BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Nilai Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes pada tiap siklus. Selanjutnya data yang diperoleh diuraikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4.1 Deskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian adalah observasi. Proses pembelajaran dikelas guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Observasi dalam pembelajaran matematika selama 3 kali pertemuan, mulai tanggal 1 April 2016 sampai 4 April 2016. Dari pengamatan pra tindakan yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 04 Kaloran memang terbukti bahwa siswa cenderung bermain dan mengobrol sendiri saat guru menyampaikan materi dan menyuruh siswa untuk membaca LKS. Dari sebagian besar siswa terlihat hanya beberapa siswa saja yang secara aktif mau mencatat atau merangkum materi yang di jelaskan oleh guru sehingga pembelajaran kurang berjalan dengan baik. Dengan keadaan seperti itu mengakibatkan siswa merasa bosan, kurang antusias. Selama pembelajaran berlangsung siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru dan kurang aktif mengajukan pertanyaan, sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan hasilnya pun kurang optimal atau tidak memuaskan. Tabel 8 Rangkuman analisa data hasil belajar pra siklus Siswa yang Siswa yang Nilai Jumlah Nilai Nilai tuntas belum tuntas ratarata jumlah Jumlah siswa tertinggi terendah Persen Persen (%) (%) 21 100 50 73.3 7 33,3 14 66,7 Tabel 8 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajarnya hanya 33,3 %, sedangkan yang belum tuntas sebesar 66,7 %. Meskipun ada siswa yang nilai tertinggi yaitu 100, namun masih ada siswa yang hanya mendapatkan nilai 50 Rata-ratanya pun hanya 73,3. belum mencapai KKM yang seharusnya yaitu 75. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan, salah satunya perbaikan proses belajar. 44

45 4.2 Deskripsi Siklus 1 Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 28 sampai 30 April 2016 selama tiga kali pertemuan. Pada siklus 1 ini kompetensi dasar yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa adalah menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kegiatan siklus 1 meliputi 4 tahap. Berikut uraian dari keempat tahap tersebut. 4.2.1 Perencanaan tindakan Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain sebagai berikut. a) Berkdiskusi dengan guru untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan PTK b) Menyususn sekenario pembelajaran dengan memperhatikan model pembelajaran Two Stay Two Stray, membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang berdasarkan nilai matematika, menentukan pasangan tamu dan tuan rumah, menentukan rotasi, menentukan bagian materi untuk setiap kelompok dan menyusun lembar kerja siswa untuk membantu jalannya diskusi baik pada kegiatan awal maupun pada prosesproses bertamu. c) Menyusun RPP pembelajaran sesuai skenario dengan berdasarkan pada ketentuan standar KTSP. (RPP dapat dilihat pada lampiran 2 d) Menyusun lembar observasi untuk kegiatan guru (lampiran 6) dan aktifitas belajar siswa (lampiran 5) 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus 1 dimulai pada tanggal 28 April 2016 untuk pertemuan ke-1 pukul 07.00 08.10, tanggal 29 April 2016 untuk pertemuan ke-2 pukul 09.00 10.10, dan tanggal 30 April 2016 untuk pertemuan ke-3 pukul 09.00 10.10. Berikut uraian dari ketiga pertemuan tersebut.

46 4.2.2.1 Pertemuan 1 a. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru, salah satu siswa yang bernama randa tidak berangkat sekolah karena sakit. Guru kemudian memberikan apresepsi dengan cara pemberian contoh dari guru tentang permasalahan-permasalahan yang terkat dengan pecahan. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini yaitu tentang pengertian pecahan. Dan menuliskan dipapan tulis tentang Pecahan b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang pecahan. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model TSTS Pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang setiap kelompoknya. Pembagian kelompok memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika. Guru membagi LKS kepada setiap siswa. guru juga menginformasikan pembagian tugas dalam setiap kelompoknya. Kelompok 1,2,3,4,5 berturut-turut mendapatkan tugas mengerjakan lembar kerja siswa 1, kelompok 1 mengerjakan nomer 1-5, kelompok 2 mengerjakan 6-10, kelompok 3 mengerjakan 11-15, kelompok 4 mengerjakan 16-20, dan selanjutnya kelompok 5 mengerjakan nomer 21-25. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama diskusi berlangsung, guru berkeliling dan mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, guru memanggil 2 nama yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan bahwa kelompok 1 ke kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3, kelompok 3 ke kelompok 4, kelompok 4 ke kelompok 5, kelompok 5 ke kelompok 1. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Pada saat rotasi siswa masih terlihat binggung.

47 Selanjutnya saat mengerjakan LKS siswa masih cenderung mengerjakan masingmasing belum bertukar informasi, ada juga yang berdiskusi tetapi tidak bersama tamu melainkan temannya yang bertugas sebagai penerima tamu. oleh karena itu rotasi pada pertemuan 1 masih sangat kacau. Rotasi tersebut dilakukan 5x rotasi sehingga masing-masing kembali kepada kelompok awal. Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masingmasing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : a) guru bersamasama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) guru menutup pelajaran dengan berdoa 4.2.2.2 Pertemuan 2 a. Pendahuluan Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan absensi kelas yang dilakukan oleh guru. Guru menanyakan siapa yang tida berangkat hari ini?. Pada pertemuan hari ini yang tidak berangkat masih sama pada yang pertemuan 1 yaitu randa. Guru memberi semangat kepada siswa agar semangat belajar sehinga cita-cita yang diinginkan dapat tercapai. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan menuliskan beberapa bilangan pecahan yang berpenyebut sama untuk diurutkan dari yang terkecil atau ke terbesar. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini yaitu mengurutkan bilangan pecahan. Guru juga menuliskan di papan tulis tentang mengurutkan bilangan pecahan berpenyebut sama b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang pecahan yaitu mengurutkan bilangan pecahan dari terkecil sampai ke terbesar, begitupun sebaliknya. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran Two Stay Two Stray.

48 Siswa disuruh berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan 1. Guru membagi LKS kepada setiap siswa. guru juga menginformasikan pembagian tugas dalam setiap kelompoknya. Seperti halnya kegiatan inti pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini guru menyuruh siswa berdiskusi di dalam kelompok. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, pada pertemuan ini kelompok 1 membahas tentang mengurutkan bentuk pecahan yang berbentuk lingkaran, kelompok 2 mengurutkan bentuk pecahan segienam, kelompok 3 tentang segi tiga, kelompok 4 tentang bentuk persegi panjang, dan kelompok 5 berbentuk bintang. Selanjutnya rotasi dilakukan. Waktu yang diberikan 10 menit setiap pertukaran informasi. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai. Dalam kegiatan ini terlihat masih ada siswa yang belum melakukan diskusi, ada juga yang bermain bersama teman disebelahnya, setelah guru memberi peringatan siswa yang bermain langsung melakukan diskusi. Setelah diskusi awal selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan bahwa kelompok 1 ke kelompok 2, kelompok 2 ke kelompok 3, kelompok 3 ke kelompok 4, kelompok 4 ke kelompok 5, kelompok 5 ke kelompok 1. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Pada kegiatan ini sudah beberapa siswa bertukar informasi antara tamu dan penerima tamu, tetapi masih ada juga yang hanya duduk diam tidak ikut berdiskusi. Selanjutnya dilakukan rotasi 2, pada rotasi ini masih siswa yang megerjakan sesuai aturan hanya ada beberapa siswa, ada juga yang sudah mengerjakan sampai selesai, tetapi proses bertukar informasi sudah dilakukan dengan baik selama berotasi. Rotasi tersebut dilakukan 5x rotasi ( masing-masing kembali kepada kelompok awal ). Selama proses diskusi maupun kunjunga, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok.

49 Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru memberikan tugas evaluasi sebelum pelajaran diakhiri, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. guru menutup pelajaran dengan berdoa 4.2.2.3 Pertemuan 3 a. Pendahuluan Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1 dan pertemuan 2, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan absensi kelas yang dilakukan oleh guru, seperti pada pertemuan sebelumya, ada salah satu siswa yang tidak berangkat karena sakit yaitu randa. Pada pertemuan ini guru tidak memberi motivasi kepada siswa. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan cara menunjukan beberapa gambar pecahan, siswa diminta mencari pecahan yang senilai. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini. b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menyederhanakan pecahan dan menentukan pecahan yang senilai. Siswa disuruh berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan sebelumnya. Guru membagi LKS kepada setiap siswa. guru juga menginformasikan pembagian tugas dalam setiap kelompoknya. Kelompok 1,2,3,4,5 berturut-turut mendapatkan tugas mengerjakan lembar kerja siswa 3, kelompok 1 mengerjakan nomer 1, kelompok 2 mengerjakan nomer 2, kelompok 3 mengerjakan nomer 3, kelompok 4 mengerjakan nomer 4 dan selanjutnya kelompok 5 mengerjakan nomer 5. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan

50 kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan tentang rotasi seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Rotasi tersebut dilakukan 5x rotasi ( masing-masing kembali kepada kelompok awal ). Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberikan beberapa soal untuk di kerjakan di rumah, guru memberi penugasa kepada siswa untuk mempelajari materi-materi sebelumnya. Pada pertemuan berikutnya guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran 4.2.3 Hasil Pengamatan Atau Observasi Pada sub bab ini akan membahas mengenai aktivitas guru, aktivitas siwa dan hasil belajar selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Hasil pengamatan pada siklus 1 secara terperinci sebagai berikut. a. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru Proses pembelajaran diamati denggan mengunakan lembar observasi guru yang terbagi atas 2 bagian yaitu bagian persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi bagian pelaksanaan digunakan untuk mengukur kesesuaian RPP berdasarkan model pembelajaran dan kurikulum yang berlaku. Observasi bagian perencanaan yang mengukur kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam managemen kelas. Hasil pengisian lembar observasi pada bagian persiapan dapat dilihat pada Tabel 9.

51 Tabel 9 Hasil Observasi Guru Siklus I No. Aspek yang diamati Persentase Kategori A. Persiapan 1. Kesesuaian penyusunan RPP dengan KTSP 96,29% Sangat baik 2. Kesesuaian penyusunan RPP dengan menggunakan model TSTS 100% Sangat Baik B. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal 75% Cukup Baik 4. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti 79,16% Sangat Baik 5. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan penutup 83,33% Sangat Baik C. Penguasaan Kelas 6. Keterampilan penguasaan kelas 92,42% Sangat Baik Adapun hasil lembar observasi pada guru dapat dilihat pada Tabel 9 diketahui bahwa RPP sudah dirancang dengan baik. RPP sudah dirancang dengan sintak TSTS dan sesuai KTSP Tidak hanya dirancang dengan sangat baik, namun guru juga telah berhasil melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan. Hal ini tampak dari hasil lembar observasi yang menyatakan di kegiatan awal yang masuk kategori cukup baik, hal ini dikarenakan pada saat kegiatan awal guru tidak memberi motivasi untuk membangkitkan semangat. Kegiatan inti, penutup dan keterampilan penguasaan kelas yang masuk kategori sangat baik. Meskipun demikian, untuk tahap penutup masih masuk dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan bahwa guru kurang dalam penyampaian kesimpulan pembelajaran yang dipelajari. Selain itu observer juga memberikan catatan bahwa pada pelaksanaan diskusi, guru perlu meningkatkan dalam membimbing siswa dan juga dalam memotivasi siswa. Selain observasi untuk guru, juga terdapat observasi terhadap aktifitas siswa. Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan individu. Kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas bertanya, dan aktifitas menjawab. Kegiatan diskusi kelompok mencangkup aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi.

52 Kegiatan presentasi mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan. Kegiatan individu mencangkup kejujuran & ketekunan mengerjakan tugas/tes. Rekapitulasi hasil pengisian lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3. b. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa Proses pembelajaran diamati denggan mengunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terbagi atas 3 bagian yaitu bagian kegiatan klasikal yang mencangkup memperhatikan guru, aktivitas bertanya dan aktivitas menjawab. Pada kegiatan kelompok meliputi aktivitas mengerjakan LKS dan berdiskusi. Selanjutnya pada kegiatan individu mencangkup kejujuran dan ketekunan dalam mengerjakan TES. Hasil pengisian lembar observasi pada bagian persiapan dapat dilihat padatabel 10. Kegiatan Tabel 10 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1 Kriteria Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Klasikal 8 40% 11 55% 1 5% Diskusi Kelompok 0 0% 9 45% 11 55% Individual 6 30% 7 35% 7 35% Berdasarkan Tabel 10 hasil observasi kegiatan klasikal sebagian siswa masuk dalam kategori cukup baik, hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang tidak bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi sebagian siswa sudah memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Selanjutnya siswa juga sudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Adapun untuk aktifitas siswa dalam berdiskusi kelompoksudah masuk dalam kriteria cukup baik dan sangat baik. Hal ini dikarenakan bahwa beberapa sudah aktif dalam mengerjakan diskusi dan beberapa juga sudah mengerjakan LK. Adapun beberapa siswa yang masih kategori cukup baik dikarenakan ada yang hanya aktif mengerjakan LK saja, adapula yang aktif diskusi namun tidak mengerjakan LK.

53 Pada individual, yang terdapat di kegiatan evaluasi, sebagian besar sudah masuk kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa telah memilih sifat tekun dan jujur dalam mengerjakan tugas dan tes. Selain data hasil observasi, siklus 1 juga mendapat data hasil tes. Hasil dari pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan model TSTS dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Rangkuman Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Siswa yang Siswa yang Nilai Jumlah Nilai Nilai tuntas belum tuntas ratarata jumlah Jumlah siswa tertinggi terendah Persen Persen (%) (%) 20 80 33 59,7 8 40% 12 60% Tabel 11 menunjukan bahwa siswa belum tuntas atau belum mancapai KKM sebesar 60% sedangkan siswa yang tuntas belajarnya baru 40%. Rata-rata hasil belajar pada siklus I ini sebesar 59,7. Berdasarkan hasil tes tersebut maka pada siklus I ini keberhasilan peneliti belum tercapai. Namun jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan penelitian maka terjadi peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan mencapai 33,3% namun pada siklus I ini mencapai 40% berarti terjad peningkatan 6,7%. Oleh karena itu perlu dilakukan siklus 2. Perolehan nilai setiap individu dapat dilihat pada diagram batang dalam Gambar 4.1 dan 4.2.

54 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 KKM 75 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar 60% 40% tuntas tidak tuntas Gambar 11 Diagram Hasil Belajar Siklus 1 Gambar 12 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Berdasarkan Gambar 11 menunjukan bahwa siswa belum tuntas atau belum mancapai KKM sebesar 13 siswa, sedangkan siswa yang tuntas belajarnya baru 7 siswa. Berdasarkan hasil tes tersebut maka pada siklus I ini keberhasilan peneliti belum tercapai. Namun jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan penelitian maka terjadi peningkatan. Pada pra siklus ketuntasan mencapai 33,3% namun pada siklus I ini mencapai 40% berarti terjadi peningkatan 6,7%. 4.2.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1, hasil analisis nilai tes akhir dan penilaian sikap siswa diperoleh refleksi pembelajaran sebagai berikut : a. Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini antara lain : 1) Ketrampilan kooperatif siswa mulai bekembang. Hal ini tejadi karena guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dengan satu kelompok maupun teman kelompok lain. Siswa bekerjasama untuk mengerjakan tugas dari guru.

55 2) Hasil pembelajaran mengalami peningkatan, walaupun belum signifikan 3) Pembelajaran berpusat pada siswa. guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator b. Kekurangan yang ditemukan pada siklus 1 ini antara lain : 1) Guru belum memberikan motifasi kepada siswa yang bertujuan untuk memancing siswa agar semangat dalam proses pembelajaran 2) Pergeseran yang dilakukan pada saat rotasi 3) Perencanaan waktu kurang tepat pada pelaksanaannya, siswa membutuhkan waktu lama untuk berdidkusi dan presentasi sehingga guru kekurangan waktu untuk mempertegas materi Mencermati berbagai kekurangan yang ditemukan di siklus 1 ini maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar merevisi skenario pembelajaran pada siklus I untuk dilaksanakan pada siklus II. 4.3 Deskripsi siklus II Penelitian pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 2 dan 3 Mei 2016 selama dua kali pertemuan. Pada siklus II ini kompetensi dasar yang direncanakan untuk dikuasai oleh siswa adalah menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kegiatan siklus II meliputi : 4.3.1 Perencanaan tindakan Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain : 1. Lebih bersemangat lagi dalam memotivasi siswa, agar siswanya juga menjadi ikut bersemangat. 2. Agar siswa menjadi aktif bertanya dan menjawab, guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan siswa yang belum bertanya diwajibkan untuk bertanya. 3. Menyusun Sekenario pembelajaran dengan memperhatikan kekurangan pada siklus I melalui model pembelajaran Two Stay Two Stray, membagi

56 siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4-5 orang. Pembagian kelompok memperhatikan aspek kognitif berdasarkan nilai matematika, membuat rotasi yang akan dilakukan setiap kelompok sesuai dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray, membuat lembar kerja siswa yang akan didiskusikan pada setiap kelompoknya 4. Menyiapkan RPP pembelajaran standar KTSP. (RPP dapat dilihat pada lampiran 9) 5. Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru (lampiran 13) dan aktifitas belajar siswa (lampiran 12) 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai pada tanggal 2 Mei 2016 untuk pertemuan ke-1 pukul 09.00 10.10 dan tanggal 3 Mei 2016 untuk pertemuan ke- 2 pukul 09.00 10.10. Berikut uraian dari kedua pertemuan. 4.3.2.1 Pertemuan 1 a. Pendahuluan Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan absensi kelas yang dilakukan oleh guru. Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 20 dari 21 siswa, dikarenakan 1 siswa tidak masuk dengan keterangan sakit. Dalam pertemuan itu, siswa atas nama Muhammad Randa tidak hadir dengan keterangan sakit. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan cara guru bertanya tentang pertambahan dan pengurangan berpenyebut sama. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini adalah siswa dapat menjumlahkan dan mengurangkan pecahan berpenyebut sama. Selama guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga menuliskan dipapan tulis b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran Two Stay Two Stray.

57 Siswa diminta berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan sebelumnya Guru membagi LKS kepada setiap siswa. LK dapat dilihat dalam lampiran RPP pada lampiran 12). Kelompok 1,2,3,4,5 berturut-turut mendapatkan tugas mengerjakan lembar kerja siswa 1. Kelompok 1-3 mengerjakan tetang penjumlahan berpenyebut sama, kelompok 4 dan 5 mengerjakan tentang pengurangan berpenyebut sama, kelompok 1 mengerjakan nomer 1-4, kelompok 2 mengerjakan nomer 5-8, kelompok 3 mengerjakan nomer 9-12, kelompok 4 mengerjakan nomer 13-16 dan selanjutnya kelompok 5 mengerjakan nomer 17-20. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Rotasi dilakukan seperti halnya pada pertemuan siklus I. Guru memberikan abaaba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Selama berotasi siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu sudah melakukan pertukaran informasi. Pada pelaksanaan rotasi di Siklus II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I. Rotasi tersebut dilakukan 5x rotasi ( masing-masing kembali kepada kelompok awal ). Selama proses diskusi maupun kunjunga, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok. Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. c. Penutup

58 Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain : a) guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. b) guru memberi penugasan untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya. 4.3.2.2 Pertemuan 2 a. Pendahuluan Seperti halnya yang dilakukan di pertemuan 1, pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan berdoa. Dilanjutkan dengan presensi kelas yang dilakukan oleh guru. Siswa yang mengikuti pembelajaran berjumlah 20 dari 21 siswa, dikarenakan 1 siswa tidak masuk dengan keterangan sakit. Dalam pertemuan itu, siswa atas nama Muhammad Randi tidak hadir dengan keterangan sakit. Pada pertemuan ini guru tidak memberi motivasi, guru langsung memulai pelajaran. Guru kemudian memberikan apresepsi dengan cara guru memberikan beberapa bilangan pecahan dengan penyebut sama, untuk dihitung jumlahnya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di capai pada pertemuan ini tentang pengurangan dan penjumlahan berpenyebut beda. b. Kegiatan 1nti Dalam kegiatan eksplorasi guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut beda. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan sesuai model pembelajaran Two Stay Two Stray. Siswa diminta berkelompok dengan kelompoknya masing-masing seperti pertemuan sebelumnya Guru membagi LKS kepada setiap siswa. Kelompok 1-3 mengerjakan tetang penjumlahan berpenyebut beda, kelompok 4 dan 5 mengerjakan tentang pengurangan berpenyebut beda, kelompok 1 mengerjakan nomer 1-4, kelompok 2 mengerjakan nomer 5-8, kelompok 3 mengerjakan nomer 9-12, kelompok 4 mengerjakan nomer 13-16 dan selanjutnya kelompok 5 mengerjakan nomer 17-20. Guru memberi waktu 10 menit untuk berdiskusi setiap kelompoknya. Selama

59 berdiskusi, guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa. Setelah diskusi selesai, dua orang yang bertugas untuk menerima tamu dan dua orang yang bertugas sebagai tamu, selanjutnya kegiatan kunjungan dimulai, bagi yang bertugas sebagai tamu harus mengunjungi kelompok lain secara bergiliran, sedangkan yang bertugas sebagai penerima tamu menunggu tamu di tempat duduknya. Guru menginformasikan tentang rotasi seperti dipertemuan 1. Guru memberikan aba-aba dimulainya rotasi 1, siswa diberi waktu 10 menit untuk mencari informasi. Selama berotasi siswa yang bertugas sebagai tamu maupun penerima tamu sudah melakukan pertukaran informasi. Pada pelaksanaan rotasi di Siklus II sudah baik, berbeda pada rotasi yang dilakukan di Siklus I. Selama proses diskusi maupun kunjungan, guru berkeliling mengecek jawaban siswa. setelah tamu selesai mengunjungi setiap kelompok. Pada kegiatan konfirmasi guru menyuruh setiap kelompok kembali pada masing-masing kelompok, guru memberi waktu 5 menit untuk mereka mengecek jawaban masing-masing. c. Penutup Penutup pembelajaran meliputi kegiatan antara lain guru bersamasama siswa menyimpulkan materi pembelajaran, guru memberi penugasaan kepada siswa untuk mempelajari materi-materi sebelumnya. Pada pertemuan berikutnya guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. 4.3.3 Hasil Pengamatan Atau Observasi Pada sub bab ini akan membahas mengenai aktivitas guru, aktivitas siwa dan hasil belajar selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS). Hasil pengamatan pada siklus 1 secara terperinci sebagai berikut : a. Hasil pengamatan terhadap aktivitas guru Seperti halnya pada siklus I, Proses pembelajaran diamati dengan mengunakan lembar observasi guru yang terbagi atas 2 bagian yaitu bagian

60 persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi bagian pelaksanaan digunakan untuk mengukur kesesuaian RPP berdasarkan model pembelajaran dan kurikulum yang berlaku. Sedangkan observasi bagian perencanaan yang mengukur kesesuaian proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam managemen kelas. Hasil pengisian lembar observasi pada bagian persiapan dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Hasil Observasi Guru Siklus I No. Aspek yang diamati Persentase Kategori D. Persiapan 1. Kesesuaian penyusunan RPP dengan KTSP 100% Sangat baik 2. Kesesuaian penyusunan RPP dengan menggunakan model TSTS 100% Sangat Baik E. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal 87,5% Sangat Baik 4. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti 87,5% Sangat Baik 5. Pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan penutup 100% Sangat Baik F. Penguasaan Kelas 6. Keterampilan penguasaan kelas 95,22% Sangat Baik Adapun hasil lembar observasi pada guru dapat dilihat pada tabel 412 diketahui bahwa RPP sudah dirancang dengan baik. RPP sudah dirancang dengan sintak TSTS dan sesuai KTSP Tidak hanya dirancang dengan sangat baik, guru juga telah berhasil melaksanakan pembelajaran sesuai rancangan. Hal ini tampak dari hasil lembar observasi yang menyatakan di kegiatan awal yang masuk kategori sangat baik, hal ini dikarenakan pada saat kegiatan awal guru sudah memberi motivasi untuk membangkitkan semangat. Kegiatan inti, penutup dan keterampilan penguasaan kelas yang masuk kategori sangat baik. Kegiatan penutup sudah dilakukan dengan baik, guru bersama siswa sudah menyimpulkan pembelajaran pada hari itu.

61 Selain observasi untuk guru, juga terdapat observasi terhadap aktifitas siswa. Lembar observasi siswa terbagi menjadi 4 aspek yaitu kegiatan klasikal, diskusi kelompok, presentasi, dan individu. Kegiatan klasikal mencangkup memperhatikan guru, aktifitas bertanya, dan aktifitas menjawab. Kegiatan diskusi kelompok mencangkup aktifitas mengerjakan LK dan aktifitas berdiskusi. Kegiatan presentasi mencangkup keberanian maju dan kelancaran menjelaskan hasil temuan. Kegiatan individu mencangkup kejujuran & ketekunan mengerjakan tugas/tes. Rekapitulasi hasil pengisian lembar observasi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.3. c. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa Proses pembelajaran diamati denggan mengunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terbagi atas 3 bagian yaitu bagian kegiatan klasikal yang mencangkup memperhatikan guru, aktivitas bertanya dan aktivitas menjawab. Pada kegiatan kelompok meliputi aktivitas mengerjakan LKS dan berdiskusi. Selanjutnya pada kegiatan individu mencangkup kejujuran dan ketekunan dalam mengerjakan TES. Hasil pengisian lembar observasi pada bagian persiapan dapat dilihat pada tabel 13 Kegiatan Tabel 13 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus 1 Kriteria Kurang Baik Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Klasikal 3 15% 7 35% 10 50% Diskusi Kelompok 0 0% 6 30% 14 70% Individual 4 20% 4 20% 12 60% Berdasarkan tabel 13 hasil observasi kegiatan klasikal sebagian siswa masuk dalam kategori sangat baik, hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang sudah mulai bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat proses diskusi, sebagian besar siswa sudah memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Selanjutnya siswa juga sudah menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Adapun untuk aktifitas siswa dalam berdiskusi kelompok sudah masuk

62 dalam kriteria cukup baik dan sangat baik. Hal ini dikarenakan bahwa beberapa sudah aktif dalam mengerjakan diskusi dan beberapa juga sudah mengerjakan LK. Adapun beberapa siswa yang masih kategori cukup baik dikarenakan ada yang hanya aktif mengerjakan LK saja, adapula yang aktif diskusi namun tidak mengerjakan LK. Pada individual, yang terdapat di kegiatan evaluasi, sebagian besar sudah masuk kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa telah memilih sifat tekun dan jujur dalam mengerjakan tugas dan tes. Selain data hasil observasi, siklus II juga mendapat data hasil tes. Hasil dari pembelajaran siklus II dengan menggunkan model TSTS dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Rangkuman Analisa Data Hasil Belajar Siswa Siklus II Siswa yang Siswa yang Nilai Jumlah Nilai Nilai tuntas belum tuntas ratarata jumlah Jumlah siswa tertinggi terendah Persen Persen (%) (%) 19 93 46 75,5 14 73,6 5 26,3 Tabel 14 menunjukan bahwa nilai tertinggi mencapai 93 dan nilai terendah mencapai 46. Siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM mencapai 26,3% sedangkan siswa siswa yang tuntas mencapai 73,6% sudah mencapai kriterian ketentuan klasikal yaitu 73%. Rata-rata hasil belajar pada siklus II ini sebesar 75,5 rata-rata ini sudah mencapai KKM. Bedasarkan hasil tes tersebut maka pada siklus II ini keberhasilan penelitian telah tercapai.

63 Nilai 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 tuntas 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 Siswa tidak tuntas KKM 75 26% 74% tuntas tidak tuntas Gambar 13 Diagram Hasil Belajar Siklus II Gambar 14 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan Gambar 13 menunjukan bahwa siswa belum tuntas atau belum mancapai KKM sebesar 5 siswa, sedangkan siswa yang tuntas belajarnya baru 14 siswa. Berdasarkan hasil tes tersebut maka pada siklus II ini keberhasilan peneliti sudah tercapai. Namun jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan penelitian maka terjadi peningkatan. 4.3.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, hasil analisis nilai tes akhir dan penilaian sikap siswa diperoleh refleksi pembelajaran sebagai berikut : a. Kelebihan atau kebaikan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus II ini antara lain : 1. Ketrampilan kooperatif siswa semakin bekembang. Hal ini tejadi karena guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dengan satu kelompok maupun teman kelompok lain. Siswa bekerjasama untuk mengerjakan tugas dari guru.

64 2. Pembelajaran berorientasi pada siswa. hal ini ditunjukan pada keterlibatan siswa aktif selama proses pembelajaran. siswa mengkotruksi dan membangun pengetahuan melalui kerja sama dalam kelompok. 3. Pembelajaran berpusat pada siswa. guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator 4. Interaksi guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa semakin harmonis 4.4 Deskripsi Antar Siklus Hasil belajar dari kedua tindakan terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2. Berdasarkan hasil analisis pada siklus 1 dan 2 dapat dibuat perbandingan. Perbandingan hasil belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 15. Siklus Jumlah Siswa Tabel 15 Perbandingan Nilai Siklus 1 dan Siklus 2 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Kelas Siswa yang Siswa yang Tuntas Belum Tuntas Jumlah Persentase Jumlah Persentase Siklus 1 20 80 33 59,7 8 40% 12 60% Siklus 2 19 93 46 75,5 14 73,6 5 26,3 Dari Tabel 15 terlihat bahwa dari siklus I ke siklus 2 pelaksanaan pembelajran melalui model pembelajaran TSTS (Two Stsy Two Stray) di SD Negeri 04 Kaloran terjadi peningkatan. Rata-rata hasil belajar pada siklus I ini sebesar 59,7. Sedangkan Rata-rata hasil belajar pada siklus II ini sebesar 75,5. Rata-rata hasil belajar siklus 1 ke siklus II terjadi peningkatan 15,8%. Standar yang ditentukan SD Negeri 04 Kaloran yaitu minimal 73% ketuntasan klasikal. Bedasarkan hasil tes tersebut maka pada siklus II ini keberhasilan penelitian telah tercapai. Untuk lebih jelasnya akan disajikan perbandingan jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada siklus 1 dan siklus 2 dalam bentuk grafik pad Gambar 15.

65 80% 70% 60% 60% 73,6% 50% 40% 40% 30% 26,3% 20% 10% TUNTAS 0% SIKLUS I siklus II TIDAK TUNTAS. Gambar 15 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan tidak tuntas Berdasarkan gambar 15, persentse siswa yang tuntas yang diambil dari nilai tes siklus 1 pada materi Arti Pecahan menggunakan model pembelajaran TSTS adalah 40% (8 siswa). Pada siklus 2, persentase siswa yang tuntas yang diambil dari tes siklus 2 pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan model pembelajaran TSTS adalah 73,6% (14 siswa). Diagram diatas menunjukan peningkatan jumlah siswa tuntas dari siklus 1 ke siklus 2. Kondisi tersebut juga diiringi dengan menurunnya jumlah siswa yang tidak tuntas mulai dari 12 siswa menjadi 5 siswa. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 yaitu hanya 40% siswa tuntas dan meningkat pada siklus 2 yaitu menjadi 73,6% siswa tuntas. Hasil tersebut telah memenuhi indikator kinerja pada penelitian ini yaitu 75% tuntas dengan KKM, sehingga pelaksanaan pembelajaran dihentikan pada siklus 2. Hal ini dikarenakan sudah mencapai 3 indikator kinerja yaitu rata-rata kelas secara klasikal telah mencapai KKM, jumlah siswa yang mencapai KKM telah mengalami peningkatan, dan 75% siswa telah mencapai KKM yang ditentukan. Perbandingan nilai setiap individu dapat dilihat pada diagram batang dalam Gambar 16

66 KKM 75 nilai siklus 1 siklus 2 siswa Gambar 16 Perbandingan nilai tiap siswa pada siklus 1 dan siklus 2 Berdasarkan Gambar 16, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran melalui model TSTS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. karena melalui model TSTS siswa dapat belajar dari siswa lain, siswa juga dapat menginggat suatu informasi hal itu disebabkan model pembelajaran TSTS dapat melatih dalam hal komunikasi. Tetapi masih ada beberapa siswa yang sudah meningkat tetapi belum mencapai KKM. Pada siswa nomer 3 hasil belajar sudah meningkat tetapi belum mencapai KKM, hal ini dikarenakan pada saat pembelajaran siswa tidak menyimak pada saat guru menjelaskan materi, siswa ini juga tidak bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas. Pada saat berdiskusi juga tidak aktif berpendapat, kemudian saat mengerjakan tes siswa ini tidak mengerjakan sendiri tetapi melihat pekerjaan teman sebelah. Begitu juga yang terjadi pada siswa nomer 5, 17, dan 19. Adapun siswa nomer 20 tidak mengalami peningkatan justru mengalami penurunan, hal ini dikarenakan siswa kurang mampu menerima materi yang

67 disampaikan guru. Pada saat proses pembelajaran, pada saat guru menyampaikan materi siswa ini memperhatikan dengan baik, tetapi siswa ini tidak mau bertanya kepada guru tentang materi yang belum jelas. Siswa ini cenderung diam pada saat pembelajaran berlangsung. Selanjutnya siswa nomer 10 hanya mengikuti tes 1x saja, pada tes siklus II siswa ini tidak berangkat karena sakit. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa model Two Stay Two Stray efektif digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan model pembelajaran karena dengan penerapan model tersebut siswa menjadi lebih aktif serta dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Pada proses pembelajaran, siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu temannya yang kurang. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi didalam kelompoknya untuk menjawab LKS. Setelah berdiskusi dalam kelompoknya, 2 orang siswa dari setiap kelompok dipersilahkan untuk berkunjung kekelompok lain lalu melihat jawaban dan mendapat penjelasan dari kelompok yang lain. Setelah itu dilakukan tahap evaluasi.