LEVELLING 1 PENGUKURAN SIPAT DATAR Salmai,, ST, MS, MT 21 PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Jika dua titik mempuyai ketiggia yag berbeda, dikataka mempuyai beda tiggi. Beda tiggi dapat diukur dega cara sipat datar adalah suatu cara peetua tiggi relatif dari beberapa titik-titik di atas datum atau di bawah suatu bidag acua tersebut. Pada keyataaya pegukura beda tiggi adalah meetuka jarak vertikal dari titik tersebut dega garis peyipat datar alat yg ditempatka di atas statif. Cara pegukura Dari gambar dapat dilihat : tiggi titik A di atas datum adalah : 1.5-.75 =.75 m, da tiggi titik C adalah : 1.5 1.5 =.45 m di atas dcatum. Datum disii diambil bidag khayal medatar yag melalui patok B. Alat dipasag medatar da kesalaha-kesalaha dapat dihilagka. ukur dipasag tegak di atas titik dibelakag da muka alat. Pegukur megarahka teropog alat ke rambu ukur da megguaka tromol p[egatur fokus lesa bayaga rambu ukur dijelaska. Megghilagka faralaks, diafrahma harus dijelaska, bayaga beag silag aka dapat meujuka bacaa pada rambu ukur da bila meggeraka mata ke atas da kebawah bacaa beag silag pd rambu tidak berubah. Pegukur harus melepaska tagaya dari statif da alat. Keaika setiap 1mm dihitug da milimeter akhir ditaksir. Hasil pembacaa yg legkap kemudia dibukuka, utuk megecek hasil pegukura pada rambu diulag da dicocoka dega buku ukur. ukur kemudia lagsug dipidahka ke tempat berikutya kemudia dilakuka pegukura secara berulag da berlajut sampai di akhir titik pegukura.
Pegukura beda tiggi atara dua titik A da titik B adalah dua titik yag berjarak kira-kira 6m yag ditetuka beda tiggiya. Alat dipasag kira2 ditegah-tegah atara dua titik tersebut, kemudia alat diatur, pertama kali pembacaa dilakuka pada rambu yag dipasag tegak di titik A, hasil pembacaa diperoleh 2.5m kemudia dipidahka da dipasag tegak dititik B, da dilakuka pembacaa utuk kedua kaliya, hasil diperoleh.5m Dari skets di atas jelas bahwa titik B lebih tiggi. 2.5.5 = 2. dari titik A, dega perkataa lai permukaa taah aik dari titik A ke titik B setiggi 2 meter. Pada cotoh jika tiggi permukaa taah di A adalah 95.4m di atas datum, maka ketiggia titik B di atas datum dapat ditetuka dega meambah keaika 2m dari A, sehigga titik B mejadi 95.4 + 2. = 97.4m. Cara ii merupaka dasar utuk meetuka ketiggia titik-titik selajutya, karea dega megguaka prisip diatas cara ii lebih mudah dimegerti. Pada umumya dimaa titik-titik diatas datum diperoleh dari pembacaa pada rambu ukur yag ditempatka pada titik-titik tersebut. Kemudia dikuragi dega pembacaa rambu berikutya yag ditempatka diatas titik yag diketahui ketiggiaya di atas datum. Ketiggia titik yag tidak diketahui dapat ditetuka dega mejumlahka keaika dari permukaa taah atau meguraka peurua permukaa taah dari titik yg diketahui ketiggiaya. PEMBUKUAN DAN HITUNGAN HASIL PEMBACAAN Semua data pegukura sipat datar harus dicatat pada buku seperti :
Pada setiap alat pembacaa pertamadilakuka ke rambu belakag. Arah bidika ke A merupaka arah rambu belakag da hasil pembacaa diperoleh 2.5 ditulis pada kolom rambu belakag. Arah bidika terakhir disebut arah rambu muka. Pada cotoh arah rambu muka adalah arah B da hasil pembacaa.5 ditulis pada kolom rambu muka Keadaa aik atau turu dari permukaa taah ditetuka oleh hasil perhituga, dalam hal ii selalu diambil selisih bacaa atara rambu pertama dega rambu kedua. Jika hasilya positif artiya permukaa taah aik da sebalikya jika hasilya egatif permukaa taah aka turu. Pada cotoh : Bacaa pada rambu belakag A = 2.5 Bacaa pada rambu muka B =.5 Selisih bacaa (A B) = +2. Permukaa taah aik dari A ke B Pada pegukura sipat datar biasaya dihitug ketiggia titik diatas datum. Jika tiggi titik A = 95.4 m diatas datum, pada daftar dimasuka pada kolom tiggi dega baris A. Ketiggia titik B merupaka pejumlaha aljabar dari tiggi titik A dega memperlihatka keadaa aik atau turu dari A ke B. Tiggi titik A = 95.4 m Naik dari A ke B= +2. m Tiggi titik B = 97.4 m Pelaksaaa pegukura Bila dua buah titik A da B mempuyai jarak yag cukup jauh da mempuyai kemiriga, maka utuk meetuka beda tiggiya diperluka lebih dari satu pegukura alat sipat datar Misal titik A da titik B kira-kira berjarak 25 meter. Ketiggia titik A adalah 23.9 m da ketiggia titik B aka ditetuka. Alat dipasag kira-kira 4 m dari A (keduduka 1), da bacaa pada rambu belakag diperoleh 4.2 m. ukur dipidahka ke titik berikutya yag kira-kira berjarak 4 m dari alat da bacaa ke rambu muka diperoleh.7 m. Ketiggia X dapat dihitug dari :
Pegisia formulir da hituga ketiggia yag ditulis pada baris 1 da 2 Bacaa rambu belakag ke A = 4.2 Bacaa rambu muka ke X =.7 Beda tiggi dari A ke X =+3.5 (aik) Tiggi titik A = 23.9 Beda tiggi dari A ke X =+3.5 (aik) Tiggi titik X = 27.4 belaka g tegah muka Naik Turu Ketiggia Jara k Keteraga Baris 1 4.2 23.9 A perm T Baris 2 4.15.7 3.5 27.4 X ttk batu Baris 3.55 3.6 31. Y titik batu Baris 4 Tidak ada bacaa pada rambu yag dapat diambil diluar titik X sebab garis bidika aka berjala sepajag jalur pada permukaa taah. Alat sipat datar dipidahka ke keduduka 2. kemudia dibaca lagi pada rambu dega X sebagai rambu belakag, hasil pembacaa pada rambu belakag diperoleh 4.15 da bacaa tsb di catat pd kolom rambu belakag. Hasil tsb hrs ditulis pada baris 2, sebab baris ii meujuka jalur X. dipidahka kemuka (Y) da diambil sebagai rambu muka. Hasil bacaa diperoleh.5 da ditulis pada formulir di baris 3 pada kolom rambu muka. Ketiggia titik Y dapat dihitug : Bacaa rambu belakag ke X = 4.15 Bacaa rambu muka ke Y =.55 Beda tiggi dari X ke Y =+3.6 (aik) Tiggi titik X = 27.4 Beda tiggi dari X ke Y =+3.6 (aik) Tiggi titik Y = 31. Perlu diperhatika bahwa pegisia formulir da hituga dari alat ke 2 sama seperti pada pegatura pertama da sesugguhya semua hituga beda tiggi ditetuka oleh kecermata dari pegukur. Jika pegukura masih belum selesai, maka pegukura dilajutka dari Y da alat dipidahka pada posisi 3 yag dipasag di Y diguaka sbg rambu belakag, hasilya diperoleh 2.5, da rambu muka adalah B dg bacaa 3.7. Hasil pembacaa ditulis pada baris 3 da 4.
Hituga tiggi titik B dapat dihitug dari : Bacaa rambu belakag ke Y = 2.5 Bacaa rambu muka ke B = 3.7 Beda tiggi dari Y ke B =-1.2 (turu) Tiggi titik Y = 31. Beda tiggi dari Y ke B =-1.2 Tiggi titik B = 29. -titik X da Y adalah titik-titik dimaa keduaya dapat bertidak sebagai rambu belakag, keduduka alat dapat berubah atara rambu muka da rambu belakag da titik-titik tsb disebut titik-titik pembatu Peulisa titik-titik pembatu pada formulir serig tidak dituliska. Da pada pelaksaaa pegukura hituga harus diperiksa terutama dalam operasi hitugaya, baris 5, 6 da 7 merupaka barisbaris kotrol hituga. Ketiggia titik akhir = tiggi titik awal + semua beda tiggi aik semua beda tiggi turu. Pegisia formulir da hituga ketiggia yag legkap : belaka g tegah muka Naik Turu Ketiggia Jara k Keteraga Baris 1 4.2 23.9 A perm Th Baris 2 4.15.7 3.5 27.4 X ttk batu Baris 3 2.5.55 3.6 31. Y titik batu Baris 4 3.7 1.2 29.8 B perm Th Baris 5 1.85 4.95 7.1 1.2 29.8 Baris 6-4.95-1.2-23.9 Baris 7 =5.9 =5.9 =5.9 SIPAT DATAR BERANTAI Salmai,, ST, MS, MT 21
PENGUKURAN SIPAT DATAR BERANTAI Jika titik-titik yag aka ditetuka tiggiya itu bayak, cara pegukuraya biasaya disebut sipat datar beratai. Aka ditetuka ketiggia dari ke eam titik-titik dari A sampai F. Alat dipasag da diatur dega tepat da bidika diarahka ke A. jika A ii sbg arah awal dari pegukura, tetuya A bertidak sebagai rambu belakag yg hasil bacaaya dicatat pada kolom rambu belakag. -titik B, C, D, da E merupaka bidika selajutya da betakhir di titik F. F sbg arah bidika terakhir didefiisika sbg rambu muka. Pembacaa rambu B, C, D da E merupaka bacaa rambu tegah atara rambu pertama da rambu terakhir. PENGUKURAN SIPAT DATAR BERANTAI Hasil pembacaa rambu B, C, D da E ditulis pada kolom rambu tegah, seperti terlihat pada tabel formulir berikut ii. Belaka g Formulir Sipat Datar Beratai Tegah Muka Naik Turu Tiggi.51 17.52 3.72 3.21 14.31.92 2.8 17.11.92 17.11 2.56 1.64 15.47 2.22.34 15.81.51 2.22 3.14 4.85 15.81-2.22-4.85-17.52-1.71-1.71 -.71 Jarak Keter A perm T B pilar 1 C pilar 2 D pilar 3 E pilar 4 F pilar 5 Naik turuya permukaa taah atara kedua titik dari A ke B, B ke C, C ke D da seterusya dapat dilihat dari : Belakag A =.51 Tegah B = 3.72 Beda tiggi A B = - 3.21 (turu) Belakag B = 3.72 Tegah C =.92 Beda tiggi B C = + 2.8 (aik) Belakag C =.92 Tegah D =.92 Beda tiggi C C =. Belakag D =.92 Tegah E = 2.56 Beda tiggi A B = - 1.64 (turu) Belakag E = 2.56 Tegah F = 2.22 Beda tiggi A B = +.34 (aik)
Sebagai Kotrol : Jumlah bacaa Belakag (haya satu) =.51 Jumlah bacaa muka (haya satu) =2.22 Beda tiggi = - 1.71 (turu) Jumlah keaika Beda tiggi (2.8 +.34)=3.14 Jumlah peurua Beda tiggi (3.21 + 1.64)= 4.85 Beda tiggi = - 1.71 (turu) Kotrol hituga pada tiap keduduka dapat ditulis pada kolom tiggi titik. Sebagai cotoh hituga ketiggia titik-titik dapat diperoleh dari pejumlaha atau peguraga secara aljabar biasa sesuai dega aik atau turuya permukaa taah: Tiggi titik A = 17.52 - Turu (3.21) dari A ke B = 14.31 + Naik (2.8) dari B ke C = 17.11 Medatar dari C ke D = 17.11 - Turu (1.64) dari D ke E = 15.47 + Naik (.34 ) dari E ke F = 15.81 Kotrol ti ggi titik akhir = 15.81 Tiggi titik awal =-17.52 Beda tiggi = - 1.71 Sketsa berikut memperlihatka suatu daerah dimaa ketiggia diperluka sepajag titik-titik garis batas : Didaerah tersebut terdapat 2 titik pilar (BM). Sket sepajag jalur meggambarka jalaya pegukura sipat datar memajag yg terdiri dari beberapa peempata alat ukur. Pada setiap peempata alat ukur sipat datar da satu peempata dega laiya dihubugka oleh titik pidah, dalam hal ii titik C, F da I. Bila kita melakuka dg cara ketiggia garis bidik, maka bacaa kemuka da ke belakag pada setiap titik pidah, tdk perah dikuragka satu sama lai. Bacaa ke muka hayalah meyataka akhir dari suatu pegukura sipat datar da bacaa ke belakag merupaka awal dari pegukura berikutya.
Formulir Sipat Datar Beratai Tiggi Naik Turu Keter Belakag Tegah Muka 2.51 1. Pilar I 2.26.25 1.25 Patok A 1.99.27 1.52 Patok B 3.21 1.42.57 11.9 Bak kotrol C. 2.85.36 11.45 Bak kotrol D 2.4.45 11.9 Patok E 1.6 1.8 12.5 Bak kotrol F 1.45.15 12.65 Patok G 1.5.5 12.6 Patok H.72 1.66.16 12.44 Patok bag. I.84.12 12.32 Bak kotrol J..81.3 12.35 Bak kotrol K..62.19 12.54 Pilar II 8.4 5.5 2.87.33 12.54 - -5.5 -.33 1. 2.54 2.54 2.54 Sipat Datar Tertutup Bila titik BM 2 tidak diketahui ketiggiaya, maka pegukura sipat datar harus dilajutka sampai kembali ke titik BM 1. Cara ii disebut sebagai sipat datar tertutup. Misalya dari pegukura sipat datar utuk mecari kemiriga suatu lapisa batua pada tiga titik pembora (A, B da C). -titik bor tersebut berada pada satu garis dega jarak masig-masig 5 meter. Kedalama titik-titik adalah : titik A =14.23 m; titik B=9.73 m; da C=6.68m Hitug : a. Ketiggia permukaa titik-titik Bor b. Ketiggia dari lapisa batua c. Kemiriga dari lapisa batua Tabel pegukura sipat datar BS IS FS Naik Turu Keti ggia Jarak catat a 134.5 Pilar 3.26 1 1 2.71.13 CP.92 bor A 3.42 5 bor B 1.9 4.47 1 bor C 134.5 Pilar 3.27 1 1 Hituga Ketiggia titik-titik bor BS IS FS Naik Turu Ktiggi a Jara k catata 3.26 134.51 Pilar 1 2.71.13 3.13 137.64 CP.92 1.79 139.43 3.42 2.5 136.93 5 1.9 4.47 1.5 136.88 1 bor A bor B bor C 3.27 1.37 134.51 Pilar 1 7.87 7.87 4.72 4.72 134.51-7.78-4.72-134.51...
Ketiggia dari lapisa batu pada beberapa titik bor, diperoleh dari peguraga kedalama titik bor da ketiggia permukaa. bor A bor B bor C Ketiggia permukaa 139.43 136.93 135.88 Kedalama - 14.23-9.73-6.68 Ketiggia lapisa 125.2 127.2 129.2 Kemiriga lapisa atara titik A da B adalah hasil pembagia atara beda tiggi dega jarakya yaitu 5 m. Tiggi titik A=125.2m, tiggi titik B=127.2m, beda tiggi AB=+2.m Jarak AB=5.m. Kemiriga=2 m dalam 5m=1m dalam 25m aik dari A ke B. dega cara yag sama didapat pula kemiriga utuk B ke C.