PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

Statistika Industri II TIP - FTP UB

PROSIDING ISSN: M-19 PROFIL PROVINSI DI INDONESIA BERDASARKAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENGGUNAKAN ANALISIS KORESPONDENSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank

BAB IV PENGOLAHAN DATA

IDENTIFIKASI VARIABEL DOMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAPINDEKS PEMBANGUNAN GENDER

PROSIDING ISSN: M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pemilahan Data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

SUMMARY HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN LUAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KAIDUNDU KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2013

ANALISIS DISKRIMINAN TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2009

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI REGRESI PARTIAL LEAST SQUARE UNTUK ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA YOGYAKARTA

Analisis Pengelompokan Mengenai Perubahan Struktur Kependudukan Dalam Menghadapi Era Bonus Demografi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

Sri Lestari Kartikawati, Endang Sutedja, Dzulfikar DLH ABSTRAK

BAB III ANALISIS RANTAI MARKOV PADA PERAMALAN PANGSA PASAR

Lampiran 1. Data PER, DPR, DY, ROE dan NPM LQ45 tahun 2009

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ABSTRACT. : Unmet need, Family Planning

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK STATUS KUALITAS KELAYAKAN RUMAH TINGGAL DI KAB. KUPANG

Pemodelan Biaya Tak Langsung Proyek Konstruksi di PT Wijaya Karya (Studi Kasus: Proyek Konstruksi Di Provinsi Kalimantan Timur)

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Yth. Responden Dalam rangka memenuhi penelitian, saya sebagai mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

FAKTOR PEMBEDA STATUS KREDIT DEBITUR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

Kuisioner Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda X! Keterangan : Pertanyaan Kesetiaan Merek

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN

: Analisis Diskriminan pada Klasifikasi Desa di Kabupaten. Tabanan Menggunakan Metode K-Fold Cross Validation. 2. I Gusti Ayu Made Srinadi, S.Si, M.

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

DISCRIMINANT ANALYSIS

Jenis Pekerjaan Utama Responden di Lokasi Studi.

Prosiding Statistika ISSN:

oleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.

Dwi Rohmadi Mustofa, Ide Lia Marzuki,Ihsan Mustofa Jl. Raya Wonokriyo Gadingrejo Pringsewu Abstract.

ANALISIS PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) dari PT. PERTAMINA (PERSERO) UPms V SURABAYA dengan METODE ARIMA BOX JENKINS

PENERAPAN REGRESI GENERALIZED POISSON UNTUK MENGATASI FENOMENA OVERDISPERSI PADA KASUS REGRESI POISSON

Perbandingan Metode Analisis Diskriminan dan Mahalanobis Taguchi (MT) untuk Data Penderita DM RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

APLIKASI ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN FUNGSI PENGELOMPOKAN PADA PROGRAM PEMBAGIAN KARTU KELUARGA SEJAHTERA (KKS)

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Monosodium Glutamat (MSG) di PT. Ajinomoto Indonesia

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk berkunjung ke suatu negara. Permintaan pariwisata biasanya diukur dari segi

SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE :

ANALISIS BAYES UNTUK REGRESI SPLINE TERPENALTI STUDI KASUS: ANALISIS HUBUNGAN JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI DI INDONESIA

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 4, Nomor 1, Mei 2013 ISSN

EFEKTIVITAS ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN BERDASARKAN KOMUNIKASI, PENGAMBILAN KEPUTUSAN, SOSIALISASI KARIR, DAN JENJANG KARIR

Diterima 30 Januari 2014, direvisi 26 April 2014 ABSTRAK

PENGALOKASIAN BBM DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN METODE FISHER. Khairul Umam Pendidikan Matematika, FKIPUniversitas Syiah Kuala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sampling, (e) Validitas dan Reliabilitas, (f) Metode analisis data

Pengontrolan Kualitas Statistika Produk Wire Rod Steel Di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Cilegon

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

PENGELOMPOKAN ZAT GIZI MAKANAN MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PENENTUAN DIAGRAM KENDALI DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUKSI BISKUIT SQUARE PUFF PT. UBM BISCUIT SIDOARJO

Analisis Diskriminan

Analisa Risiko Kredit Sepeda Motor Pada PT. X Finance (Studi Kasus Kantor Cabang Wilayah Gresik dan Lamongan)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN

Bagan Kendali Rasio Likelihood dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang dan Industri

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Jurnal Kesehatan Masyarakat

KAJIAN FAKTOR PENYEBAB PENDERITA HIPERTENSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR DI KOTAMADYA MEDAN (Studi Kasus : RSUP H.

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

270 o. 90 o. 180 o PENDAHULUAN

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Pengelompokan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Indikator Pendidikan SMA/SMK/MA dengan Metode C-Means dan Fuzzy C-Means

Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. Abstrak

Jurnal MIPA 40 (2) (2017): Jurnal MIPA.

Dhiva Ryan Hardine 1), Aisyah Abdullah 2), Muhammad Ikbal 3), Nur Chamidah 4)

Pengontrolan Kualitas Statistika pada Proses Produksi Woven Poly Propelene (WPP) Menggunakan Metode Diagram Kontrol Improved Generalized Variance

Penerapan Garis Berat Segitiga Centroid untuk Menentukan Kelompok pada Analisis Diskriminan

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD

Penerapan Multivariate Exponentially Weighted Moving Average Control Chart Pada Proses Pembuatan Boiler di PT. ALSTOM ESI Surabaya

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

Oleh: Yogya Ardi Winata 1), Dr. Dhoriva Urwatul W, M.S. 2) Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah terdapat perbedaan

PENGELOMPOKAN KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN TAHUN 2010

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisa Risiko Kredit Sepeda Motor Pada PT. X Finance (Studi Kasus Kantor Cabang Wilayah Gresik dan Lamongan)

ANALISIS DISKRIMINAN PADA KLASIFIKASI DESA DI KABUPATEN TABANAN MENGGUNAKAN METODE K-FOLD CROSS VALIDATION

Transkripsi:

M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com, yuyunrich@gmail.com Abstrak Kemajuan embangunan daerah dan kesejahteraan rakyat di Indonesia tidak selalu sama dan merata, hal ini mengakibatkan adanya kesenjangan antar wilayah. Pembangunan daerah tertinggal meruakan uaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai ermasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas berkualitas hidu sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, dierlukan rogram embangunan daerah tertinggal yang lebih difokuskan ada erceatan embangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui engaruh sejumlah variabel engamatan terhada enetaan daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal di Indonesia. Kegunaan dari enelitian ini adalah memberi rekomendasi keada instansi terkait dalam membuat kebijakan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumulkan Badan Pusat Statistik. Metode yang digunakan adalah analisis diskriminan. Berdasarkan hasil analisis dieroleh kesimulan bahwa terdaat 2 variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal atau tidak tertinggal dengan keteatan engklasifikasian sebesar 87.8 %. Kata Kunci: Analisis Diskriminan ; Daerah Tertinggal ; Pengklasifikasian.. PENDAHULUAN Pada hakekatnya embangunan daerah meruakan kewenangan dari emerintah daerah baik rovinsi mauun kabuaten, sedangkan emerintah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam erceatan embangunan ada daerah tertinggal. Pembangunan daerah tertinggal tidak mungkin berhasil tana dukungan dan kerja keras ara emangku keentingan (stakeholders). Pembangunan daerah tertinggal meruakan uaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai ermasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas yang kualitas hidunya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Pembangunan daerah tertinggal ini berbeda dengan enanggulangan kemiskinan dalam hal cakuan embangunan. Pembangunan daerah tertinggal tidak hanya meliuti asek ekonomi, tetai juga asek sosial, budaya, dan keamanan (bahkan menyangkut hubungan antara daerah tertinggal dengan daerah maju) (htt://setkab.go.id). Di saming itu kesejahteraan kelomok masyarakat yang hidu di daerah tertinggal memerlukan erhatian dari emerintah. Jumlah daerah tertinggal di Indonesia ada tahun 204 sebanyak 83 kabuaten, sedangkan tahun 205 berkurang Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 94

menjadi 22 kabuaten. Penetaan daerah tertinggal atau tidak tertinggal didasarkan ada 27 variabel yang telah ditetakan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi / KNPDT (htt://kemendesa.go.id/hal/300027/83-kab-daerah-tertinggal). Pembangunan daerah tertinggal awalnya difokuskan untuk kawasan Indonesia timur, tetai setelah dievaluasi oleh emerintah ternyata daerah tertinggal juga terdaat di sebagian ulau ulau lain di Indonesia seerti ulau Jawa dan Sumatera. Pemerintah memberi erhatian terhada daerah tertinggal di Indonesia, agar masyarakat di daerah tersebut memiliki kualitas hidu tidak jauh tertinggal dengan masyarakat ada umumnya di daerah lain (Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal). Berdasarkan hal tersebut di atas, dierlukan rogram embangunan daerah tertinggal yang lebih difokuskan ada erceatan embangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut ada umumnya terdaat ada daerah yang secara geografis terisolir dan terencil seerti daerah erbatasan antar negara, daerah ulau-ulau kecil, daerah edalaman, serta daerah rawan bencana. Di saming itu, erlu erhatian khusus ada daerah yang secara ekonomi memunyai otensi untuk maju namun mengalami ketertinggalan sebagai akibat terjadinya konflik sosial mauun olitik (htt://setkab.go.id). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui engaruh sejumlah variabel enelitian terhada enetaan daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal di Indonesia. Kegunaan dari enelitian ini adalah memberi rekomendasi keada instansi terkait dalam membuat kebijakan kebijakan. 2. METODE PENELITIAN a. Obyek dan Variabel Penelitian Obyek engamatan ada enelitian ini adalah kabuaten dan kota diindonesia sebanyak 49 kabuaten dan kota yang meruakan oulasi. Variabel dalam enelitian ini berjumlah 27 variabel yang digunakan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KNPDT). Data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data sekunder yang dieroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Keuangan Reublik Indonesia, berua hasil Pendataan Potensi Desa (PODES) tahun 204, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 204 dan data Kemamuan Keuangan Daerah tahun 204 untuk kabuaten dan kota di Indonesia. Pada enelitian ini data dibagi kedalam dua kelomok yaitu holdout samle dan analysis samle, analysis samle sebesar 75% (368 daerah) digunakan untuk menentukan aturan klasifikasi, sedangkan holdout samle sebesar 25% (23 daerah) digunakan untuk mengukur keteatan klasifikasi. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 95

b. Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan adalah suatu teknik mutivariat yang terkonsentrasi ada emisahan secara tegas suatu set objek atau engamatan dan menenatkan suatu objek atau engamatan baru ke dalam kelomok yang telah didefinisikan sebelumnya (Dillon). Analisis Diskriminan meruakan teknik menganalisis data jika variabel tak bebas meruakan kategori (nonmetrik, nominal atau ordinal, bersifat kualitatif) sedangkan variabel bebas sebagai rediktor meruakan data yang memiliki skala engukuran interval atau rasio. Tujuan dari Analisis Diskriminan adalah untuk menggambarkan ciri-ciri suatu engamatan dari bermacam-macam oulasi yang diketahui dengan membentuk fungsi diskriminan. Secara ringkas, Analisis Diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelomok atau lebih. Jika klasifikas hanya terdiri dua kelomok maka digunakan analisis diskriminan linear sederhana. Namun, aabila klasifikasi terdiri dari tiga kelomok atau lebih maka teknik yang digunakan adalah analisis diskriminan multiel (Multile Discriminant Analysis). (Johnson dan Wichern, 992). Proses analisis diskriminan adalah (F.Hair,J.A.R,Tatham) ) Identifikasi variabel deenden dan variabel indeenden. 2) Menentukan metoda untuk membuat fungsi diskriminan, daat digunakan simultaeous estimation atau stewise estimation. 3) Uji signifikansi fungsi diskriminan menggunakan Wilks s Lambda. 4) Menghitung keteatan klasifikasi. 5) Interretasi fungsi diskriminan. 6) Uji Validasi fungsi diskriminan. Asumsi analisis diskriminan : (F.Hair,J.A.R,Tatham) ) Variabel indeenden berdistribusi normal multivariat, hal ini daat dilakukan emeriksaan menggunakan grafik Q-Q Plot. 2) Matriks varians kovarians semua variabel indeenden untuk kedua kelomok relatif sama menggunakan uji Box-M. 3) Tidak terdaat korelasi antara variabel indeenden. 4) Tidak terdaat data ekstrim (outlier) ada variabel indeenden. Fungsi Diskriminan 2 kelomok (Rencher,A.C) Y a ' Y a a a... a 2 2 3 3 a S ( ) gab 2 Terdaat dua kelomok oulasi, dari oulasi diambil samel acak berukuran n, dan dari oulasi 2 diambil samel acak berukuran n2, diukur variabel acak, vektor acak,,,..., 2 ( x, x,..., x ) 2 n ( x, x,..., x ) 2 2 22 2n2 () Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 96

n j n j n2 2 2 j n j n S ( )( )' j j n i n2 S ( )( )' 2 2 j 2 2 j 2 n i ( n ) S ( n2 ) S2 Sgab ( nn2 2) Menguji kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok : H : 0 2 H : 2 nn T Hotelling ( )' S ( ) 2 2 2 gab 2 n n2 atau n n2 F T ( n n 2) 2 2 v, v2 n n2 2 ( nn2 2) Hiotesis Ho ditolak jika T F, v, v2 n n2 Pengujian lain untuk kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok adalah menggunakan Uji Wilks Lambda dengan hiotesis Ho : tidak terdaat erbedaan yang siginfikan antara klasifikasi daerah tertinggal dengan klasifikasi daerah tidak tertinggal, melawan hiotesis H : terdaat erbedaan yang siginfikan antara klasifikasi daerah tertinggal dengan klasifikasi daerah tidak tertinggal. Jika sig >0,05, maka Ho diterima, dan jika sig < 0,05. maka Ho ditolak (Santoso, Singgih). Keteatan Klasifikasi Pengelomokan Daerah di Indonesia. Setelah fungsi diskriminan dibuat, klasifikasi dilakukan, maka selanjutnya akan dievaluasi aakah engklasifikasian kabuaten dan kota di Indonesia sudah teat? atau beraa ersen terjadi misklasifikasi ada roses klasifikasi tersebut. Hal ini dilakukan dengan membentuk tabel klasifikasi sebagai berikut (Johnson, Wichern) Tabel Klasifikasi Pengelomokan Obyek Pengamatan Kelomok Prediksi 0 jumlah Aktual 0 a b a+b c d c+d Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 97

Keteatan Klasifikasi = ( a+d / a+b+c+d). 00% 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis terhada 49 kabuaten dan kota di Indonesia dan 27 variabel enelitian dieroleh hasil sebagai berikut : a. Canonical correlation mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan kelomok / engklasifikasian daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal. Angka.783 menunjukan hubungan yang erat antara discriminant score dengan kelomok / engklasifikasian daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal. Hal ini daat dilihat ada Tabel. Tabel Nilai Korelasi Kanonik Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation.584 a 00.0 00.0.783 b. Pengujian untuk kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok digunakan Uji Wilks Lambda, hasil analisis adalah terdaat erbedaan yang signifikan antara klasifikasi daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal, hal ini ditunjukan oleh nilai sig =.000 < 0,05. Tabel 2 Hasil Pengujian Menggunakan Wilks Lambda Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig..387 34.345 3.000 c. Fungsi Diskriminan yang terbentuk dengan menggunakan Persamaan adalah : Y= - 22.950-0.075 + 0.356 3 Variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal dan tidak tertinggal di Indonesia adalah variabel : Persentase enduduk miskin dan variabel 3 : angka haraan hidu, hal ini daat dijelaskan bahwa semakin tinggi ersentase enduduk miskin maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal untuk angka haraan hidu konstan, demikian ula bahwa semakin tinggi angka haraan hidu masyarakat di suatu daerah maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan ada daerah tidak tertinggal untuk ersentase enduduk miskin konstan. Tabel 3 Fungsi Diskriminan Function -.075 3.356 (Constant) -22.950 d. Keteatan klasifikasi menggunakan hold-out samle adalah sebesar 87.8% yang menunjukan angka keteatan tinggi, maka fungsi diskriminan daat Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 98

digunakan untuk memrediksi suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal atau daerah tidak tertinggal. Hasil klasifikasi daat dilihat ada Tabel 4. Tabel 4 Keteatan Klasifikasi Classification Results b,c Y_205 Predicted Grou Membershi 0 Total Original Count 0 52 63 4 56 60 % 0 82.5 7.5 00.0 6.7 93.3 00.0 Crossvalidated Count 0 52 63 a 4 56 60 % 0 82.5 7.5 00.0 6.7 93.3 00.0 a. 87.8% of original groued cases correctly classified. b. 87.8% of cross-validated groued cases correctly classified. 4. SIMPULAN Dari hasil analisis daat disimulkan bahwa terdaat erbedaan yang signifikan antara klasifikasi daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal, variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal atau tidak tertinggal di Indonesia adalah variabel ersentase enduduk miskin dan variabel angka haraan hidu, hal ini daat dijelaskan bahwa semakin tinggi ersentase enduduk miskin maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal untuk angka haraan hidu konstan, demikian ula bahwa semakin tinggi angka haraan hidu masyarakat di suatu daerah maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan ada daerah tidak tertinggal untuk ersentase enduduk miskin konstan dengan keteatan klasifikasi sebesar 87.8%. 5. DAFTAR PUSTAKA Dillon,W.R., Goldstein, M.(984). Discrete Discriminant Analysis, Published Simultaneously in Canada. USA. F.Hair,J., A. R.., Tatham,R. L., & Black, W. C (200). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice Hall International Inc. Johnson, Wichern.(2007). Alied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition. Prentice Hall International, Inc., Uer Saddle River, New Jersey. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. (204), diakses dari htt://kemendesa.go.id/hal/300027/83-kab-daerah-tertinggal tanggal 20Agustus 205 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 99

Rencher, A.C. (995). Methods of Multivariate Analysis. John Wiley & Sons, Inc, New York. Santoso, Singggih. (204).,Statistik Multivariat, Edisi Revisi, PT Elex Media Komutindo, Komas Gramedia, Jakarta. Sekretariat Kabinet Reublik Indonesia ( 205), 22 Daerah Ini Ditetakan Pemerintah Sebagai Daerah Tertinggal, diakses dari htt://setkab.go.id tanggal 8 Desember 205. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 200