II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

dokumen-dokumen yang mirip
II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Defenisi 15 (Kejadian) Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari Nang contoh a. (Grimmett dan Stirzaker 2001)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

KEKONSISTENAN PENDUGA FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR TITA ROBIAH AL ADAWIYAH

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

LAMPIRAN. Kajadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. (Grimmett dan Stirzaker, 2001) Definisi A.3 (Medan-σ)

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

BAB 3 REVIEW PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL DAN GLOBAL DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

ABSTRACT JOKO DWI SURAWU. Keywords:

SIFAT-SIFAT STATISTIKA TIKA ORDE-2 FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR DAN MODIFIKASINYA NENENG MILA MARLIANA

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN LINEAR SUATU PROSES POISSON NON-HOMOGEN WENTI ISMAYULIA

KAJIAN BANDWIDTH OPTIMAL PADA PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK SURASNO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN N PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

LANDASAN TEORI. Secara umum, himpunan kejadian A i ; i I dikatakan saling bebas jika: Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB II LANDASAN TEORI

(T.8) SEBARAN ATIMTOTIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT INTAN FITRIA SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengkaji penelitian Karakteristik Penduga Parameter Distribusi Log

PENDUGAAN KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK FUNGSI PERIODIK KALI TREN FUNGSI PANGKAT PROSES POISSON NON-HOMOGEN WINDIANI ERLIANA

PENDUGAAN FUNGSI NILAI HARAPAN PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK DENGAN TREN LINEAR BONNO ANDRI WIBOWO

BAB IV SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA TURUNAN PERTAMA DAN KEDUA DARI KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN LINEAR

BAB IV REDUKSI BIAS PADA PENDUGAAN

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS BERBENTUK EKSPONENSIAL DARI FUNGSI PERIODIK DITAMBAH TREN LINEAR PADA PROSES POISSON NON-HOMOGEN SALMUN K.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan:

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

STK 203 TEORI STATISTIKA I

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DALAM MODEL NONPARAMETRIK RONI WIJAYA

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. real. T dinamakan himpunan indeks dari proses atau ruang parameter yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik pendugaan distribusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komoditas, model pergerakan harga komoditas, rantai Markov, simulasi Standard

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menentukan penduga parameter dari distribusi G3F dan karakteristik dari

mengsumsikan tidak ada kesalahan pengukuran, validitas dapat dievaluasi dengan mengamati nilai bias dari penduganya. Bias, B ( ) dari populasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti

Learning Outcomes Sebaran Kontinu Nilai Harapan dan Ragam Beberapa Sebaran Kontinu. Peubah Acak Kontinu. Julio Adisantoso.

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

PENGANTAR ANALISIS REAL

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

II. LANDASAN TEORI ( ) =

PENDUGAAN FUNGSI RAGAM PADA PROSES POISSON PERIODIK MAJEMUK FITRIANI IDA MAKHMUDAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

STATISTIK PERTEMUAN VI

TINJAUAN PUSTAKA. ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S. Ruang sampel beranggotakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang sampel S adalah himpunan semua hasil dari suatu percobaan. Kejadian E

POISSON PROSES NON-HOMOGEN. Abdurrahman Valid Fuady, Hasih Pratiwi, dan Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Pengantar Proses Stokastik

KONSISTENSI ESTIMATOR

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Fungsi Convex

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

pada Definisi 2.28 ada dan nilainya sama dengan ( ) ( ) Untuk memperoleh hasil di atas, ruas kiri persamaan (25) ditulis sebagai berikut ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

INF-104 Matematika Diskrit

IV. MATRIKS PEMADANAN MAKSIMAL

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

Transkripsi:

II. LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Dalam suatu percobaan sering kali diperlukan pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama. Semua kemungkinan hasil yang akan muncul akan diketahui tetapi hasil pada percobaan selanjutnya tidak dapat diduga dengan tepat. Percobaan semacam ini disebut percobaan acak. Definisi 1 (Ruang contoh) Ruang contoh himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu peubah acak dan dinotasikan dengan Ω. Definisi 2 (Kejadian) Kejadian suatu himpunan bagian dari ruang contoh Ω. Definisi 3 (Kejadian saling lepas) Kejadian A dan B disebut saling lepas jika irisan dari keduanya himpunan kosong. Definisi 4 (Medan - ) Medan- suatu himpunan yang anggotanya terdiri atas himpunan bagian ruang contoh Ω, yang memenuhi syarat berikut: 1. 2. Jika, maka 3. Jika, maka i1 A i Jika, maka medan- disebut medan Borel. Anggota medan Borel disebut himpunan Borel. Definisi 5 (Ukuran peluang) Misalkan Ω ruang contoh suatu percobaan dan medan- pada Ω. Suatu fungsi P yang memetakan unsur-unsur ke himpunan bilangan nyata, atau disebut ukuran peluang jika 1. P tak negatif, yaitu setiap 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan n1 n1 maka P An = P An. 3. P bernorma satu, yaitu P(Ω)=1. Pasangan disebut ruang ukuran peluang atau ruang probabilitas. Definisi 6 (Kejadian saling bebas) Kejadian dan dikatakan saling bebas jika: Secara umum, himpunan kejadian dikatakan saling bebas jika: setiap himpunan bagian J dari I. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran Definisi 7 (Peubah acak) Misalkan medan- dari ruang contoh Suatu peubah acak suatu fungsi dengan sifat bahwa setiap Peubah acak dinotasikan dengan huruf kapital, misalnya X, Y, Z. Sedangkan nilai peubah acak dinotasikan dengan huruf kecil seperti x, y, z. Setiap peubah acak memiliki fungsi sebaran. Definisi 8 (Peubah acak diskret) Peubah acak X dikatakan diskret jika semua himpunan nilai dari peubah acak tersebut merupakan himpunan tercacah. Definisi 9 (Fungsi sebaran) Fungsi sebaran dari suatu peubah acak yang didefinisikan oleh Fungsi acak X. disebut fungsi sebaran dari peubah

3 Definisi 10 (Peubah acak kontinu) Peubah acak X dikatakan kontinu jika fungsi sebarannya dapat ditulis sebagai suatu fungsi yang dapat diintegralkan. Selanjutnya fungsi disebut fungsi kepekatan peluang (probability density function) bagi X. Definisi 11 (Fungsi massa peluang) Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret X fungsi yang diberikan oleh Definisi 12 (Peubah acak Poisson) Suatu peubah acak X disebut peubah acak Poisson dengan parameter, jika fungsi massa peluangnya diberikan oleh k=0,1, Lema 1 (Jumlah peubah acak Poisson) Misalkan X dan Y peubah acak yang saling bebas dan memiliki sebaran Poisson dengan parameter berturut-turut dan. Maka memiliki sebaran Poisson dengan parameter (Taylor & Karlin 1984) Bukti : lihat Lampiran 1. 2.3 Nilai Harapan dan Ragam Definisi 13 (Nilai harapan) 1. Jika X peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang, maka nilai harapan dari X dinotasikan dengan E(X) Definisi 14 (Ragam) Misalkan X peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang dan nilai harapan. Ragam dari X, dinotasikan dengan atau, Definisi 15 (Fungsi indikator) Misalkan suatu kejadian. Fungsi indikator dari suatu fungsi yang diberikan oleh 2.4 Kekonvergenan Peubah Acak Terdapat beberapa cara menginterpretasikan pernyataan kekonvergenan barisan peubah acak. Definisi 16 (Konvergen dalam peluang) Misalkan barisan peubah acak pada suatu ruang peluang. Barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam peluang ke X, dinotasikan, jika setiap berlaku, Definisi 17 (Konvergen dalam sebaran) Misalkan peubah acak pada suatu ruang peluang. Suatu barisan peubah acak dikatakan konvergen dalam sebaran ke peubah acak X, ditulis, jika, semua titik x dimana fungsi sebaran kontinu. 2.5 Penduga asalkan jumlah di atas konvergen mutlak. 2. Jika X peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang, maka nilai harapan dari X Definisi 18 (Statistik) Statistik suatu fungsi dari satu atau lebih peubah acak yang tidak tergantung pada satu atau beberapa parameter yang nilainya tidak diketahui. asalkan integral di atas konvergen mutlak.

4 Definisi 19 (Penduga) Misalkan contoh acak. Suatu statistik yang digunakan menduga fungsi parameter dilambangkan dengan Bilamana nilai maka nilai disebut sebagai dugaan (estimate) bagi Definisi 20 (Penduga tak bias) (i) Suatu penduga yang nilai harapannya sama dengan parameter yaitu disebut penduga tak bias bagi (ii) Jika maka disebut penduga tak bias asimtotik bagi Definisi 21 (Penduga konsisten) Suatu penduga yang konvergen dalam peluang ke parameter disebut penduga konsisten bagi Definisi 22 (MSE suatu penduga) Mean Square Error (MSE) dari suatu penduga parameter fungsi dari yang didefinisikan oleh Dengan kata lain MSE nilai harapan kuadrat dari selisih antara penduga dan parameter, yang dapat dihitung sebagai berikut: dengan 2.6 Proses Stokastik (Cassela & Berger 1990) Definisi 23 (Proses stokastik) Proses stokastik suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh Ω ke suatu ruang state Jadi setiap pada himpunan indeks suatu peubah acak. Kita sering menginterpretasikan sebagai waktu dan sebagai state (keadaan) dari proses pada waktu Definisi 24 (Proses stokastik waktu kontinu) Suatu proses stokastik disebut proses stokastik dengan waktu kontinu jika berupa suatu interval. Definisi 25 (Inkremen bebas) Suatu proses stokatik dengan waktu kontinu disebut memiliki inkremen bebas jika semua peubah acak bebas. Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu disebut memiliki inkremen bebas jika proses berubahnya nilai pada interval waktu yang tidak tumpang tindih (tidak overlap) bebas. Definisi 26 (Inkremen stasioner) Suatu proses stokastik dengan waktu kontinu disebut memiliki inkremen stasioner jika memiliki sebaran yang sama semua nilai. Dengan kata lain, suatu proses stokastik dengan waktu kontinu disebut memiliki inkremen stasioner jika sebaran (distribusi) dari perubahan nilai antara sembarang dua titik hanya tergantung pada jarak antara kedua titik tersebut dan tidak tergantung dari lokasi titik-titik tersebut. 2.7 Proses Poisson Salah satu bentuk khusus dari proses stokastik dengan waktu kontinu proses Poisson. Pada proses ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dianggap bahwa himpunan indeks interval bilangan real tak negatif yaitu Definisi 27 (Proses pencacahan) Suatu proses stokastik disebut proses pencacahan jika menyatakan banyaknya kejadian yang telah terjadi sampai waktu Dari definisi tersebut, maka suatu proses pencacahan harus memenuhi syarat-syarat berikut: (i) semua (ii) Nilai integer.

5 (iii) Jika maka (iv) Untuk maka sama dengan banyaknya kejadian yang terjadi pada selang Definisi 28 (Proses Poisson) Suatu proses pencacahan disebut proses Poisson dengan laju, jika dipenuhi tiga syarat berikut: (i). (ii) Proses tersebut memiliki inkremen bebas. (iii) Banyaknya kejadian pada sembarang interval waktu dengan panjang memiliki sebaran (distribusi) Poisson dengan nilai harapan Jadi semua, dengan k=0,1, Dari syarat (iii) dapat dilihat bahwa proses Poisson memiliki inkremen yang stasioner. Dari syarat (iii) juga dapat diperoleh Proses Poisson dengan laju yang merupakan konstanta semua waktu disebut proses Poisson homogen (homogeneous Poisson process). Jika laju bukan konstanta, tetapi merupakan fungsi dari waktu, maka disebut proses Poisson tak homogen (inhomogeneous Poisson process). Untuk kasus ini, disebut fungsi intensitas dari proses Poisson tersebut. Fungsi intensitas harus memenuhi syarat semua Misalkan proses Poisson dan suatu selang bilangan nyata. Jika proses Poisson homogen, maka dengan panjang selang, sedangkan menyatakan banyaknya kejadian dari proses Poisson pada selang Jika proses Poisson tak homogen dengan fungsi intensitas, maka Dengan kata lain, jika Poisson tak homogen maka proses memiliki sifat (i) k=0,1, setiap selang dengan (ii) Untuk setiap bilangan bulat positif dan selangselang yang disjoint dengan proses merupakan peubah acak yang saling bebas. Definisi 29 (Intensitas lokal) Intensitas lokal dari suatu proses Poisson tak homogen dengan fungsi intensitas pada titik yaitu nilai fungsi di. (Cressie 1993) Definisi 30 (Fungsi periodik) Suatu fungsi disebut periodik jika berlaku semua dan. Konstanta terkecil yang memenuhi persamaan di atas disebut periode fungsi tersebut. (Browder 1996) Definisi 31 (Proses Poisson periodik) Proses Poisson periodik suatu proses Poisson tak homogen yang fungsi intensitasnya fungsi periodik. (Mangku 2001) 2.8 Beberapa Definisi dan Lema Definisi 32 (Fungsi terintegralkan lokal) Fungsi intensitas disebut terintegralkan lokal jika sembarang himpunan Borel terbatas kita peroleh B s ds. B (Dudley 1989) Definisi 33 (O(.) dan o(.)) Simbol-simbol O(.) dan o(.) merupakan cara membandingkan besarnya dua fungsi dan dengan menuju suatu limit. (i) Notasi menyatakan bahwa terbatas,

6 (ii) Notasi menyatakan bahwa (Serfling 1980) Definisi 34 (Titik Lebesque) Kita katakan titik Lebesque dari jika berlaku (Wheeden & Zygmund 1977) (Serfling 1980) Bukti : lihat Serfling 1980. Lema 3 (Pertidaksamaan Chebyshev) Jika peubah acak dengan nilai harapan dan ragam, maka setiap Lema 2 (Formula Young dari Teorema Taylor) Misalkan memiliki turunan ke- yang berhingga pada suatu titik, maka Bukti: lihat Lampiran 2.