TAHAPAN DAN STRATEGI MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA. (Sumardyono, M.Pd.) Tahapan Pemecahan Masalah Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang dapat mengajak siswa berpikir secara rasional dan mempunyai

SEPULUH STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

A. PENGENALAN PROBLEM SOLVING (PENYELESAIAN MASALAH) George Polya disebut sebagai bapak problem solving modern. Beliau lahir di Hungaria tahun 1887.

ANALISIS STRATEGI LANGKAH MUNDUR DAN BERNALAR LOGIS DALAM MENENTUKAN BILANGAN DAN NILAINYA. Landyasari Riffyanti 1), Rubono Setiawan 2)

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MATEMATIKA.

Strategi Penemuan Pola pada Pemecahan Masalah

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

SILABUS MATEMATIKA KEMENTERIAN

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

1 SISTEM BILANGAN REAL

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

AB = c, AC = b dan BC = a, maka PQ =. 1

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-25

Soal Babak Penyisihan 7 th OMITS SOAL PILIHAN GANDA

SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMP PART 2. Departemen Matematika - Wardaya College MMXVIII-XII

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

e. 238 a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e Bilangan bulat ganjil positip disusun sebagai berikut Angka yang terletak pada baris 40, kolom 20 adalah

Jurnal Saintech Vol No.04-Desember 2014 ISSN No

SOAL DAN SOLUSI PEREMPATFINAL KOMPETISI MATEMATIKA UNIVERSITAS TARUMANAGARA 2011

OLIMPIADE MATEMATIKA SLTP TINGKAT KABUPATEN KOTA 2006

Perluasan Segitiga Pascal

SISTEM BILANGAN REAL

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Jikax (2 x) = 57, maka jumlah semua bilangan bulat x yang memenuhi adalah A. -5 B. -1 C. 0 D. 1 E. 5

LAMPIRAN Data Penelitian Nilai Siswa

Pembahasan Soal Olimpiade Matematika SMP Babak 1 Persiapan Olimpiade Sains Provinsi dan Nasional

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1992

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

TEKNIK MEMBILANG. b T U V W

= definit postif untuk konstanta p yang = 0 mempunyai dua akar postif,

PERSIAPAN UN MATEMATIKA SMP 2014

KOMPETISI MATEMATIKA 2017 Tingkat SMA SE-SULAWESI UTARA dan Tingkat SMP Se-kota Manado

MARKING SCHEME INAMO 2010 HARI 2

PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL MATEMATIKA SMA/MA

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH

PENGANTAR ANALISIS REAL

Induksi Matematika. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Kompetensi Dasar Dan Pengalaman Belajar

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

Inplementasi Polya s Model pada Problem Solving tentang Aplikasi Integral dalam Fisika

TRY OUT MATEMATIKA PAKET 2A TAHUN 2010

HIMPUNAN MAHASISWA MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKIP UTARA UNIT III BULAKSUMUR P.O.

MATEMATIKA (Paket 2) Waktu : 120 Menit

Shortlist Soal OSN Matematika 2015

SOAL PERSIAPAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Strategi Pemecahan Masalah dengan Menebak Secara Bijak dan Mengujinya

UJICOBA UJIAN NASIONAL SMP-MTs NEGERI SWASTA KOTA MALANG TAHUN 2013/2014 Mata Pelajaran Hari,Tanggal Waktu Jumlah Soal

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

Geometri di Bidang Euclid

UJICOBA UJIAN NASIONAL SMP-MTs NEGERI SWASTA KOTA MALANG TAHUN 2013/2014 Mata Pelajaran Hari,Tanggal Waktu Jumlah Soal

Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun Ajaran 2010/2011 Paket 12

SOLUSI SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROPINSI TAHUN 2015 BIDANG MATEMATIKA

PEMBAHASAN SOAL OSN MATEMATIKA SMP TINGKAT PROPINSI 2012 OLEH :SAIFUL ARIF, S.Pd (SMP NEGERI 2 MALANG)

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

Sistem Bilangan Real. Pendahuluan

BAB 1 FAKTORISASI SUKU ALJABAR SOAL LATIHAN 1.1

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

SOAL Babak Penyisihan Olimpiade Matematika ITS 2013 (7 th OMITS) Tingkst SMP Se-derajat

f(-1) = = -7 f (4) = = 3 Dari ketiga fungsi yang didapat ternyata yang terkecil -7 dan terbesar 11. Rf = {y -7 y 11, y R}

SOAL DAN SOLUSI MATEMATIKA SMA/MA IPA UNIVERSITAS GUNADARMA TAHUN 2015 PAKET SOAL A

OSK Matematika SMP (Olimpiade Sains Kabupaten Matematika SMP)

Berapakah nilai a? a. 25. d. 25 b. 15. e. 15 c. 10. Penyelesaian: Berarti bahwa 1, 3, 5, 7 dan 9 adalah akar-akar persamaan polinomial g(x) = 0.

1 SISTEM BILANGAN REAL

ANALISIS STRATEGI MENYEDERHANAKAN MASALAH SERUPA DAN SUDUT PANDANG LAIN PADA PERMASALAHAN NON RUTIN PENJUMLAHAN FUNGSI

1. Diketahui fungsi : f mempunyai sifat f x 1 1 f x untuk setiap x. Jika f 2. 2, maka nilai fungsi f B. 2 C. 3 D E.

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

UJIAN NASIONAL SMA/MA Tahun Pelajaran 2004/2005 MATEMATIKA (D10) PROGRAM STUDI IPA ( U T A M A )

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2004 TINGKAT PROVINSI

1 SISTEM BILANGAN REAL

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2012 Jenjang SMP Bidang Matematika

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN-KOTA TAHUN 2006

KISI KISI US Diberikan pernyataan majemuk berkuantor, ingkaran dari pernyataan tersebut majemuk atau pernyataan majemuk berkuantor

LOMBA MATEMATIKA NASIONAL KE-27

UJICOBA UJIAN NASIONAL SMP-MTs NEGERI SWASTA KOTA MALANG TAHUN 2013/2014 Mata Pelajaran Hari,Tanggal Waktu Jumlah Soal

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

SOAL UJIAN NASIONAL. PROGRAM STUDI IPA ( kode P 45 ) TAHUN PELAJARAN 2008/2009

STRATEGI SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PONTIANAK. Nurmaningsih. Abstrak. Abstract

PEMANTAPAN UJIAN NASIONAL 2013 (SOAL DAN PENYELESAIAN)

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

C34 MATEMATIKA. Pak Anang. Rabu, 18 April 2012 ( ) Pembahasan soal oleh

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Pembahasan OSN Matematika SMA Tahun 2013 Seleksi Tingkat Nasional Tutur Widodo

Transkripsi:

TAHAPAN DAN STRATEGI MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA (Sumardyono, M.Pd.) Tahapan Pemecahan Masalah Matematika Seringkali kita melihat siswa mengabaikan tahap-tahap penting dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, kita sendiri (guru) seharusnya mengetahui dan memahami tahap-tahap penting pemecahan masalah. Polya dalam bukunya, Mathematical Discovery menyatakan: The teacher should [...] show his students how to solve problems but if he does not know, how can he show them?. (Gardiner, 1987:vii). Ada empat tahap pokok atau penting dalam memecahkan masalah yang sudah diterima luas, dan ini bersumber dari buku George Polya tahun 1945 berjudul How to Solve It. Keempat langkah tersebut adalah: a. Memahami soal/masalah - selengkap mungkin. Untuk dapat melakukan tahap 1 dengan baik, maka perlu latihan untuk memahami masalah baik berupa soal cerita maupun soal non-cerita, terutama dalam hal: 1). apa saja pertanyaannya, dapatkah pertanyaannya disederhanakan, ). apa saja data yang dipunyai dari soal/masalah, pilih data-data yang relevan, 3). hubungan-hubungan apa dari data-data yang ada. b. Memilih rencana penyelesaian dari beberapa alternatif yang mungkin. Untuk dapat melakukan tahap dengan baik, maka perlu keterampilan dan pemahaman tentang berbagai strategi pemecahan masalah (ini akan di bahas lebih lanjut pada bagian tersendiri). c. Menerapkan rencana tadi dengan tepat, cermat dan benar. Untuk dapat melakukan tahap 3 dengan baik, maka perlu dilatih mengenai: 1). keterampilan berhitung, ). keterampilan memanipulasi aljabar, 3). membuat penjelasan (explanation) dan argumentasi (reasoning). 1

d. Memeriksa jawaban apakah sudah benar, lengkap, jelas dan argumentatif (beralasan). Untuk dapat melakukan tahap 4 dengan baik, maka perlu latihan mengenai: 1). memeriksa penyelesaian/jawaban (mengetes atau mengujicoba jawaban), ). memeriksa apakah jawaban yang diperolah masuk akal, 3). memeriksa pekerjaan, adakah yang perhitungan atau analisis yang salah, 4). memeriksa pekerjaan, adakah yang kurang lengkap atau kurang jelas. Siswa seringkali terjebak pada tahap 3 saja, sering melupakan tahap 4 dan mengabaikan tahap 1 dan tahap. Berbagai Strategi Pemecahan Masalah Seringkali kita (guru maupun siswa) terjebak pada model penyelesaian matematis-simbolik, bahkan hanya memikirkan penerapan rumus. Kita kadang lupa bahwa ada banyak strategi atau pendekatan atau model penyelesaian lain yang berguna dan kadang lebih baik. Ada banyak strategi penyelesaian masalah dalam matematika, mulai dari yang algoritmik (semisal penggunaan rumus) hingga yang heuristik (semisal dengan bantuan gambar). Kita perlu mengenal dan memahami bermacam strategi penyelesaian tersebut. Hal ini menjadi bekal terpenting bagi kita agar dapat membimbing siswa mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Berikut ini beberapa strategi yang penting dalam penyelesaian masalah matematika. Tiap strategi diberi contoh yang sesuai yang dibandingkan dengan cara penyelesaian tradisional. Selain itu perlu dipahami bahwa bisa jadi beberapa strategi berikut digunakan secara simultan dalam penyelesaian suatu masalah matematika. a. Lukis sebuah gambar atau diagram (make a picture or a diagram) Umumnya strategi ini diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas suatu masalah (terutama masalah geometri), juga untuk mendapatkan ide cara penyelesaian masalah. Contoh berikut menunjukkan strategi melukis gambar sebagai strategi yang gamblang (cepat dan tepat) untuk memperoleh penyelesaian.

Pandang sistem persamaan di bawah ini. x y = 0 (x a) + y = 1 berapa nilai a agar sistem tersebut memiliki 0, 1,, 3, 4, atau 5 buah penyelesaian yang berbeda? Cara tradisional biasanya dengan mensubstitusi persamaan pertama ke persamaan kedua. Lalu menyelesaikannya untuk mendapatkan nilai a. Perhitungan atau manipulasi aljabar tersebut cukup panjang dan membutuhkan kehati-hatian terhadap variasi jawaban. Menggunakan gambar/diagram: Sangat berguna bila kita melukis kurva kedua persamaan di atas. Kita dapat berpikir sebuah lingkaran menggelinding sepanjang sumbu x (karena nilai yang bervariasi yaitu a pada sumbu x). (x a) + y = 1 x + y = 0 y x y = 0 x Jelas dari gambar, bahwa Ada 3 penyelesaian bila a = 1 1 Ada penyelesaian bila a = Tidak ada penyelesaian bila a > Ada 4 penyelesaian untuk a yang lain (yaitu 0 a < 1 atau 1 < a < ). Dan jelas, tidak ada kondisi a yang menghasilkan banyak penyelesaian yang lain, termasuk 1 atau 5 penyelesaian. 3

b. Temukan pola (find a pattern) Bila kita dapat melihat sebuah pola pada sebuah masalah maka jangan abaikan. Gunakan pola tersebut untuk memperoleh penyelesaian masalah tersebut. Temukan rumus yang menyatakan banyak himpunan bagian dari S bila himpunan S memiliki n buah elemen yang berbeda. Mungkin tidak ada prosedur rutin (bagi siswa SMA) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini. Menemukan dan menggunakan pola: Kita dapat memulai dengan beberapa harga n lalu mencoba menemukan sebuah pola. Berikut ini apa yang terjadi bila n = 0, 1,, 3 elemen. n Elemen Himpunan bagian Banyak himpunan bagian 0 Tidak ada 1 1 a, {a} a, b, {a}, 4 {b}, {a, b} 3 a, b, c, {a}, {b}, {a, b} {c}, {a, c}, {b, c}, {a, b, c} 8 Pada tabel di atas, kita mendapatkan sebuah pola 1,, 4, 8,... yang mengarahkan kita pada bentuk n. Dengan melihat pola ini kita selanjutnya dapat mencoba penalaran yang ke arah penalaran deduktif. Salah satu penalaran lanjut yang dapat ditemukan sebagai berikut: Untuk n = 3 maka kita menambah himpunan bagian baru dari n = dengan cara menambah elemen c pada semua himpunan bagian dari n = (perhatikan baris kesatu dan baris kedua pada tabel untuk n = 3). 4

Sehingga banyak himpunan bagian untuk n = k + 1 dapat diperoleh melalui hubungan (rekursif) dengan banyak himpunan bagian untuk n = k. Selanjutnya hal ini dapat dibuktikan secara deduktif melalui induksi matematika. Cara lain yang mengarah ke pembuktian deduktif sebagai berikut: Misal untuk n = 4 kita dapat menyusun himpunan bagian berdasarkan banyak elemen tiap himpunan bagian. Banyak Banyak Himpunan bagian elemen himpunan bagian 0 1 1 {a}, {b}, {c}, {d}, 4 {a, b}, {a, c}, {a, d}, {b, c}, {b, d}, {c, d} 6 3 {a, b, c}, {a, b, d}, {a, c, d}, {b, c, d} 4 4 {a, b, c, d}, 1 Ternyata kita melihat ada pola baru yang mengingatkan kita pada koefisien ekspansi binomial atau segitiga Pascal. Oleh karena itu, banyak himpunan bagian S adalah banyak himpunan bagian dengan k elemen untuk k = 0 hingga k = n. Sedang banyak himpunan bagian dengan k elemen adalah kombinasi mengambil k elemen dari n buah elemen yaitu berikut: n. Bila ditulis secara matematis, sebagai k n n Banyak himpunan bagian S = = n. k = 0 k (hasil terakhir ini berdasarkan contoh pada bagian 3 di atas). Catatan: Kita hanya dapat menggunakan strategi ini hanya bila pola yang diperoleh benarbenar dapat dipertanggungjawabkan atau benar-benar diyakini berlaku umum. Seperti yang telah ditunjukkan, pola yang diperoleh kadang hanya berupa dugaan (dengan cara induktif) sehingga perlu dilanjutkan dengan pembuktian deduktif. Di bawah ini sebuah contoh penggunaan pola yang malah menyesatkan. 5

Berapa banyak maksimum daerah dalam lingkaran yang dapat dibentuk untuk setiap n buah titik berbeda pada lingkaran? Dari gambar di atas, kelihatan ada pola: 1,, 4, 8, 16,..., n. Namun sesungguhnya ini salah, karena suku berikutnya 31 bukan 3. Cobalah periksa bila Anda penasaran. c. Dugalah sebuah jawaban lalu memeriksanya (guess and check atau trial and error) Strategi ini mungkin merupakan strategi yang paling remeh dan dapat dilakukan semua orang. Namun strategi ini dapat membuka mata kita pada penyelesaian yang menyeluruh, yang mungkin sangat sukar bila ditempuh dengan cara formal atau tradisional. Perlu pula kita camkan bahwa strategi coba-coba dalam matematika memiliki landasan penalaran, bukan asal coba. Strategi ini dapat dibedakan menjadi dua: sistematis dan inferensial. Systematic trial adalah mencoba semua kemungkinan (ini baik bila memungkinkan atau bila cacah kemungkinannya sedikit), sedang inferensial trial adalah mencoba dengan memilah-milah yang paling relevan berdasarkan konsep atau aturan tertentu. Contoh berikut ini mungkin lebih cocok untuk SMP, namun tidak sedikit siswa SMA yang kesulitan menyelesaikannya. Selain itu dengan contoh ini kita dapat membandingkan strategi yang rutin/tradisional dengan strategi guess and check. Susunlah angka 1 hingga 9 pada susunan segitiga di bawah ini sedemikian hingga jumlah angka untuk tiap sisi sama besar. 6

Mungkin secara tradisional, kita menggunakan notasi aljabar. Namun dapat kita bayangkan, betapa sulitnya menerapkan metode aljabar ini. Guess and Check: Susunlah secara sederhana kesembilan angka pada susunan segitiga. Mungkin susunan pertama kita seperti gambar di samping. 19 6 4 7 1 3 9 0 5 8 4 Setelah dugaan pertama, kita memperoleh jumlah yang berbeda-beda. Misalkan kita menginginkan jumlah 0 (bila ini memang 0 5 4 3 mungkin). Kita dapat menukar 4 dan 5. 6 8 7 1 3 9 0 Jumlah 3 dapatkah dikurangi menjadi 0, 5 dengan menukar letak beberapa angka? Bila diperhatikan ini dapat kita lakukan 0 4 0 dengan menukar 9 dan 3 dan dan 5. 6 8 7 1 9 3 0 Perhatikan, bahwa hampir semua masalah matematika dapat menggunakan strategi coba-coba, paling tidak untuk mendapatkan arah untuk menyelesaikan masalah. Posamentier & Stepelman (1999:109) menegaskan: No matter how clever your strategy for solving a problem, you may still have to resort to a trial and error 7

scheme as part of a solution. Contoh yang berkaitan dengan penggunaan pola (pattern), umumnya membutuhkan dugaan-dugaan. Satu lagi yang perlu diingat bahwa guess and check dapat dipandang secara lebih umum. Dugalah (guess) cara penyelesaian, lalu terapkan/periksalah (check)! Jadi yang perlu diduga buka saja jawaban, tetapi apa yang dapat kita lakukan untuk menyelesaian masalah. d. Lakukan analisis mulai dari jawaban yang dikehendaki (working backward) Banyak manipulasi aljabar juga masalah lain matematika yang sukar dikerjakan dengan arah ke depan (yaitu memulai dari data menuju ke hasil), namun begitu mudah diselesaikan setelah kita mencoba bergerak dari belakang (mulai dari hasil menuju data). Jika jumlah dua bilangan adalah 1 dan hasil kalinya 4, temukan jumlah kebalikan kedua bilangan tersebut! Misal x = bilangan pertama, dan y = bilangan kedua. Maka x + y = 1 dan xy = 4. Dengan substitusi diperoleh: x (1 x) = 4 x 1x + 4 = 0. Dengan rumus persamaan kuadrat, kita peroleh x 1 = 6 + 4 dan x = 6 4. Lalu dengan substitusi, dapat kita peroleh y 1 = 6 4 dan y = 6 + 4 sehingga, 1 1 1 1 + = + x y 6 + 4 6 4 = 3 3 + + = 3. Strategi bergerak dari belakang (working backward) : Mulai dari 1 1 x + +. Bentuk tujuan ini dapat disederhanakan menjadi:. x y xyy Nah, sekarang terbaca, karena diketahui x + y = 1 dan xy = 4 maka 8

1 1 1 + = = 3. x y 4 Terlihat bahwa strategi bergerak dari belakang ini lebih cepat dan sederhana/efisien. e. Gunakan masalah yang lebih sederhana (use a simpler problem) Suatu masalah kadang lebih mudah diselesaikan bila kita membuatnya menjadi lebih sederhana. Cara ini dapat ditempuh dengan menyederhakan bentuk atau variabel. Buktikan bahwa untuk setiap a, b, c, d bilangan real antara 0 dan 1, berlaku hubungan: (1 a)(1 b)(1 c)(1 d) > 1 a b c d. Umumnya kita terjebak dengan menganalisis ketaksamaan di atas, namun analisis ini cenderung panjang dan mungkin melelahkan. Menggunakan masalah serupa yang lebih sederhana: Pandang (1 a)(1 b) > 1 a b. Ini mudah dibuktikan, karena (1 a)(1 b) = 1 a b + ab > 1 a b. Kemudian kalikan kedua ruas dengan (1 c) sebagai berikut: (1 a)(1 b)(1 c) > (1 a b)(1 c) = 1 a b c + ab + bc > 1 a b c sehingga (1 a)(1 b)(1 c) > 1 a b c. Cara serupa diterapkan kembali dengan mengalikan (1 d) pada kedua ruas, untuk memperoleh ketaksamaan yang hendak dibuktikan. f. Gunakan konteks yang lebih khusus atau kasus (use a case problem) Hampir mirip dengan strategi use a simpler problem, strategi ini menggunakan contoh atau kasus masalah untuk mendapatkan ide penyelesaian yang menyeluruh. Hal ini dapat ditempuh dengan mensubstitusi nilai pada variabel atau mengaplikasi variabel pada kejadian khusus. 9

Temukan jumlah seluruh koefisien dari ekspansi binomial: (x + y) 8. Umumnya mulai dengan mengekspansi binomial di atas. Mungkin dengan susah payah (perlu ketelitian), kita sampai pada hasil berikut: (x + y) 8 = x 8 + 0 x 7 y + 1 x 6 y + x 5 y 3 + 3 x 4 y 4 + 4 x 3 y 5 + 5 6 x y 6 + 7 xy 7 + 8 y 8. Sehingga, jumlah koefisiennya = 0 + 1 + + 3 + 4 + 5 + Menggunakan masalah kasus: 6 + 7 + 8 8 = 1 + 8 + 8 + 56 + 70 + 56 + 8 + 8 + 1 = 56. Misalkan x = 1 dan y = 1, maka jumlah koefisien ekspansi binomial (x + y) 8 sama dengan (1 + 1) 8 = 8 = 56. Perhatikan, bahwa dengan mensubstitusi 1 untuk x maupun y maka kita sesungguhnya hanya menghitung jumlah koefisien ekspansi binomial tersebut. g. Temukan masalah yang serupa atau analog, menyelesaikannya, lalu membandingkannya dengan soal semula (use a similar problems) Berapa jumlah dari deret n suku dari 7 + 77 + 777 + 7777 +..., dengan suku ke-k adalah bilangan k angka yang setiap angkanya adalah 7. Umumnya dilakukan dengan mencari bentuk penjumlahan beberapa suku untuk menemukan apakah ada pola yang terlihat. Namun akan segera terlihat, bahwa strategi ini tidak cocok. Menggunakan masalah yang mirip/analog: Pandang deret berikut hingga suku ke-n. 10

9 + 99 + 999 +... = (10 1) + (100 1) + (1000 1) +... = (10 + 100 + 1000 +... ) ( 1 + 1 + 1 +... ) = n+ 10 1 10 9 n Oleh karena 7 = 9 7.9 maka n+ 7 10 7 + 77 + 777 +... =. 9 n 9 10 1 = 7 ( n+ 10 1 9n 10 ) 81 h. Gunakan kasus yang ekstrim (considering extreme cases) Strategi ini patut untuk dicoba pada setiap masalah. Penyelesaian yang diperoleh lewat strategi ini begitu elegan (sederhana dan tuntas). Perhatikan gambar. Dua lingkaran konsentris membentuk cincin. Ruas garis AB adalah tali A T B busur lingkaran besar yang menyinggung lingkaran kecil. Jika AB = 8, hitunglah luas O daerah cincin (yang berarsir)! Misal jari-jari lingkaran besar = R, dan jari-jari lingkaran kecil = r. Maka luas daerah yang berarsir = π (R r ) C Untuk mendapatkan nilai R r ini perlu analisis lebih lanjut. Umumnya kita membuat tambahan pemisalan pada gambar seperti berikut ini. Dari gambar di samping, kita mengingat kembali sifat segitiga-segitiga sebangun, atau mengingat bahwa TB = CT TD. A T Dengan demikian, 4 = (R r) (R + r) 16 = R r. Sehingga, luas daerah yang berarsir = 16π. O D B 11

Melihat kasus ekstrim: Oleh karena tidak dibatasi berapa jari-jari kedua lingkaran, misalkan lingkaran kecil kita pilih sangat kecil, atau katakanlah sebuah titik saja, maka tali busur AB akan menjadi diameter lingkaran besar sehingga luas daerah yang berarsir merupakan luas daerah lingkaran dengan diameter 8, yaitu 16π. i. Gunakan titik pandang berbeda (adopting a different point of view) Kita harus membiasakan diri melihat suatu masalah dalam cara pandang berbeda. Hal ini untuk menambah alternatif menggali ide penyelesaian suatu masalah. Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH dengan panjang, lebar dan tinggi yang berbeda. Jika seekor semut hendak bergerak dari titik B menuju titik H, maka berapa jarak terpendek yang dapat ditempuh si semut? E H F G A D B C Barangkali tidak ada prosedur rutin yang dapat dicoba dengan mudah dalam kasus ini. Pemisalan secara aljabar dengan penggunaan differensial terasa sangat sulit untuk diterapkan. Menggunakan cara pandang berbeda: Oleh karena lintasan yang dilalui semut ada pada sisi balok, maka buka jaringjaring balok, seperti pada gambar di samping ini. H D G C A B 1

Dengan cara pandang ini, mudah dipahami bahwa jarak terpendek yang dapat dicapai semut adalah sepanjang garis lurus dari titik B ke titik H. j. Gunakan sifat simetri atau pencerminan (use a symmetry) Sifat simetri amat membantu kita menyelesaikan masalah, contohnya ketika ingin menghitung luas daerah tertutup antara kurva sebuah fungsi kuadrat dan sumbu x. Namun kita juga harus melihat sifat simetri ini pada masalah-masalah lain yang tidak menunjukkan kesimetrian pada pernyataan masalahnya. Kejelian kita dibutuhkan untuk melihat adakah kesimetrian pada masalah, dapatkah sifat simetri dimunculkan, dan lain-lain. Perhatikan gambar di bawah. Dalam sebuah ruangan, Rudi ingin memasang tali untuk suatu acara dari titik A pada suatu dinding ke titik B pada dinding di hadapannya, namun harus melewati sebuah titik pada dinding penyiku yang menghubungkan kedua dinding. Di mana letak titik P agar panjang tali yang digunakan Rudi minimal? (misal AC = 5m, BD = 8m, dan CD = 13m). A B C P D Mungkin cara yang mula-mula terpikir secara tradisional adalah penggunaan kalkulus. Misalkan AP = m dan PB = n. Lalu kita ingin menentukan panjang CP, maka misalkan CP = x, lalu y = m + n. Dengan menggunakan rumus Pythagoras, kita akan memperoleh: 1 1 y = ( 5 x ) + ( 8 + ( 13 x) ) +. 13

dy Lalu, kita harus mencari turunan pertama fungsi y, yaitu. dx Kemudian, dy menemukan penyelesaian x untuk = 0. dx Menggunakan sifat simetri: A B Bisakah kita menerapkan sifat simetri pada masalah di atas? Cobalah. Kita akan 5 mendapatkan bahwa bila kita menggunakan sifat simetri pada garis CD, maka masalah C P D 8 tersebut selesai dengan cepat dan tuntas! Perhatikan gambar di samping. Jelas, jarak terpendek adalah garis lurus AB'. 13 B' Panjang AB' mudah dicari dengan rumus Pythagoras. k. Buat persamaan (make an equation) atau buat notasi yang tepat (use appropriate notation) Jika n + 1 adalah bilangan kudrat sempurna dengan n bilangan bulat positif buktikan bahwa n + 1 adalah jumlah dua bilangan kuadrat sempurna yang berurutan. Pemisalan n + 1 = K tidak ada manfaatnya. Menggunakan notasi yang tepat: Misalkan n + 1 = k dengan k sebuah bilangan bulat positif. Karena k adalah sebuah bilangan ganjil, maka k juga bilangan ganjil. Sekarang misalkan k = t + 1 dengan t sebuah bilangan bulat positif. Maka n + 1 = (t + 1). Dari persamaan terakhir ini kita peroleh: n = (t + 1) 1 4t + 4t = = t + t sehingga, n + 1 = t + t + 1 = t + (t + 1) (terbukti). 14

l. Pecahkan masalah menjadi beberapa submasalah lalu menyelesaikannya (devide into subproblems) Buktikan bahwa a + b a + b Biasanya cara rutin dimulai dengan menggunakan definisi nilai mutlak. Namun hal ini tidak akan sampai pada pembuktian yang memadai. Memecah ke beberapa submasalah: Masalah tersebut lebih mudah ditangani bila dipecah menjadi beberapa submasalah, dalam hal ini sesuai banyak kemungkinan nilai a dan b, sebagai berikut: Bila a = b = 0 (jelas, tanda kesamaan berlaku). Bila salah satu bernilai nol (jelas, tanda kesamaan berlaku). a + 0 a + 0 a a Bila kedua-duanya positif (jelas, tanda kesamaan berlaku). a + b a + b a + b a + b Bila kedua-duanya negatif (jelas, tanda kesamaan berlaku). Misal a = p dan b = q. Dengan p, q bernilai positif. a + b a + b p + q p + q (p + q) p + q p + q p + q Bila yang satu positif, lainnya negatif (jelas, tanda lebih kecil berlaku). Misal, a = p dan b = q a + b a + b p + q p + q q p p + q, ingat p = p q p p + q Oleh karena q p q + p dan q + p p + q maka jelas, berlaku ketidaksamaan di atas. 15

m. Buat tabel atau bentuk daftar lain yang sistematis seperti diagram pohon, diagram alir, atau barisan (make a table or an organized list) Contoh sederhana. Sebuah kelompok terdiri dari 5 orang. Bila akan dipilih dua orang sebagai ketua dan sekretaris, ada berapa cara kemungkinan pilihan yang berbeda. Biasanya siswa memulai dengan mencoba-coba memasangkan setiap dua orang yang berbeda. Namun cara tradisional ini tidaklah memadai untuk mendapatkan jawaban yang lengkap. Menggunakan daftar yang sistematis: Cara terbaik dengan menggunakan daftar yang sistematis, antara lain tabel atau pohon bercabang. A B C D E A AB AC AD AE B BA BC BD BE C CA CB CD CE D DA DB DC DE E EA EB EC ED n. Gunakan kontradiksi (use contradiction) Buktikan bahwa bilangan prima ada tak hingga banyaknya. Biasanya siswa tidak memiliki ide untuk menyelesaikan masalah ini. Tidak ada prosedur rutin yang mereka pelajari yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Menggunakan kontradiksi: Andaikan saja ada berhingga banyaknya bilangan prima, katakanlah yang tertinggi adalah P. Sekarang dapatkah kita menyusun suatu kontradiksi dengan pengandaian ini. 16

Perhatikan, bahwa kita dapat mengalikan seluruh bilangan prima yang ada. Katakanlah hasil kalinya adalah K. K = 3 5 7 11 13... P Tapi perhatikan bahwa K + 1 adalah sebuah bilangan prima, karena bilangan baru yang lebih besar dari P ini tidak dapat dibagi dengan bilangan prima yang lainnya. Dengan demikian tidak benar bahwa ada bilangan prima terbesar P. Karena itu jelas bahwa bilangan prima ada tak hingga banyaknya. Selain yang telah dijelaskan di atas, masih banyak lagi strategi yang dapat digunakan misalnya: melakukan percobaan (experimenting) dan mempraktekkan masalah (act out the problem). Strategi lain yang sudah lebih mengarah ke prosedural antara lain: menggunakan deduksi atau rumus (use deduction), menggunakan induksi matematika, menggunakan counterexample (contoh menyimpang), menggunakan prinsip without loss of generality, menggunakan prinsip sarang merpati (pigeonhole principle), serta beberapa teknik pembuktian (proving) lainnya. Teknik-teknik dasar pembuktian yang sebagian dipelajari pada pokok bahasan Logika Matematika juga masih relevan untuk kita pahami sebagai bekal dalam pemecahan masalah. Daftar Pustaka Goldin, G. A. & McClintock, C. E. The theme symmetry in problem solving dalam Krulik, S. & Reys, R. E. (editor). 1980. Problem solving in school mathematics. New York: the National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Musser, G. L. Problem-solving strategies in school mathematics dalam Krulik, S. & Reys, R. E. (editor). 1980. Problem solving in school mathematics. New York: the National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Polya, G. 1945. How To Solve It, a new aspect of mathematical method. New Jersey: Princeton University Press. Posamentier, A. S. & Stepelman, J. 1999. Teaching Secondary School Mathematics, techniques & enrichment units. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. ----------- Sumardyono, M.Pd. Kepala Unit Litbang atau R&D pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK Matematika). Kandidat Doktor Matematika dari UGM. 17