BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Menjelaskan arti pecahan dan urutannya

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Dan Perangkat Pembelajaran Siklus 1

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga adalah 26 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Pra Siklus Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkan pendekatan RME dalam pelajaran matematika materi penjumplahan dan pengurangan pecahan. Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga pada Semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Sebelum dilaksanakannya penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi pada matapelajaran matematika, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas 4 terkait dengan pembelajaran matematika dan dokumentasi awal untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan permasalahan yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang masih rendah. Hal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yaitu model yang digunakan guru belum tepat sehingga siswa pasif saat pembelajaran. Selain itu, guru juga belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran matematika. Hasil belajar siswa yang masih rendah ditunjukkan pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 65. Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang diperoleh dari nilai Ulangan Tengah Semester (UAS) pada semester I tahun pjaran 2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Sebagai berikut: 36

37 Tabel 4.1 Rentang Nilai prasiklus Mata Pelajaran matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga No Nilai Siklus I Jumlah siswa Persentase (%) 1 75 1 4 2 68-74 4 15 3 61-66 6 23 4 54-60 5 19 5 47-53 3 12 6 40-46 7 27 Jumlah 26 100 NilaiTertinggi 75 NilaiTerendah 40 Rata-rata 57 Sumber. Data primer Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada kondisi awal, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentase, perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan juga nilai terendah. Dalam distribusi frekuensi nilai pada kondisi awal, perolehan nilai siswa dibagi ke dalam 6 rentang nilai. Pada rentang nilai 75, diperoleh oleh 1 siswa (4%), pada rentang 68-74, juga diperoleh oleh 4 siswa (15%). Selanjutnya, terdapat 6 siswa (23%) yang memperoleh nilai pada rentang 61-66. Pada rentang nilai 54 60 diperoleh oleh 5 siswa (19 %), Pada rentang nilai 47 53 diperoleh oleh 3 siswa (12%), Sedangkan pada rentang nilai 40-46 diperoleh oleh 7 siswa (15%). Pada kondisi awal, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 57 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65) maka dapat dialakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat disajikan dalam Tabel 4.2. Sebagai berikut:

38 Tabel 4. 2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus Skor Kriteria Hasil Frekuensi Prosentase Belajar 65 Tidak Tuntas 15 58% 65 Tuntas 11 42% Jumlah 26 100% NilaiTertinggi 75 NilaiTerendah 40 Rata-rata 57 Sumber. Data primer Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang tuntas sebanyak 11 siswa (42%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (58%). Jumlah keseluruhan siswa 26 dengan nilai rata-rata 57 nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40 Berdasarkan tabel 4.2 dapat sajikan secara rinci persentase hasil belajar siswa prasiklus pada Gambar 4.1. Sebagai berikut: Gambar 4. 1 Diagram batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Prasiklus Pra Siklus 58% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas 42% Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan Pedekatan RME yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan).

39 4.2.2. Hasil Penelitian Siklus I Perencanaan Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Memilih dan memutuskan pendekatan pembelajaran yang perlu untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih pendekatan RME sebagai pendekatan pembelajaran. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut media ataupun alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. 3. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai pendekatan yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar obervasi pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus, dimana masingmasing siklus akan dilakukan dalam 2 pertemuan. 4. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar observasi yang akan digunakan dalam tindakan nanti. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Dalam siklus I dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam pertemuan pertama mata pelajaran matematika dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 April 2016 selama 2 x 35 menit dengan 6.3. Menjumlahkan pecahan, yang telah di rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat langkah pembelajaran, yaitu prakegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir, dalam pertemuan pertama siklus 1 materi yang akan dibahas adalah mengenai penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Pada pra kegiatan, guru mengoordinasi kelas dan menyiapkan alat peraga atau media seperti buah jeruk yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru menyampaikan

40 apersepsi, kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa, Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu per satu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran model RME (Realistic Mathematics Education) dan, memberi motivasi, menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti Selanjutnya, Guru memnghubungkan isi apersepsi dengan materi pembelajaran, kemudian menjelaskan materi yang akan dipelajari, menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan buah jeruk, dan membagi buah jeruk tersebut menjadi beberapa baigian untuk membuka pengetahuan awal siswa, setelah itu guru kemudian membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa, dan membagikan LKS yang berisi tentang permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa menggunakan buah jeruk. Buah jeruk yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah tersebut adalah sebagai media yang menunjukan pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education), dimana siswa diajarkan menggunakan media yang real atau nyata dengan kehidupan siswa, setelah itu setiap kelompok di beri kesempatan untuk berdiskusi dan mencoba menemukan jawaban dari LKS yang telah dibagikan dengan cara mereka sendiri, dalam diskusi kelompok ini siswa mencari jawaban dari LKS yang sudah dibagikan dengan membelah buah jeruk tersebut untuk menemukan jawaban dari LKS yang mereka diskusikan, setelah siswa selesai berdiskusi guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sementara kelompok lain memberi tanggapan atas hasil presentasi kelopok yang didepan, setelah siswa diberi kesempatan untuk menggapi hasil kerja kelompok temannya selanjutnya guru memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok siswa maupun tanggapan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas hal-hal yang belum mereka pahami dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, terdapat 2 sampai 4 siswa yang sudah berani menyampaikan pendapatnya, sedangkan siswa yang lain belum berani menyampaikan pendapatnya. Guru memberi penegasan atas pembelajaran yang

41 sudah dilakukan dengan cara menjelaskan kembali konsep mengenai penjumlahan pecahan, kemudian siswa diberi post tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan pecahan. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer disini adalah mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi indikator indikator untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2016 selama 2 x 35 menit, dengan materi operasi pengurangan pecahan berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Pada pra kegiatan, guru mengoordinasi kelas dan menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu buah melon. Dalam pertemuan kedua siklus 1 materi yang akan dibahas adalah pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama. Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru menyampaikan apersepsi, kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa, Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu per satu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education) dan, memberi motivasi, menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti Selanjutnya, guru memnghubungkan isi apersepsi dengan materi pembelajaran dan memberi pertanyaan pada siswa untuk mengingat kembali pelajaran pertemuan yang lalu, selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan dipelajari, menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan buah melon, kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa, dan membagikan buah melon yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian kepada kelompok yang sudah dibentuk dan LKS yang berisi tentang permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa menggunakan buah melon tersebut. Penggunaan buah melon sebagai media dalam pertemuan ke-2 ini adalah untuk menunjukkan kegiatan pembelajaran RME (Realistic Mathematics

42 Education), dimana siswa diajarkan dengan hal-hal yang real atau nyata. dalam diskusi kelompok ini siswa mencari jawaban dari LKS yang sudah dibagikan dengan memotong irisan melon yang sudah dibagikan untuk menemukan jawaban dari LKS yang mereka diskusikan. Setelah berdiskusi guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sementara kelompok lain memberi tanggapan atas hasil presentasi kelopok yang didepan, setelah siswa diberi kesempatan untuk menggapi hasil kerja kelompok temannya selanjutnya guru memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok siswa maupun tanggapan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas hal-hal yang belum mereka pahami dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, terdapat 6 sampai 9 siswa yang sudah berani menyampaikan pendapatnya, sedangkan siswa yang lain belum berani menyampaikan pendapatnya. Guru memberi penegasan atas pembelajaran yang sudah dilakukan dengan cara menjelaskan kembali konsep mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dengan biasa berpenyebut sama, kemudian siswa diberi post tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan pecahan. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer disini adalah mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi indikator indikator untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 maka tahap selanjutnya adalah menganalisis hasil belajar matematika siswa siklus I dan hasil observasi dari lembar observasi guru pada lampiran 3, dan lembar observasi siswa yang disajikan pada lampiran 4. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 1,2 siklus I.

43 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I Hasil belajar siswa pada siklus 1 diperoleh dari nilai soal evaluasi yang dikerjakan siswa pada pertemuan kedua. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan, selanjutnya guru melakukan kegiatan evaluasi hasil belajar yang disajikan dalam Tabel 4.3. Sebagai berikut: Tabel:4.3 Rentang Nilai Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I No Nilai Siklus I Jumlah siswa Persentase (%) 1 80 1 4 2 74-79 1 4 3 68-73 15 57 4 62-67 1 4 5 56-61 5 19 6 50-55 3 12 Jumlah 26 100 NilaiTertinggi 80 NilaiTerendah 50 Rata-rata 67 Sumber. Data Primer Berdasarkan Tabel 4.3 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada siklus 1, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentase dan juga perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan juga nilai terendah. Dalam distribusi frekuensi nilai pada siklus 1, perolehan nilai siswa dibagi ke dalam 6 rentang nilai. Terdapat 1 siswa (4 %) yang memperoleh nilai pada rentang 80, pada rentang 74-79 juga diperoleh oleh 1 siswa (4 %). Selanjutnya, terdapat 15 siswa (57%) yang memperoleh nilai pada rentang 68-73. Pada rentang nilai 62-67 diperoleh oleh 1 siswa (4%) dan 5 siswa (19%) yang memperoleh nilai pada rentang 56 61, sedangkan pada rentang 50 55 diperoleh oleh 3 siswa (12 %). Pada siklus 1, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 67 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Berdarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65) maka dapat dialakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas

44 dan belum tuntas. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat disajikan dalam Tabel 4.4. Sebagai berikut: Tabel : 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I No Nilai Siklus I Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan 1 65 8 31 Belum Tuntas 2 65 18 69 Tuntas Jumlah 26 100 NilaiTertinggi 80 NilaiTerendah 50 Rata-rata 67 Sumber. Data Primer Berdasarkan tabel 4.4 analisis ketuntasan belajar siklus 1, maka dapat dianalisis bahwa jumlah siswa yang tuntas adalah 18 siswa (69%). Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa (31%). Ketutasan belajar siswa siklus I disajikan dalam Gambar 4.2. Sebagai berikut: 80% Gambar 4. 2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus I 69% Siklus I 60% 40% 20% 0% 31% Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.2, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika pada siklus I berdasarkan ketuntasan siswa kelas 4, mencapai 18 siswa (69%) tuntas dari 26 siswa, dan masih terdapat 8 siswa (31% ) tidak tuntas dalam belajar matematika dengan KKM yang ditentukan adalah 65.

45 Refleksi Siklus I Setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran siklus 1 dari pertemuan pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan pembelajaran di siklus 1. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. pada pertemuan pertama dan kedua, dapat dianalisis bahwa masih terdapat beberapa langkah pembelajaran yang belum nampak dilakukan oleh guru dan siswa. Namun secara umum pembelajaran sudah berjalan baik sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP). Dari diskusi yang dilakukan, dapat diketahui manfaat dari pelaksanaan pembelajaran bagi guru dan siswa. Guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran, guru merasa lebih mudah menyampaikan materi khususnya dengan menggunakan media yang real karena siswa bisa belajar langsung tentang materi yang dipelajari dan pembelajaran dapat berjalan lebih efektif. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65) pada pelaksanaan tindakan siklus 1 terdapat 18 siswa yang tuntas atau ketuntasan klasikal mencapai 67%. Aritnya naik 7 siswa dari sebelum tindakan, namun kenaikan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Berdasarkan hasil analisis, masih terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65). sehingga perlu adanya tindak lanjut dan perbaikan siklus I ke Siklus 2. 4.2.3 Hasil Penelitian Siklus 2 Pertemuan pertama dilakukan pada hari rabu tanggal 4 mei 2016, Pada subbab siklus 1, akan diuraikan tentang rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada Siklus 2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.

46 Perencanaan Perencanaan tindakan pada Siklus 2 dilakukan sebagai perbaikan dari tindakan siklus I yang masih belum berhasil. Perbaikan dilakukan setelah melihat hasil dari refleksi dan analisis hasil belajar matematika siswa pada siklus I. Tujuan diadakannya perbaikan pada Siklus 2 ini adalah untuk menyempurnakan pembelajaran pada siklus I agar tercapai hasil belajar yang optimal dan memenuhi KKM yang telah ditentukan. Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah sebagai berikut: 5. Memilih dan memutuskan pendekatan pembelajaran yang perlu untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih pendekatan RME sebagai pendekatan pembelajaran. 6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut media ataupun alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. 7. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai pendekatan yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar obervasi pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus, dimana masingmasing siklus akan dilakukan dalam 2 pertemuan. 8. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar observasi yang akan digunakan dalam tindakan nanti. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Dalam Siklus 2 dibuat 2 pertemuan, implementasi pembelajaran dalam pertemuan pertama mata pelajaran matematika dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 mei 2016, selama 2 x 35 menit dengan Kompetensi Dasar 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan, yang telah di rancang dan di susun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran terdiri dari empat langkah pembelajaran, yaitu prakegiatan, kegiatan awal,

47 kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada pra kegiatan, guru mengoordinasi kelas dan menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu roti yang akan digunakan dalam pertemuan pertama siklus 2, materi yang akan dibahas di pertemuan pertama adalah penjumlahan pecahan yang melibatkan masalah sehari-hari. Pada kegiatan awal, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru menyampaikan apersepsi ( Siapa yang pernah melihat ibu memotong kue? ), kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa, Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu per satu, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan model RME (Realistic Mathematics Education) dan, memberi motivasi, menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti, Guru memnghubungkan isi apersepsi dengan materi pembelajaran, kemudian menjelaskan materi yang akan dipelajari, selanjutnya guru menarik perhatian siswa dengan memperlihatkan roti, setelah itu siswa dibentuk kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa, dan guru membagikan LKS yang berisi tentang permasalahan realistic yang harus dipecahkan oleh siswa menggunakan roti yang sudah disediakan. Penggunaan roti sebagai media dalam pertemuan ini adalah untuk menunjukan pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education), dimana siswa diajarkan dengan menggunakan media yang real atau nyata bagi kehidupan siswa. Kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas LKS yang sudah dibagikan dengan cara mereka sendiri. dalam diskusi kelompok ini siswa mencari jawaban dari LKS yang sudah dibagikan dengan memotong roti tersebut untuk menemukan jawaban dari LKS yang mereka diskusikan Selanjutnya, guru meminta salah kelompok yang sudah selesai untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sementara kelompok lain memberi tanggapan atas hasil presentasi kelopok yang didepan, setelah siswa diberi kesempatan untuk menggapi hasil kerja kelompok temannya selanjutnya guru memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok siswa maupun tanggapan siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas hal-hal

48 yang belum mereka pahami dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan yang sudah dilakukan, sudah terlihat hampir semua siswa mau dan ikut berartisipasi dalam melakukan refleksikan mengenai materi yang sudah dipelajari. walaupun masih terdapat siswa yang hanya diam dan masih malu untuk menyampaikan pendapatnya. Selanjutnya guru memberi penegasan atas pembelajaran yang sudah dilakukan dengan cara menjelaskan kembali konsep mengenai penjumlahan pecahan yang berkaitan dengan masalah sehari-hari, kemudian siswa diberi post tes untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan pecahan. Pada saat pembelajaran Siklus 2 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer disini adalah mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi indikator indikator untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 4 mei 2016, selama 2 x 35 menit, dengan materi pengurangan pecahan yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. Pada saat pra kegiatan dilakukan, guru mengoordinasi kelas terlebih dahulu dan menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu kertas karton yang sudah dibentuk gambar bangun datar. Pada saat kegiatan awal dilakukan, siswa mengucapkan salam kepada guru dan guru menyampaikan apersepsi ( menanyakan pembelajaran yang lalu mengenai penjumlahan pecahan yang berkaitan dengan masalah sehari-hari! ), kemudian guru mengajak siswa untuk berdoa, Guru mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen siswa satu per satu, setelah itu guru menyampaikan tujuan

49 pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education),dan, memberi motivasi, menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Pada kegiatan inti Selanjutnya, guru memnghubungkan isi apersepsi dengan materi pembelajaran dan memberi pertanyaan pada siswa untuk mengingat kembali pelajaran pertemuan yang lalu, selanjutnya guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dan melibatkan siswa secara aktif untuk setiap pembelajaran, guru membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa, dan membagikan gambar bagun datar yang sudah disediakan kepada setiap kelompok yang sudah dibentuk dan LKS yang berisi tentang permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa menggunakan gambar bangun datar tersebut. Penggunaan gambar bangun datar sebagai media dalam pertemua ke-2 pada siklus 2 ini adalah untuk menunjukan langkah-langkah pembelajaran RME (Realistic Mathematics Education), dimana siswa diajarkan menggunakan media yang real atau nyata bagi kehidupan siswa. Selanjutnya siswa diberi kesempatan unduk berdiskusi dengan kelompoknya, dalam diskusi kelompok ini siswa mencari jawaban dari LKS yang sudah dibagikan dengan memotong gambar geometri tersebut untuk menemukan jawaban dari LKS yang mereka diskusikan. Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sementara kelompok lain memberi tanggapan atas hasil presentasi kelompok yang didepan, setelah siswa diberi kesempatan untuk menanggapi hasil kerja kelompok temannya selanjutnya guru memberi tanggapan dan pembenaran konsep atas jawaban siswa maupun hasil kerja kelompok siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas hal-hal yang belum mereka pahami dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup, siswa dibimbing untuk merefleksikan pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukan, sudah terlihat semua siswa sudah berani memberi tanggapan dan mau ikut serta dalam melakukan refleksi pelaksanaan pembelajaran, bahkan suasana dikelas sudah lebih aktif dari pertemuan sebelumnya. Diakhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi Siklus 2 kepada siswa, siswa kemudian mengerjakan soal dengan tenang tetap diawasi oleh guru.

50 post tes diberikan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi penjumlahan pecahan. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh 1 observer. Observer disini adalah mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran, dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi indikator indikator untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah melakukan pelaksanaan dan observasi pembelajaran Siklus 2, Tahapan selanjutnya adalah menganalisis hasil belajar matematika siswa dan hasil observasi dari lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa pada lampiran 5 dan 6. Skor tes diperoleh dari kegiatan evaluasi akhir pembelajaran pada pertemuan 1,2 Siklus 2 yang mengukur kegiatan 1. menentukan pecahan-pecahan yang senilai dari suatu pecahan dengan benar, 3. menyederhanakan pecahan dengan tepat, 4. menyatakan pecahan sebagai pembagian dengan tepat. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus 2 Hasil belajar siswa pada Siklus 2 diperoleh dari nilai soal evaluasi yang dikerjakan siswa pada pertemuan kedua. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 4.5. Sebagai berikut: Tabel : 4.5 Rentang Nilai Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2 No Nilai Siklus 2 Jumlah siswa Persentase (%) 1 87-93 1 4 2 78-84 7 27 3 69-75 14 54 4 60-66 4 15 Jumlah 26 100 NilaiTertinggi 90 NilaiTerendah 60 Rata-rata 74 Sumber. Data Primer

51 Berdasarkan Tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada Siklus 2, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentase dan juga perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan juga nilai terendah. Terdapat 1 siswa (4%) yang memperoleh nilai pada rentang 87-93, pada rentang 78 84 juga diperoleh oleh 3 siswa (27%). Selanjutnya, terdapat 14 siswa (54%) yang memperoleh nilai pada rentang 69-75. Pada rentang nilai 60 66 diperoleh oleh 4 (14%) siswa. Pada Siklus 2, nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 74 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Berdarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) maka dapat dialakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus 2 dapat disajikan dalam Tabel 4.6. Sebagai berikut: Tabel: 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2 No Nilai Siklus 2 Jumlah siswa Persentase (%) Keterangan 1 65 3 12% Belum Tuntas 2 65 23 88% Tuntas Jumlah 26 100% NilaiTertinggi 90 NilaiTerendah 60 Rata-rata 74 Sumber. Data Primer Berdasarkan tabel 4.6 analisis ketuntasan belajar Siklus 2, maka dapat dianalisis bahwa jumlah siswa yang tuntas mencapai 88% artinya ketuntasan siswa telah lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 65). Ketutasan belajar disajikan dalam diagram batang pada Gambar 4.3. Sebagai berikut:

52 Gambar : 4.3 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2 Siklus II 100% 88% 80% 60% 40% 20% 0% 12% Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Refleksi Siklus 2 Setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran Siklus 2 dari pertemuan pertama dan kedua, maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan pembelajaran di Siklus 2. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan. Pada pertemuan pertama, masih terdapat beberapa siswa yang bergurau dengan teman saat diskusi kelompok. Namun pada pertemuan kedua, kekurangan tersebut sudah tidak nampak lagi dan pembelajaran sudah dapat terlaksana dengan sangat baik. Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa peneliti sudah dapat menerapkan model pembelajaran RME dengan baik. Hal ini nampak pada hasil evaluasi belajar siswa yang mengami peningkatan yaitu, dari 18 siswa yang mencapai KKM pada siklus 1 meningkat menjadi 23 siswa yang mencapai KKM pada siklus 2, dengan presentase 88%. Berdasarkan indikator keberhasilan ketuntasan belajar yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 80%, maka dapat dinyatakan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai karena presentase ketuntasan telah mencapai 88%. 4.3 Analisis Komparatif Sebelum tindakan hasil belajar siswa SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga pada mata pelajaran matematika masih rendah. Pembelajaran yang

53 cenderung terpusat pada guru yang menyebabkan siswa menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Sebelum dilakukan tindakan masih terdapat 15 anak yang belum mencapai KKM yang di tentukan guru yaitu 65. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ada 8 anak yang masih belum tercapai. Setelah melakukan refleksi dilakukan perbaikan pada pembelajaran Siklus 2. Pada Siklus 2 ada 3 anak yang masih belum tercapai KKM. Perbandingan ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7. Sebagai berikut: Tabel : 4.7 Distribusi Frekuensi perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Pra siklus Siklus I Siklus 2 f % f % f % Ketuntasan Tidak Tuntas 15 58% 8 31% 3 12% Tuntas 11 42% 18 69% 23 88% Jumlah 26 100% 26 100% 26 100% NilaiTertinggi 75 80 90 NilaiTerendah 40 50 60 Rata-rata 57 67 74 Sumber. Data Primer Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai ke Siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 11 siswa (42%), pada siklus I menjadi 18 siswa (69%) dan pada Siklus 2 menjadi 23 siswa (88%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 15 siswa (58%) belum tuntas, pada Siklus I masih 8 siswa (31%) yang belum tuntas dan pada Siklus 2 masih 3 siswa (12%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 75, siklus I meningkat menjadi 80 dan pada Siklus 2 nilai tertinggi yaitu 90. Nilai terendah pra siklus 40, siklus I 50 dan Siklus 2 nilai terendah 60. Nilai rata-rata siswa dari pra siklus ke Siklus 1 dan ke siklus 2 juga mengalami peningkatan dari pra siklus 57 menjadi 67, atau naik sebesar 10 dan pada Siklus 2 menjadi 74 atau naik sebesar 7.

54 Perbandingan jumlah ketuntasan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar siswa Pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada Siklus 2. Adapun hasil belajar matematika dengan pendekatan RME telah mencapai 88% siswa tuntas dalam mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah guru. kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 4.4. Sebagai berikut: Gambar 4.4 Diagram Tabung Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan Siswa Kelas 4 SDN Dukuh 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus 2. Pra Siklus Siklus I Siklus II 57 67 74 11 18 23 15 8 3 Tuntas Tidak tuntas Nilai Rata-rata 4.4 Pembahasan Perbaikan pada penelitian tindakan adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga melalui penerapan pendekatan RME. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas tindakan melalui pendekatan RME, baik yang dilakukan siswa maupun yang dilakukan oleh guru dari siklus I ke Siklus 2. Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di atas kategori ketuntasan minimal (KKM 65) atau dikatakan tuntas adalah 11 siswa (42%) kemudian meningkat pada siklus I menjadi 18 siswa (69%) sehingga meningkat menjadi 7 siswa (27%). Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah kategori ketuntasan minimal (KKM 65) atau dikatakan tidak tuntas adalah 15 siswa (58%) kemudian menurun pada Siklus I menjadi 8 siswa (31%). Pada Siklus I siswa

55 tuntas belajar adalah 18 siswa (69%) lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai siklus I dan Siklus 2. Pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran siklus I hal ini dapat disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran dengan baik terutama pada kegiatan penyelesaian soal penjumplahan dan pengurangan pecahan secara kelompok juga kurangnya partisipasi siswa dalam berdiskusi. Pada siklus I saat diskusi kelompok, kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih terdapat anggota kelompok yang pasif dan ada pula anak yang cenderung bekerja sendiri. Pada Siklus 2 meningkat sebesar 5 siswa (19%) dari siklus I, sehingga menjadi 23 siswa (88%). Pada siklus I diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah kategori ketuntasan minimal (KKM 65) atau dikatakan tidak tuntas adalah 8 siswa (31%) kemudian menurun pada Siklus 2 sebesar 5 siswa sehingga menjadi 3 siswa (12%). Pada Siklus 2 siswa tuntas belajar adalah 23 siswa (88%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Pada Siklus 2 hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80%. Dengan demikian melalui penerapan pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada Siklus 2 menunjukkan masih terdapat 3 siswa yang belum tuntas. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa tiga siswa tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam menyerap materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, pendekatan RME dalam pembelajaran matematika khususnya materi pecahan, juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada Siklus 2, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali.

56 Setelah dilaksanakan perbaikan tindakan pada Siklus 2, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan RME, masuk dalam kategori baik sekali. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Laila, Alfi. 2015. Pembelajaran Realistics Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII-B SMP Al Huda Kota Kediri. Persentase hasil tes observasi aktivitas guru meningkat sebesar 87,94% pada siklus I menjadi 98,28% pada Siklus 2. Nugraheni, Ari (2011) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematic Education ( RME ) Pada Siswa Kelas V Sd N I Pucung Tahun Ajaran 2010/2011. Prosentase ketuntasan siswa mengalami peningkatan dari 54,54% pada siklus I menjadi 72,73% pada Siklus 2. Riyadi, Agung (2011) Meningkatkan Hasil belajar Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education pada Siswa Kelas IV SD Negri I Gunungggajah Kec.Bayat Kab. Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil belajar siswa meningkat dari 22% pada siklus I menjadi 87% pada Siklus 2 Baiq Apriani. (2010) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Realistic Matematic education (RME) Di Kelas IIv SDN 3 Rarang Tahun Pelajaran 2009/2010. Dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar Matematika siswa, hasil observasi penelitian pada siklus I meningkat dari 40% menjadi 85% pada Siklus 2. Disimpulkan bahwa penelitian melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran matematika tentang materi pecahan. Terbukti bahwa dengan menerapkan pendekatan RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu. Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga mendukung pernyataan teoritis tentang pendekatan RME oleh Suyitno, (2006:36) mengatakan Realistic Mathematics Education (RME) merupakan model pembelajaran matematika di sekolah yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi kehidupan siswa sedangkan Zainuri, (2007) juga mengatakan matematika Realistik yang dimaksud dalam hal ini adalah matematika sekolah yang

57 dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Dengan menerapkan sintaks pendekatan RME dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakateristik siswa, kemudian dibagi tugas dan peran siswa sebagai tim asal dan tim ahli sekaligus penyelesai atas masalah yang ditemukan dalam gagasan itu, ternyata pendekatan RME ini mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajararn matematika, materi pecahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Kecamatan sidomukti Kota Salatiga, Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. 4.4.1 Implikasi Teoritis 1. Setelah membandingkan pada teori-teori penerapan pendekatan RME penelitian ini didapatkan hasil yang sepaham. Kegiatan pembelajaran yang dirancang sesuai dengan standar proses maka didapatkan hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Langkahlangkah pendekatan RME dapat melibatkan secara aktif, membangun pemahaman siswa, rasa percaya diri siswa dalam pembelajaran matematika kelas 4 dengan pokok bahasan penjumplahan dan pengurangan pecahan. 2. Pendekatan RME terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 pada pokok bahasan penjumplahan dan pengurangan pecahan. 4.4.2 Implikasi Praktis Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME dapat digunakan untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan belajar kelompok sehingga kegiatan pembelajaran menjadi menyenagkan. Semua ini tidak terlepas dari guru sebagai fasilitator yang memberikan motivasi, bimbingan dalam kegiatan diskusi kelompok. Pendekatan RME dapat digunakan sebagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar matematika.