesar 87,79%, maka cakupan Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan kunjungan neonatal (KN Lengkap) tahun disajikan pada Gambar 4.8 berikut ini. Gambar 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) di Kabupaten Siak Tahun ,2 96,1 98,22 97, ,1 89,18 90,97 96, Kemenkes, ,95 87,79 Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan tertinggi pelayanan neonatal (KN Lengkap) adalah Puskesmas Koto Gasib sebesar 105%%, kemudian Puskesmas Dayun sebesar 100,6% dan Puskesmas Mempura sebesar 100,3%. Sementara cakupan terendah dan masih di bawah target 88% adalah Puskesmas Sungai Mandau sebesar 83,8%%, Puskesmas Siak sebesar 81,9% dan Puskesmas Pusako sebesar 76,7%. Hasil cakupan KN Lengkap menurut Puskesmas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

53 Gambar 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target Kemenkes = 88% e. Pelayanan Kesehatan pada Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4 dan Campak), stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi tahun 2013 di Kabupaten Siak sebesar 102,29%, meningkat dibanding tahun Target SPM sebesar 90% tahun 2010 sudah tercapai. Jika dibandingkan dengan cakupan kunjungan bayi Tahun 2012 di Propinsi Riau sebesar 86,76% dan Nasional sebesar 87,73%, cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Siak jauh lebih tinggi. Gambaran hasil cakupan kunjungan bayi tahun di Kabupaten Siak disajikan pada Gambar Profil Kesehatan Kab. Siak,

54 Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Siak Tahun ,95 82,9 84,42 88,63 99, , Kemenkes, Target SPM = 90% ,76 87, Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan tertinggi kunjungan bayi tahun 2013 adalah Puskesmas Sungai Apit sebesar 148,75%. Sedangkan Puskesmas yang belum memenuhi target SPM sebesar 90% adalah Puskesmas Sabak Auh dan Puskesmas Mempura. Cakupan kunjungan bayi per Puskesmas tahun 2013 selengkapnya terlihat pada Gambar 4.11 di bawah ini. Gambar 4.11 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target SPM= 90% Profil Kesehatan Kab. Siak,

55 f. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita Pelayanan kesehatan pada anak Balita adalah pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal dua kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada kohort anak Balita dan prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pemantauan pertumbuhan anak Balita meliputi pengukuran berat badan per tinggi/panjang badan. Sedangkan pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun 2013 sebesar 73,38%. Terjadi peningkatan jika dibanding tahun 2012 yang hanya 65,54%. Target SPM tahun 2010 sebesar 90% belum tercapai. Cakupan tahun 2013 lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 54,43% dan sedikit lebih rendah dibandingkan cakupan Nasional yang mencapai 73,52% Gambaran hasil cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun di Kabupaten Siak disajikan pada Gambar Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 90% Kemenkes, ,58 50,58 72,06 60,89 65, , ,43 73, Riau Nasional Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun 2013 di Kabupaten Siak sebesar 73,38% masih di bawah target SPM 90%. Hanya 3 Puskesmas yang sudah mencapai target yaitu Puskesmas Sungai Apit, Puskesmas Siak dan Puskesmas Profil Kesehatan Kab. Siak,

56 Pusako. pelayanan kesehatan anak Balita per Puskesmas tahun 2013 selengkapnya terlihat pada Gambar 4.13 di bawah ini. Gambar 4.13 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Target SPM= 90% g. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat meliputi pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/MI. Target Renstra dan target SPM tahun 2010 sebesar 100%. Realisasi hasil cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/MI di Kabupaten Siak tahun 2013 sebesar 100%. Target SPM sebesar 100% sudah tercapai. Hasil cakupan tahun 2013 lebih tinggi dari hasil cakupan Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya 89,40% dan Nasional hanya 83,95%. Gambaran hasil cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat tahun di Kabupaten Siak disajikan pada Gambar 4.14 di bawah ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

57 Gambar 4.14 Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Setingkat di Kabupaten Siak Tahun , ,06 55, ,4 83, Riau Nasional 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Usia subur seorang wanita biasanya antara tahun. Untuk mengatur jarak dan jumlah kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi (peserta KB aktif), tempat pelayanan KB dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta KB aktif di Kabupaten Siak Tahun 2013 sebanyak pasangan atau 71,92% dari PUS yang terdata. Terjadi peningkatan dibanding tahun Persentase peserta KB aktif di Kabupaten Siak masih di bawah jumlah peserta KB aktif Propinsi Riau tahun 2012 yang mencapai angka 72,27% dan Nasional sebesar 76,39%. Target SPM tahun 2010 sebesar 70% sudah tercapai. Gambaran peserta KB aktif di Kabupaten Siak tahun dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

58 Gambar 4.15 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Siak Tahun Target SPM = 70% 71,92 80 Kemenkes, ,13 49,56 30,13 56, ,27 76, , Riau Nasional Proporsi wanita umur tahun berstatus menikah menurut alat/cara KB yang sedang digunakan tahun 2012 di Kabupaten Siak sebagaimana terlihat pada Gambar 4.16 di bawah ini. Gambar 4.16 Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Siak Tahun ,80% 6,80% 2,60% 0,60% 31,30% Suntik Pil Kondom Implant IUD mow 54,80% Dari Gambar 4.15 di atas terlihat bahwa kontrasepsi yang paling banyak diminati di Kabupaten Siak adalah suntik sebesar 54,80%, kemudian pil sebesar Profil Kesehatan Kab. Siak,

59 31,30% dan Implant sebesar 6,80%. Sedangkan yang paling sedikit diminati adalah kontrasepsi MOW hanya 0,60%. 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan seperti Difteri, Tetanus dan Hepatitis B. Salah satu pencegahan yang terbaik agar kelompok bersiko ini terlindung adalah dengan imunisasi. Imunisasi ada 2 (dua) macam, yaitu imunisasi pasif dan imunisasi aktif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar dalam antibodi meningkat, contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum). Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi dasar Lengkap) pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak. Hasil cakupan Imunisasi dasar lengkap dapat dilihat pada Lampiran Tabel 39 dan Tabel 40. Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan dengan jangkauan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Siak tahun 2013 sudah mencapai 103,44%. Jika dibandingkan dengan cakupan imunisasi campak Propinsi Riau tahun 2012 sebesar 90,10% dan Nasional sebesar 99,3%, maka hasil cakupan imunisasi campak Kabupaten Siak masih jauh lebih tinggi. Realisasi cakupan imunisasi campak tahun dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

60 Gambar 4.17 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak di Kabupaten Siak Tahun ,84 104,58 100,21 95,44 99,69 101, , Kemenkes, ,1 99, Riau Nasional Puskesmas dengan cakupan imunisasi tertinggi adalah Puskesmas Minas yakni 145,09% dan cakupan terendah adalah Puskesmas Siak yakni 83,33%. Sebanyak tujuh Puskesmas cakupan imunisasi Campak di atas 100%. Hasil cakupan imunisasi campak per Puskesmas akan disajikan pada Gambar 4.18 berikut ini. Gambar 4.18 Persentase Pencapaian Imunisasi Campak menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Profil Kesehatan Kab. Siak,

61 Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 90% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan di Kabupaten Siak tahun akan disajikan pada Gambar 4.19 berikut ini. Gambar 4.19 Persentase Pencapaian UCI di Tingkat Desa/Kelurahan di Kabupaten Siak Tahun Target SPM= 100% 100 Kemenkes, ,06 82,3 91,15 81,42 62,52 68,25 91, , ,2 79, Riau Nasional Dari Gambar 4.19 di atas terlihat terjadi penurunan persentase Desa/Kelurahan UCI dari 91,47% tahun 2012 menjadi 86,26% pada tahun Target SPM sebesar 100% belum tercapai. Persentase Desa/Kelurahan UCI Kabupaten Siak tahun 2013 lebih tinggi dari pada persentase Desa/Kelurahan UCI di Propinsi Riau tahun 2012 yang hanya sebesar 68,2% dan Nasional hanya sebesar 79,3%. Idealnya seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dapat optimal. Namun kenyataannya, sebagian anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Anak-anak inilah yang disebut dengan drop out imunisasi. Imunisasi DPT1-HB adalah jenis imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi. Sebaliknya, imunisasi campak adalah imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi. Diasumsikan bayi yang mendapat imunisasi campak telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Untuk itu maka angka drop out imunisasi bayi dapat diketahui dengan perhitungan yang Profil Kesehatan Kab. Siak,

62 didasarkan atas persentase penurunan cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT1-HB. B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat darurat, dan lain-lain. 1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (length of Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (Net Death Rate/NDR). Data tahun 2013 tentang indikator pelayanan RSUD Siak dengan 102 tempat tidur adalah : BOR = 71,85%, LOS = 2,46 hari, TOI = 1,3 hari, GDR = 2,64% dan NDR = 1,4%. 2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Melalui Jamkesmas diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan Balita serta menurunkan angka kelahiran di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Jumlah masyarakat miskin yang terdata dan mendapatkan jaminan pembiayaan kesehatan tahun 2013 sebanyak jiwa. Alokasi anggaran Profil Kesehatan Kab. Siak,

63 untuk jaminan pembiayaan masyarakat miskin dari dana APBN tahun 2013 sebesar Rp Jumlah masyarakat miskin yang berkunjung sarana kesehatan strata pertama (Puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan pada tahun 2013 sebanyak orang dan rawat inap sebanyak 409 orang. Sedangkan yang mendapatkan pelayanan rujukan sebanyak 310 orang. Sejak tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Siak sudah mengalokasikan anggaran untuk jaminan seluruh masyarakat Kabupaten Siak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis mulai dari pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, Pustu, Polindes dan Poskesdes sampai ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut (rujukan) ke Rumah Sakit yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Jumlah masyarakat Kabupaten Siak yang memiliki kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) tahun 2013 sebanyak jiwa. Jumlah kunjungan rawat jalan tingkat pertama tahun 2013 sebanyak kunjungan dan jumlah kunjungan rawat inap tingkat pertama sebanyak kunjungan. Jumlah kasus yang dirujuk sebanyak kasus. Rumah Sakit yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2013 untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat lanjut adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan Kesehatan PPK I yaitu RSUD Siak dan RSUD Selasih Pelalawan. 2. Pelayanan Kesehatan PPK II yaitu RSUD Arifin Propinsi Riau, RSI Ibnu Sina Pekanbaru, RS Jiwa Tampan. 3. Pelayanan Kesehatan PPK III yaitu RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, RS Kanker Dharmais Jakarta, dan RS Ortopedi Solo. Anggaran yang dialokasikan untuk Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) pada tahun 2012 sebesar Rp ,00. Pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp ,00 C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan penemuan penderita secara dini yang Profil Kesehatan Kab. Siak,

64 ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Target penemuan kasus AFP Non Polio ditetapkan sebesar 2 per anak umur < 15 tahun. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 3 kasus AFP Non Polio (AFP Rate = 2 per penduduk <15 tahun. Target SPM sudah tercapai. Pada tahun 2013, cakupan imunisasi Polio-4 pada bayi di Kabupaten Siak sebesar 102,01%. Hasil cakupan imunisasi Polio-4 tahun 2013 menurut Puskesmas dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut ini. Gambar 4.20 Persentase Cakupan Imunisasi Polio-4 menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun Pusako Perawan g Sungai Mandau Tualang Bunga Raya Sungai Apit Lubuk Dalam Dayun Kandis Minas Siak Kerinci Mempur Kanan a Koto Gasib Sabak Auh Polio ,31 89,61 90,19 97,67 98,93 99,36 99,52 105,76 110,13 111,16 113,09 114,71 127,01 132,93 Profil Kesehatan Kab. Siak,

65 2. Pengendalian TB-Paru Tujuan utama pengendalian TB Paru sesuai target MDGs tahun 2015 adalah: 1) dihentikan atau mulai berkurangnya angka kejadian, prevalensi dan tingkat kematian akibat Tuberkulosis; 2) sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy (DOTS) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung Pengawas Minum Obat (PMO); dan 3) sedikitnya 85% kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam program DOTS. Kesembuhan penderita TB Paru adalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan dahak ulang (follow-up) dengan hasil negatif pada akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan sebelumnya. Angka kesembuhan (cure rate) penderita TB Paru tahun 2013 sebesar 73,81%. Angka ini sedikit lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang hanya 71,43%, tetapi lebih rendah dibanding angka kesembuhan tahun 2011 yang mencapai 75,14%. Target angka kesembuhan minimal 85% belum tercapai sampai tahun 2013 ini. Trend angka kesembuhan dari tahun dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut ini. Gambar 4.21 Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru di Kabupaten Siak Tahun ,48 59,8 75,14 71,43 73, Profil Kesehatan Kab. Siak,

66 Capaian angka kesembuhan per Puskesmas tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini. Gambar 4.22 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru per Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Sabak Auh Subuk Dalam Bunga Raya Dayun Sungai Apit Perawang Tualang Kandis Siak Minas Pusako Mempura Koto Gasib Kerinci Kanan Sungai Mandau , ,43 76, Dari Gambar 4.22 di atas terlihat sebanyak 5 (lima) Puskesmas angka kesembuhan penyakit TB Paru sudah 100% yaitu Puskesmas Sabak Auh, Puskesmas Lubuk Dalam, Puskesmas Bunga Raya, Puskesmas Dayun dan Puskesmas Sungai Apit. Keberhasilan pengobatan (Success Rate) adalah jumlah penderita yang sembuh dan pengobatan lengkap. Success Rate tahun 2013 dapat dilihat dari penderita BTA (+) tahun 2012 yang menyelesaikan pengobatannya dengan melakukan pemeriksaan dahak diakhir pengobatannya, yang bertujuan untuk menilai hasil pengobatan (sembuh atau gagal). Success Rate penderita TB Paru tahun 2013 sebesar 76,19%, menurun dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 78,57% dan target minimal 85% belum tercapai. Gambaran Success Rate periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.23 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

67 Gambar 4.23 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) Penderita BTA (+) di Kabupaten Siak Tahun ,48 59,8 85,88 78,6 76, Pada tahun 2013, sebanyak 5 (lima) Puskesmas sudah mencapai target Success Rate > 85%. Sementara 5 (lima) Puskesmas lainnya yang masih 0% atau belum ada laporan penderita sembuh dan pengobatan lengkap karena memang tidak ada penderita TB Paru BTA positif yang diobati. Sedangkan Puskesmas yang belum mencapai target atau < 85% antara lain Puskesmas Perawang, Puskesmas Tualang, Puskesmas Siak, Puskesmas Kandis dan Puskesmas Minas. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut ini. Gambar 4.24 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap (Success Rate) menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Sabak Auh Subuk Dalam Bunga Raya Dayun Sungai Apit Perawang Tualang Siak Kandis Minas Pusako Mempura Koto Gasib Kerinci Kanan Sungai Mandau ,92 71,43 71, Profil Kesehatan Kab. Siak,

68 Beberapa upaya yang dilakukan untuk peningkatan penemuan penderita baru TB Paru BTA (+) pada tahun 2013 antara lain: a) Pelacakan TB mangkir BTA (+) sebanyak 24 orang penderita b) Kunjungan dan pemeriksaan kontak serumah sebanyak 240 kasus c) Supervisi program TB Paru ke Puskesmas 3. Pengendalian ISPA Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam dua golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia. Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsillitis dan penyakit jalan nafas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan Pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan nafas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan antibiotik. Program pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus ISPA. Hasil cakupan penemuan dan penderita Pneumonia Balita pada tahun 2013 sebesar 47,33% dari perkiraan kasus penderita Pneumonia Balita (10% dari jumlah Balita yang ada). Semua kasus yang ditemukan sudah ditangani sesuai standar. Target SPM penemuan dan penanganan penderita Pneumonia Balita sebesar 100% belum tercapai. Beberapa upaya yang dilakukan untuk peningkatan penemuan dan penanganan penderita Pneumonia adalah dengan melakukan upaya pembinaan terhadap petugas kesehatan di Puskesmas dan penyusunan Protap Tatalaksana Penanganan ISPA dengan Pneumonia dan bukan Pneumonia. 4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling, penyuluhan-penyuluhan tentang HIV/AIDS ke sekolah-sekolah dan tempat-tempat beresiko melalui media seperti poster, leaflet maupun penyuluhan langsung melalui Radio dan lain-lain. Profil Kesehatan Kab. Siak,

69 Upaya penemuan penderita HIV/AIDS dan PMS di Kabupaten Siak melalui kegiatan sero survey pada kelompok beresiko seperti Pekerja Seks Komersial (PSK) pada tahun 2013 tidak dilaksanakan karena tidak cukupnya anggaran yang tersedia. 5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Upaya pemberantasan penyakit DBD terdiri dari 3 hal yaitu: 1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor; 2) Diagnosis dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya tersebut dititikberatkan pada penggerakkan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala. Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Hasil kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan terhadap rumah/bangunan di 129 desa diketahui sebanyak atau 70,3% rumah/bangunan bebas dari jentik aedes aegypti. Angka ini meningkat dibanding ABJ tahun 2012 yang hanya 69,74%. Gambar 4.25 menyajikan perkembangan ABJ di Kabupaten Siak Tahun Gambar 4.25 Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten Siak Tahun ,07 77,2 86,25 91,13 74,5 73,13 74,83 69,74 70, Profil Kesehatan Kab. Siak,

70 6. Pengendalian Penyakit Malaria Malaria sebagai salah satu penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi. Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor pontensial. Berbagai upaya yang dilakukan dalam pengendalian penyakit Malaria di Kabupaten Siak disamping pengobatan penderita antara lain adalah Malariometric Survey ke sekolah-sekolah, supervisi dan penyuluhan tentang penyakit malaria di daerah-daerah yang banyak penderita Malaria, sosialisasi pencegahan penyakit Malaria, penyemprotan rumah sebagai tindakan preventif yang dilaksanakan di 12 desa di Kabupaten Siak. 7. Pengendalian Penyakit Kusta Upaya pengendalian penyakit Kusta yang dilaksanakan di Kabupaten Siak tahun 2013 antara lain melalui kegiatan chase survey Kusta di 6 sekolah dasar, pemeriksaan intensif penderita yang datang ke Puskesmas dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta. 8. Pengendalian Penyakit Filaria Filariasis adalah penyakit menular (penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Upaya pengendalian penyakit Filariasis melalui pengobatan massal Filariasis bagi semua masyarakat di Kabupaten Siak sudah dilaksanakan di 129 desa. Program pengobatan massal Filariasis dilaksanakan sekali dalam setahun dan dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut. Profil Kesehatan Kab. Siak,

71 D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi pada ibu hamil. 1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) Anemia gizi adalah kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan HB tersebut. Sebagian besar anemia disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 30 tablet (Fe-1) dan 90 tablet (Fe-3) periode tahun dapat dilihat pada Gambar 4.26 di bawah ini. Gambar 4.26 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi pada Ibu Hamil di Kabupaten Siak Tahun Fe-1 76,3 82,6 83,2 75, ,75 102,26 111,95 99,45 97,01 Fe-3 67,9 72,8 73,8 65,5 99,6 100,02 93,66 103,14 94,86 95,07 Dari Gambar 4.26 terlihat bahwa trend cakupan pemberian tablet besi (Fe- 1 dan Fe-3) dari tahun fluktuatif. Periode tahun cenderung menurun dari 111,95% tahun 2011 menjadi 97,01 pada tahun Demikian juga dengan cakupan Fe-3, pada periode tahun cenderung menurun Profil Kesehatan Kab. Siak,

72 dari 99,6% pada tahun 2008 menjadi 93,66% pada tahun 2010, tetapi pada tahun 2011 kembali naik menjadi 103,14% dan pada tahun 2012 kembali menurun menjadi 94,86%. Tahun 2013 ini sedikit meningkat menjadi 95,07%. Puskesmas dengan cakupan Fe-3 tertinggi tahun 2013 adalah Puskesmas Lubuk Dalam (108,78%) dan terendah yaitu Puskesmas Minas (86,36%). kemudian Puskesmas Siak (86,97%) dan Puskesmas Bunga Raya (87,96%). Khusus untuk Puskesmas Minas hasil cakupan Fe-3 tahun ini menjadi catatan tersendiri karena pada tahun 2012 lalu, Puskesmas Minas merupakan Puskesmas dengan cakupan tertinggi nomor 3, sedangkan Puskesmas Bunga Raya cakupan tahun 2012 juga yang terendah. Hasil selengkapnya disajikan pada Gambar 4.27 berikut ini. Gambar 4.27 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe-3) pada Ibu Hamil menurut Puskemas di Kabupaten Siak Tahun 2013 KAB.SIAK Lubuk Dalam Tualang Pusako Perawang Dayun Kandis Mempura Sungai Apit Koto Gasib Sungai Mandau Sabak Auh Kerinci Kanan Bunga Raya Siak Minas 95,07 108,78 99,89 99,35 97,28 96,31 96,28 95,89 95,51 93,76 87,96 93,37 91,41 86,97 92,05 86, Pemberian Kapsul Vitamin A Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Salah satu upaya perbaikan gizi adalah pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan anak Balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali. Gambaran cakupan pemberian Vitamin A pada anak Balita periode tahun disajikan pada Gambar 4.28 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

73 Gambar 4.28 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita di Kabupaten Siak Tahun ,8 95,4 83,6 86,5 71,59 78,99 119, , Kemenkes, ,8 95, Riau Nasional Dari Gambar 4.28, terlihat bahwa cakupan pemberian vitamin A pada Anak Balita periode tahun fluktuatif turun naik. Terjadi penurunan cakupan dari 119,76% tahun 2012 menjadi 81,87% tahun Target Kemenkes sebesar 85% tahun 2014 akan dapat capai. Puskesmas dengan cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita tertinggi tahun 2013 adalah Puskesmas Koto Gasib sebesar 99,76%. Hanya 6 (enam) Puskesmas yang sudah mencapai target sebesar 85%. Cakupan pemberian vitamin A kepada Balita menurut Puskesmas tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut ini. Gambar 4.29 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Profil Kesehatan Kab. Siak,

74 3. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 24 bulan. Mulai usia 6 bulan, bayi mendapatkan makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai kebutuhan tumbuh kembangnya. Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus. Pada tahun 2008 jumlah bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif sebanyak bayi, tahun 2009 sebanyak bayi, tahun 2010 sebanyak bayi, tahun 2011 sebanyak bayi, tahun 2012 sebanyak bayi, dan tahun 2013 sebanyak bayi. Terjadi peningkatan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif setiap tahunnya. Gambaran pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Siak dari tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 4.30 berikut ini. Gambar 4.30 Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Siak Tahun , ,61 48, Siak Riau Nasional Cakupan tertinggi pemberian ASI Ekslusif tahun 2013 adalah Puskesmas Sabak Auh (101,59%), kemudian Puskesmas Kerinci Kanan (92,79%) dan Puskesmas Bunga Raya (92,73%). Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

75 Gambar 4.31 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif menurut Puskesmas di Kabupaten Siak Tahun 2013 Cakupan pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye terkait pentingnya pemberian ASI bagi bayi. E. STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, terdapat 4 (empat) jenis pelayanan dengan 18 indikator. Hasil capaian kinerja SPM Kabupaten Siak tahun 2013 menunjukkan bahwa dari 18 indikator SPM yang ditetapkan, ada 3 (tiga) target Nasional yang belum tercapai yaitu Cakupan pelayanan anak Balita dan Cakupan Desa UCI. Khusus untuk indikator cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit hanya 2 (dua) sub indikator yang mencapai target sedangkan 2 (dua) sub indikator lain belum mencapai target. Realisasi pencapaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal tahun 2013 Kabupaten Siak selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

76 Tabel 4.1 Indikator Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten Siak Tahun 2013 Indikator Realisasi Kab. Siak Target Nasional A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR : 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K % 95,07% 95% 2. Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani 89,11% 90,13% 80% 3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 94,27% 90,26% 90% kesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan 4. Cakupan pelayanan nifas 87,56% 90,26% 90% 5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yg 67,48% 93,86% 80% ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 99,73% 102,29% 90% 7. Cakupan desa/kelurahan Universal ChiId 91,47% 86,26% 100% Immunization 8. Cakupan pelayanan anak balita 65,54% 73,38% 90% 9. Cakupan pemberian MP-ASI pd anak usia % 100% bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan 100% 100% 100% setingkat 12. Cakupan peserta KB Aktif 56,28% 71,92% 70% 13. Cakupan penemuan & penanganan penderita penyakit : a. AFP Rate per penduduk <15 th 0 2,03 >2 b. Penemuan dan penanganan penderita pnemonia 44,70% 47,33% 100% Balita c. Penemuan dan pengobatan pasien baru BTA (+) 29,17% 36,51% 100% d. Penderita DBD yg ditangani 100% 100% 100% e. Penemuan penderita diare 74,64% 134,76% 100% 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat 100% 100% 100% miskin B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN: 15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100% 100% 100% masyarakat miskin 16. Cakupan pelayanan Gawat darurat level 1 yang 100% 100% 100% harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/kota C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB 17. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang 100% 100% 100% dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18. Cakupan desa siaga aktif 89,15% 89,31% 80% Profil Kesehatan Kab. Siak,

77 BAB V. SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN 1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas memiliki fungsi sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan. Pada tahun 2013 jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang ada di Kabupaten Siak terdiri dari Puskesmas sebanyak 15 unit yang terdiri dari 7 unit Puskesmas Perawatan dan 8 unit Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu sebanyak 75 unit, Polindes sebanyak 60 unit dan Poskesdes sebanyak 48 unit. Semua Kecamatan di Kabupaten Siak sudah memiliki 1 unit Puskesmas dan khusus di Kecamatan Tualang memiliki 2 unit Puskesmas. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Siak, pada tahun 2012 melalui dana APBD Propinsi Riau telah dibangun gedung baru Puskesmas Siak. Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Siak juga telah membangun gedung baru Puskesmas Perawang dan Puskesmas Bunga Raya. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama yang tinggal di pedesaan, Pemerintah Kabupaten Siak pada tahun 2013 juga telah membangun 3 (tiga) unit Puskesmas Pembantu dan merehab 3 (tiga) unit gedung Puskesmas Pembantu yang rusak. Profil Kesehatan Kab. Siak,

78 Tabel 5.1 Rasio Puskesmas, Pustu, Polindes/Poskesdes per satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun NO FASILITAS JUMLAH/TAHUN KESEHATAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Puskesmas Pustu Polindes/Poskesdes Jumlah Penduduk Rasio Puskesmas per satuan penduduk 7. Rasio Pustu per satuan penduduk 8. Rasio Polindes/ Poskesdes per satuan penduduk 1 : : : : : : : : : : : : : : : : : : Tabel 5.2 Rasio Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan di Desa/Kelurahan Per satuan Penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013 Jumlah Penduduk Jumlah Desa/Kel PUSKESMAS Fasilitas Kesehatan di Desa/Kelurahan No Kecamatan Jumlah Rasio Jumlah Rasio (1) (2) (3) (4 (5) (6) (7) (8) 1 Siak : Sungai Apit : Minas : Tualang : Sungai Mandau : Dayun : Kerinci Kanan : Bunga Raya : Koto Gasib : Kandis : Lubuk Dalam : Sabak Auh : Mempura : Pusako : Jumlah : Dari Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa hampir semua Kecamatan dan Desa/kelurahan di Kabupaten Siak sudah memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar, kecuali Kecamatan Sabak Auh karena jarak Puskesmas dengan 2 desa yang tidak memiliki sarana pelayanan kesehatan tersebut berdekatan yaitu Desa Bandar Profil Kesehatan Kab. Siak,

79 Pedada dan Desa Sabak Permai. Akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di dua desa tersebut langsung ke Puskesmas Sabak Auh. 2. Rumah Sakit Jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Siak hanya 1 (satu) unit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak. RSUD Siak merupakan rumah sakit Type C dan menjadi rumah sakit rujukan pertama di Kabupaten Siak. 3. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu aktif adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat <50%. Jumlah Posyandu aktif merupakan penjumlahan antara Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 384 unit, terdiri dari 10 unit Posyandu Pratama, 214 unit Posyandu Madya, 144 unit Posyandu Purnama dan 30 unit Posyandu Mandiri. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jumlah Posyandu Aktif sebanyak 144 unit Posyandu. Persentase Posyandu menurut strata tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini. Gambar 5.1 Persentase Posyandu menurut Strata di Kabupaten Siak Tahun 2013 Profil Kesehatan Kab. Siak,

80 Rasio Posyandu per satuan Balita di Kabupaten Siak tahun 2013 adalah 1 : 133 Balita, berarti 1 Posyandu melayani 133 Balita. Tabel 5.3 Rasio Posyandu per Satuan Balita di Kabupaten Siak Tahun NO URAIAN TAHUN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Jumlah Posyandu Jumlah Balita Rasio per satuan Balita 1 : 95 1 : 98 1 : : : 133 Dari Tabel 5.4 terlihat adanya penambahan jumlah Posyandu baru pada tahun 2013 sebanyak 17 Posyandu. Tabel 5.4 Rasio Posyandu per Satuan Balita menurut Kecamatan di Kabupaten Siak Tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Posyandu Jumlah balita Rasio 1 Siak : Sungai Apit : 76 3 Minas : Tualang : Sungai Mandau : 42 6 Dayun : Kerinci Kanan : Bunga Raya : Koto Gasib : Kandis : Lubuk Dalam : Sabak Auh : Mempura : Pusako : 70 Jumlah : Desa Siaga Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman kesehatan (termasuk bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri dalam rangka Profil Kesehatan Kab. Siak,

81 mewujudkan desa sehat (Kepmenkes No. 564/MENKES/SK/VIII/2006). Tujuan Desa Siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Desa siaga aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Desa siaga aktif memiliki 4 (empat) tingkatan yaitu: 1) Desa siaga aktif Purnama; 2) Desa siaga aktif Madya; 3) Desa siaga aktif Purnama; dan 4) Desa siaga aktif Mandiri. Jumlah desa siaga aktif di Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak 117 desa/kelurahan atau 89,31% dari 131 desa/kelurahan yang ada. Target SPM cakupan desa siaga aktif tahun 2013 sebesar 85% sudah tercapai. Terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun Gambaran cakupan Desa Siaga Aktif selengkapnya disajikan pada Gambar 5.2 berikut ini. Gambar 5.2 Cakupan Desa Siaga Aktif di Kabupaten Siak Tahun ,03 72,57 65,08 73, ,79 89, B. TENAGA KESEHATAN Jumlah tenaga Kesehatan di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Siak tahun 2013 sebanyak orang yang tersebar di RSUD Siak dan 15 Puskesmas, dengan rincian sebagai berikut: Profil Kesehatan Kab. Siak,

82 No Tabel 5.5 Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Tenaga Kesehatan per penduduk di Kabupaten Siak Tahun 2013 Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Rasio per penduduk Target per penduduk** 1 Dokter Spesialis 8 1, Dokter Umum 59 12, Dokter Gigi 21 4, Perawat , Bidan , Tenaga Gizi 27 5, Tenaga Kefarmasian 75 15, Tenaga Sanitasi 43 9, Tenaga Kesmas 33 6, Teknisi Medis 6 1,27 9 ** Target Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa rasio tenaga kesehatan di Kabupaten Siak masih belum memenuhi target dari Kementerian Kesehatan. Pada tahun Dokter Spesialis yang ada di Kabupaten Siak sebanyak 8 orang dengan rasio 2 per penduduk. Target Kementerian Kesehatan sebesar 12 per penduduk masih belum tercapai. Hampir semua jenis tenaga kesehatan masih di bawah target Kementerian Kesehatan. Rincian tenaga kesehatan menurut Puskesmas dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini. Tabel 5.6 Jumlah Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja di Kabupaten Siak Tahun 2013 N Dr. dr drg prwt Bi Gi Far Sani Kes Teknisi Unit Kerja o Sp dan zi masi tasi mas Medis 1 RSUD Siak Pkm. Siak Pkm. Sungai Apit Pkm. Minas Pkm. Perawang Pkm. Tualang Pkm. Sungai Mandau Pkm. Dayun Pkm. Kerinci Kanan Pkm. Bunga Raya Pkm. Koto Gasib Pkm. Kandis Pkm. Lubuk Dalam Pkm. Sabak Auh Pkm. Mempura Pkm. Pusako Profil Kesehatan Kab. Siak,

83 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Alokasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Siak bersumber dana APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp ,00 yang terdiri dari alokasi Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,00 atau 42,58% dari total alokasi anggaran dan Belanja Langsung sebesar Rp ,00 atau 57,42% dari total alokasi anggaran. Alokasi anggaran dari APBN tahun 2013 sebesar Rp ,00 yang terdiri dari dana Askeskin (Jamkesmas) sebesar Rp ,00, dana Jampersal sebesar Rp ,00, dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp ,00 dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp ,00. Alokasi anggaran Dinas Kesehatan bersumber dari APBD Kab. Siak dan APBN Tahun dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut ini. Tabel 5.7 Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun Anggaran Sumber Anggaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 APBD Kab. Siak Belanja Langsung Belanja Tidak langsung APBN Dana Alokasi Khusus (DAK) Askeskin Bantuan Operasional Kesehatan Jamkesmas Jampersal Dana Tugas Pembantuan TOTAL Anggaran Kesehatan per Kapita , , ,33 Dari Tabel 5.7 di atas dapat dilihat adanya peningkatan anggaran kesehatan per kapita dari Rp ,51 tahun 2011 menjadi Rp ,33 pada tahun Peningkatan anggaran cukup besar dari APBD Kabupaten Siak. Profil Kesehatan Kab. Siak,

84 Realisasi anggaran Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp ,00 atau 88,13% dari total anggaran, yang terdiri dari Realisasi Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,00 atau 85,58% dari total Belanja Tidak Langsung dan realisasi Belanja Langsung sebesar Rp ,00 atau 90,02% dari total Belanja Langsung. Alokasi dan realisasi anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Siak bersumber dana APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran 2006 s/d 2011 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini. Gambar 5.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran (dalam jutaan rupiah) Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran Alokasi Realisasi Beberapa alasan terkait realisasi keuangan yang masih rendah antara lain: 1. Efisiensi anggaran yang berasal dari sisa anggaran hasil lelang/penunjukan langsung pada belanja barang dan jasa serta belanja modal. 2. Efisiensi belanja operasional Puskesmas. 3. Efisiensi belanja Perjalanan dinas. 4. Sisa anggaran pada kegiatan Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat (Jamkesda). Persentase anggaran Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak sejak tahun 2008 tahun terus meningkat dari 2,44% tahun 2008 menjadi 5,35% tahun Adapun persentase alokasi anggaran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung periode Tahun Anggaran Profil Kesehatan Kab. Siak,

85 dari dana APBD Kabupaten Siak dapat dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini. Gambar 5.4 Persentase Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan (Belanja Langsung dan Belanja tidak Langsung) dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran , ,13 2,76 2,44 2,76 3,46 3,75 4, Kalau dilihat dari Gambar 5.7 di atas, proporsi belanja kesehatan berupa Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan dari tahun 2004 s/d 2013 berkisar antara 2,44% s/d 5,35% dari total APBD Kabupaten Siak. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 171 mengamanatkan besarnya anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal 5% dari APBN di luar gaji dan minimal 10% dari APBD Propinsi dan APBD Kabupaten di luar gaji dan 2/3 dari anggaran tersebut diprioritas untuk kepentingan pelayanan publik. Alokasi Anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dari APBD Kabupaten Siak sejak tahun 2011 sampai tahun 2013 terus meningkat dari Rp ,- tahun 2011 menjadi Rp ,- pada tahun Hal ini menunjukkan tingginya komitmen Pemerintah Kabupaten Siak dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Siak. Trend peningkatan alokasi anggaran belanja langsung dapat dilihat pada Gambar 5.5 berikut ini. Profil Kesehatan Kab. Siak,

86 Gambar 5.5 Alokasi Anggaran Belanja Langsung (dalam jutaan rupiah) Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran Persentase Belanja Langsung Dinas Kesehatan pada Tahun Anggaran 2013 hanya 3,07% dari total APBD Kabupaten Siak. Kalau ditambahkan dengan alokasi Belanja Langsung RSUD Siak maka alokasi Belanja Langsung untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Kabupaten Siak lebih kurang 4,12% dari total APBD Kabupaten Siak. Angka ini masih jauh dari amanat UU RI Nomor 36 Tahun Gambaran persentase anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehatan Kabupaten Siak Tahun Anggaran dapat dilihat pada Gambar 5.6 berikut ini. 5 Gambar 5.6 Persentase Alokasi Anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehatan dari APBD Kabupaten Siak Tahun Anggaran , ,81 1,8 1,32 1,4 1,45 1,17 2, Profil Kesehatan Kab. Siak,

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2014 BAB 1 PENDAHULUAN Data dan informasi yang berkualitas adalah landasan pengambilan keputusan dalam Pembangunan Kesehatan. Di samping itu, sesuai amanat Undang-Undang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi dan edukasi

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu terciptanya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010

PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010 PROFIL KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2010 Dinas Kesehatan Provinsi Riau Jl. Cut Nyak Dien III Pekanbaru Telp. (0761) 47968-23810, Fax. (0761) 47968 TIM PENYUSUN Pengarah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 06 TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Meningkatkan Meningkatkan Upaya Upaya Kesehatan Kesehatan Masyarakat melalui program melalui Program Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PESAWARAN 2013 Puji syukur kami

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci