PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan. Profil kesehatan merupakan perwujudan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada Jajaran Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 mengandung capaian Indikator Kinerja dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Grobogan. Selain menyajikan situasi dan pencapaian program kesehatan selama satu tahun, juga disajikan kontribusi sektor terkait yang menunjang keberhasilan program kesehatan di Kabupaten Grobogan. Data yang digunakan bersumber dari berbagai unit kerja baik di dalam maupun di luar sektor kesehatan. Upaya untuk memperoleh data yang valid dan akurat dilakukan dengan uji silang data antara data dari Puskesmas dengan data pemegang program melalui mekanisme pemutakhiran data, sehingga diharapkan apa yang disajikan menggambarkan keadaan yang sebenarnya sesuai derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Grobogan. Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan, Dinas Kesehatan telah berusaha memperhatikan serta mengakomodir semua programprogram kesehatan tahun 2015, namun disadari bahwa masih ada kekurangankekurangan sehingga kami terbuka menerima kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Buku Profil Kesehatan Tahun 2015 ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan Buku Profil ini. Harapan kami tidak lain bahwa Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2015 ini dapat memberikan daya dan manfaat yang nyata terhadap upaya peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Grobogan. Purwodadi, Juni 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN dr. JOHARI ANGKASA Pembina Utama Muda NIP Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Sistematika Penyajian... 2 D. Lampiran... 3 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN GROBOGAN... 4 A. Keadaan Geografis... 4 B. Keadaan Penduduk Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Rasio Jenis Kelamin Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur C. Keadaan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Angka Beban Tanggungan D. Keadaan Pendidikan E. Program Kesehatan Kabupaten Grobogan BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Angka Kematian / Mortalitas Angka Kematian Bayi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 iii

4 2. Angka Kematian Balita Angka Kematian Ibu B. Angka Kesakitan / Morbiditas Tuberkulosis (TBC) Pneumonia pada Balita HIV/AIDS Jumlah Kasus Sifilis Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Diare Pada Balita Kusta PD3I a. Difteri b. Pertusis c. Tetanus Neonatorium d. Polio e. Campak Demam Berdarah (DBD) Malaria Filariasis Persentase Hipertensi/ Tekanan Darah Tinggi Persentase Obesitas Persentase IVA Positif dan Benjolan pada Perempuan Cakupan Desa/ Kelurahan Terkena KLB ditangani <24 jam C. Angka Status Gizi Masyarakat Status Gizi Pada Bayi Status Gizi Pada Balita.32 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 iv

5 2. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Cakupan Pelayanan Nifas Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Persentase Cakupan Pemberian Imunisasi TT Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Cakupan Neonatus dengan Komplikasi Ditangani Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah Cakupan Kunjungan Neonatus Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Cakupan Desa/ Kelurahan UCI Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita Cakupan Baduta Ditimbang Cakupan Pelayanan Anak Balita Cakupan Anak Balita Ditimbang Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Persentase Desa/ Kelurahan dengan Garam Yodium Baik Cakupan Penjaringan Siswa SD & Setingkat Rasio Tumpatan/ Pencabutan Gigi Tetap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I di RS...61 B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 v

6 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah Kunjungan Jiwa di Sarana Kesehatan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit C. Perilaku Hidup Masyarakat D. Keadaan Lingkungan Kesehatan Rumah Sehat Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak Persentase Desa STBM Tempat Umum Memenuhi Syarat Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut Status Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan di Bina dan di Uji Petik...70 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum Puskesmas B. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat a. Posyandu b. Desa Siaga dan Poskesdes C. Sarana Farmasi Dan Alat Kesehatan Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat D. Tenaga Kesehatan a. Jumlah Tenaga Medis b. Jumlah Tenaga Perawat Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 vi

7 c. Jumlah Tenaga Bidan d. Jumlah Tenaga Kefarmasian e. Jumlah Tenaga Gizi f. Tenaga Kesehatan Masyarakat g. Tenaga Keteknisan Medis h. Tenaga Keterapian Fisik i. Tenaga Kesehatan Lainnya j. Tenaga Non Kesehatan E. Pembiayaan Kesehatan BAB VI KESIMPULAN A. Derajat Kesehatan B. Upaya Kesehatan C. Sumber Daya Kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 vii

8 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Struktur Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Golongan Umur Tahun DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Kabupaten Grobogan Tahun... 4 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 viii

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Grobogan Tahun Grafik 2.3 Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Grobogan Tahun Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi Kabupaten Grobogan Grafik 3.2 Angka Kematian Balita Kabupaten Grobogan Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu Kabupaten Grobogan Grafik 3.4 Jumlah TB BTA (+) di Kabupaten Grobogan Grafik 3.5 Jumlah Kasus Pneumonia Balita Grafik 3.6 Kasus HIV AIDS Kabupaten Grobogan Grafik 3.7 Cakupan Penemuan Diare pada Balita Grafik 3.8 Penemuan Kusta Baru Kabupaten Grobogan Grafik 3.9 Jumlah Kasus DBD di Kabupaten Grobogan Grafik 3.10 Jumlah Penderita Malaria di Kabupaten Grobogan Grafik 3.11 Jumlah Kasus Tekanan Darah Tinggi dan Bukan Darah Tinggi Hasil Pengukuran di Fasilitas Kesehatan Dasar Grafik 3.12 Penderita Obesitas di Kabupaten Grobogan Grafik 3.13 Jenis KLB Menurut Desa/Kelurahan Kabupaten Grobogan Grafik 3.14 Jumlah Kasus BBLR Kabupaten Grobogan Grafik 3.15 Kecenderungan Gizi Buruk di Kabupaten Grobogan Grafik 4.1 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Kabupaten Grobogan Grafik 4.2 Cakupan Persalinan di Kabupaten Grobogan Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Grobogan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 ix

10 Grafik 4.4 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A Grafik 4.5 Cakupan Persentase TT1-TT2+ di Kabupaten Grobogan Grafik 4.6 Persentase Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kabupaten Grobogan Grafik 4.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Grobogan Grafik 4.8 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Grobogan Grafik 4.9 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kontrasepsi di Kabupaten Grobogan Grafik 4.10 Persentase Peserta KB Baru di Kabupaten Grobogan Grafik 4.11 Grafik 4.12 Grafik 4.13 Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Grobogan Persentase Kunjungan Neonatal 1 kali(kn1) di Kabupaten Grobogan Persentase Kunjungan Neonatal 3 kali (KN3) di Kabupaten Grobogan Grafik 4.14 Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Grobogan Grafik 4.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Grobogan Grafik 4.16 Persentase Capaian Imunisasi di Kabupaten Grobogan Grafik 4.17 Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A pada Balita di Kabupaten Grobogan Grafik 4.18 Cakupan Baduta Ditimbang Di Kabupaten Grobogan Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kab. Grob Grafik Grafik Cakupan Desa/ Kelurahan Dengan Garam Beryodium Baik Kabupaten Grobogan Persentase Penjaringan Kesehatan Berdasarkan Gender Siswa Kelas 1 SD dan Setingkat Di Kabupaten Grobogan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 x

11 Grafik Grafik Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap di Kabupaten Grobogan Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Kabupaten Grobogan Grafik 4.24 Kunjungan Gangguan Jiwa di Kabupaten Grobogan Grafik 4.25 Grafik 4.26 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Grobogan Cakupan Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Grobogan Grafik 4.27 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Grobogan Grafik 4.28 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut Higiene Sanitasi di Kabupaten Grobogan Grafik 5.1 Perkembangan Posyandu beserta stratanya...73 Grafik 5.2 Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas dan Rumah Sakit Grafik 5.3 Jumlah Tenaga Perawat di Puskesmas Grafik 5.4 Jumlah Tenaga Perawat di Rumah Sakit Grafik 5.5 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Grafik 5.6 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Rumah Sakit Grafik 5.7 Jumlah Tenaga Gizi di Puskesmas Grafik 5.8 Jumlah Tenaga Gizi di Rumah Sakit...79 Grafik 5.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Grafik 5.10 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Grafik 5.11 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Resume Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 1 TABEL 2 TABEL 3 TABEL 4 TABEL 5 TABEL 6 TABEL 7 Luas Wilayah, Jumlah Desa/ Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kasus Baru TB BTA +, seluruh kasus TB, kasus TB pada anak, dan Case notification rate per penduduk menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kabupaten Grobogan tahun 2015 TABEL 8 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA + menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 9 Angka kesemmbuhan dan pengobatan lengkap TB Paru BTA + serta keberhasilan pengobatan menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 10 TABEL 11 Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Sifilis menurut Jenis Kelamin Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xii

13 TABEL 12 TABEL 13 TABEL 14 TABEL 15 TABEL 16 TABEL 17 TABEL 18 TABEL 19 TABEL 20 TABEL 21 TABEL 22 TABEL 23 TABEL 24 Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV menurut Jenis Kelamin Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kasus Diare yang ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kasus Baru Kusta menurut Jenis kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kasus Baru Kusta 0 14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus dan Angka Prevelensi Penyakit Kusta menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Penderita Kusta selesai berobat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus AFP menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi PD3I menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi PD3I menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kesakitan dan Kematian akibat malaria menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Penderita Filariasis ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk > 18 tahun menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xiii

14 TABEL 25 TABEL 26 TABEL 27 TABEL 28 TABEL 29 TABEL 30 TABEL 31 Pemeriksaan Obesitas menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Penderita dan Kematian KLB menurut Jenis Kejadian Luar Biasa di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kejadian Luar Biasa di Desa/Kelurahan yang ditangani < 24 jam Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 32 Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe 1 dan Fe 3 menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 33 TABEL 34 TABEL 35 TABEL 36 TABEL 37 Jumlah Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xiv

15 TABEL 38 TABEL 39 TABEL 40 TABEL 41 TABEL 42 TABEL 43 TABEL 44 TABEL 45 TABEL 46 TABEL 47 TABEL 48 TABEL 49 TABEL 50 Cakupan Kunjungan Neonatal menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 hari dan BCG pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Imunisasi DPT HB/DPT HB HIB, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Anak 0 23 Bulan ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Balita Ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD dan Setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xv

16 TABEL 51 TABEL 52 TABEL 53 TABEL 54 TABEL 55 TABEL 56 TABEL 57 TABEL 58 TABEL 59 TABEL 60 TABEL 61 TABEL 62 TABEL 63 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat (Ber-PHBS) menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas Layak menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi syarat Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xvi

17 TABEL 64 TABEL 65 TABEL 66 TABEL 67 TABEL 68 TABEL 69 TABEL 70 TABEL 71 TABEL 72 TABEL 73 TABEL 74 TABEL 75 TABEL 76 TABEL 77 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut Status Higienie Sanitasi Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Tempat Pengelolaan Makanan di Bina dan di Uji Petik Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level 1 Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Desa Siaga menurut Kecamatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xvii

18 TABEL 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 79 TABEL 80 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TABEL 82 TABEL 83 Persentase Desa/Kelurahan Dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kecamatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 xviii

19 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan suatu wilayah berhasil ketika semua sektor berkontribusi berdasarkan fungsi dan perannya masing-masing. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Grobogan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, dan lanjut usia (lansia). Dalam rangka meningkatkan pembangunan kesehatan, dibutuhkan adanya kebijakan dan manajemen untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan, pembinaan dan pelayanan kesehatan secara merata, terjangkau dan bermutu bagi seluruh masyarakat, sistem informasi yang akurat untuk menunjang sistem perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan, meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan melalui pengembangan profesionalisme tenaga kesehatan, mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat dan prilaku hidup sehat dalam rangka mengendalikan penyakit dan mencegah penyakit yang menular dan tidak menular, meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui peningkatan kesadaran dalam pemeliharaan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan remaja dan usia lanjut. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan visi jajaran kesehatan Kabupaten Grobogan untuk menjadi Institusi Terdepan dan Profesional dalam Mewujudkan Grobogan Sehat. Profil kesehatan merupakan gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Grobogan yang memuat Indikator Kinerja dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif, dipakai sebagai tolok ukur kemajuan pembangunan kesehatan sekaligus sebagai bahan evaluasi program-program kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan adalah sarana penyedia data dan informasi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Page 1

20 resmi pencapaian pembangunan kesehatan selama satu tahun yang memuat data derajat kesehatan, sumber daya kesehatan, dan capaian indikator hasil pembangunan kesehatan. B. TUJUAN Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 yaitu untuk memberikan gambaran situasi bidang kesehatan dan mengevaluasi hasil penyelenggara pembangunan kesehatan, serta menyediakan data dan informasi pembangunan kesehatan di Kabupaten Grobogan. C. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi penjelasan tentang latar belakang penyusunan profil, tujuan dan sistematika penyajiannya. BAB II : GAMBARAN UMUM Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Grobogan, letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, serta mengulas faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku, dan lingkungan. BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Berisi uraian tentang indikator indikator derajat kesehatan meliputi angka kematian, kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diukur melalui indikator kinerja pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Grobogan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Page 2

21 BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Situasi Sumber Daya Kesehatan menguraikan tentang tenaga kesehatan, sarana kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI : KESIMPULAN Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. LAMPIRAN Pada lampiran ini berisi tabel resume/ angka pencapaian Kabupaten Grobogan dan 83 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsife gender. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Page 3

22 BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK KABUPATEN GROBOGAN A. KEADAAN GEOGRAFI Keadaan geografi Kabupaten Grobogan terletak antara Bujur Timur dan Lintang Selatan dengan jarak bentangan alam dari utara ke selatan ± 37 km dan dari barat ke timur ± 83 km. Secara geografis luas wilayah Kabupaten Grobogan merupakan Kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah, setelah Kabupaten Cilacap dengan luas wilayah 1.975,86 km² dan secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 kecamatan, 273 desa dan 7 kelurahan. Gambar 2.1 Peta Kabupaten Grobogan Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang pusat pemerintahannya berada di Purwodadi, dengan Batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati. Sebelah Selatan : Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, dan Provinsi Jawa Timur tepatnya Kabupaten Ngawi. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

23 Sebelah Barat Sebelah Timur : Kabupaten Semarang. : Kabupaten Blora. Kondisi iklim Kabupaten Grobogan adalah iklim tropis, musim hujan dan kemarau silih berganti di sepanjang tahun. Tempratur udara rata-rata minimum 20 C dan maksimum 38 C. Secara goegrafis Kabupaten Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur yaitu Pegunungan Kendeng Selatan di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Wilayah dataran rendah terletak di bagian tengah kabupaten. Dua pegunungan tersebut merupakan sumber hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan, disamping lembah yang dilewati aliran sungai serang dan kali lusi sebagai lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah. Kondisi geografis Kabupaten Grobogan cocok untuk pertanian seperti padi dan palawija. Wilayah dataran rendah beberapa sungai besar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi. Potensi aliran sungai Serang dan kali Lusi dengan beberapa anak sungainya mampu mengaliri tanah-tanah persawahan di Kabupaten Grobogan. Adapun untuk mencukupi kebutuhan air, maka dibangun bendungan seperti Bedung Sedadi, Bendung Kali Lanang Sidorejo, Bendung Dumpil, dan Bendung Klambu, serta beberapa waduk yaitu Waduk Kedung Ombo, Waduk Nglangon, dan Waduk Sanggih. Sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan terletak pada pemukiman yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, daerah berbukit dan pegunungan terletak di bagian utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur Pegunungan Kendeng Utara dan Selatan. Secara umum kondisi topografi yang ada dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok : 1. Daerah dataran, berada pada ketinggian sampai dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0-8% 2. Daerah perbukitan, berada pada ketinggian antara mdpl, dengan kelerengan 8-15% 3. Daerah dataran tinggi, berada pada ketinggian antara mdpl, dengan kelerengan > 15%. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

24 B. KEADAAN PENDUDUK 1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan jumlah penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 sebanyak jiwa yang terdiri dari (49,47%) laki-laki dan (50,53%) perempuan, dengan kepadatan penduduk 683,93 jiwa per km². Pertumbuhan penduduk Kabupaten Grobogan dapat dilihat dari gambar berikut ini : Grafik 2.1 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Grobogan Kecamatan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Purwodadi sebesar 1.610,29 jiwa/km² dengan jumlah penduduk jiwa dan kepadatan penduduk yaitu Kecamatan Geyer sebesar 330,15 jiwa/km² dengan jumlah penduduk jiwa. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Grobogan kurang merata. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

25 Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Grobogan Tahun Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan 2. Rasio Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin (sex ratio), yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Stastik Kabupaten Grobogan, jumlah penduduk laki-laki sebesar jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar jiwa, maka Sex Ratio penduduk pada tahun 2015 sebesar 97,9 artinya dalam 100 orang perempuan terdapat 97 laki-laki, sehingga jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

26 Gambar 2.3 Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Grobogan Tahun ,47 Perempuan Laki-laki 50,53 Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Grobogan 3. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin atau sering disebut struktur umur dan jenis kelamin. Struktur umur penduduk dapat dilihat dalam umur satu tahunan atau disebut umur tunggal (single age) dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir. Struktur penduduk Kabupaten Grobogan menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Struktur Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Golongan Umur Golongan Umur Th Th Th Th Th (Tahun) > TOTAL Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

27 Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tidak terjadi perubahan yang berarti pada komposisi golongan umur di Kabupaten Grobogan, kecuali pada golongan umur > 65 tahun yang mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan tren kenaikan. Hal tersebut menunjukkan derajat kesehatan untuk golongan umur > 65 tahun di Kabupaten Grobogan mengalami kemajuan yang berarti. Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase penduduk menurut kelompok umur di bawah tahun cenderung naik dan kelompok umur 0-14 tahun cenderung turun dalam 5 tahun terakhir, sedangkan kelompok umur 65 tahun mengalami kenaikan. C. KEADAAN EKONOMI 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi disuatu wilayah. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Grobogan, besarnya PDRB Kabupaten Grobogan pada tahun 2013 sebesar Rp ,00. Berdasarkan harga konstan maupun harga berlaku, pertumbuhan PDRB dalam lima tahun terakhir ini mengalami kenaikan. Diharapkan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Grobogan. Menurut lapangan usaha dapat diketahui sektor atau lapangan usaha pertanian memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Grobogan yaitu sebesar Rp ,00. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi terkecil yaitu listrik, gas dan air minum yaitu sebesar Rp ,00. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

28 2. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio/ DR) Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan usia produktif (antara 15 sampai 64 tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur non produktif. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 sebesar 40,6 per 100 penduduk produktif. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk produktif, di samping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 40 orang yang belum/ sudah tidak produktif lagi. Jika dibandingkan antar jenis kelamin, maka Angka Beban Tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan. Tahun 2015, angka beban tanggungan laki-laki sebesar 43, yang berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 43 penduduk laki-laki yang belum/ sudah tidak produktif lagi. D. KEADAAN PENDIDIKAN Pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan. Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

29 dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya. Pada tahun 2015 persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas, tingkat pendidikan yang ditamatkan tertinggi adalah tingkat pendidikan SD/MI yaitu sebesar 51,11%. E. PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan nasional, dimana derajat kesehatan sangat menentukan sekali dalam pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia sebagai modal dasar pembangunan. Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan pokok yang menjadi landasan pokok untuk berfikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Adapun Program Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan yaitu : Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Program Upayan Kesehatan Masyarakat, Program Pengawasan Obat dan makanan, Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak, Program Perbaikan Gizi masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat, Program Pembangunan Lingkungan Sehat, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Pustu dan jaringannya, serta Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. Dasar Pembangunan Kesehatan merupakan landasan penyusunan Visi dan Misi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Visi merupakan cara pandang Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dan kondisi masa depan yang diharapkan masyarakat Kabupaten Grobogan melalui pembangunan kesehatan. Adapun visi Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, yaitu : Menjadi Institusi Terdepan dan Profesional dalam Mewujudkan Grobogan Sehat Misi mencerminkan sesuatu yang harus dilaksanakan, dan mencerminkan peran, fungsi serta kewenangan yang harus diemban untuk pencapaian visi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi tersebut ada beberapa misi yang diemban jajaran kesehatan, yaitu: 1. Merumuskan kebijakan dan memantapkan manajemen untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

30 2. Meyelenggarakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara merata, terjangkau dan bermutu bagi seluruh masyarakat. 3. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang akuarat untuk menunjang sistem perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan. 4. Meningkatkan mutu sumberdaya kesehatan melalui pengembangan profesionalisme tenaga kesehatan. 5. Mewujudkan kondisi lingkungan yang sehat dan perilaku hidup sehat dalam rangka mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan penyakit tidak menular. 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. 7. Meningatkan derajat kesehatan keluarga melalui peningkatan kesadaran dalam pemeliharaan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan ramaja dan usia lanjut. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

31 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Grobogan dapat dinilai dengan melakukan pengukuran terhadap indicator derajat kesehatan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bab ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Grobogan digambarkan dengan Mortalitas (angka kematian) meliputi Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI), Mordibitas (angka kesakitan) beberapa penyakit menular/ tidak menular dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), serta status gizi bayi maupun balita. Indikator indikator tersebut merupakan indikator hasil akhir (out came), sedangkan indikator masalah antara (out put) terdiri dari keadaan lingkungan, perilaku, akses mutu pelayanan kesehatan, serta indikator proses dan masukkan terdiri dari indikator pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Maka diperlukan adanya indikatorindikator kesehatan dan indikator lainnya yang terkait. Adapun indikator tersebut antara lain : A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Angka kematian adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu yang dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Yang akan dibahas disini yaitu Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Ibu. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebab kematian bayi, dapat dibedakan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

32 menjadi 2 (dua) faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal) adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan, umumnya terjadi karena faktor bawaan. Sedangkan kematian bayi eksogen (kematian post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan sampai dengan satu tahun, umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per Kelahiran Hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi sosial masyarakat setempat, karena bayi kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan kondisi sosial maupun ekonomi masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilaporkan Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 adalah 14 per kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi sebanyak 384 bayi dari kelahiran hidup. Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi Kabupaten Grobogan Tahun ,78 10,6 14, Sumber : Seksi KIA Pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 sebesar 14/1.000 KH apabila dibandingkan Angka Kematian Bayi tahun 2014 terjadi kenaikan sehingga mengakibatkan Angka Kematian Bayi Kabupaten Grobogan menempati urutan ke- 3 seprovinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

33 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per Kelahiran Hidup (KH). Kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita, seperti gizi, sanitasi dan penyakit menular. Angka Kematian Balita yang dilaporkan di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebesar 418 balita dari jumlah populasi balita sebanyak atau sekitar 19 per KH, dapat dilihat dari grafik berikut : Grafik 3.2 Angka Kematian Balita di Kabupaten Grobogan Tahun ,7 11,6 9, Sumber : Seksi KIA Jika dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 23 per kelahiran hidup maka Angka Kematian Balita di Kabupaten Grobogan masih di bawah target. 3. Angka Kematian Ibu (AKI) per Kelahiran Hidup Kematian Ibu adalah Kematian seorang Ibu yang disebabkan oleh kehamilan, melahirkan atau nifas bukan karena kecalakaan. Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung per kelahiran hidup. Angka kematian ibu mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

34 gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetrik yang rendah pula. Kematian ibu terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 terlalu, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (> 35 tahun), terlalu muda saat melahirkan (< 20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/ paritas (<2 tahun). Angka kematian ibu yang dilaporkan di Kabupaten Grobogan per kelahiran hidup sebanyak 150. Jumlah kematian di Kabupaten Grobogan sebanyak 33 kasus dengan rincian kematian masa hamil 10 kasus dan masa nifas 23 kasus. Grafik 3.3 Angka Kematian Ibu Kabupaten Grobogan Tahun , , , AKI Jml Kematian Sumber : Seksi KIA Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

35 B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Angka kesakitan pada penduduk berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin. Angka kesakitan adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Sementara untuk kondisi penyakit yang menular, berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit yang perlu mendapatkan perhatian termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit yang mempunyai potensi Kejadian Luar Biasa (KLB). 1. Tuberculosis (TB) Penyakit Tuberculosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh pertama yang menyerah golongan usia produktif (15-50 tahun) dan anak-anak terutama pada masyarakat golongan sosial ekonomi lemah. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui percikan dahak penderita BTA positif. Gejala klinis pada penderita TBC adalah demam tidak terlalu tinggi, keringat dingin yang biasanya dirasakan pada malam hari, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk lebih dari 3 (tiga) minggu dengan disertai darah. Sebagian besar panyakit ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak. Pada tahun 2015, jumlah kasus TB di Kabupaten Grobogan sebanyak 978 kasus dan 445 kasus diantaranya TB paru BTA positif. Perkembangan jumlah pasien TB BTA positif Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada grafik berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

36 Grafik 3.4 Jumlah TB BTA (+) di Kabupaten Grobogan Tahun 2012 s/d Pengobatan Sembuh Sembuh Pengobatan Sumber : Bidang P2P dan PL Penderita TB Paru BTA (+) tahun 2015 yang mendapat pengobatan sebanyak 426 penderita. Setelah mendapatkan pengobatan yang dinyatakan sembuh sebanyak 371 orang. Dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah yang mendapatkan pengobatan sebanyak 452 penderita. Sedangkan yang dinyatakan sembuh sebanyak 434 orang. Hal ini menunjukan bahwa adanya peningkatan dalam menangani masalah TB Paru BTA (+), karena setiap tahunnya, jumlah penderita mengalami penurunan. Jumlah kematian akibat TB Paru pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 9 kasus. 2. Pneumonia Pada Balita Pneumonia adalah suatu infeksi yang terjadi pada paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Pada balita seringkali tidak ada tanda-tanda spesifik yang mengindikasikan sudah terkena pneumonia, sehingga perlu adanya pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita terbesar di Indonesia. Berdasarkan hasil SUSENAS 2001 diketahui bahwa % dari kasus kematian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) disebabkan oleh Pneumonia. Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita terutama pada kasus gizi kurang dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat (asap rokok dan polusi). Kasus Pneumonia Balita pada tahun 2015 ditemukan sebanyak balita, meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 831 balita. Demikian juga untuk persentase Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

37 pneumonia pada balita dibanding perkiraan penderita tahun 2015 sebesar 10%, yang pada tahun 2014 hanya sebesar 5,88%. Berikut ini adalah grafik kasus pneumonia balita di Kabupaten Grobogan tahun : Grafik 3.5 Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang P2P dan PL Kasus Pneumonia pada tahun 2015 sebanyak balita telah ditangani dan mendapat pengobatan sesuai standar. 3. HIV/ AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari serangan Human Imunodeficiency Virus (HIV). Akibat dari penurunan daya tahan tersebut adalah penderita mudah diserang berbagai macam penyakit infeksi (infeksi Oportunistik). Penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan yang signifikan meskipun berbagai pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Makin tinggi mobilitas penduduk antar wilayah, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui jarum suntik merupakan faktor yang secara langsung memperbesar risiko dalam penyebaran HIV/ AIDS. Dari tahun ke tahun, jumlah kasus HIV/ AIDS terus mengalami kenaikan, namun tahun 2015 jumlah penderita Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

38 HIV mengalami penurunan mencapai 62 orang, sedangkan penderita AIDS mencapai 97 orang dengan total meninggal 11 orang. Berikut ini, grafik kasus HIV/ AIDS : Grafik 3.6 Kasus HIV AIDS Kabupaten Grobogan Tahun Meninggal AIDS HIV Sumber : Bidang P2P dan PL 4. Jumlah Kasus Sifilis Sifilis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema Pallidum sub-spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual, infeksi ini juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau pada saat kelahiran, yang menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Sifilis diyakini telah menginfeksi 12 juta orang diseluruh dunia pada tahun 2014/ 2015, dengan lebih dari 90% kasus terjadi di negara berkembang. Jumlah kasus sifilis di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 ditemukan 1 kasus. 5. Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengembangkan strategi untuk meminimalkan penularan penyakit pada transfuse darah. Salah satu strateginya adalah melakukan skrining terhadap semua darah donor dari penyebab infeksi. HIV/ AIDS Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

39 merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui transfusi darah, sehingga setiap darah donor harus dilakukan skrining terhadap HIV. Palang Merah Indonesia Kabupaten Grobogan pada tahun 2015, telah melaksanakan skrining kepada pendonor sebanyak pendonor, seluruhnya (100%). Dari seluruh darah donor yang diperiksa, sebanyak 72 (0,49%) positif HIV yang terdiri dari 48 (0, 55%) dari seluruh pendonor laki-laki, dan 24 (0,39%) dari seluruh pendonor perempuan. 6. Diare pada Balita Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini sering menimbulkan KLB serta merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita. Pada tahun 2015 jumlah perkiraan penderita diare di Kabupaten Grobogan sebesar kasus, dengan jumlah kasus yang ditangani sebanyak kasus atau 32,2 % serta tidak ada kematian akibat diare karena telah mendapat penatalaksanaan sesuai standar. Dibanding dengan tahun 2014 jumlah kasus diare tahun 2015 mengalami kenaikan. Tahun 2014 perkiraan sebanyak kasus dan yang ditangani sebanyak kasus atau sekitar 42,3%. Berikut adalah jumlah kasus diare pada balita yang telah tertangani dan diobati dari tahun yang dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 3.7 Cakupan Penemuan Diare pada Balita Di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang P2P dan PL 7. Kusta Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

40 Penyakit kusta atau sering disebut dengan penyakit lepra merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf tepi. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak penderita kusta. Pemberantasan penyakit kusta merupakan salah satu agenda utama Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan. Prevalensi rate kusta tahun 2015 di Kabupaten Grobogan sebesar 4,26 per penduduk. Dengan jumlah penderita kusta baru sebanyak 61 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan penemuan kasus baru apabila dibandingkan tahun 2014 yang hanya 57 kasus. Berikut merupakan jumlah kasus kusta baru yang tergambar dalam bentuk grafik dari tahun 2015 : Grafik 3.8 Penemuan Kusta Baru Kabupaten Grobogan tahun PB MB Sumber : Bidang P2P dan PL Menurut jenisnya, penyakit kusta dibedakan menjadi kusta PB (Pausi Bacillary) dan kusta MB (Multi Bacillary). Pada tahun 2015 di Kabupaten Grobogan terdapat 4 penderita kusta PB. Sedangkan penderita kusta MB (menular) sebanyak 57 penderita. Untuk mengetahui tingkat penularan di masyarakat dapat dilihat melalui angka proporsi cacat tingkat 2 (dua) yang menunjukkan keterlambatan penemuan penderita dan proporsi anak yang tertular di masyarakat. Angka proporsi anak di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebesar 6,56 % artinya terdapat 4 penderita kusta yang berumur 0-14 tahun. Artinya penularan penyakit kusta masih berlanjut di masyarakat dan kesadaran Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

41 masyarakat dalam mengenali gejala dini penyakit kusta masih kurang sehingga penderita kusta yang ditemukan seringkali sudah dalam keadaan cacat. Jumlah Penderita Kusta Baru dengan cacat tingkat 2 (dua) pada tahun 2015 sebanyak 14 orang, dibanding dengan tahun 2014 jumlah penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 (dua) sebanyak 15 orang. Berarti tahun 2015 penderita kusta baru dengan cacat tingkat 2 (dua) mengalami penurunan. Cakupan program kusta diukur berdasarkan angka penderita kusta tipe Pauci Baciller (PB) dan Multy Baciller (MB) selesai diobati. Cakupan program kusta tipe PB tahun 2015 berdasarkan jumlah penderita baru tahun 2014 yang selesai diobati sampai dengan tahun 2015 sebesar 100%. Kusta tipe MB diambil dari data penderita baru tahun 2014 yang selesai diobati sampai dengan tahun 2015 sebesar 92%. 8. PD3I PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas atau ditekan dengan imunisasi. PD3I yang akan dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus Neonatrium, Campak, Polio dan Hepatitis B. Dalam upaya untuk membeaskan Indonesia dari penyakit tersebut, diperlukan komitmen global untuk menekan turunnya angka kesakitan kematian yang lebih banyak dikenal dengan Eradikasi Polio (ERAPO), Raduksi Campak (Redcam) dan Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN). Saat ini telah dilaksanakan Program Surveilans Integrasi PD3I, yaitu pengamatan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Difteri, Tetanus Neonatorum, dan Campak). Dalam waktu 5 tahun terakhir jumlah kasus PD3I yang dilaporkan adalah sebagai berikut: a. Difteri Difteri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri Corynbacterium diptheriae dengan gejala awal adalah demam 38 C, pseudomembrane (selaput tipis) putih keabuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tidak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher bengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas di sertai bunyi (stridor). Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

42 Tahun 2015 di Kabupaten Grobogan di temukan 11 kasus Suspek Difteri, hal ini menunjukkan bahwa imunisasi yang dilakukan perlu terus ditingkatkan baik dari segi cakupan maupun kualitasnya. Di tahun 2015 ini kasus difteri mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014 lalu yang hanya mencapai 7 kasus saja. b. Pertusis Pertusis atau batuk rejan merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Bardetella Pertusis dengan gejala batuk buruntun disertai tarikan nafas hup (whoop) yang khas dan muntah. Lama batuk bisa 1 s/d 3 bulan sehingga disebut batuk 100 hari. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 (satu) tahun dan penularannya melalui droplet atau batuk penderita. Di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Pertusis. c. Tetanus Neonatorium Tetanus neonatorium merupakan penyakit yang disebabkan Clostridium tetani pada bayi (umur < 28 hari) yang dapat menyebabkan kematian. Penanganan tetanus neonatorium tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah upaya pencegahan melalui pertolongan persalinan yang higienis dan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ibu hamil serta perawatan tali pusat. Ciri khas dari penyakit ini adalah pada awalnya beberapa hari setelah bayi lahir menangis keras dan menyusu dengan kuat namun beberapa hari berikutnya tidak bisa menyusu. Di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorium. d. Polio Polio (Poliomylitis) merupakan penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Cara penularan polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi lender, dahat atau faeses penderita polio. Virus masuk aliran darah ke system saraf pusat menyebabkan otot melemah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai menjadi lemas secara akut. Kondisi inilah disebut acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang semua usia, namun sebagian besar terjadi pada anak usia 3 s/d 5 tahun. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

43 surveilans AFP non polio di Kabupaten Grobogan tahun 2015 tidak ditemukan kasus AFP non polio. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit polio dilakukan melalui imunisasi polio dan ditindaklanjuti dengan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus AFP pada kelompok umur < 15 tahun. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar berkembang di masyarakat melalui pemeriksaan specimen tinja penderita AFP yang ditemukan. Sementara cakupan imunisasi polio di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebesar 100 %. e. Campak Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui droplet bersin/ batuk dari penderita. Gejala awal penyakit ini yaitu demam, bercak kemerahan, batuk-pilek, mata merah (conjunctivitis) kemudian timbul ruam di seluruh tubuh. Tahun 2015 Kabupaten Grobogan tidak ditemukan kasus campak dan Sementara cakupan imunisasi campak di Kabupaten Grobogan sebesar 100 %. 9. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menggigit pada saat pagi dan sore hari, umumnya kasus mulai meningkat saat musim hujan. Di Kabupaten Grobogan pada Tahun 2015 terdapat kasus DBD sebanyak 970 kasus yang dilaporkan, meninggal 8 orang yang terdiri 3 laki-laki dan 5 perempuan dengan incidence rate sebesar 67,8 per penduduk. Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 792 kasus yang dilaporkan dengan kematian sebanyak 10 kasus. Incidence Rate DBD di Kabupaten Grobogan pada tahun 2014 sebesar 56,1 per penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

44 Tanggungharjo Kedungjati Kradenan II Gabus II Gubug II Geyer II Pulo I Kradenan I Klambu Gubug II Godong I Geyer I Gabus I Godong II Penw II Karangry I Wirosari I Penw I Karangry II Ngaringan Brati Pulo II Wirosari II Tegowanu Pwdd II Grobogan Tawangharjo Toroh I Toroh II Pwdd I Pada tingkat Puskesmas, kejadian DBD tahun 2015 merata di semua Puskesmas wilayah Kabupaten Grobogan. Jumlah penderita tertinggi di Puskesmas Purwodadi I sebanyak 120 kasus dan terendah di Puskesmas Tanggungharjo hanya 5 kasus DBD. Gambar 3.9 Jumlah Kasus DBD per Puskesmas di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang P2P dan PL 10. Malaria Penyakit Malaria merupakan suatu penyakit menular yang terjadi di daerah tropis dan sub tropis, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Anopheles ini disebabkan oleh bakteri Plasmodium Protista Eukariotik. Di dalam tubuh manusia, parasit ini bersembunyi dan berkembang baik di hati yang kemudian menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala seperti demam dan sakit kepala. Jumlah penderita malaria positif di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebanyak 61 orang, jumlah penderita tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Wirosari I sebanyak 37 orang dan semua kejadian sudah ditangani dan diobati dengan baik, sehingga tidak ada kematian akibat malaria. Jumlah penderita Positif Malaria di Kabupaten Grobogan dari tahun 2011 s/d 2015 dapat dilihat grafik 3.10 dibawah ini : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

45 Grafik 3.10 Jumlah Penderita Malaria di Kabupaten Grobogan Tahun 2011 s/d Jumlah Penderita Sumber : Bidang P2PL Angka kesakitan malaria per penduduk di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 adalah 6,11 mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 2, Filariasis Penyakit Filariasis atau sering disebut penyakit Kaki Gajah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan cacat menetap seperti pembesaran kaki, lengan bahkan alat kelamin. Kabupaten Grobogan merupakan daerah yang bukan endemis filariasis, namun surveilas filariasis tetap dilaksanakan. Kasus Filariasis tetap dilakukan. Tahun 2015 ditemukan kasus Filariasis sebanyak 3 kasus, di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kedungjati sebanyak 2 kasus dan 1 kasus di wilayah kerja UPTD Puskesmas Geyer II. 12. Persentase Hipertensi/ Tekanan Darah Tinggi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

46 Pengukuran tekanan darah merupakan salah satu kegiatan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, jantung, kelainan fungsi ginjal atau yang lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas, Klinik Kesehatan, atau di Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang ada di masyarakat. Tekanan darah tinggi dihitung dari hasil pengukuran dengan tensi meter bila menunjukkan angka > 139/89 mmhg. Data hasil pengukuran di fasilitas kesehatan dasar pada usia 18 tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 3.11 Jumlah Kasus Tekanan Darah Tinggi dan Bukan Tekanan Darah Tinggi Hasil Pengukuran di Fasilitas Kesehatan Dasar Di Kabupaten Grobogan Tahun Tekanan Darah Tinggi 0 Laki-Laki Perempuan Bukan Tek.Darah Tinggi Sumber : Bidang P2PL Grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah laki-laki yang diperiksa sebanyak orang dan sebanyak orang terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi. Sedangkan jumlah perempuan yang diperiksa sebanyak orang dan 40,62%, terdeteksi sebanyak orang (40,03%) memiliki tekanan darah tinggi. 13. Persentase Obesitas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

47 Toroh II Ngaringan Penawangan II Geyer II Kradenan II Penawangan I Gabus II Geyer I Karangrayung II Pulokulon I Purwodadi II Pulokulon II Tanggungharjo Kedungjati Wirosari I Gabus I Gubug II Kradenan I Godong II Tegowanu Klambu Godong I Toroh I Karangrayung I Brati Purwodadi I Wirosari II Tawangharjo Gubug I Obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang bisa menyebabkan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti Diabetes Mellitus, Jantung, Stroke, Penyakit Ginjal, Kanker dan Arteosklerosis. Obesitas bisa terjadi karena perilaku hidup yang tidak sehat, yaitu diet yang tidak seimbang, kurang olah raga/ aktivitas fisik dan pengelolaan stress yang tidak seimbang. Pada tahun 2015 Kabupaten Grobogan melakukan pemeriksaan obesitas sebanyak orang dan sebanyak orang atau sekitar 39,42% mengalami obesitas. Grafik 3.12 Grafik Penderita Obesitas di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang P2P dan PL 14. Persentase IVA Positif dan Benjolan Pada Perempuan Tahun Inspeksi Vioval dengan asam asefat (IVA) merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%. Kegiatan deteksi dini Ca Serviks dengan metode IVA sudah dikembangkan sejak tahun 2007, dengan pelatihan yang terstandar menghasilkan dokter dan bidan yang mampu melakukan deteksi dini ca serviks dengan metode IVA. Untuk deteksi dini kanker payudara dilakukan pemeriksaan Clinical Breast Examination (CBE) yaitu pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga terlatih. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

48 Pemeriksaan ini dipakai untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasi kanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang menjadi tahap yang lebih lanjut. Namun di Kabupaten Grobogan untuk tahun 2015 ini belum ada data mengenai IVA positif maupun benjolan pada perempuan. 15. Cakupan Desa/ Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya/ meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus terjadinya wabah. Kriteria penetapan diagnosis KLB di Indonesia dituangkan dalam permenkes I.501/menkes/per/X/2010 tentang jenis penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya. Selain penyakit menular, penyakit yang dapat menimbulkan KLB adalah Penyakit tidak menular dan keracunan. Keadaan tertentu yang rentan terjadi KLB adalah bencana alam dan keadaan kedaruratan. Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilaporkan di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebanyak 2 jenis KLB dengan 15 kejadian dan semua kejadian KLB tersebut telah tertangani dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Dua jenis KLB tersebut yaitu Difteri, dan Keracunan Makanan. Kedua jenis KLB tersebut tidak sampai menimbulkan kematian pada penderita KLB. Grafik 3.13 Jenis KLB Menurut Desa/ Kelurahan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 Penderita Difteri Keracunan Makanan Desa/ Kel Sumber : Bidang P2PL Pada tahun 2015, kejadian luar biasa penyakit menular dan keracunan makanan sebanyak 15 kasus yang tersebar di 12 Desa/ Kelurahan. Frekuensi tertinggi adalah Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

49 KLB Difteri yang terjadi di 11 Desa/ Kelurahan di Kabupaten Grobogan. Urutan ke dua adalah KLB Keracunan Makanan yang terjadi di 4 Desa/ Kelurahan dengan 4 kasus. C. ANGKA STATUS GIZI MASYARAKAT Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut. Masa dua tahun pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis, karena mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Jika terjadi gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan gizi di masa berikutnya terpenuhi dengan baik. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan status gizi balita. Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan status gizi masyarakat antara lain sebagai berikut : 1. Status Gizi Pada Bayi Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan juga berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi. Berat Badan Lahir Rendah (< gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan menjadi 2 kategori yaitu BBLR Premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR Intrauterine Growth Retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBLR dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Jumlah kasus BBLR di Kabupaten Grobogan pada tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

50 Grafik 3.14 Jumlah Kasus BBLR Kabupaten Grobogan Tahun Balita Ditimbang BGM Sumber : Bidang Kesga 2. Status Gizi Pada Balita Kasus gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai Z-score <-3 SD ( sangat kurus ) dan / atau terdapat tanda klinis gizi buruk lainnya. Jumlah kasus balita gizi buruk di Kabupaten Grobogan masih di bawah target nasional < 0,5% dan target MDGs < 0,8%. Seluruh balita gizi buruk yang ditemukan mendapat perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan sesuai tata laksana gizi buruk di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat. Gizi Buruk kini menjadi ancaman terhadap bayi / balita, karena status gizi bayi / balita biasanya menimbulkan komplikasi dan dapat berakibat kelainan pertumbuhan dan perkembangan bayi/balita bahkan hingga kematian. Jumlah balita dengan gizi buruk di tahun 2015 sebanyak 66 balita. Kecenderungan kasus gizi Buruk di kabupaten Grobogan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

51 Grafik 3.15 Kecenderungan Gizi Buruk di Kabupaten Grobogan Tahun Gizi Buruk Sumber : Bidang Kesga Prevelensi gizi buruk yang ada di Kabupaten Grobogan masih dibawah target nasional maupun MDGs, yaitu 0,02 %. Bila dilihat dari grafik diatas, jumlah kasus balita gizi buruk selama 4 tahun terakhir mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dikarenakan karena giatnya kegiatan surveilans yang dilakukan Puskesmas sehingga deteksi awal yang dilakukan di Posyandu dapat menemukan kasus- kasus baru yang sesuai dengan Standar Anthropometri Penilaian Status Gizi Anak (Kemenkes RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010). Beberapa kasus gizi buruk mengalami perbaikan gizi setelah dirawat, baik rawat inap maupun rawat jalan serta pemberian PMT balita. Bila dilihat satu per satu kasus menurut nama balita, ada balita yang masih gizi buruk meskipun telah diberi PMT, bahkan ada yang meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit (ada 3 kasus yg meninggal) karena adanya penyakit infeksi, misal ISPA, Pneumonia, Diare, dan lain- lain. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

52 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berharga bagi Bangsa Indonesia. Untuk mencapai keadaan tersebut di Kabupaten Grobogan telah dilakukan sebagai upaya pelayanan kesehatan. Kegiatan dalam rangka meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yaitu dengan meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi, meningkatkan upaya penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, meningkatkan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan yang terdiri atas pelayanan kesehatan rujukan, melaksanakan upaya kesehatan reproduksi di semua unit pelayanan, meningkatkan pelayanan kesehatan penunjang yang bermutu pada pelayanan kesehatan khusus (jiwa/ napza, gigi, remaja dan usila). Tujuan Umum Upaya Kesehatan yaitu meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berdayaguna serta terjangkau oleh semua masyarakat. Sedangkan tujuan khusus upaya kesehatan yaitu : 1. Meningkatkan dan memperluas jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; 2. Meningkatkan dan memantapkan mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang agar efektif dan efisien; 3. Meningkatkan status kesehatan reproduksi bagi wanita usia subur termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui; 4. Mengembangkan pelayanan rehabilitasi bagi kelompok yang memerlukan pelayanan khusus; 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi kelompok lanjut usia; 6. Mencegah terjadi dan tersebarnya penyakit menular dan tidak menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. A. PELAYANAN KESEHATAN Upaya pelayanan kesehatan merupakan langkah yang terpenting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang sesuai dengan standar, cepat, tepat dan terjangkau merupakan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat baik di tingkat Puskesmas, Rumah Sakit maupun Klinik Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

53 Swasta. Karena dengan adanya pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat diharapkan sebagian masalah kesehatan dapat teratasi. Berbagai Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan di sarana kesehatan sebagai berikut : 1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin di kandungan, saat kelahiran hingga masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Sehingga diperlukan pemeriksaan secara teratur pada masa kehamilan guna menghindari gangguan atau segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin di kandungannya. Kunjungan Ibu Hamil di fasilitas kesehatan sangat perlu dilakukan, karena dapat mencegah terjadinya faktor resiko. Dalam kunjungan ibu hamil di fasilitas kesehatan terdapat pelayanan Antenatal yaitu merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) seperti mengukur berat badan dan tekanan darah, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang di titik beratkan pada promotif dan preventif. Selama masa kehamilan 9 bulan, ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan yang di sebut Antenatal Care minimal 4 kali yaitu 1 kali pada trimester pertama (0-3 bulan), 1 kali pada trimester kedua (4-6 bulan) dan 2 kali pada trimester ketiga (7-9 bulan). Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan akses pelayanan kesehatan ibu hamil yang menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama kesarana kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan K1 di Kabupaten Grobogan tahun 2015 mencapai ibu hamil atau 97,4% dari jumlah ibu hamil. Angka ini sudah memenuhi target nasional sebesar 95%. Cakupan tertinggi dicapai Puskesmas Purwodadi I sebesar ibu hamil dan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

54 cakupan terendah di Puskesmas Geyer II sebesar 311 ibu hamil. Sedangkan Cakupan K4 di Kabupaten Grobogan tahun 2015 mencapai ibu hamil atau 93,8% dari jumlah ibu hamil. Angka ini sudah mamenuhi target nasional sebesar 90%. Cakupan tertinggi dicapai di Puskesmas Purwodadi I dan terendah di Puskesmas Geyer II. Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan antara cakupan K1 dan K4, dapat dikarenakan masih banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal tidak melanjutkan hingga kunjungan ke-4 pada triwulan ke 3 sehingga kehamilannya lepas dari pemantauan petugas kesehatan. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang dikandungnya. Hal inilah yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi di Kabupaten Grobogan tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Kondisi seperti ini harus segara diantipasi dengan meningkatkan penyuluhan ke masyarakat serta melakukan komunikasi dan edukasi yang intensif kepada ibu hamil dan keluarganya supaya memeriksakan rutin kehamilannya sesuai dengan standar. Berikut adalah Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Kabupaten Grobogan dari tahun yang disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini : Grafik 4.1 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil Di Kabupaten Grobogan Tahun ,82 24,48 22,17 24,18 21,41 23,07 22,08 23,25 22,73 21, K4 K1 Sumber : Bidang Kesga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

55 2. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang professional dengan kompetensi kebidanan dimulai dari lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai dengan keluarnya plasenta. Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada saat persalinan. Hal ini dikarenakan oleh pertolongan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional. Jumlah persalinan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 sebanyak , dan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak atau sekitar 100%. Dengan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, tertinggi terdapat di wilayah Puskesmas Purwodadi I sebanyak persalinan. Sedangkan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terendah terdapat di wilayah Puskesmas Geyer II sebanyak 310 persalinan. Melihat dari tabel 29, terlihat bahwa persalinan di Kabupaten Grobogan sudah merata di semua wilayah Puskesmas sebesar 100 %. Berikut adalah Cakupan Persalinan di Kabupaten Grobogan yang disajikan dalam bentuk grafik : Grafik 4.2 Cakupan Persalinan Di Kabupaten Grobogan Tahun ,3 99, , , Bulin ditolong dg Nakes Sumber : Bidang Kesga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

56 3. Cakupan Pelayanan Nifas Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa Nifas merupakan masa 6-8 minggu setelah persalinan yang mana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Pelayanan terhadap ibu Nifas bertujuan untuk mendeteksi dini terjadinya komplikasi dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari, pada minggu kedua dan pada minggu keempat termasuk pemberian vitamin A sebanyak 2 kali serta persiapan dan/ atau pemasangan KB pasca persalinan merupakan asuhan pelayanan nifas yang sesuai dengan standar. Berikut adalah cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Grobogan tahun 2015 : Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Grobogan Tahun ,8 98,6 98,9 99, , Sumber : Bidang Kesga Dari tabel diatas terlihat bahwa Cakupan pelayanan Nifas tahun 2015 sebanyak orang atau sebesar 99,4 %. Jika dibandingkan dengan cakupan pelayanan nifas tahun 2014 mencapai 98,9%. 4. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas Ibu Nifas adalah ibu yang baru melahirkan bayi baik di rumah atau rumah bersalin dengan pertolongan dukun bayi dan atau tenaga kesehatan. Suplementasi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

57 vitamin A pada Ibu Nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi ( SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan Ibu Nifas mendapat kapsul vitamin A tahun 2015 di Kabupaten Grobogan adalah sebesar 99,9 %, dibanding dengan tahun 2014 lalu tahun ini sama saja. Cakupan Ibu Nifas mendapat kapsul vitamin A selama 5 tahun terakhir ( ) dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 4.4 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A Di Kabupaten Grobogan Tahun , ,98 99,96 99,94 99,92 99,9 99,88 99,9 99, Cakupan Sumber : Bidang Kesga 5. Persentase Cakupan Pemberian Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan Wus Imunisasi TT pada Ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan pada Ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikkan vaksin tetanus toxoid. Tujuan pemberian Imunisasi TT yaitu : 1. Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena vaksinasi selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa minggu setelah lahir. 2. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

58 3. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksitali pusat pada proses persalinan. Pemberian imunisasi TT pada Ibu Hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan sebelum kehamilan) yang berguna sebagai kekebalan seumur hidup terhadap penyakit tetanus yang rentan terkena pada saat ibu bersalin dan bayinya. Jumlah Ibu Hamil di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebanyak lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak Cakupan TT pada ibu hamil tahun 2015 yaitu 95,5 % mengalami kenaikan dibanding dengan capaian tahun 2014 sebesar 84,4 %. Jumlah WUS di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebesar Grafik cakupan TT1-TT5 pada Ibu Hamil di Kabupaten Grobogan, dapat dilihat pada gambar berikut : Grafik 4.5 Cakupan Persentase TT1-TT2+ pada Ibu Hamil Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 TT2+ 95 TT-5 TT-4 TT-3 TT-2 TT-1 0, , Sumber : Bidang P2 6. Cakupan Pemberian Tablet FE pada Ibu Hamil Salah satu manfaat dari kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan secara berkala adalah selain mendapat suntikan Imunisasi TT adalah mendapat suplemen zat besi (Tablet Fe). Tablet Fe di masa kehamilan mempunyai andil besar agar ibu hamil tidak kekurangan zat besi dan menyebabkan anemia serta menghindari terjadinya perdarahan saat bersalin dan nifas. Cakupan Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe di Kabupaten Grobogan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

59 Grafik 4.6 Persentase Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Grobogan Tahun ,67 93,93 99,31 95,5 89,34 89,13 2,5 4,4 3,5 1, Fe 1 Fe 3 Sumber : Bidang Kesga Capaian Pemberian Fe 3 atau Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe pada ibu hamil di tahun 2015 mengalami kenaikan yakni 95,50 % dari jumlah keseluruhan ibu hamil di Kabupaten Grobogan sebanyak Ibu Hamil. Dibandingkan data tahun 2014 yang hanya sebesar 89,13% dari jumlah keseluruhan ibu hamil di Kabupaten Grobogan sebesar ibu hamil yang mendapat Tablet Fe Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani Penanganan Komplikasi Kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Komplikasi yang dimaksud yaitu Kesakitan pada Ibu Hamil, Ibu bersalin, Ibu Nifas yang dapat mengancam jiwa Ibu dan/ atau bayi. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera terdeteksi dan ditangani. Di Kabupaten Grobogan cakupan komplikasi kebidanan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 134,2% bila dibanding dengan cakupan komplikasi kebidanan pada Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

60 tahun 2014 sebesar 117,1%. Berikut merupakan cakupan komplikasi kebidanan yang terdapat dalam grafik, yaitu: Grafik 4.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan Di Kabupaten Grobogan Tahun Perkiraan Komplikasi Kebidanan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Jumlah Ibu Hamil Sumber : Bidang Kesga 8. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Ditangani Neonatus Risti/ Komplikasi adalah Keadaan neonates dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian serta kecacatan seperti asfiksia, hipotermi, tetanus neonatorium, infeksi/ sepsis, trauma lahir, BBLR (berat lahir < gram), sindroma gangguan pernafasan, kelainan ongenital termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbesar adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi. Komplikasi tersebut sebenarnya dapat dicegah dan ditangani. Tetapi terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, keadaan sosial ekonomi, system rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/ kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

61 Cakupan Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebanyak , sedangkan cakupan neonates komplikasi tahun 2015 yang ditangani adalah 93,4% yaitu sejumlah neonatus dari perkiraan Neonatal Risti sebanyak Persentase Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Masa subur seorang wanita memiliki peran penting terjadinya kehamilan sehingga peluang untuk melahirkan sangat tinggi. Maka untuk mengatur jumlah kelahiran, wanita usia subur dan pasangannya diprioritaskan untuk ikut program KB (Keluarga Berencana). Keluarga berencana merupakan suatu upaya yang berfungsi untuk perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita, khususnya bagi ibu dengan kondisi 4 T yaitu terlalu muda melahirkan (dibawah 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35 tahun). Berikut ini merupakan istilah yang digunakan dalam analisa Keluarga Berencana (KB) : Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan suami istri yang hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 sampai dengan 44 tahun. Peserta KB baru yaitu pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alat/ atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara/ alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Pemakai alat/ cara KB aktif yaitu seseorang yang sedang memakai alat/ cara KB. Cakupan Peserta Aktif KB yaitu cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi yaitu persentase perempuan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/ cara KB. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

62 Purwodadi I Grobogan Toroh I Ngaringan Pulokulon II Pulokulon I Tegowanu Wirosari I Tawangharjo Purwodadi II Brati Karangrayung I Gubug I Wirosari II Gabus II Godong I Toroh II Gabus II Karangrayung II Kradenan II Tanggungharjo Klambu Kedungjati Geyer I Penawangan II Godong II Kradenan I Penawangan I Gubug II Geyer II MKJP yaitu metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW dan implant. Non MKJP yaitu metode kontrasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat vagina. MOW yaitu Medis Operatif Wanita. MOP yaitu Medis Operatif Pria. Grafik 4.8 Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga Jumlah PUS di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebanyak PUS meningkat dibanding tahun 2014 sebesar PUS. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar 80,6 % adalah peserta KB aktif. Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif dapat dilihat pada grafik berikut ini : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

63 Grafik 4.9 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kontrasepsi di Kabupaten Grobogan Tahun ,9 0,2 7,9 0 13,6 66,3 4 IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL Sumber : Bidang Kesga Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan sebanyak 66,3 % dan terbanyak ke dua adalah kondom sebanyak 13,6 %. Hal ini dapat difahami karena akses untuk mendapatkan pelayanan suntikan relatif lebih mudah, dibandingkan dengan yang lainnya. Di karenakan jaringan pelayanan kesehatan tersebut dapat diakses sampai ke tingkat desa/ kelurahan yang lebih dekat dengan tempat tinggal peserta KB. Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metode Operasi Pria (MOP) yaitu sebesar 0%, kemudian peringkat selanjutnya MOW sebanyak 0,2 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi pria dalam Keluarga Berencana masih sangat rendah, yang disebabkan terbatasnya pilihan kontrasepsi yang disediakan bagi pria. 10. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Peserta Keluarga Berencana (KB) baru merupakan Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alat dan/ atau PUS yang Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

64 menggunakan kembali salah satu cara/ alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Pada peserta KB baru, persentase metode kontrasepsi yang terbanyak digunakan adalah Suntikan, yaitu sebesar 80,9 %. Untuk urutan ke dua yaitu kondom dengan angka sebesar 6,8 %. Metode yang paling sedikit digunakan oleh peserta KB baru di Kabupaten Grobogan tahun 2015 yaitu Metode Operasi Pria (MOP) yaitu sebesar 0,1 %, kemudian urutan ke dua yaitu Metode Operasi Wanita (MOW) sebesar 1,5 % dan urutan yang ke tiga yaitu Implan dengan angka sebesar 3,3 %. Grafik 4.10 Persentase Peserta KB Baru Menurut Kontrasepsi di Kabupaten Grobogan Tahun ,3 0,1 3,3 6,8 3,1 1,5 80,9 IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL Sumber : Bidang Kesga 11. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan juga berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi. Berat Badan Lahir Rendah (< gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan menjadi 2 kategori yaitu BBLR Premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR Intrauterine Growth Retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBLR dengan IUGR Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

65 umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah perlu penanganan yang serius, karena kondisi tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi dan belum sempurnanya pembentukan organ-organ tubuhnya yang biasanya akan menjadi penyebab utama kematian bayi. Di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 jumlah bayi BBLR mencapai 787 (3,8%) bayi dari bayi lahir hidup. Sedangkan kasus bayi BBLR tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Toroh I yaitu sebesar 50 kasus dan terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Geyer II sebanyak 0 kasus. Akan tetapi seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai dengan prosedur. Untuk menekan angka BBLR dibutuhkan penanganan terpadu dengan lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Gambaran persentase BBLR selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik tersebut : Grafik 4.11 Persentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Kabupaten Grobogan Tahun ,5 3,5 4 4,4 3, Sumber : Bidang Kesga 12. Cakupan Kunjungan Neonatus Neonatus merupakan bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadinya pembentukan organ hampir pada semua sistem. Bayi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

66 Wirosari II Penawanga Toroh I Toroh II Geyer I Purwodadi II Wirosari I Kedungjati Brati Godong I Tegowanu Gabus II Kradenan I Ngaringan Grobogan Tanggungh Karangrayu Penawanga Gabus I Tawangharjo Karangrayu Klambu Godong II Pulokulon II Pulokulon I Gubug II Kradenan II Purwodadi I Gubug I ,6 99,3 99,3 99,2 99,1 98,5 98,1 97,7 97,7 97,6 97,5 97,3 97, ,6 95,6 95,3 95,2 95, ,6 90,9 89, ,2 lahir minimal 6-24 jam setelah lahir sampai 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Kunjungan neonates merupakan salah satu intervensi untuk menurunkan kematian bayi baru lahir. Bayi usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang rentan dengan gangguan kesehatan. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut yaitu melalui pelayanan kesehatan pada neonatus minimal tiga kali yaitu satu kali umur 6-48 jam, satu kali umur 3-7 hari dan satu kali pada usia 8-28 hari atau disebut KN langkap. Kunjungan Neonatal pertama (KN 1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir (umur 6 jam-48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan yang diberikan diantaranya pelayanan kesehatan nenonatus dasar yaitu tindakan resustasi, pencegahan hipotermia, ASI dini-eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat dan kulit. Pemberian vitamin K 1 injeksi kepada bayi baru lahir, imunisasi hepatitis B0 bila belum di berikan pada saat lahir, manajemen terpadu bayi muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah pada ibunya. Cakupan indikator kunjungan neonatal pertama di Kabupaten Grobogan Tahun 2015, dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 4.12 Persentase Kunjungan Neonatal 1 Kali (KN 1) Di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

67 Wirosari II Penawangan I Geyer I Toroh II Wirosari I Purwodadi II Godong I Toroh I Gabus II Karangrayung II Brati Kedungjati Gabus I Kradenan I Tawangharjo Tegowanu Penawangan II Ngaringan Tanggungharjo Grobogan Pulokulon II Klambu Karangrayung I Pulokulon I Godong II Kradenan II Gubug II Geyer II Purwodadi I Gubug I ,8 98,8 98,5 97,9 97,6 97,5 97,3 97,3 97, ,9 96,1 95,9 95,7 95,5 95,5 95,4 95,1 94,8 94,7 94,2 94, ,7 91,1 89,1 88,9 105,7 Cakupan KN 1 di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 sebesar 96,7 %, menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2014 yaitu sebesar 99,3 %. Secara keseluruhan cakupan kunjungan neonates di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sudah memenuhi target yaitu lebih dari 90 %. Selain KN 1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal adalah KN Lengkap. Capaian kunjungan KN Lengkap sebesar 95,8 %. Grafik 4.13 Persentase Kunjungan Neonatal 3 Kali (KN3) Di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga 13. Persentase Bayi Yang Mendapat ASI Ekslusif ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan dan minuman yang terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan karena mengandung unsure-unsur gizi yang dibutuhkan untuk perlindungan, pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi sampai berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman kecuali obat dan vitamin, kemudian pemberian ASI harus tetap dilanjutkan sampai usia 2 tahun walaupun bayi sudah makan. Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI Eksklusif Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

68 Geyer II Purwodadi II Pulokulon II Geyer I Grobogan Tawangharjo Toroh I Gabus I Godong II Kedungjati Purwodadi I Gabus II Penawangan I Wirosari I Pulokulon I Klambu Tegowanu Toroh II Brati Karangrayung I Wirosari II Kradenan I Kradenan II Ngaringan Karangrayung II Gubug I Godong I Penawangan II Gubug II 43,6 53,1 56,1 60,8 65,3 69,1 69,2 69,8 71,4 75, ,4 76,7 79,1 80,1 80,1 80,9 83,5 86,8 89,2 93,3 93,6 96,3 96,8 96, ,5 107,6 selama 6 bulan telah tertuang dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/IV/ Capaian ASI Eksklusif di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebesar 72,9 % terdapat bayi yang diberi ASI Eksklusif dari total bayi usia 0-6 bulan sebesar bayi. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan cakupan tahun 2014 sebesar 63,9 %. Cakupan tahun 2015 masih sudah memenuhi target 72,9% dan upaya peningkatan cakupan harus dilakukan dengan peningkatan penyuluhan dan upaya promosi kesehatan yang lebih intensif baik kepada perorangan maupun institusi pemberi pelayanan kesehatan tentang keunggulan ASI Eksklusif. Saat ini sudah ada peraturan di tingkat Kabupaten yang mendukung program ASI Eksklusif, yaitu Peraturan Bupati Grobogan No. 30 Tahun 2012 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu. Berikut adalah persentase pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 : Grafik 4.14 Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga 14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu indikator yang dapat menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan kesehatan bayi ditujukan untuk anak usia kurang dari satu tahun (29 hari-11 bulan) yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat di sarana kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

69 Klambu Kradenan I Geyer I Purwodadi I Toroh I Brati Ngaringan Tawangharjo Pulokulon I Kedungjati Penawangan II Karangrayung I Gabus I Godong I Wirosari II Penawangan I Tanggungharjo Pulokulon II Tegowanu Karangrayung II Geyer II Gabus II Wirosari I Gubug II Toroh II Purwodadi II Grobogan Kradenan II Gubug I 80,5 84,5 88,7 89,8 91,3 93,3 93,3 94, ,7 96,9 98,1 98,1 98,5 98,6 99,3 99,7 99, ,3 102,1 103,1 106,4 106,7 109,6 Pelayanan kesehatan yang diberikan terdiri dari imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT/ HB 1-3, Polio,1-4 dan Campak), pemberian vitamin A pada bayi, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Cakupan Kunjungan Bayi minimal 4 kali baik disarana pelayanan kesehatan atau dirumah, posyandu dan sebagainya sejumlah kunjungan atau sebesar 97,8 %. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 tersaji pada grafik berikut ini : Grafik 4.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga 15. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 280 di Kabupaten Grobogan, di tahun 2015 ini semua desa/kelurahan tersebut telah menjadi Desa/Kelurahan UCI, sehingga cakupan UCI di Kabupaten Grobogan mencapai 100% selama 7 tahun berturut-turut. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

70 16. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi Pelayanan Imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tujuan dari Program Imunisasi yaitu menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi, anak dan balita akibat penyakit PD3I. Program ini, menyelurah dan terpadu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi umur < 12 bulan berupa imunisasi Hb < 7 hari, BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali, Campak 1 kali dan Imunisasi Lengkap. Tahun 2015 cakupan imunisasi bayi Hb<7 hr targetnya adalah 90%, di Kabupaten Grobogan sudah mencapai target, yaitu sebesar 96, 61%. Di 30 Wilayah kerja Puskemas Kabupaten Grobogan semuanya sudah mencapai target. Imunisasi BCG targetnya sebesar 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu sebesar 100%, tetapi masih ada 1 Puskesmas yang belum mencapai target yang telah ada. Yaitu di Wilayah kerja Puskesmas Tawangharjo. Imunisasi POLIO 4 targetnya adalah 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu sebesar 100. Imunisasi Campak targetnya adalah 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu sebesar 100. Imunisasi Lengkap targetnya adalah 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu sebesar 100%. Dalam cakupan imunisasi bayi masih ada permasalahan yang di hadapi, yaitu diantaranya pertama, belum semua petugas imunisasi memanfaatkan kohort bayi secara maksimal ; kedua, Sasaran bayi belum semuanya divalidasi dengan jumlah bayi yang ada di desa; dan yang ketiga, ada keterlambatan kedatangan vaksin dari Provinsi. Berikut adalah capaian pemberian imunisasi pada bayi tahun 2015: Grafik 4.16 Persentase Capaian Imunisasi di Kabupaten Grobogan tahun ,9 95, Hb<7 hr BCG DPT-HB-Hib 3 POLIO 4 CAMPAK Imun Lengkap Sumber : Bidang P2P dan PL Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

71 17. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu berperan dalam pembentukan indera penglihatan, membantu sel untuk bereproduksi secara normal dan melindungi tubuh dari infeksi bakteri pathogen. Vitamin A diberikan tidak hanya pada bayi dan balita, tetapi juga diberikan kepada ibu nifas. Bayi dan balita dapat memperoleh vitamin A dari berbagai makanan yang dikonsumsinya seperti hati, telur, ikan minyak sawit merah, mangga, papaya, jeruk, ubi, sayur daun berwarna hijau dan wortel. Vitamin A sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak untuk membantu melawan penyakit, melindungi penglihatan, serta mengurangi resiko meninggal. Kekurangan Vitamin A merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Dengan keadaan kadar serum yang rendah dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian balita. Maka dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka mencegah dan menurunkan prevelensi kekurangan vitamin A pada balita. Upaya yang dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan kekurangan Vitamin A yaitu dengan suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi ( SI) untuk sasaran prioritas bayi (umur 6-11 bulan) dengan kapsul vitamin A biru sebanyak satu kali dalam setahun, anak balita (umur 1-4 tahun) dengan kapsul vitamin A merah sebanyak dua kali dengan dosis SI, dan ibu nifas paling lambat 30 hari setelah melahirkan dengan kapsul vitamin A SI, sehingga bayinya akan mendapatkan vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan di Kabupaten Grobogan tahun 2015 telah mencapai 92,70%, sedangkan untuk anak balita telah mencapai sebesar 90,35%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita selama lima tahun terakhir dapat di lihat pada grafik berikut ini : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

72 Kedungjati Tanggungharjo Karangrayung I Karangrayun Penawangan I Penawangan II Toroh I Toroh II Geyer I Geyer II Pulokulon I Pulokulon II Kradenan I Kradenan II Gabus I Gabus II Ngaringan Wirosari I Wirosari II Tawangharjo Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Klambu Godong I Godong II Gubug I Gubug II Tegowanu 88,3 94,3 84,2 87,6 81,4 70,8 73,9 79,9 71,7 90, ,6 79,3 69, ,5 83,7 83,5 77,5 91,9 81,4 97,5 75,9 80,2 82,3 88,1 92,5 86,8 85,8 89,9 Grafik 4.17 Cakupan Suplementasi Kapsul Vitamin A pada Balita Di Kabupaten Grobogan tahun ,38 81,85 75,32 90,35 56, Sumber : Bidang Kesga 18. Cakupan Baduta Ditimbang Jumlah baduta ditimbang di posyandu merupakan reduksi dari data jumlah balita ditimbang di posyandu untuk member fokus kepada sasaran prioritas balita dibawah dua tahun sesuai dengan tema sentral promosi upaya kesehatan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Hal ini memiliki arti yang sama dengan balita yang ditimbang. Nilai persentase D/ S Baduta lebih tiggi dari D/ S Balita yaitu sebesar 82, 8%. Daerah tertinggi yaitu wilayah kerja Puskesmas Purwodadi I sebesar 97,5 %, sedangkan daerah terendah di wilayah kerja Puskesmas Kradenan II sebesar 69,2 %. Gambaran cakupan balita di timbang di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebagai berikut: Grafik 4.18 Cakupan Baduta Ditimbang di Kabupaten Grobogan tahun Sumber : Bidang Kesga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

73 Geyer I Wirosari II Gabus II Penawangan I Toroh II Toroh I Gubug II Ngaringan Brati Tegowanu Pulokulon I Kradenan II Klambu Purwodadi II Karangrayung I Tanggungharjo Gabus I Wirosari I Grobogan Penawangan II Purwodadi I Tawangharjo Kedungjati Godong II Pulokulon II Karangrayung II Godong I Gubug I Geyer II Kradenan I 16,5 29,7 41,7 44,1 44,1 68,8 71,1 72,3 75,2 79,6 80,4 80,6 81,1 83,2 83,8 84, ,5 90,8 91,1 94,5 95,4 99,2 99,4 99, ,1 19. Cakupan Pelayanan Anak Balita Anak balita adalah anak berumur bulan. Setiap anak umur bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8x dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/ KMS atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. Pelayanan Balita untuk anak umur bulan yang mendapatkan pemantauan pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan per tinggi badan setiap bulan yang dapat dilakukan di Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD, maupun TPA/TK. Pemantauan ini perlu dilakukan dalam rangka mencegah kejadian gizi buruk dan mengantisipasi tindakan dini untuk mengatasi adanya kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autism serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Jika terdapat penyimpangan, maka harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih kompetensi. Persentase anak balita di Kabupaten Grobogan tahun 2015 yang mendapatkan pelayanan sebesar 80,2% dari jumlah balita balita, meningkat dibandingkan cakupan tahun 2014 sebesar 80,1% dari jumlah balita balita. Cakupan pelayanan anak balita di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 4.19 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

74 20. Cakupan Anak Balita Ditimbang Kegiatan penimbangan rutin balita 0-59 bulan di posyandu, menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam program perbaikan gizi. Dengan adanya kegiatan penimbangan dapat diketahui adanya balita gizi kurang, gizi lebih maupun balita gizi buruk, sehingga dapat dilakukan penanganan masalah gizi lebih cepat dan akurat. Dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan Tahun 2015, hasil pencapaian balita ditimbang di Posyandu sebesar balita atau sekitar 82,8% dari total jumlah balita. Secara umum Kabupaten Grobogan sudah mencapai target MDGs, hasilnya sudah mencapai 80 %. Ada 10 Puskesmas yang masih kurang dari target, yaitu Penawangan II, Toroh I, Toroh II, Geyer I, Pulokulon I, Kradenan I, Kradenan II, Gabus II, Wirosari II, dan Purwodadi II. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan penimbangan, terutama ibu ibu yang memiliki balita masih kurang. Berdasarkan analisa di Posyandu, ibu balita hanya menimbangkan balitanya saat imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, PIN atau sampai balita usia satu tahun. Balita usia diatas satu tahun jarang ditimbangkan kembali karena imunisasi telah selesai, selain itu bila ada masa panen ibu balita banyak yang tidak datang ke Posyandu. Beragam alasan yang ada di masyarakat membuat cakupan D/S di Puskesmas rendah atau kurang dari target. Respon yang perlu dilakukan adalah pembinaan kepada puskesmas untuk: melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk menggerakan masyarakat datang ke posyandu; memanfaatkan kegiatan pada forum forum yang ada di desa, yang bertujuan untuk menggerakkan masyarakat datang ke posyandu; dan melakukan promosi tentang kegiatan di posyandu. 21. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Gizi Buruk adalah kekurangan asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein atau kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menderita gizi buruk, diantaranya adalah faktor ekonomi, sanitasi lingkungan yang buruk, penyakit infeksi, kurangnya pendidikan orang tua serta perilaku orang tua. Pada tahun 2015 ini balita gizi buruk naik yakni 66 kasus, sedang di tahun 2014 terdapat 52 kasus gizi buruk, yang mana kesemuanya telah tertangani dan mendapat Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

75 perawatan oleh tenaga kesehatan sehingga cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah 100%. Dari 66 balita gizi buruk yang ada, 37 penderita diantaranya perempuan dan 29 penderita laki-laki. 22. Persentase Desa/ Kelurahan Dengan Garam Beryodium Baik Rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium adalah seluruh anggota rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium, dan pemantauannnya dilakukan melalui Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tiap desa/kelurahan. Persentase desa/ kelurahan dengan garam baik disuatu wilayah menggambarkan persentase rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium di wilayah tersebut. Kinerja dinilai baik, jika persentase rumah tangga mengonsumsi garam beryodium sesuai target, 80 % MDGs tahun 2015 dan 90 % target nasional. Berikut ini adalah data desa dengan garam baik selama 4 tahun terakhir: Grafik 4.20 Cakupan Desa/ Kelurahan Dengan Garam Beryodium Baik Di Kabupaten Grobogan tahun , Sumber : Bidang Kesga Berdasarkan grafik diatas, cakupan desa dengan garam baik selama tiga tahun terakhir cenderung menurun. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi garam beryodium di masyarakat masih rendah dan jauh dari target 90 %, karena masih ditemukannya garam krosok yang beredar di pasaran, juga garam bodong (tidak mengandung yodium) yang juga marak beredar dan bebas dijual di pasar- pasar. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

76 Data hasil cakupan tesebut diperoleh dengan melakukan sampling di 60 desa dari 280 desa di wilayah Kabupaten Grobogan, mengingat keterbatasan dana (syarat minimal sampel sebenarnya adalah 84 desa atau 30 % dari total desa yang ada ). 23. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Pelayanan Kesehatan untuk anak usia sekolah difokuskan pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu Upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam upaya membentuk prilaku hidup sehat pada anak usia sekolah. Kesadaran akan fungsi anak dan nilai substantifnya kemudian melatar belakangi di kembangkannya berbagai upaya pembinaan dan pengembangan anak, diantaranya pembinaan kesehatan anak usia sekolah melalui program UKS. Pelayanan kesehatan pada UKS meliputi pemeriksaan kesehatan umum dan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu tenaga terlatih (guru UKS dan dokter kecil). Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat Kelas 1 tahun 2015 mencapai 100% atau sejumlah siswa. Berikut merupakan Persentase Penjaringan Kesehatan Berdasarkan Gender dalam bentuk grafik berikut: Grafik 4.21 Persentase Penjaringan Kesehatan Berdasarkan Gender Siswa Kelas 1 SD dan Setingkat Tahun 2015 di Kabupaten Grobogan 48,2 51,8 Laki-Laki Peremuan Sumber : Bidang PK Promkes Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

77 24. Rasio Tumpatan/ Pencabutan Gigi Tetap Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas meliputi kegiatan pelayanan kesehatan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Pelayanan gigi dasar adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Bila tumpatan gigi tetap semakin bertambah banyak maka masyarakat lebih memperhatikan kesehatan gigi tetap betul-betul rusak dan harus dicabut. Pencabutan gigi tetap adalah tindakan kuratif dan rehabilitative yang harus diambil oleh seorang pasien. 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 3,2 Grafik 4.22 Rasio Tumpatan dan Pencabutan Gigi Tetap Di Kabupaten Grobogan Tahun ,8 0, ,6 0,3 Sumber : Bidang Yankesmas Rasio tumpatan dengan pencabutan gigi tetap menunjukkan tingkat motivasi masyarakat dalam mempertahankan gigi geliginya, semakin besar rasio tumpatan dengan pencabutan gigi tetap maka semakin tinggi motivasi masyarakat dalam mempertahankan gigi geliginya. Pada Tahun 2015 di Kabupaten Grobogan Pelayanan tumpatan gigi tetap di Puskesmas sebanyak 627 dan pelayanan pencabutan gigi tetap sebanyak 1.857, sehingga Rasio Tumpatan/ Pencabutan gigi tetap adalah 0, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Usia sekolah dasar merupakan saat yang tepat untuk dilakukan upaya kesehatan gigi dan mulut, karena pada usia tersebut merupakan awal tumbuh kembangnya gigi permanen dan merupakan kelompok usia dengan kerusakan gigi yang tinggi. Maka pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga tersedia di sekolah-sekolah dalam bentuk Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

78 UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) melalui upaya promotif dan preventif di sekolah dengan melakukan kegiatan sikat gigi masal dan pemeriksaan gigi siswa, tindakan kuratif dilakukan dengan pencabutan, pengobatan dan penambalan gigi yang dilakukan di poli gigi Puskesmas. Jumlah murid SD/ MI di Tahun 2015 sebanyak siswa di 658 SD/ MI yang tersebar di wilayah Kabupaten Grobogan. Jumlah murid yang diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya sebanyak siswa, atau sekitar 67,1% dari jumlah seluruh siswa SD/ MI. Sedangkan yang memerlukan perawatan sekitar siswa, dan yang mendapatkan perawatan langsung sebesar anak atau sekitar 78,8%. 26. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Pelayanan Kesehatan Usila adalah penduduk usia 60 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Jumlah penduduk usia lanjut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini selaras dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan penduduk usia lanjut mengakibatkan peningkatan penyakit degenerative di kalangan masyarakat. Tanpa adanya keseimbangan dengan upaya promotif dan preventif maka beban sosial yang akan timbul atau biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan akan cukup besar, salah satu sarana pelayanan bagi warga usia lanjut dilaksanakan melalui Posyandu Lansia. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila di Kabupaten Grobogan tahun 2015 adalah sebesar orang atau sekitar 50,78 % cakupan ini mengalami peningkatan capaian yang signifikan bila di bandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai 34,37%. Capaian Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila di Tingkat Puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut : Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

79 Kedungjati Toroh I Klambu Pulokulon II Gabus I Gubug II Purwodadi I Kradenan I Brati Penawangan I Toroh II Wirosari II Grobogan Tegowanu Kradenan II Tanggungharjo Pulokulon I Gubug I Purwodadi II Ngaringan Geyer II Tawangharjo Karangrayung I Wirosari I Godong II Geyer I 18,84 32,87 34,61 36,15 36,98 45,02 45,04 45,55 46,29 47,75 48,37 49,83 49,94 52,24 52,52 55,3 55,77 57,79 58,14 59,97 60,68 62,1 66,28 72,21 75,3 78,04 Grafik 4.23 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Kabupaten Grobogan Tahun Sumber : Bidang Kesga 27. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I di Rumah Sakit Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat merupakan sarana kesehatan yang telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 sebanyak 7, yang mana satu diantaranya adalah Rumah Sakit Umum Daerah dan 6 lainnya adalah Rumah Sakit Swasta. Dari 7 Rumah Sakit tersebut kesemuanya mempunyai pelayanan gawat darurat level I yang dapat diakses masyarakat Grobogan, sehingga Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I di Rumah Sakit sudah mencapai 100%. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

80 B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN MASYARAKAT 1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bentuk Jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar yang sampai saat ini di kenal masyarakat antara lain BPJS, Jamkesda, Asuransi Swasta, dan Asuransi Perusahaan. Sampai dengan Tahun 2015 jumlah peserta jaminan Kesehatan di Kabupaten Grobogan sebanyak jiwa, dengan peserta berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu jiwa dari pada peserta berjenis kelamin laki-laki yaitu jiwa. 2. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perseorangan. Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebesar kunjungan atau 79,4 % dari jumlah penduduk. Cakupan Rawat Inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap di sarana kesehatan di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebesar kunjungan atau 7,2 % dari jumlah penduduk. 3. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Pelayanan gangguan jiwa adalah pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses piker, dan perilaku yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya. Data yang masuk untuk pelayanan kesehatan jiwa di Rumah Sakit berasal dari Rumah Sakit Umum dan Puskesmas. Permasalahan yang di hadapi di Kabupaten Grobogan saat ini, tidak tersedianya sarana kesehatan jiwa. Seperti rumah sakit jiwa, serta tenaga medis jiwa yang belum tersedia di Kabupaten Grobogan. Jumlah kunjungan gangguan jiwa tahun 2015 di Kabupaten Grobogan sebanyak jiwa. Kunjungan gangguan jiwa di rumah sakit Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

81 sebesar jiwa, sedangkan kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas sebesar jiwa. Gambaran kunjungan gangguan jiwa di Kabupaten Grobogan tahun 2015 dapat di lihat pada grafik berikut ini : Grafik 4.24 Kunjungan Gangguan Jiwa di Kabupaten Grobogan Tahun Puskesmas Rumah Sakit Sumber : Bidang Yankesmas 4. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Angka kematian umum penderita yang dirawat di RS/ GDR (Gross Death Rate) berguna untuk mengetahui mutu pelayanan/ perawatan di rumah sakit. Semakin rendah GDR, maka mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Dari data yang masuk dari Rumah Sakit sebanyak 7 (tujuh) rumah sakit yang laporkan datanya, angka rata-rata GDR 121,7 per penderita keluar rumah sakit. Rumah sakit menjadi sarana kesehatan rujukan bagi pelayanan kesehatan dibawahnya. Ketersediaan fasilitas dan SDM Kesehatan yang baik dan terjangkau sangat berpengaruh pada angka kematian pasien di rumah sakit. Sedangkan yang dimaksud dengan NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat di Rumah Sakit untuk tiap penderita keluar yakni sebesar 13,3. Angka Kematian Pasien di RS dapat dilihat dari Grafik di bawah ini: Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

82 Grafik 4.25 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Grobogan Tahun RSUD PB PR PKU RSI EW HAB Keluar Mati Keluar Mati >48 jam dirawat Sumber : Bidang Yankesmas 5. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Untuk menilai kinerja pelayanan kesehatan di Rumah Sakit melalui 3 indikator yaitu BOR (Bed Occupacy Rate) atau Persentase pemakaian tempat tidur pada satusatuan waktu tertentu, LOS (Length Of Stay) yaitu rata-rata lawatan dalam satu harian seorang pasien, TOI (Turn Over Interval) yaitu rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Berikut perbandingan Cakupan Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit dari Tahun 2013 hingga Tahun 2015 yang terdapat dalam bentuk grafik: Grafik 4.26 Cakupan Indikator Kinerja Pelayanan di RS Kabupaten Grobogan Tahun 2013 s/d ,3 57, ,3 3,09 1,8 1,3 3 2,1 22, TOI LOS BOR Sumber: Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

83 C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Perilaku adalah merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan yang meliputi lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Maka perilaku hidup masyarakat memiliki pengaruh terhadap derajat kesehatan suatu wilayah, karena perilaku seseorang dalam kesehariannya menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhinya bukan hanya kesehatannya tetapi kesehatan keluarga dan lingkungan sekitar. Banyak penyakit yang timbul disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Maka, upaya promosi kesehatan harus terus dilakukan agar masyarakat selalu berprilaku hidup bersih dan sehat yang dimulai dari hal terkecil masyarakat yaitu di lingkungan rumah tangga. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yaitu perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan di masyarakat. Dengan menerapkan PHBS banyak penyakit dapat dicegah mulai dari diare, DBD hingga Flu burung. Jumlah Rumah Tangga (RT) di Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 yaitu RT. Tetapi jumlah yang dipantau terbatas hanya 200 RT di setiap wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Grobogan, sehingga total Pemantauan Rumah Tangga ber-phbs hanya sebanyak RT. Hasil pemantauan Rumah Tangga Ber-PHBS dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 4.27 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kabupaten Grobogan Tahun Ber-PHBS Tidak Ber-PHBS 88 Sumber : Bidang P2P dan PL Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

84 Suatu daerah dapat dikatakan sehat jika rumah tangga yang ada di dalamnya berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kendala klasik penghalang PHBS yaitu disparitas status antar tingkat social ekonomi, antar kawasan antar perkotaan-pedesaan, beban ganda penyakit, rendahnya kinerja pelayanan kesehatan, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan gizi lebih pada balita, rendahnya kualitas dan kuantitas kebersihan lingkungan, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan dan terbatasnya penyebaran tenaga kesehatan. Dari hasil rekapitulasi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2015, persentase rumah tangga ber PHBS di Kabupaten Grobogan tahun 2015 yaitu 88%. Persentase rumah tangga ber PHBS pada tahun 2014 sebanyak 88,9%. Hal ini menunjukan jika rumah tangga ber PHBS tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,9%. D. KEADAAN LINGKUNGAN KESEHATAN Upaya penyehatan lingkungan diarahkan pada peningkatan kualitas ligkungan yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama dengan masyarakat diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarkat di Kabupaten Grobogan pada Khususnya. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan Kabupaten Grobogan akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat, akses air bersih dan keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar. Selain itu juga disajikan indikator tambahan yang dianggap masih relevan yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, sanitasi dan indikator rumah sehat. Beberapa indikator penting kesehatan lingkungan dapat ditemukan sebagai berikut : 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, tempat pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai rumah tidak dari tanah. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit khususnya Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

85 penyakit yang berbasis lingkungan. Pada Tahun 2015 jumlah rumah sehat di Kabupaten Grobogan yang memenuhi syarat adalah Rumah atau sekitar 79,59% dari jumlah seluruh rumah yang ada di Kabupaten Grobogan sebanyak rumah. Sedangkan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yaitu sebesar rumah. 2. Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Banyak cara dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih meningkat, antara lain dengan cara pendekatan partisipatori yang mendorong masyarakat berperan aktif dalam pembangunan perpipaan air bersih di daerah. Air bersih yang dimiliki dan digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Grobogan berasal dari air Sumur gali, Sumur Pompa, Sumur Bor dengan Pompa, Terminal Air, Mata Air Terlindung, Penampungan Air Hujan, dan PDAM (Perpipaan). Pada tahun 2015 telah dilakukan pemerikasaan akses air bersih pada penduduk dan didapatkan atau 65,6% penduduk telah memiliki akses air bersih. Sebagian besar penduduk memilih sumur gali terlindungi yaitu sebanyak penduduk untuk mendapatkan air bersih. Jika dilihat dari sumber air minum yang ada, hal ini menunjukkan bahwa masih ada penduduk yang belum memiliki sumber air minum yang terlindungi. Maka harus terus ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan dan informasi tentang pentinganya sumber air minum terlindungi. 3. Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak Sarana Sanitasi dasar yang dimiliki oleh masyarakat di tingkat rumah tangga meliputi sarana pembuangan air limbah dan jamban. Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif apabila diikuti perbaikan sarana sanitasi dasar, karena pembuangan kotoran air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air dan dapat menimbulkan penyakit. Upaya sanitasi meliputi pambanguanan, perbaikan dan penggunaan sarana sanitasi, yaitu pembuangan kotoran manusia (jamban). Tahun 2015 wilayah Kabupaten Grobogan Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

86 memiliki berbagai jenis sarana jamban yang digunakan antara lain Komunal, Leher Angsa, Plengsengan dan Cemplung. Dari jenis sarana jamban yang banyak digunakan masyarakat Kabupaten Grobogan yaitu jenis jamban Leher Angsa dengan jumlah penduduk. Dari jumlah penduduk dengan jamban yang memenuhi syarat kesehatan (jamban sehat) yaitu 100% atau penduduk. 4. Persentase Desa STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) meliputi 5 hal yaitu : (1) Stop Buang Air Besar sembarangan; (2) Cuci tangan pakai sabun; (3) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga; (4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga; (5) Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Capaian desa yang melaksanakan STBM di Kabupaten Grobogan tahun 2015 yaitu sebesar 280 desa/ kelurahan (100 %). 5. Tempat Umum Memenuhi Syarat Tempat Umum adalah tempat yang banyak dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. TUPM terbagi atas TUPM tempat-tempat umum dan TUPM tempat pengelolaan makanan. Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit serta tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat disekitarnya. Pengawasan tersebut meliputi antara lain: sarana wisata, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi dan sosial. 1) Sarana Wisata, terdiri dari : Hotel/ penginapan, salon/ pangkas rambut, usaha rekreasi, hiburan umum dan gedung pertemuan/ pertunjukan. 2) Sarana Pendidikan, terdiri dari : Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas. 3) Sarana Kesehatan, terdiri dari : Puskesmas dan Rumah Sakit. Pada Tahun 2015, jumlah Hotel diperiksa yaitu 10 buah, jumlah sehat yaitu 5 buah (50%). Jumlah Sekolah Dasar (SD) yang di periksa yaitu 925 buah, jumlah sehat yaitu 770 buah (83,2%), jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang di periksa yaitu 196 buah, jumlah sehat yaitu 161 buah (82,1%), Sekolah Manengah Atas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

87 (SMA) yang diperiksa yaitu 105 buah, jumlah sehat 69 buah (65,7 %). Sedangkan jumlah Puskesmas diperiksa yaitu 30 buah, jumlah sehat yaitu 30 buah (100%), jumlah Rumah Sakit diperiksa 7 buah, jumlah sehat yaitu 7 buah (100 %). Jumlah tempattempat umum yang lain 1.273, jumlah sehat sebesar atau sekitar 81,85 %. 6. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki, bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya. Sedangkan pengertian Higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Di Kabupaten Grobogan tahun 2015 tempat pengelolaan makanan berjumlah 991 buah dengan TPM yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 829 buah atau sekitar 83,65 %. Sedangkan TPM yang belum memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 130 buah atau sekitar 13,12 %. Hasil TPM tahun 2015 dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut : Grafik 4.28 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) menurut Status Higiene Sanitasi Di Kabupaten Grobogan Tahun ,12 TPM Memenuhi Syarat Higiene Sanitasi TPM Belum Memenuhi Syarat Higiene Sanitasi 83,65 Sumber : Bidang P2PL Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

88 7. Tempat Pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 jumlah TPM yang memenuhi syarat sebanyak 984 dengan jumlah TPM yang dibina 207 TPM (99,5%). Jumlah TPM yang yang dilakukan uji petik sebanyak 120 (12,20 %). Sarana yang dibina dan diuji petik kesehatan lingkungannya di Kabupaten Grobogan meliputi sarana jasa boga, rumah makan restoran, depot air minum (DAM) dan makanan jajanan. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

89 BAB V SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna, bila kebutuhan akan sumber daya kesehatan dapat terpenuhi. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud. Pembangunan kesehatan harus didukung oleh sumber daya kesehatan yang memadai. Sumber daya kesehatan adalah segala bentuk sarana kesehatan berikut sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan, sumber daya manusia, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya, yang dapat di manfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam bab ini situasi sumberdaya kesehatan dapat dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. A. SARANA KESEHATAN Penyediaan sarana kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polindes, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan Klinik dan sarana kesehatan lainnya diharapkan dapat menjangkau masyarakat terutama masyarakat pedesaan agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu. 1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinabungan, diagnose serta pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien. Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Grobogan sebanyak 7 buah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 992 buah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sebanyak 1 (satu) buah, Rumah Sakit Swasta berjumlah 6 buah. Dari tabel 55 memberikan gambaran tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit yang paling tinggi adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedjati R. yaitu mencapai 396 tempat tidur. Hal ini berkaitan erat dengan lingkup perhitungan BOR juga ditentukan berdasarkan kebijakan internal Rumah Sakit, misalnya BOR per bangsal atau Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

90 BOR untuk lingkup rumah sakit (seluruh bangsal). Sedangkan pemanfaatan tempat tidur yang paling rendah adalah Rumah Sakit Enggal Waras, Rumah Sakit Habibbullah dan Rumah Sakit Islam dengan jumlah sebanyak 50 buah. Pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit Enggal Waras rendah, hal ini dikarenakan manajemen RS sedang dalam peralihan manajemen sehingga secara teknis mempengaruhi pemanfaatan tempat tidur. Sedangkan pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit Islam rendah, dikarenakan rumah sakit ini baru berdiri. Frekuensi pemakaian tempat tidur rata-rata tidak ideal, karena diatas pemakaian 40 s/d 50 kali. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan tempat tidur di Rumah Sakit Kabupaten Grobogan kurang, sehingga perlu adanya tambahan. Rasio tempat tidur Rumah Sakit (TT RS) menunjukkan ketersediaan fasilitas perawatan inap rumah sakit. Rasio TT RS terhadap penduduk di Kabupaten Grobogan tahun 2015 yaitu sebesar %. Ini berarti bahwa satu tempat tidur di rumah sakit dapat melayani 73 sampai dengan 74 orang. 2. Puskesmas Puskesmas adalah kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil opengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh Pemerintah dan masyarakat luas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2004). Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan sampai tingkat Kecamatan dan juga menjadi unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan atau upaya kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2015 jumlah Puskesmas di Kabupaten Grobogan sebanyak 30 unit yang terdiri dari 13 Puskesmas Rawat Inap dan 17 Puskesmas Non Rawat Inap yang tersebar di 19 Kecamatan Kabupaten Grobogan. Kabupaten Grobogan juga Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

91 memiliki Puskesmas Keliling sebanyak 37 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak 69 unit. B. SARANA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan termasuk dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya di masyarakat, antara lain Posyandu, Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). a) Posyandu Posyandu adalah suatu wadah yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat dengan peran serta masyarakat melalui kader kesehatan.posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangan posyandu maka diperlukan pengelompokan dalam 4 strata yaitu: Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebesar unit. Yang terdiri dari Posyandu Pratama sebanyak 355 pos (21.90%), Posyandu Madya sebanyak 469 pos (28,93%), Posyandu Purnama sebanyak 534 pos (32,94%), Posyandu Mandiri sebanyak 263 pos (16,22%). Grafik 5.1 Perkembangan Posyandu beserta stratanya dapat diamati pada gambar dibawah ini : ,9 28,93 32,94 16,22 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI POS % Sumber : PK Promkes Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

92 b) Desa Siaga dan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memilik kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.sebuah desa dikatan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki minimal sebuah Poskesdes dengan tenaga 1 bidan dan 2 kader. Sampai dengan tahun 2015 Kabupaten Grobogan terdapat 280 desa siaga (100%) dan semuanya 100% sudah menjadi Desa Siaga. C. SARANA FARMASI DAN ALAT KESEHATAN Salah satu indikator untuk menggambarkan ketersediaan sarana kesehatan adalah tersedianya sarana farmasi dan pembekalan kesehatan.sarana farmasi dan Alat Kesehatan di Kabupaten Grobogan meliputi : 1. Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Cakupan sarana distribusi bidang kefarmasian dan alat kesehatan menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan kesehatan yang melakukan upaya distribusi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan. Yang termasuk dalam sarana distribusi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan anatara lain Penyalur Alat Kesehatan, Pedagang Besar Farmasi, Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi, Apotek dan Toko Obat. Di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sarana kesehatan distribusi bidang farmasi hanya terdapat 83 Apotek, 1 UPTD Gudang Farmasi, dan 1 toko obat. 2. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Ketersediaan obat yang di bahas adalah meliputi jumlah persediaan obat, jumlah kebutuhan dan prosentase ketersediaan obat generik.prosentase ketersediaan dihitung menggunakan indikator obat panduan yang berisi item obat yang sering digunakan, wajib tersedia untuk beberapa penyakit menular dan sangat dibutuhkan untuk pengobatan sepuluh penyakit terbanyak. Di Kabupaten Grobogan tahun 2015 kebutuhan obat terbanyak yaitu Paracetamol tablet 500 mg sebanyak tablet, pemakaian sebanyak tablet dan persentase ketersediaan terbanyak pada Aminofilin Injeksi 24 mg/ml sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

93 176,21%. Sedangkan tingkat prosentase ketersediaan terendah pada Dekstrometorfan sirup 10 mg/ 5 ml (HBr) sebanyak 1,74%. D. TENAGA KESEHATAN Sumber daya manusia terutama tenaga kesehatan merupakan faktor terpenting dalam mencapai tujuan keberhasilan program kesehatan.peningkatan sumber daya manusia kesehatan dilakukan melalu pendidikan dan pelataihan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2015 ini sebanyak orang dengan proporsi paling besar adalah tenaga perawat yaitu sebesar orang, kemudian tenaga bidan sebesar 767 orang, dan tenaga medis sebesar 240 orang. Jumlah tersebut penjumlahan dari tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan ke masyarakat dengan tenaga kesehatan yang berada di institusi dan Dinas Kesehatan. Untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan (dalam hal ini tenaga yang melayani langsung masyarakat) disarana pelayanan kesehatan biasanya digunakan rasio tenaga kesehatan per penduduk yang akan diuraikan sebagai berikut : a. Tenaga Medis Tenaga medis adalah dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi spesialis dan dokter gigi. Sampai tahun 2015 jumlah tenaga medis Kabupaten Grobogan sebanyak 334 orang. Jumlah tenaga dokter dari penempatan kurang merata, ada yang jumlah 5 orang ada yang tidak punya tenaga dokter. Untuk Puskesmas rawat inap minimal harus memiliki 3 dokter supaya dapat melakukan shift. Untuk Puskesmas yang jumlah dokternya kurang sebenarnya ada dokter tetapi tahun 2015 belum mengajukan SIP (Surat Ijin Praktek) atau sudah mengajukan tetapi masih dalam proses. Jika dilihat penjenis tenaga medis terlihat bahwa jumlah dokter umum sebanyak 109 orang dengan rasio 7,61 per penduduk. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

94 Grafik 5.2 Jumlah Tenaga Medis di Puskesmas dan Rumah Sakit Di Kab. Grobogan Tahun dr Umum dr Spesialis dr Gigi dr Spesialis Gigi Puskesmas Rumah Sakit Sumber : Bidang Yankesmas b. Tenaga Perawat Jumlah tenaga perawat di Kabupaten Grobogan tahun 2015 sebanyak orang. Jumlah tenaga perawat yang sebenarnya lebih dari jumlah yang ada pada tabel, hal ini dikarenakan sebagian perawat tidak membuat SIKP (Surat Ijin Kerja Perawat) karena rendahnya kesadaran dan kurangnya sosialisasi pembuatan SIKP. Rasio perawat di Kabupaten Grobogan mencapai 81,8 per penduduk, jumlah ini sudah termasuk untuk tenaga perawat dan perawat gigi baik dilingkungan Puskesmas, Rumah Sakit Negeri maupun Rumah Sakit Swasta, Dinas Kesehatan, institusi serta sarana pelayanan kesehatan lain. Grafik 5.3 Jumlah Tenaga Perawat di Puskesmas Di Kab. Grobogan Tahun Perawat Perawat Gigi Bidan Sumber : Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

95 Grafik 5.4 Jumlah Tenaga Perawat di Rumah Sakit Di Kab. Grobogan Tahun Perawat Perawat Gigi Bidan Sumber : Bidang Yankesmas c. Tenaga Bidan Jumlah tenaga kebidanan di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebanyak 767 orang dengan rasio 53,58 per penduduk. Jumlah bidan sebenarnya lebih dari jumlah yang ada pada tabel, hal ini dikarenakan sebagian bidan tidak membuat SIK karena kurang adanya kesadaran dan sosialisasi pembuatan SIK. Jumlah tenaga kebidanan sudah termasuk untuk tenaga di lingkungan Puskesmas, Rumah Sakit Negeri maupun Swasta dan Dinas Kesehatan. d. Tenaga Kefarmasian Tenaga Kefarmasian terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (Sarjana Farmasi, D III Farmasi, dan Asisten Apoteker).Jumlah tenaga kefarmasian di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebanyak 95 orang. Rasio tenaga kefarmasian per penduduk sebesar 6,64 masih dibawah standar WHO sebesar 10 per penduduk dan Renstra Depkes tahun 2010 s/d 2014 sebesar 9 per penduduk. Ketersediaan tenaga Apoteker di Puskesmas masih kurang, dari 30 Puskesmas di Kabupaten Grobogan hanya tersedia Apoteker sebanyak 14 orang. Sedangkan jumlah tenaga teknis kefarmasian di Puskesmas sudah mencukupi Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

96 untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, setiap Puskesmas sudah memiliki minimal 1 tenaga teknis kefarmasian. Maka perlu dilakukan upaya pemenuhan tenaga Apoteker di Puskesmas khususnya Puskesmas Rawat Inap minimal harus memiliki tenaga Apoteker lebih dari 1 orang. Grafik 5.5 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Di Kab. Grobogan Tahun Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Sumber : Bidang Yankesmas Grafik 5.6 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Rumah Sakit Di Kab. Grobogan Tahun Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker 25 Sumber : Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

97 e. Tenaga Gizi Tenaga gizi di Kabupaten Grobogan meliputi nutrisionis dan dietisien, dengan jumlah tenaga gizi di Kabupaten Grobogan di Tahun 2015 sebanyak 38 orang dengan rasio 2.93 per penduduk. Untuk tenaga nutrisionis sebanyak 38 orang dan tenaga dietisien sebanyak 4 orang. Tidak semua fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki tenaga gizi. Untuk Puskesmas Rawat Inap harus memiliki tenaga gizi. Grafik 5.7 Jumlah Tenaga Gizi di Puskesmas Di Kab. Grobogan Tahun Nutrisionis Dietisien Sumber : Bidang Yankesmas Grafik 5.8 Jumlah Tenaga Gizi di Rumah Sakit Di Kab. Grobogan Tahun Nutrisionis Dietisien 4 Sumber : Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

98 f. Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Grobogan meliputi epidemiolog kesehatan, entomology kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Grobogan sebanyak 31 orang dengan rasio 2.19 per penduduk. Tidak semua fasilitas kesehatan memiliki tenaga kesehatan masyarakat. Puskesmas/ Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sudah seharusnya mempunyai tenaga kesehatan sehingga fungsi promotif dan preventif lebih optimal. Grafik 5.9 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Di Kab. Grobogan Tahun % 80% 60% 40% 20% 0% Puskesmas Rumah Sakit Kes Lingk Kes Masy Sumber : Bidang Yankesmas g. Tenaga Keteknisan Medis Jumlah tenaga keteknisian medis di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebanyak 139 orang dengan rasio 9,7 per penduduk. Teknisi medis ini terdiri dari Radiografer sebanyak 28 orang, Teknisi Elektromedis sebanyak 9 orang, Teknisi Gigi sebanyak 1 orang, Analis Kesehatan sebanyak 72 orang, Refraktionis Optisien sebanyak 1 orang dan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sebanyak 28 orang. Ketersediaan tenaga keteknisian medis berkaitan dengan ketersediaan alat dan tingkat kebutuhan masyarakat dalam suatu wilayah. Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

99 h. Tenaga Keterapian Fisik Jumlah tenaga fisioterapis di Kabupaten Grobogan Tahun 2015 sebanyak 32 orang dengan rasio sebanyak 2.51 per penduduk. Tidak semua Puskesmas memiliki tenaga Fisioterapis, dikarenakan tidak semua Puskesmas memiliki alat fisioterapis set. Namun semua Rumah Sakit memiliki Fisioterapis, hanya Rumah Sakit Habibullah yang tidak memiliki fisioterapis.hal ini dikarenakan memang rumah sakit tersebut tidak memiliki tenaga fisioterapis atau sebenarnya tidak memiliki SIKF. Semua Puskesmas Kabupaten Grobogan tidak memiliki tenaga okupasi terapi, terapis wicara dan akupuntur.hal ini menunjukkan bahwa fungsi Puskesmas sebagai pelaksana upaya kesehatan promotif dan preventif. Rumah sakit yang memiliki tenaga okupasi terapi hanya RSUD dr. R. Soedjati Soemodiardjo, sedangkan yang memiliki tenaga terapi wicara adalah RSUD dr. R. Soedjati Soemodiardjo dan RS PKU Muhammadiyah. Kabupaten Grobogan tidak memiliki tenaga akupuntur di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Grafik 5.10 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Kab. Grobogan Tahun Pusk RS Fisioterapis 0 Okupasi Terapis 2 0 Terapis Wicara Akupuntur RS Pusk Sumber : Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

100 i. Tenaga Kesehatan Lainnya Jumlah tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan tahun 2015 sebanyak 182 orang yang bertugas sebagai pengelola program dan tenaga kesehatan lainnya selain sebagai pengelola program kesehatan sebanyak 85 orang, sedangkan untuk pengelola program sebanyak 97 orang. j. Tenaga Non Kesehatan (Tenaga Penunjang/ Pendukung di Kesehatan) Jumlah tenaga non kesehatan (tenaga penunjang/ pendukung) Kabupaten Grobogan pada Tahun 2015 yaitu sebesar 999 orang yang meliputi Pejabat Struktural dengan jumlah 218 orang, Staf Penunjang Administrasi dengan jumlah 662 orang, Staf Penunjang Teknologi sebanyak 17 orang, Staf Penunjang Perencanaan 12 orang, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Juru sebanyak 18 orang, dan Tenaga Penunjang Kesehatan Lainnya sebanyak 72 orang. Grafik 5.11 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Kab. Grobogan Tahun Sumber : Bidang Yankesmas Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2015 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat Profil Kesehatan Kabupaten BatangTahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN DRAFT ProfiI Kesehatan Kabupaten Batang Tahun 2014 Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh TIM PENYUSUN Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Ketua Dr. Safriati, M.Kes Kepala Bidang Penelitian Pengembangan & Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, Maret Tim Penyusun,

KATA PENGANTAR. Tangerang, Maret Tim Penyusun, KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas selesainya penyusunan Profil Kesehatan Kota Tangerang 2015. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan profil ini. Profil

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci