BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR

STRUKTUR ALJABAR. Sistem aljabar (S, ) merupakan semigrup, jika 1. Himpunan S tertutup terhadap operasi. 2. Operasi bersifat asosiatif.

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur aljabar merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR ALJABAR 1. Winita Sulandari FMIPA UNS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Pengolahan Dasar Matriks Bagus Sartono

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas. Ada tiga cara untuk menyatakan himpunan, yaitu: a. dengan mendaftar anggota-anggotanya;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini diberikan beberapa definisi mengenai teori grup yang mendukung. ke. Untuk setiap, dinotasikan sebagai di

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

Operasi Pada Matriks a. Penjumlahan pada Matriks ( berlaku untuk matriks matriks yang berukuran sama ). Jika A = a ij. maka matriks A = ( a ij)

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

SISTEM BILANGAN REAL

1.1 MATRIKS DAN JENISNYA Matriks merupakan kumpulan bilangan yang berbentuk segi empat yang tersusun dalam baris dan kolom.

untuk setiap x sehingga f g

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

Aljabar Maxplus dan Terapannya

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

IDENTIFIKASI STRUKTUR DASAR SMARANDACHE NEAR-RING Identification of Basic Structure on Smarandache Near-Ring

& & # = atau )!"* ( & ( ( (&

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan mengenai konsep teori grup, teorema lagrange dan

UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA

Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya

6 Sistem Persamaan Linear

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang dibicarakan yang akan digunakan pada bab selanjutnya. Bentuk umum dari matriks bujur sangkar adalah sebagai berikut:

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ruang Vektor. Kartika Firdausy UAD blog.uad.ac.id/kartikaf. Ruang Vektor. Syarat agar V disebut sebagai ruang vektor. Aljabar Linear dan Matriks 1

Matematika Logika Aljabar Boolean

Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

MATRIKS. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil/kompleks) yang disusun secara empat persegi panjang (menurut baris dan kolom)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

Pertemuan 2 Matriks, part 2

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas penelitian-penelitian tentang aljabar maks-plus yang telah dilakukan dan teori-teori yang menunjang penelitian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks atas aljabar maks-plus. 2.1 Tinjauan Pustaka Ide aljabar maks-plus ditemukan pertama kali pada tahun 1950-an tetapi teori aljabar maks-plus mulai berkembang pada tahun 1960-an (Tam [14]). Dalam aljabar maks-plus nilai eigen dan vektor eigen penting dalam penyelesaian suatu sistem ataupun untuk menentukan kestabilan suatu sistem. Penelitian yang dilaksanakan Binding dan Volkmer [3] maupun Cuninghame-Green dan Butkovič [5] menjelaskan tentang masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum pada aljabar maks-plus. Pada hasil penelitian yang dituliskan Binding dan Volkmer [3] menjelaskan mengenai masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks tak tereduksi nonnegatif. Sedangkan dalam penelitian yang telah dilakukan Elsner dan van den Driessche [6] menjelaskan suatu algoritma metode pangkat untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen. Adapun Cuninghame- Green dan Butkovič [5] dalam penelitiannya telah membahas mengenai masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks pada aljabar maksplus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas mengenai penyelesaian masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks atas aljabar maks-plus. 4

2.2 Teori Penunjang Pada bagian ini dijelaskan definisi dan teori untuk mendukung tujuan dari penelitian. Berikut definisi dan teorema tentang struktur aljabar biasa, aljabar maks-plus, matriks atas aljabar maks-plus, graf dalam aljabar maks-plus, nilai eigen dan vektor eigen. 2.2.1 Struktur Aljabar Biasa Mengacu pada Herstein [9], berikut sifat-sifat aljabar biasa pada operasi penjumlahan dan perkalian. 1. Tertutup Ambil sebarang x, y R, sifat tertutup dipenuhi jika terdapat z 1, z 2 R dan berlaku x + y = z 1. x y = z 2. 2. Assosiatif Ambil sebarang x, y, z R berlaku (x + y) + z = x + (y + z). (x y) z = x (y z). 3. Komutatif Ambil sebarang x, y R berlaku x + y = y + x. x y = y x. 4. Distributif Ambil sebarang x, y, z R berlaku x(y + z) = xy + xz. (x + y)z = xz + yz. 5

5. Terdapat elemen identitas yaitu 0 terhadap operasi + dan 1 terhadap operasi dan berlaku x + 0 = 0 + x = x. x 1 = 1 x = x. Berikut tiga definisi dalam aljabar biasa mengacu pada Herstein [9]. Definisi 2.2.1. Himpunan G disebut semigrup terhadap operasi biner + dan jika berlaku sifat tertutup dan assosiatif. Definisi 2.2.2. Himpunan G disebut monoid terhadap operasi biner + dan jika berlaku sifat tertutup, assosiatif, dan mempunyai elemen identitas. Definisi 2.2.3. Himpunan G disebut grup terhadap operasi biner + dan jika memenuhi sifat tertutup, assosiatif, terdapat unsur identitas, dan setiap unsur dalam G memiliki invers. Menurut Subiono [12], berikut definisi mengenai semiring dan semilapangan dalam aljabar biasa. Definisi 2.2.4. Suatu semiring (S, +, ) adalah himpunan tak kosong S disertai dengan operasi biner + dan, yang memenuhi aksioma 1. (S, +) adalah semigrup komutatif dengan elemen identitas 0, yaitu x, y, z S memenuhi x + y = y + x (x + y) + z = x + (y + z) x + 0 = 0 + x = x. 2. (S, ) adalah semigrup dengan elemen identitas 1, yaitu x, y, z S memenuhi (x y) z = x (y z) x 1 = 1 x = x. 6

3. Sifat penyerap elemen netral 0 terhadap operasi, yaitu x S memenuhi x 0 = 0 x = 0. 4. Operasi distributif terhadap operasi +, yaitu x, y, z S berlaku (x + y) z = (x z) + (y z) x (y + z) = (x y) + (x z). Definisi 2.2.5. Suatu semiring komutatif (S, +, ) dinamakan semilapangan bila setiap elemen x di S {0} mempunyai invers terhadap operasi, yaitu untuk setiap x di S {0} ada x 1 sehingga x x 1 = x 1 x = 1. 2.2.2 Aljabar Maks-Plus Berikut ini adalah definisi dari aljabar maks-plus menurut Tam [14]. Definisi 2.2.6. Aljabar maks-plus adalah aljabar linear atas semiring R = R { }, yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan = max dan perkalian = +. Elemen identitas untuk penjumlahan ϵ = dan elemen identitas untuk perkalian e = 0. [8]. Berikut sifat-sifat aljabar maks-plus dengan a, b, c R menurut Heidergott 1. Asosiatif a (b c) = (a b) c a (b c) = (a b) c. 2. Komutatif a b = b a a b = b a. 3. Distributif a (b c) = (a b) (a c). 7

4. Terdapat elemen identitas yaitu ϵ = untuk operasi dan e = 0 untuk operasi a ϵ = ϵ a = a a e = e a = a. 5. Idempoten a a = a. Definisi 2.2.7. Misalkan a, b R, b disebut invers dari a apabila dan dinotasikan b = a 1. a b = 0 = b a 2.2.3 Matriks atas Aljabar Maks-Plus Menurut Farlow [7] dan Tam [14], operasi penjumlahan dan perkalian pada matriks atas aljabar maks-plus atas R sama dengan operasi penjumlahan dan perkalian matriks atas R. Diambil sembarang matriks A dan B dengan elemen dalam R. 1. Operasi Penjumlahan Diambil sebarang matriks A dan B yang berukuran m n, yaitu a 11 a 12... a 1n b 11 b 12... b 1n a A = 21 a 22... a 2n b dan B = 21 b 22... b 2n............ a m1 a m2... a mn b m1 b m2... b mn. Elemen-elemen pada baris ke-i kolom ke-j dari matriks A dan B dinotasikan a ij dan b ij untuk i = 1, 2,..., m dan j = 1, 2,..., n. Elemen a ij dapat juga dituliskan sebagai [A] ij. Operasi penjumlahan atas R dinotasikan dengan sehingga penjumlahan matriks A dan B dalam dapat ditulis dengan A m n B m n = [A B] ij = (a ij b ij ) = (maks{a ij, b ij }) dengan i = 1,..., m dan j = 1,..., n. 8

2. Operasi Perkalian (a) Perkalian matriks dengan matriks Diambil sembarang matriks A yang berukuran m p dan B yang berukuran p n, yaitu a 11 a 12... a 1p b 11 b 12... b 1n a A = 21 a 22... a 2p b dan B = 21 b 22... b 2n............. a m1 a m2... a mp b p1 b p2... b pn Operasi perkalian atas R dinotasikan dengan sehingga perkalian matriks A dan B atas R dapat ditulis dengan A m p B p n = p (a ik b kj ) = (maks{a i1 +b 1j, a i2 +b 2j,..., a ip +b pj }). k=1 (b) Perkalian skalar dengan matriks Diberikan skalar α R dan sebarang matriks A yang berukuran m n. Perkalian skalar α dengan matriks A dapat ditulis dengan α A = (α a ij ) dengan i = 1,..., m dan j = 1,..., n. Contoh 2.2.1. Contoh 2.2.2. 3 5 0 8 = 0 6 1 5 1 2 4 = 2 3 1 3 8 1 6 5 4 Contoh 2.2.3. 2 5 3 = 3 2 7 1 5 4 9

Menurut Tam [14] matriks A B jika untuk setiap (a ij ) (b ij ). Untuk setiap matriks-matriks A, B, C, dan vektor-vektor x, y dengan ukuran yang sesuai, serta α, β R dapat ditunjukkan bahwa 1. A (α B) = α (A B), 2. α(a B) = α A α B, 3. x T α y = α (x T y) dengan T adalah transpose, 4. (α β) A = α A β A, 5. A B = A C B C, 6. A B = A C B C, 7. x y = A x A y, 8. A B A B = B. Kemudian, Tam [14] mendefinisikan matriks diagonal dan matriks identitas sebagai berikut. Definisi 2.2.8. Misalkan a, b, c,..., adalah bilangan real. Matriks diagonal didefinisikan dengan a ϵ ϵ... ϵ ϵ b ϵ... ϵ diag(a, b, c,...) = ϵ ϵ c... ϵ....... ϵ ϵ ϵ...... Dari Definisi 2.2.8, didefinisikan matriks identitas seperti yang dapat dilihat pada Definisi 2.2.9 Definisi 2.2.9. Matriks identitas adalah suatu matriks diagonal dengan semua nilai diagonalnya sama dengan nol (I = diag(0,..., 0)). 10

Dari Definisi 2.2.9, itu berarti I A = A = A I untuk setiap matriks A dan I dengan ukuran-ukuran yang sesuai. Selanjutnya, matriks A 0 = I untuk setiap matriks bujur sangkar. Berdasarkan Cuninghame-Green dan Butkovič [5], didefinisikan matriks permutasi dan matriks permutasi yang diperumum. Setiap matriks yang dapat diperoleh dari matriks identitas dengan permutasi pada baris-baris dan/atau kolom-kolom disebut matriks permutasi. Setiap matriks yang dapat diperoleh dari matriks diagonal dengan permutasi pada baris-baris dan/atau kolom-kolom disebut matriks permutasi yang diperumum. Berdasarkan Tam [14], berikut diberikan definisi mengenai matriks konjugat. Didefinisikan R m n adalah R dengan matriks yang berukuran m n. Definisi 2.2.10. Misalkan A = (a ij ) R m n. Konjugat dari matriks A yaitu A = (a ij). Ini diperoleh dari negasi dan transpose matriks A. Secara matematis, A dapat dituliskan dengan A = A T. Definisi 2.2.11. Misalkan A R n n, A disebut invertible apabila ada B R n n sedemikian sehingga A B = I = B A. Definisi 2.2.12. Misalkan A R n n. A k = } A A {{... A }. k 2.2.4 Graf dalam Aljabar Maks-Plus Berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi mengenai graf dalam aljabar maks-plus menurut Schutter [10]. Suatu graf G didefinisikan sebagai pasangan (V, E), dengan V adalah suatu himpunan yang anggotanya disebut vertex dan E adalah suatu himpunan pasangan vertex. Anggota dari E disebut edge. Suatu digraf (graf berarah) G didefinisikan sebagai pasangan (V, A), dengan V adalah suatu himpunan vertex dan A adalah suatu himpunan pasangan vertex. Anggota dari A disebut arc. Definisi 2.2.13. Misalkan A R n n. Graf precedence dari A dinotasikan oleh G(A) adalah digraf (graf berarah) berbobot dengan vertex 1,..., n dimana terdapat arc (j, i) dengan bobot a ij untuk a ij. 11

Graf precedence G(A) dikatakan strongly connected jika untuk setiap dua vertex yang berbeda i, j terdapat sebuah path dari i ke j, dimana pengertian path adalah barisan dari vertex i 1, i 2,..., i k sehingga terdapat sebuah arc dari i j ke i j+1, untuk j = 1,..., k 1. Definisi 2.2.14. Suatu matriks A R n n dikatakan tak tereduksi jika graf precedence G(A) adalah strongly connected. Sebaliknya, jika graf precedence G(A) tidak strongly connected, maka matriks A adalah matriks tereduksi. Sebagai contoh, diberikan matriks A dan B yang diambil dari Andersen [1] 2 3 2 3 A = 4 1 B = 4 5 5 1 Gambar 2.1. (a) Graf Precedence G(A) (Kiri), (b) Graf Precedence G(B) (Kanan). Dari gambar 2.1.(a), terlihat bahwa graf precedence G(A) strongly connected, sehingga matriks A merupakan matriks taktereduksi. Sedangkan pada gambar 2.1.(b), terlihat bahwa graf precedence G(B) tidak strongly connected karena tidak terdapat path dari v 3 menuju vertex lainnya, sehingga matriks B merupakan matriks tereduksi. 2.2.5 Nilai Eigen dan Vektor Eigen Berikut ini pengertian nilai eigen dan vektor eigen dari suatu matriks dalam aljabar maks-plus menurut Subiono [12]. 12

Pengertian nilai eigen dan vektor eigen yang bersesuaian dari suatu matriks persegi A yang berukuran n n sebagaimana dijumpai dalam aljabar linear biasa juga dijumpai dalam aljabar maks-plus, yaitu bila diberikan suatu persamaan A x = λ x dalam hal ini masing-masing vektor x R n n dan skalar λ R berturutturut dinamakan vektor eigen dan nilai eigen dari matriks A dengan vektor x (ϵ, ϵ,..., ϵ) T. Subiono dan van der Woude [13] menjelaskan berikut ini merupakan suatu algoritma untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks A R n n yang dilakukan secara berulang dari bentuk persamaan linear x(k + 1) = A x(k), k = 0, 1, 2,... (2.1) 1. mulai dari sembarang nilai awal x(0) (ε, ε,..., ε) T, 2. iterasi persamaan (2.1) hingga terdapat bilangan bulat p dan q dengan p > q 0 serta bilangan real c sehingga terjadi suatu perilaku periodik atau memenuhi x(p) = c x(q), 3. hitung nilai eigen λ = c p q, 4. hitung vektor eigen p q v = (λ (p q i) x(q + i 1)). i=1 Definisi 2.2.15. (Tam [14]) Diberikan A R n n dan λ R. Didefinisikan (i) V (A, λ) = {x R n A x = λ x}, (ii) Λ(A) = {λ R (A, λ) {ϵ}}, (iii) V (A) = λ (A) (A, λ), (iv) V + (A, λ) = (A, λ) R n, (v) V + (A) = (A) R n. 13

2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tinjauan pustaka, dapat dibentuk kerangka pemikiran untuk menyelesaikan masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks atas aljabar maks-plus. Masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum membentuk persamaan A x = λb x di dalam persamaan tersebut ada matriks B yang menyebabkan bentuk yang diperumum. Akan tetapi pada persamaan (2.3) untuk matriks nonnegatif. Dalam masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum akan ditentukan sebarang matriks B yang sesuai dengan banyaknya nilai eigen dan vektor eigen. Masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum ini mengacu pada Binding dan Volkmer [3]. Dalam masalah nilai eigen dan vektor eigen yang diperumum untuk matriks tak tereduksi dan matriks tereduksi yang mengacu pada Cuninghame- Green dan Butkovič [5] disajikan dalam bentuk A x = λ B x. Adapun untuk menentukan nilai eigen dan vektor eigen mengacu pada algoritma metode pangkat yang telah dijelaskan Elsner dan van den Driessche [6]. 14