BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Perencanaan Tindakan BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Perencanaan Pembelajaran. dipersiapkan diantaranya:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENERAPAN ALAT PERAGA KARTU PECAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4.1 Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2014/2015, banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika, mereka merasa kesulitan dalam pembelajaran matematika terutama pada mengerjaan soal. Hal tersebut berdampak pada perolehan nilai ulangan harian siswa. Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus Siswa kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai jumlah siswa Persentase 70 13 54,16% < 70 11 45,83% Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 20 Berdasarkan tabel 4.1 pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajar. KKM yang ditetapkan sebesar 70. Siswa yang sudah tuntas atau di atas KKM ada 13 siswa dengan presentase 54,16%, sedangkan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM sebanyak 11 siswa dengan presentase 45,83%. Peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya siswa kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo pada mata pelajaran matematika. 31

32 Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam gambar 4.1. Presentase Nilai Pra Siklus 46% 54% 70 < 70 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Sebelum Diadakan Tindakan 4.2 Deskripsi Hasil Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Peneliti mengajukan izin kepada kepala sekolah untuk melakukan implementasi siklus 1. Setelah mendapat izin dari Kepala Sekolah, peneliti berkonsultasi kepada guru kelas 4 untuk menanyakan kondisi kelas ketika pembelajaran berlangsung. Peneliti merancang siklus 1 yang terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah; 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa 2) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan 3) Mempersiapakan alat peraga berupa roti berbentuk lingkaran untuk pembelajaran penjumlahan pecahan 4) Membuat kelompok berdasarkan nilai prasilkus 1 kelompok terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan tinggi,sedang,rendah. 5) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dimulai dari menentukan SK dan KD menentukan Indikator membuat perencana kegiatan belajar mengajar. 6) Membuat lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas.

33 7) Membuat lembar kerja siswa dan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan. 8) Konsultasi kepada dosen pembimbing dan guru kelas. 9) Merevisi RPP yang sudah di konsultasikan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus 1. Pada kegiatan pendahuluan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Dalam kegiatan apersepsi guru melakukan demonstrasi dengan memotong sebuah roti menjadi 4 bagian yang sama besar. Kemudian guru melakukan tanya jawab kepada siswa apabila roti yang sudah dipotong tersebut dibagikan kepada 4 anak, maka setiap anak mendapatkan berapa bagian. Kegiatan inti pada pertemuan 1, diawal kegiatan guru menjelaskan mengenai penjumlahan pecahan dengan menggunakan alat peraga. Setelah itu, guru memberikan contoh soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru membagi kelompok berdasarkan nilai ulangan harian. Setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan dalam pembentukan kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Hal tersebut sesuai NHT tujuannya agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak ada kelompok yang terlalu dominan,rasa harga diri menjadi lebih tinggi,memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku menggangu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih medalam, meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi. Pembagian kelompok, guru memberikan kartu soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 8 kartu soal dan setiap anak mengerjakan 2 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memangil kepala bernomor (Heads Numberd). Nomor yang ditunjuk guru

34 menuliskan jawaban soal di papan tulis sebagai perwakilan dari kelompoknya. Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa di papan tulis. Sebelum membahas guru bertanya pada siswa apakah ada jawaban yang berbeda dengan jawaban di papan tulis. Jika ada guru meminta siswa menulis jawabannya di papan tulis. Kemudian guru menjelaskan dari kedua jawaban siswa tersebut. Setelah semua soal selesai dibahas, guru memberikan skor pada kelompok yang berani merespon jawaban temannya. Kelompok yang lain memberikan argumentasi jawaban yang berbeda dengan kelompok yang sedang menulis di papan tulis dengan cara menjelaskan kepada semua kelompok lalu menuliskan di papan tulis kemudian di bahas bersama Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan cara menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Sebelum guru menutup pelajaran siswa diberi pekerjaan rumah (PR). Kemudian dipertemuan 2, siswa masih duduk bersama kelompok yang kemarin guru membahas penjumlahan pecahan dengan berpenyebut tidak sama. Dipertemuan 2 ini materi yang diberikan tidak lagi soal pecahan biasa tetapi soal pecahan yang berbentuk soal cerita. Misalnya Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya meter. Marbun juga mempunyai seutas tali dengan panjang meter. Jika kedua tali tersebut disambung, berapakah panjangnya? Kegiatan awal pada pertemuan 2, guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menuliskan contoh soal cerita di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru membahas jawaban dari siswa. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan awal pertama. Setelah semua siswa bergabung dengan kelompok masing-masing, guru memberikan kartu soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 8 kartu soal dan

35 setiap anak mengerjakan 2 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memangil kepala bernomor (Heads Numberd). Nomor yang ditunjuk guru menuliskan jawaban soal di papan tulis sebagai perwakilan dari kelompoknya. Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa di papan tulis. Sebelum membahas guru bertanya pada siswa apa ada jawaban yang berbeda dengan jawaban di papan tulis. Jika ada guru meminta siswa menulis jawabannya di papan tulis. Kemudian guru menjelaskan dari kedua jawaban siswa tersebut. Setelah semua soal selesai dibahas, guru memberikan skor pada kelompok yang berani menyanggah jawaban temannya. Guru meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Untuk mengetahui hasil pembelajar kemudian guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu. 4.2.3 Hasil Pelaksanaan Siklus 1 Penelitian terhadap siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, guru kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung. Hasil pengamatan kelas diperoleh gambaran sebagai berikut: 1. Kerja sama memecahkan soal dalam diskusi kelompok belum menunjukkan sebagaimana layaknya kelompok, masih belum berani bertanya kepada teman kelompok. 2. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan berdasarkan kartu soal diskusi, karena siswa yang belum bisa menjawab belum berani untuk bertanya kepada siswa yang sudah bisa menjawab. 3. Keberanian siswa dalam menanggapi jawaban temannya kurang, siswa cenderung diam.

36 4. Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat/menjelaskan jawaban yang benar kurang. Hal ini disebabkan dari faktor yang rendah kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran. Monitoring yang dilaksanakan kepada siswa melalui pengamatan dengan item pernyataan yang disusun diperoleh gambaran bahwa diadakan pembelajaran dengan model Numbered Heads Together siswa merasa terbantu dalam berfikir untuk menyelesaikan soalsoal. Melihat permasalahan siswa yang belum berani bertanya kelompok sehingga siswa belum mampu dalam mengerjakan soal metematika maka dengan kelebihan NHT ( Numbered Heads Together ) siswa mempunyai keberanian bertanya kepada kelompok. Kelebihan NHT( Numbered Heads Together ) yang lebih menekankan pada aktivitas siswa dalam kelompok dengan melakukan diskusi, kerja sama, saling membantu dan semua anggota kelompok mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama. Yang pada akhirnya akan membuat siswa mampu dalam menjawab pertanyaan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai hasil tes formatif siswa pada akhir siklus 1. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, Berdasarkan penelitian terhadap hasil belajar berupa ulangan siswa diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil ulangan/tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel berikut:

37 Tabel 4.2 Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Siklus I Siswa kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai Jumlah Siswa Persentase 70 17 70,83% < 70 7 29,16% Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 25 Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai murni di atas KKM ada 17 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada 7 siswa. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 25. Dari analisa hasil tes pada tabel di atas dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut. Presentase Nilai Siklus 1 29% 71% 70 < 70 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas belajar sebesar

38 70,83%. Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 29,16%. Berdasarkan gambar 4.1 dievaluasi langkah-langkah yang telah diprogramkan dan dilaksanakan pada siklus 1, belum mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu mengadakan revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan metode yang dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti melanjutkan pada program siklus 2 yang direncanakan dengan berbagai revisi yaitu peneliti membimbing jalannya diskusi dalam masing-masing kelompok. 4.2.4 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus 1 segala kekurangan yang terjadi akan diperbaiki dalam siklus 2. Perbaikan itu antara lain: 1) Pada tahap persiapan guru akan mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa sebelum melakasanakan pembelajaran matematika dalam model Numbered Heads Together. 2) Pada kegiatan inti pembelajaran guru akan membimbing siswa berdiskusi setiap kelompok. 3) Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit. 4) Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi kelompok. 4.3 Deskripsi Hasil Siklus 2 4.3.1 Perencanaan Tindakan Seperti halnya siklus 1, siklus 2 juga terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 adalah: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa

39 2) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan 3) Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran penjumlahan pecahan 4) Membuat kelompok berdasarkan nilai ulangan harian 5) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran 6) Membuat lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran di kelas. 7) Membuat lembar kerja siswa dan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus 2. Kegiatan pendahuluan diawali dengan guru mengucapkan salam untuk memulai pembelajaran. Guru mengatur suasana kelas agar siswa siap melakukan kegiatan belajar mengajar. Kemudian guru melakukan tindakan apersepsi. Dipertemuan 1 pada awal kegiatan guru melakukan tanya jawab tentang materi yang lalu. Kemudian guru menunjukkan sebuah alat peraga pengurangan pecahan berpenyebut sama. Guru menjelaskan pengurangan pecahan berpenyebut sama dengan alat peraga tersebut. Kemudian guru membentuk kelompok sesuai dengan nilai hasil tes siklus 1. Sesuai dengan model NHT maka setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan dalam pembentukan kelompok tersebut dilakukan berdasarkan heterogenitas. Guru memberikan kartu soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 8 kartu soal dan setiap anak mengerjakan 2 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memangil kepala bernomor (Heads Numberd). Nomor yang ditunjuk oleh guru bertugas menuliskan jawaban soal di papan tulis sebagai perwakilan dari kelompoknya. Kemudian siswa menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Kelompok lain mengajukan

40 pertanyaan atau sanggahan jawaban soal yang dijelaskan kelompok yang di depan siswa bersama guru menyimpulkan cara penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa di papan tulis. Guru memberikan skor pada kelompok yang berani menyangga jawaban temannya. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan cara menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Sebelum guru menutup pelajaran siswa diberi pekerjaan rumah (PR). Kemudian dipertemuan 2, guru membahas pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama. Dipertemuan 2 ini materi yang diberikan tidak lagi soal pecahan biasa tetapi soal pecahan yang berbentuk soal cerita. Kegiatan awal pada pertemuan 2, guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menuliskan contoh soal cerita di papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut. Kemudian guru membahas jawaban dari siswa. Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan pada pertemuan pertama. Setelah semua siswa bergabung dengan kelompok masing-masing, guru memberikan kartu soal untuk dikerjakan oleh setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 8 kartu soal dan setiap anak mengerjakan 2 kartu soal. Ketika semua kelompok sedang mengerjakan soal tersebut, guru mengawasi dan membimbing kegiatan diskusi. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan, guru memangil kepala bernomor (Heads Numberd). Nomor yang ditunjuk oleh guru bertugas menuliskan jawaban soal di papan tulis sebagai perwakilan dari kelompoknya. Guru membahas apa yang sudah dikerjakan siswa di papan tulis. Setelah semua soal selesai dibahas, guru memberikan skor pada kelompok yang berani menyanggah jawaban temannya. Guru menyuruh siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Kemudian guru memberikan soal evaluasi yang dikerjakan secara individu.

41 Sekilas gambaran proses pembelajaran pada siklus 2, guru tidak lagi mendominasi dengan metode ceramah. Siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok. Siswa tampak aktif dan senang dalam pembelajaran. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenagkan. 4.3.3 Hasil Pelaksanaan Siklus 2 Penelitian terhadap siklus 2 dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, guru kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung, mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung. Hasil pengamatan kelas diperoleh gambaran sebagai berikut: 1. Kerja sama memecahkan soal dalam diskusi kelompok sudah baik. 2. Siswa yang sudah bisa menjawab pertanyaan berdasarkan kartu soal diskusi, membantu teman kelompoknya yang belum bisa mengerjakan. 3. Keberanian siswa dalam menanggapi jawaban temannya sudah baik. 4. Siswa sudah berani mengemukakan pendapat/menjelaskan jawaban yang benar. 5. Siswa yang kurang paham meminta bantuan teman untuk menjelaskan kembali cara pengerjaan kartu soal diskusi. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan hasil belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai hasil tes formatif siswa pada akhir siklus 2. Pengamatan terhadap hasil belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Berdasarkan penelitian terhadap hasil belajar berupa ulangan siswa diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil ulangan/tes tersebut dianalisa dalam bentuk tabel berikut:

42 Tabel 4.3 Nilai Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran matematika Siklus 2 Siswa kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Tahun Pelajaran 2014/2015 Nilai jumlah siswa Persentase 70 21 87,5% < 70 3 12,5% Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 40 Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai murni di atas KKM ada 21 siswa dan yang belum tuntas atau dibawah KKM ada 3 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 40. Dari analisis nilai tes pada tabel di atas dapat di buat diagram lingkaran seperti berikut ini. Presentase Nilai Siklus 2 13% 70 88% < 70 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2 Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 87,5%. Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 12,5%. Siswa yang belum tuntas melaksanakan remidi. Dari 3 yang melaksanakan remidi di temukan hanya

43 1 siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dari 65 menjadi 70, 2 siswa lainnya tidak mengalami peningkatan hasil belajar. 4.3.4 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus 1 segala kekurangan yang terjadi sudah diperbaiki dalam siklus 2 perbaikan itu antara lain: 1) Pada tahap persiapan guru mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran matematika dalam pemanfaatan kartu angka. 2) Pada kegiatan inti pembelajaran guru membimbing siswa berdiskusi setiap kelompok. 3) Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit. 4) Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi kelompok. 4.4 Hasil Tindakan Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam menggunakan model Nubered Heads Together pada mata pelajaran di kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

44 Tabel 4.4 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Kelas 4 Semester II SD Negeri 2 Wonocoyo Tahun Pelajaran 2014 / 2015 Nilai FREKUENSI PRESENTASE Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 70 13 17 21 54,16% 70,83% 87,5% < 70 11 7 3 45,83% 29,16% 12,5% Dari tabel nilai tes hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada tindakan 1 ada 17 siswa yang tuntas, siklus 2 ada 21 siswa yang tuntas. Pada klasifikasi tidak tuntas, pada siklus 1 ada 7 siswa, pada siklus 2 ada 3 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa walaupun belum 100% tuntas semua. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.4 dan grafik 4.5. 25 20 17 21 jumlah siswa 15 10 13 11 7 tuntas tidak tuntas 5 3 0 sebelum tindakan siklus 1 siklus 2 Gambar 4.4. Diagram Batang Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

45 25 20 jumlah siswa 15 10 5 tuntas tidak tuntas 0 sebelum tindakan siklus 1 siklus 2 Gambar 4.4. Grafik Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Pada tabel 4.4 dan grafik 4.5 menunjukkam pembelajaran dengan model Numbered Heads Together dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar walaupun belum 100%. 4.5 Pembahasan Pembahasan yang diperoleh pada penelitian ini adalah: Pada pembelajaran menggunakan model Numbered Heads Together tidak semua siswa dapat berkonsentrasi dengan baik, ada keuntungan dan kerugiannya: 1. Kelebihan 1) Setiap siswa menjadi siap semua. 2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, siswa yang sudah bisa mengerjakan kartu soal membantu teman kelompoknya yang belum bisa menjawab kartu soal. 4) Adanya kesempatan melakukan restasi oval artinya dalam bersiklus setiap anggota kelompok dapat menggunakan atau menjelaskan pendapatnya dengan bahasa sendiri.

46 2. Kelemahan 1) Nomor yang sudah dipanggil ada kemungkinan akan dipanggil kembali. 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. 3) Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk yang sulit diatur ketika kegiatan kelompok. 4) Dalam berdiskusi, kelompok yang sudah selesai mengerjakan kartu soal siswa mengobrol sendiri. Hasil observasi siswa menunjukkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan pada lampiran. Pada kegiatan diskusi kelompok, siswa masih menyelesaikan kartu soal sendiri belum kelihatan kerja sama kelompoknya. Kemudian diperbaiki pada siklus 2 keaktifan belajar sudah menunjukkan keaktifannya menyelesaikan kartu soal dengan teman kelompoknya. Pelaksanaan hasil tes akhir siklus 2 siswa sudah tuntas belajar walaupun belum 100%. Keberhasilan tindakan kelas dengan model Numbered Heads Together terlihat bahwa ketuntasan belajar pada kelas 4 untuk materi penjumlahan dan pengurangan pecahan mencapai 87%. Dari ke-3 anak yang belum tuntas, memang anak tersebut lemah dalam semua mata pelajaran. Tindakan yang dilakukan peneliti untuk membantu anak itu memberikan jam tambahan setelah pulang sekolah. Peneliti memberikan penjelasan tentang materi penjumlahan dan pengurangan pecahan serta memberikan soal-soal untuk dikerjakan. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Adapun proses perbaikan itu sudah dapat dilihat sebagai berikut: 1) Guru sudah mengidentifikasi kebutuhan siswa pada tahap persiapan sehingga guru sudah mengerti kebutuhan siswa dalam pembelajaran dengan model Numbered Heads Together.

47 2) Guru sudah membantu dan membimbing siswa ketika sedang melakukan diskusi kelompok sehingga siswa tidak canggung untuk memberitahu temannya yang belum bisa. 3) Guru membatasi waktu diskusi kelompok, agar waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit. Supaya siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan benar. 4) Guru memberi motivasi kepada siswa, agar siswa lebih aktif ketika menjawab pertanyaan guru dan melakukan diskusi kelompok. Proses perbaikan yang dilakukan itu membuat siswa lebih semangat pada siklus 2, sehingga pelajaran matematika tidak lagi dianggap menakutkan, melainkan menyenangkan.