Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP"

Transkripsi

1

2 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu sarana penyajian informasi kesehatan yang diharapkan menjadi acuan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan serta pengambil keputusan dibidang kesehatan. Oleh karena itu kualitas Profil Kesehatan selalu diupayakan peningkatannya dari waktu ke waktu dalam hal ketepatan data, ketepatan waktu dan kesesuaian dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Penyusunan Profil Kesehatan ini mencakup kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Umum Pemerintah maupun swasta dan lintas sektor terkait di Kabupaten Malang, yang penyusunannya didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Indikator dalam Millenium Development Goals (MDGs) dan menambahkan data Derajat Kesehatan Masyarakat serta data lain yang masih diperlukan. Untuk meningkatkan mutu penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Malang berikutnya, kami sangat mengharapkan sumbang saran, tanggapan peran serta dari semua pihak terkait sebagai sumber data, utamanya para pengelola program pembangunan kesehatan di semua tingkatan adimistrasi, sehingga penyusunan akan menjadi lebih baik lagi. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya hingga tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2015 ini, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tinginya dan kami menyampaikan terima kasih. Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

3

4

5

6 Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN x I. PENDAHULUAN 1 II. GAMBARAN UMUM A. KONDISI GEOGRAFIS 4 B. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah Penduduk 5 2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Sex Ratio 7 4. Kepadatan Penduduk 7 5. Tingkat Fertilitas a. Ratio Ibu Anak 8 b. Angka Kelahiran Total (TFR) 9 C. SOSIAL EKONOMI 1. Tingkat Pendapatan 9 a. PDRB ADHK b. Pendapatan per Kapita ADHK Beban Tanggungan Tingkat Pendidikan Kondisi Kemiskinan 12 III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) 13 B. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kecelakaan Lalu Lintas 21 C. ANGKA KESAKITAN 1. Acute Flaccid Paralysis ( AFP) Penyakit TB Paru Penyakit ISPA Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS Penyakit Demam Berdarah (DBD) Penyakit Diare Penyakit Malaria Penyakit Kusta Penyakit Filaria Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) 46 iii

7 IV. D. KEADAAN STATUS GIZI 1. Bayi dengan BBLR Status Gizi Balita Kecamatan Bebas Rawan Gizi 50 SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Anak Sekolah Dan Remaja Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan Imunisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pelayanan Kesehatan Kerja Upaya Penyuluhan Kesehatan B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Ibu hamil Mendapat Tablet Fe Balita mendapat Kapsul Vitamin A Keluarga Dengan Garam Beryodium baik balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan C. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) 1. Desa/ kelurahan KLB Ditangani < 24 Jam Jenis KLB D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pemanfaatan Puskesmas Pemanfaatan Rumah Sakit Sarana Kesehatan dengan Kemapuan Gawat Darurat Sarana Kesehatan dengan Laboratorium Kesehatan RS dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar Ketersediaan Obat 91 F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah Tangga ber PHBS Bayi mendapat ASI Eksklusif 92 G. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Rumah Sehat Keluarga Memiliki Akses Air Bersih Keluarga Memiliki Akses Sanitasi Layak Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Higiene Sanitasi Rumah Bebas Jentik Nyamuk Aedes iv

8 V. SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN 103 B. TENAGA KESEHATAN 107 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 111 D. MANAJEMEN KESEHATAN 112 VI. KESIMPULAN 114 VII. PENUTUP 116 DAFTAR PUSTAKA 117 LAMPIRAN-LAMPIRAN v

9 TABEL JUDUL TABEL Halaman Hasil Kegiatan Program P2 Tuberculosis di Kabupaten Malang Penyakit ISPA di Kabupaten Malang..... Penyakit PMS dan HIV/ AIDS di Kabupaten Malang Perkembangan Penyakit Demam Berdarah di Kabupaten Malang Hasil Kegiatan Program P2 Malaria di Kabupaten Malang Hasil Kegiatan Program Penanggulangan Kusta di Kabupaten Malang Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada Anak Umur Bulan Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A di Kabupaten Malang Tahun Kasus Kejadian Luar Biasa di Kabupaten Malang Jumlah Kunjungan ke Puskesmas di Kabupaten Malang Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat Perawatan vi

10 GAMBAR JUDUL GAMBAR Halaman Piramida Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kabupaten Malang Jenis Pendidikan yang Diperoleh Penduduk Kabupaten Malang Umur Harapan Hidup Menurut BPS di Jawa Timur dan Kab. Malang Angka Kematian Bayi Menurut BPS di Jawa Timur dan Kab. Malang Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Malang tahun Jumlah Kematian Anak Balita di Kabupaten Malang Tahun Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang Tahun Jenis Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Malang Peta Kasus AFP di Kabupaten Malang Tahun Kasus AFP Berdasar Jenis Kelamin di Kabupaten Malang Tahun BTA (+) dan CDR TB di Kabupaten Malang Kasus Pneumonia di Kabupaten Malang.. Angka Notifikasi Rate (CNR) BTA Positif di Kabupaten Malang Angka Notifikasi Rate (CNR) pada Semua Kasus TB di Kabupaten Malang Kasus Pneumonia Di Kabupaten Malang vii

11 GAMBAR JUDUL GAMBAR Halaman Kasus HIV/ AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Malang Kasus HIV/ AIDS di Kabupaten Malang s/d Tahun Peta CFR DBD di Kabupaten Malang.... Perbandingan IR dan CFR DBD di Kabupaten Malang Perkembangan Kasus Diare per Bulan di Kabupaten Malang Tahun Proporsi Kasus Diare Balita Semua Umur Penemuan Kasus Malaria Prevalensi rate (PR) dan Case Detection Rate (CDR) Di Kabupaten Malang Case Detection Rate (CDR) Per Puskesmas Sebaran Penemuan Penderita Filariasis di Kabupaten Malang Perkembangan Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang di Kabupaten Malang Perkembangan Kecamatan Bebas Rawan Gizi di Kabupaten Malang Peta Kecamatan Bebas Rawan Gizi..... Cakupan Ki dan K4 di Kabupaten Malang Tahun Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi viii

12 GAMBAR JUDUL GAMBAR Halaman Peta cakupan UCI Desa di Kabupaten Malang Tahun Perkembangan Cakupan Pemberian Tablet Fe di Kabupaten Malang Jumlah Kejadian KLB Keracunan Makanan dan Minuman di Kabupaten Malang..... Cakupan Jaminan Kesehatan Pra Bayar.. Tingkat Pemanfaatan Puskesmas Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit..... Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Malang Perkembangan Jumlah Rumah Sehat di Kabupaten Malang Pemeriksaan Akses Berkelanjutan Air Minum Layak di Kab. Malang Pemeriksaan Rumah/ Bangunan Bebas Jentik di Kabupaten Malang Perkembangan Jumlah Posyandu di Kabupaten Malang ix

13 {TABEL JUDUL LAMPIRAN TABEL Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur Kasus Baru TB BTA+ Seluruh Kasus TB, Kasus pada TB Anak dan Case Notification Rate (CNR) per Penduduk Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/ Jenis Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus AFP (Non Polio) x

14 TABEL JUDUL LAMPIRAN TABEL Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3i) Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3i) Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/ Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Jumlah Dan Persentase Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin Cakupan Desa/Kelurahan UCI xi

15 TABEL JUDUL LAMPIRAN TABEL Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Cakupan Imunisasi DPT-HB/ DPT-HB-Hib, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, dan kunjungan gangguan jiwa di sarana pelayanan kes Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Persentase Rumah Sehat Menurut Puskesmas Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan xii

16 TABEL JUDUL LAMPIRAN TABEL Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak Menurut Jenis Jamban Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Persentase Tempat Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Presentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Jumlah Posyandu Menurut Strata Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keterapian fisik Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Anggaran Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2014 xiii

17 TABEL JUDUL LAMPIRAN TAMBAHAN Indikator Pelayanan Rawat Inap Puskesmas Penyakit Terbanyak Puskesmas Rawat Inap 10 (Sepuluh) Penyakit Terbesar Pada Rawat Jalan Di Puskesmas Persentase Keluarga Yang Menggunakan Garam Beryodium Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Dan Rasio Korban Luka Dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal Persentase Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Persentase Penulisan Resep Obat Generik Tingkat Puskesmas Dokumen Renstra, Profil, Laporan Tahunan, Lakip, RUK dan RPK Bidang Kesehatan xiv

18 xv

19 xvi

20 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan kesehatan Kabupaten Malang yaitu TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN MALANG SEHAT YANG BERKEADILAN DAN MANDIRI, maka Tahun 2015 Dinas Kesehatan berupaya menata kembali kualitas dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten yang selanjutnya akan sangat menentukan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Oleh karena itu, penataan kembali dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten merupakan sesuatu yang sangat penting. Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan Nasional pun tidak akan dapat memberikan indikator-indikator yang benar tentang tercapai atau tidaknya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan dan Millennium Development Goals (MDGs) Selain untuk kepentingan Nasional, penataan Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten juga sangat penting artinya bagi Kabupaten sendiri. Yakni sebagai sarana penyedia indikatorindikator yang menunjukkan tercapai atau tidaknya Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malang. Lebih lanjut, Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten adalah tulang punggung bagi pelaksanaan Pembangunan Daerah berwawasan kesehatan di Kabupaten. Sistem ini diharapkan dapat menyediakan data dan informasi sebagai landasan pengembangan sumber daya, dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain, Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten harus dapat memberikan kepada para penentu kebijakan di Kabupaten sebagai bukti-bukti untuk dapat dilakukannya pengambilan keputusan berlandaskan fakta Profil Kesehatan Kabupaten Malang 1

21 Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten adalah Profil Kesehatan Kabupaten, yang pada tahun 2015 berdasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, Millennium Development Goals (MDG s) 2015 dan Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Malang serta tabel tabel dari pusat/ propinsi yang diringkas sedemikian rupa sehingga tidak ada duplikasi data antar tabel, namun demikian tidak mengurangi data yang akan diperlukan oleh propinsi maupun pusat. Selain itu penyusunan profil kesehatan tahun 2015 menyajikan data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin, dengan tersedianya data kesehatan yang responsive gender diharapkan dapat mengidentifikasi ada tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten yang telah terbit sekali setiap tahun dapat digunakan sebagai sarana penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi tahunan kegiatan-kegiatan dan pemantauan pencapaian Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malang. Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 ini terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu : Bab I. Pendahuluan Bab ini menyajikan acuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Malang tahun 2015 (Berdasar data Tahun 2014) ini beserta sistimatika penyajiannya. Bab II. Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Malang yaitu: keadaan geografis, kependudukan dan sosial ekonomi Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2

22 Bab III. Situasi Derajat Kesehatan Bab ini menguraikan situasi derajat kesehatan antara lain: umur harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan keadaan status gizi. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian situasi upaya kesehatan yang berupa pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menyajikan situasi sumber daya kesehatan di Kabupaten Malang berupa sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan manajemen kesehatan. Bab VI. Kesimpulan Bab ini menguraikan proses pengumpulan data dan hambatan yang dijumpai selama penyusunan Profil Kesehatan. Bab VII. Penutup 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 3

23 BAB II GAMBARAN UMUM A. KONDISI GEOGRAFIS Luas Kabupaten Malang adalah 3.238,27 km2 yang terletak antara sampai dengan Bujur Timur dan sampai Lintang Selatan. Posisi Kabupaten Malang terletak pada ketinggian meter diatas permukaan laut, dengan kondisi daerah perlembahan atadataran rendah, sedangkan daerah dataran tinggi pada ketinggian antara meter diatas permukaan laut yang terdapat di daerah Malang Selatan, Lereng Pegunungan Tengger, Gunung Semeru dan sekitar Lereng Gunung Kawi dan Gunung Arjuno. Adapun batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Sebelah Utara : Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pasuruan Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sedangkan di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang dibatasi oleh Kota Malang dan Kota Batu. Wilayah Administrasi Kabupaten Malang terdiri dari: Jumlah kecamatan : 33 kecamatan Jumlah desa/kelurahan : 378 desa/ 12 kelurahan Rukun Warga : RW Rukun Tetangga : RT 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 4

24 B. KEPENDUDUKAN Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu wilayah. Karena itu perhatian terhadap penduduk tidak hanya dari sisi jumlah tetapi juga dari sisi kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan modal bagi pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi berbagai akibat dari dinamika penduduk. Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dan mempunyai arti strategis dalam pembangunan khususnya di bidang kesehatan, karena hampir semua sasaran program kesehatan adalah masyarakat atau penduduk, baik sejak dari kandungan sampai dengan usia lanjut. Selanjutnya data kependudukan diperlukan dalam proses perencanaan sampai dengan tahap evaluasi hasil pembangunan. Beberapa masalah kependudukan dalam bidang kesehatan yang perlu diperhatikan meliputi jumlah penduduk, angka kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan, distribusi menurut umur dan lain-lain. 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Proyeksi Penduduk oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Malang tahun 2014 sebanyak jiwa, yang terdiri dari : Laki-laki : jiwa Perempuan : jiwa 2. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 5

25 Kelompok Umur Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Malang tahun 2014 menurut BPS Kabupaten Malang (Proyeksi Penduduk Kabupaten Malang tahun berdasarkan Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 di Kabupaten Malang), adalah 50,18 persen laki-laki dan 49,82 persen perempuan, ini menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Komposisi ini hampir sama dengan hasil SUSENAS Tahun 2007 yang diterbitkan pada akhir tahun 2008 oleh BPS Propinsi Jawa Timur, bahwa jumlah penduduk lakilaki lebih banyak dari pada perempuan (Laki-laki 50,07% dan Perempuan 49,93%). GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK MENURUT UMUR DI KABUPATEN MALANG TAHUN Jumlah Perempuan Jumlah Laki-Laki Sumber : BPS Kab. Malang (Proyeksi Penduduk Kab. M alang tahun ) Apabila diperhatikan komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur, sekitar 68,64 persen 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 6

26 penduduk Kabupaten Malang termasuk usia produktif (kelompok umur tahun), dan sekitar 31,36 persen termasuk dalam kelompok usia non produktif (kelompok umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas). Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel Sex Ratio (Rasio Jenis Kelamin) Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Sex ratio untuk keseluruhan Kabupaten Malang adalah 100,71 yang berarti terdapat 101 laki-laki di antara 100 perempuan. 4. Kepadatan Penduduk Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 3.238,27 Km2, seiring dengan perkembangan dan mobilitas penduduk yang tinggi dan diikuti pula dengan pertambahan jumlah penduduk yaitu sebanyak jiwa pada tahun 2012, dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,08%, tahun 2013 meningkat sebanyak dan tahun 2014 meningkat sebanyak (Hasil proyeksi Penduduk oleh BPS). Rata-rata kepadatan penduduk tahun 2013 sebesar 773,90 jiwa/km2, meningkat sebesar 779,69 tahun 2014 dengan rentang kepadatan terendah di Kecamatan Ampelgading sebesar 227,38 jiwa/km2 dan kepadatan tertinggi di Kecamatan Pakis sebesar 2.607,06 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan sebagian besar di bawah jiwa/km2, kecuali Kecamatan 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 7

27 Tumpang, Pakis, Lawang, Singosari, Karangploso, Dau, Kepanjen, Sumberpucung, Pakisaji, Wagir, Kromengan, Gondanglegi, Bululawang, Tajinan, Turen dan Kecamatan Pagelaran dengan kepadatan penduduk antara 1.005, ,06 jiwa/km2. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga (KK) seluruhnya tercatat KK dengan rata-rata jiwa per KK adalah 3,41 jiwa/kk. Sedangkan jumlah rumah sebesar rumah, sehingga tingkat kepadatan penghunian rumah adalah sebesar 3,59 jiwa/ rumah. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel Tingkat Fertilitas a. Ratio Ibu Anak Menurut Hasil Proyeksi Penduduk oleh BPS Kabupaten Malang tahun 2014, jumlah anak berusia 0-4 tahun sebanyak anak dan jumlah wanita usia reproduksi (usia tahun) sebanyak orang, sehingga rasio perbandingan ibu dan anak adalah sebesar perseribu. Angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan rasio tahun 2013 yaitu sebesar perseribu dan lebih tinggi dari rasio dari perkiraan BPS sebesar 449 perseribu. b. Angka Kelahiran Total (TFR) Angka Kelahiran Total (TFR) di Jawa Timur menurut BPS diperkirakan sebesar 2,1 per 1000 wanita usia subur pada tahun 2010, sedangkan TFR di 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 8

28 Indonesia turun dari 2,34 pada periode menjadi 2,07 pada periode Jumlah kelahiran total sesuai dengan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang (Bidang Pelayanan dan Peningkatan Kesehatan Masyarakat) pada tahun 2010 sebesar jiwa, tahun 2011 meningkat sebesar jiwa, tahun 2012 turun sebesar jiwa, dan tahun 2013 naik sebesar jiwa. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar jiwa, yang terdiri dari lahir hidup sebesar jiwa dan lahir mati sebesar 154 jiwa. C. SOSIAL EKONOMI 1. Tingkat Pendapatan a. PDRB ADHK 2000 Pertumbuhan PDRB ADHK 2000 (Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Malang pada 5 (lima) tahun terakhir mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp ,10, tahun 2010 meningkat sebesar Rp ,81, tahun 2011 meningkat sebesar Rp ,52, tahun 2012 meningkat sebesar Rp ,78 dan tahun 2013 meningkat sebesar Rp ,01. b. Pendapatan Per Kapita ADHK Pendapatan per kapita Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 (ADHK 2000) pada 5 (lima) tahun terakhir juga mengalami peningkatan, yaitu pada Profil Kesehatan Kabupaten Malang 9

29 tahun 2009 sebesar Rp ,99, tahun 2010 meningkat sebesar Rp ,09, tahun 2011 meningkat sebesar Rp ,65, tahun 2012 meningkat sebesar Rp ,10 dan tahun 2013 meningkat sebesar Rp ,37. Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 5,25 persen, tahun 2010 meningkat menjadi 6,27 persen, tahun 2011 meningkat kembali menjadi 7,17 persen, tahun 2012 meningkat kembali menjadi 7,44 persen dan 2013 turun menjadi 6,55 persen. Sedangkan indeks daya beli masyarakat masih harus diperhitungkan terhadap laju inflasi. Perkembangan inflasi di Kabupaten Malang tahun 2009 sebesar 5,37, tahun 2010 sebesar 6,43, tahun 2012 sebesar 6,05 persen dan tahun 2013 meningkat sebesar 7,73 persen. 2. Beban Tanggungan Untuk mengetahui beban tanggungan usia produktif (15 64 tahun) digunakan indikasi Dependency Ratio. Dependency Ratio Kabupaten Malang menurut proyeksi tahun 2009 sebesar 50,57%, tahun 2010 sebesar 50,57% (hasil SP tahun 2010 oleh BPS). Tahun 2012 turun sebesar 45,72%, tahun 2013 naik sebesar 46,72%. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar 45,69%, ini berarti bahwa secara hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 46 orang penduduk usia tidak produktif dan angka ini lebih rendah dibanding angka Jawa Timur sebesar 50,26 %. Data terinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel Profil Kesehatan Kabupaten Malang 10

30 3. Tingkat Pendidikan Kemampuan membaca dan menulis (tulis baca) merupakan ketrampilan minimum yang diperlukan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup sehat dan sejahtera. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk untuk dapat menyerap informasi. Angka melek huruf dapat digunakan untuk mengukur kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media dan kemampuan penduduk untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis Menurut data BPS Kabupaten Malang, Angka melek huruf menunjukkan peningkatan dari 67,84% tahun 2011 menjadi 69,33% tahun 2014 yang terdiri dari angka melek huruf laki-laki 73,56% dan perempuan 65,09%. Sehingga dengan meningkatnya angka melek huruf diharapkan kemampuan penduduk untuk dapat menyerap informasi terkait kesehatan akan menjadi lebih baik. GAMBAR 2.2 PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN PENDUDUK KABUPATEN MALANG TAHUN Profil Kesehatan Kabupaten Malang 11

31 , Tdk Ada Ijazah SD SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK DI/DII/DIII LAKI-LAKI PEREMPUAN Sumber : BPS Kab. Malang Dari gambar dapat diketahui persentase pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah sebagai berikut (1) Tidak memiliki ijazah SD sebanyak jiwa (30,67%) untuk laki-laki dan yang perempuan sebanyak jiwa (34,91%), (2) SD/MI sebanyak jiwa (34,25%), (3) SMP/MTs sebanyak jiwa (17,99%), (4) SMA/MA/MA sebanyak jiwa (13,10%), (5) DI/DII/DIII sebanyak jiwa (2,09%), (6) D4/S1/S2 sebanyak jiwa (1,90%). 4. Kondisi Kemiskinan Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang sangat terkait dengan dimensi ekonomi dan cukup menyita perhatian berbagai kalangan termasuk kesehatan. Menurut Susenas, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan 2015 Makanan dan Garis Kemiskinan Non Makanan. Profil Kesehatan Kabupaten Malang 12

32 Menurut Badan Perencanaan Kabupaten Malang jumlah penduduk miskin tahun 2009 sebanyak jiwa, tahun 2010 meningkat sebanyak , tahun 2011 meningkat sebanyak jiwa, tahun 2012 meningkat sebanyak jiwa dan tahun 2014 meningkat sebanyak jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pertambahan tahunnya di Kabupaten Malang. penduduk miskin setiap 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 13

33 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Malang 14

34 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan di Jawa Timur antara lain ditandai oleh semakin menurunnya angka kematian bayi (AKB) dan semakin meningkatnya angka harapan hidup (AHH) penduduk. Penurunan Angka Kematian Bayi secara tidak langsung akan berpengaruh pada kenaikan umur harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan Kenaikan Umur Harapan Hidup pada waktu lahir (Eo), meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Menurut BPS rata-rata Angka Harapan Hidup penduduk Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 67,8 tahun pada periode menjadi 73,6 tahun pada periode , sedangkan di Jawa Timur AHH periode sebesar 70,0 tahun dan naik menjadi 71,9 tahun untuk peride Estimasi Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) di Jawa Timur sebesar 63,39 tahun 1993, tahun 1997 meningkat menjadi 65,21 tahun (Bagian Statistik ) dan diperkirakan menjadi 66,20 pada tahun 2002 (SDKI 2003). Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Propinsi Jawa Timur tahun 2004 sebesar 67,20 tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

35 Dari Hasil Susenas Jawa Timur Angka Harapan Hidup (AHH) dari tahun 2011 sampai dengan 2013 di Jawa Timur berkisar antara 69,81 sampai 70,19, dan di Kabupaten Malang berkisar antara 69,10 sampai 69,69. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Angka Harapan Hidup di Kabupaten Malang tahun 2009 sebesar 68,70 tahun, tahun 2011 meningkat sebesar 68,94 tahun, tahun 2012 sebesar 69,75, tahun 2013 sebesar 69,75, dan tahun 2014 sebesar 69,75*). Angka ini sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan angka Umur Harapan Hidup di Jawa Timur sebesar 71,90 tahun. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Gambar berikut. GAMBAR 3.1 UMUR HARAPAN HIDUP MENURUT BPS DI JAWA TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN ,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Jawa Timur 69,10 69,35 69,58 69,58 71,9 71,90 0,00 Kab. Malang 68,40 68,70 68,94 68,94 69,75 69,75 69,75 Sumber : BPS Prov Jatim Tahun 2014 *) angka sementara Profil Kesehatan Kabupaten Malang

36 B. ANGKA KEMATIAN 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Tingkat mortalitas penduduk dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan penduduk atau sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan. Kematian bayi sangat berkaitan dengan kondisi kehamilan ibu, penolong persalinan dan perawatan bayi baru lahir. Data kematian bayi dapat diperoleh melalui survey, karena kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Berdasarkan estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Kalau pada tahun 1993, AKB sebesar 53 per Kelahiran Hidup, maka pada tahun 1997 menurun menjadi 48 per Kelahiran Hidup (Bagian Statistik Demografi Berdasarkan Proyeksi Penduduk di Indonesia Menurut Provinsi Tahun ). Menurut BPS, IMR Indonesia akan turun dari 47 pada tahun 1996 menjadi 15 pada tahun 2022, sedangkan menurut target MDGs 2015 kematian bayi sebesar 23 per kelahiran hidup. Menurut sumber dari BPS angka kematian bayi (IMR) dari tahun 2007 sampai dengan 2012 di Jawa Timur berkisar antara 25,85 sampai 32,93 per 1000 kelahiran hidup, dan di Kabupaten Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

37 berkisar antara 30,75 sampai 38,93 per 1000 kelahiran hidup. Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut : GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI MENURUT BPS DI JAWA TIMUR DAN KAB. MALANG TAHUN ,93 33,79 33,46 32,10 30,75 32,93 31,58 31,41 29,99 29,24 25, Kab. Malang Sumber : BPS Propinsi Jawa Timur Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa angka kematian bayi menurut BPS di kabupaten Malang cenderung menurun, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka Jawa Timur. Sedangkan dari Hasil Susenas Jawa Timur angka kematian bayi (AKB) dari tahun 2011 sampai dengan 2013 di Jawa Timur berkisar antara 27,23 sampai 29,24 per 1000 kelahiran hidup, dan di Kabupaten Malang berkisar antara 29,10 sampai 30,75 per 1000 kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang 5 (lima) tahun terakhir menurut laporan puskesmas cenderung fluktuatif dari 154 bayi (4,23 per kelahiran hidup) tahun 2009, tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah kematian sebesar 224 bayi (5,69 per kelahiran hidup), tahun 2011 terjadi Profil Kesehatan Kabupaten Malang

38 penurunan jumlah kematian sebesar 219 bayi (5,34 per kelahiran hidup), tahun 2012 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar 199 bayi (4,88 per kelahiran hidup) dan tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kematian sebesar 193 bayi (4,42 per kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah kematian sebesar 264bayi (6,09 per kelahiran hidup). Jumlah kematian bayi dapat dilihat dalam gambar berikut : GAMBAR 3.3 JUMLAH KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber dari Laporan Puskesmas Sedangkan lahir mati tahun 2009 sebesar 226 (6,75 per Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran , tahun 2010 terjadi penurunan lahir mati sebesar 72 (1,83 per Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran , tahun 2011 terjadi penurunan lahir mati sebesar 72 (1,83 per Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran , tahun 2012 terjadi penurunan lahir mati sebesar 63 (1,54 per Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran Profil Kesehatan Kabupaten Malang

39 dan tahun 2013 terjadi peningkatan lahir mati sebesar 77 (1,76 per Kelahiran Hidup). Sedangkan tahun 2014 terjadi peningkatan lahir mati sebesar 154 (3,54 per Kelahiran Hidup) dari jumlah kelahiran Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka kematian Anak Balita (1 4 tahun) adalah kematian anak umur 1 4 tahun per anak balita. AKABA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti tingkat kesejahteraan sosial dalam arti luas dan tingkat kemiskinan penduduk. Jumlah kematian anak balita di Kabupaten Malang menurut laporan puskesmas tahun 2009 sebanyak 18 anak balita meninggal (0,49 per kelahiran hidup), tahun 2010 turun sebanyak 11 anak balita meninggal (0,28 per kelahiran hidup), tahun 2011 naik sebanyak 13 anak balita meninggal (0,32 per kelahiran hidup) dan tahun 2012 turun sebanyak 4 anak balita meninggal (0,10 per kelahiran hidup) dan tahun 2013 meningkat sebanyak 9 anak balita meninggal (0,21 per kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2014 meningkat sebanyak 10 anak balita meninggal (0,43 per kelahiran hidup), selengkapnya disajikan pada Gambar. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

40 GAMBAR 3.4 JUMLAH KEMATIAN ANAK BALITA DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Laporan Puskesmas Angka kematian anak balita menurut menurut BPS dan Susenas cenderung menurun dari tahun yaitu dari per kelahiran hidup, sedangkan dari data Susenas tahun 2004 diperoleh perkiraan Angka Kematian Anak 1-4 tahun sebesar 18 per 1000 anak berusia 1-4 tahun. 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan, terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Kematian ibu menurut SKRT tahun cenderung menurun dari 425 menjadi 373 per kelahiran hidup, sedangkan berdasar data SDKI , Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio (IMR) di Indonesia adalah sebesar 307 per kelahiran hidup. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

41 Menurut laporan puskesmas di Kabupaten Malang tahun jumlah kematian ibu berkisar ibu, tahun 2009 turun menjadi 20 ibu (54,90 per kelahiran hidup, jumlah kematian ibu tahun 2010 meningkat menjadi 32 ibu (81,26 per kelahiran hidup), tahun 2011 jumlah kematian ibu turun menjadi 26 ibu (63,39 per kelahiran hidup), tahun 2012 jumlah kematian ibu turun menjadi 25 ibu (61,29 per kelahiran hidup) dan tahun 2013 jumlah kematian ibu turun menjadi 39 ibu (89,31 per kelahiran hidup). Sedangkan tahun 2014 jumlah kematian ibu turun menjadi 27 ibu (62,28 per kelahiran hidup) yang terdiri dari ibu hamil sebesar 7 ibu (25,93%), ibu bersalin sebesar 7 ibu (25,93%) dan ibu nifas sebesar 13 ibu (48,14%). Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan di Jawa Timur sebesar 97,40 per kelahiran hidup) dan hasil SKRT. Perkembangan AKI dan jumlah kematian ibu disajikan pada gambar berikut : GAMBAR 3.5 JUMLAH KEMATIAN IBU DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Laporan Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Malang

42 4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2010 jumlah kecelakaan turun sebanyak kali, dengan jumlah korban sebanyak jiwa (260,98 jiwa per penduduk) dan tahun 2011 jumlah kecelakan turun kali dengan jumlah korban sebanyak jiwa (290,69 jiwa per penduduk). Tahun 2012 jumlah kecelakan turun kali dengan jumlah korban sebanyak jiwa (179,73 jiwa per penduduk), Tahun 2013 jumlah kecelakan meningkat sebesar kali dengan jumlah korban sebanyak jiwa (189,70 jiwa per penduduk). Dari kejadian kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya kematian sebanyak 18 jiwa (0,38%), luka berat sebanyak 493 jiwa (10,45%) dan luka ringan sebanyak jiwa (89,17%), Sedangkan Tahun 2014 jumlah kecelakan meningkat sebesar kali dengan jumlah korban sebanyak jiwa (256,41 jiwa per penduduk). Dari kejadian kecelakaan tersebut menyebabkan terjadinya kematian sebanyak 98 jiwa (1,52%), luka berat sebanyak 690 jiwa (10,74%) dan luka ringan sebanyak jiwa (87,74%), bila dibandingkan dengan tahun 2012 lebih besar untuk jumlah korban meninggal, jumlah korban dengan luka berat dan lebih besar bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 10 per penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

43 GAMBAR 3.6 JENIS KORBAN AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Meninggal 0,38% Luka Berat 10,55% Luka Ringan 89,07% Sumber : Laporan Puskesmas C. ANGKA KESAKITAN 1. Angka Acute Flaccid Paralysis ( AFP ) Jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara penduduk usia < 15 tahun di wilayah Kabupaten Malang diperoleh dari laporan W2 puskesmas, yang dilaporkan setiap minggu secara rutin (walaupun zero reporting). Kasus AFP di Kabupaten Malang pada Tahun cederung fluktuatif yaitu antara 6-19 kasus, namun tahun 2011 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 17 kasus (1,89 per penduduk < 15 Tahun) yang tersebar di 6 Puskesmas (6 kecamatan) yang berbeda, dengan jumlah penderita meninggal sebanyak 2 orang, angka Attack rate 0.02% dan angka CFR sebesar 11,76%. Tahun 2012 kasus AFP yang ditemukan turun sebanyak 9 kasus (1,49 per penduduk < 15 Tahun) yang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

44 tersebar di 8 Puskesmas (8 kecamatan) yang berbeda, dan tidak ada penderita yang meninggal, angka Attack rate 0.001% dan angka CFR sebesar 0%. Tahun 2013 kasus AFP yang ditemukan sebanyak 9 kasus (1,50 per penduduk < 15 Tahun) yang tersebar di 7 Puskesmas (6 kecamatan) yang berbeda, dan tidak ada penderita yang meninggal, angka Attack rate dan angka CFR sebesar 0%. Sedangkan tahun 2014 kasus AFP yang ditemukan meningkat sebanyak 13 kasus (2,17 per penduduk < 15 Tahun) yang tersebar di 6 Puskesmas (5 kecamatan) yang berbeda, dan tidak ada penderita yang meninggal, angka Attack rate dan angka CFR sebesar 0%, cakupan ini lebih kecil bila dibandingkan dengan target Nasional yaitu 2 per penduduk dibawah 15 Tahun. GAMBAR 3.7 PETA KASUS AFP DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Ket : - Hijau : tidak terdapat kasus AFP - Merah : terdapat kasus AFP Profil Kesehatan Kabupaten Malang

45 Kasus AFP menurut jenis kelamin di Kabupaten Malang 4 (empat) tahun terakhir yaitu tahun lebih banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan, tetapi sebaliknya untuk tahun kasus AFP lebih banyak dialami oleh anak perempuan daripada anak laki-laki. Hal tersebut seperti tampak dalam gambar berikut : GAMBAR 3.8 KASUS AFP BERDASAR JENIS KELAMIN DI KABUPATEN MALANG TAHUN Laki-laki Perempuan Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang 2. Penyakit TB Paru Penyakit TB Paru di Indonesia menempati urutan ke 3 penyebab kematian umum, selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ lain/extra pulmonary (Hasil Surkesnas 2001). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isu global. Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak Profil Kesehatan Kabupaten Malang

46 luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta sering mengakibatkan kematian. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi TB sebesar 0,2% dan prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,4%. Hasil penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak tahun 2010 BTA positif meningkat sebesar 986 penderita, dan diobati sebanyak 784 (95,65%), dengan tingkat kesembuhan 76,91% (603 penderita). Tahun 2011 BTA positif kembali meningkat sebesar penderita yang terdiri dari 653 (55,96%) laki-laki dan 514 (44,04%) perempuan, dan diobati sebanyak 799 (47,37%), dengan tingkat kesembuhan 87,36% (698 penderita). Tahun 2012 BTA positif turun sebesar penderita yang terdiri dari 613 (CDR : 46,44%) laki-laki dan 532 (CDR : 40,71%) perempuan, dan diobati sebanyak 1.167, dengan tingkat kesembuhan 85,09% (993 penderita) Tahun 2013 BTA positif turun sebesar 961 penderita yang terdiri dari 613 yang terdiri dari 541 laki-laki dan 420 perempuan, dan diobati sebanyak 1.150, dengan tingkat kesembuhan 84,17% (968 penderita). Sedangkan Tahun 2014 BTA positif turun sebesar 952 penderita yang terdiri dari 525 laki-laki dan 427 perempuan, dan diobati sebanyak 968, dengan tingkat kesembuhan 75,52% (731 penderita). Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan penderita baru BTA positif pada wilayah tersebut. Target CDR adalah 70% pada tahun 2010 dan tetap dipertahankan pada tahun-tahun Profil Kesehatan Kabupaten Malang

47 selanjutnya. Terjadi peningkatan CDR dari tahun 2009 s/d 2011, namun menurun sedikit pada tahun 2012 dan tahun 2013 menurun menjadi 35,83%. Sedangkan pada tahun 2014 menurun menjadi 35,31%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR 3.9 BTA (+) dan CDR TB DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Case Notification Rate (CNR) angka yang menunjukkan trend atau kecenderungan meningkat atau menurunnya penemuan penderita pada wilayah tersebut. Gambaran CNR di Kabupaten Malang dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR 3.10 ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) BTA POSITIF DI KABUPATEN MALANG TAHUN Profil Kesehatan Kabupaten Malang

48 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang GAMBAR 3.11 ANGKA NOTIFIKASI RATE (CNR) PADA SEMUA KASUS TBDI KAB MALANG TAHUN Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar tersebut dapat diketahui CNR pada semua kasus mengalami kenaikan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, menurun pada tahun Namun meningkat lagi pada tahun 2013 dan tahun Perkembangan penyakit TB Paru di Kabupaten Malang selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 3.1 HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MALANG TAHUN No Uraian Target Pencapaian (%) Proporsi suspek diperiksa 100% 41,3 42,6 46,6 36,15 36,32 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

49 2 3 Proporsi pend TBC paru BTA +dianta ra suspek yg diperiksa dahaknya 5-15% 9,07 10,8 9,75 10,41 10,20 Proporsi pend TBC paru BTA + diantara seluruh penderita TBC paru tercatat > 5% 67,7 75,6 78,5 67,54 60,04 4 Case Detection Rate (CDR) > 0% 36,42 44,43 43,6 35,83 35,31 5 Angka konversi (px th. 2013) > 0% 86,3 90,49 88,1 87,74 85,02 6 Angka kesembuhan (th 2013) > 5% 81,6 85,02 85,1 83,39 75,52 7 Angka keberhasilan pengob (px th. 2013) > 5% 89,8 91,01 90,84 91,65 88,74 8 Angka Drop Out (px th. 2012) < 0% 3,31 2,7 2,74 1,65 3,10 9 Case Notification Rate (CNR) BTA Case Notification Rate (CNR) semua kasus 65,4 69,3 67,2 68,6 71,3 3. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat. ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat dapat menjadi pneumonia. Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. Dari hasil SKRT diketahui bahwa 80% sampai 90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan pneumonia. Upaya dalam rangka pemberantasan ISPA lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus penderita pneumonia balita yang ditemukan secara cepat dan tepat. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi ISPA sebesar 6,4% dan prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%. Sedangkan di Kabupaten Malang prevalensi ISPA sebesar 4,3%, dan prevalensi Pneumonia sebesar 0,4%. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

50 Jumlah penderita pneumonia yang dilaporkan puskesmas tahun 2010 jumlah penderita pneumonia sebanyak balita (100% balita ditangani), tahun 2011 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan ditangani sebanyak balita (8,99% dari perkiraan penderita balita), tahun 2012 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan ditangani meningkat sebanyak balita (10,29%) dari perkiraan penderita balita, penderita laki-laki sebanyak 1,162 (11,05%) dan penderita perempuan sebanyak 989 (9,50%). Tahun 2013 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan ditangani meningkat sebanyak balita (12,25%) dari perkiraan penderita balita, penderita laki-laki sebanyak 1,362 (13,15%) dan penderita perempuan sebanyak (11,33%), sedangkan tahun 2014 jumlah penderita pneumonia ditemukan dan ditangani meningkat sebanyak balita (12,61%) dari perkiraan penderita balita, penderita laki-laki sebanyak 1,505 (14,82%) dan penderita perempuan sebanyak (11,90%). TABEL 3.2 PENYAKIT ISPA DI KABUPATEN MALANG TAHUN NO INDIKATOR Target Tahun Penemuan Penderita Pneumonia Balita > 15% 11,3 9,0 10,4 12,2 12,6 2 Proporsi kasus pneumonia yg ditangani dgn penatalaksanaan standart 100% Proporsi kesembuhan balita pneumonia 100% Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang GAMBAR 3.12 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

51 JML KASUS KASUS PNEUMONIA DI KABUPATEN MALANG TAHUN KASUS PNEUMONIA DI KAB. MALANG TH Jan PebMartApr Mei Juni Juli AgsSeptOkt NopDes Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar dapat diketahui penemuan kasus pneumonia balita per bulan tahun 2012 s.d tahun 2014 menunjukkan ada kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. 4. Penyakit Menular Seksual dan HIV / AIDS Tingkat perkembangan penyakit menular seksual terutama HIV/AIDS di Indonesia terutama di Kabupaten Malang terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat resiko penyebaran penyakit ini. Upaya yang dilakukan dalam pemberantasan penyakit tersebut antara lain : (1) penanganan penderita yang ditemukan, Profil Kesehatan Kabupaten Malang

52 (2) upaya pencegahan melalui skrening HIV/AIDS terhadap darah donor, (3) upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS) Jumlah penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Malang sejak tahun 1991 sampai akhir Desember 2014 sebanyak orang (0,23% per jumlah penduduk beresiko). Angka ini masih lebih kecil bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 0,9% per jumlah penduduk beresiko. Tetapi penderita HIV/ AIDS dari tahun ketahun mengalami kenaikan, hal ini terlihat dari jumlah penderita baru HIV/AIDS tahun 2014 yang ditemukan sebanyak 261 kasus (HIV 200 kasus dan AIDS 61 kasus) dan yang ditangani sebanyak 261 kasus (100%), lebih tinggi dari kasus tahun 2013 sebanyak 221 kasus, tahun 2012 sebanyak 172 kasus, tahun 2011 sebanyak 143 kasus, dan tahun 2010 sebanyak 133 kasus penderita baru. Jumlah darah donor yang diperiksa tahun 2010 sebesar pendohor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 25 sampel (0,20%). Tahun 2011 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 13 sampel (0,11%). Tahun 2012 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 34 sampel (0,24%) terdiri dari laki-laki sebesar 27 sampel (0,26%) dan perempuan sebesar 7 sampel (0,18%). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

53 Tahun 2013 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 24 sampel (0,15%) terdiri dari laki-laki sebesar 20 sampel (0,18%) dan perempuan sebesar 4 sampel (0,09%). Sedangkan tahun 2014 Jumlah darah donor yang diperiksa sebesar pendonor, jumlah sample darah yang diperiksa sebanyak dan jumlah positif HIV/AIDS sebanyak 28 sampel (0,16%) terdiri dari laki-laki sebesar 24 sampel (0,21%) dan perempuan sebesar 4 sampel (0,07%). Untuk mengetahui Distribusi kasus HIV/AIDS berdasar jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun disajikan pada gambar berikut. GAMBAR 3.13 KASUS HIV/ AIDS BERDASAR JENIS KELAMIN DI KABUPATEN MALANG S/D 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar diketahui berdasarkan jenis kelamin, pengidap HIV/AIDS terdapat pada laki-laki dan perempuan. Pada awal tahun 1991 sampai dengan tahun 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS masih Profil Kesehatan Kabupaten Malang

54 didominasi oleh perempuan, namun mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 lebih banyak laki-laki. Namun demikian sejak tahun 2010 sampai 2014 penderita perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Dari tahun sebanyak 80% pengidap/penderita HIV/AIDS masih hidup, 19% telah meninggal dunia dan 1% tidak jelas keberadaannya. Untuk lebih jelasnya kematian HIV/AIDS disajikan dalam gambar berikut: GAMBAR 3.14 KASUS HIV/ AIDS DI KABUPATEN MALANG S/D TAHUN 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Jumlah kasus penyakit infeksi menular seksual tahun 2010 sebesar kasus (100% kasus ditangani), tahun 2011 turun sebesar kasus (kasus pada laki-laki sebesar 261 (13,49%) dan (86,51%) kasus pada perempuan), 100% kasus yang ditemukan dapat ditangani, tahun 2012 meningkat sebesar kasus (kasus pada laki-laki sebesar 289 (10,09%) dan (92,35%) kasus pada perempuan). Tahun 2013 meningkat sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Malang

55 kasus (kasus pada laki-laki sebesar 405 (7,44%) dan (92,56%) kasus pada perempuan), 100% kasus yang ditemukan dapat ditangani. Sedangkan Jumlah kasus penyakit infeksi menular seksual tahun 2014 turun sebesar kasus, dan ditemukan kasus penyakit Syphilis sebanyak 2 kasus (proporsi sebesar 9,52) pada laki-laki yang berusia tahun. Untuk mengetahui perkembangan kasus PMS dan HIV/AIDS dapat dilihat pada Tabel 3. TABEL 3.3 PENYAKIT PMS DAN HIV/AIDS DI KAB. MALANG TAHUN No JENIS PENYAKIT 1 Menular Seksual a. Jumlah kasus Laki-laki Perempuan b. Jumlah Diobati 2 HIV/AIDS a. Jumlah ditemukan b. Jumlah ditangani c. Kumulatif Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Penyakit Demam Berdarah (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas keseluruh wilayah di Kabupaten Malang. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi. Upaya pemberantasan penyakit DBD dititik beratkan Profil Kesehatan Kabupaten Malang

56 pada peng gerakan potensi ma syarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), pemantauan angka bebas jentik (AJB) serta pengenalan gejala penyakit DBD dan penanganannya di rumah tangga. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi DBD ber dasarkan diagnosa dan diagnosa gejala sebesar 0,16% dan prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,15%. Jumlah penderita Demam Berdarah di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun cenderung fuktuatif yaitu tahun 2010 kasus DBD sebesar kasus (55,57 per penduduk), penderita meninggal sebanyak 7 orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 77,78%), Tahun 2011 kasus DBD turun drastis sebesar 193 kasus (9,70 per penduduk), penderita meninggal sebanyak 7 orang (Attack Rate : 0,02% dan CFR : 3,63%). Tahun 2012 kasus DBD turun sebesar 173 kasus (6,96 per penduduk), penderita meninggal sebanyak 7 orang (CFR : 0,28%) yang tersebar di 6 puskesmas (6 kecamatan), dan tahun 2013 kasus DBD meningkat cukup tinggi sebesar kasus (46,49 per penduduk), penderita meninggal sebanyak 14 orang (CFR : 1,2%) yang tersebar di 11 puskesmas (10 kecamatan). Sedangkan Tahun 2014 kasus DBD terjadi penurunan sebesar 834 kasus (33,03 per penduduk) yang terdiri dari 379 penderita laki-laki dan 455 penderita perempuan, penderita Profil Kesehatan Kabupaten Malang

57 meninggal sebanyak 4 orang (CFR : 0,48%) yang tersebar di 4 puskesmas (4 kecamatan). Angka ini lebih rendah dari target nasional yaitu 2 per penduduk, meskipun demikian masih sangat perlu dilakukan peningkatan kegiatan-kegiatan pencegahan dan pemberantasan Penyakit Demam Berdarah, yaitu menggalakkan kegiatan penggerakan masyarakat. GAMBAR 3.15 PETA CFR DBD KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Keterangan : : Luar Wilayah : Terdapat Kematian DBD : Daerah Bebas Kematian DBD Perkembangan kasus DBD di Kabupaten Malang selengkapnya disajikan pada Tabel berikut. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

58 TABEL 3.4 PERKEMBANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN MALANG TAHUN Tahun Jumlah Kasus Jumlah Kematian IR CFR (%) ABJ (%) ,67 0,88 85, , , ,95 88, ,20 87, ,03 0,48 87,34 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang GAMBAR 3.16 PERBANDINGAN IR DAN CFR DBD DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, insidens rate di Kabupaten Malang cenderung fluktuatif. Tahun mengalami kenaikan, tahun mengalami penurunan dan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 46,14 per penduduk. Sedangkan tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 33,03 per penduduk. Begitu juga dengan angka kematian (CFR ) dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif, tahun 2009 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

59 2010 mengalami penurunan dan tahun mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,48%. 6. Penyakit Diare Penyakit diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari hasil SKRT dalam beberapa survey dan Surkesnas 2001 yaitu penyebab kematian bayi sebesar 9,4% dan sebesar 13,2% sebagai penyebab kematian balita. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi Diare sebesar 4,9% dan prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 4,0%. Secara umum jumlah jumlah penderita diare di Kabupaten Malang terjadi penurunan dari kasus (21,87 per 1000 penduduk) dengan penderita balita sebanyak , meninggal sebanyak 2 jiwa (Attack rate : 1,18% dan CFR : 1,04%) tahun 2010, tahun 2011 jumlah kasus meningkat sebanyak jiwa (24,81 per 1000 penduduk) dengan penderita balita sebanyak , Attack rate : 0,2% dan tidak ada yang meninggal (CFR: 0%). Tahun 2012 jumlah kasus meningkat sebanyak jiwa (59,31%) dari sasaran, dengan penderita balita sebanyak , dan tahun 2013 jumlah kasus turun sebanyak jiwa (100%) dari sasaran, dengan penderita balita sebanyak Sedangkan tahun 2014 jumlah kasus ditemukan dan Profil Kesehatan Kabupaten Malang

60 diobati turun sebanyak jiwa (98,80%) dari sasaran, dengan penderita balita sebanyak Angka kesakitan diare di Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 214 per penduduk. Perkembangan kasus diare berdasarkan bulan tahun mempunyai pola yang hampir sama, dimana kasus terlihat mengalami peningkatan pada bulan Juli dan September dan tahun 2014 kasus terlihat mengalami peningkatan pada bulan Juli dan Nopember. Untuk lebih jelasnya sajikan pada gambar berikut. GAMBAR 3.17 PERKEMBANGAN KASUS DIARE PER BULAN DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Proporsi kasus diare pada balita diantara semua umur dapat dilihat pada gambar berikut: GAMBAR 3.18 PROPORSI KASUS DIARE BALITA DAN SEMUA UMUR DI KABUPATEN MALANG TAHUN Profil Kesehatan Kabupaten Malang

61 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar terlihat Proporsi kasus diare pada balita diantara semua umur tahun 2014 sebesar 34,40%, meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 33,96% dan turun dibanding tahun 2012 sebesar 37,03%. 7. Angka Kesakitan Malaria Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya di Kabupaten Malang, perkembangan penyakit malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi Malaria berdasarkan diagnosa dan diagnosa gejala sebesar 0,05% dan prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,06%. Dari laporan puskesmas diperoleh data tahun 2010 jumlah tersangka kasus malaria turun sebanyak (2,93 per penduduk), dengan penderita malaria positif meningkat sebanyak 66 orang (0,027 per penduduk) dan tahun 2011 jumlah kasus malaria positif meningkat sebanyak 76 (0,031 per penduduk). Tahun 2012 jumlah kasus malaria Profil Kesehatan Kabupaten Malang

62 positif meningkat sebanyak 88 (0,035 per penduduk) dan tahun 2013 jumlah kasus malaria positif meningkat sebanyak 134 (0,05 per penduduk). Sedangkan tahun 2014 jumlah suspek malaria sebanyak 131 kasus, sediaan darah diperiksa 49 sediaan dan sediaan darah positif/ penderita malaria positif turun sebanyak 49 penderita (angka kesakitan/annual Parasite Incidence sebesar 0,019 per penduduk beresiko), angka ini masih dibawah target nasinal yaitu 5 per penduduk. Penemuan kasus malaria tahun terlihat ada kecenderungan peningkatan penemuan kasus malaria di Kabupaten Malang. Walaupun pada tahun 2009 terjadi penurunan kasus malaria dengan jumlah kasus sebanyak 48 penderita, akan tetapi jumlah kasus tersebut mengalami peningkatan hingga tahun Sedangkan tahun 2014 penemuan kembali turun. Lebih jelasnya disajikan pada gambar berikut: GAMBAR 3.19 PENEMUAN KASUS MALARIA DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

63 Untuk lebih jelasnya hasil kegiatan Program P2 Malaria disajikan pada Tabel 3.5 dan Lampiran Tabel 24. TABEL 3.5 HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 MALARIA DI KABUPATEN MALANG TAHUN NO KEGIATAN SD Malaria Penderita Klinis Penderita Positif Spot Check Larvasidasi Pembersih lumut MFS Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang 8. Penyakit Kusta Penyakit kusta sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat, meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia. Angka prevalensi secara nasional pada tahun 2003 sebesar 0,8 per penduduk, sedangkan penderita kusta yang selesai menjalani pengobatan (RFT) tahun 2004 di Jawa Timur sebesar 80,93%. Jumlah Penderita Kusta di Kabupaten Malang tahun 2010 jumlah penderita sebanyak 39 orang (prevalensi 0,16 per penduduk), tahun 2011 jumlah penderita meningkat sebanyak 77 orang (prevalensi 0,31 per penduduk), tahun 2012 jumlah penderita turun sebanyak 70 orang (prevalensi 0,29 per penduduk), dan tahun 2013 jumlah Profil Kesehatan Kabupaten Malang

64 penderita turun sebanyak 59 orang (prevalensi 0,23 per penduduk). Sedangkan tahun 2014 jumlah penderita turun sebanyak 44 orang (prevalensi 0,17 per penduduk) dan jumlah penderita baru sebanyak 41 oang, dengan angka penemuan kasus baru (NCDR/ New Case Detection Rate sebesar 1,62 per penduduk). Persentase penderita kusta selesai berobat (Release From Treatment/ RTF) sebesar 2,19%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Lampiran Tabel TABEL 3.6 HASIL KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN KUSTA DI KABUPATEN MALANG TAHUN PENCAPAIAN (%) URAIAN TARGET a. Prevalensi per pddk < 1 / b. CDR per penduduk <5 / c. Proporsi cacat II diantara penderita baru < 5% ,9 17,0 d. Proporsi anak < 14 tahun diantara pend baru < 5% ,00 12,1 e. Proporsi MB diantara penderita baru < 50% ,2 95 f. Proporsi penderita wanita diantara pend baru ,0 46 g. RFT - RFT tipe MB > 90 % , RFT tipe PB > 95 % Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Untuk mengetahui prevalensi rate dan CDR Penyakit Kusta di Kabupaten Malang disajikan pada gambar berikut. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

65 GAMBAR 3.20 PREVALENSI RATE (PR) dan CASE DETECTION RATE (CDR) DI KAB. MALANG TAHUN Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar dapat diketahui naik turunnya Prevalensi rate tidak diikuti dengan naik turunnya Case detection rate. Hal ini berarti sebenarnya masih dapat ditemukan kasus kusta lebih banyak lagi. Case detection rate (CDR) kusta per penduduk per puskesmas tahun 2014 sebesar 1,62 per penduduk. Ada sebanyak 21 puskesmas yang menemukan penderita kusta pada tahun 2014 dengan peringkat sebagai berikut. GAMBAR 3.21 CASE DETECTION RATE (CDR) PER PUSKESMAS TAHUN 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

66 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang 9. Kasus Penyakit Filaria Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta me nyebabkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia. Di Jawa Timur belum ditemukan jenis nyamuk yang menjadi vektor filariasis. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian secara langsung, gejala akut yang berulang dan gejala kronis yang menetap sangat menurunkan kualitas sumber daya manusia dan produkti fitas, sedangkan penderita elefantiasis merupakan beban keluarga, masyarakat dan negara. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi Filaria berdasarkan diagnosa dan diagnosa gejala sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Malang

67 0,01% dan prevalensi di Kabupaten Malang sebesar 0,03%. Keadaan kasus filariasis di Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2014 telah ditemukan sebanyak 34 kasus filariasis ( 1,35 per penduduk). Dari jumlah tersebut yang telah meninggal dunia sebanyak 8 orang. Tersebar di 19 puskesmas (18 kecamatan) dari 39 Puskesmas (33 kecamatan) yang ada dan tersebar pada 39 desa dari 390 desa yang ada. Tahun 2009 ditemukan 2 kasus filariasis baru di Puskesmas Pagelaran dan Sumberpucung, tahun 2010 ditemukan 1 kasus filariasis baru di Puskesmas Sumber Pucung, tahun 2011 kasus baru sebanyak 3 kasus yang ditemukan di Puskesmas Ardimulyo, Pakisaji dan Puskesmas Pagelaran. Tahun 2012 kasus baru sebanyak 3 kasus yang ditemukan di Puskesmas Poncokusumo, Dampit dan Puskesmas Ampelgading dan tahun 2013 kasus baru sebanyak 3 kasus yang ditemukan di Puskesmas Tumpang dan Puskesmas Dampit. Sedangkan tahun 2014 tidak ditemukan kasus baru. Gambaran sebaran Kasus Filariasis di Kabupaten Malang disajikan dalam gambar berikut. GAMBAR 3.22 SEBARAN PENEMUAN PENDERITA FILARIASIS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

68 Sbr Mjg Wetan Bantur Wonokerto Sbr Mjg Kulon Donomulyo Poncokusumo Kepanjen Gondanglegi Pamotan Pujon Ngajum Gedangan Pakis Dau Bululawang Sbr Pucung Ardimulyo Pakisaji Pagelaran SEBARAN PENEMUAN PENDERITA FILARIASIS DI KABUPATEN MALANG PERIODE ,5 3,5 4 2,5 3 1,5 2 0,5 1 0 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Sejak diperluasnya program imunisasi menjadi Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, berbagai Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) sudah dapat ditekan. Walaupun demikian, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan atau KLB PD3I. Untuk itu upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar terjadinya peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Beberapa kasus KLB PD3I yang pernah terjadi di Kabupaten Malang yaitu Tetanus neonatorum, Profil Kesehatan Kabupaten Malang

69 Campak, Difteri dan Hepatitis B. Pada tahun 2010 terjadi KLB Diphteria sebanyak 12 kasus (1 meninggal Attack rate: 0,01%, CFR: 8,33%), AFP sebanyak 19 kasus(attack rate: 0,02%) dan 77 kasus penyakit Campak dan tahun 2011 terjadi KLB Diphteri sebanyak 38 kasus ( Attack rate: 0,02%) dan tahun 2012 terjadi KLB Diphteri sebanyak 22 kasus ( Attack rate: 0,01% ), AFP sebanyak 9 kasus (Attack rate: 0,001%) dan 18 kasus penyakit Diare (Attack rate: 0,02%). Tahun 2013 terjadi KLB Diphteri sebanyak 15 kasus ( Attack rate: 0,01% ), AFP sebanyak 9 kasus (Attack rate: 0,002%) dan 1 kasus penyakit Leptospirosis (Attack rate: 0,01%), sedangkan tahun 2014 terjadi KLB Diphteri sebanyak 37 kasus (Attack rate: 0,02). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 27. D. KEADAAN STATUS GIZI 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. Di negara berkembang banyak kasus BBLR yang disebabkan premature atau karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang karena ibu berstatus gizi buruk, anemia sebelum konsepsi atau pada saat kehamilan. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi BBLR sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Malang

70 9,9% dan di Kabupaten Malang prevalensi BBLR sebesar 9,0%. Jumlah kasus BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Malang tahun 2010 kasus BBLR menurun sebesar 344 (0,91%) dari lahir hidup, tahun 2011 kasus BBLR sebesar 472 (1,22%) dari lahir hidup, tahun 2012 kasus BBLR sebesar (1,22%) dari lahir hidup dan tahun 2013 kasus BBLR sebesar (3,21%) dari lahir hidup. Sedangkan tahun 2014 kasus BBLR meningkat sebesar (3,45%) dari lahir hidup. Secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Tabel Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengu kuran anthro pometri meng gunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Dari hasil Pemantauan Status Gizi Balita (PSG) yang dilaksanakan setiap tahun di Kabupaten Malang me nunjukkan persentase gizi buruk dan gizi kurang fluktuatif, tahun mengalami peningkatan, dan tahun mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil dan tahun cenderung fluktuatif, seperti terdapat pada gambar berikut. GAMBAR 3.23 PERKEMBANGAN KASUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG DI KAB. MALANG TAHUN Profil Kesehatan Kabupaten Malang

71 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 7,10 6,50 5,40 4,93 3,40 5,52 1,10 0,90 0,92 0, Gizi Buruk Gizi Kurang Sumber : Dinkes Kab. Malang (Hasil PSG tahun ) Dari gambar tersebut dapat diketahui secara umum di Kabupaten Malang tahun prevalensi kasus gizi kurang mengalami penurunan dari 7,10% tahun 2010 menjadi 5,52% tahun 2014 dan prevalensi gizi buruk dari 3,40% tahun 2010 menjadi 0,87% tahun Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur prevalensi balita gizi buruk sebesar 4,8% dan balita gizi kurang sebesar 12,6% dan di Kabupaten Malang prevalensi balita gizi buruk sebesar 3,1% dan balita gizi kurang sebesar 9,4%. Hasil PSG tahun 2014 bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2007, maka prevalensi gizi buruk dan prevalensi gizi kurang hasil PSG lebih rendah daripada hasil Riskesdas. Sedangkan dari hasil penimbangan balita tahun 2010 jumlah balita BGM sebanyak balita (0,82%), dan balita gizi buruk sebanyak 289 (0,20%), sehingga total prosentase balita BGM dan gizi buruk Profil Kesehatan Kabupaten Malang

72 sebesar 1,01%, tahun 2011 jumlah balita BGM meningkat sebanyak balita (0,85%), dan balita gizi buruk meningkat sebanyak 313 (0,15%), sehingga total prosentase balita BGM dan gizi buruk menurun sebesar 1,0%. Tahun 2012 jumlah balita BGM/ balita gizi buruk meningkat sebanyak (0,81%).Tahun 2013 jumlah balita BGM/ balita gizi buruk turun sebanyak (0,73. Sedangkan tahun 2014 jumlah balita BGM/ balita gizi buruk turun sebanyak (0,68%), angka ini masih dibawah target nasional maksimal 15% Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Kecamatan Bebas Rawan Gizi Kecamatan bebas rawan gizi adalah kecamatan yang merupakan daerah dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk < 15% pada kurun waktu tertentu, kecamatan bebas rawan gizi di peta ditandai dengan warna hijau. Dan kecamatan rawan gizi terdiri dari: 1) prevalensi gizi kurang dan gizi buruk 15%-20% (warna kuning/ masalah ringan), 2) prevalensi gizi kurang dan gizi buruk 20%-30% (warna merah/masalah sedang), 3) prevalensi gizi kurang dan gizi buruk >30% (warna hitam/ masalah berat). GAMBAR 3.24 PERKEMBANGAN KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI DI KAB. MALANG TAHUN Profil Kesehatan Kabupaten Malang

73 33, , , , Sumber : Dinkes Kab. Malang (Hasil PSG tahun ) Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita di Kabupaten Malang tahun tahun 2010 jumlah kecamatan bebas rawan gizi sebanyak 32 kecamatan (96,97%) dan 1 kecamatan rawan gizi (0,03%) yaitu Kecamatan Jabung, tahun 2011 jumlah kecamatan bebas rawan gizi turun sebanyak 31 kecamatan (93,94%) dan 2 kecamatan rawan gizi (6,06%) yaitu Kecamatan Pagak dan Kecamatan Gondanglegi. Sedangkan tahun 2012, tahun 2013 dan tahun 2014 jumlah kecamatan bebas rawan gizi meningkat sebanyak 33 kecamatan (100%). Prosentase ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 80% kecamatan bebas rawan gizi. Perkembangan kecamatan bebas rawan gizi dapat dilihat pada gambar berikut. GAMBAR 3.25 PETA KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI KABUPATEN MALANG Profil Kesehatan Kabupaten Malang

74 TAHUN 2014 Keterangan : Kecamatan Bebas Rawan Gizi Kecamatan Rawan Gizi Profil Kesehatan Kabupaten Malang

75 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

76 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Bersalin a. Pelayanan Antenatal Kehamilan merupakan masa yang rawan bagi kesehatan ibu yang mengandung maupun bayi yang dikandungnya, sehingga dalam masa kehamilan perlu pemeriksaan secara teratur melaui pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, dan lainnya. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan kunjungan K1 dan K4. Cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil) merupakan gambaran jumlah ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan, sedangkan cakupan K4 adalah gambaran jumlah ibu hamil yang mendapat pelayanan 4 (empat) kali yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan rata-rata kunjungan ibu hamil (K1) di Kabupaten tahun 2010 sebesar 96,82% ( kunjungan), tahun 2011 naik sebesar 99,03% ( kunjungan), tahun 2012 naik sebesar 98,16% ( kunjungan) dan tahun 2013 naik sebesar 99,95% ( kunjungan). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

77 Sedangkan tahun 2014 cakupan rata-rata kunjungan ibu hamil (K1) turun sebesar 98,72% ( kunjungan). Cakupan K1 yang dilaporkan selama ini adalah akses, dengan demikian dapat menggambarkan keterjangkauan pelayanan program. Cakupan K1 Tahun 2014 bila dibandingkan dengan cakupan pemberian Fe1 (93,30%) dan Fe3 (87,54%) tampak sekali bahwa K1 (98,72%) belum dapat diartikan memenuhi syarat 5T, tetapi hal ini masih perlu ditelaah lebih lanjut. Cakupan rata-rata kunjungan ibu hamil (K4) di Kabupaten Malang 5 (lima) tahun terakhir cenderung meningkat yaitu tahun 2010 sebesar 90,02%, tahun 2011 meningkat sebesar 93,68%, tahun 2012 meningkat sebesar 94,62%, tahun 2013 meningkat sebesar 95,42% dan tahun 2014 meningkat sebesar 97,07% ( kunjungan dari ibu hamil yang ada). Cakupan tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 90%. Gambaran cakupan K1 dan K4 disajikan pada gambar berikut : GAMBAR 4.1 CAKUPAN K1 DAN K4 DI KABUPATEN MALANG TAHUN ,02 93,68 95,25 94,62 97,07 98, ,16 99,03 96, Cakupan K4 Cakupan K1 Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

78 Kesenjangan K1 terhadap K4 lebih dari 1,63%, hal ini menunjukkan belum semua ibu hamil mau memeriksakan kehamilannya diakhir /trimester ketiga terutama pada penduduk musiman dan penduduk terpencil. Disamping itu kesenjangan tersebut disebabkan belum optimalnya pencatatan dan pelaporan terutama yang berasal dari praktek swasta baik praktek dokter maupun bidan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 29. b. Ibu Hamil Resiko Tinggi ditangani Terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas kepada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (risti), hal ini memerlukan tindakan lebih lanjut yaitu perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Ibu hamil resiko tinggi atau komplikasi adalah ibu hamil yang mempunyai kondisi beresiko/ berbahaya pada waktu kehamilan maupun persalinannya. Upaya deteksi resiko tinggi pada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 sebesar 82,01%, tahun 2011 meningkat sebesar 87,84%, dan tahun 2012 turun sebesar 78,51% (7.176 ibu hamil komplikasi kebidanan yang ditangani) dan tahun 2013 meningkat sebesar 80,18% (7.278 ibu hamil yang ditangani dari ibu hamil resiko tinggi dengan komplikasi). Sedangkan tahun 2014 terdapat sebanyak ibu hamil resiko tinggi dengan komplikasi, Profil Kesehatan Kabupaten Malang

79 meningkat sebesar 96,24% (8.684 ibu hamil komplikasi kebidanan yang ditangani). Meskipun tidak semua ibu hamil dengan komplikasi ditangani, tetapi cakupan ini lebih meningkat bila dibandingkan tahun lalu dan kenyataan ini cukup menggembirakan karena upaya menurunkan AKI melalui GSI difokuskan untuk mencegah 4 (empat) terlambat, salah satunya terlambat deteksi resiko tinggi. Melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat diketahui sejak dini kondisi ibu hamil yang masuk golongan resiko tinggi/ komplikasi yang memerlukan pelayanan rujukan. Ada sekitar 14 puskesmas PONED di Kabupaten Malang yang siap untuk menangani ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 33. c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pada tahun 2010 cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Malang sebesar 93,86%, tahun 2011 meningkat sebesar 97,54%, tahun 2012 turun sebesar 93,08% ( dari Profil Kesehatan Kabupaten Malang

80 sasaran ibu bersalin), tahun 2013 meningkat sebesar 99,99% ( dari sasaran ibu bersalin) dan tahun 2014 turun sebesar 99,85% ( dari sasaran ibu bersalin). Cakupan tertinggi di 20 puskesmas yaitu Puskesmas Tumpang, Poncokusumo, Jabung, Pakis, Lawang, Dau, Pujon, Kasembon, Kepanjen, Sumberpucung, Wonosari, Sumbemanjing Kulon, Donomulyo, Bantur, Wonokerto, Gedangan, Gondanglegi, Ketawang, Wajak, dan Puskesmas Tajinan sebesar 100%, sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Turen sebesar 80,83%. Cakupan Kabupaten Malang ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target SPM yaitu 90%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 29. d. Pelayanan Nifas Masa nifas adalah masa 6 8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi mulai mengalami pemulihan untuk kembali normal dan baru pulih betul setelah tiga bulan pasca persalinan, sehingga dalam masa nifas tersebut ibu harus memperoleh pelayanan kesehatan yang tepat yaitu 3 kali kunjungan sehingga memperkecil resiko kelainan atau kematian. Dari laporan puskesmas pelayanan nifas di Kabupaten Malang tahun 2010 sebesar 92,39% ( ibu nifas mendapat pelayanan, tahun 2011 meningkat sebesar 94,44% ( ibu nifas mendapat pelayanan dari ibu nifas, tahun 2012 pelayanan nifas meningkat sebesar 90,69% ( dari ibu nifas yang ada) dan tahun 2013 pelayanan nifas Profil Kesehatan Kabupaten Malang

81 meningkat sebesar 96,68% ( dari ibu nifas yang ada). Sedangkan tahun 2014 pelayanan nifas turun sebesar 95,50% ( dari ibu nifas yang ada), cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target SPM yaitu 90%. Cakupan tertinggi di Puskesmas Tumpang, Poncokusumo, Pakis, Kasembon, Donomulyo, Bantur, Wonokerto, dan Puskesmas Gondanglegi sebesar 100%, sedangkan cakupan terendah di Puskesmas Turen sebesar 77,31%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Pelayanan Kesehatan bayi a. Kunjungan Neonatus Umur bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang rentan/ beresiko mengalami gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan/ kunjungan pada neonatus (KN). Kunjungan neonatus adalah terjadinya kontak antara bayi usia 0-28 hari dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan minimal tiga kali yaitu dua kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2). Pelayanan neonatus yang dilakukan yaitu pemeriksaan kesehatan bayi dan melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu, meliputi : a) pelayanan kesehatan neonatal dasar, b) pemberian Vitamin K, c) manajemen terpadu balita muda (MTBM), Profil Kesehatan Kabupaten Malang

82 d) penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 pemeriksaan neonatus (KN) di Jawa Timur KN1 sebesar 63,4% dan KN2 sebesar 40,9%, di Kabupaten Malang KN1 sebesar 57,1% dan KN2 sebesar 40%. Dari laporan puskesmas yang masuk dapat diketahui bahwa pelayanan kunjungan neonatus di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif yaitu : Jumlah kunjungan neonatus 1 kali (KN1) tahun 2010 sebesar (92,03%), tahun 2011 meningkat sebesar bayi (98,15%) dari bayi, tahun 2012 meningkat sebesar bayi (100%) dari bayi, tahun 2013 meningkat sebesar bayi (99,99%) dari bayi dan tahun 2014 meningkat sebesar bayi (102,76%) dari bayi. Jumlah kunjungan neonatus 3 kali (KN lengkap) tahun 2010 sebesar (98,86%) dari 41,297 bayi, tahun 2011 menurun sebesar (95,39%) dari bayi, tahun 2012 meningkat sebesar (99,23%) dari bayi dan tahun 2013 turun sebesar (97,87%) dari bayi. Sedangkan tahun 2014 kunjungan neonatus 3 kali menigkat sebesar (102,26%) dari bayi, angka cakupan tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan target SPM yaitu sebesar 90%. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

83 Upaya deteksi resiko tinggi pada neonatal yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di kabupaten Malang pada tahun 2010 sebesar 92,66% (5.784 dari neonatal risti), tahun 2011 turun sebesar 78,42% (4.846 dari neonatal risti), tahun 2012 turun sebesar 75,81% (4.583 dari neonatal risti) dan tahun 2013 meningkat sebesar 76,54% (4.604 dari neonatal risti). Sedangkan tahun 2014 penanganan komplikasi pada neonatal meningkat sebesar 90,51% (5.430 dari neonatal risti). b. Kunjungan Bayi Kunjungan bayi umur 29 hari 11 bulan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan disebut kunjungan bayi. Jumlah kunjungan bayi minimal 4 kali di Kabupaten Malang tahun 2010 sebesar (96,24%) dari bayi, tahun 2011 Jumlah kunjungan bayi turun sebesar bayi (93,79%) dari bayi, tahun 2012 Jumlah kunjungan bayi meningkat sebesar bayi (96,60%) dari bayi dan tahun 2013 Jumlah kunjungan bayi turun kembali sebesar bayi (95,81%) dari bayi. Sedangkan tahun 2014 Jumlah kunjungan bayi meningkat sebesar bayi (98,35%) dari bayi, angka ini lebih tinggi bila dibandingkan target SPM sebesar 90%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 40. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

84 3. Pelayanan Kesehatan Anak Balita, Anak Sekolah dan Remaja Pemantauan kesehatan pada anak balita dan anak pra sekolah dilakukan melalui deteksi dini tumbuh kembang minimal dua kali pertahun oleh tenaga kesehatan. Penyimpangan tumbuh kembang yang ditemukan diantaranya status gizi buruk, lingkar kepala tidak normal, perkembangan tidak normal, perilaku tidak normal,serta daya lihat / kesehatan mata tidak normal dan pendengaran yang tidak normal. Cakupan upaya kesehatan Anak Balita dalam kwalitas pelayanan yang disertai dengan pemeriksaan tumbuh kembang baru tahun 2010 sebesar 76,34% ( dari sasaran), tahun 2011 meningkat 88,51% ( dari sasaran), tahun 2012 turun sebesar 84,16% ( dari sasaran) dan tahun 2013 turun sebesar 84,97% ( dari sasaran). Sedangkan tahun 2014 cakupan pelayanan anak balita turun sebesar 84,17% ( dari sasaran anak balita), cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target SPM yaitu sebesar 75%. Pelayanan kesehatan untuk anak sekolah di laksanakan melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam upaya membentuk perilaku hidup sehat pada anak usia sekolah. Kegiatan UKS dilaku kan melalui penjaringan kesehatan/ Skrining murid SD/ MI sederajat kelas I yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan dibantu oleh tenaga terlatih di sekolah (guru UKS dan dokter kecil). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

85 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD/ MI tahun 2010 sebesar (94,88%) dari murid kelas I, tahun 2011 sebesar (98,72%) dari murid kelas I, tahun 2012 sebesar (100%) dari murid kelas I dan tahun 2013 sebesar (100%) dari murid kelas I. Sedangkan tahun 2014 sebesar (100%) dari murid kelas I, angka ini sama bila dibandingkan dengan target nasional yaitu sebesar 100%. Data selengkapnya Lampiran Tabel 49. dapat dilihat pada 4. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut saat ini mulai mendapat perhatian oleh karena pada masa ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator dalam menilai Usia Harapan hidup pada suatu wilayah atau negara. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan Puskesmas, bahwa pelaksanaan program Usia lanjut (Usila) di Kabupaten Malang masih belum dapat memberikan pembinaan dan pelayanan yang optimal dengan berbagai Usila. kebutuhan khusus dibidang kesehatan Cakupan pelayanan pra usia lanjut dan usia lanjut(>60 tahun) tahun 2010 meningkat sebesar meningkat sebesar 66,30% ( dari sasaran), tahun 2011 turun sebesar 39,76% ( dari sasaran), tahun 2012 cakupan pelayanan usia lanjut meningkat sebesar 75,48% ( dari sasaran) dan tahun 2013 cakupan pelayanan usia lanjut turun sebesar 43,36% ( dari Profil Kesehatan Kabupaten Malang

86 sasaran). Sedangkan tahun 2014 cakupan pelayanan usia lanjut mningkat sebesar 56,92% ( dari sasaran), angka ini lebih rendah dari target nasional sebesar 70%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Pelayanan Keluarga Berencana Usia subur seorang wanita menurut hasil penelitian adalah usia antara tahun, oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/ cara dengan Keluarga Berencana (KB). Capaian pelayanan KB dapat digambarkan melalui kelompok sasaran program yang sedang dan pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Jumlah Pasangan Usia Subur peserta Akseptor KB Aktif tahun 2010 sebesar (74,81%) dari PUS, tahun 2011 sebesar (75,56%) dari PUS, tahun 2012 sebesar 75,46% ( dari PUS, tahun 2013 turun sebesar 74,48% ( dari PUS dan tahun 2014 turun sebesar 66,80% ( dari PUS, angka ini lebih tinggi dari target nasional sebesar 70%. Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor adalah metode Suntik sebanyak (53,34%) dan paling sedikit digunakan adalah MOP (Metode Operasi Pria) sebanyak 534 (0,16%). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

87 Sedangkan Jumlah PUS peserta KB Baru tahun 2010 turun sebesar 11,93% ( dari PUS), tahun 2011 turun sebesar 21,77% ( dari PUS), tahun 2012 turun sebesar 20,09% ( dari PUS), tahun 2013 turun sebesar 19,91% ( dari PUS) dan tahun 2014 turun sebesar 3,11% ( dari PUS). Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh akseptor baru adalah Suntik sebanyak (37,71%) dan paling sedikit digunakan adalah MOP (Metode Operasi Pria) sebanyak 85(0,55%). Data selengkapnya disajikan pada Lampiran Tabel 34,35 dan 36. GAMBAR 4.2 JUMLAH KB BARU dan KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DI KABUPATEN MALANG TAHUN KB Baru - KB Aktif IUD MOP/MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

88 6. Pelayanan Imunisasi a. Desa mencapai Universal Child Imunization (UCI ) Desa/ kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/ kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak. Indikator UCI adalah tercapainya cakupan imunisasi Campak 80%. Pencapaian desa/ kelurahan UCI di Kabupaten Malang 5 (lima) tahun terakhir dari 390 desa/ kelurahan yang ada cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 meningkat sebesar 370 desa (94,87%), tahun 2011 turun sebesar 312 desa (80%), tahun 2012 meningkat sebesar 343 desa (87,95%) dari 390 desa, tahun 2013 meningkat sebesar 382 desa (97,95%) dari 390 desa dan tahun 2014 turun sebesar 342 desa (87,69%) dari 390 desa. Cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan target SPM Kabupaten Malang yaitu sebesar 90% dan lebih rendah dari target nasional sebesar 100%. Cakupan UCI tertinggi sebesar 100% terdapat di 19 Puskesmas (48,72%), cakupan < 100% terdapat di 20 puskesmas (51,28%) dan cakupan terendah di Puskesmas Wonosari 25%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 41. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

89 GAMBAR 4.3 PETA CAKUPAN UCI DESA KAB. MALANG 2014 Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Keterangan : = UCI = Non UCI b. Cakupan Imunisasi Dasar Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 di Jawa Timur persentase cakupan Imunisasi Lengkap anak umur bulan di Jawa Timur sebesar 45,2% dan di Kabupaten Malang sebesar 33,4%, sedangkan persentase cakupan Imunisasi dasar anak umur bulan adalah seperti pada tabel berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Malang

90 TABEL 4.1 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK UMUR BULAN Jenis Imunisasi Jawa Timur Cakupan (%) Kab. Malang BCG 87,9 91 POLIO 3 72,6 62,8 DPT 3 66,5 53,6 HB 3 59,5 45,1 CAMPAK 85,5 86,7 Sumber : Hasil Riskesdas Prop. Jatim 2007 Sedangkan dari hasil laporan puskesmas di Kabupaten Malang cakupan imunisasi dasar pada bayi tahun 2014 adalah sebagai berikut : HB < 7 hari sebesar bayi (92,94%), BCG sebesar bayi (93,56%), DPT3 + HB3 sebesar bayi (104%), Polio 4 sebesar bayi (104%), dan Campak sebesar bayi (104%) imunisasi lengkap sebesar bayi (103%), serta bayi yang drop out (DO) sebanyak 1,63%. Selain itu cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap sebesar bayi (103%), angka ini lebih besar dari cakupan tahun 2013 sebesar 99,98% dan tahun 2012 sebesar 99,67%. 7. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pemeriksaan Gigi dan Mulut pada murid SD/MI Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan, pengobatan, penambalan sementara dan tetap yang dilaksanakan di Poli gigi puskesmas (dalam gedung) dan usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) di luar Profil Kesehatan Kabupaten Malang

91 gedung dengan kegiatan sikat gigi massal dan pemeriksaan gigi murid. Sesuai dengan Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Malang tahun 2010 jumlah murid SD/MI sebanyak anak dan yang mendapat pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut sebanyak anak (25,67%), tahun 2011 jumlah murid SD/MI sebanyak anak dan yang mendapat pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut sebanyak anak (11,45%) dan tahun 2012 jumlah murid SD/MI sebanyak anak dan yang mendapat pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut sebanyak anak (13,92%). Tahun 2013 jumlah murid SD/MI sebanyak anak dan yang mendapat pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut sebanyak anak (56,25%). Angka ini lebih rendah dari target nasional yaitu sebesar 100%. Sedangkan tahun 2014 jumlah murid SD/MI sebanyak anak dan yang mendapat pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut sebanyak anak (5,31%). Angka ini lebih rendah dari target nasional yaitu sebesar 100%. Jumlah murid SD/MI yang mendapat perawatan tahun 2010 sebanyak (24,26%) dari murid, tahun 2011 sebanyak (27,57%) dari murid, tahun 2012 sebanyak (87,17%) dari murid, dan tahun 2013 sebanyak (54,76%) dari murid dan tahun 2014 sebanyak 951 (13,89%) dari murid. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 51. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

92 8. Pelayanan Kesehatan Kerja Pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal adalah pelayanan kesehatan yang terdiri dari promotip, preventip, kuratip, dan atau rehabilitatip sesuai dengan standar kepada pekerja yang terdaftar pada suatu badan usaha milik pemerintah maupun swasta oleh fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta. Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal tahun 2010 sebesar (46,89%) dari pekerja, tahun 2011 meningkat sebesar (61,99%) dari pekerja dari 37 puskesmas yang melapor, tahun 2012 meningkat sebesar (65,0%) dari pekerja dari 37 puskesmas yang melapor dan tahun 2013 jumlah pekerja sebanyak dan sebanyak (44,35%) pekerja formal yang dilayani dan diobati dari 39 puskesmas yang melapor. Sedangkan tahun 2014 jumlah pekerja sebanyak dan sebanyak (40,48%) pekerja formal yang dilayani dan diobati dari 38 puskesmas yang melapor, angka ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 80%. 9. Upaya Penyuluhan Kesehatan Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan di Kabupaten Malang meliputi penyuluhan kelompok dan penyuluhan massa, kegiatan ini dilakukan baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun di Dinas Kesehatan Jumlah penyuluhan kesehatan di Kabupaten Malang tahun 2011 sebanyak kali, tahun 2012 menurun Profil Kesehatan Kabupaten Malang

93 sebanyak kali, sedangkan Jumlah penyuluhan kesehatan tahun 2013 menurun sebanyak kali, dengan rincian: (1) dilakukan di puskesmas sebanyak kali (6.093 kali penyuluhan kelompok dan 63 kali enyuluhan massa), (2) dilakukan di Dinas Kesehatan sebanyak 69 kali (45 kali penyuluhan kelompok dan 24 kali penyuluhan massa), (3) dilakukan di Rumah Sakit tidak ada data. B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1. Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Masalah anemia gizi pada ibu hamil, wanita usia subur dan balita perlu mendapat perhatian serius dalam penanggulangannya. Berdasarkan hasil SKRT tahun 1995 diketahui secara Nasional masalah anemia gizi ibu hamil sebesar 50,9%. Upaya penanggulangan dalam jangka pendek dilakukan dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil. Cakupan Ibu Hamil mendapat Tablet Fe sekali (Fe1/30 bungkus) sebanyak (87,78%) tahun 2010 sebanyak (89,98%) dari ibu hamil, tahun 2011 sebanyak (92,03%) dari ibu hamil, tahun 2012 meningkat sebanyak (92,39%) dari ibu hamil dan tahun 2013 meningkat sebanyak (94,85%) dari ibu hamil. Sedangkan tahun 2014 turun sebanyak 39,495 (87,54%) dari ibu hamil. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

94 Sedangkan cakupan ibu hamil mendapat Tablet Fe tiga kali (Fe3/90 bungkus) tahun 2010 meningkat sebesar (87,12%) dari ibu hamil, tahun 2011 meningkat sebesar (88,16%) dari ibu hamil, tahun tahun 2012 meningkat sebesar (88,95%) dari ibu hamil dan tahun 2013 meningkat sebesar (90,02%) dari ibu hamil. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar (87,54%) dari ibu hamil, angka cakupan ini sudah melebihi target nasional yaitu 80%. Perkembangan cakupan pemberian Tablet Fe di Kabupaten Malang dapat dilihat pada Gambar 4.4 dan Lampiran Tabel 30. GAMBAR 4.4 PERKEMBANGAN CAKUPAN PEMBERIAN TABLET FE DI KABUPATEN MALANG TAHUN Ibu Hamil Fe 1 Fe 3 Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang 2. Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan masalah gizi utama di Indonesia. KVA pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita KEP atau gizi buruk sebagai Profil Kesehatan Kabupaten Malang

95 akibat asupan zat gizi sangat kurang. Anak yang menderita KVA berdampak pada resiko kebutaan juga resiko kematian balita karena infeksi dan mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernapasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak tersebut menurun. Penanggulangan masalah KVA dilaksanakan secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan secara preventif dapat dilakukan dengan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi dan fortifikasi bahan makanan dengan vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi khususnya diberikan pada sasaran prioritas yaitu bayi ( 6 11 bulan ), anak balita (1-5 tahun) dan ibu nifas. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 sebaran anak umur 6-59 bulan yang mendapatkan Kapsul Vitamin A di Jawa Timur sebesar 73,6% dan di Kabupaten Malang sebesar 65,3%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 sebesar 97,28%, tahun 2011 sebesar 102,32% ( dari bayi), tahun 2012 turun sebesar 53,63% ( dari bayi), tahun 2013 naik sebesar 100% ( dari bayi) dan tahun 2014 naik sebesar 100,03% (40,009 dari bayi). Sedangkan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada anak balita 2 kali/ tahun tahun 2010 sebesar 83,16% ( anak balita), tahun 2011 meningkat sebesar 86,46% ( dari anak balita), tahun 2012 turun sebesar 84,80% ( dari Profil Kesehatan Kabupaten Malang

96 anak balita) dan tahun 2013 meningkat sebesar 89,28% ( dari anak balita). Sedangkan tahun 2014 meningkat sebesar 93,33% ( dari anak balita). Data selengkapnya dan perkembangan cakupan pemberian Vitamin A di Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel berikut dan Lampiran Tabel 32. Tabel 4.2 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A di Kab. Malang Tahun No Sasaran Target Cakupan (%) Bayi (6-11 bln) Anak Balita ( 1-4 th ) 2x Ibu nifas 80 % 80 % 80 % 102,32 86,46 92,31 53,63 84,80 91, ,28 90, ,33 87,30 Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang 3. Keluarga dengan Garam Beryodium Baik Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus, dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Apabila di suatu wilayah dijumpai penyakit gondok lebih dari 5%, maka daerah itu dinyatakan daerah GAKY dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKY. Berdasarkan hasil survey pemetaan Nasional GAKY di Kabupaten Malang tahun 1998 prevalensi total goiter rate (TGR) pada anak usia sekolah rata-rata sebesar 22,99 %, dan tahun 2001 turun menjadi 18,96%. Di Kabupaten Malang terdapat 6 kecamatan endemik berat, 9 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

97 kecamatan endemik sedang, dan 17 kecamatan endemik ringan. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Malang kasus GAKY adalah tersebar di seluruh kecamatan. Salah satu upaya mempercepat penurunan prevalensi GAKY yaitu dengan pemberian kapsul yodium (jangka pendek) dan jangka panjang melalui optimalisasi pemanfaatan garam beryodium, hal ini disebabkan program pemberian kapsul Yodium telah dihentikan pada tahun 2009 (sesuai Surat Edaran Dirjen Binkesmas Kemkes RI). Dari hasil survei yang dilakukan di Kabupaten Malang tahun 2010, ada sekitar keluarga (73,30%) dari keluarga yang di survei telah menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat, dan dari 390 desa yang ada, sebanyak 111 desa (28,46%) masuk kategori desa baik. Tahun 2011 ada sekitar keluarga (73,65%) dari keluarga yang di survei telah menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat, tahun 2012 ada sekitar keluarga (90,44%) dari keluarga yang di survei telah menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat dan tahun 2013 ada sekitar keluarga (76,30%) dari keluarga yang di survei telah menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat. Sedangkan tahun 2014 ada sekitar keluarga (75,35%) dari keluarga yang di survei telah menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat, cakupan tersebut masih dibawah target yaitu 90%. Cakupan tertinggi di Puskesmas Singosari dan Puskesmas Sitiarjo sebesar (100%) dan cakupan terendah di Puskesmas Tirtoyudo (46,75%). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

98 Dari dari 390 desa yang ada, sebanyak 25,38% (99 desa dari 348 desa yang di survei) masuk kategori desa baik. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran Tabel Tambahan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Kabupaten Malang tahun 2010 sebanyak 289 balita (100%), tahun 2011 sebanyak 313 balita (100%) mendapat perawatan, tahun 2012 sebanyak 304 balita (100%) mendapat perawatan dan tahun 2013 sebanyak 243 balita (100%) mendapat perawatan. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 145 balita gizi buruk ditemukan dan sebesar 145 balita (100%) mendapat perawatan, yang terdiri dari 73 balita laki-laki (50,34%) dan 72 balita perempuan (49,66%). Selengkapnya disajikan pada Lampiran Tabel 48. C. KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Kejadian luar biasa adalah peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Kejadian luar biasa yang menimbulkan kesakitan dan kematian dari tahun ke tahun masih sering terjadi di Kabupaten Malang, hal ini dapat diketahui dari laporan puskesmas yang masuk. Diantara KLB yang sering terjadi adalah keracunan, Demam Berdarah dan Diare yang terjadi sejak tahun 2003 sampai tahun Profil Kesehatan Kabupaten Malang

99 1. Desa/ Kelurahan KLB di Tangani < 24 jam Tahun 2010 jumlah desa/ kelurahan yang terserang KLB sebanyak 64 desa dari 390 desa yang ada (sebesar 100% ditangani oleh petugas kesehatan sebelum 24 jam), tahun 2011 yang terserang KLB turun sebanyak 37 desa (9,49%) dari 390 desa dan 37 desa (100%) ditangani oleh petugas kesehatan sebelum 24 jam, tahun 2012 yang terserang KLB meningkat sebanyak 41 desa (10,51%) dari 390 desa dan 41 desa (100%) ditangani oleh petugas kesehatan sebelum 24 jam dan tahun 2013 yang terserang KLB turun sebanyak 33 desa (8,46%) dari 390 desa, dengan rata-rata kejadian KLB perdesa/ kelurahan sebesar 0,08 dan 33 desa (100%) ditangani oleh petugas kesehatan sebelum 24 jam. Sedangkan tahun 2014 yang terserang KLB meningkat sebanyak 63 desa (8,46%) dari 390 desa, dan 63 desa (100%) ditangani oleh petugas kesehatan sebelum 24 jam, angka ini sesuai dengan target nasional yaitu 100%. Perkembangan jumlah desa/ kelurahan sesuai jenis KLB disajikan pada Lampiran Tabel Jenis KLB Jenis KLB yang terjadi di Kabupaten Malang selama 7 (tujuh) tahun yaitu tahun antara lain : Tetanus Neonatorum, AFP, Keracunan (makanan dan gas amoniak), Diare, Campak, DBD, Tetanus, Diphteri, Chikungunya, dan Bencana alam (tanah longsor, banjir, angin puting beliung). Dari laporan puskesmas dapat diketahui ada 3 (tiga) jenis KLB yang terjadi: Profil Kesehatan Kabupaten Malang

100 a). KLB Penyakit KLB penyakit yang terjadi tahun 2014 adalah Dipteri dengan jumlah penderita sebanyak 37 penderita, penduduk terancam sebanyak jiwa (Attack Rate: 0,02%) yang terjadi di 30 desa (15 kecamatan). b). Kejadian Keracunan Makanan dan Minuman Kejadian keracunan makanan dan minuman di Kabupaten Malang terjadi hampir setiap tahun, sejak tahun kecenderungannya terus meningkat, hal ini terlihat seperti gambar berikut : GAMBAR 4.5 JUMLAH KEJADIAN KLB KERACUNAN MAKANAN DAN MINUMAN DI KAB. MALANG KLB Keracunan Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Dari gambar dapat diketahui kejadian keracunan makanan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup tajam terutama pada tahun 2011 dan tahun 2012, sedangkan tahun 2013 dan tahun 2014 mengalami penurunan. Selengkapnya disajikan pada Lampiran Tabel 27. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

101 c) Kejadian Bencana Kejadian bencana yang terjadi di Kabupaten Malang terjadi setiap tahun, yang kecenderungannya terus meningkat. Jenis bencana yang terjadi tahun adalah bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Kejadian bencana yang terjadi tahun 2014 di Kabupaten Malang adalah tanah longsor yang terjadi di 30 desa ( 6 kecamatan), dengan jumlah penderita orang, penduduk terancam sebanyak jiwa dan jumlah orang meninggal sebanyak 9 orang (Attack rate : 4,44 % dan CFR : 012%). Perkembangan jenis KLB disajikan dalam tabel berikut : TABEL 4.3 KASUS KEJADIAN LUAR BIASA DI KABUPATEN MALANG TAHUN NO JENIS KLB TN AFP Keracunan a. Makanan b. Gas amoniak Diare DBD Difteri Chikungunya Bencana Alam a. Banjir b. Tanah longsor c. Puting beliung Leptospirosis Febris Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

102 Untuk menanggulangi bencana yang terjadi di Kabupaten Malang telah terbentuk Tim Penanggulangan Bencana baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat kecamatan / puskesmas, dan juga di tiap puskesmas telah memiliki peta rawan bencana. Selengkapnya disajikan pada Lampiran Tabel 27. D. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Saat ini telah berkembang cara pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar di masyarakat antara lain : dana sehat, Askes, Jamsostek, tabulin, Jamkesmas/ Jamkesda dan asuransi kesehatan lainnya. Jumlah peserta jaminan kesehatan tahun 2014 di Kabupaten Malang adaah sebagai berikut : 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Jumlah peserta JKN sebanyak jiwa (54,13%), yang terbagi menjadi : a) Penerima bantuan iuran (PBI) APBN sebesar peserta (27,38%) b) Penerima bantuan iuran (PBI) APBD, tidak ada data. c) Pekerja penerima upah (PPU)/ mandiri sebesar peserta (6,60%) d) Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/ mandiri sebesar peserta (2,32%) e) Bukan pekerja (BP) sebesar peserta (17,83%) 2. Jamkesda, jumlah peserta sebanyak jiwa (0,25%). 3. Asuransi Swasta, jumlah peserta sebanyak jiwa (4,16%). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

103 4. Asuransi Perusahaan,tidak ada data. Jumlah peserta jaminan kesehatan untuk lebih jelasnya disajikan pada gambar berikut: GAMBAR 4.6 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 Asuransi Swasta 7% Jamkesda 0% Asuransi Perusahaan 0% JKN 93% Dari gambar diatas dapat diketahui peserta jaminan kesehatan sebesar prabayar terbesar berasal dari peserta Jamina Kesehatan Nasinal (JKN) yang terkecil berasal dari peserta Jamkesda. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 53. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin sesuai dengan pelaporan SPM tahun 2014 di sarana kesehatan strata 1 (Puskesmas) sebesar jiwa (45,04%) dan cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan 3 (Rumah Sakit) sebesar jiwa (8,16%). Cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2013 di sarana kesehatan strata 1 (Puskesmas) sebesar jiwa (29,96%) dan cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan 3 (Rumah Sakit) sebesar Profil Kesehatan Kabupaten Malang

104 jiwa (29,96%), tetapi cakupan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 100%. E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pemanfaatan Puskesmas Pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh penduduk di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, hal ini dapat diketahui dari meningkatnya cakupan kunjungan yang masuk dari 39 puskesmas yang ada, baik kunjungan rawat jalan maupun kunjungan rawat inap. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 persentase penduduk rawap inap menurut tempat perawatan (di puskesmas) di Jawa Timur sebesar 1,5% dan di Kabupaten Malang sebesar 0,9%. Di Kabupaten Malang cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas tahun 2010 sebesar , tahun 2011 sebesar , tahun 2012 meningkat sebesar , dan tahun 2013 turun sebesar dan tahun 2014 turun sebesar Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2014 sebesar lebih rendah dari cakupan tahun 2013 sebesar (dari 27 puskesmas rawat inap yang ada), lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 sebesar (dari 27 puskesmas rawat inap yang ada), dan lebih rendah dari cakupan tahun 2011 sebesar , tahun 2010 sebesar dan lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas. Kunjungan tertinggi di Puskesmas Profil Kesehatan Kabupaten Malang

105 Tumpang sebesar orang (19,47%) dan terendah di Puskesmas Ardimulyo sebesar 15 (0,13%) serta 7 puskesmas tidak ada kunjungan rawat inap yaitu Puskesmas Jabung, Singosari, Dau, Pujon, Kasembon, Kalipare, dan Puskesmas Bantur. Dari 302 tempat tidur yang ada di puskesmas, yang dimanfaatkan oleh penduduk (BOR) sebesar 32,91% dan jumlah hari perawatan sebesar hari. Cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 yaitu 25,23% untuk BOR dan hari untuk jumlah hari perawatan, tetapi hal ini menunjukkan masih kurangnya pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas oleh penduduk GAMBAR 4.7 TINGKAT PEMANFAATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN ,78 44,04 51,45 40,69 36, Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang Jumlah total kunjungan penduduk ke Puskesmas baik rawat jalan dan rawat inap 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 menurun sebesar kunjungan (47,78%), tahun 2011 menurun sebesar kunjungan (44,04%), tahun 2012 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

106 jumlah kunjungan menurun sebesar kunjungan (51,45%) dan tahun 2013 jumlah kunjungan menurun sebesar kunjungan (40,69%). Sedangkan tahun 2014 jumlah kunjungan menurun sebesar kunjungan (36,59%), angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 15% penduduk. Kunjungan tertinggi terdapat di Puskesmas Turen sebesar (8,61%) dan terendah di Puskesmas Sumbermanjing Kulon sebesar (0,27%) serta 4 puskesmas tidak lapor, data selengkapnya disajikan pada Tabel 4.4 dan Lampiran Tabel 58. TABEL 4.4 JUMLAH KUNJUNGAN KE PUSKESMAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN Tahun Jumlah Kunjungan Kunjungan Puskesmas Jumlah Penduduk Tingkat pemanfaatan (%o) , , , , ,59 Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang 2. Pemanfaatan Rumah Sakit Pemanfaatan pelayanan kesehatan di rumah sakit oleh penduduk di Kabupaten Malang diperoleh dari laporan kunjungan baik rawat jalan maupun rawat inap baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

107 Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 persentase penduduk rawap inap menurut tempat perawatan adalah seperti pada tabel berikut : TABEL 4.5 PERSENTASE PENDUDUK RAWAP INAP MENURUT TEMPAT PERAWATAN Tempat Berobat Rawat Inap Jawa Timur Cakupan (%) Kab. Malang RS Pemerintah 2,9 2,7 RS Swasta 7,7 3,8 RS Luar Negeri 0,00 0,1 RS Bersalin 0,3 0,2 Sumber : Hasil Riskesdas Prop. Jatim 2007 Cakupan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2010 sebesar (dari 19 RS), tahun 2011 sebesar (dari 21 RS), tahun 2012 sebesar (dari 21 RS), dan tahun 2013 sebesar (dari 11 RS yang lapor). Sedangkan kunjungan rawat jalan tahun 2014 sebesar (dari 10 RS yang lapor). Kunjungan rawat jalan tertinggi di RS Jiwa Lawang sebesar (24,32%) dan terendah di RS Hayunantyo Dau sebesar 513 (0,31%). Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap di Rumah sakit tahun 2010 sebesar (84,15%), tahun 2011 sebesar , tahun 2012 turun sebesar dan tahun 2013 turun sebesar Sedangkan tahun 2014 turun sebesar (dari 10 RS yang lapor), kunjungan rawat inap tertinggi di RSUD Lawang sebesar (16,61%) dan terendah di RS Hayunantyo Dau sebesar 37 (0,11%). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

108 Jumlah total kunjungan penduduk ke rumah sakit baik Pemerintah maupun Swasta, baik rawat jalan ataupun rawat inap 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 jumlah total kunjungan meningkat menjadi (12,90%) dari penduduk, tahun 2011 jumlah total kunjungan meningkat sebesar (15,78%) dari penduduk, tahun 2012 jumlah total kunjungan meningkat sebesar (16,35%) dari penduduk dan tahun 2013 jumlah total kunjungan meningkat sebesar (9,35%) dari penduduk. Sedangkan tahun 2014 jumlah total kunjungan turun sebesar (7,79%) dari penduduk. Angka cakupan ini jauh lebih tinggi dari target nasional yaitu 1,5%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 54. GAMBAR 4.8 TINGKAT PEMANFAATAN RUMAH SAKIT DI KABUPATEN MALANG TAHUN ,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 12,90 12,9 16,35 9,35 7, Sumber : Laporan Tahunan RS tahun 2014 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

109 Sedangkan untuk indikator- indikator pelayanan rumah sakit yang lain dapat diuraikan sebagai berikut : a. BOR (Bed Occupancy Ratio/ Angka penggunaan tempat tidur) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Prosentase pemakaian tempat tidur rumah sakit di Kabupaten Malang tahun 2010 sebesar 51,21%, tahun 2011 turun sebesar 63,26%, tahun 2012 turun sebesar 62,56%, tahun 2013 turun sebesar 35,38% dan tahun 2014 turun sebesar 25,90%. BOR tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen sebesar 70,95% dan terendah di RS Bantuan Lawang sebesar 0,02%, sedangkan BOR tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Jiwa Lawang sebesar 82,58%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). b. AVLOS (Average Length of Stay/ Rata-rata lamanya pasien dirawat) AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rata-rata lama pasien dirawat di rumah sakit adalah tahun 2010 sebesar 11,92 hari, tahun 2011 turun sebesar 8,14 hari, tahun 2012 turun sebesar 6,54 hari, tahun 2013 sebesar 2,43 hari dan tahun 2014 sebesar 3,64 hari. AVLOS tertinggi Rumah Sakit Umum adalah Profil Kesehatan Kabupaten Malang

110 di RS Kanjuruhan Kepanjen selama 4,78 hari dan terendah di Rumah Sakit Umum Daerah Lawang selama 0 hari. Sedangkan AVLOS tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Jiwa Lawang selama 48,64 hari. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI, 2005). c. TOI (Turn Over Interval / Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rata-rata TOI rumah sakit tahun 2010 turun sebesar 4,17 hari, tahun 2011 naik sebesar 4,72 hari, tahun 2012 turun sebesar 3,91 hari, tahun 2013 naik sebesar 4,43 hari dan tahun 2014 naik sebesar 11,03 hari. Cakupan TOI tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS Madinah Kasembon sebesar 15,49 hari dan terendah di RS Marsudi Waluyo Singosari sebesar 1,89 hari, sedangkan tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Hayunantyo Karangploso sebesar 56,28 kali dan terendah di RS Bersalin Siti Miriam Singosari sebesar 9,70 kali. d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai kali. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

111 Frekuensi pemakaian tempat tidur tahun 2008 sebesar 36,65 kali, tahun 2009 turun sebesar 23,16 kali, tahun 2010 meningkat sebesar 35,58 kali. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar 24,52 kali Cakupan tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS Marsudi Waluyo Singosari sebesar 68,60 kali dan terendah di RS Madinah Kasembon sebesar 23,56 kali, sedangkan tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Bersalin Siti Miriam Singosari Dampit sebesar 26,56 kali dan terendah di RS Hayunantyo Karangploso sebesar 1,43 kali. e. NDR (Net Death Rate) NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Angka kematian 48 jam setelah dirawat di rumah sakit tahun 2010 naik sebesar 1,74, tahun 2011 turun sebesar 1,19, tahun 2012 naik sebesar 11,83, tahun 2013 turun sebesar 1,66 dan tahun 2014 turun sebesar 1,58. Kematian tertinggi Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen sebesar 35,28 dan terendah sebesar 1,12 di RS Ben Mari Pakisaji. Sedangkan NDR tertinggi Rumah Sakit Khusus khusus adalah di RS Jiwa Lawang sebesar 2,86 dan terendah di RS Bersalin Siti Miriam Singosari sebesar 0,75. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

112 f. GDR (Gross Death Rate) GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Angka kematian umum di rumah sakit tahun 2010 turun sebesar 3,53, tahun 2011 turun sebesar 2,57, tahun 2012 naik sebesar 23,83, tahun 2013 turun sebesar 3,21 dan tahun 2014 turun sebesar 3,39. Kematian tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS Kanjuruhan Kepanjen sebesar 73,43 dan terendah di RS Ben Mari Pakisaji sebesar 3,07, sedangkan kematian tertinggi Rumah Sakit khusus adalah di RS Bersalin Siti Miriam sebesar 4,52 dan terendah di RS Jiwa Lawang sebesar 1, Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat Semua Sarana Kesehatan harus mempunyai kemampuan Gawat Darurat (Gadar), namun sesuai pengumpulan data pada tahun 2010 meningkat sebanyak 44 sarkes (75,86%) mempunyai gadar dari 58 sarkes yang ada, tahun 2011 meningkat sebanyak 43 sarkes (95,74%) mempunyai gadar dari 48 sarkes yang ada, tahun 2012 sebanyak 43 sarkes (89,58%) mempunyai gadar dari 47 sarkes yang ada dan tahun 2013 sebanyak 48 sarkes (96%) mempunyai gadar dari 50 sarkes yang ada. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 21 Rumah Sakit (91,30%) mempunyai fasilitas gawat darurat (gadar) level 1 dari 23 Rumah Sakit yang ada. Data selengkapnya dapat dilihat ada Lampiran Tabel 68. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

113 4. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium kesehatan Sesuai standar, semua Sarana Kesehatan harus mempunyai kemampuan Laboratorium Kesehatan (100%), namun sesuai pengumpulan data pada tahun 2010 dari 58 sarana kesehatan sebanyak 40 sarkes (68,97%) mempunyai sarana Laboratorium, tahun 2011 dari 60 sarana kesehatan sebanyak 44 sarkes (73,33%) dan tahun 2012 dari 60 sarana kesehatan sebanyak 48 sarkes (80%). Sedangkan tahun 2013 dan tahun 2014 dari 62 sarana kesehatan sebanyak 62 sarkes (100%) mempunyai sarana Laboratorium yang terdiri dari: Rumah Sakit Umum sebanyak 16 buah, Rumah sakit Khusus sebanyak 7 buah, dan Puskesmas sebanyak 39 buah. 5. Rumah Sakit dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar Pelayanan Medik Spesialis Dasar di Rumah Sakit terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Kesehatan Anak, Pelayanan Bedah, Pelayanan Obstetri dan Ginekologi. Tahun 2010 dari 13 Rumah Sakit umum yang ada, tahun 2011 dari 15 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 15 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar dan tahun 2012 dari 15 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 15 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar, dan tahun tahun 2013 dari 16 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 16 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar. Sedangkan tahun 2014 dari 16 Rumah Sakit umum Profil Kesehatan Kabupaten Malang

114 yang ada terdapat 16 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar. 6. Ketersediaan Obat Obat generik/ essensial adalah obat dengan nama sesuai dengan zat berkasiat yang dikandungnya, dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat (sesuai SK Menkes RI tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar). Ketersediaan obat sesuai ke butuhan pelayanan kesehatan tahun 2010 sebanyak 35 item obat dari 35 item obat yang dibutuhkan, dengan tingkat ketersediaan 100%. Ketersediaan obat tahun 2011 sebanyak 31 item obat (91,18%) dari 34 item obat yang dibutuhkan (dengan tingkat ketersediaan 100%), dan Ketersediaan obat tahun 2012 sebanyak 30 item obat (88,23%) dari 34 item obat yang dibutuhkan (dengan tingkat ketersediaan 100%). Tahun 2013 ketersediaan obat menurut jenis obat sebanyak 135 item obat dan 7 item obat jenis vaksin, sedangkan tahun 2014 ketersediaan obat menurut jenis obat sebanyak 144 item obat dan 9 item diantaranya adalah obat jenis vaksin. F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT 1. Rumah Tangga ber PHBS Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang semua anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat, yaitu merupakan komposit 12 dari 16 indikator (Pertolongan persalinan oleh nakes, balita diberi ASI, Profil Kesehatan Kabupaten Malang

115 Kepadatan rumah, Mendapatkan air bersih, mempunyai jamban, lantai rumah kedap air, jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, olahraga teratur dan makanan gizi seimbang. Berdasarkan survei PHBS yang dilakukan di Kabupaten Malang selama 5 (lima) tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah rumah tangga ber PHBS yaitu pada tahun 2010 Jumlah Rumah Tangga di pantau sebanyak dan yang ber PBHS meningkat sebanyak (55,27%), tahun 2011 Jumlah Rumah Tangga di pantau sebanyak dan yang ber PBHS menurun sebanyak (51,91%). Tahun 2012 Jumlah Rumah Tangga di pantau sebanyak dan yang ber PBHS meningkat sebanyak (57,25%). Tahun 2013 Jumlah Rumah Tangga di pantau sebanyak dan yang ber PBHS sebanyak (56,25%), sedangkan tahun 2014 Jumlah Rumah Tangga di pantau sebanyak dan yang ber PBHS sebanyak (28,33%), prosentase ini lebih kecil bila dibandingkan dengan target nasional. Prosentase Rumah Tangga ber PHBS tertinggi di Puskesmas Dau sebesar 77,64% dan terendah di Puskesmas Poncokusumo sebesar 13,12%, sedangkan ada 6 puskesmas yang tidak melapor yaitu Puskesmas Pakisaji, Ngajum, Wonosari, Bantur, Ampelgading dan Puskesmas Tirtoyudo. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Bayi Mendapat ASI Eksklusif Bayi mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sampai mencapai usia 6 bulan. Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi Profil Kesehatan Kabupaten Malang

116 manfaat bagi bayi baik dari aspek gizi, imunologik, psikologik, kecerdasan, neurologik, ekonomik dan aspek penundaan kehamilan serta dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Suddent Infant Death Syndrome / SIDS). Dari Hasil Survei ASI Eksklusif di 17 desa (4 kecamatan) yaitu di Kecamatan Singosari, Jabung, Ngantang dan Kecamatan Pagelaran Tahun 2006 diperoleh data jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebesar 23,53%. Sedangkan dari laporan puskesmas cakupan ASI eksklusif tahun 2010 ASI sebanyak bayi, tahun 2011 ASI eksklusif sebanyak bayi (67,86%) dari bayi yang diperiksa dan tahun 2012 ASI eksklusif sebanyak bayi (57,90%) dari bayi yang diperiksa dan tahun 2013 ASI eksklusif sebanyak bayi (64,71%) dari bayi yang diperiksa. Sedangkan tahun 2014 cakupan ASI eksklusif meningkat sebanyak bayi (66,61%) dari bayi yang diperiksa, angka ini masih lebih rendah dari target nasional yaitu 80%. Cakupan ASI Eksklusif lebih dari 80% terdapat di 4 Puskesmas yaitu Puskesmas Lawang, Singosari, Kromengan, dan Puskesmas Ngajum, sedangkan cakupan yang dibawah 80% terdapat di 35 puskesmas. Cakupan tertinggi di Puskesmas Singosari sebesar 87,50% dan cakupan terendah di Puskesmas Bantur sebesar 35,01%. Data terinci dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Lampiran Tabel 39. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

117 GAMBAR 4.9 Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif Di Kabupaten Malang tahun Jumlah Bayi Asi Eksklusif Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang G. KEADAAN LINGKUNGAN a. Rumah Sehat Rumah sehat diartikan sebagai bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Tahun 2010 dari rumah yang diperiksa, terdapat rumah (66,54%) yang memenuhi syarat (rumah sehat), tahun 2011 dari rumah yang diperiksa, meningkat sebanyak rumah (72,30%) yang memenuhi syarat (rumah sehat) dan tahun 2012 dari rumah yang diperiksa, meningkat sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Malang

118 rumah (70,55%) yang memenuhi syarat (rumah sehat). Tahun 2013 dari rumah yang diperiksa, meningkat sebanyak rumah (70,01%) yang memenuhi syarat (rumah sehat). Sedangkan tahun 2014 dari rumah yang dibina, sebesar rumah (53,34%) memenuhi syarat dan rumah sehat tahun 2014 sebanyak rumah (30,57%) dari rumah yang ada. Angka ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 80% rumah memenuhi syarat kesehatan. Cakupan rumah sehat tertinggi di Puskesmas Pakisaji sebesar 100%, dan cakupan terendah di Puskesmas Lawang (0,37%) dan sebanyak 10 Puskesmas tidak melapor. Data selengkapnya dan perkembangan jumlah rumah sehat di kabuapten Malang dapat dilihat pada gambar 4.10 dan Lampiran Tabel 58. GAMBAR 4.10 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SEHAT DI KABUPATEN MALANG TAHUN ,54 72,3 70,55 70, , Sumber : Bidang PKSL Dinkes Malang Profil Kesehatan Kabupaten Malang

119 b. Keluarga Memiliki Akses Air bersih Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Malang, maka secara otomatis berdampak pada kebutuhan akan air bersih yang semakin meningkat pula. Berbagai upaya telah dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih dapat meningkat, salah satunya dengan pendekatan pastisipatif untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam pembangunan pipanisasi air bersih di daerahnya. Sesuai dengan hasil pemeriksaan Sumber Air Bersih yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dapat dijabarkan sebagai berikut : tahun 2010 pemeriksaan Sumber Air Bersih dari KK yang ada, yang diperiksa sebesar (17,10%). Tahun 2011 pemeriksaan Sumber Air Bersih dari KK yang ada, yang diperiksa sebesar (11,33%), tahun 2012 pemeriksaan Sumber Air Bersih dari KK yang ada, yang diperiksa sebesar (26,14%) dan tahun 2013 pemeriksaan Sumber Air Bersih dari KK yang ada, yang diperiksa sebesar (25,02%). Sedangkan tahun 2014 jumlah penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak sebesar penduduk (30,56%) dari penduduk yang ada di Kabupaten Malang. Hasil pemeriksaan akses berkelanjutan terhadap air minum layak di Kabupaten Malang tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut : (1). Bukan jaringan perpipaan terdiri dari : a) Sumur gali terlindung memenuhi syarat sebesar buah (28,85%) dari sumur yang ada. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

120 b) Sumur gali dengan pompa memenuhi syarat sebesar buah (77,28%) dari sumur yang ada. c) Sumur Bor dengan pipa memenuhi syarat sebesar buah (44,72%) dari sumur yang ada. d) Mata air terlindung memenuhi syarat sebesar buah (80,19%) dari mata air yang ada. e) Penampungan air hujan memenuhi syarat sebesar 489 buah (65,73%) dari 744 penampungan air hujan yang ada. (2). Jaringan perpipaan (PDAM/BPSPAM) yang memenuhi syarat sebesar buah (59,58%) dari jaringan perpipaan yang ada. Untuk lebih jelasnya hasil pemeriksaan akses berkelanjutan terhadap air minum layak bukan jaringan perpipaan disajikan pada gambar berikut: GAMBAR 4.11 PEMERIKSAAN AKSES BERKELANJUTAN AIR MINUM LAYAK DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Bidang PKSL Dinkes Malang SGP SGL S Bor Mata Air PAH T Air Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Profil Kesehatan Kabupaten Malang

121 c. Keluarga Memiliki Akses Sanitasi Layak Kepemilikan sarana sanitasi layak (Jamban sehat) yang dimiliki oleh keluarga meliputi jamban komunal, leher angsa, jamban plengsengan, dan jamban cemplung. Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan menyebabkan timbulnya penyakit. Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak (jamban sehat) di Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar penduduk (21,90%) dari penduduk yang ada. Dari hasil pemeriksaan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Jamban komunal yang memenuhi syarat sebanyak 38 unit (100%) dari 38 unit, dengan penduduk pengguna sebesar penduduk (93,62%). 2) Jamban leher angsa yang memenuhi syarat sebanyak unit (67,24%) dari unit, dengan penduduk pengguna sebesar penduduk (74,48%). 3) Jamban plengsengan yang memenuhi syarat sebanyak unit (95,27%) dari unit, dengan penduduk pengguna sebesar penduduk (94,57%). 4) Jamban cemplung yang memenuhi syarat sebanyak unit (66.157%) dari unit, dengan penduduk pengguna sebesar penduduk (60,27%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 61. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

122 d. Tempat Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat Tempat-tempat Umum (TTU) merupakan suatu yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit meliputi hotel, restoran/ rumah makan, pasar dan lain-lain. Beberapa tempat umum (TTU) di Kabupaten Malang yang mendapat pembinaan kesehatan lingkungan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan dan hotel. Cakupan pemeriksaan tempat umum sehat tahun 2014 sebesar unit (67,72%) dari TTU yang ada, dari hasil pemeriksaan diketahui hasil sebagai berikut : 1).Sarana pendidikan : SD memenuhi syarat kesehatan sebesar 852 SD (69,89%) dari SD yang ada. SLTP memenuhi syarat kesehatan sebesar 210 SD (57,69%) dari 364 SLTP yang ada. SLTA memenuhi syarat kesehatan sebesar 90 SD (57,32%) dari 157 SLTA yang ada. 2).Sarana kesehatan Puskesmas memenuhi syarat kesehatan sebesar 120 unit (90,91%) dari 132 (puskesmas dan puskesmas pembantu) yang ada. Rumah Sakit Umum memenuhi syarat kesehatan sebesar 12 RSU (75%) dari 16 RSU yang ada. 3).Hotel Hotel bintang memenuhi syarat kesehatan sebesar 2 hotel (100%) dari 2 hotel yang ada. Hotel non bintang memenuhi syarat kesehatan sebesar 25 hotel (55,56%) dari 45 hotel yang ada. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 63. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

123 e. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan suatu yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit meliputi tempat makanan, depot air minum dan lain-lain. Beberapa Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di Kabupaten Malang yang mendapat pembinaan kesehatan lingkungan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas antara lain : jasa boga, rumah makan/ restoran, depot air minum, dan makanan jajanan. Cakupan pemeriksaan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi higiene sanitasi tahun 2014 sebesar 53,03% (2.045 dari TPM yang ada, dari hasil pemeriksaan diketahui hasil sebagai berikut: 1).Jasa boga memenuhi higiene sanitasi sebesar 79 unit (3,86%) dari TPM yang ada. 2).Restoran/ rumah makan memenuhi higiene sanitasi sebesar 556 unit (27,19%) dari TPM yang ada. 3).Depot air minum memenuhi higiene sanitasi sebesar 104 unit (5,09%) dari TPM yang ada. 4).Makanan jajanan memenuhi higiene sanitasi sebesar unit (63,86%) dari TPM yang ada. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 64. Sementara itu dari TPM yang tidak memenuhi higiene sanitasi sebesar unit mendapat pembinaan dan uji petik dengan hasil sebagai berikut : 1) Jumlah TPM dibina sebesar 35,88% (572 dari TPM) 2) Jumlah TPM diuji petik sebesar 11,38% (243 dari TPM). Profil Kesehatan Kabupaten Malang

124 f. Rumah/ Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pemeriksaan Jentik Nyamuk pada rumah/ bangunan perlu dilakukan mengingat dengan makin pentingnya digalakan sosialisasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3 M (Menutup, Menguras, Mengubur) dan meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk hidup bersih agar dapat menurunkan incidence rate penyakit DBD. Pemeriksaan rumah/ bangunan bebas jentik di Kabupaten Malang 5 (lima) tahun terakhir dapat diuraikan sebagai berikut: tahun 2010 Jumlah rumah/ bangunan sebanyak buah, yang diperiksa meningkat sebanyak buah (16,13%), dan hasil pemeriksaan rumah/ bangunan yang bebas jentik meningkat sebanyak buah (85,47%), tahun 2011 Jumlah rumah/ bangunan sebanyak buah, yang diperiksa menurun sebanyak buah (3,83%), dan hasil pemeriksaan rumah/ bangunan yang bebas jentik meningkat sebanyak buah (88,24%) dan tahun 2012 Jumlah rumah/ bangunan sebanyak buah, yang diperiksa menurun sebanyak buah (15,58%), dan hasil pemeriksaan rumah/ bangunan yang bebas jentik meningkat sebanyak buah (88,74%). Tahun 2013 Jumlah rumah/ bangunan sebanyak buah, yang diperiksa menurun sebanyak buah (15,58%), dan hasil pemeriksaan rumah/ bangunan yang bebas jentik turun sebanyak buah (86,46%). Sedangkan tahun 2014 Jumlah rumah/ bangunan sebanyak buah, yang diperiksa meningkat sebanyak buah (13,47%), dan hasil pemeriksaan Profil Kesehatan Kabupaten Malang

125 rumah/ bangunan yang bebas jentik turun sebanyak buah (87,34%). Namun cakupan ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan target Kabupaten Malang dan nasional yaitu sebesar >95%. GAMBAR 4.12 PEMERIKSAAN RUMAH/ BANGUNAN BEBAS JENTIK DI KABUPATEN MALANG TAHUN Jml Rumah Diperiksa Bebas Jentik Sumber : Bidang P2P Dinkes Malang Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel Tambahan 7. Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru / kader pemantau jentik atau Jumantik. Sejak tahun 2008 sampai dengan 2014 bahwa Angka Bebas Jentik di Kabupaten Malang berkisar antara 85,73% sampai 87,34%, Angka ini masih dibawah target nasional yaitu 95 %. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

126 Profil Kesehatan Kabupaten Malang

127 SAMPAI DISINI Profil Kesehatan Kabupaten Malang

128 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN A. SARANA KESEHATAN Melalui program bantuan pembangunan sarana kesehatan maupun program/ proyek lainnya, penyediaan sarana kesehatan makin ditingkatkan jumlah dan mutunya, sehingga makin meluas jangkauan dan pemerataannya serta semua lapisan masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan. Dengan meluasnya jangkauan dan pemerataan sarana kesehatan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. a. Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas Keliling Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang berada di wilayah kecamatan untuk melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebanyak 39 unit, yang keseluruhannya sudah rawat inap (16 puskesmas perawatan dengan PONED dan 23 puskesmas perawatan Non PONED). Ratio Puskesmas terhadap penduduk adalah 1,54 per penduduk, ini berarti bahwa pada periode waktu tahun itu setiap penduduk dilayani 1 2 unit puskesmas. Profil Kesehatan Kabupaten Malang

129 Untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas telah ditingkatkan Puskesmas menjadi Puskesmas Ideal (puskesmas standart) sebanyak 16 (enam belas) puskesmas yaitu Puskesmas Dau, Tumpang, Ampelgading, Sumberpucung, Dampit, Donomulyo, Kepanjen, Turen, Gondanglegi, Pujon, Karangploso, Sumbermanjing Kulon, Bantur, Bululawang, Sitiarjo dan Puskesmas Pakisaji. Jumlah Puskesmas Pembantu tahun 2014 jumlah sebesar 93 buah, Ratio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas adalah 1 dibanding 2,47. Sedangkan jumlah Puskesmas Keliling (roda empat) pada tahun 2011 sebanyak 54 buah, tahun 2012 meningkat menjadi 55 buah, dan tahun 2014 meningkat sebanyak 72 buah. b. Rumah Sakit Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit ádalah dengan melihat perkembangan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasio rumah sakit terhadap jumlah penduduk. Jumlah kepemilikan sarana rumah sakit di Kabupaten Malang tahun 2010 sebanyak 19 unit, tahun 2011 jumlah rumah sakit meningkat menjadi 21 unit dan tahun 2013 jumlah rumah sakit meningkat menjadi 23 unit. Sedangkan tahun 2014 jumlah rumah sakit meningkat menjadi 24 unit, tetapi 1 rumah sakit belum ada ijin operasionalnya yang meliputi Rumah Sakit Umum Pemerintah 3 unit, Rumah Sakit Umum Swasta 14 unit, Rumah Sakit Bersalin 2 unit, Rumah Sakit Jiwa 3 unit, Profil Kesehatan Kabupaten Malang

130 Rumah Sakit Bedah 1 unit. Sehingga rasio rumah sakit terhadap penduduk adalah 0,92 per penduduk, meningkat bila dibandingkan tahun 2013 yaitu 0,84 per penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit umum dan rumah sakit khusus baik pemerintah maupun swasta tahun 2014 sebanyak buah, meningkat bila dibandingkan tahun 2012 sebanyak buah dan tahun 2011 yaitu sebanyak buah. c. Sarana Kesehatan Lainnya Jumlah dan kepemilikan sarana kesehatan lain di Kabupaten Malang tahun 2014 yang meliputi: Klinik Rawat Inap 2 buah, Klinik Rawat Jalan 44 buah, Apotek 122 buah, praktek Dokter Perorangan sebanyak 276 buah, praktek pengobatan tradisional 17 buah, Pos Obat Desa (POD) 54 buah, Toko obat 7 buah. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 67. d. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan upaya memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyakat diantaranya Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), dan sebagainya. Jumlah Posyandu di Kabupaten Malang tahun 2010 meningkat sebanyak buah, tahun 2011 meningkat sebanyak buah, tahun 2012 meningkat sebanyak buah, dan tahun 2013 meningkat sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Malang

131 buah. Sedangkan tahun 2014 meningkat sebanyak buah meliputi: Posyandu Pratama sebanyak 248 buah (8,81%), Posyandu Madya sebanyak 837 buah (29,72%), Posyandu Purnama sebanyak buah (56,36%) dan Posyandu Mandiri sebanyak 144 buah (5,11%). Sedangkan Posyandu Puri sebanyak (55,52%), meningkat bila dibanding tahun 2013 sebanyak (61,47%), rasio Posyandu terhadap desa/ kelurahan adalah 1,39 atau ratarata pada tiap desa/ kelurahan terdapat 7-8 posyandu, dan rasio Posyandu terhadap 100 balita adalah 1,36. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 69. GAMBAR 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU DI KABUPATEN MALANG TAHUN Sumber : Bidang PKSL Dinkes Malang e. Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Salah satu pendukung yang membuat masyarakat mandiri untuk hidup sehat adalah desa siaga. Desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa Profil Kesehatan Kabupaten Malang

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN 2012-2013 TRIWULAN I 1 DERAJAT KESEHATAN (AHH, AKB DAN AKI) 2 STATUS GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA 3 JUMLAH RUMAH SAKIT BERDASARKAN KEPEMILIKAN DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN DRAFT ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2014 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2015 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat Profil Kesehatan Kabupaten BatangTahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN

RESUME PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 203.269 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1.581 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 3.164.800 Jiwa Tabel

Lebih terperinci

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 ) LAMPIRAN 1 LUAS WILAYAH,, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH RUMAH JIWA / RUMAH PENDUDUK DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK (km 2 ) TANGGA

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci