DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi. iii

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xi. iii"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL xi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penyusunan Profil C. Sistematika Penyajian GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografi... B. Keadaan Penduduk Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Sex Rasio (Rasio Jenis Kelamin) Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur Angka Harapan Hidup C. Keadaan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Angka Beban tanggungan D. Keadaan Pendidikan E. Keadaan Sosial Budaya SITUASI DERAJAT KESEHATAN... A. Angka Kematian Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup Angka Kamatian Bayi per Kelahiran Hidup Angka Kamatian Balita per Kelahiran Hidup... B. Angka Kesakitan Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit AFP Acute Flaccid Paralysis per Penduduk < 15 Tahun (MDGs) Tuberkulosis (TBC) Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 iii

3 BAB IV a. Prevalensi Tuberkulosis (MDG) b. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA c. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Persentase HIV/AIDS Ditangani Jumlah Penyakit Infeksi Menular Seksual Darah Donor Deskrining terhadap HIV/AIDS Kasus Diare Ditangani Prevalensi Kusta Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Demam Berdarah Dengue (DBD)... a. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per Penduduk... b. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD). 11. Malaria Penyakit Tidak Menular a. Neoplasma b. Diabetes Militus c. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah ) Angina Pektoris ) Stroke ) Dekompensasio Kordis ) Hipertensi ) AMI... d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis e. Asma Bronkial C. Status Gizi Persentase Berat Bayi Lahir Rendah Persentase Balita dengan Gizi Kurang Persentase Balita dengan Gizi Buruk SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 iv

4 5. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani. 8. Pemberian Vitamin A a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi... b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita... c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Pelayanan Keluarga Berencana a. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi b. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi c. Persentase Peserta KB Baru d. Persentase Peserta KB Aktif Cakupan Kunjungan Neonatus Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Imunisasi Bayi Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Pelayanan Anak Balita a. Jumlah Balita Ditimbang b. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan... c. Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 24 Bulan Keluarga Miskin Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD/Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut... a. Rasio tambal/cabut Gigi Tetap... b. Murid SD/Setingkat yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut... c. Murid SD/Setingkat yang Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 v

5 BAB V 24. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan... B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.. 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Cakupan Kunjungan Rawat jalan di sarana Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit... a. Angka Kematian Umum Pasien di Rumah Sakit/GDR (Gross Death Rate)... b. Angka Kematian yang Dirawat 48 Jam /NDR (Net Death Rate) Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit... a. Pemakaian Tempat Tidur / Bed Occupancy Rate (BOR) b. Rata rata Lama Rawat Seorang Pasien / Length of Stay (LOS) c. Rata rata Hari Tempat Tidur Ditempati / Turn of Interval (TOI) C. Perilaku Hidup Masyarakat Persentase Rumah tangga ber-phbs... D. Keadaan Lingkungan Persentase Rumah Sehat Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Persentase Tempat Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya.. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN... A. Sarana Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 vi

6 BAB VI 1. Puskesmas Rumah Sakit Jumlah sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan / Pengelola Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat Posyandu Menurut Strata... a. Posyandu Purnama... b. Posyandu Mandiri B. Tenaga Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Kebidanan di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Sarana Kesehatan 8. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan... C. Pembiayaan Kesehatan Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota... KESIMPULAN A. Derajat Kesehatan Angka Kematian Angka Kesakitan Status Gizi Masyarakat B. Upaya Kesehatan Pelayanan Kesehatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Perilaku Hidup Masyarakat Keadaan Lingkungan... C. Sumber Daya Kesehatan Sarana Kesehatan Tenaga Kesehatan Anggaran Kesehatan LAMPIRAN (tabel profil) Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 vii

7 Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 viii

8 KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 telah dapat diterbitkan. Profil Kesehatan ini merupakan sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan pencapaian target indikator millennium development goals bidang kesehatan. Profil kesehatan ini berisi data/ informasi yang cukup lengkap, meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan dan disusun dengan menggunakan format baru yang menyajikan data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin (responsife gender). Buku Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan data dan informasi tahun 2013 yang bersumber dari sektor pemerintah maupun swasta, lintas sektoral yang terkait dengan bidang kesehatan, lintas program di t`ingkat kota maupun rangkuman data dari berbagai fasilitas kesehatan di Kota Magelang. Sehingga diharapkan data dan informasi yang ada pada buku ini bisa dijadikan sebagai masukan untuk menyusun program-program kesehatan yang akan datang. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif menyumbangkan usulan, pikiran, dan tenaganya dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan Kota Magelang ini, kami sampaikan terima kasih. Semoga Buku Profil Kesehatan ini dapat bermanfaat. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna penyempurnaan penyusunan Buku Profil Kesehatan yang akan datang. Magelang, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr. Pantja Kuntjoro, M.Kes, MMR, M.Eng Pembina Utama Muda NIP Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 ii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 4.1 Piramida Penduduk Kota Magelang Tahun Angka Kematian Ibu di Kota Magelang Tahun Angka Kematian Bayi di Kota Magelang Tahun Angka Kematian Balita di Kota Magelang Tahun Jumlah Kasus TB dan CDR TB di Kota Magelang Tahun Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Persentase Penemuan Kasus Diare di Kota Magelang Tahun Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan DBD di Kota Magelang Tahun Angka Kematian DBD di Kota Magelang Tahun Prevalensi Penyakit Kanker di Kota Magelang Tahun Prevalensi Penyakit Diabetes Millitus di Kota Magelang Tahun Prevalensi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Kota Magelang Tahun Prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronis di Kota Magelang Tahun Prevalensi Asma Bronkial di Kota Magelang Tahun Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Magelang Tahun Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Kota Magelang Tahun Cakupan K1 dan K4 di Kota Magelang Tahun Halaman Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 viii

10 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Magelang Tahun Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Magelang tahun Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe di Kota Magelang Tahun Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus dengan Komplikasi Ditangani di Kota Magelang Tahun Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas di Kota Magelang Tahun Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kota Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Magelang Tahun Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Magelang Tahun Cakupan Imunisasi Bayi di Kota Magelang Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kota Magelang Tahun Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Tahun Persentase Murid SD/Setingkat yang Mendapat Pemeriksaan dan Perawatan Gigi dan Mulut di Kota Magelang Tahun Cakupan Rawat jalan, Inap, dan Jiwa di Kota Magelang Tahun Cakupan GDR dan NDR di Kota Magelang tahun Angka BOR, LOS, TOI di Rumah Sakit di Kota Magelang Tahun Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Magelang Tahun Persentase Rumah Sehat dan Rumah Bebas Jentik di Kota Magelang Tahun Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan di Kota Magelang Tahun Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan di Kota Magelang Tahun Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 ix

11 Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Gambar 5.3 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana sanitasi Dasar di Kota Magelang Tahun Persentase TUPM Sehat di Kota Magelang Tahun Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Kebidanan di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Kota Magelang Tahun Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Kota Magelang Tahun Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 x

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Kelompok Usia Produktif Kota Magelang Tahun Jumlah Penduduk Kota Magelang Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun Banyaknya Sarana Pendidikan di Kota Magelang Berdasarkan Kecamatan Tahun Banyaknya Sarana Kesehatan di Kota Magelang Berdasarkan Kecamatan Tahun Jumlah Rumah Sakit di Kota Magelang Tahun Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola di Kota Magelang Tahun Halaman Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2013 xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2015 serta dengan mempertimbangkan masalah kesehatan dan kecenderungannya ke depan, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kota Magelang, yaitu Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang dibangun, dilaksanakan dan dikembangkan secara Profesional, Mandiri dan Berkeadilan. Visi tersebut ditetapkan dengan pertimbangan bahwa sektor kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi Kota Magelang dalam menjalankan misinya. Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak pelaku di lembaga pemerintah, masyarakat dan kelompok swasta. Segala upaya dan hasil pembangunan kesehatan di Kota Magelang perlu dicatat, didokumentasikan, dan dikelola dengan baik menjadi suatu sistem informasi kesehatan. Dengan Sistem Informasi Kesehatan yang baik, lengkap, akurat dan tepat waktu akan data dan informasinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu produk dari sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan disajikan dalam bentuk yang sederhana tetapi informatif. Sebagai buku statistik profil kesehatan berguna untuk memonitor kemajuan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun. Profil kesehatan disusun melalui dua tahap yaitu tahap pengumpulan data yang berperan sebagai lampiran-lampiran dan tahap kedua berupa penulisan narasi serta finalisasi. Profil kesehatan merupakan buku statistik kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat disuatu wilayah. Profil kesehatan ini berisi data atau informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, sumber daya kesehatan dan upaya kesehatan serta cara pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Magelang. Oleh karena itu profil kesehatan dapat digunakan sebagai Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

14 alat untuk mengevaluasi pembangunan kesehatan yang ada di Kota Magelang dari tahun ke tahun serta berfungsi sebagai alat untuk acuan dalam penentuan kebijakan. Pengumpulan data untuk penyusunan Profil Kesehatan di Kota Magelang dilakukan secara aktif dan pasif. Secara aktif dengan cara petugas pengelola data di Dinas Kesehatan berupaya aktif ke saranasarana kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta. Secara pasif, petugas pengolah data di Dinas Kesehatan menunggu laporan yang berasal dari sarana sarana kesehatan baik pemerintah maupun swasta serta merangkum hasil evaluasi kinerja Puskesmas. B. TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL Tujuan umum dari penyusunan Profil Kesehatan ini adalah untuk memberikan gambaran pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Kota Magelang. Adapun tujuan khusus dari penyusunan buku Profil Kesehatan ini adalah: 1. Sebagai laporan hasil pencapaian pembangunan kesehatan Kota Magelang tahun Menyajikan informasi tentang Derajat Kesehatan Kota Magelang tahun 2013 yang terdiri dari Angka Kematian, Angka Kesakitan, dan Satus Gizi Masyarakat. 3. Menampilkan data upaya kesehatan yang telah dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. 4. Menampilkan data sumber daya kesehatan yang dimiliki Kota Magelang yang meliputi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan. C. SISTEMATIKA PENYAJIAN Agar Profil Kesehatan Kota Magelang bisa lebih informatif, maka profil ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan berserta sistematika penyajiannya. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

15 BAB 2: GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Magelang dengan uraian letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya. Bab ini juga mengulas faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. BAB 3: SITUASI DERAJAT KESEHATAN Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yang terdiri dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat. BAB 4: SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar dan perbaikan gizi masyarakat. BAB 5: SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sumber daya kesehatan meliputi sumber daya manusia, sarana kesehatan yang dipunyai dan sumber pembiayaan pembangunan kesehatan. BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut, selain mengemukakan tentang keberhasilan bab ini juga memuat hal-hal yang dianggap masih kurang dalam pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

16 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFI Kota Magelang merupakan kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis karena berada dipersimpangan jalur lalu lintas utama Semarang - Yogyakarta dan Semarang - Purwokerto. Kota Magelang terletak di tengah tengah wilayah Kabupaten Magelang dengan batas sebelah barat Kecamatan Bandongan dengan sungai progo, sebelah timur Kecamatan Tegalrejo dengan sungai ello, sebelah utara Kecamatan Secang, dan di sebelah selatan dengan Kecamatan Mertoyudan. Letaknya antara Lintang Selatan dan Bujur Timur, dan tepat berada di tengah tengah Pulau Jawa. Posisi Kota Magelang berada 75 km disebelah selatan Semarang dan 43 km disebelah utara Yogyakarta. Luas wilayah Kota Magelang sebesar 18,12 Km 2 (1.812 Ha) atau sekitar 0,06% dari keseluruhan luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif terbagi menjadi 3 Kecamatan dengan 17 Kelurahan, yaitu Kecamatan Magelang Utara dengan 5 kelurahan dan luas wilayah 6,128 Km 2, Kecamatan Magelang Tengah dengan 6 kelurahan dan luas wilayah 5,104 Km 2, dan Kecamatan Magelang Selatan yang terbagi menjadi 6 kelurahan dengan luas wilayah 6,888 Km 2. Wilayah kelurahan dengan luas terbesar adalah Kelurahan Jurangombo Selatan dengan 226 Ha (12,49%) dan wilayah terkecil adalah Kelurahan Panjang dengan luas 35 Ha (1,9%) Dilihat dari topografinya Kota Magelang berada pada ketinggian 380 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan iklim berhawa sejuk, dengan suhu minimal berkisar antara 16 C 17 C dan maksimal 32 C 33 C, dengan kelembaban sekitar 88,8 %. B. KEADAAN PENDUDUK Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

17 1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data yang diterima dari Badan Pusat Statistik Kota Magelang, pada tahun 2013 jumlah penduduk di Kota Magelang adalah jiwa. Dengan luas wilayah sebesar 18,12 km 2 rata rata kepadatan penduduk di Kota Magelang berkisar antara jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ). Wilayah dengan kepadatan penduduk terbesar di Kota Magelang adalah Kelurahan Rejowinangun Selatan, dengan tingkat kepadatan penduduk jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ), sedang wilayah terlapang adalah Kelurahan Jurangombo Selatan dengan tingkat kepadatan jiwa untuk setiap kilometer persegi (km 2 ). Jumlah Rumah Tangga yang tercatat di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak rumah tangga (RT). Dengan jumlah penduduk jiwa, maka rata rata jumlah anggota rumah tangga di Kota Magelang adalah 3 jiwa untuk setiap rumah tangga. 2. Sex Ratio ( Rasio Jenis Kelamin) Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perbandingan jenis kelamin, yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Magelang, pada tahun 2013 jumlah penduduk laki-laki di Kota Magelang sebanyak jiwa (49,39 %) dan jumlah penduduk perempuan di Kota Magelang sejumlah jiwa (50,61 %). Sehingga didapat rasio jenis kelamin sebesar 97,59 per 100 penduduk perempuan. Dengan demikian pada tahun 2013 di Kota Magelang untuk setiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 97 atau 98 penduduk laki laki. Gambar 2.1 Piramida Penduduk Kota Magelang Tahun 2013 Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

18 Sumber : BPS Kota Magelang 3. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur Struktur penduduk Kota Magelang menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki di Kota Magelang memiliki proporsi terbesar berada pada kelompok umur tahun dengan proporsi 4,42%, demikian juga penduduk perempuan memiliki proporsi terbesar pada kelompok umur tahun dengan 4,48%. Perbandingan komposisi proporsional penduduk Kota Magelang menurut usia produktif tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Kelompok Usia ( Tahun ) Tabel 2.1 Kelompok Usia Produktif Kota Magelang Tahun 2013 Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Total keatas Sumber : BPS Kota Magelang 4. Angka Harapan Hidup Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

19 Hasil penghitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Magelang pada tahun 2012 menunjukan bahwa Angka Harapan Hidup di Kota Magelang tahun 2012 adalah 70,34 tahun, meningkat dibanding tahun 2011 yang sebesar 70,28 tahun maupun tahun 2010 dengan angka harapan hidup sebesar 70,17 tahun. C. KEADAAN EKONOMI 1. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) baik berdasarkan harga berlaku maupun harga constant. PDRB Kota Magelang menurut Profil Daerah Kota Magelang Tahun 2012 adalah sebagai berikut: 1. PDRB menurut harga berlaku = Rp PDRB harga konstant = Rp PDRB per kapita menurut harga berlaku = Rp Dari data diatas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan menurut harga berlaku mencapai 10,46 %, laju pertumbuhan menurut harga konstant sebesar 5,48 %, dan untuk laju pertumbuhan per kápita menurut harga berlaku 8,21 %. 2. Angka Beban Tanggungan Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, maka untuk Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 43,53 yang berarti untuk setiap 100 penduduk Kota Magelang usia produktif (usia tahun) menanggung sekitar 43 sampai 44 penduduk usia belum produktif (0 14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas). Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 43,54 maupun angka beban tanggungan tahun 2011 yang sebesar 43,76. D. KEADAAN PENDIDIKAN Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

20 Penduduk Kota Magelang tahun 2013 bila dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkan berdasarkan data BPS tahun 2012 paling banyak ádalah SLTA/MA sebanyak jiwa sedangkan yang paling sedikit ádalah lulusan dari pendidikan Akademi/Diploma sejumlah jiwa. Selain pendidikan tertinggi dan terendah yang ditamatkan di Kota Magelang pada tahun 2013 masih ada penduduk yang tidak/belum tamat SD sebanyak penduduk. Kota Magelang Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Magelang Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tahun 2013 Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan PT/Akademi SLTA SLTP SD Tdk/blm Tamat SD Jumlah Sumber : BPS Kota Magelang (2012) E. KEADAAN SOSIAL BUDAYA Gambaran sosial budaya dapat dilihat diantaranya dari sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana tempat Ibadah yang ada di Kota Magelang. Sarana pendidikan yang ada di Kota Magelang tersebar diseluruh wilayah Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.3 Banyaknya Sarana Pendidikan di Kota Magelang Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan PT/ SLTA SMK SLTP SD TK SLB Akademi Magelang Utara Magelang Tengah Magelang Selatan Jumlah Sumber : Profil Daerah Kota Magelang Tahun 2012 Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

21 Salah satu peran pemerintah dalam pembangunan kesehatan ádalah menyediakan sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Adapun sarana kesehatan yang ada di Kota Magelang pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.4 Banyaknya Sarana Kesehatan di Kota Magelang Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus lainnya BKPM Puskes mas Puskes mas pembantu Magelang Utara Magelang Tengah Magelang Selatan Jumlah Selain sarana pendidikan dan sarana kesehatan, tersedia pula sarana tempat ibadah, tempat ibadah di Kota Magelang pada tahun 2012 mencapai 399 buah terdiri dari masjid sebanyak 153 buah (38,35%), musholla sebanyak 224 buah (56,14%), gereja kristen sebanyak 16 buah (4,01%), gereja katolik sebanyak 2 buah (0,5%), dan Vihara sebanyak 2 buah (0,5%) serta sarana ibadah lainnya 2 buah (0,5%). Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

22 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator indikator yang digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat tercermin pada kondisi Angka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Status Gizi Masyarakat. Angka Kematian terdiri dari Angka Kematian Ibu Maternal (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka Kesakitan terdiri dari Angka Kesakitan Penyakit Menular dan Angka Kesakitan Penyakit Tidak Menular sedangkan Status Gizi Masyarakat diwakili kondisi kesehatan bayi dan balita. Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga di pengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. A. ANGKA KEMATIAN Angka Kematian (mortalitas) merupakan jumlah kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini adalah AKI, AKB dan AKABA. 1. Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup Angka Kematian Ibu (AKI) / Maternal Mortality Rate (MMR) yaitu jumlah kematian ibu maternal / wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per Kelahiran Hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKI. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

23 AKI mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi, keadaan social ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Terdapat 1 (satu) kasus kematian ibu maternal pada tahun 2013 di Kota Magelang, dimana kasus yang terjadi merupakan kasus kematian ibu nifas, dan terjadi di wilayah Puskesmas Kerkopan. Dari 1 kasus kematian ibu ini diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2013 sebesar 55,62 per Kelahiran Hidup (KH). Jumlah kematian ibu maternal tahun 2013 lebih rendah dari tahun 2012 dengan 3 kasus dan AKI sebesar 159,57 per KH, sedangkan untuk tahun 2011 hanya 1 kasus yang terjadi dengan AKI sebesar 53,05 per KH. Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 2. Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi (anak usia 0 - < 1 tahun) dalam 1 tahun per Kelahiran Hidup (KH). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan factor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosila ekonomi. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

24 Kasus kematian bayi yang terjadi di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 27 kasus, dengan 19 kasus kematian neonatus dan 8 kasus kematian bayi umur 29 hayi 11 bulan dengan Angka Kematian Bayi / AKB sebesar 15,02 per KH. AKB tahun 2013 lebih rendah dibanding AKB tahun 2012 dengan 16,49 per KH dengan 31 kasus. Tetapi masih lebih tinggi dari AKB tahun 2011 yang sebesar 8,49 per KH dengan 16 kasus kematian bayi. Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 3. Angka Kematian Balita per Kelahiran Hidup Angka Kematian Balita / AKABA (Crude Mortality Rate /CMR) yaitu jumlah kematian balita usia dibawah 5 tahun (0 59 bulan) per Kelahiran Hidup (KH). AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan balita, tingkat pelayanan KIA/Posyandu, tingkat keberhasilan program KIA/Posyandu dan kondisi sanitasi lingkungan. Di Kota Magelang pada tahun 2013 terdapat 32 kasus kematian balita, yang terjadi di wilayah Puskesmas Magelang Utara sebanyak 15 kasus, Puskesmas Magelang Tengah 7 kasus, Puskesmas Kerkopan 1 kasus, Puskesmas Magelang Selatan 7 kasus, dan Puskesmas Jurangombo dengan 2 kasus, dengan Angka Kematian Balita / AKABA tahun 2013 sebesar 17,80 per KH. AKABA tahun 2013 lebih tinggi bila dibandingkan AKABA tahun 2012 yang sebesar 17,55 per KH dengan 33 kasus, maupun dari tahun 2011 dengan 18 kasus dengan AKABA sebesar 9,55 per KH. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

25 Gambar 3.3 Angka Kematian Balita di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan B. ANGKA KESAKITAN Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. 1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit AFP Acute Flaccid Paralysis per Penduduk < 15 tahun AFP adalah kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Kelumpuhan pada anak berusia < 15 tahun yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. Kasus AFP di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 2 kasus yang terjadi di wilayah Puskesmas Kerkopan dengan cakupan sebesar 7,25 per penduduk < 15 tahun. Menurun dari jumlah kasus tahun 2012 sebanyak 3 kasus dengan cakupan sebesar 10,94 per penduduk < 15 tahun. Sedangkan kasus AFP tahun 2011 sebanyak 1 kasus dengan cakupan sebesar 3,36 per penduduk < 15 tahun. 2. Tuberkulosis ( TB) Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri penyebab penyakit tuberkulosis paru mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam, oleh karena itu disebut juga sebagai Basil Tahan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

26 Asam (BTA). Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Dengan angka insiden rate (IR) penderita baru BTA+ sebesar 107/ penduduk, maka perkiraan banyaknya penderita baru BTA+ di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 128 penderita. a. Prevalensi Tuberkulosis (MDGs) Prevalensi Tuberkulosis merupakan banyaknya kasus TB yang ada (baik kasus baru maupun lama) per penduduk. Prevalensi TB tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 394,18 per penduduk. b. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Kasus baru TB Paru BTA+ merupakan pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis) harian. Indikator yang digunakan dalam pengendalian TB salah satunya adalah Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ / Case Detection Rate (CDR), yaitu persentase jumlah penderita baru BTA+ yang ditemukan dan diobati melalui directly observed treatment short course (DOTS) terhadap jumlah pasien baru BTA+ yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Penemuan penderita baru BTA+ di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 100 penderita sehingga didapat Angka penemuan kasus TB baru BTA+ / CDR sebesar 78,05%, lebih rendah dari angka CDR tahun 2012 yang sebesar 96,85%, maupun CDR tahun 2011 yang sebesar 91,59%. Gambar 3.4 Jumlah Kasus TB dan CDR TB di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

27 c. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ Angka Kesembuhan Penderita (AKP) TB Paru BTA+ adalah persentase kasus penderita baru yang tercatat positif terinfeksi tuberkulosis yang berobat sendiri atau berobat melalui strategi DOTS secara lengkap dan selesai. Angka keberhasilan pengobatan dapat secara langsung dipantau serta akurat dalam kontrol pasien yang diobati melalui DOTS. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 27%. 3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur atau akibat kecelakaan (menghirup cairan/bahan kimia). Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak anak usia < 2 tahun, usia lanjut > 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Pneumonia pada balita ditangani merupakan penemuan dan tatalaksana pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau penemuan berat dirujuk ke RS. Persentase penemuan Pneumonia Balita di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 55,32% dengan jumlah kasus sebanyak 518 kasus. Lebih rendah dari persentase penemuan tahun 2012 sebesar 60,53% dengan 569 kasus. Tetapi masih lebih tinggi dari persentase penemuan tahun 2011 yang sebesar 37,61% dengan 381 kasus. Gambar 3.5 Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

28 4. Persentase HIV/AIDS Ditangani HIV / AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Pada tahun 2013 terdapat 15 kasus HIV / AIDS di Kota Magelang, dimana 10 kasus merupakan penyakit HIV dan 5 kasus merupakan penyakir AIDS, dengan jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 3 kasus. Kasus HIV yang terjadi tersebar di empat wilayah puskesmas, dimana 1 kasus terjadi di wilayah Puskesmas Magelang Utara, Puskesmas Magelang Tengah 2 kasus, Puskesmas Kerkopan dengan 2 kasus, dan Puskesmas Magelang selatan 2 kasus. Sedangkan untuk penyakit AIDS ditemukan di wilayah Puskesmas Magelang Utara dengan 1 kasus dan Puskesmas Magelang selatan 4 kasus. Kasus tahun 2013 lebih tinggi dari kasus tahun 2012 dan 2011 dengan 7 kasus penyakit HIV/AIDS. 5. Jumlah Penyakit Infeksi Menular Seksual Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pada tahun 2013 di Kota Magelang tercatat 9 kasus penemuan penyakit IMS. Jumlah ini jauh meningkat dibanding tahun 2012 yang tercatat tidak ada kasus, juga masih lebih tinggi dari temuan tahun 2011 yang sebanyak 7 kasus. Data penemuan tersebut belum menggambarkan kasus sesungguhnya di masyarakat karena biasanya penderita merasa malu untuk berobat karena kasus penyakit tersebut. 6. Darah Donor Diskrining Terhadap HIV/AIDS Darah donor diskrining terhadap HIV/AIDS dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90%. Darah donor positif HIV tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 0,20% dari pendonor dan diperiksa sampel darahnya, meningkat dari tahun 2012 yang sebesar 0,18%, maupun tahun 2011 yang sebesar 0,01%. 7. Kasus Diare Ditangani Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

29 Jumlah kasus Diare di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak kasus dengan persentase sebesar 139,59% dari jumlah perkiraan kasus sebanyak kasus. Bila dilihat dari kondisi pada tiga tahun terakhir kasus diare di Kota Magelang mengalami penurunan dibanding tahun 2012 maupun tahun Dimana pada tahun 2012 tercatat sebanyak kasus dengan persentase sebesar 82,09%, sedangkan pada tahun 2011 terjadi kasus dengan persentase sebesar 73,46% dari jumlah perkiraan kasus. Angka kesakitan (Incident Rate/IR) diare di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 29,87 per penduduk, lebih rendah dari tahun 2012 yang sebesar 34,72 per penduduk, maupun IR tahun 2011 yang sebesar 31,07 per penduduk. Gambar 3.6 Jumlah dan Persentase Penemuan Kasus Diare di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan 8. Prevalensi Kusta Penyakit kusta merupakan penyakit yang pada penderitanya mengalami kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi, penebalan syaraf tepi yang disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan / kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering seta pertumbuhan rambut yang terganggu, serta pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan adanya kuman M. Leprae. Prevalensi kusta di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 0,08 per penduduk, sama dengan prevalensi tahun 2012 sebesar 0,08 per penduduk dan menurun dibanding tahun 2011 yang sebesar 0,16 per penduduk. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

30 9. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Penyakit yang termasuk dalam PD3I (Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) adalah Polio, Campak, Difteri, Tetanus Neonatorum/Non Neonatorum, Pertusis, dan Hepatitis B. Kasus penyakit PD3I yang teecatat di Kota Magelang pada tahun 2012 adalah campak. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali saat anak anak. Kasus campak yang terjadi di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 113 kasus. Dimana 43 kasus terjadi di wilayah Puskesmas Magelang Utara, 17 kasus di wilayah Puskesmas Magelang Tengah, 5 kasus diwilayah Puskesmas Kerkopan, 32 kasus di wilayah Puskesmas Magelang Selatan, dan 16 kasus terjadi di wilayah Puskesmas Jurangombo. Terjadi peningkatan kasus campak dibandingkan tahun 2012 yang sebanyak 80 kasus, maupun tahun 2011 yang sebanyak 99 kasus. Kasus campak pada tahun 2013 lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan dengan jumlah 67 kasus dibanding laki laki yang hanya sebanyak 46 kasus. 10. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Seseorang disebut penderita DBD jika memenuhi sekurang kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium. Kriteria klinis yaitu panas mendadak 2 7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda tanda perdarahan (sekurang kurangnya uji Torniquet positif), pembesaran hati, serta syok. Kriteria laboratorium yaitu trombositopenia (trombosit /µl) dan hematokrit naik > 20%. a. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per Penduduk Pada tahun 2013 di Kota Magelang terdapat 152 kasus DBD sehingga Incident Rate (IR) DBD tahun 2013 sebesar 126,94 per penduduk. Kasus terbanyak terjadi di wilayah Puskesmas Magelang Utara dengan 59 kasus, Puskesmas Magelang tengah 46 kasus, Puskesmas Kerkopan dengan 17 kasus, serta Puskesmas Magelang Selatan dan Puskesmas Jurangombo dengan 15 kasus. Jika dilihat dari tahun sebelumnya Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

31 terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi dimana pada tahun 2012 hanya terjadi 47 kasus dengan IR sebesar 39,53 per penduduk, sedangkan pada tahun 2011 terjadi 41 kasus dengan IR sebesar 31,87 per penduduk. Gambar 3.7 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan DBD di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan b. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) Dari 152 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Kota Magelang pada tahun 2013 tidak terdapat kasus kematian DBD, dengan Angka Kematian DBD / Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0%, sebagaimana CFR tahun 2012 dengan 0%. Sedangkan untuk CFR tahun 2011 sebesar 2,44% dengan 1 kasus kematian DBD. Gambar 3.8 Angka Kematian DBD di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

32 11. Malaria Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium, dan ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian. Malaria klinis merupakan kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) tanpa pemeriksaan sediaan darah, sedangkan malaria posistif adalah kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium. Tidak ada kasus penyakit malaria yang terjadi di Kota Magelang pada tahun 2013 dengan angka kesakitan 0, sama dengan tahun 2012 dengan 0 kasus. Sedangkan angka kesakitan tahun 2011 sebesar 0,01 per penduduk. 12. Penyakit Tidak Menular a. Neoplasma Neoplasma atau kanker adalah tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan abnormal dari sel sel tubuh, yang tumbuh tanpa control dan tujuan yang jelas, mendesak dan merusak jaringan normal. Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 452 kasus yang terdiri Ca. hepar 8 kasus (1,77%), Ca. Serviks 92 kasus (20,35%), Ca. Mamae 349 kasus (77,22%), Ca. Paru 3 kasus (0,66%). Prevalensi kanker di Kota Magelang pada tahun 2013 adalah kanker servik sebesar 0,077%, kanker payudara sebesar 0,291%, kanker hati sebesar 0,007%, dan kanker paru sebesar 0,002%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

33 Gambar 3.9 Prevalensi Penyakit Kanker di Kota Magelang Tahun 2013 Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan b. Diabetes Millitus Diabetes Millitus (DM) atau kencing manis adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan insulin, baik absolute maupun relatif. Absolut artinya pankreas sama sekali tidak bisa menghasilkan insulin sehingga harus mendapatkan insulin dari luar (malalui suntikan) dan relatif artinya pankreas masih bias menghasilkan insulin yang kadarnya berbeda pada setiap orang. (Perkeni 2002) Prevalensi diabetes millitus tergantung insulin (DM tipe I) di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 0,63% dengan jumlah kasus sebanyak 755 kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan prevalensi tahun 2012 yang sebesar 1,77%, tetapi masih lebih tinggi dari tahun 2011 yang sebesar 0,29%. Sedangkan prevalensi diabetes millitus tidak tergantung insulin (DM tipe II) sebesar 5,74% dengan jumlah kasus sebanyak kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan prevalensi tahun 2012 yang sebesar 7,66% maupun dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 6,21%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

34 Gambar 3.10 Prevalensi Penyakit Diabetes Millitus di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan c. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang mengganggu jantung dan sistem pembuluh darah seperti jantung koroner, dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, dan AMI. Jumlah kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di Kota Magelang tahun 2013 adalah angina pektoris sebanyak 958 kasus (3,02%), stroke sebanyak (8,40%), dekompensasio kordis sebanyak kasus (5,19%), hipertensi sebanyak kasus (81,61%), dan penyakit AMI sebanyak 561 kasus (1,83%). 1) Angina Pektoris Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996) Prevalensi Angina Pektoris di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 0,80%, lebih tinggi dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 0,73%, tetapi masih lebih rendah dari prevalensi tahun 2011 sebesar 1,14%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

35 2) Stroke Stroke adalah suatu penyakit menurunnya fungsi syaraf secara akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak, terjadi secara mendadak dan cepat yang menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke dibedakan menjadi stroke hemoragik yaitu adanya pendarahan otak karena pembuluh darah yang pecah dan stroke non hemoragik yaitu lebih karena adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Prevalensi stroke hemoragik di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 0,19% dengan jumlah kasus sebanyak 226 kasus, mengalami penurunan dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 0,33% maupun tahun 2011 yang sebesar 1,23%. Sedangkan prevalensi stroke non hemoragik tahun 2013 sebesar 2,03% dengan kasus, meningkat dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 1,74% tetapi masih lebih tinggi dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 3,17%. 3) Dekompensasio Kordis Dekompensasio kordis adalah kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (gagal jantung), atau ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan pada saat kondisi istirahat ataupun bekerja ringan. Prevalensi dekompensasio kordis tahun 2013 di kota Magelang sebesar 1,37% dengan jumlah kasus sebanyak kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan prevalensi tahun 2012 yang sebesar 2,04% maupun dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 1,73%. 4) Hipertensi Hipertensi (darah tinggi) adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diatas normal di dalam arteri secara kronis (dalam jangka waktu lama) yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke, penyakit jantung koroner, serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

36 Prevalensi kasus hipertensi essensial/hipertensi primer di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 20,92% dengan jumlah kasus sebanyak kasus, mengalami penurunan bila dibandingkan prevalensi hipertensi tahun 2012 yang sebesar 21,27% maupun dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 22,19%. Sedangkan untuk prevalensi hipertensi lainnya tahun 2013 sebesar 0,65%. 5) AMI (Accut Miocard Infark) Accut Miocard Infark adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung. Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang disebut Plak ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian distal. Prevalensi AMI tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 0,47% dengan jumlah kasus sebanyak 561 kasus, lebih tinggi dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 0,34% tetapi lebih rendah dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,82%. Gambar 3.11 Prevalensi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

37 d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit yang ditandai adanya hambatan aliran pernafasan bersifat reversibel sebagian dan progresif yang berhubungan dengan respon inflamsi abnormal dari paru terhadap paparan partikel atau gas berbahaya. Gejalanya antara lain sesak nafas, batuk berdahak, batuk menahun. Prevalensi kasus PPOK tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 0,57% dengan jumlah kasus sebanyak 678 kasus, lebih rendah dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 0,99%, maupun dari prevalensi tahun 2011 yang sebesar 0,76%. Gambar 3.12 Prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronis di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan e. Asma Bronkial Asma bronkial terjadi akibat penyempitan jalan nafas yang reversibel dalam waktu singkat oleh karena mucus kental, spasme, dan edema mukosa serta deskuamasi epitel bronkus / bronkeolus, akibat inflamasi eosinofilik dengan kepekaan yang berlebihan. Prevalensi asma bronkial di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 1,79% dengan kasus sebanyak kasus, lebih rendah dari prevalensi tahun 2012 yang sebesar 1,99%, maupun prevalensi tahun 2011 yang sebesar 2,04%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

38 Gambar 3.13 Prevalensi Asma Bronkial di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan C. STATUS GIZI 1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Penyebab terjadinya BBLR antara lain karena ibu hamil mengalami anemia, kurang suply gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar, pemberian vitamin K, manajemen terpadu bayi muda (MTBM), penanganan penyulit/komplikasi/masalah pada BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus dirumah menggunakan buku KIA. Jumlah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 103 bayi dengan persentase sebesar 5,73 bayi dengan rincian 40 bayi laki laki dan 63 bayi perempuan. Terjadi peningkatan jumlah BBLR dari tahun 2012 yang sebanyak 72 bayi dengan persentase sebesar 3,83%, maupun dari tahun 2011 yang sebanyak 46 bayi dengan persentase 2,44%. Selama tiga tahun terakhir persentase bayi berat lahir rendah (BBLR) ditangani telah mencapai maksimun yaitu sebesar 100%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

39 Gambar 3.14 Bayi Berat Lahir Rendah di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang Balita gizi buruk apabila status gizi menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan -2 > Z-score SD > -3. Jumlah balita dengan gizi kurang di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 498 balita dengan persentase 7,82%. Lebih rendah dari persentase tahun 2012 yang sebesar 8,23%, maupun dari tahun 2011 yang sebesar 8,82%. 3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk Balita gizi buruk apabila status gizi menurut berat badan (BB) dan Umur (U) dengan Z-score SD < -3 dan atau dengan tanda tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwashiorkor). Jumlah balita dengan gizi buruk di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 28 balita dengan persentase sebesar 0,44%. Lebih tinggi dibandingkan dengan persentase balita dengan gizi buruk tahun 2012 yang sebesar 0,31%, tetapi masih lebih rendah dari persentase tahun 2011 yang sebesar 0,83%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

40 Gambar 3.15 Persentase Balita dengan Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

41 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Gambaran masyarakat Kota Magelang di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan ádalah terciptanya individu dan masyarakat tanpa kecuali yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai dengan Visi Dinas Kesehatan Kota Magelang, sebagaimana telah disebutkan pada bab di depan yang berbunyi Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang dibangun, dilaksanakan dan dikembangkan secara profesional, mandiri, dan berkeadilan. Hal ini ingin diwujudkan dengan masyarakat yang berperilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat dengan demikian diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, tersebar secara merata di wilayah Kota Magelang. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun terakhir, khususnya situasi upaya kesehatan pada tahun A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan. Pelayanan Antenatal yang sesuai standar meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi (minimal 90 hari masa kehamilan), test laboratorium (urin, Hb), tata laksana kasus, temu Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

42 wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilihat dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan cakupan K4. a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 Kunjungan ibu hamil K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk cakupan pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 100% sama dengan cakupan K1 tahun 2012 maupun tahun 2011 sebesar 100%. b. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 Kunjungan ibu hamil K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Dimana cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 95,60%, mengalami peningkatan bila dibandingkan capaian tahun 2012 yang sebesar 92,84%, maupun dari capaian tahun 2011 yang sebesar 94,42%. Gambar 4.1 Cakupan K1 dan K4 di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

43 2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan ibu hamil yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Dokter Ahli, Dokter, Bidan atau petugas kesehatan lainnya) yang memiliki kompetensi kebidanan, yang dilakukan dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan. Tidak termasuk pertolongan persalinan pendampingan yang memiliki kompetensi kebidanan / telah memperoleh pelatihan teknis untuk melakukan pertolongan kepada ibu bersalin. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 99,94% dari jumlah persalinan yang ada sebanyak persalinan. Terjadi penurunan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 maupun Dimana cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2012 sebesar 100%, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 99,95%. Gambar 4.2 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 3. Cakupan Pelayanan Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam - 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Kunjungan ibu nifas minimal dilakukan 3 kali dengan ditribusi waktu, kunjungan nifas pertama (KF1, 6 jam pasca persalinan 3 hari), kunjungan nifas ke-2 (KF2, minggu ke-2 pasca persalinan), dan kunjungan nifas ke-3 (KF3, minggu ke-6 pasca persalinan). Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; pemeriksaan lokhia dan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

44 pengeluaran per vaginam lainnya; pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali; dan pelayanan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 100%, mengalami peningkatan dibanding cakupan pelayanan ibu nifas pada tahun 2012 yang sebesar 99,84%, dan sama dengan cakupan tahun 2011 sebesar 100%. Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 4. Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Imunisasi TT pada ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan) yang berguna bagi kekebalan seumur hidup. Pada realisasinya imunisasi TT yang tercatat sampai dengan TT2 pada tahun 2013 sebesar 69,29% lebih rendah dari cakupan imunisasi TT2 tahun 2012 yang mencapai 81,21%. Sedangkan untuk imunisasi TT3 tahun 2013 sebesar 15,43%. 5. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe Pemberian tablet Fe (tablet tambah darah) pada ibu hamil dilakukan untuk menanggulangi dan menurunkan angka anemia pada ibu hamil. Ibu hamil mendapatkan 90 tablet Fe selama periode kehamilannya pada setiap kunjungannya ke fasilitas kesehatan atau dikunjungi petugas kesehatan di rumah atau di posyandu mulai K1 (kunjungan baru ibu hamil). Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

45 Cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe (Fe3) pada tahun 2013 sebesar 95,85%, lebih tinggi dari cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe pada tahun 2012 yang sebesar 91,24%, maupun cakupan pada tahun 2011 yang sebesar 94,19%. Dibandingkan dengan cakupan Fe1 pada ibu hamil, bila diperhatikan maka cakupan Fe3 selalu mengalami penurunan/lebih rendah dari cakupan Fe1, dimana cakupan Fe1 ibu hamil pada tahun 2013 mencapai 100%, cakupan Fe1 tahun 2012 mencapai 99,95%, dan cakupan Fe1 tahun 2011 sebesar 99,72%. Gambar 4.4 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Fe di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi. Komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g %, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmhg, diastole > 90 mmhg), oedeme nyata, eklampsia, pendarahan per vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 92,73% dari jumlah perkiraan 20% kasus komplikasi kebidanan yang terjadi (404 kasus) atau sebanyak 375 Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

46 kasus, dimana dari 375 kasus yang terjadi seluruhnya telah mendapatkan pelayanan sesuai standar. Cakupan tahun 2013 mengalami peningkatan dari cakupan tahun 2012 yang sebesar 65,71%, maupun dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 36,33%. 7. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani Neonatus komplikasi merupakan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < gr), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital. Neonatus komplikasi yang ditangani merupakan neonatus komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, dokter, dan bidan disarana pelayanan kesehatan. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 46,72% dari jumlah perkiraan 15% kasus neonatus dengan komplikasi yang ditangani (270 kasus) atau sebanyak 126 kasus, lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 yang sebesar 35,11%, tetapi masih lebih rendah dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 79,15%. Gambar 4.5 Cakupan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus dengan komplikasi Ditangani di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

47 8. Pemberian Vitamin A Pemberian kapsul vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Sasaran pemberian vitamin A dosis tinggi adalah bayi, anak balita, dan ibu nifas. a. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi (umur 6 11 bulan) diberikan kapsul vitamin A dengan dosis SI sebanyak 1 kali per tahun. Cakupan pemberian vitamin A pada bayi di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 92,83%, lebih tinggi dibanding cakupan tahun 2012 yang sebesar 88,94% maupun tahun 2011 yang sebesar 91,60%. b. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita Pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak balita (umur 1 4 tahun) diberikan kapsul vit A dengan dosis SI sebanyak 2 kali. Untuk cakupan pemberian vitamin A pada balita pada tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 85,66% lebih tinggi bila dibandingkan cakupan tahun 2012 yang sebesar 84,55% maupun dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 78,41%. c. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu bersalin diberikan kapsul vitamin A dosis SI sebanyak 2 kali saat periode nifas yaitu 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan, sehingga bayinya memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 100%, mengalami peningkatan bila dibandingkan cakupan pada dua tahun sebelumnya. Dimana cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas tahun 2012 sebesar 99,89% dan cakupan pada tahun 2011 sebesar 99,84%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

48 Gambar 4.6 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Balita, dan Ibu Nifas di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 9. Pelayanan Keluarga Berencana a. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Menurut jenis kontrasepsinya, persentase peserta KB baru tahun 2013 menurut cara / alat KB yang digunakan yang terbesar adalah jenis IUD dengan 27,42%, MOW dengan 19,99%, Implant dengan 18,15%, Suntik sebesar 14,91%, disusul Pil dengan 11,08%, kondom sebesar 7,95%, serta yang paling sedikit penggunanya adalah jenis MOP hanya sebesar 0,52%. Bila melihat data pada tahun sebelumnya terlihat bahwa persentase terbesar peserta KB baru menurut cara / alat KB yang digunakan ada pergeseran, dimana untuk tahun 2012 persentase peserta KB baru menurut cara / alat KB yang digunakan yang terbesar adalah jenis KB Suntik sebesar 22,18%, disusul Implant sebesar 20,51%, Pil dengan 20,33%, kondom sebesar 18,09%, IUD sebesar 17,68%, MOW sebesar 1,04%, serta yang paling sedikit penggunanya adalah jenis MOP hanya sebesar 0,17%. Sedangkan persentase terbesar peserta KB baru menurut cara / alat KB yang digunakan pada tahun 2011 adalah alat KB suntik sebesar 27,14%, disusul oleh IUD sebesar 22,06%, Pil sebesar 17,53%, Kondom 11,53%, Implant sebesar 11,11%, MOW sebesar 10,38%, serta MOP sebesar 0,24%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

49 b. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi Menurut jenis kontrasepsinya, persentase peserta KB aktif menurut cara / alat KB yang digunakan pada tahun 2013 yang terbesar adalah jenis KB Suntik sebesar 36,81%, disusul oleh IUD sebesar 20,86%, Pil sebesar 17,61%, Implant sebesar 12,15%, MOW sebesar 7,19%, Kondom sebesar 4,94%, dan yang paling sedikit adalah kontrasepsi MOP hanya sebesar 0,44%. Dari data selama tiga tahun terakhir terlihat bahwa persentase terbesar peserta KB aktif menurut cara / alat KB adalah jenis suntik. Dimana pada tahun 2012 jenis KB Suntik sebesar 45,14%, disusul oleh IUD sebesar 14,94%, Pil sebesar 13,95%, Implant sebesar 10,86%, MOW sebesar 7,57%, Kondom sebesar 7,06%, dan yang paling sedikit penggunanya adalah jenis kontrasepsi MOP hanya sebesar 0,47%. Sedangkan pada tahun 2011 persentase penggunaan jenis KB Suntik sebesar 45,74%, disusul oleh IUD sebesar 15,87%, Pil sebesar 13,79%, Implant sebesar 9,79%, MOW sebesar 7,78%, Kondom sebesar 6,39%, dan MOP sebesar 0,63%. c. Persentase Peserta KB Baru Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi dan / atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara / alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Persentase peserta KB baru di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 15,31% atau sebanyak peserta dari jumlah PUS yang ada sebanyak PUS (Pasangan Usia Subur), meningkat bila dibandingkan persentase tahun 2012 yang sebesar 9,98%, tetapi masih lebih rendah dari persentase peserta KB baru tahun 2011 yang sebesar 15,88%. d. Persentase Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi. Persentase peserta KB Aktif di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 81,27% atau sebanyak peserta dari jumlah PUS yang tercatat di Kota Magelang. Persentase peserta KB Aktif tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar 75,78%, maupun dari tahun 2011 yang sebesar 75,96%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

50 Gambar 4.7 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif di Kota Magelang Tahun Sumber : BPMPKB Kota Magelang 10. Cakupan Kunjungan Neonatus Kunjungan Neonatus (KN) adalah kunjungan / kontak neonatus (0 28 hari) yang dilakukan oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan / ke rumah ibu bersalin, untuk memantau dan memberi pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayinya seseuai standar minimal 3 kali, dengan syarat usia 6 48 jam setelah lahir (KN1), pada usia 3-7 hari dan usia 8-28 hari setelah lahir (KN Lengkap). Pelayanan neonatus dasar yang dilakukan meliputi ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila tidak diberikan pada saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Cakupan kunjungan neonatus di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 98,94%, mengalami penurunan dibandingkan dengan cakupan kunjungan tahun 2012 yang sebesar 99,51% maupun cakupan tahun 2011 yang sebesar 99,58%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

51 Gambar 4.8 Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 11. Cakupan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar di sarana pelayanan kesehatan (pustu, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit bersalin, rumah sakit) maupun dirumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) yang memiliki kompetensi klinis kesehatan. Setiap bayi minimal memperoleh 4 kali pelayanan kesehatan, yaitu 1 kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3 5 bulan, 1 kali pada umur 6 8 bulan, dan 1 kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Pada tahun 2013 cakupan kunjungan bayi di Kota Magelang sebesar 96,72%. Terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan cakupan kunjungan bayi tahun 2012 yang sebesar 93,72%, maupun dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 95,36%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

52 Gambar 4.9 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 12. Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Kelurahan UCI Universal Child Immunization adalah kelurahan dimana >= 80% dari jumlah bayi yang ada di kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan kelurahan UCI Universal Child Immunization di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 100%. 13. Cakupan Imunisasi Bayi Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah dan menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan balita dari penyakit seperti difteri, tetanus, hepatitis B, typhus, radang selaput otak, radang paru paru, campak, polio adalah melalui imunisasi. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatiakn dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibody sendiri (campak, polio). Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat (tetanus). Contoh lain adalah pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap tetanus dan campak. Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 96,35%, lebih rendah dibanding cakupan tahun 2012 yang sebesar 96,33% maupun cakupan tahun 2011 sebesar 96,69%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

53 Gambar 4.10 Cakupan Imunisasi Bayi di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 14. Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak Drop Out imunisasi merupakan anak anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Persentase Drop Out imunisasi pada bayi dapat diketahui dengan perhitungan yang didasarkan atas persentase penurunan cakupan imunisasi campak (imunisasi dasar yang terakhir diberikan pada bayi) terhadap cakupan imunisasi DPT1-Hb (imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi). Persentase Drop Out imunisasi DPT1-Campak Kota Magelang tahun 2013 sebesar -0,77%, sedangkan persentase drop out tahun 2012 sebesar -0,06% dan persentase drop out tahun 2011 yang sebesar 0,81%. 15. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Bayi dengan ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI (Air Susu Ibu) saja sejak lahir sampai 5 bulan (sebelum mencapai usia 6 bulan). Persentase bayi dengan ASI eksklusif di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 59,40% atau sebanyak 319 bayi dari seluruh bayi 0 6 bulan. Persentase tahun 2012 meningkat dibanding persentase tahun 2012 yang sebesar 24,20%, maupun tahun 2011 yang sebesar 16,24%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

54 16. Pelayanan Kesehatan Balita a. Jumlah Balita Ditimbang Balita ditimbang adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya disarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Jumlah balita ditimbang tahun 2013 di Kota Magelang sebanyak balita dengan cakupan balita ditimbang sebesar 64,34%, mengalami penurunan dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 yang sebesar 69,05%, tetapi masih lebih tinggi dari cakupan tahun 2011 yang mencapai 58,30%. b. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita dengan gizi buruk yang dirawat/ditangani disarana pelayanan kesehatan dan atau dirumah oleh tenaga kesehatan sesuai tata laksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dari 28 kasus balita gizi buruk pada tahun 2013 di Kota Magelang, yang mendapatkan perawatan sesuai standar tata laksana gizi buruk sebanyak 28 kasus atau dengan cakupan sebesar 100%, atau sama sebagaimana pencapaian selama tiga tahun terakhir. Kasus balita gizi buruk tahun 2013 meningkat dibanding tahun 2012 yang sebanyak 20 kasus. Gambar 4.11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

55 c. Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan pelayanan anak balita merupakan cakupan anak balita (12 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. Cakupan pelayanan anak balita di Kota Magelang pada tahun 2013 sebesar 84,36%, menurun dibanding cakupan tahun 2012 yang sebesar 87,51%, tetapi masih lebih tinggi dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 58,41%. 17. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 23 Bulan Keluarga Miskin Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 23 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari. Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6 23 bulan keluarga miskin di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 100% sama dengan cakupan tahun Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD/setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/setingkat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil). Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental dan kebugaran jasmani. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/setingkat tahun tahun 2013 sebesar 99,57%, menurun bila dibandingkan cakupan tahun 2012 maupun tahun 2011 yang mencapai 100%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

56 19. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat adalah jumlah seluruh siswa SD/setingkat kelas I sampai dengan kelas VI yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar. Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD/setingkat tahun 2013 sebesar 93,75%, mengalami penurunan dari cakupan tahun 2012 yang sebesar 96,00%, maupun dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 97,48%. 20. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman pada usia lanjut (60 tahun keatas) oleh tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun di posyandu lansia. Cakupan pelayanan kesehatan usila tahun 2013 sebesar 66,88%, lebih tinggi dari cakupan tahun 2012 yang sebesar 52,29%, maupun cakupan tahun 2011 yang sebesar 58,58%. 21. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan RS di Kota Magelang sebesar 100%. 22. Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam Kelurahan Terkena KLB (Kejadian Luar Biasa) yang Ditangani < 24 jam adalah kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode / kurun waktu tertentu. Yang dimaksud kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Sedangkan kelurahan KLB adalah kelurahan yang mengalami peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

57 Persentase Kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 0% karena tidak ada kasus KLB yang terjadi selama tahun Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut a. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Pelayanan gigi dan mulut merupakan bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan, dan penambalan sementara (tumpatan) yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Rasio tambal/cabut gigi tetap pada tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 1,73, lebih tinggi dibandingkan rasio tahun 2012 yang sebesar 1,37 maupun rasio tahun 2011 yang sebesar 1,71. Gambar 4.12 Rasio Tambal / Cabut Gigi Tetap di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan b. Murid SD/Setingkat yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut Persentase murid SD/setingkat yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 95,22%, mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan persentase tahun 2012 yang sebesar 50,19%, maupun dari persentase tahun 2011 yang sebesar 50,56%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

58 c. Murid SD/Setingkat yang Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut Persentase murid SD/setingkat yang mendapat perawatan gigi dan mulut di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 35,61%, lebih tinggi dari persentase tahun 2012 yang sebesar 28,82%, tetapi masih lebih rendah dari persentase tahun 2011 yang sebesar 37,04%. Gambar 4.13 Persentase Murid SD/Setingkat yang Mendapat Pemeriksaan dan Perawatan Gigi dan Mulut di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 24. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Upaya penyuluhan yang di maksud adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan ada 2 jenis, yaitu penyuluhan kelompok yang yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu dan penyuluhan massa yang dilakukan dengan sasaran massal (pameran, pemutaran film, atau melalui media massa). Jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan yang tercatat pada tahun 2013 di Kota Magelang sebanyak kegiatan yang terbagi menjadi penyuluhan kelompok sebanyak kegiatan dan penyuluhan massa sebanyak 47 kegiatan. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

59 B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra-Bayar yang dimaksud adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan pada azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra-bayar tahun 2013 di Kota Magelang yang tercatat sebesar 90,85%. 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin adalah jumlah kunjungan pasien rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, baik sarana kesehatan strata satu, dua maupun strata tiga yang meliputi upaya promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Cakupan pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 176,25%, lebih tinggi bila dibandingkan cakupan tahun 2012 yang sebesar 164,08% tetapi masih jauh lebih rendah dari cakupan tahun 2011 sebesar 335,18%. 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Pelayanan kesehatan rawat inap masyarakat miskin dan hampir miskin adalah jumlah kunjungan pasien rawat inap masyarakat miskin dan hampir miskin disarana pelayanan kesehatan strata satu, strata dua, dan strata tiga. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin dan Hampir Miskin tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 1,99% lebih tinggi dari cakupan tahun 2012 yang sebesar 1,79%. 4. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan di Sarana Pelayanan Kesehatan Kunjungan rawat jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

60 pengobatan, rehabilitasi medis tanpa tinggal diruang rawat inap pada sarana kesehatan milik pemerintah maupun swasta. Cakupan kunjungan rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 mencapai 186,40% dengan jumlah kunjungan sebanyak kunjungan. Sedangkan untuk cakupan tahun 2012 sebesar 178,14% dan cakupan tahun 2011 yang sebesar 270,51%. Cakupan yang sangat tinggi tersebut terjadi karena seluruh warga yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan di wilayah Kota Magelang dihitung kunjungannya. Tidak terpilah hanya warga Kota Magelang saja yang dihitung tetapi juga warga yang berasal dari luar Kota Magelang. 5. Cakupan Kunjungan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Kunjungan rawat inap adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medis dan tinggal diruang rawat inap pada sarana kesehatan. Cakupan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 mencapai 27,20% dengan jumlah kunjungan sebanyak kunjungan. Sedangkan untuk cakupan tahun 2012 yang sebesar 42,32% dan cakupan kunjungan rawat inap tahun 2011 yang sebesar 32,31%. 6. Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan terhadap pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses fikir dan perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Cakupan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 1,81% dengan jumlah kunjungan sebanyak kunjungan, jauh lebih rendah dari cakupan tahun 2012 yang sebesar 9,80% tetapi masih lebih tinggi dari cakupan tahun 2011 yang sebesar 0,61%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

61 Gambar 4.14 Cakupan Rawat Jalan, Inap, dan Jiwa di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 7. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit a. Angka Kematian Umum Pasien di Rumah Sakit / GDR (Gross Death Rate) GDR merupakan angka kematian umum di rumah sakit untuk tiap tiap penderita keluar, semakin rendah GDR, berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Angka GDR rumah sakit tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 28,74 sehingga masih menunjukan taraf yang cukup baik, dimana angka GDR yang dapat ditolerir maksimal 45. Angka GDR tahun 2012 lebih rendah dibanding tahun 2012 yang sebesar 32,71 maupun dari angka GDR tahun 2011 yang sebesar 34,64. b. Angka Kematian Pasien yang Dirawat 48 Jam / NDR (Net Death Rate) NDR merupakan angka kematian 48 jam setelah dirawat di rumah sakit untuk tiap tiap penderita keluar, semakin rendah NDR, berarti mutu pelayananannya rumah sakit semakin baik. Angka NDR rumah sakit tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 14,41 masih dalam taraf yang cukup baik. Angka NDR tahun 2012 lebih rendah dibanding NDR tahun 2012 yang sebesar 14,85 maupun NDR tahun 2011 yang sebesar 18,15. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

62 Gambar 4.15 Cakupan GDR dan NDR di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 8. Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Untuk melihat kinerja pelayanan rumah sakit antara lain dengan menggunakan indikator BOR, LOS, TOI, GDR, dan NDR, berikut angka angka untuk indikator tersebut: a. Pemakaian Tempat Tidur / Bed Occupancy Rate (BOR) BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh maysarakat. Angka BOR yang tinggi (> 85 %) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan RS dan penambahan tempat tidur. BOR yang ideal berkisar antara 60% sampai dengan 80%. Angka BOR pada tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 70,52% atau sudah berada pada angka ideal. Angka BOR tahun 2013 mengalami peningkatan dari angka BOR tahun 2012 yang sebesar 70,16% maupun tahun 2011 yang sebesar 59,60%. b. Rata rata Lama Rawat Seorang Pasien / Length of Stay (LOS) LOS merupakan rata rata rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien. Angka LOS yang tinggi (>12 hari) menunjukkan tingkat ketidakefisiensinya suatu pelayanan rumah sakit, dan Angka LOS yang ideal antara 6 9 hari. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

63 Angka LOS rumah sakit di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 6,49 sehingga masih dalam angka yang ideal. Angka LOS tahun 2013 menurun dari tahun 2012 yang sebesar 7,54 maupun dari tahun 2011 yang sebesar 7,42. c. Rata rata Hari Tempat Tidur Ditempati / Turn of Interval (TOI) TOI merupakan rata rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Angkat TOI yang tinggi menunjukkan tingkat ketidakefisiensinya penggunaan tempat tidur rumah sakit, dimana angka TOI yang ideal adalah 1 3 hari. Angka TOI di rumah sakit di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 2,71 dimana hal ini sudah merupakan angka yang ideal, dan menurun dibandingkan dengan Angka TOI tahun 2012 yang sebesar 3,21 maupun Angka TOI tahun 2011 yang mencapai 5,03. Gambar 4.16 Angka BOR, LOS, TOI di Rumah Sakit di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Rumah tangga ber-phbs (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

64 dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Dari jumlah rumah tangga yang diperiksa kerkaitan dengan PHBS, persentase rumah tangga ber-phbs di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 93,00%, meningkat dari persentase tahun 2012 yang sebesar 89,12% maupun persentase tahun 2011 sebesar 92,13%. Gambar 4.17 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan D. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Persentase Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Pemeriksaan rumah sehat tahun 2013 di Kota Magelang mencapai 75,91 % rumah dari keseluruhan jumlah rumah yang ada. Dari keseluruhan rumah yang dilakukan pemeriksaan didapatkan persentase rumah sehat sebesar 89,43%. Terjadi penurunan dari pencapaian tahun 2012 dengan persentase rumah sehat sebesar 90,74%, maupun persentase tahun 2011 yang sebesar 89,97% rumah sehat. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

65 2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Pemeriksaan rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk dilakukan dalam rangka pengukuran dan pengedalian populasi vektor (nyamuk penular). Pengukuran dimaksud untuk mengukur angka bebas jentik nyamuk penular yang ditemukan dirumah/bangunan dan tempat penampungan lainnya. Pengendalian populasi adalah kegiatan operasional pemberantasan vektor dengan menggunakan cara kimia atau biologi berdasarkan dengan data pengukuran yang dilaksanakan. Pemeriksaan rumah dilakukan terhadap rumah atau sekitar 71,37% dari rumah yang ada. Dari jumlah rumah yang diperiksa terdapat rumah yang bebas jentik nyamuk Aedes aegypti tahun 2013 sebesar 89,47% ( rumah), lebih rendah dibanding persentase tahun 2012 yang sebesar 91,90%, maupun persentase tahun 2011 yang sebesar 93,02% dari jumlah rumah yang diperiksa. Gambar 4.18 Persentase Rumah Sehat dan Rumah Bebas Jentik di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan 3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Jumlah keluarga yang di periksa berkaitan dengan kepemilikan akses air bersih sebanyak rumah atau 70,73%. Dari jumlah yang diperiksa sebanyak 93,45% memiliki akses air bersih, dengan persentase terbesar air ledeng sebesar 90,15%, kemudian sumur air galian sebesar 1,89%, sumur pompa tangan 0,97%, sumber air lainnya 0,35%, mata air 0,08%,, dan air kemasan sebesar 0,02%. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

66 Gambar 4.19 Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan di Kota Magelang Tahun ,89 1,89 0,02 0,35 0,08 90,15 Air Ledeng SPT SGL Kemasan Lainnya Mata Air Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Data tiga tahun terakhir menunjukan penggunaan air ledeng masih yang terbesar, dimana persentase penggunaan air ledeng tahun 2012 sebesar 84,79%, sedangkan persentase tahun 2011 sebesar 89,17% dari jumlah keluarga di periksa. Gambar 4.20 Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

67 4. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Kepemilikan sanitasi dasar meliputi jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Jumlah keluarga yang diperiksa berkenaan dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar pada tahun 2013 sebanyak keluarga dengan persentase sebesar 66,67% dari jumlah keluarga yang ada. Dari jumlah yang diperiksa 95,13% memiliki jamban dengan kriteria sehat sebesar 97,29% dan memiliki tempat sampah sebanyak 99,70% dengan kriteria sehat 87,36%, serta memiliki pengelolaan air limbah sebanyak 99,28% dengan kriteria sehat sebesar 88,18%. Sedangkan persentase selama dua tahun sebelumnya adalah untuk tahun 2012 sebanyak 22,624 keluarga dengan persentase sebesar 59,09% dari jumlah keluarga yang ada. Dari jumlah yang diperiksa 95,82% memiliki jamban dengan kriteria sehat sebesar 91,19% dan memiliki tempat sampah sebanyak 99,05% dengan kriteria sehat 81,66%, serta memiliki pengelolaan air limbah sebanyak 94,44% dengan kriteria sehat sebesar 88,08%. Sedangkan persentase untuk tahun 2011 sebanyak 22,939 keluarga dengan persentase sebesar 59,63% dari jumlah keluarga yang ada. Dari jumlah yang diperiksa 92,17% memiliki jamban dengan kriteria sehat sebesar 91,14%, memiliki tempat sampah sebanyak 96,14% dengan kriteria sehat 83,34%, dan memiliki pengelolaan air limbah sebanyak 92,07% dengan kriteria sehat sebesar 86,92%. Gambar 4.21 Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

68 5. Persentase Tempat Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Tempat tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan pemerintah, swasta atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki fasilitas. Tempat tempat umum yang memenuhi syarat sehat adalah dengan terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan. Persentase Tempat Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat tahun 2013 di Kota Magelang mencapai angka 92,65 %, lebih tinggi dari persentase tahun 2012 yang sebesar 88,29 %, tetapi lebih rendah dari tahun 2011 yang sebesar 93,45 %. Gambar 4.22 Persentase TUPM Sehat di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan 6. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya adalah institusi/unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan mencakup RS, Puskesmas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat penampungan pengungsi. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

69 Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya tahun 2013 di Kota Magelang sebesar 94,16 %, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan persentase tahun 2012 yang sebesar 96,46 %, maupun persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya tahun 2011 yang sebesar 96,33 %. Gambar 4.23 Persentase Institusi dibina kesehatan lingkungannya di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

70 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bagian ini meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus) dan sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. 1. Puskesmas Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) merupakan sarana pelayanan masyarakat ditingkat dasar dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan yang harus melakukan upaya kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan, dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat. Jumlah Puskesmas di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 5 unit yang merupakan puskesmas non perawatan. Dengan konsep wilayah kerja setiap puskesmas melayani penduduk, maka rasio puskesmas di Kota Magelang tahun 2013 sebesar 1,25 per penduduk, lebih rendah dari rasio tahun 2012 yang sebesar 1,26 tapi lebih tinggi dari rasio tahun 2011 yang sebesar 1,17 per penduduk. Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas Keliling (Pusling). Jumlah Pustu di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 12 unit, sama seperti tahun sebelumnya. Jumlah Puskesmas Keliling yang ada di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 34 unit. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas tahun 2013 sebesar 6,8. Dimana untuk satu Puskesmas memiliki lebih dari satu Puskesmas Keliling. Pusling terbanyak berada di wilayah Puskesmas Magelang Selatan dengan jumlah 14 unit dan yang paling sedikit Puskesmas Magelang Utara dengan jumlah 3 unit. Selama tiga tahun terakhir jumlah puskesmas keliling yang ada di Kota Magelang cenderung stabil, dimana pada tahun 2012 dan 2011 jumlah puskesmas keliling juga sebanyak 34 unit dengan rasio 6,8. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

71 2. Rumas Sakit Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif, juga berfungsi sebagai sarana pelayanan rujukan. Jumlah rumah sakit di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 8 unit, terdiri dari rumah sakit umum (RSU) sebanyak 5 unit dan rumah sakit khusus (RSK) sebanyak 3 unit. Rumah sakit khusus yang ada di Kota Magelang terdiri dari rumah sakit jiwa 1 unit, rumah sakit bersalin 1 unit, dan rumah sakit ibu dan anak 1 unit. Rumah Sakit yang ada di Kota Magelang di kelola oleh berbagai institusi baik institusi pemerintah maupun sektor swasta. Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di Kota Magelang menurut kepemilikannya / pengelolanya adalah sebagai berikut: No. Jenis Tabel 5.1 Jumlah Rumah Sakit di Kota Magelang Tahun 2013 Pemilik / Pengelola BUMN Swasta Jumlah 1 RSU RSJ RSB RSIA 1 1 Jumlah Pem. Pusat Pem. Prov Pem. Kab/Kota TNI / POLRI Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan / Pengelola Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Magelang terdiri dari RSU, RSJ, RSB, RSIA, RB, Puskesmas (non Perawatan), Pustu (puskemas pembantu), Puskesling (puskesmas keliling), BP/Klinik, Praktek Dokter Bersama, Praktek Dokter Perorangan, dan Praktek Pengobatan Tradisional. Jumlah sarana pelayanan kesehatan pada tahun 2013 yang tercatat berada di Kota Magelang sebanyak 921 unit dengan kepemilikan Pemerintah Pusat sebanyak 1 unit (0,11%), sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah Provinsi sebanyak 1 unit (0,11%), sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kab/Kota sebanyak 51 unit (5,54%), sarana pelayanan kesehatan milik TNI/POLRI sebanyak 2 unit (0,22%), dan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

72 NO sarana pelayanan kesehatan milik Swasta sebanyak 669 unit (72,64%). Selain itu masih ada sarana palayanan kesehatan milik masyarakat berupa posyandu sebanyak 197 unit (21,39%). Tabel 5.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola Tahun 2013 FASILITAS KESEHATAN PEM. PUSAT PEM PROV PEMILIKAN/PENGELOLA PEM KAB/ KOTA TNI / POLRI BUMN SWASTA JUMLAH Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Jiwa Rumah Sakit Bersalin Rumah Sakit Khusus Lainnya Puskesmas Perawatan 0 6 Puskesmas Non Perawatan Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Polindes 0 11 PKD 0 12 Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Apotik Toko Obat GFK Industri Obat Tradisional 0 18 Industri Kecil Obat Tradisional Praktek Dokter Bersama 0 20 Praktek Dokter Perorangan Praktek Pengobatan Tradisional Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan 4. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) terdiri atas Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Desa Siaga (Kelurahan Siaga), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

73 Tanaman Obat Keluarga (Toga), Pos Obat Desa (POD), Poliklinik Desa (Polindes). Salah satu jenis UKBM yang ada di Kota Magelang adalah Desa Siaga (Kelurahan Siaga) dan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Jumlah desa siaga di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 17 kelurahan (100%). Sedangkan jumlah UKBM yang terbanyak adalah Posyandu dengan jumlah 196 posyandu. 5. Posyandu Menurut Strata Posyandu merupakan jenis UKBM yang diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare, dengan tujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaannya posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Jumlah posyandu di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 196 posyandu, dengan posyandu strata pratama tidak ada (0), strata madya sebanyak 37 posyandu, strata purnama sebanyak 74 posyandu, dan posyandu dengan strata mandiri sebanyak 85 posyandu. Rasio posyandu terhadap kelurahan sebesar 11,53 posyandu per kelurahan, sedangkan untuk rasio posyandu per 100 balita sebesar 2,09 per 100 balita. Bila dilihat dari tiga tahun terakhir ada penurunan jumlah posyandu dari tahun sebelumnya, dimana jumlah posyandu pada tahun 2012 sebanyak 197 buah dengan rasio 11,59 posyandu per kelurahan, sedangkan tahun 2011 ada sebanyak 197 posyandu dengan rasio 11,59 posyandu per kelurahan. Posyandu Aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan program utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi) lebih dari 50% dan sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50 %. Persentase posyandu aktif pada tahun 2013 sebesar 81,12%, lebih tinggi dari persentase posyandu aktif tahun 2012 maupun tahun 2011 yang sebesar 77,66%. Yang termasuk dalam kategori posyandu aktif adalah posyandu dengan strata purnama dan posyandu strata mandiri. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

74 a. Posyandu Purnama Posyandu Purnama adalah posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya < 50%, dan sudah ada atau lebih program tambahan. Posyandu dengan Strata Purnama tahun 2013 di Kota Magelang sebanyak 74 buah (37,76%), berkurang dari jumlah tahun 2012 maupun tahun 2011 yang sebanyak 103 buah (52,28%). Jumlah posyandu Purnama banyak berkurang karena naik strata menjadi posyandu Mandiri. b. Posyandu Mandiri Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan, dan dana sehat telah menjangkau 50% KK diwilayah kerja posyandu. Jumlah posyandu dengan strata mandiri di Kota Magelang tahun 2013 mencapai 85 buah (43,37%), meningkat dari jumlah tahun 2012 dan tahun 2011 yang sebanyak 50 buah (25,38%). Sedangkan posyandu pratama dan posyandu madya tidak termasuk sebagai posyandu aktif karena posyandu pratama merupakan posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas, sedangkan poyandu madya kegiatannya lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang. B. TENAGA KESEHATAN 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 141 orang dengan rasio terhadap penduduk sebesar 117,75 per penduduk. Tenaga medis terdiri dari dokter umum sebanyak 64 orang dengan rasio 53,45 per penduduk, dokter spesialis sebanyak 54 orang dengan rasio 45,10 per penduduk, dan dokter gigi sebanyak 23 orang dengan rasio 19,21 per penduduk. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

75 Gambar 5.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Jumlah perawat di sarana kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak orang dengan rasio sebesar 921,15 per penduduk, terdiri dari laki laki sebanyak 357 orang dan perempuan sebanyak 746 orang, dimana 23 orang berasal dari perawat gigi (2 laki laki dan 21 perempuan), sedangkan perawat sebanyak 1080 orang (355 laki laki dan 725 perempuan). Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

76 Gambar 5.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kebidanan di Sarana Kesehatan Jumlah bidan di Sarana Kesehatan yang ada di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 126 orang dengan rasio terhadap penduduk sebesar 105,23 per penduduk. Gambar 5.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kebidanan di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan Jumlah tenaga kefarmasian di sarana kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 102 orang dengan rasio sebesar 85,18 per penduduk, terdiri dari 12 laki laki dan 90 perempuan. Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker sebanyak 24 orang (7 laki laki dan 17 perempuan) dan tenaga teknis kefarmasian sebanyak 78 orang (5 laki laki dan 73 perempuan). Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

77 Gambar 5.4 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 5. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan Jumlah ahli gizi di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 36 orang dengan rasio 30,06 per penduduk, terdiri dari 1 laki laki dan 35 perempuan. Gambar 5.5 Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 6. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan Jumlah tenaga Kesmas disarana kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebanyak 11 orang dengan rasio sebesar 9,19 per penduduk, terdiri dari 1 laki laki dan 10 perempuan. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

78 Gambar 5.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 7. Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Sarana Kesehatan Jumlah tenaga Sanitasi disarana kesehatan di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 21 orang dengan rasio 17,54 per penduduk, terdiri dari 5 laki laki dan 16 perempuan. Gambar 5.7 Jumlah dan Rasio Tenaga Sanitasi di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan 8. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan Jumlah Teknisi Medis di Kota Magelang pada tahun 2013 sebanyak 114 orang dengan rasio 95,20 per penduduk, terdiri dari 47 laki laki dan 67 perempuan. Tenaga teknisi medis yang ada terdiri dari Analis Kesehatan sebanyak 50 orang dengan 20 laki laki dan Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

79 30 perempuan, Teknisi Elektromedis 6 orang dengan 5 laki laki dan 1 perempuan, Radiografer sebanyak 26 orang dengan 13 laki laki dan 13 perempuan, Refraksionis Optisien sebanyak 1 orang laki laki, Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sebanyak 31 orang dengan 8 laki laki dan 23 perempuan dan Terapi Okupasi sebanyak 3 orang dengan 1 laki laki dan 2 perempuan serta Terapi Wicara sebanyak 2 orang perempuan. Sedangkan untuk tenaga Fisioterapis sebanyak 19 orang dengan rasio 15,87 per penduduk, terdiri dari 8 laki laki dan 11 perempuan. Gambar 5.8 Jumlah dan Rasio Teknisi Medis dan Fisioterapis di Kota Magelang Tahun Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam ABPD Kota Total anggaran kesehatan di Kota Magelang tahun 2013 sebesar Rp ,00. Anggaran terbesar bersumber dari APBD Kota sebesar Rp ,00 atau 95,50%, sedangkan persentase yang terkecil bersumber dari Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) sebesar 0,31 %. Persentase terbesar kedua bersumber dari APBN sebesar 4,20% dengan rincian anggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang kesehatan sebesar 3,43%. Kemudian anggaran Askeskin/Jamkesmas sebesar 0,40% dan BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sebesar 0,37%. Anggaran yang dialokasikan untuk pembiayaan kesehatan di Kota Magelang yang bersumber APBD Kota tahun 2013 sebesar 19,96% dari total jumlah APBD Kota. Sedangkan untuk anggaran kesehatan perkapita tahun 2013 sebesar Rp ,83. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun

KATA PENGANTAR. Magelang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang

KATA PENGANTAR. Magelang, Juni 2013 Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Profil Kesehatan ini merupakan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA MAGELANG TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2015 serta dengan mempertimbangkan masalah kesehatan dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013 Cakupan (%) PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2013 100 50 0 2008 2009 2010 2011 2012 2013 KN1 78,5 68,7 75 93 83 77,3 KN Lengkap (KN3) 69,8 54,7 56,62 87,79 73,12 70,2 Tahun DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012

BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 Dinas Kesehatan BUKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Hunting) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Juni Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

KATA PENGANTAR. Semarang, Juni Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 telah dapat diterbitkan. Salah satu sarana yang dapat digunakan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

AKI

AKI AKI 2009 2010 2011 2012 11.24 12.27 12.93 10.2 2009 2010 2011 2012 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Hidayah-Nya, Buku Profil Kesehatan Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS KESEHATAN Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2015 KESEHATAN Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Sarana Kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2011 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. Jane Soepardi NIP KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TIM PENYUSUN Pengarah Adri, SKM, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Ketua Satria Darma, SKM Kasubbag Program dan Pelaporan Tim Analisis dan Interpretasi Widiarti

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS KESEHATAN Jl. Dr. Sutomo No. 1 C Telp 0283 491644 Fax 491675 Email: rencana.dinkes@gmail.com website: dinkes.kabtegal.go.id Tim Penyusun: dr. Hendadi Setiaji, M.Kes, Djuwani

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci