M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com, yuyunrich@gmail.com Abstrak Kemajuan embangunan daerah dan kesejahteraan rakyat di Indonesia tidak selalu sama dan merata, hal ini mengakibatkan adanya kesenjangan antar wilayah. Pembangunan daerah tertinggal meruakan uaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai ermasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas berkualitas hidu sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, dierlukan rogram embangunan daerah tertinggal yang lebih difokuskan ada erceatan embangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui engaruh sejumlah variabel engamatan terhada enetaan daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal di Indonesia. Kegunaan dari enelitian ini adalah memberi rekomendasi keada instansi terkait dalam membuat kebijakan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumulkan Badan Pusat Statistik. Metode yang digunakan adalah analisis diskriminan. Berdasarkan hasil analisis dieroleh kesimulan bahwa terdaat 2 variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal atau tidak tertinggal dengan keteatan engklasifikasian sebesar 87.8 %. Kata Kunci: Analisis Diskriminan ; Daerah Tertinggal ; Pengklasifikasian.. PENDAHULUAN Pada hakekatnya embangunan daerah meruakan kewenangan dari emerintah daerah baik rovinsi mauun kabuaten, sedangkan emerintah berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam erceatan embangunan ada daerah tertinggal. Pembangunan daerah tertinggal tidak mungkin berhasil tana dukungan dan kerja keras ara emangku keentingan (stakeholders). Pembangunan daerah tertinggal meruakan uaya terencana untuk mengubah suatu daerah yang dihuni oleh komunitas dengan berbagai ermasalahan sosial ekonomi dan keterbatasan fisik, menjadi daerah yang maju dengan komunitas yang kualitas hidunya sama atau tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat Indonesia lainnya. Pembangunan daerah tertinggal ini berbeda dengan enanggulangan kemiskinan dalam hal cakuan embangunan. Pembangunan daerah tertinggal tidak hanya meliuti asek ekonomi, tetai juga asek sosial, budaya, dan keamanan (bahkan menyangkut hubungan antara daerah tertinggal dengan daerah maju) (htt://setkab.go.id). Di saming itu kesejahteraan kelomok masyarakat yang hidu di daerah tertinggal memerlukan erhatian dari emerintah. Jumlah daerah tertinggal di Indonesia ada tahun 204 sebanyak 83 kabuaten, sedangkan tahun 205 berkurang Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 94
menjadi 22 kabuaten. Penetaan daerah tertinggal atau tidak tertinggal didasarkan ada 27 variabel yang telah ditetakan Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi / KNPDT (htt://kemendesa.go.id/hal/300027/83-kab-daerah-tertinggal). Pembangunan daerah tertinggal awalnya difokuskan untuk kawasan Indonesia timur, tetai setelah dievaluasi oleh emerintah ternyata daerah tertinggal juga terdaat di sebagian ulau ulau lain di Indonesia seerti ulau Jawa dan Sumatera. Pemerintah memberi erhatian terhada daerah tertinggal di Indonesia, agar masyarakat di daerah tersebut memiliki kualitas hidu tidak jauh tertinggal dengan masyarakat ada umumnya di daerah lain (Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal). Berdasarkan hal tersebut di atas, dierlukan rogram embangunan daerah tertinggal yang lebih difokuskan ada erceatan embangunan di daerah yang kondisi sosial, budaya, ekonomi, keuangan daerah, aksesibilitas, serta ketersediaan infrastruktur masih tertinggal dibanding dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut ada umumnya terdaat ada daerah yang secara geografis terisolir dan terencil seerti daerah erbatasan antar negara, daerah ulau-ulau kecil, daerah edalaman, serta daerah rawan bencana. Di saming itu, erlu erhatian khusus ada daerah yang secara ekonomi memunyai otensi untuk maju namun mengalami ketertinggalan sebagai akibat terjadinya konflik sosial mauun olitik (htt://setkab.go.id). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui engaruh sejumlah variabel enelitian terhada enetaan daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal di Indonesia. Kegunaan dari enelitian ini adalah memberi rekomendasi keada instansi terkait dalam membuat kebijakan kebijakan. 2. METODE PENELITIAN a. Obyek dan Variabel Penelitian Obyek engamatan ada enelitian ini adalah kabuaten dan kota diindonesia sebanyak 49 kabuaten dan kota yang meruakan oulasi. Variabel dalam enelitian ini berjumlah 27 variabel yang digunakan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KNPDT). Data yang digunakan dalam enelitian ini adalah data sekunder yang dieroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Keuangan Reublik Indonesia, berua hasil Pendataan Potensi Desa (PODES) tahun 204, Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 204 dan data Kemamuan Keuangan Daerah tahun 204 untuk kabuaten dan kota di Indonesia. Pada enelitian ini data dibagi kedalam dua kelomok yaitu holdout samle dan analysis samle, analysis samle sebesar 75% (368 daerah) digunakan untuk menentukan aturan klasifikasi, sedangkan holdout samle sebesar 25% (23 daerah) digunakan untuk mengukur keteatan klasifikasi. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 95
b. Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan adalah suatu teknik mutivariat yang terkonsentrasi ada emisahan secara tegas suatu set objek atau engamatan dan menenatkan suatu objek atau engamatan baru ke dalam kelomok yang telah didefinisikan sebelumnya (Dillon). Analisis Diskriminan meruakan teknik menganalisis data jika variabel tak bebas meruakan kategori (nonmetrik, nominal atau ordinal, bersifat kualitatif) sedangkan variabel bebas sebagai rediktor meruakan data yang memiliki skala engukuran interval atau rasio. Tujuan dari Analisis Diskriminan adalah untuk menggambarkan ciri-ciri suatu engamatan dari bermacam-macam oulasi yang diketahui dengan membentuk fungsi diskriminan. Secara ringkas, Analisis Diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelomok atau lebih. Jika klasifikas hanya terdiri dua kelomok maka digunakan analisis diskriminan linear sederhana. Namun, aabila klasifikasi terdiri dari tiga kelomok atau lebih maka teknik yang digunakan adalah analisis diskriminan multiel (Multile Discriminant Analysis). (Johnson dan Wichern, 992). Proses analisis diskriminan adalah (F.Hair,J.A.R,Tatham) ) Identifikasi variabel deenden dan variabel indeenden. 2) Menentukan metoda untuk membuat fungsi diskriminan, daat digunakan simultaeous estimation atau stewise estimation. 3) Uji signifikansi fungsi diskriminan menggunakan Wilks s Lambda. 4) Menghitung keteatan klasifikasi. 5) Interretasi fungsi diskriminan. 6) Uji Validasi fungsi diskriminan. Asumsi analisis diskriminan : (F.Hair,J.A.R,Tatham) ) Variabel indeenden berdistribusi normal multivariat, hal ini daat dilakukan emeriksaan menggunakan grafik Q-Q Plot. 2) Matriks varians kovarians semua variabel indeenden untuk kedua kelomok relatif sama menggunakan uji Box-M. 3) Tidak terdaat korelasi antara variabel indeenden. 4) Tidak terdaat data ekstrim (outlier) ada variabel indeenden. Fungsi Diskriminan 2 kelomok (Rencher,A.C) Y a ' Y a a a... a 2 2 3 3 a S ( ) gab 2 Terdaat dua kelomok oulasi, dari oulasi diambil samel acak berukuran n, dan dari oulasi 2 diambil samel acak berukuran n2, diukur variabel acak, vektor acak,,,..., 2 ( x, x,..., x ) 2 n ( x, x,..., x ) 2 2 22 2n2 () Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 96
n j n j n2 2 2 j n j n S ( )( )' j j n i n2 S ( )( )' 2 2 j 2 2 j 2 n i ( n ) S ( n2 ) S2 Sgab ( nn2 2) Menguji kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok : H : 0 2 H : 2 nn T Hotelling ( )' S ( ) 2 2 2 gab 2 n n2 atau n n2 F T ( n n 2) 2 2 v, v2 n n2 2 ( nn2 2) Hiotesis Ho ditolak jika T F, v, v2 n n2 Pengujian lain untuk kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok adalah menggunakan Uji Wilks Lambda dengan hiotesis Ho : tidak terdaat erbedaan yang siginfikan antara klasifikasi daerah tertinggal dengan klasifikasi daerah tidak tertinggal, melawan hiotesis H : terdaat erbedaan yang siginfikan antara klasifikasi daerah tertinggal dengan klasifikasi daerah tidak tertinggal. Jika sig >0,05, maka Ho diterima, dan jika sig < 0,05. maka Ho ditolak (Santoso, Singgih). Keteatan Klasifikasi Pengelomokan Daerah di Indonesia. Setelah fungsi diskriminan dibuat, klasifikasi dilakukan, maka selanjutnya akan dievaluasi aakah engklasifikasian kabuaten dan kota di Indonesia sudah teat? atau beraa ersen terjadi misklasifikasi ada roses klasifikasi tersebut. Hal ini dilakukan dengan membentuk tabel klasifikasi sebagai berikut (Johnson, Wichern) Tabel Klasifikasi Pengelomokan Obyek Pengamatan Kelomok Prediksi 0 jumlah Aktual 0 a b a+b c d c+d Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 97
Keteatan Klasifikasi = ( a+d / a+b+c+d). 00% 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis terhada 49 kabuaten dan kota di Indonesia dan 27 variabel enelitian dieroleh hasil sebagai berikut : a. Canonical correlation mengukur keeratan hubungan antara discriminant score dengan kelomok / engklasifikasian daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal. Angka.783 menunjukan hubungan yang erat antara discriminant score dengan kelomok / engklasifikasian daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal. Hal ini daat dilihat ada Tabel. Tabel Nilai Korelasi Kanonik Function Eigenvalue % of Variance Cumulative % Canonical Correlation.584 a 00.0 00.0.783 b. Pengujian untuk kesamaan vektor rata rata antara dua kelomok digunakan Uji Wilks Lambda, hasil analisis adalah terdaat erbedaan yang signifikan antara klasifikasi daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal, hal ini ditunjukan oleh nilai sig =.000 < 0,05. Tabel 2 Hasil Pengujian Menggunakan Wilks Lambda Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig..387 34.345 3.000 c. Fungsi Diskriminan yang terbentuk dengan menggunakan Persamaan adalah : Y= - 22.950-0.075 + 0.356 3 Variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal dan tidak tertinggal di Indonesia adalah variabel : Persentase enduduk miskin dan variabel 3 : angka haraan hidu, hal ini daat dijelaskan bahwa semakin tinggi ersentase enduduk miskin maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal untuk angka haraan hidu konstan, demikian ula bahwa semakin tinggi angka haraan hidu masyarakat di suatu daerah maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan ada daerah tidak tertinggal untuk ersentase enduduk miskin konstan. Tabel 3 Fungsi Diskriminan Function -.075 3.356 (Constant) -22.950 d. Keteatan klasifikasi menggunakan hold-out samle adalah sebesar 87.8% yang menunjukan angka keteatan tinggi, maka fungsi diskriminan daat Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 98
digunakan untuk memrediksi suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal atau daerah tidak tertinggal. Hasil klasifikasi daat dilihat ada Tabel 4. Tabel 4 Keteatan Klasifikasi Classification Results b,c Y_205 Predicted Grou Membershi 0 Total Original Count 0 52 63 4 56 60 % 0 82.5 7.5 00.0 6.7 93.3 00.0 Crossvalidated Count 0 52 63 a 4 56 60 % 0 82.5 7.5 00.0 6.7 93.3 00.0 a. 87.8% of original groued cases correctly classified. b. 87.8% of cross-validated groued cases correctly classified. 4. SIMPULAN Dari hasil analisis daat disimulkan bahwa terdaat erbedaan yang signifikan antara klasifikasi daerah tertinggal dan daerah tidak tertinggal, variabel yang berengaruh secara signifikan terhada engklasifikasian daerah tertinggal atau tidak tertinggal di Indonesia adalah variabel ersentase enduduk miskin dan variabel angka haraan hidu, hal ini daat dijelaskan bahwa semakin tinggi ersentase enduduk miskin maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan sebagai daerah tertinggal untuk angka haraan hidu konstan, demikian ula bahwa semakin tinggi angka haraan hidu masyarakat di suatu daerah maka ada kecenderungan suatu daerah diklasifikasikan ada daerah tidak tertinggal untuk ersentase enduduk miskin konstan dengan keteatan klasifikasi sebesar 87.8%. 5. DAFTAR PUSTAKA Dillon,W.R., Goldstein, M.(984). Discrete Discriminant Analysis, Published Simultaneously in Canada. USA. F.Hair,J., A. R.., Tatham,R. L., & Black, W. C (200). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice Hall International Inc. Johnson, Wichern.(2007). Alied Multivariate Statistical Analysis, Sixth Edition. Prentice Hall International, Inc., Uer Saddle River, New Jersey. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. (204), diakses dari htt://kemendesa.go.id/hal/300027/83-kab-daerah-tertinggal tanggal 20Agustus 205 Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 99
Rencher, A.C. (995). Methods of Multivariate Analysis. John Wiley & Sons, Inc, New York. Santoso, Singggih. (204).,Statistik Multivariat, Edisi Revisi, PT Elex Media Komutindo, Komas Gramedia, Jakarta. Sekretariat Kabinet Reublik Indonesia ( 205), 22 Daerah Ini Ditetakan Pemerintah Sebagai Daerah Tertinggal, diakses dari htt://setkab.go.id tanggal 8 Desember 205. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 200