BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

dokumen-dokumen yang mirip
Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu Sekolah

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2013/2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) dalam suatu kegatan belajar mengajar d kelas. Haslnya dapat dlhat dar perbedaan hasl belajar peserta dklat antara yang menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensonal pada kompetens Perbakan Sstem Pengapan. Berdasarkan tujuan peneltan tersebut, metode peneltan yang akan dgunakan adalah metode peneltan kuas ekspermen (Quas Expermental Desgn). Desan peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah Non Equvalent Control Group Desgn yatu menempatkan subjek peneltan ke dalam dua kelompok kelas yang terdr dar kelompok ekspermen dan kelompok kontrol yang tdak dplh secara acak. Mekansme peneltan kedua kelas tersebut dgambarkan dalam tabel 3.1. berkut n : Tabel 3.1. Nonequvalent Control Group Desgn Group Pre Test Treatment (Perlakuan) Post Test Kontrol O 1 X k O Ekspermen O 3 X e O 4 (Sugyono, 005:56) 49

50 Keterangan : O 1 Pre test yang dlaksanakan pada kelompok kontrol O Post test yang dlakukan pada kelompok kontrol O 3 Pre test yang dlaksanakan pada kelompok ekspermen O 4 Post test yang dlaksanakan pada kelompok ekspermen X k Perlakuan pada kelas kontrol berupa metode yang tdak menggunakan metode pembelajaran multmeda proyektor (nfocus). X e Perlakuan pada kelas ekspermen berupa metode pembelajaran menggunakan metode pembelajaran multmeda proyektor (nfocus). Berdasarkan desan d atas, peneltan n dlakukan pada (dua) kelas, yatu kelas ekspermen yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran multmeda proyektor (nfocus) dan kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensonal pada kompetens Perbakan Sstem Pengapan. Secara menyeluruh desan peneltan n mengkut alur yang dgambarkan sebaga berkut :

51 Stud lteratur Telaah Kurkulum 006 dan GBPP Kompetens Sstem Pengapan Survey pendahuluan Masalah Penyusunan Instrumen, Judgement, Revs Pelaksanaan Peneltan Kelompok Ekspermen Kelompok Kontrol Pre test Pre test Pelaksanaan Proses Pembelajaran Metode Pembelajaran multmeda proyektor (nfocus) Observas Metode Pembelajaran konvensonal Post test Post test Analss Data Hasl Peneltan Kesmpulan dan Saran Gambar 3.1. Alur Peneltan

5 Bagan tersebut menunjukan prosedur atau alur kegatan peneltan yang menjelaskan tentang pelaksanaan peneltan yang dlakukan mula dar latar belakang masalah, pelaksanaan ekspermen, pengumpulan dan pengolahan data hngga sampa pada hasl peneltan. Secara gars besar langkah-langkah pelaksanaannya dapat durakan dalam empat tahap sebaga berkut: a. Tahap pertama, pemberan tes awal (pre test) kepada kelas ekspermen dan kelas kontrol, untuk mengetahu hasl belajar peserta dklat sebelum pembelajaran kompetens Perbakan Sstem Pengapan, dan untuk uj homogentas. b. Tahap kedua, pemberan perlakuan (treatment) dengan metode pembelajaran multmeda proyektor (nfocus) dalam pembelajaran kompetens Perbakan Sstem Pengapan untuk kelas ekspermen, sedangkan untuk kelas kontrol dgunakan metode pembelajaran konvensonal. c. Tahap ketga, pemberan tes akhr (post test) kepada kelompok ekspermen dan kelompok kontrol untuk mengetahu hasl belajar peserta dklat setelah pembelajaran kompetens Perbakan Sstem Pengapan. d. Tahap keempat, membandngkan nla hasl belajar peserta dklat melalu tes awal (pre test) dengan tes akhr (post test) pada kelas ekspermen terhadap metode pembelajaran multmeda dalam pembelajaran kompetens Perbakan Sstem Pengapan.

53 B. Varabel Peneltan Arkunto (00:91) menyatakan bahwa: Varabel adalah objek peneltan, atau apa yang menjad ttk perhatan suatu peneltan. Sedangkan menurut Sugyono (005:0) menyebutkan bahwa ; Varabel dapat ddefnskan sebaga atrbut dar seorang atau objek yang mempunya varas antara satu orang dengan orang lan atau satu dengan objek yang lan. Varabel pada peneltan n termasuk pada varabel normatf. Sregar (004:196) menjelaskan bahwa: Varabel normatf adalah varabel yang mengngnkan penjelasan statstk yang terkandung dalam atrbut sampelnya. Selan tu, dapat pula dlakukan pengujan-pengujan terhadap nla statstk yang dperoleh dar kelompok data. Pengujan yang serng dlakukan dantaranya normaltas, homogentas, kesamaan rata-rata, kesamaan varan, stud ekspermen dan komparas. Sejalan dengan pendapat datas maka penuls menympulkan bahwa varabel peneltan dalam hal n adalah varabel normatf. Varabel normatf pada peneltan ekspermen n terdr dar : 1. Varabel Ekspermen : Metode pembelajaran multmeda (nfocus).. Varabel Kontrol : Metode pembelajaran konvensonal. C. Paradgma Peneltan Sugyono (00:5) menyatakan bahwa : Paradgma peneltan dapat dartkan sebaga pandangan atau model, atau pola pkr yang dapat menjabarkan berbaga varabel yang akan dtelt kemudan membuat hubungan antara suatu varabel dengan varabel yang lan, sehngga akan mudah drumuskan masalah peneltannya, pemlhan teor yang relevan, rumusan hpotess yang dajukan, metode/strateg peneltan, nstrumen peneltan, teknk analsa yang akan dgunakan serta kesmpulan yang dharapkan.

54 Berdasarkan pernyataan datas, paradgma dalam peneltan n dapat dgambarkan sebaga berkut: Kelas Ekspermen Pre Test KBM dengan Metode Pembelajaran multmeda nfokus Post Test Obyek Hasl Peneltan Kesmpulan Kelas Kontrol Pre Test KBM dengan Metode Pembelajaran konvensonal Post Test Feed Back Keterangan : Ruang Lngkup Peneltan Gambar 3.. Paradgma Peneltan D. Data dan Sumber Data Peneltan 1. Data Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadan, persoalan, dan peneltan dperlukan berbaga nformas yang berguna untuk mengarahkan tercapanya peneltan dan untuk membuat solus pemecahan persoalan. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat djadkan bahan untuk menyusun suatu nformas, sedangkan nformas adalah hasl pengolahan data yang dpaka untuk suatu keperluan.

55 Ada dua jens data yatu data kuanttatf dan data kualtatf. Menurut Sudjana (1988:14) menyatakan bahwa, Data kuanttatf adalah keterangan atau lustras mengena sesuatu hal yang berbentuk blangan sedangkan data kualtatf adalah data yang dkategorkan menurut luksan kualtas obyek yang dpelajar. Berdasarkan jensnya, data dalam peneltan n adalah data kuanttatf berupa prestas belajar peserta dklat yang dambl dar hasl tes, bak pre test maupun post test yang dberkan oleh penelt tentang kompetens Perbakan Sstem Pengapan pada peserta dklat kelas II SMKN 8 Bandung tahun ajaran 007/008 dalam bentuk skor atau nla.. Sumber Data Arkunto (1997:107) menyatakan bahwa Sumber data adalah subjek dar mana data dapat dperoleh. Sumber data n dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu. Berdasarkan jens data yang dperlukan dalam memecahkan permasalahan pada peneltan n, maka sumber data peneltan n adalah peserta dklat kelas II SMKN 8 Bandung tahun ajaran 007/008. E. Populas dan Sampel Peneltan 1. Populas Peneltan Faktor pentng dalam peneltan adalah data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan peneltan) serta untuk menguj hpotess yang telah dturunkan. Data tersebut dapat dperoleh dar populas yang ada d lapangan. Menurut Arkunto (1998:10) menyatakan bahwa Populas adalah keseluruhan obyek peneltan. Sudjana (1989: 6) mendefnskan populas sebaga

56 sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang palng tdak memlk satu karakterstk umum yang sama. Pendefnsan populas, harus juga menyebutkan anggotanya sebaga satuan analss yang telah djabarkan, berupa orang atau benda secara ndvdual, maupun secara berkelompok. Berdasarkan pengertan tersebut, yang menjad populas dalam peneltan n adalah semua peserta dklat kelas dua SMK Neger 8 Bandung Bdang Keahlan Mekank Otomotf dar 5 kelas dengan anggota populas berjumlah 175 peserta dklat.. Sampel Peneltan Menurut Al (1984:43) menyatakan bahwa: Dalam metodolog peneltan, kelompok besar subyek peneltan dsebut dengan populas subyek atau populas peneltan, sedangkan bagan dar kelompok yang mewakl kelompok besar tu dsebut dengan sampel subyek atau sampel peneltan. Berdasarkan paparan tersebut dapat dambl kesmpulan bahwa sampel adalah sebagan dar anggota populas yang memlk sfat atau karakterstk dar populas tersebut. Sampel dalam peneltan ekspermen n dambl dua kelas. Satu kelas dpergunakan sebaga kelompok ekspermen yakn kelas yang menggunakan metode pembelajaran multmeda nfokus sebanyak 30 peserta dklat dan satu kelas lan yatu kelompok control sebanyak 31 peserta dklat, kelas yang tdak menggunakan metode pembelajaran multmeda nfokus (menggunakan metode pembelajaran konvensonal) pada kompetens Perbakan Sstem Pengapan. F. Teknk Pengumpulan data Tahapan peneltan yang menjad acuan dalam pelaksanaan ekspermen metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) adalah sebaga berkut:

57 1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah peneltan.. Menyusun rancangan peneltan dan memlh lokas peneltan. 3. Menetapkan mater dengan mempelajar GBPP pada Program Keahlan Mekank Otomotf, menentukan kompetens dan sub kompetens dsesuakan dengan alokas waktu yang ada. 4. Menyusun nstrumen peneltan. 5. Menjudgement nstrumen peneltan kepada guru yang bersangkutan (guru bdang stud). 6. Menguj nstrumen peneltan tersebut untuk mencar valdtas, relabltas, ndeks kesukaran, dan daya pembeda butr soal tersebut pada peserta dklat kelas selan kelas kontrol dan kelas ekspermen. 7. Menyusun Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks yang akan djadkan metode pembelajaran pada kelompok ekspermen dan RPP dengan menggunakan metode pembelajaran konvensonal yang akan djadkan metode pembelajaran pada kelompok kontrol. 8. Melakukan peneltan/ekspermen dengan langkah-langkah sebaga berkut : a. Menentukan sampel peneltan melalu tahapan berkut n: 1) Pre test yang dberkan kepada dua kelas peserta dklat yang merupakan sampel peneltan.

58 ) Uj homogentas kepada dua kelas berdasarkan hasl pre test, apabla belum homogen maka harus dtukar sumber datanya dengan kelas yang lan. 3) Dua kelas tersebut dbag menjad kelas yang satu menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) dan kelas yang lannya dengan metode pembelajaran konvensonal. b. Mengadakan Kegatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) d kelas ekspermen dan KBM d kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensonal. c. Mengadakan post test d kelas ekspermen dan kelas kontrol. 9. Analsa data dan pembahasan hasl analsa dengan menggunakan teorteor yang berhubungan. 10. Menympulkan hasl peneltan. G. Instrumen Peneltan Instrumen peneltan dsebut juga sebaga alat pengumpul data (Moeleong, 004:168). Instrumen peneltan pada data yang dkumpulkan merupakan alat bantu yang dgunakan penelt pada saat pengumpulan data. Berdasarkan pengertan tersebut, nstrumen yang akan dpaka dalam peneltan n adalah berupa pre test dan post test.

59 a. Pre Test Pre test dgunakan untuk mengukur data mentah (raw nput) peserta dklat sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus). Hasl pre test akan dgunakan untuk mengukur tngkat homogentas kemampuan peserta dklat antara kelas ekspermen dan kelas kontrol. b. Post Test Post test dgunakan untuk mengukur kemajuan dan membandngkan penngkatan hasl belajar pada kelompok peneltan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) pada kompetens Perbakan Sstem Pengapan. Soal-soal pada post test sama dengan soal-soal yang ada pada soal pre test. H. Pengujan Instrumen Peneltan Uj coba nstrumen peneltan perlu dlakukan, karena nstrumen peneltan yang dpergunakan belum merupakan alat ukur yang baku. Uj coba n dlakukan pada peserta dklat kelas II A yang tdak dtelt (selan peserta dklat kelas kontrol dan kelas ekspermen). Uj coba n dmaksudkan untuk mendapat nstrumen peneltan yang tepat agar hasl yang dperoleh dalam peneltan mendekat kebenaran. Mengukur bak tdaknya nstrumen peneltan dperlukan beberapa pengukuran dantaranya valdtas, relabltas, tngkat kesukaran, dan daya pembeda.

60 1. Uj Valdtas Valdtas nstrumen peneltan adalah ketepatan dar suatu nstrumen peneltan atau alat pengukur terhadap konsep yang akan dukur, sehngga nstrumen n akan mempunya kevaldan dengan taraf yang bak. Untuk mengetahu valdtas suatu nstrumen peneltan dlakukan pengujan. Instrumen yang vald harus dapat mendeteks dengan tepat apa yang seharusnya dukur. Menurut Arkunto (1999:145) menjelaskan: Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukan tngkat kevaldan atau kesahhan sesuatu nstrumen. Suatu nstrumen yang vald atau sahh mempunya valdtas yang tngg. Sebalknya nstrumen yang kurang vald berart memlk valdtas rendah. Sebuah nstrumen dkatakan vald apabla dapat mengungkap dar varabel yang dtelt secara tepat. Dar penjelasan tersebut, dalam peneltan n penuls mengadakan pengujan valdtas soal dengan cara analss butr soal. Untuk menguj valdtas alat ukur, maka harus dhtung korelasnya, yatu menggunakan rumus : N XY ( X ) ( Y ) X ( X ) N Y [( N )( ( Y ) )] r xy (Arkunto, 1999: 7) Keterangan : r xy : koefsen korelas X : jumlah skor X Y : jumlah skor Y XY : jumlah skor X dan Y N : jumlah responden Setelah harga r xy dperoleh, kemudan dsubsttuskan ke dalam rumus uj t, dengan rumus sebaga berkut: r t n 1 r

61 Keterangan : t Uj sgnfkans korelas; r Koefsen korelas; n Jumlah responden uj coba. (Sudjana, 00:365) Krtera pengujan valdtas adalah jka t htung > t tabel dengan taraf nyata α. Suatu tem dkatakan vald jka t htung > t 1-α dmana t 1-α ddapat dar daftar dstrbus t dengan peluang (p) (1-α) dan derajat kebebasan (dk) (n - ). Batas klasfkas valdtas menurut Arkunto (1999:75) adalah : 0,80 < r xy < 1,00 : valdtas sangat tngg (sangat bak) 0,60 < r xy < 0,80 : valdtas tngg (bak) 0,40 < r xy < 0,60 : valdtas cukup (cukup) 0,0 < r xy < 0,40 : valdtas rendah (kurang) 0,00 < r xy < 0,0 : valdtas sangat rendah r xy < 0,00 : tdak vald Instrumen peneltan yang dgunakan berupa soal tes hasl belajar, terdr dar 5 tem soal tes plhan ganda yang telah djudgement oleh guru bdang stud. Uj coba nstrumen n dkut oleh 7 peserta dklat kelas II A SMK Neger 8 Bandung tahun ajaran 007/008. Setelah dlakukan analss uj valdtas dengan membandngkan t htung dan t tabel ternyata, dperoleh 3 tem/butr soal yang tdak vald, yatu no. 11, 17, dan 1. Oleh karena tu, tem-tem soal tersebut tdak dgunakan dalam nstrumen peneltan.. Uj Relabltas Realbltas tes menunjukkan pada satu pengertan bahwa nstrumen dapat dpercaya dan dapat dgunakan sebaga alat pengumpul data karena memberkan hasl yang tetap setap kal dgunakan pada stuas yang berbeda-beda. Seandanya

6 haslnya berubah-ubah, perubahan yang terjad dapat dkatakan tdak berart (Arkunto, 1999:86). Relabltas tes dalam peneltan n dhtung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknk belah dua ganjl-genap. Adapun langkah-langkah yang dgunakan adalah : a. Mengelompokkan skor butr soal bernomor ganjl sebaga belahan pertama dan skor butr soal bernomor genap sebaga belahan kedua. b. Mengkorelaskan skor belahan pertama dengan skor belah kedua dengan menggunakan rumus korelas product moment dengan angka kasar yang dkemukakan oleh Pearson, yatu : r xy N X N XY ( X )( Y ) ( X ) N Y ( Y ) [ ] (Arkunto, 1999:7) dengan : N : Jumlah sampel X : Skor ganjl Y : Skor genap r xy : Koefsen korelas ganjl genap c. Menghtung ndeks relabltas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yatu r 11. r 1.1 1 + r1.1 (Arkunto, 1999:93) dengan : r 11 r ½.½ : relabltas nstrumen : r xy yang dsebut sebaga ndeks korelas antara dua belahan nstrumen

63 Besar koefsen relabltas dnterpretaskan untuk menyatakan krtera relabltas. Menurut Surapranata (004:59) krteranya adalah sebaga berkut : 0.80 r 1.00 : sangat tngg 0.60 r < 0.80 : tngg 0.40 r < 0.60 : sedang 0.0 r < 0.40 : rendah < 0.0 : sangat rendah Selanjutnya, dlakukan analss uj relabltas dan ddapatkan nla koefsen relabltas sebesar 0,84 yang tergolong sangat tngg. 3. Indeks Kesukaran Indeks kesukaran (P) butr tes pada dasarnya adalah peluang responden atau peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butr soal. Untuk menghtung ndeks kesukaran butr soal dapat dgunakan rumus sebaga berkut : B P (Arkunto, 1999:08) JS Keterangan : P : ndeks kesukaran B : banyaknya peserta dklat yang menjawab soal tu dengan benar JS : jumlah seluruh peserta dklat peserta tes Indeks kesukaran menurut Arkunto (1999:10) dapat dklasfkaskan sebaga berkut : 1,00 P < 0,30 : sukar 0,30 P < 0,70 : sedang 0,70 P < 1,00 : mudah Analss ndeks kesukaran untuk masng-masng tem soal dperoleh, kemudan dkategorkan berdasarkan krtera ndeks kesukaran butr soal. Soal

64 yang termasuk dalam kategor mudah yatu tem soal no. 1 sedangkan 4 soal lannya termasuk kategor sedang (cukup). 4. Daya Pembeda Perhtungan daya pembeda dlakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butr soal mampu membedakan peserta dklat yang panda dan peserta dklat yang kurang panda berdasarkan krtera tertentu, sebagamana dungkapkan Arkunto (1999:11) bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan sswa yang panda (berkemampuan tngg) dengan sswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk menghtung D setap tem n dapat menggunakan rumus sebaga berkut : B J D A B (Arkunto, 1999:13) A B J B Keterangan : D : Indeks D atau daya pembeda yang dcar B A : Jumlah sswa yang termasuk kelompok atas (upper group) yang menjawab benar untuk tap soal (7% dar jumlah sswa) B B : Jumlah sswa yang termasuk kelompok bawah (lower group) yang menjawab benar untuk tap soal (7% dar jumlah sswa) J A : Jumlah keseluruhan sswa kelompok atas J B : Jumlah keseluruhan sswa kelompok bawah Batas klasfkas menurut Arkunto (1999:18) yatu : 0,00 D 0,0 jelek (poor) 0,0 < D 0,40 cukup (satsfactory) 0,40 < D 0,70 bak (good) 0,70 < D 1,00 sangat bak (excellent) D 0,00 negatf, semua butr soal yang mempunya nla D negatf sebaknya dbuang.

65 Daya pembeda untuk masng-masng tem soal dperoleh, kemudan dkategorkan berdasarkan krtera daya pembeda butr soal. Soal yang termasuk dalam kategor sangat bak yatu tem soal no. 1,, 4, 5, 6, 9, 10, 13, 14, 15, 18, 0,, 3, dan 4. Soal yang termasuk dalam kategor bak yatu tem soal no. 3, 7, 1, 16, dan 19. Soal yang perlu d revs yatu soal no.8. Soal yang mest dbuang yatu soal no. 11, 17, dan 1. I. Teknk Analss Data Analss data yang dlakukan setelah data-data yang dperlukan terkumpul. Secara gars besar, teknk analss data menurut Arkunto (00:40) melput langkah-langkah sebaga berkut: a. Persapan : Kegatan yang akan dlakukan pada persapan adalah: a. Mengecek nama dan jumlah responden yang akan dtes. b. Mengecek kelengkapan data, artnya memerksa s dar soal tes yang akan dberkan. c. Menyebarkan soal tes kepada reponden. d. Memerksa jumlah lembar jawaban tes yang telah ds responden. e. Mengecek kelengkapan data kembal dan memerksa s dar soal tes yang akan dberkan. b. Tabulas a. Member skor pada setap tem jawaban yang telah djawab responden. b. Menjumlah skor yang ddapat dar setap varabel. c. Penerapan data sesua dengan pendekatan peneltan Langkah-langkah analss data : 1. Melakukan uj homogentas. Jka kedua sampel homogen, maka proses peneltan dapat dlanjutkan dengan pengetesan tentang normaltas dstrbus data.. Jka sampelnya belum homogen, maka dgant dengan kelas sampel yang lan.

66 3. Jka sampelnya berdstrbus normal, maka dgunakan statstk parametrk. 4. Jka sampelnya tdak berdstrbus normal, maka dgunakan statstk non parametrk. Langkah-langkah yang dtempuh dalam mengolah data uj statstk adalah sebaga berkut: 1. Uj Homogentas Uj homogentas dgunakan untuk menentukan sampel dar populas dar dua kelas yang homogen. Apabla kesmpulan menunjukkan kelompok data homogen, maka data berasal dar populas yang sama dan layak untuk duj statstk parametrk. untuk menguj homogentas kelompok menggunakan rumus : S A F S B (Sregar, 004:50) Keterangan : S A S B Varan terbesar Varan terkecl Krtera : Homogen, jka F htung < F tabel atau Homogen, jka P-value > 0,05 Harga F htung tersebut kemudan dkonsultaskan dengan F tabel, jka F tabel dengan dk pemblang n-1 dan dk penyebut n-1. dalam hal n berlaku ketentuan, bla F htung lebh kecl atau sama dengan F tabel, maka varans homogen.

67. Uj Normaltas Uj normaltas dgunakan untuk mengetahu konds data apakah berdstrbus normal atau tdak. Konds data berdstrbus normal menjad syarat untuk menguj hpotess menggunakan statstk parametrk. Sudjana (1988:151) menyatakan bahwa: Teor-teor menaksr dan menguj hpotess berdasarkan asums bahwa populas yang sedang dseldk berdstrbus normal, jka ternyata populas tdak berdstrbus normal, maka kesmpulan berdasarkan teor tu tdak berlaku. d bawah n. Uj normaltas menggunakan aturan Sturges dengan memperhatkan tabel Tabel 3.. Persapan Uj Normaltas Interval f X t Z l o l e χ Jumlah (Sregar, 004: 87) Pengsan tabel d atas mengkut prosedur sebaga berkut: 1. Menentukan rentang dengan rumus: R Xa Xb (Sregar, 004: 4) dmana : Xa data terbesar Xb data terkecl. Menentukan banyaknya kelas nterval () dengan rumus: 1+ 3,3. log n (Sregar, 004: 4) dmana : n jumlah sample

68 3. Menghtung jumlah kelas nterval dengan rumus: R P (Sregar, 004: 5) dmana : R rentang banyak kelas Berdasarkan data tersebut, kemudan dmasukan ke tabel dstrbus frekuens. 4. Menghtung rata-rata ( x ) dengan rumus: ( x) f. x f (Sregar, 004: 9) dmana : f jumlah frekuens x data tengah-tengah dalam nterval 5. Menghtung standar devas (S) dengan rumus: S f ( x x) n 1 (Sregar, 004: 6) 6. Tentukan batas bawah kelas nterval ( x n ) dengan rumus: ( x n ) Bb 0, 5 kal desmal yang dgunakan nterval kelas. dmana : Bb batas bawah nterval 7. Htung nla Z untuk setap batas bawah kelas nterval dengan rumus: Z xn x (Sregar, 004: 86) S 8. Lhat nla peluang Z pada tabel statstk, skan pada kolom L o. Harga x 1 dan x n selalu dambl nla peluang 0,5000. Htung luas tap kelas nterval, skan pada kolom L,

69 contoh L L o1 -L o (Sregar,004: 87) 9. Htung frekuens harapan e L. Σf (Sregar, 004: 87) 10. Htung nla χ untuk tap kelas nterval dan jumlahkan dengan rumus: ( f e ) χ (Sregar, 004: 87) e 11. Lakukan nterpolas pada tabel χ untuk menghtung p-value. 1. Kesmpulan kelompok data berdstrbus normal jka p-value > α 0,05. Kesmpulan dar uj normaltas adalah jka hasl dar uj normaltas data tdak berdstrbus normal, maka dapat dlakukan dengan pengujan non parametrk. 3. Uj Hpotess Peneltan Uj hpotess peneltan ddasarkan pada data Normalzed Gan (N-Gan). yatu data selsh nla pre test dan post test. Menurut Sugyono (006: 134), untuk sampel ndependen (tdak berkorelas) dengan jens data nterval menggunakan uj t-test. Untuk melakukan uj t-test syaratnya data harus homogen dan normal, maka data harus duj homogentas dengan uj F dan uj normaltas dengan aturan Sturges. Berdasarkan pertmbangan dalam memlh rumus uj t-test, yatu bla n 1 n, maka dapat dgunakan t-test bak untuk separated dengan derajat kebebasan (dk) n 1 + n - (Sugyono, 006:134). Uj t-test dlakukan dengan rumus sebaga berkut:

70 t X 1 (Sugyono, 007: 138) s1 s n 1 X + n Uj t-test d atas ddasarkan pada tabel persapan berkut n: Tabel 3.3. Persapan Uj t-test No. Ekspermen (KBM dengan metode pembelajaran multmeda nfokus) Pre Test Post Test 1 x 1 a x 1 b Selsh x N-Gan x 1b maks x 1a x 1a Pre Test Kontrol (KBM dengan metode konvensonal) Post Test x 1 a b Selsh x 1 N- Gan x1 b x1 x x maks a 1a n x na x nb N-Gan n x s 1 1 1 x x nb maks x na x na x na x N- nb Gan xnb x x x n x maks na na s (Sugyono, 005:137) Untuk menghtung Normalzed Gan (N-Gan) pada tabel d atas dgunakan rumus dar Davd E. Meltzer (Azs, 006:57) sebaga berkut : ( skor post test skor pretest) N Gan ( skor maksmum skor pre test) Dalam peneltan n hpotess akan dsmbolkan dengan hpotess alternatf (H A ) dan hpotess nol (H 0 ). Agar tampak ada dua plhan, hpotess n perlu ddampng oleh pernyataan lan yang snya berlawanan. Pernyataan n

71 merupakan hpotess tandngan antara (H A ) terhadap (H 0 ). Hpotess yang duj adalah : H 0 : µ E µ K Tdak terdapat perbedaan penngkatan hasl belajar yang sgnfkan antara peserta dklat yang mendapat model pembelajaran multmeda proyeks (nfocus) dbandngkan dengan peserta dklat yang mendapat model pembelajaran konvensonal. H A : µ 1 µ Terdapat perbedaan penngkatan hasl belajar yang sgnfkan antara peserta dklat yang mendapat multmeda proyeks (nfocus) dbandngkan dengan peserta dklat yang mendapat model pembelajaran konvensonal. Krtera pengujan t htung > t tabel H 0 dtolak dan H A dterma artnya terdapat perbedaan penngkatan hasl belajar yang sgnfkan antara peserta dklat yang mendapat model multmeda proyeks (nfocus) dbandngkan dengan peserta dklat yang mendapat model pembelajaran konvensonal.